Upload
rara-kartika-ratri
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
resume
Citation preview
RESUME BIOFARMASETIKA DAN
FARMAKOKINETIKA KLINIK
Disusun oleh:
RARA KARTIKA RATRI
3351151148
Apoteker XX-C
PROGRAMSTUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERALACHMAD YANI
CIMAHI
2015
Fungsi mempelajari farmakokinetika dan farmakodinamika adalah :
1. Untuk memahami farmakokinetik dan farmakodinamik
2. Pengobatan pasien individual (geriatri, pediatri).
3. Pemantauan terapi obat (obat yang memiliki jendela terapi sempit).
4. Memberikan respon pengobatan yang maksimal dan mengurangi terjadinya efek
samping.
FARMAKOKINETIKA KLINIK
Farmakokinetika klinik merupakan ilmu yang mempelajari tentang perubahan dalam simtem
biologi (absorbsi, distribusi, metabolisme, ekskresi) pada suatu pengobatan dan mengamati
apa yang terjadi di dalam tubuh, dengan cara mengambil sampel darah pada interval waktu
tertentu.
ABSORPSI
1. Obat harus masuk kedalam tubuh.
2. Dipengaruhi oleh bobot molekul, ionisasi, kelarutan, formulasi dan sifat fisikokimia
obat.
3. Faktor dalam pasien yang mempengaruhi absorpsi, pH, dan rute pemberian
(pemberian obat lewat intravena absorpsinya lebih baik dibandingkan pemberian
lewat oral).
4. Absorpsi pada pasien anak-anak berbeda, dikarenakan fungsi fisiologis yang tidak
sama ( seperti : pH lambung yang berubah-ubah) . Sedangkan pada pasien lansia
fungsi fisiologis sudah menurun.
DISTRIBUSI
Proses dimana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan jaringan, dipengaruhi oleh :
1. Permeabilitas membran
2. Ikatan plasma protein
3. Lipofilisitas obat (obat yang lipofil dapat terakumulasi dalam jaringan adiposa)
4. Volume distribusi
Volume distribusi adalah suatu volume dimana suatu dosis obat terlarut menghasilkan
konsentrasi awal di dalam plasma.
Vd = DCp0
METABOLISME
1. Merubah bentuk obat menjadi metabolit yang bersifat polar sehingga dapat
diekskresikan melalui ginjal. Dapat terjadi di dalam paru-paru, darah dan hati.
2. Obat dan toksin dilihat sebagai benda asing dalam tubuh pasien.
3. Tubuh dapat mengkonversi obat menjadi obat yang lebih aktif dan meningkatkan
kelarutan air untuk meningkatkan eliminasinya.
4. Paling banyak terjadi di hati, dapat mengubah prodrug menjadi bentuk lebih aktif.
Jalur biotransformasi obat dapat dibagi menjadi dua kelompok reaksi besar, yaitu fase I
dan fase II. Fase I atau reaksi asintetik meliputi oksidasi, reduksi, dan hidrolisis;
sedangkan fase II atau reaksi sintetik meliputi konjugasi.
Fase I
a. Oksidasi
- Hidroksilasi aromatik
- Hidroksilasi rantai samping
- N-, O-, dan S-dealkilasi
- Deaminasi
- Sulfoksidasi,N-oksidasi
- N-hidroksilasi
b. Reduksi
- Reduksi azo
- Reduksi nitro
- Dehidrogenasi alkohol
c. Hidrolosis
- Hidrolisis ester
- Hidrolisis amida
Fase II
a. Konjugasi glukuronida
- Eter glukuronida
- Ester glukuronida
- Amida glukoronida
b. Konjugasi peptida
- Konjugasi glisin (hipurat)
c. Metilasi
- N-metilasi
- O-metilasi
d. Asetilasi
ELIMINASI
- Merupakan proses pengeluaran metabolit.
