View
243
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN HASIL DISKUSI
KASUS I
SESAK NAFAS PADA NEONATUS
Oleh:
KELOMPOK III
Ana Fitriyah Rahmah
Aqnisa Wenny Larasuqe
Helvina Ulmy
Jhoni Maju Simbolon
Martholiza
Suheri
Sutiasih
Ufi Aminatun
Yohanes Purwanto
Fasilitator : dr. Nurmaliza Hasan
PSPD UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU - RIAU
2009/20101
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Diskusi tepat
pada waktunya.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Nurmaliza Hasan, selaku fasilitator kelompok III yang telah banyak memberikan
langkah-langkah dan masukan sehingga pembelajaran-pembelajaran yang telah
dilakukan bisa memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa.
2. Semua anggota kelompok III yang telah menyumbangkan ide dan telah turut serta
dalam penulisan laporan ini.
3. Pihak-pihak bersangkutan yang telah membantu memberikan referensi dalam
proses penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, jika
ada kesalahan dalam segi apapun penulis minta maaf, dan penulis dengan terbuka menerima
saran dari pembaca, guna untuk memperbaiki semua kesalahan-kesalahan dalam penulisan
laporan ini.
Pekanbaru, Juni 2010
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………. 2
Daftar Isi………………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………… 4
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Klarifikasi Term dan Konsep…………………………………………………………. 6
2.2 Mendefinisikan Masalah………………………………………………………………. 6
2.3 Analisis Masalah……………………………………………………………………… 7
2.4 Menyusun Penjelasan…………………………………………………………….…… 9
2.5 Memformulasikan Sasaran Belajar……………………………………………………. 9
2.6 Belajar Mandiri………………………………………………………………………… 10
2.7 Melaporkan dan Mensintesa Informasi…………………………………………….….. 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………. 23
3.2 Saran dan Kritik……………………………………………………………………….. 23
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Jantung Bawaan (Penyakit Jantung Bawaan) adalah penyakit jantung yang
dibawa sejak lahir, karena sudah terjadi ketika bayi masih dalam kandungan. Pada akhir
kehamilan 7 minggu, pembentukan jantung sudah lengkap; jadi kelainan pembentukan
jantung terjadi pada awal kehamilan. Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung
bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak-kanak.
Sebagian lagi tanpa gejala samasekali. Sebagian lagi gejala langsung terlihat begitu bayi lahir
dan memerlukan tindakan segera.
Penyebab penyakit jantung bawaan seringkali tidak bisa diterangkan, meskipun
beberapa faktor dianggap berpotensi sebagai penyebab. Faktor-faktor ini adalah: infeksi virus
pada ibu hamil (misalnya campak Jerman atau rubella), obat-obatan atau jamu-jamuan,
alkohol. Faktor keturunan atau kelainan genetik dapat juga menjadi penyebab meskipun
jarang, dan belum banyak diketahui. Misalnya sindroma Down (Mongolism) yang disertai
dengan berbagai macam kelainan, dimana penyakit jantung bawaan merupakan salah satunya.
Merokok berbahaya bagi kehamilan, karena berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi dalam
kandungan sehingga berakibat bayi lahir prematur atau meninggal dalam kandungan.
Bentuk gangguan jantung bawaan akan dibahas dalam diskusi ini adalah Tetralogi
Fallot. Tetralogi Fallot merupakan salah satu kelainan jantung bawaan pada bayi baru
lahir.Pada Tetralogi Fallot didapatkan empat kelainan di jantung yaitu: defek septum
ventrikel, stenosis arteri pulmonalis, pembesaran ventrikel kanan, dan aorta yang berpindah
tempat.Tetralogi Fallot dapat dideteksi sejak bayi di dalam kandungan.
Untuk mengerti secara mendalam mengenai gangguan tetralogi fallot ini, maka penting
memahami mengenai dasar-dasar embriologi system kardiovaskuler, anatomi dan histology dari
system kardiovaskuler, fisiologi sirkulasi darah pada janin dan perbedaannya dengan sirkulasi darah
pada neonates, serta jenis-jenis gangguan yang mungkin terjadi pada masa embriologi system
kardiovaskuler.
