29
REFERAT PENGAWASAN PADA WANITA HAMIL Pembimbing : Dr. Doddy, SpOG. Penyusun : Nadhratul Nadhira bt Zulkifli (030 08 289) Fifi Tandion (055 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan & Kandungan 1

Refrat Pengawasan Wanita Hamil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wanita, anc, pengawasan, pemeriksaan berkala, monitoring

Citation preview

REFERAT

PENGAWASAN PADA WANITA HAMIL

Pembimbing :

Dr. Doddy, SpOG.

Penyusun :Nadhratul Nadhira bt Zulkifli (030 08 289)

Fifi Tandion (055

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan & KandunganRumah Sakit Umum Daerah Karawang

Periode 18 Juni 24 Agustus 2012

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, JakartaKATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan izin-Nya, maka tugas pembuatan referat dengan judul PENGAWASAN PADA WANITA HAMIL dapat selesai pada waktunya. Pembuatan referat ini merupakan salah satu tugas wajib yang harus dikerjakan dalam rangka kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kebidanan & Kandungan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang, periode 26 agustus 2 November 2013.

Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Doddy, SpOG selaku pembimbing referat

2. Dokter-dokter dan pembimbing di Bagian Kebidanan & Kandungan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang

3. Serta teman-teman dan pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung

Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap agar apa yang disajikan dalam referat ini bermanfaat bagi kita semua.

Karawang, Juli 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Pendahuluan 4BAB I.

Pengenalan ...............................................................................................................4

BAB II.

1.Pelayanan antenatal ..62.7T .163.Fungsi ANC

4.Jadual kunjungan .5.Gejala dan tanda bahaya selama kehamilan .Kesimpulan Daftar pustaka 25

PENDAHULUANSebagian besar kehamilan berlangsung normal dan tanpa perlu disertai dengan intervensi medis. Salah satu tujuan perawatan antenatal adalah memungkinkannya proses surveillance terhadap semua kehamilan sehingga dapat melakukan deteksi komplikasi sedini mungkin. Di negara berkembang, banyak ibu hamil yang tidak memperoleh perawatan antenatal yang memadai dan hal ini dapat menyebabkan akibat yang serius. Perdarahan yang merupakan penyebab utama kematian ibu adalah merupakan akibat dari anemia dalam kehamilan yang tidak dikenali secara dini atau tidak mendapatkan perhatian yang memadai. 1 Asuhan antenatal penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan tetap demikian seterusnya. Pengawasan selama kehamilan itu berjalan sangatlah penting karena kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.

BAB IPENGENALANDEFINISI

Menurut buku ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo (2009), pengawasan wanita hamil atau asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. (1) Sehingga yang diharapkan pada Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan dan penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan ibu dan anak yang sehat. Antenatal care meliputi:

1. Antenatal Care (ANC) adalah Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

2. Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.

TUJUAN (ilmu kebidanan UI hal 278)

1. Membangun rasa saling percaya antar klien dan petugas kesehatan

2. Mengupayan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya

3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya

4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi

5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi

6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnyaBAB II

II.1 PELAYANAN ANTENATAL

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dijelaskan pada Antenatal Care, antara lain :

1. Makanan (diet) ibu hamil harus mendapat perhatian terutama mengenai jumlah kalori dan protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Jumlah kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil setiap harinya adalah 2.500 kalori. Pengetahuan berbagai jenis makanan yang dapat memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.

Protein (obstetri fisiologi)Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per hari. Jumlah ini lebih banyak dari kebutuhan protein wanita tidak hamil, karena pada wanita hamil metabolisme bertambah untuk pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim, pertumbuhan buah dada, dan untuk pertambahan volume darah. Sumber protein dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran premature, anemia, dan edema.

Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.

