18
PRURIGO NODULARIS I. PENDAHULUAN Prurigo nodularis ( PN ) adalah kondisi kulit yang terdapat benjolan yang kering dan keras terbentuk pada kulit yang terasa sangat gatal. PN terasa gatal terus- menerus, terutama pada malam. Pada umumnya gatal berakhir ketika PN digaruk sampai ke titik perdarahan atau nyeri. 1 Nodul picker, liken simpleks kronis, neurodermatitis sirkumskripta, liken corneus obtusus merupakan nama lain dari prurigo nodularis yang berbentuk nodular atipik. Pada 1909, Hyde dan Montgomery pertama kali menggambarkan prurigo nodularis sebagai nodul yang gatal di permukaan ekstensor ekstremitas bawah pada wanita usia pertengahan . Ada pula sumber yang menyebutkan prurigo nodularis merupakan penyakit kulit inflamasi kronik, pada orang dewasa, ditandai oleh adanya nodus kutan yang sangat gatal, terutama terdapat di ekstermitas bagian ekstensor (lengan atau tungkai). 2,3 Penyakit PN tergolong penyakit yang sulit disembuhkan dan sering terdapat bekas luka yang ditemukan di dekat luka lama. PN cenderung berada di daerah yang paling mudah dicapai seperti lengan , bahu, leher dan kaki. Mungkin ditemukan hanya beberapa atau bisa juga mencapai puluhan. 1 1

Referat prurigo nodularis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat lengkap

Citation preview

PRURIGO NODULARISI. PENDAHULUANPrurigo nodularis ( PN ) adalah kondisi kulit yang terdapat benjolan yang kering dan keras terbentuk pada kulit yang terasa sangat gatal. PN terasa gatal terus-menerus, terutama pada malam. Pada umumnya gatal berakhir ketika PN digaruk sampai ke titik perdarahan atau nyeri.1Nodul picker, liken simpleks kronis, neurodermatitis sirkumskripta, liken corneus obtusus merupakan nama lain dari prurigo nodularis yang berbentuk nodular atipik. Pada 1909, Hyde dan Montgomery pertama kali menggambarkan prurigo nodularis sebagai nodul yang gatal di permukaan ekstensor ekstremitas bawah pada wanita usia pertengahan. Ada pula sumber yang menyebutkan prurigo nodularis merupakan penyakit kulit inflamasi kronik, pada orang dewasa, ditandai oleh adanya nodus kutan yang sangat gatal, terutama terdapat di ekstermitas bagian ekstensor (lengan atau tungkai). 2,3 Penyakit PN tergolong penyakit yang sulit disembuhkan dan sering terdapat bekas luka yang ditemukan di dekat luka lama. PN cenderung berada di daerah yang paling mudah dicapai seperti lengan , bahu, leher dan kaki. Mungkin ditemukan hanya beberapa atau bisa juga mencapai puluhan.1

Sebenarnya hasil akhir PN adalah luka yang dihasilkan karena proses menggaruk yang menyebabkan saraf kulit meneba saat dirangsang, saraf mengirimkan sinyal gatal yang luar biasa ke otak. Menggaruk dapat diibaratkan seperti "latihan" untuk saraf dan berlangsung bertahun-tahun.1

II. EPIDEMIOLOGIPrurigo nodularis ini muncul pada pasien yang memiliki kondisi-kondisi tertentu sebagai pemicu, namun belum ada survei terhadap prevalensi pada populasi umum. Dapat ditemukan pada semua ras, ditemukan dalam jumlah besar pada wanita dibandingkan dengan pria, walau belum ada dokumentasi mengenai hal tersebut. Terutama pada usia pertengahan dan oarang yang lebih tua walaupun dapat terjadi pada semua usia. Sekitar 80 % pasien memiliki riwayat personal/keluarga terhadap dermatitis atopi, asma, atau demam (prevalensi hanya 25 % pada populasi umum ). 2,3,4,5Prurigo nodularis bersifat jinak dan tidak meningkatkan angka kematian, namun angka kesakitan tidak akan berkurang jika tidak diobati dengan, bahkan untuk yang sudah diobati sekalipun. Gatal yang sangat parah pada permukaan tubuh menyebabkan pasien tidak dapat bekerja secara maksimal dalam aktivitas sehari-harinya. Dalam dokumentasi, Prurigo Nodularis dapat muncul pada populasi HIV atau kondisi imunokompromais lain. Beberapa ditemukan dengan keganasan internal dan gangguan fungsi ginjal yang parah.5