4
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah dalam diskusi kelompok ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan proses embriologi kardiovaskuler
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan dasar-dasar anatomi system
cardiovaskuler.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan vaskularisasi dan inervasi dari
jantung
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan fisiologi dari sirkulasi darah pada
janin dan neonatus.
5. Mahasisawa mampu mengetahui dan menjelaskan transportasi gas normal dan
abnormal.
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam kelainan jantung
bawaan terutama Tetralogi Fallot.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klarifikasi Term dan Konsep
Tetralogi Fallot adalah kelainan yang disertai empat macam kelainan jantung, yaitu
VSD (Ventricular Septal Defect), stenosis katup, hipertrofi ventrikel kanan,
dextroposisi aorta.
Neonatus adalah bayi yang lahir sampai umur 28 hari
Kelainan jantung bawaan, yaitu terjadinya gangguan pembentukan jantung pada
masa embriologi.
Wajah/bibir membiru adalah akibat dari kekurangan oksigen.
Bernafas spontan, merupakan bernafas normal
2.2 Mendefinisikan Problem
1. Bagaimana proses embriologi kardiovaskuler?
2. Apakah ada hubungan bayi yang lahir kurang bulan dengan kelainan jantung?
3. Mengapa kelainan pada bayi terlihat pada hari kedua?
4. Bagaimana sirkulasi darah normal dan abnormal pada bayi setelah lahir?
5. Sebutkan macam-macam kelainan jantung!
6. Bagaimana tanda-tanda pada Tetralogi Fallot?
7. Jelaskan kardiovaskuler pada anak!
8. Bagaimana cara penyembuhan pada Tetralogi Fallot?
6
Sesak Nafas pada Neonatus
Ny. M, melahirkan seorang bayi laki-laki kurang bulan dengan BB 2200 gram di
rumah bersalin. Pada saat lahir bayi Ny. Muslimah dapat bernapas spontan dan
bergerak aktif. Hari kedua pulang kerumah, Ny. M mulai melihat ada kelainan pada
bayinya. Setelah beberapa saat menyusu, si bayi tiba-tiba berhenti seperti kelelahan,
wajah/bibirnya membiru dan kesulitan bernafas. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter
yang merawat bayi Ny. Muslimah menjelaskan bahwa bayi tersebut menderita salah
satu penyakit jantung bawaan yang disebut Tetralogi Fallot.
9. Mengapa pada kasus ini, bayi kesulitan bernafas? (transportasi gas normal dan
abnormal)
10. Apakah jenis gangguan yang sering terjadi pada bayi dalam Teralogi Fallot?
11. Bagaimana sirkulasi darah pada janin?
2.3 Analisis Problem (Brainstorming)
1. Bagaimana proses embriologi kardiovaskuler? (LO)
Embriologi cor terjadi pada minggu ke III-V:
o Pembentukan cardiogenic field
o Formasi heart tube
o Formasi cardiac loop dan perkembangannya
o Formasi septum cardia:
- Septum interatrialis
- Septum canalis atrioventrikularis dan katup
- Septum conu-truncalis
- Septum interventrikularis
o Formasi system konduksi
o Perkembangan system vascular
o System sirkulasi fetus
2. Apakah ada hubungan bayi yang lahir kurang bulan dengan kelainan jantung?
Tidak ada hubungannya bayi yang lahir kurang bulan dengan kelainan jantung.
3. Mengapa kelainan pada bayi terlihat pada hari kedua?
Karena pada hari kedua aktivitas pada bayi semakin meningkat dan perhatian ibu
lebih focus pada bayinya.
4. Bagaimana sirkulasi darah normal dan abnormal pada bayi setelah lahir?
Sirkulasi Sistemik:
Ventrikel kiri (melalui katup aorta) aorta percabangan aorta organ tubuh
(selain pulmo) vena-vena dari organ vena cava superior dan inferior atrium
kanan
Sirkulasi Pulmonal:
7
Atrium kanan (melalui katup tricuspidalis) ventrikel kanan (melalui katup ) A.
