30
PROPOSAL SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN PEMUPUKAN ORGANIK Peneliti: Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P. Ir. Yohannes Ginting, M.Si. Ir. Lestari Wobowo, M.Si. Dr. Ir. Kuswanta Hidayat Futas, M.P. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2021 DIPA FP

SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

PROPOSAL

SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA

LINGKUNGAN PEMUPUKAN ORGANIK

Peneliti:

Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P.

Ir. Yohannes Ginting, M.Si.

Ir. Lestari Wobowo, M.Si.

Dr. Ir. Kuswanta Hidayat Futas, M.P.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021

DIPA FP

Page 2: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …
Page 3: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

RINGKASAN

Kacang panjang merupakan sayuran polong yang digemari oleh

masyarakat di dunia. Sayuran ini mempunyai kandungan protein tinggi (20%-

25%), vitamin, dan mineral (Fall dkk., 2003), mineral yang dikandung adalah zat

besi (1-5 mg/100 g) dam kalium (14-102 mg/100 g) (Info Ayah bunda, 2006).

Oleh karena itu, kacang panjang merupakan sayuran yang memiliki banyak

khasiat yaitu sebagai antikanker, antioksidan, antivirus, antibakteri, leukimia,

gangguan saluran kencing, batu ginjal, sakit pinggang, rematik dan banyak lagi

(Hembing, 2006; Karyanto, 2006). Sebagai sayuran yang memiliki banyak khasiat

untuk kesehatan tubuh, maka kondisi sayurnyapun harus sehat.

Sayuran yang sehat adalah sayuran yang bebas residu bahan kimia. Saat

ini, masyarakat mulai beralih untuk mengkonsumsi sayuran yang bebas residu

bahan kimia. Sayuran yang bebas residu bahan kimia diperoleh dari pertanaman

sayur secara organik. Tanaman sayur organik adalah tanaman sayur yang

dihasilkan melalui budidaya secara organik, yaitu cara budidaya tanpa

menggunakan pupuk dan pestisida kimia (Sapto dkk., 2005). Dengan kata lain,

tanaman sayur organik adalah bertanam sayur dengan menggunakan pupuk

organik dan pestisida alami.

Umumnya kultivar unggul merupakan hasil seleksi pada kondisi

pemupukan anorganik yang tinggi, sedangkan varietas unggul yang diseleksi

pada pemupukan organik belum diteliti. Benih-benih yang akan digunakan

dalam penelitian ini benih yang ada dipasaran sehingga disukai masyarakat. Oleh

karena itu penelitian Seleksi Tanaman Kacang Panjang Pada Lingkungan

Pemupukan Organik ini dilakukan. Penelitian ini meliputi:

1. Studi Genetik meliputi variabilitas, heritabilitas, dan korelasi

antarkarakter.

2. Uji hasil atau produksi (kuantitas) dan rasa (kualitas).

Kata kunci: Seleksi, kacang panjang, pupuk organik

Page 4: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kacang panjang merupakan sayuran polong yang digemari oleh

masyarakat di dunia. Dalam seporsi 100 gram kacang panjang, terkandung 47

kalori, 4 gram natrium (0% nilai rekomendasi harian), 8 gram karbohidrat total

(2% nilai harian), dan 3 gram protein (5% dari rekomendasi harian). Kacang

panjang segar adalah salah satu sumber folat terbaik. Per 100 gram kacang

panjang mengandung 62 mg atau 15% dari total kebutuhan harian folat. Folat

dibarengi dengan vitamin B12 adalah salah satu komponen penting dari sintesis

DNA dan pembelahan sel. (Quamila, 2020). Oleh karena itu, kacang panjang

merupakan sayuran yang memiliki banyak khasiat yaitu sebagai antikanker,

antioksidan, kesehatan jantung, dan banyak lagi (Quamila, 2020). Sebagai sayuran

yang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan tubuh, maka kondisi sayurnyapun

harus sehat.

Sayuran yang sehat adalah sayuran yang bebas residu bahan kimia. Saat

ini, masyarakat mulai beralih untuk mengkonsumsi sayuran yang bebas residu

bahan kimia. Sayuran yang bebas residu bahan kimia diperoleh dari pertanaman

sayur secara organik. Tanaman Sayur organik adalah sayur yang dibudidayakan

tanpa menggunakan bahan kimia apa pun, baik saat proses pemupukan maupun

saat penyemprotan hama. (Pane, 2019). Dengan kata lain, tanaman sayur organik

adalah bertanam sayur dengan menggunakan pupuk organik dan pestisida alami.

Pupuk organik dapat berupa pupuk kandang, humus, kompos, dan pupuk

hijau. Pupuk kandang dapat berasal dari kotoran sapi, kambing, ayam, dan lain-

lain. Pemberian pupuk kandang kotoran ayam memberikan hasil yang terbaik

terhadap jumlah anakan dan produksi/bobot basah rumput Brachiaria humidicola.

(Satata & Kusuma, 2014). Pemberian pupuk organik dapat membentuk

lingkungan mikro. Pembentukan lingkungan mikro ini dapat menambah variasi

lingkungan tumbuh, sehingga dapat menimbulkan tanggapan genotipe yang

berbeda terhadap suatu lingkungan tumbuh tertentu. Perbedaan tanggapan ini

Page 5: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

dapat menimbulkan interaksi genotipe x lingkungan (interaksi g x e). Terjadinya

interaksi genotipe x lingkungan akan memperkecil kemajuan seleksi, karena

seleksi pada lingkungan tertentu belum tentu memberikan hasil yang baik pada

lingkungan yang lain (Kasno dkk, 1999). Oleh karena itu, perlu dilakukan

spesifikasi varietas yang sesuai dengan lingkungan tertentu. Apabila genotipe

tersebut beradaptasi pada lingkungan tertentu maka dapat diketahui lingkungan

(dosis pupuk) yang memberikan daya hasil kacang panjang tertinggi.

