Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 25 April 1995. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Fransiskus
Aci dan Ibu Natalia Yessie Supartan.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDK Ruteng V,
Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara
Timur pada tahun 2007. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama St. Klaus
Kuwu-Ruteng, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa
Tenggara Timur, lulus pada tahun 2010. Pendidikan Sekolah Menengah Atas
St. Klaus Kuwu-Ruteng, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai Provinsi
Nusa Tenggara Timur, lulus pada tahun 2013.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana melalui jalur Mandiri (PMDK) pada tahun 2013. Selanjutnya
penulis melakukan penelitian dibidang Teknologi Reproduksi Veteriner dengan
judul “Pengaruh Frekuensi Penampungan Semen Terhadap Daya Hidup
Dan Abnormalitas Spermatozoa Ayam Pelung”, sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan (S.KH) di Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh frekuensi penampungan
semen terhadap daya hidup dan abnormalitas spermatozoa ayam pelung.
Penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan
yang menggunakan empat ekor ayam pelung jantan berumur 8 bulan. Perlakuan I
(T1): Penampungan semen ayam pelung yang dilakukan 1 kali seminggu.
Perlakuan II (T2): Penampungan semen ayam pelung yang dilakukan 2 kali
seminggu. Perlakuan III (T3) : Penampungan semen ayam pelung yang dilakukan
3 kali seminggu. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variant
(ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil
penelitian menunjukan daya hidup dan abnormalitas spermatozoa pada perlakuan
T1, T2, dan T3 masing masing : 94.00±1.00%, 92.60±1.34% dan 67.20±2.58%;
dan abnormalitas spermatozoa masing masing: 6.20±1.92%, 6.80±1.78% dan
17.40±2.40%. Secara statistik frekuensi penampungan berpengaruh nyata
(P<0,05) terhadap daya hidup dan abnormalitas spermatozoa ayam pelung.
Kata kunci: Frekuensi Penampungan, Daya Hidup, Abnormalitas Spermatozoa,
Ayam Pelung
iii
ABSTRACT
The objective of this study was to find out the effect of frequency semen
collection on vitality, and sperm abnormality of Pelung Rooster. The
exsperimental design used in this study was a Completely Randomized Design
(CRD) with three treatment groups used 3 heads of Pelung rooster 8 mounth old.
Treat ment I (T1): Semen collection 1 time a week. Treatment II (T2): Semen
collection 2 time a week. Treatment III (T3): Semen collection 3 time a week.
The data obtained were analyzed by analysis of variance and followed by LSD
(Least Significant Difference). The results showed, vitality and abnormality of
semen in the treatment T1, T2, and T3 were 94.00±1.00%, 92.60±1.34% and
67.20±2.58% respectively; and sperm abnormalitywere :6.20±1.92%, 6.80±1.78%
dan 17.40±2.40% respectively. Statistically, the frequency of sperm collection
was significant (P <0.05) affected the vitality and sperm abnormality of pelung
rooster.
Keywords: Frequency of semen collection, vitality, sperm abnormality, Pelung
rooster.
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas segala kasih dan berkat-Nya yang begitu besar, penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Frekuensi Penampungan
Semen Terhadap Daya Hidup Dan Abnormalitas Spermatozoa Ayam
Pelung”.
Skripsi inilah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan peulisan skripsi ini tidak terlepas dari
segala bantuandan bimbingan yang telah diberikan dari berbagai pihak. Melalui
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
2. drh. I Wayan Gorda, M. Kes selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan motivasi dan dukungan moril.
3. Bapak Dr.drh.Wayan Bebas, M. Kes selaku pembimbing I dan Bapak Dr.
drh. I Gusti Ngurah Bagus Trilaksana, M.Kes selaku pembimbing II yang
senantiasa memberikan bimbingan, dukungan dan pengertiannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dr. drh. Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, M.Biomed, Bapak drh.
Made Kota Budiasa, MP dan Ibu Dr. drh Ni Nyoman Werdi Susari, M.Si
selaku penguji dalam skripsi yang telah memberi masukan kepada penulis.
5. Bapak dan Ibu dosen, serta Staf pegawai Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana atas segala bimbingan, pengetahuan, dan bantuannya
selama mengikuti perkuliahan.
