Upload
wiswisnu
View
265
Download
31
Embed Size (px)
Citation preview
REFERAT
PENATALAKSANAAN HIPERKOLESTEROLEMIA
Oleh :
Devi Mayasari, S.Ked
J 500080099
Pembimbing :
dr. Setyo Utomo, Sp.JP
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UMS / RSUD DR. HARJONO
PONOROGO
2012
REFERAT
PENATALAKSANAAN HIPERKOLESTEROLEMIA
OLEH:
Devi Mayasari, S. Ked J500080099
Telah disetujui dan disyahkan oleh bagian Program Pendidikan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari tanggal
Pembimbing:
dr. Setyo Utomo, Sp.JP ( )
dipresentasikan dihadapan:
dr. Setyo Utomo, Sp.JP ( )
Disyahkan Ka. Program Profesi :
dr. Yuni Prasetyo K, MMKes ( )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah mempunyai peran penting
dalam proses aterosklerosis yang selanjutnya akan menyebabkan kelainan
kardiovaskuler. Dari banyak penelitian kohort menunjukkan bahwa makin tinggi
kadar koleterol darah, makin tinggi angka kejadian kelainan kardiovaskuler.
Begitu juga dengan makin rendah kadar kolesterol maka makin rendah kejadian
penyakit kardiovaskuler baik untuk pencegahan primer maupun pencegahan
sekunder. Setiap penurunan kadar kolesterol total 1 % menghasilkan penurunan
risiko mortalitas kardiovaskuler sebesar 1,5%. Begitu juga dengan besarnya kadar
kolesterol LDL dan HDL. Penurunan Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL)
sebesar 1 mg/dl menurunkan risiko kejadian kardiovaskuler sebesar 1% dan
peningkatan kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) menurunkan risiko
kejadian kardiovaskuler sebesar 2-3%.1
Di Indonesia, angka kejadian hiperkolesterolemia penelitian MONICA I
(1988) sebesar 13.4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II
(1994) didapatkan meningkat menjadi 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria.
Prevalensi hiperkolesterolemia masyarakat pedesaan, mencapai 200-248 mg/dL
atau mencapai 10,9 persen dari total populasi pada tahun 2004,. Penderita pada
generasi muda, yakni usia 25-34 tahun, mencapai 9,3 persen. Wanita menjadi
kelompok paling banyak menderita masalah ini, yakni 14,5 persen, atau hampir
dua kali lipat kelompok laki-laki.2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hiperkolesterol
Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah
(dislipidemia) yang mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl.
(perkeni 2004). Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan kadar kolesterol
LDL di dalam darah.
Hiperkolesterolemia terjadi akibat adanya akumulasi kolesterol dan lipid
pada dinding pembuluh darah. Kolesterol merupakan molekul yang berperan
sangat penting dalam sintesis membran sel, prekusor sintesis hormon steroid,
hormon korteks adrenal, sintesis asam- asam empedu dan vitamin D. Kolesterol
terdiri atas high density cholesterol (HDL), low density cholesterol (LDL) dan
trigliserida. HDL berperan dalam membawa kolesterol dari aliran darah ke hati.
LDL berperan dalam membawa kolesterol kembali ke aliran darah. Kolesterol
yang terdapat dalam tubuh dapat berasal dari makanan (eksogen) atau disintesis
oleh tubuh (endogen). Hiperkolesterolemia disebabkan kadar kolesterol melebihi
239 mg/mL dalam darah. Untuk menanggulangi hiperkolesterolemia dapat
digunakan agen inhibitor HMG-KoA (3-hidroksi-3-metilglutaril Koenzim A),
misalnya lovastatin (Cuchel et al, 1997).
2.2 Etiologi Hiperkolesterol3
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa
disebabkan oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan
hiperkoleterolemia poligenik, juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat dari
penyakit lain seperti diabetes mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan
diet lemak jenuh (saturated fat), kegemukan dan kurang olahraga.
a. Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan,
merupakan interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan faktor-
faktor lingkungan lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik.