Penelitian mengenai pemuliaan kacang panjang di Indonesia masih sedikit

(Kasno dkk., 1999). Selama ini, varietas unggul kacang panjang yang dilepas

kepada masyarakat merupakan hasil seleksi masyarakat lokal tanpa melibatkan

mekanisme rekombinasi genetik melalui persilangan buatan (Direktorat Bina

Produksi Hortikultura. 1993). Kultivar unggul berdaya hasil tinggi dapat

memanfaatkan kemampuan lingkungan secara optimal yang dikonversikan

menjadi hasil secara maksimum (Baihaki, 1990). Umumnya kultivar unggul

merupakan hasil seleksi pada kondisi pemupukan anorganik yang tinggi,

sedangkan varietas unggul yang diseleksi pada pemupukan organik belum

diteliti. Benih-benih yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah benih yang

terdapat dipasaran yang disukai masyarakat,

Seleksi merupakan pekerjaan yang paling sulit, keberhasilan dan

kegagalan program pemuliaan tanaman bergantung pada kemampuan pemulia

tanaman untuk memisahkan genotipe-genotipe unggul di dalam kegiatan seleksi.

Untuk memperkecil kekeliruan seleksi berdasarkan fenotipik tanaman maka perlu

memperhatikan: (i) korelasi genotipe dan fenotipe antarkarakter, (ii) lingkungan

yang cocok untuk karakter yang diinginkan, (iii) ciri genetik karakter yang

diseleksi (monogenik, oligogenik, atau poligenik), (iv) cara seleksinya (langsung

atau tidak langsung), dan (v) variabilitas genetik (Falconer, 1950, dikutip

Kasno,1992).

Analisis lintas, variabilitas dan nilai duga heritabilitas, untuk memperkecil

kekeliruan seleksi berdasarkan fenotipe tanaman. Dari data tersebut belum dapat

diketahui genotipe yang akan dipilih. Oleh karena itu, untuk menentukan genotipe

yang akan dipilih maka perlu dilakukan uji Least Significance Increase (LSI). Uji

Page 6: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

LSI untuk membandingkan genotipe yang diuji dengan genotipe pembanding.

Genotipe pembanding pada penelitian ini adalah genotipe lokal atau kultivar lokal

yang sudah biasa digunakan oleh petani setempat.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dari uraian di atas diidentifikasikan masalah yang dirumuskan sebagai

berikut:

1. Seberapa luas variabilitas dan besarnya nilai duga heritabilitas karakter

agronomi dan hasil tanaman kacang panjang pada lima lingkungan

pemupukan organik kotoran ayam.

2. Genotipe manakah yang akan dipilih sebagai tetua untuk program

pemuliaan tanaman kacang panjang selanjutnya berdasarkan uji LSI.

1.3 Maksud dan Tujuan

Penelitian ini bermaksud menguji enam genotipe kacang panjang pada

lingkungan pemupukan organik yang memberikan hasil kacang panjang tertinggi.

Tujuan penelitian adalah: (i) variabilitas, dan nilai duga heritabilitas serta

memilih genotipe tanaman kacang panjang yang lebih baik dari pembanding pada

lingkungan pemupukan dengan uji LSI , dan (ii) lingkungan pemupukan organik

yang memberikan hasil kacang panjang tertinggi.

1.4 Kegunaan

Dalam pemuliaan tanaman untuk membentuk varietas unggul selalu

diawali dengan seleksi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan. Kegunaan

penelitian ini adalah: (i) hasil penelitian dapat digunakan untuk membantu

program pemuliaan dalam meningkatkan potensi hasil kacang panjang.

Variabilitas dan nilai duga heritabilitas, serta uji LSI sangat diperlukan sebagai

informasi di dalam memilih bahan tetua, dan dapat digunakan sebagai kriteria

seleksi untuk merakit suatu genotipe kacang panjang berpotensi hasil tinggi

dengan pemupukan organik, dan (ii) untuk mengetahui lingkungan pupuk organik

yang memberikan hasil kacang panjang tertinggi.

Page 7: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Tanaman kacang panjang tumbuh pada berbagai jenis tanah. Tanaman

tumbuh pada pH 5.5 -6.7. Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada tanah

berdrainase baik, mengandung humus dan mendapat sinar matahari yang cukup.

Ada yang mengatakan kacang panjang termasuk spesies Vigna sinensis L., tetapi

menurut Pasquet (1998) kacang panjang termasuk spesies Vigna unguiculata (L.)

Walpers. Spesies ini yang banyak menyebar di wilayah Asia.

2.1.1 Pertanian Organik

Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanaman yang berasaskan

daur-ulang hara secara hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana limbah

tanaman dan ternak, serta limbah lainnya yang mampu memperbaiki status

kesuburan dan struktur tanah. Pupuk organik adalah sumber makanan untuk

tanaman dan tanah, yang terbuat dari bahan alami, sehingga produknya bebas dari

residu bahan kimia. Produk demikian aman, lebih enak, dan tidak mudah rusak.

Harga produk pertanian organik menjadi dua sampai tiga kali lipat harga sayuran

yang ditanam dengan menggunakan pupuk kimia. Sedangkan pupuk kimia

merupakan pupuk sintetis yang kemungkinan besar meracuni tanaman dan tanah,

dengan demikian akan terjadi peningkatan residu kimia pada bahan pangan dan

pakan ternak. Produknya kurang enak, mengandung bahan kimia, dan mudah

rusak.

Penggunaan pupuk kimia akan mempercepat pertumbuhan tanaman maka

tanaman menjadi lemah, sehingga mudah terserang hama dan penyakit. Untuk

menanggulang serangan diperlukan insektisida dan pestisida kimia, sedangkan

pertumbuhan tanaman dengan media yang kaya bahan organik akan memperoleh

pestisida alami. Penggunaan pupuk organik tidak mencemari lingkungan.

Pupuk organik mengandung N,P,K dan 16 macam unsur hara yang

diperlukan pertumbuhan tanaman. Kandungan N,P,K pada beberapa pupuk

organik (dalam persen) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Hara Pupuk Organik Kerbau, Sapi, Guano, dan Ayam

Page 8: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

Jenis Pupuk Organik Nitrogen (%) Fosfor (%) Kalium (%)

Kerbau 0.6-0.7 2.0-2.5 0.4

Sapi 0.5-1.6 2.4-2.9 0.5

Guano 0.5-0.6 23.5-31.6 0.2

Ayam 1.0-2.1 8.9-10 0.4

Sumber: Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Ilmu Tanah, Fak. Pertanian UGM

dalam Sutanto (2002).

Berdasarkan kandungan N,P,K pupuk organik yang bersumber dari

kototan ayam adalah yang terbaik, walaupun kandungan P pada Guano tertinggi,

tetapi N dan K nya lebih rendah dari kotoran ayam selain itu juga pupuk guano

sulit didapatkan dan harganya lebih mahal dari pupuk organik dari kotoran ayam

2.1.2 Variabilitas dan nilai duga (estimasi) heritabilitas

Salah satu langkah dalam pemuliaan tanaman adalah Seleksi. Keefektivan

seleksi ditentukan oleh tersedianya variabilitas dalam populasi yang akan

diseleksi, karena dengan adanya variabilitas dalam populasi dapat memberikan

peluang untuk memilih suatu karakter yang sesuai dengan keinginan. Variabilitas

dibedakan menjadi variabilitas genetik dan variabilitas fenotipe. Variabilitas

genetik terjadi karena pengaruh gen dan interaksi gen-gen yang berbeda-beda

dalam suatu populasi (Crowder, 1997), apabila genotipe-genotipe tersebut

ditanam pada lingkungan yang seragam, maka akan tampak fenotipe yang

berbeda-beda.

Variabilitas fenotipe adalah variabilitas yang terjadi apabila tanaman

dengan kondisi genetik yang sama ditanam pada lingkungan yang berbeda.

Seleksi akan efektif apabila variabilitasnya luas dan sebaliknya seleksi menjadi

tidak efektif apabila variabilitas genetiknya sempit. Oleh karena itu variabilitas

genetik merupakan faktor penting dalam pengembangan suatu genotipe baru.

Variabilitas genetik yang sempit dapat diperluas melalui hibridisasi, mutasi,

poliploidi, introduksi plasma nutfah baru dan rekombinasi genetik melalui

rekayasa genetik.

Apabila ditinjau dari konstitusi gennya, maka variabilitas dibedakan

menjadi dua yaitu variabilitas karakter kualitiatif dan variabilitas karakter

Page 9: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

kuantitatif. Karakter kualitatif adalah karakter yang dipengaruhi oleh satu atau

sedikit gen (simple genic) dan variabilitas di antara tanaman dapat dengan mudah

dibedakan ke dalam kelas-kelas tertentu, sedangkan karakter kuantitatif adalah

karakter yang dipengaruhi banyak gen (polygenic) dan variabilitas di antara

karakter-karakter tanaman tidak dapat dibedakan ke dalam kelas-kelas karakter

tertentu.

Selain variabilitas, faktor lain yang menentukan keefektivan suatu seleksi

adalah nilai duga heritabilitas. Heritabilitas adalah suatu parameter genetik yang

mengukur kemampuan suatu genotipe dalam populasi tanaman untuk mewariskan

karakteristik-karakteristik yang dimiliki. Heritabilitas dibagi menjadi dua

pengertian yaitu heritabilitas dalam arti luas dan heritabilitas dalam arti sempit.

Heritabilitas dalam arti luas merupakan perbandingan antara varians genetik total

terhadap varians fenotipe. Varians genetik terdiri dari varians aditif, varians

dominan dan varians epistasis. Heritabilitas arti sempit merupakan perbandingan

antara varians aditif dengan varians fenotipe. Oleh karena itu, heritabilitas arti

sempit lebih kecil dari heritabilitas arti luas untuk karakter yang sama dan

heritabilitas arti sempit maksimum akan sama dengan heritabilitas arti luas.

Heritabilitas arti luas merupakan proporsi variasi antara individu-individu

dalam populasi atau famili akibat segregasi genetik (Kearsey, 1993), sedangkan

heritabilitas arti sempit memberikan indikasi derajat kemiripan antara tetua

dengan keturunannya atau mengukur proporsi varians genetik yang dipindahkan

pada keturunannya (Fehr 1987). Menurut Baker (1986), dikutip Wahdah (1996),

heritabilitas arti luas memadai untuk digunakan atau diterapkan pada masalah-

masalah yang berhubungan dengan seleksi antargalur murni, sedangkan

heritabilitas arti sempit lebih tepat digunakan untuk masalah-masalah yang

berkaitan dengan seleksi dalam populasi kawin acak.

Nilai duga heritabilitas tidak selalu sama, hal ini karena banyak faktor

yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi heritabilitas suatu

karakter dalam populasi yaitu: karakteristik populasi, sampel genotipe yang

dievaluasi, metode perhitungan, keluasan evaluasi genetik, ketidak seimbangan

pautan, dan pelaksanaan percobaan (Fehr, 1987).

Page 10: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

2.1.4 Uji LSI (Least Significance Increase)

Pada penelitian pemulian, para pemulia sering dihadapkan pada jumlah

materi yang harus diseleksi dalam jumlah besar, dan biasanya jumlah biji yang

tersedia terbatas. Dalam keadaan demikian pengulangan tidak mungkin

dilakukan. Selain itu para pemulia harus membandingkan genotipe baru tersebut

dengan satu atau lebih pembanding. Pembanding dapat kultivar lokal atau

kultivar unggul baik yang lama maupun kultivar unggul yang terbaru. Mengikut

sertakan pembanding dalam penelitian pemuliaan tanaman merupakan suatu

keharusan.

Penggunaan statistika dalam kegiatan penelitian pada dasarnya

dimaksudkan agar penelitian sebagai suatu proses belajar menjadi lebih efisien.

Untuk menguji perbedaan perlakuan yang dicobakan antara lain digunakan uji F.

Apabila ada bedanyata antarperlakuan, maka dilakukan uji lanjutan. LSD (Least

Significance Difference) adalah salah satu uji lanjutan. Akan tetapi uji LSD

digunakan untuk tidak lebih dari lima perlakuan dan yang akan dibandingkan

sudah terencana sebelumnya. Untuk mengatasi kekurangan uji LDS, dalam

pemuliaan dikenal uji LSI (Least Significance Increase). Dengan uji LSI dapat

dibandingkan kontrol (kultivar pembanding) dengan banyak perlakuan (genotipe)

dan tidak harus dilakukan uji F terlebih dahulu.

2.2 Kerangka Pemikiran

Tanaman kacang panjang dapat tumbuh dan memberikan hasil maksimum

apabila didukung oleh kondisi lingkungan yang sesuai dengan sifat genetiknya.

Pemberian pupuk organik merupakan salah satu cara membentuk lingkungan

mikro. Pembentukan lingkungan mikro bertujuan untuk mengukur varians

genetik tanpa berbaur dengan varians interaksi genetik x lingkungan, sehingga

yang terukur benar-benar varians genetik (Komunikasi pribadi dengan Prof

Achmad Baihaki dikutip Sa’diyah, 2005). Selain itu modifikasi lingkungan

tumbuh juga ditujukan untuk mengekspresikan potensi tanaman secara maksimal.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak diawali dengan uji pendahuluan

pengaruh dosis pupuk terhadap hasil kacang panjang, cukup merujuk pada

penelitian yang ada atau yang setara dengan tanaman yang diteliti.

Page 11: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

Adanya keragaman warna bunga, bentuk dan panjang polong, warna

polong, bentuk biji, ukuran biji, dan kemampuan tumbuh tanaman kacang panjang

pada berbagai kondisi tanah, sehingga diduga karakter agronomi kacang panjang

memiliki variabilitas genetik dan fenotipik luas. Tanaman kacang panjang relatif

toleran terhadap temperatur rendah, tanah masam, kelembaban tanah rendah, dan

pada wilayah bertemperatur tinggi (Yamaguchi, 1990). Selain itu tanaman kacang

panjang dapat ditanam di lahan sawah saat musim kemarau atau di tegalan saat

musim hujan, sehingga tanaman kacang panjang dapat ditanam sepanjang tahun.

Melihat kondisi seperti ini maka diduga estimasi heritabilitas arti luas untuk

karakter agronomi adalah tinggi. Selanjutnya, untuk memilih genotipe yang

diinginkan dilihat dari uji LSI. Genotipe yang memiliki rata-rata lebih besar dari

rata-rata pembanding ditambah nilai LSI, akan lebih baik dari genotipe

pembanding.

Berdasarkan kerangka pemikiran dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Variabilitas karakter agronomi dan hasil luas dan nilai duga

heritabilitas karakter agronomi dan hasil tinggi.

2. Genotipe yang akan dipilih sebagai tetua untuk program pemuliaan

selanjutnya adalah genotipe yang memiliki rata-rata lebih besar dari

rata-rata pembanding ditambah nilai LSI dan didukung dengan

variabilitas luas, nilai duga heritabilitas tinggi, dan data interaksi

genotipe x lingkungan.

3. Terdapat lingkungan pupuk organik yang memberikan hasil kacang

panjang tertinggi.

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

Pertanian Universitas Lampung. Percobaan akan dilakukan pada Juni 2021 –

November 2021

Page 12: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

3.2 Metode

Percobaan dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Universitas Lampung, pada lingkungan pemupukan organik. Penelitian ini bukan

untuk melihat pengaruh dosis pupuk terhadap hasil kacang panjang. Oleh karena

itu dosis pupuk yang digunakan mengacu pada dosis yang sudah ada atau dosis

pada tanaman lain yang berkerabat dekat. Taraf dosis pemupukan ini ditentukan

berdasarkan rekomendasi bahwa penggunaan pupuk kandang untuk tanaman

kedelai adalah 20-30 ton ha-1

(Sutanto, 2002). Dosis yang digunakan berdasarkan

dosis rekomendasi tanaman kedelai karena penulis belum menemukan

rekomendasi untuk tanaman kacang panjang.

Penelitaian ini merupakan penelitian pada lingkungan organik. Oleh

karena itu, dari Judul proposal ini akan dibagi menjadi dua judul penelitian

mahasiswa S1 Jurusan Agroteknologi atau Jurasan Agronomi dan Hortikultura

Universitas Lampung, sebagai berikut:

1. Variabilitas dan nilai duga heritabilitas arti luas tanaman kacang panjang

pada lingkungan pemupukan organik

2. Korelasi dan analisis lintas karakter organik dengan hasil tanaman kacang

panjang pada lingkungan pemupukan organik

3.3 Rancangan percobaan

Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Rancangan Acak

3.4 Rancangan analisis

a. Analisis ragam Rancangan Acak Kelompok dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Analisis Ragam dasar Rancangan Acak Kelompok

Sumber

keragaman

DB JK KT F hit

Kelompok r-1 JKK KTK

Genotipe (G) g-1 JK(G) KT(G) KT(G)/KTgalat

Galat (r-1)(g-1) JKgalat KTgalat

Total gr-1 JKT ----

Page 13: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

b. Variabilitas dan nilai duga Heritabilitas

Varians genetik dan varians fenotipe, dapat diketahui dengan

menggunakan daftar kuadrat tengah harapan pada Tabel 4, sedangkan kovarians

genetik dan kovarians fenotipe antar karakter dapat diketahui dengan

menggunakan daftar analisis kovarians (Singh dan Chaudhary, 1979; Stell dan

Torrie, 1991) pada Tabel 5, dengan asumsi lingkungan dan genotipe acak.

Varians genetik 2

g = rl

KK )( 23

Varians lingkungan 2

e = K1

Varians fenotipe 2

f = 2

g + 2

gl + 2

e

Variabilitas dihitung berdasarkan nilai tengah kuadrat tengah harapan pada

analisis ragam. Nilai luas sempitnya variabilitas genetik dan variabilitas fenotipe

suatu karakter dilakukan dasarkan varians genetik ( 2

g ) dan varians fenotipe ( 2

f )

dengan standar deviasi varians genetik ( 2

g ) dan standar deviasi varians fenotipe

( 2f

) menurut Anderson dan Banrcoff 1952 dikutip Wahdah (1996):

2

g = ]22

[2

2

1

2

3

2

dbgalat

M

dbgenotip

M

r

2[

22

3

22

dbgenotip

M

rf

dimana:

M1 = kuadrat tengah galat b

M3 = kuadrat tengah genotipe

(Kuadrat tengah lihat pada Tabel 2)

Suatu karakter memiliki variabilitas genetik yang luas apabila nilai varians

genetiknya (2

g ) lebih besar dari dua kali standart deviasi varians genetik (2

g ,)

sebaliknya variabilitas sempit apabila varians genetik lebih kecil dari dua kali

standart deviasi varians genetik, demikian pula untuk variabilitas fenotipe(2

f )

Page 14: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

dikatakan luas apabila narians fenotipenya lebih besar dari dua kali standart

deviasi varians fenotipe (2

f ).

Heritabilitas diduga dengan menggunakan analisis komponen varians dan

dihitung berdasarkan rumus menurut Allard (1960) sebagai berikut:

H = 2

2

f

g

2

g = Varians genetik

2

f = Varians fenotipe

Kriteria nilai heritabilitas menurut McWhirter (1979) dan Stanfield (1991)

adalah: H> 0.5, tinggi; 0.2≤ H≤ 0.5, sedang; H< 0.2, rendah.

c.. Uji LSI (Least Significance Increase)

LSI = t MSErc

11

t = nilai t-student pada pada derajat bebas dari MSE

c = jumlah ulangan kultivar pembanding

r = jumlah ulangan genotipe/kultivar yang diuji

MSE = varians galat percobaan dari Tabel 2.

Genotipe yang terpilih adalah genotipe yang memiliki rata-rata lebih besar

dari rata-rata kultivar pembanding + nilai LSI (Petersen, 1994).

3.5 Data Pengamatan

Data pengamatan yang diamati dalam penelitian ini adalah:

a. Umur berbunga (hst), dihitung berdasarkan jumlah hari sejak tanam sampai

tanaman mulai berbunga, minimal 50 % dari tanaman yang ada pada satu plot

sudah berbunga.

b. Umur panen polong muda (hst), dihitung berdasarkan jumlah hari sejak tanam

sampai polong siap dipanen. Polong muda siap dipanen jika sudah terisi penuh

dan rata, warna polong hijau merata sampai hijau keputihan mengkilap.

Page 15: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

c. Jumlah kluster per tanaman, dihitung berdasarkan jumlah bunga majemuk yang

muncul pada tanaman.

d.Jumlah polong per tanaman, ditentukan berdasarkan jumlah polong yang

muncul pada setiap tanaman.

e. Rata-rata jumlah polong per kluster, dihitung berdasarkan jumlah polong total

dibagi dengan jumlah kluster per tanaman.

f. Potensi bobot polong segar per tanaman (g), diukur berdasarkan jumlah bobot

polong muda pada tanaman menggunakan timbangan.

g. Rata-rata panjang polong per tanaman (cm), diukur dari pangkal sampai dengan

ujung polong menggunakan mistar.

h. Rata-rata jumlah lokul per polong, dihitung berdasarkan jumlah lokul yang ada

pada polong.

3.6 Jadwal Penelitian

Tabel 6 Jadwal Penelitian

Kegiatan/ bulan 6 7 8 9 10 11

Analisis tanah, persiapan lahan, mencangkul,

meratakan lahan, dan pembuatan plot x

Penanaman, pemeliharaan, panen, prosesing,

analisis tanah, dan pengamatan x x x x

Analisis data, pembuatan laporan, dan

penyerahan laporan hasil penelitian. x x

Seminar hasil penelitian dan penyerahan

naskah artikel untuk publikasi ilmiah x

Keterangan: angka enam sampai 11 menunjukkan bulan

Tanda x menunjukkan saat kegiatan dilakukan

Page 16: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

3.7 Bagan alur kegiatan penelitian

3.8 Rincian Anggaran Penelitian

Tabel 7. Rekapitulasi biaya Penelitian

No. Rincian Biaya (Rp)

1 Upah tenaga kerja 2.000.000,00

2 bahan dan peralatan 3.500.000,00

4 Laporan penelitian dan

publikasi 2.000.000,00

Total keseluruhan 7.500.000,00

(Tujuh juta limaratus ribu rupiah)

Seleksi kacang panjang pada

lingkungan

pupuk organik

Keragaman luas

Keragaman sempit

Ada peluang dilakukann selesksi

Tidak perlu seleksi lanjutan

Tahun I (saat ini) Tahun II (tahun I untuk penelitian

selanjutnya

Page 17: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

IDENTITAS DIRI

Nama : Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P.