pulmonalis paru-paru V. pulmonalis atrium kiri (melalui katup
bicuspidalis) ventrikel kiri
5. Sebutkan macam-macam kelainan jantung!
Atresia tricuspidalis, yaitu terjadi kelainan (oblitrasi) katup tricuspidalis
Stenosis katup jantung (katup aorta)
VSD (Ventricular Septal Defect)
6. Bagaimana tanda-tanda pada Tetralogi Fallot
Sianosis, timbul pada saat bayi menangis
Kesulitan bernafas (dipnoe)
Kesulitan menyusu
Kelelahan
Keterlambatan perkembangan
7. Jelaskan kardiovaskuler pada anak! (LO)
Vaskularisasi:
A. coronaria dexrta A. interventrikularis posterior A. marginalis
A. coronaria sinistra A. interventrikularis anterior A. circumflexa
8. Bagaimana cara penyembuhan pada Tetralogi Fallot?
Dengan melakukan tindakan pembedahan untuk memperbaiki jantungnya.
9. Mengapa pada kasus ini, bayi kesulitan bernafas? (transportasi gas normal dan
abnormal) (LO)
10. Apakah jenis gangguan yang sering terjadi pada bayi dalam Teralogi Fallot? (LO)
11. Bagaimana sirkulasi darah pada janin? (LO)
8
2.4 Menyusun Penjelasan
2.5 Memformulasikan Sasaran Belajar
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan proses embriologi kardiovaskuler
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan dasar-dasar anatomi system
cardiovaskuler.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan vaskularisasi dan inervasi dari
jantung
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan fisiologi dari sirkulasi darah pada
janin dan neonatus.
5. Mahasisawa mampu mengetahui dan menjelaskan transportasi gas normal dan
abnormal.
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam kelainan jantung
bawaan terutama Tetralogi Fallot.
9
ANATOMI
bayi baru lahir
Sirkulasi Darah
Janin
BIOKIMIA
Tetralogi Fallot
Inervasi
SISTEM KARDIO-VASKULER
Kelainan jantung bawaan
Musculus
Embriologi
Vaskularisasi
PATOFISIOLOGI
FISIOLOGI
Transportasi gas
2.6 Belajar Mandiri
2.7 Melaporkan dan Mensintesa Informasi
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan proses embriologi kardiovaskuler
10
Primitive Steak
Migrasi
Ventrikel kanan dan kiri, sinus venosus
Saluran keluar (at flow tract)
Tahap II (aspek caudal)Tahap 1 (aspek cranial)
(sebelah distal dari membrane bukofaring pedis) ke arah cranium
Myoblast cardiac
Vasculogenesis (pembentukkan bloods island)
Membentuk heart tube (tabung jantung)
Terdorong kearah segmen servikal (thorax)
Horseshoeshaded endhothelial-line (endotel berbentuk tapal kuda, dikelilingi oleh mioblas)
Cardiogenic field dan cavitas pericardia (medan cardiogenic)
Menekuk pada hri ke - 23
Cardiac loop (lengkung jantung) selesai pada hari ke-28
Pars caudal (pastero-cranio-sinistra)
Pars capalic ( ventro-caudal-dextra)
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan dasar-dasar anatomi system
cardiovaskuler.
Jantung merupakan organ muscular berongga yang bentuknya mirip pyramid
dan terletak di dalam pericardium di mediastinum.
Permukaan jantung
- Facies sternocostalis, dibentuk oleh atrium dextrum dan ventricles dexter,
yang dipisahkan satu sama lain oleh sulcus atrioventrikularis.
- Facies diaphragmatica, dibentuk oleh ventriculus dexter dan sinister yang
sipisahkan oleh sulcus interventricularis posterior. Permukaan inferior
atrium dextrum, tempat bermuara vena cava inferior
- Basis cordis atau facies posterior, dibentuk oleh atrium sinistrum, tempat
bermuara empat vena pulmonalis.
- Apex cordis, dibentuk oleh ventriculus sinister, mengarah ke bawah, depan,
dan kiri. Denyut apex biasanya dapat dilihat dan diraba pada orang hidup.
Batas jantung
- Batas kanan dibentuk oleh atrium dextrum
- Batas kiri dibentuk oleh auricular sinistra dan dibawah oleh ventriculus
sinister.
- Batas bawah dibentuk oleh ventriculus dexter, atrium dextrum, dan apex
oleh ventriculus sinister.
Ruang-ruang jantung
Dinding ventriculus jantung terdiri dari tiga lapisan:
- Endocardium, lapisan dalam yang melapisi ventriculus jantung dan
katupnya.
