resume 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

resume 4

Citation preview

RESUME BLOK II

SKENARIO 4MASALAH KESEHATAN AGROINDUSTRI

Oleh:

KELOMPOK B

1. Fiqnanda Ichfal Rizal

(082010101003)

2. Fibiaka Algebri Budiarto (082010101004)

3. Ica Purnamasari

(082010101011)

4. Deti Rosalina

(082010101018)

5. Dian Ayu Indrianingsih

(082010101024)

6. Anggun Dwi Atika Sari

(082010101029)

7. Galang Rizky Mazaya

(082010101030)

8. Raras Silvia Gama

(082010101038)

9. Fina Aprilisa

(082010101044)

10. Ninditha Retno Pradani (082010101049)

11. Bagus Lukman Hakim

(082010101050)

12. Indri Noor Hidayati

(082010101058)

13. Sastra Wira P.

(082010101063)

14. Nora Damayanti

(082010101068)

15. Fredo Tamara

(082010101074)

16. Wendy Yuhardika M.P. (082010101077)FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2008SKENARIO 4MASALAH KESEHATAN AGROINDUSTRI

Puskesmas Kencong kedatangan seorang pasien, Bapak Wijoyo, 45 tahun, dengan keluhan sesak napas, pusing, mual-mual dan muntah sebanyak 3 kali. Keluhan ini dirasakan mulai 4 jam yang lalu. Sebelumnya Pak Wijoyo sedang bekerja di ladang jagung. Pada waktu itu Pak Wijoyo sedang menyemprot insektisida di ladangnya. Sebenarnya Pak Wijoyo sudah menderita keluhan ini sejak 2 tahun terakhir ini, tetapi karena keluhan tidak begitu mengganggu maka Pak Wijoyo mendiamkan saja, barangkali hanyamasuk angin biasa karena kelelahan bekerja di ladang. Di desanya, Kencong, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Padi merupakan hasil pertanian utama di samping jagung, tembakau, kedelai, kacang panjang dan lain-lain. Menurut Pak Wijoyo, petani-petani lain juga sering mengalami keluhan yang sama, tetapi tidak dirasa mengganggu sehingga tidak berobat ke puskesmas.

Dokter puskesmas yang memeriksa, dr Ubadah, menyatakan Pak Wijoyo menderita keracunan akut akibat kontaminasi polutan organofosfat yang terkandung pada insektisida yang digunakan. Mulai saat itu, dr Ubad sering melakukan upaya pencegahan melalui penyuluhan-penyuluhan mengenai akibat-akibat yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida dan mensosialisasikan penggunaan masker ketika bekerja di sawah atau di ladang. Dan saat itu juga dibentuk unit sebagai bagian kesehatan lingkungan (kesling) di puskesmasnya yang bertanggung jawab menangani masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan agroindustri. Akhirnya Puskesmas Kencong menjadi perintis pembentukan Unit Penanganan Masalah-masalah Kesehatan Agroindustri di wilayah Jember. Masalah kesehatan di lingkungan agroindustri tidak hanya terbatas pada masalah penggunaan pestisida tetapi meliputi masalah penyakit akibat kerja dalam lingkup kesehatan kerja, masalah air, masalah makanan, sampah, limbah, dan tidak ketinggalan masalah vector penyakit.1. KLARIFIKASI ISTILAH1. Agroindustri : - Industri di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.

Pengolahan dari bahan mentah menjadi barang jadi meliputi kegiatan pra usaha tani, produksi, dan panca usaha tani dan bertujuan meningkatkan nilai ekonomi.

Subsistem dari pengolahan, distribusi, dan konsumsi.

2. Organofosfat : polutan yang terdiri dari fosfat dan gugus karbon serta bersifat toksin. Contoh: Parathion.

3. Vektor Penyakit : makhluk hidup penyebar penyakit.

4. Kontaminasi : - suatu keadaan dimana terjadi pencemaran oleh bahan kimia sehingga terjadi kerusakan.

masuknya bahan asing dari luar sehingga mengubah fungsi dari asalnya.

