Upload
phamthu
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RANCANGAN AKHIR
RENCANA KERJA
TAHUN ANGGARAN 2018
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KESEHATAN JL. A. WAHAB SYAHRANIE NO. 16 KOTAK POS NO. 1064 TELP. 0541-743908 FAX. 743810
SAMARINDA
DIN DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan bimbingan serta atas perkenan-Nya maka Rencana Kerja
(Renja) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur dapat terselesaikan tepat
waktu atas kerja sama dengan pihak terkait di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Timur.
Rencana Kerja (Renja) tahun 2018 merupakan pelaksanaan tahun ke empat
RPJMD periode 2013 – 2018 yang difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dalam rangka peningkatan derajat dan mutu kesehatan masyarakat
Kalimantan Timur yang merata dan berkeadilan. Sehingga proses perencanaan
program pembangunan kesehatan terpadu khususnya di Provinsi Kalimantan Timur
diharapkan untuk mencapai hal tersebut.
Rencana Kerja (Renja) tahun 2018 diharapkan dapat memberikan tuntunan
kepada kita untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program di
bidang kesehatan secara terpadu sesuai dengan sasaran dan target yang telah
ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur tahun
2013 - 2018 . Perencanaan pembangunan di bidang kesehatan dapat berjalan baik
jika secara terpadu dan saling sinergi dalam pelaksanaannya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh
anggota Tim Penyusun Rencana Kerja (Renja) tahun 2018 dan semua pihak yang
telah mendukung tersusunnya Rencana Kerja (Renja) ini. Semoga Rencana Kerja
(Renja) tahun 2018 dapat bermanfaat dan memberikan tuntunan dalam proses
penyusunan perencanaan dibidang kesehatan.
Samarinda, Februari 2017
Kepala Dinas Kesehatan
dr. Hj. Rini Retno Sukesi, M.Kes Pembina Utama Muda/ IV-C NIP :195906021987092001
DIN DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1. Latar Belakang ....................................................................... 1
2. Landasan Hukum ................................................................... 7
3. Maksud dan Tujuan ................................................................ 8
4. Sistematika Penulisan ............................................................ 8
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2016 ................... 10
1. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja tahun 2016 ................ 10
2. Analisis Kinerja Pelayanan ……... .......................................... 14
3. Isu-isu Penting Penyelengara Tugas dan Fungsi ……........... 28
BAB III TUJUAN DAN SASARAN 30
1. Tujuan ........................................................................... 30
2. Sasaran ……………………………........................................... 31
BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN 32
a.
b.
c.
d.
e.
Indikator Kinerja …………………..…………………………….
Kelompok Sasaran….…………………………………………..
Lokasi Kegiatan ….………………………………………………
Kebutuhan dan indikatif …………………………………………
Sumber dana
34
34
34
34
34
BAB V PENUTUP 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur sebagai pelaksana sebagian tugas
pemerintah daerah di bidang kesehatan telah menyusun suatu rencana strategis di
bidang kesehatan sebagai kerangka perencanaan pembangunan daerah. Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018 merupakan
dokumen perencanaan sebagai arah dan acuan sekaligus kesepakatan bagi seluruh
komponen Dinas Kesehatan Provinsi dalam mewujud kan cita-cita dan tujuan sesuai
dengan visi, misi dan arah kebijakan pembangunan kesehatan yang disepakati
bersama. Dengan demikian Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur mensinergikan perencanaan pembangunan kesehatan nasional dan
daerah melalui program-program kesehatan dan merupakan satu kesatuan dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
a). Kedudukan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur adalah unsur pelaksana
Pemerintah Provinsi di Bidang Kesehatan yang dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur Kalimantan Timur melalui
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Dasar pembentukan Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan Keputusan Gubernur
Kalimantan Timur Nomor : 08 Tahun 2004 tentang Pembentukan,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Provinsi Kalimantan
Timur.
b). Tugas Pokok
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 45 Tahun
2008, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur memiliki tugas pokok
2
melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dibidang Kesehatan,
berdasarkan azas otonomi daerah dan tugas pembantuan.
c). Fungsi
Dalam SK Gubernur No. 8 Tahun 2004 tersebut di atas, Dinas Kesehatan
melaksanakan fungsi:
o Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan sesuai dengan
rencana strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah;
o Perencanaan pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis bidang
kesehatan;
o Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang kesehatan;
o Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis sumber daya kesehatan;
o Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis pelayanan kesehatan.
o Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan
teknis kesehatan masyarakat.
o Perumusan, perencanaan, pembinaan, dan pengendalian kebijakan
teknis pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan;
o Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
o Pelaksanaan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan;
o Pembinaan Kelomplok Jabatan Fungsional;
o Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.
3
d). Struktur Organisasi
e). Perumusan Permasalahan dan Isu Strategis
1. Permasalahan
Dari analisis perkembangan dan masalah pembangunan
kesehatan, dan peran Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
dalam pembangunan kesehatan, dengan memperhatikan
perkembangan dan tantangan dewasa ini, maka yang dihadapi oleh
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur ke depan dan harus
menjadi perhatian adalah :
a. Derajat kesehatan masyarakat meningkat tetapi beberapa penyakit
menular seperti Demam Berdarah, TB Paru, Malaria, HIV-AIDS
masih tinggi dan cenderung meningkat. Demikian juga dengan
penyakit tidak menular seperti Jantung, Hipertensi, Diabetes
Jamkesprov
Seksi Tenaga &
Sarana
Seksi Kes Khusus
Seksi Promkes & Pemberdayaan
Seksi P2TM & Bencana
Seksi Farmamin
& Alkes
Seksi Kes Dacil & Gakin
Seksi GiziSeksi
Kesehatan Lingkungan
UPTD
Akper
Bapelkes
Labkes
BKMOM
BID SUMBER
DAYA KES
BID PELAYANAN
KES
BID KES MASYARAKAT
BID P2 & PL
Seksi Jaminan
Kes
Seksi Kes Dasar & Rujukan
Seksi Kes Keluarga
Seksi P2M
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN T IMUR
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
SUB BAG PERENCANAAN
SUB BAG KEUANGAN
JABATAN
FUNGSIONAL SUB BAG UMUM
4
Militus, Kanker, ganguan kejiwaan cenderung mengalami
peningkatan. Masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit menular dan tidak menular bahkan akhir-akhir ini timbul
pula berbagai penyakit baru (new-emerging diseases) seperti
penyebaran virus MERS dan ebola.
b. Masih ada kesenjangan akan jangkauan dan kualitas pelayanan
antar daerah kota dan desa, daerah pedalaman, perbatasan,
terpencil dan kepulauan.
c. Citra pelayanan yang masih kurang memuaskan yang ditandai
dengan banyaknya keluhan terutama pada pelayanan yang lambat,
berbelit-belit.
d. Perilaku masyarakat dan lingkungan yang kondusif untuk hidup
sehat belum menunjukkan peningkatan sesuai dengan harapan
yang memberikan kontribusi terhadap kualitas air permukaan,
dan air tanah sehingga berakibat terhadap pencemaran,
pemanasan global, rusaknya lingkungan dan tidak tertatanya
sistem pembuangan limbah rumah tangga.
e. Berkembangan daerah menuju perkotaan baru, pengaruh budaya
dari luar dalam penggunaan IPTEK tanpa batas, berpotensi sebagai
ancaman bagi masyarakat kedepan akan munculnya penyakit
menular seperti DBD, malaria dan penyakit yang berdampak sosial
besar seperti HIV-AIDS, flu burung, penyalahgunaan NAPZA
(narkotika).
f. Sumber daya kesehatan berupa tenaga kesehatan, dana dan
peralatan medis belum mencukupi sesuai standar kebutuhan,
sementara itu bermunculan sarana pelayanan kesehatan baru
dengan pesatnya termasuk yang tradisional, dimana pengawasan
5
dan pengendalian masih lemah dan regulasi belum menjamin
kepastian pemberian pelayanan yang aman dan berkualitas.
Distribusi jumlah tenaga kesehatan belum merata, lebih
terkonsentrasi di daerah perkotaan.
g. Standar pelayanan minimal (SPM) merupakan kinerja minimal
yang dilakukan di pelayanan kesehatan dasar untuk menjamin
kualitas pelayanan. Rumah Sakit pemerintah yang ada di
Kalimantan Timur sebanyak 46 buah baik milik Pemerintah
maupun swasta. Pelayanan gawat darurat di UGD merupakan salah
satu standar pelayanan minimal yang harus dicapai seluruh Rumah
Sakit. Saat ini rata-rata Rumah sakit yang memiliki pelayanan
kegawat daruratan masih dengan level 1, sedangkan tuntutan dan
teknologi pelayanan kesehatan semakin berkembang. Persaingan
semakin ketat dengan pelayanan pihak swasta. Pengembangan
tempat pelayanan, jenis, kualitas pelayanan kesehatan yang
disediakan oleh pemerintah sangat diperlukan khususnya juga di
daerah perbatasan, terpencil, tertinggal dan kepulauan .
2. Isu Strategis
Dalam National Summit telah dibahas 4 (empat) isu pokok
pembangunan kesehatan, yaitu: 1) Peningkatan pembiayaan
kesehatan untuk memberikan jaminan kesehatan masyarakat; 2)
Peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian
target MDG’s; 3) Pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan akibat bencana; dan 4) Peningkatan ketersediaan,
pemerataan, dan kualitas tenaga kesehatan terutama di DTPK.
6
Berdasar 4 isu pokok tersebut, SKPD Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur memandang perlu untuk menambahkan isu
penting lainnya yaitu manajemen aparatur dalam peningkatan
pelayanan kesehatan, yang termasuk di dalamnya adalah good
governance, desentralisasi bidang kesehatan, dan struktur organisasi
yang efektif dan efisien
Dalam National Summit telah dibahas 4 (empat) isu pokok
pembangunan kesehatan, yaitu: 1) Peningkatan pembiayaan kesehatan
untuk memberikan jaminan kesehatan masyarakat; 2) Peningkatan
kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target MDG’s; 3)
Pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat
bencana; dan 4) Peningkatan ketersediaan, pemerataan, dan kualitas
tenaga kesehatan terutama di DTPK. Hasil rembuk kesehatan disepakati
ada 8 point yang harus segera ditindaklanjuti, yaitu: 1) Pengelolaan daerah
terpencil, 2) perbatasan dan kepulauan, 3) Puskesmas 24 jam, Rumah Sakit
Pratama, 4) Distribusi tenaga kesehatan yang belum merata, 5) Penyakit
menular yang belum bisa tereliminasi, yaitu Penyakit TB dan HIV, 6)
Penanganan kasus gizi buruk, 7) Regionalisasi rujukan, 8) penuruan angka
kematian ibu (AKI) dan kematian bayi (AKB).
APBD 2018 yang merupakan pelaksanaan RKPD 2018 disusun
berdasarkan asumsi atas kondisi perekonomian yang terjadi sampai
dengan akhir tahun 2016. Namun ketika pelaksanaan APBD 2016 terjadi
perubahan dari beberapa indikator ekonomi makro seperti pertumbuhan
ekonomi, realisasi PDRB dengan migas yang didominasi lifting minyak
dan produksi batubara, tingkat inflasi, nilai ekspor impor daerah, serta
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Selain itu, pada tahun
anggaran 2016. Berdasarkan kondisi tersebut, dan sejalan dengan
7
Permendagri Nomor : 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang
menjadi acuan untuk penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2018.
2. LANDASAN HUKUM
Dalam mewujudkan pencapaian sasaran, pelaksanaan program dan kegiatan
mengacu kepada tugas dan Fungsi (TUPOKSI) Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan
Timur yang berlandaskan hukum sebagai berikut :
2.1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2.2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
2.3. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
2.4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
2.5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
2.6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan
2.7. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang LPPD, LKPJ dan ILPPD
2.8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
2.9. Keputusan Presiden Nomor 40 tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan
Pengelolaan Rumah Sakit Daerah
2.10. Permenkes Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
2.11. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 perubahan Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
8
2.12. Permendagri No.54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan
evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
2.13. Kepmenkes Nomor 9511/Menkes/SK/VI/2000 tentang Upaya Kesehatan Dasar di
Puskesmas
2.14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2016 Tentang Pedoman Teknis
Pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten dan Kota.
2.15. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 23 Tahun 2016 tentang perubahan
rencana kerja pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
2.16. Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah
2.17. Peraturan Gubernur nomor 50 tahun 2016 tentang Penyesuaian RPJMD Provinsi
Kalimantan Timur 2013-2018
3. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur adalah :
3.1. Sebagai kerangka acuan dalam penyusunan perencanaan dan menjalankan
program dan kegiatan bidang kesehatan tahun 2018.
3.2. Untuk lebih terarah dan terukurnya kinerja program di sektor kesehatan sesuai
target-target yang ingin dicapai selama kurun waktu satu tahun kedepan yang
disinkronkan dengan visi dan misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
4. SISTEMATIKA PENULISAN
Penyajian Rencana Kerja (RENJA) Perubahan SKPD Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur terdiri dari 4 (empat) BAB, yaitu :
9
4.1. BAB I Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan penyusunan
rencana kerja dan sistematika penulisan Rencana Kerja Perubahan Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur.
4.2. BAB II Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2016
Memuat tentang evaluasi pelaksanaan Rencana Kerja SKPD tahun 2016 dan
capaian Renstra SKPD, Analisis Kinerja pelayanan SKPD, isu-isu penting
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD
4.3. BAB III Tujuan dan Sasaran
Menjelaskan Tujuan dan Sasaran Renja SKPD Dinas Kesehatan tahun 2018.
4.4. BAB IV Program dan Kegiatan
Menjelaskan tentang indikator kinerja, kelompok sasaran, lokasi kegiatan,
kebutuhan dana indikatif, dan sumber dana SKPD Dinas Kesehatan tahun 2018.
a) Indikator Kinerja
b) Kelompok Sasaran
c) Lokasi kegiatan
d) Kebutuhan dana indikatif
e) Sumber Dana.
4.5. BAB V Penutup
10
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA PERANGKAT DAERAH TAHUN LALU
1. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja tahun 2016
Dalam rangka meningkatkan Umur Harapan Hidup masyarakat kalimantan timur, Dinas
Kesehatan provinsi Kalimantan Timur melakukan berbagai upaya melalui sasaran
strategis SKPD yang di rumuskan dalam Indikator Kinerja Utama SKPD. Secara umum
capaian indikator Kinerja Dinas Kesehatan menunjukkan adanya perkembangan yang
baik, meskipun masih ada beberapa indikator yang masih memerlukan kerja keras dan
perhatian tidak hanya dari Dinas Kesehatan provinsi namun juga komitmen dan kerja
keras dari Kabupaten/ Kota. Berikut capaian Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur :
TABEL.C.1.2 (T.VI-C.1)
PENCAPAIAN KINERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN PROV. KALTIM
Tahun 2015
(tahun N-2)
Tahun 2016
(tahun N-1)
Tahun 2017
(tahun N)
Tahun 2018
(tahun N+1)
Tahun 2015
(tahun N-2)
Tahun 2016
(tahun N-1)
Tahun 2017
(tahun N)
Tahun 2018
(tahun N+1)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1
Persentase ketersediaan obat
,vaks in dan perbekalan
kesehatan
100 90 95 97 95 96.89 97 99
Buffer stok obat, vaksin dan
perbekalan kesehatan untuk
kab/kota dan persediaan
UPTD BKMOM.
2
Cakupan Puskesmas mampu tata
laksana pelayanan anak
berkebutuhan khusus
30 30
3
Persentase kab/kota mampu
tatlaksana pelayanan anak
khusus
30 30
4
Persentase anak us ia pendidikan
dasar yang mendapat skrining
kesehatan sesuai s tandar (SPM
2017)
100 80 85 80 85
5
Persentase warga negara us ia 15-
59 tahun mendapatkan skrining
kesehatan sesuai s tandar (SPM
2017)
100 50 60 50 60
6
Persentase warga negara us ia 60
tahun keatas mendapatkan
skrining kesehatan sesuai
s tandar (SPM 2017)
100 60 65 60 65
7 Angka Kesaki tan (Morbidi tas ) 11 11 10 9.36 9.18 11.9 10 9.36
8Persentase kab/kota yang
memi l iki kebi jakan PHBS100 100 100 58 80 100
9 cakupan pelayanan anak bal i ta 60 60
10Persentase ba l i ta kurus
mendapat makanan tambahan90 95 97 96.77 95 97
11 Kab. kota memenuhi tatanan 60 60
12
Jumlah puskesmas yang
melakukan pemicuan terhadap
masyarakat yang mas ih BAB
sembarangan di desa
60 90 100 99.91 100 100
13Jumlah Kab/ Kota yang memenuhi
kual i tas Lingkungan6 8 6 8
14 Prevalens i HIV/AIDS 1 <0,5 <0,5
15
Propors i Penduduk yang
terinfeks i HIV lanjut yang
memi l iki akses pada obat-
obatan anti retrovira l
98,2 80 90 90
16Angka Kejadian Malaria per 1000
penduduk1.4 1.4 1.2 1.1 1.4 1.25 1.2 1.1
17 CFR DBD per 100ribu penduduk 1 1 1 1 1 1
18
Prevalens i kab/kota yang
melaksanakan pengendal ian
negleted diseases
60 65 67 60 65 67
Perubahan Indikator dari no. 2
ke no. 3 namun th 2017 karena
defisit anggaran sdh tidak
dianggarkan melalui APBD
dan hanya melalui anggaran
APBN
SPM baru dari Kementerian
Kesehatan
Untuk th 2017 diarahkan ke
indikator SPM Baru
Kementerian Kesehatan
Catatan Analisis
Target Renstra SKPD Realisasi Renstra SKPD Proyeksi
NO Indikator
SPM/
Standar
Nasional
IKK/PP06
/'08
11
Tahun 2015
(tahun N-2)
Tahun 2016
(tahun N-1)
Tahun 2017
(tahun N)
Tahun 2018
(tahun N+1)
Tahun 2015
(tahun N-2)
Tahun 2016
(tahun N-1)
Tahun 2017
(tahun N)
Tahun 2018
(tahun N+1)
19 persentase pengobatan TB 85 0.35
20 tingkat kematian akibat malaria 5,2 5,2
21Prevalens i Tuberklos is (TB) per
100.000 penduduk223 223
22Persentase keberhas ian
pengobatan TB87 87
23
Propors i kasus TB yang
terdeteks i , diobati dan sembuh
dalam program DOTS
30 30
24
Jumlah Kab/Kota yang melakukan
penemuan kasus PD3I tertentu
sesuai target
8 8 8 8
25
Jumlah kab/kota yang mencapai
91% imunisas i dasar lengkap
pada bayi
7 7 7 7
26
Jumlah Kab/Kota yang
melaksanakan kelengkapan 90%
dan ketepatan laporan SKDR KLB
8 8 8 8
27
Persentase orang beres iko
terinfeks i HIVmendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai s tandar
(SPM 2017)
100 45 50 45 50
28Persentase orang dengan TB
berat yang mendapatkan 100 30 35 30 35
29
Persentase penderi ta hipertens i
mendapat pelayanan kesehatan
sesuai s tandar (SPM 2017)
100 100 100 100 100
30
Persentase penyandang DM
mendapat pelayanan kesehatan
sesuai s tandar (SPM 2017)
100 100 100 100 100
31
Persentase ODGJ berat yang
mendapatkan pelayanan
kesehatan jiwa sesuai s tandar
(SPM 2017)
100 60 60 60 60
32 Angka Kematian Bayi per 1000 KH 20 20 20 19 18 17 21 21 18 17
33Angka Kematian Bal i ta per 1000
KH30 30 29 28 27 26 31 31 27 26
34Angka Kematian Ibu per 100.000
KH177 177 146 132 120 102 155 135 120 102
35Persentase RS terakreditas i vers i
20124 14 20 25 4 14 20 25
36Persentase Puskesmas
terakreditas i47 108 153 47 108 153
37Persentase pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin (%)100 100 100 100 100 80 80.64 90 100
40 RS Khusus Mata 11 1 1 0 1 1
41Meningkatnya mutu pelayanan
kesehatan100 100
Untuk th 2017 diarahkan ke
indikator SPM Baru
Kementerian Kesehatan
42
Persentase sarana dan
prasarana RS mata/Bala i da lam
kondis i ba ik
100 100 100 100 100 100
43Persentase ibu bersa l in di tolong
nakes berkompetens i90 89 90 89
Untuk th 2017 diarahkan ke
indikator SPM Baru
Kementerian Kesehatan
44
Persentase penduduk yang
memi l iki Jaminan Kesehatan
Nas ional (JKN)
90 95 90 95
45Cakupan kunjungan neonata l (KN
1)94 94
46Presentase puskesmas yang
melaksanakan SDIDTK anak70 70
47
Persentase bayi baru lahir
mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir sesuai
s tandar (SPM 2017)
100 70 75 70 75
48
Persentase anak us ia 0 -59 bulan
yang mendapatkan pelayanan
kesehatan bal i ta sesuai s tandar
(SPM 2017)
100 100 100 100 100
49Persentase ibu bersa l in di tolong
nakes berkompetens i90 89 90 65 66.46
50Persentase ibu bersa l in di
fasyankes80 80
51persentase kunjungan neonata l
pertama (KN 1)78 78
52Persentase kunjungan ibu hami l
K495 95 64
53
Persentase Ibu Hami l
mendapatkan pelayanan Ibu
hami l sesuai s tandar (SPM 2017)
100 100 100 100 100
54
Persentase ibu bersa l in yang
mendapatkan pelayanan
persa l inan sesuai s tandar (SPM
2017)
100 100 100 100 100
55Meningkatnya manajemen
pembangunan kesehatan85 85
56
Persentase ketersediaan data
dan informas i bidang kesehatan
tingkat provins i
85 85
57
Meningkatnya Kinerja Instans i
Pemerintah (Target dari ni la i
LAKIP)
75 80 75 80
Untuk th 2017 diarahkan ke
indikator SPM Baru
Kementerian Kesehatan
Untuk th 2017 diarahkan ke
indikator SPM Baru
Kementerian Kesehatan
Perubahan indikator karena
adanya perubahan program
kegiatan pada SIPPD
Untuk th 2017 diarahkan ke
indikator SPM Baru
Kementerian Kesehatan
Realisasi Renstra SKPD Proyeksi
Catatan AnalisisNO Indikator
SPM/
Standar
Nasional
IKK/PP06
/'08
Target Renstra SKPD
12
Tahun 2015
(tahun N-2)
Tahun 2016
(tahun N-1)
Tahun 2017
(tahun N)
Tahun 2018
(tahun N+1)
Tahun 2015
(tahun N-2)
Tahun 2016
(tahun N-1)
Tahun 2017
(tahun N)
Tahun 2018
(tahun N+1)
58
propors i penduduk miskin yang
memi l iki akses pelayanan
kesehatan (%)
70 70 100 70 70 100
Indikator ini utk th 2018 akan
digabung dengan indikator
yang sejenis pada no.37 dan
44.
