54
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan dalah bagian integral dari penbangunan nasional dan diarahkan untuk peningkatkan mutu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif serta mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarkat. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui peningkatan perilaku hidup sehat, pemeliharaan lingkungan sehat, pelayanan kesehatan masyarakat yang berhasil dan berdayaguna ( Depkes RI, 1999 ). Masalah diare atau gastroenteritis merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia, bahkan bisa mengakibatkan kematian khususnya pada anak anak dan balita. Sudah selayaknya semua sector wajib untuk memperhatikan masalah ini. Hal ini tercemin banyak orang yang menderita penyakit diare atau gastroenteritis yang masuk keluar dari Rumah Sakit.Akibat dari penyakit diare banyak faktor diantaranya kesehatan lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi, faktor sosial ekonomi, menentukan serangan penyakit diare, walaupun banyak kasus diare yang mengalami dehidrasi namun banyak yang meninggal bila tidak dilakukan tindakan-tindakan yang tepat. (Mansjoer Arif, 2001) Masyarakat pada umumnya selalu menganggap suatu hal penyakit diare adalah sepele, sedangkan jika mengetahui yang

Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gastroenteritis

Citation preview

Page 1: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan dalah bagian integral dari penbangunan nasional dan diarahkan

untuk peningkatkan mutu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif serta

mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarkat. Upaya pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui peningkatan perilaku hidup sehat,

pemeliharaan lingkungan sehat, pelayanan kesehatan masyarakat yang berhasil dan

berdayaguna ( Depkes RI, 1999 ).

Masalah diare atau gastroenteritis merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia,

bahkan bisa mengakibatkan kematian khususnya pada anak anak dan balita. Sudah

selayaknya semua sector wajib untuk memperhatikan masalah ini.

Hal ini tercemin banyak orang yang menderita penyakit diare atau gastroenteritis yang masuk

keluar dari Rumah Sakit.Akibat dari penyakit diare banyak faktor diantaranya kesehatan

lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi, faktor sosial ekonomi, menentukan serangan

penyakit diare, walaupun banyak kasus diare yang mengalami dehidrasi namun banyak yang

meninggal bila tidak dilakukan tindakan-tindakan yang tepat. (Mansjoer Arif, 2001)

Masyarakat pada umumnya selalu menganggap suatu hal penyakit diare adalah

sepele, sedangkan jika mengetahui yang terjadi sebenarnya banyak penderita diare yang

mengalami kematian. Penyakit gastrointeritis merupakan penyakit yang harus sege ra

ditangani karena dapat mengalami dehidrasi berat yang mengakibatkan syok hipovolemik dan

mengalami

kematian.

Masalah pada penyakit gastrointeritis atau diare yang dapat mengakibatkan kematian

berupa komplikasi lain dan masalah lain yang berkaitan dengan diare belum sepenuhnya

ditanggulangi secara memadai, namun berbagai peran untuk mencegah kematian yang berupa

komplikasi dan masalah lain seperti pelayanan kesehatan yang baik dan terpenuhi, dalam

mencegah penyakit diare dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua warga

masyarakat tentang penyakit gastroenteriritis serta peran keluarga dan warga sekitarnya

sangat mendorong turunnya terjadinya penyakit gastroenteritis karena dari keluargalah pola

Page 2: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

hidup seseorang terbentuk. Dengan pola hidup yang sehat dan bersih dapat mencegah

terjadinya penyakit gastrointeritis.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dapat menentuka dan menaplikasikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan

gastroenteritis

2. Tujuan Khusus

a. Dapat mengetahui konsep dasar keperawatan gastroenteritis

b. Dapat memberikan asuhan keperawatan tentang gastroenteritis

c. Dapat melakukan Amnesa pada klien dengan gastroenteritis

d. Dapat membuat analisa data pada klien gastroenteritis

e. Dapat menentukan diagnosa keperawatan pada klien gastroenteritis

f. Dapat membuat Rencana Asuhan keperawatan pada klien gastroenteritis

g. Dapat melakukan Implementasi keperawatan pada klien dengan gastroenteritis

h. Dapat melakukan evaluasi keperawatan pada klien Gastroenteritis

i. Dapat membuat dokumentasi keperawatan pada klien gastroenteritis

C. Manfaat

Bagi Mahasiswa

1. Sebagai persyaratan menyelesaikan Preklinik Semester IV Pada Program Akademik.

2. Untuk mendapatkan gambaran yang nyata dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan

Anak pada klien dengan gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroenteritis

Bagi Institusi Pendidikan

Menerapkan teori secara terpadu untuk praktikum dan akan berguna untuk

perbaikan dalam sumbangan pemikiran dalam memberikan Asuhan Keperawatan

kepada klien sehingga meningkatkan mutu pendidikan.

Page 3: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Bagi Rumah Sakit

Dapat memberikan informasi dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan

terutama pada klien dengan gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroeneteritis.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan dalam pengumpulan data pada penyusunan Asuhan Keperawatan

ini adalah metode deskriptif yakni suatu metode penulisan yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif dan nyata.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Wawancara

Untuk memperoleh data, penulis melakukan tanya jawab langsung dengan

klien, keluarga, perawat yang ada diruangan, wawancara dilakukan dengan cepat dan

tepat dalam keperawatan anak

Observasi

Dilakukan dengan pengamatan dan pengkajian secara langsung serta

berkesinambungan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan klien.

Pemeriksaan Fisik

Untuk memperoleh data praktikum juga melakukan pemeriksaan dan

pengukuran langsung mengenai masalah yang ada pada klien.