Zat besi

Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan penghantaran oksigen melalui hemoglobin di sel-sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi pada ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari terutama setekah trimester kedua. Zat besi yang diberikan dapat berupa ferrosus gluconate, ferrosus fumarate, atau ferrosus sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Vitamin (obstetri fisiologi)Pada binatang percobaan kekurangan vitamin dapat menimbulkan kelainan bawaan dan abortus. Pada manusia pengaruh tersebut belum terbuktitetapi bagaimanapun vitamin perlu untuk mencapai kesehatan yang optimal.

i. Vitamin A diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap infeksi.

ii. Vitamin B complex terdiri dari vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), asam nicotin dan vitamin B6. Vitamin B1 adalah vitamin anti neuritis. Asam nikotin bersifat anti pellagra. Sedangkan jika keurangan B2 menyebabkan cheilosis. Ada kemungkinan bahwa kekurangan vitamin B complex dapat menyebabkan perdarahan pada bayi, menambah kemungkinan perdarahan post partum, dan atrofi dari ovaria.

iii. Vitamin C penting sekali untuk pertumbuhan janin.

iv. Vitamin D bersifat anti architis.v. Vitamin E penting untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio.

Asam folat

Sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.

Air (obstetri fisiologi)

Wanita hamil harus minum cukup banyak air kira-kira 6-8 gelas sehari. Air menambah keringat dan juga pengeluaran racun dari usus dan ginjal. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus dan pendarahan pasca persalinan. Jika makan makanan berlebihan karena beranggapan untuk porsi dua orang dapat menyebabkan komplikasi seperti gemuk, pre-ekslamsia, janin besar dan sebagainya. 2. Merokok, bayi dari ibu-ibu yang merokok mempunyai berat badan lebih kecil, sehingga ibu hamil sangat tidak diperbolehkan untuk merokok.

3. Obat - obatan, untuk ibu hamil, pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama pada triwulan I perlu dipertanyakan mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahaya terhadap janin.

4. Ibu hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari di rumah, kantor, atau pabrik. Asalkan semua pekerjaannya bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah dengan cara diselingi istirahat. Di Indonesia wanita hamil diberi cuti hamol selama 3 bulan, 1,5 bulan sebelum bersalin dan 1,5 bulan sesudahnya. Tidak ada gunanya wanita hamil berbaring terus-menerus seperti orang sakit, karena istirahat yang lama akan melemahkan otot dan memberikan waktu untuk berfikir yang bukan-bukan. Istirahat yang diperlukan adalah 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. 5. Perawatan tubuh dan pakaian

Wanita hamil harus menggunakan pakaian yang longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomik pada perut, area genitalia/ lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan melakukan vaginal touch. Gunakan pakaian yang longgar, bersih, dan nyaman dan hindarkan sepatu berhak tinggi dan alas kaki keras (tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang menimbulkan kelelahan fisik yang berlebihan. Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan melakukan kebiasaan merokok selama hamil harena dapat menyebabkan vasopasme yang berakibat anoksia janin, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas, kelainan congenital, dan solusio plasenta.Perwatan Payudara

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarjan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hati-hati san benar karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim. Membasahi areola dan puting susu secara lembut dapat mencegah retak dan lecet. Untuk sekresi yang mongering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitive, dan menjadi lebih berat, maka gunakan penopang payudara yang sesuai (brassiere). Perwatan Gigi

Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selam kehamilan, yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Penjadwalan pada trimester pertam dikaitkan dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi air liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga. Pada trimester ketiga terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya caries dan gingivitis.

6. Buang air besar, pada wanita hamil kemungkinan mengalami obstipasi karena kurang gerak badan, peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon, dan tekanan rektum oleh kepala. Akibat obstipasipanggu berisi penuh oleh usus yang berisi feces dan uterus yang membesar, maka hal tersebut dapat menimbulkan bendungan di dalam panggul. Bendungan ini memudahkan timbulnya haemorroid dan pyelitis. Pencegahannya ialah dengan minum banyak air, gerak badan yang cukup, makan yang banyak mengandung serat seperti sayur dan buah.7. Coitus, pada wanita yang mudah keguguran sebaiknya tidak melakukan coitus pada hamil muda. Jika ingin melakukan coitus pada hamil muda, harus dilakukan secara hati-hati. Coitus pada akhir kehamilan juga lebih baik dihindarkan, karena kadang-kadang menimbulkan infeksi pada persalinan dan nifas serta dapat memecahkan ketuban pada multipara. Selain itu sperma mengandung prostaglandin yang dapat menimbulkan kontraksi uterus.

8. Kesehatan jiwa, karena ketenangan jiwa sangatlah penting dalam menghadapi persalinan sehingga bukan saja dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan fisik tetapi juga latihan kejiwaan.II.2 7 TDalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada tujuh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 7 T, yaitu

1. Timbang berat badan

Bagaimana menghindari tingginya tingkat masa tumbuh pada trimester pertama, atau menghindari berat badan melonjak tinggi pada saat hamil? Jawabannya adalah gaya hidup sehat, yakni beraktivitas fisik secara proporsional dan makan makanan sehat. Dengan pola ini, maka mereka yang sudah terlanjur mengalami penambahan berat badan tinggi masih memiliki harapan untuk melahirkan secara normal sesuai dengan hitungan masa kehamilan dan bebas dari kemungkinan komplikasi

2. Mengukur Tekanan darah, untuk mengetahui apakah ada hipertensi atau tidak. Karena hipertensi dapat menimbulkan preeklampsia, solusio plasenta, IUGR, IUFD dan lainnya.

3. Ukur Tinggi fundus uteri (TFU)

a. Mengukur tinggi fundus uteri adalah untuk memantau tumbuh kembang janin.

b. Untuk mengetahui usia kehamilan.

c. Pada kehamilan diatas 20 minggu fundus uteri diukur dengan pita ukur (cm). d. Jika usia kehamilan kurang dari 20 minggu menggunakan petunjuk-petunjuk badan.Umur KehamilanTinggi Fundus Uteri

12 minggu3 jari di atas simpisis

16 minggu simpisis-pusat

20 minggu3 jari di bawah pusat

24 mingguSetinggi pusat

28 minggu3jari di atas pusat

34 minggu pusat-prosessus xifoideus

36 minggu3 jari di bawah prosessus xifoideus

40 minggu2 jari di bawah prosessus xifoideus

4. Pemberian imunisasi TT lengkap

a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.

b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.

c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.

d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur hidup.

5. Pemberian Tablet Fea. Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang. b. Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.

c. Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.

d. Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.6. Tes terhadap penyakit menular seksual.7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.II.3 FUNGSI ANC Untuk dapat mendeteksi sedini mungkin segala kelainan yang terdapat pada ibu dan janinnya, dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik mulai dari anamnesa yang teliti sampai dapat ditegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa sementara beserta prognosisnya, sehingga dapat memilah apakah ibu ini dan janinnya tergolong Kehamilan Resiko Tinggi / non Kehamilan Resiko Tinggi dan apakah perlu segera dirawat untuk pertolongan selanjutnya, sehingga didapatkan hasil ibu dan anak sehat fisik serta mental yang optimal.II.3 a. Anamnesa

Anamnesa dimulai dari anamnesa pribadi seperti nama, umur, pendidikan, suku/ bangsa, pendapatan perbulan, alamat, baik ibu maupun suaminya. Dari anamnesa pribadi dapat diambil sesuatu mengenai nilai sosial, budaya, ekonomi, agama dan lingkungannya, yang dapat mempengaruhi kondisi ibu dan keluarganya.

Dari lingkungan, misalnya tempat tinggal (daerah kumuh/miskin), kita dapat memprediksi apakah ibu ini tergolong Kehamilan Resiko Tinggi non Kehamilan Resiko Tinggi.

Anamnesa keluhan utama dan keluhan tambahan ditanyakan, kemudian ditelaah anamnese utama tersebut lebih rinci beserta keluhannya. Juga dianamnese mengenai riwayat hamil muda, apakah ada pening, mual, muntah, hipersalivasi (emesis gravidarum) dan hiperemesis gravidarum.

Riwayat hamil yang sekarang, apakah ada mual, muntah, hipersalivasi, bagaimana dengan nafsu makan, miksi ( kencing ), defekasi ( BAB ), tidur, apakah ada trauma abdomen (perut).

