Upload
agung-gutama
View
112
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gastroenteritis
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan dalah bagian integral dari penbangunan nasional dan diarahkan
untuk peningkatkan mutu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif serta
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarkat. Upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui peningkatan perilaku hidup sehat,
pemeliharaan lingkungan sehat, pelayanan kesehatan masyarakat yang berhasil dan
berdayaguna ( Depkes RI, 1999 ).
Masalah diare atau gastroenteritis merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia,
bahkan bisa mengakibatkan kematian khususnya pada anak anak dan balita. Sudah
selayaknya semua sector wajib untuk memperhatikan masalah ini.
Hal ini tercemin banyak orang yang menderita penyakit diare atau gastroenteritis yang masuk
keluar dari Rumah Sakit.Akibat dari penyakit diare banyak faktor diantaranya kesehatan
lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi, faktor sosial ekonomi, menentukan serangan
penyakit diare, walaupun banyak kasus diare yang mengalami dehidrasi namun banyak yang
meninggal bila tidak dilakukan tindakan-tindakan yang tepat. (Mansjoer Arif, 2001)
Masyarakat pada umumnya selalu menganggap suatu hal penyakit diare adalah
sepele, sedangkan jika mengetahui yang terjadi sebenarnya banyak penderita diare yang
mengalami kematian. Penyakit gastrointeritis merupakan penyakit yang harus sege ra
ditangani karena dapat mengalami dehidrasi berat yang mengakibatkan syok hipovolemik dan
mengalami
kematian.
Masalah pada penyakit gastrointeritis atau diare yang dapat mengakibatkan kematian
berupa komplikasi lain dan masalah lain yang berkaitan dengan diare belum sepenuhnya
ditanggulangi secara memadai, namun berbagai peran untuk mencegah kematian yang berupa
komplikasi dan masalah lain seperti pelayanan kesehatan yang baik dan terpenuhi, dalam
mencegah penyakit diare dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua warga
masyarakat tentang penyakit gastroenteriritis serta peran keluarga dan warga sekitarnya
sangat mendorong turunnya terjadinya penyakit gastroenteritis karena dari keluargalah pola
hidup seseorang terbentuk. Dengan pola hidup yang sehat dan bersih dapat mencegah
terjadinya penyakit gastrointeritis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat menentuka dan menaplikasikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan
gastroenteritis
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui konsep dasar keperawatan gastroenteritis
b. Dapat memberikan asuhan keperawatan tentang gastroenteritis
c. Dapat melakukan Amnesa pada klien dengan gastroenteritis
d. Dapat membuat analisa data pada klien gastroenteritis
e. Dapat menentukan diagnosa keperawatan pada klien gastroenteritis
f. Dapat membuat Rencana Asuhan keperawatan pada klien gastroenteritis
g. Dapat melakukan Implementasi keperawatan pada klien dengan gastroenteritis
h. Dapat melakukan evaluasi keperawatan pada klien Gastroenteritis
i. Dapat membuat dokumentasi keperawatan pada klien gastroenteritis
C. Manfaat
Bagi Mahasiswa
1. Sebagai persyaratan menyelesaikan Preklinik Semester IV Pada Program Akademik.
2. Untuk mendapatkan gambaran yang nyata dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan
Anak pada klien dengan gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroenteritis
Bagi Institusi Pendidikan
Menerapkan teori secara terpadu untuk praktikum dan akan berguna untuk
perbaikan dalam sumbangan pemikiran dalam memberikan Asuhan Keperawatan
kepada klien sehingga meningkatkan mutu pendidikan.
Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikan informasi dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
terutama pada klien dengan gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroeneteritis.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam pengumpulan data pada penyusunan Asuhan Keperawatan
ini adalah metode deskriptif yakni suatu metode penulisan yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif dan nyata.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Wawancara
Untuk memperoleh data, penulis melakukan tanya jawab langsung dengan
klien, keluarga, perawat yang ada diruangan, wawancara dilakukan dengan cepat dan
tepat dalam keperawatan anak
Observasi
Dilakukan dengan pengamatan dan pengkajian secara langsung serta
berkesinambungan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan klien.
Pemeriksaan Fisik
Untuk memperoleh data praktikum juga melakukan pemeriksaan dan
pengukuran langsung mengenai masalah yang ada pada klien.
Tinjauan Literatur
Metode ini digunakan untuk mencari, mempelajari, menganalisa dan
mengumpulkan bahan-bahan dari buku ilmiah, majalah bahan kuliah serta catatan lain
yang dibutuhkan dan berkaitan dengan penulisan ini.
Dokumentasi pelaksanaan
Tindakan Dilakukan dengan cara mendokumentasikan implementasi keperawatan
anak dan evaluasi segera setelah diakukan tindakan keperawatan.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Gastroenteritis
Diare akut (Gastroenteritis) adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan
oleh berbagai bakteri, virus dan patogen parasitik (Wong, Donna L. 2003; 492)
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam
beberapa jam sampai 7 atau 14 hari (Mansjoer, Arif. 2000; 500).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah. 1997; 143).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja, berbentuk cairan atau
setengah cairan (setengah padat) dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak
dari biasanya (normal 100-200 ml) per jam tinja (Noer, Sjaifoellah. 1996; 451).
B. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Saluran gastrointestinal adalah jalur (panjang totalnya 23 sampai 26 kaki) yang
berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung dan usus sampai anus.
1) Mulut
Mulut merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan. Dinding dari cavum
oris mempunyai struktur yang melayani fungsi mastikasi, salivasi, menelan,
kecap dan bercakap. Mulut dibatasi pada kedua sisi pipi yang dibentuk oleh
muskulis businatorius, atapnya adalah palatum yang memisahkannya dari hidung
dan bagian atas dari faring, lidah membentuk bagian terbesar dari dasar mulut.
Terdapat tiga pasang glandula salivarius (parotid, mandibular dan sublingual).
Glandula salivarius mensekresikan saliva via duktus ke dalam mulut. Glandulla
diinervasi baik oleh saraf parasimpatis dan simpatis (Rosa M. Sacharin, 1993).
Dalam rongga mulut terdapat :
Lidah
Lidah menempati kavum oris dan melekat secara langsung pada epiglotis
dalam laring.
Gigi
Manusia dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa
kehidupan yang berbeda-beda. Set pertama adalah gigi primer atau susu
yang bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama satu tahun
pertama dan kedua. Set kedua atau set permanen menggantikan gigi
primer dan ini mulai tumbuh pada sekitar umur 6 tahun. Terdapat 20 gigi
susu dan 32 gigi permanen (Rosa M. Sacharin, 1993)
2) Faring
Faring merupakan saluran lanjut dari rongga mulut dan rongga hidung dengan
dinding yang terdiri dari lapisan mukosa, muscularis dan serosa
3) Esofagus
Terletak di mediastinum rongga torakal, anterior terhadap tulang punggung dan
posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang dapat mengempis ini,
panjangnya kira-kira 25 cm (10 inci), menjadi distensi bila makanan melewatinya
(Smeltzer Suzanne C, 2001).
4) Lambung
lambung ditempatkan di bagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah
tubuh. Tepat d bawah diafragma kiri. Lambung dapat di bagi dalam empat bagian
anatomis: kardia (jalan masuk), fudus, korpus dan pilorus.
Otot halus sirkuler di dinding pilorus membentuk sfingter piloris dan mengontrol
lubang diantara lambung dan usus halus (Smeltzer Suzanne C, 2001). Kapasitas
lambung adalah antara 30 dan 35 ml saat lahir dan meningkat sampai sekitar 75
ml pada kehidupan minggu kedua. Pada akhir bulan pertama ini sekitar 10 ml,
sementara kapasitas lambung rata-rata orang dewasa adalah 1000 ml (Rosa M.
Sacharin, 1993).
5) Intestinum (Usus halus)
Adalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal, yang jumlah
panjangnya kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm area permukaan untuk
sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut duodenum, bagian
tengah disebut yeyunum dan bagian bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus
halus dan usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini disebut
sekum.
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi untuk mengontrol
pasase isi usus ke dalam usus besar dan mencegah refluks bakteri ke dalam usus
halus. Pada tempat ini terdapat appendiks veriformis.
Terdiri dari segmen asenden pada sisi kanan abdomen, segmen transversum yang
memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri, dan segmen desenden pada sisi kiri
abdomen. Bagian ujung dari usus besar terdiri dari dua bagian kolon sigmoid dan
rektum. Rektum berlanjut pada anus. Jalan keluar anal di atur oleh jaringan otot
lurik yang membentuk baik sfingter internal dan eksternal.
6) Usus besar (intestinum crassum)
Terdiri dari caecum, appendix, colon dan rectum.
b. Fisiologi
Proses pencernaan mulai dengan aktivitas mengunyah, dimana makanan dipecah ke
dalam partikel kecil yang dapat ditelan dan dicampur dengan enzim pencernaan.
Saliva adalah sekresi pertama yang kontak dengan makanan.
Menelan mulai sebagai aktifitas volunter yang di atur oleh pusat menelan di medulla
oblongata dari sistem saraf pusat. Saat makanan ditelan, epiglotis bergerak menutup
lubang trakea dan karenanya mencegah aspirasi makanan ke dalam paru-paru.
Menelan, mengakibatkan bolus makanan berjalan ke dalam esofagus atas, yang
berakhir sebagai aktivitas refleks, otot halus di dinding esofagus berkontraksi dalam
urutan irama dari esofagus ke arah lambung untuk mendorong bolus makanan
sepanjang saluran. Selama proses peristaltik esofagus ini, sfingter esofagus bawah
rileks dan memungkinkan bolus makanan masuk lambung. Akhirnya, sfingter
esofagus menutup dengan rapat untuk mencegah refluks isi lambung ke dalam
esofagus.
Lambung mensekresi cairan yang sangat asam dalam berespon atau sebagai antisipasi
terhadap pencernaan makanan. Cairan ini yang dapat mempunyai pH serendah 1,
memperoleh keasamannya dari asam hidroklorida yang disekresikan oleh kelenjar
lambung.
Fungsi sekresi asam ini dua kali lipat :
Untuk memecah makanan menjadi komponen yang lebih dapat diabsorbsi.
Untuk membantu destruksi kebanyakan bakteri pencernaan.
Lambung dapat menghasilkan sekresi kira-kira 2, 4 L/hari. Sekresi lambung
juga mengandung enzim pepsin yang penting untuk memulai pencernaan
protein. Faktor instrinsik juga disekresi oleh mukosa gaster. Kontraksi
peristaltik di dalam lambung mendorong isi lambungnya ke arah pilorus.
Karena partikel makanan besar tidak dapat melewati sfingter pilorus, partikel
ini diaduk kembali ke korpus lambung. Makanan tetap berada di lambung
selama waktu yang bervariasi, dari setengah jam sampai beberapa jam
tergantung pada ukuran partikel makanan, komposisi makanan dan faktor lain.
Peristaltik di dalam lambung dan kontraksi sfingter pilorus memungkinkan
makanan dicerna sebagian untuk masuk ke usus halus (Smeltzer Suzanne C,
2001).
Proses pencernaan berlanjut ke duodenum, sekresi di dalam duodenum datang
dari pankreas, hepar dan kelenjar di dinding usus itu sendiri. Karakteristik
utama dari sekresi ini adalah kandungan enzim pencernaan yang tinggi.
Sekresi pankreas mempunyai pH alkalin karena konsentrasi bikarbonatnya
yang tinggi. Ini menetralisir asam yang memasuki duodenum dari lambung.
Pankreas juga mensekresi enzim pencernaan, termasuk tripsin, yang
membantu dalam pencernaan protein, amilase yang membantu dalam
pencernaan zat pati dan lipase yang membantu dalam pencernaan lemak.
Empedu (disekresi oleh hepar dan disimpan di dalam kandung empedu)
membantu mengemulsi lemak yang dicerna.
Sekresi kelenjar usus terdiri daru mukus, yang menyelimuti sel-sel dan
melindungi mukosa dari serangan oleh asam hidroklorida, hormon, elektrolit
dan enzim. Hormon, neuroregulator dan regulator lokal ditemukan di dalam
sekresi usus, berfungsi mengontrol laju sekresi usus dan mempengaruhi
motilitas gastrointestinal. Sekresi usus total kira-kira getah pankreas 1 L/hari,
empedu 0.5 L/hari dan kelenjar usus halus 3 L/hari. Ada 2 tipe kontraksi yang
terjadi secara teratur di usus halus :
- Kontraksi segmental yang menghasilkan campuran gelombang yang
menggerakkan isi usus ke belakang dan ke depan dalam gerakan
mengaduk.
- Peristaltik usus mendorong isi usus halus tersebut ke arah kolon.
Karbohidrat dipecahkan menjadi disakarida dan monosakarida. Protein
dipecahkan menjadi asam amino dan peptida. Lemak dicerna
diemulsifikasi menjadi monogliserida dan asam lemak. Dalam 4 jam
setelah makan, materi sisa residu melewati ileum terminalis dan
dengan perlahan melewati bagian proksimal kolon melalui katup
ileusekal. Populasi bakteri adalah komponen utama dari isi usus besar.
Bakteri membantu menyelesaikan pemecahan materi sisa dan garam
empedu.
Aktivitas peristaltik yang lemah menggerakkan isi kolonik dengan
perlahan sepanjang saluran. Transport lambat ini memungkinkan
reabsorbsi efisien terhadap air dan elektrolit. Materi sisa dari makanan
akhirnya mencapai dan mengembangkan anus, biasanya dalam kira-
kira 12 jam sebanyak seperempat dari materi sisa makanan mungkin
tetap berada direktum 3 hari setelah makanan dicerna.
Distensi rektum secara relatif menimbulkan kontraksi otot-ototnya dan
merilekskan sfinger anal internal yang biasanya tertutup. Sfingter
internal dikontrol oleh sistem saraf otonom, sfringter eksternal di
bawah kontrol sadar dari kortektes serebral.
Rata-rata frekuensi defekasi pada manusia adalah sekali sehari, tetapi
frekuensi bervariasi diantara individu, faeces terdiri dari bahan
makanan yang tidak tercerna, materi anorganik, air dan bakteri, Bahan
kekal kira-kira 75 % materi cair dan 25 materi padat (Smeltzer
Suzanne C, 2001).
C. Etiologi
Penyebab diare dapat di bagi dalam beberapa faktor :
a. Faktor infeksi
1. Infeksi enteral
Infeksi saluran pencernaan, makanan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak meliputi :
Infeksi bakteri : vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, compylobacter, yersinia,
aeromonas.
Infeksi virus : entero virus (virus ECHO, coxsackie, poliomyelitis),
adenovirus, rotavirus, astrovirus.
Infeksi parasit : cacing (ascoris, trichoris, oxyuris, strongyloides), protozoa
(entamoeba histolitica, giardia lamblia, trichomonas), jamur (candida
albicans).
2. Infeksi parenteral
Infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti : otitis media akut (OMA),
tonsilitis / tomsilofaringitis, bronkopneumonia, dan ensefalitis.
b. Faktor malabsorbsi
o Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakrida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
o Malabsorbsi lemak.
o Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
d. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas.
D. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang
lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga
usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi
rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan
sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik
dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit
(Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan
Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan
gangguan sirkulasi darah.
E. Manifestasi Klinis
Mula-mula anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada.
Diare, tinja cair mungkin disertai lendir atau darah,warna berubah.
Anus dan daerah sekitarnya lecet.
Mual, muntah
Dehidrasi, BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar dan
cekung.
Selaput lendir bibir dan mulut kering
Nafas cepat dan dalam.
F. Penatalaksanaan
Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral
berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut
dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak
dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60
mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin
disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan
sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:
- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set
berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20
tetes).
7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset
berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis
cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml
= 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian
glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan:
- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh
- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang
tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
Keperawatan
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan
sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan
nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit.
Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan
lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan feses, makroskopis dan mikroskopis : ditemukan kuman spesifik, bila
perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan resistensi
2) Pemeriksaan darah : leukositosis 13.000-22.000/mm3
3) Analisa gas darah : base excess rendah
4) Pemeriksaan serum elektrolit : natrium dan kalium menurun
H. Komplikasi
Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, brakikardia,
perubahan elektrokardiogram)
Hipoglikemia
Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defesiensi anzim
laktase)
Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS
A. Pengkajian (Sumber: Doengoes, ME, dkk, 2000)
1. Identitas
a. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku/ bangsa, agama, pekerjaan,
pendidikan, alamat.
b. Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,
hubungan dengan pasien, alamat.
2. Riwayat keperawatan.
Awalan serangan : ,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul
diare.
Keluhan utama : Feces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar
cekung,tonus dan turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir
kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.
4. Riwayat psikososial keluarga.
Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan
pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi dengan
marah dan merasa bersalah.
5. Kebutuhan dasar.
Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari,BAK sedikit atau jarang.
Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan penurunan
berat badan pasien.
Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang
akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri
akibat distensi abdomen.
6. Pemerikasaan fisik.
a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis
sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan badan lemah,pernapasan agak
cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :
Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir
kering,berat badan menurun,anus kemerahan.
Perkusi : adanya distensi abdomen.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga
berat badan menurun.
d. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif.
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang
berlebihan.
4. Resiko tiggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus
menerus
5. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasif
C. Rencana Keperawatan
No
Dx
Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Gangguan Keseimbangan Cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan
Tujuan:
setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x
24 jam diharapkan
keseimbangan cairan
1. Lakukan
pendekatan
pada
penderita.
1. memudahkan kerja sama
antara perawat dan klien.
Ditandai dengan :- Peningkatan suhu tubuh
38,3oC.- Membran mukosa kering.- Badan lemah dan Letih
pasien kembali normal.
Kriteria Hasil:
Intake dan output
seimbang
Mata tidak cekung
Diare berhenti
Turgor kulit baik
Tidak mual
dan muntah
Mukosa bibir lembab
Kadar elektrolit dalam
batasan normal :
* Natrium = 3,5 –5,5 mEq/l*Kalium = 135-145 mEq/l
2. Catat
Intake
Output.
3. Anjurkan
penderita
untuk
minum
banyak
(sedikit-
sedikit
sering).
4. Anjurkan
penderita
untuk tidak
makan
makanan
yang
merangsang
timbulnya
diare.
5. Monitoring
tanda-tanda
dehidrasi.
6. Kolaborasi
dengan tim
dokter
dalam
pemberian
2. Memudahkan membuat
asuhan keperawatan secara
tepat untuk intervensi
selanjutnya.
3. untuk mengganti caiaran
yang hilang.
4. untuk mencegah diare
lebih lama lagi
5. Mendeteksi secara dini
tanda-tanda dehidrasi.
6. Terapi yang tepat dan
cepat dapat mempercepat
kesembuhan dan
mencegah komplikasi
secara dini.
obat dan
infus.
No
Dx
Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan kriteria
hasil
Intervensi Rasional
2 Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan mual dan muntah.
Ditandai dengan: 1.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan adekuat dalam waktu 3 x 24 jam
Kriteria Hasil:
Intake nutrisi yang
1. Lakukan pendekatan
pada klien dan
keluarga.
2. Kaji tingkat nutrisi
klien.
3. Beri makanan dalam
porsi kecil tetapi
1. memudahkan kerja sama antara perawat dan klien.
2. mengetahui keadaan nutrisi klien.
3. memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
2.
adekuat.
Mual,Muntah tidak
ada.
Klien dapat
menghabiskan
porsi makan yang
disajikan.
BB normal 11 kg
sering.
4. Hitung BB.
5. Kolaborasi dengan tim
medis (kokter) dalam
pemberian terapi.
4. mengetahui apakah ada penurunan berat badan selama perawatan.
5. mengetahui jenis obat yang dapat diberikan.
No
Dx
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria
hasil
Intervensi Rasional
3 Resiko kerusakan
integritas kulit
yang berhubungan
dengan iritasi
karena diare.
Ditandai dengan:
- Anus Merah
- Anak Rewel
dan Gelisah
Tujuan :
Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
Kriteria Hasil:
Kulit utuh
Tidak ada lecet
Integritas kulit
kembali normal.
iritasi tidak ada.
tanda-tanda
infeksi tidak ada
1. Ukur tanda – tanda vital.
2. Ganti popok/ celana dengan sering lap dengan lap kering.
3. Bersihkan bokong dengan perlahan – lahan dengan sabun lunak non alkalin dan air.
4. Hindari penggunaan tisu basah yang dijual bebas yang mengandung alkohol.
5. Kolaborasi:Berikan salep seperti seng oksida dan obat anti jamur.
1. mengetahui keadaan umum klien.
2. mencegah agar kulit tetap bersih dan kering.
3. membersihkan yang lembab karena feces diare sangat mengiritasi kulit.
4. Akan menyebabkan bau menyengat.
5. menghindari kulit dari iritasi dan mengobati infeksi jamur kulit.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
1. Format Pengkajian
Nama Mahasiswa : Mahasiswa
Tanggal Pengkajian : 17 Juli 2012
Tempat praktek : RSUD LUBUK BASUNG
I. Data Demografi
Nama : An. S
Tanggal masuk RS : 17 Juli 2012
Umur : 16 Bulan
Jenis kelamin : Laki- Laki
Status perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Suku :Minang
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Padang Tongga
Orang Yang Dapat dihubungi:
Nama : Ibu S
Alamat : Padang Tongga
Hubungan dengan pasien :
II. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Basung kiriman ruang IGD
dengan keluhan mencret lebih dari 4 kali, demam sejak sehari sebelum masuk rumah
sakit dan mual dan sering muntah
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat melakukan pengkajian pada 17 juli 2012 kepada orang tua klien. Dia
mengatakan bahwa anaknya masih mau menyusui dan sekarang anak masih terlihat
lemah. Anak sudah di bawa berobat ke bidan sebelumnya, namun tidak ada perbaikan.
Anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang atau
tidak ada, diare, tinja cair mungkin disertai lendir atau darah,warna berubah,anus dan
daerah sekitarnya lecet,mual, muntah,dehidrasi, bb turun, turgor kulit berkurang, mata
dan ubun-ubun membesar dan cekung,selaput lendir bibir dan mulut kering,nafas
cepat dan dalam.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Orang tua klien mengatakan anaknya pernah menderita penyakit ini sebelumnya
d. Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua klien mengatakan ada riwayat keluarganya yang pernah menderita penyakit
ini sebelumnya.
e. Riwayat lingkungan
Orang tua klien mengatakan tinggal di lingkungan yang bersih.
f. Riwayat psikososial
Klien sering rewel.
III. Riwayat kesehatan fungsional
a) Pola aktifitas dan latihan
Do : Klien terlihat lemah dan sering menangis
Ds : orang tua klien mengatakan kalau dalam melakukan aktivitas di bantu olehnya.
b) Pola nutrisi dan metabolisme
Do :.-BB :9 Kg, klien hanya menghabiskan makanan seperempat porsi .
Ds : Ibu S mengatakan memberikan ASI kepada anaknya setiap kali anaknya
menangis. An S juga ada minum air putih sebanyak lebih kurang 250 cc.
c) Pola eliminasi
Do : Klien terlihat tidak ada masalah dalam BAK
Ds : Orang tua klien mengatakan BAB 5x/hari dengan karakteristik cair dan
berlendir.
d) Pola tidur dan istirahat
Do : Klien terlihat susah untuk tidur karena rewel.
Ds : Klien sering menangis.
IV Pemeriksaan Fisik
a)Keadaan umum
Kesadaran : composmetis
BB :9 kg
TB :85 cm
b)Tanda Vital
Nadi : 160x/i
Pernafasan : 28x/i
Suhu : 38,30C
c)Kepala
Lingkar kepala: 45 cm
Ubun-ubun : tampak cekung
d)Mata
Konjungtiva : Tidak Anemis
Sklera : Tidak Ikterik
Air Mata : Ada
Bentuk : Cekung
e)Hidung
Septum nasal : tegak lurus
Polip : Tidak ada
Kotoran :Tidak ada
Sekret :Tidak terdapat purulen
f)Telinga
Membran tympani : baik
Mastoid : tidak ada peradangan
g)Mulut
Mukosa : kering
h )Leher
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran
i) Dada
Inspeksi : normo chest
Palpasi : takti fremitus normal
Perkusi : sonor
Auskultasi: vesikuler
k)Abdomen
Inspeksi : Perut anak tidak membuncit, bernapas menggunakan
otot perut.
Auskultasi : Bising usus (+) yaitu 14 x i,bunyi nyaring dan jelas.
Palpasi : Lembek, hepar tidak teraba, limpa tidak teraba, tidak
ada nyeri tekan, turgor baik.
