Upload
muttaqin912900
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
1/15
SSSEEEJJJAAA RRRAAA HHH KKK OOODDD III FFFIII KKK AAA SSSIII AAA LLL---QQQUUURRRAAA NNN
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
2/15
Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril as. Sejarah penurunannya selama 23 tahun
secara berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan
seluruh manusia. Di dalamnya terkandung pelbagai ilmu, hikmah dan pengajaran yang
tersurat maupun tersirat.
Sebagai umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al-Quran dengan membaca,
memahami dan mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang
mencintai dan mendalaminya akan mengambil iktibar serta pengajaran, lalu
menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia menuju akhirat yang
kekal abadi .
Mushaf Al Quran yang ada di tangan kita sekarang ternyata telah melalui perjalanan
panjang yang berliku-liku selama kurun waktu lebih dari 1400 tahun yang silam dan
mempunyai latar belakang sejarah yang menarik untuk diketahui. Selain itu jaminan
atas keotentikan Al Quran langsung diberikan oleh Allah SWT yang termaktub dalam
firman-Nya QS.AL Hijr -(15):9: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr
(Al Quran), dan kamilah yang akan menjaganya"..
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
3/15
Al-Quran Pada Jaman Rasulullah Saw
Pengumpulan A l Quran pada zaman Rasulul lah SAW di tempuh dengan dua cara:
Pertama : Al Jam'u Fis Sudur
Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali Rasulullah SAW
menerima wahyu. Hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan mudah terkait dengan
kultur (budaya) orang arab yang menjaga Turast (peninggalan nenek moyang mereka
diantaranya berupa syair atau cerita) dengan media hafalan dan mereka sangat masyhur
dengan kekuatan daya hafalannya.
Kedua : Al Jam'u Fis Suthur
Yaitu wahyu turun kepada Rasulullah SAW ketika beliau berumur 40 tahun yaitu 12
tahun sebelum hijrah ke madinah. Kemudian wahyu terus menerus turun selama kurun
waktu 23 tahun berikutnya dimana Rasulullah. SAW setiap kali turun wahyu
kepadanya selalu membacakannya kepada para sahabat secara langsung dan menyuruh
mereka untuk menuliskannya sembari melarang para sahabat untuk menulis hadis-
hadis beliau karena khawatir akan bercampur dengan Al Quran. Rasul SAW bersabda
"Janganlah kalian menulis sesuatu dariku kecuali Al Quran, barangsiapa yang menul is
sesuatu dariku selain Al Quran maka hendaklah ia menghapusnya " (Hadis dikeluarkan
oleh Muslim (pada Bab Zuhud hal 8) dan Ahmad (hal 1).
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
4/15
Biasanya sahabat menuliskan Al Quran pada media yang terdapat pada waktu itu
berupa ar-Riqa' (kulit binatang), al-Likhaf (lempengan batu), al-Aktaf (tulang binatang),
al-`Usbu ( pelepah kurma). Sedangkan jumlah sahabat yang menul is Al Quran waktu i tu
mencapai 40 orang. Adapun hadis yang menguatkan bahwa penulisan Al Quran telah
terjadi pada masa Rasulullah s.a.w. adalah hadis yang di Takhrij (dikeluarkan) oleh al-
Hakim dengan sanadnya yang bersambung pada Anas r.a., ia berkata: "Suatu saat kita
bersama Rasulullah s.a.w. dan kita menulis Al Quran (mengumpulkan) pada kulit
binatang ".
Dari kebiasaan menulis Al Quran ini menyebabkan banyaknya naskah-naskah
(manuskrip) yang dimiliki oleh masing-masing penulis wahyu, diantaranya yang
terkenal adalah: Ubay bin Ka'ab, Abdul lah bin M as'ud, Mu'adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit
dan Salin bin Ma'qal.
Adapun hal-hal yang lain yang bisa menguatkan bahwa telah terjadi penulisan Al
Quran pada waktu itu adalah Rasulullah SAW melarang membawa tulisan A l Quran ke
wilayah musuh. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah kalian membawa catatan Al
Quran kewilayah musuh, karena aku merasa tidak aman (khawatir) apabila catatan Al
Quran tersebut jatuh ke tangan mereka".
Kisah masuk islamnya sahabat `Umar bin Khattab r.a. yang disebutkan dalam buku-
bukus sejarah bahwa waktu itu `Umar mendengar saudara perempuannya yang
bernama Fatimah sedang membaca awal surah Thaha dari sebuah catatan (manuskrip)
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
5/15
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
6/15
Al-Quran Pada Zaman Khal i fah Abu Bakar A s Sidq
SEPENIN GGAL Rasulul lah SAW, istr inya A isyah menyimpan beberapa naskah catatan
(manuskrip) Al Quran, dan pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah Jam'ul
Quran yaitu pengumpulan naskahnaskah atau manuskrip Al Quran yang susunan
surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya wahyu (hasbi
tartibin nuzul).
Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya sebab-sebab yang melatarbelakangi
pengumpulan naskah-naskah Al Quran yang terjadi pada masa Abu Bakar yaitu Atsar
yang diriwatkan dari Zaid bin Tsabit r.a. yang berbunyi: "Suatu ketika Abu bakar
menemuiku untuk menceritakan perihal korban pada perang Yamamah , ternyata Umar
juga bersamanya. A bu Bakar berkata :" Umar menghadap kapadaku dan mengatakan
bahwa korban yang gugur pada perang Yamamah sangat banyak khususnya dari
kalangan para penghafal Al Quran, aku khawatir kejadian serupa akan menimpa para
penghafal A l Quran di beberapa tempat sehingga suatu saat tidak akan ada lagi sahabat
yang hafal A l Quran, menurutku sudah saatnya engkau w ahai khalifah memerintahkan
untuk mengumpul-kan Al Quran, lalu aku berkata kepada Umar : " bagaimana
mungkin kita melakukan sesuatu yang tidak pernah dil akukan oleh Rasulullah s. a. w.
?" Umar menjawab: "Demi Allah, ini adalah sebuah kebaikan".
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
7/15
Selanjutnya Umar selalu saja mendesakku untuk melakukannya sehingga Allah
melapangkan hatiku, maka aku setuju dengan usul umar untuk mengumpulkan Al
Quran.
Zaid berkata: Abu bakar berkata kepadaku : "engkau adalah seorang pemuda yang
cerdas dan pintar, kami tidak meragukan hal itu, dulu engkau menulis wahyu (Al
Quran) untuk Rasulullah s. a. w., maka sekarang periksa dan telitilah Al Quran lalu
kumpulkanlah menjadi sebuah mushaf".
Zaid berkata : "Demi Allah, andaikata mereka memerintahkan aku untuk memindah
salah satu gunung tidak akan lebih berat dariku dan pada memerintahkan aku untuk
mengumpulkan Al Quran. Kemudian aku teliti Al Quran dan mengumpulkannya dari
pelepah kurma, lempengan batu, dan hafalan para sahabat yang lain).
Kemudian Mushaf hasil pengumpulan Zaid tersebut disimpan oleh Abu Bakar,
peristiwa tersebut terjadi pada tahun 12 H. Setelah ia wafat disimpan oleh khalifah
sesudahnya yaitu Umar, setelah ia pun wafat mushaf tersebut disimpan oleh putrinya
dan sekaligus istri Rasulul lah s.a.w. yang bernama Hafsah binti Umar r.a.
Semua sahabat sepakat untuk memberikan dukungan mereka secara penuh terhadap
apa yang telah dilakukan oleh Abu bakar berupa mengumpulkan Al Quran menjadi
sebuah Mushaf. Kemudian para sahabat membantu meneliti naskah-naskah Al Quran
dan menulisnya kembali. Sahabat Ali bin Abi thalib berkomentar atas peristiwa yang
bersejarah ini dengan mengatakan : " Orang yang paling berjasa terhadap Mushaf
adalah Abu bakar, semoga ia mendapat rahmat Allah karena ialah yang pertama kali
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
8/15
mengumpulkan Al Quran, selain i tu juga Abu bakarlah yang pertama kali menyebut A l
Quran sebagai Mushaf).
Menurut riwayat yang lain orang yang pertama kali menyebut Al Quran sebagai
Mushaf adalah sahabat Salim bin Ma'qil pada tahun 12 H lewat perkataannya yaitu :
"Kami menyebut di negara kami untuk naskah-naskah atau manuskrip Al Quran yang
dikumpulkan dan di bundel sebagai MUSHAF" dari perkataan salim inilah Abu bakar
mendapat inspirasi untuk menamakan naskah-naskah Al Quran yang telah
dikumpulkannya sebagai al-Mushaf as Syarif (kumpulan naskah yang mulya). Dalam
Al Quran sendiri kata Suhuf (naskah ; jama'nya Sahaif) tersebut 8 kali, salah satunya
adalah firman Allah QS. Al Bayyinah (98):2 " Yaitu seorang Rasul utusan Allah yang
membacakan beberapa lembaran suci. (Al Quran)"
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
9/15
Al-Quran Pada Jaman Khalifah Umar Bin Khatab
Tidak ada perkembangan yang signifikan terkait dengan kodifikasi Al Quran yang
dilakukan oleh khalifah kedua ini selain melanjutkan apa yang telah dicapai oleh
khali fah pertama yaitu mengemban misi untuk menyebarkan islam dan
mensosialisasikan sumber utama ajarannya yaitu Al Quran pada wilayah-wilayah
daulah islamiyah baru yang berhasil dikuasai dengan mengirim para sahabat yang
kredibilitas serta kapasitas ke-Al-Quranan-nya bisa dipertanggungjawabkan
Diantaranya adalah Muadz bin Jabal, `Ubadah bin Shamith dan Abu Darda'.
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
10/15
Al-Quran Pada Jaman Khal i fah Usman Bin Af fan
Pada masa pemerintahan Usman bin 'A ffan terjadi perluasan w ilayah islam di luar
Jazirah arab sehingga menyebabkan umat islam bukan hanya terdiri dari bangsa arab
saja ('Ajamy). Kondisi ini tentunya memi li ki dampak posit if dan negati f.
Salah satu dampaknya adalah ketika mereka membaca Al Quran, karena bahasa asli
mereka bukan bahasa arab. Fenomena ini di tangkap dan ditanggapi secara cerdas oleh
salah seorang sahabat yang juga sebagai panglima perang pasukan muslim yang
bernama Hudzaifah bin al-yaman.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa suatu saat Hudzaifah yang pada
waktu i tu memimpin pasukan muslim untuk w ilayah Syam (sekarang syi ria) mendapat
misi untuk menaklukkan Armenia, Azerbaijan (dulu termasuk soviet) dan Iraq
menghadap Usman dan menyampaikan kepadanya atas realitas yang terjadi dimana
terdapat perbedaan bacaan Al Quran yang mengarah kepada perselisihan.
Ia berkata : "wahai usman, cobalah lihat rakyatmu, mereka berselisih gara-gara bacaan
Al Quran, jangan sampai mereka terus menerus berselisih sehingga menyerupai kaum
yahudi dan nasrani ".
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
11/15
Lalu Usman meminta Hafsah meminjamkan Mushaf yang di pegangnya untuk disalin
oleh panitia yang telah dibentuk oleh Usman yang anggotanya terdiri dari para sahabat
diantaranya Zaid bin Tsabit, Abdul lah bin Zubair , Sa'id bin al'Ash, Abdurrahman bin al-
Haris dan lain-lain.
Kodifikasi dan penyalinan kembali Mushaf Al Quran ini terjadi pada tahun 25 H,
Usman berpesan apabila terjadi perbedaan dalam pelafalan agar mengacu pada Logat
bahasa suku Quraisy karena Al Quran diturunkan dengan gaya bahasa mereka.
Setelah panitia selesai menyalin mushaf, mushaf Abu bakar dikembalikan lagi kepada
Hafsah. Selanjutnya Usman memerintahkan untuk membakar setiap naskah-naskah dan
manuskrip Al Quran selain Mushaf hasil salinannya yang berjumlah 6 Mushaf.
Mushaf hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar yaitu Kufah, Basrah, Mesir,
Syam dan Yaman. Usman menyimpan satu mushaf untuk ia simpan di Madinah yang
belakangan dikenal sebagai Mushaf al-Imam.
Tindakan Usman untuk menyalin dan menyatukan Mushaf berhasil meredam
perselisihan dikalangan umat islam sehingga ia manual pujian dari umat islam baik dari
dulu sampai sekarang sebagaimana khalifah pendahulunya Abu bakar yang telah
berjasa mengumpulkan Al Quran. Adapun Tulisan yang dipakai oleh panitia yang
dibentuk Usman untuk menyalin Mushaf adalah berpegang pada Rasm alAnbath tanpa
harakat atau Syakl (tanda baca) dan N uqath (t it ik sebagai pembeda huruf).
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
12/15
Tanda Yang M empermudah M embaca Al-Quran
Sampai sekarang, setidaknya masih ada empat mushaf yang disinyalir adalah salinan
mushaf hasil panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit pada masa khalifah Usman bin
Affan. Mushaf pertama ditemukan di kota Tasyqand yang tertulis dengan Khat Kufy.
Dulu sempat dirampas oleh kekaisaran Rusia pada tahun 1917 M dan disimpan di
perpustakaan Pitsgard (sekarang St.PitersBurg) dan umat islam dilarang untuk
melihatnya.
Pada tahun yang sama setelah kemenangan komunis di Rusia, Lenin memerintahkan
untuk memindahkan Mushaf tersebut ke kota Opa sampai tahun 1923 M. Tapi setelah
terbentuk Organisasi Islam di Tasyqand para anggotanya meminta kepada parlemen
Rusia agar Mushaf dikembalikan lagi ketempat asalnya yaitu di Tasyqand (Uzbekistan,
negara di bagian asia tengah).
Mushaf kedua terdapat di Museum al Husainy di kota Kairo mesir dan Mushaf ketiga
dan keempat terdapat di kota Istambul Turki. Umat islam tetap mempertahankan
keberadaan mushaf yang asli apa adanya. Sampai suatu saat ketika umat islam sudah
terdapat hampir di semua belahan dunia yang terdiri dari berbagai bangsa, suku,
bahasa yang berbeda-beda sehingga memberikan inspirasi kepada salah seorang
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
13/15
sahabat Ali bin Abi Thalib yang menjadi khalifah pada waktu itu yang bernama Abul-
Aswad as-Dualy untuk membuat tanda baca (Nuqathu I'rab) yang berupa tanda titik.
Atas persetujuan dari khalifah, akhirnya ia membuat tanda baca tersebut dan
membubuhkannya pada mushaf. Adapun yang mendorong Abul-Aswad ad-Dualy
membuat tanda titik adalah riwayat dari Ali r.a bahwa suatu ketika Abul-Aswad
adDualy menjumpai seseorang yang bukan orang arab dan baru masuk islam membaca
kasrah pada kata "Warasuulihi" yang seharusnya dibaca "Warasuuluhu" yang terdapat
pada QS. At-Taubah (9) 3 sehingga bisa merusak makna.
Abul-Aswad ad-Dualy menggunakan titik bundar penuh yang berwarna merah untuk
menandai fathah, kasrah, Dhammah, Tanwin dan menggunakan warna hijau untuk
menandai Hamzah. Jika suatu kata yang ditanwin bersambung dengan kata berikutnya
yang berawalan huruf Halq (idzhar) maka ia membubuhkan tanda titik dua horizontal
seperti "adzabun alim" dan membubuhkan tanda titik dua Vertikal untuk menandai
Idgham sepert i "ghafurrur rahim".
