8
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Dasar Kompetensi Kejuruan Audio Video Kelas/Semester : X / 2 Pertemuan Ke- : 2 Alokasi Waktu : 2 Jam Teori/ 4 Jam Praktik Standar Kompetensi : Mengoperasikan Pesawat Audio Video Kompetensi Dasar : Melakukan setting respon akustik audio Indikator : Mampu melakukan setting respon akustik audio : treble, bass, volume, suround sistem I. Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat melakukan setting respon akustik audio 2. Memahami prinsip setting respon akustik dipelajari berdasarkan pada buku manual yang berlaku 3. Dapat menggunakan perlengkapan keselamatan kerja serta langkah pengamanan dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku 4. Menganalisa dari laporan hasil pengaturan nada/suara sesuai dengan : respon akustik pendengaran, respon akustik ruang pengoperasian jelas dan efek didengar II. Materi Ajar : 1.Tata suara dan Akustik Ruang Jika sebuah ruangan difungsikan untuk ruang percakapan, misalnya ruang konferensi, ruang drama, ruang kelas dan ruang pengadilan, parameter akustik utama yang harus diperhatikan adalah tingkat

RPP Sistem Akustik Ruang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RPP

Citation preview

Page 1: RPP Sistem Akustik Ruang

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : Dasar Kompetensi Kejuruan Audio VideoKelas/Semester : X / 2Pertemuan Ke- : 2Alokasi Waktu : 2 Jam Teori/ 4 Jam PraktikStandar Kompetensi : Mengoperasikan Pesawat Audio Video Kompetensi Dasar : Melakukan setting respon akustik audio

Indikator : Mampu melakukan setting respon akustik audio : treble, bass, volume, suround sistem

I. Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat melakukan setting respon akustik audio 2. Memahami prinsip setting respon akustik dipelajari

berdasarkan pada buku manual yang berlaku 3. Dapat menggunakan perlengkapan keselamatan

kerja serta langkah pengamanan dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku

4. Menganalisa dari laporan hasil pengaturan nada/suara sesuai dengan : respon akustik pendengaran, respon akustik ruang pengoperasian jelas dan efek didengar

II. Materi Ajar :

1.Tata suara dan Akustik Ruang

Jika sebuah ruangan difungsikan untuk ruang percakapan, misalnya ruang konferensi, ruang drama, ruang kelas dan ruang pengadilan, parameter akustik utama yang harus diperhatikan adalah tingkat kejelasan suara ucapan (speech intelligibility). Apabila tingkat kejelasan suara ucapan yang baik dapat dicapai, maka informasi yang disampaikan oleh pembicara akan sampai dengan sempurna pada pendengar. Untuk mencapai kondisi tersebut, hal-hal berikut harus dipertimbangkan dalam desain akustik ruang percakapan:

1. Berapa tingkat bising yang diinginkan hadir dalam ruangan?2. Berapa waktu dengung ruangan/Berapa ukuran ruangan/berapa banyak

permukaan penyerap suara yang harus dipasang?3. bagaimana geometri ruangan? (berkaitan dengan pantulan, flutter echoe, sound

focusing dan difusi suara)4. Apakah perlu dipasang sistem tata suara (sound reinforcement system)?

 

Page 2: RPP Sistem Akustik Ruang

Point pertama berkaitan dengan beda level energi suara yang ingin didengarkan dengan level bising latar belakang, atau yang biasa disebut Signal to Noise Ratio (SNR). Bising latar belakang yang mungkin terjadi pada umumnya berasal dari:

Sumber bising eksternal (traffic noise, pesawat terbang, kereta api, dsb). Hal ini harus dikendalikan dengan sistem insulasi pada dinding, lantai dan langit-langit.

Sumber bising dari aktifitas di koridor, foyer atau toilet Sistem tata udara (AC) dan sistem mekanik lainnya (pompa misalnya)

Pada umumnya tingkat bising yang diijinkan adalah antara 30-35 dB (25-30 dB untuk ruang drama) Point kedua berkaitan dengan berapa lama energi suara diharapkan bertahan dalam ruangan. Karena besaran speech intelligibility pada dasarnya adalah merupakan perbandingan antara energi suara yang datang ke pendengar pada awal 50-80 ms dengan energi total yang dirasakan pendengar dalam ruangan, maka waktu dengung ruangan menjadi sangat besar pengaruhnya. Waktu dengung yang disarankan berkisar antara 0.7 -  1 detik, bergantung dari ukuran ruangan. Untuk mencapai waktu dengung ruang yang disarankan inilah pemakaian bahan penyerap energi suara diperlukan. Luasan permukaan yang menyerap suara dan volume ruangan akan menentukan seberapa besar dengung dalam ruangan. Point ketiga berkaitan dengan perilaku pemantulan suara dalam ruangan. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk ruang dan posisi pemantul dan penyerap di dalam ruangan. Dinding dan langit-langit ruangan merupakan bagian permukaan ruang yang digunakan untuk mengendalikan pola pemantulan. Beberapa hal berikut perlu dijadikan catatan:

Dinding samping dan langit-langit sebaiknya dibuat dari permukaan yang memantulkan suara, untuk mengoptimumkan pantulan energi suara dari sumber sehingga memperkuat suara langsung.

