18
LAPORAN HASIL MINI RISET ENZIMOLOGI ISOLASI DAN AKTIVITAS ENZIM LIPASE HASIL ISOLASI DARI DEDAK PADI Diusulkan oleh: FATCHUN NA’IM (4411412051/2012) IKA RESTU A. (4411412044/2012) LITAYANI DAFROSA (4411412016/2012) ASNI PURAEDAH (4411413001/2013) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2014

RISET__ENZIMOLOGI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: RISET__ENZIMOLOGI

LAPORAN HASIL MINI RISET ENZIMOLOGI

ISOLASI DAN AKTIVITAS ENZIM LIPASE HASIL ISOLASI DARI

DEDAK PADI

Diusulkan oleh:

FATCHUN NA’IM (4411412051/2012)

IKA RESTU A. (4411412044/2012)

LITAYANI DAFROSA (4411412016/2012)

ASNI PURAEDAH (4411413001/2013)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2014

Page 2: RISET__ENZIMOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan penghasil padi terbesar ketiga di dunia setelah Cina

dan India. Pada tahun 2011, produksi padi Indonesia mencapai 67,3 juta ton

(BPS 2011). Bila dedak padi yang dihasilkan sebagai hasil samping

penggilingan padi dapat mencapai 8-10%, maka dedak yang dihasilkan

mencapai 6,73 juta ton. Dedak padi mengandung 17-23% minyak yang dapat

diubah menjadi asam lemak. Proses hidrolisis minyak menjadi asam lemak dan

gliserol yang telah dilakukan adalah melalui proses Colgate-Emery. Proses

tersebut dilakukan pada tekanan 0-60 bar dan suhu 240-260°C. Metode ini

dinilai konvensional dari segi teknologi, karena memiliki beberapa kelemahan

proses antara lain: konsumsi energi tinggi, material peralatan proses spesifik,

sistem pengendalian proses dan keselamatan kerja sangat kompleks, serta dapat

terjadi polimerisasi asam lemak tak jenuh.

Metode lain yang digunakan adalah dengan menghidrolisis minyak

nabati secara enzimatik dengan enzim lipase. Akan tetapi, proses enzimatis

memiliki kelemahan, yakni tingginya harga enzim komersial dan enzim tidak

dapat digunakan berulang. Malekian dkk (2000) menyatakan bahwa dedak padi

mengandung beberapa tipe lipase, seperti phospolipase, glikolipase dan esterase.

Malekian dkk (2000) juga menyebutkan bahwa lipase dedak padi bekerja

optimal pada pH 7,5-8 dan suhu 37°C. Phospholipase termasuk phospholipase

A1, A2 dan B, yang masing masing bereaksi pada bagian ester asam lemak,

serta phospholipase C dan D yang bereaksi pada bagian phosphate.

Dewasa ini industri enzim telah berkembang pesat dan menempati posisi

penting dalam bidang industri. Kesadaran masyarakat terhadap masalah

lingkungan yang semakin tinggi serta adanya tekanan dari para ahli dan pecinta

lingkungan menjadikan teknologi enzim sebagai salah satu alternatif untuk

menggantikan berbagai proses kimiawi dalam bidang industri (Falch, 1991).

Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat mengurangi

dampak pencemaran dan pemborosan energi karena reaksinya tidak

Page 3: RISET__ENZIMOLOGI

membutuhkan energi tinggi, bersifat spesifik, dan tidak beracun (Aunstrup,

1979).

Produksi enzim untuk jumlah besar dan mempunyai aktivitas yang tinggi

perlu diperhatikan faktor-faktor penting seperti kondisi pertumbuhan, cara

isolasi, serta jenis substrat yang digunakan. Kondisi pertumbuhan yang

menunjang produksi enzim secara maksimal adalah pH, suhu inkubasi, waktu

inkubasi, dan komposisi media pertumbuhan harus mengandung sumber energi,

sumber karbon, sumber nitrogen dan mineral (Wang, 1979).

Penggunaan enzim dalam bioteknologi modern semakin berkembang

secara cepat. Banyak industriindustri yang telah memanfaatkan kerja enzim,

meliputi industri pangan dan non pangan. Salah Satu jenis enzim yang

mempunyai peran penting dan tidak ada bandingan dalam pertumbuhan

bioteknologi adalah enzim lipase (Sumarsih, 2004). Enzim lipase sangat

berperan dalam pemisahan asam lemak dan pelarutan noda minyak pada alat

industri agar minyak dapat dilarutkan dalam air (Dosanjh, 2002).

Indonesia berpotensi sebagai penghasil asam lemak dari dedak padi yang

jumlahnya melimpah. Dedak padi mengandung enzim lipase yang dapat

mengkatalisis proses hidrolisis trigliserida pada dedak padi menjadi asam lemak.

Penelitian ini bertujuan mengisolasi enzim lipase serta menentukan aktivitas

lipase pada dedak padi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, permasalahan yang

dapat diajukan yaitu:

1. Bagaimana cara isolasi enzim lipase dari dedak padi?

2. Bagaiman Aktivitas enzim lipase dari dedak padi?

C. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui cara isolasi enzim lipase dari dedak padi

2. Mengetahui aktivitas enzim lipase dari dedak padi.

Page 4: RISET__ENZIMOLOGI

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi ilmiah kepada mahasiswa cara isolasi enzim

lipase dari dedak padi.

2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang aktivitas enzim lipase dari

dedak padi yang nantinya dapat digunakan sebagai referensi untuk

penelitian atau rujukan kedepannya.

Page 5: RISET__ENZIMOLOGI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bekatul

Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir yang terbungkus oleh

sekam. Bulir adalah buah sekaligus biji berbagai tumbuhan serealia sejati,

seperti padi, gandum dan jelai. Istilah bekatul terutama digunakan pada padi.

Asal-usul bekatul secara anatomi adalah lapisan aleuron dan sebagian

perikarp yang terikut. Aleuron adalah lapisan sel terluar yang kaya gizi dari

endospermium, sementara perikarp adalah bagian terdalam dari sekam. Bekatul

padi dapat dilihat pada beras yang diperoleh dari penumbukan. Proses

pemisahan bekatul dari bagian beras lainnya dikenal sebagai penyosohan

(polishing) untuk memperpanjang masa penyimpanan beras, sekaligus

memutihkannya.

Kandungan gizi bekatul dikenal luas sejak ditemukannya vitamin B1

(tiamin) dari beras yang belum disosoh, yang bila dikonsumsi terbukti menekan

frekuensi penyakit beri-beri oleh Dr. Eijkman. Kandungan gizi lainnya adalah

serat pangan, pati, protein, lemak/minyak serta mineral.

Bekatul terdiri atas lapisan pericarp, testa, dan lapisan aleurone.

Persentasi ini bervariasi, tergantung varietas dan umur padi dan derajat sosoh

(Grist, 1965). Rendemen bekatul dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya

derajat penyosohan, tingkat masak padi, kadar air gabah, jenis alat penyosoh,

dan lubang alat pemisah (Soemardi, 1975). Dedak terdiri atas lapisan dedak

sebelah luar dari butiran-butiran padi dengan sejumlah lembaga biji, sedangkan

bekatul adalah lapisan dedak sebelah dalam dari butiran padi termasuk sebagian

kecil endosperm berpati. Bagian – bagian gabah dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 6: RISET__ENZIMOLOGI

Gambar 1. Skema morfologi gabah kering (Champagne, 1994 dalam Swastika, 2009)

Minyak Bekatul

Walaupun bekatul tersedia melimpah di Indonesia - data BPS (2010)

menyebutkan sebanyak 6,59 ton bekatul- namun pemanfaatannya untuk

konsumsi manusia sebagai sumber pangan dan gizi masih terbatas. Sampai saat

ini pemanfaatannya terbatas pada pakan ternak. Salah satu bentuk produk

bekatul yang populer saat ini terutama di luar negeri adalah rice bran oil (RBO).

RBO dapat diperoleh dari bekatul awet sebanyak 15 - 25 persen- jika

dikalkulasikan daari angka 6,59 juta ton dapat dihasilkan 0,98-1,65 juta ton

RBO. Jumlah bahan baku yang sangat besar jumlahnya, sehingga RBO sangat

potensial dikembangkan di Indonesia sebagai bahan baku ingredien pangan atau

non pangan. Beberapa laporan penelitian menyebutkan bahwa RBO

mengandung komponen bioaktif pangan yang bermanfaat bagi kesehatan baik

uji pada hewan ataupun manusia.

Permasalahan utama pengolahan bekatul menjadi RBO karena timbulnya

aroma tengik dan rasa yang pahit setelah dilakukan penyimpanan. Kedua faktor

tersebut sangat mempengaruhi kualitas RBO yang dihasilkan. Aroma tengik

bekatul ditimbulkan oleh senyawa degradasi lipida seperti aldehida dan keton.

Sedangkan rasa pahit ditimbulkan oleh senyawa peptida hidrofobik dangan berat

molekul rendah hasil hidrolisis protein oleh enzim protease.

Oleh karena itu penginaktivan enzim lipase dan protease dengan

perlakuan panas (optimasi suhu dan waktu tertentu) diketahui dapat

mengawetkan bekatul dan meminimalkan kerusakan komponen bioaktif pada

bekatul- termasuk RBO yang dihasilkan.

Page 7: RISET__ENZIMOLOGI

Hampir 74,3 % kandungan asam lemak tidak jenuh minyak RBO terdiri

dari mono dan poly (MUFA dan PUFA). Sementara itu sisanya terdiri dari asam

lemak jenuh atau saturated fatty acid (SFA). Tingginya kandungan asam lemak

tidak jenuh pada RBO akan memberikan efek positif bila kita

mengkonsumsinya.

Salah satu hasil pemanfaatan bekatul adalah minyak bekatul. Produksi

bekatul di dunia mencapai 535 juta ton dan minyak bekatulnya 4 juta ton.

Indonesia termasuk negara urutan ketiga penghasil bekatul dan minyak bekatul

setelah China dan India. Amerika Serikat menggunakan minyak bekatul dalam

produksi makanan, sedangkan Jepang menggunakan minyak bekatul sebagai

minyak goreng (Oilseeds International, Ltd. 2002). Lain halnya dengan

Indonesia yang masih kurang baik dalam memanfaatkan minyak bekatul.

Di dalam minyak bekatul terkandung komponen-komponen yang

bermanfaat bagi kesehatan seperti tokoferol, oryzanol dan tokotnenol. Oryzanol

yang terkandung dalam minyak bekatul dapat menurunkan kolesterol jahat

(LDL) tanpa mengurangi kolesterol baik (HDL). Tokotrienol dan tokoferol

adalah sumber vitamin E yang sangat baik dan memberikan efek anti kanker.

Dibandingkan dengan jenis minyak lain, kandungan tokoferol dalam minyak

bekatul cukup tinggi.

Stabilisasi Bekatul

Menurut Ketaren (1986) ketengikan adalah kerusakan atau perubahan

bau atau cita rasa dalam minyak atau bahan pangan berlemak tinggi ataupun

rendah. Reaksi ketengikan diakibatkan oleh hidrolisis enzimatik lipase dan

ketengikan oksidatif. Pada bekatul, ketengikan terjadi akibat lipase yang

menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak bebas

dioksidasi oleh enzim lipoksigenase menjadi bentuk peroksida, keton dan

aldehid, sehingga bekatul menjadi tengik. Menurut Champagne (1994) dalam

Swastika, 2009), kandungan lemak bekatul yang tinggi (15-19,7%) menjadi

subyek kerusakan hidrolitik dan oksidatif. Kerusakan hidrolitik terjadi karena

adanya air dalam bahan yang bereaksi dengan lemak bekatul.