Tinjauan Literatur

Metode ini digunakan untuk mencari, mempelajari, menganalisa dan

mengumpulkan bahan-bahan dari buku ilmiah, majalah bahan kuliah serta catatan lain

yang dibutuhkan dan berkaitan dengan penulisan ini.

Dokumentasi pelaksanaan

Tindakan Dilakukan dengan cara mendokumentasikan implementasi keperawatan

anak dan evaluasi segera setelah diakukan tindakan keperawatan.

Page 4: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Gastroenteritis

Diare akut (Gastroenteritis) adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan

oleh berbagai bakteri, virus dan patogen parasitik (Wong, Donna L. 2003; 492)

Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam

beberapa jam sampai 7 atau 14 hari (Mansjoer, Arif. 2000; 500).

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan

lebih 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula

bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah. 1997; 143).

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja, berbentuk cairan atau

setengah cairan (setengah padat) dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak

dari biasanya (normal 100-200 ml) per jam tinja (Noer, Sjaifoellah. 1996; 451).

B. Anatomi Fisiologi

a. Anatomi

Saluran gastrointestinal adalah jalur (panjang totalnya 23 sampai 26 kaki) yang

berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung dan usus sampai anus.

1) Mulut

Mulut merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan. Dinding dari cavum

oris mempunyai struktur yang melayani fungsi mastikasi, salivasi, menelan,

kecap dan bercakap. Mulut dibatasi pada kedua sisi pipi yang dibentuk oleh

muskulis businatorius, atapnya adalah palatum yang memisahkannya dari hidung

dan bagian atas dari faring, lidah membentuk bagian terbesar dari dasar mulut.

Terdapat tiga pasang glandula salivarius (parotid, mandibular dan sublingual).

Glandula salivarius mensekresikan saliva via duktus ke dalam mulut. Glandulla

diinervasi baik oleh saraf parasimpatis dan simpatis (Rosa M. Sacharin, 1993).

Page 5: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Dalam rongga mulut terdapat :

Lidah

Lidah menempati kavum oris dan melekat secara langsung pada epiglotis

dalam laring.

Gigi

Manusia dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa

kehidupan yang berbeda-beda. Set pertama adalah gigi primer atau susu

yang bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama satu tahun

pertama dan kedua. Set kedua atau set permanen menggantikan gigi

primer dan ini mulai tumbuh pada sekitar umur 6 tahun. Terdapat 20 gigi

susu dan 32 gigi permanen (Rosa M. Sacharin, 1993)

2) Faring

Faring merupakan saluran lanjut dari rongga mulut dan rongga hidung dengan

dinding yang terdiri dari lapisan mukosa, muscularis dan serosa

3) Esofagus

Terletak di mediastinum rongga torakal, anterior terhadap tulang punggung dan

posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang dapat mengempis ini,

panjangnya kira-kira 25 cm (10 inci), menjadi distensi bila makanan melewatinya

(Smeltzer Suzanne C, 2001).

4) Lambung

lambung ditempatkan di bagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah

tubuh. Tepat d bawah diafragma kiri. Lambung dapat di bagi dalam empat bagian

anatomis: kardia (jalan masuk), fudus, korpus dan pilorus.

Otot halus sirkuler di dinding pilorus membentuk sfingter piloris dan mengontrol

lubang diantara lambung dan usus halus (Smeltzer Suzanne C, 2001). Kapasitas

lambung adalah antara 30 dan 35 ml saat lahir dan meningkat sampai sekitar 75

ml pada kehidupan minggu kedua. Pada akhir bulan pertama ini sekitar 10 ml,

sementara kapasitas lambung rata-rata orang dewasa adalah 1000 ml (Rosa M.

Sacharin, 1993).

5) Intestinum (Usus halus)

Adalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal, yang jumlah

panjangnya kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik

dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm area permukaan untuk

sekresi dan absorbsi.

Page 6: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut duodenum, bagian

tengah disebut yeyunum dan bagian bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus

halus dan usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini disebut

sekum.

Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi untuk mengontrol

pasase isi usus ke dalam usus besar dan mencegah refluks bakteri ke dalam usus

halus. Pada tempat ini terdapat appendiks veriformis.

Terdiri dari segmen asenden pada sisi kanan abdomen, segmen transversum yang

memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri, dan segmen desenden pada sisi kiri

abdomen. Bagian ujung dari usus besar terdiri dari dua bagian kolon sigmoid dan

rektum. Rektum berlanjut pada anus. Jalan keluar anal di atur oleh jaringan otot

lurik yang membentuk baik sfingter internal dan eksternal.

6) Usus besar (intestinum crassum)

Terdiri dari caecum, appendix, colon dan rectum.

b. Fisiologi

Proses pencernaan mulai dengan aktivitas mengunyah, dimana makanan dipecah ke

dalam partikel kecil yang dapat ditelan dan dicampur dengan enzim pencernaan.

Saliva adalah sekresi pertama yang kontak dengan makanan.

Menelan mulai sebagai aktifitas volunter yang di atur oleh pusat menelan di medulla

oblongata dari sistem saraf pusat. Saat makanan ditelan, epiglotis bergerak menutup

lubang trakea dan karenanya mencegah aspirasi makanan ke dalam paru-paru.

Menelan, mengakibatkan bolus makanan berjalan ke dalam esofagus atas, yang

berakhir sebagai aktivitas refleks, otot halus di dinding esofagus berkontraksi dalam

urutan irama dari esofagus ke arah lambung untuk mendorong bolus makanan

sepanjang saluran. Selama proses peristaltik esofagus ini, sfingter esofagus bawah

rileks dan memungkinkan bolus makanan masuk lambung. Akhirnya, sfingter

esofagus menutup dengan rapat untuk mencegah refluks isi lambung ke dalam

esofagus.

