24
REFERAT HUBUNGAN MEROKOK DENGAN PENYEMBUHAN TULANG OLEH : RIZAL TRIANTO 08700150 PEMBIMBING : dr. Yanuar Cahyadarma Sp.OT SMF BEDAH RSUD DR. M. SALEH PROBOLINGGO FAKULTAS KEDOKTERAN

Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

Citation preview

Page 1: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

REFERAT

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN

PENYEMBUHAN TULANG

OLEH :

RIZAL TRIANTO 08700150

PEMBIMBING :

dr. Yanuar Cahyadarma Sp.OT

SMF BEDAH

RSUD DR. M. SALEH PROBOLINGGO

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2013

Page 2: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

LEMBAR PENGESAHAN

Referat SMF Bedah

Judul:

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN PENYEMBUHAN TULANG

Telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tangggal :

Mengetahui,

Dokter Pembimbing Penulis

dr. Yanuar Cahyadarma Sp.OT Rizal Trianto

2

Page 3: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmatNya kami dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Hubungan Merokok dengan

Penyembuhan Tulang” ini.

Referat ini kami ajukan sebagai salah satu persayaratan Kepaniteraan Klinik

Dokter Muda di SMF BEDAH RSUD DR. M. SALEH PROBOLINGGO.

Terima kasih kami ucapkan pada dr. Yanuar Cahyadarma Sp.OT yang telah

meluangkan waktunya dan sabar dalam membimbing kami, serta seluruh pihak yang telah

membantu menyelesaikan penyusunan referat ini. Semoga referat ini dapat berguna bagi

kita semua.

Akhir kata, kami memohon maaf kalau ada penulisan dan kata-kata kami yang

salah dalam referat ini. Maka dari itu, Kritik dan saran sangat diharapkan demi

kesempurnaan referat ini.

Probolinggo, 26 Oktober 2013

3

Page 4: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

DAFTAR ISI

LEMBAR

PERSETUJUAN………………………………………………….............................….…..2

KATA PENGANTAR………………………………………….......……………................3

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..................4

BAB I PENDAHULUAN…………….............…………………….......

……………………….....5

BAB II PEMBAHASAN…………….......………………………………………................6

1. PENYEMBUHAN FRAKTUR.................................................................................6

2. FAKTOR-FAKTOR PENYEMBUHAN FRAKTUR...............................................8

3. PENYEMBUHAN ABNORMAL PADA FRAKTUR...........................................10

4. MEROKOK DAN EFEKNYA PADA TULANG.............................................14

BAB III KESIMPULAN……………………………....……………………...……...........17

DAFTAR PUSTAKA ………………………………....…………………….…….............18

4

Page 5: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

BAB I

PENDAHULUAN

Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang menajubkan. Tidak seperti

jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa jaringan parut.

Pengertian tentang reaksi tulang yang hidup dan periosteum pada penyembuhan fraktur

merupakan dasar untuk mengobati fragmen fraktur. Proses penyembuhan pada fraktur

mulai terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan apabila lingkungan untuk

penyembuhan memadai sampai tejadi konsolidasi. Factor mekanis yang penting seperti

imobilisasi fragmen tulang secara fisik sangat penting dalam penyembuhan, selain factor

biologis yang juga merupakan suatu factor yang sangat essential dalam penyembuhan

fraktur. Proses penyembuhan fraktur berbeda pada tulang kortikal pada tulang panjang

serta tulang kanselosa pada metafisis tulang panjang atau tulang pendek, sehingga kedua

jenis penyembuhan tulang ini harus dibedakan. Namun, ada saja kendala - kendala yang

dapat kita temui dalam proses penyembuhan tulang. Salah satunya ketika pasien yang

sedang menjalani proses penyembuhan tulang tersebut merokok. Dokter bedah tulang

seringnya memberikan saran kepada pasien untuk menghentikan kebiasaan merokoknya

untuk sementara waktu. Karena memang ditemukan keterlambatan penyembuhan tulang

ketika pasien tersebut merokok apabila dibandingkan dengan pasien yang tidak

merokok.4,5,6

5

Page 6: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENYEMBUHAN FRAKTUR1,2,3,6

Proses penyembuhan fraktur terdiri dari beberapa fase, sebagai berikut :

1. Reactive Phase

i. Fracture and inflammatory phase

ii. Granulation tissue formation

2. Reparative Phase

iii. Callus formation

iv. Lamellar bone deposition

3. Remodeling Phase

v. Remodeling to original bone contour

a) PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG KORTIKAL

Proses penyembuhan fraktur pada tulang kortikal terdiri dari 5 fase, yaitu :

1. Fase hematoma

Apabila tejadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah

kecil yang melewati kanalikuli dalam system haversian mengalami robekan

dalam daerah fraktur dan akan membentuk hematoma diantara kedua sisi

fraktur. Hematoma yang besar diliputi oleh periosteum. Periosteum akan

terdorong dan mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi

sehingga dapat terjadi ekstravasasi darah kedalam jaringan lunak.

Osteosit dengan lakunannya yang terletak beberapa millimeter dari

daerah fraktur akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan

suatu daerah cincin avaskular tulang yang mati pada sisi – sisi fraktur segera

setelah trauma.

Waktu terjadinya proses ini dimulai saat fraktur terjadi sampai 2 – 3

minggu.

2. Fase proliferasi seluler subperiosteal dan endosteal

Pada saat ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai

suatu reaksi penyembuhan. Penyembuhan fraktur terjadi karena adanya sel –

sel osteogenik yang berproliferasi dari periosteum untuk membentuk kalus

eksterna serta pada daerah endosteum membentuk kalus interna sebagi

aktivitas seluler dalam kanalis medularis. Apabila terjadi robekan yang hebat

pada periosteum, maka penyembuhan sel berasal dari diferansiasi sel – sel

6

Page 7: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

mesenkimal yang berdiferensiasi kedalam jaringan lunak. Pada tahap awal

dari penyembuhan fraktur ini terjadi penambahan jumlah dari sel – sel

osteogenik yang memberi penyembuhan yang cepat pada jaringan osteogenik

yang sifatnya lebih cepat dari tumor ganas. Jaringan seluler tidak terbentuk

dari organisasi pembekuan hematoma suatu daerah fraktur. Setelah beberapa

minggu, kalus dari fraktur akan membentuk suatu massa yang meliputi

jaringan osteogenik. Pada pemeriksaan radiologist kalus belum mengandung

tulang sehingga merupakan suatu daerah radioluscen.

Pada fase ini dimulai pada minggu ke 2 – 3 setelah terjadinya

fraktur dan berakhir pada minggu ke 4 – 8.

3. Fase pembentukan kalus (Fase union secara klinis)

Setelah pembentukan jaringan seluler yang tumbuh dari setiap

fragmen sel dasar yang berasal dari osteoblast dan kemudian pada

kondroblast membentuk tulang rawan. Tempat osteoblas diduduki oleh

matriks interseluler kolagen dan perlekatan polisakarida oleh garam – garam

kalsium pembentuk suatu tulang yang imatur. Bentuk tulang ini disebut

moven bone. Pada pemeriksaan radiolgis kalus atau woven bone sudah

terlihat dan merupakan indikasi radiologik pertama terjadinya penyembuhan

fraktur.

4. Fase konsolidasi (Fase union secara radiology)

Woven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan –

lahan diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang

menjadi struktur lamellar dan kelebihan kalus akan di resorpsi secara

bertahap.

Pada fase 3 dan 4 dimulai pada minggu ke 4 – 8 dan berakhir pada

minggu ke 8 – 12 setelah terjadinya fraktur.

