16
SATUAN ACARA PENYULUHAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASI (BPH) DI RUANG MELATI RS TK II Dr. SOEPRAOEN MALANG Oleh: Kelompok 9A/TINGKAT IIIA 1. Prakassiwi Yovi A. 1301100035 2. Fitria Anwarawati 1301100036 3. Lailatun nisak 1301100037 4. Fina Aula Rusda 1301100038 KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

SAP BPH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Satuan acara Penyuluhan BPH

Citation preview

Page 1: SAP BPH

SATUAN ACARA PENYULUHAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASI (BPH)

DI RUANG MELATI RS TK II Dr. SOEPRAOEN MALANG

Oleh:

Kelompok 9A/TINGKAT IIIA

1. Prakassiwi Yovi A. 1301100035

2. Fitria Anwarawati 1301100036

3. Lailatun nisak 1301100037

4. Fina Aula Rusda 1301100038

KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANGPROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MALANG

2016

Page 2: SAP BPH

LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“BENIGNA PROSTAT HIPERPLASI (BPH)”

Oleh:

Kelompok 9A

Tingkat IIIA

1. Prakassiwi Yovi A. 1301100035

2. Fitria Anwarawati 1301100036

3. Lailatun nisak 1301100037

4. Fina Aula Rusda 1301100038

Telah dilaksanakan pada:

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Topik : Pengenalan Benigna Prostat Hiperplasi

Pembimbing klinik Pembimbing Institusi

................................ ....................................

Page 3: SAP BPH

PAKET PENYULUHAN DAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENGENALAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASI (BPH)

Bidang Studi : Keperawatan Medikal Bedah

Pokok Bahasan : Benigna Prostat Hiperplasi

Sasaran : Pasien, keluarga pasien, dan pengunjung

Tempat : Ruang Melati RS Tk. II Dr. Soepraoen Malang

Hari / Tanggal : Jum’at, 20 Mei 2016

Waktu : 1 x 30 menit

Penyuluh : Kelompok 9A Prodi DIII Keperawatan Malang Poltekkes Malang

A. LATAR BLAKANG

Di seluruh dunia, hampir 30 juta pria yang menderita gejala yang berkaitan dengan

pembesaran prostat, di USA hampir 14 juta pria mengalami hal yang sama. BPH

merupakan penyakit tersering kedua di klinik urologi di Indonesia setelah batu saluran

kemih. Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya semakin meningkat, diperkirakan

sekitar 5% atau kira-kira 5 juta pria di Indonesia berusia 60 tahun atau lebih dan 2,5 juta

pria diantaranya menderita gejala saluran kemih bagian bawah (Lower Urinary Tract

Symptoms/LUTS) akibat BPH.7 BPH mempengaruhi kualitas kehidupan pada hampir 1/3

populasi pria yang berumur > 50 tahun. Penyakit ini akan ditemukan pada umur kira kira

45 tahun dan ferkuensi makin bertambah sesuai dengan bertambahnya umur, sehingga

diatas umur 80 tahun kira kira 80% menderita penyakit ini.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 meni tpeserta mampu mengetahui dan

memahami tentang benigna prostat hiperplasi (BPH).

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:

1. Mengetahui pengertian benigna prostat hiperplasi (BPH)

2. Mengetahui penyebab benigna prostat hiperplasi (BPH)

3. Mengetahui tanda dan gejala benigna prostat hiperplasi (BPH)

4. Mengetahui derajat benigna prostat hiperplasi (BPH)

5. Mengetahui penatalaksanaan benigna prostat hiperplasi (BPH)

6. MengetahuiTips Hidup Sehat Agar Terhindar BPH

Page 4: SAP BPH

B. MATERI (terlampir)

C. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

D. MEDIA

1. Leaflet

2. LCD, PPT

E. KRITERIA EVALUASI

Kriteria evaluasi struktur :

1. Menyusun Satuan Acara Penyuluhan Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)

2. Melakukan konsultasi Satuan Acara Penyuluhan yang telah disusun dengan

pembimbing

3. Melakukan kontrak waktu dan tempat penyuluhan

4. Membentuk pengorganisasian dalam pelaksanaan penyuluhan, dengan susunan

sebagai berikut .

