7
DEFINISI Nyeri didefinisikan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak berkaitan yang dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi, atau dijelaskan berdasarkan keputusan tersebut. JENIS NYERI Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasinya dan juga berdasarkan jenisnya. Berdasarkan durasinya nyeri dibagi menjadi akut dan kronik. Berdasarkan jenisnya nyeri dapat dibagi menjadi nosiseptif, neuropati dan campuran. Berikut tabel dibawah menjelaskan karakteristik nyeri akut dan kronik. Tabel 1. Karateristik Nyeri Akut dan Kronik Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik Awitan dan durasi Awitan mendadak, durasi singkat, kurang dari 6 bulan Awitan bertahap, menetap, lebih dari 6 bulan Intensitas Sedang sampai parah Sedang sampai parah Kausa Spesifik, dapat diidentifikasi secara biologis Kausa mungkin jelas, mungkin tidak Respons fisiologik Hiperaktivitas autonom yang dapat diperkirakan: meningkatnya tekanan darah, nadi dan nafas; dilatasi pupil; kepucatan; Aktivitas autonom normal

Referat Nyeri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ilmu penyakit saraf

Citation preview

Page 1: Referat Nyeri

DEFINISI

Nyeri didefinisikan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak berkaitan

yang dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi, atau dijelaskan

berdasarkan keputusan tersebut.

JENIS NYERI

Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasinya dan juga berdasarkan jenisnya.

Berdasarkan durasinya nyeri dibagi menjadi akut dan kronik. Berdasarkan jenisnya nyeri

dapat dibagi menjadi nosiseptif, neuropati dan campuran. Berikut tabel dibawah menjelaskan

karakteristik nyeri akut dan kronik.

Tabel 1. Karateristik Nyeri Akut dan Kronik

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Awitan dan durasi Awitan mendadak, durasi

singkat, kurang dari 6 bulan

Awitan bertahap, menetap,

lebih dari 6 bulan

Intensitas Sedang sampai parah Sedang sampai parah

Kausa Spesifik, dapat diidentifikasi

secara biologis

Kausa mungkin jelas,

mungkin tidak

Respons fisiologik Hiperaktivitas autonom yang

dapat diperkirakan:

meningkatnya tekanan

darah, nadi dan nafas;

dilatasi pupil; kepucatan;

perspirasi; mual dan/atau

muntah

Aktivitas autonom normal

Respons emosi/perilaku Cemas; tidak mampu

berkonsentrasi; gelisah;

mengalami distres tetapi

optimis bahwa nyeri akan

hilang

Depresi dan kelelahan;

imobilitas dan inaktivitas

fisik; menarik diri dari

lingkungan sosial; tidak

akan melihat harapan

kesembuhan,

memperkirakan nyeri akan

berlangsung lama

Respons terhadap analgesik Meredakan nyeri secara Sering kurang dapat

Page 2: Referat Nyeri

efektif meredakan nyeri

Sumber :

Berdasarkan jenisnya, nyeri dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu: neuropatik, nosiseptif dan

campuran:

a) Nyeri nosiseptif

Nyeri nosiseptif muncul ketika cedera pada jaringan mengaktivitasi reseptor nyeri

spesifik yaitu nosiseptor. Nosiseptor merupakan saraf aferen primer untuk menerima

dan menyalurkan rangsang nyeri. Ujung-ujung saraf bebas nosiseptor berfungsi

sebagai reseptor yang peka terhadap rangsangan mekanis, suhu, listrik atau kimiawi

yang menimbulkan nyeri. Distribusi nosiseptor bervariasi diseluruh tubuh, dengan

jumlah terbesar terdapat di kulit. Nosiseptor terletak di jaringan subkutis, otot rangka

dan sendi. Nyeri nosiseptif dapat dibagi lagi menjadi nyeri somatik dan nyeri viseral

tergantung dari lokasi teraktivasinya nosiseptor.

a. Nyeri somatik

Nyeri somatik dapat dibagi menjadi nyeri somatik superfisial (kulit)

dan nyeri somatik dalam. Pada nyeri somatik superfisial, nyeri berasal dari

struktur-struktur superfisial kulit dan jaringan subkutis. Stimulus yang efektif

untuk menimbulkan nyeri di kulit dapat berupa rangsangan mekanis, suhu,

kimiawi, atau listrik. Apabila hanya kulit yang terlibat, nyeri sering dirasakan

seperti menyengat, tajam, mengiris, atau seperti terbakar; tetapi apabila

pembuluh darah ikut berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri menjadi

berdenyut.