Perkusi : tympani di seluruh permukaan abdomen.
l) Anus dan Rektum : Anus lecet dan terlihat sedikit kemerahan
m) Pungggung : Tidak terdapat kelainan tulang punggung fremitus
takstil teraba sama kiri dan kanan
n) Ekstremitas atas dan bawah
Lengkap, gerakan aktif , ROM (+)
V. Pemeriksaan Tumbuh Kembang
a). Motorik kasar
Ds: Ibu An.S mengatakan anaknya sudah mampu berjalan mengeksplorasi rumah
secara sekeliling rumah
Do: An.S tampak sudah mampu berjalan.
b) Motorik halus
Ds : Ibu An.S mengatakan anak sudah bisa menyusun 2 atau 3 kotak
Do: An.S terlihat tampak bisa bermain sendiri di tempat tidur.
c) kognitif dan bahasa
Ds:Ibu An.S mengatakan anaknya sudah mbisa mengatkan 5-10 kata.
Do:anak sudah bisa mengatakan 5- 10 kata
d) Kemandirian dan bergaul
Ds: Ibu An.S mengatakan anak nya marah kalau saudaranya dekat sama Ibu An.S
Do:anak memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing.
B. DATA FOKUS
Data Subjektif Data Objektif
- Ibu mengatakan BAB An. S
mencret
- Ibu An S mengatakan anak nya
sering muntah
- Ibu An.S mengatakan demam
sejak seharisebelum Rumah
Sakit.
- Ibu mengatakan An.S kurang
nafsu makan
- Ibu An.S mengatakan
Menghabiskan seperempat
piring makanan dari RS.
- Ibu mengatakan An.S rewel dan
gelisah.
- Ibu mengatakan anus An.S
merah
- orang tua klien mengatakan
kalau dalam melakukan aktivitas
di bantu olehnya.
- Ibu S mengatakan memberikan
ASI kepada anaknya setiap kali
anaknya menangis. An S juga
ada minum air putih sebanyak
lebih kurang 250 cc.
- Orang tua klien mengatakan
- BB : 9 kg
-TB: 85 cm
-Ubun-ubun klien tampak cekung
-Turgor Kulit Jelek
TTV :
S:38,3oC
N:160x/i
P:28x/i
- Klien terlihat lemah dan sering
menangis.
- klien hanya menghabiskan
makanan seperempat porsi .
- Klien terlihat susah untuk tidur
karena rewel.
- An.S tampak sudah mampu
berjalan.
BAB 5x/hari dengan
karakteristik cair dan berlendir.
C. ANALISA DATA
NO Data Patofisiologi Masalah
1
2.
DS:
-Ibu mengatakan
BAB An. S
mencret.
- Ibu An S
mengatakan
anak nya sering
muntah
- Ibu An.S
mengatakan
demam sejak
seharinsebelum
Rumah Sakit.
DO:
Infeksi,Malabsorbsi,Makanan
Enteral
Makanan
Mulut
Saluran Pencernaan
Usus Halus
Makanan tidak diserap
Tekanan Osmotik
sekresi air non elektolit
Isi rongga usus
Usus terangsang untuk
mengeluarkan
Diare
Tinja Encer
Kehilangan cairan non
elektrolit
Kadar natrium
Dehidrasi hipotonik
Infeksi,Malabsorbsi,Makanan
Gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektolit
Gangguan
Ganggun Keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
2) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah.
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang
berlebihan.
D. Rencana Keperawatan
No
dx
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit kurang
dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output
cairan yang berlebihan.
DS: -Ibu An.S mengatakan
An.S mencret 4 kali
-Ibu mengatakan BAB
An. S mret
- Ibu An S mengatakan
anak nya sering muntah.
- Ibu An.S
mengatakan demam
sejak sehari sebelum
Rumah Sakit.
DO:
Tujuan:
setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan keseimbangan
cairan pasien kembali normal.
Kriteria Hasil:
Intake dan output seimbang
Mata tidak cekung
Diare berhenti
Turgor kulit baik
Tidak mual dan muntah
Mukosa bibir lembab
Kadar elektrolit dalam
batasan normal :
* Natrium = 3,5 –5,5 mEq/l*Kalium = 135-145 mEq/l
1.Lakukan pendekatan pada
penderita.
2. Ukur Tanda-Tanda Vital
3.Catat Intake Output.
4.Anjurkan penderita untuk
minum banyak (sedikit-
sedikit sering).
5. Monitoring tanda-tanda
dehidrasi.
6. Anjurkan penderita untuk
tidak makan makanan
yang merangsang
timbulnya diare.
7. Kolaborasi dengan tim
1. memudahkan kerja sama antara
perawat dan klien.
2. mengetahui keadaan umum klien
3. Memudahkan membuat asuhan
keperawatan secara tepat untuk
intervensi selanjutnya.
4. mengganti caiaran yang hilang.
5. mendeteksi secara dini tanda-
tanda dehidrasi.
6. mencegah diare lebih lama lagi.
7. Terapi yang tepat dan cepat dapat
2.
- BB : 9 kg
-TB: 85 cm
-Ubun-ubun klien tampak
cekung
-Turgor Kulit Jelek
TTV :
S:38,3oC
N:160x/i
P:28x/i
Gangguan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah
Ds:
-Ibu mengatakan An.S
kurang nafsu makan
-Ibu An.S mengatakan
Menghabiskan seperempat
piring makanan dari RS.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan adekuat dalam waktu 3 x 24 jam
Kriteria Hasil:
Intake nutrisi yang adekuat.
Mual,Muntah tidak ada.