Anamnesa mengenai riwayat persalinan sebelumnya dan bagaimana proses persalinannya, apakah spontan atau operatif obstetri, apakah pernah abortus, partus immaturus, prematurus sebelumnya. Kemudian apakah anaknya masih hidup sampai sekarang, atau meninggal disebabkan penyakit apa, apakah pernah melahirkan anak kembar, kelainan kongenital (cacat bawaan), dan lain-lain, sehingga kita dapat menyimpulkan apakah ibu tergolong dalam Bad Obstetrics History (BOH) / riwayat obstetri yang jelek.

Anamnesa mengenai haid, banyaknya, lamanya, apakah ada dismenorea, fluor albus, pruritus vulvae ( gatal pada kemaluan ), kapan hari pertama haid terakhir, sehingga kita dapat menentukan taksiran tanggal persalinannya (TTP).

Anamnesa mengenai penyakit-penyakit yang pernah diderita sebelum dan selama hamil ini Apakah pernah DM, Tifus, Hepatitis, HIV, Sifilis, Herpes Genitalia Rubella, sakit Jantung, sakit Paru, sakit Ginjal, sakit Tiroid, Anemia, apakah ibu ini perokok, alkoholism dan obat-obatan terutama narkoba, dan lain-lain.II.3b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Status Present ( kondisi saat ini ): Keadaan umum, nadi, TD, Pernafasan, Cyanose, Dyspnoe, suhu, anemis, turgor, berat badan,tinggi badan. Bila ada tanda-tanda kedaruratan, maka ibu segera dikirim ke ruang rawat inap untuk penanganan selanjutnya.

Pemeriksaan status lokalis : kepala, muka, cloasma gravidarum, mulut, gigi (apakahada caries), tonsil / faring (apakah ada tonsilitis / faringitis), hal ini perlu diperhatikan karena merupakan infeksi fokal yang dapat menyebabkan gangguan pada ibu hamil dan janinnya yang lebih serius, pemeriksaan mata, kuping, hidung, rambut, dan lain-lain.

Pemeriksaan presentasi dan posisi janin : Pasien diminta mengosongkan kandung kemih dan kemudian diminta untuk berbaring telentang dengan lutut semifleksiLEOPOLD I :

- Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.

- Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.

- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau

kosong).

LEOPOLD II

- Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan

kanan umbilikus.

- Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung

janin nantinya.

- Tentukan bagian-bagian kecil janin. LEOPOLD III

- Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan

perasaan tak nyaman bagi pasien.

- Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.

- Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah

mengalami engagement atau belum.LEOPOLD IV

- Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.

- Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.

- Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.

Pemeriksaan genitalia eksterna ( kemaluan luar ), dan kalau perlu melakukan pemeriksaan dalam (kalau tidak ada kontra indikasi seperti dugaan plasenta previa untuk mengetahui keadaan panggul dan turunnya bagian bawah anak, apakah dalam keadaan inpartu, dan lain sebagainya. II.3c. Pemeriksaan penunjangLaboratorium (darah, urin, feses) rutin, bila ada indikasi, kita dapat melakukan pemeriksaan skrining untuk Sifilis, Triponema Pallidum, VDRL, HIV. Fetal anomalies dengan amniosintesis, USG (dapat mengetahui kelainan kongenital, jumlah air ketuban, posisi anak, keadaan plasenta, dan lain-lain). Skrining untuk infeksi saluran kencing dan penyakit hubungan seksual. Pemeriksaan radiologi, kardiotokografi, amnioskopi, dan pemeriksaan penunjang lain.

Dari seluruh pemeriksaan diatas, dapat dibuat kesimpulan untuk menegakkan diagnosa. Kehamilannya normal atau tidak. Kemudian dapat melakukan penyaringan pasien apakah termasuk golongan Kehamilan Resiko Tinggi atau normal, atau perlu segera rawat inap atas indikasi ibu dan anak. Hal tersebut penting agar kita dapat mendeteksi kelainan sedini mungkin.

Pada ibu hamil pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya. Ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya pada tenaga medis akan mengalami resiko kematian 3-7 kali dibandingkan dengan ibu yang memeriksakan kehamilannya.II.4 JADWAL KUNJUNGAN

a. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali selama kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.