a) Penyaji : Prakassiwi Yovi A

b) Moderator : Lailatun Nisak

c) Observer : Fina Aula Rusda

d) Fasilitator : Fitria Anwarawati

5. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

penyuluhan

F. JADWAL KEGIATAN

Tahap Waktu Kegiatan PenyuluhanKegiatan

Peserta

Orientasi 5 Menit Pembukaan

1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

Menjawab salam

Mendengarkan

Page 5: SAP BPH

3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

4. Menyebutkan materi yang akan diberikan

5. Menyampaikan kontrak waktu

Memperhatikan

Memperhatikan

Kerja 20

Menit

1. Menjelaskan pengertian benigna prostat hiperplasi (BPH)

2. Menjelaskan penyebab benigna prostat hiperplasi (BPH)

3. Menjelaskan tanda dan gejala benigna prostat hiperplasi (BPH)

4. Menjelaskan derajat benigna prostat hiperplasi (BPH)

5. Menjelaskan penatalaksaan benigna prostat hiperplasi (BPH)

6. Tips Hidup Sehat Agar

Terhindar BPH

Memperhatikan

Terminasi 5 Menit 1. Memberikan kesempatan untuk bertanya

2. Menjawab pertanyaan3. Menyimpulkan materi yang telah

disampaikan4. Memberi salam penutup

Bertanya dan menjawab pertanyaan

Kriteria evaluasi proses :

1. Penyuluhan diharapkan berjalan dengan lancar

2. Peserta penyuluhan datang tepat waktu

3. Peserta penyuluhan antusias terhadap materi dan aktif bertanya

4. Peserta penyuluhan tidak meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai

5. Penyuluhan dapat berlangsung sesuai dengan kontrak waktu

6. Struktur organisasi dapat melaksanakan tugas sesuai peran dengan baik

Kriteria evaluasi hasil :

1. Penyaji mengajukan pertanyaan secara langsung kepada peserta penyuluhan tentang

materi penyuluhan sebelum penyuluhan dilaksanakan.

Page 6: SAP BPH

2. Penyaji mengajukan pertanyaan secara langsung kepada peserta penyuluhan setelah

penyampaian materi penyuluhan.

3. Peserta menanggapi materi yang telah disampaikan penyaji.

Page 7: SAP BPH

MATERI PENYULUHAN

PENGENALAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASI (BPH)

A. Pengertian Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)

Benigna Prostat Hiperplasi (BPH) adalah suatu keadaan di mana kelenjar prostat

mengalami pembesaran, memanjang ke atas ke dalam kandung kemih dan menyumbat

aliran urin dengan menutup orifisium uretra. BPH merupakan kondisi patologis yang

paling umum pada pria. (Smeltzer dan Bare, 2002). Sedangkan menurut Price & Wilson (2005)

adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan. Secara umum BPH adalah pembesaran

kelenjar prostat non kanker yang dapat disebabkan karena proses penuaan.

B. Penyebab Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)

Pembesaran kelenjar prostat hingga kini tak diketahui secara pasti, diduga berkaitan

dengan perubahan hormonal yang terkait penuaan. Namun ada beberapa faktor risiko

munculnya BPH, diantaranya :

Usia (> 50 thn)

Riwayat keluarga

Ras (ras kulit hitam resiko 2x, orang Asia resiko > rendah)

Obesitas (terjadi peningkatan estrogen, gangguan pada prostat, penekanan pada

otot organ seksual)

Kurang olahraga : olahraga dapat menurunkan kadar hormon DHT & obesitas)

Merokok : nikotin pada rokok meningkatkan aktifitas enzim perusak

androgen, sehingga testosteron menurun.

Pola diet :

Kekurangan mineral penting seperti seng, tembaga, selenium berpengaruh

pada fungsi reproduksi pria. Terutama seng, karena dapat mengecilkan testis

sehingga testosteron menurun

Makanan tinggi lemak dan rendah serat menyebabkan testosteron menurun

Isoflavon dalam kedelai dapat menurunkan resiko BPH karena

mempengaruhi metabolisme testosteron.

Alkohol Konsumsi alkohol akan menghilangkan kandungan zink dan vitamin B6

yang penting untuk prostat yang sehat.. Prostat menggunakan zink 10 kali lipat

dibandingkan dengan organ yang lain. Zink membantu mengurangi kandungan

prolaktin di dalam darah. Prolaktin meningkatkan penukaran hormon testosteron

kepada DHT.

Page 8: SAP BPH

Aktivitas seksual : aktivitas seksual yang tinggi menyebabkan testosteron turun

C. Tanda dan Gejala Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)

a) Gejala pada saluran kemih bawah

1. Gejala iritatif meliputi  :

Peningkatan frekuensi berkemih

Nokturia (terbangun pada malam hari untuk miksi)

Perasaan ingin miksi yang sangat mendesak/tidak dapat ditunda (urgensi)

Nyeri pada saat miksi (disuria)

2. Gejala obstruktif meliputi :

Pancaran urin melemah

Rasa tidak puas sehabis miksi, kandung kemih tidak kosong dengan baik

Kalau mau miksi harus menunggu lama

Volume urin menurun dan harus mengedan saat berkemih

Aliran urin tidak lancar/terputus-putus

Urin terus menetes setelah berkemih

Waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin dan inkontinensia

karena penumpukan berlebih

Pada gejala yang sudah lanjut, dapat terjadi Azotemia (akumulasi produk sampah

nitrogen) dan gagal ginjal dengan retensi urin kronis dan volume residu yang

besar.