5. Fase remodeling

Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru akan

membentuk bagian yang meyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa

kanalis medularis. Pada fase remodeling ini perlahan – lahan terjadi resorpsi

secara osteoklastik dan tetapi terjadi osteoblastik pada tulang dan kalus

eksterna secara perlahan – lahan menghilang. Kalus intermediet berubah

menjadi tulang yang kompak dan berisi system haversian  dan kalus bagian

dalam akan mengalami peronggaan untuk membentuk susmsum.

7

Page 8: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

Pada fase terakhir ini, dimulai dari minggu ke 8 – 12 dan berakhir

sampai beberapa tahun dari terjadinya fraktur.

b) PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG KANSELOSA

Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi secara cepat karena

beberapa factor, yaitu :

1. Vaskularisasi yang cukup

2. Terdapat permukaan yang lebih luas

3. Kontak yang baik memberikan kemudahan vaskularisasi yang cepat

4. Hematoma memberikan peranan dalam penyembuhan fraktur

Tulang kanselosa yang berlokalisasi pada metafisis tulang panjang, tulang

pendek serta tulang pipih diliputi oleh korteks yang tipis. Peyembuhan fraktur pada

tulang kanselosa melalui proses pembentukan kalus interna dan endosteal. Pada

anak – anak proses penyembuhan pada daerah korteks juga memegang peranan

penting. Proses osteogenik peyembuhan sel dari bagian endosteal yang menutupi

trabekula, berproliferasi untuk membentuk woven bone primer di dalam daerah

fraktur yang disertai hematoma. Pembentukan kalus interna mengisi ruangan pada

daerah fraktur. Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi pada daerah

dimana terjadi kontak langsung diantara permukaan tulang fraktur yang berarti satu

kalus endosteal. Apabila terjadi kontak dari kedua fraktur maka terjadi union secara

klinis. Selanjutnya woven bone diganti oleh tulang lamellar dan tulang mengalami

konsolidasi.

c) PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG RAWAN PERSENDIAN

Tulang rawan hialin permukaan sendi sangat terbatas kemampuan untuk

regenerasi. Pada fraktur interartikular penyembuhan tidak terjadi melalui tulang

rawan hialin, tetapi terbentuk melalui fibrokartilago.

2. FAKTOR-FAKTOR PENYEMBUHAN FRAKTUR

Faktor penyembuhan fraktur pada penderita, antara lain:

Umur penderita

Waktu penyembuhan tulang pada anak – anak jauh lebih cepat pada

orng dewasa. Hal ini terutama disebabkan karena aktivitas proses

osteogenesis pada daerah periosteum dan endoestium dan juga berhubungan

dengan proses remodeling tulang pada bayi pada bayi sangat aktif dan makin

berkurang apabila unur bertambah

8

Page 9: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

Lokalisasi dan konfigurasi fraktur

Lokalisasi fraktur memegang peranan sangat penting. Fraktur

metafisis penyembuhannya lebih cepat dari pada diafisis. Disamping itu

konfigurasi fraktur seperti fraktur tranversal lebih lambat penyembuhannya

dibanding dengan fraktur oblik karena kontak yang lebih banyak.

Pergeseran awal fraktur

Pada fraktur yang tidak bergeser dimana periosteum intak, maka

penyembuhannya dua kali lebih cepat dibandingkan pada fraktur yang

bergeser. Terjadinya pergeseran fraktur yang lebih besar juga akan

menyebabkan kerusakan periosteum yang lebih hebat.

Vaskularisasi pada kedua fragmen

Apabila kedua fragmen memiliki vaskularisasi yang baik, maka

penyembuhan biasanya tanpa komplikasi. Bila salah satu sisi fraktur

vaskularisasinya jelek sehingga mengalami kematian, maka akan

menghambat terjadinya union atau bahkan mungkin terjadi nonunion.

Reduksi dan Imobilisasi

Reposisi fraktur akan memberikan kemungkinan untuk vaskularisasi

yang lebih baik dalam  bentuk asalnya. Imobilisasi yang sempurna akan

mencegah pergerakan dan kerusakan pembuluh darah yang akan

mengganggu penyembuhan fraktur.