Lambung mensekresi cairan yang sangat asam dalam berespon atau sebagai antisipasi

terhadap pencernaan makanan. Cairan ini yang dapat mempunyai pH serendah 1,

memperoleh keasamannya dari asam hidroklorida yang disekresikan oleh kelenjar

lambung.

Fungsi sekresi asam ini dua kali lipat :

Untuk memecah makanan menjadi komponen yang lebih dapat diabsorbsi.

Page 7: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Untuk membantu destruksi kebanyakan bakteri pencernaan.

Lambung dapat menghasilkan sekresi kira-kira 2, 4 L/hari. Sekresi lambung

juga mengandung enzim pepsin yang penting untuk memulai pencernaan

protein. Faktor instrinsik juga disekresi oleh mukosa gaster. Kontraksi

peristaltik di dalam lambung mendorong isi lambungnya ke arah pilorus.

Karena partikel makanan besar tidak dapat melewati sfingter pilorus, partikel

ini diaduk kembali ke korpus lambung. Makanan tetap berada di lambung

selama waktu yang bervariasi, dari setengah jam sampai beberapa jam

tergantung pada ukuran partikel makanan, komposisi makanan dan faktor lain.

Peristaltik di dalam lambung dan kontraksi sfingter pilorus memungkinkan

makanan dicerna sebagian untuk masuk ke usus halus (Smeltzer Suzanne C,

2001).

Proses pencernaan berlanjut ke duodenum, sekresi di dalam duodenum datang

dari pankreas, hepar dan kelenjar di dinding usus itu sendiri. Karakteristik

utama dari sekresi ini adalah kandungan enzim pencernaan yang tinggi.

Sekresi pankreas mempunyai pH alkalin karena konsentrasi bikarbonatnya

yang tinggi. Ini menetralisir asam yang memasuki duodenum dari lambung.

Pankreas juga mensekresi enzim pencernaan, termasuk tripsin, yang

membantu dalam pencernaan protein, amilase yang membantu dalam

pencernaan zat pati dan lipase yang membantu dalam pencernaan lemak.

Empedu (disekresi oleh hepar dan disimpan di dalam kandung empedu)

membantu mengemulsi lemak yang dicerna.

Sekresi kelenjar usus terdiri daru mukus, yang menyelimuti sel-sel dan

melindungi mukosa dari serangan oleh asam hidroklorida, hormon, elektrolit

dan enzim. Hormon, neuroregulator dan regulator lokal ditemukan di dalam

sekresi usus, berfungsi mengontrol laju sekresi usus dan mempengaruhi

motilitas gastrointestinal. Sekresi usus total kira-kira getah pankreas 1 L/hari,

empedu 0.5 L/hari dan kelenjar usus halus 3 L/hari. Ada 2 tipe kontraksi yang

terjadi secara teratur di usus halus :

- Kontraksi segmental yang menghasilkan campuran gelombang yang

menggerakkan isi usus ke belakang dan ke depan dalam gerakan

mengaduk.

- Peristaltik usus mendorong isi usus halus tersebut ke arah kolon.

Karbohidrat dipecahkan menjadi disakarida dan monosakarida. Protein

Page 8: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

dipecahkan menjadi asam amino dan peptida. Lemak dicerna

diemulsifikasi menjadi monogliserida dan asam lemak. Dalam 4 jam

setelah makan, materi sisa residu melewati ileum terminalis dan

dengan perlahan melewati bagian proksimal kolon melalui katup

ileusekal. Populasi bakteri adalah komponen utama dari isi usus besar.

Bakteri membantu menyelesaikan pemecahan materi sisa dan garam

empedu.

Aktivitas peristaltik yang lemah menggerakkan isi kolonik dengan

perlahan sepanjang saluran. Transport lambat ini memungkinkan

reabsorbsi efisien terhadap air dan elektrolit. Materi sisa dari makanan

akhirnya mencapai dan mengembangkan anus, biasanya dalam kira-

kira 12 jam sebanyak seperempat dari materi sisa makanan mungkin

tetap berada direktum 3 hari setelah makanan dicerna.

Distensi rektum secara relatif menimbulkan kontraksi otot-ototnya dan

merilekskan sfinger anal internal yang biasanya tertutup. Sfingter

internal dikontrol oleh sistem saraf otonom, sfringter eksternal di

bawah kontrol sadar dari kortektes serebral.

Rata-rata frekuensi defekasi pada manusia adalah sekali sehari, tetapi

frekuensi bervariasi diantara individu, faeces terdiri dari bahan

makanan yang tidak tercerna, materi anorganik, air dan bakteri, Bahan

kekal kira-kira 75 % materi cair dan 25 materi padat (Smeltzer

Suzanne C, 2001).

C. Etiologi

Penyebab diare dapat di bagi dalam beberapa faktor :

a. Faktor infeksi

1. Infeksi enteral

Page 9: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Infeksi saluran pencernaan, makanan yang merupakan penyebab utama diare

pada anak meliputi :

Infeksi bakteri : vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, compylobacter, yersinia,

aeromonas.

Infeksi virus : entero virus (virus ECHO, coxsackie, poliomyelitis),

adenovirus, rotavirus, astrovirus.

Infeksi parasit : cacing (ascoris, trichoris, oxyuris, strongyloides), protozoa

(entamoeba histolitica, giardia lamblia, trichomonas), jamur (candida

albicans).

2. Infeksi parenteral

Infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti : otitis media akut (OMA),

tonsilitis / tomsilofaringitis, bronkopneumonia, dan ensefalitis.

b. Faktor malabsorbsi

o Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),

monosakrida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).

o Malabsorbsi lemak.

o Malabsorbsi protein

c. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

d. Faktor psikologis

Rasa takut dan cemas.