59
Prsentas i tanaga kesehatan yang
mempunyai serti fikat
kompetens i
50 50 80 85 50 50 80 85
60Meningkatnya pengelolaan
keuangan daerah76 76
61Persentase penyerapan anggaran
PD 80 80
62Jumlah laporan keuangan dan
aset yang sesuai dengan s tandar2 2 2 2
63Meningkatnya pelayanan
adminis tras i perkantoran85 85
64Jumlah unit kerja internal PD
yang terlayani6 6 4 6 6 4
65Meningkatnya kelancaran
pelayanan kantor100 100
66
Persentase pemenuhan sarana
dan prasarana dengan kondis i
ba ik pada unit kerja Dinas
Kesehatan
100 100 100 100 100 100
67 meningkatnya dis ipl in pegawai 100 100
68
Jumlah pelanggaran dis ipl in
aparatur da lam berpakaian
dinas
0 0
69
Persentase rata-rata kehadiran
pegawai dan penerapan budaya
kerja
100 100 100 100
70
Meningkatnya pemerataan
pelayanan kesehatan di
puskesmas
83 87 83 87
dialihkan pd anggaran APBN
71Meningkatnya keterampi lan dan
pengetahuan aparatur kesehatan90 90
72
Presentase aparatur yang
memenuhi s tandar
kompetens i/kual i fikas i pada
unit kerjanya
90 100 100 90 100 100
73Meningkatnya pelaporan
keuangan PD85 85
74
Jumlah laporan kinerja dan
keuangan PD yang memenuhi
s tandar
85 85
75
Ketersediaan Dokumen Laporan
Program Kegiatan dan
Akuntabi l i tas Kinerja
12 12 12 12
Realisasi Renstra SKPD Proyeksi
Catatan AnalisisNO Indikator
SPM/
Standar
Nasional
IKK/PP06
/'08
Target Renstra SKPD
Perubahan indikator karena
adanya perubahan program
kegiatan pada SIPPD
Realisasi pencapaian kinerja dan Kelompok Sasaran yang
Menggambarkan Pencapaian Kinerja SKPD Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
13
Realisasi
Fisik
Keuangan % %
Menurunnya
prevalensi balita
kekurangan gizi
16 19.8 80.81 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 226,414,000 219,101,300 97 100
Dari Penggunaan sumber daya keuangan
terdapat efisiensi, dimana target kegiatan
100% , efisiensi dilakukan pada konsumsi,
penggandaan kegiatan, transport bimtek
Angka Kematian Ibu 132 135 97.78Program peningkatan keselamatan ibu
melahirkan dan anak203,654,300 184,980,690 91 100
Dari Penggunaan sumber daya keuangan
terdapat efisiensi, dimana target kegiatan
100% , efisiensi dilakukan pada konsumsi,
penggandaan kegiatan, transport bimtek
Angka Kematian Bayi 19 21 90.48
angka Kematian balita 28 31 90.32
Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan932,767,500 903,793,670 97 100
Dari Penggunaan sumber daya keuangan
terdapat efisiensi, dimana target kegiatan
100% , terdapat efisiensi pengadaan.
Program Upaya Kesehatan
Masyarakat52,579,000 52,574,649 100 100
Program Pengembangan Lingkungan
Sehat96,707,200 96,624,700 100 100
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular490,428,650 488,704,050 100 100
Program Standarisasi Pelayanan
Kesehatan632,148,000 608,582,185 96 100
Dari Penggunaan sumber daya keuangan
terdapat efisiensi, dimana target kegiatan
100% , efisiensi dilakukan pada efisiensi
konsumsi , ATK, fotocopy & penggandaan
kegiatan
Program pelayanan kesehatan
penduduk miskin85,910,000 85,910,000 100 100
Program kemitraan peningkatan
pelayanan kesehatan117,114,000 117,108,675 100 100
Program pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan
380,905,000 363,013,300 95 100
Dari Penggunaan sumber daya keuangan
terdapat efisiensi, dimana target kegiatan
100% , efisiensi dilakukan pada konsumsi,
penggandaan kegiatan, transport bimtek
3
Meningkatnya kesadaran
mayarakat untuk hidup
bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam
upaya kesehatan
masyarakat
Presentase Rumah
Tangga PHBS65 58 89
Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat1,427,382,950 1,345,372,989 94 100
Dari Penggunaan sumber daya keuangan
terdapat efisiensi, dimana target kegiatan
100% , efisiensi dilakukan pada konsumsi,
penggandaan kegiatan, transport bimtek
No
1
2Menurunnya angka
kesakitan
Presentase angka
kesakitan10.5 11.90 88
Efisiensi Penggunaan sumber DayaSetelah
Perbintangan
Realisasi
100
Program/Kegiatan
100
Sasaran StategisIndikator Kinerja
UtamaTarget Capaian %
Meningkatnya status
kesehatan dan gizi
masyarakat
Program peningkatan pelayanan
kesehatan anak balita238,768,200 238,729,075
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 14
2. Analisis Kinerja Pelayanan
Meningkatkan Umur Harapan Hidup masyarakat Kalimantan Timur merupakan indikator
yang ingin di capai oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, dari data diatas terlihat
terjadi peningkatan umur harapan hidup pada tahun 2016 usia harapan hidup mencapai
73,62, sedangkan umur harapan hidup Indonesia menurut sumber BPS pada tahun
2015 mencapai 70 tahun. Jika dilihat dari data diatas kalimantan timur telah melampaui
capaian Nasional untuk peningkatan usia harapan Hidup.
Dalam upaya mencapai peningkatn tersebut maka dilakukan kerja sama lintas sektor,
karena Umur Harapan Hidup dipengaruhi banyak faktor. Dinas Kesehatan pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur sebagai SKPD Utama untuk mencapai indikator tersebut,
melakukan berbagai upaya melalui program-program kegiatan yang ada di dalam
Renstra SKPD. Berikut capaian kinerja SKPD yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja
SKPD tahun 2016 :
Umur Harapan Hidup
2013
Target : 71,40
Capaian : 71, 78
2014
Target : 71,50
Capaian : 71, 78
2016
Target :
Capaian : 73,62
2015
Target : 71,75
Capaian : 73,62
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 15
Target Capaian % Target Capaian % Target Capaian %
Menurunnya
Prevalensi Balita
kekurangan Gizi (Gizi
kurang & gizi buruk)
Prosentase 17 16,6 97,65 16,5 16,6 99,40 16 19,8 80,81
Angka Kematian Ibu 177 177 100,00 146 155 94 132 135 97,78
Angka Kematian Bayi 21 21 100,00 20 21 95 19 21 90,48
angka Kematian balita 31 31 100,00 29 31 94 28 31 90,32
2Menurunnya angka
kesakitan
Presentase angka
kesakitanProsentase 11,74 9,18 127,9 11 9,18 120 10,5 11,90 88
3
Meningkatnya
kesadaran
mayarakat untuk
hidup bersih dan
sehat serta
berperan aktif
dalam upaya
kesehatan
masyarakat
Presentase Rumah
Tangga PHBSProsentase 55 70 127,27 60 60 100 65 58 89
2016
1
Meningkatnya
Status Kesehatan &
gizi masyarakat
2014No Sasaran Indikator kinerja Satuan
2015
1. Indikator Kinerja Utama 1
Permasalahan :
1. Prevalensi balita kekurangan gizi pada tahun 2016 sebesar 18,9 % kondisi ini
belum mencapai target Renstra SKPD yaitu 16 %. Kasus kejadian balita
kekurangan gizi pada tahun 2015 sebesar 329 kasus gizi buruk dan meningkat pada
tahun 2016 sebanyak 354 kasus gizi buruk. Kejadian gizi kurang pada balita dapat
disebabkan banyak faktor diantaranya; faktor sosial ekonomi keluarga, pengetahuan
keluarga yang terbatas akan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh, masih kurangnya
minat masyarakat untuk membawa anak balita mereka untuk menimbang berat
badan selepas imunisasi lengkap , sehingga pendeteksian secara dini gejala gizi
Target Capaian %
Meningkatnya Status Kesehatan & gizi
masyarakat
Menurunnya pervalensi balita kekurangan
gizi(gizi kurang dan gizi
buruk)
Prosentase 16 19,8 80,81 18,8
Sasaran Strategis Indikator kinerja utama Satuan2016 Capaian
Nasional
2015
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 16
buruk tidak dapat segera ditemukan, hal ini terlihat dari data cakupan balita yang
ditimbang (D/S)usia 0 s.d 23 bulan yang mencapai 60% namun untuk cakupan
balita yang ditimbang usia 24 s.d 59 bulan yang hanya mencapai 49,3%.
Permasalahan yang menyebabkan masih rendahnya capaian pervalensi gizi kurang
pada balita adalah sebagai berikut :
a. Keterbatasan SDM, meliputi :
1) Belum semua Puskesmas memiliki tenaga profesi gizi
2) Belum semua Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas terlatih dalam Tata
Laksana Gizi Buruk, Konselor ASI & MP-ASI dan PMBA, dan Pemantauan
Pertumbuhan Balita
3) Adanya tugas tambahan bagi TPG Puskesmas yang justru lebih banyak dari
tugas pokoknya
4) Kurangnya koordinasi antara petugas Gizi dan KIA
b. Sarana dan alat bantu kerja TPG Puskesmas
1) Masih banyak dijumpai TPG Puskesmas tidak memiliki ruang kerja, meja
dan kursi kerja
2) Belum semua TPG Puskesmas/Puskesmas memiliki alat bantu kerja untuk
media KIE ( buku panduan, food model & lembar balik, konseling kit, dll)
c. Obat dan logistik program perbaikan gizi
1) belum semua Kab/Kota mampu memenuhi kewajibannya untuk mencukupi
ketersediaan obat dan logistik gizi seperti MP-ASI, Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) bagi ibu hamil KEK, Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) Anak Sekolah, Fe bagi Ibu Hamil maupun bagi Remaja Putri, Vitamin
A biru (100.000 IU) dan Vitamin A merah (200.000 IU), Mineral Mix,
Taburia, Iodium test, dll sehingga Provinsi yang awalnya berfungsi hanya
sebagai bufferstock mengalami kekurangan dalam pendistribusian obat gizi.
d. Fasilitas penunjang
1) Hampir disemua Puskesmas pemeriksaan Hb masih menggunakan metode
Sahli, yang sebenarnya sudah tidak update.
2) Belum semua Kab/kota memiliki laboratorium yang mampu melaksanakan
pemeriksaan TSH, T3 dan T4 untuk diagnosa gangguan kekurangan Iodium
e. Pendanaan
1) Masih rendahnya alokasi anggaran untuk kegiatan program perbaikan gizi
dimasing-masing Kab/Kota se Kaltim.
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 17
SOLUSI
a. Peningkatan penjaringan bayi dan balita dengan resiko gizi kurang, melalui
pendekatan keluarga dan pendataan profil kesehatan keluarga.
b. Optimalisasi integrasi program gizi secara lintas program dan sektor.
c. Perlu peningkatan Promosi kesehatan dalam hal ini adalah Penyuluhan
kesehatan terkait Nutrisi/gizi.
d. Peningkatan Kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan/ Bimtek. Dalam hal
ini pemerintah Provinsi dapat melakukan pendampingan ke Kabupaten/Kota
terkait permasalahan yang ada di setiap Kabupaten/Kota, melatih tenaga
kesehatan di Kabupaten/Kota dan medorong Kabupaten/Kota untuk membina
dan melatih seluruh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas agar
kompetensi SDM Kesehatan yang ada meningkat.
e. Perlu dilakukan Advokasi dan fasilitasi dari Dinas Kesehatan Provinsi ke
Pemegang kebijakan di Kabupaten/Kota terhadap ketersediaan ketenagaan
kesehatan yang ada di fasyankes.
f. Melakukan sosialisasi terkait penyediaan ruang Laktasi di setiap institusi kerja
g. Mengadvokasi Kabupaten/Kota dengan puskesmas untuk memantau
pertumbuhan di posyandu dan merujuk balita BGM, 2 T ke puskesmas serta
dilakukan konseling gizi
h. Peningkatan upaya preventif & promotif melalui penguatan kelembagaan
pokjanal posyandu yang dlaksanakan secara berjenjang mulai
Provinsi,kab/Kota, kecamatan s/d kelurahan/desa serta penguatan
pemberdayaan masyarakat dan puskesmas dan jaringannya dalam
peningkatan ibu balita datang ke posyandu ( D/S )
i. Penguatan kerjasama antara lintas sector dan lintas program terkait dan stake
holder pada 1000 Hari Pertama Kehidupan di Kabupaten/Kota
2. Indikator Kinerja Utama 2
Target Capaian %
1 Meningkatnya Status
Kesehatan & gizi
masyarakat
Angka Kematian
Ibu 132 135 97,78 305
Capaian Nasional
2015No Sasaran
Indikator kinerja
utamaSatuan
2016
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 18
Permasalahan :
Kematian ibu masih menjadi permasalahan karena dari target RPJMD tahun 2016
yaitu 132 capaian baru dicapai pada angka 135 (data Bidang Kesmas Dinkes
prov.Kaltim), namun bila dilihat dari jumlah kasus maka kematian ibu mengalami
penurunan . Pada tahun 2014 jumlah kasus kematian ibu sebesar 109 kasus, tahun
2015 turun menjadi 100 kasus kematian ibu dan pada tahun 2016 menjadi 95 kasus
kematian ibu. Jika dilihat dari penyebab terjadinya kematian Ibu penyebab terbesar
adalah karena perdarahan, Usia ibu pada saat hamil, jarak kehamilan, penyakit yang
diderita ibu pada saat kehamilan, nutrisi ibu selama hamil dan nifas.
a. Nutrisi selama kehamilan dan nifas, kekurangan nutrisi pada saat kehamilan dapat
menyebabkan anemia ibu hamil yang sangat beresiko menyebabkan terjadinya
perdarahan pada saat persalinan, selain itu hal ini dapat pula menyebabkan
kelahiran BBLR dan Aspeksia . Dari data yang diperoleh dari 98 % cakupan
Kunjungan lengkap Ibu hamil (K1) hanya 59 % yang dilakukan pemeriksaan HB
dan ditemukan 16 % diantaranya mengalami anemia ibu hamil, seharusnya
seluruh ibu hamil diperiksa HB nya, dari 98% cakupan kunjungan kehamilan
pertama (K1) hanya 93% yang mendapatkan tablet zat besi (Fe), dan dari 87%
cakupan kunjungan kehamilan lengkap(K4) hanya 82% yang mendapatkan tablet
zat besi (Fe). hal dapat disebabkan karena belum adanya atau kurangnya tenaga
analis Laboratorium yang ada di fasilitas kesehatan dasar, terbatasnya peralatan
penunjang untuk pemeriksaan Hb, terutama ketidak adaan reagen untuk
pemeriksaan Hb di Fasyankes dasar dan Kompetensi /pengetahuan tenaga
kesehatan yang belum optimal. Data menunjukkan dari Kunjungan pertama
kehamilan (K1) 98% hanya 84% yang dilakukan pengukuran LILA, dan 8%
diantaranya mengalami Kurang Energi kalori (KEK), seharusnya seluruh ibu hamil
yang datang dilakukan pemeriksaan LILA, bukan pemeriksaan secara random
atau berdasarkan pengamatan klinis. Dari data pada Bidang Sumber Daya
Kesehatan tercatat 46 Puskesmas dari 180 puskesmas yang belum memiliki
Tenaga ahli teknik Laboratorium Medik. selain itu jumlah tenaga gizi di fasilitas
kesehatan dasar yang masih kurang, tercatat 47 Puskesmas yang tidak memiliki
tenaga gizi.
b. Penyakit yang diderita ibu selama kehamilan seperti Hipertensi, Diabetes
Milliteus, TB, Jantung, Malaria, HIV-AIDS dan lainnya, selain dapat menyebabkan
kematian pada ibu juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan janin
sehingga dapat menyebabkan kelahiran premature, BBLR dan aspeksia. Skrining
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 19
ibu hamil juga perlu dilakukan untuk menemukan penyakit yang diderita ibu
selama kehamilan, dari data yang tercatat Kunjungan K1: 98% hanya 25% yang
di lakukan pemeriksaan HIV dan 0,004% yang dilakukan pemeriksaan Malaria,
sehingga masih banyak ibu hamil yang tidak terdeteksi secara dini. hal ini terjadi
karena keterbatasan tenaga kesehatan, reagen/alat, fasilitas laboratorium yang
memadai, walaupun tercatat dari 180 puskesmas yang ada di kaltim baru 28
Puskesmas terakreditasi, 48 puskesmas telah dilakukan survey oleh Tim
akreditasi.
Solusi :
a. Perlu peningkatan Promosi kesehatan dalam hal ini adalah Penyuluhan kesehatan
terkait usia produktif ibu yang dianjurkan hamil, nutrisi selama kehamilan dan
pemeriksaan kehamilan yang harus dilakukan ibu selama kehamilan.
b. Peningkatan Kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan/ Bimtek. Dalam hal ini
pemerintah Provinsi dapat melakukan pendampingan ke Kabupaten/Kota terkait
permasalahan yang ada di setiap Kabupaten/Kota, melatih tenaga kesehatan di
Kabupaten/Kota dan medorong Kabupaten/Kota untuk membina dan melatih
seluruh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas agar kompetensi SDM
Kesehatan yang ada meningkat.
c. Peningkatan sarana & Prasarana di Puskesmas/fasilitas kesehatan dasar,
terutama Sarana dan Prasarana terkait Peralatan Laboratoriumdengan
mengoptimalkan sumber pembiayaan yang ada baik APBD dan pusat (DAK)
d. Perlu dilakukan Advokasi dari Dinas Kesehatan Provinsi ke Pemegang kebijakan
di Kabupaten/Kota terhadap permasalahan kesehatan yang dihadapi
Kabupaten/kota yang mana pengendalian dan penanggulangannya memerlukan
dukungan pemerintah kabupaten/Kota..
f. Optimalisasi pelaksanaan Tim Maternal dalam upaya mencari solusi dan upaya
untuk mengatasi permaslahan utama penyebab kematian ibu agar dapat
menurunkan jumlah kasus kematian ibu.
g. Penguatan sistem rujukan
j. Perlu percepatan pencapaian akreditasi Fasyankes
k. Meningkatkan pendataan sasaran ibu hamil, bayi, balita , usia sekolah, remaja dan
lanjut usia, melalui dasawisma dan melaporkan semua kegiatan secara berjenjang
yang dimulai dari Bidan Di Desa, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Induk,
Puskesmas PONED dan RS Pemerintah dan Swasta
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 20
l. Penggunaan, pemanfaatan Buku KIA dan stiker P4K disemua Fasilitas kesehatan
baik pemerintah maupun swasta, Semua ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil, dan
balita mengikuti kelas balita
m. Penguatan Tupoksi Bidan Koordinator dimasing-masing Kab/Kota untuk
melakukan supervisi fasilitasi secara berjenjang
n. Integrasi Program Kesehatan Keluarga dengan Lintas Program dan Lintas sektor
terkait.
3. Indikator Kinerja Utama 3
Permasalahan
Kasus kematian Bayi, mengalami penurunan jumlah kasus setiap tahunnya, pada tahun
2015 sebesar 762 kasus menurun menjadi 564 kasus kematian bayi. Penyebab
kematian terbesar karena BBLR dan Asfeksia. BBLR dan Asfeksia dapat disebabkan
karena nutrisi ibu hamil yang kurang baik selama kehamilan.
Solusi :
a. Perlu peningkatan Promosi kesehatan dalam hal ini adalah Penyuluhan kesehatan
terkait usia produktif ibu yang dianjurkan hamil, nutrisi selama kehamilan dan
pemeriksaan kehamilan yang harus dilakukan ibu selama kehamilan.
b. Peningkatan Kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan/ Bimtek. Dalam hal ini
pemerintah Provinsi dapat melakukan pendampingan ke Kabupaten/Kota terkait
permasalahan yang ada di setiap Kabupaten/Kota, melatih tenaga kesehatan di
Kabupaten/Kota dan medorong Kabupaten/Kota untuk membina dan melatih seluruh
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas agar kompetensi SDM Kesehatan yang
ada meningkat.
Target Capaian %
1
Meningkatnya Status
Kesehatan & gizi
masyarakat
Angka Kematian
Bayi19 21 90,48 22,23
Capaian Nasional
2015No Sasaran
Indikator kinerja
utamaSatuan
2016
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 21
4. Indikator Kinerja Utama 4
Permasalahan :
Kasus kematian Balita, mengalami penurunan jumlah kasus setiap tahunnya, pada
tahun 2015 sebesar 815 kasus menurun menjadi 751 kasus kematian bayi pada tahun
2016. Penyebab kematian terbesar karena Pneumonia dan diare. Penyebab terjadinya
Pneumonia adalah infeksi saluran nafas yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur,
hal ini juga sangat di pengaruhi oleh daya tahan tubuh dan status nutrisi . Diare adalah
penyebab lain terjadinya kematian balita, penyakit ini dapat dipengaruhi oleh gaya hidup
yang tidak bersih serta keadaan lingkungan.
Solusi :
a. Perlu peningkatan Promosi kesehatan baik melalui media massa maupun langsung
kemasyarakat.
b. Peningkatan Kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan/ Bimtek. Dalam hal ini
pemerintah Provinsi dapat melakukan pendampingan ke Kabupaten/Kota terkait
permasalahan yang ada di setiap Kabupaten/Kota, melatih tenaga kesehatan di
Kabupaten/Kota dan medorong Kabupaten/Kota untuk membina dan melatih seluruh
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas agar kompetensi SDM Kesehatan yang
ada meningkat.
5. Indikator Kinerja Utama 5
Permasalahan :
Angka kesakitan sebesar 9,18 meningkat di tahun 2015 dan 2016 ini menjadi 11,9.
Dinas kesehatan mencatat pada tahun 2016 kasus penemuan diare pada tahun 2015
sebesar 93.710 kasus, menurun pada tahun 2016 menjadi 69.031 kasus, Penemuan TB
Target Capaian %
1
Meningkatnya Status
Kesehatan & gizi
masyarakat
angka Kematian
balita28 31 90,32 26,2
Capaian Nasional
2015No Sasaran
Indikator kinerja utama
Satuan
2016
Target Capaian %
Presentase angka kesakitan Prosentase 10,5 11,90 88
Indikator kinerja utama Satuan2016
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 22
dengan BTA (+) pada tahun 2015 sebesar 2.391 kasus menurun pada tahun 2016
menjadi : 1.785 kasus . Sedangkan untuk Incident Rate DBD pada tahun 2015 sebesar
195 meningkat menjadi 300 di tahun 2016, peningkatan kejadian DBD ini perubahan
iklim yang berubah-ubah secara ekstrim. Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan jentik nyamuk menjadi nyamuk dewasa yang membawa virus
DBD. Dari data yang tercatat pada tahun 2016 dari target 74% rumah sehat hanya 2
(dua) Kabupaten/kota (Balikpapan dan Bontang) yang mencapai target, sedangkan
Kabupaten/kota lainnya belum mencapai target , tentunya hal ini harus menjadi
perhatian bersama. Selain lingkungan perilaku hidup sehat juga sangat berpengaruh
terhadap kejadian penyakit ini, dari data yang tercatat untuk capaian persentase Rumah
tangga ber PHBS tahun 2016 dari target 65% hanya dapat dicapai 58%, Masih
lemahnya advokasi ke Kabupaten/Kota dalam rangka penerapan Rumah tangga ber
PHBS menjadi salah satu penyebabnya. Pada Kasus penyakit tidak menular (PTM)
terjadi peningkatan jumlah kasus, seperti pada kasus penyakit Hipertensi pada tahun
2015 sebesar 23.882 kasus menjadi 26.724 kasus pada tahun 2016, penyakit DM pada
tahun 2015 sebesar 6.051 kasus meningkat pada tahun 2016 menjadi 6.649
kasus,Kejadian Stroke pada tahun 2015 sebanyak 407 kasus, meningkat menjadi 503
kasus stroke pada tahun 2016, begitu pula dengan penyakit jantung koroner pada tahun
2015 sebesar 483 kasus meningkat menjadi 547 kasus pada tahun 2016. Terjadinya
peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) dapat disebabkan karena gaya hidup
yang tidak sehat, dimana masyarakat kini cenderung menyukai makanan cepat saji,
yang mana makanan ini cenderung tinggi lemak dan kurang serat serta unsur vitamin
didalamnya. Semakin tingginya tuntutan kehidupan membuat masyarakat sibuk bekerja
sehingga menyebabkan orang jadi kurang melakukan olahraga fisik dan jam istirahat
yang tidak optimal. Tingkat stress yang tinggi juga membuat munculnya penyakit-
penyakit degeneratif, seperti hipertensi, DM, stroke dan lain sebagainya. Selain itu
monitong kesehatan yang dilakukan belum melihat kelestarian Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif akan tetapi masih menitikberatkan pada ada tidaknya Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif. Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang telah terbentuk belum semua
berperan aktif dalam melakukan pembinaan terhadap Desa Siaga Aktif
Solusi :
a. Perlu peningkatan Promosi dan preventif kesehatan baik langsung ke masyarakat
maupun media massa
b. Peningkatan Kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan/ Bimtek. Dalam hal ini
pemerintah Provinsi dapat melakukan pendampingan ke Kabupaten/Kota terkait
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 23
permasalahan yang ada di setiap Kabupaten/Kota, melatih tenaga kesehatan di
Kabupaten/Kota dan medorong Kabupaten/Kota untuk membina dan melatih seluruh
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas agar kompetensi SDM Kesehatan yang
ada meningkat.
c. Peningkatan sarana & Prasarana di Puskesmas/fasilitas kesehatan dasar, terutama
Sarana dan Prasarana terkait Peralatan Laboratoriumdengan mengoptimalkan
sumber pembiayaan yang ada baik APBD dan pusat (DAK)
d. Perlu dilakukan Advokasi dari Dinas Kesehatan Provinsi ke Pemegang kebijakan di
Kabupaten/Kota terhadap permasalahan kesehatan yang dihadapi Kabupaten/kota
yang mana pengendalian dan penanggulangannya memerlukan dukungan
pemerintah kabupaten/Kota.
e. Perlu ada regulasi terkait penempatan tenaga kesehatan baik dokter, perawat, analis
kesehatan, apoteker, tenaga Laboratorium, tenaga kesling, promkes dan gizi,
sehingga terwujud pemerataan tenaga kesehatan diseluruh sarana pelayanan
kesehatan di kabupaten/Kota.
f. Dalam upaya menurunkan kasus penyakit tidak menular dengan mensosialisasikan
gerakan CERDIK ( cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
aktifitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola
Stress)
g. Optimalisasi kegiatan Posbindu di seluruh puskesmas, dan organisasi perangkat
daerah.
h. Melakukan advokasi dan koordinasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan
komitmen seluruh kabupaten agar membentuk dan mengaktifkan Pokjanal Desa,
Kelurahan Siaga Aktif dan Posyandu
6. Indikator Kinerja Utama 6
Permasalahan :
a. Proses pembuatan kebijakan membutuhkan waktu yang lama
Target Capaian %
Meningkatnya
kesadaran mayarakat
untuk hidup bersih dan
sehat serta berperan
aktif dalam upaya
kesehatan masyarakat
Presentase
Rumah Tangga
PHBS
Prosentase
65 58 89 32,3
Sasaran Indikator
kinerja utamaSatuan
2016 Capaian
Nasional
2015
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 24
b. Tidak semua puskesmas memiliki SDM pengelola promkes yang sesuai profesi
dan tidak rangkap jabatan
c. Tidak semua kab/kota melaksanakan survey PHBS dan survei PHBS tidak
menjadi indikator capaian oleh kemenkes. Indikator PHBS terlalu banyak dan
terbagi di lintas program. Terbatasnya sumber daya (anggaran dan kapasitas)
sehingga belum dapat mendorong secara langsung kenaikan PHBS Rumah
Tangga, masih ada kabupaten kota yang tidak mempunyai anggaran untuk
kegiatan promkes.
d. Kurangnya kemampuan advokasi dan kemitraan petugas promosi kesehatan di
daerah.
Solusi :
Adapun solusi yang dapat dilakukan adalah :
a. Menetapkan indikator kinerja kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan lebih bersifat outcomes.
b. Mensinergikan lintas unit dalam upaya promosi kesehatan baik di Kementerian
Kesehatan maupun di daerah.
c. Meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung upaya promotif
preventif baik dari dukungan anggaran daerah maupun ketersediaan dan kualitas
SDM promosi kesehatan.
d. Meningkatkan peran aktif dari mitra strategis (dunia usaha/swasta, LSM/NGO, dan
ormas) untuk mendukung program kesehatan khususnya upaya promosi kesehatan.
e. Meningkatkan kualitas sumber daya promosi kesehatan secara berjenjang dari
provinsi, kabupaten/kota hingga puskesmas melalui pelatihan maupun pembinaan.
f. Pelaksanaan koordinasi yang baik dan berkesinambungan dengan pengelola promosi
kesehatan di daerah.
g. Melakukan pelatihan advokasi dan kemitraan bagi petugas promkes provinsi,
kabupaten/kota, hingga puskesmas secara berjenjang (contoh : pelatihan
penggalangan dana CSR perusahaan)
Capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur tahun berjalan
(2017) secara umum tergambar dari beberapa indikator utama pada tabel T.VI-C.5
sebagai berikut :
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 25
TABEL. T.VI-C.5
REKAPITULASI HASIL EVALUASI PELAKSANAAN RENJA OPD S/D TAHUN 2017 (TAHUN BERJALAN) PROV. KALTIM
OPD. DINAS KESEHATAN
TARGET REALISASITK REALISASI
(%)
REALISASI
CAPAIAN
TINGKAT
CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6 7 8=7/6 9 10=(5+7+9) 11=(10/4) 12
1.02.15Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan
Persentase ketersediaan
obat ,vaks in dan
perbekalan kesehatan
99 95 90 96.89 1.08 97 192.97 1.95
Buffer stok obat, vaksin dan
perbekalan kesehatan untuk kab/kota
dan persediaan UPTD BKMOM.
Cakupan Puskesmas
mampu tata laksana
pelayanan anak
berkebutuhan khusus
30 30.00
Persentase kab/kota
mampu tatlaksana
pelayanan anak khusus
30 30 1.00 31.00
Persentase anak us ia
pendidikan dasar yang
mendapat skrining
kesehatan sesuai s tandar
(SPM 2017)
85 80 0.00 0.00
Persentase warga negara
us ia 15-59 tahun
mendapatkan skrining
kesehatan sesuai s tandar
(SPM 2017)
60 50 0.00 0.00
Persentase warga negara
us ia 60 tahun keatas
mendapatkan skrining
kesehatan sesuai s tandar
(SPM 2017)
65 60 0.00 0.00
Angka Kesaki tan
(Morbidi tas )9.36 9.18 11 11.9 1.08 10 22.16 2.37
Persentase kab/kota yang
memi l iki kebi jakan PHBS100 100 58 0.58 80 58.58 0.59
cakupan pelayanan anak
bal i ta60 60.00
Persentase ba l i ta kurus
mendapat makanan
tambahan
97 90 96.77 1.08 95 97.85 1.01
Kab. kota memenuhi
tatanan wi layah sehat60 60.00
Jumlah puskesmas yang
melakukan pemicuan
terhadap masyarakat yang
mas ih BAB sembarangan
di desa
100 60 99.91 1.67 100 101.58 1.02
Jumlah Kab/ Kota yang
memenuhi kual i tas
Lingkungan
8 6 0.00 0.00
Prevalens i HIV/AIDS <0,5 <0,5
Propors i Penduduk yang
terinfeks i HIV lanjut yang
memi l iki akses pada obat-
obatan anti retrovira l
90 80 90 1.13 181.13
Angka Kejadian Malaria
per 1000 penduduk1.1 1.4 1.4 1.25 0.89 1.2 3.54 3.22
CFR DBD per 100ribu
penduduk1 1 1 1.00 1 2.00 2.00
Prevalens i kab/kota yang
melaksanakan
pengendal ian negleted
diseases
67 60 60 1.00 65 61.00 0.91