Ketidakstabilan bekatul dihubungkan dengan aktivitas lipase. Lipase

memacu hidrolisis minyak dalam bekatul menjadi gliserol dan asam lemak

Page 8: RISET__ENZIMOLOGI

bebas. Lipase berada dalam testa-cross layer biji padi sementara minyak dalam

lapisan aleuron dan subaleuron dalam lembaga. Lipase mempunyai berat

molekul 40.000 Da dan titik isoelektrik (pI) 8,56. pH optimum adalah 7.5-8.0,

dan suhu optimum 37o C. Lipase pada bekatul menghidrolisis asam lemak pada

posisi 1 dan 3 pada molekul trigliserida. Lipoksigenase dihubungkan dengan

oksidasi polyunsaturated fatty acids (PUFA) yang mempunyai struktur cis-

pentadiene. Produk karbonil dari degradasi khususnya heksanal menunjukkan

flavor rusak (Orthoefer, 2005).

B. Enzim Lipase

Lipase yang berasal dari bakteri pada umumnya adalah protein yang

memiliki sifat asam. Dan mempunyai berat molekul dari 20.000 sampai 60.000.

Memiliki aktivitasspesifik protein murni yang berubah-ubah dari 500 sampai

10.000 unit lipase per mg protein.

Gambar 2. Lipid (Triasilgliserol)

Enzim lipase atau lengkapnya triasilgliserol lipase adalah enzim yang

menghidrolisis ester karboksilat. Enzim ini mempunyai substrat alami berupa

trigliserida dari asam lemak yang mana reaksinya memerlukan air, dan lipase

ekstraseluler berhasil diisolasi dari Pseudomonas aeruginosa pada tahun 1986.

Enzim lipase memiliki sub unit berupa glikoprotein dan lipoprotein. Sub unit

tersebut dapat sebagai monomer, dimer, oligomer atau polimer. Enzim lipase

stabil pada suhu optimumnya yaitu 30o C, walaupun masih aktif pada 51o C. Dan

menurut penelitian Abigor dkk (2002) wijen digunakan sebagai katalis enzim

lipase dan dapat bekerja dengan baik dan bertahan hidup pada pH 7-7,5.

Pada banyak mikroorganisme, bagian yang kuat dari lipase ekstraseluler

sebagian masih terikat pada dinding sel. Karena adanya ikatan antara enzim dan

dinding sel mungkin menghambat ekskresi lipase berikutnya dalam media

pertumbuhan dan dengan demikian menurunkan hasil lipase ekstraseluler. Zat

Page 9: RISET__ENZIMOLOGI

yang dapat menstimulai pelepasan lipase dari dinding sel sehingga dapat

meningkatkan pembentukan lipase yaitu dengan menambahkan ion magnesium

kedalam media pertumbuhan.

Page 10: RISET__ENZIMOLOGI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biologi

Molekuler Jurusan Biologi Unnes. Penelitian dilaksanakan Hari Sabtu 15

November 2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Dedak Padi.Sampel yang digunakan

adalah 60 gram Dedak Padi yang didapatkan dari pasar Ungaran semarang.

C. Alat dan Bahan Penelitian

Alat :

1. corong

2. pipet volume 10 ml

3. kertas saring

4. bola hisap

5. magnetik stirer

6. gelas ukur 50 ml

7. sentrifuse

8. gelas beker

9. mortar

10. buret

11. Water bath

12. pengaduk

13. erlenmeyer 100 ml

14. pipet tetes

15. neraca analitik

Bahan :

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dedak padi dan susu

sapi segar pasar ungaran semarang. Bahan kimia yang digunakan adalah: dietil

eter,buffer phospat pH 7.5, NaOH 0.1 N, indikator PP dan alkohol.