D. Patofisiologi

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus

enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia

Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa

mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi

Page 10: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus

pada Gastroenteritis akut.

Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang

lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan

minuman yang terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic

(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga

usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi

rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan

sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat

kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik

dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit

(Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan

Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan

gangguan sirkulasi darah.

E. Manifestasi Klinis

Mula-mula anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan

berkurang atau tidak ada.

Diare, tinja cair mungkin disertai lendir atau darah,warna berubah.

Anus dan daerah sekitarnya lecet.

Mual, muntah

Dehidrasi, BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar dan

cekung.

Selaput lendir bibir dan mulut kering

Nafas cepat dan dalam.

F. Penatalaksanaan

Medis

Page 11: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Dasar pengobatan diare adalah:

a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.

1) Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral

berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut

dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak

dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60

mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin

disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan

sukrosa.

2) Cairan parentral

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian

sebagai berikut:

- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg

1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set

berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20

tetes).

7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset

berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg

1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10

tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7

tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3

tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis

cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.

Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml

= 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

Page 12: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Untuk bayi berat badan lahir rendah

Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian

glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).

b. Pengobatan dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan

kurang dari 7 kg, jenis makanan:

- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh

- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)

- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang

tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.

c. Obat-obatan

Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang

mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

Keperawatan

Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan

sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan

nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit.

Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan

lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.

G. Pemeriksaan Diagnostik

1) Pemeriksaan feses, makroskopis dan mikroskopis : ditemukan kuman spesifik, bila

perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan resistensi

2) Pemeriksaan darah : leukositosis 13.000-22.000/mm3

3) Analisa gas darah : base excess rendah

4) Pemeriksaan serum elektrolit : natrium dan kalium menurun

H. Komplikasi

Page 13: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, brakikardia,

perubahan elektrokardiogram)

Hipoglikemia

Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defesiensi anzim

laktase)

Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik

Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS

A. Pengkajian (Sumber: Doengoes, ME, dkk, 2000)

1. Identitas

a. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku/ bangsa, agama, pekerjaan,

pendidikan, alamat.

Page 14: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

b. Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,

hubungan dengan pasien, alamat.

2. Riwayat keperawatan.

Awalan serangan : ,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul

diare.

Keluhan utama : Feces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan

elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar

cekung,tonus dan turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir

kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.

3. Riwayat kesehatan masa lalu

Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.

4. Riwayat psikososial keluarga.

Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi

keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan

pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi dengan

marah dan merasa bersalah.

5. Kebutuhan dasar.

Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali

sehari,BAK sedikit atau jarang.

Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan penurunan

berat badan pasien.

Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang

akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri

akibat distensi abdomen.

6. Pemerikasaan fisik.

a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis

sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan badan lemah,pernapasan agak

cepat.

b. Pemeriksaan sistematik :

Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir

kering,berat badan menurun,anus kemerahan.

Page 15: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Perkusi : adanya distensi abdomen.

Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.

Auskultasi : terdengarnya bising usus.

c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.

Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga

berat badan menurun.

d. Pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk

mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif.

B. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan output cairan yang berlebihan

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual

dan muntah

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang

berlebihan.

4. Resiko tiggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus

menerus

5. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasif

C. Rencana Keperawatan

No

Dx

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional

1 Gangguan Keseimbangan Cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan

Tujuan:

setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x

24 jam diharapkan

keseimbangan cairan

1. Lakukan

pendekatan

pada

penderita.

1. memudahkan kerja sama

antara perawat dan klien.

Page 16: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Ditandai dengan :- Peningkatan suhu tubuh

38,3oC.- Membran mukosa kering.- Badan lemah dan Letih

pasien kembali normal.

Kriteria Hasil:

Intake dan output

seimbang

Mata tidak cekung

Diare berhenti

Turgor kulit baik

Tidak mual

dan  muntah

Mukosa bibir lembab

Kadar elektrolit dalam

batasan normal :

* Natrium = 3,5 –5,5 mEq/l*Kalium = 135-145 mEq/l

2. Catat

Intake

Output.

3. Anjurkan

penderita

untuk

minum

banyak

(sedikit-

sedikit

sering).

4. Anjurkan

penderita

untuk tidak

makan

makanan

yang

merangsang

timbulnya

diare.

5. Monitoring

tanda-tanda

dehidrasi.

6. Kolaborasi

dengan tim

dokter

dalam

pemberian

2. Memudahkan membuat

asuhan keperawatan secara

tepat untuk intervensi

selanjutnya.

3. untuk mengganti caiaran

yang hilang.

4. untuk mencegah diare

lebih lama lagi

5. Mendeteksi secara dini

tanda-tanda dehidrasi.

6. Terapi yang tepat dan

cepat dapat mempercepat

kesembuhan dan

mencegah komplikasi

secara dini.

Page 17: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

obat dan

infus.

No

Dx

Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan kriteria

hasil

Intervensi Rasional

2 Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan mual dan muntah.

Ditandai dengan: 1.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan adekuat dalam waktu 3 x 24 jam

Kriteria Hasil:

Intake nutrisi yang

1. Lakukan pendekatan

pada klien dan

keluarga.

2. Kaji tingkat nutrisi

klien.

3. Beri makanan dalam

porsi kecil tetapi

1. memudahkan kerja sama antara perawat dan klien.

2. mengetahui keadaan nutrisi klien.

3. memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.

Page 18: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

2.

adekuat.

Mual,Muntah tidak

ada.

Klien dapat

menghabiskan

porsi makan yang

disajikan.

BB normal 11 kg

sering.

4. Hitung BB.

5. Kolaborasi dengan tim

medis (kokter) dalam

pemberian terapi.

4. mengetahui apakah ada penurunan berat badan selama perawatan.

5. mengetahui jenis obat yang dapat diberikan.

No

Dx

Diagnosa keperawatan

Tujuan dan kriteria

hasil

Intervensi Rasional

3 Resiko kerusakan

integritas kulit

yang berhubungan

dengan iritasi

karena diare.

Ditandai dengan:

- Anus Merah

- Anak Rewel

dan Gelisah

Tujuan :

Tidak terjadi kerusakan integritas kulit

Kriteria Hasil:

Kulit utuh

Tidak ada lecet

Integritas kulit

kembali normal.

iritasi tidak ada.

tanda-tanda

infeksi tidak ada

1. Ukur tanda – tanda vital.

2. Ganti popok/ celana dengan sering lap dengan lap kering.

3. Bersihkan bokong dengan perlahan – lahan dengan sabun lunak non alkalin dan air.

4. Hindari penggunaan tisu basah yang dijual bebas yang mengandung alkohol.

5. Kolaborasi:Berikan salep seperti seng oksida dan obat anti jamur.

1. mengetahui keadaan umum klien.

2. mencegah agar kulit tetap bersih dan kering.

3. membersihkan yang lembab karena feces diare sangat mengiritasi kulit.

4. Akan menyebabkan bau menyengat.

5. menghindari kulit dari iritasi dan mengobati infeksi jamur kulit.

Page 19: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

BAB IV

TINJAUAN KASUS

1. Format Pengkajian

Nama Mahasiswa : Mahasiswa

Tanggal Pengkajian : 17 Juli 2012

Tempat praktek : RSUD LUBUK BASUNG

I. Data Demografi

Nama : An. S

Tanggal masuk RS : 17 Juli 2012

Umur : 16 Bulan

Jenis kelamin : Laki- Laki

Status perkawinan : Belum Kawin

Agama : Islam

Suku :Minang

Pendidikan : Belum Sekolah

Alamat : Padang Tongga

Orang Yang Dapat dihubungi:

Nama : Ibu S

Alamat : Padang Tongga

Hubungan dengan pasien :

II. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Page 20: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Klien masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Basung kiriman ruang IGD

dengan keluhan mencret lebih dari 4 kali, demam sejak sehari sebelum masuk rumah

sakit dan mual dan sering muntah

b. Riwayat kesehatan sekarang

Pada saat melakukan pengkajian pada 17 juli 2012 kepada orang tua klien. Dia

mengatakan bahwa anaknya masih mau menyusui dan sekarang anak masih terlihat

lemah. Anak sudah di bawa berobat ke bidan sebelumnya, namun tidak ada perbaikan.

Anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang atau

tidak ada, diare, tinja cair mungkin disertai lendir atau darah,warna berubah,anus dan

daerah sekitarnya lecet,mual, muntah,dehidrasi, bb turun, turgor kulit berkurang, mata

dan ubun-ubun membesar dan cekung,selaput lendir bibir dan mulut kering,nafas

cepat dan dalam.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Orang tua klien mengatakan anaknya pernah menderita penyakit ini sebelumnya

d. Riwayat kesehatan keluarga

Orang tua klien mengatakan ada riwayat keluarganya yang pernah menderita penyakit

ini sebelumnya.

e. Riwayat lingkungan

Orang tua klien mengatakan tinggal di lingkungan yang bersih.

f. Riwayat psikososial

Klien sering rewel.

III. Riwayat kesehatan fungsional

a) Pola aktifitas dan latihan

Do : Klien terlihat lemah dan sering menangis

Ds : orang tua klien mengatakan kalau dalam melakukan aktivitas di bantu olehnya.

b) Pola nutrisi dan metabolisme

Do :.-BB :9 Kg, klien hanya menghabiskan makanan seperempat porsi .

Ds : Ibu S mengatakan memberikan ASI kepada anaknya setiap kali anaknya

menangis. An S juga ada minum air putih sebanyak lebih kurang 250 cc.

c) Pola eliminasi

Page 21: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Do : Klien terlihat tidak ada masalah dalam BAK

Ds : Orang tua klien mengatakan BAB 5x/hari dengan karakteristik cair dan

berlendir.

d) Pola tidur dan istirahat

Do : Klien terlihat susah untuk tidur karena rewel.

Ds : Klien sering menangis.

IV Pemeriksaan Fisik

a)Keadaan umum

Kesadaran : composmetis

BB :9 kg

TB :85 cm

b)Tanda Vital

Nadi : 160x/i

Pernafasan : 28x/i

Suhu : 38,30C

c)Kepala

Lingkar kepala: 45 cm

Ubun-ubun : tampak cekung

d)Mata

Konjungtiva : Tidak Anemis

Sklera : Tidak Ikterik

Air Mata : Ada

Bentuk : Cekung

e)Hidung

Septum nasal : tegak lurus

Polip : Tidak ada

Kotoran :Tidak ada

Sekret :Tidak terdapat purulen

f)Telinga

Page 22: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Membran tympani : baik

Mastoid : tidak ada peradangan

g)Mulut

Mukosa : kering

h )Leher

Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran

Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran

i) Dada

Inspeksi : normo chest

Palpasi : takti fremitus normal

Perkusi : sonor

Auskultasi: vesikuler

k)Abdomen

Inspeksi : Perut anak tidak membuncit, bernapas menggunakan

otot perut.

Auskultasi : Bising usus (+) yaitu 14 x i,bunyi nyaring dan jelas.

