Upload
ar-robby
View
93
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Sidoarjo
Mata Pelajaran : Alat Ukur Mekanik Presisi
Standart Kompetensi : Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi
Kompetensi Dasar : Menggunakan peralatan pengukur presisi Element
Kelas/Semester : I (satu)/1 (ganjil)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Program Keahlian : Teknik Pemesinan
Pertemuan Ke - : 1 s/d 2
Indikator
Hasil Belajar : - Mengukur dengan berbagai peralatan pengukur mekanis
presisi
- Memilih jenis alat ukur presisi yang sesuai dengan benda
kerja.
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa bisa menyebutkan macam-macam alat ukur.
2. Siswa mampu menyebutkan fungsi macam-macam alat ukur.
3. Siswa memahami berbagai jenis alat ukur.
4. Siswa biasa menentukan jenis alat ukur apa yang akan digunakan sesuai dengan benda
kerja
II. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1.
1. Pengukuran dengan berbagai peralatan pengukur mekanis presisi.
a. Mistar : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,5
mm.
b. Jangka sorong : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas
ketelitian 0,1 mm.
c. Mikrometer : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian
0,01mm.
d. Neraca : untuk mengukur massa suatu benda.
e. Stop Watch : untuk mengukur waktu mempunyai batas ketelitian 0,01 detik.
f. Dinamometer : untuk mengukur besarnya gaya.
g. Termometer : untuk mengukur suhu.
h. Higrometer : untuk mengukur kelembaban udara.
i. Ampermeter : untuk mengukur kuat arus listrik.
j. Ohm meter : untuk mengukur tahanan ( hambatan ) listrik
k. Volt meter : untuk mengukur tegangan listrik.
l. Barometer : untuk mengukur tekanan udara luar.
m. Hidrometer : untuk mengukur berat jenis larutan.
n. Manometer : untuk mengukur tekanan udara tertutup.
o. Kalorimeter : untuk mengukur besarnya kalor jenis zat.
2. Memilih jenis alat ukur presisi yang sesuai dengan benda kerja.
Berdasarkan sifat dari alat ukur dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
a) Alat ukur linier langsung
Mistar baja, adalah alat ukur linier langsung paling sederhana yang hasil
pengukurannya dapat dibaca langsung pada bagian penunjuk ukuran
(skala) alat ukur tersebut.
Gambar 1.1. Mistar Baja
Mistar geser (jangka sorong), alat ukur yang mempunyai ketelitian yang
digunakan untuk mengukur diameter dalam, diameter luar dan kedalaman.
i. Mistar geser nonius (vernier caliper). Ada 2 jenis mistar geser nonius
yaitu jenis yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dan
dalam dan jenis kedua digunakan untuk mengukur dimensi dalam,
dimensi luar dan mengukur kedalaman.
ii. Mistar sorong jam (dial caliper). Fungsiya sama dengan mistar geser
nonius yaitu untuk mengukur dimensi dalam, dimensi luar dan
kedalaman. Perbedaannya adalah skala nonius diganti dengan jam
ukur.
iii. Mistar sorong batas (dial snap caliper). Konstruksinya mistar sorong
batas mempunyai kombinasi nonius dan jam ukur juga berfungsi
sebagai kaliber batas. Kaliber batas adalah alat untuk memeriksa
toleransi dari dimensi produk dalam jumlah banyak. Jam ukur pada
mistar sorong batas terbebas dari peluncur skala nonius.
iv. Mistar sorong ketinggian (height gauge). Berfungsi untuk mengukur
ketinggian. Untuk menggunakan dibutuhkan meja rata yang berfungsi
sebagai landasan permukaan bawah.
b.
Keterangan gambar:
1. Rahang ukur
2. Lidah ukur
3. Ukuran tinggi (kedalaman)
4. Rahang tetap
5. Rahang geser
6. Lidah
7. Baut penjepit
8. Batang
9. Ekor
10. Skala nonius
11. Knop (sensor
12. Skala utama
Gambar 1.2. Bagian-bagian jangka sorong (mistar geser)
Mikrometer. Dipergunakan untuk pengerjaan yang memerlukan ketelitian
dan ketepatan.
i. Mikrometer luar (outside micrometer). Digunakan untuk mengukur
diameter luar.
ii. Mikrometer indikator (indicating micrometer). Merupakan gabungan
antara mikrometer dengan jam ukur yang berfungsi untuk mengukur
dimensi luar dari benda ukur seperti diameter luar dan panjang.
iii. Mikrometer dalam (inside micrometer). Digunakan untuk mengukur
besar lubang dengan teliti dan terdiri atas beberapa bagian yang dapat
dipisah-pisahkan.
iv. Mikrometer kedalaman (depth micrometer). Digunakan untuk
mengukur kedalaman suatu benda kerja misalnya kedalaman lubang
atau permukaan bertingkat.
Gambar 1.3. Mikrometer
b) Alat ukur linier tak langsung. Pada alat ukur ini hasil pengukuran dapat
langsung dibaca pada skalanya.
Alat ukur standar
i. Blok ukur (gauge block). Adalah alat ukur standar dalam proses
pengukuran tak langsung, diantaranya berfungsi untuk mengukur
tinggi obyek ukur dan kalibrasi. Dalam 1 set blok ukur terdiri dari 8
buah yang mempunyai ukuran 25 mm sampai 200 mm.
ii. Batang ukur (length bar). Batang ukur merupakan alat ukur standar
dalam proses pengukuran tak langsung, diantaranya berfungsi untuk
kalibrasi susunan blok ukur dan penyetelan posisi nol dari alat ukur
yang besar.
iii. Kaliber induk tinggi (height master). Merupakan alat ukur standar
dalam proses pengukuran tak langsung diantaranya berfungsi untuk
mengukur penyetelan nol mikrometer. Prinsip kerjanya gabungan dari
susunan blok ukur dan mikrometer.
Alat ukur pembanding
i. Jam ukur (dial indicator). Digunakan untuk memeriksa kesejajaran
bidang, poros, lubang maupun kebulatan poros. Digunakan juga untuk
memeriksa kesikuan dan kesejajaran penempatan benda kerja terhadap
meja mesin dan ketirusan.
ii. Pupitas atau jam ukur tes (dial test indicator). Merupakan alat ukur
yang berfungsi untuk mengukur penyimpangan ukuran pada beberapa
titik dalam benda kerja atau memeriksa kesejajaran bidang.
iii. Pembanding (comparator). Alat yang berfungsi untuk pengukuran
yang cermat seperti alat ukur standar. Dalam pemakaian digunakan
sebagai pembanding ukuran.
iv. Kaliber batas (limit gauge). Alat yang berfungsi untuk mengukur atau
memeriksa lubang, poros, konis, posisi, kombinasi atau profil dan ulir.
c) Alat ukur sudut
Alat ukur sudut dalam
i. Busur baja (steel enginer protractor). Alat ukur sudut langsung
dengan ketelitian satu derajat dan kapasitas ukur 0o – 180o.
ii. Busur bilah (bevel protractor). Alat untuk mengukur sudut kerja
secara langsung yang mempunyai ketelitian 5 menit dan kapasitas
ukur 360o. Busur bilah dibedakan menjadi busur kombinasi, busur
derajat baja (kecermatan 1 menit), busur bilah jam, busur bilah nonius
(kecermatan 5 menit), busur bilah optik (kecermatan 5 menit) dan
autokolimeter.
Gambar 1.4. Bevel Protactor
Alat ukur sudut tak langsung
i. Rol dan bola. Alat yang berfungsi untuk mengukur sudut secara tak
langsung dengan bantuan blok ukur.
ii. Batang sinus. Adalah sebuah pelat paralel yang berfungsi untuk
mengukur atau memeriksa sudut benda kerja dengan bantuan bantuan
dua buah rol berdiameter sama, dengan jarak senter L = 100 mm, 200
mm, 250 mm, atau 300 mm.
iii. Senter sinus. Alat untuk mengukur sudut konis dengan bantuan blok
ukur.
iv.Dobel meja sinus dan busur sinus. Digunakan untuk mengukur atau
memeriksa sudut benda kerja.
v. Blok ukur (angle gauge). Terdiri dari balok-balok dengan ukuran
panjang 75 mm dan lebar 16 m. Dua sisinya yaitu atas dan bawah
dapat saling didekatkan. Berfungsi untuk memeriksa atau mengukur
sudut benda kerja.
vi. Auto kalimator (angle dekor). Digunakan untuk mengukur sudut
benda kerja yang presisi.
d) Alat ukur kedataran. Alat ukur kedataran menggunakan penyipat datar yaitu
alat untuk mengukur atau memeriksa permukaan benda kerja. Penyipat datar
terdiri dari pipa kaca melengkung yang berisi spiritus dengan sedikit
gelembung udara yang dipasang pada suatu rangka memanjang atau berbentuk
bujur sangkar dan terdapat skala yang simetris.
b) Alat ukur ulir
Ulir luar
Berikut adalah alat ukur ulir luar secara kasar:
i. Mistar sorong. Berfungsi untuk mengukur diameter mayor ulir luar
dan kisar ulir.
ii. Mikrometer luar. Berfungsi untuk mengukur diameter mayor ulir
luar.
iii. Mikrometer ulir luar. Berfungsi untuk mengukur diameter mayor ulir
luar yang lebih teliti.
iv. Dua rol atau kawat baja. Berfungsi untuk mengukur sudut ulir.
v. Mal ulir. Berfungsi untuk mengukur kisar dan sudut ulir.
Berikut alat ukur yang berfungsi untuk mengukur ulir luar secara teliti:
i. Mikrometer rol pembawa (floating cariage micrometer). Berfungsi
untuk mengukur diameter mayor ulir luar.
ii. Mikrometer bangku (bench micrometer). Berfungsi untuk mengukur
diameter mayor ulir dan diameter minor (kaki atau inti) ulir luar.
iii. Mikrometer landasan khusus. Berfungsi untuk mengukur diameter
tusuk ulir luar (pitch diameter).
iv. Mikrometer dengan dua kawat. Berfungsi untuk mengukur diameter
tusuk ulir luar.
v. Mikrometer dengan tiga kawat. Berfungsi untuk mengukur diameter
tusuk ulir luar.
vi. Profile projector. Berfungsi untuk mengukur diameter mayor ulir luar,
kisar dan sudut ulir.
Bagian-bagian utama ulir yang perlu diukur adalah:
i. Diameter mayor (diameter luar) yaitu diameter terbesar ulir.
ii. Diameter minor (diameter inti) yaitu diameter terkecil ulir.
iii. Diameter tusuk (diameter pit) yaitu diameter khayal atau semu yang
letaknya diantara diameter luar dan diameter inti atau kaki.
iv. Kisar yaitu jarak antara dua puncak ulir yang berdekatan dan diukur
menurut garis lurus yang sejajar sumbu silinder. Pda ulir tunggal kisar
ini sam adengan gang; sedangkan untuk ulir majemuk tidak demikian.
v. Sudut ulir adalah sudut dari kedua sisi permukaan ulir yang satuannya
dalam derajat. Misalnya untuk standar ISO atau Amerika sudut ulirnya
60o dan untuk whitworth sudut ulirnya 55o.
Ulir dalam
i. Mikrometer ulir dalam. Berfungsi untuk mengukur diameter tusuk.
ii. Mistar sorong. Berfungsi untuk mengukur diameter inti atau kaki ulir,
kisar atau tinggi ulir.
iii. Mikrometer. Berfungsi untuk mengukur diameter inti atau kaki ulir.
iv. Blok sudut dengan mikrometer. Berfungsi untuk mengukur diameter
inti atau kaki ulir.
v. Mal ulir. Berfungsi untuk mengukur sudut, kisar, dan tinggi ulir.
vi. Profile projector. Berfungsi untuk mengukur sudut, kisar dan tinggi
ulir.
Pertemuan 2.
Teknik pengukuran yang benar dan tepat dapat dilakukan
Gambar 2.1. Penggunaan jangka bengkok
gambar 2.2, Penggunaan mistar geser/ jangka sorong
III. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran yang digunakan adalah meliputi :
1. Metode Ceramah
2. Metode Demontrasi
3. Metode penugasan dan latihan sambil disertai dengan penjelasan
4. Dan metode tanya jawab
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pertemuan ke 1
A. Kegiatan Awal (± 15 menit)
1. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang dan media pembelajaran.
2. Berdo’a bersama
3. Absen
4. Memotivasi siswa dan memunculkan rasa ingin tahu siswa
5. Mengulangi pembelajaran yang lalu secara singkat
6. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dasar, hasil belajar
dan indikator
B. Kegiatan Inti (± 55menit)
1. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang cara melaksanakan proses
Mengukur dengan berbagai peralatan pengukur mekanis presisi dan Memilih jenis
alat ukur presisi yang sesuai dengan benda kerja.
2. Siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama dan disertai Tanya jawab siswa
dengan guru yang memberikan penjelasan-penjelasan.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
4. Guru member tugas agar siswa mencoba dan latian.
5. Pembelajaran diupayakan aktif baik guru maupun siswa agar terjadi interaksi dan
motivasi dalam pembelajaran.
C. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
1. Melibatkan siswa untuk merangkum dari materi yang telah dijelaskan serta
memberi tugas-tugas bila diperlukan
2. Pesan dan kesan siswa selama pembelajaran berangsung.
3. Berdo’a bersam.
b. Pertemuan ke 2
A. Kegiatan Awal (± 15 menit)
1. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang dan media pembelajaran.
2. Berdo’a bersama
3. Absen
4. Memotivasi siswa dan memunculkan rasa ingin tahu siswa
5. Mengulangi pembelajaran yang lalu secara singkat
6. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dasar, hasil belajar
dan indikator
B. Kegiatan Inti (± 55menit)
1. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang teknik pengukuran yang benar
dan tepat yang dapat dilakukan
2. Siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama dan disertai Tanya jawab siswa
dengan guru yang memberikan penjelasan-penjelasan.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
4. Guru memberi tugas agar siswa mencoba dan latian.
5. Pembelajaran diupayakan aktif baik guru maupun siswa agar terjadi interaksi dan
motivasi dalam pembelajaran.
C. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
1. Melibatkan siswa untuk merangkum dari materi yang telah dijelaskan serta
memberi tugas-tugas bila diperlukan
2. Pesan dan kesan siswa selama pembelajaran berangsung.
3. Berdo’a bersam.
V. Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran
1. Buku pedoman mata diklat alat ukur
2. Modul pembelajaran Alat Ukur
3. Catatan
4. Papan tulis/Whiteboard & spidol
5. Kertas HVS/buram
6. Micrometer
7. Jangka sorong
Sumber Belajar :
Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi
Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
Modul menggunakan dan memelihara alat ukur
VI. Penilaian
Soal teori beserta lembar penilaian sebagai berikut :
1. Jelaskan pengukuran dalam arti luas ?
2. Sebutkan syarat dari besaran standart ?
3. Sebutkan 5 macam alat ukur.? Jelaskan !
4. Berdasarkan sifatnya alat ukur dibedakan menjadi berapa ? sebutkan!
5. Sebutkan 3 fungsi dari alat ukur Vernier Caliper ?
Kunci jawaban :
1. Membandingkan suatu besaran denan besaran standart
2. - Dapat didefinisikan secara phisik,
- Jelas dan tidak berubah dengan waktu,
- Dapat digunakan sebagai pembanding dimana saja didunia
3. 1. Mistar : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,5
mm,
2. Jangka sorong : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas
ketelitian 0,1 mm.,
3. Mikrometer : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian
0,01mm,
4. Neraca : untuk mengukur massa suatu benda,
5. Stop Watch : untuk mengukur waktu mempunyai batas ketelitian 0,01 detik.
4. 5
a. Alat ukur langsung
b. Alat ukur pembanding
c. Alat ukur standart
d. Alat ukur batas
e. Alat ukur bantu
5. Untuk mengukur diameter luar pada benda kerja, Untuk mengukur diameter
dalam benda kerja. Untuk mengukur kedalaman atau ketinggian benda bertingkat
Sidoarjo, 21 Juli 2009
Guru Mata Pelajaran Guru Pemula
Supiyanto, S. Pd. MM Wahyu Robby Cahyadi
NIP. NIM. 065524014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Ketua Jurusan
SMK Negeri 1 Sidoarjo Teknik Pemesinan
Drs. Heru Mursanyoto, MM. Drs. Mansur
NIP. 19630913 198703 1 016 NIP.19610112 168703 1 009
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Sidoarjo
Mata Pelajaran : Alat Ukur Mekanik Presisi
Standart Kompetensi : Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi
Kompetensi Dasar : Menggunakan peralatan pengukur presisi Element
Kelas/Semester : I (satu)/1 (ganjil)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Program Keahlian : Teknik Pemesinan
Pertemuan Ke - : 3 s/d 4
Indikator
Hasil Belajar : - Mengukur dengan alat ukur sesuai dengan metode dan teknik
yang benar
- Mengukur sampai ukuran gradasi terkecil
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa bisa mengukur dengan alat ukur sesuai dengan metode dan tekni yang benar
2. Siswa bisa mengukur sampai ukuran gradasi terkecil
II. Materi Pembelajaran
Pertemuan 3.
Pengukuran secara akurat sampai graduasi terkecil dari suatu instrumentasi dapat
dilaksanakan.
Membaca Nilai Hasil Pengukuran
Seperti pada gambar di bawah ini nilai didepan koma diambil dari penunjukkan angka
nol skala vernier, yaitu 46 mm (A”) sedangkan angka dibelakang koma diambil dari
titik dimana kedua garis yaitu skala vernier dengan skala utama berteemu, yaitu (“4”)
yang ditunjukkan oleh “B”, jadi hasil pembacaan dari gambar di bawah ini ialah 46,4 mm
atau46,40 mm
A 46 + (0,05 X 8 ) = 46, 40 mm
A B
Menangani atau melihara Vernier Caliper
a) Sebelum di ukur, besihkan benda yang akan diukur dan vernier kalipernya juga
dibersihkan dari debu dan partikel-partikel serta di beri pelumas untuk
mencegah agar tidak mudah karatan.
b) Sebelum digunakan , periksalah bahwa skala vernier bergeser bebas, dan
angka “ 0” pada kedua skala bertemu dengan tepat (Segaris) seperti pada
gambar di bawah ini.
c) Tempatkan kembali vernier kaliper yang sudah selesai digunakan pada
tempatnya (sarungnya) usahakan penempatannya tidak ditumpuk satu sama
lainnya
d) Sewaktu mengukur, usahakan benda yang akan diukur dekatkan sedekat
mungkin ke skala utama, Pengukuran di ujung gigi pengukur, maka akan
menghasilkan pembacaan kurang akurat. Seperti gambar di bawah ini.
.
e) Tempatkan kaliper tegak lurus dengan benda yang akan diukur, jangan sampai
miring, karena akan menghasilkan pembacaan yang kurang akurat, seperti
gambar di bawah ini
- Cara mengukur diameter luar.
Rahang skala utama
Item yang akan diukur
Rahan Vernier
i. Cara mengukur diameter
dalam.
Pertemuan 4.
Hasil pengukuran diinterpretasi secara benar dan akurat.
Prinsip pengukuran
VERNIER CALIPER DENGAN NILAI KETELITIAN 1/128 INCH (Inci)
Vernier Caliper/Jangka sorong ini mempunyai nilai ketelitian sebagai berikut :
a. Nilai ketelitian setiap strip/ruas pada skala vernier = 1/128 inch
b. Nilai ketelitian setiap strip/ruas pada skala utama = 1/16 inch
Contoh 1. : Pembacaan hasil ukuran dari gambar di bawah ini adalah sebagai
berikut :
Hasil pembacaan didapat :
- Skala Utama = 1 1/16 inch
- Skala Vernier : 4 x 1/128 inch = 4/128 inch
Hasil pembacaan = 1 3/32 inch
Perhitungan di atas didapat dari uraian sebagai berikut :
a. Skala Utama :
Garis angka nol skala vernier, terletak pada angka 1 inch lewat satu skala
“lebih” Karena nilai setiap skala utama adalah 1/16 inch, maka nilai skala
utama adalah = 1 inch + 1/16 inch “lebih”
Nilai “lebih” akan ditentukan oleh perhitungan pada skala vernier , sebagai
berikut .
b. Skala Vernier :
Skala vernier yang segaris dengan skala utama, adalah pada ruas ke 4 (angka
4), karena nilai setiap skala Vernier adalah 1/128 inch, maka nilai skala
vernier adalah = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch.
c. Sehingga hasil pembacaan akan didapatkan sebagai berikut :
Skala Utama = 1 inch + 1/16 inch = 1 1/16 inch = 34/32 inch
Skala Vernier = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch = 1/32 inch
Hasil Pembacaan : ……………….. = 34/32 + 1/32 = 35/32 inch
= 1 3/32 inch.
Contoh Pembacaan ke 2 :
Pembacaan :- Skala Utama : 1 inch + 6/16 inch = 1 6/16 inch = 176/128 inch
- Skala Vernier : 7 x 1/128 inch = 7/128 inch = 7/128 inch
Hasil Pembacaan = 184/128 Inch = 1 56/128 Inch
* Garis skala Vernier pada ruas yang ke 7 segaris dengan garis pada skala utama.
BATAS UKUR PADA MICROMETER
Micrometer hanya saja untuk setiap pengukuran, baik untuk pengukuran benda kerja
bagian dalam maupun bagian luar , digunakan micrometer yang berbeda-beda
ukurannya. Masing-masing micrometer mempunyai batas pengukuran sampai 25 mm,
yaitu :
2. Micrometer 0 – 25 mm 4. Micrometer 75 - 100 mm
3. Micrometer 25 – 50 mm 5. Micrometer 100 - 125 mm
4. Micrometer 50 - 75 mm 6. Micrometer 125 - 150 mm
KONSTRUKSI ATAU BAGIAN-BAGIAN MICROMETER
Nama-nama bagian /komponen-komponennya.
1. Anvil 5. Outer sleve
2. Spindel 6. Timble (skala timbel )
3. Lock Lamp/pengunci 7. Racter Stoper/Ratchet
4. Iner sleeve
PRINSIP PENGUKURAN
Prinsip kerja micrometer berputar satu kali , baut bergerak sebanyak satu ulir, jika
jarak ulir ialah 1 mm, baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip pengukuran
dengan micrometer. Pada benda sebenarnya , mur berarti inner sleeve dan baut ialah
spindle. Seperti pada gambar di bawah ini
Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. sedangkan dikelilingi timble skala dibagi
dalam 50 strip. Jika timble berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu strip,
dan bila spindle bergeser satu strip dari timble maka berarti bergerak 0,01 mm ( 0,5
mm X 1/50).
III. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran yang digunakan adalah meliputi :
1. Metode Ceramah
2. Metode Demontrasi
3. Metode penugasan dan latihan sambil disertai dengan penjelasan
4. Dan metode tanya jawab
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
c. Pertemuan ke 3
A. Kegiatan Awal (± 15 menit)
1. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang dan media pembelajaran.
2. Berdo’a bersama
3. Absen
4. Memotivasi siswa dan memunculkan rasa ingin tahu siswa
5. Mengulangi pembelajaran yang lalu secara singkat
6. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dasar, hasil belajar
dan indikator
B. Kegiatan Inti (± 55menit)
1. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang cara pengukuran secara akurat
sampai graduasi terkecil dari suatu instrumentasi dapat dilaksanakan.
2. Siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama dan disertai Tanya jawab siswa
dengan guru yang memberikan penjelasan-penjelasan.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
4. Guru member tugas agar siswa mencoba dan latian.
5. Pembelajaran diupayakan aktif baik guru maupun siswa agar terjadi interaksi dan
motivasi dalam pembelajaran.
C. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
1. Melibatkan siswa untuk merangkum dari materi yang telah dijelaskan serta
memberi tugas-tugas bila diperlukan
2. Pesan dan kesan siswa selama pembelajaran berangsung.
3. Berdo’a bersam.
d. Pertemuan ke 4
A. Kegiatan Awal (± 15 menit)
1. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang dan media pembelajaran.
2. Berdo’a bersama
3. Absen
4. Memotivasi siswa dan memunculkan rasa ingin tahu siswa
5. Mengulangi pembelajaran yang lalu secara singkat
6. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dasar, hasil belajar
dan indikator
B. Kegiatan Inti (± 55menit)
1. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang cara mengetahui hasil
pengukuran diinterpretasi secara benar dan akurat.
2. Siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama dan disertai Tanya jawab siswa
dengan guru yang memberikan penjelasan-penjelasan.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
4. Guru memberi tugas agar siswa mencoba dan latian.
5. Pembelajaran diupayakan aktif baik guru maupun siswa agar terjadi interaksi dan
motivasi dalam pembelajaran.
C. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
1. Melibatkan siswa untuk merangkum dari materi yang telah dijelaskan serta
memberi tugas-tugas bila diperlukan
2. Pesan dan kesan siswa selama pembelajaran berangsung.
3. Berdo’a bersam.
V. Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran
1. Buku pedoman mata diklat alat ukur
2. Modul pembelajaran Alat Ukur
3. Catatan
4. Papan tulis/Whiteboard & spidol
5. Kertas HVS/buram
6. Micrometer
7. Jangka sorong
Sumber Belajar :
Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi
Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
Modul menggunakan dan memelihara alat ukur
Modul OTO.KR01.010.03
VI. Penilaian
Soal teori beserta lembar penilaian sebagai berikut :
1. Sebutkan bagian-bagian dari mistar sorong yang
ditunjukkan oleh angka-angka pada gambar berikut!
2. Sebutkan jenis-jenis mistar sorong!
3. Tentukan ukuran yang ditunjukkan oleh gambar berikut!
b). ....... inch
c). ........ inch
Kunci jawaban :
1.
1. Rahang tetap bawah 6. Skala Nonius (mm)2. Rahang bergerak bawah 7. Skala Nonius (inchi) 3. Rahang tetap atas 8. Mur pengencang
4. Rahang bergerak atas 9. Batang pengukur5. Batang geser 10. Batang kedalaman
2. Mistar sorong nonius, mistar sorong jam, mistar sorong batas, Mistar sorong
ketinggian
3. 1) 14.40 2) 11.45
b). 1,148” c). 1,225”
Sidoarjo, ………..
Guru Mata Pelajaran Guru Pemula
Supiyanto, S. Pd. MM Wahyu Robby Cahyadi
NIP. NIM. 065524014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Ketua Jurusan
SMK Negeri 1 Sidoarjo Teknik Pemesinan
Drs. Heru Mursanyoto, MM. Drs. Mansur
NIP. 19630913 198703 1 016 NIP.19610112 168703 1 009
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Sidoarjo
Mata Pelajaran : Alat Ukur Mekanik Presisi
Standart Kompetensi : Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi
Kompetensi Dasar : Menggunakan peralatan pengukur presisi Element
Kelas/Semester : I (satu)/1 (ganjil)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Program Keahlian : Teknik Pemesinan
Pertemuan Ke - : 5 s/d 6
Indikator
Hasil Belajar : - Membaca hasil pengukuran
- Dapat mengukur benda kerja dengan posisi dan metode
yang benar
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa bias membaca hasil pengukuran
2. Dapat mengukur benda kerja dengan posisi dan metode yang benar
3. Siswa mampu menggunakan alat ukur jangka sorong sesuai petunjuk operasi kerja dan
hasil pengukuran dapat dibaca.
II. Materi Pembelajaran
Pertemuan 5.
Pemilihan jenis alat ukur presisi yang sesuai dengan benda kerja yang diukur
Membaca Nilai Hasil Pengukuran
Seperti pada gambar di bawah ini nilai didepan koma diambil dari penunjukkan angka
nol skala vernier, yaitu 46 mm (A”) sedangkan angka dibelakang koma diambil dari
titik dimana kedua garis yaitu skala vernier dengan skala utama berteemu, yaitu (“4”)
yang ditunjukkan oleh “B”, jadi hasil pembacaan dari gambar di bawah ini ialah 46,4 mm
atau 46,40 mm A
46 + (0,05 X 8 ) = 46, 40 mm
A B
Sewaktu mengukur, usahakan benda yang akan diukur dekatkan sedekat mungkin ke skala
utama, Pengukuran di ujung gigi pengukur, maka akan menghasilkan pembacaan kurang
akurat. Seperti gambar di bawah ini.
.
Tempatkan kaliper tegak lurus dengan benda yang akan diukur, jangan sampai miring, karena
akan menghasilkan pembacaan yang kurang akurat, seperti gambar di bawah ini
- Cara mengukur diameter luar.
Rahang skala utama
Item yang akan diukur
Rahan Vernier
i. Cara mengukur diameter dalam.