III. ETIOPATOLOGIKausa penyakit ini belum diketahui, walaupun kondisi lain dapat menginduksi prurigo nodularis seperti kondisi pada HIV (berhubungan dengan jumlah CD4 yang rendah) dan penyakit imunodefisiensi lain, kolestasis, penyakit tiroid, polisitemia rubra vera, uremia, penyakit Hodgkin, keganasan, penyakit hati, gagal ginjal, anemia, gigitan serangga, memiliki kondisi alergi seperti asma, dermatitis, atau demam atau memiliki keluarga yang memiliki kondisi tersebut, dan penyakit psikiatri (serangan-serangan gatal timbul bila terdapat atau mengalami ketegangan emosional), meski beberapa penelitian terkini menyangkal psikiatri sebagai penyebab dari prurigo nodularis. Sumber lain mengatakan kaitan terjadinya prurigo nodularis dengan hepatitis C, Mucobacteria, Helicobacter pylori ,dan Strongyloides stercoralis. 1,4,5,6Lockshin et al menghubungkan prurigo nodularis dengan Nevus Becker, Torchia et al mengubungkannya dengan penyakit yang berkaitan dengan IgA, kondisi autoimun, dan Sonkoly et al menghubungkannya dengan sel T. Sumber lain menyatakan faktor pemicu prurigo nodularis dapat berasal dari penyakit kulit lain, seperti eksim, pemfigoid bulosa, dan dermatitis herpetiformis.1,4Trauma mekanis kronis terhadap kulit menyebabkan penebalan pada kulit. Penggarukan, penggosokan, dan penyentuhan yang berulang menghasilkan plak atau likenifikasi nodular dan hiperkeratosis hingga perubahan pigmen (hiperpigmentasi). Jika tidak ditangani dengan baik, akan terjadi lesi ekskoriasi yang berskuama, krusta, atau membentuk keropeng. Penjelasan dari rasa gatal masih belum diketahui.5 Sel mast dan netrofil ditemukan lebih banyak dibandingkan nilai normal pada prurigo nodularis, namun produk degranulasi tidak meningkat. Eosinofil tidak meningkat, namun produk granula protein (seperti protein dasar besar, protein kation eosinofilik, dan neurotoxin derivat eosinofil) secara signifikan mengalami peningkatan jumlah. Nervus papilar dermal dan sel Merkel merupakan nervus sensoris yang ditemukan pada dermis dan epidermis, keduanya mengalami peningkatan jumlah pada prurigo nodularis. Ini merupakan reseptor neural terhadap rangsang sentuhan, temperatur, nyeri, dan gatal. Gen kalsitonin yang berhubungan dengan peptida dan nervus imunoreaktif substansi P dinyatakan meningkat pada kulit dengan prurigo nodularis dibandingkan dengan kulit normal. Neuropeptida ini akan memediasi inflamasi neurogenik kutaneus dan pruritus. Interleukin 31, a sel T-derivat sitokin yang menyebabkan pruritus berat dan dermatitis juga mengalami peningkatan.5Penyebab prurigo nodular tidak diketahui. Tidak pasti apakah menggaruk menyebabkan benjolan, atau benjolan muncul sebelum mereka tergores. Alasan untuk benjolan, peradangan dan peningkatan aktivitas dan ukuran saraf di kulit sedang diselidiki tetapi masih belum diketahui. Hingga 80% dari pasien memiliki riwayat pribadi atau keluarga dari dermatitis atopik, asma atau demam (dibandingkan dengan sekitar 25% dari populasi normal). Prurigo nodular dapat dimulai sebagai gigitan serangga atau reaksi bentuk lain dari dermatitis. Ini telah dikaitkan dengan penyakit internal yang termasuk anemia kekurangan zat besi, gagal ginjal kronis, gluten enteropati, infeksi HIV dan banyak kondisi yang beragam lainnya.7

Dalam beberapa kasus, prurigo nodular telah dikaitkan dengan pruritus brachioradial, yang karena kompresi atau traksi saraf tulang belakang. Teori ini mungkin menjelaskan mengapa pengobatan lokal tidak selalu berhasil. Ada pula spekulasi mengatakan bahwa prurigo nodularis luas juga dapat mengikuti sensitisasi dari saraf tulang belakang dan bahwa nodul muncul karena menggaruk.7

IV. GEJALA KLINISLesi yang ditemukan berupa nodus atau papul. Biasanya simetris, bersisik, hiperpigmentasi atau purpura, dan keras. Dapat tunggal atau multiple, lebih besar dari 0,5 cm dan kurang dari 2 cm (3-20 mm), ukurannya menetap, jarang membesar atau mengecil, dan tidak spontan berubah. Jumlahnya semakin bertambah, bisa mencapai ratusan. Lesi ekskoriasi biasanya datar, mencekung, atau terdapat krusta diatasnya. Bila perkembangannya sudah lengkap, maka lesi tersebut akan berubah menjadi verukosa atau mengalami fisurasi Nodus awalnya dapat muncul di folikel rambut. Pola nodus dapat berbentuk folikular. Pada prurigo nodularis, nodus terbentuk sebelum rasa gatal muncul kemudian menjadi sangat gatal. 1,2,4,5,8,9

Gambar 2 Prurigo nodularis pada lengansumber: http://www.danderm.dk/atlas/6-110-1.html

Rasa gatal dapat membuat sulit tidur saat malam dan menganggu aktivitas saat siang. Dapat berdarah, luka, dan terinfeksi sekunder jika terus menerus digaruk karena poses penyembuhan luka tidak terbentuk. Faktor pemicu prurigo nodularis mencakup kondisi saraf dan mental , mencakup fungsi hati dan ginjal, dan penyakit kulit seperti eksim , pemfigoid bulosa dan dermatitis herpetiformis. Pada banyak pasien , penyebab sebenarnya tidak pernah ditemukan. Prurigo nodularis dapat terjadi pada semua usia tetapi terutama pada orang dewasa berusia 20-60 tahun. Jenis kelamin perempuan lebih berpengaruh.1

Prurigo nodularis pada biasanya berukuran 1-3 cm, sering dengan permukaan berkutil yang meninggi. Lesi awal mungkin mulai sebagai kecil merah gatal benjolan. Pengerasan kulit dapat menutupi lesi namun terjadi goresan lagi. Lesi yang lebih tua mungkin lebih gelap atau lebih pucat dari kulit di sekitarnya. Kulit di antara nodul sering kering. Gatal sering sangat terasa terus menerus, sering selama berjam-jam, menyebabkan menggaruk kuat.1

Gambar 1 Prurigo nodularis pada bawah bibirSumber: http://www.aocd.org/?page=PrurigoNodularis

Lesi prurigo nodularis biasanya berkelompok dan banyak tetapi dapat bervariasi dalam jumlah 2-200. Prurigo nodulaisr cenderung didistribusikan secara simetris. Mereka biasanya mulai pada lengan bawah dan kaki, dan lebih buruk pada aspek bagian luar atau ekstensor. Badan, wajah dan bahkan telapak tangan juga dapat dipengaruhi. Kadang-kadang nodul prurigo yang paling jelas pada daerah leher, bahu dan lengan atas.1