b) Gejala pada saluran kemih bagian atas berupa adanya gejala obstruksi, seperti

nyeri pinggang, benjolan dipinggang (merupakan tanda dari hidronefrosis), atau

demam yang merupakan tanda infeksi

c) Gejala di luar saluran kemih : pasien datang dengan keluhan hernia / hemoroid,

keletihan, anoreksia, mual & muntah, rasa tidak nyaman pada ulu hati, dan gagal

ginjal dapat terjadi dengan retensi kronis yg besar

D. Derajat Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)

Derajat 1: keluhan prostatisme, penonjolan prostat 1-2 cm, sisa urin kurang 50

cc, pancaran lemah, nokturia, berat + 20 gr.

Derajat 2 : keluhan miksi terasa panas, sakit, disuria, nokturia bertambah

berat, panas & menggigil, nyeri daerah pinggang, prostat lebih menonjol, batas

atas masih teraba, sisa urin 50-100 cc, berat + 20-40 gr.

Page 9: SAP BPH

Derajat 3 : Gangguan lebih berat dari derajat 2, batas sudah tak teraba, sisa

urin > 100 cc, penonjolan prostat 3-4 cm, berat 40 gr

Derajat 4 : Inkontinensia, prostat lebih menonjol dari 4 cm, ada penyulit ke

ginjal seperti gagal ginjal, hidronefrosis

E. Penatalaksanaan Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)

a) Observasi (watchfull waiting) : biasa dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan.

Nasehat yang diberikan adalah mengurangi minum setelah makan malam untuk

mengurangi nokturia, menghindari obat-obat dekongestan, mengurangi minum kopi

dan tidak diperbolehkan minum alkohol agar tidak terlalu sering miksi, kurangi

makanan pedas atau asin, jangan menahan kencing terlalu lama. Setiap 3 bulan

dilakukan kontrol keluhan, sisa kencing, dan pemeriksaan colok dubur.

b) Terapi obat (medikamentosa) : mengurangi resistensi otot polos prostat dengan

adrenergik α blocker, mengurangi volume prostat dengan menurunkan kadar hormon

testosteron melalui penghambat 5α-reduktas

c) Terapi bedah : tergantung pada beratnya gejala dan komplikasi. Indikasi absolut untuk

terapi bedah yaitu :

Tidak menunjukkan pebaikan setelah terapi medikamentosa

Retensi urin berulang

Hematuri

Tanda penurunan fungsi ginjal

Infeksi saluran kemih berulang

Tanda obstruksi berat seperti hidrokel

Ada batu saluran kemih.

Prosedur operasi yang biasa dilakukan adalah :

prostatektomi, pembedahan seperti prostatektomi dilakukan untuk membuang

jaringan prostat yang mengalami hiperplasi. Paling invasif dan dianjurkan untuk

prostat yang sangat besar (±100 gram

Insisi Prostat Transuretral ( TUIP ), Cara ini diindikasikan ketika kelenjar prostat

berukuran kecil ( 30 gram/kurang ) dan efektif dalam mengobati banyak kasus BPH.

Cara ini dapat dilakukan  di klinik rawat jalan dan mempunyai angka komplikasi lebih

rendah di banding cara lainnya.

Page 10: SAP BPH

TURP ( TransUretral Reseksi Prostat ), Operasi ini dilakukan pada prostat yang

mengalami pembesaran antara 30-60 gram. Indikasi TURP ialah gejala-gejala dari

sedang sampai berat, volume prostat kurang dari 60 gram dan pasien cukup sehat

untuk menjalani operasi. Komplikasi TURP jangka pendek adalah perdarahan,

infeksi, hiponatremia atau retensio oleh karena bekuan darah.

F. Tips Hidup Sehat Agar Terhindar BPH

a. olah raga secara teratur

b. Pertahankan BB ideal

c. Hindari minuman beralkohol

d. Berhenti merokok

e. Minum air putih minimal 8 gelas/hari

f. Mengurangi konsumsi daging dan lemak hewan

g. Asupan produk kedelai

h. konsumsi sayur-sayuran & buah-buahan khususnya yg mengandung antioksidan

tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Aini, N. 2014. Pleno Tutorial BPH (Benign Prostatic Hyperplasia), (Online), diakses

pada 16 Mei 2016.

Page 11: SAP BPH

Citra, B.D. 2009. Benign Prostate Hyperplasia (BPH), (Online), diaksas 16 Mei 2016.

Mansjoer, A, et all, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapis: Jakarta.

Sjamjuhidayat & De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 2005. 782-6

Smeltzer, S.C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Vol

2. EGC: Jakarta.