27

RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT
Page 2: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT
Page 3: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

MEMBELI PRODUK DI ONLINE SHOP MEDIA SOSIAL

Barty Mariah Ningsih

Annisa Miranty Nurendra

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi resiko dan

kepercayaan konsumen dengan minat membeli produk di online shop media sosial.

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan negatif yang signifikan antara persespi

resiko dengan minat membeli, ada hubungan negatif yang signifikan antara persepsi

resiko dengan kepercayaan konsumen, ada hubungan positif yang signifikan antara

kepercayaan konsumen dengan minat membeli, dan ada hubungan yang signifikan antara

persepsi resiko dengan minat membeli di online shop media sosial yang di mediasi oleh

kepercayaan konsumen. Penelitian ini melibatkan 144 subjek yang merupakan mahasiswa

Universitas Islam Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu

menggunakan skala. Skala persepsi resiko menggunakan skala yang mengacu teori

Forsthe dan Shi yang dikembangkan Chen (2015) yang berjumlah 43 item dan

kepercayaan konsumen menggunakan skala yang disusun sendiri oleh penulis yang

mengacu pada Mowen (1995) yang berjumlah 21 item, dan skala minat membeli yang

mengacu pada teori dari Lucas dan Brift (2003). Analisis dilakukan dengan menggunakan

SPPS 22 for Windows, menguji efek variabel mediasi menggunakan Sobel Test. Semua

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Efek variabel mediasi diketahui

sebesar Z = -5,2901 dan nilai signifikansi 0.000 (p<0.05). Hal ini berarti persepsi resiko

dapat menurunkan minat membeli konsumen dengan cara menurunkan kepercayaan

konsumen terlebih dahulu.

Kata Kunci : persepsi resiko, kepercayaan konsumen, minat membeli

Page 4: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

PERCEPTION OF RISK, CONSUMER TRUST & INTERESTS BUY

PRODUCTS ONLINE SHOP IN SOCIAL MEDIA

Barty Mariah Ningsih

Annisa Miranty Nurendra

ABSTRACT

This study aims to examine the relationship between risk perception and

consumer trust with an interest to buy the product at an online shop social media. The

hypothesis of this research that there is a significant negative relationship between

persespi risk by buying interest in the online shop social media, there was a significant

negative correlation between the perception of risk in consumer trust, there is a

significant positive relationship between consumer trust by buying interest in the online

shop social media and there is a significant relationship between the perception of risk by

buying interest in online social media shop mediated by consumer trust. The study

included 144 subjects who are students of the Islamic University of Indonesia. Data

collection method used is using a scale. The scale of risk perception using a scale which

refers the theory Forsthe and Shi developed Chen (2015) amounting to 43 items and

consumer trust using a scale which refers to Mowen (1995), which has 21 items, and the

scale of interest in buying which refers to the theories of Lucas and Brift (2003).

Analyses were performed using SPSS 22 for Windows, tested the effects of

mediating variables using Sobel Test. All the hypothesis proposed in this study received.

Effects mediating variables known at Z = -5.2901 and a significance value of 0.000 (p

<0.05). This means that the perception of risk may reduce interest in buying consumer by

lowering consumer trust first.

Keywords : perception of risk, consumer trust, interest in buying

Page 5: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

PENGANTAR

Diketahui dari data demografi pengguna internet Indonesia oleh APJII dan

PusKaKom UI tahun 2015 bahwa 85% pengguna mengakases internet dari

telepon seluler dan diketahui lima hal yang paling sering diakses pengguna

internet di Indonesia adalah sosial media, pesan instan, baca berita, cari data dan

informasi, dan streaming video (Heriyanto, 2015). Liang dan Turban (2011)

menyebutkan meningkatnya popularitas interaksi sosial dalam situs jejaring sosial

dan media sosial, seperti Facebook, Twitter dan Instagram telah membuka

kesempatan untuk membuka model bisnis baru dalam perdagangan elektronik,

yang biasa disebut dengan social commerce. Marsden (Puspitawati, 2016)

mendefinisikan social commerce adalah kombinasi perdangangan elektronik

dengan situs jejaring sosial atau media sosial untuk memfasilitasi pembelian dan

penjualan produk ataupun jasa dengan menggunakan teknologi internet.

Dalam perilaku pembelian melalui internet atau secara online, teori perilaku

terencana yang dikemukakan oleh Azjen (Setiawan, 2012) menyebutkan bahwa

perilaku manusia terlebih dahulu dipengaruhi oleh minat (behavior intention).

Dengan demikian, perilaku pembelian secara online seseorang akan terlebih

dahulu dipengaruhi oleh adanya minat membeli sebelum keputusan pembelian

benar-benar dilaksanakan (Assael dalam Amri, 2014). Menururt Schiffman dan

Kanuk (2010) minat beli merupakan sebuah tahapan yang dilalui oleh konsumen

sebelum melakukan pembelian suatu produk, dimana pada tahapan ini konsumen

memiliki ketertarikan terhadap suatu produk dan berusaha mencari informasi

mengenai produk tersebut. Minat membeli bersifat individual dan setiap individu

mempunyai perbedaan dalam menafsirkan minat karena dipengaruhi oleh

berbagai faktor, yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor

psikologis (Kotler & Keller, 2007). Salah satu komponen faktor psikologis yang

turut mempengaruhi minat membeli ialah persepsi. Suresh & Shashikala (2011)

mengatakan bahwa konsumen memiliki persepsi risiko yang lebih tinggi ketika

melakukan pembelian secara online jika dibandingkan dengan ketika mereka

melakukan pembelian secara tradisional. Hal ini dikarenakan sifatnya yang tidak

Page 6: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

bertemu langsung antara pembeli dan penjual, pembelian secara online

memunculkan persepsi risiko yang bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Naiyi

(2004) juga menyebutkan bahwa dalam melakukan pembelian online, konsumen

selalu berfikir mengenai resiko terlebih dahulu jika membeli suatu produk secara

online. Karena persepsi resiko adalah kombinasi dari konsekuensi negatif dan

ketidapastian. Sehingga persepsi resiko di prediksikan memiliki pengaruh

terhadap keinginan konsumen untuk membeli secara online.