NIP : 196002131986102001

Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 13 Pebruari 1960

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Golongan / Pangkat : IVa

Jabatan Fungsional Akademik : Lektor kepala

Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

Alamat : Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Telp./Faks. : -

Alamat Rumah : Rajabasa Permai Blok J No. 9 Bandar Lampung

Telp./Faks. : 082178118436

Alamat e-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

Tahun

Lulus Jenjang Perguruan Tinggi

Jurusan/

Bidang Studi

1985 S1 Universitas Gadjah Mada Budidaya Pertanian/ Pemuliaan

Tanaman

1998 S2 Universitas Gadah Mada Agronomi/Pemuliaan Tanaman

2005 S3 Universtas Padjadjaran Ilmu Pertanian/Pemuliaan Tanaman

C. Pengalaman Penelitian dalam 3 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Juta Rp)

1 2020 Perakitan Varietas Unggul Cabai

Merah: Evaluasi Tanaman Cabai

Generasi M4

Mandiri ---

2 2019 Seleksi Genotipe Unggul dari

Genotipe Nomor 30 Cabai

(Capsicum annum L.) Varietas

Laris Generasi M3

Mandiri ---

3 2017 Perakitan Varietas Unggul Cabai

Merah Tahan Terhadap Penyakit

Antraknosa: Keragaman Dan

Heritabilitas Populasi Varietas

Ferosa Generasi M2

Hibah Unggulan

Universitas

35

Page 18: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 3 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan

Sumber Jumlah (Juta Rp)

1 2020 Pengenalan Dan Pemanfaatan

Tanaman Refugia Pada Sistem

Pertanian Ramah Lingkungan

DIPA Fakultas 5

2 2019 Pemanfaatan Lahan Pekarangan

untuk Sayur Organik Tanaman

Buah-Buahan dan

Tanaman Hias

DIPA Fakultas 5

3 2017 Pemanfaatan Tanaman

Berkhasiat Obat Untuk

Pembuatan Telur Asin Rendah

Kolesterol

DIPA Fakultas 5

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal

No Judul Artikel Ilmiah Volume/

Nomor/Tahun

Nama Jurnal

1. SEGREGATION PATTERN OF

RESISTANCE TO SOYBEAN MOSAIC

VIRUS ON TANGGAMUS X TAICHUNG

CROSSED POPULATIONAT F2:3

GENERATION.

23 (2). pp. 125-133.

ISSN 0859-3132

Thn 2017

J. ISSAAS,

2. GENOTYPIC SELECTION ON RED CHILI

PLANTS RESISTANT TO

ANTHRACNOSE DISEASE AT M2

GENERATION

Vol 18 (2). pp. 151-

159. ISSN 1411-7525

Thn 2018

HPT Tropika.,

3 KERAGAMAN, HERITABILITAS DAN

KEMAJUAN GENETIK KARAKTER

AGRONOMI CABAI MERAH GENERASI

M3 HASIL IRADIASI SINAR GAMMA.

Vol. 7 (No. 3:). 503 -

510-510. ISSN ISSN

2337-4993

Thn 2019

J. Agrotek

Tropika.,

4 PENGARUH SUHU RUANG DAN LAMA

PENYIMPANAN TERHADAP VIGOR

BENIH DAN KECAMBAH SORGUM

VARIETAS SUPER-2.

, Vol. 7 (No. 3). pp.

443-449. ISSN ISSN

2337-4993

J. Agrotek

Tropika. ,:

September 2019

5 EVALUASI KARAKTER MORFOLOGI DAN

AGRONOMI UBI KAYU (MANIHOT

ESCULENTA CRANTZ) 13 POPULASI F 1

DI BANDAR LAMPUNG.

7 (1). ISSN 2337-

4993

Thn 2019

Jurnal Agrotek

Tropika,

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan /

Seminar Ilmiah dalam 3 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar

Judul Artikel Seminar Waktu dan

Tempat

1. Seminar Nasional

“Pemanfaatan Tanaman

Lokal untuk Pangan dan

Industri”

Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma pada

Benih terhadap Keragaman Fenotipe

Cabai Merah. In:

03 August 2017,

Bandung.

2. Seminar Nasional dan

Rapat Dekan Tahunan

KERAGAMAN DAN

HERITABILITAS KARAKTER

Untirta, Serang 5-

7 juli 2018

Page 19: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

BKS Barat AGRONOMI DAN KUALITAS

TOMAT RAMPAI (Lycopersicon

pimpinellifolium) HASIL

PERSILANGAN ANTARA BUAH

LONJONG DAN BUAH BULAT.

3. Seminar Nasional Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Pada

Benih

Terhadap Pertumbuhan Cabai Merah

(Capsicum annuum L.)

Jambi, 1819

Oktober 2018

4 Seminar Nasional Perhorti Analisis Korelasi antara Karakter

Agronomi dengan Produksi Cabai

Merah

Banjarmasin, 22-

23 Agustus 2019

5 Seminar Nasional Produktivitas Cabai Merah Generasi

M3 Hasil Iradiasi Sinar Gamma (tidak

diterbitkan)

9-11 September

2019

Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan apabila

terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.

Bandar Lampung, 22 Februari 2021

Ketua

(Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P.)

NIP 196002131986102001

Page 20: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

Biodata

Nama Lengkap : Ir. Lestari Wibowo, M.P.

