18
PENYAJIAN KASUS 1. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. R Usia : 20 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Pekerjaan : ibu rumah tangga Alamat : kompleks Jatayu Supadio Rekam Medik : 547654 Masuk RS : tanggal 14 Desember 2009, pukul 03.15 WIB Masuk VK pukul 03.25 WIB 2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien datang ke Rumah Sakit Soedarso karena keluar darah terus menerus setelah melahirkan akibat tali pusat tidak bisa lepas. Perut bagian bawah terasa sakit. Pasien merupakan rujukan dari Rumah Sakit (Rumkit) Tingkat III AURI Supadio. Pasien melahirkan di Rumkit Supadio pada pukul 02.06 WIB, anak kedua. Setelah melahirkan, ari-ari tidak dapat lepas sehingga dicoba dikeluarkan dengan tangan sebanyak 2x oleh bidan. Karena tidak berhasil akhirnya psien dirujuk ke Rumah Sakit Soedarso. 3. RIWAYAT OBSTETRI 1

RETENSIO PLASENTA

  • Upload
    agung

  • View
    4

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

123

Citation preview

PENYAJIAN KASUS

PENYAJIAN KASUS1. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny. R

Usia

: 20 tahun

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Pekerjaan

: ibu rumah tangga

Alamat

: kompleks Jatayu Supadio

Rekam Medik: 547654

Masuk RS

: tanggal 14 Desember 2009, pukul 03.15 WIB

Masuk VK pukul 03.25 WIB2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke Rumah Sakit Soedarso karena keluar darah terus menerus setelah melahirkan akibat tali pusat tidak bisa lepas. Perut bagian bawah terasa sakit. Pasien merupakan rujukan dari Rumah Sakit (Rumkit) Tingkat III AURI Supadio. Pasien melahirkan di Rumkit Supadio pada pukul 02.06 WIB, anak kedua. Setelah melahirkan, ari-ari tidak dapat lepas sehingga dicoba dikeluarkan dengan tangan sebanyak 2x oleh bidan. Karena tidak berhasil akhirnya psien dirujuk ke Rumah Sakit Soedarso.3. RIWAYAT OBSTETRITempat persalinanTahun Hasil kehamilanJenis persalinanJenis kelaminBerat lahir Keterangan

Bidan (rumah)2006Aterm Spontan Laki-laki2900Hidup

RS (bidan)2009 Aterm Spontan Laki-laki 3050Hidup

4. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum: lemah dan pucat

Kesadaran

: kompos mentis

Tanda Vital

Tekanan darah: 80/ palpasi

Nadi

: 120 x/menit, Teratur, isi lemah

Pernapasan:25 x/ menit.

Suhu

: 36,6 oC

Status Generalis:

Mata

: konjungtiva anemis

Mulut

: bibir pucat

Ekstremitas atas: dingin, pucat, capillary refill > 2 detik

Extremitas bawah: dingin, pucat, capillary refill > 2 detik

Kulit

: pucat

Status Lokalis: nyaeri tekan suprapubis

Fundus uteri lembek, kontraksi (+)

tampak tali plasenta di vagina dan perdarhan aktif

keluar dari vagina 5. DIAGNOSIS

Perdarahan post partum et causa retensio placenta6. PENATALAKSANAAN

Perbaikan keadaan umum :

pemberian oksigen

pasang infus

guyur cairan RL

Terapi : Melakukan manual placenta

Rencana :