Page 11: RISET__ENZIMOLOGI

D. Prosedur Penelitian

Ekstraksi dan Uji Aktivitas Lipase dari Dedak Padi

Dedak padi sebanyak 10 gram ditambah kedalam 50 ml dietileter, aduk-

aduk dan gojog untuk melarutkan lemak, kemudian Saring dengan kertas saring,

filtratnya berisi lemak dan turunannya yang larut dalam dietil eter. Ampas yang

diperoleh ditambah dengan 40 ml 50 mM bufer phosphat pH 7 atau 40 ml 10

mM Tris HCL Bufer pH 7,5, Campuran tersebut dimagnetik stirer selama 30

menit. Selanjutnya saring dengan kain saring dua lapis. Filtratnya disentrifugasi,

supernatan merupakan ekstrak enzim kasar yang terlarut dalam buffer.

Substrat (susu sapi segar) dipanaskan suhu 80oC selama 10 menit.

Sebanyak 8 ml substrat (susu sapi pasteurisasi) dimasukkan dalam labu

Erlenmeyer 100 ml dan seimbangkan suhunya dalam penangas air 370C.

Tambahkan 2 ml ekstrak enzim lipase kasar. Inkubasikan selama 10 menit,

370C. Setelah inkubasi tambahkan 40 ml alkohol. Sebagai blanko adalah susu

sebanyak 8 ml ditambah 2 ml larutan pengekstrak enzim (Larutan NaCl atau

Buffer phosphat) dan 40 ml alkohol tanpa dilakukan inkubasi.

Aktivitas Lipase dari Dedak Padi diukur dengan menggunakan metode

titrasi dengan NaOH 0,1 M yang kemudian dihitung dengan menggunakan

rumus:

Aktivitas lipase = ( ts- tb ) x M NaOH x1000

Volume enzim x menit

Satuan aktivitas lipase = μmol/ ml enz mnt

Dengan : ts = titrasi sample

tb = titrasi blanko

waktu inkubasi = 10 menit

M NaOH = Molaritas NaOH

1000 berasal dari konversi mmol = 1000 μmol

Page 12: RISET__ENZIMOLOGI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Malekian dkk (2000) menyatakan bahwa dedak padi mengandung beberapa tipe

lipase, seperti phospolipase, glikolipase dan esterase. Malekian dkk (2000) juga

menyebutkan bahwa lipase dedak padi bekerja optimal pada pH 7,5-8 dan suhu 37°C.

Phospholipase termasuk phospholipase A1, A2 dan B, yang masing masing bereaksi

pada bagian ester asam lemak, serta phospholipase C dan D yang bereaksi pada bagian

phosphate. Tahapan proses dekomposisi lemak dedak padi oleh enzim lipase mengikuti

mekanisme berikut: phosphotidylcholine, yang merupakan komponen utama dari

membran spherosome terdekomposisi menjadi asam phosphatidic oleh phospholipase.

Hal tersebutn akan mengakibatkan spherosome terdisintegrasi. Setelah membran

spherosome terpecah, trigliserid yang ada di dalamnya akan berkontak dengan enzim

lipase dan proses dekomposisi akan menghasilkan asam lemak bebas. Lipase memecah

ikatan ester asam lemak pada posisi 1 dan 3 dari molekul trigliserid. Enzim lipase

mengkatalisis reaksi hidrolisis di interface antara fasa substrat dan fasa aqueous, seperti

dilukiskan pada Gambar 1 (Sharma dkk, 2009).

Konversi minyak dedak menjadi asam lemak selama proses hidrolisis akan

menurunkan pH reaksi (Goffman dan Bergman, 2003). Di lain pihak, lipase dedak padi

bekerja optimum pada pH 7,5-8 (Pahoja dan Sethar, 2002). Oleh karena itu, dengan

Page 13: RISET__ENZIMOLOGI

semakin turunnya pH reaksi selama proses hidrolisis, aktivitas enzim lipase akan

menurun. Guna menghindari hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah

dengan menambahkan buffer ke dalam sistem reaksi sehingga pH sistem tetap.

Mengingat dedak padi mengandung lipase yang dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis

minyak dedak menjadi asam lemak, maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji

proses hidrolisis minyak dedak menjadi asam lemak dengan memanfaatkan lipase yang

terdapat dalam dedak padi kemudian mengukur aktivitas enzim lipase nya.

Penelitian ini menguji aktivitas enzim lipase dari dedak padi dengan titrasi fenol

berdasarkan perubahan warna pink yang menunjukkan penambahan NaOH menetralkan

sifat asam yang dibentuk asam lemak dalam sampel. Pengukuran aktifitasnya

didasarkan kepada jumlah asam lemak yang dibebaskan lalu dititrasi oleh NaOH 0.1 M

secera titrimetri. Pada metoda titrimetri, banyaknya asam lemak yang dilepaskan akan

dititrasi oleh NaOH sehingga volume NaOH sama dengan volume asam lemak yang

dihasilkan oleh aktivitas enzim lipase. Untuk mengetahui aktivitas lipase dari dedak

padi menggunakan rumus uji aktivitas enzim adalah sebagai berikut:

Aktivitas enzim dinyatakan dalam mol / menit ml enzim atau Unit/ml

Satuan aktivitas lipase = μmol/ ml enzim menit

Dengan :

ts = titrasi sample

tb = titrasi blanko

waktu inkubasi = 10 menit

M NaOH = Molaritas NaOH

1000 berasal dari konversi mmol = 1000 μmol

Substrat yang kami pakai pada penelitian ini adalah susu sapi segar .Sedangkan

Sampel yang kami pakai adalah 2 ml ekstrak enzim lipase kasar yang di campurkan

dengan 8 ml susu sapi segar yang telah dipasteriusasi yang kemudian di inkubasi selama

10 menit pada suhu 37 0 C . Sedangkan blanko dalam penelitian ini adalah 8 ml susu

sapi yang telah di pasteriusasi ditambahkan dengan 2 ml larutan pengekstrak enzim

lipase dalam hal ini adalah buffer phospat Ph 7 tanpa inkubasi yang kemudian masing

Page 14: RISET__ENZIMOLOGI

masing sampel dan blanko ditambahkan 40 ml alkohol untuk menginaktivasi kerja

enzim. Dalam penelitian ini digunakan juga beberapa reasgen yang memiliki fungsi

antara lain:

Fungsi Reagen:

1. Dietil eter untuk melarutkan lemak yang terkandung dalam dedak padi agar

enzim lipase yang dibentuk tidak mengandung lemak.

2. Buffer fosfat untuk melarutkan enzim yang bersifat polar sehingga terpisah

dengan komponen lain yang nonpolar serta untuk menjaga kestabilan pH enzim

lipase.

3. Alcohol untuk menginaktivasi enzim lipase sebelum dititrasi.

4. PP indicator perubahan warna.

5. NaOH sebagai pentitrasi pada uji enzim lipase karena dapat menetralkan suasana

asam pada sampel akibat terbentuknya asam lemak.

Dari hasil penelitian kami didapatkan bahwa:

NO Sampel Volume NaOH yang

dibutuhkan untuk

mengubah warna pink

Aktivitas enzim

lipase(unit/ ml enzim )

1 Sampel 1 5,5 ml 12,5

2 Sampel 2 4,5 ml 7,5

Dari hasil tersebut membuktikan bahwa pada sampel 1 menunjukan bahwa

volume NaOH sebesar 5,5 ml sama dengan volume asam lemak yang dihasilkan oleh

aktivitas enzim lipase yaitu 5,5 ml juga.Untuk aktivitas lipase nya dihasilkan 12,5 unit/

ml enzim yang menunjukan bahwa Satu unit didefinisikan sebagai banyaknya mL

enzim yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 µmol asam lemak tiap menit dengan

susu sapi segar sebagai substrat.sehingga dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan

bahwa dibutuhkan 2 ml enzim yang dibutuhkan untuk menghasilkan 12,5 µmol asam

lemak tiap menit dengan susu sapi segar sebagai substratnya. Sedangkan untuk sampel

2 dibutuhkan 2 ml enzim yang dibutuhkan untuk menghasilkan 7,5 µmol asam lemak

tiap menit dengan susu sapi segar sebagai substratnya.