Karena adanya ketidakpastian, tidak diketahui, kurangnya kontrol dan

oportunisme potensial, pertukaran dalam lingkungan online membutuhkan

kepercayaan sebagai unsur penting (Shanker et al dalam Sean 2012). Tingkat

kepercayaan konsumen berpengaruh terhadap persepsi risiko dalam bertransaksi.

Young dan Dan (Shibhghatalloh, 2011) melakukan pengujian terhadap pengaruh

tingkat kepercayaan konsumen (trust) dan tingkat persepsi akan risiko (perceived

risk). Disebutkan bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan konsumen maka

tingkat persepsi akan risiko akan dapat dikurangi. Tingkat kepercayaan yang

tinggi tidak hanya mengurangi ketidakpastian transaksi tetapi juga menghilangkan

persepsi terhadap risiko (percieved risk) dalam transaksi online menurut

McKnight dan Chervany (Yusnidar, 2004). Rasa percaya yang dimiliki oleh

konsumen secara langsung dapat mempengaruhi minat membeli konsumen dalam

aktivitas pembelian. Penelitian dilakukan oleh Utomo (Amri, 2014) mengatakan

bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara kepercayaan konsumen

dengan minat membeli produk secara online. Artinya semakin tinggi kepercayaan

konsumen maka semakin tinggi pula minat membeli oleh calon konsumen. Oleh

karena itu, kepercayaan konsumen dirasa sangat penting dalam rangka

meminimalisir atau mengurangi persepsi resiko yang dirasakan konsumen, agar

proses pembelian dapat tercapai yang ditandai dengan adanya minat membeli

konsumen. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada perilaku membeli konsumen

di toko online sosial media atau yang disebut dengan social commerce.

Page 7: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Minat Membeli

Sciffman dan Kanuk (2010) mendefinisikan minat beli sebagai suatu

tahapan yang dilalui oleh konsumen sebelum melakukan pembelian suatu

produk, dimana pada tahapan ini konsumen memiliki ketertarikan terhadap

suatu produk dan berusaha untuk mencari informasi mengenai produk

tersebut. Menurut Lucas dan Brift (2003) aspek-aspek minat membeli, yaitu :

a. Attention (perhatian)

Perhatian yaitu pemusatan pengamatan dari individu pada suatu

objek yang menurut individu menarik, artinya ada perhatian yang besar

pada konsumen terhadap suatu produk baik barang ataupun jasa.

b. Interest (ketertarikan)

Ketertarikan yaitu adanya perhatian individu mengenai segala sesuatu

yang berkaitan dengan objek, dan ditunjukkan dengan usaha mendekati

objek tersebut. setelah adanya perhatian, maka akan timbul rasa tertarik

pada konsumen terhadap produk yang diminati.

c. Desire (keinginan)

Keinginan yaitu dorongan utuk memiliki dan mengetahui secara lebih

mendalam tentang objek tersebut. Adanya keinginan pada konsumen

untuk memiliki dan membeli produk yang diminati.

2. Pengertian Kepercayaan Konsumen

Kotler dan Amstrong (2008) mendefinisikan kepercayaan sebagai suatu

pemikiran deskriptif pada seseorang yang mana kepercayaan tersebut didasari

pada pengetahuan, opini, atau keyakinan yang nyata. Menurut Mowen

(1995), kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh

konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumne tentang objek,

atribut dan manfaatnya. Objek (objects) dapat berupa produk, orang,

perusahaan dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan

sikap. Atribut (attributes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin

dimiliki oleh objek. Manfaat (benefits) adalah hasil positif yang diberikan

Page 8: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

atribut kepada konsumen. Adapun aspek-aspek kepercayaan konsumen yang

digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada tiga teori terbentuknya

kepercayaan konsumen yang dikemukakan oleh Mowen (1995), yaitu :

a. Kepercayaan atribut – objek (object – attribute beliefs)

Kepercayaan objek-atribut merupakan kepercayaan konsumen

bahwa suatu objek memiliki atribut tertentu. Kepercayaan objek-atribut

dibentuk dengan menghubungkan objek dengan atribut. Objek dapat

berupa produk, vendor, perusahaan, dan segala sesuatu dimana

seseorang memiliki kepercayan dan sikap. Sedangkan atribut adalah

karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki objek, seperti harga,

merek atau brand, kemasan, label, jaminan, dan layanan pelengkap

yang tersedia.

b. Keprcayaan manfaat – atribut (attribute-benefit beliefs)

Kepercayaan manfaat-atribut merupakan persepsi konsumen

tentang sejauh mana atribut tertentu menghasilkan atau memberi

manfaat tertentu.

c. Kepercayaan manfaat-object (object-benefit beliefs)

Kepercayaan manfaat objek merupakan kepercayan konsumen

bahwa sebuah objek (produk atau jasa, vendor, dan perusahaan) tertentu

akan memberikan manfaat tertentu. Kepercayaan ini dibentuk dengan

menghubungkan objek dengan manfaat.

