Upload
bekti-darmastuti
View
546
Download
109
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUANPENDAHULUAN (1)(1)
Refleks akustik kontraksi otot stapedius yang ditimbulkan oleh adanya suara keras secara akustik
Definisi
Ambang Refleks Akustik
intensitas terendah dari suatu stimulus akustik yang menimbulkan refleks (suatu perubahan pengukuran dari
imitans akustik)
intensitas terendah dari suatu stimulus akustik yang menimbulkan refleks (suatu perubahan pengukuran dari
imitans akustik)
2Probst R, Audiology . Basic Otorhinolaryngology. New York; 2006,
ANATOMI DAN FISIOLOGIANATOMI DAN FISIOLOGI(2)(2)
•Permukaan membran timpani yang luas dibandingkan dengan permukaan stapes yang kecil (14:1) ↑ amplitudo getaran
•Daya pengungkit dari lengan maleus dan inkus ↑ amplitudo getaran (1,3:1,0) ↑ total 20-30 dB
6
ANATOMI DAN FISIOLOGIANATOMI DAN FISIOLOGI(3)(3)
a) tanpa adanya tulang-tulang pendengaran di telinga tengah, lebih dari 99% suara direfleksikan di permukaan cairan di telinga dalam.
b) impedans diubah oleh perbedaan luas area antara membran timpani dan kaki stapes
7
ANATOMI DAN FISIOLOGIANATOMI DAN FISIOLOGI(4)(4)
Otot stapedius dilekatkan ke bagian posterior dari leher stapes otot paling kecil dalam tubuh
8
ANATOMI DAN FISIOLOGIANATOMI DAN FISIOLOGI(5)(5)
Sel rambut dalam organ korti mengubah energi mekanik energi listrik9
JALUR REFLEKS AKUSTIKJALUR REFLEKS AKUSTIK
10Probst R, Audiology . Basic Otorhinolaryngology. New York; 2006,
JALUR REFLEKS AKUSTIK –KANANJALUR REFLEKS AKUSTIK –KANAN
Jalur ipsilateral kanan
Jalur kontrateral kanan
11Emmanuel, C. D. Acoustic reflex threshold (ART) patterns: An interpretation guide for
students and supervisors
JALUR REFLEKS AKUSTIK – KIRIJALUR REFLEKS AKUSTIK – KIRI
Jalur kontrateral kiri
Jalur ipsilateral kiri
12
KONSEP DASAR IMITANSKONSEP DASAR IMITANS
Imitans karakteristik fisik dalam sistem getaran mekanik yang mengukur suatu sistem yang di set menjadi getaran melalui tenaga pengungkit hasilnya adalah admitans
Admitans aliran energi total dalam sistem getaran mekanik
Impedans aliran energi total yang mempunyai tahanan/resistensi terhadap penyerapan energi
Sistem tahanan merubah energi getar energi gerak dengan sedikit kekuatan admitans tinggi & impedans rendahPengukuran fungsi telinga tengah dengan timpanometri & refleks stapedius adalah mengenai jumlah energi yang ditahan (impedans)
atau jumlah energi yang diterima (admitans) oleh telinga tengah13
INDIKASI KONTRAINDIKASI
• Efusi telinga tengah• Perforasi membran timpani• Timpanosklerosis• Hipermobilitas membran timpani• Disfungsi tuba eustachius• Diskontinuitas tulang-tulang
pendengaran• Otoskerosis• Neuroma akustik atau kelainan lain
pada n. VIII• Kelainan pada n. VII• Kelainan pada batang otak
15
• Timpanometri frekuensi rendah tidak direkomendasikan pada bayi berumur kurang dari 7 bulan karena kartilago kanalis akustikus eksternanya masih lunak didapatkan hasil timpanometri yang keliru
PRINSIP PENGUKURANPRINSIP PENGUKURAN
KAE disumbat secara rapat dengan probe yang ukurannya sesuai. Impedans akustik diukur dengan probe tone (226 Hz). Pompa udara mengatur tekanan positif atau negatif dalam KAE (timpanogram), tambahan nada/suara yang menimbulkan refleks stapedius.
Bagian dari probe tone yang direfleksikan diukur dengan mikrofon yang membentuk gambaran timpanogram
16
TIMPANOMETRI – PROSEDUR TESTIMPANOMETRI – PROSEDUR TES
Sebelum dilakukan timpanometri dilakukan pemeriksaan otoskopi dulu dipilih ukuran probe yang sesuai dimasukkan ke dalam KAE dengan benar sampai terjadi penutupan sempurna diset alat pada tulisan TYMP dibaca volume KAE pada penunjuk compliance dipasang jarum pada tekanan udara + 200 daPa pada tombol pengatur setelah yakin tidak ada kebocoran diputar ke tanda automatic
Dilakukan hal yang sama pada telinga sebelahnya
Hasil pemeriksaan dicetak
Sebelum dilakukan timpanometri dilakukan pemeriksaan otoskopi dulu dipilih ukuran probe yang sesuai dimasukkan ke dalam KAE dengan benar sampai terjadi penutupan sempurna diset alat pada tulisan TYMP dibaca volume KAE pada penunjuk compliance dipasang jarum pada tekanan udara + 200 daPa pada tombol pengatur setelah yakin tidak ada kebocoran diputar ke tanda automatic
Dilakukan hal yang sama pada telinga sebelahnya
Hasil pemeriksaan dicetak17
TIMPANOMETRI – DASAR TIMPANOMETRI – DASAR PENGUKURANPENGUKURAN
Compliance maksimum sistem telinga tengah
Compliance sistem telinga tengah
Tekanan telinga tengah
18
TIMPANOGRAM – TIPE ATIMPANOGRAM – TIPE A
Puncak berada sekitar tekanan udara 0 daPa.Compliance maksimum pada -150 s/d +100 daPa .Imitans pada 0,2 s/d 2,5 mmhos
19
TIMPANOGRAM – TIPE AsTIMPANOGRAM – TIPE As
Hampir sama dengan tipe A, namun puncaknya lebih rendah.Tekanan telinga tengah normal.Static compliance menurun.Huruf “S” bisa diartikan suatu keadaan stiff.
20
TIMPANOGRAM – TIPE AdTIMPANOGRAM – TIPE Ad
Puncak sangat tinggi.Tekanan telinga tengah normal.Static compliance meningkat.Huruf “D” = disarticulation
21
TIMPANOGRAM – TIPE BTIMPANOGRAM – TIPE B
Tidak ada puncak. Compliance meningkat. Static compliance menurun
22
TIMPANOGRAM – TIPE CTIMPANOGRAM – TIPE C
Puncak kurva yang menjauhi tekanan 0 daPa ke arah daerah tekanan negatif (-100 daPa atau lebih)
23
REFLEKS STAPEDIUS – DASAR REFLEKS STAPEDIUS – DASAR PENGUKURAN PENGUKURAN
Stimulus akustik pada satu telinga kontraksi refleks pada kedua telinga diukur kedua jalur refleks ipsilateral dan kontralateral
Tes ipsilateral probe ear & stimulus ear adalah sama (stimulus & pengukuran terjadi dalam telinga yang sama)
Tes kontralateral probe ear & stimulus ear adalah berbeda (stimulus & pengukuran terjadi dalam telinga berbeda)
Stimulus pada telinga kiri, refleks terekam/diukur pada telinga kiri refleks ipsilateral kiri
Stimulus pada telinga kiri, refleks terekam/diukur pada telinga kanan refleks kontralateral kiri
24
REFLEKS STAPEDIUS – PROSEDUR REFLEKS STAPEDIUS – PROSEDUR TESTES
Pasien diminta duduk tenang & mendengar baik-baik suara keras pada salah satu telinga dilakukan timpanometri dahulunya tergantung pada hasil akhir tes (skrining atau klinis) diberi nada pada 500, 1000, 2000, 4000 Hz mulai dari 70-80 dBHL sampai 105 dBHL tiap kenaikan 5 dB sampai ambang refleks akustik tercapai (dalam durasi 1-2 detik) jika nada cukup keras kontraksi otot stapedius immittance probe akan merekam muncul refleks akustik
Hasilnya direkam
Pasien diminta duduk tenang & mendengar baik-baik suara keras pada salah satu telinga dilakukan timpanometri dahulunya tergantung pada hasil akhir tes (skrining atau klinis) diberi nada pada 500, 1000, 2000, 4000 Hz mulai dari 70-80 dBHL sampai 105 dBHL tiap kenaikan 5 dB sampai ambang refleks akustik tercapai (dalam durasi 1-2 detik) jika nada cukup keras kontraksi otot stapedius immittance probe akan merekam muncul refleks akustik
Hasilnya direkam
25
INTERPRETASI HASIL - POLA REFLEKS INTERPRETASI HASIL - POLA REFLEKS (1)(1)
Beberapa gambaran pola refleks 27
INTERPRETASI HASIL – INTERPRETASI HASIL – ACOUSTIC REFLEX DECAY ACOUSTIC REFLEX DECAY (ARD)(ARD)
ARD (tes peluruhan refleks):
Mendeteksi/menkorfirmasi pasien dengan patologi retrokokhlea hasil audiogram normal pola refleks patologi retrokokhlea
Mengukur kontraksi refleks masih ada/melemah selama stimulasi masih berlanjut (biasanya 10 detik)
Tes ini dilakukan dengan stimulus 10 dB di atas ambang refleks akustik selama 10 detik dalam satu periode respon refleks dilihat apakah tetap/meningkat lebih dari 10 detik periode apakah terlihat/tidak peluruhan bila respon menurun 50 % dalam 10 detik tes ini positif
ARD (tes peluruhan refleks):
Mendeteksi/menkorfirmasi pasien dengan patologi retrokokhlea hasil audiogram normal pola refleks patologi retrokokhlea
Mengukur kontraksi refleks masih ada/melemah selama stimulasi masih berlanjut (biasanya 10 detik)
Tes ini dilakukan dengan stimulus 10 dB di atas ambang refleks akustik selama 10 detik dalam satu periode respon refleks dilihat apakah tetap/meningkat lebih dari 10 detik periode apakah terlihat/tidak peluruhan bila respon menurun 50 % dalam 10 detik tes ini positif
30
INTERPRETASI HASIL - INTERPRETASI HASIL - ACOUSTIC REFLEX DECAYACOUSTIC REFLEX DECAY
Peluruhan refleks akustik dikatakan negatif respon refleks tidak ↓ (a) atau bila ↓ < ½ (b) Reflek akustik dinyatakan positif bila ↓ ≥ 50 % (c)31
INTERPRETASI HASIL INTERPRETASI HASIL - ACOUSTIC REFLEX DECAY- ACOUSTIC REFLEX DECAY
Tes refleks peluruhan adalah negatif tidak adanya penurunan respon
lebih dari 50 %
Tes refleks peluruhan adalah positif adanya penurunan respon 50 %
atau lebih
Nilai peluruhan = perbedaan persentase dua nilai defleksi refleks yang diambil 0,5 detik setelah stimulus dimulai & 0,5 detik sebelum stimulus dihentikan
32
TULI KONDUKTIF – PATOLOGI TELINGA TULI KONDUKTIF – PATOLOGI TELINGA TENGAHTENGAH
Derajat ringan Derajat berat35
TULI SENSORINEURAL – PATOLOGI KOKHLEATULI SENSORINEURAL – PATOLOGI KOKHLEA
37Emmanuel, C. D. Acoustic reflex threshold (ART) patterns: An interpretation guide for
students and supervisors
TULI SENSORINEURAL – PATOLOGI NERVUS TULI SENSORINEURAL – PATOLOGI NERVUS VESTIBULOKOKHLEARISVESTIBULOKOKHLEARIS
38Emmanuel, C. D. Acoustic reflex threshold (ART) patterns: An interpretation guide for
students and supervisors
TULI SENSORINEURAL – PATOLOGI NERVUS FASIALISTULI SENSORINEURAL – PATOLOGI NERVUS FASIALIS
39Emmanuel, C. D. Acoustic reflex threshold (ART) patterns: An interpretation guide for
students and supervisors
TULI SENSORINEURAL – PATOLOGI INTRA-TULI SENSORINEURAL – PATOLOGI INTRA-AKSIAL BATANG OTAKAKSIAL BATANG OTAK
Kerusakan minimal 40
TULI SENSORINEURAL – PATOLOGI INTRA-AKSIAL BATANG OTAKTULI SENSORINEURAL – PATOLOGI INTRA-AKSIAL BATANG OTAK
Kerusakan luas 41
TULI SENSORINEURAL – PATOLOGI EKSTRA-TULI SENSORINEURAL – PATOLOGI EKSTRA-AKSIALAKSIAL BATANG OTAK BATANG OTAK
Lesinya menyerupai “mimic” patologi n. VIII atau “mimic” patologi intra-aksial atau dapat juga “mimic” patologi n. VII atau pola “bizaare”
42