Klien dapat menghabiskan
porsi makan yang disajikan.
BB normal 11 kg
dokter dalam pemberian
obat dan infus.
1. Lakukan pendekatan pada
klien dan keluarga.
2. Kaji status nutrisi klien.
3. Beri makanan dalam porsi
kecil tetapi sering.
4. Hitung BB.
5.Kolaborasi dengan tim
medis (dokter) dalam
mempercepat kesembuhan dan
mencegah komplikasi secara dini.
1. memudahkan kerja
sama antara perawat dan klien.
2. mengetahui keadaan
nutrisi klien.
3. memenuhi kebutuhan
nutrisi tubuh.
4. mengetahui apakah
ada penurunan berat badan selama
perawatan.
5. mengetahui jenis obat
3.
Do:
-BB : 9 kg
-BB sebelumnya : 10 kg
-Anak terlihat Lemah
-Klien tampak
menghabiskan makanan
seperempat porsi.
Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan
iritasi,frekwensi BAB yang
berlebihan.
Ds: Ibu mengatakan An.S
rewel dan gelisah
-Ibu mengatakan anus An.S
merah
Do:
-An.S kelihatan rewel dan
gelisah
-Anus An.S kelihatan merah
Tujuan :
Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
Kriteria Hasil:
- Kulit utuh
- Tidak ada lecet
- Integritas kulit kembali
normal.
- iritasi tidak ada.
- tanda-tanda infeksi
tidak ada
pemberian terapi.
1. Bersihkan bokong dengan
perlahan – lahan dengan
sabun lunak non alkalin dan
air.
2. Hindari penggunaan tisu
basah yang dijual bebas
yang mengandung
alkohol.
3. Kolaborasi:
Berikan salep seperti seng
oksida dan obat anti jamur
yang dapat diberikan.
1. mencegah agar kulit tetap bersih
dan kering.
2. Akan menyebabkan bau
menyengat.
3. menghindari kulit dari iritasi
dan mengobati infeksi jamur
kulit.
Catatan Perkembangan
Hari/
TanggalNo. Dx. Implementasi Evaluasi
Selasa/
17-7-
2012
Jam
09.00
1. Gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit
kurang dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan output
cairan yang
berlebihan.
1. Melakukan pendekatan
pada penderita dengan
cara komunikasi
terapeutik.
2. mengukur Tanda-
Tanda Vital.
(Nadi:160xi, P:28xi,
S:38,3oC)
3. Mencatat Intake( ASI
setiap An.S menangis,
Air putih 250 cc)
Output(BAB 4 kali)
4. Menganjurkan
penderita untuk minum
banyak (sedikit-sedikit
sering).
5. Memonitoring tanda-
tanda dehidrasi.
6. Menganjurkan pada Ibu
Untuk tidak
memberikan makanan
yang merangsang
timbulnya diare.
7. Mengkolaborasikan
dengan tim dokter
dalam pemberian obat
dan infus ( RL dalam
2,5jam:220 tetes/menit.
Selanjutnya 16 tetes.
Oralit 1x1 sachet setiap
Jam 12.00
S: Ibu An.S mengatakan badan
anaknya masih lemah letih
O:- Ibu An.S mengatakan anak
Nya BAB sudah 4 kali dari
pagi.
-An.S terlihat Lemah dan Letih
-Ubun-ubun cekung
-Turgor kulit jelek
-Mukosa kering
A:Masalah gangguan
keseimbangan cairan dan
elektrolit kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan
belum Teratasi
P: Intervensi dilanjutkan:
- ukur Tanda-Tanda Vital.
- catat Intake Output
- anjurkan penderita untuk
minum banyak (sedikit-
sedikit sering).
- monitoring tanda-tanda
dehidrasi.
- kolaborasikan dengan tim
dokter dalam pemberian
obat dan infus
2. Gangguan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
mual dan muntah
3.Kerusakan
integritas kulit
berhubungan dengan
iritasi,frekwensi BAB
yang berlebihan.
kali muntah dan BAB
1. Melakukan pendekatan pada
klien dan keluarga.
2. mengkaji status nutrisi klien.
3.Memberi makanan dalam
porsi kecil tetapi sering.
4. mengitung BB( 9 kg)
5. mengkolaborasi dengan tim
medis (dokter) dalam
pemberian terapi.
6. mengukur tanda – tanda
vital.(Nadi:160xi, P:28xi,
S:38,3oC
1. menganjurkan pada Ibu
untuk mengganti popok/
celana dengan sering lap
dengan lap kering.
2. Menganjurkan pada ibu
membersihkan bokong dengan
perlahan – lahan.
S: Ibu mengatakan An.S kurang
nafsu makan
-Ibu An.S mengatakan
Menghabiskan seperempat
piring makanan dari RS.
O: BB : 9 kg
-BB sebelumnya : 10 kg
-Anak terlihat Lemah
-Klien tampak menghabiskan
makanan seperempat porsi
A:Masalah gangguan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan:
- kaji status nutrisi klien.
- beri makanan dalam porsi
kecil tetapi sering.
mengitung BB.
- kolaborasi dengan tim medis
(dokter) dalam pemberian
terapi.
