Upload
bayuu-mahfudz
View
11
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gout
Citation preview
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN
“ GOUT / ASAM URAT”
DI PANTI WREDA DHARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Stase Keperawatan Gerontik
DISUSUN OLEH :
Mahfudz Bayu P. S
J230155060
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN
“ASAM URAT”
DI PANTI WREDA DHARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA
Pokok Bahasan : Asam urat
Sub Pokok Bahasan :
1. Definisi asam urat
2. Gejala asam urar
3. Komplikasi asam urat
4. Penatalaksaaan asam urat
Sasaran : Tn.A
Hari/ Tanggal : Selasa, 8 Maret 2016
Waktu : Pukul 10.00 – 10.30 WIB
Tempat : Panti Wreda Bhakti Dharma Pajang
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang senam asam urat selam 1 x 30 menit di
Panti Wreda Dharma Bhakti diharapkan lansia dapat memahami dan melaksanakan
senam asam urat
B. Tujuan InstruksionalKhusus
Setelah mengikuti pelaksanaan pendidikan kesehatan diharapkan lansia dapat
memahami, menjelaskan, dan melaksanakan tentang :
1. Definisi asam urat
2. Gejala asam urat
3. Komplikasi asam urat
4. Penatalaksaaan asam urat
C. Materi
1. Definis senam asam urat
2. Gejala asam urat
3. Komplikasi asam urat
4. Penatalaksaaan asam urat
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. MEDIA
1. Lembar balik
F. RENCANA KEGIATAN
Tahap/
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Pemateri Peserta
Pembukaan
5 menit
1. Memberikan salam pembuka dan
memperkenalkan diri
2. Menyampaikan kontrak waktu
3. Menyampaikan materi yang akan
disampaikan
4. Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai pada
akhir pendidikan kesehatan
4. 5. Menjelaskan manfaat dan relevansi pokok
bahasan ini
5. 6. Mengkaji pengetahuan tentang senam asam
urat
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan dan
memperhatikan
Mendengarkan dan
meperhatikan
Mendengarkan dan
memperhatikan
Menjawab pertanyaan
Pelaksanaan
20 menit
1. Menjelaskan tentang definisi senam asam
urat
2. Menjelaskan tentang definisi Gejala asam
urat
3. Menjelaskan tentang definisi Komplikasi
asam urat
4. Menjelaskan tentang definisi
Penatalaksaaan asam urat
Mendengarkan dan
memperhatikan
Mendengarkan dan
memperhatikan
Mendengarkan dan
memoerhatikan
Mengajukan pertanyaan
5. Memberi kesempatan pada peserta untuk
bertanya tentang materi yang telah
disampaikan
6. Menjawab dan menjelaskan kembali tentang
pertanyaan peserta
7. Melaksanakan senam asam urat
Menerima reinforcement
Melaksanakan gerakan asam
urat
Penutup
10 menit
1. Mengajukan beberapa pertanyaan mengenai
materi yang telah diberikan untuk
mengevaluasi peserta (post test)
2. Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
3. 3. Mengucapkan salam penutup.
Menjawab pertanyaan
Mendengarkan dan
memperhatikan
Menjawab salam.
G. EVALUASI
1. Standart Persiapan.
a. Peserta bersedia diberi penyuluhan 100%
b. Persiapan materi yang akan diberikan.
c. Persiapan media yang akan digunakan.
d. Persiapan tempat yang akan digunakan.
e. Persiapan peserta yang akan diberi pendidikan kesehatan
f. Kontrak waktu dengan peserta pendidikan kesehatan sebelumnya.
2. Standart Proses
a. Membaca buku referensi tentang gout/asam urat
b. Memberi penyuluhan tentang senam asam urat
c. Peserta antusias mengikuti proses pendidikan kesehatan
d. Peserta pendidikan kesehatan tidak meninggalkan tempat penyuluhan
e. Peserta pendidikan kesehatan mampu mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan yang diberikan.
2. Evaluasi hasil
Peserta pendidikan kesehatan mampu menjelaskan dan melaksanakan
a. Definisi asam urat
b. Gejala asam urat
c. Komplikasi asam urat
d. Penatalaksaaan asam urat
H. LAMPIRAN
1. Materi
2. Lembar balik
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
ASAM URAT
A. Definisi Asam urat
Gout merupakan penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang
ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang.
Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat
monosodium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan
sendi. (Arif Muttaqin, 2008)
Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan asam
urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian
atas,pergelangan dan kaki bagian tengah. (Kushariyadi, 2010)
Asam urat merupakan zat sisa dari pemecahan purin yang dibentuk oleh
tubuh pada saat regenerasi sel. Kadar asam urat normal adalah 2,4-5,7 mg/dl
pada wanita dan 3,7-7 mg/dl pada pria (Azizah, 2011)
Senam asam urat adalah merupakan latihan gerakan tubuh atau program
olahraga ringan yang berfungsi untuk melenturkan otot yang mengalami cedera
B. Tanda Gejala Asam Urat
Menurut Price & Wilson (2006), pada keadaan normal kadar urat serum
pada laki-laki mulai meningkat setelah pubertas. Pada perempuan kadar urat tidak
meningkat sampai setelah menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi
asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar urat serum meningkat seperti
pada pria.