Waktu imobilisasi

Bila imobilisasi tidak dilakukan sesuai waktu penyembuhan sebelum

terjadi union, maka kemungkinan untuk terjadinya nonunion sangat besar.

Ruangan diantara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lemak.

Bila ditemukan interposisi jaringan baik berupa periosteal, maupun

otot atau jaringan fibrosa lainnya, maka akan menghambat vaskularisasi

kedua ujung fraktur.

Adanya infeksi

Bila terjadi infeksi didaerah fraktur, misalnya operasi terbuka pada

fraktur tertutup atau fraktur terbuka, maka akan mengganggu terjadinya

proses penyembuhan.

Cairan Sinovia

Pada persendian dimana terdapat cairan sinovia merupakan hambatan

dalam penyembuhan fraktur.

9

Page 10: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

Gerakan aktif dan pasif anggota gerak

Gerakan pasif dan aktif pada anggota gerak akan meningkatkan

vaskularisasi daerah fraktur tapi gerakan yang dilakukan didaerah fraktur

tanpa imobilisasi yang baik juga akan mengganggu vaskularisasi.

Penyembuhan fraktur berkisar antara 3 minggu – 4 bulan. Waktu

penyembuhan pada anak secara kasar setengah waktu penyembuhan daripada

orang dewasa.

Perkiraan  penyembuhan fraktur pada orang dewasa dapat di lihat

pada table berikut :

LOKALISASI WAKTU PENYEMBUHAN

(minggu)

Phalang / metacarpal/ metatarsal / kosta

Distal radius

Diafisis ulna dan radius

Humerus

Klavicula

Panggul

Femur

Condillus femur / tibia

Tibia / fibula

Vertebra

3 – 6

6

12

10 – 12

6

10 – 12

12 – 16

8 – 10

12 – 16

12

3. PENYEMBUHAN ABNORMAL PADA FRAKTUR3,4,5,6

MALUNION

Malunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya,

tetapi terdapat deformitas yang terbentuk angulasi, varus / valgus, rotasi,

kependekan atau union secara menyilang misalnya pada fraktur radius dan

ulna.

Etiologi

Fraktur tanpa pengobatan

Pengobatan yang tidak adekuat

Reduksi dan imobilisasi yang tidak baik

10

Page 11: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

Pengambilan keputusan serta teknik yang salah pada awal pengobatan

Osifikasi premature pada lempeng epifisis karena adanya trauma

Gambaran klinis

Deformitas dengan bentuk yang bervariasi

Gangguan fungsi anggota gerak

Nyeri dan keterbatasan pergerakan sendi

Ditemukan komplikasi seperti paralysis tardi nervus ulnaris

Osteoarthritis apabila terjadi pada daerah sendi

Bursitis atau nekrosis kulit pada tulang yang mengalami deformitas

Pemeriksaan radiologist

Pada foto roentgen terdapat penyambungan fraktur tetapi pada posisi yang

tidak sesuai dengan keadaan yang normal.

Pengobatan

Konservatif

Dilakukan refrakturisasi dengan pembiusan umum dan imobilisasi sesuai

dengan fraktur yang baru. Apabila ada kependekan anggota gerak dapat

digunakan sepatu orthopedic.

Operatif

Osteotomi koreksi (osteotomi Z) dan bone graft disertai dengan fiksasi

interna

Osteotomi dengan pemanjangan bertahap, misalnya pada anak – anak.

Osteotomi yang bersifat baji

DELAYED UNION

Delayed union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3 -5

bulan (3 bulan untuk anggota gerak atas dan 5 bulan untuk anggota gerak

bawah)

Etiologi

Etiologi delayed union sama dengan etiologi pada nonunion

Gambaran klinis

Nyeri anggota gerak pada pergerakan dan waktu berjalan.