Vernier Caliper/Jangka sorong ini mempunyai nilai ketelitian sebagai berikut :
a. Nilai ketelitian setiap strip/ruas pada skala vernier = 1/128 inch
b. Nilai ketelitian setiap strip/ruas pada skala utama = 1/16 inch
Contoh 1. : Pembacaan hasil ukuran dari gambar di bawah ini adalah sebagai berikut :
Hasil pembacaan didapat :
- Skala Utama = 1 1/16 inch
- Skala Vernier : 4 x 1/128 inch = 4/128 inch
- Hasil pembacaan = 1 3/32 inch
Perhitungan di atas didapat dari uraian sebagai berikut :
a. Skala Utama :
a. Garis angka nol skala vernier, terletak pada angka 1 inch lewat satu skala
“lebih” Karena nilai setiap skala utama adalah 1/16 inch, maka nilai skala
utama adalah = 1 inch + 1/16 inch “lebih”
b. Nilai “lebih” akan ditentukan oleh perhitungan pada skala vernier , sebagai
berikut .
b. Skala Vernier :
Skala vernier yang segaris dengan skala utama, adalah pada ruas ke 4 (angka
4), karena nilai setiap skala Vernier adalah 1/128 inch, maka nilai skala
vernier adalah = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch.
c. Sehingga hasil pembacaan akan didapatkan sebagai berikut :
Skala Utama = 1 inch + 1/16 inch = 1 1/16 inch = 34/32 inch
Skala Vernier = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch = 1/32 inch
Hasil Pembacaan : ……………….. = 34/32 + 1/32 = 35/32 inch
= 1 3/32 inch.
Contoh Pembacaan ke 2 :
Pembacaan :- Skala Utama : 1 inch + 6/16 inch = 1 6/16 inch = 176/128 inch
- Skala Vernier : 7 x 1/128 inch = 7/128 inch = 7/128 inch
Hasil Pembacaan = 184/128 Inch = 1 56/128 Inch
* Garis skala Vernier pada ruas yang ke 7 segaris dengan garis pada skala utama.
4.3.MICROMETER
Micrometer adalah alat yang presisi, masing-masing untuk mengukur diameter luar
dan dalam, alat ini lebih teliti dari pada verrnier caliper, dapa t mengukur sampai
ketelitian 0,01 mm
4.3.1 BATAS UKUR PADA MICROMETER
Micrometer hanya saja untuk setiap pengukuran, baik untuk pengukuran benda kerja
bagian dalam maupun bagian luar , digunakan micrometer yang berbeda-beda
ukurannya. Masing-masing micrometer mempunyai batas pengukuran sampai 25 mm,
yaitu :
5. Micrometer 0 – 25 mm 4. Micrometer 75 - 100 mm
6. Micrometer 25 – 50 mm 5. Micrometer 100 - 125 mm
7. Micrometer 50 - 75 mm 6. Micrometer 125 - 150 mm
8.
4.3.2. KONSTRUKSI ATAU BAGIAN-BAGIAN MICROMETER
Nama-nama bagian /komponen-komponennya.
1. Anvil 5. Outer sleve
2. Spindel 6. Timble (skala timbel )
3. Lock Lamp/pengunci 7. Racter Stoper/Ratchet
4. Iner sleeve
4.3.3. PRINSIP PENGUKURAN
Prinsip kerja micrometer berputar satu kali , baut bergerak sebanyak satu ulir, jika
jarak ulir ialah 1 mm, baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip pengukuran
dengan micrometer. Pada benda sebenarnya , mur berarti inner sleeve dan baut ialah
spindle. Seperti pada gambar di bawah ini
Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. sedangkan dikelilingi timble skala dibagi
dalam 50 strip. Jika timble berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu strip,
dan bila spindle bergeser satu strip dari timble maka berarti bergerak 0,01 mm ( 0,5
mm X 1/50).
4.3.4. PEMERIKSAAN DAN KALIBRASI MICROMETER
1). Memeriksa tanda “0”
Sebelum dipakai , micrometer harus dikalibrasi terlebih dahulu, Bersihkan anvil
dan spindle dengan kain bersih. Kemudian putar ratchet stopper sampai anvil dan
spindle bersentuhan. Putarkan stopper sampai berbunyi tanda clik-klik 2 atau 3
kali sampai diperoleh penekanan yang cukup. Kuncilah spindle pada posisi ini
dengan lock clamp.
Perlu diingat. Putar lah rachet stopper perlahan-lahan, jika terlalu cepat ,
timble berputar lebih karena inertia dari timble, sehingga pembacaan
menjadi salah.
Micrometer telah dikalibrasi dengan benar jika titik “0” thimble telah lurus
dengan garis pada outher sleeve. Sewperti pada gambar di bawah ini.
Posisi Yang Benar Posisi yang salah
2 ). Menyetel Titik “0”
Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kuncilah spindle dengan lock
clamp. Kemudian dengan memakai penyetel putarlah outer sleeve sampai
tabda “0” thimble lurus dengan garis. Setelah penyetelan selesai , periksalah
kembali tanda “ 0 ”
Pengunci
Outer /Sleeve
Jika kesalahannya melebihi 0,02 mm, Kuncilah spindle dengan lock clamp,
kendorkan stopper sampai thimble bebas, luruskan tanda “0” timble dengan
garis outer sleeve , dan kencangkan kembali ratchet stopper. Setelah
penyetelan selesai periksalah kembali titik “0” untuk meyakinkan bahwa
micrometer telah dikalibrasi dengan benar.
4.3.5. MEMBACA HASIL PENGUKURAN MICROMETER
Jarak strip di atas garis atau skala di atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan
jarak strip di bawah garis atau skala di bawah garis adalah 0,05 mm.