Adapun yang pertama kali membuat Tanda Titik untuk membedakan huru f-huruf yang
sama karakternya (nuqathu hart) adalah Nasr bin Ashim (W. 89 H) atas permintaan
Hajjaj bin Yusuf as-Tsaqafy, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Daulah
Umayyah (40-95 H). Sedangkan yang pertama kali menggunakan tanda Fathah, Kasrah,
Dhammah, Sukun, dan Tasydid seperti yang-kita kenal sekarang adalah al-Khalil bin
Ahmad al-Farahidy (W.170 H) pada abad ke II H.
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
14/15
Kemudian pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk
semakin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal Al Quran khususnya
bagi orang selain arab dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid yang berupa
Isymam, Rum, dan Mad. Sebagaimana mereka juga membuat tanda Lingkaran Bulat
sebagai pemisah ayat dan mencamtumkan nomor ayat, tanda-tanda waqaf (berhenti
membaca),ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap
surah yang terdiri dari nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah 'ain.
Tanda-tanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Al Quran adalah Tajzi' yaitu tanda
pemisah antara satu Juz dengan yang lainnya berupa kata Juz dan diikuti dengan
penomorannya (misalnya, al-Juz-utsalisu: untuk juz 3) dan tanda untuk menunjukkan
isi yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah Juz dan Juz itu sendiri.
Sebelum ditemukan mesin cetak, Al Quran disalin dan diperbanyak dari mushaf
utsmani dengan cara tulisan tangan. Keadaan ini berlangsung sampai abad ke16 M.
Ketika Eropa menemukan mesin cetak yang dapat digerakkan (dipisah-pisahkan)
dicetaklah Al-Qur'an untuk pertama kali di Hamburg, Jerman pada tahun 1694 M.
Naskah tersebut sepenuhnya di lengkapi dengan tanda baca. Adanya mesin cetak ini
semakin mempermudah umat islam memperbanyak mushaf Al Quran. Mushaf Al
Quran yang pertama kali dicetak oleh kalangan umat islam sendiri adalah mushaf edisi
Malay Usman yang dicetak pada tahun 1787 dan diterbi tkan d i St. Pitersburg Rusia.
7/31/2019 SEJARAH KODIFIKASI ALQURAN
15/15
Kemudian diikuti oleh percetakan lainnya, seperti di Kazan pada tahun 1828, Persia Iran
tahun 1838 dan Istambul tahun 1877. Pada tahun 1858, seorang Orientalis Jerman ,
Fluegel, menerbitkan Al Quran yang dilengkapi dengan pedoman yang amat
bermanfaat. Sayangnya, terbitan Al Quran yang dikenal dengan edisi Fluegel ini
ternyata mengandung cacat yang fatal karena sistem penomoran ayat tidak sesuai
dengan sistem yang digunakan dalam mushaf standar. Mulai Abad ke-20, pencetakan
Al Quran dilakukan umat islam sendiri. Pencetakannya mendapat pengawasan ketat
dari para Ulama untuk menghindari timbulnya kesalahan cetak.
Cetakan Al Quran yang banyak dipergunakan di dunia islam dewasa ini adalah cetakan
Mesir yang juga dikenal dengan edisi Raja Fuad karena dialah yang memprakarsainya.
Edisi ini ditulis berdasarkan Qiraat Ashim riwayat Hafs dan pertama kali diterbitkan di
Kairo pada tahun 1344 H/ 1925 M. Selanjutnya, pada tahun 1947 M untuk pertama
kalinya Al Quran dicetak dengan tekhnik cetak offset yang canggih dan dengan
memakai huruf-huruf yang indah. Pencetakan ini dilakukan di Turki atas prakarsa
seorang ahli kaligrafi turki yang terkemuka Said Nursi.