Nodul baru muncul dari waktu ke waktu, tetapi nodul yang ada mungkin regresi spontan meninggalkan bekas luka. Prurigo nodularis sering berjalan terus panjang dan dapat menyebabkan stres dan depresi yang signifikan. Trauma mekanik kronis pada kulit menyebabkan penebalan kulit proporsional dengan trauma. Menggosok berulang, menggaruk, dan menyentuh (yang disebabkan oleh benda asing atau self-induced) menghasilkan plak atau likenifikasi nodular dan hiperkeratosis. Perubahan pigmen sering hasil dari trauma berulang seperti pada kulit.1

Dengan prurigo nodularisis, seseorang merasa sangat gatal pada titik-titik tertentu dan tidak dapat mengendalikan dorongan untuk menggosok atau menggaruk pada tubuh tersebut. Kelainan atau penjelasan untuk pruritus tidak diketahui mengapa terjadi pada prurugo nodularis. Hasilnya krusta, nodular, hiperpigmentasi atau lesi purpura dengan permukaan yang bersisik, eksoriasi, dan mungkin berkulit.1

Studi imunohistokimia menunjukkan peningkatan jumlah serabut saraf dermal di prurigo nodularis. Sensasi gatal diciptakan terutama oleh saraf epidermal yang tak bermielin. Lesi pada prurigo nodularis tidak begitu berpengaruh jika dilakukan biopsi kulit. Hasil cenderung menunjukkan penurunan kepadatan saraf intraepidermal, menunjukkan adanya neuropati kecil pada prurigo nodularis. Studi lain menunjukkan bahwa sitokin Th2 terkait dengan aktivasi STAT6 bersama dengan beberapa stimulus lainyang belum diketahui yang mengaktifkan STAT3 bermain peran utama dalam patogenesis prurigo nodularis.1

Gambar 3 Prurigo nodularis pada tangansumber: http://www.idoj.in/viewimage.asp?img=IndianDermatolOnlineJ_2012_3_2_89_96698_u10.jpg

Gambar 4 Prurigo nodularis pada tubgkaisumber: http://www.huidarts.com/huidaandoeningen/huidaandoeningen-o-p/prurigo-nodularis/

V. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Pemeriksaan penyaring darah (seperti FBC, CRP, iron, U&Es, LFTs, TFTs, serum kalsium, dan glukosa) untuk membantu deteksi adanya penyakit penyerta pada ginjal, hepar atau penyakit metabolik dan infeksi yang berhubungan3b. Biopsi lesi disarankan untuk eksklusi penyakit seperti karsinoma sel skuamosa, infeksi mikrobakterial, infeksi jamur dan limfoma kutaneus. Biopsi juga akan memperlihatkan peningkatan jumlah eosinofil untuk prurigo nodularis1,3,9. Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan, pertama dapat ditemukan penebalan epidermis, sehingga tampak hiperkeratosis, hipergranulosis, akantosis yang tak teratur atau disebut juga sebagai hiperplasi psoriasiformis yang tak teratur.4,5,9Kedua, ditemukan penebalan stratum papilaris dermis, yang terdiri atas kumpulan serat kolagen kasar, yang arahnya tegak lurus terhadap permukaan kulit (disebut sebagai collagen in vertical streaks). 4,5,9Penemuan terakhir akan ditemukan sebukan sel-sel radang sekitar pembuluh darah yang melebar di dermis bagian atas. Sel-sel tersebut terutama terdiri atas limfosit dan histiosit. Dapat muncul di seluruh bagian tubuh, namun yang terbanyak muncul pada ekstermitas bagian ekstensor (lengan atau tungkai), pada permukaan anterior paha, dan dapat pula timbul pada batang tubuh; seperti punggung, bokong, dada, dan bahu. 4,5,9

c. Kultur pada lesi akan mengekslusi infeksi Staphylococcus10VI. DIAGNOSISNodularis prurigo dapat didiagnosis secara klinis dengan pemeriksaan visual, karena lesi yang ditemukan tergolong besar, nodul kurang lebih simetris dengan rasa gatal. Ada beberapa kondisi yang menyerupai prurigo nodularis seperti liken planus , psoriasis , eksim. Pada pemeriksaan yang cermat, pengalaman klinis dan dukungan dari laporan biopsi akan membantu menegakkan diagnosis yang tepat .