Malekian dkk (2000) juga menyebutkan bahwa lipase dedak padi bekerja

optimal pada pH 7,5-8 dan suhu 37°C. Adanya perubahan temperatur maupun pH dapat

Page 15: RISET__ENZIMOLOGI

mengusik ikatan-ikatan intramolekul enzim sehingga dapat merubah bentuk

konformasinya. Dengan perubahan tersebut akan menyebabkan perubahan sifat

katalitiknya/aktivitasnya.

Page 16: RISET__ENZIMOLOGI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Enzim lipase bekerja optimum pada suhu 37 o C dan pH berkisar 7-8

2. Aktivitas lipase dapat dihitung dengan metode titrasi

3. Aktivitas lipase pada suhu 37 o C pada sampel 1 adalah 12,5 unit/ ml

enzim sedangkan sampel 2 adalah 7,5 unit/ ml enzim

B. Saran

Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut untuk engetahui aktivitas

lipase dengan berbagai variasi suhu inkubasi serta variasi ph buffer yang

digunakan untuk mengetahui karakterisasi enzim lipase pada dedak padi

Page 17: RISET__ENZIMOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Y.T., 2009, Isolasi dan Karakterisasi Enzim Xilanase dari Bacillus subtilis

pada Media Nutrien Broth dengan Penambahan Xilan Hasil Isolasi Jerami Padi,

Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Diponegoro Semarang

Dali, S. & Pirman. 2005. Eksplorasi dan Isolasi Enzim Lipase dari Fungi Inperfekti

(genus Aspergillus dan Penicillium) Indigenus. Lembaga Penelitian UNHAS.

Grist. DH. 1965. Rice. 4-th Edition. Lowe and Brydine. Ltd. London.

Ketaren. 1986.Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak pangan.Jakarta:UI Press.

Nurhasanah, (2008), Pemurnian Enzim Lipase dari Bakteri Lokal dan Aplikasinya

dalam Reaksi Esterifikasi, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II,

Universitas Lampung

Orthoefer F T. 2005. Rice Bran Oil. Di dalam : Shahidi, F, editor. Bailey’s Industrial

Oil and Fat Products, Edible oil and Fat Products: Edible oils. Ed ke-6. Canada :

A John Wiley & Sons, Inc. Vol 2. hlm 465-487.

Putranto, A.R., Santoso, D., Tri-Panji, Suharyanto & Budiani, A. 2006. Karakterisasi

Gen Penyandi Lipase dari Kapang Rhizopus oryzae dan Absidia corymbifera.

Menara Perkebunan 74(1): 23-32.

Soemardi. 1975. Pendayagunaan Dedak. Seminar Teknologi Pangan II BPK, Bogor.

Swastika, N. D.2009. Stabilisasi Tepung Bekatul melalui Metode Pengukusan dan

Pengeringsan RAK Serta Pendugaan Umur Simpannya. Skripsi. Departemen

Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian

Bogor. Jawa Barat.

Page 18: RISET__ENZIMOLOGI

LAMPIRAN

Menimbang dedak

padi Menambah dietil eter Mencampur Dedak

padi dan dietil eter

Menyaring larutan

Menambah bufer

phospat Menyaring larutan Memagnetik stirer Menyaring larutan

Memiondah larutan

pada tube

Menyentrifuge Supernatant dan pellet

hasil sentrifuge

Memindah supernatant

pada tube baru

Memanaskan susu Mencampur susu dan

enzim

Menginkubasi sampel Menambah ethanol

pada sampel

Melakukan titrasi Hasil titrasi sampel dan

blanko