Upload
risma-danti
View
217
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN MIOKARDITIS
A. PENGERTIAN
Miocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. hal ini disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, akan tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1996). Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002). Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges, 1999). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan/inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi.
B. ETIOLOGI
Umumnya miokarditis ini disebabkan oleh penyakit akan tetapi dapat juga disebabkan oleh sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan serta efek toksik bahan-bahan kimia radiasi dan infeksi. Pada miokarditis karena difteri yaitu kerusakan miokardium disebabkan toksik yang dikeluarkan hasil mikrobakteri. Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lemak serat otot mengalami nekrosis hialin. Beberapa organisme dapat menyerang dinding arteri kecil, terutama pada arteri koronaria intramuskuler yang akan memberikan reaksi radang perivaskuler miokardium. Hal ini disebabkan oleh pseudomonas serta beberapa jenis jamur seperti aspergilus dan kandida. Sebagian kecil mikroorganisme menyerang langsung terhadap sel-sel miokardium yang menyebabkan reaksi radang. Miokarditis biasanya diakibatkan oleh proses infeksi, infeksi, terutama oleh virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa, dan spirozeta atau dapat juga disebabkan oleh keadaan hipersensitifitas seperti demam rematik.
C. PATOFISIOLOGI
Jantung merupakan organ otot. Bila serabut otot sehat, jantung dapat berfungsi dengan baik, jika ada cedera katup yang berat; dan serabut otot rusak maka hidup dapat terancam. Miokarditis dapat menyebabkan dilatasi jantung, thrombus dalam dinding jantung , infiltrasi sel darah yang beredar disekitar pembuluh koroner, serabut otot dan degenerasi serabut otot itu sendiri.
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar:
1. Invasi langsung ke miokard.
2. Proses immunologis terhadap miokard.
3. Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses miokarditisviral ada 2 tahap :
1) Fase akut berlangsung kira-kira satu minggu, dimana terjadi invasi virus ke miokard, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizingantibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan natural killercell (sel NK).
2) Pada fase berikutnya miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan systemimmune akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokard, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokard dari yang minimal sampai yang berat (FKUI, 1999).
Enterovirus sebagai penyebab miokarditisviral juga merusakkan sel-sel endotel dan terbentuknya antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasmemikrovaskular. Walaupun etiologi kelainan mikrovaskular belum pasti, tetapi sangat mungkin berasal dari respon imun atau kerusakan endotel akibat infeksi virus. Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan proses berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan rontokya serabut otot, dilatasi jantung dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhirnya proses ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan payah jantung.
D. TANDA GEJALA
1. Letih
2. Dipsneu
3. Detak jantung tidak teratur
4. Demam
5. Menggigil
6. Anoreksia
7. Nyeri dada
Gejala-gejala lain karena gangguan yang mendasarinya (Griffith, 1994).
1. Menggigil
2. Demam.
3. Anoreksia.
4. Nyeri dada.
5. Dispnea dan disritmia.
6. Tamponade ferikardial/kompresi (pada efusi perikardial) (DEPKES, 1993).
E. PENATALAKSANAAN
Penanganan pada pasien dengan Miokarditis adalah:
1. Pasien diberi pengobatan khusus terhadap penyebab yang mendasari (penisilin untuk streptokokus hemolitikus).
2. Pasien dibaringkan ditempat tidur untuk mengurangi beban jantung. Berbaring juga membantu mengurangi kerusakan miokardialresidual dan komplikasi miokarditis.
3. Fungsi jantung dan suhu tubuh harus selalu dievaluasi.
4. Bila terjadi gagal jantung kongestiv harus diberikan obat untuk memperlambat frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi. Diuretik untuk mnegurangi retensi ciaran , digitalis untuk merangsang detak jantung , obat antibeku untuk mencegah pembentukan bekuan (Griffith, 1994).
F. KOMPLIKASI
1) Kardiomiopatikongestif/dilated.
2) Payah jantung kongestif.
3) Efusi perikardial.
4) AV block total.
5) TrombiKardiac (FKUI, 1999).
6) Gagal jantung
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk menentukan etiologi. Biakan darah dapat menemukan sebagian besar organisme pathogen.Pada infeksi parasit terdapat eosinofilia sebagai laju endapan meningkat. Enzim keratin kinase atau laktat dehidroginase (LDH) dapat meningkat sesuai luasnya nekrosis miokard.
2. Elektrocardiograf
Muncul kelainan sinus takikardia, perubahan segmen ST dan gelembung T serta lowvoltage. Kadang ditemukan aritmiaarial atau ventrikuler, AV block, intra ventrikulerconductiondefek dan QT memanjang.
3. Foto thorak
Ukuran jantung sering membesar kadang disertai kongesti paru.
4. Ekokardiograf
Pada kedua ventrikel sering didapat hipokinesis, bersifat regional terutama di apeks. Adanya penebalan dinding ventrikel, trombi ventrikel kiri, pengisian diastolic yang abnormal dan efusi pericardial.
5. Biopsyendomiokardial
Melalui biopsytranvernous dapat diambil endomiokardium ventrikel kanan kiri. Hasil biopsy yang positif memiliki nilai diagnostic sedang negative tidak dapat menyingkirkan miokarditis. Diagnosis ditegakkan bila pada biopsyendomiokardial didapatkan nekrosis atau degenerasi parasit yang dikelilingi infiltrasi sel sel radang.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1) PENGKAJIAN
A. Kaji identitas klien dan penanggung jawab.
B. Riwayat klien
1. Keluhan utama
2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat kesehatan dahulu
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Riwayat social
6. Riwayat pekerjaan
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
2. Tanda-tanda vital
3. Sistem neurologis
4. Sistem penglihatan
5. Sistem pendengaran
6. Sistem pernapasan
7. Sistem kardiovaskuler
8. Sistem gastrointestinal
9. Sistem perkemihan
10. Sistem musculoskeletal
11. Sistem integument
12. Sistem reproduksi
13. Sistem endokrin
D. Pola aktivitas sehari-hari
E. Pemeriksaan penunjang
F. Terapi medis
Pengkajian pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges, 1999) meliputi :
a) Aktivitas/Istirahat
Data Objektif (DO) :
1) Kelelahan.
2) Kelemahan.
Data Subjektif (DS) :
1) Takikardia.
2) Penurunan tekanan darah.
3) Dispnea dengan aktivitas.
b) Sirkulasi
Data Objektif (DO) :
1) Riwayat demam rematik.
2) Penyakit jantung congenital.
3) Bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
Data Subjektif (DS) :
1) Takikardia.
2) Disritmia.
3) Perpindahan titik impuls maksimal.
4) Kardiomegali.
5) FrictionRub.
6) Mur – mur.
7) Irama gallop (S3 dan S4).
8) Oedema.
9) DVJ.
10) Petekie.
11) Hemoragi Splinter.
12) Nodus Osler.
13) Lesi Janeway.
c) Eliminasi
Data Objektif (DO) :
1) Riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal.
2) Penurunan frekuensi/jumlah urine.
Data Subjektif (DS) :
1) Urine pekat gelap.
d) Nyeri/Ketidaknyamanan.
Data Objektif (DO) :
Nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring.
Data Subjektif (DS) :
Perilaku distraksi, misalnya gelisah.
e) Pernapasan
Data Objektif (DO) :
Nafas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam hari (miokarditis).
Data Subjektif (DS) :
1) Dispnea.
2) DNP (DispneaNocturnalParoxismal).
3) Batuk.
4) Inspirasi Mengi.
5) Takipnea.
6) Krekels.
7) Ronkhi ; pernapasan dangkal.
f) Keamanan
Data Objektif (DO) :
1) Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis).
2) Trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal.
3) Dalam penanganan gigi.
4) Pemeriksaan endoskopik terhadap sistem GI/GU.
5) Penurunan sistem immune.
6) SLE atau penyakit kolagen lainnya.
Data Subjektif (DS) :
Demam.
g) Penyuluhan/Pembelajaran
Data Objektif (DO) :
Terapi intravena jangka panjang atau penggunaan kateter indwelling atau penyalahgunaan obat parenteral.
2) DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan miokarditis (Doenges, 1999)adalah sebagai berikut :
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek – efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.
Data Objektif (DO) :
a) Nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring.
Data Subjektif (DS) :
a) Perilaku distraksi, misalnya gelisah.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel – sel otot miokard, penurunan curah jantung.
Data Objektif (DO) :
a) Kelelahan.
b) Kelemahan.
Data Subjektif (DS) :
a) Takikardia.
b) Penurunan tekanan darah.
c) Dispnea dengan aktivitas
3. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
Data Objektif (DO) :
a) Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis).
b) Trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal.
c) Dalam penanganan gigi.
d) Pemeriksaan endoskopik terhadap sistem GI/GU.
e) Penurunan sistem immune.
f) SLE atau penyakit kolagen lainnya.
Data Subjektif (DS) :
a) Demam.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis–intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
Data Objektif (DO) :
Terapi intravena jangka panjang atau penggunaan kateter indwelling atau penyalahgunaan obat parenteral.