Upload
agung
View
4
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
123
Citation preview
PENYAJIAN KASUS
PENYAJIAN KASUS1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. R
Usia
: 20 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: ibu rumah tangga
Alamat
: kompleks Jatayu Supadio
Rekam Medik: 547654
Masuk RS
: tanggal 14 Desember 2009, pukul 03.15 WIB
Masuk VK pukul 03.25 WIB2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke Rumah Sakit Soedarso karena keluar darah terus menerus setelah melahirkan akibat tali pusat tidak bisa lepas. Perut bagian bawah terasa sakit. Pasien merupakan rujukan dari Rumah Sakit (Rumkit) Tingkat III AURI Supadio. Pasien melahirkan di Rumkit Supadio pada pukul 02.06 WIB, anak kedua. Setelah melahirkan, ari-ari tidak dapat lepas sehingga dicoba dikeluarkan dengan tangan sebanyak 2x oleh bidan. Karena tidak berhasil akhirnya psien dirujuk ke Rumah Sakit Soedarso.3. RIWAYAT OBSTETRITempat persalinanTahun Hasil kehamilanJenis persalinanJenis kelaminBerat lahir Keterangan
Bidan (rumah)2006Aterm Spontan Laki-laki2900Hidup
RS (bidan)2009 Aterm Spontan Laki-laki 3050Hidup
4. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: lemah dan pucat
Kesadaran
: kompos mentis
Tanda Vital
Tekanan darah: 80/ palpasi
Nadi
: 120 x/menit, Teratur, isi lemah
Pernapasan:25 x/ menit.
Suhu
: 36,6 oC
Status Generalis:
Mata
: konjungtiva anemis
Mulut
: bibir pucat
Ekstremitas atas: dingin, pucat, capillary refill > 2 detik
Extremitas bawah: dingin, pucat, capillary refill > 2 detik
Kulit
: pucat
Status Lokalis: nyaeri tekan suprapubis
Fundus uteri lembek, kontraksi (+)
tampak tali plasenta di vagina dan perdarhan aktif
keluar dari vagina 5. DIAGNOSIS
Perdarahan post partum et causa retensio placenta6. PENATALAKSANAAN
Perbaikan keadaan umum :
pemberian oksigen
pasang infus
guyur cairan RL
Terapi : Melakukan manual placenta
Rencana :
Cek darah rutin
Transfusi darah
7. PROGNOSIS
Bonam FOLLOW UPTangga
waktuSubjektifObjektifAssessmentPlanning
14-12-09 05.15
pasien merasa kepala agak pusingkeadaan umum baik
Tekanan darah: 90/70 mmHg
Nadi: 120 x/menit
Pernapasan: 22 x/menit
Suhu: 36,6 oC
konjungtiva anemis
Ekstremitas : dingin, pucat, capillary refill > 2 detik
Kulit pucat
Sudah dilakukan manual plasenta pada pukul 05.00 WIB dan dilakukan eksplorasi intrauterin
post manual plasenta atas indikasi retensio plasenta observasi tanda vital
Observasi perdarahan
Antibiotic: cefotaxim
Cek darah rutin
Trasnfusi darah
14-12-09 11.00
perut agak mulas,masih keluar darah sedikitKU: baik
Tekanan darah: 90/70 mmHg
Nadi: 104 x/menit
Pernapasan : 23 x/menit
Suhu: 36,7 oC
konjungtiva anemis
Kulit pucat
Laboratorium : Hb : 7,4 g/dl
Leukosit: 28.700/ul
Trombosit: 246 K/ul Hematokrit: 20,7 %
Sudah transfusi 1 kolf darah
post manual plasenta atas indikasi retensio plasenta observasi tanda vital
Observsi perdarahan
Antibiotic : cefotaxim
Transfuse 2 kolf darah lagi
15-12-09 08.00
pasien tidak ada keluhan, hanya sedikit lemahKU: baik
Tekanan darah:100/70 mmHg
Nadi: 90 x/menit
Pernapasan: 20 x/menit
Suhu: 36,7 oC
konjungtiva anemis
kulit pucatpost manual plasenta atas indikasi retensio plasenta observasi tanda vital
Observsi perdarahan
Antibiotic : cefotaxim
Transfuse 2 kolf darah lagi
16-12-09 06.00
badan sudah terasa segar
KU: baik
Tekanan darah:110/60 mmHg
Nadi: 88 x/menit
Pernapasan: 18 x/menit
Suhu: 36,5 oC
konjungtiva anemis
kulit pucat
sudah transfusi darah kolf ke 2post manual plasenta atas indikasi retensio plasenta observasi tanda vital
Cek Hb ulang
Antibiotic : cefotaxim
17-12-09 09.00
pasien tidak ada keluhanKU: baik
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi: 83 x/menit
Pernapasan: 18 x/menit
Suhu: 36,7 oC
konjungtiva anemispost manual plasenta atas indikasi retensio plasentaobservasi tanda vital
Cek Hb ulang
18-12-09 08.00
pasien tidak ada keluhan
KU: baik
Tekanan darah: 110/20 mmHg
Nadi: 84 x/menit
Pernapasan:17 x/menit
Suhu: 36,6 oC
konjungtiva anemis
sudah transfusi kolf ke 3
Laboratorium : 8,3 gr/dl
post manual plasenta atas indikasi retensio plasentapasien boleh pulang
TINJAUAN PUSTAKAPENDAHULUANPerdarahan post partum yang disebabkan oleh retensio plasenta pada tahun 2009 di Rumah Sakit dr. Soedarso Pontianak berjumlah 32 kasus. Yang terbanyak terjadi pada bulan November yaitu 7 kasus, dan paling sedikit pada bulan Juli dan Agustus. Perinciannya sebagai berikut:NoBulanJumlah Kasus (Orang)
1Januari 2
2Februari 3
3Maret 2
4April 5
5Mei 2
6Juni 2
7Juli 1
8Agustus 1
9September 2
10Oktober 2
11November 7
12Desember 5
Jumlah 34
(REKAPITULASI KASUS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI DI RUANGAN M RS. DR. SOEDARSO TAHUN 2009) (1)DEFINISI Perdarahan post partum (PPH) didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari atau sama dengan 500 ml dalam 24 jam setelah kelahiran, sementara PPH berat adalah kehilangan darah lebih dari atau sama dengan 1000 ml dalam 24 jam (2). Retensio plasenta didefinisikan sebagai tidak keluarnya plasenta 30 menit setelah bayi lahir (3) Perlekatan atau pemisahan plasenta yang abnormal : (4) plasenta akreta : pentrasi difus ke dalam miometrium
plasenta inkreta : lebih dalam menginvasi miometrium
plasenta perkreta : melewati dinding uterus dan menginvasi peritoneum. ETIOLOGI PPH
Etiologi PPH dibagi dalam 4 penyebab utama, yaitu tone (atonia uterus), tissue (retensio plasenta), trauma (servik, vagina, uterus) dan thrombosis (kelainan koagulasi, HELLP syndrome, IUFD, atau emboli ciaran amnion) (5)
Journal of Surgery Pakistan (International) 14 (2) April - June 2009 (6)FAKTOR RISIKO TERJADINYA RETENSIO PLASENTAAda beberapa factor risiko untuk terjadinya retensio plasenta (7)
a. Tidak melakukan ANC
b. Riwayat retensio plasenta
c. Riwayat seksio sesaria
d. Usia 35 tahun
e. Grandamultipara
f. Riwayat dilatasi dan kuretase
g. Kelahiran preterm
h. Berat plasenta < 501 gram GEJALA DAN TANDA
Secara klinik PPH mempunyai gejala dan tanda sebagi berkut: (8) hipovolemi
pucat
pusing
hipotensi
oliguri Gejala dan tanda retensio plasenta: (9) Plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah melahirkan
PPH sedang (perdarahan mungkin ringan jika ada bekuan di servik atau pasien baring telentang)
Syok
Mungkin saja tidak ada perdarahan pada retensio placenta PENCEGAHAN PPH
Managemen aktif kala tiga merupakan pencegahan yang efektif untuk PPH : (10)1. pemberian obat uterotonik, oksitosin dalam 1 menit kelahiran menyebabkan uterus berkontraksi.
