Upload
dietsxxx
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
1/19
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Definisi dan Pengertian Visus
Ambang suatu penglihatan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Diskriminasi cahaya
Diskriminasi cahaya dapat dibagi lebih lanjut menjadi :
a. Brightness sensitivity (minimum visible)
Sensitivitas ini bukan ditentukan oleh sudut penglihatan tetapi
oleh terangnya suatu objek dibandingkan oleh latar
belakangnya.
b. Brightness discrimination (minimum perceptible)
Suatu diskriminasi yang menunjukkan bahwa terdapat suatu
objek , namun objek tidak perlu dikenali
c. Kontras cahaya
d. Diskriminasi warna
. Diskriminasi spasial !ruang"
a. Visual Acuity-minimum separable
#al ini merupakan kemampuan untuk melihat bahwa dua buah
objek terpisah yang ditentukan oleh sudut penglihatan orang
tersebut
b. Diskriminasi jarak
c. Diskriminasi pergerakan
$. Diskriminasi temporal !waktu"
%isus atau visual acuity !%A" merupakan salah satu ukuran dari ambang
penglihatan yang akan dibicarakan pada makalah ini, oleh karena kaitannya yang erat
dengan masalah re&raksi.
Kata acuity berasal dari bahasa 'atin yaitu acuitas yang berarti ketajaman.
(aka %A berkenaan dengan ketajaman atau kejelasan penglihatan seseorang. %A
menggambarkan kemampuan seseorang untuk melihat dan mengidenti&ikasi suatu
objek. )leh karena itu, pemeriksaan %A merupakan suatu pemeriksaan yang paling
sering dilakukan untuk melihat &ungsi penglihatan seseorang.
1
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
2/19
1.2 Fisiologi VA
%A seperti sudah dijelaskan di atas merupakan kemampuan mata untuk
melihat hal*hal yang detil. +ntuk mencapai hal ini, sistem optik dari mata harus
memproyeksikan bayangan yang &okus pada &ovea, sehingga memiliki resolusi dan
warna terbaik. amun tajam penglihatan seseorang dengan penglihatan warna
seseorang merupakan dua hal yang berbeda. (asing*masing dapat dipengaruhi secara
terpisah tanpa mempengaruhi &ungsi yang lain.
Korteks visual merupakan bagian dari korteks serebral pada bagian posterior
dari otak yang bertanggung jawab dalam memproses suatu rangsang penglihatan.
Sepuluh derajat lapang pandang di sekitar makula manusia diwakili oleh -/ dari
korteks visual. Sara&*sara& di bagian tersebut diperkirakan terlibat dalam proses %A.
0ahaya berjalan dari suatu objek ke &ovea melalui suatu sumbu imajiner yang
dinamakan aksis visual. Struktur*struktur yang terdapat pada aksis ini mempengaruhi
kualitas penglihatan seseorang. Struktur ini antara lain lapisan air mata, kornea,
humor akuous, pupil, lensa, humor vitreous dan terakhir adalah retina.
1.3 Faktor ang !e!"engaru#i VA
1. Kekerapan eseptor pada etina
#elmholt2 menyatakan bahwa suatu kisi dapat dilihat sebagai suatu
objek yang terpisah jika terdapat barisan reseptor yang tidak terstimulasi di
antara barisan reseptor yang terstimulasi. #al ini disebut sebagai Yes-No-Yes
Response pada reseptor di retina.
3ambar 1. 4engaruh Kekerapan eseptor pada etina
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
3/19
3ambar $. 4enyebaran 5ayangan pada Kelainan e&raksi
3ambar . 4engaruh 4enyebaran 5ayangan
. Kesalahan e&raksi
e&raksi adalah perubahan arah dari suatu gelombang !cahaya atau
suara" ketika melewati medium yang berbeda indeks re&raksinya. Kesalahan
re&raksi akan mempengaruhi %A oleh karena bayangan tidak jatuh tepat pada
retina. #al ini akan memburamkan gambaran detil dari suatu objek.
$
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
4/19
$. +kuran 4upil
+kuran pupil merupakan &aktor penting yang mempengaruhi %A. 4upil
yang besar akan menyebabkan lebih banyak cahaya menstimulus retina,
sehingga mengurangi di&raksi yang terjadi. amun resolusi akan berkurang
oleh karena aberasi yang semakin besar dengan bertambah besarnya diameter
pupil. Diameter pupil yang semakin kecil akan mengurangi aberasi cahaya
yang terjadi, namun resolusi akan dibatasi oleh di&raksi cahaya yang semakin
besar dengan semakin kecil pupil. )leh karena itu pupil dengan diameter $
mm sampai 6 mm merupakan diameter yang optimal, karena pada diameter ini
terdapat keseimbangan antara aberasi dan di&raksi yang terjadi.