5. Pestisida : - segala bahan yang digunakan petani mengusir hama atau merangsang mengatur tanaman juga mengendalikan hama.

- bentuk ditekankan pada aerosol.

6. Keracunan : kegagalan proses detoksifikasi oleh tubuh akibat masuknya racun yang timbul secara mendadak berhubungan dengan saluran pencernaan. Tediri dari keracunan akut dan keracunan kronis.

7. Polutan : Zat yang dapat menyebabkan pencemaran.

8. Insektisida : Bahan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga.

Limbah : - Sisa dari usaha kegiatan manusia (industri kecil, menengah, besar, dan rumah tangga) baik padat, cair, maupun gas yang dinilai tidak memiliki nilai ekonomi lagi.

2. PERMASALAHAN

1. KESEHATAN AGROINDUSTRI1.1 Definisi

1.2 Tujuan1.3 Manfaat1.4 Kendala1.5 Instansi yang terkait2. AGROINDUSTRI

2.1 Ciri-cri

2.2 Kegiatan

2.3 Sistem dan wawasan

2.4 Perilaku Masyarakat3. MASALAH KESEHATAN

3.1 Kesehatan Lingkungan

3.1.1 Definisi

3.1.2 Penyakit-penyakit yang timbul

3.2 Kesehatan Kerja3.2.1 Definisi3.2.2 Indikator3.2.3 Determinan3.2.4 Faktor Penyebab3.2.5 Penyakit yang terjadi3.2.6 Pelayanan Kesehatan

3.2.7 Penanggulangan

3. ANALISIS MASALAH1. KESEHATAN AGROINDUSTRI1.1 Definisi

Kegiatan agroindustri pada dasarnya merupakan kegiatan tindak lanjut dari usaha yang dilakukan dalam agribisnis dimana output dari agribisnis merupakan bahan baku bagi kegiatan agroindustri.1.2 Tujuan1. Agar dapat menjelaskan perilaku sakit pelaku agroindustri maka harus mengerti faktor fisik, sosial, mental yang menyebabkan kondisi sakit.

2. Menentukan faktor yang bertanggung jawab terhadap variasi penerimaan gejala penyakit yang mengikuti gejala-gejala ini dengan sakitnya dan reaksi terhadap penyakit dari para pelaku agroindustri.

1.3 ManfaatBanyak sekali manfaat herbal(sebagai hasil agroindustri) dalam bidang kesehatan baik untuk bidang pengobatan maupun untuk peningkatan kesehatan,namun seiring perkembangan teknologi maka masyarakat lebih memilih yang instant, oleh karena itu merupakan tugas masyarakat agroindustri untuk mengatasi persoalan ini. Seperti misalnya dalam konsumsi susu kedelai sekarang sudah bisa dikonsumsi secara instant melalui pembuatan bubuk kedelai. Teh yang mengandung oksidan tinggi juga diolah oleh masyarakat agroindustri. Dalam bidang pengobatan masyarakat sekarang juga lebih memilih yang terbuat dari herbal alami yang mengandung lebih sedikit resiko.1.4 Kendala1. pertama,masih dirasakan adanya produksi berbagai produk pertanian maka keberhasilan usaha peningkatan produksi telah menyebabkan kemungkinan terjadinya masalah surplus produksi masa sekarang dan masa yang akan datang dan indikasi tersebut menunjukkan bahwa pengolahan sisi penawaran dari produk pertanian masih membutuhkan perhatian yang cukup besar.

2. Kedua,peningkatan pendududuk di pedesaan telah mendorong terjadinya fragmentasi yang serius dalam kegiatan usaha pertanian dan hal ini juga merupakan tantangan yang besar karena dengan skala usaha yang kecil sulit dapat diharapkan kegiatan agroindustri berkembang secara efisien

3. Ketiga,perkembangan globalisasi perekonomian yang terus bergulir sehingga kegiatan ekonomi di desa-desa terintegrasi.

4. Keempat,yaitu adanya keterbatasan dalam ketersediaan sumber daya manusia terutama jiak dillihat dari tingkat keterampilan dan pengetahuan serta kemampuan wiraswasta.