VII. DIAGNOSIS BANDINGa. Liken Simpleks KronikLiken simpleks kronik merupakan kelainan kulit yang disebabkan garukan yang berlebihan pada kulit ditandai dengan adanya hiperpigmentasi, likenifikasi, dan penebalan plak. Lokasi tersering adalah tengkuk dan leher, daerah siku.11,13,14

Gambar 5. Liken simpleks kronisSumber: http://venasaphenamagna.blogspot.com/2011/10/neurodermatitis-sirkumskripta.html

b.KeratoakantomaPenyakit ini jarang pada badan, sering pada daerah yang terpapar sinar matahari, seperti wajah, leher, ekstremitas superior bagian dorsal. Lesi berwarna kulit sampai kemerahan, terdapat nodul yang pada bagian tengahnya yaitu keratin plug.2,15

Gambar 6. KeratoakantomaSumber: http://kosmetolog-v-balakovo.ru/goods/KeRATOAKANTOMA-Udalenie-lazerom-v-Balakovo

c. Gigitan seranggaGigitan serangga biasanya berupa papul-papul pruritik, berkelompok pada daerah yang digigit, khas tampak pinpoint bleeding. Sering terdapat vesikel dan bula yang merupakan reaksi dari gigitan serangga.16

Gambar 7. Lesi gigitan seranggaSumber: http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/03/22/tomcat-atau-paederus-sp-apa-dan-bagaimana-pengobatannya-448318.html

d. Liken planus hipertrofi Lichen planus adalah respon dari kekebalan tubuh yang dimediasi oleh sel yang asalnya belum diketahui. Ini dapat ditemukan dengan adanya penyakit kekebalan tubuh lainnya, seperti kolitis ulserativa, alopecia areata, vitiligo, dermatomiositis, morphea, lichen sclerosis, dan miastenia gravis. Liken planus juga ditemukan terkait dengan infeksi virus hepatitis C, hepatitis kronis aktif dan primary biliary cirrhosis.12

Gambar 8. Liken planus hipertrofiSumber: http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/03/22/tomcat-atau-paederus-sp-apa-dan-bagaimana-pengobatannya-448318.htmlVII. PENATALAKSANAANa. Promotif dan PreventifGatal merupakan rasa yang paling dirasakan mengganggu pada kasus ini. Oleh karena itu, gatal harus dicegah dengan menggunakan sarung tangan atau memotong kuku agar garukan dapat dihindari atau berkurang.b. KuratifPengobatan sulit karena intensitas gatal pasien menyebabkan pasien sering pergi dari dokter ke dokter untuk mencari bantuan. Jarang ditemukan satu pengobatan yang selalu efektif dan beberapa perawatan mungkin perlu dicoba.Terapi Sistemik meliputi : Antihistamin oral diambil pada malam hari untuk mengurangi gatal dan memungkinkan tidur. Antihistamin standar biasanya tidak cukup membantu untuk kondisi ini, tapi kadangn pengobatan dengan amitriptyline dapat nermanfaat. Amitrityline biasanya digunakan sebagai antidepresan namun juga memiliki efek antihistamin. Steroid oral juga diberikan sebagai anti inflamasi seperti prednisolone.3Opiat reseptor antagonis, seperti naltrexone, terbukti efektif mengatasi gatal3 Ada juga retinoid sistemik, seperti acitretin, dapat menyusutkan nodus dan mengurangi gatal. Naltrexone, antagonis opiat (ini melawan efek narkotika morfin, heroin dan obat-obatan serupa), yang telah dilaporkan untuk mengurangi rasa gatal di beberapa mata pelajaran.7,9Ada beberapa jenis obat yang memberikan respon baik pada manifestasi klinis berat, seperti makrolid, roxithromycin, dikombinasikan dengan anti-fibroblas, tranilast. Gabapentin dapat digunakan namun bersifat sedatif bagi pasien. Pada kasus yang ditemukan infeksi staphylococcus, pemberian antibiotik terbukti efektif. Horiuchi et al melaporkan perbaikan signifikan pada Prurogo Nodularis dengan terapi antibiotik.3,9,17,18

