27
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN Bab 5 KEBUTUHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI JALAN 5.1. KONSEP PENGEMBANGAN 5.1.1. Tujuan (Goals) Tujuan pengembangan transportasi jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi: a. Melayani perkembangan wilayah terutama di daerah kota-kota/perkotaan b. Meningkatkan aktivitas perekonomian di daerah-daerah yang dilalui b. Meningkatkan aksesibilitas sosial, ekonomi dan pemerintahan c. Mengurangi disparitas pertumbuhan regional antara wilayah tengah dan wilayah barat utara dan timur utara d. Memperkuat keterkaitan antar wilayah propinsi agar dapat mengembangkan perekonomian di seluruh wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 5.1.2. Sasaran (Objectives) Sasaran pengembangan transportasi jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah dikembangkannya transportasi jalan sebagai sarana pendukung berkembangnya wilayah- wilayah di seluruh Yogyakarta dengan mempertimbangkan beroperasinya sistem transportasi jalan yang terintegrasi, optimal dan sanggup menampung kebutuhan sampai dengan 20 tahun mendatang. 5.1.3. Kebijakan (policy) Kebijakan pengembangan transportasi jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi: a. Penanganan transportasi jalan perlu dilakukan dan atau dikendalikan oleh pihak-pihak terkait baik oleh pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupaten sesuai dengan wewenang kerja masing-masing pihak. b. Pertumbuhan pengembangan didasarkan pada aspek pemerataan untuk mencapai pertumbuhan. Ini berarti prioritas penanganannya tidak didasarkan pada pertumbuhan ekonomis semata-mata, tetapi juga yang tak kalah penting adalah pembukaan keterisolasian dan aksesibilitas V-1

Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lalu lintas

Citation preview

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Bab 5 KEBUTUHAN PENGEMBANGAN

    TRANSPORTASI JALAN

    5.1. KONSEP PENGEMBANGAN

    5.1.1. Tujuan (Goals)

    Tujuan pengembangan transportasi jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi:

    a. Melayani perkembangan wilayah terutama di daerah kota-kota/perkotaan

    b. Meningkatkan aktivitas perekonomian di daerah-daerah yang dilalui

    b. Meningkatkan aksesibilitas sosial, ekonomi dan pemerintahan

    c. Mengurangi disparitas pertumbuhan regional antara wilayah tengah dan wilayah barat

    utara dan timur utara

    d. Memperkuat keterkaitan antar wilayah propinsi agar dapat mengembangkan

    perekonomian di seluruh wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    5.1.2. Sasaran (Objectives)

    Sasaran pengembangan transportasi jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah

    dikembangkannya transportasi jalan sebagai sarana pendukung berkembangnya wilayah-

    wilayah di seluruh Yogyakarta dengan mempertimbangkan beroperasinya sistem transportasi

    jalan yang terintegrasi, optimal dan sanggup menampung kebutuhan sampai dengan 20 tahun

    mendatang.

    5.1.3. Kebijakan (policy)

    Kebijakan pengembangan transportasi jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi:

    a. Penanganan transportasi jalan perlu dilakukan dan atau dikendalikan oleh pihak-pihak

    terkait baik oleh pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupaten sesuai dengan

    wewenang kerja masing-masing pihak.

    b. Pertumbuhan pengembangan didasarkan pada aspek pemerataan untuk mencapai

    pertumbuhan. Ini berarti prioritas penanganannya tidak didasarkan pada pertumbuhan

    ekonomis semata-mata, tetapi juga yang tak kalah penting adalah pembukaan

    keterisolasian dan aksesibilitas

    V-1

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    c. Kebijakan pembangunan daerah digunakan sebagai pertimbangan utama penentuan

    prioritas penanganan

    5.2. KERANGKA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI JALAN

    5.2.1. Konsep Pengembangan Transportasi Jalan

    Pembangunan transportasi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta diarahkan pada

    peningkatan ketersediaan dan kualitas pelayanan agar tercapai suatu sistem transportasi antar

    moda yang erat kaitannya dengan kondisi fisik dan geografi wilayah, mampu meningkatkan

    efektifitas transportasi antara daerah dan kawasan pertumbuhan, serta mampu memberikan

    pelayanan dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat yang meliputi

    transportasi darat dan transportasi udara.

    Untuk pengembangan transportasi darat, kerangka pengembangan diatas dituangkan dalam

    bentuk strategi pengembangan transportasi jalan yang mewadahi pola pergerakan intra dan

    inter wilayah yang menghubungkan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan wilayah

    lainnya. Secara konseptual sistem transportasi darat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    dapat digambarkan seperti pada Gambar 5.1.

    Gambar 5.1. Skema Konseptual Pengembangan Transportasi Jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    V-2

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Salah satu prioritas pembangunan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah meningkatkan

    pembangunan daerah. Mengacu pada Program Pembangunan Daerah (Propeda) Propinsi

    mengenai program untuk mempercepat pembangunan, salah satu usaha yang dilakukan

    adalah dengan meningkatkan ekonomi wilayah. Peningkatan tersebut diiringi dengan

    meningkatkan aksesibilitas hingga ke daerah terpencil dan terisolasi untuk mendukung

    lancarnya aliran investasi dan produksi antar wilayah.

    Sistem transportasi darat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi jalur utama

    nasional, jalur utama propinsi dan jalur pengembangan. Jalur utama merupakan jalur yang

    sudah terbentuk dan merupakan bagian dari jalur transportasi nasional. Dari sisi

    perekonomian, jalur ini akan mempunyai peranan penting dalam memperkuat orientasi arus

    perdagangan yang berfokus ke tiga arah yaitu timur (Solo, Surabaya), utara (Semarang) dan

    barat (Purwokerto, Jakarta).

    Jalur pengembangan diharapkan mampu memberikan akses untuk mobilitas baik masyarakat

    dan barang terhadap daerah yang selama ini masih terisolasi. Pembukaan akses ini diharapkan

    mampu menggerakkan dan mengembangkan perokonomian masyarakat setempat. Dengan

    semakin meningkatnya perokonomian dan taraf hidup masyarakat, diharapkan kesadaran

    masyarakat terhadap lingkungan dan penggunaan hasil alam semakin meningkat, sehingga

    pada akhirnya akan tercapai kehidupan masyarakat yang berkelanjutan.

    Untuk memahami konsep pengembangan transportasi jalan diatas, perlu dicermati beberapa

    hal yaitu:

    1. Wilayah Sleman bagian utara secara umum merupakan wilayah lindung terhadap area

    tangkapan air yang berperan sangat vital bagi penyediaan air tanah bagi kawasan-

    kawasan di wilayah selatannya, sehingga pengembangan transportasi di wilayah ini

    dilakukan dengan menekankan pada fungsi pelayanan kawasan. Dalam hal ini bukan

    berarti kawasan ini tidak dikembangkan, akan tetapi dikembangkan sesuai dengan

    potensi kawasan yang ada yaitu di bidang agro industri (industri yang berbasis

    pertanian) maupun pariwisata.

    2. Wilayah Bantul bagian utara dan tengah merupakan wilayah yang diharapkan menjadi

    wilayah industri dengan industri yang berbasis sektor kerajinan rakyat yang sangat

    banyak potensinya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan bagian selatan

    merupakan wilayah yang dikembangkan untuk pariwisata.

    3. Wilayah Kulonprogo bagian barat dan utara, Gunung Kidul bagian utara dan timur

    dianggap kawasan dengan perkembangan yang lambat dan membutuhkan percepatan

    pembangunan dengan salah satu dukungannya adalah pengembangan transportasi

    jalan.

    4. Beberapa wilayah Kulonprogo bagian tengah merupakan kawasan lindung (rawan

    longsor), sedangkan wilayah selatan dan timur merupakan kawasan budidaya dan

    pariwisata. Beberapa wilayah Gunung Kidul bagian tengah merupakan kawasan

    budidaya (pertanian, pertambangan, peternakan), sedangkan bagian selatan merupakan

    kawasan wisata dan budidaya perikanan (penangkapan).

    5. Wilayah Kota (dan aglomerasinya) merupakan wilayah pusat pertumbuhan propinsi dan

    melihat pola pertumbuhan lalu lintasnya dimasa mendatang, diperkirakan akan

    V-3

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    mengalami kepadatan yang luar biasa dan harus diantisipasi oleh pengembangan

    jaringan jalan yang memadai.

    Secara umum konsep pengembangan transportasi jalan di Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Tulang punggung dari transportasi jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah

    jalur ke arah timur, utara dan barat yang merupakan jalan nasional yang semuanya

    menuju kota. Di wilayah Kota Yogyakarta dan sekitarnya, selain ring road yang sudah

    ada sekarang, dibuat suatu outer ring road yang melingkar diluar ring road yang sudah

    ada. Outer ring road ini terutama diperuntukkan bagi jalur menerus yang akan menuju

    ke timur dari barat atau sebaliknya tanpa harus melewati wilayah kota.

    2. Jalur masuk ke kota dari wilayah lain dibatasi terutama jika hanya untuk melintas saja.

    Hal ini dilakukan dengan mengalihkan arus semacam ini melewati ring road (baik inner

    maupun outer ring road). Meski demikian pada prakteknya, hal ini susah dilakukan

    sehingga jalur-jalur yang ada sekarang (yang menembus kota) harus tetap

    dipertahankan sebagai arteri dengan status arteri dengan pembatasan-pembatasan

    ketat terhadap jenis kendaraan yang lewat.

    3. Beberapa jalur eksisting yang vital bagi propinsi diperkuat dengan pengembangan

    geometrik jalan maupun sistem manajemen lalu lintas yang baik. Jalur ini diharapkan

    menjadi tulang punggung bagi pengembangan transportasi di tingkat kabupaten/kota.

    4. Beberapa jalur eksisting yang menembus ke wilayah lain di wilayah Kulonprogo bagian

    barat dan utara serta wilayah Gunung Kidul bagian utara dan timur diperkuat dengan

    peningkatan fungsi dari kolektor menjadi arteri.

    5. Jalur selatan dikembangkan sesuai dengan studi yang sudah ada dengan beberapa

    wilayah yang masih menghadapi kendala topografi (Panggang, Gunung Kidul).

    6. Outer ring road di bagian utara (Sleman) dikembangkan secara terbatas dengan

    diarahkan pada pelayanan terhadap wilayah, bukan sebagai jalur alternatif seperti yang

    akan difungsikan terhadap outer ring-road selatan. Pengembangan jalan yang dilakukan

    adalah dengan perbaikan simpang dan geometri jalan sehingga mampu memangkas

    waktu tempuh. Dukungan yang bisa diberikan untuk sektor agroindustri adalah

    penurunan waktu tempuh dari sentra produksi menuju wilayah lain sehingga

    memungkinkan tersedianya produk yang segar dan bermutu tinggi. Sedangkan untuk

    kepariwisataan, dukungan pengembangan jalan yang ada adalah dalam hal penyediaan

    jaringan yang memadai untuk kepariwisataan. Disamping itu letak wilayah ini sangat

    ideal untuk pengembangan pariwisata karena terletak dalam koridor Borobudur

    Kaliurang Prambanan, sehingga pengembangan jaringan jalan dalam koridor ini

    (Tempel Turi Pakem Cangkringan Prambanan) yang memadai sangat diperlukan.

    Skema konsep pengembangan transportasi jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    dapat dilihat pada Gambar 5.2.

    V-4

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Gambar 5.2. Konsep Pengembangan Transportasi Jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    V-5

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    5.2.2. Komponen Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan

    Konsep pengembangan tersebut akan diwujudkan dalam suatu Rencana Umum Jaringan

    Transportasi Jalan yang mampu mewadahi kebutuhan pengembangan transportasi sampai

    pada level yang ditentukan. Dalam studi ini, rencana yang diajukan adalah rencana jaringan

    transportasi jalan primer yang dalam pelaksanaannya akan menjadi tanggung jawab

    Pemerintah Propinsi dan akan menjadi acuan bagi Pemerintah Kabupaten dan Kota dalam

    menyusun rencana jaringan transportasi jalan sekunder.

    Unsur-unsur rencana umum jaringan transportasi jalan terdiri dari:

    a. Ruang-ruang kegiatan

    Penentuan ruang-ruang kegiatan ini baik pada kondisi sekarang maupun yang akan

    datang diperlukan untuk melihat seberapa besar kebutuhan dukungan transportasi

    terhadap ruang-ruang yang ada. Dengan mengetahui sebaran ruang-ruang kegiatan

    akan dapat ditentukan prioritas pengembangan kawasan berdasarkan ruang-ruang

    kegiatan yang diwadahinya. Ruang-ruang kegiatan ini meliputi:

    1. Kawasan andalan nasional yang strategis bagi kepentingan nasional

    2. Kawasan andalan propinsi yang strategis bagi kepentingan propinsi

    3. Kawasan andalan kabupaten yang strategis bagi kepentingan kabupaten

    4. Kawasan andalan propinsi yang strategis bagi kepentingan nasional

    5. Kawasan andalan kabupaten yang strategis bagi kepentingan nasional

    6. Kawasan andalan kabupaten yang strategis bagi kepentingan propinsi

    Pada prakteknya tidak semua kategori diatas dimiliki oleh suatu propinsi dan hanya

    beberapa saja yang dianggap sesuai.

    b. Jaringan jalan

    Jaringan jalan adalah serangkaian ruas dan simpul yang terwujud atau diwujudkan

    untuk melayani pergerakan orang dan barang dari asal ke tujuan. Jaringan jalan dapat

    dibedakan atas:

    1. kewenangan pengelolaan: jalan nasional, propinsi, kabupaten/kota dan desa

    2. fungsi jalan : arteri, kolektor dan lokal

    3. hirarki pelayanan : primer, sekunder dan tersier

    c. Simpul Transportasi

    Simpul merupakan titik dalam jaringan jalan di mana terjadi perpindahan jenis

    angkutan, dibedakan atas:

    1. Terminal

    V-6

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Terminal (terminal penumpang dan barang) disediakan untuk: menurunkan dan

    menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda, mengatur

    kedatangan dan keberangkatan kendaraan umum, membongkar dan muat

    barang.

    Terminal penumpang dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe terminal yaitu:

    a) Terminal penumpang tipe A, yang berfungsi melayani kendaraan umum

    untuk angkutan antar kota antar propinsi dan atau angkutan lintas batas

    negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan

    pedesaan.

    b) Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk

    angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan atau angkutan

    pedesaan.

    c) Terminal penumpang tipe C

    2. Bandar udara

    Bandar udara menurut fungsinya merupakan:

    a) Simpul dalam jaringan transportasi udara sesuai dengan hirarki fungsinya

    b) Pintu gerbang kegiatan perekonomian nasional dan internasional

    c) Tempat kegiatan alih moda transportasi

    Bandar udara menurut penggunaannya, dibedakan atas:

    a) Bandar udara terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari luar negeri

    b) Bandar udara yang tidak terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari

    luar negeri

    3. Stasiun Kereta Api

    Kereta api merupakan bentuk moda lain dari transportasi darat, dimana

    karakteristiknya sangat khas, karena merupakan komplemen dari transportasi

    jalan. Disini bisa dikatakan bahwa kereta api dalam beberapa hal merupakan

    kompetitor utama transportasi jalan terutama untuk angkutan jarak jauh antar

    kota antar propinsi.

    d. Jaringan Trayek

    Jaringan trayek adalah jaringan jalan yang digunakan untuk pergerakan angkutan

    umum. Dalam JTJ primer, angkutan umum yang akan dianalisis adalah angkutan antar

    kota antar propinsi (AKAP) dan angkutan kota dalam propinsi (AKDP).

    Jaringan trayek dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

    1. Jaringan trayek utama, menghubungkan pusat-pusat kegiatan utama yang

    membangkitkan dan menarik perjalanan relatif besar.

    2. Jaringan trayek cabang, melayani pergerakan dari wilayah pusat-pusat kegiatan

    atau koridor yang dilayani oleh trayek utama ke wilayah disekitarnya.

    V-7

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    3. Jaringan trayek lokal, melayani pergerakan didalam wilayah, baik didalam wilayah

    dipusat-pusat kegiatan maupun diluar pusat kegiatan.

    e. Jaringan Lintas

    Jaringan lintas adalah jaringan jalan yang dialokasikan untuk pergerakan kendaraan

    angkutan barang antar propinsi dan antar kabupaten. Jaringan lintas diklasifikasikan

    atas:

    1. Lintas utama, dengan karakteristik: pelayanan jarak jauh atau sedang, serta

    menghubungkan antar pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pengumpul yang

    ditetapkan untuk melayani lintas utama.

    2. Lintas cabang, dengan karakteristik: pelayanan jarak sedang atau dekat, serta

    menghubungkan antar pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pengumpul dengan

    pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pengumpul atau antar pusat kegiatan yang

    berfungsi sebagai pengumpan, yang ditetapkan untuk melayani lintas cabang.

    5.3. RENCANA UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    5.3.1. Ruang-Ruang Kegiatan

    Ruang-ruang kegiatan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi:

    a. Strategis bagi kepentingan nasional

    1. Dalam kerangka pengembangan pulau Jawa, posisi Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta adalah sebagai pusat pertumbuhan di wilayah selatan bagian tengah

    pulau Jawa.

    2. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata utama di

    Indonesia

    3. Pengembangan wilayah pesisir selatan pulau Jawa melibatkan wilayah pesisir

    selatan Yogyakarta

    b. Strategis bagi kepentingan propinsi

    Kawasan konservasi dan preservasi lingkungan meliputi kawasan lereng Merapi (Sleman) yang merupakan daerah tangkapan air dan beberapa wilayah di

    Kabupaten Kulonprogo merupakan kawasan lindung dengan kemungkinan longsor

    yang tinggi.

    Beberapa wilayah di pesisir selatan yang dikembangkan secara terbatas Kawasan tertinggal yaitu di beberapa kawasan di Gunung Kidul bagian utara,

    timur dan beberapa kawasan di bagian selatan barat demikian juga beberapa

    kawasan di Kulonprogo bagian utara dan barat

    Kawasan budidaya pertanian yaitu di beberapa kawasan kabupaten Sleman bagian selatan, barat dan timur, Kulonprogo bagian timur, Bantul bagian tengah, Gunung

    Kidul bagian barat utara.

    V-8

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Kawasan industri yaitu di beberapa kawasan di Bantul bagian utara, Sleman bagian barat.

    Kawasan pusat pertumbuhan ekonomi propinsi di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, sedangkan beberapa pusat pertumbuhan kabupaten meliputi beberapa

    ibukota kabupaten dan kecamatan-kecamatan unggulan

    Kawasan khusus bandara dan sekitarnya sebagai kawasan dengan kemungkinan pengembangan yang sangat tinggi berkaitan dengan beberapa rencana

    pengembangan bandara menjadi bandara untuk penerbangan internasional dan

    rencana pemindahan fasilitas latihan terbang Akademi Angkatan Udara

    5.3.2. Jaringan Jalan

    Berdasarkan konsep perencanaan transportasi jalan seperti yang telah dikemukakan di bagian

    awal dari bab ini, maka jaringan jalan yang dikembangkan untuk Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta ditetapkan sebagai berikut:

    Tabel 5.1. Pengembangan Jaringan Jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2002-2021

    2002 2006 2011 2021 No ruas

    Namaruas Pjg (km) Stat

    us Fung

    si Status

    Fungsi

    Status

    Fungsi

    Status

    Fungsi

    001 Sleman - Tempel 7,54 N A N A N A N A

    002 Yogyakarta - Tempel 7,89 N A N A N A N A

    002.K1 Jl. Diponegoro 0,65 N A N A N A N A

    002.K2 Jl. Magelang 1,51 N A N A N A N A

    003 Yogyakarta - Prambanan 12,15 N A N A N A N A

    003.K1 Jl. Jend. Sudirman 1,25 N A N A N A N A

    003.K2 Jl. Urip Sumoharjo 1,01 N A N A N A N A

    003.K3 Jl. Laksda Adisutjipto 0,37 N A N A N A N A

    004.1 Yogyakarta - Sentolo 13,66 N A N A N A N A

    004.2 Yogyakarta - Sentolo 1,03 N A N A N A N A

    004.K1 Jl. Kyai Mojo 1,15 N A N A N A N A

    004.K2 Jl. HOS Cokroaminoto 2,28 N A N A N A N A

    004.K3 Jl. RE. Martadinata 0,98 N A N A N A N A

    005 Sentolo - Milir 8,32 N A N A N A N A

    006 Wates - Toyan 4,88 N A N A N A N A

    007 Toyan - Karangnongko 9,89 N A N A N A N A

    008 Sentolo - Kalibawang - Klangon 26,38 P K P K P K P K

    009 Yogyakarta - Bantul 11,51 P K P K P K P K

    009.K1 Jl. Bantul 1,42 P K P K P K P K

    010 Bantul - Srandakan 8,77 P K P K P K P K

    011 Srandakan - Toyan 14,98 P K P K P K P K

    012 Yogyakarta - Parangtritis 25,46 P K P K P K P K

    012.K1 Jl. Parangtritis 1,35 P K P K P K P K

    013 Yogyakarta - Kaliurang 29,82 P K P K P K P K

    013.K1 Jl. C. Simanjuntak 0,94 P K P K P K P K

    V-9

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Tabel 5.1. Pengembangan Jaringan Jalan di Propinsi D.I. Yogyakarta (lanjutan)

    2002 2006 2011 2021 No ruas

    Namaruas Pjg (km) Stat Fung Stat Fung Stat Fung Stat Fung

    014.1 Yogya-Bibal (Yk-Panggang) 19,60 P K P K P K P K

    014.2 Bibal-Panggang (Yk-Panggang) 5,80 P K P K P K P K

    014.K1 Jl. Pramuka 0,96 P K P K P K P K

    014.K2 Jl. Imogiri 1,39 P K P K P K P K

    015 Yogyakarta - Piyungan 9,30 N A N A N A N A

    015.K0 Jl. Gedong Kuning 2,02 N K N K N K N K

    015.K1 Jl. Kapten Tendean 0,75 N K N K N K N K

    015.K2 Jl. Bugisan 0,47 N K N K N K N K

    015.K3 Jl. Sugeng Jeroni 0,68 N K N K N K N K

    015.K4 Jl. MT. Haryono 0,73 N K N K N K N K

    015.K5 Jl. Mayjen Sutoyo 0,60 N K N K N K N K

    015.K6 Jl. Kol. Sugiono 0,79 N K N K N K N K

    015.K7 Jl. Menteri Supeno 1,14 N K N K N K N K

    015.K8 Jl. Perintis Kemerdekaan 0,81 N K N K N K N K

    015.K9 Jl. Ngeksigondo 0,80 N K N K N K N K

    016 Prambanan - Piyungan 10,30 P K P K P A P A

    017.1 Piyungan - Gading 4,13 N A N A N A N A

    017.2 Piyungan - Gading 13,70 N A N A N A N A

    018 Gading - Gledag 4,79 N A N A N A N A

    019 Gledag - Wonosari 4,86 N A N A N A N A

    020.1 Paliyan Panggang 19,16 P K P K P K P K

    020.2 Playen Paliyang 8,92 P K P K P K P K

    021 Playen Gading 2,95 P K P K P K P K

    022 Playen Gledag 3,99 P K P K P K P K

    023 Wonosari Semin 21,41 P K P K P A P A

    024 Semin Bulu 8,41 P K P K P A P A

    025 Semin Blimbing 5,68 P K P K P K P K

    026 Milir Wates 3,91 N A N A N A N A

    027 Milir Dayakan 3,60 P K P K P K P K

    028.1 Gedong Kuning Wonocatur 1,20 P K P K P K P K

    028.2 Ring Road Selatan 18,50 N A N A N A N A

    029 Pandanan Candirejo 3,47 P K P K P K P K

    030 Wonosari Ngeposari Bedoyo 32,20 N A N A N A N A

    031 Ngeposari Pacucak Bedoyo 6,99 P K P K P K P K

    032 Sumur Tunggul Sumuluh 2,36 P K P K P K P K

    033 Dawung Makam Imogiri 1,50 P K P K P K P K

    034 Wonosari Tepus 21,44 P K P K P K P K

    035 Mulo Kemiri Baron 14,58 P K P K P K P K

    036.1 YogyaNgapak (YkNanggulan) 15,18 P K P K P K P K

    036.2 NgapakNanggulan (YkNanggulan) 0,80 P K P K P K P K 037.1 Prambanan Pakem 20,57 P K P K P K P K

    037.2 Tempel Pakem 13,54 P K P K P K P K

    038.1 Jl. Arteri Utara 10,21 N A N A N A N A

    038.2 Jl. Arteri Utara Barat 8,50 N A N A N A N A

    039 Yogyakarta Pulowatu 11,00 P K P K P K P K

    040 Klangon Tempel 22,48 P K P K P K P A

    041 Sedayu Pandak 15,39 P K P K P A P A

    V-10

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Tabel 5.1. Pengembangan Jaringan Jalan di Propinsi D.I. Yogyakarta (lanjutan)

    2002 2006 2011 2021 No ruas

    Namaruas Pjg (km) Stat Fung Stat Fung Stat Fung Stat Fung

    042 Srandakan Kretek 19,37 P K P K P K P K

    043 Sentolo Galur 17,33 P K P K P K P K

    044 Galur Congot 24,99 P K P K P K P K

    045 Dekso Samigaluh 16,60 P K P K P K P K

    046 Kembang Tegalsari 11,80 P K P K P K P K

    047 Tegalsari Temon 34,20 P K P K P K P K

    048.1 Sambipitu Nglipar 10,79 P K P K P K P K

    048.2 Nglipar Semin 20,24 P K P K P K P K

    049 Wonosari Nglipar 10,00 P K P K P K P K

    050.1 Parangtritis Batas Kab. 0,15 P K P K P K P K

    050.2 Batas Kab. Panggang 15,02 P K P K P K P K

    051 Temanggung Kemiri 10,07 P K P K P K P K

    052 Baron Tepus 14,89 P K P K P K P K

    053 Tepus Jepitu Jeruk Wudel 18,20 P K P K P K P K

    054 Jepitu Wediombo 1,06 P K P K P K P K

    055 Jeruk Wudel Baran 8,00 P K P K P K P K

    056 Jeruk Wudel Ngungap 4,04 P K P K P K P K

    057 Jeruk Wudel - Sadeng 9,63 P K P K P K P K

    058 Palbapang - Barongan 6,72 P K P K P A P A

    059 Sampakan Singosaren 15,91 P K P K P A P A

    060 Pandean - Playen 23,15 P K P K P K P K

    061 Palbapang - Samas 11,72 P K P K P K P K

    062 Sentolo - Pengasih - Sermo 11,10 P K P K P K P K

    Sumber : Analisis Konsultan, 2002 (N) Jalan Nasional, (P) Jalan propinsi, (A) Jalan Arteri, (K) Jalan Kolektor

    V-11

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Gambar 5.3. Ruang-ruang Kegiatan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    V-12

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Gambar 5.4. Jaringan Jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2021

    V-13

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    V-14

    5.3.3. Simpul Transportasi

    a. Terminal penumpang

    Terminal merupakan titik dimana penumpang masuk dan ke luar dari sistem yang merupakan

    komponen penting dalam sistem transportasi jalan. Jumlah terminal bus di Propinsi Daerah

    Istimewa Yogyakarta adalah sebanyak 11 buah yang tersebar 4 buah di Kabupaten Sleman, 3

    di Kota Yogyakarta, 2 di Bantul dan sisanya masing-masing 1 di Gunung Kidul dan Kulonprogo.

    Paling kecil kapasitasnya adalah terminal Rejowinangun di Kota Yogyakarta dengan 15 buah

    bus saja, sedangkan paling besar adalah di terminal Umbulharjo di Kota Yogyakarta dengan

    kapasitas sebesar 124 bus.

    Pada kondisi 20 tahun mendatang diharapkan bahwa masing-masing terminal penumpang di

    daerah tingkat II sudah dapat menjadi terminal A yang dimaksudkan untuk memudahkan

    masyarakat untuk mendapatkan transportasi umum ke kota lain di luar Propinsi Daerah

    Istimewa Yogyakarta. Disamping itu keberadaan terminal yang ada sekarang ditingkatkan

    kapasitasnya meskipun dengan kelas yang sama. Hal ini penting mengingat bertambahnya

    kebutuhan akan angkutan umum terutama dalam propinsi akan menjadi sangat vital dalam

    kerangka pengembangan wilayah kabupaten dan daerah tingkat II lainnya.

    Disamping itu, mengantisipasi rencana pemindahan kegiatan latihan penerbangan TNI AU dari

    Bandara Adisutjipto yang akan meningkatkan kapasitas penerbangan sipil, direncanakan akan

    ada terminal terpadu di kawasan Bandara Adisutjipto yang merupakan kombinasi dari terminal

    penumpang, stasiun kereta dan bandar udara. Terminal penumpang ini dikembangkan untuk

    memenuhi kebutuhan angkutan dari dan ke bandar udara dari berbagai kawasan dengan

    berbagai moda.

    b. Terminal pengumpan (barang)

    Terminal barang dalam hal ini merupakan suatu kebutuhan pokok yang telah diungkapkan

    pada berbagai kesempatan diskusi dengan pihak pemerintah daerah tingkat II. Hal ini

    merupakan wujud nyata dari keinginan pihak daerah untuk dapat meningkatkan mobilitas

    barang di wilayahnya masing-masing yang tidak tergantung oleh daerah lain.

    Perencanaan terminal barang dapat dilihat pada Tabel 5.3. berikut.

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Tabel 5.2. Terminal Penumpang di Propinsi DIY, 2002-2021

    Kondisi Eksisting (2002) 2006 2011 2021No Kabupaten/Kota

    Nama Terminal

    Kelas Kapasitas (Bus)

    Luas Lahan (m2)

    Kelas Kapasitas (Bus)

    Kelas Kapasitas (Bus)

    Kelas Kapasitas (Bus)

    Umbulharjo A 124 16.212 - - - - - -

    Rejowinangun C 15 1.155 C 19 C 24 C 34

    Terban B 57 3.396 - - - - - -

    1

    Yogyakarta

    Giwangan - - - A 158 A 202 A 279

    Imogiri B 35 2.000 B 45 B 57 B 792

    Bantul

    Palbapang B 40 4.504 B 51 B 65 B 90

    3 Gunung Kidul Wonosari B 46 16.000 A 59 A 75 A 104

    4 Kulonprogo Wates B 30 7.348 A 38 A 49 A 68

    Jombor B 30 6.150 A 38 A 49 A 68

    Pakem B 100 3.250 B 128 B 163 B 225

    Condongcatur B 75 1.880 B 96 B 122 B 169

    Prambanan B 50 1.200 B 64 B 81 B 113

    5

    Sleman

    Adisutjipto (terpadu) C - C - B -

    Sumber : Analisis Konsultan, 2002

    Keterangan : Pertumbuhan jumlah bus mengacu pada pertumbuhan lalu lintas rata-rata

    V-15

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    V-16

    Tabel 5.3. Usulan Terminal Barang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta , 2006-2021

    2006 2011 2021 No

    Kabupaten/Kota

    Nama Terminal Jenis Moda

    Angkutan Fasilitas Jenis Moda

    Angkutan Fasilitas Jenis Moda

    Angkutan Fasilitas

    1 Yogyakarta Giwangan Trailer Truk besar Truk sedang

    Parkir Crane Gudang

    Trailer Truk besar Truk sedang

    Parkir Crane Gudang Cold storage

    Trailer Truk besar Truk sedang

    Parkir Crane Gudang Cold

    storage

    2 Sleman Patukan Trailer Truk besar

    Parkir Crane Gudang

    Trailer Truk besar Truk sedang

    Parkir Crane Gudang Cold storage

    Trailer Truk besar Truk sedang

    Parkir Crane Gudang Cold

    storage

    3 Gunung Kidul Sadeng Truk besar Truk sedang Truk box

    Cold storage Parkir

    Truk besar Truk sedang Truk box

    Cold storage Gudang Parkir

    Truk besar Truk sedang Truk box

    Cold storage

    Gudang Parkir

    4 Kulonprogo Wates Truk besar Truk box

    Parkir Gudang

    Truk besar Truk box

    Parkir Gudang Crane

    Truk besar Truk box

    Parkir Gudang Crane

    5 Bantul Piyungan Truk besar Parkir Gudang

    Truk besar Parkir Gudang

    Truk besar Parkir Gudang

    Sumber : Analisis Konsultan, 2002

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    c. Stasiun kereta api

    Pengembangan stasiun kereta api diarahkan pada kemudahan akses dari dan ke stasiun kereta

    api baik ke stasiun utama seperti Stasiun Tugu dan Stasiun Lempuyangan maupun di stasiun

    pembantu seperti di Wates dan Prambanan. Hal ini menuntut adanya angkutan umum dari dan

    ke stasiun yang berasal dari terminal terdekat.

    Penanganan simpul stasiun kereta api ini di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi

    sangat penting mengingat jalur yang dilewati kereta api yang melalui Yogyakarta adalah

    merupakan jalur utama bagian selatan dari jaringan kereta api di Pulau Jawa.

    Dengan dikembangkannya jalur rel kereta api menjadi jalur ganda dari Solo sampai dengan

    Kroya, maka potensi perkembangan angkutan rel menjadi sangat besar. Oleh karena itu perlu

    dikembangkan model angkutan rel jarak dekat (urban railway) antara Wates dan Prambanan,

    yang berhenti di jarak-jarak yang dekat (stasiun-stasiun yang ada sekarang ditambah

    beberapa tempat henti).

    Selain itu, dengan dikembangkannya terminal terpadu di Bandar Udara Adisutjipto maka

    Stasiun Maguwo perlu direncanakan ulang agar dapat menjadi bagian dari terminal terpadu

    tersebut.

    d. Bandar udara

    Bandar udara yang melayani Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Bandara Adisutjipto

    yang letaknya sangat strategis dalam kerangka transportasi daerah Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta. Keinginan untuk pengembangan bandar udara Adisutjipto menjadi bandar udara

    internasional telah begitu kuat meskipun dari segi teknis pengembangan, penambahan

    panjang landasan tidak dimungkinkan. Meskipun demikian dari lingkup regional keberadaan

    Bandar Udara Adisutjipto mampu diakses oleh kota-kota Asia terdekat seperti Singapura,

    Kuala Lumpur, Bandar Seri Begawan, Manila bahkan dari perhitungan teknis sangat

    dimungkinkan akses dari Hongkong dengan kondisi landasan yang ada.

    Dalam perkembangannya, peran Bandar Udara Adisutjipto sebagai sarana latihan terbang bagi

    Akademi Angkatan Udara tampaknya akan digantikan oleh fasilitas latihan yang terletak lebih

    ke timur sehingga mampu meningkatkan kapasitas penerbangan di wilayah bandara

    Adisutjipto. Hal ini merupakan peluang yang sangat besar dalam rangka meningkatkan akses

    dari bandara lain terutama dari kawasan Asean.

    Pengembangan bandar udara Adisutjipto diarahkan untuk melayani kebutuhan tersebut dan

    penyediaan jaringan transportasi jalan dari dan ke bandara adalah hal yang mutlak dilakukan.

    Usulan untuk mengembangkan terminal terpadu mengemuka dengan akan dipindahkan

    kegiatan latihan penerbangan TNI AU dari Bandara Adisutjipto.

    Simpul-simpul transportasi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dilihat pada Gambar

    5.5.

    V-17

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Gambar 5.5. Simpul Transportasi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    V-18

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    5.3.4. Pengembangan Jaringan Trayek

    Penetapan jaringan trayek tidak bisa terlepas dari kecenderungan pergerakan orang antar

    zona di wilayah studi. Jaringan trayek yang ada saat ini secara implisit sudah memperlihatkan

    pergerakan yang dominan terutama dari dan ke Kota Yogyakarta.

    Berdasarkan proyeksi pergerakan orang di masa mendatang diusulkan jaringan trayek sebagai

    berikut.

    a. Angkutan Kota Antar Propinsi (AKAP)

    Jaringan jalan yang melayani trayek AKAP ini diantaranya:

    Tabel 5.4. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKAP di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2002-2021

    Status

    Fungsi

    Jaringan AKAP No Ruas

    Nama Ruas Pjg (km)

    2021 02 06 11 21

    001 Sleman - Tempel 7,5 N A * * * *

    002 Yogyakarta - Tempel 7,9 N A * * * *

    003 Yogyakarta - Prambanan 12,2 N A * * * *

    004.1 Yogyakarta - Sentolo 13,7 N A * * * *

    004.2 Yogyakarta - Sentolo 1,0 N A * * * *

    005 Sentolo - Milir 8,3 N A * * * *

    006 Wates - Toyan 4,9 N A * * * *

    007 Toyan - Karangnongko 9,9 N A * * * *

    008 Sentolo - Kalibawang - Klangon 26,4 P A * *

    009 Yogyakarta - Bantul 11,5 P K * * *

    010 Bantul - Srandakan 8,8 P K * * *

    011 Srandakan - Toyan 15,0 P K * * *

    014.1 Yogyakarta - Bibal (Yogyakarta - Panggang 19,6 P K * * *

    015 Yogyakarta - Piyungan 9,3 N A * * * *

    016 Prambanan - Piyungan 10,3 P A * * *

    017.1 Piyungan - Gading 4,1 N A * * * *

    017.2 Piyungan - Gading 13,7 N A * * * *

    018 Gading - Gledag 4,8 N A * * * *

    019 Gledag - Wonosari 4,9 N A * * * *

    022 Playen - Gledag 4,0 P K * *

    023 Wonosari - Semin 21,4 P A * *

    024 Semin - Bulu 8,4 P A * *

    026 Milir - Wates 3,9 N A * * * *

    028.2 Ring Road Selatan 18,5 N A * * * *

    030 Wonosari - Ngeposari - Sumuluh - Bedoyo 32,2 N A * * * *

    038..2 Jl. Arteri Utara Barat 8,5 N A * * * *

    038.1 Jl. Arteri Utara 10,2 N A * * * *

    041 Sedayu - Pandak 15,4 P A * * *

    048.1 Sambipitu - Nglipar 10,8 P K *

    048.2 Nglipar - Semin 20,2 P K *

    058 Palbapang - Barongan 6,7 P A * * *

    059 Sampakan - Singosaren 15,9 P A * * *

    060 Pandean - Playen 23,2 P K * *

    Sumber : Analisis Konsultan, 2002 (N) Jalan Nasional, (P) Jalan propinsi, (A) Jalan Arteri, (K) Jalan Kolektor

    V-19

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Gambar 5.6. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKAP di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2021

    V-20

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    b. Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP)

    Hampir semua jaringan jalan nasional dan propinsi di Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta melayani trayek AKDP, beberapa diantaranya perlu dilakukan peningkatan

    kelas jalan agar mampu melayani kebutuhan transportasi dengan baik.

    Jaringan jalan yang melayani trayek AKDP adalah sebagai berikut.

    Tabel 5.5. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKDP di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    Status

    Fungsi

    Jaringan AKDP No Ruas

    Nama Ruas Pjg (km)

    2021 02 06 11 21

    001 Sleman - Tempel 7,5 N A * * * *

    002 Yogyakarta - Tempel 7,9 N A * * * *

    003 Yogyakarta - Prambanan 12,2 N A * * * *

    004.1 Yogyakarta - Sentolo 13,7 N A * * * *

    004.2 Yogyakarta - Sentolo 1,0 N A * * * *

    005 Sentolo - Milir 8,3 N A * * * *

    006 Wates - Toyan 4,9 N A * * * *

    007 Toyan - Karangnongko 9,9 N A * * * *

    008 Sentolo - Kalibawang - Klangon 26,4 P A * * * *

    009 Yogyakarta - Bantul 11,5 P K * * * *

    010 Bantul - Srandakan 8,8 P K * * * *

    011 Srandakan - Toyan 15,0 P K * * * *

    012 Yogyakarta - Parangtritis 25,5 P K * * * *

    013 Yogyakarta - Kaliurang 29,8 P K * * * *

    014.1 Yogyakarta - Bibal (Yogyakarta Panggang) 19,6 P K * * * *

    014.2 Bibal - Panggang (Yogyakarta - Panggang) 5,8 P K * * * *

    015 Yogyakarta - Piyungan 9,3 N A * * * *

    016 Prambanan - Piyungan 10,3 P A * * * *

    017.1 Piyungan - Gading 4,1 N A * * * *

    017.2 Piyungan - Gading 13,7 N A * * * *

    018 Gading - Gledag 4,8 N A * * * *

    019 Gledag - Wonosari 4,9 N A * * * *

    020.1 Paliyan - Panggang 19,2 P K * * *

    020.2 Playen - Paliyang 8,9 P K * * *

    021 Playen - Gading 3,0 P K * * * *

    022 Playen - Gledag 4,0 P K * * * *

    023 Wonosari - Semin 21,4 P A * * * *

    026 Milir - Wates 3,9 N A * * * *

    027 Milir - Dayakan 3,6 P K * * * *

    028.2 Ring Road Selatan 18,5 N A * * * *

    030 Wonosari - Ngeposari - Sumuluh - Bedoyo 32,2 N A * * * *

    033 Dawung - Makam Imogiri 1,5 P K * * *

    034 Wonosari - Tepus 21,4 P K * * * *

    035 Mulo - Kemiri - Baron 14,6 P K * * * *

    036.2 Ngapak - Nanggulan 0,8 P K * * * *

    037.1 Prambanan - Pakem 20,6 P K * * * *

    037.2 Tempel - Pakem 13,5 P K * * * *

    038..2 Jl. Arteri Utara Barat 8,5 N A * * * *

    038.1 Jl. Arteri Utara 10,2 N A * * * *

    V-21

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Tabel 5.5. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKDP di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (lanjutan)

    Status

    Fungsi

    Jaringan AKDP No Ruas

    Nama Ruas Pjg (km)

    2021 02 06 11 21

    039 Yogyakarta - Pulowatu 11,0 P K * * * *

    040 Klangon - Tempel 22,5 P K * * * *

    041 Sedayu - Pandak 15,4 P A * * * *

    042 Srandakan - Kretek 19,4 P K * * *

    043 Sentolo - Galur 17,3 P K * * *

    044 Galur - Congot 25,0 P K * * *

    045 Dekso - Samigaluh 16,6 P K * * *

    046 Kembang - Tegalsari 11,8 P K * * *

    047 Tegalsari - Temon 34,2 P K * * *

    048.1 Sambipitu - Nglipar 10,8 P K * * * *

    048.2 Nglipar - Semin 20,2 P K * * * *

    049 Wonosari - Nglipar 10,0 P K * * * *

    050.2 Batas Kab. - Panggang 15,0 P K * * *

    051 Temanggung - Kemiri 10,1 P K * * * *

    052 Baron - Tepus 14,9 P K * * *

    053 Tepus - Jepitu - Jeruk Wudel 18,2 P K * * * *

    055 Jeruk Wudel - Baran 8,0 P K * * * *

    058 Palbapang - Barongan 6,7 P A * * * *

    059 Sampakan - Singosaren 15,9 P A * * * *

    060 Pandean - Playen 23,2 P K * * *

    061 Palbapang - Samas 11,7 P K * * * *

    062 Sentolo - Pengasih - Waduk Sermo 11,1 P K * * *

    Sumber : Analisis Konsultan, 2002 (N) Jalan Nasional, (P) Jalan propinsi, (A) Jalan Arteri, (K) Jalan Kolektor

    V-22

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Gambar 5.7. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKDP di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2021

    V-23

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    5.3.5. Pengembangan Jaringan Lintas

    Pengembangan jaringan lintas ini terkait dengan keberadaan terminal barang dan pusat-pusat

    distribusi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengembangan jaringan lintas ini dilakukan

    dengan menjaga agar jaringan jalan yang ada mampu mendukung kendaraan barang yang

    melintas di atasnya.

    Jaringan jalan yang mampu menjadi jaringan lintas adalah.

    Tabel 5.6. Jaringan Lintas untuk Kendaraan Barang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2002-2021

    Status

    Fungsi

    Jaringan Lintas No Ruas

    Nama Ruas Pjg (km)

    2021 02 06 11 21

    001 Sleman - Tempel 7,5 N A * * * *

    002 Yogyakarta - Tempel 7,9 N A * * * *

    003 Yogyakarta - Prambanan 12,2 N A * * * *

    004.1 Yogyakarta - Sentolo 13,7 N A * * * *

    004.2 Yogyakarta - Sentolo 1,0 N A * * * *

    005 Sentolo - Milir 8,3 N A * * * *

    006 Wates - Toyan 4,9 N A * * * *

    007 Toyan - Karangnongko 9,9 N A * * * *

    008 Sentolo - Kalibawang - Klangon 26,4 P A * *

    009 Yogyakarta - Bantul 11,5 P K * * * *

    010 Bantul - Srandakan 8,8 P K * * * *

    011 Srandakan - Toyan 15,0 P K * * *

    012 Yogyakarta - Parangtritis 25,5 P K * * * *

    014.1 Yogyakarta - Bibal (Yogyakarta Panggang) 19,6 P K * * * *

    014.2 Bibal - Panggang (Yogyakarta - Panggang) 5,8 P K * *

    016 Prambanan - Piyungan 10,3 P A * * * *

    017.1 Piyungan - Gading 4,1 N A * * * *

    017.2 Piyungan - Gading 13,7 N A * * * *

    018 Gading - Gledag 4,8 N A * * * *

    019 Gledag - Wonosari 4,9 N A * * * *

    020.1 Paliyan - Panggang 19,2 P K * * *

    020.2 Playen - Paliyang 8,9 P K * * *

    021 Playen - Gading 3,0 P K * * *

    022 Playen - Gledag 4,0 P K * * *

    023 Wonosari - Semin 21,4 P A * * *

    024 Semin - Bulu 8,4 P A * * *

    026 Milir - Wates 3,9 N A * * * *

    028.2 Ring Road Selatan 18,5 N A * * * *

    030 Wonosari - Ngeposari - Sumuluh - Bedoyo 32,2 N A * * * *

    034 Wonosari - Tepus 21,4 P K * * *

    035 Mulo - Kemiri - Baron 14,6 P K * * *

    038..2 Jl. Arteri Utara Barat 8,5 N A * * * *

    038.1 Jl. Arteri Utara 10,2 N A * * * *

    039 Yogyakarta - Pulowatu 11,0 P K * * * *

    040 Klangon - Tempel 22,5 P K * * *

    041 Sedayu - Pandak 15,4 P A * *

    042 Srandakan - Kretek 19,4 P K * *

    V-24

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Tabel 5.6. Jaringan Lintas untuk Kendaraan Barang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2002-2021 (lanjutan)

    Status

    Fungsi

    Jaringan Lintas No Ruas

    Nama Ruas Pjg (km)

    2021 02 06 11 21

    048.1 Sambipitu - Nglipar 10,8 P K * * *

    048.2 Nglipar - Semin 20,2 P K * * *

    051 Temanggung - Kemiri 10,1 P K * * *

    053 Tepus - Jepitu - Jeruk Wudel 18,2 P K * *

    055 Jeruk Wudel - Baran 8,0 P K * * *

    058 Palbapang - Barongan 6,7 P A * * * *

    059 Sampakan - Singosaren 15,9 P A * *

    061 Palbapang - Samas 11,7 P K * *

    Sumber : Analisis Konsultan, 2002 (N) Jalan Nasional, (P) Jalan propinsi, (A) Jalan Arteri, (K) Jalan Kolektor

    V-25

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    Gambar 5.8. Jaringan Jalan yang Melayani Jaringan Lintas di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2021

    V-26

  • PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN

    5.1. Konsep Pengembangan........................................................................................................................1

    5.1.1. Tujuan (Goals) .............................................................................................................................1 5.1.2. Sasaran (Objectives) ....................................................................................................................1 5.1.3. Kebijakan (policy) .......................................................................................................................1

    5.2. Kerangka Pengembangan Transportasi Jalan.......................................................................................2 5.2.1. Konsep Pengembangan Transportasi Jalan ..................................................................................2 5.2.2. Komponen Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan.............................................................6

    5.3. Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan .......................................................................................8 5.3.1. Ruang-Ruang Kegiatan ................................................................................................................8 5.3.2. Jaringan Jalan...............................................................................................................................9 5.3.3. Simpul Transportasi ...................................................................................................................14 5.3.4. Pengembangan Jaringan Trayek ................................................................................................19 5.3.5. Pengembangan Jaringan Lintas..................................................................................................24

    Gambar 5.1. Skema Konseptual Pengembangan Transportasi Jalan di Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta..................................................................................................................... 2 Gambar 5.2. Konsep Pengembangan Transportasi Jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 5 Tabel 5.1. Pengembangan Jaringan Jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2002-2021 . 9 Tabel 5.1. Pengembangan Jaringan Jalan di Propinsi D.I. Yogyakarta (lanjutan) ....................... 10 Tabel 5.1. Pengembangan Jaringan Jalan di Propinsi D.I. Yogyakarta (lanjutan) ....................... 11 Gambar 5.3. Ruang-ruang Kegiatan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ............................... 12 Gambar 5.4. Jaringan Jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2021................................... 13 Tabel 5.2. Terminal Penumpang di Propinsi DIY, 2002-2021 ...................................................... 15 Tabel 5.3. Usulan Terminal Barang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta , 2006-2021 ........ 16 Gambar 5.5. Simpul Transportasi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ................................... 18 Tabel 5.4. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKAP di Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta, 2002-2021 ............................................................................................... 19 Gambar 5.6. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKAP di Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta, 2021......................................................................................................... 20 Tabel 5.5. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKDP di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta21 Tabel 5.5. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKDP di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    (lanjutan) ...................................................................................................................... 22 Gambar 5.7. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKDP di Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta, 2021......................................................................................................... 23 Tabel 5.6. Jaringan Lintas untuk Kendaraan Barang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

    2002-2021.................................................................................................................... 24 Tabel 5.6. Jaringan Lintas untuk Kendaraan Barang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

    2002-2021 (lanjutan).................................................................................................... 25 Gambar 5.8. Jaringan Jalan yang Melayani Jaringan Lintas di Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta, 2021......................................................................................................... 26

    V-27