1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya satu bulan.

2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan.

3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan sampai terjadinya persalinan.

b. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.

c. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknaes, 2003:45).Pada kehamilan tanpa penyulit jadwal kunjungan cukup 4 kali selama kehamilan. Kunjungan pertama dilakukan 1 kali hingga usia kehamilan 28 minggu, lalu 1 kali kunjungan selama kehamilan 28-36 minggu, dan 2 kali kunjungan pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Tetapi bila kehamilan dengan resiko tinggi atau dengan penyulit perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih sering.

Dari kunjungan satu ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan:

Keluhan yang dirasakan ibu hamil

Hasil pemeriksaan setiap kunjungan

Umum

Tekanan darah

Respirasi

Nadi

Temperatur tubuh

Abdomen

Tinggi fundus uteri

Letak janin (setelah 34 minggu)

Presentasi janin

Denyut jantung janin

Pemeriksaan tambahan

Proteinuria

Glukosuria

Keton

Menilai kesejahteraan janin

Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan resiko tinggi dapat dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang diperoleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan oleh petugas kesehatan. Pemeriksaan yang memerlukan peralatan canggih umumnya dilakukan alat pencatat denyut jantung janin (kardiotokografi) dan ultrasonografi yang disebut dengan pemeriksaan profil biofisik janin (biophysic profile).

Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:

Pengukuran tinggi fundus uteri terutama usia kehamialn >29 minggu yang akan disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan. Tinggi fundus yang normal sama dengan usia kehamilan.

Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam)

Gerakan janin

Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan hipoksia berat atau janin meningggal

Denyut jantung janin

Ultrasonografi

Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan diatas, juga dilakukan pemeriksaan tentang:

Penilaian besar janin, letak dan presentasi

Penilaian luas panggulII.5 BEBERAPA GEJALA DAN TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILANPada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.

II.5.a.Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12 % kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang umumnya 60-80 % disebabkan oelh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan atau lebih besar, pada umumnya disebabkan oleh mola hidantidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan tidak jelas, pembesaran uterus lebih kecil dari seharusnya, dan adanya massa di adneksa biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik.

Perdarahan pada kehamilan usia lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi implantasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang tipis dan menutupi sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin, maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat membahayakan keselamatan ibu. Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan perdarahan hebat tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau berulang sebelumnya. Plasenta previa menjadi penyebab dari 25 % kasus perdarahan antepartum.

Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40 %) atau vasa previa (5 %) dari keseluruhan perdarah anterpartum.

II.5.b.Preeklampsia

Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia. Data informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis dengan preeklampsia.

II.5.c.Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum

Bila hal ini terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda-tanda di bawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan yang keluar (revealed) maupun tersembunyi (concealed):

Trauma abdomen

Preeklampsia

Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan

Bagian-bagian janin sulit diraba

Uterus tegang dan nyeri Janin mati dalam rahim

II.5.d Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah sebagai berikut:

Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan (hiperemesis gravidarum)

Disuria

Menggigil atau demam

Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya

Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnyaKESIMPULAN

Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Asuhan Antenatal itu sendiri penting unuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Tujuan dari asuhan Antenatal Care adalah untuk memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi, juga untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu. Disamping itu Antenatal Care juga bertujuan untuk mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mngkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kesehatan bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin pada masa hamil, pemeriksaan rutin selama kehamilan sangat penting untuk memonitor perkembangan kehamilan. Temu Wicara dengan dokter sangatlah penting untuk mengklasifikasikan apakah ibu hamil dalam status kehamilan resiko tinggi, oleh karena itu, setiap ibu hamil harus memeriksa diri secara teratur dan mendapat pelayanan kebidanan yang optimal.DAFTAR PUSTAKA1. Prawirohardjo S. Buku ilmu kebidanan ,Sarwono Prawirohardjo. Penerbit Prawirohardjo, Jakarta, 2009.

2. Sastrawinata S. obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Bandung, 2003. 3. Mochtar R. Synopsis obstetric. ECG. Jakarta, 2004.. 18