3ambar 7. Aberasi 0ahaya
3ambar 6. Di&raksi 0ahaya
7
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
5/19
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
6/19
3ambar . #ubungan antara %A dengan 9luminasi
3ambar ;. 4engaruh eksentrisitas terhadap %A
6.
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
7/19
8. 4ergerakan 5ola (ata
4ada saat &iksasi, sebenarnya mata berada dalam keadaan pergerakan
konstan. 5ayangan di retina bergerak $ menit busur dalam 1 detik.
1.$ Pe!eriksaan Visus Dasar
4emeriksaan visus dasar biasanya menggunakan kartu Snellen. 4emeriksaan
menggunakan kartu Snellen bukanlah pemeriksaan yang paling akurat, tetapi
pemeriksaan ini menjadi pilihan oleh karena pemeriksaannya yang sederhana. Selain
Snellen Chart terdapat metode*metode lainnya, antara lain
• andolt C
• !lliterate "umbling # Chart
• ea Chart
3ambar 1. (etode*metode 4emeriksaan %isus
8
http://webvision.med.utah.edu/imageswv/KallSpat2.jpg
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
8/19
1.$.1 Ukuran VA
4enulisan ukuran %A pada kartu Snellen dapat dibuat dalam satuan &eet, meter,
desimal atau 'og (ar.
=abel 1. Satuan %A
Snellen Notation
Metric Imperial
MAR logMAR Decimal
6/60 20/200 10 1.0 0.10
6/48 20/160 8.0 0.9 0.13
6/38 20/125 6.3 0.8 0.16
6/30 20/100 5.0 0.7 0.20
6/24 20/80 4.0 0.6 0.25
6/19 20/60 3.2 0.5 0.32
6/15 20/50 2.5 0.4 0.40
6/12 20/40 2.0 0.3 0.50
6/9.5 20/30 1.6 0.2 0.63
6/7.5 20/25 1.25 0.1 0.80
6/6 20/20 1.00 0.0 1.00
6/4.8 20/16 0.80 -0.1 1.25
6/3.8 20/12.5 0.63 -0.2 1.58
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
9/19
6/3.0 20/10 0.50 -0.3 2.00
(aksud dari pecahan pada ukuran %A adalah sebagai berikut :
• Angka yang atas menunjukkan jarak antara orang yang diperiksa
dengan #uru& yang akan dibaca
• Angka sebelah bawah menunjukkan jarak dimana orang normal dapat
membaca tulisan tersebut
'og(A adalah logaritma dari $inimum Angle o% Resolution !(A". Skala
'og(A mengubah suatu deret geometri menjadi deret linear. Skala ini jarang
digunakan pada praktek klinik, namun digunakan pada perhitungan statistik.
1.$.2 Prinsi" Pe!eriksaan
4rinsip dari pemeriksaan*pemeriksaan tersebut sama, yaitu berdasarkan sudut
resolusi minimal manusia. Kekuatan membedakan rata*rata untuk mata manusia
diukur dengan sudut resolusi minimal yaitu sebesar 1 menit busur. (aka celah yang
berjarak 1 menit busur penglihatan dapat diidenti&ikasi oleh mata manusia. 4ada kartu
Snellen, huru&*huru&nya terbuat dari unit*unit bujur sangkar 6>6 menit busur. Setiap
lengan huru& memiliki lebar 1 menit busur. Setiap celah pada huru& dibuat agar tidak
kurang dari 1 menit busur.
Kartu Snellen memiliki kelemahan, oleh karena tidak semua huru& dapat
diinterpretasikan dengan tingkat kesulitan yang sama. #uru&*huru& 0, D, ), 3
merupakan huru&*huru& yang lebih sulit dibaca dibandingkan huru&*huru& seperti A
dan ?.
;3ambar 11. 4embentukan #uru& @ pada Snellen Chart
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
10/19
1.$.3 Penentuan Ukuran Huruf "ada Snellen Chart
+kuran huru& pada Snelen Chart dapat dihitung sebagai berikut.