Palpasi : Lembek, hepar tidak teraba, limpa tidak teraba, tidak

ada nyeri tekan, turgor baik.

Perkusi : tympani di seluruh permukaan abdomen.

l) Anus dan Rektum : Anus lecet dan terlihat sedikit kemerahan

m) Pungggung : Tidak terdapat kelainan tulang punggung fremitus

takstil teraba sama kiri dan kanan

n) Ekstremitas atas dan bawah

Lengkap, gerakan aktif , ROM (+)

V. Pemeriksaan Tumbuh Kembang

Page 23: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

a). Motorik kasar

Ds: Ibu An.S mengatakan anaknya sudah mampu berjalan mengeksplorasi rumah

secara sekeliling rumah

Do: An.S tampak sudah mampu berjalan.

b) Motorik halus

Ds : Ibu An.S mengatakan anak sudah bisa menyusun 2 atau 3 kotak

Do: An.S terlihat tampak bisa bermain sendiri di tempat tidur.

c) kognitif dan bahasa

Ds:Ibu An.S mengatakan anaknya sudah mbisa mengatkan 5-10 kata.

Do:anak sudah bisa mengatakan 5- 10 kata

d) Kemandirian dan bergaul

Ds: Ibu An.S mengatakan anak nya marah kalau saudaranya dekat sama Ibu An.S

Do:anak memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing.

Page 24: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

B. DATA FOKUS

Data Subjektif Data Objektif

- Ibu mengatakan BAB An. S

mencret

- Ibu An S mengatakan anak nya

sering muntah

- Ibu An.S mengatakan demam

sejak seharisebelum Rumah

Sakit.

- Ibu mengatakan An.S kurang

nafsu makan

- Ibu An.S mengatakan

Menghabiskan seperempat

piring makanan dari RS.

- Ibu mengatakan An.S rewel dan

gelisah.

- Ibu mengatakan anus An.S

merah

- orang tua klien mengatakan

kalau dalam melakukan aktivitas

di bantu olehnya.

- Ibu S mengatakan memberikan

ASI kepada anaknya setiap kali

anaknya menangis. An S juga

ada minum air putih sebanyak

lebih kurang 250 cc.

- Orang tua klien mengatakan

- BB : 9 kg

-TB: 85 cm

-Ubun-ubun klien tampak cekung

-Turgor Kulit Jelek

TTV :

S:38,3oC

N:160x/i

P:28x/i

- Klien terlihat lemah dan sering

menangis.

- klien hanya menghabiskan

makanan seperempat porsi .

- Klien terlihat susah untuk tidur

karena rewel.

- An.S tampak sudah mampu

berjalan.

Page 25: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

BAB 5x/hari dengan

karakteristik cair dan berlendir.

C. ANALISA DATA

Page 26: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

NO Data Patofisiologi Masalah

1

2.

DS:

-Ibu mengatakan

BAB An. S

mencret.

- Ibu An S

mengatakan

anak nya sering

muntah

- Ibu An.S

mengatakan

demam sejak

seharinsebelum

Rumah Sakit.

DO:

Infeksi,Malabsorbsi,Makanan

Enteral

Makanan

Mulut

Saluran Pencernaan

Usus Halus

Makanan tidak diserap

Tekanan Osmotik

sekresi air non elektolit

Isi rongga usus

Usus terangsang untuk

mengeluarkan

Diare

Tinja Encer

Kehilangan cairan non

elektrolit

Kadar natrium

Dehidrasi hipotonik

Infeksi,Malabsorbsi,Makanan

Gangguan

keseimbangan

cairan dan

elektolit

Gangguan

Ganggun Keseimbangan cairan dan elektrolit

Page 27: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

2. Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.

2) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual

dan muntah.

3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang

berlebihan.

Page 28: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

D. Rencana Keperawatan

No

dx

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit kurang

dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan output

cairan yang berlebihan.

DS: -Ibu An.S mengatakan

An.S mencret 4 kali

-Ibu mengatakan BAB

An. S mret

- Ibu An S mengatakan

anak nya sering muntah.

- Ibu An.S

mengatakan demam

sejak sehari sebelum

Rumah Sakit.

DO:

Tujuan:

setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan keseimbangan

cairan pasien kembali normal.

Kriteria Hasil:

Intake dan output seimbang

Mata tidak cekung

Diare berhenti

Turgor kulit baik

Tidak mual dan  muntah

Mukosa bibir lembab

Kadar elektrolit dalam

batasan normal :

* Natrium = 3,5 –5,5 mEq/l*Kalium = 135-145 mEq/l

1.Lakukan pendekatan pada

penderita.

2. Ukur Tanda-Tanda Vital

3.Catat Intake Output.

4.Anjurkan penderita untuk

minum banyak (sedikit-

sedikit sering).

5. Monitoring tanda-tanda

dehidrasi.

6. Anjurkan penderita untuk

tidak makan makanan

yang merangsang

timbulnya diare.

7. Kolaborasi dengan tim

1. memudahkan kerja sama antara

perawat dan klien.

2. mengetahui keadaan umum klien

3. Memudahkan membuat asuhan

keperawatan secara tepat untuk

intervensi selanjutnya.

4. mengganti caiaran yang hilang.

5. mendeteksi secara dini tanda-

tanda dehidrasi.

6. mencegah diare lebih lama lagi.

7. Terapi yang tepat dan cepat dapat

Page 29: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

2.

- BB : 9 kg

-TB: 85 cm

-Ubun-ubun klien tampak

cekung

-Turgor Kulit Jelek

TTV :

S:38,3oC

N:160x/i

P:28x/i

Gangguan kebutuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

mual dan muntah

Ds:

-Ibu mengatakan An.S

kurang nafsu makan

-Ibu An.S mengatakan

Menghabiskan seperempat

piring makanan dari RS.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan adekuat dalam waktu 3 x 24 jam

Kriteria Hasil:

Intake nutrisi yang adekuat.