5. Kelima,yaitu adanya keterbatasan teknologi yang secara khusus dikembangkan bagi kegiatan agroindustri khususnya bagi yang berskala kecil di pedesaan.

6. Keenam,yaitu infrastruktur dan kelembagaan yang sekrang dikembangkan belum memberikan tunjangan yang optimal bagi pengembangan agroindustri.

7. Ketujuh,masih terdapat kendala-kendala yang besifat sosial budaya bahkan politik yang dapat menyebabkan manfaat yang diperoleh dari pengembangan agroindustri tersebut akhirnya justru dirasakan oleh sasaran pengembangannya yaitu masyrakat pedesaan.

1.5 Instansi yang terkaitInstansi yang berhubungan dengan agroindustri antara lain :

1) departemen perindustrian dan perdagangan: kebijakan untuk mendukung kinerja komoditas industri unggulan

2) Departemen Pertambangan dan Energi.:usaha integral untuk meningkatkan industri petrokimia dan yang memiliki basis yang kuat berupa gas alam.

3) Departemen kesehatan :pengawasan dan perizinan makanan hasil olahan agroindustri

4) Dinas Pertanian Tanaman Pangan : pengawasan tanaman pangan hasil industri

5) Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi : pengawasan dan pengembangan penerapan teknologi bidang agroindustri

6) Dinas Pertanian dan Kehutanan, Departemen Perkebunan: pengawasan dan pengembangan bidang pertanian, kehutanan, dan perkebunan.

7) Pemerintah Kabupaten: Pengawasan dan pegembangan agroindustri, serta membantu menanggulangi masalah agroindustri

2. AGROINDUSTRI2.1 Ciri-ciria. Mempunyai kaitan input dan out put yang tinggi dengan industri-indusri lainnya.

b. mempunyai nilai tambah yang harus dihasilkan dan diterima oleh penduduk desa

c. Padat tenaga kerja

d. Produk yang dikembangkan tersebut dikonsumsi oleh penduduk desa dengan elastisitas permintaan yang tinggi.

2.2 Kegiatana. industri pegelolahan dari hasil pertanian dalam bentuk setengah jadi dan produk akhir seperti industri minyak kelapa sawit,industri pengolahan karet,industri pengalengan ikan

b. industri penanganan hasil pertanian segara,seperti industri pembekuan ikan,industri penanganan bunga segar

c. industri pengadaan sarana produksi pertanian seperti pupuk pestisida dan bibit

d. industri pengadaan alat-alat pertanian dan agroindustri lainnya seperti industri traktor pertanian,industri perontok,industri mesin pengolah minyak sawit dan sebagainya.

2.3 Sistem dan wawasan

a. Secara konsepsional sistem agroindustri dapat diartikan sebagai semua aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani dan agroindustri,yang saling terkait satu sama lain.dengan demikian sistem agroindustri atau agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai sub sistem yaitu:

1. sub sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi teknologi dan pengembangan sumber daya pertanian

2. sub sistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri

3. sub sistem budidaya atau usaha tani

4. sub sistem pemasaran hasil pertanian

5. sub sistem prasarana

6. sub sistem pembinaan

b. wawasan agroindustri atau agribisnis adalah cara pandang terhadapa pertaniansebagai lapangan usaha dan lapangan kerja yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan pasar dengan tujuan untuk meperoleh nilai tambah yang maksimal secara kompetitif.

