Upload
alifahdiendhia
View
38
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
v
Citation preview
Rhematoid Arthritis
Alifah Diendhia
Pembimbing :Dr. Didiet Pragtinyo, Sp.PD-FINASIM
inflamasi kronis yang umum disebabkan oleh
kelainan autoimun dengan etiologi yang belum diketahui.
Inflamasi pada RA akan mengakibatkan penghancuran pada kartilago dan tulang persendian.
Kejadian inflamasi ini melibatkan bagian-bagian sendi terutama membran sinovial (membran yang membungkus sendi berisi cairan sinovial)
Definisi
Penelitian tahun 2012 menyatakan bahwa
prevalensi penduduk dunia yang mengidap RA sebanyak 0,5 – 1 %
Angka prevalensi RA di Amerika mencapai 0,6%, dengan 1,06% nya adalah wanita(dua kali lipat dari laki-laki, yaitu 0,61%)
Dua per tiga pasien adalah perempuan, dan kebanyakan pasien berusia paruh baya dan lansia.
Penderita RA terbesar didapati pada pasien usia 50 – 59 tahun (27,7%), diikuti pasien dengan usia 60 – 69 tahun, dan kemudian di atas 70 tahun
Epidemiologi
Penyebab utama tidak diketahui. Ada beberapa teori yang mengatakan:
1. Infeksi Streptokokus hemolitikus dan Streptokokus non-hemolitikus.
2. Endokrin.3. Autoimun.4. Metabolik.5. Faktor genetik serta faktor pemicu
lingkungan.
Etiologi
Insidensnya sekitar 3% dari penduduk
menderita kelainan ini dan terutama ditemukan pada umur 20-30 tahun.
Lebih sering pada wanita daripada pria dengan perbandingan 3:1.
Reaksi autoimun
dalam jaringan sinovial
Proses fagositosis
Enzim dalam sendi
Memecah kolagen
Terjadi edema,
poliferasi membran sinovial
Pembentukan pannus
Inflamasi pada
jaringan sinovial
Menginvasi dan merusak
sendi dan tulang
Terjadi pada persendian di tangan, siku,
pergelangan, kaki dan lutut Ada 3 stadium pada RA :1. Stadium sinovitisInflamasi pada membran sinovial yang membungkus sendi. Sinovitis ini menyebabkan erosi permukaan sendi sehingga terjadi deformitas dan kehilangan fungsi
Manifestasi klinis
2. Stadium destruksi Ditandai adanya kontraksi tendon saat terjadinya kerusakan pada jaringan sinovial
3. Stadium deformitasTerjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap
Manifestasi klinis RA ada 2 katagori :1. Manifestasi Artikular : secara simetris, berupa
inflamasi sendi, bursa dan sarung tendon yang dapat menyebabkan nyeri, bengkak dan kelakuan sendi serta hidrops ringan.
tanda : nyeri, bengkak, kemerahan dan teraba hangat
2. Manifestasi ekstraartikular tanda : Konstitusional (100%) : penurunan BB, demam
>38,3°C, kelelahan, malaise, depresi Nodul (30-40%) : tegas, tidak lembut, dan dekat
periosteum, tendon atau bursa sjogren’s syndrome (10%) : keratoconjungtivitis
sicca (dry eyes) atau xerostomia
Pendekatan perawatan pasien dengan RA dapat digolongkan menjadi 2 grup : RA dini (early RA/ERA) didefinisikan sebagai
pasien dengan gejala yang terjadi kurang dari 3 bulan
Pasien dengan penyakit tetap yang mempunyai gejala yang timbul karena inflamasi dan /atau karena kerusakan sendi.
Diagnosis
Ciri-ciri Dengan Inflamasi Tanpa Inflamasi
Nyeri sendi Dengan aktivitas dan pada saat istirahat
Dengan aktivitas
Pembengkakan sendi
Jaringan lunak Pada banyak tulang
Erythema local Kadang-kadang Tidak ada
Panas Lokal Berkali-kali Tidak ada
Kekakuan pagi hari
> 30 menit < 30 menit
Gejala sistematik Umum, khususnya keletihan
Tidak ada
Membedakan Arthritis Dengan Inflamasi Dari Arthritis Tanpa Inflamasi
Pemeriksaan lab Rhematoid factor Uji ACPA, meliputi anti-CCP, anti MCV LED Analisa cairan sinovial X-ray sendi : adanya erosi tulang khas rhematoid
arthtritis MRI : untuk menunjukkan kerusakan sendi Arthrocentesis : untuk mengeringkan cairan dari sendi
dan mengurangi pembengkakan serta nyeri sendi
Non farmakologi Berhenti merokok Melakukan operasi pergantian sendi Aktivitas fisik Diet sehat Menjaga berat badan Mengurangi inflamasi
Tatalaksana
Farmakologi 1. NSAID (Non-Steroid Anti-Inflammatory Drugs) untuk
mengurangi rasa nyeri dan kekakuan sendi. 2. Second-line agent seperti injeksi emas (gold
injection), Methotrexat dan Sulphasalazine. Obat-obatan ini merupakan golongan DMARD. Kelompok obat ini akan berfungsi untuk menurukan proses penyakit dan mengurangi respon fase akut. Obat-obat ini memiliki efek samping dan harus di monitor dengan hati-hati.
3. Steroid, untuk mengurangi gejala simptomatis
dan tidak memerlukan motoring4. Imunosupresan5. Agen biologi baru, untuk menghambat sitokim
inflamasi
Terapi kombinasi dengan 2 atau lebih DMARDs mungkin efektif ketika terapi single DMARDs tidak berhasil. Kombinasi antara siklosporine plus methotrexate dan methotrexate plus sulfasalazine dan Hydroxychloroquine khususnya efektif
Terima kasih