Cek darah rutin

Transfusi darah

7. PROGNOSIS

Bonam FOLLOW UPTangga

waktuSubjektifObjektifAssessmentPlanning

14-12-09 05.15

pasien merasa kepala agak pusingkeadaan umum baik

Tekanan darah: 90/70 mmHg

Nadi: 120 x/menit

Pernapasan: 22 x/menit

Suhu: 36,6 oC

konjungtiva anemis

Ekstremitas : dingin, pucat, capillary refill > 2 detik

Kulit pucat

Sudah dilakukan manual plasenta pada pukul 05.00 WIB dan dilakukan eksplorasi intrauterin

post manual plasenta atas indikasi retensio plasenta observasi tanda vital

Observasi perdarahan

Antibiotic: cefotaxim

Cek darah rutin

Trasnfusi darah

14-12-09 11.00

perut agak mulas,masih keluar darah sedikitKU: baik

Tekanan darah: 90/70 mmHg

Nadi: 104 x/menit

Pernapasan : 23 x/menit

Suhu: 36,7 oC

konjungtiva anemis

Kulit pucat

Laboratorium : Hb : 7,4 g/dl

Leukosit: 28.700/ul

Trombosit: 246 K/ul Hematokrit: 20,7 %

Sudah transfusi 1 kolf darah

post manual plasenta atas indikasi retensio plasenta observasi tanda vital

Observsi perdarahan

Antibiotic : cefotaxim

Transfuse 2 kolf darah lagi

15-12-09 08.00

pasien tidak ada keluhan, hanya sedikit lemahKU: baik

Tekanan darah:100/70 mmHg

Nadi: 90 x/menit

Pernapasan: 20 x/menit

Suhu: 36,7 oC

konjungtiva anemis

kulit pucatpost manual plasenta atas indikasi retensio plasenta observasi tanda vital

Observsi perdarahan

Antibiotic : cefotaxim

Transfuse 2 kolf darah lagi

16-12-09 06.00

badan sudah terasa segar

KU: baik

Tekanan darah:110/60 mmHg

Nadi: 88 x/menit

Pernapasan: 18 x/menit

Suhu: 36,5 oC

konjungtiva anemis

kulit pucat

sudah transfusi darah kolf ke 2post manual plasenta atas indikasi retensio plasenta observasi tanda vital

Cek Hb ulang

Antibiotic : cefotaxim

17-12-09 09.00

pasien tidak ada keluhanKU: baik

Tekanan darah: 110/70 mmHg

Nadi: 83 x/menit

Pernapasan: 18 x/menit

Suhu: 36,7 oC

konjungtiva anemispost manual plasenta atas indikasi retensio plasentaobservasi tanda vital

Cek Hb ulang

18-12-09 08.00

pasien tidak ada keluhan

KU: baik

Tekanan darah: 110/20 mmHg

Nadi: 84 x/menit

Pernapasan:17 x/menit

Suhu: 36,6 oC

konjungtiva anemis

sudah transfusi kolf ke 3

Laboratorium : 8,3 gr/dl

post manual plasenta atas indikasi retensio plasentapasien boleh pulang

TINJAUAN PUSTAKAPENDAHULUANPerdarahan post partum yang disebabkan oleh retensio plasenta pada tahun 2009 di Rumah Sakit dr. Soedarso Pontianak berjumlah 32 kasus. Yang terbanyak terjadi pada bulan November yaitu 7 kasus, dan paling sedikit pada bulan Juli dan Agustus. Perinciannya sebagai berikut:NoBulanJumlah Kasus (Orang)

1Januari 2

2Februari 3

3Maret 2

4April 5

5Mei 2

6Juni 2

7Juli 1

8Agustus 1

9September 2

10Oktober 2

11November 7

12Desember 5

Jumlah 34

(REKAPITULASI KASUS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI DI RUANGAN M RS. DR. SOEDARSO TAHUN 2009) (1)DEFINISI Perdarahan post partum (PPH) didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari atau sama dengan 500 ml dalam 24 jam setelah kelahiran, sementara PPH berat adalah kehilangan darah lebih dari atau sama dengan 1000 ml dalam 24 jam (2). Retensio plasenta didefinisikan sebagai tidak keluarnya plasenta 30 menit setelah bayi lahir (3) Perlekatan atau pemisahan plasenta yang abnormal : (4) plasenta akreta : pentrasi difus ke dalam miometrium

plasenta inkreta : lebih dalam menginvasi miometrium

plasenta perkreta : melewati dinding uterus dan menginvasi peritoneum. ETIOLOGI PPH

Etiologi PPH dibagi dalam 4 penyebab utama, yaitu tone (atonia uterus), tissue (retensio plasenta), trauma (servik, vagina, uterus) dan thrombosis (kelainan koagulasi, HELLP syndrome, IUFD, atau emboli ciaran amnion) (5)

Journal of Surgery Pakistan (International) 14 (2) April - June 2009 (6)FAKTOR RISIKO TERJADINYA RETENSIO PLASENTAAda beberapa factor risiko untuk terjadinya retensio plasenta (7)

a. Tidak melakukan ANC

b. Riwayat retensio plasenta

c. Riwayat seksio sesaria

d. Usia 35 tahun

e. Grandamultipara

f. Riwayat dilatasi dan kuretase

g. Kelahiran preterm

h. Berat plasenta < 501 gram GEJALA DAN TANDA

Secara klinik PPH mempunyai gejala dan tanda sebagi berkut: (8) hipovolemi

pucat

pusing

hipotensi

oliguri Gejala dan tanda retensio plasenta: (9) Plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah melahirkan

PPH sedang (perdarahan mungkin ringan jika ada bekuan di servik atau pasien baring telentang)

Syok

Mungkin saja tidak ada perdarahan pada retensio placenta PENCEGAHAN PPH

Managemen aktif kala tiga merupakan pencegahan yang efektif untuk PPH : (10)1. pemberian obat uterotonik, oksitosin dalam 1 menit kelahiran menyebabkan uterus berkontraksi.

2. Pregangan tali pusat terkendali

3. Masase uterus melalui abdomen setelah plasenta lahir untuk menjaga uterus berkontraksi dengan baik dan mencegah kehilangan darah lebih lanjut PENGGANTIAN CAIRAN ATAU RESUSITASI PADA HPP

Penggantian cairan intravena dengan kristaloid isotonik lebih dipilih daripada koloid untuk resusitasi pada wanita dengan PPH. (1)PENATALAKSANAAN RETENSIO PLASENTA

1.Uterotonik, jika plasenta tidak lepas spontan dianjurkan pemberian oksitosin 10 IU dan peregangan tali pusat terkendali.2.Injeksi intravena umbilicus dengan oksitosin3.Jika dengan pemberian oksitosin dan peregangan tali pusat terkendali dan injeksi oksitosin intravena umbilikus, plasenta tidak lahir, maka disarankan melakukan manual plasenta sebagai terapi definitif.4. Antibiotic dosis tunggal (ampicillin atau sefalosforin generasi pertama) dianjurkan setelah melakukan manual plasenta (1)PEMBAHASANNy. R, 20 tahun, rujukan dari Rumah Sakit (Rumkit) Tingkat III AURI Supadio. Pasien melahirkan di Rumkit Supadio pada pukul 02.06 WIB. Setelah melahirkan tali pusat tidak dapat lepas sehingga dicoba dikeluarkan dengan tangan sebanyak 2x oleh bidan. Karena tidak berhasil akhirnya psien dirujuk ke Rumah Sakit Soedarso. Pasien datang ke IGD pukul 03.15 WIB, dan di ruang M pada pukul 03.25 WIB. Pasien didiagnosis dengan perdarahan post partum et causa retensio plasenta, yaitu plasenta tidak bisa lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir. Ditinjau dari segi waktu diagnosis retensio plasenta dibuat sejak pukul 02.36 WIB, yaitu lahirnya bayi (02.06 ) ditambah 30 menit. Jadi saat tiba di RS Soedarso pasien mengalami retensio plasenta selama 39 menit, sehingga cukup banyak darah yang keluar selama waktu tersebutDari pemeriksaan dapat disimpulkan pasien sudah mengalami tanda-tanda pre-syok karena kehilangan banyak darah, dengan gejala dan tanda tekanan darah menurun, nadinya cepat dan lemah, kulit dan bibir pucat, konjungtiva anemis, akral dingin, dan cappillary refill > 2 detik. Pasien belum mengalami syok, karena keadaan umum baik dan kesadaran masih compos mentis. Sehingga untuk prognosis pasien ini baik (bonam). Untuk resusitasi cairan digunakan cairan kristaloid, yaitu RL dengan cara diguyur untuk mengatasi agar tidak jatuh ke dalam keadaan syok, yaitu syok hipovolemik. Pada pukul 05.00, setelah perbaikan keadaan umum pasien, dilakukan manual plasenta, dengan langkah langkah sebagai berikut:Persiapan plasenta manual : - Peralatan sarung tangan steril