3. Pengertian Resiko

Konsep resiko yang diterima oleh konsumen tersebut (perceived risk)

dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan dalam diri konsumen bahwa

keputusan yang dibuat akan menimbulkan konsekuensi dimana konsumen

tidak dapat mengantisipasinya dengan suatu perkiraan yang pasti

(Schiffman & Kanuk, 2008). Selanjutnya, Resiko adalah suatu

konsekuensi negatif yang harus diterima akibat dari ketidakpastian dalam

mengambil keputusan (Firdayanti, 2012). Chen (2015) yang

mengintegrasikan empat aspek dari Forsythe dan Shi menjadi delapan

aspek persepsi resiko diantaranya :

Page 9: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

1. Resiko Keuangan

Persepsi resiko keuangan didefinisikan sebagai kemungkinan

adanya kerugian keuangan dari belanja online.

2. Resiko Produk

Resiko produk didefinisikan sebagai kemungkinan adanya

kerugian yang akan dirasakan konsumen ketika produk yang dibeli

secara online tidak sesuai seperti yang diharapkan oleh konsumen,

atau produk yang dipesan hanya dapat digunakan dalam waktu yang

singkat.

3. Resiko Fisik

Persepsi resiko fisik didefinisikan sebagai kemungkinan adanya

kerugian karena produk yang berbahaya atau produk mengandung

bahan yang berbahaya bagi kesehatan konsumen.

4. Risiko Psikologis

Persepsi resiko psikologis didefiniskan sebagai kemungkinan

adanya kerugian secara psikologis karena adanya kemungkinan

adanya gangguan psikologis seperti konsumen menjadi stress atau

lebih emosional karena perilaku pembelian yang berlanjut atau

kecanduan belanja oline.

5. Risiko Sosial

Risiko sosial didefinisikan sebagai adanya kemungkinan kerugian

karena adanya persepsi orang lain yang akan terpengaruh terhadap

individu yang melakukan pembelian secara online.

6. Resiko Waktu

Resiko waktu didefinisikan sebagai kemungkinan adanya kerugian

waktu ketika barang yang dipesan secara online tidak sampai dengan

tepat waktu dan risiko waktu dan kenyamanan termasuk waktu

konsumen menunggu produk mereka datang/sampai.

7. Risiko Privasi

Resiko privasi didefinisikan sebagai kemungkinan adanya

kerugian karena data diri individu pembeli yang diberikan pada pihak

Page 10: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

penjual untuk keperluan pemesanan akan disalah gunakan oleh pihak

pejual.

8. Risiko Keamanan

Resiko keamanan didefinisikan sebagai kemungkinan adanya

kerugian karena adanya bahaya yang mengancam individu seperti

penyalahgunaan informasi data diri, keamanan transaksi keuangan

secara online. Juga resiko kerugian karena adanya penipuan oleh

pihak penjual.

HIPOTESIS PENELITIAN

1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara persespi resiko dengan minat

membeli di online shop media sosial.

2. Ada hubungan negatif yang signifikan antara persepsi resiko dengan

kepercayaan konsumen.

3. Ada hubungan positif yang signifikan antara kepercayaan konsumen dengan

minat membeli di online shop media sosial.

4. Ada hubungan yang signifikan antara persepsi resiko dengan minat membeli

di online shop media sosial yang di mediasi oleh kepercayaan konsumen.

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, baik yang sudah pernah

melakukan belanja online atau pun belum pernah. Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

B. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Metode pengumpulan

data dilakukan dengan menggunakan skala. Model skala yang digunakan dalam

penelitian adalah model skala likert (sumrated-rating scale). skala minat membeli,

Page 11: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

skala persepsi resiko maupun skala kepercayaan konsumen, ketiganya

menggunakan empat alternatif jawaban. Alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai,

Sesuai, Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai. Pemberian skor bergerak dari

angka 4 hingga 1.

1. Skala Minat Membeli

Skala minat membeli di online shop media sosial disusun untuk

mengetahui tingkat minat membeli yang dirasakan oleh subjek. skala minat

membeli yang digunakan dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti.

Skala tersebut berdasarkan pada tigas aspek minat membeli menurut Lucas

dan Brift (2003). Penyebaran item skala minat membeli dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 1

Blue Print Sebaran Item Minat Membeli

No Aspek Butir Favourable Butir Unfavourable Jumlah

Sahih Nomor Butir Nomor Butir

1 Attention (perhatian) 2, 9, 15, 26 16, 21 4

2 Interest (ketertarikan) 1, 3, 6, 10, 18, 24 5, 8, 14, 17 10

3 Desire (keinginan) 4, 7, 12, 13, 22 11, 19, 20, 23, 25 8

Total 11 11 22

2. Skala Persepsi Resiko

Skala persepsi resiko yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan

pada teori persepsi resiko dalam Chen (2015) yang mengembangkan aspek-

aspek persepsi reisko oleh Forsyhe dan Chi. Skala tersebut terdiri dari

delapan aspek persepsi resiko yaitu resiko keuangan, resiko produk, resiko

fisik, resiko psikologis, resiko sosial, resiko waktu, resiko privasi dan resiko

keamanan. Distribusi skala persepsi resiko sebelum uji coba dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Page 12: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

Tabel 2

Blue Print Sebaran Item Persepsi Resiko

N

o Aspek

Butir Favourable Butir

Unfavourable Jumlah

Sahih Nomor Butir Nomor Butir

1 Resiko Keuangan 1, 7, 13, 18, 26,

33 21, 29, 38, 43 8

2 Resiko Produk 2, 5, 8, 16, 48, 53 22, 35, 44 8

3 Resiko Fisik 3, 10, 40, 50 14, 17 5

4 Resiko Psikologis 4, 20, 23, 31 6, 15 4

5 Resiko Sosial 30, 32, 41, 46 49, 55 5

6 Resiko Waktu 9, 11, 19, 39, 42 12, 24, 47 4

7 Resiko Privasi 25, 28, 36 34, 37, 45 5

8 Resiko

Keamanan 51, 52, 54 27, 56 4

Total 32 11 43

3. Skala Kepercayaan Konsumen

Skala kepercayaan kosnumen disusun untuk mengetahui bagaimana

tingkat kepercayaan konsumen terhadap sebuah online shop yang

ditampilkan. Skala kepercayaan konsumen ini mengacu pada tiga aspek

keprcayaan konsumen dari Mowen (1995). Skala kepercayaan konsumen

berjumlah berjumlah 30 aitem yang terbagi atas 17 aitem favorable dan 13

aitem unfavorable. Distribusi skala persepsi resiko sebelum uji coba dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 13: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