- ukur tanda – tanda vital.
S: Ibu mengatakan An.S rewel
dan gelisah
-Ibu mengatakan anus An.S
merah
O: An.S kelihatan rewel dan
gelisah
-Anus An.S kelihatan merah
Rabu/
18-7-
2012
Jam
09.00
1. Gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan output
cairan yang
berlebihan.
3 Menganjurkan pada ibu
untuk menhindari penggunaan
tisu basah yang dijual bebas
yang mengandung alkohol.
1. mengukur Tanda-Tanda
Vital (Nadi:160xi, P:28xi,
S:38,3oC)
2.Mencatat Intake( ASI setiap
An.S menangis, Air putih 250
cc) Output(BAB 4 kali)
3. Menganjurkan penderita
untuk minum banyak (sedikit-
sedikit sering).
4.Memonitoring tanda-tanda
dehidrasi.
Mengan
5. menganjurkan pada Ibu
Untuk tidak memberikan
A: Masalah Kerusakan
integritas kulit berhubungan
dengan iritasi,frekwensi BAB
yang berlebihan belum Teratasi
P: Intervensi di Lanjutkan:
- anjurkan pada Ibu untuk
mengganti popok/ celana
dengan sering lap dengan lap
kering.
- anjurkan pada ibu
membersihkan bokong dengan
perlahan – lahan.
- anjurkan pada ibu untuk
menghindari penggunaan
tisu basah yang dijual bebas
yang mengandung alkohol.
Jam 12.00
S: Ibu An.S mengatakan badan
anaknya masih lemah letih
O:- Ibu An.S mengatakan anak
Nya BAB sudah 4 kali dari
pagi.
-An.S terlihat Lemah dan Letih
-Ubun-ubun cekung
-Turgor kulit jelek
-Mukosa kering
A: Masalah gangguan
keseimbangan cairan dan
elektrolit kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan
2. Gangguan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
mual dan muntah
makanan yang merangsang
timbulnya diare.
6. Mengkolaborasikan dengan
tim dokter dalam pemberian
obat dan infus ( RL dalam 2,5
jam:220 tetes/menit.
Selanjutnya 16 tetes. Oralit
1x1 sachet setiap kali muntah
dan BAB
1. Melakukan pendekatan pada
klien dan keluarga.
2. mengkaji status nutrisi klien.
3.Memberi makanan dalam
porsi kecil tetapi sering.
4. mengitung BB( 9 kg)
5.mengkolaborasi dengan tim
medis (dokter) dalam
pemberian terapi.
belum Teratasi
P: Intervensi dilanjutkan:
- ukur Tanda-Tanda Vital.
- catat Intake Output
- anjurkan penderita untuk
minum banyak (sedikit-
sedikit sering).
- monitoring tanda-tanda
dehidrasi.
- kolaborasikan dengan tim
dokter dalam pemberian
obat dan infus
S: Ibu mengatakan An.S kurang
nafsu makan
-Ibu An.S mengatakan
Menghabiskan seperempat
piring makanan dari RS.
O: BB : 9 kg
-BB sebelumnya : 10 kg
-Anak terlihat Lemah
-Klien tampak menghabiskan
makanan seperempat porsi
A:Masalah gangguan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan:
- kaji status nutrisi klien.
- beri makanan dalam porsi
kecil tetapi sering.
mengitung BB.
- kolaborasi dengan tim medis
(dokter) dalam pemberian
3. Kerusakan
integritas kulit
berhubungan dengan
iritasi,frekwensi BAB
yang berlebihan.
1. menganjurkan pada Ibu
untuk mengganti popok/
celana dengan sering lap
dengan lap kering.
2. Menganjurkan pada ibu
membersihkan bokong dengan
perlahan – lahan.
3 Menganjurkan pada ibu
untuk menhindari penggunaan
tisu basah yang dijual bebas
yang mengandung alkohol.
terapi.
- ukur tanda – tanda vital.
S: Ibu mengatakan An.S rewel
dan gelisah
-Ibu mengatakan anus An.S
merah
O: An.S kelihatan rewel dan
gelisah
-Anus An.S kelihatan merah
A: Masalah Kerusakan
integritas kulit berhubungan
dengan iritasi,frekwensi BAB
yang berlebihan belum Teratasi
P: Intervensi di Lanjutkan:
- anjurkan pada Ibu untuk
mengganti popok/ celana
dengan sering lap dengan lap
kering.
- anjurkan pada ibu
membersihkan bokong dengan
perlahan – lahan.
- anjurkan pada ibu untuk
menghindari penggunaan
tisu basah yang dijual bebas
yang mengandung alkohol.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja, berbentuk cairan atau setengah
cairan (setengah padat) dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 ml) per jam tinja
Keputusan untuk melakukan asuhan keperawatan harus segera diambil karena setiap
keterlambatan akan menimbulkan penyakit yang berakibat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas. Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya tergantung dari kemampuan
melakukan analisis pada data anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil pembuatan makalah ini penulis mengharapkan terutama kepada
pembaca khususnya mahasiswa STIKES CERIA BUANA agar menambah wawasan tentang
konsep bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Gasroenteritis
dalam Sistem Pencernaan.