4
Sesak Napas Kesehatan · Kamis, 2 Januari 2014 Sesak napas merupakan keluhan subyektif ( keluhan yang dirasakan oleh pasien ) berupa rasa tidak nyaman, nyeri atau sensasi berat, selama proses pernapasan. Perasaan itu sendiri merupakan hasil dari kombinasi impuls (rangsangan) ke otak dari saraf yang berakhir di paru-paru, tulang iga, otot dada, atau diafragma, ditambah dengan persepsi dan interpretasi pasien. Menurut Comroe (1996) “ Bukan takipnea, bukan hiperkapnea dan bukan hiperventilasi tapi pernapasan yang sulit, sejenis pernapasan yang tidak menyenangkan maupun menyakitkan”. Sedangkan menurut pengertian awam : dispnea / breathlessness / sesak napas adalah tidak bisa menghirup cukup udara, udara tidak masuk sempurna, rasa penuh di dada, dada terasa berat, sempit, rasa tercekik, napas pendek, napas berat. Pada beberapa kasus, sesak napas diperhebat karena kegelisahan memikirkan penyebabnya. Tanda-tanda dari sesak napas dapat berupa: • Peningkatan jumlah frekuensi napas (dewasa > 20x/menit; anak > 30x/menit; bayi>40x/menit) • Kebiruan pada sekitar bibir, ujung-ujung jari. • Adanya suara napas tambahan seperti ngorok, serak, grok-grok, mengi. Pasien mendeskripsikan dyspnea dengan berbagai cara, sesak napas yang tidak menyenangkan, merasa sulit untuk menggerakkan otot dada, merasa tercekik, atau rasa kejang di otot dada. Sesak napas merupakan gejala dari suatu penyakit serius yang tidak boleh diremehkan karena dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu harus dicari penyebab awal dan segera diatasi. Macam - Macam Sesak Napas ( Dyspnea ) Sesak napas akut Sesak napas akut dimana sesak nafas yang berlangsung kurang dari 1 bulan, dengan awal yang tiba-tiba merupakan penyebab umum kunjungan ke ruang gawat darurat. Penyebab dyspnea akut diantaranya penyakit pernapasan (paru-paru dan pernapasan), penyakit jantung atau trauma dada. Sesak napas kronis Dyspnea kronis (menahun) yaitu sesak napas yang berlangsung lebih dari 1 bulan, yang dapat disebabkan oleh asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru, tumor, kelainan pita suara. Penyebab sesak napas Sesak napas dapat digolongkan menjadi 2 kelompok besar berdasarkan penyebabnya, yaitu organik ( adanya kelainan pada organ tubuh ) dan non organik ( berupa gangguan psikis yang tidak disertai kelainan fisik ). Sesak napas organik tidak hanya disebabkan oleh kelainan organ pernapasan, tetapi penyakit pada organ seperti jantung dan ginjal pun dapat menyebabkan terjadinya keluhan sesak napas. Selain karena kelainan organ, penyakit karena gangguan metabolisme pada kelainan ginjal, jantung, paru, dan kelainan metabolisme lainnya seperti diabetes, dapat pula

Sesak Nafas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sesak nafass

Citation preview

Page 1: Sesak Nafas

Sesak NapasKesehatan · Kamis, 2 Januari 2014

Sesak napas merupakan keluhan subyektif ( keluhan yang dirasakan oleh pasien )

berupa rasa tidak nyaman, nyeri atau sensasi berat, selama proses pernapasan. Perasaan itu

sendiri merupakan hasil dari kombinasi impuls (rangsangan) ke otak dari saraf yang berakhir di

paru-paru, tulang iga, otot dada, atau diafragma, ditambah dengan persepsi dan interpretasi

pasien. Menurut Comroe (1996) “ Bukan takipnea, bukan hiperkapnea dan bukan hiperventilasi

tapi pernapasan yang sulit, sejenis pernapasan yang tidak menyenangkan maupun menyakitkan”.

Sedangkan menurut pengertian awam : dispnea / breathlessness / sesak napas adalah tidak bisa

menghirup cukup udara, udara tidak masuk sempurna, rasa penuh di dada, dada terasa berat,

sempit, rasa tercekik, napas pendek, napas berat. Pada beberapa kasus, sesak napas diperhebat

karena kegelisahan memikirkan penyebabnya. 

Tanda-tanda dari sesak napas dapat berupa:

• Peningkatan jumlah frekuensi napas (dewasa > 20x/menit; anak > 30x/menit; bayi>40x/menit)

• Kebiruan pada sekitar bibir, ujung-ujung jari.

• Adanya suara napas tambahan seperti ngorok, serak, grok-grok, mengi.

Pasien mendeskripsikan dyspnea dengan berbagai cara, sesak napas yang tidak menyenangkan,

merasa sulit untuk menggerakkan otot dada, merasa tercekik, atau rasa kejang di otot dada. Sesak

napas merupakan gejala dari suatu penyakit serius yang tidak boleh diremehkan karena dapat

menyebabkan kematian. Oleh karena itu harus dicari penyebab awal dan segera diatasi. 

Macam - Macam Sesak Napas ( Dyspnea )

Sesak napas akut 

Sesak napas akut dimana sesak nafas yang berlangsung kurang dari 1 bulan, dengan awal yang

tiba-tiba merupakan penyebab umum kunjungan ke ruang gawat darurat. Penyebab dyspnea akut

diantaranya penyakit pernapasan (paru-paru dan pernapasan), penyakit jantung atau trauma

dada.

Sesak napas kronis

Dyspnea kronis (menahun) yaitu sesak napas yang berlangsung lebih dari 1 bulan, yang dapat

disebabkan oleh asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru,

tumor, kelainan pita suara.

Penyebab sesak napas 

Sesak napas dapat digolongkan menjadi 2 kelompok besar berdasarkan penyebabnya, yaitu

organik ( adanya kelainan pada organ tubuh ) dan non organik ( berupa gangguan psikis yang

tidak disertai kelainan fisik ). Sesak napas organik tidak hanya disebabkan oleh kelainan organ

pernapasan, tetapi penyakit pada organ seperti jantung dan ginjal pun dapat menyebabkan

terjadinya keluhan sesak napas. Selain karena kelainan organ, penyakit karena gangguan

metabolisme pada kelainan ginjal, jantung, paru, dan kelainan metabolisme lainnya seperti

diabetes, dapat pula menimbulkan sesak napas.

Penyakit-penyakit penyebab Sesak Napas:

• Alergi: Asma Bronkiale

• Kardiologi: Payah Jantung

• Pulmonologi: Efusi pleura masif, Pneumonia, Pneumothoraks, Penyakit Paru Obstruksi Menahun

Page 2: Sesak Nafas

(PPOM)

• Penyakit dalam: Gastritis, Esofagitis

• Psikiatri: Kesakitan atau ketegangan

Asma Bronkiale

• Sering kambuh pada saat-saat tertentu (menjelang pagi, udara dingin, banyak debu, dll)

• Nafas berbunyi, disertai/ tanpa sputum

• Kadang ada riwayat alergi (makanan tertentu, Obat, dll)

• Ada riwayat alergi/ sesak pada keluarga lain yang sedarah

• Kadang dicetuskan oleh stres.

Payah Jantung (Decompensatio Cordis)

• Timbul setelah aktivitas fisik berat (jalan jauh, naik tangga, dll) dan berkurang dengan istirahat

• Lebih enak berbaring dengan bantal tinggi.

Efusi Pleura, Pneumonia, Pneumothorax, Penyakit Paru ObstruktifMenahun

• Sesak napas terus-menerus dan berkepanjangan.

Gastritis (Dispepsia)

• Sesak nafas di hulu hati, sesaknya berhubungan dengan kecemasan, makanan, misalnya

sesudah makan makanan yang merangsang (pedas, kecut, kopi, dll).

Pendekatan Diagnostik Sesak Napas 

Pendekatan diagnosis sesak napas dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Melakukan pendekatan dengan sistem organ.

• Penyebab sesak napas yang berasal dari jantung

• Penyebab sesak napas karena gangguan paru

• Gangguan metabolik

• Kelainan darah

• Penyakit saraf dan penyakit neuromuskuler

• Hiperventilasi idiopatik

2. Melakukan pendekatan sistemik, atas dasar sesak napas akut atau kronik

Kalau sistem pendekatan ini yang dipakai sebagai alat untuk menegakkan diagnosis, maka dapat

dilaksanakan dalam dua tahap.

Tahap pertama terdiri dari tiga elemen yaitu:

a. Riwayat penyakit untuk mencari dan menelusuri penyebab sesak napas.

b. Pemeriksaan fisik yang teliti untuk menyokong riwayat penyakit yang telah didapat.

c. Dilakukan penyaringan untuk menetapkan apakah sesak napas merupakan kasus darurat atau

tidak.

Pada tahap pertama dalam mencari penyebab sesak napas perlu ditanyakan saat sesak napas,

apakah terjadi dengan tiba-tiba atau pelan-pelan. Apakah sesak napas didahului oleh panas badan

apakah panas ini sering kumat-kumatan. Apakah posisi tubuh mempengaruhi sesak napas, apakah

sesak napas disertai nyeri dada dan lain-lain.

