28
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia A. Pengertian Bank Syariah Prinsip syariah menurut Pasal 1 ayat 13 Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank muamalat sebagai bank syariah pertama dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan system ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan system bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan system syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan. Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia pada penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap stabil dan memberikan keuntungan, kenyamanan serta keamanan bagi para 1

perkembangan syariah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bank syariah di indo

Citation preview

Page 1: perkembangan syariah

Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

A.Pengertian Bank Syariah

Prinsip syariah menurut Pasal 1 ayat 13 Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang

perbankan adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain

untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang

dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli

barang dengan keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip

sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas

barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan

eksistensi ekonomi syariah. Bank muamalat sebagai bank syariah pertama dan menjadi pioneer

bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan system ini ditengah menjamurnya

bank-bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan

bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan system bunganya.

Sementara perbankan yang menerapkan system syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.

Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia pada

penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya

dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap stabil dan memberikan

keuntungan, kenyamanan serta keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat

berharga, peminjam dan para penyimpan dana di bank-bank syariah.

Hal ini dapat dibuktikan dari keberhasilan bank Muamalat melewati krisis yang terjadi

pada tahun 1998 dengan menunjukkan kinerja yang semakin meningkat dan tidak menerima

sepeser pun bantuan dari pemerintah dan pada krisis keuangan tahun 2008, bank Muamalat

bahkan mampu memperoleh laba Rp. 300 miliar lebih.

Perbankan syariah sebenarnya dapat menggunakan momentum ini untuk menunjukkan

bahwa perbankan syariah benar-benar tahan dan kebal krisis dan mampu tumbuh dengan

signifikan. Oleh karena itu perlu langkah-langkah strategis untuk merealisasikannya.

Langkah strategis pengembangan perbankan syariah yang telah di upayakan adalah

pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang Unit Usaha

Syariah (UUS) atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank syariah. Langkah strategis

ini merupakan respon dan inisiatif dari perubahan Undang – Undang perbankan no. 10 tahun

1

Page 2: perkembangan syariah

1998. Undang-undang pengganti UU no.7 tahun 1992 tersebut mengatur dengan jelas landasan

hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah.

B. Prinsip Syariah

Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan (penyimpanan

dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya) berdasarkan fatwa yang

dikeluarkan oleh lembaga Dewan Syariah Nasional (DSN) yang memiliki kewenangan dalam

penetapan fatwa di bidang syariah.

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip

Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran. (UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah).

C. Tujuan Perbankan Syariah  

Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam

rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

D. Kegiatan Operasional Perbankan Syariah di Indonesia

Seperti halnya dengan industri/perusahaan lainnya, lembaga keuangan syariah juga

melakukan aktivitas produksinya (operasional). Perbankan syariah melakukan operasionalnya

melalui aktivitas penghimpunan dan penyaluran dana. Uraian aktivitas penghimpunan dan

penyaluran dana oleh perbankan syariah di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut.

a) Penghimpunan Dana

Salah satu aktivitas yang dilakukan oleh perbankan syariah di dalam menjalankan

operasionalnya adalah menghimpun dana dari masyarakat. Dana yang terhimpun dari masyarakat

yang umumnya disebut sebagai Dana Pihak Ketiga (DPK), ini merupakan input penting bagi

perbankan syariah untuk dapat melakukan aktivitasnya.

Pada bank konvensional penghimpunan dana dari masyarakat atau Dana Pihak Ketiga

(DPK) yang dilakukan adalah dalam bentuk seperti Tabungan, Deposito, dan Giro. Sementara

dalam bank syariah penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan tidak membedakan

nama produk, akan tetapi lebih melihat pada prinsip-prinsip syariah, seperti prinsip wadiah dan

prinsip mudharabah.

2

Page 3: perkembangan syariah

Wadiah diartikan sebagai titipan dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun

badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja jika si penyimpan menghendaki.

Bank syariah dalam melakukan aktivitasnya dengan prinsip wadiah ini, sebagai penerima titipan

dari nasabah yang harus dijaga oleh pihak bank, dan bank wajib mengembalikan setiap saat

apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Beberapa jenis penghimpunan dana yang

dilakukan perbankan syariah yang menggunakan prinsip wadiah seperti Giro Wadiah dan

Tabungan Wadiah.

