14
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN “ GOUT / ASAM URAT” DI PANTI WREDA DHARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Gerontik DISUSUN OLEH : Mahfudz Bayu P. S J230155060

sap gout

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gout

Citation preview

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

“ GOUT / ASAM URAT”

DI PANTI WREDA DHARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Stase Keperawatan Gerontik

DISUSUN OLEH :

Mahfudz Bayu P. S

J230155060

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

“ASAM URAT”

DI PANTI WREDA DHARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

Pokok Bahasan : Asam urat

Sub Pokok Bahasan :

1. Definisi asam urat

2. Gejala asam urar

3. Komplikasi asam urat

4. Penatalaksaaan asam urat

Sasaran : Tn.A

Hari/ Tanggal : Selasa, 8 Maret 2016

Waktu  : Pukul  10.00 – 10.30 WIB

Tempat  : Panti Wreda Bhakti Dharma Pajang

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang senam asam urat selam 1 x 30 menit di

Panti Wreda Dharma Bhakti diharapkan lansia dapat memahami dan melaksanakan

senam asam urat

B. Tujuan InstruksionalKhusus

Setelah mengikuti pelaksanaan pendidikan kesehatan diharapkan lansia dapat

memahami, menjelaskan, dan melaksanakan tentang :

1. Definisi asam urat

2. Gejala asam urat

3. Komplikasi asam urat

4. Penatalaksaaan asam urat

C. Materi

1. Definis senam asam urat

2. Gejala asam urat

3. Komplikasi asam urat

4. Penatalaksaaan asam urat

D. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

E. MEDIA

1. Lembar balik

F. RENCANA KEGIATAN

Tahap/

Waktu

Kegiatan Penyuluhan

Pemateri Peserta

Pembukaan

5 menit

1. Memberikan salam pembuka dan

memperkenalkan diri

2. Menyampaikan kontrak waktu

3. Menyampaikan materi yang akan

disampaikan

4.  Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai pada

akhir pendidikan kesehatan

4.  5. Menjelaskan manfaat dan relevansi pokok

bahasan ini

5.  6. Mengkaji pengetahuan tentang senam asam

urat

Menjawab salam

Mendengarkan

Mendengarkan dan

memperhatikan

Mendengarkan dan

meperhatikan

Mendengarkan dan

memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Pelaksanaan

20 menit

1. Menjelaskan tentang definisi senam asam

urat

2. Menjelaskan tentang definisi Gejala asam

urat

3. Menjelaskan tentang definisi Komplikasi

asam urat

4. Menjelaskan tentang definisi

Penatalaksaaan asam urat

Mendengarkan dan

memperhatikan

Mendengarkan dan

memperhatikan

Mendengarkan dan

memoerhatikan

Mengajukan pertanyaan

5. Memberi kesempatan pada peserta untuk

bertanya tentang materi yang telah

disampaikan

6. Menjawab dan menjelaskan kembali tentang

pertanyaan peserta

7. Melaksanakan senam asam urat

Menerima reinforcement

Melaksanakan gerakan asam

urat

Penutup

10 menit

1. Mengajukan beberapa pertanyaan mengenai

materi yang telah diberikan untuk

mengevaluasi peserta (post test)

2. Menyimpulkan materi yang telah

disampaikan

3.   3. Mengucapkan salam penutup.

Menjawab pertanyaan

Mendengarkan dan

memperhatikan

Menjawab salam.

G. EVALUASI

1. Standart Persiapan.

a. Peserta bersedia diberi penyuluhan 100%

b. Persiapan materi yang akan diberikan.

c. Persiapan media yang akan digunakan.

d. Persiapan tempat yang akan digunakan.

e. Persiapan peserta yang akan diberi pendidikan kesehatan

f. Kontrak waktu dengan peserta pendidikan kesehatan sebelumnya.

2. Standart Proses

a. Membaca buku referensi tentang gout/asam urat

b. Memberi penyuluhan tentang senam asam urat

c. Peserta antusias mengikuti proses pendidikan kesehatan

d. Peserta pendidikan kesehatan tidak meninggalkan tempat penyuluhan

e. Peserta pendidikan kesehatan mampu mengajukan pertanyaan dan

menjawab pertanyaan yang diberikan.

2. Evaluasi hasil

Peserta pendidikan kesehatan mampu menjelaskan dan melaksanakan

a. Definisi asam urat

b. Gejala asam urat

c. Komplikasi asam urat

d. Penatalaksaaan asam urat

H. LAMPIRAN

1. Materi

2. Lembar balik

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

ASAM URAT

A. Definisi Asam urat

Gout merupakan penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang

ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang.

Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat

monosodium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan

sendi. (Arif Muttaqin, 2008)

Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan asam

urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian

atas,pergelangan dan kaki bagian tengah. (Kushariyadi, 2010)

Asam urat merupakan zat sisa dari pemecahan purin yang dibentuk oleh

tubuh pada saat regenerasi sel. Kadar asam urat normal adalah 2,4-5,7 mg/dl

pada wanita dan 3,7-7 mg/dl pada pria (Azizah, 2011)

Senam asam urat adalah merupakan latihan gerakan tubuh atau program

olahraga ringan yang berfungsi untuk melenturkan otot yang mengalami cedera

B. Tanda Gejala Asam Urat

Menurut Price & Wilson (2006), pada keadaan normal kadar urat serum

pada laki-laki mulai meningkat setelah pubertas. Pada perempuan kadar urat tidak

meningkat sampai setelah menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi

asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar urat serum meningkat seperti

pada pria.

