13
1 PENYAKIT LEINER Atika Akbari, S.Ked Kepaniteraan Klinik Senior Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang PENDAHULUAN Penyakit Leiner merupakan komplikasi dari dermatitis seborroik pada bayi (dermatitis seborrhoides infantum) dan pertama kali digambarkan oleh Leiner, 1908. Penyakit ini berupa lesi konfluens yang mengarah ke kulit yang merah dan bersisik di hampir seluruh kulit (eritroderma). Pasien bertambah berat dengan anemia, diarea, dan muntah. Infeksi bakteri sekunder umumnya terjadi. Pada penyakit ini didapatkan defisiensi komplemen C5, sebagai hasil dari opsonisasi defektif. Pasien ini merespon antibiotik. 1 Penyakit ini juga dapat menyerang dewasa, erupsi generalisata dapat terjadi disertai adenopati dan mungkin merangsang timbulnya mycosis fungoides atau psoriatic erythroderma. 2 Penyakit Leiner dimasukkan sebagai penyakit langka oleh Office of Rare Diseases (ORD) di National Institutes of Health (NIH). Hal ini artinya penyakit Leiner mempengaruhi kurang dari 200.000 orang pada populasi Amerika

Referat Leiner's Disease

  • Upload
    kcipit

  • View
    60

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Referat Leiner's Disease

1

PENYAKIT LEINER

Atika Akbari, S.Ked

Kepaniteraan Klinik Senior Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin

Palembang

PENDAHULUAN

Penyakit Leiner merupakan komplikasi dari dermatitis seborroik pada bayi

(dermatitis seborrhoides infantum) dan pertama kali digambarkan oleh Leiner,

1908. Penyakit ini berupa lesi konfluens yang mengarah ke kulit yang merah dan

bersisik di hampir seluruh kulit (eritroderma). Pasien bertambah berat dengan

anemia, diarea, dan muntah. Infeksi bakteri sekunder umumnya terjadi. Pada

penyakit ini didapatkan defisiensi komplemen C5, sebagai hasil dari opsonisasi

defektif. Pasien ini merespon antibiotik.1

Penyakit ini juga dapat menyerang dewasa, erupsi generalisata dapat terjadi

disertai adenopati dan mungkin merangsang timbulnya mycosis fungoides atau

psoriatic erythroderma.2

Penyakit Leiner dimasukkan sebagai penyakit langka oleh Office of Rare

Diseases (ORD) di National Institutes of Health (NIH). Hal ini artinya penyakit

Leiner mempengaruhi kurang dari 200.000 orang pada populasi Amerika Serikat.

Begitu juga di Eropa, sangat jarang dijumpai yaitu kurang dari 1 orang per 2.000

penduduk. 1,3

Mendiagnosis penyakit ini cukup sulit, membutuhkan interpretasi yang

hati-hati baik pada gambaran klinis maupun pemeriksaan laboratorium.

Komplikasi penyakit ini mengarah pada kematian akibat pneumonia, meningitis,

dan nefritis. Tingginya angka mortalitas penyakit ini hingga 50% jika tidak

diterapi secara efektif dan 10 % akan meninggal meskipun dengan terapi yang

baik mendorong diperlukan informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini.3

Pada referat ini akan dibahas mengenai definisi, epidemiologi, etiologi,

patogenesis, gejala klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan prognosis penyakit

Leiner. Dengan demikian diharapkan referat ini dapat membantu para dokter dan

mahasiswa kedokteran mendapatkan informasi mengenai penyakit Leiner.