NIP : 196208141986102001

NIDN : 0014086203

Tempat dan Tanggal

Lahir

: Surabaya, 14 Agustus 1962

Jenis Kelamin : Perempuan

Pangkat-

Gol/Jab.fungsional

: IV /a / Lektor Kepala

Bidang Keahlian : Ilmu Hama Tanaman

Jabatan Struktural : ---

Alamat Kantor Jurusan : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

Telepon/fax : 081379165133

Email : [email protected]

[email protected]

Jenjang Pendidikan S1

Tahun Lulus : 1985

Jurusan/Fakult

as

: Hama dan Penyakit Tumbuhan/Pertanian

IPB

Kota, Negara : Bogor, Indonesia

Judul Skripsi : Biologi Ophiomyia phaseoli pada kacang

jogo (Phaseolus vulgaris)

S2

Tahun Lulus : 1994

Jurusan/Fakult

as

: Ilmu Hama Tumbuhan/Pertanian UGM

Kota, Negara : Yogyakarta, Indonesia

Judul Thesis : Laju pertumbuhan intrinsik Populasi

Nezara viridula pada kacang kedelai,

kacang panjang, dan buncis

A. Pengalaman Penelitian

No

Tahun JudulPenelitian Pendanaan

Sumber Jml

(jutaRp)

1 2017 Diversitas Morfologi dan Genetik Wereng Jagung dan Potensinya sebagai Vektor Penyakit Layu Jagung di Provinsi Lampung.

BLU UNILA –

HIBAH

PROFESOR

100

2 2017 Screening Isolat dan Pembuatan BLU UNILA – 35

Page 21: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

Formulasi Kering Metarhizium sp.

sebagai Agensia Hayati Oryctes

rhinoceros

PENELITIAN

UNGGULAN

3 2018 Uji toksisitas ekstrak buah jarak pagar

terhadap walang sangit, ulat kubis, dan

ulat grayak

DIPA

FAKULTAS

PERTANIAN

UNILA

7,5

4 2019 Studi populasi walang sangit

(Leptocorisa oratorius) pada tanaman

padi sawah di Lampung Selatan

DIPA

FAKULTAS

PERTANIAN

UNILA

7,5

5 2019 Aspek Pengelolaan Hama Penyakit dan

Aspek Agronomis pada Lahan Sawah

Berefugia

DIPA

FAKULTAS

PERTANIAN

UNILA

7,5

B. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2015-2017

No

Tahun JudulPengabdianKepadaMasyarakat Pengabdian

Sumber Jml

(JutaRp)

1 2017 PKM Pupuk Organik Plus DIKTI 50

2 2017 IbDM Agrotekno Kakao DIKTI 150

3 2018 Sosialisasi Pengelolaan agroekositem dalam

penerapan PHT tanaman padi sawah

DIPA Fakultas

Pertanian

5 jt

4 2019 Sosialisasi Penerapan PHT dan Penanaman

Refugia dalam Budidaya Tanaman Padi

Berbasis Konservasi

DIPA Fakultas

Pertanian

5 jt

5 2019 Sosialisasi Peningkatan Produktivitas

Kopi di Way Kanan

DIPA

Fakultas

Pertanian

5 jt

C. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Nasional tahun 2015-2017

No

JudulArtikel Ilmiah Tahun Nama Jurnal /

Volume/Nomor

1 Kemelimpahan dan Keragaman

Jenis Parasitoid Hama

Penggulung Daun Pisang

(Erionota thrax L.) di Kabupaten

Lampung Selatan

2015 JHPTTropika Vol 15

No. 1, ISSN: 1411-7525

Terakreditasi

2 The White-Bellied Planthopper 2017 JHPTTropika Vol 17

Page 22: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

(Hemiptera : Delphacidae)

Infesting Corn Plants in South

lampung Indonesia

(1): 96-103, ISSN:

1411-7525 Terakreditasi

3 Keaneka ragaman arthropoda

Tanah pada Pertanaman Ubi

Kayu (Manihot utilissima)

2017 J. Agrotek Tropika Vol 5

No. 3: 158-164. ISSN:

2337-4993

4 Virulensi beberapa Isolat

Metarhizium anisopliae terhadap

Ulat Grayak di Laboratorium

2017 J. Agrotek Tropika Vol 5

No. 2: 96-101. ISSN:

2337-4993

5 The role of refugia in the

wetland paddy ecosystem

2018 Proceedings of the 6th

International Workshop on Crop

Production and Productivity

2018, Bandar Lampung 3-4

Desember 2018 ISBN 978-4-

909365-04-0-4

6 Uji Virulensi beberapa Isolat

Metarhizium sp. terhadap Larva

Oryctes rhinoceros

2019 Prosiding Seminar

Nasional PEI

Palembang, 12-13 Juli

2018. ISBN: 978-979-

587-788-2

7 INCIDENCE DYNAMIC OF

POD ROT DISEASE OF

COCOA CLONES IN

LAMPUNG, INDONESIA.

2018 J. HPT Tropika, 18 (2).

pp. 104-110. ISSN ISSN

1411-7525

8 Uji Efikasi Ekstrak Daun

Mimba, Daun Mengkudu dan

Babadotan terhadap Mortalitas

Larva Crocidolomia binotalis

Zell. di Laboratorium.

2018 Jurnal Agrotek Tropika,

6 (3). pp. 161-167. ISSN

2337-4993

9 Uji Patogenisitas Jamur Metarhizium sp. Isolat Salatiga dan Lampung Selatan terhadap Larva Oryctes rhinoceros di Laboratorium. Jurnal Agrotek Tropika,

2019 Jurnal Agrotek Tropika, 7 (3). pp. 315-323. ISSN 2337-4993

10 Efektifitas Metil Eugenol terhadap Penangkapan Lalat Buah pada Pertanaman Cabai di Kabupaten Tanggamus.

2019 Jurnal Agrotek Tropika, 7 (1). pp. 231-238. ISSN 2337-4993

11 UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (TITHONIA DIVERSIFOLIA A. GRAY) SEBAGAI INSEKTISIDA BOTANI TERHADAP LARVA SPODOPTERA LITURA F. DI LABORATORIUM.

2019 Jurnal Agrotek Tropika, 7 (3). pp. 371-381. ISSN 2337-4993

Page 23: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

D. Pengalaman seminar/lokakarya/penataran/workshop tahun 2013-

2016

No

Jenis kegiatan Tempat Waktu Penyaji/peserta

1 Seminar Nasional Persatuan Entomologi Indonesis di Palembang,

PEI Cabang

Palembang

12-13 juli 2018

Nara Sumber

2 the 6th International Workshop on Crop Production

and Productivity 2018, Bandar Lampung 3-4

Desember 2018

Bandar

Lampung

3-4

Desember

2018

pemakalah

3 Seminar nasional Lahan Kering di bandar

Lampung Bandar

Lampung

2019 pemakalah

4 Mengikuti Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia BP-MKU Universitas Lampung, 17 - 19 Juli 2019

Bandar

Lampung

2019 peserta

5 Menghadiri Seminar: The 4th Shield International Conference 2019, 27 August 2019, Swiss Belhotel Bandar Lampung

Bandar

Lampung

2019 peserta

I . Keikutsertaan Dosen dalam organisasi keilmuan/profesi

N

o

Nama

organisasi

keilmuan/pofes

i

Posisi

(ketua/sekretaris/anggota

)

Kurun

waktu

Tingkat

(lokal/nasional/internasional

)

1

Himpunan

Entomologi

Indonesia

Anggota 1985 sd

sekaran

g

Nasional

2 Himpunan

Perkelapa

Sawitan

Indonesia

Anggota 2016 sd

sekaran

g

Nasional

3 Perhimpunan

Fitopatologi

Indonesia

Anggota 2017 sd

sekaran

g

Nasional

4 Member of The International Society for Southeast Asian Agricultural Sciences

anggota 2017 sd sekaran

g

Internasional

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Page 24: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

Bandar Lampung, 17 Februari 2020

Ir. Lestari Wibowo, M.P.

NIDN 0014086203

Page 25: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

DAFTAR PUSTAKA

Baihaki, A. 1990. Peningkatan produktivitas kedelai melalui rekayasa tanaman.

Seminar Nasional Sehari STP Tanjungsari. Sumedang.

Crowder, L.V. 1997. Genetika Tumbuhan terjemahan Lilik Kusdiarti. Gadjah

Mada University Press. Yogya.

Direktorat Bina Produksi Hortikultura. 1993. Deskripsi Varietas Hortikultura

(Sayuran). Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan. Jakarta.

diversity in cowpea [Vigna unguiculata (L.) Walp.] varieties determined by

ARA and RAPD techniques. Afr. J. Biotechnol. 2(2)48-50.

Kasno, A., Trustinah, dan J. S. Utomo. 1999. Pemilihan tetua pada kacang panjang. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 18(2):62-69.

Lin, C.S., M.R. Binns, and L.P. Lefkovitch. 1986. Stability analysis: where do we

stand?. Crop Sci. 26: 894-900.

Moll, R.H. and C.W. Suber. 1974. Quantitative genetics-empirical results relevent

to plant breeding. Adv. Agron.26: 277-314.

Pane, M. D. (2019, Oktober 24). Ini Fakta Tentang Sayur Organik yang Perlu

Anda Ketahui. Retrieved Februari 14, 2021, from

https://www.alodokter.com/ini-fakta-tentang-sayur-organik-yang-perlu-

anda-ketahui#:: alodokter.com/ini-fakta-tentang-sayur-organik-yang-perlu-

anda-ketahui#

Pasquet, R.S. 1998. Morphological study of cultivated cowpea Vigna unguiculata

(L.) Walp. : importance of ovule number and definition of cv.

Melanophthalmus. Agronomie 18:61-70.

Petersen, R.G. 1994. Agricultural Field Experiment. Marcel Dekker, Inc. New

Quamila, A. (2020, NOVEMBER 4). 8 Manfaat Kacang Panjang Bagi Kesehatan

(Benarkah Bisa Membesarkan Payudara?). Retrieved fEBRUARI 14,

2021, from https://hellosehat.com/kanker/kanker-payudara/manfaat-

kacang-panjang-kesehatan-payudara/#gref:

https://hellosehat.com/kanker/kanker-payudara/manfaat-kacang-panjang-

kesehatan-payudara/#gref

Satata, B., & Kusuma, M. E. (2014). Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak

(Sapi, Ayam, dan. Jurnal Ilmu Hewani Tropika a Vol 3. No. 2. Desember,

5-9.

Singh, R.K., and B.D. Chaudary. 1979. Biometrical Method In Quantitative

Genetics Analysis. Kalyani Publisher. New Delhi.267 p.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.

Page 26: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

Yamaguchi, M. 1990. Asian vegetables. In Advances in New Crops. Edited by J.

Janick and J.E. Simon. Timber Press, Portland, OR.

Wahdah, R. 1996. Variabilitas dan pewarisan laju akumulasi bahan kering pada

biji kedelai. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran

Bandung. (tidak dipublikasikan).

Page 27: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pelasanaan Penelitian

Pelasanaan penelitian sudah dilakukan. Kondisi lapangan dari awal persiapan samapi

kondisi saat dilaporkan dapat dilihat pada Gambar 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.

Gambar 1. Persiapan lahan 24 Agustus 2021

Page 28: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

Gambar 2. Pengisian polybag, 3 September 2021

Gambar 3. Penanam, 10 September 2021

Page 29: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

Gambar 4. Pemasangan lanjaran 25 September 2021

Gambar 5. Kondisi tanaman, 19 Oktober 2021

Page 30: SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA LINGKUNGAN …

Umur berbunga tanaman

Penelitian baru sampai pengamatan umur berbunga, jadi belum ada pembahasannya.

Penelitian masih berlangsung.