Sedangkan nilai satu stri pada skala timble adalah 0,01 mm. nilai hasil ukur ialah
jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
Contoh .1 . dari hasil pembacaan gambar di bawah ini :
Pembacaan skala di atas garis ……………………= 5.00 mm
Pembacaan skala di bawah garis ………………… = 0,00 mm
Pembacaan skala timble ……………………… (+) = 0,20 mm
Hasil Pembacaan akhir …………………………… = 5,20 mm
Contoh .2
Pembacaan skala di atas garis ……………………= 7.00 mm
Pembacaan skala di bawah garis ………………… = 0,50 mm
Pembacaan skala timble ……………………… (+) = 0,15 mm
Hasil Pembacaan akhir …………………………… = 7,65 mm
4.3.5. Peringatan Penting
Sebelum dipakai, periksalah titik “0” jika perlu lakukan kalibrasi.
Sebleum mengukur, besihkan benda yang akan diukur dengan kain bersih.
Jepitlah micrometer dengan frame, putarlah timble kea rah benda yang akan
diukur, dan putarlah ratchet stopper sampai menyentuh spindle spindle. Putarlah
kembali stopper 2 sampai 3 kali agar penekanan lebih meyakinkan, kemudian
baca.
Ulangi pengukuran beberapa kali agar kesalahannya sekecil mungin.
4.4. DIAL GAUGE (DIAL INDIKATOR)
4.4.1. URAIAN DIAL GAUGE
Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur :
Kerataan permukaan bidang datar.
Kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros.
Kerataan permukaan dinding silinder.
Kebengkokan poros, run out, kesejajaran dan lain-lain
Pada alat ukur ini didalamnya terdapat mekanisme spesial yang dapat memperbesar
gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan yang diukur,
gerakan ini diperbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya ditunjukkan oleh
penunjuk (ponter).
Klasifikasi tingkat pengukuran ditunjukkan pada permukaan dial. Klasifikasi
menunjukkan skala terkcil, dan tingkat pengukuran menunjukkan pembacaan
maksimum. Skala dan outer ring dapat diputar ke “O” agar lurus dengan penunjuk.
Pada dial juga terdapat penghitung putaran (revolution counter). Counter ini
menunjukan beberapa kali penunjuk telah berputar.
DIAL GAUGE
Tidak seperti halnya alat ukur lain, dial gauge selalu digunakan bersama alat
penopang (supporting tool). Umumnya magnetic stand digunakan untuk mengukur
automotive parts. Dial gauge juga dibuat dalam bentuk kaliper gauge dan inside deal
gauge.
Gauge beam lock
Batang
Penyangga
Dasar Magnet
(1). Peringatan Penting
Posisi spindle dia gauge tegak lurus pada permukaan yang diperiksa.
Garis imajinasi dati mata anda ke ponter dial gauge harus tegak lurus pada
permukaan dial ketika anda membaca pengukuran.
Dial gauge harus dipasang dengan teliti pada supporting toolsnya.
Putarlah outer ring setel pada titik nol. Gerakan spindle ke atas dan ke bawah.
Periksalah bahwa penunjuk selalu kembali ke nol bila anda tidak memegeng
spindle.
Di dalam dial gauge terdapat mekanisme presisi seperti jam. Usahakan agar jangan
sampai terjatuh atau terkena benturan.
Jangan berikan oli atau gemuk diantara spindle dan tangkainya. Bila gerakan
spindle menjadi tadak lancar karena oli atau kotoran. Celupkan ke dalam bensin
sambil menggerakan naik turun sampai oli atau kotorannya keluar.
(2). Bagian-bagian dial Gauge.
1. Jarum Panjang/Jarum penunjuk
2. Jarum pendek / Penghitung putaran
3. Tanda batas toleransi
4. Bidang sentuh dengan benda kerja
Fungsi masing-masing bagian
1. Jarum Panjang/Jarum Penunjuk
Jarum ini akan langsung bergerak apabila bagian-bagian sentuh tertekan
oleh benda kerja, adapun nilai pergerakan dari jarum tersebut tergantung
dari beberapa nilai skala dari dial gauge tersebut, misalnya nilai skala
gauge 0,01 mm, apabila jarum panjang bergerak dari angka nol sampai
angka 10 berarti nilai pergerakan jarum panjang tersebut adalah 0,01 mm
x 10 = 0,1 mm.
Skala jarum panjang ini dapat diputar ke kiri atau ke kanan, artinya posisi
angka nol tidak pasti selalu berada di atas, tetapi bisa ada pada posisi di
bawah atau disamping, tergantung pada posisi mana yang kita kehendaki
pada saat porses mengukur benda kerja.
2. Jarum Pendek
Jarum pendek akan bergerak satu ruas , apabila jarum panjang bergerak
dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran) ,hal ini berarti
pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,1 mm x 100 = 1 mm
(apabila nilai skala dial gauge adalah 0,01 mm).
Sehingga apabila jarum pendek berputar satu kali putaran, maka nilai
pergerakan jarum pendek adalah 1 mm x 10 = 10 mm.
3. Batas Toleransi
Dua alat ini dapat digeser ke kiri atau ke kanan sampai dengan kehendak
kita, untuk melihat batas pergerakan jarum panjang ke arah kiri dan kanan,
pada saat proses pengukuran benda kerja (lihat pada cara penggunaan dial
gauge).
4. Bidang sentuh dengan benda kerja.
Alat ini akan bergerak naik dan turun, apabila bersentuhan dengan
permukaan benda kerja, saat benda kerja gergerak terhadap bidang sentuh
tersebut.
Jarum panjang akan bergerak ke arah kanan apabila bidang sentuh bergerak
ke atas.
Jarum panajang akan bergerak ke arah kiri , apabila bidang sentuh bergerak
kea rah bawah.
4.4.2. METODE PENGUKURAN SERTA MEMBACA HASIL UKUR.
i. Mengukukur kerataan sebuah bidang.