Artritis gout muncul sebagai serangan peradangan sendi yang timbul

berulang-ulang. Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut

biasanya bersifat mono artikular (menyerang satu sendi saja) dengan gejala :

1) Pembengkakan

2) Kemerahan

3) Nyerihebat

4) Panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi

mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam

5) Hiperurisemia :Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis

gout akut artinya tidak selalu artritis gout akut di sertai dengan

peninggalan kadar asam urat darah. Banyak orang dengan peninggian

asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis gout ataupun

terdapat tofi.

6) Tofi :Tofia dalah penimbunan Kristal urat pada jaringan. Mempunyai

sifat yang karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan

tofi paling sering timbul pada seseorang yang menderita artritis gout lebih

dari 10 tahun.

Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi pangkal

ibu jari kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi arthritis terutama pada sendi

perifer dan jarang pada sendi sentral.

C. Komplikasi Asam Urat

Menurut Boedhi Darmojo dan Hadi (2006), komplikasi pada gout arthritis

antara lain :

1) Deformitas pada persendian yang terserang.

2) Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih.

3) Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal.

D. Penatalaksanaan Asam Urat

Pengobatan gout bergantung pada tahap penyakitnya. Hiperurisemia

asimtomatik biasanya tidak membutuhkan pengobatan. Serangan akut artritis gout

diobati dengan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid atau kolkisin. Obat-obat ini

diberikan dalam dosis tinggi atau dosis penuh untuk mengurangi peradangan akut

sendi. Kemudian dosis ini diturunkan secara bertahap dalam beberapa hari.

Pengobatan gout kronik adalah berdasarkan usaha untuk menurunkan

produksi asam urat atau meningkatkan ekskresi asam urat oleh ginjal. Obat

alopurinol menghambat pembentukan asam urat dari prekursornya (xantin dan

hipoxantin) dengan menghambat enzim xantin oksidase. Obat ini dapat diberikan

dalam dosis yang memudahkan yaitu sekali sehari.

Obat-obatan urikosurik dapat meningkatkan ekskresi asam urat dengan

menghambat reabsorpsi tubulus ginjal. Supaya agen-agen urikosurik ini dapat

bekerja dengan efektif dibutuhkan fungsi ginjal yang memadai. Kreatinin klirens

perlu diperiksa untuk menentukan fungsi ginjal (normal adalah 115-120 ml/menit).

Probenesid dan sulfinpirazon adalah dua jenis agen urikosurik yang banyak

dipakai. Jika seorang pasien menggunakan agen urikosurik maka dia memerlukan

masukan cairan sekurang-kurangnya 1500 ml/hari agar dapat meningkatkan

ekskresi asam urat. Semua produk aspirin harus dihindari, karena menghambat

kerja urikosurik.

Perubahan diet yang ketat biasanya tidak diperlukan dalam pengobatan

gout. Menghindari makanan tertentu yang dapat memicu serangan mungkin dapat

membantu seorang pasien, tetapi ini biasanya diketahui dengan mencoba-coba

sendiri, yang berbeda-beda bagi tiap-tiap orang. Yang pasti, makanan yang

mengandung purin yang tinggi dapat menimbulkan persoalan. Makanan ini

termasuk daging dari alat-alat dalaman seperti hepar, ginjal, pankreas, dan otak,

dan demikian beberapa macam daging olahan. Minum alkohol berlebihan juga

dapat memicu serangan. Kushariyadi (2010)

Pengaturan diet

Selain jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin.

Padahal walau tinggi kolesterol dan purin, makanan tersebut sangat berguna bagi

tubuh, terutama bagi anak-anak pada usia pertumbuhan. Kolesterol penting bagi

prekusor vitamin D, bahan pembentuk otak, jaringan saraf, hormon steroid, garam-

garaman empedu dan membran sel.Orang yang kesehatannya baik hendaknya

tidak makan berlebihan. Sedangkan bagi yang telah menderita gangguan asam

urat, sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan.

Misalnya, membatasi makanan tinggi purin dan memilih yang rendah purin.

Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak

mengandung purin tinggi. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:

1) Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram

makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis,

kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta

makanan dalam kaleng.

2) Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram

makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-

kerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis,

jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.

3) Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram

makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.

Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7

mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri

untuk mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri

mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak minum air putih.

Apabiladenganpengaturan diet masih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat

darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih

lanjut.

Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat

tanggap dan rutin memeriksakan diri kedokter. Karena sekali menderita, biasanya

gangguan asam urat akan terus berlanjut. (Stanley, 2006)

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia Edisi 1. Jogjakarta: Graha Ilmi...

Kusharadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika..

Soenarto. 2007. Rematik pada Usia Lanjut dalam R.B Darmojo dan H.H Martono (editor)

Buku Ajar Usia Lanjut (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa: Nety Juniarti, sari

Kumianingsih Edisi 2. Jakarta: EGC.

Tamher, S. Noorkasiani. 2011. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika