resume 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

resume 3

Citation preview

RESUME BLOK II

SKENARIO 3PELAYANAN DOKTER KELUARGA

Oleh:

KELOMPOK B

1. Fiqnanda Ichfal Rizal

(082010101003)

2. Fibiaka Algebri Budiarto (082010101004)

3. Ica Purnamasari

(082010101011)

4. Deti Rosalina

(082010101018)

5. Dian Ayu Indrianingsih

(082010101024)

6. Anggun Dwi Atika Sari

(082010101029)

7. Galang Rizky Mazaya

(082010101030)

8. Raras Silvia Gama

(082010101038)

9. Fina Aprilisa

(082010101044)

10. Ninditha Retno Pradani (082010101049)

11. Bagus Lukman Hakim

(082010101050)

12. Indri Noor Hidayati

(082010101058)

13. Sastra Wira P.

(082010101063)

14. Nora Damayanti

(082010101068)

15. Fredo Tamara

(082010101074)

16. Wendy Yuhardika M.P. (082010101077)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2008

SKENARIO 3PELAYANAN DOKTER KELUARGASeorang pasien, Pak Widodo umur 50 tahun sejak tiga hari yang lalu menderita nyeri pada perut kiri atas seperti di tusuk-tusuk jarum. Gejala ini disertai dengan keluhan pusing dan mual. Pak Widodo pergi ke dokter ahli gastrohepatologi atas anjuran teman kerjanya. Dokter itu menyatakan bahwa Pak Widodo menderita tukak lambung. Oleh dokter diberi obat tetapi setelah obat habis, keluhan perutnya kambuh lagi. Hal ini berlangsung sampai tiga kali kunjungan.

Sebelumnya, sejak satu bulan terakhir, Pak Widodo sering gelisah tanpa alas an yang jelas, sulit mulai tidur, dan jika tidur pun tidak lama, kadang hanya satu jam. Untuk mengatasi keluhan yang ini, Pak Widodo pergi ke ahli jiwa dan dokter menyatakan Pak Widodo menderita serangan panic. Oleh dokter diberi obat penenang.Sebenarnya kedua keluhan ini berganti-ganti sejak dua tahun yang lalu tetapi Pak Widodo baru memeriksakan ke dokter saat ini. Suatu saat Pak Widodo pergi ke klinik, yang oleh rekannya disitu dikatakan ada dokter keluaga yang barangkali bisa mengatasi masalahnya. Dokter di klinik ini, dr. Ukasah, melakukan wawancara dengan Pak Widodo dengan pembicaraan seputar penyakitnya, gejala-gejala yang dia alami, sampai berbagai masalah yang dihadapinya di keluarga. Dokter Ukas memberikan beberapa obat untuk penyakitnya dan menyarankan datang ke klinik lagi suatu saat untuk melakukan wawancara dan konsultasi lebih jauh.1. KLARIFIKASI ISTILAH1. Pelayanan Dokter Keluarga : Pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit,dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur,jenis kelamin,serta organ tubuh.

2. Gastrohepatologi : Ilmu yang mempelajari tentang gaster dan hepar

3. Tukak Lambung : Luka pada lambung atau duodenum yang disebabkan karena produksi asam lambung yang tinggi dan iritasi dari bakteri Helicobacter pylori

4. Serangan Panik : Perasaan terror yang datang menyerang secara tiba-tiba tanpa peringatan

5. Dokter Keluarga : Dokter yang memberikan layanan kesehatan yang berorientasi pada komunitas dengan titik berat pada keluarga,dalam hal ini tidak memandang penderita sebagai individu sakit,tetapi bagian dari keluarga.Tidak pasif tapi aktif mengunjungi penderita (IDI 1982)

6. Klinik : Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu,biasanya dijalankan oleh LSM atau dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi yang biasanya hanya menerima rawat jalan

7. Ahli Jiwa : Orang yang ahli dalam menganalisis dan mengobati masalah kejiwaan atau psikologis seseorang

2. PERMASALAHAN

1. DOKTER KELUARGA

1.1 Definisi

1.2 Sejarah

1.3 Alasan Keluarga Dijadikan Objek Dokter Keluarga1.4 Ruang Lingkup

1.5 Perkembangan

1.6 Tugas

1.7 Wewenang

1.8 Manfaat

1.9 Karakteristik

1.10 Syarat

1.11 Performa

1.12 Faktor-faktor Pengthambat

2. PELAYANAN DOKTER KELUARGA

2.1 Definisi

2.2 Kedudukan

2.3 Tujuan

2.4 Prinsip-prinsip

2.5 Batasan3. PERBEDAAN DOKTER UMUM, DOKTER SPESIALIS, dan DOKTER KELUARGA

4. PERBEDAAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA di INDONESIA dan di NEGARA LAIN5. PRAKTEK DOKTER KELUARGA3. ANALISIS MASALAH1. DOKTER KELUARGA1.1 Definisi

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinyu, menutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi keterampilan dan keilmuan yang mapan.

1.2 Sejarah

Pelayanan dokter keluarga yang memusatkan perhatian pada permasalahan-permasalahan kesehatan keluarga secara keseluruhan, sebenarnya merupakan ungkapan yang telah lama diucapkan oleh Sommers dan Sommers (1970).

Perkembangan spesialisasi dan subspesialisasi amat cepat dengan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan kedokteran dan teknologi kedokteran. Perkembangan seperti ini selain mendatangkan banyak manfaat, yaitu semakin meningkatnya mutu pelayanan kesehatan yang ditandai dengan turunnya angka kesakitan, angka cacat, dan angka kematian; ternyata juga mendatangkan banyak masalah. Salah satu dari masalah yang dianggap cukup penting adalah semakin berkurangnya minat dokter menyelenggarakan pelayanan dokter umum. Robert Haggerty (1963) menyatakan bahwa penyebab semakin berkurangnya pelayanan dokter umum ini sebagai berikut:

a. Komisi penerimaan mahasiswa baru terdiri dari dokter spesialis, yang lebih mengutamakan calon mahasiswa yang lebih berorientasi pada keilmuan,

b. Tidak adanya bagian dokter keluarga di fakultas kedokteran,

c. Terbatasnya fasilitas yang berafiliasi dengan fakultas kedokteran yang dapat dipakai untuk menyelenggarakan pendidikan dokter keluarga,

d. Semakin meningkatnya proporsi mahasiswa yang langsung mengikuti pendidikan dokter spesialis,

e. Perhatian terhadap dokter spesialis lebih baik daripada dokter umum, misalnya pada wajib militer dan asuransi kesehatan,

f. Status dokter umum di rumah sakit lebih rendah daripada dokter spesialis serta jam kerja lebih lama daripada dokter spesialis.

Akibat berkurangnya jumlah dokter umum sedangkan pelayanan dokter spesialis makin hari makin bertambah timbul masalah diantaranya:

a. Subsistem pelayanan kesehatan terkotak-kotak,

b. Subsistem pembiayaan kesehatan semakin mahal.

Adanya keadaan seperti itu jalan keluar yang dapat diajukan antara lain:

a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dokter umum sehingga dapat mengejar berbagai ketinggalan yang dimilikinya,

b. Menggantikan dokter umum dengan dokter keluarga yang didik secara khusus,

c. Melatih semua dokter (termasuk dokter spesialis) dalam filosofi dan teknik pelayanan kesehatan yang menyeluruh,

d. Menciptakan keadaan lingkungan yang dapat memacu terselenggaranya pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu.

Adapun jalan keluar lainnya:

a. Jalan keluar pertama di Amerika Serikat (The American academy of General Practice tahun 1947),

b. 1959, The American Medical Association menyusun suatu rancangan pendidikan khusus yang lebih formal,

c. 1969, Rancangan yang dibentuk The American Medical Association disahkan dimana dokter keluarga sama dengan dokter spesialis,

Di Indonesia:

a. 1981, Kelompok study dokter keluarga,

b. 1990, Kongres ke-2 di Bogor Kolese Dokter keluarga Indonesia,

Meskipun pada tahun 1988, Kolese Dokter keluarga Indonesia telah menjadi anggota IDI, namun pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun pemerintah.

Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama di tingkat Internasional di tahun 1972 didirikan organisasi internasional dokter keluarga, dikenal dengan nama WONCA. Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter keluarga Indonesia.

1.3 Alasan Keluarga Dijadikan Objek Dokter Keluarga

Menurut Ruth B. Freeman, alasan keluarga dijadikan objek dokter keluarga adalah sebagai berikut :a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat,

b. Keluarga merupakan suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan, memperbaiki masalha-masalah kesehatan dalam kelompoknya,

c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, apabila satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya,

d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai pasien, keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara para anggota,

e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.

Pengaruh keluarga terhadap masyarakat menurut Mc Whinney adalah :

a. Penyakit keturunan,

b. Perkembangan bayi dan anak,

c. Penyebaran penyakit,

d. Pola penyakit dan kematian,

e. Proses penyembuhan penyakit.

1.4 Ruang Lingkup

Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap.

Diselenggarakan secara komprehensif, kontinyu, integrative, holistic, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya.

Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilih jenis kelamin, usia dan factor-faktor lainnya.

Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :

1. Kegiatan yang dilaksanakan

Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services).

Karakteristik cmc :

- jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat.

- Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu).

- Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.- Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial (secara holistik).

2. Sasaran Pelayanan

Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga.

1.5 Perkembangan

Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa "family medicine" selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan "community medicine" karena kedekatannya. Akan masih diperlukan waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari system pendidikan kedokteran uini yaknio dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang mempunyai wawasan kedokeran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan.Sementara itu bagi dokter umum lulisan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di masyarakat, untuk endapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluarga harus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan berkesinambungan.Dalam beberapa tahun berakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan.Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI/ KDKI-FK-Depkes)1.6 Tugas

1) Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,

2) Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,

3) Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit,

4) Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,

5) Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,

6) Menangani penyakit akut dan kronik,

7) Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS,

8) Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,

9) Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,

10) Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,

11) Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,

12) Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,

13) Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.1.7 Wewenang

1) Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,

2) Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,

3) Melaksanakan tindak pencegahan penyakit (preventif),

4) Memgobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,

5) Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,

6) Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer,

7) Melakukan perawatan sementara,

8) Menerbitkan surat keterangan medis,

9) Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap,

10) Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.1.8 Manfaat

a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.

b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan.

c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.

d. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya.

e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.

f. Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.

g. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.

h. Akan dapat dicegah pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih yang memberatkan biaya kesehatan.1.9 Karakteristik

Lynn P. Carmichael (1973) Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan

Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat

Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya

Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit

Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan penyakit

Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)

Pelayanan responsif dan bertanggung jawab

Pelayanan primer dan lanjut

Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi

Memandang pasien dan keluarga

Melayani secara maksimalIDI (1982)

Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat

Pelayanan menyeluruh dan maksimal

Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan

Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya1.10 SyaratDokter praktik umum dapat memperoleh gelar dokter keluarga melalui program konversi yang dilakukan secara terprogram dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) dibawah supervisi KIKKI (Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia). Pada proses konfersi ini terdapat 2 kemungkinan :

Seorang dokter umum langsung memperoleh gelar dokter keluarga.

Harus melengkapi sejumlah angka kredit untuk memperoleh gelar Dokter Keluarga melalui penataran terstruktur yang diselenggarakan oleh PDKI atau institusi yang diakreditasi oleh KIKKI.Adapun program konversi dari doter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :

Paket A: Pengenalan konsep kedokteran keluarga.

Paket B: Manajemen pelayanan kedokteran keluarga.

Paket C: Ketrampilan klinik praktis.

Paket D: Pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan umur.

1.11 Performa

Dengan menerapkan seluruh prinsip kedokteran keluarga, maka dokter di klinik yang bersangkutan akan mencapai standar WHO-WONCA yaitu menjadi five star doctor. Inilah yang disebut sebagai performa DPU/DK yang merupakan harapan masyarakat pada umumnya, yaitu sebagai:

a. Care provider : seorang dokter yang mempertimbangkan aspek holistik pasien sebagai bagian dari keluarga, melayani dengan kualitas tinggi, komperhensif, dan personalized care dengan membantu hubungan saling percaya.

b. Decision maker : pembuat keputusan yang terbaik dengan pertimbangan keilmiahan, perawatan, harapan-harapan pasien, biaya, dan etik.c. Communicator : mampu mempromosikan gaya hidup sehat melalui penjelasan yang efektif dan tepat.

d. Community leader : dapat dipercaya dengan siapapun dia bekerja dan dapat memberikan nasihat.

e. Manager : bekerja secara seimbang.1.12 Faktor-faktor Penghambat

Praktek dokter keluarga di Indonesia berlangsung masih dalam tahap awal.Bila dibandingkan dengan negara lain,Indonesia ketinggalan.Beberapa factor yang menghambat perkembangan dokter keluarga di Indonesia adalah karena:

1. Peraturan Pemerintah : yang masih menjalankan fee for service system

2. Kesehatan Konsumen : banyak pasien yang senang langsung mengunjungi dokter spesialis.

3. Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh dokter keluarga di Indonesia masih terbatas.

4. Dokter keluarga di Indonesia adalah primary health care doctor sehingga yang melaksanakan adalah dokter umum bukan dokter spesialis.

5. Dari sudut pemerintah sebagai perumus kebijakan yaitu maksudnya belum adanya peraturan perundang-undangan tentang pelayanan dokter keluarga serta belum mantapnya pendidikan dokter keluarga dalam kurikulum serta system pendidikan dokter di Indonesia.

6. Dari sudut dokter sebagai penyedia jasa pelayanan : belum terdapatnya kata sepakat tentang pelayanan dokter keluarga tersebut maksudnya apakah pelayanan dokter keluarga merupakan pelayanan spesialisasi atau hanya sekedar pendekatan saja.dan masalah lain yang ditemukan dari sudut dokter sebagai penyedia jasa layanan ialah belum sesuainya pengetahuan,sikap dan perilaku dokter dengan konsep dan prinsip-pronsip pelayanan dokter keluarga.

7. Dari sudut masyarakat sebagai pemakaian jasa.

2. PELAYANAN DOKTER KELUARGA

2.1 Definisi

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien juga tidak boleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu.

2.2 Kedudukan

Pelayanan dokter keluarga yang sama dengan pelayanan dokter umum

Pelayanan dokter keluarga adalah semua pelayanan dokter spesialis ( Sp DK)

Pelayanan dokter keluarga tidak sama dengan pelayanan dokter umum, tetapi antara keduanya terdapat kesamaaan

Pelayanan Dokter Keluarga di Indonesia bukan pelayanan dokter spesialis, tetapi merupakan pelayanan Dokter Umum Plus.

2.3 Tujuan

Skala kecil:

1. Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga

2. Mewujudkan keluarga sehat sejahtera

Skala besar:

Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia

2.4 Prinsip-prinsip1. Komprehensif dan holistik Memberikan pelayanan secara paripurna berarti melakukan pemeriksaan secara keseluruhan dengan menimbang rasionalitas dan mafaatnya bagi pasien. Sebagai contoh misalnya, seorang yang sakit kepala, pada awalnya mungkin saja hanya diberi parasetamol atau analgetik lainnya. Jika sakit kepala berulang-ulang, harus digali sejauh mungkin berbagai kemungkinan penyebabnya, dan bila dipandang perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis penyebabnya. Tentu saja, rujukan harus dilakukan jika memang diperlukan, sekalipun pasien ybs tidak memintanya. Selain itu, ancangan holistik harus dilakukan juga agar terasa lebih manusiawi. Dokter keluarga lebih mempertimbangkan siapa yang sakit daripada sekedar penyakit yang disandang 2. Pelayanan kontak pertama dan kesinambungannya

Sebagai dokter layanan primer, DK merupakan tempat kontak pertama dengan pasien, tanpa mamandang jenis kelamin, usia, keluhan utamanya atau sistem organ yang terganggu. Sebenarnya 85% masalah kesehatan dapat diselesaikan di layanan primer jika kinerja DPU/DK dapat diandalkan. Oleh karena itu yang memerlukan rujukan ke rumah sakit seharusnya hanya 15%. Jelaslah kiranya kinerja seperti apa yang harus diwujudkan oleh para DPU/DK agar dapat menyelesaikan 85% masalah yang dihadapinya.

Dokter keluarga merupakan ujung tombak pelayanan medis tempat kontak pertama dengan pasien untuk selanjutnya harus menjaga kontinuitas pelayanan dalam arti, pemantauan kepada pasien dilakukan secara terus-menerus mengunakan rekam medis yang akurat dan sistem rujukan yang terkendali.Untuk menunjang kesinambungan pelayanan, klinik harus dilengkapi dengan rekam medis yang memadai dan sarana komunikasi yang handal sehingga dokter dapat dihubungi sewaktu-waktu diperlukan. Demikian pula, jangan lupa membuat surat rujuk pindah jika ada pasien yang hendak pindah tempat tinggal misalnya pindah kota atau pindah klinik. Dalam surat rujuk pindah itu harus dilengkapi dengan data kesehatan yang penting, dengan data tambahan data yang diperlukan. Boleh dikatakan pemantauan pada setiap pasien dilakukan mulai dari konsepsi sampai mati. 3. Pelayanan promotif dan preventif

Dokter Keluarga harus berusaha meningkatkan taraf kesehatan setiap pasien yang menjadi tanggung-jawabnya. Bagaimanapun dokter keluarga harus berupaya menerapkan seluruh tingkat pencegahan. Dengan demikian ia harus memberikan ceramah kesehatan dan vaksinasi, menyelengarakan KB dan KIA dan bahkan acara senam pagi secara rutin. Selain itu DK harus cepat dan tepat membuat diagnosis penyakit dan mengobatinya. 4. Pelayanan koordinatif dan kolaboratif

Koordinasi ini dilakukan ketika pasien memerlukan beberapa konsultasi spesialistis atau pemeriksaan penunjang dalam waktu yang bersamaan. Selain itu koordinasi pun dilakukan dengan keluarga dan lingkungannya guna meningkatkan efisiensi pengobatan.

Pelayanan kolaboratif artinya bekerja sama juga dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, guna mengefektifkan dan mengefisienkan pelayanan. Misalnya, bekerjasama dengan labotarotium untuk memantau pasien dengan dugaan DHF tetapi belum perlu dirawat. Untuk kasus seperti ini pihak laboratorium diminta untuk memantau perubahan indikator perkembangan penyakit dan segera melaporkan hasilnya sehinga pasien dapat istirahat di rumah tanpa bolak-balik ke klinik. Dokter keluarga bukan hanya mempertimbangkan segi medis tetapi juga ekonomi, sosial dan budaya sehingga sering perlu melibatkan atau kerjasama dengan berbagai pihak. 5. Pelayanan personal.

Titik tolak pelayanan DK adalah pelayanan personal seorang individu sebagai bagian integral dari keluarganya. Seorang individu, sekalipun menjadi bagian dari sebuah keluarga, dibenarkan mempunyai DK sendiri yang mungkin dapat berbeda atau sama dengan anggota keluarga yang lain. 6. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya.

Dalam mengobati pasien, DK tidak boleh lupa bahwa pasien merupakan bagian integral dari keluarga dan komunitasnya. Kesembuhan penyakit sangat dipengaruhi lingkungannya dan sebaliknya penyakit pasien dapat mempengaruhi lingkungannya juga

7. Sadar etika dan hukum

Sadar etika dalam praktiknya diwujudkan dalam perilaku dokter dalam menghadapi pasiennya tanda memandang status sosial, jenis kelamin, jenis penyakit, ataupun sistem oragn ayng sakit. Semua dalah pasiennya dan harus dilayani secara profesional. Demikian pula dengan sadar hukum, sangat dekat dengan perilaku dokter untuk tetap bekerja dalam batas-batas kewenanangan dan selalau mentaati kewajiban yang digariskan oleh hukum yang berolaku di daerah tempat praktiknya. 8. Sadar biaya

Yang tidak kalah pentingnya adalah sadar biaya yang juga sebenarnya menyangkut perilaku DK dalam pertimbangkan cost effectiveness dari biaya yang dikeluarkan oleh pasien. Dengan kata lain biaya harus menjadi pertimbangan akan tetapi tidak boleh menurunkan mutu pelayanan. 9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan.

Sebenanrya yang diaudit mencakup selurut strata pelayanan kesehatan bukan hanya layanan DK. Kenyataannya sampai sekarang audit medis masih jauh dari harapan terutamna di Indonesia. Namun demikian praktik DK harus memulai mempersiapkan diri untuk sewaktu-waktu dapat diaudit oleh pihak yang berwenang. Audit medis ini merupakan upaya peningkaan kualitas pelayanan dan sala sekali bukan upaya untuk memata-matai praktik dokter.

Sepanjang DK bekerja sesuai dengan SOP yang diberlakukan audit medis tidak akan membawa dampat negative bahkan meningkatkan kredibilitas. Kredibilitas itu akan semakin meningkat jika setiap langkah yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam hal ini penerapan evidence based medicine menjadi jalan terbaik untuk mewujudkan pelayanan yang akuntabel atau dapat dipertanggungjawabkan. 2.5 BatasanJika menyebut pelayanan kedokteran menyeluruh banyak batasan yang

pernah dirumuskan. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:

1. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah mobilisasi semua sumber daya yang diperlukan untuk melayani kesehatan penderita ( Lee, 1961 ).

2. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang dalam melakukan pendekatan kepada pasien selalu berorientasi kepada keluarga, serta dengan bekerja sama dalam tim, menyelenggarakan dengan tata cara mutahir, pelayanan kedokteran terbaik yang tersedia (Ferrara, 1968).3. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang tidak mengenal batas-batas yang tegas antara keadaan sehat dengan keadaan sakit, melainkan pelayanan yang diselenggarakan pada setiap keadaan kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pasien (Goldston,1956).

4. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah integrasi dari pelayanan peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan yang diselenggarakan secara terpadu untuk memenuhi kebutuhan kesehatan perseorangan atau keluarga secara keseluruhan (Bodenheimer, 1969).

5. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah totalitas dari semua pelayanan kesehatan yang diingikan, yakni pelayanan peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis, penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan (somers dan Somers, 1974).

6. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pendekatan total yang dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasiennya, yang tujuannya bukan untuk memastikan kelainan organik serta pengobatan, melainkan menyelesaikan masalah emosional pasien, masalah keluarga serta totalitas lingkungan sosio ekonomis pasien (Somers dan Somers, 1974).

Jika diperhatikan keenam batasan diatas segera terlihat bahwa meskipun rumusannya agak berbeda, tetapi prinsip pokok yang terkandung di dalamnya hampir sama. Prinsip pokok pelayanan kedokteran menyeluruh pada dasarnya adalah pelayanan yang lengkap. Baik jika ditinjau dari sudut penyelenggara pelayanan (menerapkan semua tata cara pelayanan yang dikenal), maupun jika ditinjau dari sudut pasien sebagai pemakai jasa pelayanan (memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari anggota keluarga).

3. PERBEDAAN DOKTER UMUM, DOKTER SPESIALIS, dan DOKTER KELUARGAa. Dokter Keluarga

Lulusan FK dengan pendidikan tambahan

Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan tertentu sesuai dengan cirri-ciri pelayanan dokter keluarga

Menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan

Menguasai 5 disiplin ilmu kedokteran: ilmu kedokteran jiwa, ilmu kesehatan anak, ilmu penyakit dalam, ilmu kebidanan dan kandungan, dan ilmu bedah

b. Dokter Umum

Lulusan FK tanpa pendidikan tambahan

Mengutamakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif

Menangani masalah-masalah kesehatan secara luas namun tidak mendalam

Memberi layanan kesehatan tingkat primer

c. Dokter Spesialis

Memberi pelayanan kesehatan tingkat skunder

Merupakan tujuan rujukan dokter keluarga dan dokter umum

Menguasai masalah kesehatan dari organ tubuh tertentu secara mendalam yang menjadi spesialisasinya

Merupakan sumber konsultasi dokter keluarga dan dokter umum4. PERBEDAAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA di INDONESIA dan di NEGARA LAIN Di Indonesia : Dokter keluarga adalah dokter umum yang menempuh pendidikan sebagai dokter keluarga dan menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga.

Di Inggris : Dokter keluarga(DK) sama dengan dokter umum (DU).

Di Amerika Serikat : Dokter keluarga sama dengan dokter spesialis (Dsp), dimana dokter umum harus menempuh pendidikan tambahan selama tiga tahun untuk dapat dianggap sebagai dokter spesialis umum.

Di beberapa negara lain : Dokter keluarga tidak sama dengan dokter umum, tetapi diantara keduanya banyak kesamaan.

5. PRAKTEK DOKTER KELUARGATerlepas dari masih ditemukannya perbedaan pendapat tentang kedudukan dan peranan dokter keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan, pada saat ini telah ditemukan banyak bentuk praktek dokter keluarga. Bentuk praktek dokter keluarga yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :

1. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital based)Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan nama bagian dokter keluarga (departement of family medicine), semua pasien baru yang berkunjung ke rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistis, baru kemudian dirujuk kebagian lain yang ada dirumah sakit.2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic)Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua, merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit (satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai banyak didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga penghasilan rumah sakit.Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu klinik mandiri atau hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik dokter keluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit.Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat sendiri atau dirujuk ke rumah sakit kerja sama tersebut. Klinik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice) atau bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik dokter keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter keluarga.Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu system manajernen yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga tersebut secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Untuk kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola oleh satu sistem manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek berkelompok ini yang dipilih, akan diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) :

a. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu

Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar menukar pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena waktu praktek dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk menambah pengetahuan dan keterampilan.Kesemuanya ini, ditambah dengan adanya kerjasama tim (team work) disatu pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien di pihak lain, menyebabkan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu.

b. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau

Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dan non medis dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu, karena pendapatan dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan lebih terjamin. Keadaan yang seperti ini akan mengurangi kecenderungan penyelenggara pelayanan yang berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil dilaksanakan, pada gilirannya akan menghasilkan pelayanan dokter keluarga yang lebih terjangkau.

3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family practice)Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga ini sama dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik dokter keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, rnenerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yang diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedaka pula atas dua macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok (group practice).4. TUJUAN BELAJAR

1. Mengetahui seluk-beluk dokter keluarga

2. Mempelajari dan mengetahui pelayanan dokter keluarga3. Mengidentifikasi perbedaan dokter umum, dokter spesialis, dan dokter keluarga4. Mengidentifikasi perbedaan antara dokter keluarga di Indonesia dan di Negara lain

5. Mengetahui dan mempelajari praktik dokter keluarga

5. KESIMPULAN

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan yang berbeda tidak ada upaya lain yang dapat dilakukan, kecuali berupaya menyediakan serta menyelenggarakn berbagai jenis pelayanan kedokteran yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kesehatan setiap anggota keluarga tersebut. Pelayanan kedokteran yang seperti ini, mencakup berbagai jenis pelayanan kedokteran, populer dengan sebutan pelayanan kedokteran menyeluruh.