persentase pengobatan TB 85 0.35 0.00 0.35
tingkat kematian akibat
malaria5,2
Prevalens i Tuberklos is
(TB) per 100.000 penduduk223 223.00
Persentase keberhas ian
pengobatan TB87 87.00
Propors i kasus TB yang
terdeteks i , diobati dan
sembuh dalam program
DOTS
30 30.00
Jumlah Kab/Kota yang
melakukan penemuan
kasus PD3I tertentu sesuai
target
8 8 0.00 0.00
Jumlah kab/kota yang
mencapai 91% imunisas i
dasar lengkap pada bayi
7 7 0.00 0.00
Jumlah Kab/Kota yang
melaksanakan
kelengkapan 90% dan
ketepatan laporan SKDR
KLB 80%
8 8 0.00 0.00
Persentase orang beres iko
terinfeks i
HIVmendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai
s tandar (SPM 2017)
50 45 0.00 0.00
Persentase orang dengan
TB berat yang
mendapatkan pelayanan
kesehatan TB sesuai
s tandar (SPM 2017)
35 30 0.00 0.00
Persentase penderi ta
hipertens i mendapat
pelayanan kesehatan
sesuai s tandar
100 100 0.00 0.00
Persentase penyandang
DM mendapat pelayanan
kesehatan sesuai s tandar
100 100 0.00 0.00
Persentase ODGJ berat
yang mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa
sesuai s tandar
60 60 0.00 0.00
Angka Kematian Bayi per
1000 KH17 20 19 21 1.11 18 42.11 2.48
Angka Kematian Bal i ta per
1000 KH26 29 28 28 1.00 27 58.00 2.23
Angka Kematian Ibu per
100.000 KH102 146 132 135 1.02 120 282.02 2.76
Persentase RS
terakreditas i vers i 201225 4 14 14 1.00 20 19.00 0.76
Persentase Puskesmas
terakreditas i153 47 47 1.00 62 48.00 0.31
1.02.23Program Standarisas i
Pelayanan Kesehatan
1.02.21Program Pengembangan
Lingkungan Sehat
1.02.22
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
1.02.XX
Program Pencegahan dan
Pengendal ian Penyakit Tidak
Menular
1.02.16Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
1.02.19Program Promos i Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat
1.02.20Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
CATATAN
TARGET DAN REALISASI KINERJA
PROGRAM DAN KELUARAN
KEGIATAN OPD TAHUN 2016
(Tahun Lalu/N-2)
PERKIRAAN REALISASI
CAPAIAN TARGET PROG/
KEG RENSTRA OPD S.D
TAHUN 2017 (Tahun
Berjalan/N-1)KODE
URUSAN/BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
DAN PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME)/
KEGIATAN (OUTPUT)
TARGET CAPAIAN
KINERJA RENSTRA
OPD TAHUN 2018
(Akhir Periode
Renstra OPD)
REALISASI TARGET
KINERJA HASIL PROGRAM
DAN KELUARAN
KEGIATAN S/D TAHUN
2015 (Tahun N-3)
TARGET
PROG/KEG
RENJA OPD TH
BERJALAN
(Tahun N-1)
Perubahan Indikator dari no. 2 ke
no. 3 namun th 2017 karena defisit
anggaran sdh tidak dianggarkan
melalui APBD dan hanya melalui
anggaran APBN
SPM baru dari Kementerian
Kesehatan
Untuk th 2017 diarahkan ke indikator
SPM Baru Kementerian Kesehatan
Untuk th 2017 diarahkan ke indikator
SPM Baru Kementerian Kesehatan
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 26
TARGET REALISASITK REALISASI
(%)
REALISASI
CAPAIAN
TINGKAT
CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6 7 8=7/6 9 10=(5+7+9) 11=(10/4) 12
1.02.24Program pelayanan kesehatan
penduduk miskin
Persentase pelayanan
kesehatan bagi
masyarakat miskin (%)
100 80 100 80.64 0.81 90 161.45 1.61
1.02.25
Program pengadaan,
peningkatan dan perbaikan
sarana dan prasarana
puskesmas/ puskesmas
pembantu dan jaringannya
Angka Kesaki tan
(Morbidi tas )9.36 9.18 11 11.9 1.08 10 22.16 2.37
Angka Kesaki tan
(Morbidi tas )9.36 9.18 11 11.9 1.08 10 22.16 2.37
RS Khusus Mata 1 100 0 0.00 1 0.00 0.00
Meningkatnya mutu
pelayanan kesehatan100 100.00 Untuk th 2017 diarahkan ke indikator
SPM Baru Kementerian Kesehatan
Persentase sarana dan
prasarana RS mata/Bala i
da lam kondis i ba ik
100 100 100 1.00 100 101.00 1.01
Propors i kelahiran yang
di tolong tenaga kesehatan
terlatih
89 90 0.00 89.00 Untuk th 2017 diarahkan ke indikator
SPM Baru Kementerian Kesehatan
Persentase penduduk yang
memi l iki Jaminan
Kesehatan Nas ional (JKN)
95 90 0.00 0.00
Cakupan kunjungan
neonata l (KN 1)94 94.00
Presentase puskesmas
yang melaksanakan
SDIDTK anak
70 70 1.00 71.00
Persentase bayi baru lahir
mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir
sesuai s tandar (SPM 2017)
75 70 0.00 0.00
Persentase anak us ia 0 -59
bulan yang mendapatkan
pelayanan kesehatan
bal i ta sesuai s tandar (SPM
2017)
100 100 0.00 0.00
Persentase ibu bersa l in
di tolong nakes
berkompetens i
65 90 66.46 0.74 132.20
Persentase ibu bersa l in di
fasyankes80 80 1.00 81.00
persentase kunjungan
neonata l pertama (KN 1)78 78 1.00 79.00
Persentase kunjungan ibu
hami l K495 64 0.67 64.67
Persentase Ibu Hami l
mendapatkan pelayanan
Ibu hami l sesuai s tandar
(SPM 2017)
100 100 0.00 0.00
Persentase ibu bersa l in
yang mendapatkan
pelayanan persa l inan
sesuai s tandar (SPM 2017)
100 100 0.00 0.00
Meningkatnya manajemen
pembangunan kesehatan85 85.00
Persentase ketersediaan
data dan informas i bidang
kesehatan tingkat provins i
85 85 1.00 86.00
1.02.04
Program Penyusunan Dokumen
Perencanaan, Pengendal ian
dan Evaluas i Penyelenggaraan
Pemerintahan
Meningkatnya Kinerja
Instans i Pemerintah
(Target dari ni la i LAKIP)
80 75 0.00 0.00
1.02.50Program Penanggulangan
Kemiskinan bidang Kesehatan
propors i penduduk miskin
yang memi l iki akses
pelayanan kesehatan (%)
70 70 70 1.00 100 141.00
Indikator ini utk th 2018 akan
digabung dengan indikator yang
sejenis pada no.37 dan 44.
1.02.56
Program pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya
manus ia kesehatan
Prsentas i tanaga
kesehatan yang
mempunyai serti fikat
kompetens i
85 50 50 50 1.00 80 101.00 1.19
Meningkatnya
pengelolaan keuangan
daerah
76 76.00
Persentase penyerapan
anggaran PD 80 80 1.00 81.00
Jumlah laporan keuangan
dan aset yang sesuai
dengan s tandar
2 2 0.00 0.00
Meningkatnya pelayanan
adminis tras i perkantoran85 85.00
Jumlah unit kerja internal
PD yang terlayani4 6 6 1.00 6 7.00 1.75
Meningkatnya kelancaran
pelayanan kantor100 100.00
Persentase pemenuhan
sarana dan prasarana
dengan kondis i ba ik pada
unit kerja Dinas Kesehatan
100 100 100 1.00 100 101.00 1.01
meningkatnya dis ipl in
pegawai100 100.00
Jumlah pelanggaran
dis ipl in aparatur da lam
berpakaian dinas
0 0 0.00 0.00
Persentase rata-rata
kehadiran pegawai dan
penerapan budaya kerja
100 100 0.00 0.00
1.02.04Program Fas i l i tas i
Pindah/Purna Tugas PNS
Meningkatnya pemerataan
pelayanan kesehatan di
puskesmas
83 87 87 1.00 171.00dialihkan pd anggaran APBN
Meningkatnya
keterampi lan dan
pengetahuan aparatur
kesehatan
90 90.00
Presentase aparatur yang
memenuhi s tandar
kompetens i/kual i fikas i
pada unit kerjanya
100 90 90 1.00 100 91.00 0.91
Meningkatnya pelaporan
keuangan PD85 85.00
Jumlah laporan kinerja
dan keuangan PD yang
memenuhi s tandar
85 85 1.00 86.00
Ketersediaan Dokumen
Laporan Program Kegiatan
dan Akuntabi l i tas Kinerja
12 12 0.00 0.00
PERKIRAAN REALISASI
CAPAIAN TARGET PROG/
KEG RENSTRA OPD S.D
TAHUN 2017 (Tahun
Berjalan/N-1)CATATAN
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME)/
KEGIATAN (OUTPUT)
TARGET CAPAIAN
KINERJA RENSTRA
OPD TAHUN 2018
(Akhir Periode
Renstra OPD)
REALISASI TARGET
KINERJA HASIL PROGRAM
DAN KELUARAN
KEGIATAN S/D TAHUN
2015 (Tahun N-3)
TARGET DAN REALISASI KINERJA
PROGRAM DAN KELUARAN
KEGIATAN OPD TAHUN 2016
(Tahun Lalu/N-2)
TARGET
PROG/KEG
RENJA OPD TH
BERJALAN
(Tahun N-1)
1.02.06
Program peningkatan
pengembangan s is tem
pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
1.02.02Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur
1.02.03Program peningkatan dis ipl in
aparatur
1.02.05
Program Peningkatan
Kapas i tas Sumber Daya
Aparatur
1.02.35
Program Kebi jakan dan
Manajemen Pembangunan
Kesehatan
1.20.17
Program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
1.02.01Program Pelayanan
Adminis tras i Perkantoran
1.02.28
Program kemitraan
peningkatan pelayanan
kesehatan
1.02.29
Program peningkatan
pelayanan kesehatan anak
bal i ta
1.02.32
Program peningkatan
keselamatan ibu melahirkan
dan anak
KODE
URUSAN/BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
DAN PROGRAM/KEGIATAN
1.02.26
Program pengadaan,
peningkatan sarana dan
prasarana rumah saki t/ rumah
saki t jiwa/ rumah saki t paru-
paru/ rumah saki t mata
1.02.27
Program pemel iharaan sarana
dan prasarana rumah saki t/
rumah saki t jiwa/ rumah saki t
paru-paru/ rumah saki t mata
Perubahan indikator karena adanya
perubahan program kegiatan pada
SIPPD
Untuk th 2017 diarahkan ke indikator
SPM Baru Kementerian Kesehatan
Untuk th 2017 diarahkan ke indikator
SPM Baru Kementerian Kesehatan
Perubahan indikator karena adanya
perubahan program kegiatan pada
SIPPD
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 27
TABEL.C.1.2(T.VI-C.1)
PENCAPAIAN KINERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN PROV. KALTIM
Tahun 2015
(tahun N-2)
Tahun 2016
(tahun N-1)
Tahun 2017
(tahun N)
Tahun 2018
(tahun N+1)
Tahun 2015
(tahun N-2)
Tahun 2016
(tahun N-1)
Tahun 2017
(tahun N)
Tahun 2018
(tahun N+1)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1Persentase ketersediaan obat ,vaks in dan
perbekalan kesehatan100 90 95 97 95 96.89 97 99
Buffer stok obat, vaksin dan
perbekalan kesehatan untuk
kab/kota dan persediaan
UPTD BKMOM.