Pemeriksaan tahap kedua harus lebih teliti guna mencari penyebab sesak napas. Dilakukan

pemeriksaan dibidang kardiopulmonal dan kelompok penyakit lain seperti kelainan darah, tiroid

dan gastrointestinal . Pemeriksaan fisik dilakukan menurut urutan yang lazim, yaitu inspeksi,

Page 3: Sesak Nafas

palpasi, perkusi dan auskultasi. Kemudian dicari tanda-tanda anemia ( yang mungkin disebabkan

perdarahan ), sianosis, kelelahan otot pernapasan, perubahan tensi, dan apakah tercium bau

aseton yang berasal dari pernapasan ( ketoasidosis diabetik ), tanda-tanda pembesaran jantung

kanan dan kiri, aritmia dan kelainan suara jantung. Uji skrining yang perlu dikerjakan guna

membantu pemeriksaan fisik supaya diagnosis dapat ditegakkan dengan lebih tepat, yaitu : darah

lengkap, elektrolit, faal ginjal, foto toraks, spirometri, Ekg.

Diagnosis Banding 

Sesak Napas akut : 

1. Cardiac: congestive heart failure (CHF), coronary artery disease (CAD), arrhythmia pericarditis,

acute myocardial infarction (AMI), anemia.

2. Pulmonal: chronic obstructive pulmonary disease (COPD), asthma, pneumonia, pneumothorax,

pulmonary embolism, efusi pleura, metastatic disease, pulmonary edema, gastroesophageal reflux

disease with aspiration, restrictive lung disease.

3. Psikogenik: panic attacks, pain, anxiety.

4. Upper airway obstruction : epiglottitis, foreign body, croup, Epstein-Barr Virus.

5. Endokrin: Asidosis metabolik, medikasi

6. Sentral: Gangguan neuromuskular, nyeri, overdosis aspirin.

7. Pediatrik: Bronchiolitis, croup, epiglottitis, aspirasi benda asing, myocarditis

Sesak Napas kronik : 

1. Cardiac: CHF, CAD, Cardiac arrhythmias, Pericardial disease, Valvular heart disease.

2. Pulmonal: COPD, Asthma, Interstitial lung disease (ILD), Efusi Pleura, Malignancy (primary or

metastatic), Bronchiectasis.

3. Non cardiac atau non pulmonal : 

• Thromboemboli disease

• Psychogenic causes panic disorders, deconditioning

• Pulmonary hypertension

• Obesitas (massive)

• Severe anemia

• Gastroesophageal reflux disease (GERD)

• Kondisi Metabolik (acidosis, uremia)

• Liver cirrhosis

• Thyroid disease.

• Neuromuscular disorders (myasthenia gravis, amyotrophic lateral sclerosis.

• Deformitas dinding dada (kyphoscoliosis).

• Upper airway obstruction (laryngeal disease, tracheal stenosis). 

Penatalaksanaan 

Penanganan sesak napas pada dasarnya mencakup tatalaksana yang tepat atas penyakit dasar

yang melatar belakanginya serta komplikasinya. Akan tetapi, apabila kondisi memburuk hingga

mungkin terjadi gagal napas akut, maka lebih baik perhatian ditujukan pada keadaan daruratnya

dulu sebelum dicari penyebab yang melatar belakanginya. Berikut penatalaksanaannya :

• Berikan O2 2-4 liter/ menit tergantung derajat sesaknya (secara intermiten).

• Infus D5% 8 tetes/menit, jika bukan payah jantung -> tetesan dapat lebih cepat.

• Posisi setengah duduk atau berbaring dengan bantal tinggi -> usahakan yang paling enak buat 

pasien. Bila syok -> Posisi kepala jangan tinggi.

Cari penyebab -> tindakan selanjutnya tergantung penyebab.

1. Mengurangi kebutuhan ventilasi :

Mengurangi beban metabolik

Page 4: Sesak Nafas

• Latihan fisik : Meningkatkan efisiensi eliminasi CO2

• Terapi O2

Menurunkan respiratory drive

• Terapi O2

• Terapi farmakologi : opiat, anxiolitik/sedatives

2. Meningkatkan fungsi otot inspirasi :

• Nutrisi

• Latihan otot inspirasi

• Mengurangi penggunaan steroid

• Latihan pernapasan ( contoh : pursed-lip breathing ) 

• Koreksi obesitas atau malnutrisi

• Mengistirahatkan otot respirasi (contoh : ventilasi nasal, oksigen transtrakeal ) 

• Medikasi ( contoh : theophyllin )

3. Perubahan persepsi sentral :

• Edukasi

• Pendekatan perilaku-kognitif

• Terapi farmakologi : Opiates and sedatives

• Intervensi psikologi ( contoh : psikoterapi ).

Perhatian :

• Pada payah jantung -> jangan beri infus NaCl, dan tetesan harus pelan sekali -> agar tidak

makin memberatkan beban jantung.

• Pada ( riwayat ) sakit dada -> jangan injeksi adrenalin -> fatal

• Pada PPOM, jika diperlukan O2 -> aliran kecil : 1-2 liter/ menit -> dapat terjadi Apneu

Anik Sukmawati sedang menjalani Ilmu Penyakit Paru UNAIR / RSUD Dr.Soetomo, Surabaya

SUMBER : http://www.sitikhodijah.com/index.php/article/id/20/Sesak+Napas