Sedangkan Mudharabah adalah bentuk perjanjian atas suatu jenis perkongsian dalam

pengelolaan suatu usaha. Di dalam praktik perbankan syariah, perjanjian mudharabah melibatkan

pihak pertama (shahibul maal) sebagai penyedia dana dan pihak kedua (mudharib) sebagai

pengelola usaha atas dana yang diberikan. Mudharabah sendiri dalam aktivitas perbankan ada

dua macam, yakni Mudharabah Muthlaqah dan Mudharabah Muqayyadah.

Dalam mudharabah mutlaqah(investasi tidak terikat), tidak ada pembatasan bagi bank

dalam menggunakan dana yang dihimpun. Bank memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan

dana ini ke bisnis manapun yang diperkirakan menguntungkan. Sementara itu, dalam

Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat), Bank bertindak sebagai perantara yang

mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan

syarat- syarat yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari bisnis. Beberapa jenis

penghimpunan dana yang dilakukan perbankan syariah yang menggunakan prinsip mudharabah

seperti Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah.

b) Penyaluran Dana (Financing)

Aktivitas penyaluran dana atau pembiayaan (financing) yang dilakukan oleh suatu bank

merupakan hal yang vital dalam operasional perbankan, terutama dalam menghasilkan

keuntungan (profit). Dalam aktivitas penyaluran dana atau pembiayaan (financing) oleh

perbankan syariah, umumnya ada beberapa pola dalam praktiknya, mencakup: (1) Prinsip Bagi

Hasil; (2) Akad jual-beli (Al-Bai’); (3) Prinsip Sewa (Ijarah); dan (4) Akad pinjam-meminjam

(Al-Qardh).

Dengan prinsip bagi hasil, perbankan syariah menghasilkan produk-produk seperti

Mudharabah dan Musyarakah. Mudharabah adalah perjanjian pembiayaan/ penanaman dana

oleh pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan

usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak

berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Sedangkan Musyarakah adalah perjanjian

pembiayaan/ penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan/atau barang untuk

3

Page 4: perkembangan syariah

menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah

pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi

modal masing-masing.

Sementara itu, dengan prinsip jual-beli (Al-Bai’), beberapa jenis produk-produk

perbankan syariah, seperti akad Murabahah; akad Salam; dan akad Istishna. Akad Murabahah

adalah perjanjian pembiayaan berupa transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan

barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual

menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli. Sedangkan akad Salam

adalah perjanjian pembiayaan berupa transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan dengan

syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh. Serta akad Istishna

adalah perjanjian pembiayaan berupa transaksi jual beli barang dalam bentuk pemesanan

pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati, dan pembayaran

dilakukan sesuai dengan kesepakatan.

Produk pembiayaan lainnya yang ditawarkan dan dikelola oleh perbankan syariah adalah

seperti sewa (Ijarah), dan pinjam-meminjam (Al-Qardh). Pembiayaan yang dilakukan dengan

prinsip ijarah dilakukan dengan bentuk Perjanjian pembiayaan berupa transaksi sewa menyewa

atas suatu barang dan/atau jasa antara pemilik obyek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas

obyek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan.

Sedangkan produk Al-Qardh (pinjam-meminjam) dilakukan dalam bentuk perjanjian

pembiayaan berupa transaksi pinjam-meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak

peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu

tertentu.

E. Alasan Perkembangan Perbankan Syariah

Selaku regulator, Bank Indonesia memberikan perhatian yang serius dan bersungguh-

sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini dilandasi oleh

keyakinan bahwa perbankan syariah akan membawa ‘maslahat’ bagi peningkatan ekonomi dan

pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Pertama, bank syariah lebih dekat dengan sektor riil karena produk yang ditawarkan,

khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor riil

sehingga dampaknya lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kedua, tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharar) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari direct hit krisis keuangan

4

Page 5: perkembangan syariah

global. Secara makro, perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap terciptanya

stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional.

Ketiga, sistem bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan

membawa manfaat yang lebih adil bagi semua pihak, baik bagi pemilik dana selaku deposan,

pengusaha selaku debitur maupun pihak bank selaku pengelola dana.