2Cakupan Puskesmas mampu tata laksana
pelayanan anak berkebutuhan khusus30 30
3Persentase kab/kota mampu tatlaksana
pelayanan anak khusus 30 30
4
Persentase anak us ia pendidikan dasar yang
mendapat skrining kesehatan sesuai s tandar
(SPM 2017)
100 80 85 80 85
5
Persentase warga negara us ia 15-59 tahun
mendapatkan skrining kesehatan sesuai s tandar
(SPM 2017)
100 50 60 50 60
6
Persentase warga negara us ia 60 tahun keatas
mendapatkan skrining kesehatan sesuai s tandar
(SPM 2017)
100 60 65 60 65
7 Angka Kesaki tan (Morbidi tas ) 11 11 10 9.36 9.18 11.9 10 9.36
8Persentase kab/kota yang memi l iki kebi jakan
PHBS100 100 100 58 80 100
9 cakupan pelayanan anak bal i ta 60 60
10Persentase ba l i ta kurus mendapat makanan
tambahan90 95 97 96.77 95 97
11 Kab. kota memenuhi tatanan wi layah sehat 60 60
12
Jumlah puskesmas yang melakukan pemicuan
terhadap masyarakat yang mas ih BAB
sembarangan di desa
60 90 100 99.91 100 100
13Jumlah Kab/ Kota yang memenuhi kual i tas
Lingkungan6 8 6 8
14 Prevalens i HIV/AIDS 1 <0,5 <0,5
15Propors i Penduduk yang terinfeks i HIV lanjut yang
memi l iki akses pada obat-obatan anti retrovira l98,2 80 90 90
16 Angka Kejadian Malaria per 1000 penduduk 1.4 1.4 1.2 1.1 1.4 1.25 1.2 1.1
17 CFR DBD per 100ribu penduduk 1 1 1 1 1 1
18Prevalens i kab/kota yang melaksanakan
pengendal ian negleted diseases60 65 67 60 65 67
19 persentase pengobatan TB 85 0.35
20 tingkat kematian akibat malaria 5,2 5,2
21 Prevalens i Tuberklos is (TB) per 100.000 penduduk 223 223
22 Persentase keberhas ian pengobatan TB 87 87
23Propors i kasus TB yang terdeteks i , diobati dan
sembuh dalam program DOTS30 30
24Jumlah Kab/Kota yang melakukan penemuan
kasus PD3I tertentu sesuai target8 8 8 8
25Jumlah kab/kota yang mencapai 91% imunisas i
dasar lengkap pada bayi7 7 7 7
26
Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan
kelengkapan 90% dan ketepatan laporan SKDR
KLB 80%
8 8 8 8
27
Persentase orang beres iko terinfeks i
HIVmendapatkan pemeriksaan HIV sesuai
s tandar (SPM 2017)
100 45 50 45 50
28Persentase orang dengan TB berat yang
mendapatkan pelayanan kesehatan TB sesuai 100 30 35 30 35
29Persentase penderi ta hipertens i mendapat
pelayanan kesehatan sesuai s tandar (SPM 2017)100 100 100 100 100
30Persentase penyandang DM mendapat pelayanan
kesehatan sesuai s tandar (SPM 2017)100 100 100 100 100
31
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai s tandar (SPM
2017)
100 60 60 60 60
32 Angka Kematian Bayi per 1000 KH 20 20 20 19 18 17 21 21 18 17
33 Angka Kematian Bal i ta per 1000 KH 30 30 29 28 27 26 31 31 27 26
34 Angka Kematian Ibu per 100.000 KH 177 177 146 132 120 102 155 135 120 102
35 Persentase RS terakreditas i vers i 2012 4 14 20 25 4 14 20 25
36 Persentase Puskesmas terakreditas i 47 108 153 47 108 153
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
37Persentase pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin (%)100 100 100 100 100 80 80.64 90 100
40 RS Khusus Mata 11 1 1 0 1 1
41 Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan 100 100
Untuk th 2017 diarahkan ke
indikator SPM Baru
Kementerian Kesehatan
42Persentase sarana dan prasarana RS mata/Bala i
da lam kondis i ba ik100 100 100 100 100 100
43Persentase ibu bersa l in di tolong nakes
berkompetens i90 89 90 89
Untuk th 2017 diarahkan ke
indikator SPM Baru
Kementerian Kesehatan
44Persentase penduduk yang memi l iki Jaminan
Kesehatan Nas ional (JKN)90 95 90 95
45 Cakupan kunjungan neonata l (KN 1) 94 94
46Presentase puskesmas yang melaksanakan
SDIDTK anak70 70
47
Persentase bayi baru lahir mendapatkan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai
s tandar (SPM 2017)
100 70 75 70 75
48
Persentase anak us ia 0 -59 bulan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan bal i ta sesuai
s tandar (SPM 2017)
100 100 100 100 100
49Persentase ibu bersa l in di tolong nakes
berkompetens i90 89 90 65 66.46
50 Persentase ibu bersa l in di fasyankes 80 80
51 persentase kunjungan neonata l pertama (KN 1) 78 78
52 Persentase kunjungan ibu hami l K4 95 95 64
Catatan Analisis
Target Renstra SKPD Realisasi Renstra SKPD Proyeksi
NO Indikator
SPM/
Standar
Nasional
IKK/PP06
/'08
Untuk th 2017 diarahkan ke
indikator SPM Baru
Kementerian Kesehatan
Untuk th 2017 diarahkan ke
indikator SPM Baru
Kementerian Kesehatan
Perubahan Indikator dari no. 2
ke no. 3 namun th 2017 karena
defisit anggaran sdh tidak
dianggarkan melalui APBD
dan hanya melalui anggaran
APBN
SPM baru dari Kementerian
Kesehatan
Untuk th 2017 diarahkan ke
indikator SPM Baru
Kementerian Kesehatan
Untuk th 2017 diarahkan ke
indikator SPM Baru
Kementerian Kesehatan
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 28
Tahun 2015
(tahun N-2)
Tahun 2016
(tahun N-1)
Tahun 2017
(tahun N)
Tahun 2018
(tahun N+1)
Tahun 2015
(tahun N-2)
Tahun 2016
(tahun N-1)
Tahun 2017
(tahun N)
Tahun 2018
(tahun N+1)
53Persentase Ibu Hami l mendapatkan pelayanan
Ibu hami l sesuai s tandar (SPM 2017)100 100 100 100 100
54Persentase ibu bersa l in yang mendapatkan
pelayanan persa l inan sesuai s tandar (SPM 2017)100 100 100 100 100
55Meningkatnya manajemen pembangunan
kesehatan85 85
56Persentase ketersediaan data dan informas i
bidang kesehatan tingkat provins i85 85
57Meningkatnya Kinerja Instans i Pemerintah (Target
dari ni la i LAKIP)75 80 75 80
58propors i penduduk miskin yang memi l iki akses
pelayanan kesehatan (%)70 70 100 70 70 100
Indikator ini utk th 2018 akan
digabung dengan indikator
yang sejenis pada no.37 dan
44.
59Prsentas i tanaga kesehatan yang mempunyai
serti fikat kompetens i50 50 80 85 50 50 80 85
60 Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah 76 76
61 Persentase penyerapan anggaran PD 80 80
62Jumlah laporan keuangan dan aset yang sesuai
dengan s tandar2 2 2 2
63Meningkatnya pelayanan adminis tras i
perkantoran85 85
64 Jumlah unit kerja internal PD yang terlayani 6 6 4 6 6 4
65 Meningkatnya kelancaran pelayanan kantor 100 100
66
Persentase pemenuhan sarana dan prasarana
dengan kondis i ba ik pada unit kerja Dinas
Kesehatan
100 100 100 100 100 100
67 meningkatnya dis ipl in pegawai 100 100
68Jumlah pelanggaran dis ipl in aparatur da lam
berpakaian dinas0 0
69Persentase rata-rata kehadiran pegawai dan
penerapan budaya kerja100 100 100 100
70Meningkatnya pemerataan pelayanan kesehatan
di puskesmas83 87 83 87
dialihkan pd anggaran APBN
71Meningkatnya keterampi lan dan pengetahuan
aparatur kesehatan90 90
72Presentase aparatur yang memenuhi s tandar
kompetens i/kual i fikas i pada unit kerjanya90 100 100 90 100 100
73 Meningkatnya pelaporan keuangan PD 85 85
74Jumlah laporan kinerja dan keuangan PD yang
memenuhi s tandar85 85
75Ketersediaan Dokumen Laporan Program Kegiatan
dan Akuntabi l i tas Kinerja12 12 12 12
Realisasi Renstra SKPD Proyeksi
Catatan AnalisisNO Indikator
SPM/
Standar
Nasional
IKK/PP06
/'08
Target Renstra SKPD
Perubahan indikator karena
adanya perubahan program
kegiatan pada SIPPD
Perubahan indikator karena
adanya perubahan program
kegiatan pada SIPPD
Program Pendukung pada Tahun 2016
Pada tahun 2016 dalam rangka pemenuhan capaian persentase jaminan pemeliharaan
kesehatan dan persentase ketersediaan obat & vaksin melalui program :
1. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan, melalui kegiatan : kemitraan
asuransi kesehatan masyarakat dan monitoring, evaluasi & pelaporan.
2. Program Obat & Perbekalan Kesehatan, melalui kegiatan : pengadaan Obat &
perbekalan Kesehatan dan monitoring, evaluasi & pelaporan
3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi
Dengan berbagai pengamatan terhadap berbagai kondisi yang ada di Provinsi
kalimantan Timur maka beberapa isu penting yang hendaknya mendapatkan perhatian
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
dapat dijabarkan sebagai berikut :
3.1. Perlunya peningkatan upaya keterjaminan ketersediaan pelayanan kesehatan
masyarakat dalam suatu sistem penjaminan pelayanan kesehatan yang
mencakup seluruh masyarakat Provinsi Kalimantan Timur, melalui JKN (BPJS).
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 29
3.2. Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak
menular, dimana masih tingginya kejadian penyakit menular seperti TB Paru,
Demam berdarah, dll yang harus dilakukan surveilans pengawasan secara lebih
baik sehingga dapat ditanggulangi dan diintervensi secara dini sehingga tidak
menjadi wabah serta masih tingginya insiden / prevalensi penyakit menular yang
berpotensi menjadi kejadian luar biasa;
3.3. Perlunya peningkatan upaya promotif dan preventif kesehatan yang lebih
maksimal dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup
sehat sehingga masyarakat tidak mengalami kesakitan, karena upaya
pengobatan penyakit akan membutuhkan dana yang sangat tinggi.
3.4. Peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana kesehatan yang lebih baik
sehingga mutu pelayanan kesehatan dan cakupan pelayanan kesehatan dapat
lebih ditingkatkan secara lebih baik, ketersediaan aset berupa lahan/tanah untuk
pengembangan bangunan sarana kesehatan yang terbatas.
3.5. Sumber anggaran sektor kesehatan yang belum mencukupi;
3.6. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas,
terutama pada kelompok rentan seperti: penduduk miskin.
3.7. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh.
3.8. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumber daya
manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi
ketenagaan kesehatan.
3.9. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat esensial,
penggunaan obat yang tidak rasional, dan penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian yang berkualitas.
3.10. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, meliputi
pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan.
3.11. Permasalahan manajerial dalam sinkronisasi perencanaan kebijakan, program,
dan anggaran serta masih terbatasnya koordinasi dan integrasi Lintas Sektor.
3.12. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan
secara optimal serta masih rendahnya kesadaran untuk hidup masyarakat dalam
lingkungan yang sehat;
3.13. Belum optimalnya pendataan kesehatan yang cepat, akurat dan valid yang
berakibat terlambatnya penetapan kebijakan dan intervensi.
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 30
BAB III
TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Upaya perwujudan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur tahun
2014-2018 dalam mewujudkan tujuan sebagai berikut :
1.1. Untuk mewujudkan misi ” Menjamin pemeliharaan dan peningkatan upaya
kesehatan yang bermutu, terjangkau dan berkeadilan “, maka ditetapkan tujuan:
tersedianya upaya kesehatan yang bermutu, terjangkau dan berkeadilan bagi
masyarakat Kalimantan Timur.
1.2. Untuk mewujudkan misi ” Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup
sehat dan membangun kemitraan dengan lintas sektor”, maka ditetapkan tujuan :
Terwujudnya perilaku masyarakat hidup bersih dan sehat serta berkembangnya
kemitraan lintas sektor dan program.
1.3. Menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan yang memadai dan
berkesinambungan”, maka ditetapkan tujuan tersedianya sumber daya
VISI Meningkatkan derajat dan mutu kesehatan masyarakat
Kalimantan Timur yang merata dan berkeadilan
Menjamin
pemeliharaan dan
peningkatan upaya
kesehatan yang
bermutu, terjangkau
dan berkeadilan
Meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan membangun kemitraan
dengan lintas sektor
Menjamin
ketersediaan sumber
daya kesehatan yang
memadai dan
berkesinambungan.
MISI MISI
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 31
kesehatan baik dari sarana prasarana kesehatan, perbekalan kesehatan dan
SDM kesehatan yang merata.