Tabel 3

Blue Print Sebaran Item Kepercayaan Konsumen

No Aspek

Butir

Favourable

Butir

Unfavourable Jumlah

Sahih Nomor Butir Nomor Butir

1

Kepercayaan

atribut – objek

3, 11,

14, 17,

26

4, 25, 27,

29 6

2

Kepercayaan

manfaat –

atribut

2, 5, 6,

9, 15, 19

10, 13, 18,

23 6

3

Kepercayaan

manfaat –

objek

1, 8, 12,

16, 22,

28

7, 20, 21,

24, 30 9

Total 10 11 21

METODE ANALISIS DATA

Analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian ini

adalah dengan analisis statistik dilakukan dengan bantuan program komputer

SPSS 22.0 for Windows yaitu menggunakan teknik Sobel Test untuk menguji efek

mediasi dalam penelitian ini dan karena sebaran data penelitian ini adalah tidak

normal.

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini melibatkan 144 responden yang merupakan mahasiswa

Universitas Islam Indonesia. Berdasarkan jumlah responden yang

berpartisipasi dalam penelitian ini, maka diperoleh gambaran mengenai

subjek penelitian pada tabel di bawah ini :

Page 14: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

Tabel 4

Deskripsi Subjek Penelitian

No Kriteria Kategori Jumlah Presentase

1 Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

54

90

37.5 %

62.4 %

Total 144 100 %

2 Usia

18 – 19 tahun

20 – 21 tahun

22 – 23 tahun

75

51

18

52.08 %

35.42 %

12.5 %

Total 144 100

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat tinggi

dan rendahnya persepsi resiko, kepercayaan konsumen dan minat beli pada

subjek penelitian. Deskripsi data responden penelitian secara umum dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5

Deskripsi Data Penelitian

Variabel Hipotetik Empirik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Minat

Membeli 22 88 55 11 25 72 52.88 8.78

Persepsi

Resiko 43 172 107.5 21.5 75 154 111.94 12.41

Kepercayaan

Konsumen 21 84 52.5 10.5 38 75 53.74 6.44

Untuk lebih mengetahui tingkat minat membeli, persepsi resiko dan

kepercayaan kosnumen pada penelitian ini maka perlu dibuat kategorisasi dari

data penelitian yang diperoleh. Dalam hal ini, peneliti mengelompokkan tingkat

deskripsi responden kedalam lima kategorisasi, yaitu sangat rendah, rendah,

sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Untuk membuat kategorisasi, maka perlu

ditetapkan kriteria kategori sebagai acuan untuk mengelompokkan responden.

Page 15: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

menurut Azwar (2001), kriteria dapat dipakai sebagai acuan untuk

mengelompokkan responden pada skor data empirik yang diperoleh. Berikut

kategorisasi dari data penelitian :

Tabel 6

Kategorisasi Variabel Minat Membeli

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase

Minat

Membeli

X < 35.2 Sangat Rendah 7 4.9 %

35.2 ≤ X < 48.4 Rendah 33 22.91 %

48.4 ≤ X < 61.6 Sedang 81 56.25 %

61.6 ≤ X ≤ 74.8 Tinggi 23 15.97 %

X > 74.8 Sangat Tinggi 0 0 %

Total 144 100%

Berdasarkan rumus norma, kemudian dilakukan penggolongan atau

kategorisasi pada data skala minat membeli. Berdasarkan tabel kategorisasi di

atas, dapat diketahui bahwa jumlah subjek berada dalam kategori minat membeli

sangat rendah sebanyak 7 orang (4.9%), kategori rendah sebanyak 33 orang

(22.91%) dan sebagian besar jumlah subjek sebanyak 81 orang berada dalam

kategori sedang (56.25%), 23 subjek pada kategori tinggi (15.97%), dan tidak

terdapat subjek yang berada pada kategori sangat tinggi, sehingga pada kategori

sangat tinggi memiliki presentase 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

subjek dalam penelitian ini memiliki tingat minat membeli produk di online shop

media sosial yang sedang (56.25%). Jumlah subjek pada kategori ini paling

banyak apabila dibandingkan dengan subjek pada rentang skor kategori yang lain.

Tabel 7

Kategorisasi Variabel Persepsi Resiko

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase

Persepsi

Resiko

X < 68.8 Sangat Rendah 0 0 %

68.8 ≤ X < 94.6 Rendah 11 7.65 %

94.6 ≤ X < 120.4 Sedang 101 70.14 %

Page 16: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

120.4 ≤ X ≤ 146.2 Tinggi 30 20.83 %

X > 146.2 Sangat Tinggi 2 1.4 %

Total 144 100%

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pada variabel persepsi resiko, tidak

terdapat subjek pada kategori sangat rendah yaitu 0 %, untuk kategori rendah

terdapat sebanyak 11 subjek (7.65%), kategori sedang sebanyak 101 orang

(70.14%), kategori tinggi sebanyak 30 orang (20.83%) dan terdapat 2 subjek

(1.4%) yang berada pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki persepsi resiko yang

sedang (70.14%). Rentang skor pada kategori sedang adalah 94.6 – 120.4. jumlah

responden pada kategori ini merupakan paling banyak apabila dibandingkan

dengan responden pada retang skor kategori lain.