F. Faktor Pendukung Perkembangan Perbankan Syariah

Terdapat beberapa faktor yang secara signifikan menjadi pendorong peningkatan kinerja

industri perbankan syariah, baik dalam kegiatan penghimpunan dana maupun penyaluran

pembiayaan.

Pertama, ekspansi jaringan kantor perbankan syariah mengingat kedekatan kantor dan

kemudahan akses menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pilihan nasabah dalam

membuka rekening di bank syariah.

Kedua, gencarnya program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai produk

dan layanan perbankan syariah semakin meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat.

Ketiga, upaya peningkatan kualitas layanan (service excellent) perbankan syariah agar

dapat disejajarkan dengan layanan perbankan konvensional. Salah satunya adalah pemanfaatan

akses teknologi informasi, seperti layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM), mobile banking

maupun internet banking. Untuk mendukung hal ini, secara khusus Bank Indonesia mendorong

bank konvensional yang menjadi induk bank syariah agar mendorong pengembangan jaringan

teknologi informasi bagi BUS dan UUS yang menjadi anak usahanya.

Keempat adalah pengesahan beberapa produk perundangan yang memberikan kepastian

hukum dan meningkatkan aktivitas pasar keuangan syariah, seperti: (i) UU No.21 tahun 2008

tentang Perbankan Syariah; (ii) UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara

(sukuk); dan (iii) UU No.42 tahun 2009 tentang Amandemen Ketiga UU No.8 tahun 1983

tentang PPN Barang dan Jasa. Lahirnya UU Perbankan Syariah mendorong peningkatan jumlah

BUS dari sebanyak 5 BUS menjadi 11 BUS dalam kurun waktu kurang dari dua tahun (2009-

2010).

5

Page 6: perkembangan syariah

G. Daftar Bank Syariah di Indonesia

1. Bank Umum Syariah

BUSN Devisa

1. PT. BANK BNI SYARIAH

2. PT. BANK MUAMALAT

INDONESIA

3. PT. BANK SYARIAH MANDIRI

4. PT. BANK SYARIAH MEGA

INDONESIA

BUSN Non Devisa 

1. PT. BANK BCA SYARIAH

2. PT. BANK BRI SYARIAH

3. PT. BANK JABAR BANTEN

SYARIAH

4. PT. BANK PANIN SYARIAH

5. PT. BANK SYARIAH BUKOPIN

6. PT. BANK VICTORIA SYARIAH

Campuran

1. PT. BANK MAYBANK SYARIAH

INDONESIA

2. Unit usaha syariah bank umum konvensional

Bank pemerintah

Bank BTN Syariah

Bank swasta nasional devisa

Bank Danamon Syariah

CIMB Niaga Syariah

BII Syariah

OCBC NISP Syariah

Bank Permata Syariah

Bank pembangunan daerah

Bank BPD Aceh Syariah

Bank DKI Syariah

Bank Kalbar Syariah

Bank Kalsel Syariah

Bank NTB Syariah

Bank Riau Kepri Syariah

Bank Sumsel Babel Syariah

Bank Sumut Syariah

Bank Kaltim Syariah

6

Page 7: perkembangan syariah

Bank asing

HSBC Amanah

H. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-

banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia

(API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat

Indonesia. Secara bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara

sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan

kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional.

Karakteristik sistem perbankan syariah yang  beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil

memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank,

serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan

nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan

spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan

jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah

menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan

masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Perkembangan Beberapa Indikator BUS dan UUS

Tabel 1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

Indikasi 2007 2008 2009 2010 2011

Aset 28.722 36,537 49.555 66.09097,519

DPK 20.672 28.011 36.852 52.27176,036

Pembiayaan 20.445 27.944 38.198 46.88668.181

FDR 98,90% 99.76% 103.65% 89.70%89,675

NPF 4,75% 4,07% 3.95% 4.01% 3.80%

7

Page 8: perkembangan syariah

Sumber: Bank Indonesia

Grafik Perkembangan Bank Syariah Indonesia

2007 2008 2009 2010 20110

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120 ASET DPK PEMBIAYAAN FDR NPF

TAHUN

JUMLAH

Grafik diatas menunjukkan perkembangan terakhir indikasi-indikasi perbankan syariah.

Perkembangan asset perbankan syariah meningkat sangat signifikan dari akhir tahun 2010

sampai dengan akhir tahun 2011 sebesar lebih dari 33.37 persen. Penghimpunan dana dan

pembiayaan mencapai peningkatan sebesar 41.84 dan 22.74 persen.

Jika dilihat dari rasio pembiayaan yang disalurkan dengan besarnya dana pihak ketiga

(DPK) yang dinyatakan dengan nilai Financing to Deposit Ratio (FDR), maka bank syariah

memiliki rata-rata FDR sebesar 97.65 persen. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dan

tahun sesudahnya, pada tahun 2009 Financing to Defosit Ratio perbankan syariah lebih dari 100

%. Tingginya tingkat FDR tersebut karena pembiayaan yang disalurkan selama bulan maret –

November 2008 lebih besar dari Dana Pihak ketiga.

Yang perlu di catat disini adalah, meskipun pembiayaan yang disalurkan lebih besar dari

DPK, tetapi tingkat kegalalan bayar atau yang dinyatakan dalam Non Performing Financing

(NPF) ternyata lebih sedikit dari periode tahun 2007-2008, yakni hanya sebesar 3.95%, masih

dibawah batas ketentuan minimal sebesar 5 persen. Artinya bank syariah betul betul menjalankan

fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan dengan tidak mengabaikan prinsip kehati-

hatian. Selain itu juga, secara keseluruhan perbankan syariah relatif lebih sehat.

8

Page 9: perkembangan syariah

I. Perkembangan Perbankan Bank Umum Syariah di Indonesia

Objek penelitian ini adalah dengan mengambil sampel sebanyak 4 Bank Umum Syariah

(BUS) di Indonesia. Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia yang menjadi sampel dari

penelitian ini terdiri dari: Bank Muamalat Indonesia (BMI); Bank Syariah Mandiri (BSM); Bank

Mega Syariah Indonesia (BMS); dan Bank BRI Syariah. Dengan menggunakan data laporan

keuangan tahunan masing-masing dari objek penelitian, maka periode pengamatan yang

dilakukan adalah dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.

1. Penghimpunan Dana

Pada umumnya bentuk Dana yang dihimpun oleh perbankan syariah di Indonesia

terdiri dari Giro Wadiah, Tabungan Mudharabah, Deposito Mudharabah,.Perkembangan

aktifitas penghimpunan pada perbankan syariah di Indonesia dari tahun 2007-2011 dapat

dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2

Aktifitas Penghimpunan Dana Perbankan Syariah di Indonesia 2007-2011

(Dalam Jutaan Rupiah)

No Nama Bank2007 2008 2009 2010 2011

1

Bank Muamalat

Giro

&Tab.Wadiah

Tab. Mudharabah

Dep.

Mudharabah

Pinjaman lain

(8.238.361)

985.818

3.351.678

3.746.853

154.012

(9.704.667)

805.783

3.869.993

4.928.647

100.244

(12.691.610

)

1.245.352

4.436.731

6.939.330

70.197

(17.194021

)

2.547.365

5.006.966

9.609.611

30.079

(27.939.07

0)

3.346.766

6.154.742

18.111.416

326.146

2

Mandiri Syariah

Giro

&Tab.Wadiah

Tab. Mudharabah

Dep.

Mudharabah

Pinjaman lain

(11.105.978)

1.857.727

3.860.425

5.387.826

-

(14.808.924

)

1.850.684

5.155.879

7.802.361

-

(19.167.174

)

2.681.018

6.902.395

9.583.761

-

(28.679.55

9)

4.174.663.

9.394.495

15.110.401

-

(42.131.68

3)

5.095.862

13.511.110

23.524.711

-

3 Bank Mega

Syariah

Giro

&Tab.Wadiah

(2.169.456)

532.582

925

1.635.949

(2.626.471)

654.701

6.250

1.965.521

(3.947.370)

996.778

14.913

2.935.679

(4.038.132)

1.182.822

404.097

2.451.213

(4.926.233

)

1.618.691

364.524

9

Page 10: perkembangan syariah

Tab. Mudharabah

Dep.

Mudharabah

Pinjaman lain

- - - - 2.943.018

-

4

BRI Syariah

Giro

&Tab.Wadiah

Tab. Mudharabah

Dep.