11
- Myocardium, lapisan tengah yang dibentuk oleh serabut otot jantung.
- Epicardium, lapisan luar yang dibentuk oleh lamina visceralis pericardium
serosum.
Atrium dextrum. Rongga ini membetuk tepi kanan jantung dan menerima
darah venosa dari vena cava superior dan vena cava inferior serta sinus
coronarius. Auricula dextra adalah kantong muscular berupa kerucut kecil
yang manganjur dari atrium dextrum dan menutupi aorta ascendens. Bagian
atrium posterior terhadap rigi, berdinding licin dan bagian ini pada masa
embrio berasal dari sinus venosus. Bgian atrium di anterior rigi berdinidng
kasar atau trabekulasi oleh karena terusan atas berkas serabut-serabut otot,
musculi pectinati, yang berjalan dari crista neuralis ke auricula dextra.
Ventriculus dexter, membentuk bagian permukaan sternokostal jantung
terbesar, sebagian kecil permukaan diafragmatik dan hamper seluruh tepi
bawah jantung. Dinding ventriculus dexter lebih tebal dibandingkan dengan
atrium dextrum dan menunjukkan bebrapa rigi yang menonjol ke dalam,
yang dibentuk oleh berkas-berkas otot, sehingga terlihat seperti trabekula
carneae yang terdiri atas tiga jenis. Jenis pertama terdiri atas musculi
papilares, yang menonjol ke dalam, melekat melalui basisnya pada dinding
12
ventrikel; puncaknya dihubungkan oleh tali-tali fibrosa (chordae tendineae)
ke cupis valve tricuspidalis.
- Valve tricuspidalis melindungi ostium atrioventriculare dan terdiri atas
tiga cuspis yang dibentuk oleh lipatan endocardium disertai jaringan
fibrosa yang meliputi; cuspis anterior, septalis, dan inferior.
- Valve trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis dan
terdiri atas tiga valvula semilunaris; satu yang terletak posterior dan dua
yang terletak anterior.
Atrium sinistrum, membentuk bagian atas jantung terbesar. Bagian dalam
atrium sinistrum:
- Bersifa licin, kecuali auricular yang memiliki rigi-rigi muscular
(musculi pectinati)
- Dimasuki empat vena pulmonalis (dua cranial dan dua kaudal) lewat
dinding dorsalnya.
- Berdinding agak lebih tebal daripada atrium dextrum
- Memperlihatkan septum internatriale yang miring ke dorsal belakang
- Memiliki ostium atrioventriculare sinistrum untuk mengatar darah yang
kaya akan oksigen, dari atrium sisnistrum ke dalam ventriculus sinister.
Ventriculus sinister, bagian jantung yang membentuk apex cordis. Bagian
dalam ventriculuc sinister:
- Ketebalan dindingnya dua kali lipat ketebalan dinding ventriculus
dexter
- Terdapat ostium aorta di bagian dorsokranial ventrisulus sinister,
dilingkari oleh cincin fibrus yang merupakan alas bagi valvula
semilunar dextra, valvula semilunaris posterior, dan valvula semilunaris
sinistra valve aortae
- Memiliki musculus papilaris anterior dan usculus papilaris posterior
yang lebih besar daripada musculus papilaris di ventriculus dexter
karena tugas ventriculus yang lebih besar.
- Terdapat valve mitralis yang melindungi ostium atrioventriculare.
Valve terdiri atas dua cuspis, cuspis anterior dan cuspis posterior.
- Valve aorta melindungi ostium aorta. Satu cuspis terletak di anterior
dan dua cuspis terletak di dinding posterior.
13
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan vaskularisasi dan inervasi dari
jantung.
Vaskularisasi jantung:
o A. coronania dextra
o Cabang-cabangnya:
Ramus nodi sinu atrialis
Ramus marginalis
Ramus intervertricularis superior
Ramus nodi atrioventricularis
o A. coronaria sinistra
o Cabang-cabangnya:
Ramus nodi sinu atrialis
Ramus IV anterior
Ramus circumflexus
Ramus marginalis
Vena jantung
Vena cordis magna = vena coronaria sinista
Vena cordis parva = vena coronaria dexta
Vena cordis media
Vena posterior ventriculi sinistra
Vena abliqua atrii sinistra dan vena yang langsung bermuara pada atrium
dextra
14
Pembuluh darah di jantung
- Aorta: pembuluh darah dari ventrikel kiri membawa darah bersih ke
seluruh tubuh kecuali paru-paru.
