Sabun Dapat Dibuat Melalui Proses Batch Atau Kontinu Pada Proses Batch

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Sabun Dapat Dibuat Melalui Proses Batch Atau Kontinu Pada Proses Batch

    1/3

    Sabun dapat dibuat melalui proses batch atau kontinu Pada proses batch, lemak atau

    minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH atau KOH) berlebih dalam sebuah ketel. Jika

    penyabunan telah selesai, garam garam ditambahkan untuk mengendapkan sabun. Lapisan air

    yang mengaundung garam, gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan dan gliserol diperoleh

    lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun gubal yang bercampur dengan garam, alkali dan

    gliserol kemudian dimurnikan dengan air dan diendapkan dengan garam berkali-kali.

    Akhirnya endapan direbus dengan air secukupnya untuk mendapatkan campuran halus yang

    lama-kelamaan membentuk lapisan yang homogen dan mengapung. Sabun ini dapat dijual

    langsung tanpa pengolahan lebih lanjut, yaitu sebagai sabun industri yang murah. Beberapa

    bahan pengisi ditambahkan, seperti pasir atau batu apung dalam pembuatan sabun gosok.

    Beberapa perlakuan diperlukan untuk mengubah sabun gubal menjadi sabun mandi, sabun

    bubuk, sabun obat, sabun wangi, sabun cuci, sabun cair dan sabun apung (dengan melarutkan

    udara di dalamnya).

    Pada proses kontinu, yaitu yang biasa dilakukan sekarang, lemak atau minyak

    hidrolisis dengan air pada suhu dan tekanan tinggi, dibantu dengan katalis seperti sabun seng.

    Lemak atau minyak dimasukkan secara kontinu dari salah satu ujung reaktor besar. Asam

    lemak dan gliserol yang terbentuk dikeluarkan dari ujung yang berlawanan dengan cara

    penyulingan. Asam-asam ini kemudian dinetralkan dengan alkali untuk menjadi sabun.

  • 7/22/2019 Sabun Dapat Dibuat Melalui Proses Batch Atau Kontinu Pada Proses Batch

    2/3

    2.4 Proses Pembuatan Sabun

    Dalam pembuatan sabun terdapat beberapa metoda untuk proses pembuatan sabun secara

    umum adalah sebagai berikut :/p>

    1. Hidrolisa

    a. Proses Batch

    Pada proses batch lemak atau minyak yang dipanaskan di dalam reaktor batch dengan

    menambahakn NaOH, lemak tersebut dipanaskan sampai bau NaOH tersebut hilang. Seletah

    terbentuk endapan lalu didinginkan kemudian endapan dimurnikan dengan menggunakan air

    dan diendapkan lagi dengan garam, kemudian endapan tersebut direbus dengan air sehingga

    terbentuk campuran halus yang membentuk lapisan homogen yang mengapung dan

    terbentuklah sabun murah.

    b. Proses Kontinue

    Pada proses kontinue secara umum yaitu lemak atau minyak dimasukkan kedalam reaktor

    kontinue kemudian dihidrolisis dengan menggunakan katalis sehingga menghasilkan asam

    lemak dengan gliserin. Kemudian dilakukan peyulingan terhadap asam lemak dengan

    menambahkan NaOH sehingga terbentuk sabun.

    2.5 Metode pembuatan sabun

    Berdasarkan reaksi yang terjadi, ada 4 macam proses pembuatan sabun yaitu sebagai berikut

    (Y.H.Hui,1996) :

    1. Proses pendidihan penuh

    Proses pendidihan penuh pada dasarnya sama dengan proses batch yaitu minyak/lemakdipanaskan di dalam ketel dengan menambahkan NaOH yang telah dipanaskan, selanjutnya

    campuran tersebut dipanaskan sampai terbentuk pasta kira-kira setelah 4 jam pemanasan.

    Setelah terbentuk pasta ditambahkan NaCl (10-12%) untuk mengendapan sabun. Endapan

    sabun dipisahkan dengan menggunakan air panas dan terbentuklah produk utama sabun dan

    produk samping gliserin.

    2. Proses semi pendidihan

    Pada proses semi pendidihan, semua bahan yaitu minyak/lemak dan alkali langsung dicampur

    kemudian dipanaskan secara bersamaaan. Terjadilah reaksi saponifikasi. Setelah reaksi

    sempurna ditambah sodium silikat dan sabun yang dihasilkan berwarna gelap.

    3. Proses dingin

    Pada proses dingin semua bahan yaitu minyak, alkali, dan alkohol dibiarkan didalam suatutempat/bejana tanpa dipanaskan (temperatur kamar,250C). Reaksi antara NaOH dan uap air

    (H2O) merupakan reaksi eksoterm sehingga dapat menghasilkan panas. Panas tersebut

    kemudian digunakan untuk mereaksikan minyak/lemak dan NaOH/alkohol. Proses ini

    memerlukan waktu untuk reaksi sempurna selama 24 jam dan dihasilkan sabun berkualitas

    tinggi.

    Adapun syarat-syarat terjadinya proses dingin adalah sebagai berikut :

    Minyak/lemak yang digunakan harus murni

    Konsentrasi NaOH harus terukur dengan teliti

    Temperatur harus terkontrol dengan baik

    4. Proses netral

    Prinsip dasar dari proses netral adalah minyak/lemak ditambah NaOH sehingga terjadi reaksisaponifikasi dan dihasilkan sabun dan gliserin. Sabun yang dihasilkan tidak bersifat netral

  • 7/22/2019 Sabun Dapat Dibuat Melalui Proses Batch Atau Kontinu Pada Proses Batch

    3/3

    sehingga tidak dapat menghasilkan busa yang banyak. Oleh karena itu, perlu dilakukan

    penetralan dengan menambahkan Na2CO3.

    2.6 Proses Komersil Pembuatan Sabun

    Direct Saponification

    Saponifikasi langsung lemak dan minyak adalah proses tradisional yang digunakan untukproduksi sabun. Secara komersial, hal ini dilakukan melalui proses kettle boiling batch atau

    proses kontinu.

    Kettle Boiled Batch Process

    Proses ini menghasilkan sabun dalam jumlah besar, menggunakan tangki baja terbuka yang

    dikenal dengan ketel yang dapat menyimpan hingga 130.000 kg bahan. Ketel dengan dasar

    kerucut ini yang berisi koil uap terbuka untuk pemanasan dan agitasi. Untuk membuat sabun

    oleh proses lemak, dan minyak, soda kaustik, garam, dan air secara bersamaan ditambahkan

    ke ketel. Untuk menyelesaikan proses penyabunan, batch sabun dipanaskan untuk jangka

    waktu tertentu menggunakan steam sparging

    Setelah menyelesaikan reaksi penyabunan, garam tambahan akan ditambahkan ke dalam

    ketel yang dipanaskan dengan uap untuk mengubah campuran dari fase campuran neat-sabunke campuran curd soaplye seat biphasic. Proses ini biasanya disebut dengan membuka butir

    sabun. Dadih sabun yang tersisa di ketel biasanya dicuci beberapa kali dengan menambahkan

    air untuk mengubahnya kembali ke neat sabun dan mengulangi penambahan garam,

    mendidihkan, dan proses pemisahan.

    Proses mencuci memberikan yang lebih baik menghilangkan kotoran dari gliserol dan sabun.

    Setelah pencucian akhir, tingkat air di dalam sabun dadih yang tersisa dalam ketel

    disesuaikan untuk mencapai sifat-sifat fisik yang tepat untuk pengolahan tambahan. Proses

    ini, disebut sebagai fitting. Produk yang tersisa dalam ketel adalah sabun murni dengan

    konsentrasi 70% dengan garam dan gliserol tingkat rendah. Proses ini memakan waktu lama

    dan memerlukan beberapa hari untuk menyelesaikannya.

    Continuous Saponification Systems

    Sebuah inovasi yang relatif baru dalam produksi sabun, sistem ini telah menghasilkan

    efisiensi pengolahan yang lebih baik dan waktu pengolahan yang jauh lebih pendek. Ada

    beberapa sistem komersial yang tersedia, bahkan walaupun sistem ini berbeda dalam aspek

    desain atau operasi-operasi tertentu, semua proses saponifikasi lemak dan minyak untuk

    sabun sama dengan proses umum.(Gambar ).

    Umpan berupa campuran lemak dan minyak terus dimasukkan ke dalam pressurized, heated

    vessel yang biasa disebut sebagai autoclave, bersama dengan sejumlah kaustik soda, air, dan

    garam. Pada suhu (120o C) dan tekanan (200 kPa) waktu yang digunakan untuk reaksi

    saponifikasi lebih cepat (