6. Untuk setiap kasih sayang, dukungan, doa dan pengorbanan dari Ayahanda
tercinta Fransiskus Aci dan Ibu Natalia Yessie Supartan serta Christofer
Manuel Fanchy atas motivasi dan doa yang diberikan kepada penulis.
v
7. Teman terkasih Rival Rinaldo untuk setiap dukungan yang diberikan
kepada penulis.
8. Sahabat-sahabat saya, Gusti Ayu Saridewi, Ayu Mega Sukma, Agnes
Tasia, Melia Hendiyani, Alfitri Wulandari, Rajiman Irhas, Zatya Wira
Bhakty, Tri Ulfah Arema Yanti, Haru Nira Putra Arhiono, Mergayanti
Yudanta Eka Putri dan Denlira Sitepu yang selalu setia menemani penulis
dari awal kuliah dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat tercinta Jeje Santu, Vista Men, Femy Ngabut, Desy Carvallo,
Oshyn Lein, Anny Ben, Venty Arung, Ina Peuhulu, Ririn Andung, kakak
Narty Dosom, kakak In Tamur, Kadek Dian, Yuli Meysaroh, Ayu Sukawati
dan Ita Purnama yang setia mendukung penulis menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
10. Sahabat seperjuangan penelitian saya yang juga membantu serta
mendukung : Arni Widiastuti, Gede Surya Teja dan Gusti Ayu Saridewi.
11. Teman-teman satu PA, Gusti Ayu Saridewi, Surya teja dan Januar Bahari
Putra.
12. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2013 yang turut membantu secara
langsung maupun tidak langsung dan memberi dukungan dalam
penyusunan skripsi.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
segala saran dan kritik demi penyempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.
Sebagai akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Denpasar, Juni 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Riwayat Hidup ……………………………………………………….. i
Abstrak ……………………………………………………………………. ii
Abstract …………………………………………………………………… iii
Ucapan Terima Kasih……………………………………………………… iv
Daftar Isi …………………………………………………………………. vi
Daftar Tabel ……………………………………………………………. viii
Daftar Gambar ……………………………………………………………. ix
Daftrar Lampiran …………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………… 3
1.3. Tujuan Penelititan ……………………………………………….. 3
1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 3
1.4.1. Manfaat Teoritits ………………………………………..… 3
1.4.2. Manfaat Praktis ……………………………………………. 3
1.5. Kerangka Konsep ………………………………………………. 3
1.6. Hipotesis …………………………………………………………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………… 6
2.1. Ayam Pelung …………………………………………………….. 6
2.2. Sistem Reproduksi Unggas Jantan…………………………………. 7
2.3. Semen …………………………………………………………… 8
2.4. Penampungan Semen …………………………………………….. 9
2.5. Evaluasi Semen …………………………………………………… 10
2.6. Daya Hidup Spermatozoa Ayam Pelung ………………………… 11
2.7. Abnormalitas Spermatozoa Ayam pelung ……………………….. 11
BAB III MATERI DAN METODE………………………………………. 13
3.1. Hewan Coba ……………………………………………………… 13
3.2. Alat dan Bahan …………………………………………………. 13
3.2.1. Alat ……………………………………………………… 13
3.2.2. Bahan ……………………………………………………… 13
3.3. Rancangan Penelitian …………………………………………….. 13
3.4. Variable Penelititan ………………………………………………. 14
3.5. Cara Pengumpulan Data ………………………………………… 14
3.6. Prosedur Penelitian ………………………………………………. 14
3.6.1. Teknik Penampungan Semen ……………………………… 14
3.6.2. Evaluasi Semen ………………………………………...… 15
3.6.3. Pengamatan Daya Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa .... 15
vii
3.7. Analisis Data ……………………………………………………… 15
3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………… 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………… 16
4.1. Hasil …………………………………………………………….. 16
4.2. Pembahasan ……………………………………………………… 18
4.3. Pengujian Hipotesis ……………………………………………… 21
BAB V KESIMPULAN …………………………………………………. 22
5.1. Simpulan ……………………………………………………….. 22
5.2. Saran …………………………………………………………….. 22
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 23
LAMPIRAN …………………………………………………………….. 26
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
4.1 Rata-rata (x ± SD) Daya Hidup dan Abnormalitas
Spermatozoa ayam pelung akibat pengaruh frekuensi
penampungan semen .........................................................
16
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1
4.2
Grafik daya hidup spermatozoa ayam
pelung.......................................................................