- A. pulmonalis: pembuluh darah dari ventrikel kanan, membawa darah
kotor ke paru-paru.
- V. cava superior: pembuluh darah yang membawa darah ke atrium kanan
bagian atas.
- V. cava inferior: pembuluh darah yang membawa darah ke atrium kanan
bagian bawah.
- V. pulmonalis: pembuluh darah yang membawa darah dari paru-paru ke
atrium kiri.
- A. coronaria dextra: keluar dari aorta mensuplaidarah jantung kanan.
- A. coronaria sinistra: keluar dari aorta mensuplai darah ke jantung kiri.
Persarafan jantung
Diselenggarakan oleh cabang dari plexus cardiacus. Plexus ini dibentuk oleh:
1. Unsur simpatis dari n. cardiacus truncus simpaticus segmen thoracal 1- 4
melalui ganglion T 1-4 dan ganglion cervicalis inferior, medius dan
superior. Pengaruh simpatis:
15
mempercepat frekuensi ritme nodus atau denyut jantung
mempercepat kontraksi myocardium
mempercepat hantaran impuls pada fasiculus
vaso dilatasi arteri coronaria
2. Unsur parasimpatis dari rami cardiaci - N.Vagus. Pengaruh parasimpatis:
memperlambat ritme frekuensi denyut jantung
memperlemah kontraksi myocardium
memperlambat penghantaran impuls
vasokontriksi pembuluh darah
16
Dari ganglion thorcal T 1-4/5, dari ganglion cervicalis inferior,
medius dan superior
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan fisiologi dari sirkulasi darah pada
janin dan neonatus.
a) Sirkulasi janin
17
Prasimpatis dari
N.Vagus = rami
cardiaci
Sebelum lahir, darah dari placenta yang jenuh oksigen sekitar 80% kembali ke
janin melalui vena umbikalis. Saat mendekati hati, sebagian besar darah ini mengalir
melalui duktus venosus langsung ke vena cava inferior, memintasi hati. Sejumlah
kecil darah masuk ke sinusoid hati dan bercampur dengan darah dari sirkulasi porta.
Mekanisme sfingter di duktus venosus yang menutup pintu masuk vena umbilikalis,
mengatur aliran darah tali pusat melalui sinusoid hati. Stingfer ini menutup saat
kontraksi uterus menyebabkan aliran balik vena terlalu deras sehingga dapat
mencegah pembebanan berlebihan yang mendadak pada jantung.
Darah placenta,setelah berjalan singkat di vena cava inferior tempat darah ini
bercampur dengan darah terdeoksigenasi yang kembali dari ekstremitas bawah
masuk ke atrium kanan. Di sini darah di arahkan ke foramen ovale oleh katup vena
cava inferior. Dan sebagian besar darah berjalan langsung ke dalam atrium kiri,
sejumlah kecil darah tidakdapat mengikuti jalan tersebut karena terhambat oleh tepi
bawah septum sekundup, Krista dividens. Dan tetap berada di atrium kanan. Di sini,
darah tersebut bercampur dengan darah terdesaturasi yang kembali dari kepala dan
lengan melalui vena cava superior.
Dari atrium kiri, tempatnya bercampur dengan sedikit darah terdesaturasi yang
kembali dari paru, darah masuk ke ventrikel kiri dan aorta asendens. Karena arteri
koronaria dan arteri karotis adalah cabang-cabang pertama dari aorta asendens, otot
jantung dan otak mendapat darah yang banyak mengandung oksigen. Darah
terdesaturasi dari vena cava superior mengalir melalui ventrikel kana ke trunkus
pulmonalis. Sewaktu kehidupan janin, resistensi di pembuluh darah pparu tinggi,
sehingga sebagian besar darah mengalir langsunng melalui duktus arteriosus ke aorta
desendens, tempat darah ini bercampur dengan darah dari aorta prosimal. Setelah
berjalan melalui aorta desendens, darah mengalirke plasentamelalui dua arteri
umbilikalis, saturasi oksigen di arteri umbulikalis adalah sekitar 58%.