Untuk mengukur kerataan sebuah bidang, maka terlebih dahulu , jarum-jarum
pada dial gauge harus diset pada posisi angka yang diperkirakan sesuai dengan
kondisi tinggi rendah permukaan bidang yang akan diukur, Misal sbb:
1. Jarum pendek menunjuk angka dua
2. Jarum panjang menunjuk angka nol
Hal di atas dapat dilakukan dengan cara mendorong bidang sentuh kea rah atas
, sampai posisi jarum pendek pada angka dua, dan jarum panjang pada angka
nol, Selanjurnya posisi letak dari batas toleransi yang dibutuhkan adalah :
3. Batas toleransi sebelah kiri pada posisi angka 90
4. Batas toleransi sebelah kanan pada posisi angka 10
Hal ini berarti toleransi kea rah kiri dan kanan dari angka 0 adalah berjarak
0,1 mm.
Hasil pengukuran sebuah bidang dinyatakan rata apabila pergerakan jarum
panjang bergerak kea rah kiri dan kanan antara jarak toleransi tersebut.
ii. Mengukukur kebulatan sebuah poros.
Demikian pula pada pengukuran kebulatan sebuah poros, poros pengukuran
maupun cara membaca hasil ukuran yang sama, dengan catata apabila jarum
panjang lebih banyak bergerak kea rah kanan ini berarti permukaan poros
terlalu besar dari ukuran yang telah ditentukan. Demikian juga apabila jarum
bergerak lebih banyak ke arah kiri , ini berarti permukaan poros terlalu kecil
dan ukuran yang telah ditentukan. Ukuran yang tepat adalah apabila jarum
bergerak ke kiri dan ke kanan diantara batas toleransi yang telah ditentukan
sebelumnya.
Contoh: 1. Pengukuran kebulatan sebuah poros.
Jarum panjang akan bergerak
kea rah kanan apabila
permukaan benda kerja terlalu
besar dari ukuran yang telah
ditentukan
Jarum panjang akan bergerak
kea rah kiri apabila permukaan
benda kerja terlalu kecil dari
ukuran yang telah ditentukan
Contoh:2. Pengukuran run out poros
1). Letakan V-Blok di atas plat datar, dan telatakan poros di atas block, seperti
pada gambar.
2). Sentuhkan spindle dial gaugew pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial
gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros sebelah
kanan, seperti pada gambar
3). Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan
pembacaan paling kecil. Kemudian putarlah outer ring sampai penunjukan
pada “0”
4). Putarlah poros perlahan-lahan.Bacalah jumlah gerakan ponter.
Pertemuan 6.
Mengukuran benda kerja dengan posisi dan metode yang benar
III. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran yang digunakan adalah meliputi :
5. Metode Ceramah
6. Metode Demontrasi
7. Metode penugasan dan latihan sambil disertai dengan penjelasan
8. Dan metode tanya jawab
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
e. Pertemuan ke 5
A. Kegiatan Awal (± 15 menit)
7. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang dan media pembelajaran.
8. Berdo’a bersama
9. Absen
10. Memotivasi siswa dan memunculkan rasa ingin tahu siswa
11. Mengulangi pembelajaran yang lalu secara singkat
12. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dasar, hasil
belajar dan indikator
B. Kegiatan Inti (± 55menit)
6. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang cara pengukuran secara akurat
sampai graduasi terkecil dari suatu instrumentasi dapat dilaksanakan.
7. Siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama dan disertai Tanya jawab siswa
dengan guru yang memberikan penjelasan-penjelasan.
8. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
9. Guru member tugas agar siswa mencoba dan latian.
10. Pembelajaran diupayakan aktif baik guru maupun siswa agar terjadi interaksi
dan motivasi dalam pembelajaran.
C. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
4. Melibatkan siswa untuk merangkum dari materi yang telah dijelaskan serta
memberi tugas-tugas bila diperlukan
5. Pesan dan kesan siswa selama pembelajaran berangsung.
6. Berdo’a bersam.
f. Pertemuan ke 6
A. Kegiatan Awal (± 15 menit)
7. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang dan media pembelajaran.
8. Berdo’a bersama
9. Absen
10. Memotivasi siswa dan memunculkan rasa ingin tahu siswa
11. Mengulangi pembelajaran yang lalu secara singkat
12. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dasar, hasil belajar
dan indikator
B. Kegiatan Inti (± 55menit)
6. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang cara mengetahui hasil
pengukuran diinterpretasi secara benar dan akurat.
7. Siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama dan disertai Tanya jawab siswa
dengan guru yang memberikan penjelasan-penjelasan.
8. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
9. Guru memberi tugas agar siswa mencoba dan latian.
10. Pembelajaran diupayakan aktif baik guru maupun siswa agar terjadi interaksi dan
motivasi dalam pembelajaran.
C. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
4. Melibatkan siswa untuk merangkum dari materi yang telah dijelaskan serta
memberi tugas-tugas bila diperlukan
5. Pesan dan kesan siswa selama pembelajaran berangsung.
6. Berdo’a bersam.
V. Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran
8. Buku pedoman mata diklat alat ukur
9. Modul pembelajaran Alat Ukur
10. Catatan
11. Papan tulis/Whiteboard & spidol
12. Kertas HVS/buram
13. Micrometer
14. Jangka sorong
Sumber Belajar :
Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi
Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
Modul menggunakan dan memelihara alat ukur
Modul OTO.KR01.010.03
VI. Penilaian
Soal teori beserta lembar penilaian sebagai berikut :
1)
2) Mengukur dengan mistar geser ketelitian 0,05 mm
Kunci jawaban :
Sidoarjo, 21 Juli 2009
Guru Mata Pelajaran Guru Pemula
Supiyanto, S. Pd. MM Wahyu Robby Cahyadi
NIP. NIM. 065524014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Ketua Jurusan
SMK Negeri 1 Sidoarjo Teknik Pemesinan
Drs. Heru Mursanyoto, MM. Drs. Mansur
NIP. 19630913 198703 1 016 NIP.19610112 168703 1 009