2.4 Perilaku Masyarakat

a. Tidak bertindak apa-apa (no action)

b. Mengobati sendiri(self treatment)

c. Mengobati ke fasilitas tradisional (traditional remedy)

d. Mencari obat ke warung obat atau tanpa resep (chemist shop)

e. Mencari obat ke fasilitas pengobatan modern yang diadakan pemerintah atau swasta (balai pengobatan,puskesmas)

f. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh dokter praktek (private medicine)3. MASALAH KESEHATAN3.1 Kesehatan Lingkungan3.1.1 DefinisiMasalah kesesahatan lingkungan argroindustri secara umum: Masalah pestisida, masalah air, masalah limbah, masalah sampah, masalah makanan, dan masalah vektor penyakit.

a. Masalah Pestisida

Definisi

Pestisida adalah semua bahan yang digunakan untuk membunuh, mencegah, mengusir, mengubah hama dan atau bahan yang digunakan untuk perangsang, mengatur dan mengendalikan tumbuhan (PDKL).

Pestisida adalah substansi atau campuran substansi yang ditujukan untuk mencegah, menghancurkan, atau mengendalikan hama.

Jenis pestisida

Berdasarkan sasaran:

Rodentisida

Lima senyawa anorganik yang digunakan sebagai racun hewan pengerat (tikus) adalah seng fosfida, arsen trioksida, talium sulfat, fosforus, dan barium karbonat. Arsen trioksida dan fosforus yang berwarna merah tidak berbahaya, namun yang berwarna putih atau kuning sangat berbahaya bagi manusia sebab dapat merusak hati, ginjal, jantung, dan jaringan tubuh.

Insektisida

Merupakan senyawa kimia untuk membunuh serangga. Dibagi berdasarkan rumus bangunnya:

Organoklorin: senyawa insektisida yang mengandung ato karbon, klor, hydrogen, kadang juga terdapat oksigen. Contohnya DDT. Dapat menimbulkan keracunan akut (SSP) dan keracuanan kronis (karsinigenik, neurotoksik, dan porphyria).

Organofosfat: bersifat labil dan lebih toksik pada hewan bertulang belakang. Bahan aktif yang terkandung: Diazinon, fention, fenitrotion, fentoat, klorfiripus, kuinalfos, dan malation. Gejala keracunan: penglihatan kabur, mata berair, mulut berbusa, banyak berkeringat, air liur banyak yang keluar, dll. Organofosfat ini dapat menimbulkan keracunan akut dan keracunan kronik.

Keracuan akut: akibat inhibisi Acetil Cholinesterase (Ache) di dalam system saraf pusat. Bentuk gangguan keracunan akut: manifestasi muscarinik (mual dan muntah, aktivitas kelenjar keringat, ludah, dan air mata meningkat, meningkatnya aktivitas jantung, pernafasan dan saluran kencing. Ketajaman mata berkurang dan pin point pupil, sesak napas, kram otot, dan cyanosit) dan manifestasi susunan saraf pusat (rasa cemas, sakit kepala, kesukaran tidur, depresi, tremor, kejang, gangguan pernapasan, dan peredaran darah).

Keracunan kronis (karsinogenik, teratogenik, myopati, dan gangguan kejiwaan)

Karbamat: hampir sama dengan organofisfat baik dari aktivitasnya maupun dya racunnya. Contoh: Nilvar, Servicar, dan Dicarbam.

Herbisida

Senyawa kimia untuk membasmi gulma. Bahan yang banyak digunakan yaitu: arsenit trioksida, ammonium sulfarat, karbamat, borat, natrium klorat, arsenic, triazil, dan urazil.

Fungisida dan Bakterisida

Senyawa kimia untuk mengendalikan jamur pathogen dan mengendalikan bakteri/kuman lain pada tanaman. Bahan kimia yang terkandung: sulfur, cuprum, mercury, dan karbamat.

Nematisida

Dibagi menjadi 2 golongan yaitu fumigant dan non fumigant. Fumigant adalah cara pengendalian yang digunakan untuk membasmi cacing tanah dan jasad pengganggu lain di dalam tanah.

Zat Pengatur Tumbuhan

Termasuk pestisida karena mengatur pertumbuhan tanaman, pembuangan, dan pembuahan.