2. Sasaran
Untuk mencapai Provinsi Kalimantan Timur Sehat, ditetapkan sasaran-
sasaran strategis dengan indikator sasaran utama sebagai berikut:
- Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat melalui Program
Standarisasi Pelayanan Kesehatan dengan Indikator Keberhasilan :
1) Puskesmas Terakreditasi minimal 1 per Kecamatan dengan target tahun
2018 sebanyak 29 Puskesmas
2) Rumah Sakit Umum Daerah terakreditasi dengan target tahun 2018
sebanyak 3 RSUD.
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya status
kesehatan dan gizi masyarakat
Menurunnya Angka Kesakitan
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam upaya
kesehatan masyarakat
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 32
BAB IV
PROGRAM DAN KEGIATAN
Kegiatan masing-masing dari seluruh program yang akan dilaksanakan di
tahun anggaran 2018 adalah sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pelaksanaan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
3. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4. Program Penyusunan Dokumen Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Anggaran Penyusunan Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
5. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Pemenuhan Sarana/Prasarana Instalasi Farmasi Provinsi (DAK)
6. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Pembinaan Upaya Kesehatan Masyarakat sekunder dan primer (DAK) Dukungan UKM tersier di Balai Kesehatan Masyarakat (DAK)
7. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
8. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Penguatan Pansimas/Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (DAK)
9. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Rujukan Specimen (DAK)
10. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Peningkatan pelayanan kesehatan dasar Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan Penguatan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (DAK)
11. Program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan Pendidikan teknis kesehatan Pengembangan/fasilitasi SDM, Prasarana dan teknologi kesehatan (DAK)
12. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
13. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD Pelayanan dan Pendukung Pelayanan
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 33
Kinerja Pelayanan Kesehatan (menurut berbagai aspek pelayanan dan capaian
terhadap SPM) Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ditandai dengan meningkatnya Usia
Harapan Hidup (UHH) yang akhirnya akan mempengaruhi peningkatan Indek
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) yang didukung
oleh tercapainya penduduk tumbuh seimbang pada suatu bangsa. Pencapaian sasaran
tersebut ditentukan oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk, meningkatnya UHH,
meningkatnya rata-rata lama sekolah dan menurunnya angka buta aksara,
meningkatnya perekonomian dan kesejahteraan serta kualitas hidup anak dan
perempuan, serta meningkatnya jati diri bangsa.
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Timur ini
telah memberikan kontribusi yang cukup bermakna dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat Kalimantan Timur, meskipun ada beberapa yang masih belum
memenuhi target serta memerlukan upaya keras dan berkesinambungan agar dapat
lebih meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 34
Berikut rincian anggaran APBD tahun 2018 :
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 35
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target
10,750,000,000.00
6,750,000,000.00
Terlayaninya administrasi perkantoran 100 % Terlayaninya administrasi perkantoran 100 persen 4,314,752,000.00
Jumlah bulan pelaksanaan administrasi
perkantoran
12 bulan Jumlah bulan pelaksanaan administrasi
perkantoran
12 bulan samarinda 4,314,752,000.00
Terpenuhinya Sarana dan Prasarana
Aparatur
100 % Terpenuhinya sarana dan prasarana
aparatur
100 % 862,350,000.00
Jumlah bulan pemeliharaan peralatan dan
Kelengkapan Sarana dan Prasarana
12 bulan Jumlah bulan pemeliharaan peralatan dan
kelengkapan sarana dan prasarana
12 bulan
Luasan bangunan yang direhab 50 M2
Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan
Pemerintah Daerah
100 % Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan
Pemerintah Daerah
100 persen 533,102,000.00
Jumlah kegiatan rapat koordinasi dan
konsultasi ke luar daerah
25 kegiatan Jumlah kegiatan rapat koordinasi dan
pembinaan serta pengawasan kedalam
daerah
15 kali
12 bulan
10 orang
50 orang
80 %
Jumlah Dokumen Perencanaan dan
Anggaran
10 Dokumen Jumlah dokumen perencanaan dan
anggaran
10 dokumen samarinda 2,796,000.00
Lakip 1 dokumen
SPIP 1 dokumen
Evaluasi Renja 4 Laporan
Teppa 12 Dokumen
Persentase ketersediaan obat dan vaksin 100 %
Persentase penggunaan obat rasional di
sarana pelayanan kesehatan dasar
75 % Jumlah obat dan perbekalan kesehatan
yang diadakan
150 jenis
Cakupan pengolahan makanan dan
minuman yang memenuhi syarat
80 %
Jumlah obat dan perbekalan kesehatan
yang diadakan
150 jenis
Prevalensi HIV/AIDS <1 % Persentase ODHA yang diobati 90 persen
Persentase kasus TB yang
mendapatkan pengobatan sesuai
standar
80 persen
Prevalensi Tuberklosis (TB) per
100.000 penduduk
210 Kasus
Persentase keberhasian pengobatan TB 93 %
Proporsi kasus TB yang terdeteksi,
diobati dan sembuh dalam program
DOTS
55 %
Specimen adekuat rutin dan KLB 90 %
Respon cepat bencana 100 %
persentase Kab/Kota yang memiliki
Perbup/Perwali tentang KTR
70 %
Rumah sakit terakreditasi 45 RS
Jumlah Laporan monitoring dan evaluasi
yang difeedback
1 Laporan
Persentase penderita hipertensi
mendapat pelayanan kesehatan sesuai
standar
100 % Persentase anak usia 0-11 bulan yang
mendapat imunisasi dasar lengkap
92 persen
Persentase penyandang DM mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar
100 % Persentase puskesmas yang
melaksanakan pandu PTM
30 persen
Persentase ODGJ berat yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa
sesuai standar
100 %
Persentase respon penanggulangan
terhadap sinyal KLB
75 persen
Hasil monev yang ditindak lanjuti 10 Laporan
4,000,000,000.00
Meningkatnya pelayanan kesehatan
laboratorium
90 % Meningkatnya pelayanan kesehatan
laboratorium
100 persen 4,000,000,000.00
Tersedianya barang dan jasa BLUD 12 bulan
Tersedianya peralatan laboratorium kes
BLUD
1 set
1.02.47.01
Me
nin
gk
atn
ya
sta
tus
ke
se
ha
tan
da
n g
izi
ma
sy
ara
ka
t p
rov
ins
i K
ali
ma
nta
n T
imu
r
1.02.23
1.02.23.06
1.02.59
1.02.59.02
1.02.01.2
1.02.47
samarinda 4,000,000,000.00
Jumlah PNS yang mengikuti
pelatihan/Bimtek
Jumlah PNS yang mengikuti
pelatihan/Bimtek
Meningkatnya Kinerja Instansi
Pemerintah
Kode
UPTD Laboratorium Kesehatan (BLUD)
Program Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan BLUD
Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Meningkatnya pelayanan kesehatan
laboratorium
95 % Tersedianya tenaga teknis BLUD 12 bulan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan Jumlah Laporan monitoring dan evaluasi
yang difeedback
1 laporan kubar, kutim,
bontang,
balikpapan, berau,
paser, ppu, mahulu,
10,000,000.00
Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular
10,000,000.00
Jumlah Kab/kota yang memiliki
minimal 20 persen puskesmas yang
menyelenggarakan upaya kesehatan
10 persen
Monitoring, evaluasi dan pelaporan Terlaksananya montoring dan evaluasi
pelayanan kesehatan DTPK dan
puskesmas 24 jam sesuai standart
200 kab/kota balikpapan, berau,
paser, ppu, mahulu,
samarinda, kukar,
kubar, kutim,
10,000,000.00
Jumlah Bulan Penyediaan makanan dan
minuman
1.02.01
1.02.01.1
1.02.07
1.02.07.01
1.02.08
1.02.08.02
1.02.09
1.02.09.01
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Jumlah Puskesmas terakreditasi
minimal 1 (satu) per kecamatan
29 Puskesmas 10,000,000.00
Puskesmas terakreditasi 18 PuskesmasPersentase RS terakreditasi 3 RSUD
bontang,
balikpapan, berau,
paser, ppu, mahulu,
samarinda, kukar,
kubar, kutim
10,000,000.00
Persentase kab/Kota yang melaksanakan
Posbindu PTM
80 %
tingkat kematian akibat malaria 4.3 %
Monitoring, evaluasi dan pelaporan Jumlah Laporan monitoring dan evaluasi
yang difeedback
1 laporan
1.02.22
1.02.22.11
Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular
10,000,000.00
Proporsi Penduduk yang terinfeksi HIV
lanjut yang memiliki akses pada obat-
obatan anti retroviral
99 %
Persentase kasus Malaria positif yang
diobati sesuai standar
95 persen
Angka Kejadian Malaria per 1000
penduduk
< 1 %
1,005,000,000.00
Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan mahulu, kukar,
kubar, kutim,
bontang,
balikpapan,
samarinda, berau,
paser, ppu
1,005,000,000.00
1.02.15
1.02.15.01
1 dokumen
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Persentase ketersediaan obat, vaksin
dan perbekalan kesehatan
95 persen
1.02.10.02 Penyusunan Laporan Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Kegiatan
Jumlah Laporan Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Kegiatan
4 Dokumen samarinda 2,000,000.00
LPPD
Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Anggaran
1.02.09.02
1.02.10
1.02.10.01
berau, paser, ppu,
mahulu, samarinda,
kukar, luar
Prov insi, kubar,
kutim, bontang,
52,000,000.00
Program Penyusunan Dokumen Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan
Meningkatnya kinerja instansi
pemerintah (target dari nilai LAKIP)
70 Nilai angka 4,796,000.00
Jumlah kegiatan rapat koordinasi dan
konsultasi keluar daerah
21 kali
Jumlah bulan penyediaan makanan dan
minuman (untuk tamu dan rapat)
12 bulan
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah Jumlah PNS yang mengikuti
pelatihan/bimtek
25 orang
samarinda 862,350,000.00
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Pemerintah Daerah
Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan
Pemerintah Daerah
berau, paser, ppu,
mahulu, samarinda,
kukar, luar
Prov insi, kubar,
kutim, bontang,
balikpapan
481,102,000.00
Jumlah kegiatan rapat koordinasi dan
konsultasi ke dalam daerah
20 kegiatan
Pelaksanaan Administrasi Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana
dan Prasarana
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Sasaran Program / Kegiatan
Indikator Capaian Program / Keluaran RENSTRA Indikator Capaian Program / Keluaran RENJA
Lokasi Jumlah Dana
Rencana Kerja Tahun 2018 Page 36
BAB V
PENUTUP
Kesinambungan pembangunan khususnya di bidang kesehatan dengan visi
dan misi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, diperlukan perhatian khusus dari
semua pihak yang terkait dengan persepsi yang sama, agar pembangunan dapat
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat Kalimantan Timur.
Masyarakat juga dilibatkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
agar pembangunan tersebut dapat berhasil dan berdaya guna sesuai yang
direncanakan.
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur dengan
pengukuran, penilaian, dan evaluasi kinerja, serta pelaporan kinerjanya merupakan tolak
ukur penting dari suatu sistem akuntabilitas kinerja.
Rencana kerja pembangunan bidang kesehatan yang telah dibentuk ini
diharapkan akan menjadi pedoman dan acuan dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan maupun evaluasi segala kegiatan yang dilakukan sehingga
nantinya diharapkan agenda pembangunan bidang kesehatan untuk mewujudkan visi
daerah maupun nasional dapat tercapai dengan baik.
Samarinda, Februari 2017
Kepala Dinas Kesehatan,
dr. Hj. Rini Retno Sukesi, M.Kes
Pembina Utama Muda/ IV-C NIP. 19590602 198709 2 001
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur _________________________________________
37