Artritis gout muncul sebagai serangan peradangan sendi yang timbul
berulang-ulang. Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut
biasanya bersifat mono artikular (menyerang satu sendi saja) dengan gejala :
1) Pembengkakan
2) Kemerahan
3) Nyerihebat
4) Panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi
mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam
5) Hiperurisemia :Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis
gout akut artinya tidak selalu artritis gout akut di sertai dengan
peninggalan kadar asam urat darah. Banyak orang dengan peninggian
asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis gout ataupun
terdapat tofi.
6) Tofi :Tofia dalah penimbunan Kristal urat pada jaringan. Mempunyai
sifat yang karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan
tofi paling sering timbul pada seseorang yang menderita artritis gout lebih
dari 10 tahun.
Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi pangkal
ibu jari kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi arthritis terutama pada sendi
perifer dan jarang pada sendi sentral.
C. Komplikasi Asam Urat
Menurut Boedhi Darmojo dan Hadi (2006), komplikasi pada gout arthritis
antara lain :
1) Deformitas pada persendian yang terserang.
2) Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih.
3) Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal.
D. Penatalaksanaan Asam Urat
Pengobatan gout bergantung pada tahap penyakitnya. Hiperurisemia
asimtomatik biasanya tidak membutuhkan pengobatan. Serangan akut artritis gout
diobati dengan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid atau kolkisin. Obat-obat ini
diberikan dalam dosis tinggi atau dosis penuh untuk mengurangi peradangan akut
sendi. Kemudian dosis ini diturunkan secara bertahap dalam beberapa hari.
Pengobatan gout kronik adalah berdasarkan usaha untuk menurunkan
produksi asam urat atau meningkatkan ekskresi asam urat oleh ginjal. Obat
alopurinol menghambat pembentukan asam urat dari prekursornya (xantin dan
hipoxantin) dengan menghambat enzim xantin oksidase. Obat ini dapat diberikan
dalam dosis yang memudahkan yaitu sekali sehari.
Obat-obatan urikosurik dapat meningkatkan ekskresi asam urat dengan
menghambat reabsorpsi tubulus ginjal. Supaya agen-agen urikosurik ini dapat
bekerja dengan efektif dibutuhkan fungsi ginjal yang memadai. Kreatinin klirens
perlu diperiksa untuk menentukan fungsi ginjal (normal adalah 115-120 ml/menit).
Probenesid dan sulfinpirazon adalah dua jenis agen urikosurik yang banyak
dipakai. Jika seorang pasien menggunakan agen urikosurik maka dia memerlukan
masukan cairan sekurang-kurangnya 1500 ml/hari agar dapat meningkatkan
ekskresi asam urat. Semua produk aspirin harus dihindari, karena menghambat
kerja urikosurik.
Perubahan diet yang ketat biasanya tidak diperlukan dalam pengobatan
gout. Menghindari makanan tertentu yang dapat memicu serangan mungkin dapat
membantu seorang pasien, tetapi ini biasanya diketahui dengan mencoba-coba
sendiri, yang berbeda-beda bagi tiap-tiap orang. Yang pasti, makanan yang
mengandung purin yang tinggi dapat menimbulkan persoalan. Makanan ini
termasuk daging dari alat-alat dalaman seperti hepar, ginjal, pankreas, dan otak,
dan demikian beberapa macam daging olahan. Minum alkohol berlebihan juga
dapat memicu serangan. Kushariyadi (2010)
Pengaturan diet
Selain jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin.
Padahal walau tinggi kolesterol dan purin, makanan tersebut sangat berguna bagi
tubuh, terutama bagi anak-anak pada usia pertumbuhan. Kolesterol penting bagi
prekusor vitamin D, bahan pembentuk otak, jaringan saraf, hormon steroid, garam-
garaman empedu dan membran sel.Orang yang kesehatannya baik hendaknya
tidak makan berlebihan. Sedangkan bagi yang telah menderita gangguan asam
urat, sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan.
Misalnya, membatasi makanan tinggi purin dan memilih yang rendah purin.
Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak
mengandung purin tinggi. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:
1) Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram
makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis,
kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta
makanan dalam kaleng.
2) Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram
makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-
kerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis,
jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.
3) Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram
makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.
Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7
mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri
untuk mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri
mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak minum air putih.
Apabiladenganpengaturan diet masih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat
darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih
lanjut.
Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat
tanggap dan rutin memeriksakan diri kedokter. Karena sekali menderita, biasanya
gangguan asam urat akan terus berlanjut. (Stanley, 2006)
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia Edisi 1. Jogjakarta: Graha Ilmi...
Kusharadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika..
Soenarto. 2007. Rematik pada Usia Lanjut dalam R.B Darmojo dan H.H Martono (editor)
Buku Ajar Usia Lanjut (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa: Nety Juniarti, sari
Kumianingsih Edisi 2. Jakarta: EGC.
Tamher, S. Noorkasiani. 2011. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika