26
II. RIWAYAT PSIKIATRIK Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Jumat,15 Mei 2015 pukul 09.00 di depan barak 2 Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I. A. KELUHAN UTAMA Pasien dibawa oleh Satpol PP 3 minggu sebelum wawancara saat sedang tiduran di rel kereta siang hari dan tanpa idenditas B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG Pasien berada di panti karena ditangkap oleh petugas kurang lebih 3 minggu yang lalu. Ini adalah penangkapan ke empat pasien yang sudah terjadi dalam 2014-2015. Pasien tidak ingat pasti bulan apa penangkapan pertama, kedua, dan ketiga pasien. Saat penangkapan kali ini, pasien sedang tiduran di bawah stasiun Gambir. Pasien hampir 1 bulan berada di Stasiun Gambir bersama 4 orang temannya, untuk makan sehari-hari pasien mengatakan mencari uang yang tercecer di jalanan di daerah Monas sampai Kota Tua sedangkan 4 temannya menjadi pemulung. Pasien mengatakan bahwa pada saat itu dia sedang menunggu kakaknya, Presiden RI Jokowi untuk menjemputnya. Pasien saat itu dibangunkan dan diajak ke panti oleh petugas. Pasien mau diajak ke panti karena ia mau mengambil gaji selama kerja di panti. Alasan ini juga yang dikatakan pasien pada penangkapan pertama, kedua, dan ketiga. Pasien mengatakan sudah 1 tahun 1

sekadir.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sekadir.docx

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Jumat,15 Mei 2015

pukul 09.00 di depan barak 2 Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I.

A.KELUHAN UTAMA

Pasien dibawa oleh Satpol PP 3 minggu sebelum wawancara saat sedang tiduran di rel

kereta siang hari dan tanpa idenditas

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Pasien berada di panti karena ditangkap oleh petugas kurang lebih 3 minggu yang

lalu. Ini adalah penangkapan ke empat pasien yang sudah terjadi dalam 2014-2015. Pasien

tidak ingat pasti bulan apa penangkapan pertama, kedua, dan ketiga pasien. Saat

penangkapan kali ini, pasien sedang tiduran di bawah stasiun Gambir. Pasien hampir 1

bulan berada di Stasiun Gambir bersama 4 orang temannya, untuk makan sehari-hari pasien

mengatakan mencari uang yang tercecer di jalanan di daerah Monas sampai Kota Tua

sedangkan 4 temannya menjadi pemulung.

Pasien mengatakan bahwa pada saat itu dia sedang menunggu kakaknya, Presiden RI

Jokowi untuk menjemputnya. Pasien saat itu dibangunkan dan diajak ke panti oleh petugas.

Pasien mau diajak ke panti karena ia mau mengambil gaji selama kerja di panti. Alasan ini

juga yang dikatakan pasien pada penangkapan pertama, kedua, dan ketiga. Pasien

mengatakan sudah 1 tahun belakangan ini, ia bekerja di panti namun pasien tidak menerima

gaji dalam beberapa bulan terakhir. Pekerjaannya di panti adalah menjaga pasien-pasien

panti dan turun ke jalan untuk memberi tahu dan menyadarkan para gelandangan tidak

berada di jalanan, apabila mereka tetap di jalanan, mereka akan ditangkap oleh teman-

teman pasien.

Pasien juga mengatakan bahwa dirinya diangkat menjadi adik oleh Bapak Joko Widodo

yang dikenalnya pasien sebagai presiden Republik Indonesia saat ini. Perkenalan terjadi

saat pasien sedang berjualan es di Tangerang, Bapak Joko Widodo mencari orang baik

untuk dijadikan adik, dan pasien memenuhi kriteria yang dimaksud. Setelah diangkat

menjadi adik, pasien melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMP hingga masuk akademi polisi

Bhineka Tunggal Ika dengan biaya dari Bapak Joko Widodo. Selain itu, pasien juga

1

Page 2: sekadir.docx

mengatakan ia diangkat menjadi anak oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono saat bayi,

tahun 1986.

Pasien mengatakan bahwa dia sering mendengar suara-suara yang meledek dirinya dan

mengolok-ngolok dirinya sehingga dia sering merasa kesal dan marah (halusinasi

auditorik) dan pasien juga sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk

menggampar pegawai yang meminta gaji (halusinasi auditorik). Pasien yakin bahwa baju

yang sedang dipakainya adalah pelindung dirinya dari orang-orang jahat (waham bizzare).

Pasien mengatakan bahwa baju yang sedang dipakainya bisa berubah menjadi burung

garuda (ilusi) dan baju yang dipakainya bisa mengontrol dirinya (delusion of control).

Pasien mengatakan dia pernah merasa dikendalikan oleh kekuatan dari luar yang berasal

dari anak kandungnya yang sering mengarahkannya (delusion of control). Pasien juga

mengatakan bahwa dia dilindungi oleh gurunya, perwira negara dan oleh dunia ini dari

orang-orang yang jahat kepadanya (waham bizzare).

Pasien mengatakan pernah mengalami kesulitan tidur dan meminta pertolongan

kepada ‘datuk maringgi’ untuk melindunginya, dan dia melihat sosok ‘datuk maringgi’

mengelilinginya (halusinasi visual). Pasien mengatakan pernah merasa bahwa tubuhnya itu

bukan tubuhnya, namun adalah beruang yang ada di dalam tubuhnya yang menjadi dia

(depersonalisasi). Pasien mengatakan sering merasa dijahatin dan pernah disantet sama

orang yang jahat sama dirinya (waham curiga), pasien yakin bahwa ada orang yang iri akan

dirinya karena saudaranya orang-orang terkenal dan anak SBY (waham curiga, waham

kebesaran).

Saat kelas 5 SD, ibu kandung pasien meninggal dunia karena sakit. Kemudian

ayahnya menikah lagi setelah 5 tahun ibunya meninggal, namun 5 tahun kemudiannya

ayahnya bercerai dan menikah lagi dengan ibu tirinya yang sekarang. Pasien mengatakan

tidak betah dengan suasana keluarga barunya.

Pada tahun 2012, pasien mengatakan bahwa dia merasa sangat kecewa terhadap calon

tunangannya karena pergi meninggalkan dirinya dan menikah dengan orang lain. Pasien

juga mengatakan bahwa hubungan di dalam keluarganya kurang baik karena orang tuanya

sering bertengkar sehingga pasien juga pernah merasa sedih dan putus asa dan pernah

melakukan percobaan bunuh diri dengan menusuk perutnya dengan pisau sampai dirawat di

RS. Namun saat ini sudah tidak ada pikiran untuk mengakhiri hidup maupun putus asa.

Pasien mengatakan bahwa ayah dan ibunya yang sekarang juga sedang sakit-sakitan dan

terhimpit dengan masalah ekonomi.

2

Page 3: sekadir.docx

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

1. Gangguan Psikiatri

Pasien mengatakan dirinya memiliki ilmu untuk menghilang sejak

kecil (pasien lupa kapan waktu pastinya), ilmu ini ia dapat dari gurunya

namun saat ini sudah “menjadi tungguan” (menjadi tungguan yang dimaksud

pasien adalah sudah tidak dapat digunakan lagi, kecuali pasien menghendaki

untuk dikeluarkan di waktu yang tepat). Pasien juga mengatakan memiliki

ilmu mengurut namun ilmunya hilang karena diambil oleh petugas saat berada

di panti.

Saat usia 11 tahun hingga sekarang, pasien sempat melihat ulat putih

bertanduk berukuran kecil yang keluar dari giginya yang bolong. Pasien

mengatakan ulat ini semakin banyak saat pasien tidak merokok (pasien mulai

merokok saat usia 12 tahun)..

Saat usia 14 tahun pasien pernah melihat sosok manusia, besar,

berwarna hitam, kakinya menggantung dan tidak terlihat nyata. Sosok tersebut

tidak mengeluarkan suara apapun.