Grafik abnormalitas spermatozoa ayam
pelung………...........................................................
17
18
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
Daya Hidup dan Abnormalitas spermatozoa ayam
pelung akibat pengaruh frekuensi penampungan
semen..............................................................................
Uji homogenitas spermatozoa ayam pelung dengan
menggunakan Levene’s Test.............................................
Means tabel daya hidup dan abnormalitas spermatozoa
ayam pelung ..............................................
Uji Anova terhadap daya hidup dan abnormalitas
spermatozoa ayam pelung...............................
Uji BNT terhadap daya hidup dan abnormalitas
spermatozoa ayam
pelung....................................................
26
26
27
27
28
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ayam merupakan ternak yang sangat umum dijumpai di Indonesia, dan
telah terbukti mempunyai potensi yang tinggi sebagai penghasil daging dan
telur. Keanekaragaman hayati dari ternak ayam itu sendiri cukup besar, sehingga
membuka peluang untuk melakukan pemuliabiakan jenis ternak tersebut yang
dapat menghasilkan ras atau bangsa ayam baru yang produktivitasnya jauh lebih
baik.
Ayam pelung merupakan ayam lokal Jawa Barat yang dikenal sebagai
ayam penyanyi yang memiliki kemurnian relatif tinggi. Selain itu, ayam
pelung mempunyai ciri lain yaitu kurang gesit dan kurang langsing dibandingkan
ayam aduan, yang menurut Noerdjito et al. (1979) disebabkan bentuk badannya
bulat lonjong dan berdaging tebal. Pertumbuhannya cepat pada lingkungan yang
baik (Nataamidjaja, 1985), namun potensi tersebut belum dimanfaatkan oleh
petemak karena pemeliharaannya hanya untuk kesenangan saja.
Menurut Darwati (2000), produktivitas ayam pelung hingga kini masih
rendah. Oleh karena itu, salah satu cara untuk meningkatkan produktifitas
ternak adalah dengan memperkenalkan dan menerapkan teknologi reproduksi
seperti inseminasi buatan (IB). Inovasi teknologi inseminasi buatan (IB)
merupakan alternatif pemecahan masalah tentang pengadaan bibit dalam
waktu singkat serta digunakan untuk memperbanyak ternak bibit unggul
atau untuk keperluan penelitian. Inseminasi buatan pada ayam merupakan
suatu proses pemasukan semen ke dalam saluran reproduksi ayam betina
dengan bantuan manusia. Pelaksanaan IB pada ayam masih terasa asing
bagi peternak kecil, padahal prospek dan keuntungan yang diperoleh dengan
menggunakan IB ini cukup baik (Toelihere, 1993).
Brillard (1993) mengatakan beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan inseminasi buatan pada unggas yaitu : keberhasilan penampungan
semen, tercampurnya semen dengan cairan yang keluar dari
2
saluran reproduksi, adanya telur di dalam uterus terutama telur dengan
kerabang yang keras yang dapat menghambat gerakan progresif spermatozoa
didalam saluran reproduksi, dan yang paling penting adalah kualitas semen
harus baik.
Kualitas semen yang baik sangat dipengaruhi oleh : musim, breed,
umur, lamanya penyinaran, temperatur lingkungan, makanan dan ukuran
testes serta frekuensi ejakulasi (Zahraddeen et al., 2005: Frangez et al.,
2005). Sedangkan menurut Yuwanta (1993) bahwa, cara pengambilan sangat
mempengaruhi kualitas semen yang baik.
Manajemen penampungan semen sangat penting dilakukan oleh
peternakan pembibitan yang menerapkan teknik IB. Seekor pejantan yang
sudah dewasa kelamin setiap saat akan dapat mengeluarkan semen, tetapi
untuk menghasilkan semen yang berkualitas baik sangat diperlukan
pengaturan frekuensi penampungan semen yang tepat. Frekuensi ejakulasi
pada perkawinan alam ataupun frekuensi penampungan semen pada
pelaksanaan IB akan mempengaruhi volume dan konsentrasi semen
(Toelihere, 1993).
Menurut Yuwanta (1993), jumlah total spermatozoa (konsentrasi) yang
diambil setiap minggu pada ayam 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan
pengambilan 5 kali per minggu. Volume semen dan konsentrasi
spermatozoa per ejakulasi yang dilaporkan oleh Yuwanta (1993) pada
beberapa jenis unggas seperti: ayam tipe ringan mempunyai volume per
ejakulasi 0,2 – 0,8 ml dengan konsentrasi 1 – 4 milyar/ml, ayam tipe berat
volume per ejakulasi 0,3 – 1,5 ml.