Mudharabah

Pinjaman lain

(492.610)

47.175

194.101

251.334

-

(565.077)

74.999

243.470

246.608

-

(2.151.086)

443.097

33.893

1.674.096

-

(5.762.953)

1.054.008

54.003

4.654.942

-

(9.906.412

)

1.902.555

102.790

7.901.067

-

Grafik Perkembangan Penghimpun Dana Bank Umum Syariah

2007 2008 2009 2010 20110

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200B.Muamalat BSM BMS BRI syariah

TAHUN

JUMLAH

Pada umumnya, perkembangan Dana pada perbankan syariah di Indonesia dari tahun

2007 hingga 2011 terus mengalami peningkatan, hal ini bisa dilihat dari komposisi total Dana

pada masing-masing perbankan syariah yang meningkat dari tahun ke tahun.

Jika dibandingkan dari masing-masing bank, dapat dilihat bahwa terdapat 2 bank syariah

yang memiliki jumlah Dana terbesar yakni Bank Muamalat dan Bank Mandiri Syariah yang

mampu menghimpun Dana hingga diatas > 10 triliun rupiah per tahun. Sementara bank syariah

lainnya, seperti Bank Mega Syariah, BRI Syariah, hanya mampu menghimpun Dana dengan nilai

masih dibawah < 10 triliun rupiah per tahun.

Dengan terjadinya peningkatan nilai penghimpun dari bank syariah pada tiap tahunnya,

menunjukkan bahwa peran dan kinerja dari bank syariah di Indonesia semakin meningkat dan

memberikan kontribusi yang sangat dibutuhkan dalam menfasilitasi masyarakat akan lembaga

keuangan yang lebih adil dan sesuai dengan prinsip syariah.10

Page 11: perkembangan syariah

2. Dana Pihak Ketiga ( DPK )

DPK pada bank syariah merupakan input terbesar dalam mendukung aktifitas

operasionalnya. Semakin besar nilai dari komposisi DPK ini, maka akan semakin menunjang

dalam menjalankan aktifitas usaha dari bank syariah terutama dalam upaya untuk menyalurkan

dana kepada masyarakat.

Jumlah DPK yang semakin besar juga menunjukkan kemampuan bank syariah dalam

melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dan sekaligus menunjukkan bahwa semakin

besar kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah tersebut Perkembangan DPK pada

perbankan syariah di Indonesia dari tahun ke tahun dapat kita lihat pada Tabel 3 sebagai berikut.

No Nama Bank 2007 2008 2009 2010 2011

1 Bank Muamalat 492.791 492.791 492.791 625.289 782.667

2 Mandiri Syariah 358.373 358.373 588.244 658.244 658.244

3Bank Mega

Syariah140.060 150.060 150.060 150.060 318.864

4 BRI Syariah 40.000 40.000 40.000 483.375 979.000

TOTAL 1.112.594 1.121.594 1.351.465 2.267.338 3.089.145

Grafik Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah

11

Tabel 3Perkembangan DPK Perbankan Syariah di Indonesia 2007-2011

(Dalam Jutaan Rupiah)

Page 12: perkembangan syariah

20072008

20092010

2011

060

120180240300360420480540600660720780

B.Muamalat

BSM

BMS

BRI syariah

B.Muamalat BSM BMS BRI syariah

TAHUN

JUMLAH

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa secara total keseluruhan dari keempat bank syariah

menunjukkan perkembangan komposisi DPK yang semakin meningkat tiap tahunnya. Namun,

bila dilihat secara parsial dari masing-masing perbankan syariah, peningkatan komposisi DPK

sebenarnya tidak terjadi tiap tahunnya.

Hal tersebut dapat dilihat dari tahun 2007 hingga 2011 komposisi DPK dari bank syariah

tidak mengalami peningkatan, kecuali Bank Mega Syariah. Peningkatan komposisi DPK terjadi

pada tahun 2009 dan 2010 pada masing-masing bank syariah. Walaupun demikian, peningkatan

dalam komposisi Modal yang dialami, menunjukkan kemampuan dari bank syariah dalam

menyediakan kecukupan dana terutama dalam mendukung operasional bank.

3. Perkembangan Penyaluran Dana Perbankan Syariah

Output terbesar dalam usaha perbankan syariah adalah produk dalam bentuk pembiayaan

(financing), yakni penyaluran dana kepada masyarakat baik secara individu maupun dalam

bentuk badan hukum (perusahaan) sesuai dengan penerapan prinsip syariah dalam muamalah

perbankan syariah.

