Upload
muhammad-deyanta-hafidz
View
235
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
d
Citation preview
STATUS RESPONSI KASUSILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
UNIVERSITAS HANGTUAH-RSAL DR.RAMELAN SURABAYA
Nama: Muhammad Deyanta Hafidz IraqiNim: 2009.04.0.0143
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. K
Usia : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : TNI AL
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Tanggal Periksa : 16 Januari 2015
II. ANAMNESA
1. Keluhan Utama
Kulit terasa gatal di kedua lengan bawah.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Penderita datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSAL dengan
keluhan kulit gatal pada kedua lengan bagian bawah sejak 1
bulan yang lalu. Pada awalnya hanya terdapat luka kecil pada
lengan kiri dan semakin meluas, luka baru muncul pada lengan
kanan dan semakin meluas.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Penderita tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap ikan laut
Riwayat DM sejak 20 tahun yang lalu
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat Asma disangkal
1
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluarga penderita tidak pernah sakit seperti ini
Keluarga tidak mempunyai riwayat alergi obat dan makanan
Riwayat keluarga memiliki DM disangkal
Riwayat keluarga memiliki Hipertensi disangkal
Riwayat keluarga memiliki Asma disangkal
5. Riwayat Psikososial :
Penderita merupakan orang yang bersih, mandi teratur 2 kali
sehari mnemakai sabun dan air PDAM
Pasien mengganti pakaian yang telah digunakan sehari-hari
saat datang kerumah dan memakai handuk sendiri tidak
bergantian dengan anggota keluarga lain.
Pasien hidup bersama suami di sebuah perumahan yang
bersih dan tidak terlalu padat.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4-5-6
Kepala / Leher : A/I/C/D = -/-/-/-
Thorax : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Extremitas : Dalam batas normal
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82 kali/menit, reguler
Suhu Axilla : 36,50 C
B. Status Dermatologis
2
Regio : Ante Brachii dextra et sinistra
Efloresensi : Tampak makula eritematous dengan
bentukan papula, berbatas tegas, lesi
berbentuk seperti koin.
IV. RESUME
Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSAL dengan
keluhan kulit gatal pada kedua lengan bagian bawah sejak 1
3
bulan yang lalu. Pada awalnya hanya terdapat luka kecil pada
lengan kiri dan semakin meluas, luka baru muncul pada lengan
kanan dan semakin meluas. Pasien memiliki riwayat alergi ikan
laut dan juga menderita diabetes mellitus sejak 20 tahun yang
lalu.
Tampak lesi makula eritematous dengan bentukan papula,
berbatas tegas, lesi berbentuk seperti koin pada region Ante
Brachii dextra et sinistra.
V. DIAGNOSA KERJA
Dermatitis Numularis
VI. DIAGNOSA BANDING
Dermatitis Kontak Alergi
Dermatomikosis
VII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa : Sistemik: Amoxycilin 500mg 3x1
Loratadine 1x1
Topikal: Dexosimetasone 0,25%
Non Medikamentosa : a. Tidak menggaruk bagian kulit yang
gatal
b. Mandi dengan sabun bayi.
c. Tidak menggunakan obat selain
yang diberikan oleh dokter
VIII. PROGNOSA
Ad bonam
4
DERMATITIS NUMULARIS
I. DEFINISI
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis)
sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen, misalnya bahan
kimia (contoh : detergen, asam, basa, oli, semen); fisik( contoh :
sinar, suhu); mikroorganisme (bakteri, jamur) , maupun faktor
endogen (dari dalam), menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul
bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik).
Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.
Penamaan pada penyakit dermatitis berdasarkan etiologi,
morfologi, lokalisasi, stadium penyakit, dan bentuk. Dermatitis
numularis termasuk ke dalam pembagian dermatitis berdasarkan
bentuk. Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk
mata uang (coin) atau agak lonjong, berbatas tegas dengan
efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga
basah (oozing).
Dermatitis numularis juga dikenal dengan nama ekzem numular;
ekzem discoid; neurodermatitis numular. Istilah ekzem numular
diperkenalkan oleh Devergie pada tahun 1857.
II. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi penyakit dermatitis numularis di dunia adalah 2 kasus
per 1000 penduduk. Prevalensi yang sama didapatkan di negara
Amerika Serikat. Dermatitis numularis lebih terjadi sering pada pria
daripada wanita. Usia puncak awitan terbagi menjadi dua distribusi
usia, paling banyak terjadi pada dekade ke enam dan ke tujuh dan
banyak terjadi pada pria. Kebanyakan pada wanita dengan angka
5
kejadian lebih kecil, terjadi pada dengan dekade kedua dan ketiga
dan sering berhubungan dengan dermatitis atopi. Dermatitis
numularis sangat jarang ditemukan pada anak-anak. Bila ada
timbulnya jarang pada usia sebelum satu tahun, umumnya kejadian
meningkat seiring dengan meningkatnya usia.
III. ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, banyak faktor secara sendiri atau
bersama-sama telah dikemukakan sebagai agen penyebab :
1. Trauma lokal, baik fisik maupun kimia
Patogenesisnya belum diketahui secara pasti. Dermatitis
Numularis yang disebabkan trauma lokal terutama terjadi pada
tangan, misalnya gigitan serangga atau terkena bahan kimia yang
menyebabkan iritasi.
2. Xerosis atau kekeringan kulit
Insiden Dermatitis Numularis meningkat pada musim kering
dengan kelembaban rendah. Lingkungan dengan kelembaban
rendah menyebabkan peningkatan hilangnya kandungan air dalam
kulit, selanjutnya terjadi perubahan komposisi lipid sawar epidermis
sehingga kulit menjadi kering atau xerosis.
3. Insufisiensi vena dan varises
Ditemukannya kasus dengan lesi Dermatitis Numularis di
sepanjang vena tungkai menimbulkan dugaan bahwa Dermatitis
Numularis mungkin disebabkan oleh adanya varises dan edema
pada ekstremitas bawah, sehingga timbul istilah varicose eczema.
4. Stres emosional /psikologis
60% kasus eksema dicetuskan oleh faktor stres, bahkan dikatakan
bahwa stres merupakan faktor pencetus utama pada dermatitis.
5. Bakteri
Stafilokokus dan mikrokokus ikut berperan ,mengingat jumlah
koloninya meningkat walaupun tanda infeksi secara klinis tak
6
tampak; mungkin juga lewat mekanisme hipersensitivitas.
Eksaserbasi terjadi bila koloni bakteri meningkat diatas 10 juta
kuman/cm².
IV. PATOGENESIS
Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada
epidermis dan dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari
penyakit ini, tetapi sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering.
Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan gatal dapat
menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi terjadinya
peradangan pada kulit.
Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis meningkat pada
pasien dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan
bahan-bahan pencetus alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus
ini menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi
oleh bahan-bahan yang mengandung metal. Karena pada dermatitis
numular terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai
peran mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya
peningkatan jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak
mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis. Suatu
penelitian juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang
menyebabkan inflamasi pada dermatitis numular dan dermatitis atopik
dengan mencari hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris dan
mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan dermis dari
pasien dengan dermatitis numular. Peneliti mengemukakan hipotesa
bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell
yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan
gatal. Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak dermal antara
mast cell dan saraf, meningkat pada daerah lesi maupun non lesi pada
penderita dermatitis numular. Substansi P dan kalsitonin terikat rantai
peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi pada
penderita dermatitis numular. Neuropeptida ini dapat menstimulasi
7
pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi.
V. GEJALA KLINIS
Dermatitis numularis biasanya menunjukkan gambaran
klinis :
- Lesi berbatas tegas.
- Plak (biasanya berukuran 1-3 cm)berbentuk coin yang merupakan
penggabungan dari papul dan papulovesikel yang eritematosa dan
sedikit edematosa, dikelilingi kulit normal atau terkadang xerotic.
- Basah (oozing) dan krusta biasanya menutupi seluruh permukaan
lesi.
- Pruritus bervariasi dari ringan hingga berat.
- Penyembuhan dimulai dari tengah lesi.
- Lesi lama cenderung kering, dapat berupa likenifikasi dan skuama.
- Cenderung kambuh-kambuhan, bila terjadi kekambuhan umumnya
timbul pada tempat semula dan dapat pula terjadi pada tempat yang
mengalami trauma (fenomena kobner).
- Pada dewasa muda gambaran lesi cenderung simetris.
Predileksi :
Dermatitis numularis paling banyak ditemukan di punggung
kaki, punggung tangan, bagian ekstensor ekstremitas, bokong dan
bahu.
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran
klinis. Sebagai diagnosis banding antara lain ialah dermatitis kontak,
dermatitis atopik, neurodermatitis sirkumskripta, dan
dermatomikosis.
VII. DIAGNOSA BANDING
Dermatitis Kontak Alergik
Dermatomikosis
8
VIII. PENATALAKSANAAN
Pengobatan ditujukan untuk rehidrasi pada kulit dan perbaikan
barrier lipid epidermal, pengurangan peradangan dan pengobatan infeksi
apapun. Berendam air hangat atau dingin atau mandi untuk mengurangi
gatal dan membantu rehidrasi kulit. Pasien harus diinstruksikan untuk
mandi setidaknya 1-2 kali sehari, diikuti oleh aplikasi pelembab atau
preparat obat topikal untuk menahan air di kulit.