Pasien pernah mencoba bunuh diri satu kali saat usia 25 tahun di

tahun 2011. Saat itu pasien baru jadian di hari Sabtu dan ingin bertemu

kekasihnya hari Senin. Namun sejak Minggu malam, ia merasa meriang

sehingga saat Senin pagi ia membuat tungku api untuk memasak air panas. Air

panas ini rencananya akan dicampur dengan air dingin sehingga menjadi air

hangat. Air hangat ini dipercaya pasien dapat menyembuhkan penyakitnya bila

digunakan sebelum matahari terbit. Namun yang terjadi, saat pasien selesai

membuat api, adiknya minta izin untuk menggunakan api yang telah pasien

buat karena adiknya buru-buru. Pasien dan adiknya sempat beradu mulut

sampai akhirnya pasien mau memberikan api kepada adiknya dengan

perjanjian bahwa adiknya akan membuatkan api untuk pasien sebagai

gantinya. Tetapi yang terjadi adiknya tidak membuatkan api untuknya di saat

matahari sudah hampir terbit. Pasien yang kecewapun mengatakan,”kalau ga

buat api nya sekarang sama saja seperti bunuh saya.” Saat itu adik pasien

mengatakan,”yaudah mati aja kalau berani”, ibu dan ayah pasien pun ikut

memanas-manasi pasien. Pasien yang sedang kalap langsung mengambil pisau

dan menggoreskannya di perut pasien. Kakak pasien yang melihat tindakan

3

Page 4: sekadir.docx

pasien segera menolongnya dan membawanya ke Rumah Sakit, pasien pun

dirawat inap di Rumah Sakit untuk waktu beberapa hari.

2. Gangguan Medik

Tidak ada riwayat gangguan medik sebelumnya, tidak pernah mengalami

trauma kepala atau penyakit yang berkaitan dengan otak.

3. Penggunaan Zat Psikoaktif

Sejak

usia

Tahun Jenis Cara

penggunaan

Jumlah Terakhir

menggunakan

12 tahun 1998 Nikotin Dihisap Lebih dari 2

bungkus/har

i

1 hari sebelum masuk

panti

Keterangan: Bila pasien tidak memiliki uang untung membeli rokok, pasien

menggunakan puntung rokok sebagai gantinya.

Pasien menyangkal penggunaan alkohol, morfin, heroin, dan lainnya

4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1997 2000 2011 2014 2015

Keterangan:

Tahun 1997 : Pasien melihat ulat putih bertanduk keluar dari gigi yang

bolong

4

Page 5: sekadir.docx

Tahun 1998 : Pasien mengatakan mulai mencoba rokok dan

mengkonsumsinya setiap hari.

Tahun 2000 : Pasien melihat sosok manusia besar dan hitam

Tahun 2011 : Pasien sempat menggoreskan pisau pada perutnya

Tahun 2014-2015: pasien mengatakan bekerja di panti dan mau mengambil

gaji, pasien mengatakan dirinya adik Jokowi dan anak angkat

bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Perkembangan fisik

Kondisi ibu pasien saat mengandung pasien dalam keadaan sehat, tidak

pernah mengami penyakit fisik yang serius dan tidak mengkonsumsi obat-obatan.

Kelahiran pasien ditolong oleh dukun beranak di Lampung. Tidak ada riwayat

cacat maupun trauma lahir.

2. Riwayat perkembangan kepribadian:

Riwayat masa kanak-kanak ( 0-11 tahun ) :

Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya, pasien dapat

berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dalam lingkungan keluarga dan

teman-temannya. Pasien sempat masuk pesantren dilanjutkan sekolah TK dan SD.

Selama sekolah pasien selalu mendapatkan nilai yang baik dan tidak pernah tinggal

kelas.

Riwayat masa remaja ( 12-18 tahun ) :

Setelah pasien lulus SD. Pasien memutuskan untuk bekerja sebagai pedagang

es dan melanjutkan sekolah kembali dengan bantuan biaya dari kakak angkat

pasien yakni Bapak Joko Widodo. Pasien mengatakan prestasinya di sekolah

bagus, baik dalam hal pelajaran maupun olahraga, pasien tidak pernah bolos

sekolah sehingga pasien tidak pernah tinggal kelas. Interaksi pasien dengan

keluarga dan teman-temannya cukup baik.

5

Page 6: sekadir.docx

Riwayat masa dewasa ( > 18 tahun ) :

Setelah pasien lulus SMA, ia melanjutkan ke sekolah polisi kepresidenan di

Bhineka Tunggal Ika. Hubungannya dengan keluarga dan teman-teman cukup baik.