Penyakit ini biasanya tidak disertai dengan xantoma.
b. Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada
reseptor LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini
menyebabkan hati tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap LDL
tidak ada, hati kemudian memproduksi VLDL yang banyak ke dalam plasma.
Pada pasien dengan Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar kolesterol
total mencapai 600 sampai 1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari orang normal.
Banyak pasien ini meninggal sebelum berumur 20 tahun akibat infark
miokard.
c. Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan
Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDL yang tidak
teroksidasi dan disimpan di dalam sel tubuh. Jika sudah berlebih, LDL tidak
masuk ke dalam sel kemudian dimetabolime di hepar untuk menjadi asam
empedu dan diekskresikan keluar. Pada proses patologi, oksidan LDL
ditangkap oleh makrofag dan kemudian menjadi sel busa dan menumpuk di
dalam tubuh, tidak diekskresi dan apabila menumpuk didalam pembuluh
darah menimbulkan plak aterome dan lama-kelamaan menjadi aterosklerosis.
Penelitian pada binatang yang ditingkatkan kadar serumnya menunjukkan
LDL memicu atrogenesis. Ada bentuk kelainan gen pada manusia yang
menyebabkan peningkatan LDL secara berat yang menimbulkan penyakit
kardiovaskuler pada usia muda. LDL menimbulkan penumpukan kolesterol
pada dinding arteri. LDL juga menyebabkan rangsangan inflamasi dani
inflamasi pada lesi aterogenik. Peningkatan LDL berhubungan dengan semua
tingkatan aterogenik yaitu disfungsi endotel, pembentukan dan pertumbuhan
plak, ketidakstabilan plak dan thrombosis.Peningkatan LDL plasma
menyebabkan retensi partikel LDL pada dinding arteri meningkat, oksidasi
LDL dan pengeluaran zat-zat mediator inflamasi . Terapi terhadap
peningkatan LDL menunjukkan fungsi endotel koroner menjadi normal
Gambar 1. Proses terjadinya aterosklerosis. Dimulai dari cedera pada endotel
pembuluh darah oleh karena faktor hipertensi, merokok, makan makanan yang
mengandung banyak lemak, oksidasi LDL, diabetes mellitus, zat vasoaktif
dan sitokin.
d. Akibat Penyakit Lain4
Berikut ini dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit lain :
Tabel 2. Penyebab Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh penyakit
Penyakit penyebab Kelainan lipid
Diabetes mellitus (DM) TG dan HDL
Gagal ginjal kronis TG
Sindrom nefrotik Kolesterol total
Hipotiroidisme Koleterol total
Penyalahgunaan alcohol TG
Kholestasis Kolesterol total
Kehamilan TG
Obat-obatan (kontrasepsi oral,
diuretic, beta bloker,
kortikosteroid)
TG dan atau Kolesterol total ,
HDL
Keterangan :
TG = Trigliserida, HDL = High Density Lipoprotein, = meningkat, =
menurun
Peningkatan prevalensi Diabetes seiring dengan peningkatan faktor
risiko yaitu obesitas (kegemukan), kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi
serat, tinggi lemak, merokok, hiperkolesterol, hiperglikemia dan lain-lain.
Prevalensi faktor risiko DM dari 2001-2004 yaitu : obesitas dari 12,7%
menjadi 18,3%. Hiperglikemia dari 7,9% menjadi 11,3% dan hiperkolesterol
dari 6,5% menjadi 12,9%. Diabetes berpotensi menyebabkan
hiperkolesterolemia dengan meningkatkan kadar kolesterol LDL.4,5
Sindrom nefrotik adalah sindroma klinis yang ditandai dengan adanya
proteinuria, hipoalbunemia, edema dan hiperkolesterolemia. Patogenesis
terjadinya hiperkolesterolemia adalah kebocoran pada membrane basalis
glomerulus menyebabkan proteinuria sehingga terjadi hipoalbiminemia.
Hipoalbuminemia dikompensasi oleh hepar dengan memprodusksi kolesterol
sehingga terjadi hiperkolesterolemia. Terjadi hipoalbuminemia yang
selanjutnya merangsang hepar untuk memprodusksi kolesterol sehingga
terjadi hiperkolesterolemi.2,6
A. Gejala Klinis Hiperkolesterol
Sebagian besar hiperkolesterolmia tidak menimbulkan gejala. Tetapi kadar
kolesterol yang tinggi menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen
menjadi kurang, sehingga gejala yang timbul adalah gejala kurang oksigen seperti
sakit kepala, pegal-pegal. Karena itu screening awal melalui pemeriksaan
laboratorium secara rutin lebih baik untuk dilakukan. Untuk tingkat lanjut,
hiperkolesterolemia bisa menimbulkan gejala penumpukan lemak pada tendon
dan kulit (xanthoma), pembesaran hati dan limpa, sakit pada perut akibat
pankreatitis jika trigliserida tertumpuk pada pankreas (umumnya saat level
trigliserida di atas 800 mg/dL) terutama setelah makan, sakit pada dada karena
suplai darah tidak mencukupi untuk manifest, kekurangan pasokan darah ke kaki
mungkin berupa nyeri betis ketika berjalan, dan mungkin serangan jantung akibat
penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang mengalirkan darah
untuk jantung.3,5,6
Gejala-gejala pada setiap tipe hiperkolesterolemia pun berbeda. Untuk tipe
hiperkolesterolemia poligenik biasanya tidak disertai dengan xantoma. Sedangkan
pada tipe hiperkolesterolemia familial (genetik) biasanya disertai dengan xantoma
terutama pada tendon Achilles bagian paling bawah kaki. Selain itu juga
ditemukan kadar kolesterol total penderita mencapai 600 sampai 1000 mg/dL atau
4 sampai 6 kali dari orang normal. Cholesterol deposits juga bisa terjadi pada
kelopak mata penderita yang disebut xanthelasmas, arcus senilis ( perubahan
warna putih atau abu-abu pada kornea perifer. Banyak pasien penyakit ini yang
meninggal sebelum berumur 20 tahun akibat infark miokard. 2,4,7
B. Jenis Pemeriksaan Darah Yang Diperlukan Memprediksi Adanya
Hiperkolesterolemia9
Hiperkolesterolemia disebabkan kadar kolesterol melebihi 239 mg/mL
dalam darah. sebagai data dasar adalah : kolesterol total, trigliserida, LDL-
kolesterol dan HDL-kolesterol. Pemeriksaan fisik yang akan dilakukan adalah
antropometri, frekuensi denyut nadi, tekanan darah, auskultasi irama jantung,
serta EKG. Lalu jenis pemeriksaan laboratorium darah yang diperlukan untuk
menentukan diagnosis hiperkolesterolmia sebagai data dasar yaitu kadar
kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan kolesterol HDL dalam plasma.
