10
MAKALAH RESUME SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH ANGGOTA KELOMPOK 2: 1. Ratna Tri Maharani 2012310018 2. Nurlanda Aprillianti 2012310179 3. Cynthia Loura P. 2012310181 4. Erika Permata Yastynda 2012310197 5. Melisa Rosalina 2012310198 6. Chrisnanda Wisnu P. 2012310329 KELAS F

Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah

MAKALAH RESUMESEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI

SYARIAH

ANGGOTA KELOMPOK 2:1. Ratna Tri Maharani 20123100182. Nurlanda Aprillianti 20123101793. Cynthia Loura P. 20123101814. Erika Permata Yastynda 20123101975. Melisa Rosalina 20123101986. Chrisnanda Wisnu P. 2012310329

KELAS F

STIE PERBANAS SURABAYA

Page 2: Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH

1. Kondisi Objektif Lahirnya Paradigma Akuntansi-SyariahLahirnya akuntansi syariah sekaligus sebagai paradigma baru sangat terkait dengan kondisi objektif yang melingkupi umat islam secara khusus dan masyarakat dunia secara umum. Kondisi tersebut meliputi : norma agama, kontribusi umat islam pada masa lalu, sistem ekonomi kapitalis yang berlaku saat ini, dan perkembangan pemikiran.a. Norma Agama

Ajaran normatif agama sejak awal keberadaaan islam telah memberikan persuasi normatif bagi para pemeluknya untuk melakukan pencatatan atas segala transaksi dengan benar dan adil.

b. Kontribusi Umat IslamSepintas deskripsi diatas secara sepintas sebetulnya sudah menunjukkan kontribusi umat islam sejak awal masa Islam terhadap akuntansi, yaitu teknik pembukuan itu sendiri. Disamping teknik pembukuan dimana akuntansi modern berkembang dengan basis sistem tata-buku berpasanagan (double entry book-keeping system) juga pengenalan angka arab-hindu, ilmu aljabar (matematika), dan sistem perdagangan merupakan faktor pemberi kontribusi  terbesar bagi berkembangnya akuntansi modern saat ini.

c. Sistem Ekonomi KapitalisTidak dapat dipungkiri geliat kapitalisme telah merambah dan menjerat setiap penjuru dan sudut kehidupan manausia. Gerak pikir dan perilaku kita secra sadar atau tidak berada dalam pangkuan pengaruh  kapitalisme ini. Kekuatan yang besar ini nyata, atau samar, mengeksploitasi kehidupan manusia dan alam semesta secara otomatis. Akuntansi modern juga tidak terlepas dari pengaruh ini. Pemikiran-pemikiran islam dan akuntansi syariah, misalnya merupakan pemicu untuk melakukan perubahan dan pembebasan.

d. Perkembangan PemikiranSejak tiga dekade terakhir ini, umat islam mulai menunjukkan geliat kehidupannya dari sudut jendela ilmu pengetahuan. Ismail Al-Faruqi, misalnya leawat islamisasi ilmu pengetahuannya seolah menggoyang tidur lelapnya umat islam untuk bangun mengonstruksi ilmu pengetahuan berdasarkan jiwa tauhid. Instrumen penyebar ide islamisasi ilmu pengetahuan ini telah didirikan di Herndon : Amerika Serikat, yang dikenal dengan anam international institute of islamic thught (IIIT).  Lembaga ini akhirnya menyebar keberbagai negara islam lainnya, seperti : Pakistan, Arab Saudi, Iran, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia lembaga ini didirikan sebagai cabang yang independen dengan anama international institute of islamic Tought-Indonesia(IIIT-I) pada November 1999 yang lalu.IIIT melakukan islamisasi terhadap ilmu pengetahuan sosial, seperti : antropologi, ekonomi, psikologi, sosiologi, dan lainnya. Di Indonesia IIIT-I memfokuskan diri pada konstruksi dan pengembangan Ekonomi Islam. Sementara, sampai saat ini wacana ekonomi islam yang telah turunp pada dunia empiris adalah lembaga keuangan (bank syariah, baitul mal wa tamwil), asuransi islam (takaful), dan reksadana syariah.

Page 3: Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah

2. Perkembangan Kontemporer Akuntansi Syari’aha. Pengaruh Islam terhadap Perkembangan Akuntansi

`Sebelum berdirinya pemerintahan Islam, peradaban didominasi oleh dua bangsa besar yang memiliki wilayah yang luas, yakni Romawi dan Persia. Saat Nabi Muhammad SAW lahir, sebagian besar daerah di Timur Tengah berada dalam jajahan, daerah syam dijajah oleh Romawi, sedangkan Irak dijajah oleh Persia. Adapun perdagangan bangsa Arab Mekkah terbatas ke Yaman pada musim dingin dan Syam pada musim panas.Pada saat itu, akuntansi sudah digunakan oleh para pedagang dalam bentuk perhitungan barang dagangan sejak mulai berdagang sampai pulang. Perhitungan tersebut dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan, untung atau rugi. Bahkan, orang-orang Yahudi yang pada saat itu berdagang dan menetap juga telah menggunakan akuntansi untuk transaksi utang-piutang mereka.Praktik akuntansi pada masa Rasulullah SAW mulai berkembang setelah ada perintah Allah melalui Al-Qur’an untuk mencatat transaksi yang bersifat tidak tunai (Al-Baqarah 282) dan untuk membayar zakat. Perintah Allah dalam Al-Baqarah 282 tersebut telah mendorong setiap individu senantiasa menggunakan dokumen ataupun bukti transaksi. Adapun perintah Allah untuk membayar zakat mendorong umat Islam saat itu untuk mencatat dan menilai aset yang dimilikinya. Berkembangnya praktik pencatatan dan penilaian aset merupakan konsekwensi logis dari ketentuan membayar zakat yang besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari aset yang dimiliki seseorang yang telah memenuhi kriteria nisab dan haul.

b. Faktor yang mengantarkan Perkembangan Akuntansi di Negara Islam Daulat abbassiyah, 132-232H/750-847 M memiliki banyak kelebihan dibanding yang lain dalam pengembangan akuntansi secara umum dan buku-buku akuntansi secara khusus.Diantara contoh buku-bukukhusus yang dikenal pada masa kehidupan negara islam itu adalah sebagai berikut:1. Daftarul nafaqat (Buku Pengeluaran) Buku ini disimpan di diwan nafaqat dan

diwan ini bertanggung jawab atas pengeluaran khilafah, yang mencerminkan pengeluaran negara.

2. Daftarun Nafaqat Wal Iradat(Buku Pengeluaran dan Pemasukan) buku ini disimpan di Diwanil mal, dandiwan ini bertanggung jawab atas pembukaan seluruh harta yang masuk ke Baitul Mal dan yang dikeluarkannya

3. Daftar Amwalil Mushadarah (Buku harta Sitan) Buku ini digunakan diDiwanul Mushadarin. Diwan ini khusus mengatur harta sitaan dari para menteri dan pejabat-pejabat senir negara pada saat itu.

c. Praktik Akuntansi Pemerintahan IslamKewajiban zakat berdampak pada pendirian Baitulmal oleh Rasulullah, yang berfungsi sebagai lembaga penyimpan zakat beserta pendapatan lain yang diterima negara. Pada masa pemerintahan Rasulullah memilik 42 pejabat yang digaji dan terspesialisasi dalam peran dan tugas tersendiri. Praktik akuntansi pada zaman Rasulullah baru berada pada tahap penyiapan personal yang menangani fungsi-fungsi lembaga keuangan negara. Pada masa tersebut, harta kekayaan yang diperoleh negara langsung didistribusikan setelah harta tersebut diperoleh. Dengan demikian, tidak terlalu diperlukan pelaporan atas penerimaan dan pengeluarannya.

Page 4: Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah

Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, penerimaan negara meningkat secara signifikan. Dengan demikian, kekayaan negara yang disimpan juga semakin besar. Para sahabat merekomendasikan perlunya pencatatan untuk pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran negara. Kemudian, Khalifah Umar bin Khattab mendirikan unit khusus bernama Diwan yang bertugas membuat laporan keuangan sebagai bentuk akuntabilitas Khalifah atas dana Baitulmal yang menjadi tanggungjawabnya. Selanjutnya, reliabilitas laporan keuangan pemeritahan dikembangkan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz berupa praktik pengeluaran bukti penerimaan uang. Kemudian, Khalifah Al Walid bin Abdul Malik mengenalkan catatan dan register yang terjilid dan tidak terpisah seperti sebelumnya.Evolusi perkembangan pengelolaan buku akuntansi mencapai tingkat tertinggi pada masa Daulah Abbasiah. Akuntansi diklasifikasikan pada beberapa spesialisasi, antara lain; akuntansi peternakan, akuntasi pertanian, akuntansi bendahara, akuntansi konstruksi, akuntansi mata uang, dan pemeriksaan buku (auditing). Pada masa itu, sistem pembukuan telah menggunakan model buku besar, yang meliputi :a) Jaridaj al-Kharaj (mirip receivable subsidiary ledger), merupakan pembukuan

pemerintah terhadap piutang pada individu atas zakat tanah, hasil pertanian, serta hewan ternak yang belum dibayar dan cicilan yang telah dibayar. Piutang dicatat disatu kolom dan pembayaran cicilan dikolom yang lain.

b) Jaridah an-Nafaqat (jurnal pengeluaran), mencatat pengeluaranc) Jaridah al-Mal (jurnal dana), mencatat penerimaan dan pengeluarand) Jaridah al-Musadareen, pembukuan yang digunakan untuk mencatat penerimaan

denda atau sita dari individu yang tidak sesuai syariah, termasuk dari pejabat yang korup.

Adapun untuk pelaporan, telah dikembangkan berbagai laporan akuntansi, antara lain:a) Al-Khitmah, menunjukkan total pendapatan dan pengeluaran yang dibuat perbulanb) Al-Khitmah al-Jame’ah, laporann keuangan komperhensif yang berisikan gabungan

antara laporan laba rugi dan neraca yang dilaporkan di akhir tahun.Istilah Zornal (sekarang journal) telah lebih dahulu digunakan oleh kekhalifahan Islam dengan Istilah Jaridah untuk buku catatan keuangan. Double entry yang ditulis oleh Pacioli, telah lama dipraktekkan dalam pemerintahan Islam. Dari runtutan penjelasan di atas, jelaslah bahwa akuntansi di dunia Islam telah berkembang dan dipraktekan jauh sebelum terbitnya buku “Summa de Arithmetica Geometrica, Proportioni et Proportionalita” pada tahun 1494 M karya Lucas Pacioli yang oleh barat diklaim sebagi “bapak” akuntansi modern. Dalam perkembangannya, klaim barat tersebut ternyata banyak diragukan oleh para peneliti.

d. Berbagai Pendekatan dalam Mengembangkan Akuntansi Syariah1) Pendekatan Induktif Berbasis Akuntansi Kontemporer

Pendekatan ini biasa disingkat dengan pendekatan induktif, yang dipelopori oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution). Pendekatan ini menggunakan tujuan akuntansi keuangan Barat yang sesuai dengan organisasi bisnis Islam dan mengeluarkan bagian yang bertentangan dengan ketentuan syariah. Argumen yang mendukung pendekatan ini menyatakan bahwa pendekatan ini dapat diterapkan dan relevan dengan intitusi yang memerlukannya. Selain itu, pendekatan ini sesuai dengan prinsip ibaha (boleh) yang menyatakan

Page 5: Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah

bahwa segala sesuatu yang terkait dalam bidang muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada larangan yang menyatakannya.Adapun argumen yang menentang pendekatan ini menyatakan bahwa ini tidak bisa diterapkan pada masyarakat yang kehidupannya wajib berlandaskan pada wahyu dan dipandang merusak karena mengandung asumsi yang tidak Islami.

2) Pendekatan Deduktif dari Sumber Ajaran IslamPendekatan deduktif ini dipelopori oleh beberapa pemikir akuntansi syariah, antara lain Iwan Triyuwono, Akhyar Adnan, Gaffikin dan beberapa pemikit lainnya. Mereka berpandangan bahwa tujuan akuntansi syariah adalah pemenuhan kewajiban zakat.Pendekatan ini diawali denngan menentukan tujuan berdasarkan prinsip ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah.Kemudian tujuan tersebut dignakan untuk mengembangkan akuntansi kontemporer.Argumen yang mendukung pendekatan ini menyatakan bahwa pendekatan ini akan meminimalisasi pengaruh pemikiran sekuler terhadap tujuan dan akuntansi yang dikembangkan. Adapun argumen yang menentang menyatakan bahwa pendekatan ini sulit dikembangkan dalam bentuk praktisnya.

3) Pendekatan HibridPendekatan ini didasarkan pada prinsipsyariah yang sesuai dengan ajaran Islam dan persoalan masyarakat yang akuntansi syariah mungkin dapat bantu menyelesaikan. Pendekatan ini dipelopori oleh pemikir akuntansi syariah Shahul Hameed.Pendekatan Hibrid secara parsial telah diterapkan di lingkungan beberapa perusahaan konvensional. Pendekatan ini mengapresiasi perkembangan akuntansi sosial dan lingkungan di Eropa dalam tiga dekade terakhir, dan menganggap itu perlu diaplikasikan dalam akuntansi syariah. Dan selanjutnya yang perlu dilakukan oleh pemikir akuntansi Islam adalah mengembangkan triple bottom line menjadi fourt bottom line (ekonomi, sosial, lingkungan, dan kesesuaian syariah).

3. Perkembangan Sistem Akuntansi di Masyarakat MuslimPengembangan akuntansi pada negara Islam dimotivasi oleh agama dan diasosiasikan dengan kewajiban zakat pada tahun 2 H (624), akuntansi nampaknya dimulai dengan pendirian Dewans untuk pencatatan Baitul Mal pendapatan dan pengeluaran. Tanggal yang pasti aplikasi pertama kali sistem akuntansi pada negara Islam tidak diketahui, namun sistem tersebut didokumentasikan pertama kalinya oleh Al-Khawarizmy pada tahun 365 H (976). Sistem akuntansi disusun untuk mrefleksikan tipe proyek yang dikerjakan oleh negara Islam sejalan dengan pemenuhan terhadap syara’. Projek-projek tersebut termasuk industri, pertanian, keuangan, perumahan dan proyek jasa. Sistem akuntansi menggabungkan rangkain pembukuan dan prosedur pencatatan, beberapa prosedur-prosedur tersebut meruapakan sifat dasar dan digunakan untuk semua sistem akuntansi, sementara yang lain diperuntukkan bagi sistem akuntansi tertentu. Sebagaimana disebutkan diatas, orang yang diberi tanggung jawab ini disebut dengan Al-Kateb (Pembukuan/akuntan)Tujuan sistem akuntansi adalah untuk, memfasilitasi pengembilan keputusan secara umum, evaluasi proyek, meskipun sistem ini diinisiasi bagi tujuan pemerintahan, namun beberapa juga diimplementasikan oleh wiraswasta untuk mengukur keuntungan yang akan

Page 6: Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah

dikenakan zakat, kesuksesan aplikasi sistem akuntansi oleh pemerintah telah mendorong wiraswasta untuk mengadaptasi sistem yang sama khususnya untuk tujuan zakat.Sistem akuntansi didiskusikan dan dianalisa disini secara mendalam telah disebutkan oleh Al-Khawarizmy dan detailnya oleh Al-Mazenderany, sistem akuntansi tersebut berorientasi income-statement (laporan laba rugi). Dan dirancang untuk menyediakan kebutuhan segera negara Islam, beberapa sistem akuntansi disandingan dengan transaksi monetary dan monetery sementara yang lain hanya disandarkan pada ukuran moneter. Alasan penggunaan moneter dan non moneter secara simultan adalah untuk menjamin ketepatan pengumpulan, pembayaran, pencatatan dan kontrol pendapatan dan pengeluaran negara.Enam sistem akuntansi khusus di kembangkan dan dipraktekkan dalam negara Islam sebagaimana didokumentasikan oleh Al-Khawarizmy dan Al-Mazendariny yaitu pada tahun 765H/1363M antara lain:1) Stable Accounting (Accounting for Livestock): sistem ini dibawah pengendalian

manajer pemeliharaan ternak dan membutuhkan relevanasi transaksi dan pristiwa dicatat saat terjadinya hal-hal tersebut, transaksi dengan sistem ini misalnya, makanan untuk unta, kuda, dan keledai; gaji, hewan yang dijual, hewan yang disumbangkan atau hewan  telah mati.

2) Rice Farm Accounting (Agricultural Accounting):Hal ini nampaknya merupakan sistem non-moneter karena memerlukan pencatatan quantitas padi yang diterima dan dibayar serta spesifikasi lahan hasil pertanian. Sistem ini dijelaskan oleh Al-Mazadarany dan Al-Khawarizmy dengan tidak adanya pemisahan tugas antara pencatatan dan pengaturan persediaan.

3) Warehouse Accounting: jenis ini didesain untuk akun pembelian persediaan negara. Sistem ini ditempatkan dibawah pengawasan secara langsung oleh seseorang yang dikenal dapat dipercarcaya. Sistem ini mensyaratkan pencatatan detail dari tiap barang yang diterima dan sumber pengiriman dalam buku yang dipersiapkan untuk tujuan tersebut.

4) Mint Accounting (Currency Accounting): Sistem akuntansi ini dirancang dan diimplementasikan di negara Islam sebelum abad ke 14 M, sistem ini memerlukan kecepatan konfersi emas dan perak yang diterima oleh otoritas keuangan dalam bentuk batangan atau koin. Lebih jauh sistem ini mensyaratkan kecepatan pengiriman batang emas dan koin kepada pihak berwenang. Hal ini menyarankan bahwa sistem tidak mengizinkan bahan baku (emas dan perak) atau produk akhir (emas batangan dan koin) disimpan untuk waktu lama. Penerimaan otoritas pencetakan dikalkulasikan sekitar 5% dari biaya emas dan perak, atau sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan

5) Sheep Grazing Accounting: Akuntansi bentuk ini diinisiasi dan diterapkan oleh otoritas pemerintahan di negara Islam, dan digunakan oleh pihak swasta untuk mengukur keuntungan atau kerugian untuk tujuan zakat.

6) Treasury Accounting: sistem ini digunakan oleh pemerintah dan memerlukan catatan rutin semua penerimaan perbendaharaan dan pembayaran. digunakan sebagai catatan penerimaan perbendaharaan dan pembayaran dalam bentuk kas dan yang sejenisnya.

     

Page 7: Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah

4. Aliran PemikiranDi Indonesia sejak pertama kali tahun 1997, istilah akuntansi syariah diluncurkan, wacana ini menggema dan berkembang begitu cepat. Bahkan akuntansi Syariah ini membelah menjadi dua bagian- yaitu akuntansi syariah filosofis teoritis dan akuntansi syariah praktis. Keduanya eksis secara positif memperkaya khasanah kajian dan praktik Akuntansi Syariah.1) Akuntansi Syariah Filosofis Teoritis

Pada tingkatan filosofis  teoritis ini wacana difokuskan pada metodelogi bagaimana kita bisa membanguan dan mengembangkan akuntansi syariah. Wacana ini dimulai dari tujuan akuntansi syariah itu sendiri, kemudian pada metodologinya dan diteruskan pada teorinya.Secara umum wacana pada aspek ini  menggunakan pendekatan dedukatif normatif. Pendekatan ini bermula pada konsep yang umum dan abstrak, kemudian diturunkan pada tingkat yang lebih konkret dan pragmatis. Wacana ini dimulai dari penetapan tujuan  akuntansi, kemudian ke teori dan akhirnya keteknik kakuntansi.

2) Akuntansi  Syariah praktisAkuntansi syariah praktis adalah akuntansi yang sudah dipraktikkan dalam dunia nyata. Di Indonesia dan dunia internasional, akuntansi syariah hanya dipraktikkan di lembaga keuangan syariah, yaitu Bank Syariah.Kemudian, pada tahun 2003 diberlakukan standar akuntansi yang dikenal dengan dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuanagan No. 59 (PSAK No. 59) standar ini adalah standar akuntansi keuangan untuk perbankan syariah.PSAK No. 59 dibuat dengan merujuk pada Accounting and auditing standar for islamic finantial institution (AAOIFI) pada tahun 1998. Langkah ini sangat positif, karena sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan teknis dari bank-bank syariah yang jumlahnya semakin meningkat akhir-akhir ini.Namun demikian akuntansi syariah jenis ini  hanya terbatas pada akuntansi yang dibutuhkan oleh lembaga-lembaga keuangan islam, yang pada dasarnya bentuk  akuntansi untuk lembaga keuangan ini sama dengan akuntansi modern.