Saat menginjak usia 25 tahun pasien mulai berpacaran. Ini adalah pacaran pertama

pasien. Hubungan ini terjalin selama 1 tahun hingga akhirnya putus karena mantan

pacarnya menikah dengan lelaki lain. Setelah putus pasien merasa kecewa dan

sedih.

3. Riwayat pendidikan:

Pasien bersekolah di pesantren, TK, SD, SMP, SMA, dan sekolah polisi

kepresidenan. Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah siswa yang tidak pernah

bolos, tidak pernah tinggal kelas, memiliki prestasi dalam pelajaran maupun

olahraga.

4. Riwayat pekerjaan :

Pasien mengatakan bahwa dirinya pernah bekerja sebagai penjual es krim

di Tangerang setelah lulus SD namun keluar setelah bertemu dengan Bapak

Jokowi. Kemudian pasien melanjutkan sekolahnya. Selesai sekolah ia menjadi

penjaga panti.

5. Riwayat kehidupan beragama:

Pasien beragama Islam, pasien mengatakan sering lupa sholat, terkadang

pasien mengaji surat Yasin.

6. Riwayat kehidupan sosial dan perkawinan:

Pasien cukup bergaul dengan anggota keluarganya, teman-teman dan

tetangganya. Pasien mengatakan belum menikah dan saat ini tidak memiliki pacar.

Pasien mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual.

6

Page 7: sekadir.docx

E. RIWAYAT KELUARGA

Pasien adalah anak kelima dari delapan bersaudara. Pasien tidak ingat umur

masing-masing anggota keluarganya. Pasien hanya mengingat nama-namanya saja. Ibu

kandung pasien meninggal karena penyakit kuning. Kakak kedua pasien meninggal

karena sakit di usia 2 tahun, pasien tidak mengetahui jenis penyakitnya. Adik pertama

dan kedua pasien juga sudah meninggal dunia, pasien tidak tahu kapan mereka

meninggal dan penyebab meninggalnya. Ayah pasien menikah dengan seorang wanita

setelah ibu pasien meninggal.

Keterangan :

: Wanita

: Pria

: Pasien

F. RIWAYAT KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG

Pasien tinggal di bawah rel kereta stasiun Gambir kurang lebih sejak 1 bulan

sebelum masuk panti. Pasien tinggal bersama lima orang yang diaku temannya namun

pasien tidak mengenal nama mereka masing-masing. Pasien tidur beralaskan tikar

7

Page 8: sekadir.docx

yang terbuat dari karung. Pasien tidak berusaha untuk mencari kerja yang baru, ia

memenuhi kebutuhannya dengan cara mencari uang jatuh. Bila pasien menemukan

dompet, hal yang pasien lakukan adalah mengambil uangnya dan menaruh dompetnya

kembali di jalan. Bila pasien tidak juga menemukan uang, biasanya pasien ke Masjid

Istiqlal dan mencari bekas makanan orang atau makanan yang tidak dimakan oleh

orang lain.

Pasien kurang menyukai petugas di panti karena menurutnya petugas-petugas

panti adalah teman kerjanya yang pura-pura tidak peduli dengan masalah gajinya.

Pasien juga kurang akrab dengan teman-teman di panti karena teman-teman panti

sering menyuruh petugas panti untuk menahan gaji pasien sehingga pasien lebih suka

sendiri.

III. STATUS MENTAL

A.Deskripsi Umum

1. Penampilan

Pasien adalah seorang laki-laki, tampak sesuai dengan usianya, rambut

gondrong sebahu dan terurai, perawakan kurus, kulit sawo matang, pasien

menggunakan kaos warna merah dan celana panjang warna hitam.

2. Kesadaran

Kesadaran neurologis : Compos mentis

Kesadaran Psikiatrik : Tidak tampak terganggu

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

• Sebelum wawancara : Pasien sedang duduk bersama temannya di

barak 2.

• Selama wawancara : Pasien duduk tenang sambil menatap

pemeriksa

• Sesudah wawancara : Pasien bersalaman, lalu kembali ke barak 2.