Defolian

Senyawa peluruh daun yang mempunyai sifat mempercepat luruhnya daun tumbuhan seperti pada kapas, kedelai, dan anggur.

Dampak negative pestisida terhadap lingkungan:

Merusak ekosistem mikroorganisme tanah

Merusak flora fauna langka

Menurunkan kualitas air, udara, dan tanah

Dampak positif penggunaan pestisida :

Meningkatkan produktivitas pertanian

Mengendalikan populasi hama dan gulma

Masuknya pestisida ke dalam tubuh manusia:

Melalui saluran makanan (ingesti)

Melalalui saluran pernapasan (inhealer)

Melalui kulit (inderma)

Keracunan

Usaha pencegahan keracunan pestisida

Supervisi medik

Pengetrapan labeling dan pengelolaan transportasi

Penyidikan kesehatan dan pelatihan

Pemakaian alat pelindung diri

b. Masalah air

Definisi

Inti dari permasalahan air pada masyarakat agroindustri adalah masalah penggunaan air bersih dan air minum. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan untuk dapat diminum setelah diolah melalui beberapa proses.

Syarat

Syarat fisik: tidak keruh, tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau.

Syarat bakterilogis: diukur dengan most probability number of coliform atau batas maksimal diperkenankannya bakteri coli pada air minum.

Syarat kimia: tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia ataupun mineral, terutaman zat kimia berbahaya (permenkes 416/1990)

Syarat radioaktivitas: perlu diperhatikan sinar alfa dan beta (permenkes 416/1990)

Pengolahan

Tidak semua air harus diolah tetapi hanya air-air tertentu saja yang perlu diolah. berikut beberapa cara pengolahan air:

safe water : air tanpa pengolahan. contoh: air hujan, air tanah, dan air bawah tanah yang belum tercemar.

clean water: hanya perlu desinfecsi. contoh: air permukaan jernih dengan mencoliform max 50 unit dan mengandung bakteri yang banyak.

Pencemaran air

Pencemaran air adalah suatu peristiwa masuknya zat ke dalam air yang mengakibatkan kualitas/mutu air tersebut menurun sehingga dapat mengganggu atau membahayakan kesehatan masyarakat (permenkes no. 173/Menkes/VII/77). Sumber pencemaran: domestic/rumah tangga, industri, pertanian dan perkebunan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran air: mikroorganisme. curah hujan, kecepatan aliran air, dan kualitas tanah.

Dampak pencemaran air

dampak pencemaran air karena mineral: kerusakan pada hati, ginjal, tulang, pancreas, dan kelenjar gondok.

karena mikrobiologi: tifoid oleh Salmonella Thyposac. Masalah limbah

definisi: sisa suatu usaha yang mengandung bahan berbahaya atau racun karena sifatnya atau konsentrasinya dapat mencemari lingkungan hidup. jenis limbah dari sumber spesifik (sisa produksi)

limbah dari sumber tidak spesifik (rumah tangga)

limbah dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, dan pembuangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. pengendalian pengumpulan

pemasangan label (lambing peringatan)

penyimpanan (terutama bagi limbah yang mudah meledak, pengoksidasi, dapat terbakar, beracun dan korosif)

pengangkutan pengolahanincinerator, pengolahan stabilisasi dan solidifikasi, penimbunan (perhatian lokasi, konstruksi) dampak efek akut : kerusakan SSP, system pencernaan, system kardiovaskuler, system pernapasan, pada kulit, dan kematian)

efek kronis: (karsinogenik/pendorong terjadinya kanker, mutagenic/mutasi sel tubuh, teratogenik/pendorong terjadinya cacat bawaan, kerusakan system reproduksid. Masalah sampah

definisi sampah: sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (American Public Health ASS). jenis: sampah organic dan anorganik (berdasar zat kimia), sampah mudah terbakar dan sukar terbakar, serta sampah mudah membusuk dan sukar membusuk. karakteristik garbage: sampah yang mudah busuk, lembab, dan mengandung air

rubbish: sampah rumah tangga

ashes/ debu

street sweeping: sampah di jalan

dead animal: bangkai

household refuse: campuran garbage, rubbish, dan ashes.