Pengklasifikasian kadar lipid untuk menentukan diagnosis hiperkolesterolemia
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. KLASIFIKASI KADAR LIPID PLASMA (mg/dl)
KOLESTEROL TOTAL
< 200
200 – 239
≥ 240
Yang diinginkan
Batas tinggi
Tinggi
LDL
< 100
100 – 129
130 – 159
160 – 189
≥ 190
Optimal
Mendekati optimal
Batas tinggi
Tinggi
Sangat tinggi
HDL
< 40
≥ 60
Rendah
Tinggi
TRIGLISERIDA
< 150
150 – 199
200 – 499
≥ 500
Normal
Batas tinggi
Tinggi
Sangat tinggi
Ratio kolesterol total dengan HDL
Resiko Laki-laki Perempuan
Resiko kecil <3.4 <3.3
Resiko rendah 4.0 3.8
Resiko rata-rata 5.0 4.5
Resiko sedang 9.5 7.0
Resiko tinggi >23 >11
Ratio LDL dan HDL
Resiko Laki-laki Perempuan
Resiko kecil 1 1.5
Resiko rata-rata 3.6 3.2
Resiko sedang 6.3 55.0
Resiko tinggi 8 6.1
C. Komplikasi Hiperkolesterol7,8
A. Jantung Koroner
Penyakit ini terjadi karena penyempitan pembuluh darah koroner di
jantung yang disebabkan plak-plak kolestrol. Akibatnya aliran darah ke
jaringan-jaringan jantung terhambat, sehingga jaringan tersebut mati. Gejala
jantung koroner adalah sebagai berikut ujung jari tangan dan kaki sering
kesemutan, leher dan bahu sering terasa kaku dan pegal, kepala
pusing(vertigo), sesak napas, dada kiri terasa sakit.
Pencegahan penyakit jantung koroner dapat dilakukan dengan
menurunkan kadar kolesterol yaitu dengan menjaga pola makan. Tujuan
utama pengobatan adalah memperlancar aliran darah (menghilangkan
penyumbatan).
1.
B. Stroke
Angka kematian akibat stroke di Indonesia sangat tinggi. Sekitar
seperempat penderitanya meninggal dunia. Faktor resiko stroke salah satunya
adalah usia, penuaan yang terjadi pada semua organ tubuh, termasuk
pembuluh darah otak yang menjadi rapuh. Kondisi ini menyebabkan rentan
terserang stroke. Namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini bisa juga
menyerang orang di bawah usia 45 tahun atau 45-60 tahun.
Faktor resiko yang lain adalah hiper kolesterol yang menyebabkan dan
memperburuk arteriosklerotik (penyempitan pembuluh darah). Akibatnya,
terjadi penebalan dan kerusakan dinding pembuluh darah secara berangsur-
angsur. Karenanya makanan kaya kolesterol seperti junk food dapat
membahayakan dan mempercepat kemungkinan munculnya stroke.
Penyakit jantung “berteman dekat” dengan stroke karena penyebabnya
sama yaitu hiperkolesterol. Resiko stroke pada penderita jantung lebih besar.
Begitu juga sebaliknya, penderita stroke memiliki resiko terkena penyakit
jantung lebih besar.
C. Hipertensi
Kelebihan kolesterol dalam darah akan menyebabkan terjadinya
gumpalan dalam saluran pembuluh darah. Kolesterol yang menempel dan
menumpuk di dalam dinding pembuluh darah mengakibatkan tekanan darah
meningkat, yang disebut penyakit darah tinggi atau hipertensi. Tekanan darah
adalah tenaga yang dikeluarkan oleh darah untuk dapat mengalir dalam
pembuluh darah. Semakin sempit pembuluh darah maka akan semakin tinggi
pula tekanan darah. Seseorang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan
darah sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg.
Gejala umum yang sering muncul pada penderita hipertensi adalah,
sakit kepala seperti kesemutan, jantung berdetak cepat, tengkuk pegal, kepala
terasa berputar, telinga berdenging.
Hipertensi dapat dicegah dan diobati. Dapat dicegah dengan pola
hidup sehat, menghindari makanan yang berlemak dan tinggi kolesterol,
garam (termasuk makanan yang diasinkan), daging kambing, durian, serta
minuman beralkohol. Termasuk makanan yang mengandung pengawet, rokok,
kopi, jarang olahraga, dan stress.
D. Diebetes Melitus
Ditandai dengan kadar glukosa dalam darah yang melebihi batas
normal. Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas orang tersebut
tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap glukosa yang
diperoleh dari makanan. Itu yang menyebabkan kadar gula dalam darah
menjadi tinggi akibat timbunan glukosa dari makanan yang tidak dapat
diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab lain adalah insulin
yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik.