4. Sikap terhadap Pemeriksa

Pasien cukup kooperatif.

5. Pembicaraan

8

Page 9: sekadir.docx

a. Cara Berbicara: Pasien berbicara spontan, lancar, cukup keras, intonasi

baik dan artikulasi cukup jelas, beberapa kali jawaban

pasien tidak sesuai dengan pertanyaan, pasien cepat

mengatakan lupa untuk nama orang, waktu kejadian

b. Gangguan Berbicara : Tidak terdapat gangguan bicara

B.Alam Perasaan

1. Mood : Eutimia

2. Afek ekspresi afektif

Arus : biasa

Stabilitas : stabil

Kedalaman : dangkal

Skala Diferensiasi : menyempit

Keserasian : serasi

Pengendalian impuls : cukup

Ekspresi : wajar

Dramatisasi : tidak ada

Empati : kurang dapat dirasakan

C.Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Halusinasi visual (melihat ulat putih ada tanduk keluar

dari giginya yang bolong, melihat sosok manusia besar

warna hitam,)

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

D.Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)

1. Taraf Pendidikan : Tamat SMA

2. Pengetahuan Umum : Cukup

3. Kecerdasan : Cukup

4. Konsentrasi : Baik

9

Page 10: sekadir.docx

5. Daya Orientasi Waktu : Baik, pasien dapat membedakan pagi, siang,

dan malam

Daya Orientasi Tempat : Baik, pasien dapat menyebutkan tempat ia

berada sekarang yakni di panti

Daya Orientasi Personal : Baik, pasien dapat mengenali siapa yang

memeriksa.

6. Daya Ingat Jangka Panjang : Baik, pasien dapat mengingat kembali tempat

dan tanggal lahirnya.

Daya Ingat Jangka Pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu makan

siang

Daya Ingat Sesaat : Baik, pasien dapat mengingat 5 angka maju

dan 5 angka mundur.

7. Pikiran Abstrak : Baik, pasien dapat mengartikan peribahasa

hemat pangkal kaya.

9. Visuospasial : Baik, pasien dapat menggambar sebuah jam

dengan baik

10. Bakat kreatif : Baik

11. Kemampuan menolong diri : Baik

E. Proses Pikir

1. Arus Pikir

a. Produktivitas : asosiasi longgar (-), inkoherensi (-),

flight of ideas (-)

b. Kontinuitas Pikiran : Cukup baik

c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikir

a. Preokupasi : tidak ada

b. Waham : ada (waham kebesaran: pasien adalah adik angkat

Bapak Joko Widodo, semua orang di Monas

mengenalnya, pasien adalah anak angkat Bapak Susilo

Bambang Yudhoyono, mempunyai ilmu)

c. Obsesi : Tidak ada

d. Fobia : Tidak ada

10

Page 11: sekadir.docx

e. Gagasan Rujukan : Tidak ada

f. Gagasan Pengaruh : Tidak ada

F. Pengendalian Impuls

Baik

G.Daya Nilai

1. Daya Nilai Sosial : Kurang baik (pasien terlihat kurang akrab dengan

warga bina sosial, cenderung berdiam diri)

2. Uji Daya Nilai : Kurang baik (bila menemukan dompet di jalan, pasien

akan mengambil uangnya dan dompetnya diletakannya

kembali di jalan)

3. Daya Nilai Realita : Terganggu dengan adanya halusinasi visual dan

waham kebesaran.

H.Tilikan

Tilikan derajat 3

I. Reliabilitas

Dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK

A. Status Internus

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital

a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 86 x/menit

c. Pernapasan : 20 x/menit

d. Suhu : 36,7˚C

Bentuk tubuh : astenikus

Sistem kardiovaskular : dalam batas normal

Sistem respiratorius : dalam batas normal

11

Page 12: sekadir.docx

Sistem gastrointestinal : dalam batas normal

Sistem musculoskeletal : dalam batas normal

Sistem urogenital : dalam batas normal

B. Status Neurologis

Tanda Rangsang Meningeal : Tidak ada

Refleks Fisiologis : Normal

Refleks Patologis : Tidak ada

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Belum dilakukan pemeriksaan penunjang.

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Telah diperiksan seorang laki-laki usia 29 tahun, agama Islam, suku Lampung,

belum menikah. Dari anamnesis didapatkan pasien datang ke panti dibawa oleh petugas.

Pasien mau dibawa karena mau mengambil gaji selama kerja di panti. Uangnya mau

dipakai untuk biaya pengobatan bapaknya. Pasien mengatakan dirinya diangkat menjadi

adik Bapak Joko Widodo dan disekolahkan hingga menjadi polisi presiden. Semua

orang di Monas mengenalnya. Selain itu, pasien juga diangkat menjadi anak Bapak

Susilo Bambang Yudhoyono. Pasien mengatakan dirinya memiliki ilmu menghilang

dan ilmu mengurut. Sejak usia 11 tahun pasien melihat ulat putih bertanduk keluar dari

giginya yang bolong. Saat usia 14 tahun pasien melihat sosok manusia besar, hitam, dan

kaki menggantung. Pasien merokok sejak usia 12 tahun sebanyak 2 bungkus/hari, bila

pasien tidak memiliki uang untuk membeli rokok, pasien menghisap puntung rokok.

Pasien tidak lagi berusaha untuk mencari kerja, pasien cenderung berdiam diri. Dari

status mental didapatkan penampilan pasien sesuai dengan usia, rambut gondrong

sebahu dan terurai, afek menyempit, terdapat halusinasi visual, waham kebesaran, daya

nilai sosial kurang baik, uji daya nilai kurang baik, daya nilai realita terganggu, tilikan

derajat 3, realibilitas dapat dipercaya.

12

Page 13: sekadir.docx

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK PASIEN

Berdasarkan anamnesis riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan yang

dilakukan terhadap pasien, ditemukan adanya pola pikiran, perasaan, dan perilaku

yang secara klinis bermakna untuk menimbulkan penderitaan (ditress) dan hendaya

(disability). Sehingga berdasarkan PPDGJ III dapat ditarik kesimpulan bahwa pasien

ini mengalami gangguan jiwa.

Berdasarkan anamnesis riwayat gangguan medis, pasien tidak pernah

mengalami trauma kepala dan penurunan kesadaran atau penyakit yang secara

fisiologis menimbulkan gangguan pada otak. Oleh karena itu, gangguan mental

organik dapat disingkirkan (F 00-09).

Pada pasien tidak didapatkan riwayat merokok, alkohol atau zat psikoaktif lain

sebelum timbul penyakit yang secara fisiologis menimbulkan gangguan pada otak.

Oleh karena itum gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif

juga dapat disingkirkan (F 10-19).

Pada pasien ditemukan adanya gangguan dalam penilaian realita yang ditandai

dengan adanya waham kebesaran dan halusinasi visual yang berlangsung lebih dari 1

bulan. Selain itu didapati sikap penarikan diri dari pergaulan sosial dan berdiam diri.

Dengan demikian berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis untuk Aksis I adalah F

20.0 Skizofrenia paranoid. Untuk diagnosis banding diambil F21. Gangguan

Skizotipal, F22.0 gangguan waham, dan F 60.0 gangguan kepribadian paranoid.

Pada pasien tidak ditemukan ciri kepribadian dan retardasi mental sehigga

diagnosis pada aksis II tidak ada diagnosis.

Pada pasien ini juga tidak ditemukan kondisi medis umum yang bermakna

maka diagnosis pada aksis III tidak ada diagnosis.

Pasien mengalami maslaah di mana pasien tidak memiliki pekerjaan, pasien

tidak memiliki rumah untuk berteduh, pasien tidak mampu memenuhi kebutuhannya

sehari-hari secara cukup, pasien cenderung menarik diri dari lingkungan sosial

sehingga diagnosis pada aksis IV adalah masalah pekerjaan, masalah perumahan,

masalah ekonomi, dan masalah psikososial.

GAF saat wawancara 60-51, gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F 20.0 Skizofrenia paranoid

Diagnosis banding: F 21 Skizotipal

13

Page 14: sekadir.docx

F 22.0 Gangguan waham

F 60.0 Gangguan kepribadian paranoid

Aksis II : Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : - Masalah pekerjaan

- Masalah perumahan

- Masalah ekonomi

- Masalah psikososial

Aksis V : GAF 60-51 Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

IX. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam: dubia ad bonam

Quo ad sanationam: dubia ad bonam

X. DAFTAR PROBLEM

1. Organobiologi : Tidak ditemukan

2. Psikiatri/psikologi : Waham kebesaran, halusinasi visual

3. Lingkungan dan sosioekonomi :

- Masalah pekerjaan, pasien tidak memiliki penghasilan tetap

- Masalah perumahan, pasien tidak memiliki tempat berteduh selama

di Jakarta

- Masalah ekonomi, pasien kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari

- Masalah psikososial, pasien cenderung menarik diri dari

lingkungan sosial

XI. TERAPI

Psikofarmaka:

Risperidon 2 x 2 mg

14

Page 15: sekadir.docx

Psikososial:

- Terapi suportif dengan melakukan pendekatan kepada pasien, dengan harapan pasien dapat

mengungkapkan isi hatinya, keluhannya, mengatasi masalahnya, pasien dapat mengerti

dirinya sendiri secara lebih baik dan dapat menyesuaikan diri. Pasien juga harus didorong

untuk meminum obat secara teratur, mengarahkan pasien akan apa yang pasien lakukan

setelah keluar dari panti (mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan dan memiliki

tempat berteduh.

- Terapi kelompok dapat mengajarkan pasien untuk berkomunikasi verbal, mengekspresikan

emosi secara sehat dan membantu meningkatkan realitas pasien, mengurangi isolasi sosial,

dan meningkatkan rasa keterikatan.

XII. LAMPIRAN

Dialog percakapan

D: Dokter

P: Pasien

D: Selamat sore Pak, perkenalkan nama saya adalah dr. Yudith. Boleh saya ajak bapak

mengobrol?

P: Boleh Bu.

D: Terima kasih Pak. Nama Bapak siapa?

P: Saya Sekadir.

D: Bapak asalnya dari mana?

P: Dari Lampung Bu. Saya dari lahir di sana.

D: Lahirnya tanggal berapa Pak?

P: 1, bulan 1, tahun 1986.

D: Bapak kenapa bisa sampai di sini?

P: Saya ditangkap petugas Bu waktu lagi tiduran di bawah rel stasiun Gambir. kira-kira 3

minggu lalu, Bu. Saya mau ikut karena mau ambil gaji. Ini udah keempat kalinya saya di sini.

Sudah dari tahun 2014 bu, tapi sampai sekarang saya belum dikasih gaji. Padahal mereka

(menunjuk petugas) kenal sama saya, tapi ga mau ngasih gaji. Akhirnya saya dikeluarin.

D: Loh Bapak memang kerja di mana?

15

Page 16: sekadir.docx

P: Saya polisi lulusan presiden. Kerja di panti sini Bu sudah 1 tahun, tapi saya belum

mendapat gaji beberapa bulan. Tolongin saya Bu. Saya perlu uangnya.

D: Bapak mau pakai apa uangnya?

P: Saya mau buat Bapak saya berobat di Lampung Bu. Pas saya tinggal Bapak saya lagi sakit.

D: Apa alasan Bapak ke Jakarta?

P: Tadinya saya mau minta tolong ayah angkat saya, Pak SBY Bu. Tapi saya ga bisa tinggal

sama dia, akhirnya saya tinggal di kuburan, ga betah terus memutuskan buat ke Gambir.

Gambir sama Monas itu punya kakak angkat saya soalnya.

D: Siapa kakak angkat bapak?

P: Pak Jokowi Bu, presiden yang sekarang. Saya disekolahkan dari SMP sampe lulus jadi

polisi lulusan presiden sama dia.

D: Bapak pernah sakit apa aja sebelumnya?

P: Ga ada penyakit saya Bu. Tapi saya pernah dirawat karena mau bunuh diri pas berantem

sama keluarga.

D: Boleh tolong ceritain ga pak?

P: Waktu itu saya baru jadian sama pacar pertama dan terakhir saya bu pas hari Sabtu, hari

Minggu malamnya saya meriang padahal Seninnya mau jalan sama pacar saya Bu. Biar

sembuh saya buat api di tungku, tapi adik saya nyerobot mau make airnya. Saya suruh dia

gantiin sebelum matahari terbit karena kalau matahari udah terbit ga efek Bu air panasnya.