Selama perjalananya dari placenta ke organ-organ janin, darah di vena
umbilikalis secara bertahap kandungan oksigennya yang tinggi karena bercampuran
dengan darah terdesaturasi.
b) Sirkulasi neonatus
18
Perubahan sirkulasi pada saat lahir. Selama kehidupan prenatal, sirkulasi
plasenta memberikan oksigen pada janin, tetapi setelah lahir paru mengambil
alih pertukaran gas. Di system sirkulasi terjadi perubahan berikut saat lahir dan
pada bulan-bulan pertama setelah kelahiran:
1) Duktus arteriosus menutup, akibat kontraksi otot di dindingnya.
2) Foramen ovale menutup, disebabkan oleh meningkatnya tekanan di atrium
kiri, disertai oleh penurunan tekanan di sisi kanan.
3) Vena umbilikalis dan duktus venosus menutup dan menetap sebagai
ligamentum teres hepatis dan ligamentum venosum
4) Arteri umbilikalis membentuk ligamentum umbilikale medianum
5. Mahasisawa mampu mengetahui dan menjelaskan transportasi gas normal.
Transport Oksigen
Oksigen tidak terlalu mudah larut dalam air dan tidak cukup mudah di bawa
dalam larutan air sederhana untuk mempertahankan kehidupan jaringan.tetapi
jumlah besar dari oksigen dibawa dalam darah.darah ini mengandung sel-sel
(korpuskel merah) yang dapat dengan pigmen merah yang diketahui sebagai
hemoglobin.hemoglobin merupakan kombinasi antara haem (suatu ikatan besi-
porfirin)dan globin(suatu protin)hemoglobin berkaitan dengan oksigen membentuk
19
oksihemoglobin (HbO2) bila gas ini ada pada tekanan tinggi.oksihemoglobin
melepaskan oksigen pada tekanan rendah untuk membentuk (dikurangi)
hemoglobin (Hb) lagi.
Pada tekanan oksigen 100 mmHg, seperti dalam kapiler alveolar,semua
hemoglobin teroksigenasi sangat sedikit oksigen dilepaskan sampai tekanan oksigen
turun dibawah 60mmHg, dan kebanyakan dilepaskan pada tekanan oksigen 40
mmHg.sehinggabluk oksigen dilepaskan dalam jaringan .kadar tinggi karbon
dioksidadan asam (kondisi ini ditemukan pada jaringan aktif) keduanya
menigkatkan pelepasan oksigen.semua hemoglobin di temukaan dalam sel-sel darah
merah.adanya hemoglobin bebas dengan cepat dieksesikan oleh ginjal.homoglobin
pada bayi sebelum lahir berbeda dengan hemoglobin dewasa.hemoglobin bayi
sangat terosigenasi pada tekanan rendah dan kerenanya membawa oksigen lebih
efesien dari plasenta ke sirkulasi bayi.
Transport Karbon Dioksida
Pada jaringan tubuh,dimana konsentrasinya relatife tinggi,karbon dioksida
berkombinasi dengan air dalam korpuskel darah merah untuk membentuk ion-ion
bikarbinat (HCO3)dan ion-ion hydrogen ,korpuskeldarah merah ini mengandung
suatu enzim,anhidarse karbonat,yang mempercepat reaksi ini,ion-ion berkarbonat
berdifusi keluar dari korpuskel masuk kedalam plasma.bila ion-ion bikorbonat
20
mencapai paru-paru,dimana konsentrasi karbon dioksida dan air dan karbon dioksida
tersebut dilepaskan sebagai gas.karbon dioksida juga di bawa dalam darah dalam
larutan plasma dan berkombinasi dengan melekul melekul protein.
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam kelainan jantung
bawaan terutama Tetralogi Fallot.
a) Ventricular Septal Defect (VSD)
Cacat septum vertrikel yang mengenai pars membranasea septum. Merupakan
malformasi jantung congenital yang paling sering dijumpai, 12/10.000
kelahiran. Meskipun dapat ditemukan sebagai kelainan sendiri, tapi vsd sering
berkaitan dengan kelainan pemisahan region konotrunkal.
b) Stenois Katup Arteri Pulmonalis atau Aorta.