Mual,Muntah tidak ada.

Klien dapat menghabiskan

porsi makan yang disajikan.

BB normal 11 kg

dokter dalam pemberian

obat dan infus.

1. Lakukan pendekatan pada

klien dan keluarga.

2. Kaji status nutrisi klien.

3. Beri makanan dalam porsi

kecil tetapi sering.

4. Hitung BB.

5.Kolaborasi dengan tim

medis (dokter) dalam

mempercepat kesembuhan dan

mencegah komplikasi secara dini.

1. memudahkan kerja

sama antara perawat dan klien.

2. mengetahui keadaan

nutrisi klien.

3. memenuhi kebutuhan

nutrisi tubuh.

4. mengetahui apakah

ada penurunan berat badan selama

perawatan.

5. mengetahui jenis obat

Page 30: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

3.

Do:

-BB : 9 kg

-BB sebelumnya : 10 kg

-Anak terlihat Lemah

-Klien tampak

menghabiskan makanan

seperempat porsi.

Kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan

iritasi,frekwensi BAB yang

berlebihan.

Ds: Ibu mengatakan An.S

rewel dan gelisah

-Ibu mengatakan anus An.S

merah

Do:

-An.S kelihatan rewel dan

gelisah

-Anus An.S kelihatan merah

Tujuan :

Tidak terjadi kerusakan integritas kulit

Kriteria Hasil:

- Kulit utuh

- Tidak ada lecet

- Integritas kulit kembali

normal.

- iritasi tidak ada.

- tanda-tanda infeksi

tidak ada

pemberian terapi.

1. Bersihkan bokong dengan

perlahan – lahan dengan

sabun lunak non alkalin dan

air.

2. Hindari penggunaan tisu

basah yang dijual bebas

yang mengandung

alkohol.

3. Kolaborasi:

Berikan salep seperti seng

oksida dan obat anti jamur

yang dapat diberikan.

1. mencegah agar kulit tetap bersih

dan kering.

2. Akan menyebabkan bau

menyengat.

3. menghindari kulit dari iritasi

dan mengobati infeksi jamur

kulit.

Page 31: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS
Page 32: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Catatan Perkembangan

Hari/

TanggalNo. Dx. Implementasi Evaluasi

Selasa/

17-7-

2012

Jam

09.00

1. Gangguan

keseimbangan

cairan dan

elektrolit

kurang dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan output

cairan yang

berlebihan.

1. Melakukan pendekatan

pada penderita dengan

cara komunikasi

terapeutik.

2. mengukur Tanda-

Tanda Vital.

(Nadi:160xi, P:28xi,

S:38,3oC)

3. Mencatat Intake( ASI

setiap An.S menangis,

Air putih 250 cc)

Output(BAB 4 kali)

4. Menganjurkan

penderita untuk minum

banyak (sedikit-sedikit

sering).

5. Memonitoring tanda-

tanda dehidrasi.

6. Menganjurkan pada Ibu

Untuk tidak

memberikan makanan

yang merangsang

timbulnya diare.

7. Mengkolaborasikan

dengan tim dokter

dalam pemberian obat

dan infus ( RL dalam

2,5jam:220 tetes/menit.

Selanjutnya 16 tetes.

Oralit 1x1 sachet setiap

Jam 12.00

S: Ibu An.S mengatakan badan

anaknya masih lemah letih

O:- Ibu An.S mengatakan anak

Nya BAB sudah 4 kali dari

pagi.

-An.S terlihat Lemah dan Letih

-Ubun-ubun cekung

-Turgor kulit jelek

-Mukosa kering

A:Masalah gangguan

keseimbangan cairan dan

elektrolit kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

output cairan yang berlebihan

belum Teratasi

P: Intervensi dilanjutkan:

- ukur Tanda-Tanda Vital.

- catat Intake Output

- anjurkan penderita untuk

minum banyak (sedikit-

sedikit sering).

- monitoring tanda-tanda

dehidrasi.

- kolaborasikan dengan tim

dokter dalam pemberian

obat dan infus

Page 33: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

2. Gangguan

kebutuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

mual dan muntah

3.Kerusakan

integritas kulit

berhubungan dengan

iritasi,frekwensi BAB

yang berlebihan.

kali muntah dan BAB

1. Melakukan pendekatan pada

klien dan keluarga.

2. mengkaji status nutrisi klien.

3.Memberi makanan dalam

porsi kecil tetapi sering.

4. mengitung BB( 9 kg)

5. mengkolaborasi dengan tim

medis (dokter) dalam

pemberian terapi.

6. mengukur tanda – tanda

vital.(Nadi:160xi, P:28xi,

S:38,3oC

1. menganjurkan pada Ibu

untuk mengganti popok/

celana dengan sering lap

dengan lap kering.

2. Menganjurkan pada ibu

membersihkan bokong dengan

perlahan – lahan.

S: Ibu mengatakan An.S kurang

nafsu makan

-Ibu An.S mengatakan

Menghabiskan seperempat

piring makanan dari RS.

O: BB : 9 kg

-BB sebelumnya : 10 kg

-Anak terlihat Lemah

-Klien tampak menghabiskan

makanan seperempat porsi

A:Masalah gangguan kebutuhan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

mual dan muntah belum teratasi

P: Intervensi di lanjutkan:

- kaji status nutrisi klien.

- beri makanan dalam porsi

kecil tetapi sering.

mengitung BB.

- kolaborasi dengan tim medis

(dokter) dalam pemberian

terapi.