3ambar 1. 4engukuran =inggi #uru& pada Kartu Snellen
d merupakan jarak pemeriksaan dari mata ke Snellen Chart .
h merupakan setengah dari tinggi tulisan
,6B- C ,71-8
tangen ,71-8 C hBd C hB &eet
,88 C hB-,;-mm
h C 7,7$$ mm
h C tinggi huru& pada ukuran B pada jarak &eet C ,8 mm.
1.$.$ %ara Pe!eriksaan Visus Dasar
1. 4asien duduk - meter ! &eet" dari kartu Snellen
. =utup mata kiri dengan okluder atau telapak tangan tanpa menekan
bola mata
$. (inta pasien membacaBmengidenti&ikasi optotip atau pemeriksa
menunjuk optotip. Dimulai dari yang terbesar hingga yang terkecil,
1
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
11/19
dari kiri ke kanan, yang masih dapat teridenti&ikasi sampai hanya
separuh optotip pada satu baris yang teridenti&ikasi dengan benar.
7. 'ihat berapa tajam penglihatan pada baris tersebut.
6. 0atat jumlah optotip yang salah diidenti&ikasi
-. +langi langkah 1*6 untuk mata kiri.
8. +langi dengan menggunakan kedua mata dan catat sebagai tajam
penglihatan dua mata
1.$.& %ara Pe!eriksaan Low Visual Acuity
?ika pasien tidak dapat melihat huru& pada Kartu Snellen yang paling atas,
maka dilakukan pemeriksaan ini.
1. (inta pasien duduk dengan nyaman.
. =utup mata yang tidak diperiksa.
$. 4emeriksa berdiri 1 m dari pasien, acungkan jari pemeriksa, minta
pasien menghitung jumlah jari.
7. 5ila pasien menjawab dengan benar, pemeriksa mundur ke jarak m,
dst, hingga jarak - meter.
6. =ajam penglihatan dicatat : hitung jari dari jarak 1 m C 1B-, dari jarak
m C B-, sBd -B-.
-. 5ila pasien tidak dapat menghitung jari dari jarak 1 m, gerakkan
tangan pemeriksa dari jarak 1 m.
8. =anyakan apakah pasien dapat melihat gerakan tangan serta arah
gerakan tangan pemeriksa.
. 5ila dapat melihat gerakan tangan : tajam penglihatan dicatat sebagai
hand movement atau 1B$.
;. 5ila tidak dapat melihat gerakan tangan, sinari mata pasien dengan
lampu senter dan tanyakan apakah pasien dapat melihat cahaya.
1. 5ila dapat melihat cahaya : tajam penglihatan dicatat sebagai ligh
perception atau 1B.11. 5ila tak dapat melihat cahaya disebut no light perception atau .
11
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
12/19
1. +langi langkah 11*1 untuk mata sebelahnya.
1.& 'es Pin Hole
=es &in 'ole dilakukan untuk membedakan apakah penglihatan yang buram
disebabkan oleh kelainan re&raksi atau bukan.
0ara pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
1. 4asien diminta duduk dengan jarak yang ditentukan !umumnya - meter
atau kaki" dari kartu pemeriksaan
. =utup mata yang akan diperiksa dengan okluder &in 'ole, bila
berkacamata, pasang koreksi kacamatanya
$. 'angkah selanjutnya sama dengan pemeriksaan tajam penglihatan.
7. 0atat sebagai tajam penglihatan 4#
1.( Pe!eriksaan )efraksi untuk *oreksi +io"ia dan Hi"er!etro"ia
4emeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah kelainan re&raksi
disebabkan oleh miopia atau hipermetropia. 0ara pemeriksaannya adalah sebagai
berikut:
1. (inta pasien untuk duduk pada jarak yang ditentukan !- m" dari kartu
pemeriksaan.
. +kur jarak pupil untuk penglihatan jauh
$. 4asang trial &rame, atur jarak pupil
7. =utup mata kiri dengan okluder.
6. 4eriksa tajam penglihatan pasien.
-. =ambahkan lensa S E ,6 pada mata kanan.
8. =anyakan apakah penglihatan bertambah jelas atau tidak
. 5ila bertambah jelas, tambahkan terus lensa s&eris positi& hingga tercapai
tajam penglihatan terbaik. 4ilih lensa s&eris positi& terbesar yang memberi
tajam penglihatan yang terbaik.
;. 5ila dengan langkah -, penglihatan bertambah kabur, tambahkan lensa S
*,6. 5ila bertambah jelas, tambahkan terus lensa negati& hingga tercapai
tajam penglihatan terbaik. 4ilih lensa s&eris negati& terkecil yang
memberikan tajam penglihatan terbaik.
