38
REFRAKSI

refraksi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

medical

Citation preview

Slide 1

REFRAKSIANATOMI MATA

MEDIA REFRAKSIKorneaCOA PupilCOPLensaCorpus vitreusFisiologi RefraksiRefraksi adalah perubahan arah dari suatu gelombang ketika melewati media yang berbeda indeks biasnyaRefraksi pembelokan berkas cahaya terjadi ketika berkas cahaya berpindah dari satu medium dengan kepadatan tertentu ke medium dengan kepadatan yang berbedaBerkas-berkas cahaya divergen yang mencapai mata harus difokuskan kembbali ke sebuah titik peka cahaya di retinaKetika suatu berkas cahaya masuk ke medium dengan densitas tinggi, cahaya tersebut melambat (begitupun sebaliknya)Fisiologi Media RefraksiDua faktor yang berperan penting dalam derajat refraksi:Densitas komparatif antara dua media (semakin besar perbedaan densitas, semakin besar derajat pembelokan)Sudut jatuhnya berkas di medium kedua (semakin besar sudut semakin besar pembiasan)Dua struktur paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan lensa. Kelengkungan kornea berperan dalam refraksi total karena perbedaan lensa dan cairan. Kemampuan refraksi lensa dapat diubah dengan mekanisme akomodasiEmetrop : Tanpa akomodasi, sinar sejajar yang datang ke mata akan dibiaskan tepat di fovea sentralis dari retina

Ametropia :Keadaan dimana terdapat kelainan pembiasan sinar oleh karena kornea atau adanya perubahan panjang bola mata, sehingga sinar normal tidak dapt terfokus ke macula.Dapat berupa miopia, hipermetropia, presbiopia, astigmatisma.

Ametropia aksial : Terjadi akibat sumbu bola mata lebih panjang atau lebih pendek sehingga bayangan benda difokuskan didepan atau dibelakang retina

Ametropia refraktif : Terjadi akibat kelainan sistem pembiasan sinar dalam mata. Bila daya bias kuat maka bayangan benda terletak didepan retina (miopia) atau bila daya bias kurang maka bayangan benda akan terletak dibelakang retina (hipermetropia refraktif) KELAINAN REFRAKSIMIOPIAHIPERMETROPIAASTIGMATISMEPRESBIOPIAMIOPIATerjadi jika kornea (terlalu cembung) dan lensa (kecembungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan akan terletak di depan retina.

JENIS MIOPIAKLASIFIKASI MIOPIAMenurut derajat beratnyaMipoia ringan (sampai 3 dioptri)Miopia sedang (3 - 6 dioptri)Miopia berat ( lebih dari 6 dioptri)

Menurut perjalanan penyakitnyaMiopia statisioner/simpleksMiopia progresifMiopia malignantMANIFESTASI KLINIK MIOPIAManifestasi klinik ( subjektif ):1.Penglihatan jauh kabur, lebih jelas dan nyaman apabila melihat dekat karena membutuhkan akomodasi yang lebih kecil daripada emetrop.2.Kadang seakan melihat titik-titik seperti lalat terbang karena degenerasi vitreus.3.Mata lekas lelah, berair, pusing, cepat mengantuk (merupakan gejala asthenophia).4.Memicingkan mata agar melihat lebih jelas agar mendapat efek pin-hole.Objektif :Bilik mata depan dalam karena otot akomodasi tidak dipakai.Pupil lebar (midriasis) karena kurang berakomodasi.Mata agak menonjol pada miopi tinggi.Pada pemeriksaan oftalmoskopi, retina dan koroid tipis disebut fundus tigroid.

DIAGNOSIS MIOPIAAnamnesisPemeriksaan fisikVisus dasar utk melihat jauhVisus dengan pinhole untuk mengetahui apakah penglihatan yang buram disebabkan kelainan refraksi atau kelainan anatomiMetode trial and error, snellen chart dan lensa sferis negatif sampai didapatkan visus 6/6Pemeriksaan penunjangFunduskopi Auto refraktometerPENATALAKSANAAN MIOPIAKoreksi non bedahKacamata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal agar memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksiKoreksi bedahFotorefraktif Keratektomi (PRK)Laser in situ Keratomileusis (LASIK) Keratomi Radikal

KOMPLIKASI MIOPIAAblasio retina

Strabismus/ mata juling

HipermetropiaKeadaan mata tak berakomodasi yang memfokuskan bayangan dibelakang retina . Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya panjang sumbu atau menurunnya indeks refraksi.BENTUK HIPERMETROPIAHipermetropia LatenHipermetropia ManifestHipermetropia AbsolutHipermetropia FakultatifHipermetropia Total Manifestasi Klinik HipermetropiaGejala subyektifPenglihatan kabur bila melihat dekat dan jauhAstenopia akomodativa : sakit kepala, mata cepat lelah, cepat mengantuk sesudah membaca dan menullis

Gejala obyektifTerjadi strabismus COA dangkal, karena hipertofi otot-otot siliarisAmbliopia pada mata yang tanpa akomodasi; tidak pernah melihat obyek dengan baikDiagnosis HipermetropiaAnamnesisPemeriksaan fisikVisus dasar dengan snellen chart, visus dengan pinholeRefraksi subyektif dengan cara trial and errorPemeriksaan penunjangFunduskopiRefraktometer20Tatalaksana HipermetropiaNon bedahKoreksi dengan lensa sferis terbesar yang memberikan visus terbaik dan dapat melihat dekat yanpa kelelahanTidak diperlukan lensa sferis positif pada hipermetropia rinagn, tidak ada astenopia akomodatif, tidak ada strabismusBedahLASIK (Laser in situ keratomileusis)LASEK (Laser sebepithelial keratomileusis)PRKKomplikasi HipermetropiaStrabismus (Esotropia)

Glaukoma sekunder

AstigmatismeAstigmatisme merupakan kondisi dimana sinar cahaya tidak direfraksikan dengan sama pada semua meridian dan berkas cahaya difokuskan pada 2 garis titik yang seling tegak lurus akibat kelainan kelengkungan kornea.