- ukur tanda – tanda vital.

S: Ibu mengatakan An.S rewel

dan gelisah

-Ibu mengatakan anus An.S

merah

O: An.S kelihatan rewel dan

gelisah

-Anus An.S kelihatan merah

Page 34: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

Rabu/

18-7-

2012

Jam

09.00

1. Gangguan

keseimbangan

cairan dan

elektrolit kurang

dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan output

cairan yang

berlebihan.

3 Menganjurkan pada ibu

untuk menhindari penggunaan

tisu basah yang dijual bebas

yang mengandung alkohol.

1. mengukur Tanda-Tanda

Vital (Nadi:160xi, P:28xi,

S:38,3oC)

2.Mencatat Intake( ASI setiap

An.S menangis, Air putih 250

cc) Output(BAB 4 kali)

3. Menganjurkan penderita

untuk minum banyak (sedikit-

sedikit sering).

4.Memonitoring tanda-tanda

dehidrasi.

Mengan

5. menganjurkan pada Ibu

Untuk tidak memberikan

A: Masalah Kerusakan

integritas kulit berhubungan

dengan iritasi,frekwensi BAB

yang berlebihan belum Teratasi

P: Intervensi di Lanjutkan:

- anjurkan pada Ibu untuk

mengganti popok/ celana

dengan sering lap dengan lap

kering.

- anjurkan pada ibu

membersihkan bokong dengan

perlahan – lahan.

- anjurkan pada ibu untuk

menghindari penggunaan

tisu basah yang dijual bebas

yang mengandung alkohol.

Jam 12.00

S: Ibu An.S mengatakan badan

anaknya masih lemah letih

O:- Ibu An.S mengatakan anak

Nya BAB sudah 4 kali dari

pagi.

-An.S terlihat Lemah dan Letih

-Ubun-ubun cekung

-Turgor kulit jelek

-Mukosa kering

A: Masalah gangguan

keseimbangan cairan dan

elektrolit kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

output cairan yang berlebihan

Page 35: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

2. Gangguan

kebutuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

mual dan muntah

makanan yang merangsang

timbulnya diare.

6. Mengkolaborasikan dengan

tim dokter dalam pemberian

obat dan infus ( RL dalam 2,5

jam:220 tetes/menit.

Selanjutnya 16 tetes. Oralit

1x1 sachet setiap kali muntah

dan BAB

1. Melakukan pendekatan pada

klien dan keluarga.

2. mengkaji status nutrisi klien.

3.Memberi makanan dalam

porsi kecil tetapi sering.

4. mengitung BB( 9 kg)

5.mengkolaborasi dengan tim

medis (dokter) dalam

pemberian terapi.

belum Teratasi

P: Intervensi dilanjutkan:

- ukur Tanda-Tanda Vital.

- catat Intake Output

- anjurkan penderita untuk

minum banyak (sedikit-

sedikit sering).

- monitoring tanda-tanda

dehidrasi.

- kolaborasikan dengan tim

dokter dalam pemberian

obat dan infus

S: Ibu mengatakan An.S kurang

nafsu makan

-Ibu An.S mengatakan

Menghabiskan seperempat

piring makanan dari RS.

O: BB : 9 kg

-BB sebelumnya : 10 kg

-Anak terlihat Lemah

-Klien tampak menghabiskan

makanan seperempat porsi

A:Masalah gangguan kebutuhan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

mual dan muntah belum teratasi

P: Intervensi di lanjutkan:

- kaji status nutrisi klien.

- beri makanan dalam porsi

kecil tetapi sering.

mengitung BB.

- kolaborasi dengan tim medis

(dokter) dalam pemberian

Page 36: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

3. Kerusakan

integritas kulit

berhubungan dengan

iritasi,frekwensi BAB

yang berlebihan.

1. menganjurkan pada Ibu

untuk mengganti popok/

celana dengan sering lap

dengan lap kering.

2. Menganjurkan pada ibu

membersihkan bokong dengan

perlahan – lahan.

3 Menganjurkan pada ibu

untuk menhindari penggunaan

tisu basah yang dijual bebas

yang mengandung alkohol.

terapi.

- ukur tanda – tanda vital.

S: Ibu mengatakan An.S rewel

dan gelisah

-Ibu mengatakan anus An.S

merah

O: An.S kelihatan rewel dan

gelisah

-Anus An.S kelihatan merah

A: Masalah Kerusakan

integritas kulit berhubungan

dengan iritasi,frekwensi BAB

yang berlebihan belum Teratasi

P: Intervensi di Lanjutkan:

- anjurkan pada Ibu untuk

mengganti popok/ celana

dengan sering lap dengan lap

kering.

- anjurkan pada ibu

membersihkan bokong dengan

perlahan – lahan.

- anjurkan pada ibu untuk

menghindari penggunaan

tisu basah yang dijual bebas

yang mengandung alkohol.

BAB V

PENUTUP

Page 37: Seminar Kasus Pada Gastroenteritis d RSUD LUBAS

5.1 KESIMPULAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja, berbentuk cairan atau setengah

cairan (setengah padat) dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari

biasanya (normal 100-200 ml) per jam tinja

Keputusan untuk melakukan asuhan keperawatan harus segera diambil karena setiap

keterlambatan akan menimbulkan penyakit yang berakibat meningkatkan morbiditas dan

mortalitas. Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya tergantung dari kemampuan

melakukan analisis pada data anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil pembuatan makalah ini penulis mengharapkan terutama kepada

pembaca khususnya mahasiswa STIKES CERIA BUANA agar menambah wawasan tentang

konsep bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Gasroenteritis

dalam Sistem Pencernaan.