Tabel 8

Kategorisasi Variabel Kepercayaan Konsumen

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase

Kepercayaan

Konsumen

X < 33.6 Sangat Rendah 0 0 %

33.6 ≤ X < 46.2 Rendah 24 16.7 %

46.2 ≤ X < 58.8 Sedang 85 59.02 %

58.8 ≤ X ≤ 71.4 Tinggi 34 23.61

X > 71.4 Sangat Tinggi 1 0.7 %

Total 144 100%

Berdasarkan ketgorisasi pada tabel diatas, diketahui bahwa pada

kategorisasi kepercayaan konsumen tidak terdapat subjek pada kategori sangat

rendah, terdapat 24 subjek pada kategori rendah (16.7%), kategori sedang

sebanyak 85 orang (59.02%), kategori tinggi sebanyak 34 orang (23.61%).

Sementara itu, hanya terdapat 1 subjek (0.7%) pada kategori sangat tinggi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki

tingkat kepercayaan yang sedang (59.02%) terhadap online shop media sosial.

Rentang skor pada kategori ini merupakan paling banyak apabila dibandingkan

dengan responden pada rentang skor kategori lain.

Page 17: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data

variabel bebas dan variabel tergantung berdidtribusi normal atau tidak.

Distribusi dikatakan normal apabila p > 0,05. Teknik yang digunakan untuk

uji normalitas adalah teknik One Sample Kolmogorov – Smirnov. Hasil

analisis pada variabel minat membeli diketahui memiliki signifikansi

sebesar 0,003 (p < 0.05). berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa

variabel minat memiliki sebaran data tidak normal. Hasil analisis pada

variabel persepsi resepsi resiko diketahui memiliki signifikansi sebesar

0.003 (p < 0.05). berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa variabel

persepsi resiko memiliki sebaran data yang tidak normal. Dan hasil analisis

pada variabel kepercayaan konsumen diketahui memiliki signifikansi

sebesar 0.026 (p < 0.05), dan berdasarkan hasil tersebut variabel

kepercayaan konsumen memiliki sebaran data tidak normal.

Tabel 9

Hasil Uji Normalitas

Variabel Skor Kolmogorov-

Smirnov Signifikansi Keterangan

Minat Membeli 0.095 0.003 Tidak normal

Persepsi Resiko 0.095 0.003 Tidak normal

Kepercayaan

Konsumen 0.080 0.026 Tidak normal

b. Uji Linieritas

Linieritas digunakan untuk menguji di mana hubungan antara

variabel dependen dan variabel independen bersifat linier atau garis lurus.

Hasil uji lineritas menunjukkan bahwa hubungan antara variabel minat

membeli dan variabel persepsi resiko bersifat linier dengan F sebesar

46.069 dan p = 0.000 (p < 0.05). Hal tersebut menujukkan bahwa

Page 18: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

hubungan antara minat membeli dan persepsi resiko membentuk garis

lurus atau bersifat linier.

Hasil uji lineritas menunjukkan bahwa hubungan antara variabel

minat membeli dan variabel kepercayaan konsumen bersifat linier dengan

F sebesar 83.553 dan p = 0.000 (p < 0.05). Hal tersebut menujukkan

bahwa hubungan antara minat membeli dan kepercayaan konsumen

membentuk garis lurus atau bersifat linier. Hasil uji lineritas menunjukkan

bahwa hubungan antara variabel persepsi resiko dan variabel kepercayaan

konsumen bersifat linier dengan F sebesar 164.412 dan p = 0.000 (p <

0.05). Hal tersebut menujukkan bahwa hubungan antara persepsi resiko

dan kepercayaan konsumen membentuk garis lurus atau bersifat linier.

Tabel 10

Hasil Uji Linieritas

Variabel F Signifikansi Keterangan

Minat Membeli dan

Persepsi Resiko 46.069 0.000 Linier

Minat Memebeli dan

Kepercayaan

Konsumen

83.553 0.000 Linier

Persepsi resiko dan

Kepercayaan

Konsumen

164.412

0.000 linier

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

Sobel test melalui SPSS macro for Simple Mediation dari Preacher dan

Hayes (2004). Simple mediation adalah desain analisis yang melibatkan

hanya satu mediator. Menurut Baron dan Kenny (dalam Widhiarso, 2010)

terdapat empat tahap prosedur analisis mediasi, yaitu :

Page 19: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

1. Melakukan analisis dengan X sebagai prediktor pada Y, dimana X adalah

variabel bebas dan Y adalah variabel tergantung. Hasil uji ini nilainya

diharapkan signifikan.

2. Melakukan analisis dengan X sebagai prediktor pada M, dimana X adalah

variabel bebas dan M adalah variabel mediator. Hasil uji ini nilainya

diharapkan signifikan.

3. Melakukan analisis dengan M sebagai prediktor pada Y, dimana M adalah

variabel mediator dan Y sebagai variabel tergantung. Hasil uji ini nilainya

diharapkan signifikan.

4. Melakukan analisis pada Y dengan X sebagai prediktor dan

mengendalikan M, dimana Y adalah variabel tergantung, X variabel bebas

da M adalah variabel mediator. Hasil uji ini diharapkan nilainya tidak

signifikan.

Ke empat prosedur diatas dapat dilakukan dengan menggunakan analisis

regresi lineier, hanya saja prosedur tersebut tidak dapat memberikan gambaran

peran tidak langsung dari variabel mediator. Dalam uji Sobel, selain ke empat

tahapan tersenut juga dilakukan uji efek tidak langsung (indirect effect) untuk

melihat efek mediasi dari variabel M atau peranan dai X ke Y melalui M.

Dikatakan terdapat efek mediasi apabila nilai z efek tidak langsung adalah

signifikan. Berikut hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Sobel sebagaimana

dijelaskan diatas :

Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis

Uji Sobel Test – Pengaruh Langsung dan Efek Total

Variabel Koefisien

(R) Sig.

Persepsi Resiko * Minat Membeli

Persepsi Resiko * Kepercayaan

Kepercayaan * Minat Membeli

Persepsi Resiko * Kepercayaan * Minat Membeli

-0.3395

-0.3788

0.7713

-0.0474

0.000

0.000

0.000

0.4911

Page 20: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

Tabel 12

Hasil Uji Hipotesis

Uji Sobel Test – Pengaruh Tidak Langsung

Variabel Z Sig.

Persepsi Resiko * Kepercayaan * Minat Membeli -5,2901 0.000

Hasil analisis dengan menggunakan uji Sobel menunjukkan bahwa :

1) Hipotesis yang menyebutkan ada hubungan negatif yang signifikan antara

persepsi resiko dengan minat membeli di online shop media sosial yang

diajukan diterima. Persepsi resiko mampu menjadi prediktor bagi minat

membeli di online shop media sosial. Hasil menunjukkan ada kolerasi antara

variabel persepsi resiko (X) dengan minat membeli (Y) dengan nilai

signifikansi (0.000) < 0.05 dan dengan R = -0,3395 menunjukkan hubungan

bersifat negatif, sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Persepsi resiko

yang dialami konsumen mempengaruhi minat membeli secara negatif. Dapat

disimpulkan bahwa persepsi resiko yang tinggi dapat menurunkan minat

membeli konsumen di online shop media sosial, begitu pula sebaliknya.

2) Hipotesis yang menyebutkan ada hubungan negatif yang signifikan antara

persepsi resiko dengan kepercayaan konsumen yang diajukan diterima.

Persepsi resiko mampu menjadi prediktor bagi kepercayaan konsumen. Hasil

menunjukkan ada kolerasi antara variabel persepsi resiko (X) dengan

kepercayaan konsumen (M) dengan nilai signifikansi (0.000) < 0.05 dan nilai

R = -0,3788 menunjukkan hubungan bersifat negatif, sehingga hipotesis

yang diajukan diterima. Persepsi resiko yang dialami konsumen

mempengaruhi kepercayaan konsumen secara negatif. Dapat disimpulkan

bahwa persepsi resiko yang tinggi akan menurunkan kepercayaan kosnumen

terhadap online shop di media sosial, atau pun sebaliknya.

3) Hipotesis yang menyebutkan ada hubungan positif yang signifikan antara

kepercayaan konsumen dengan minat membeli di online shop media sosial

yang diajukan diterima. Kepercayaan konsumen mampu menjadi prediktor

bagi minat membeli konsumen. Hasil menunjukkan ada kolerasi antara

Page 21: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

variabel kepercayaan konsumen (M) dengan variabel minat membeli (Y)

dengan nilai signifikansi (0.000) < 0.05 dan dengan nilai R= 0,7713

menunjukkan hubungan bersifat positif, sehingga hipotesis yang diajukan

diterima. Kepercayaan konsumen mempengaruhi minat membeli secara

positif, dapat disimpulkan bahwa konsumen yang memiliki kepercayaan yang

tinggi terhadap online shop juga akan memiliki minat membeli yang tinggi di

online shop media sosial dan begitu pula sebaliknya.

4) Hipotesis yang menyebutkan ada hubungan yang signifikan antara persepsi

resiko dengan minat membeli di online shop media sosial yang di mediasi

oleh kepercayaan konsumen yang diajukan diterima. Peranan persepsi resiko

terhadap minat membeli dapat melalui kepercayaan konsumen. dengan Z = -

5,2901 dan nilai signifikansi 0.000 (p<0.05). Hal ini berarti persepsi resiko

dapat menurunkan minat membeli konsumen dengan cara menurunkan

kepercayaan konsumen terlebih dahulu. Atau sebaliknya, persepsi resiko yang

rendah dapat meningkatkan minat membeli konsumen dengan cara

meningkatkan kepercayaan konsumen terlebih dahulu. Dengan demikian

hipotesis ini juga terbukti dalam penelitian ini.

A. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan

yang signifikan antara persepsi resiko, kepercayaan konsumen dan minat membeli

produk di online shop media sosial atau yang dikenal dengan social commerce.

Dimana terdapat empat hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dan setelah

dilakukan analisis data penelitian diketahui bahwa semua hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini diterima atau terbukti. Ada hubungan negatif yang signifikan

antara persepsi resiko dengan minat membeli pada online shop media sosial, yang

mengindikasikan bahwa semankin tinggi persepsi resiko pada konsumen maka

semakin rendah minat membeli konsumen di online shop media sosial. Begitu

pula sebaliknya, semakin rendah persepsi resiko pada konsumen maka semakin

tinggi minat membeli konsumen di online shop media sosial. Hal ini selaras

Page 22: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

dengan Naiyi (2004) yang menyebutkan bahwa dalam melakukan pembelian

online, konsumen selalu berfikir mengenai resiko terlebih dahulu jika membeli

suatu produk secara online. Karena persepsi resiko adalah kombinasi dari

konsekuensi negatif dan ketidakpastian. Sehingga persepsi resiko berpengaruh

terhadap keinginan konsumen untuk membeli secara online.

Minat membeli merupakan suatu tahapan yang dilalui oleh konsumen

sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk, dimana pada tahapan ini

konsumen memiliki ketertarikan terhadap suatu produk dan berusaha untuk

mencari informasi mengenai produk tersebut (Sciffman dan Kanuk, 2010). Oleh

karena itu, minat membeli akan selalu hadir terlebih dahulu sebelum keputusan

pembelian akan benar-benar dilakukan. Khususnya dalam aktivitas pembelian di

akun online shop di media sosial, pentingnya menarik minat membeli konsumen

agar terjadinya transaksi jual beli oleh konsumen dan penjual. Berdasarkan data

pelengkap hasil penelitian ini diketahui bahwa 98% subjek pernah mengunjungi

atau mengakses akun online shop melalui media sosial, namun tidak semua

berakhir pada keputusan pembelian, hanya 74.2% yang mengatakan pernah

melakukan pembelian di online shop di media sosial. Minat membeli bersifat

individual dan setiap individu mempunyai perbedaan dalam menafsirkan minat

karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor

pribadi dan faktor psikologis (Kotler dan Keller, 2007). Salah satu komponen

faktor psikologis yang turut mempengaruhi minat membeli ialah persepsi resiko

yang terjadi dalam melakukan pembelian oleh konsumen khususnya pada

pembelian secara online. Menurut Suresh & Shashikala (2011) konsumen

memiliki persepsi risiko yang lebih tinggi ketika melakukan pembelian secara

online jika dibandingkan dengan ketika mereka melakukan pembelian secara

tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi resiko senantiasa hadir dalam

setiap proses konsumen ketika hendak melakukan pembelian secara online, yang

mana persepsi resiko tersebut dapat mempengaruhi tingkat minat membeli

konsumen.

Page 23: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

Selain diketahui bahwa persepsi resiko mampu mempengaruhi minat

membeli konsumen, dari hasil penelitian juga diketahui bahwa ada hubungan

negatif yang signifikan antara persepsi resiko dengan kepercayaan konsumen

online shop media sosial, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi

resiko yang dirasakan konsumen maka semakin rendah kepercayaan konsumen

pada online shop media sosial. Begitu pula sebaliknya. Selaras dengan hasil

penelitian dari Rosalia (2014) dengan judul penelitian Pengaruh Persepsi Resiko

Terhadap Kepercayaan Konsumen dengan Keputusan Pembelian Online, hasil

penelitian menunjukkan bahwa resiko finansial, resiko produk, resiko pengiriman,

resiko waktu dan resiko sosial berpengaruh secara negatif terhadap kepercayaan

konsumen, dimana tinggi rendahnya kepercayaan konsumen ditentukan oleh

tinggi rendahnya resiko-resiko tersebut. hal ini menunjukkan bahwa, persepsi

resiko mampu mempengaruhi terbangunnya rasa percaya konsumen terhadap

pihak penjual atau pada produk yang dijualkan khususnya yang dijualkan secara

online. Karena sifatnya yang tidak bertemu langsung antara pembeli dan

penjual, pembelian secara online memunculkan persepsi risiko yang bisa berbeda-

beda bagi setiap orang. Kepercayaan konsumen merupakan aspek yang harus

dibangun terlebih dahulu sebelum konsumen melakukan transaksi online, karena

konsumen akan merasakan risiko yang akan ditanggungnya ketika melakukann

transaksi ini. Kim, Ferrin, & Rao (2007) mengatakan bahwa kepercayaan

konsumen akan lebih dipentingkan pada transaksi secara online dibandingkan

transaksi secara tradisional, sehingga persepsi risiko yang dirasakan konsumen

juga lebih besar pada transaksi secara online dibandingkan dengan transaksi

tradisional. Kepercayaan pada konsumen akan muncul jika pihak online shop

mampu mengurangi ketidakpastian mengenai atribut produk dan memberikan

manfaat sesuai dengan harapan konsumen.

Kepercayaan konsumen juga dapat mempengaruhi berhasilnya suatu

transaksi jual beli secara online. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa

kepercayan konsumen berpengaruh secara langsung terhadap tingkat minat

membeli konsumen. jadi semakin tinggi kepercayaan konsumen maka minat

Page 24: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

membeli konsumen juga akan ikut tinggi, sebaliknya jika konsumen memiliki

kepercayaan yang rendah terhadap suatu produk atau penjual maka minat

membeli konsumen juga akan rendah. Keney (dalam Angriawan & Thakuur,

2008) mengatakan bahwa kesuksesan dalam aktivitas jual-beli online tergantung

pada persepsi dan kepercayaan konsumen terhadap ketidakpastian atau resiko dari

harga dan manfaat produk maupun proses yang ditawarkan oleh online shop.

Minat membeli produk secara online di online shop media sosial dianggap

penting karena tingkat minat membeli konsumen mampu menjadi penentu dan

memprediksi terjadinya transaksi pembelian di online shop tersebut. Hanya

pelanggan yang memiliki kepercayaan yang akan berminat dan mengambil

keputusan untuk melakukan pembelian secara online, dengan adanya kepercayaan

maka akan meminimalkan persepsi resiko yang dirasakan oleh konsumen. Secara

tidak langsung, kepercayaan konsumen mampu menjadi perantara antara persepsi

resiko dengan minat membeli konsumen pada pembelian online. Hal ini terbukti

dari hasil penelitian ini yang membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara persepsi resiko dengan minat membeli konsumen, yang di mediasi atau

diperantarai oleh faktor kepercayaan konsumen. Hal ini berarti persepsi resiko

dapat menurunkan minat membeli konsumen dengan cara menurunkan

kepercayaan konsumen terlebih dahulu. Dan sebaliknya, persepsi resiko yang

rendah dapat meningkatkan minat membeli konsumen dengan cara meningkatkan

kepercayaan konsumen terlebih dahulu.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh diketahui bahwa efek mediasi

pada penelitian ini berhasil. Diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara persepsi terhadap resiko pembelian dengan minat membeli produk di online

shop media sosial yang dimediasi oleh faktor kepercayaan konsumen. Juga

diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara resiko pembelian

dengan minat membeli konsumen, hubungan yang signifikan antara resiko

pembelian dengan kepercayaan konsumen, dan terdapat hubungan yang signifikan

Page 25: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

antara kepercayaan konsumen dengan minat membeli konsumen di online shop

media sosial.

SARAN

1. Bagi Pihak Penjual Online Shop

Pihak penjual online shop yang memasarkan dan menjualkan produknya

melalui media sosial dengan segmentasi pasarnya adalah mahasiswa, dapat

memaksimalkan media sosial sebagai salah satu media promosi yang positif

dengan menampilkan tampilan yang menarik. Memberikan informasi yang

sejelas-jelasnya dan seakurat mungkin tentang produk yang dijual serta

menjelaskan informasi proses pengiriman dalam transaksi secara jelas.

Sehingga akan tercipta kepercayaan yang bisa meningkatkan minat membeli

dan meningkatkan intensitas pembelian secara online melalui online shop

yang ada di media sosial dan menurunkan persepsi akan resiko yang dimiliki

pembeli ketika akan melakukan keputusan pembelian secara online. Selain

itu, bagi pihak online shop yang menjadikan kalangan mahasiswa sebagai

target pasarnya, harus dapat menjualkan produk yang sesuai dengan

kebanyakan kebutuhan mahasiswa. Berdasarkan hasil data penelitian bahwa

kebanyakan mahasiswa melakukan pembelian secara online untuk membeli

produk fashion, secara khusus ke produk pakaian dan sepatu.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk mengadakan penelitian

lanjutan guna mencari faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat membeli

produk di online shop media sosial, juga salah satunya melakukan penelitian

mengenai tujuan dan niat pembelian konsumen secara online. Peneliti

selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan penelitian sejenis tidak

hanya dari segi tema, tetapi juga metode, alat ukur maupun subjek

penelitiannya, sehingga penelitian selanjutnya dapat memperkaya khasanah

psikologi konsumen dan riset marketing.

Page 26: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

DAFTAR PUSTAKA

Amri, A.D. (2014). Minat membeli produk online shop ditinjau dari kepercayaan

konsumen. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial

dan Budaya Universitas Islam Indonesia

Chen, C. (2015). PRIS : A Multiple-item scale for measuring perceived risk of

internet shopping. Bussiness departmenent, Holy Names University.

USA.

Firdayanti. (2012). Persepsi resiko melakukan e-commerce dengan kepercayaan

konsumen dalam membeli produk fashion online. Journal of Social and

Industrial Psychology. Semarang: Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Heriyanto. (2015, 26 Maret 2015). 2014, Pengguna internet Indonesia capai 88,1

juta. Di akses 2 September 2016, dari

http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150326134506-185-

42064/2014-pengguna internet-indonesia-capai-881-juta/

Kim, D., Ferrin, D., Rao, R. (2007). A trust-based consumer decision-making

model in electronic commerce: The role of trust, perceived risk, and their

antecedents. Decision Support System 44 (2008) 544-564. Houston:

University of Houston Clear Lake.

Kotler ,P. & Amstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip pemasaran (Jilid 1, Edisi 2).

Jakarta : Erlangga.

Kotler, P. & Keller, K.L. (2007). Manajemen pemasaran. Jakarta. Indeks.

Liang, T. P. dan W. Turban. (2011). Introduction to the special issue social

commerce: A research framework for social commerce. International

Journal of Electronic Commerce, Vol. 16, No. 2, pp. 5–13.

Lucas, J. & Brift, K. (2003). General psychology. London: Prentice Hall

International Inc.

Mowen, J. (1995). Consumer behavior (4th edition). London : Pretice-Hall

International Inc.

Page 27: RESIKO PEMBELIAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN MINAT

Naiyi, Y.E. (2004). Dimensions of consumenrs perceived risk in online shopping.

Journal of Electronic Science and Technology of China, Vol.2, No.3.

Preacher, K. J and Hayes, A. F., (2004). SPSS and SAS Procedures for Estimating

Indirect Effects in Simple Mediation Models. Behavior Research Methods,

Instruments, & Computers, 36 (4): 717-731. Psychonomic Society, Inc.

Puspitawati, D. (2016). Pengaruh sukungan sosial dan interaktivitas terhadap

keputusan konsumen melakukan pembelian melalui s-commerce. Syariah

Paper Accounting FEB UMS.

Schiffman, L.G. & Kanuk, L.L. (2010). Consumer behavior (10th Edition). New

Jersey : Prentice-Hall International Inc.

Setiawan, ND. (2012). Pengaruh kualitas Informasi, privasi ,keamanan,

kepercayaan, pengalaman dan norma subjektif terhadap niat beli untuk

bertransaski secara online dengan persepsi resiko dan sikap sebagai

variabel moderating. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Shibghatalloh, M. Hanif. (2011). Analisis faktor-faktor yang dapat meningkatkan

kepercayaan konsumen serta dampaknya pada persepsi risiko konsumen

terhadap online shopping. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Semarang:

Universitas Diponegoro.

Suresh, A.M., dan Shashikala R., (2011). Identifying factors of consumer

perceived risk towards online shopping in India. IPEDR. 12, hal.336-341.

Coimbatore: Bharatiar University.

Widhiarso, W. (2010). Berkenalan dengan analisis mediasi: regresi dengan

melibatkan variabel mediator (bagian pertama). Manuskrip tidak

Dipublikasikan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi. Universitas Gadjah

Mada.

Yusnidar. Dkk. (2014). Pengaruh kepercayaan dan persepsi resiko terhadap minat

beli dan keputusan pembelian produk fashion secara online di kota

Pekanbaru. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan. Tahun IV No.12 : 311-

329.