Pada nyeri somatik dalam mengacu kepada nyeri yang berasal dari

otot, tendon, ligamentum, tulang, sendi dan arteri. Struktur-struktur tersebut

memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi nyeri sering tidak

jelas. Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi yang jelas

dan biasanya dirasakan seperti rasa tertusuk, terbakar atau berdenyut. Pada

peradangan kronik sendi (artritis), yang dirasakan adalah nyeri pegal-tumpul

yang disertai seperti tertusuk apabila sendi bergerak. Nyeri tulang berasal dari

stimulasi reseptor nyeri di periosteum dan lokalisasinya relatif kurang jelas;

Page 3: Referat Nyeri

nyeri ini sering dirasakan sebagai rasa pegal-tumpul atau linu. Nyeri otot

rangka juga memiliki lokalisasi yang kurang jelas dan dirasakan sebagai rasa

pegal-tumpul atau kram. Nyeri otot rangka akan terasa menghebat saat otot

berkontraksi dalam keadaan iskemia.

b. Nyeri Visera

Nyeri visera merupakan nyeri yang berasal dari organ dalam tubuh.

Nyeri viseral biasanya menjalar dan mengarah ke daerah permukaan tubuh

jauh dari tempat nyeri namun berasal dari dermatom yang sama dengan asal

nyeri. Sering kali, nyeri viseral terjadi seperti kontraksi ritmis otot polos.

Nyeri viseral seperti keram sering bersamaan dengan gastroenteritis, penyakit

kantung empedu, obstruksi ureteral, menstruasi, dan distensi uterus pada tahap

pertama persalinan.

Nyeri viseral, seperti nyeri somatik dalam, mencetuskan refleks

kontraksi otot- otot lurik sekitar, yang membuat dinding perut tegang ketika

proses inflamasi terjadi pada peritoneum. Nyeri viseral karena invasi malignan

dari organ lunak dan keras sering digambarkan dengan nyeri difus,

menggrogoti, atau keram jika organ lunak terkena dan nyeri tajam bila organ

padat terkena.

Penyebab nyeri viseral termasuk iskemia, peregangan ligamen,

spasme otot polos, distensi struktur lunak seperti kantung empedu, saluran

empedu, atau ureter. Distensi pada organ lunak terjadi nyeri karena

peregangan jaringan dan mungkin iskemia karena kompresi pembuluh darah

sehingga menyebabkan distensi berlebih dari jaringan.

Rangsang nyeri yang berasal dari sebagian besar abdomen dan toraks

menjalar melalui serat aferen yang berjalan bersamaan dengan sistem saraf

simpatis, dimana rangsang dari esofagus, trakea dan faring melalui aferen

vagus dan glossopharyngeal, impuls dari struktur yang lebih dalam pada pelvis

dihantar melalui nervus parasimpatis di sakral. Impuls nyeri dari jantung

menjalar dari sistem saraf simpatis ke bagian tengah ganglia cervical, ganglion

stellate, dan bagian pertama dari empat dan lima ganglion thorasik dari sistem

Page 4: Referat Nyeri

simpatis. Impuls ini masuk ke spinal cord melalui nervus torak ke 2, 3, 4 dan

5. Penyebab impuls nyeri yang berasal dari jantung hampir semua berasal

dari iskemia miokard.

b) Nyeri neuropatik

Nyeri neuropatik merupakan nyeri yang ditimbulkan akibat kerusakan neural

pada saraf perifer maupun pada sistem saraf pusat yang meliputi jalur saraf aferen

sentral dan perifer, biasanya digambarkan dengan rasa terbakar dan menusuk.

Gangguan pada otak dan korda spinalis, seperti multiple sclerosis, stroke dan

spondilitis atau mielopati post traumatik, dapat menyebabkan nyeri neuropatik.

Aktivasi nervus simpatetik yang abnormal, pelepasan katelokamin dan aktivasi free

nerve endings atau neuroma dapat menimbulkan sympathetically mediated pain.

Penyebab nyeri neuropatik yang paling sering adalah:

Nyeri neuropatik perifer :

Poliradikuloneuropati demielinasi inflamasi akut dan kronik

Polineuropati diabetik

Polineuropati oleh karena kemoterapi

Sindrom nyeri regional kompleks

Carpal tunnel syndrome

Neuropati sensoris oleh karena HIV

Neuralgia iatrogenik (misalnya, nyeri post mastektomi atau nyeri post

thorakotomi)

Neuropati sensoris idiopatik

Kompresi atau infiltrasi saraf oleh tumor

Neuropati diabetik

Neuralgia trigeminal

Radikulopati (servikal, torakal atau lumbosakral)

Nyeri neuropatik sentral :

Mielopati kompresif dengan stenosis spinalis

Mielopati HIV

Multiple sclerosis

Penyakit parkinson

Page 5: Referat Nyeri

Mielopati post iskemik

Mielopati post radiasi

Nyeri post stroke

Nyeri post trauma korda spinalis

Siringomelia

Pasien yang mengalami nyeri neuropatik sering memberi respon yang kurang

baik terhadap analgesik opioid.

Daftar Pustaka

1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses penyakit. Edisi 6.

Penerbit Buku Kedokteran EGC