Bagian bidang pertemuan antara dinding dan langit-langit sebaiknya dibuat absorptive (menyerap suara).

Dinding belakang sebaiknya terbuat dari bahan penyerap suara atau pendifuse suara (diffusor), untuk menghindarkan terjadinya pantulan dengan delay yang panjang (late refelctions).

Jarak pembicara dan pendengar dibuat sedekat mungkin (bentuk lantai teater lebih baik dari pada datar)

Sebaiknya posisi pembicara lebih tinggi dari pendengar. Berikan porsi pantulan awal (dalam rentang 50-80 ms) yang merata pada seluruh

daerah pendengar. (sebagai acuan praktis: beda jarak tempuh suara langsung dan suara pantulan < 17 m)

Perhatikan secara khusus permukaan-permukaan yang sejajar, karena bisa menimbulkan flutter echoe (pantulan berulang)

Hindari permukaan keras yang cekung (dome-like) karena akan mengakibatkan sound focusing.

Page 3: RPP Sistem Akustik Ruang

2. Instrumen musik3. Respon akustik ruang operasian peralatan audio4. Peraturan keselamatan kerja

III. Metode Pembelajaran : Teori dan Praktek

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal : Penjelasan singkat tentang setting tata suara

B. Kegiatan Inti : Melakukan setting respon akustik audioPenataan suara terhadap respons akustik ruangan pengopersian peralatan audio

C. Kegiatan Akhir : Menganalisa dan membuat laporan berdasarkan hasil pengaturan nada/suara sesuai dengan : respon akustik pendengaran, respon akustik ruang pengoperasian jelas dan efek dengar

V.Alat/Bahan/Sumber Belajar

A. Alat / Bahan : Pesawat AmplifierPesawat RadioMicrophoneSpeaker AktifS/N dB

B. Sumber Belajar : Buku ManualModul Pengoperasian Pesawat AudioJob sheet

VI. Penilaian : Penugasan

Penugasan eksperimen : Lakukan eksperimen berikut ini dengan secara berurut berdasarkan langkah kerja yang ada !

Langkah kerja:

1. Bacalah lembar informasi dengan seksama!

2. Pastikan sebuah ruang untuk praktik akustik!

3. Identifikasilah sifat akustik dinding, langi-langit, lantai, dan berbagai peralatan

yang ada di ruang tersebut!

4. Identifikasilah ukuran ruang tersebut (tinggi, panjang, lebar)!

Page 4: RPP Sistem Akustik Ruang

5. Bawalah perangkat penguat audio, unit loudspeaker, dan AFG ke ruang yang

telah ditetapkan untuk praktik akustik!

6. Letakkan loudspeaker pada tempat yang sesuai sehingga ruang tersebut

sebagai ruang pendengaran!

7. Hubungkan unit loudspeaker dengan perangkat penguat audio!

8. Hubungkan perangkat penguat audio dengan sumber tegangan!

9. Aturlah volume perangkat audio pada posisi rendah, kemudian hidupkan !

10.Hubungkan AFG dengan sumber tenaga, output pada posisi rendah!

11.Hubungkan output AFG dengan salah satu input perangkat penguat audio.

12.Aturlah output AFG pada posisi tengah, dan aturlah volume perangkat audio

sehingga terdengar suara yang cukup keras. Ingat output AFG jangan sampai

melebihi input maksimum perangkat penguat audio!

13.Dengan mengatur frekuensi output AFG amatilah terjadinya resonansi ruang,

gema, dan gaung!

14.Catatlah Hasil pengamatan anda!

Kriteria Kelulusan

KriteriaSkor

(1-10)Bobot Nilai Keterangan

Kognitif 3

Syarat lulus nilai minimal

70

Kebenaran langkah kerja 2

Kebenaran pengukuran 3

Keselamatan kerja 1

Kecepatan kerja 1

Nilai Akhir

Page 5: RPP Sistem Akustik Ruang

Jakarta, 17 Juli 2011

Mengetahui Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Mursidi, SPd Eko Supriyadi , S.Pd