2. Pregangan tali pusat terkendali
3. Masase uterus melalui abdomen setelah plasenta lahir untuk menjaga uterus berkontraksi dengan baik dan mencegah kehilangan darah lebih lanjut PENGGANTIAN CAIRAN ATAU RESUSITASI PADA HPP
Penggantian cairan intravena dengan kristaloid isotonik lebih dipilih daripada koloid untuk resusitasi pada wanita dengan PPH. (1)PENATALAKSANAAN RETENSIO PLASENTA
1.Uterotonik, jika plasenta tidak lepas spontan dianjurkan pemberian oksitosin 10 IU dan peregangan tali pusat terkendali.2.Injeksi intravena umbilicus dengan oksitosin3.Jika dengan pemberian oksitosin dan peregangan tali pusat terkendali dan injeksi oksitosin intravena umbilikus, plasenta tidak lahir, maka disarankan melakukan manual plasenta sebagai terapi definitif.4. Antibiotic dosis tunggal (ampicillin atau sefalosforin generasi pertama) dianjurkan setelah melakukan manual plasenta (1)PEMBAHASANNy. R, 20 tahun, rujukan dari Rumah Sakit (Rumkit) Tingkat III AURI Supadio. Pasien melahirkan di Rumkit Supadio pada pukul 02.06 WIB. Setelah melahirkan tali pusat tidak dapat lepas sehingga dicoba dikeluarkan dengan tangan sebanyak 2x oleh bidan. Karena tidak berhasil akhirnya psien dirujuk ke Rumah Sakit Soedarso. Pasien datang ke IGD pukul 03.15 WIB, dan di ruang M pada pukul 03.25 WIB. Pasien didiagnosis dengan perdarahan post partum et causa retensio plasenta, yaitu plasenta tidak bisa lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir. Ditinjau dari segi waktu diagnosis retensio plasenta dibuat sejak pukul 02.36 WIB, yaitu lahirnya bayi (02.06 ) ditambah 30 menit. Jadi saat tiba di RS Soedarso pasien mengalami retensio plasenta selama 39 menit, sehingga cukup banyak darah yang keluar selama waktu tersebutDari pemeriksaan dapat disimpulkan pasien sudah mengalami tanda-tanda pre-syok karena kehilangan banyak darah, dengan gejala dan tanda tekanan darah menurun, nadinya cepat dan lemah, kulit dan bibir pucat, konjungtiva anemis, akral dingin, dan cappillary refill > 2 detik. Pasien belum mengalami syok, karena keadaan umum baik dan kesadaran masih compos mentis. Sehingga untuk prognosis pasien ini baik (bonam). Untuk resusitasi cairan digunakan cairan kristaloid, yaitu RL dengan cara diguyur untuk mengatasi agar tidak jatuh ke dalam keadaan syok, yaitu syok hipovolemik. Pada pukul 05.00, setelah perbaikan keadaan umum pasien, dilakukan manual plasenta, dengan langkah langkah sebagai berikut:Persiapan plasenta manual : - Peralatan sarung tangan steril
- Desinfektan untuk genitalia eksternaTeknik:
Sebaiknya dengan narkosa Desinfektan untuk genitalia eksterna. Tangan kanan dimasukkan secara obsteris samapi mencapai tepi plasenta dengan menelusuri tali pusat. Tepi plasenta dilepaskan dengan bagian ulnar tangan kanan sedangkan tangan kiri menahan fundus uteri sehingga tidak terdorong ke atas.
Setelah seluruh plasenta dapat dilepaskan. Maka tangan dikeluarkan bersama dengan plasenta.
Dilakukan eksplorasi untuk mencari sisa plasenta atau membrannya. Kontraksi uterus ditumbulkan dengan memberikan uterotonika Perdarahan diobservasi.Setelah dilakukan manual plasenta, keadaan umum pasien semakin membaik. Diberikan antibiotic sebagai profilaksis terhadap infeksi, karena tindakan manual plasenta merupakan tindakan yang invasive, apalagi pada pasien sudah 3x dilakukan (di Rumkit Auri 2x, di RSDS 1x). Pada pemeriksaan darah hari pertama Hb: 7,4 g/dl dan leukosit: 28.700/ul. Jadi direncanakan transfusi darah sekitar 1000 cc dan pemberian antibiotic tetap diteruskan.Selama perawatan di ruangan, tidak ada keluhan yang berarti, selain badan terasa agak lemah. Pasien tidak pernah mengeluhkakn demam. Pasien pulang pada hari ke 5 setelah transfusi sebanyak 3 kolf. Keadaan umum sudah membaik. DAFTAR PUSTAKA
1.Rumah Sakit dr.Soedarso Pontianak, Rekapitulasi Kasus Obstetri dan Ginekologi tahun 20092.WHO guidelines for the management of postpartum haemorrhage and retained placenta, pada http://whqlibdoc.who.in. hal.1 dan 17- 21. 20093. Beekhuizen, BJV, et al. Treatment of retained placenta with misoprostol: a randomised controlled trial in a low-resource setting (Tanzania), pada http://www.biomedcentral.com/1471-2393/9/48/prepub. 20094.Borton C, Placenta and Placental Problems, pada http://www.patient.co.uk. 20085.Shah, N. Khan, NH. Emergency obstetric hysterectomy: a review of 69 cases. Pada http://www.rmj.org.pk. Rawal Medical Journal: Vol. 34. No. 1. Hal. 75. January-June 20096.Yousuf, F. Haider, G. Postpartum Hemorrhage an Experience at Tertiaty Care Hospital. Pada http://www.jsp.org.pk. Journal of Surgery Pakistan (International) 14 (2). Hal. 81 April - June 20097.Owolabi, AT. et al. Risk factors for retained placenta in southwestern Nigeria. Pada http://smj.sma.org.sg. Singapore Med J; 49(7): 532. 20088.Greenfield, M. Postpartum.Hemorrhage. pada www.turner-white.com. Obstetrics.and.gynecology..Volume 11, Part 3. Hal.2. 20089.____ Preventing Postpartum Hemorrhage. Pada http://www.maqweb.org. 200810._____Prevention of Postpartum Hemorrhage: Implementing Active Management of the Third Stage of Labor. Pada http://www.pphprevention.org. 2008PAGE 12