Page 2: Referat Leiner's Disease

2

PEMBAHASAN

DEFINISI

Penyakit Leiner adalah suatu kelainan pada kulit dan sistem imun yang

terjadi pada bayi yang baru lahir dan ditandai dengan bercak kulit berwarna

merah yang biasanya dimulai pada pantat dan menyebar ke bagian lain dari tubuh

hingga hampir pada seluruh tubuh (generalisata). Gejala lain yaitu infeksi

berulang, gagal tumbuh, diare rekuren, dan defisiensi sistem saraf. Penyakit

Leiner merupakan komplikasi dari dermatitis seborroik pada bayi (dermatitis

seborrhoides infantum) dan pertama kali digambarkan oleh Leiner, 1908.3

SINONIM

Eritroderma deskuamativum.1

Dermatitis seborrhoides infantum.1

Generalized exfoliative erythroderma.2

Erythrodermia Exfoliativa Leiner.5

EPIDEMIOLOGI

Penyakit Leiner dapat terjadi pada bayi baru lahir tetapi umumnya pada

bayi umur 1 bulan. Lebih banyak dijumpai pada perempuan daripada laki-laki dan

pada bayi yang disusui. Penyakit Leiner juga banyak ditemukan pada bayi yang

ketika makanannya di ganti ke bubur dan susu sapi, juga dipercayai bahwa

Penyakit Leiner ada hubungannya dengan breast-feeding.4

Penyakit Leiner dimasukkan sebagai penyakit langka oleh Office of Rare

Diseases (ORD) di National Institutes of Health (NIH). Hal ini artinya penyakit

Leiner mempengaruhi kurang dari 200.000 orang pada populasi Amerika Serikat.3

Begitu juga di Eropa, sangat jarang dijumpai yaitu kurang dari 1 orang per

2.000 penduduk. 3

Penyakit Leiner merupakan penyakit yang diakibatkan oleh defisiensi

komplemen primer yang dapat diturunkan secara genetik. Penurunan ini bersifat

autosomal resesif, kecuali defisiensi untuk C1 esterase inhibitor. Defisiensi yang

diwariskan ini jarang dijumpai pada populasi umum, dengan insiden 0,03%,

sedangkan defisiensi protein C2 terjadi 1 dalam 10.000 orang.3

ETIOLOGI

Page 3: Referat Leiner's Disease

3

Penyebab penyakit Leiner belum jelas, namun defek sistem komplemen

mempunyai peranan besar pada perkembangan penyakit Leiner. Sistem

komplemen merupakan bagian penting dari sistem imun tubuh, dan penyakit

Leiner merupakan penyakit yang disebabkan oleh disfungsi atau defisiensi

komponen C5.4

PATOGENESIS

Komplemen adalah serangkaian protein serum enzimatik yang

bersirkulasi, dengan 9 fungsi komponen, yaitu C1 - C9. (Empat komplemen

pertama dinomori tidak berdasarkan urutan karena berdasarkan urutan

penemuannya yaitu — C1, C4, C2, and C3 — sedangkan 5 yang terakhir dnomori

berurutan). Ketika immunoglobulin (Ig) G atau IgM bereaksi dengan antigen

sebagai bagian dari respon imun, hal itu mengaktifkan C1, yang lalu bergabung

dengan C4, classic complement pathway, atau cascade. Komplemen lalu

bergabung dengan kompleks antigen-antibodi dan mengalami serangkaian reaksi

yang meningkatkan respon imun untuk melawan antigen. Proses yang kompleks

ini, yang penting dalam respon imun normal, disebut complement fixation; yang

penting dalam timbulnya kemotaksis, opsonisasi, fagositosis, bakteriolisis, dan

reaksi anafilaksis.3

Defisiensi atau disfungsi komplemen meningkatkan risiko infeksi dan juga

berhubungan dengan kelainan autoimun tertentu. Secara teoritis, beberapa

komplemen mungkin mengalami defisiensi atau disfungsi, dan banyak kelainan

lain yang tidak diketahui terjadi. Defisiensi primer atau yang diturunkan jarang

dijumpai. Defisiensi yang paling sering adalah defisiensi C2, C4, C6 dan C8 dan

disfungsi C5 familial. 3

Penyakit Leiner bersifat familial dan non-familial. Defek familial

berhubungan dengan defek pada komplemen C5. Dilaporkan 2 kakak beradik

dengan dermatitis yang luas dan dysgammaglobulinaemia. Keduanya meninggal.

Sang kakak menunjukkan gejala penyakit Leiner dengan tes C5 tidak dilakukan.

Sedangkan sang adik dengan dermatitis yang luas ditemukan defek pada C5. Sang

adik tumbuh dengan normal, tetapi tiba-tiba meninggal karena pertusis. Oleh

karena itu disimpulkan bahwa defek pada C5 bukan penyebab tunggal penyakit

Page 4: Referat Leiner's Disease

4

Leiner, tetapi disertai hipogamaglobulinemia atau defisiensi limfoid lainnya yang

dibutuhkan dalam mengekspresi penyakit Leiner).5

GEJALA KLINIK

Penyakit Leiner diawali dengan ruam bersisik pada kulit kepala, wajah,

atau napkin. Kemudian menyebar dengan cepat ke bagian tubuh lainnya. Daerah

yang dipengaruhi menjadi berwarna merah terang dan terlihat membengkak. Bayi

terlihat tak nyaman tapi tidak gatal. Gejala lainnya yaitu diare rekuren, bayi tidak

tumbuh dan tidak bertambah berat berat badan. Hal ini menambah risiko terkena

infeksi yang lebih berat yaitu pneumonia, meningitis dan septikemia.4

Ada 4 gambaran kardinal penyakit Leiner yaitu: (1) generalized

seborrheic dermatitis; (2) diare yang berat; (3) infeksi lokal dan sistemik yang

rekuren, umumnya disebabkan oleh bakteri gram negatif; dan (4) kelemahan otot

dan distrofi.6

Gejala lainnya yaitu dermatitis seboroik berat pada kulit kepala, kulit

bersisik pada dada dan punggung, kulit bersisik pada tungkai, bercak merah (red

patches) pada fleksor, infeksi berulang, demam, limfadenopati, anemia, kadar

protein darah berkurang, patch yang merah dan tebal, pengelupasan kulit, gatal,

diare, ulkus kornea, gagal tumbuh, defisiensi sistem saraf, serta infeksi lokal atau

sistemik yang berulang.4

DIAGNOSIS

Mendiagnosis kelainan defisiensi komplemen adalah sulit, membutuhkan

interpretasi yang hati-hati baik pada gambaran klinis maupun pemeriksaan

laboratorium. Kadar komplemen serum total (CH50) rendah pada berbagai

defisiensi komplemen. Selain itu, specific assays mungkin dilakukan untuk

mengkonfirmasi defisiensi komponen komplemen spesifik. Contohnya, deteksi

komponen komplemen dan IgG dengan pemeriksaan imunofluoresen jaringan

glomerulus pada glomerulonefritis sangat mengarah pada defisiensi komplemen.

Laboratorium diagnostik mendemonstrasikan kurangnya aktivitas opsonik

dalam serum pasien. Demonstrasi ini membutuhkan laboratory assays yang

mengukur ambilan partikel dengan C5 untuk opsonisasi total. Contoh laboratory

assays yaitu baker's yeast, di mana bersifat fagositik menggunakan eritrosit,

penumokokki, atau partikel lateks yang memadai untuk skrining defisiensi C5.

Page 5: Referat Leiner's Disease

5

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding yang paling mendekati adalah dermatitis atopik, dan

juga dipertimbangkan skabies dan psoriasis.1

PENATALAKSANAAN

Penderita penyakit Leiner sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk

mengatur kehilangan cairan dan suhu. Pelembab lunak dapat dipakai untuk

mengatasi ruam. Nutrisi yang adekuat juga terapi yang penting. Biotin, vitamin

larut air yang secara alami terdapat di makanan seperti hati, ginjal, daging, susu,

kuning telur dan sayuran, berguna untuk mengobati penyakit Leiner. 4

Kelainan defisiensi komplemen belum diketahui terapinya. Infeksi yang

berkaitan seperti penyakit vaskuler kolagen, atau penyakit ginjal juga

membutuhkan terapi. Transfusi fresh frozen plasma untuk menggantikan

komponen komplemen masih kontroversial karena terapi tersebut tidak

menyembuhkan, dan efek yang menguntungkan hanya sementara. Fresh plasma

mengandung opson aktif C5, yang akan hilang bila lebih dari 5 hari setelah

disimpan di bank darah. Transplantasi sumsum tulang mungkin berguna tetapi

dapat menyebabkan graft-versus-host reaction yang fatal. Steroid anabolik seperti

danazol dan agen antifibrinolotik sering digunakan untuk mengurangi edema pada

pasien dengan defisiensi C1 esterase inhibitor seperti angioma herediter.3

PROGNOSIS

Mortalitas penyakit Leiner yaitu 50% jika tidak diterapi secara efektif dan

10 % akan meninggal meskipun dengan terapi yang baik.3

Komplikasi penyakit Leiner adalah pneumonia, meningitis, dan nefritis,

yang dapat menyebabkan kematian.3

KESIMPULAN

Penyakit Leiner adalah suatu kelainan pada kulit dan sistem imun yang

terjadi pada bayi yang baru lahir dan ditandai dengan bercak kulit berwarna

merah yang biasanya dimulai pada pantat dan menyebar ke bagian lain dari tubuh

Page 6: Referat Leiner's Disease

6

hingga hampir pada seluruh tubuh (generalisata). Nama lain dari penyakit Leiner

adalah eritroderma deskuamativum1, dermatitis seborrhoides infantum1,

generalized exfoliative erythroderma2, dan erythrodermia exfoliativa leiner.5

Penyakit Leiner merupakan komplikasi dari dermatitis seborroik pada bayi

(dermatitis seborrhoides infantum) dan pertama kali digambarkan oleh Leiner,

1908.3 Ada 4 gambaran kardinal penyakit Leiner yaitu: (1) generalized seborrheic

dermatitis; (2) diare yang berat; (3) infeksi lokal dan sistemik yang rekuren,

umumnya disebabkan oleh bakteri gram negatif; dan (4) kelemahan otot dan

distrofi.6

Penyakit Leiner dapat terjadi pada bayi baru lahir tetapi umumnya pada

bayi umur 1 bulan. Lebih banyak dijumpai pada perempuan daripada laki-laki dan

pada bayi yang disusui. Penyakit Leiner termasuk penyakit langka, yang artinya

penyakit Leiner, mempengaruhi kurang dari 200.000 orang pada populasi

Amerika Serikat. Begitu juga di Eropa, sangat jarang dijumpai yaitu kurang dari 1

orang per 2.000 penduduk. 1,3

Mendiagnosis penyakit ini cukup sulit, membutuhkan interpretasi yang

hati-hati baik pada gambaran klinis maupun pemeriksaan laboratorium.

Diagnosis banding yang paling mendekati adalah dermatitis atopik, dan

juga dipertimbangkan skabies dan psoriasis.1

Penderita penyakit Leiner sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk

mengatur kehilangan cairan dan suhu. Pelembab lunak dapat dipakai untuk

mengatasi ruam. Nutrisi yang adekuat juga terapi yang penting. Biotin, vitamin

larut air yang secara alami terdapat di makanan seperti hati, ginjal, daging, susu,

kuning telur dan sayuran, berguna untuk mengobati penyakit Leiner. 4

Mortalitas penyakit Leiner yaitu 50% jika tidak diterapi secara efektif dan

10 % akan meninggal meskipun dengan terapi yang baik.3 Komplikasi Penyakit

Leiner adalah pneumonia, meningitis, dan nefritis, yang dapat menyebabkan

kematian.3

Lampiran

Page 7: Referat Leiner's Disease

7

Gambar 1. Erythrodermia exfoliativa leiner, terlihat krusta dan deskuamasi.

Gambar 2. Erythrodermia exfoliativa leiner pada bayi usia 7 bulan.

Page 8: Referat Leiner's Disease

8

Gambar 3. Erythrodermia exfoliativa leiner pada bayi usia 7 bulan.

Gambar 4. Erythrodermia exfoliativa leiner pada bayi.

Page 9: Referat Leiner's Disease

9

DAFTAR PUSTAKA

1. Plewig G, JansenT. Seborrheic dermatitis. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatrick's dermatology in general medicine. 7th ed. United States of America: The McGraw-Hill Companies Inc; 2008. p. 221.

2. James WD, Berger TD, Elston DM, editors. Seborrheic Dermatitis, Psoriasis, Recalcitrant Palmoplantar Eruptions, Pustular Dermatitis, and Erythroderma. 7th ed. Canada: Saunders; 2006.

3. Wrong Diagnosis [homepage on the Internet] [updated 2010 November 18; cited 2010 December 30]. Available from: http://www.wrongdiagnosis.com/l/leiner_disease/intro.htm

4. Burns T, Breathnach S, Cox, N, Griffiths C, editors. Rook's Textbook of Dermatology. 7th ed. Australia: Blackwell Publishing; 2004

5. Evans DI, Holzel A, MacFarlane H. Yeast opsonization defect and immunoglobulin deficiency in severe infantile dermatitis (Leiner's disease). Arch Dis Child [serial on the internet]. 1977; [cited 2010 December 30]; 52: [about 1 screen]. Available from: http://adc.bmj.com/content/52/9/691.abstract

6. Jacobs JC, Miller ME. Fatal Familial Leiner's Disease: A Deficiency Of The Opsonic Activity Of Serum Complement. PEDIATRICS [serial on the internet]. 1972; [cited 2010 December 30]; 49 No. 2 [about 1 screen]. Available from: http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/abstract/49/2/225