abandoned vehicles: bangkai kendaraan

demolition wastes/contractions waste: dari perombakan gedung

sewage solid: dari penyaringan air limbah

sampah yg memerlukan penanganan khusus, missal film bekas dan zat radioaktif pengolahan pengumpulan dan pengangkutan

pengolahan (pemadatan, pembakaran, cincang, dan pemisahan komponen)

tahap pembuangan akhir

dampak

aspek kesehatan: sampah menjadi tempat tinggal vektor penyakit.

aspek lingkungan: estetika lingkungan, penurunan kualitas udara, sampah mencemari air.

aspek social masyarakat: pengelolaan yang kurang baik mencerminkan status social masyarakat.e. Masalah makanan

Masalah makanan pada mayarakat agroindustri adalah tentang kebersihan makanan dari bahan baku sampai penyajiannya. cara pengolahan: pembersihan dan pemberian bahan sanitaiser (mereduksi mikroorganisme patogen).f. Masalah Vektor Penyakit

definisi vektor penyakit adalah serangga penyebar penyakit yang biasanya berupa Arthropoda. Vektor tersebut antara lain: nyamuk (Culex=filiarsis, Anopheles=malaria, Aedes=DB), Lalat (Musca Domestica=cholera), kutu (Pediculus=menularkan penyakit apa saja melalui darah), pinjal (Xenopsylla Ceopis= penyakit pest), tungau= penyakit Rickettsiosis. pemberantasan membuat mandul pejantan vektor

trapping/perangkap

umpan beracun pengendalian pengendalian kimiawi=pestisida

pengendalian vektor terpadu= menanggulangi habitat, usia hidup, dan kemungkinan terinfeksinya vektor pada manusia.

pengendalian rekayasa=modifikasi lingkungan, contoh membuat pintu selokan.3.1.2 Penyakit-penyakit yang timbula. Kolera adalah penyakit saluran cerna yang ditularkan lewat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.penularannya dapat langsung atau tak lansung melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh kuman vibrio cholerae

b. Typus perut adalah penyakit saluran cerna yang ditularkan melalaui makanan dan minuman

c. Diare adalah penyakit saluran cerna yang ditandai oleh berak-berak encer dengan atau tanpa darah dan muntah-muntah.penyakit tersebut disebabkan oleh kerusakan organic saluran cerna baik karena serangan kuman penyakit maupun karena keracunan akibat pencemaran makanan oleh kuman atau bahan tertentu.

d. Leptospirosis adalah penyakit yang juga disebarkan lewat tampungan air hujan yang telah tercemar kemi tikus ataupun kemi penderita karier penyakit ini

e. Malaria dan demam berdarah adalah penyakit yang disebarkan oleh nyamuk yang berkembang biak diselokan/saluran air/wadah penyimpanan air

f. TBC adalah penyakit yang berkembang pada pemukiman yang padat dengan pertukaran udara yang tidak memadai,penyakit ini seringkali menyerang anak dan remaja.3.2 Kesehatan Kerja3.2.1 DefinisiKesehatan kerja adalah merupakan aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu tempat kerja (pertusahaan, pabrik, kantor, dsb) dan menjadi pasien dari kesehatan kerja adalah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut.ciri pokoknya adalah upaya preventif, dan promotif.

3.2.2 Indikatora. Angka kesakitan dan kematian menurun

b. Angka kecelakaan kerja menurun

c. Angka absensi pekerja menurun

d. Angka produktifitas meningkat

e. Turn over rate menurun

3.2.3 DeterminanDeterminan kesehatan kerja mencakup 3 faktor utama, yakni:

a. Beban Kerja

Setiap pekerjaan apa pun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, hal itu merupakan beban bagi yang melakukannya. Dengan sendirinya beban ini dapat berupa beban fisik, mental, ataupun beban social sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku. Masing-masing orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja ini. Namun secara umum setiap orang sebenarnya mampu memikul beban dalam batas tertentu. Oleh sebab itu penempatan seorang pekerja seharusnya setepat sesuai beban optimum yang sanggup dilakukan.

Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan atau pekerja dengan cara merencanakan atau mendesain suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja. Misalnya alat untuk mengangkat barang yang berat diciptakan gerobak, untuk mempercepat pekerjaan tulis menulis diciptakan mesin ketik, dsb.

b. Beban Tambahan

Di samping beban kerja yang harus dipikul oleh pekerja atau karyawan, pekerja sering memikul beban tambahan yang berupa kondisi yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan. Disebut beban tambahan karena lingkungan tersebut mengganggu pekerjaan dan harus diatasi oleh pekerja atau karyawan yang bersangkutan. Beban tambahan ini dapat di kelompokkan mehjadi 5 faktor yakni:

1. Faktor fisik, misalnya: penerangan/pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara yang panas, kelembaban yang tinggi atau rendah, suara yang bising, dan sebagainya.

2. Faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbulkan gangguan kerja.

3. Factor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tubuh-tumbuhan yang menyebabkan pandangan tidak enak mengganggu misalnya nyamuk, lalat, kecoa, lumut, dan sebagainya.

4. Factor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota badan.

5. Factor social-psikologis, yaitu suasana kerja yang tidak harmonis.

c. Kemampuan Kerja

Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda dengan seseorang yang lain, meskipun pendidikan dan pengalamannya sama, dan bekerja pada suatu pekerjaan atau tugas yang sama. Perbadaan ini disebabkan karena kapasitas orang tersebut berbeda. Kapasitas adalah kemampuan yang dibawa dari lahir oleh seseorang yang terbatas. Artinya kemampuan tersebut dapat bekembang karena pendidikan atau pengalaman tetapi pada batas-batas tertentu saja. Jadi, dapat diumpamakan kapasitas ini adalah suatu wadah kemampuan yang dipunyai oleh masing-masing orang.

3.2.4 Faktor Penyebab

Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan: 1. Golongan fisik

Suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik. 2. Golongan kimiawi Bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat di dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut. 3. Golongan biologis Bakteri, virus atau jamur 4. Golongan fisiologis Biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja 5. Golongan psikososial Lingkungan kerja yang mengakibatkan stress. 3.2.5 Penyakit yang terjadiPada symposium internasional penyakit akibat hubungan kerja yang diselenggarakan oleh ILO dai Linz, dihasilkan definisi sebagai berikut :

1. penyakit akibat kerja Occupational disease, adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agent penyebab yang diakui.

2. penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan work related diese, adalah penyakit yang mempunyai bebrapa agen penyebab, dimana factor resiko lainnya dalam perkembangannya mempunya etiologiyang kompleks.

Penyakit akibat kerja

1. tabakosis adalah nama penyakit sebagai akibat pengaruh debu tembakau kepada para kerja.

2. Bagassosis adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh hampas tebu sesudah tebu diperas untuk diambil gulanya..

3. Penyakit radang alat pernafasan akut terjadi pada pekerja-pekerja yang membuat kasur dari bahan-bahan kapas yang jelek, radang ini disebabkan bakteri aerobacter cloacae yang hidup di kapas yang lembab.

4. Asthma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sesitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.

5. pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan perut dan silikotuberkolosis yang silikosisnya merupakan factor utama penyebab cacat atau kematian.

6. Penyakit paru dan saluran pernafasan yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal.

7. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh factor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik.

8. Penyakit kulit (dermatoses) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologic.

9. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.

10. kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oles asbes.

11. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.

12. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.

13. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi mengion.

14. Penyakit yang disebabkan oleh derivate nitro dan amina dari benzene atau homolognya yang beracun.

15. Penyakit yang disebabkan oleh derivate halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatic yang beracun.

16. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hydrogen sulfida, atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.

17. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara tinggi.

18. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yang beracun.

19. Penyakit yang disebabkan oleh karbin disulfide.

20. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau pesenyawaannya yang beracun.3.2.6 Pelayanan Kesehatan1. Tujuan

Bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian lingkungan kerja dan pekerjaan

Melindungi tenaga kerja dalam tiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan / lingkungan kerja

Meningkatkan kesehatan kerja

Memberi pengobatan dan perawatan

2.Tugas Pokok

Pemeriksaan kesehatan kerja

Pembinaan pengawasan terhadap

Lingkungan kerja

Perlengkapan sanitasi

Perlengkapan kerja

Usaha pencegahan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja

Pendidikan kesehatan

Perencanaan kerja, pemilihan APD, gizi kerja

Rehabilitasi

Pembinaan kerja dan pengawasan terhadap tenaga kerja

Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja

3.Bentuk

Poliklinik sendiri

Berdiri sendiri

Gabungan dari dua perusahaan

Dilaksanakan oleh pihak di luar perusahaan

Sistem asuransi, misalnya jamsostek

Perusahaan jasa pelayanan tenaga kerja

Fasilitas kesehatan umum

3.2.7 Penanggulangana. Subtitusi yaitu mengganti bahan yang lebih bahaya dengan bahan yang kurang bahaya atau tidak berbahaya sama sekali,misalnya karboon tetraclorida diganti dengan trichor etilen .atau ironshot dipergunakan sebagai pengganti pasir pada pekerjaan.

b. Ventilasi umum yaitu mengalirkan udara sebanyak menurut perhitungan kedalam ruang kerja agar kadar dari bahan-bahan yang berbahaya oleh pemasukan udara ini lebih rendah dari pada kadar yang membahayakan.

c. Ventilasi keluar setempat yaitu alat yang biasanya menghisap udara disuatubtempat kerja tertentu agar bahan bahan dari tempat tertentu yang membahayakan dihisap dan dialirkan keluar

d. isolasi yaitu mengisolasi operasi atau proses dalam perusahaan yang membahayakan misalnya isolasi mesin yang sangat hiruk

e. pakaian pelindunh yaitu harus menggunakan masker,kacamata,sarung tangan,sepatu,topi dan pakaian

f. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja yaitu pemeriksaan kesehatan kepada calon pekerja untuk mengetahui apakah apakah calon tersebut serasi dengan pekerjaan yang akan diberikan kepadanya baik fisik maupun mentalnya

g. Pemeriksaan kesehatan secara berkala yaitu untuk mengevaluasi apakah faktor-faktor penyebaba itu telah menimbulkan gangguan-gangguan kepada tubuh pekerja atau tidak

h. Penerangan sebelum kerja yaitu agar bekerja mengetahui dan mentaati peraturan-peraturan dan agar mereka lebih berhati-hati

i. pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kepada pekerja secara kontinu,yaitu agar pekerja-pekerja tetap waspada dalam menjalankan pekerjaanya.4. TUJUAN BELAJAR

4.1 Mengetahui tentang kesehatan agroindustri

4.2 Mengetahui tentang seluk-beluk agroindustri4.3 Mengetahui dan mempelajari tentang masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja5. KESIMPULAN

Masalah kesehatan agroindustri dibagi menjadi dua yaitu masalah kesehatan lingkungan dan masalah kesehatan kerja yang keduanya saling berkaitan, dimana perilaku kesehatan masyarakatnya memegang peran penting dalam kendala munculnya masalah kesehatan agroindustri, misalnya penggunaan pestisida yang masih belum tepat, dimana pestisida memang bersifat racun, namun dampak dari racun tersebut dapat diminimaliskan dengan cara penggunaan secara tepat dan memenuhi syarat. Maka dari itu disinilah di butuhkan kerjasama yang sangat kooperatif antara masyarakat dengan instansi terkait.