referat KIPI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ghfdjgyufger

Citation preview

PowerPoint Presentation

REFERAT:Kejadian Imunisasi Pasca Imunisasi (KIPI)Pembimbing: Dr. Dian Rahma Ekowati, Sp. AOleh: Dewi Sri Juliana (2010730128)Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan AnakBLUD RS Sekarwangi FK UMJLATAR BELAKANGKebutuhan vaksin akan meningkat2LATAR BELAKANG3DEFINISIKejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) adalah suatu kejadian sakit yang terjadi setelah menerima imunisasi yang diduga disebabkan oleh imunisasi.Watson C, penyunting. National Immunisation Program: The Australian Immunisation Handbook. Edisi ke-6. Commonwealth of Australia: National Health and Medical Research Council 1997.DEFINISIKejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) adalah kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi, baik berupa reaksi vaksin ataupun efek samping, toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis; atau kesalahan program, koinsidensi, reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.Ditjen P2PL dan Pusdiklat SDM kesehatan Depkes RI, 20065ANGKA KEJADIAN KIPIKOMNAS PP KIPI, 2008

6ANGKA KEJADIAN KIPI

7KLASIFIKASI KIPIKLASIFIKASI LAPANGANStratton KR, Howe CJ, Johnston RB. Adverse events associated with childhood vaccines. Evidence bearing on causality. Washington DC: National Academy Press, 1994.KLASIFIKASI LAPANGANStratton KR, Howe CJ, Johnston RB. Adverse events associated with childhood vaccines. Evidence bearing on causality. Washington DC: National Academy Press, 1994.Induksi VaksinI.G.N. Ranuh, dkk, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ke-3. Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008.11Perhatikan indikasi kontra Vaksin hidup tidak diberikan pada anak dengan defisiensi imunOrang tua diajarkan menangani reaksi vaksin yang ringan & dianjurkan segera kembali apabila ada reaksi yg mencemaskanMengenal dan dapat mengatasi reaksi anafilaksis Sesuaikan dengan reaksi ringan/berat yang terjadi atau harus dirujuk ke RS dengan fasilitas lengkapMencegah KIPI Akibat Induksi VaksinI.G.N. Ranuh, dkk, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ke-3. Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008.12Induksi Vaksin13VaksinReaksi LokalDemam < 39 CGelisah, Lesu, Gejala SistemikBCG90-95%-HiB5-15 % 2-10 %-Hepatitis BDewasa ~ 15 % Anak ~ 5% 1-6 %-Campak / MMR~ 10 % 5-15 %5 % (ruam)Polio oral- < 1 %< 1 %Tetanus/DT/Td~ 10 % ~ 10 %~ 25 %Pertusis (DPwT) 10-50 %10-50 %25-55%Reaksi Ringan14VaksinReaksi Vaksin Interval Onset Rate KIPI/1jutaBCGLimfadenitis supuratifOsteitis BCGInfeksi BCG disiminata2 6 bulan1 12 bulan1 12 bulan100 10001 7002HiBBelum pernah ada laporan- -Hepatitis BAnafilaksis0 1 jam1 2Campak / MMRKejang demamTrombositopeniaReaksi anafilaktoidSyok AnafilaksisEnsefalopati 5 12 hari15 35 hari

0 1 jam-33333~10 1 50 3jam Kejang demamKeadaan hipotonik-hiporesponsifSyok AnafilaksisEnsefalopati0 24 jam0 3 hari0 24 jam0 1 jam0 3 hari1.000- 60.000570570200-115Gejala Syok Anafilaksis

Urtikaria timbul cepat (berupa lingkaran berbatas tegas, pinggir merah ditengah pucat dan terasa sangat gatal)Tanda sumbatan jalan nafas, seperti nafas serak, stridor, sebagai akibat terjadinya angio oedem pada faring, epiglotis & laringObstruksi jalan nafas dapat diduga apabila anak merasa tertekan pada retrosternal dan sesak nafas disertai ekspresi memanjang (atau wheezing) akibat spasme bronkus.Kejang otot abdomen dan diare.Lemah & pucat, terutama syok anafilaksis berat pada anak.Hipotensi, takikardia, dan/atau gejala lain dari gangguan kardio vaskular, seperti sinus takikardia atau bardikardia berat.

Reaksi anafilaksisABCDEDiagnosis dapat ditegakkan denganTerdapat kondisi yg mengancam jiwaPerubahan pada kulitOnset penyakit akutResusitasi Baringkan penderitaNaikkan kaki penderitaAdrenalinJika didapatkan sarana & prasarana memadaiStabilkan jalan napasOksigenCairan infusKlorfeniramin HidrokortisonMonitor: saturasi, EKG, tensi Reaksi suntikan langsungRasa sakit, bengkak & kemerahan

Reaksi suntikan tidak langsung Rasa takut/cemasNafas tertahanPernafasan sangat cepatPusing, mual/muntahKejangPingsan/SinkopeHysteria massalProvokasi VaksinI.G.N. Ranuh, dkk, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ke-3. Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008.18Syncope/faintingSeringkali pada anak > 5 tahunTerjadi beberapa menit post imunisasiTidak perlu penanganan khususHindari stress saat anak menungguHindari trauma akibat jatuh/posisi sebaiknya duduk

Hiperventilasi akibat ketakutanBeberapa anak kecil terjadi muntah, breath holding spell, pingsan.Kadang menjerit, lari, bahkan reaksi seperti kejangProvokasi VaksinI.G.N. Ranuh, dkk, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ke-3. Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008.19Teknik penyuntikan yang benarSuasana tempat penyuntikan yang tenangAtasi rasa takut yang muncul pada anak yang lebih besar

Mencegah KIPI Akibat Provokasi VaksinI.G.N. Ranuh, dkk, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ke-3. Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008.20Kesalahan dalam penyimpanan, pengelolaan, dan tata laksana pemberian vaksin, seperti:Dosis antigen (terlalu banyak)Lokasi dan cara menyuntikSterilisasi semprit dan jarum suntikJarum bekas pakaiTindakan aseptik dan antiseptikKontaminasi vaksin dan peralatan suntikPenyimpanan vaksinPemakaian sisa vaksinJenis dan jumlah pelarut vaksinTidak memperhatikan petunjuk produsen (petunjuk pemakaian, indikasi kontra, dan lain-lain)Kesalahan ProgramI.G.N. Ranuh, dkk, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ke-3. Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008.21Gunakan alat suntik steril untuk setiap suntikanGunakan pelarut vaksin yang sudah disediakan oleh produsen vaksinVaksin yang sudah dilarutkan segera dibuang setelah 6 jamDalam lemari pendingin tidak boleh ada obat lain selain vaksinPelatihan vaksinasi dan supervisi yang baikMencegah KIPI Akibat Kesalahan ProgramI.G.N. Ranuh, dkk, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ke-3. Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008.22Kejadian yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu penyebab dimasukkan ke dalam kelompok penyebab tidak diketahui sambil menunggu informasi lebih lanjut.Penyebab Tidak DiketahuiI.G.N. Ranuh, dkk, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ke-3. Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008.23Klasifikasi Kausalitas

I.G.N. Ranuh, dkk, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ke-3. Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008.Very likely/certain bukti memastikan hubungan kausal.Probable bukti memperkuat penerimaan hubungan kausal.Possible bukti memperkuat penolakan hubungan kausal.Unlikely bukti tidak cukup untuk menerima atau menolak hubungan kausal.Unrelated tidak terdapat bukti hubungan kausal.

GEJALA KLINIS

Chen RT. Safety of vaccines. Dalam: Plotkin SA, Mortimer WA, penyunting. Vaccines. Edisi ketiga. Philadelphia, Tokyo: WB Saunders, 1999: 1144-57.GEJALA KLINISChen RT. Safety of vaccines. Dalam: Plotkin SA, Mortimer WA, penyunting. Vaccines. Edisi ketiga. Philadelphia, Tokyo: WB Saunders, 1999: 1144-57.

Imunisasi pada Kelompok BerisikoImunisasi pada Kelompok BerisikoTERIMA KASIH TERIMA KASIH TERIMA KASIH TERIMA KASIH TERIMA KASIH TERIMA KASIH TERIMA KASIH 33

Tata laksana Syok Anafilaksis

Apabila pasien tdk sadar, baringkan pasien dgn miring ke sisi sebelah kiri untuk mempertahankan jalan nafas tetap terbuka.Berikan suntikan adrenalin intramuscular dlm tanpa mengindahkan, apakah denyut nadi tlh menguat kembali & KU pasien tlh membaik. Lihat tabel dosis pemberian. Apbila tdk ada perbaikan klinis dlm waktu 10 mnt, ulangi dosis adrenalin, dpt sampai 3 kali pemberian.Apabila tersedia, berikan oksigen intranasal 4 liter per menit dgn menggunakan masker, lakukan resusitasi kardiopulmonal.Jika peralatan tdk tersedia, kirim /rujuk ke RS terdekat yg mempunyai peralatan resusitasi. Jgn sekali2 meninggalkan pasien seorang diri.Semua pasien harus dirawat dirumah sakit utk observasi & pengobatan lebih lanjut. Pemberian cairan intravena & adrenalin tambahan kadang2 diperlukan.Pemberian antihistamin dan hidrokortison tidak termasuk dalam tata laksana syok anafilasisDosis Adrenalin

Dosis adrenalin 1 : 1000 kemasan berisi 1 mg adrenalin per millimeter, direkomendasikan 0,01 mg/kg berat badan, diberikan intra muskular dalam. Apabila berat badan tidak diketahui pergunakan pedoman dosis seperti tertera berikut.

INGAT !!!! 4 pesan penting yg perlu disampaikan kepada orang tua

Manfaat dari vaksin yang diberikan (contoh: BCG untuk mencegah TBC)Tanggal imunisasi dan pentingnya Buku KIA/ KMS disimpan secara aman dan bawa pada saat kunjungan berikut Apa Akibat Ringan dapat dialami, cara mengatasi dan tidak perlu khawatir. Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) untuk melindungi si buah hati sebelum usianya 1 tahun.

37Kesalahan

Penyuntikan salah tempatBCG subkutanDPT/DT/TT kurang dalamSuntikan di bokongTransportasi/penyimpanan vaksin tdk benarMengabaikan indikasi kontraPerkiraan KIPI

Reaksi lokal/absesReaksi lokal/absesKerusakan Nervus IsiadikusReaksi lokal akibat vaksin bekuVaksin tidak aktif (tidak potent)Tidak terhindar dari reaksi yang beratKesalahan Program38Kesalahan

Tidak steril Vaksin/pelarut terkontaminasiPemakaian sisa vaksin untuk beberapa sesi vaksinasiSalah pakai pelarut vaksinPemakaian pelarut vaksin yang salahMemakai obat sebagai vaksin atau pelarut vaksinPerkiraan KIPI

InfeksiAbses lokal di daerah suntikanSepsis, sindrom syok toksik, Infeksi penyakit yang ditularkan lewat darah (hepatitis, HIV)Efek negatif obat mis. insulinKematianVaksin tidak efektifKesalahan Program39