1. +langi langkah 7*; untuk mata kiri.
11. 4eriksa kembali tajam penglihatan dua mata menggunakan lensa koreksi.1. (inta pasien berdiri dan berjalan, tanyakan apakah merasa pusing.
1
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
13/19
1., Pe!eriksaan )efraksi untuk *oreksi Pres-io"
4emeriksaan ini dilakukan dengan cara :
1. (inta pasien duduk di ruang terang.
. +kur jarak pupil untuk penglihatan dekat.
$. 4asang trial &rame, atur jarak pupil.
7. =utup mata kiri dengan okluder.
6. 4eriksa tajam penglihatan mata kanan menggunakan kartu ?aeger, dari
jarak yang diinginkan pasien !umumnya $$ cm".
-. 5ila bertambah jelas, tambahkan lensa s&eris positi& hingga pasien dapat
membaca sampai besar huru& B$
8. +langi langkah yang sama pada mata kiri
. +langi pemeriksaan dengan kedua mata.
1. Pengukuran /arak Pu"il
0ara pemeriksaan jarak pupil pada penglihatan dekat :
1. Sinari kedua mata dengan pen light dari jarak $$ cm.
. (inta pasien agar melihat cahaya.
$. +kur jarak antara pupil )D dengan )S
7. 0atat sebagai jarak pupil pada penglihatan dekat
+ntuk mendapatkan jarak pupil pada penglihatan jauh dapat dilakukan dengan
cara yang sama, namun pasien mem&iksasikan penglihatannya pada objek yang jauh.
Selain itu jarak pupil untuk penglihatan jauh bisa didapatkan dengan cara
(enambahkan mm jika jarak pupil pada penglihatan dekat kurang dari - mm.
(enambahkan $ mm jika jarak pupil pada penglihatan dekat lebih dari - mm.
1.0 Pe!-agian *elainan )efraksi
Secara garis besar kelainan re&raksi dibagi menjadi miopia, hipermetropia,
pressbiopia dan astigmatisma. Kelainan*kelainan ini akan dibahas pada bab*bab
selanjutnya.
1$
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
14/19
BAB II. +IPIA
2.1 Definisi
(iopia disebut juga sebagai rabun jauh, yang disebabkan bayangan dari benda
yang jauh letaknya di&okuskan tidak pada retina tetapi jatuh di depan dari retina.
2.2 Etiologi
@tiologi miopia dipengaruhi berbagai &aktor, antara lain :
1. 3enetika !#erediter"
4enelitian genetika menunjukkan bahwa miopia ringan dan sedang
biasanya bersi&at poligenik, sedangkan miopia berat bersi&at monogenik.
4enelitian pada pasangan kembar mono2igot menunjukkan bahwa jika salah
satu dari pasangan kembar ini menderita miopia, terdapat risiko sebesar 87 /
pada pasangannya untuk menderita miopia juga dengan perbedaan kekuatan
lensa di bawah ,6 D.
. utrisi
utrisi diduga terlibat pada perkembangan kelainan*kelainan re&raksi.
4enelitian di A&rika menunjukkan bahwa pada anak*anak dengan malnutrisi
yang berat terdapat prevalensi kelainan re&raksi !ametropia, astigmatisma,
anisometropia" yang tinggi.
$. =ekanan 9ntraokuler
17
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
15/19
4eningkatan tekanan intraokuler atau peningkatan tekanan vena diduga
dapat menyebabkan jaringan sklera teregang. #al ini ditunjang oleh penelitian
pada monyet, yang mana ekornya digantung sehingga kepalanya terletak di
bawah. 4ada monyet*monyet tersebut ternyata timbul miopia.
2.3 *lasifikasi
2.3.1 *lasifikasi -erdasarkan "roses ang !endasarina
1. (iopia aksial
(iopia tipe ini disebabkan oleh karena diameter anteroposterior dari
bola mata bertambah panjang. Komponen re&rakti& lainnya berada dalam batas
normal.
. (iopia re&raksional
(iopia ini disebabkan kelainan pada komponen*komponen re&rakti&
pada mata seperti :
a. 'ensa terlalu cembung, misalnya akibat cairan mata masuk ke
lensa pada katarak intumesen.
b. 'engkung kornea terlalu cembung, misalnya pada keratokonus.
c. 9ndek bias lensa yang meninggi, seperti pada diabetes mellitus.