Terdapat pembengkakan

Nyeri tekan

Terdapat gerakan yang abnormal pada daerah fraktur

Pertambahan deformitas

11

Page 12: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

Pemeriksaan radiologist

Tidak ada gambaran tulang baru pada ujung daerah fraktur

Gambaran kista pada ujung – ujung tulang karena adanya dekalsifikasi

tulang

Gambaran kalus yang kurang disekitar fraktur.

Pengobatan

Konservatif

Pemasangan plester untuk imobilisasi tambahan selama 2 – 3 bulan.

Operatif

Bila union diperkirakan tidak akan terjadi, maka segera dilakukan fiksasi

interna dan pemberian bone graft.

NONUNION

Disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara 6 – 8 bulan dan

tidak didapatkan konsolidasi sehingga didapat pseudoarthrosis (sendi palsu).

Pseudoarthrosis dapat terjadi tanpa infeksi tetapi dapat juga terjadi sama –

sama dengan infeksi disebut infected pseudoarthrosis.

Beberapa jenis nonunion terjadi menurut keadaan ujung – ujung fragmen

tulang.

Hipertrofik

Ujung – ujung tulang bersifat sklerotik dan lebih besar dari normal yang

disebut gambaran elephant’s foot. Garis fraktur tampak dengan jelas.

Ruangan antar tulang diisi dengan tulang rawan dan jaringan ikat fibrosa.

Pada jenis ini vaskularisasinya baik sehingga biasanya hanya diperlukan

fiksasi yang rigid tanpa pemasangan bone graft.

Atrofik (Oligotrofik)

Tidak ada tanda – tanda aktivitas seluler pada ujung fraktur. Ujung tulang

lebih kecil dan bulat serta osteoporotik dan avaskular. Pada jenis ini

disamping dilakukan fiksasi rigid juga diperlukan pemasangan bone graft.

Gambaran klinis

Nyeri ringan atau sama sekali tidak ada

Gerakan abnormal pada daerah fraktur yang membentuk sendi palsu yang

disebut pseudoarthrosis.

Nyeri tekan atau sama sekali tidak ada.

12

Page 13: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

Pembengkakan bisa ditemukan dan bisa juga tidak terdapat pembengkakan

sama sekali

Pada perabaan ditemukan rongga diantara kedua fragmen.

Pemeriksaan radiologist

Terdapat gambaran sklerotik pada ujung – ujung tulang

Ujung – ujung tulang berbentuk bulat dan halus

Hilangnya ruangan meduler pada ujung – ujung tulang

Salah satu ujung tulang dapat berbentuk cembung dan sisi lainnya cekung

(psedoarthrosis)

Pengobatan

Fiksasi interna rigid dengan atau tanpa bone graft

Eksisi fragmen kecil dekat sendi. Misalnya kepala radius, prosesus stiloid

ulna

Pemasangan protesis, misalnya pada fraktur leher femur

Stimulasi elektrik untuk mempercepat osteogenesis.

PENYEBAB NONUNION DAN DELAYED UNION

Vaskularisasi pada ujung – ujung fragmen yang kurang

Reduksi yang tidak adekuat

Imobilisasi yang tidak adekuat sehingga terjadi gerakan pada kedua

fragmen.

Waktu imobilisasi yang tidak cukup

Infeksi

Distraksi pada kedua ujung  karena adanya traksi yang berlebihan

Interposisi jaringan lunak diantara kedua fragmen tulang

Terdapat jarak yang cukup besar antara kedua fragmen

Destruksi tulang misalnya oleh karena tumor atau osteomielitis (fraktur

patologis)

Disolusi hematoma fraktur oleh jaringan sinovia (fraktur intrakapsuler)

Kerusakan periosteum yang hebat sewaktu terjadi fraktur atau operasi

Fiksasi interna yang tidak sempurna

Delayed union yang tidak diobati

Pengobatan yang salah atau sama sekali tidak dilakukan pengobatan

Terdapat benda asing diantara kedua fraktur, misalnya pemasangan screw

diantara kedua fragmen.

13

Page 14: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

4. MEROKOK DAN EFEKNYA PADA TULANG6,7,8

Sejak rilis laporan umum bedah pertama pada merokok dan kesehatan di Amerika

Serikat pada tahun 1964 , sekitar 10 juta orang telah meninggal akibat penyakit yang

berhubungan dengan merokok misalnya penyakit jantung, kanker paru-paru, emfisema dan

penyakit pernapasan lainnya. Jika merokok dengan pola seperti ini berlanjut, diperkirakan

25 juta orang Amerika akan mati prematur dari penyakit yang berhubungan dengan

merokok.

Rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia, yang hanya 109 bahan kimia

yang dikenal termasuk nikotin, benzen, tar, dll yang membahayakan individu. Nikotin

memiliki peran negatif yang signifikan pada sistem muskuloskeletal, menyebabkan

vasokonstriksi perifer , iskemia jaringan, menurunkan tekanan oksigen, dan juga menekan

osteoblastik activity. Merokok juga mengurangi kepadatan mineral tulang karena

penurunan penyerapan kalsium yang berhubungan dengan hiperparatiroidisme sekunder.

Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak racun yang terkandung dalam asap

rokok dapat merusak fraktur dan perbaikan setelah cedera ligamen. Selain itu, fraktur

masalah penyembuhan dan infeksi tulang dan merokok telah terbukti merusak luka

jaringan lunak penyembuhan. Penelitian yang didanai oleh lembaga kesehatan nasional

Amerika Serikat menguji pengaruh merokok terhadap fraktur dan ligamen penyembuhan

pada tikus dan menemukan bahwa penyembuhan dari kedua jenis cedera yang delayed.

Efek merokok terhadap patah tulang pinggul yang paling jelas adalah wanita lansia.

Forsen melaporkan bahwa di antara wanita perokok berusia lebih dari 50 tahun

menunjukkan peningkatan risiko patah tulang sebesar 50 %, risiko meningkat tiga kali

lipat antara perokok dibandingkan tidak merokok. Perokok tidak hanya lebih rentan

terhadap patah tulang, tetapi juga lebih cenderung memiliki patah tulang berulang.

Penyembuhan patah tulang tertunda pada perokok karena tidak normal pematangan tulang

regenerasi sehingga nonunion atau malunion lebih sering. Merokok mengganggu

pembentukan tulang baru, dan wanita yang merokok berisiko tinggi untuk kehilangan

kepadatan tulang dan osteoporosis. Wanita menopause yang merokok memiliki risiko lebih

besar untuk patah tulang pinggul daripada mereka yang tidak merokok. Pria tua dan wanita

yang telah merokok selama bertahun-tahun lebih lama untuk penyembuhan patah

tulangnya setelah trauma minimal daripada bukan perokok. Fraktur terjadi paling sering

14

Page 15: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

pada pinggul, pergelangan tangan dan tulang belakang, tetapi setiap tulang yang rendah

kandungan mineralnya lebih rentan terhadap fraktur.

Dua faktor risiko utama untuk patah tulang osteoporosis adalah kandungan mineral

tulang yang rendah dan kecenderungan untuk jatuh pada perokok yang diketahui memiliki

fungsi neuromuskuler yang lebih buruk dibandingkan dengan bukan perokok. Penelitian

lain menunjukkan bahwa merokok tidak meningkatkan frekuensi jatuh. Bukti mengenai

hubungan antara merokok dan patahnya pergelangan tangan, antara wanita kurus

pascamenopause, risiko patah tulang lengan ditemukan lebih dari lima kali lipat lebih besar

di kalangan perokok dibanding kalangan bukan perokok.

Penyebab paling dicegah dari merokok adalah kematian dini. Jutaan orang hidup

dengan penyakit serius yang disebabkan oleh merokok. Merokok telah dikaitkan dengan

banyak masalah kesehatan termasuk berbagai kondisi ortopedi dan komplikasi.