Terjadinya jika katup semilunas menyatu dengan panjang bervariasi. Insiden 3 -
4 / 10.000 stenosis katup arteri pilmonalis, trunkus arteri pulmonalis sempit atau
bahkan menghalami atresia. Stenosis katup aorta, penyatuan katup yang
menebal dapat sedemikian sempurna sehingga hanya sebuah lubang seukuran
jarum. Jika menutup total sidebut atresia aorta.
c) Dekstrokardia.
Posisi jantung terleak di posisi kanan toraks bukan di kiri disebabkan oleh
jantung menlengkung ke kiri dapat disertai situs inversus yaitu pembalikan total
semua organ, insiden 1 dari 7000 kelahiran.
d) Tetralogi Fallot.
21
Merupakan penyakit jantung congenial sianotik yang ditandai dengan
kombinasi empat kelainan daerah. Konotrunkal meliputi stenosis infundubulum
pulmonal, defek deptum interventrikalor, overrinding aorta, dan hipertropi
dinding ventrikel kanan.
Etiologi:
- Faktor endagen: Genetik, kromosom, anak lahir sebelumnya dengan
gangguan jantung, penyakit keluarga seperti Diabetes Mellitus, hpertensi,
gangguan jantung bawaan.
- Faktor Eksogen: Riwayat kehamilan, obat–obatan, alcohol, Infeksi rubella,
Radiasi sinar x
Tanda dan Gejala:
- Cianosis central (darah wajar dan bibir)
- Sesak nafas
- Kesulian menyusu
- Terlihat kelelahan
- Mengalami keterlambatan perkembangan.
22
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Tetralogi Fallot mengenai sekitar 4-5 bayi per 10.000 kelahiran bayi. Angka kejadian
pada bayi laki-laki dan bayi perempuan hampir sama. Tetralogi Fallot merupakan salah satu
kelainan jantung bawaan pada bayi baru lahir yang terjadi selama proses embriologi. Pada
Tetralogi Fallot didapatkan empatr kelainan di jantung yaitu defek septum ventrikel, stenosis
arteri pulmonalis, pembesaran ventrikel kanan, dan aorta yang berpindah tempat.
Adanya stenosis pada arteri pulmonalis mengakibatkan kerja dari ventrikel kanan
menjadi lebih berat dan menyebabkan terjadinya hipertropi ventrikel kanan. Karena
kegagalan pemompaan darah ke arteri pulmonalis, maka jumlah darah di ventrikel kanan
menjadi lebih banyak dan mendesak ventrikel kiri sehingga terjadi defek sptem interventikel,
dan kemudian terjadi perpindahan aorta di atas ventrikel. Keempat mekanisme inilah yang
mendasari terjadinya gangguan tetralogi fallot dengan gejala sianosis sentral, sesak napas,
kesulitan menyusu, terlihat kelelahan, dan mengalami keterlambatan perkembangan.
Penyebab terjadinya tetralogi fallot pada bayi baru lahir sebagian besar tidak diketahui
(90%). Faktor risiko yang diduga berkaitan dengan tetralogi fallot adalah faktor keturunan
(genetik) yang berperan sekitar 7%, konsumsi alkohol saat hamil, atau merokok saat hamil
(memegang peranan sekitar 3%). Tetralogi fallot juga sering dikaitkan dengan sindrom
Down.
Permasalahan yang diakibatkan gangguan tetralogi fallot cukup berat dan bisa
menghambat perkembangan anak sehingga diperlukan pemeriksaan dan penanganan yang
komperehensif oleh tenaga medis. Penanganan Tetralogi Fallot adalah dengan tindakan
operasi, dan biasanya dokter akan menganjurkan operasi bila bayi berusia 1 sampai dengan 2
tahun.
3.4 Saran dan Kritik
Dengan disusunnya laporan ini, penulis berharap akan bermanfaat bagi seluruh pembaca
dan apabila terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan laporan ini, penulis berharap agar
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga penulis akan
lebih baik di masa yang akan datang.
23
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 11. Jakarta: EGC, 2007
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi Ed. 4. Jakarta: EGC, 1995
Sadler, Thomas W. Embriologi Kedokteran Langman Ed.10. Jakarta: EGC, 2009
Snell, Richard S. Neuroanatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, Ed. 5. Jakarta: EGC,
2006
24