- Desinfektan untuk genitalia eksternaTeknik:

Sebaiknya dengan narkosa Desinfektan untuk genitalia eksterna. Tangan kanan dimasukkan secara obsteris samapi mencapai tepi plasenta dengan menelusuri tali pusat. Tepi plasenta dilepaskan dengan bagian ulnar tangan kanan sedangkan tangan kiri menahan fundus uteri sehingga tidak terdorong ke atas.

Setelah seluruh plasenta dapat dilepaskan. Maka tangan dikeluarkan bersama dengan plasenta.

Dilakukan eksplorasi untuk mencari sisa plasenta atau membrannya. Kontraksi uterus ditumbulkan dengan memberikan uterotonika Perdarahan diobservasi.Setelah dilakukan manual plasenta, keadaan umum pasien semakin membaik. Diberikan antibiotic sebagai profilaksis terhadap infeksi, karena tindakan manual plasenta merupakan tindakan yang invasive, apalagi pada pasien sudah 3x dilakukan (di Rumkit Auri 2x, di RSDS 1x). Pada pemeriksaan darah hari pertama Hb: 7,4 g/dl dan leukosit: 28.700/ul. Jadi direncanakan transfusi darah sekitar 1000 cc dan pemberian antibiotic tetap diteruskan.Selama perawatan di ruangan, tidak ada keluhan yang berarti, selain badan terasa agak lemah. Pasien tidak pernah mengeluhkakn demam. Pasien pulang pada hari ke 5 setelah transfusi sebanyak 3 kolf. Keadaan umum sudah membaik. DAFTAR PUSTAKA

1.Rumah Sakit dr.Soedarso Pontianak, Rekapitulasi Kasus Obstetri dan Ginekologi tahun 20092.WHO guidelines for the management of postpartum haemorrhage and retained placenta, pada http://whqlibdoc.who.in. hal.1 dan 17- 21. 20093. Beekhuizen, BJV, et al. Treatment of retained placenta with misoprostol: a randomised controlled trial in a low-resource setting (Tanzania), pada http://www.biomedcentral.com/1471-2393/9/48/prepub. 20094.Borton C, Placenta and Placental Problems, pada http://www.patient.co.uk. 20085.Shah, N. Khan, NH. Emergency obstetric hysterectomy: a review of 69 cases. Pada http://www.rmj.org.pk. Rawal Medical Journal: Vol. 34. No. 1. Hal. 75. January-June 20096.Yousuf, F. Haider, G. Postpartum Hemorrhage an Experience at Tertiaty Care Hospital. Pada http://www.jsp.org.pk. Journal of Surgery Pakistan (International) 14 (2). Hal. 81 April - June 20097.Owolabi, AT. et al. Risk factors for retained placenta in southwestern Nigeria. Pada http://smj.sma.org.sg. Singapore Med J; 49(7): 532. 20088.Greenfield, M. Postpartum.Hemorrhage. pada www.turner-white.com. Obstetrics.and.gynecology..Volume 11, Part 3. Hal.2. 20089.____ Preventing Postpartum Hemorrhage. Pada http://www.maqweb.org. 200810._____Prevention of Postpartum Hemorrhage: Implementing Active Management of the Third Stage of Labor. Pada http://www.pphprevention.org. 2008PAGE 12