Pada umumnya dalam aktifitas penyaluran dana pada bank syariah di Indonesia terdiri

dari beberapa pola, meliputi: (1) Prinsip Bagi Hasil, yang menghasilkan produk Pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah; (2) Prinsip Jual-Beli (Al-Bai’), yang menghasilkan produk

Murabaha, akad Salam, dan akad Istishna; (3) Prinsip Sewa atau dikenal dengan produk Ijarah;

dan (4) Prinsip Pinjam-Meminjam atau yang dikenal dengan produk Al-Qardh. Produk-produk

12

Page 13: perkembangan syariah

tersebut adalah output yang dikembangkan oleh bank syariah di Indonesia saat ini.

Perkembangan jumlah pembiayaan (financing) yang dilakukan oleh perbankan syariah di

Indonesia dapat kita lihat melalui Tabel 4 sebagai berikut:

No Nama Bank 2007 2008 2009 2010 2011

1 Bank

Muamalat

Pembiayaa

n

Murabaha

Ijarah

Istishna

Qardh

Lainnya

(7.575.92

1)

3.862.163

3.350.698

84.055

156.987

122.018

-

(9.432.055)

4.487.406

4.342.495

316.134

101.763

184.257

-

(10.720.403)

5.380.718

4.443.109

530.582

62.899

303.095

-

(14.717.718

)

6.752.730

6.121.165

614.604

45.565

1.183.654

-

(19.937.568)

8.906.604

9.435.965

325.455

75.934

1.193.610

-

2 Mandiri

Syariah

Pembiayaa

n

Murabaha

Ijarah

istishna

Qardh

Lainnya

(

10.127.2

84)

4.187.588

5.180.333

119.653

117.346

522.364

-

(15.498.496)

5.283.260

6.794.938

2666.515

141.760

612.023

-

(19.441.148)

6.276.294

8.114.527

3822.981

175.934

1.051.412

-

(16.399.061

)

6.519.744

12.681.133

33.130

76.471

2.235.862

-

(23.240.764)

8.592.264

19.773.813

62.451

66.489

6.487.865

-

3 Bank Mega

Syariah

Pembiayaa

n

Murabaha

Ijarah

istishna

Qardh

Lainnya

(

1.840.430

)

95.930

1.744.300

-

-

200

-

(2.091.112)

132.622

1.957.787

39

-

664

-

(3.187.724)

193.926

2.870.847

-

-

122.951

-

(3.144.221)

140.095

2.937.755

-

-

66.371

-

(4.086.883)

68.143

3.414.861

-

-

603.879

-

4 BRI Syariah

Pembiayaa

n

Murabaha

Ijarah

istishna

Qardh

(

1.053.213

)

67.997

936.685

-

-

(1.142.673)

95.991

980.865

-

-

-

65.817

(1.223.739)

176.105

980.041

-

-

-

67.593

(2.635.647)

771.230

1.688.003

2.268

92.424

81.692

-

(5.496.519)

1.269.161

3.416.020

1.699

82.687

726.952

-

13

Tabel 4Aktifitas Penyaluran Dana Perbankan Syariah di Indonesia 2007-2011

(Dalam Jutaan Rupiah)

Page 14: perkembangan syariah

Lainnya -

48.531

Grafik Perkembangan Penyaluran Dana Bank Umum Syariah

1980 2010 20400

5

10

15

20

25

B.Muamalat BSM BMS BRI syariah

JUMLAH

TAHU

N

Dari data di atas menunjukkan bahwa secara umum aktifitas penyaluran dana (financing)

yang dilakukan oleh keempat bank umum syariah di Indonesia mengalami peningkatan setiap

tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari komposisi jumlah dana yang dikeluarkan oleh bank syariah

dalam melakukan aktifitas penyaluran dana (financing).

Dilihat dari komposisi dari output pendanaan oleh bank syariah, produk Murabaha

merupakan produk unggulan yang ditawarkan oleh bank syariah yang dilihat dengan besarnya

alokasi pendanaan melalui produk tersebut.

Selain itu, produk Pembiayaan (Mudharabah dan Musyarakah) juga memberikan

kontribusi cukup besar terhadap aktifitas pendanaan pada bank syariah yang kemudian diikuti

dengan produk-produk lainnya.