Merokok secara luas dianggap sebagai faktor risiko untuk patah tulang masa depan

dan menghambat penyembuhan tulang setelah patah. Beberapa efek biologis tembakau

dapat mempengaruhi risiko patah tulang pada perokok. Merokok dapat memberi efek

buruk pada kekuatan tulang melalui toksisitas langsung dari nikotin dan non – nikotin serta

asap rokok. Selain itu, merokok dapat secara tidak langsung mempengaruhi kekuatan

tulang melalui penurunan penyerapan kalsium usus, peningkatan metabolisme atau

penurunan produksi estrogen. Selain itu, merokok dapat mempengaruhi risiko patah tulang

melalui mekanisme lain terkait osteoporosis, seperti keseimbangan kinerja neurovaskular

dan pembuluh darah perifer yang rusak karena rokok. Nikotin dapat melawan efek

antioksidan vitamin C dan E dan menyebabkan risiko lebih tinggi patah tulang. Meta -

analisis mengenai dampak merokok pada tulang mengungkapkan bahwa perokok

berkelanjutan mengalami penurunan massa tulang dan peningkatan risiko fraktur pada usia

50 tahun dan lebih tua.

Namun, jangka panjang, perokok berat mengalami kerusakan arteri permanen

akibat merokok. Tertunda atau gangguan penyembuhan trauma tulang pada pasien yang

merokok telah dikaitkan dengan vaskular.

Efek patofisiologi yang multidimensi, termasuk vasokonstriksi arteriol, hipoksi

seluler, demineralisasi tulang, dan Revaskularisasi yang tertund. Nicotin memiliki peran

yang signifikan dalam menyebabkan kurangnya oksigen ke jaringan. Fraktur sembuh

biasanya di daerah-daerah yang memiliki suplai darah yang baik di wilayah fraktur,

berhenti merokok meningkatkan tingkat penyembuhan mendekati orang-orang yang bukan

perokok.

15

Page 16: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

Dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan, ditemukan bahwa merokok memiliki

independen, efek dosis - tergantung pada keropos tulang , yang meningkatkan risiko patah

tulang.

16

Page 17: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

BAB III

KESIMPULAN

Merokok dapat menghambat dan memperpanjang masa penyembuhan tulang. Karena nikotinnya dan zat-zat lain yang ada didalam rokok yang menyebabkan kekakuan dari vaskuler dan vasokontriksi sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi darah yang akhirnya menyebabkan sedikitnya nutrisi dan oksigen serta pembentukan vaskuler baru yang diperlukan untuk penyembuhan tulang. Selain itu, pembentukan aterosklerosis pada pembuluh darah juga berperan aktif terhadap dampak merokok kepada tubuh yang juga menyebabkan terganggunya sirkulasi yang menyebabkan aliran darah yang terganggu yang juga notabene mengganggu nutrisi dalam penyembuhan tulang.

Pada panyembuhan tulang sebaiknya pasien berhenti merokok agar penyembuhan tulang dapat optimal.

17

Page 18: Referat Hubungan merokok dengan penyembuhan tulang

DAFTAR PUSTAKA

1. Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah Sabiston. EGC. Jakarta, 1995.

2. Jong, De. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta, 2007.

3. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Prtopedi. Yarsif Watampone. Jakarta,

2007.

4. Bone Healing. Diunduh tanggal 26 Oktober 2013. Available from :

http://ifan050285.wordpress.com/2010/02/21/penyembuhan-fraktur/

5. The Effect of Cigarette Smoking on Bone Healing. Diunduh tanggal 26 Oktober

2013. Available from : http ://www.la-press.com

6. Bone Healing Journal. Diunduh tanggal 26 Oktober 2013. Available from :

www.footphysician.com

7. Smoking Hurts Bones. Diunduh tanggal 26 Oktober 2013. Available from : http://www.aaos.org/news/aaosnow/apr13/clinical1.asp

8. Penn Study Finds Smoking Prolongs Fracture Healing and Increases Risk of

Infection. Diunduh tanggal 26 Oktober 2013. Available from :

www.pennmedicine.com/123657/2011032/

18