- Tempat dilakukannya eliminasi :
1. Pulmonary (lewat udara)
2. Empedu (ekskresi lewat feses, sirkulasi enterohepatik)
3. Kulit
4. Air susu
5. Ginjal
- Filtrasi glomerulus
- Reabsorpsi di tubulus distal
- Sekresi di tubulus proksimal
- Yang dikeluarkan dari dalam tubuh tidak selalu metabolit, tetapi kemungkinan bisa juga
senyawa asing.
- Eliminasi pada pasien pediatri :
1. Filtrasi glomerular berhubungan dengan umur.
2. Neonatus (baru lahir) dapat menurunkan aliran darah di ginjal, filtrasi glomerulus dan
fungsi tubulus menghasilkan eliminasi yang lebih panjang dalam pengobatan.
3. Aminoglikosida, sefalosporin, penisillin memiliki interval dosis yang lebih lama.
Prinsip farmakokinetika :
1. Kesetimbangan (steady state)
Jumlah obat yang diberikan setara dengan yang dieliminasi dengan satu dosis.
2. Waktu Paruh
Waktu yang dibutuhkan obat agar konsentrasinya tinggal setengah di dalam tubuh.
3. Loading Dose
Dosis awal yang dibutuhkan guna tercapainya konsentrasi obat yang diinginkan di
dalam darah dan kemudian untuk selanjutnya dengan dosis perawatan.
Model Farmakokinetik
a. Model farmakokinetik linier
Parameter farmakokinetik tidak berubah dengan peningkatan dosis atau pada
pemberian berulang
b. Model farmakokinetik nonlinier
Perubahan parameter farmakokinetik dapat terjadi akibat perubahan enzimatis pada
proses adsorpsi, distribusi, atau eliminasi obat, yang menyebabkan terbentuknya
sistem jenuh (penjenuhan)
Michaelis- menten kinetik
Merupakan sebuah plot antara kecepatan reaksi (V0) dengan konsentrasi substrat (S)
Pasien kondisi khusus :
1. Gangguan Ginjal
Metabolisme hati sama, volume distribusi meningkat, perpanjangan eliminasi sama =
interval dosis ditingkatkan.
2. Gangguan Hati
Eliminasi di ginjal sama, volume distribusi meningkat/ sama, metabolisme enzim
melambat = dosis diturunkan, interval dosis ditingkatkan.
3. Pasien Fibrosis Sistik
Metabolisme dan eliminasi meningkat, volume distribusi meluas / besar = dosis
ditingkatkan, interval dosis diturunkan.
Farmakodinamik
Efek obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja
obat tersebut didalam tubuh.
- Obat yang digunakan harus aman
- Mekanisme kerja obat (interaksi reseptor obat)
- Efikasi
AKSI OBAT
- Kebanyakan obat berikatan dengan reseptor selular, dapat menyebabkan reaksi
biokimia. Aksi terjadi ketika obat berikatan dengan reseptor.
RESEPTOR
- Reseptor adalah setiap molekul target yang harus diikat oleh obat supaya obat tersebut
dapat menghasilkan efeknya yang spesifik atau dengan kata lain reseptor adalah
tempat kerja obat (site of action).
- Jenis Ligan
a. Agonis Penuh
Bila obat tersebut dapat menimbulkan respon maksimal walaupun tidak semua
reseptor diduduki, karena agonis penuh memiliki efikasi yang tinggi.
b. Antagonis
Bila obat tidak menimbulkan efek apa-apa karena efikasi antagonis adalah NOL dan
hanya mempunyai afinitas kepada reseptor saja.
c. Agonis Parsial
bila obat memiliki efikasi yang rendah dan memiliki sifat-sifat yang terletak diantara
agonis penuh dan antagonis. Obat-obat yang memiliki efikasi rendah dapat
menghasilkan suatu respon yang kurang dari maksimal walaupun hampir semua
reseptor diikatnya.
Konsentrasi efektif (ED50) adalah konsentrasi obat yang menginduksi efek klinis spesifik
dalam 50% subjek.
Dosis letal (LD50) adalah konsentrasi obat yang menyebabkan kematian pada 50%
subjek.