Astigmatisme

Klasifikasi AstigmatismeAstigma dapat terjadi dengan kombinasi kelainan refraksi yang lain termasuk:Miopia : bila kurvatura kornea selalu melengkung atau jika aksis mata lebih panjang dari normal. Bayangan terfokus didepan retina dan menyebabkan objek dari jauh terlihat kaburHipermetropia : ini terjadi jika kurvatura kornea terlalu sedikit atau aksis mata lebih pendek dari normal. Bayangan terfokus dibelakang retina dan menyebabkan objek dekat terlihat kaburKlasifikasi AstigmatismeBentuk Astigmatisme:Astigmatisme reguler : astigmatisme yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur dari satu meridian ke meridian berikutnya. Dibedakan atas Astigmat with the rule dan Astigmat against the rule

Astigmatisme irreguler : Astigmat yang terjadi tidak mempunyai 2 meridian yang saling tegak lurusKlasifikasi AstigmatismeKlasifikasi astigmatisme dilihat dari kondisi optik:Simple hypermetropia astigmatismSimple myopia astigmatismCompound hypermetropia astigmatismCompound miopic astigmatismMixed astigmatism

Manifestasi Klinik AstigmatismeManifestasi klinik:Distorsi bagian-bagian lapang pandangTampak garis vertikal, horizontal atau miring yang tidak jelasMemegang bahan bacaan dari dekatSakit kepala, mata berair dan cepat lelahMemiringkan kepala agar dapat melihat jelas

Diagnosis AstigmatismeAnamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda astigmatismePemeriksaan OftalmologiVisus ( snellen chart)RefraksiSubjektif : kartu astigmatisme Objektif : keratometer, keratoskop, dan videokeratoskopMotilitas okular, penglihatan binokular, dan akomodasi Pemeriksaan umum mata :reflek cahaya pupil, tes konfrontasi, 27 penglihatan warna, tekanan intraokular, pemeriksaan segmen anterior dan posteriorPenatalaksanaan AstigmatismePenatalaksanaan non bedah: dapat dikoreksi dengan sferis silindris sesuai aksis yang didapatkan, untuk astigmatisme yang kecil tidak perlu dikoreksi. Untuk astigmatisme miopi, diperlukan lensa silinder negatif, untuk astigma hipermetropi diguunakan lensa silinder positif. Astigma juga dapat dikoreksi dengan keratektomi, fotorefraktif, dan LASEK

PRESBIOPIAPresbiopia merupakan gangguan akomodasi pada usia lanjut yang dapat terjadi akibat kelemahan otot akomodasi dan lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa.

Presbiopia

Gejala Klinik PresbiopiaKeluhan pasien berupa mata lelah,berair, dan sering panas setelah membaca

Penatalaksanaan PresbiopiaPada pasien presbiopi, kacamata atau addisi diperlukan untuk membaca dekat yang berkekuatan tertentu, biasanya:+1,0 D untuk usia 40 tahun+1,5 D untuk usia 45 tahun+2,0 D untuk usia 50 tahun+2,5 D untuk usia 55 tahun+3,0 D untuk usia 60 tahunKarena jarak baca biasanya 33cm maka addisi +3,0 dioptri adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada seseorang, pada keadaan ini mata tidak melakukan akomodasi bila membaca pada jarak 33 cmPemeriksaan Refraksi SederhanaTentukan jarak antara pupil mata kanan dan kiriPegang penggaris di depan kedua mataSinar senter diarahkan ke tengah-tengah antara kedua mata pasien. Perhatikan reflex cahaya pada kedua kornea mata.Ukur jarak antara kedua reflex tersebut dalam mm, maka didapat PD untuk jarak dekat. Tambah 2 mm untuk PD jauh.Ukur kekuatan lensa sferisPasang kacamata percobaan pada posisi yang tepat (=PD jauh)Pasang penutup (occluder) di depan salah satu mata yang belum akan diperiksaKembali melihat Optotip Snellen.Letakkan lensa S+ atau lensa S- tergantung bertambah terang atau tidak pada mata yang diperiksa. Tambah kekuatan lensanya sampai didapat visus terbaik.A. Miopia: lensa S- terkecil yang memberi ketajaman terbaikB. Hipermetrop: lensa S+ terbesarC. Pada penderita presbiop (umumnya >39 tahun)Sesuaikan PD untuk dekatBeri lensa S+ umumnya disesuaikan umur S+1 (40 tahun), S+1,5 (45 thn) S+3 (60 thn).Membaca kartu baca dekat pada jarak baca yang baik (+30cm, Jaegger 3)

D. Menulis resep kacamataTerima Kasih