2.3.2 *lasifikasi -erdasarkan nset teradina
a. uvenile-nset $yopia !?)("
?)( dide&inisikan sebagai miopia dengan onset antara 8*1- tahun
yang disebabkan terutama oleh karena pertumbuhan sumbu aksial dari bola
mata yang &isiologis. @sophoria, astigmatisma, prematuritas, riwayat keluarga
dan kerja berlebihan yang menggunakan penglihatan dekat merupakan &aktor*
&aktor risiko yang dilaporkan oleh berbagai penelitian. 4ada wanita,
peningkatan prevalensi miopia terbesar terjadi pada usia ;*1 tahun, sementara
pada laki*laki terjadi pada usia 11*1 tahun. Semakin dini onset dari miopia,
semakin besar progresi dari miopianya. (iopia yang mulai terjadi pada usia
1- tahun biasanya lebih ringan dan lebih jarang ditemukan. 4rogresi dari
miopia biasanya berhenti pada usia remaja ! Fpada usia 1- tahun, G pada usia16 tahun"
16
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
16/19
b. Adult-nset $yopia !A)("
A)( dimulai pada usia tahun. Kerja mata yang berlebihan pada
penglihatan dekat merupakan &aktor risiko dari perkembangan miopia.
2.3.3 *lasifikasi +io"ia -erdasarkan -eratna
(iopia ringan H *$, D
(iopia sedang *$, sBd *-, D
(iopia berat *-, sBd *;, D
(iopia sangat berat I*;, D
2.$ 4eala
3ejala*gejala dari miopia adalah penglihatan yang buram jika melihat jauh.
5anyak penderita, terutama anak*anak yang tidak sadar akan kelainannya. Kelainan
tersebut baru terdeteksi ketika sekolah mengadakan pemeriksaan mata. Keluhan lain
yang sering dirasakan adalah mata lelah !astenopia". amun keluhan sakit kepala
lebih jarang dibandingkan dengan hipermetropia. 4enderita miopia juga seringmemicingkan matanya agar penglihatannya lebih jelas. (ekanismenya serupa dengan
mekanisme &in 'ole "est yaitu mengurangi aberasi cahaya yang terjadi. Seseorang
dengan miopia juga selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda yang akan
dilihatnya. 4enderita miopia biasanya senang membaca, apakah hal ini disebabkan
kemudahan untuk membaca dekat, belum diketahui dengan pasti
2.& Diagnosis dan *oreksi
=es &in 'ole dilakukan untuk mengetahui apakah penglihatan yang buram
disebabkan oleh kelainan re&raksi atau bukan. Setelah itu dilakukan pemeriksaan
re&raksi untuk menentukan kelainannya dan juga besar koreksi yang diperlukan,
seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Koreksi pada mata dengan miopia dilakukan dengan memberi lensa minus
atau negati& yang ukurannya teringan dengan tajam penglihatan terbaik. Koreksi dapat
dilakukan dengan pemberian kacamata atau lensa kontak.
1-
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
17/19
BAB VI. *A%A+A'A DAN LEN5A *N'A*
Kacamata merupakan alat koreksi yang paling banyak dipergunakan karena
mudah merawatnya dan murah
5eberapa keuntungan dan kerugian memakai kacamata pada mata dengan
miopia
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
18/19
'ensa kontak mengurangi masalah penampilanBkosmetik, akan tetapi
memerlukan perawatan lensa yang benar dan bersih. 5eberapa keuntungan pemakaian
lensa kontak:
(emberikan lapang pandang penglihatan yang lebih luas
=idak membatasi kegiatan
=idak merubah paras muka
Dapat dipergunakan sebagai alternati& kaca mata
5eberapa keluhan dan kerugian memakai lensa kontak:
Sukar dibersihkan
Sukar dirawat
(ata dapat merah dan in&eksi
Sukar dipakai di lapangan berdebu
=erbatasnya waktu pemakaian
5eberapa kerugian memakai lensa kontak
#arus bersih sehingga harus dibersihkan secara teratur
=idak semua orang dapat memakainya !mata dengan alergi, mata kering"
(udah hilang
DAF'A) PU5'A*A
1. American Academy o& )phtalmology. 5asic J 0linical Science 0ourse $*7. Section $ )ptics, e&raction, and 0ontact 'enses.
. (ontgomery =(. Anatomy, 4hysiology J 4athology o& the #uman @ye.
-. Available at Hhttp:BBwww.tedmontgomery.comBtheLeyeBinde>.htmlI
$. %isual Acuity.
8/19/2019 Refraksi Bab i,II,Vi
19/19
6. iordan*@va 4,