Obat yang bisa digunakan :
1.Steroid
Steroid terapi yang paling umum digunakan untuk mengurangi
peradangan. Steroid topikal (misalnya pemberian triamcinolone 0,25-
0,1%) efektif untuk mengurangi eritematosa. Gatal dapat diobati dengan
steroid potensi rendah (kelas III-VI). Lesi yang sangat meradang dengan
eritema intens, vesikel, dan pruritus membutuhkan steroid potensi tinggi
(kelas I-II). Steroid oral, intramuskular, atau parenteral mungkin diperlukan
dalam kasus-kasus yang parah, erupsi menyeluruh. Jika sangat berat
diobati dengan suntikan kortikosteroid intralesi seperti triamsinolon
asetonida 0,1 mg/mg (0,1 ml/suntikan).
2. Ointment dan Emolien
Aplikasi obat pada kulit yang lembab memungkinkan penetrasi
yang lebih efektif dan penyembuhan lebih cepat. Ointment biasanya lebih
efektif daripada krim karena mereka lebih oklusif, membentuk penghalang
antara kulit dan lingkungan, dan lebih efektif menahan air ke dalam kulit.
Emolien dan steroid topikal kelas I-III dapat digunakan jangka pendek.
Contoh emollients yang sering digunakan antara lain ; aqueous cream,
gliserine dan cetomacrogol cream, wool fat lotions.
3. Antiinflamasi topikal lainnya
Penggunaan tar sangat membantu untuk mengurangi
peradangan, terutama pada orangtua, lesi tebal, plak berskuama.
4. Immunomodulator
Immunomodulator topikal (tacrolimus dan pimecrolimus) juga mengurangi
9
peradangan. penggunaannya sering dimulai beberapa hari setelah steroid
topikal untuk mengurangi risiko sensasi terbakar yang mungkin terjadi bila
diterapkan ke kulit yang sangat teriritasi.
5.Fototerapi
Ketika erupsi menyeluruh dan berkepanjangan, fototerapi
(umumnya UVB) dapat membantu. UVB spektrum luas dan sempit paling
sering digunakan, meskipun PUVA (Psoralen + UVA) dapat digunakan
pada kasus yang berat.
6.Antihistamin
Antihistamin oral atau sedatif dapat membantu mengurangi gatal
dan membantu tidur. Misalnya hydroxyzine (atarax, vistaril,vistazine)
dengan dosis oral 25-100 mg 4 kali per hari.
7. Antibiotik
Antibiotik oral, seperti dicloxacillin, cephalexin, atau erythromycin ,
dapat digunakan dalam kasus-kasus infeksi sekunder. Kultur swab dapat
menjadi panduan dalam pemilihan antibiotik. Biasa digunakan dicloxacillin
dosis oral 125-500 mg 4 kali per hari selama 7-10 hari.
Setelah erupsi hilang, hidrasi agresif berkelanjutan dapat
mengurangi eritem, terutama di iklim kering. Pelembab yang berat (lebih)
atau petroleum jelly yang diaplikasikan pada kulit setelah mandi dapat
membantu.
9.Immunosupresif
Penyakit bisa bertambah berat dan tidak responsif dengan
perawatan di atas. Obat immunosupresif seperti metotreksat telah
dijelaskan aman dan efektif pada pasien dengan lesi yang lebih berat.
10. Steroid sistemik
Digunakan untuk kasus-kasus dermatitis numular yang berat,
diberikan prednilson dengan dosis oral 40-60 mg 4 kali per hari dengan
dosis yang diturunkan secara perlahan-lahan. Hanya berguna dalam
beberapa minggu, dermatitis yang belum sembuh sempurna, dapat
ditangani dengan pemberian krim steroid dan emolilients.
10
XI. PROGNOSIS
Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama
berbagai interval sampai dua tahun, didapati bahwa 22% sembuh,
25% pernah sembuh untuk beberapa minggu sampai tahun, 53%
tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih dalam pengobatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Janik MP, Heffernan MP. Yeast Infection : Nummular eczema. In : Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Fitzpatrick
TB,eds. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th Edition.
New York : McGraw-Hill. 2008 : 1828.Freederg IM. Exfoliative
dermatitis, Fitzpatrick et all. Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine 7th eds. New York : McGraw-Hill, 2013.
Miller JL. Nummular Dermatitis. Available at : http://www.emedicine.com.
Accessed on June 17, 2011.
Sularsito, S. A., Djuanda, S. Dermatitis Numularis. Dalam : Adhi Juanda.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2007 : 148-150..
12