Pengobatan topikal meliputi :Emolien penggunaan secara berkala untuk mendinginkan dan menyejukkan kulit yang gatal; mentol atau fenol dapat ditambahkan. Krim antihistamin; seperti Zonalon, Pramoxine. Krim capsaicin dapat menghentikan gatal. Pemberian diulang 4 6 kali per hari3,10.Steroid digunakan untuk meringankan inflamasi dan gatal, dan untuk melembutkan nodus, biasanya topikal, namun dapat diberikan intralesi atau oral. Responnya bervariasi. Ultrapotent steroid topikal krim dapat pula diberikan untuk meningkatkan efek obat, menerapkan bawah teroklusi dan tertutup dengan plastik. Lesi kulit memberikan respons cepat terhadap penyuntikan kortikosteroid intralesi. Biasanya dipakai suspensi triamsinolon asetonid 2,5 sampai 12,5 mg per ml. Dosisnya 0,5, sampai 1 ml per cm2 dengan maksimum 5 ml untuk sekali pengobatan. Oinment coal tar kadang digunakan sebagai alternatif dari steroid, Oinment calcipotriol terkadang lebih efektif dibandingkan dengan steroid topikal1,3,6,7

Terapi penyinaran:Terapi sinar UVA dengan psoralen (PUVA) terapi dilakukan 2 kali seminggu, selama beberapa minggu. Terapi sinar UVB Dilakukan 2 3 kali dalam seminggu selama beberapa minggu. Krioterapi; membekukan luka dengan cairan nitrogen dapat menyusutkan nodus dan mengurangi gatal. Kasus yang parah dan resisten dapat dikontrol dengan krioterapi (pembekuan luka dengan semprotan nitrogen cair). Dalam beberapa kasus mungkin diperlukan untuk mencari penyebab pasti PN, sayangnya ini adalah salah satu kondisi yang sulit dan butuh tenaga yang ahli untuk penanganannya. 1,3,9

IX. PROGNOSISLesi tidak dapat membaik secara spontan. Keparahan mungkin dapat berkurang dengan terapi namun cenderung menetap untuk beberapa waktu. Penyakit ini bersifat kronis dan setelah sembuh dengan pengobatan biasanya residif.X. KOMPLIKASIPrurigo nodularis bersifat jinak. Namun, dalam beberapa kasus dapat menyebabkan gangguan fungsional dan kesakitan pada yang tidak ditangani dengan baik. Beberapa lesi dapat menjadi hiperpigmentasi yang permanen dan meninggalkan jaringan parut.3

XI. KESIMPULANPrurigo nodularis ( PN ) adalah kondisi kulit yang terdapat benjolan yang kering dan keras terbentuk pada kulit yang terasa sangat gatal . PN terasa gatal terus-menerus, terutama pada malam hari , atau ketika menggunakan pakaian yang tidak sesuai. Kausa penyakit ini belum diketahui, walaupun kondisi lain dapat menginduksi Prurigo Nodularis.Lesi berupa nodus atau papul Biasanya simetris, bersisik, hiperpigmentasi atau purpura, dan keras. Dapat tunggal atau multiple. Lebih besar dari 0,5 cm dan kurang dari 2 cm (3-20 mm), ukurannya menetap, jarang membesar atau mengecil, dan tidak spontan berubah. Rasa gatal dapat membuat sulit tidur saat maalam dan menganggu aktivitas saat siang, dapat berdarah, luka, dan terinfeksi jika terus menerus digaruk.Nodularis prurigo dapat didiagnosis secara klinis dengan pemeriksaan visual, karena ini adalah besar , nodul kurang lebih simetris dengan rasa gatal . Ada beberapa kondisi yang menyerupai Prurigo nodularis seperti Lichen planus , psoriasis , eksim bahkan di kali. Pemeriksaan yang cermat , pengalaman klinis dan dukungan dari laporan biopsi akan membantu menegakkan diagnosis yang tepat.14