Namun jika kita melihat dengan membandingkan masing-masing dari kelima bank

syariah, ternyata belum semua dari bank syariah yang ada mampu menawarkan produk yang

lengkap. Hanya Bank Muamalat dan Bank Mandiri Syariah yang menyediakan produk

terlengkap mulai dari pembiayaan, Murabaha, Ijarah, Istishna, hingga Qardh. Beberapa bank

syariah yang masih melakukan pembenahan (up-grading) untuk produk-produk yang

ditawarkan, seperti Bank Mega Syariah, BRI Syariah, dan Bukopin Syariah. Dari data di atas,

baru pada tahun 2009 hingga 2011, ketiga bank tersebut baru melakukan diversifikasi produknya

14

Page 15: perkembangan syariah

dengan menambah dan menggiatkan produk pendanaan yang ditawarkan.

4. Non Performing Loan (NPL)

NPL adalah debitur atau kelompok debitur yang masuk dalam golongan 3, 4,5 dari 5

golongan kredit yaitu debitur yang kurang lancar, diragukan dan macet. Hendaknya selaludiingat

bahwa perubahan pengolongan kredit dari kredit lancar menjadi NPL adalah secara

bertahapmelalui proses penurunan kualitas kredit.Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko yang

dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana

debitur tidak dapat melunasi hutangnya.

No Nama Bank 2007 2008 2009 2010 2011

1 Bank Muamalat 0.91 0.92 0.94 0.91 0.93

2 Mandiri Syariah 0.93 0.92 0.91 0.93 0.66

3Bank Mega

Syariah0.90 0.91 0.92 0.91 0.92

4 BRI Syariah 0.90 0.73 0.85 0.92 0.91

TOTAL 3.64 3.48 3.62 3.67 3.42

Grafik Perkembangan NPL Bank Umum Syariah

15

Tabel 5Perkembangan NPL Perbankan Syariah di Indonesia 2007-2011

(Dalam Jutaan Rupiah)

NPL = Kualitas produktif bermasalah x 100 %Aktiva produktif

Page 16: perkembangan syariah

2007 2008 2009 2010 2011

NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan totalkredit. NPL yang baik adalah NPL

yang memiliki nilai dibawah 5%(berdasarkan Peraturan Bank Indonesia). Dikatakan sehat jika

jumlah kredit non lancar tidak lebih dari 5% dari total kredit yang diberikan kepada nasabah.

NPL mencerminkan risikokredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang

ditanggung bank. Bank dengan NPLyang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan

aktiva produktif maupun biaya lainnya,sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.

5. Perkembangan Kredit

16

Page 17: perkembangan syariah

Yaitu seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi

kewajiban bank untuk dapat segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali

dananya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.

No Nama Bank 2007 2008 2009 2010 2011

Rata -

Rata

1 Bank Muamalat 122.018 184.257 303.095 1.183.654 1.193.610 121.874

2 Mandiri Syariah 522.364 612.023 1.051.412 2.235.862 6.487.865226.8774

3Bank Mega

Syariah200 664 122.951 66.371 603.879

331.4402

4 BRI Syariah 119.508 46.753 80.857 726.148 1.951.102194.6532

TOTAL240.97

25376.7582

5126.725

75198.1297

5150.969

75218.7112

Grafik Perkembangan Kredit yang Diberikan Bank Umum Syariah

20072008

20092010

2011

0750

150022503000375045005250600067507500

B.Muamalat BSM BMS BRI syariah

TAHUN

JUMLAH

17

Tabel 6Perkembangan Pemberian Kredit Perbankan Syariah di Indonesia

Tahun 2007-2011Dalam Jutaan Rupiah

Page 18: perkembangan syariah

Jika total kredit yang diberikan lebih besar daripada jumlah dana yang dihimpun maka

akan mengindikasikan bahwa semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut. Hal ini

disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

Dan begitu pula sebaliknya, apabila jumlah kredit yang diberikan lebih kecil daripada jumlah

dana yang dihimpun maka akan terjadi penumpukan dana yang tidak produktif pada bank

tersebut yang pada hakikatnya merupakan alat likuid yang sebagian besar berupa kas, berasal

dari penghimpunan dana masyarakat yang di dalamnya terdapat unsur biaya bunga.

6. Perkembangan Dana Menurut Sumbernya

Pada umumnya bentuk Dana yang dihimpun oleh perbankan syariah di Indonesia terdiri

dari Giro Wadiah, Tabungan Mudharabah, Deposito Mudharabah,.Perkembangan aktifitas

penghimpunan pada perbankan syariah di Indonesia menurut sumbernya dari tahun 2007-2011

dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut :

No Nama Bank2007 2008 2009 2010 2011

1

Bank Muamalat

Giro Wadiah

Tab. Mudharabah

Dep.

Mudharabah

Pinjaman lain

(8.238.361)

985.818

3.351.678

3.746.853

154.012

(9.704.667)

805.783

3.869.993

4.928.647

100.244

(12.691.610

)

1.245.352

4.436.731

6.939.330

70.197

(17.194021

)

2.547.365

5.006.966

9.609.611

30.079

(27.939.07

0)

3.346.766

6.154.742

18.111.416

326.146

2

Mandiri Syariah

Giro Wadiah

Tab. Mudharabah

Dep.

Mudharabah

Pinjaman lain

(11.105.978)

1.857.727

3.860.425

5.387.826

-

(14.808.924

)

1.850.684

5.155.879

7.802.361

-

(19.167.174

)

2.681.018

6.902.395

9.583.761

-

(28.679.55

9)

4.174.663.

9.394.495

15.110.401

-

(42.131.68

3)

5.095.862

13.511.110

23.524.711

-

3 Bank Mega

Syariah

Giro Wadiah

Tab. Mudharabah

Dep.

Mudharabah

Pinjaman lain

(2.169.456)

532.582

925

1.635.949

-

(2.626.471)

654.701

6.250

1.965.521

-

(3.947.370)

996.778

14.913

2.935.679

-

(4.038.132)

1.182.822

404.097

2.451.213

-

(4.926.233

)

1.618.691

364.524

2.943.018

-

18

Page 19: perkembangan syariah

4

BRI Syariah

Giro Wadiah

Tab. Mudharabah

Dep.

Mudharabah

Pinjaman lain

(492.610)

47.175

194.101

251.334

-

(565.077)

74.999

243.470

246.608

-

(2.151.086)

443.097

33.893

1.674.096

-

(5.762.953)

1.054.008

54.003

4.654.942

-

(9.906.412

)

1.902.555

102.790

7.901.067

-

Grafik Perkembangan Dana Menurut Sumbernya yang Diberikan Bank Umum Syariah

Dari Tahun 2007-2011

B.Muamalat BSM BMS BRI syariah0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200 Giro Tabungan Deposito

Nama Bank Syariah

JUMLAH

Dari data di atas menunjukkan bahwa secara umum Perkembangan Dana menurut

sumbernya yang dilakukan oleh keempat bank umum syariah di Indonesia mengalami

peningkatan setiap tahun.

Dilihat dari komposisi dari input pendanaan oleh bank syariah, produk Tabungan

merupakan produk unggulan yang ditawarkan oleh bank syariah yang dilihat dengan besarnya

alokasi pendanaan melalui produk tersebut.

19

Page 20: perkembangan syariah

Berikut Rincian Perkembangan Dana Bank umum Syariah pada masing – masing sumber dananya.

Grafik Perkembangan Dana Menurut Sumbernya

Dari Tahun 2007-2011

B.Muamalat BSM BMS BRI syariah0

10

20

30

18

25

1317

GiroGiro

Nama Bank Syariah

JUMLAH

20

Page 21: perkembangan syariah

B.MuamalatBSM

BMSBRI syariah

0

10

20

30

40

50

26.766 45.679

19.167 28.679

TabunganTabungan

Nama Bank Syariah

JUMLAH

B.MuamalatBSM

BMSBRI syariah

0

10

20

30

40

28.045 38.653

3.9474.038

DepositoDeposito

Nama Bank Syariah

JUMLAH

Dari ketiga Sumber Dana yang dilakukan beberapa Bank Syariah terlihat jelas bahwa bank Mandiri Syariah yang lebih banyak mengalami peningkatan dari bank syariah lainnya, dapat dilihat dari jumlah sumber dananya baik dari Giro, Deposito maupun Tabungannya. Dan jenis sumber dananya tabungan merupakan nilai yang paling unggul dari jumlah sumber dana bank lainnya.

21