Gejala diabetes sering tidak disadari, karenanya sebaiknya melakukan
pemeriksaan lebih lanjut. Gejala umum diabetes yaitu : sering haus, sering
lapar, sering buang air kecil, terutama di malam hari, sering lemas, sering
gatal, sering kesemutan, berat badan menurun drastis, pandangan mata
berkurang, kulit kering, vitalitas berkurang.
D. Penatalaksanaan Gizi10
1. Diet Penyakit Hiperkolesterol
Tujuan
Tujuan Diet Hiperkolesterol adalah :
a) Mengubah jenis dan asupan lemak
b) Menurunkan asupan kolesterol makanan
c) Meningkatkan asupan Karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan
karbohidret sederhana
d)
2. Syarat Diet
Syarat-syarat diet kolesterol adalah :
a) Energi yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan BB dan aktivitas fisik.
b) Lemak sedang < 30% dari kebutuhan energi total. Lemak Jenuh < 10 %.
Kolesterol < 200 mg.
c) Protein cukup 10-25% dari kebutuhan energi total
d) Karbohidrat sedang 50-60% dari kebutuhan energi total
e) Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat pada apel, beras tumbuk
atau beras merah.
f) Vitamin dan mineral cukup.
3. Menyusun Diet Penyakit Hiperkolesterol
Dari menu makanan diet penyakit untuk hiperkolesterol yang kami
rekomendasikan, didapatkan kesimpulan dari hasil nutrisurvey sebagai berikut
:
Energi : 934,8 kcal Energi yang dianjurkan : 940 kcal
KH : 133,4 g Karbohidrat yang dianjurkan : 117,5 g
Lemak : 26,5 g Lemak yang dianjurkan : 26,11 g
Protein : 43,0 g Protein yang dianjurkan : 58,75g
E. Terapi Hiperkolesterolemia7,9,10
Menurut National Choleteroslemia Education Programme Adult Therapy
Programme (NCEP ATP III) sasaran LDL disesuaikan dengan faktor risiko yang
dimiliki seseorang yaitu (5):
1. Risiko tinggi
a. Riwayat penyakit jantung koroner (PJK)
b. Risiko yang disamakan dengan PJK
Diabetes Melitus, stroke, penyakit obstruksi arteri tepi, aneurisma aorta
abdominalis
Faktor risiko multiple (> 2 faktor risiko dan mempunyai faktor risiko PJK
dalam waktu 10 tahun menurun skor Framingham)
2. Risiko Multipel
≥ 2 faktor risiko dengan risiko PJK dalam kurun waktu 10 tahun < 20% (skor
Framingham)
3. Risiko rendah (0;1 faktor risiko)
Dengan risiko PJK dalam kurun 10 tahun < 10 %
Terapi non farmakologis (perubahan gaya hidup) antara lain terapi nutrisi
medis, aktivitas fisik, menghindari rokok, menurunkan berat badan,
pembatasan asupan alkohol. Faktor risiko utama (selain kolesterol LDL) yang
menetukan sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai :
- Kebiasaan merokok
- Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat hipertensi
- Kolesterol HDL rendah (<40 mg/dL)
- Riwayat PJK dini yaitu ayah < 55 tahun dan ibu < 65 tahun
- Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun
Tabel 2. Tiga kelompok risiko untuk menentukan sasaran kolesterol LDL
Kelompok risiko Sasaran kolesterol LDL (mg/dL)
Risiko tinggi < 100
Faktor risiko multiple (≥ 2 faktor risiko) < 130
Risiko rendah (0-1 faktor risiko) < 160
Terapi non farmakologi4,6,7
Terapi nutrisi medis
Diet tinggi lemak merupakan salah satu penyebab hiperkolesterolemia.
Makan makanan yang banyak mengandung trans fat dan saturated fat seperti
margarine/mentega, es krim, minyak kelapa dan lemak hewan dapat
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan koleterol HDL. Maka harus
dikurangi sebanyak 7% perhari. Saturated fat dapat digantikan dengan
unsaturated fat yang relatif kurang meningkatkan kadar LDL. Unsaturated
dibagi dua antara lain Multi Unsaturated Fatty Acid (MUFA) contohnya
minyak zaitun, alpokat dan Poli Unsaturated Fatty Acid (PUFA) contoh ikan.
Dengan perubahan pola makan, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam
darah sebesar 10-15% . Makan ikan yang banyak mengandung omega 3 dapat
menurunkan kadar LDL. Begitu juga dengan mengkonsumsi protein kedelai.
Diet tinggi serat yang larut dalam air seperti oat dan buah/sayuran 20-30 gram
sehari dapat menurunkan 5-15% kadar kolesterol total dan LDL.
Tabel 3. Komposisi makanan untuk hiperkolesterolemia menurut Perkeni 2004
Makanan Asupan yang dianjurkan
Total lemak 20-25% dari kalori total
Lemak jenuh < 7 % dari kalori total
Lemak PUFA Sampai 10% dari kalori total
Lemak MUFA Sampai 10 % dari kalori tota
Karbohidrat 60% dari kalori total (terutama
karbohidrat kompleks)
Serat 30 gr perhari
Protein Sekitar 15% dari kalori total
Kolesterol < 200 mg/hari
Untuk di Rumah Sakit Dr.Soetomo menggunakan Diet B (Tjokroprawiro)
dengan komposisi karbohidrat 68%, lemak : kolesterol < 300 mg/hari, lemak
jenuh dan trans 5%, PUFA 5%, MUFA 10%, protein 12%, serat 25-35 gr
perhari.
Aktivitas fisik
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat badan.
Olahraga disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita. Penurunan
10 % berat badan berarti menurunkan 30% lingkar perut yang mana terdapat
lemak sentral di sana. AHA merekomendasikan olahraga selama 30 menit
dengan aktivitas sedang 3-4 kali dalam seminggu
Menghindari rokok
Merokok berhubungan dengan proses metabolis yang berefek pada
lipoprotein termasuk didalamnya meningkatkan asam lemak bebas, glukosa
dan VLDL serta menurunkan HDL. Berhenti merokok berhubungan dengan
peningkatan rata-rata HDL 6-8 mg/dl.
Hipertensi
Kriteria hipertensi berdasarkan JNC-VII, yaitu TD sistolik ≥ 140
mmHg dan TD diastolik ≥ 90mmHg (As). Cara menangani hipertensi dengan
perubahan pola hidup, meningkatkan aktivitas fisik, diet rendah garam,
kurangi alcohol dan tingkatkan diet sayuran dan buah serta rendah lemak.
Terapi farmakologis9
Berikut ini obat- obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol
darah, terdapat beberapa golongan obat, antara lain statin, resin, niasin,
ezetimibe dan asam lemak omega-3.
a. Resin penukar anion
Kolestiramin dan kolestipol adalah resin penukar anion yang digunakan dalam
penatalaksanaan hiperkolesterolemia. Obat-obat tersebut bekerja dengan cara
mengikat asam empedu (metabolit kolesterol) di dalam lumen usus dan
mencegah reabsorpsinya.
• Kolestiramin
• Kolestipol hidroklorida
b. Kelompok klofibrat
Klofibrat (turunan asam ariloksibutirat) dan beberapa analognya (bezafibral,
siprofibral, finofibrat, gemfibrosil) dapat dianggap sebagai hipolipidemik
berspektrum luas. Klofibrat dan beberapa analognya digunakan dalam
pengobatan hiperlipidemia tipe II maupun IV. Efek utamanya berupa gangguan
saluran cerna.
• Bezafibrat
• Fenofibrat
• Gemfibrozil
• Klofibrat
c. Statin
Statin menghambat secara kompetitif enzim HMG CoA reduktase, yakni enzim
oada sintesis kolesterol, terutama dalam hati. Obat-obat ini lebih efektif
dibanding resin penukar anion dalam menurunkan kolesterol – LDL tetapi kurang
efektif dibanding kelompok klofibrat dalam menurunkan trigliserida dan
meningkatkan kolesterol – HDL.
• Atorvastatin
• Fluvastatin
• Pravastatin
• Simvastatin
• Lovastatin
d. Kelompok asam nikotinat
Asam nikotinat (niasin) merupakan vitamin larut air yang mampu menurunkan
kadar trigliserida dan kolesterol plasma. Mekanisme kerjanya melalui hambatan
mobilisasi lemak serta hambatan sintesis VLDL dalam hati dan lebih lanjut
kolesterol – LDL. Selain itu, asam nikotinat juga meningkatkan kolesterol –
HDL.
• Asam nikotinat
e. Omega 3
Sediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3, bermanfaat dalam
pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun demikian, kadang-kadang
minyak ikan dapat memperburuk hiperkolesterolemia.
Tabel 4. Obat-obatan hipolipidemik
Obat Kolesterol LDL Koleterol HDL Trigliserida
Statin 20-55% 5-15% 10-20%
Resin 15-30% 3-5% -/
Fibrat 10-15% 10-20% 35-50%
Niasin 10-25% 10-35% 25-50%
Ezetimibe 15-25% 3-5% 5-10%
Asam lemak
Omega-3 5-10% 1-3% 20-30%
Tabel 5. Efek Obat hipolipidemik terhadap kadar lipid serum
Dislipidemia Obat pilihan
Hiperkolesterolemia Statin/resin/kombinasi
Dislipidemia campuran Statin/resin/kombinasi
Hipertrigliseridemia fibrat
Isolated low HDL fibrat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah
(dislipidemia) yang mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl.
(perkeni 2004). Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan kadar kolesterol
LDL di dalam darah. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang
ditandai peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida di atas nilai
normal serta penurunan kolesterol HDL.
Hiperkolesterolemia terjadi akibat adanya akumulasi kolesterol dan lipid
pada dinding pembuluh darah. Berdasarkan etiologi terdapat 2 macam
hiperkolesterol yaitu hiperkolesterolemia poligenik dan Hiperkolesterolemia
Familial.
Sebagian besar hiperkolesterolmia tidak menimbulkan gejala. Tetapi kadar
kolesterol yang tinggi menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen
menjadi kurang, sehingga gejala yang timbul adalah gejala kurang oksigen seperti
sakit kepala, pegal-pegal.
Daftar Pustaka
1) Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
2) Parmawati, 2009, Kolesterol tinggi (“hypercholesterol”) sebagai salah satu Faktor
Resiko Penyakit Kardiovaskular.
3) http://uphy.multiply.com/journal/item/35?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal
%2Fitem
4) http://jualherbalkolesterol.wordpress.com/2011/03/23/komplikasi-hiper-
kolesterol-episode-2/
5) http://doktermedis.com/Hiperkolesterolemia (Bagian 1) - dokter-medis.htm
6) Bahri A. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. e-USU
Repositor. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2004
7) Kasim R., Antono D, Alwi I, Saharman L, Makmun LH, Pangabean MM, dkk.
Prosiding Simposium Holistic kardiovaskuler VII. Pusat Penerbit Departemen
Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Juli
2008, hal56, 117
8) Leiv O. A Comparative clinical trial on Intensive Lipid lowering with simvastatin
80mg and 40mg. 2nd edition on therapeutic journal in cardiovascular medicine.
Journal Article at www.springerlink.com
9) WerdhaSari A. Abstrak Penelitian Kesehatan Seri 25. Research Report from
JKPKBPPK / 2008-02-20 15:23:49. Puslitbang Bio Medis dan Farmasi 2008.
Availableat http://digilib.litbang.depkes.go.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id=jkpkbppk-gdl-res-2008-asriwerdha-
2487&newlang=indonesian