Dalam penelitian (Hulfah, 2007) frekuensi ejakulasi penampungan
semen pada ayam kampung yang dilakukan satu kali seminggu, tiga kali
seminggu dan lima kali seminggu menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata pada volume semen, pH semen, dan konsentrasi spermatozoa.
Berdasarkan pemikiran yang dipaparkan di atas maka dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh frekuensi penampungan semen
terhadap daya hidup dan abnormalitas spermatozoa ayam pelung.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut : apakah frekuensi penampungan semen
berpengaruh terhadap daya hidup dan abnormalitas spermatozoa ayam
Pelung.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi
penampungan semen terhadap daya hidup dan abnormalitas spermatozoa
ayam pelung.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan pengetahuan dan informasi tentang pengaruh frekuensi
penampungan terhadap daya hidup dan abnormalitas spermatozoa ayam
pelung
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam penampungan semen
yang masih memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan IB dan dalam mengefisiensikan
penggunaan pejantan
1.5 Kerangka Konsep
Ayam pelung merupakan strain ayam lokal Jawa Barat yang memiliki
karakteristik semen paling baik, dibandingkan dengan ayam Sentul dan ayam
Jantur, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Bobot tubuh berperan
penting sebagai penentu produksi semen. Ternak yang memiliki ukuran tubuh
lebih besar akan memiliki jaringan testikular lebih besar yang pada akhirnya lebih
mampu menghasilkan semen dalam volume yang lebih besar pula (Soeparna dkk.
2000).
4
Menurut Sastrodihardjo (1996) keuntungan pemanfaatan teknik IB adalah
untuk meningkatkan efisiensi penggunaan jantan, menanggulangi rendahnya
fertilitas akibat kawin alam, untuk mengetahui dengan jelas dan pasti asal usul
induk dan pejantannya, meningkatkan jumlah produksi telur tetas, serta upaya
pengadaan anak ayam (DOC) dalam jumlah banyak, umur seragam, dan waktu
yang singkat.
Menurut Toelihere (1985) kualitas semen yang digunakan untuk
inseminasi harus tetap dipertahankan. Ada beberapa faktor yang berperan dalam
menentukan kualitas semen antara lain : kadar pengencer, sifat-sifat fisik dan
kimia bahan pengencer (pH, tekanan osmose, elektrolit yang terkandung), cahaya,
suhu, dan lama plasma, dimana sampai saat ini penilaian terhadap abnormalitas
spermatozoa kurang mendapat perhatian, padahal abnormalitas spermatozoa
berkaitan erat dengan kemampuan membuahi sel telur dan kemandulan pada
berbagai spesies. Struktur sel yang abnormal dapat menyebabkan gangguan
dan hambatan pada saat fertilisasi sehingga lebih jauh menyebabkan
rendahnya angka implantasi maupun kebuntingan (Yulnawati 2013).
Menurut Bebas dan Indira (2013), frekuensi ejakulasi sangat berpengaruh
terhadap kualitas semen yang dihasilkan. Frekuensi ejakulasi setiap hari
mengakibatkan penurunan volume semen, konsentrasi spermatozoa, dan motilitas
spermatozoa. Ini disebabkan karena ejakulasi merupakan proses pengeluaran
semen dari tempat penampungan semen di bagian distal vas deferen yang
berbatasan dengan kloaka baik secara kawin alam ataupun dengan teknik
penampungan yang mengakibatkan terjadinya pengurangan atau pengosongan
tempat penyimpanan.
Hafez (2000), menyatakan bahwa evaluasi semen dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu pemeriksaan makroskopis dan pemeriksaan mikroskopis.
Pemeriksaan semen secara makroskopis meliputi volume, warna, bau,
konsistensi dan pH. Sedangkan pemeriksaan secara mikroskopis meliputi
gerakan massa, konsentrasi, motilitas dan persentase hidup atau mati.
5
1.6 Hipotesis
Setelah menetapkan kerangka konsep penelitian maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ho : Frekuensi penampungan semen ayam pelung mempengaruhi daya
hidup dan abnormalitas spermatozoa.