Tapi adik saya ga mau. Saya bilang, kalau gini kamu sama aja kaya bunuh saya. Terus adik

saya manas-manasin suruh saya mati aja, ibu sama bapak saya juga nyuruh gitu bu. Akhirnya

saya ambil pisau tapi keburu ditolong sama kakak saya. Saya langsung dibawa ke rumah

sakit.

D: Hmm. Selain itu ada lagi pak?

P: Enggak Bu, saya punya ilmu ngilang soalnya. Tapi sekarang udah jadi tungguan ilmu saya.

D: Maksudnya apa Pak?

P: Ilmunya ga bisa dipake kalau belum waktunya. Saya yang ngatur semuanya itu, Bu. Kalau

ilmu ngurut saya sudah diambil sama petugas.

D: Pak Kadir bisa lihat sosok yang ga bisa orang lain lihat atau denger yang ga bisa orang

lain denger?

P: Saya pernah liat ulat putih bertanduk keluar dari gigi saya yang bolong.

D: Kapan kejadiannya Pak?

P: Dari umur 11 tahun sampai sekarang bu. Saya juga pernah liat sosok manusia, besar,

hitam, kakinya gantung kaya setengah badan pas umur 14 tahun. Kalau denger-denger sih

16

Page 17: sekadir.docx

denger temen-temen saya bilang ke petugasnya,”jangan kasih uang ke Kadir” tapi itu nyata

bu.

D: lalu tanggapan bapak terhadap teman-teman bapak gimana?

P: Saya ga suka bu. Saya mendingan sendiri aja. Ibu tolongin saya minta gaji Bu.

D: Iya Pak. Saya lanjut tanya-tanya yah. Bapak merokok?

P: Iya Bu dari umur 12 tahun.

D: Bapak minum alkohol, pakai obat-obatan juga ga Pak?

P: Tidak Bu, Saya rokok aja. 2 bungkus per hari. Kalau ga ada saya ambil puntung rokok.

D: Boleh tolong ceritain masa kecil bapak sampai sekarang?

P: Sama aja kaya yang lain Bu, cukup baik.

D: Bapak agama apa?

P: Islam, Bu.

D: Bapak rajin sholat?

P: Enggak Bu, saya lupa bacaannya. Kalau surat yasin saya inget Bu.

D: Pak Kadir sudah menikah?

P: Belum Bu.

D: Bapak, saya boleh tau Bapak anak ke berapa dan usia keluarga Bapak?

P: Saya anak ke 5 dari 8 bersaudara. Saya ga ingat Bu usianya.

D: Pak, Bapak kan bilang terakhir tinggal di bawah rel kereta api, Bapak tidurnya gimana?

P: Saya tidur di tikar yang terbuat dari karung.

D: Bapak tinggal sama siapa di sana?

P: Sama 5 orang. Tapi saya ga tau namanya.

D: kalau Bapak ga kerja, Bapak dapat makanan dari siapa?

P: Saya cari uang jatuh sama cari makan di masjid Istiqlal.

D: Bapak ini pagi, siang atau malam?

P: Malam Bu, jam 18.30

D: Bisa tolong gambar jamnya Pak?

P: Bisa Bu. (gambar pasien benar)

D: Tadi siang bapak makan apa?

P: makan nasi sama sayur terong, Bu.

D: bapak coba ikutin saya 13568

P: 13568

D: coba sekarang dibalik

P: 86531

17

Page 18: sekadir.docx

D: Bapak tau istilah hemat pangkal kaya?

P: Tau Bu, kalau nabung lama-lama jadi kaya

D: Bapak sehari mandi berapa kali?

P: Tergantung air Bu, kalau ada air yah 2-4 kali/hari.

D: Ada yang mau bapak sampaikan atau tanyakan?

P: Tidak ada bu.

D: Kalau demikian ngobrol-ngobrol hari ini sampai sini dulu Pak, kapan-kapan kita sambung

lagi. Terima kasih ya.

P: Sama-sama Bu dokter.

18