Upload
demian-rafel
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 Shear.doc
1/8
292.5.2. Kekuatan Geser dari Diskotinuitas
Wyllie dan Mah (2004) pemetaan geologi atau pengeboran inti digunakan untuk
mengidentifikasi keruntuhan geser yang dapat terjadi pada diskontinuitas, maka
diperlukan pengujian untuk mengetahui sudut geser dan kohesi dari sliding
surface dalam rangka untuk melakukan analisis stabilitas. elaksanaan kigiatan
in!estigasi juga harus memperoleh informasi mengenai karakteristik sliding
surface yang dapat memodifikasi parameter kekuatan geser. erlu ditekankan
karakteristik diskontinuitas meliputi janjang lereng se"ara kontinu, kekerasan
permukaan, ketebalan dan kareakteristik dari infilling , serta efek air pada sifat#
sifat infilling .
$alam desain lereng batuan, bahan batuan diasumsikan berdasarkan teori
%oulomb dimana kekuatan geser permukaan sliding dinyatakan dalam hal kohesi(") dan sudut geser (&) (%oulomb, ' dalam Wyllie dan Mah, 2004). *ntuk
planar , diskontinuitas bersih atau tidak ada infilling , kohesi akan menjadi nol dan
kekuatan geser akan ditentukan semata#mata oleh sudut gesekan. +udut gesekan
dari material batuan berkaitan dengan ukuran dan bentuk butir terpapar pada
permukaan fraktur. atu halus dan batuan dengan kandungan mika tinggi akan
"enderung memiliki sudut gesekan rendah, sementara batu kasar seperti granit,
akan memiliki sudut gesekan tinggi ( arton, '9 ). -amun, jika diskontinuitas
berisi infilling , sifat kekuatan geser fraktur sering diubah, dengan kohesi dan sudut
geser dari permukaan dipengaruhi oleh ketebalan dan sifat infilling .
ehadiran infillings sepanjang permukaan diskontinuitas dapat memiliki dampak
yang signifikan terhadap stabilitas. +angat penting bah/a infilling diidentifikasi di
dalam kegiatan in!estigasi, dan parameter kekuatan yang tepat untuk digunakan
dalam desain. engaruh infilling terhadap kekuatan geser akan tergantung pada
ketebalan dan sifat kekuatan material infilling . +ehubungan dengan ketebalaninfilling , jika lebih dari sekitar 2 # 01 akan ada sedikit atau tidak ada kontak
antar
7/25/2019 Shear.doc
2/8
0
batuan, dan sifat kekuatan geser fraktur akan menjadi sifat infilling ( oodman,
'9 0).
rilaku Shear Strength dan displacemen merupakan faktor tambahan untuk
dipertimbangkan mengenai kekuatan geser isian diskontinuitas. $alam
menganalisis stabilitas lereng, perilaku ini akan menunjukkan apakah ada
kemungkinan menjadi pengurangan kekuatan geser dengan perpindahan. $alam
kondisi di mana ada penurunan yang signifikan dalam kekuatan geser dengan
perpindahan, kegagalan lereng dapat terjadi tiba#tiba setelah gerakan dalam jumlah
ke"il.
3sian diskontinuitas dapat dibagi menjadi dua kategori umum, tergantung pada
apakah telah terjadi perpindahan sebelumnya diskontinuitas ( arton, '9 4).
ertama recently displaced discontinuities, diskontinuitas ini meliputi faults , shear
zones , clay mylonites dan bedding # surface slips . edua undisplaced
discontinuities , diskontinuitas pengisi yang tidak mengalami perpindahan
sebelumnya termasuk batuan beku dan metamorf yang telah lapuk di sepanjang
diskontinuitas untuk membentuk lapisan lempung. +elain isian diskontinuitas
pengaruh yang paling penting adalah keberedaan air dalam diskontinuitas, dimana
menyebabkan kekuatan geser berkurang akibat pengurangan efektif tegangan
geser yang normal yang bekerja pada permukaan (Wyllie dan Mah, 2004).
2.5.3. Kelas Kekuatan Batuan
erdasarkan efek skala dan kondisi geologi dapat dilihat bah/a sliding surfaes
dapat terbentuk sepanjang permukaan diskontinuitas, atau melalui massa batuan,
seperti yang diilustrasikan pada ambar 2.'2. entingnya klasifikasi yang
ditunjukkan Wyllie dan Mah (2004) bah/a dalam dasarnya semua analisis
stabilitas lereng perlu menggunakan sifat kekuatan geser baik diskontinuitas atau
massa batuan, dan ada prosedur yang berbeda untuk menentukan sifat kekuatan
sebagai berikut
a. Discontinuity shear strength (kekuatan geser dari diskontinuitas) dapat
diukur di lapangan dan laboratorium.
7/25/2019 Shear.doc
3/8
'
b. Rock mass shear strength (kekuatan geser massa batuan) ditentukan oleh
metode empiris dengan "ara analisis balik dari lereng yang dipotong dalam
kondisi geologi sama, atau melalui perhitungan yang melibatkan indeks
kekuatan batuan.
erbagai kondisi kekuatan geser yang mungkin ditemui di lereng batu seperti yang
diilustrasikan pada ambar 2.'2 jelas menunjukkan pentingnya memeriksa baik
karakteristik diskontinuitas dan kekuatan batuan selama site investigation .
ambar 2.'2. 5ubungan 6ntara eologi dan elas ekuatan atuan (Wyllie danMah, 2004)
7/25/2019 Shear.doc
4/8
2
1 3
2.6 Kriteria Keruntuhan Batuan
riteria runtuhan batuan ditentukan berdasarkan hasil per"obaan atau eksperiment.7ai, dkk. (20'0) ekspresi dari kriteria ini mengandung satu atau lebih parameter
sifat mekanik dari batuan dan menjadi sederhana jika dihitung dalam 2 dimensi,
dengan asumsi regangan bidang ( plane strain ) atau tegangan bidang ( plane stress ).
ada tegangan bidang, dua tegangan prinsipal ( principal stresses ) saja yang
berpengaruh karena satu tegangan utama sama dengan nol. ada kondisi regangan
bidang 8 8 8, maka tegangan prinsipal menengah (i ntermediate
principal
stress ) 8merupakan fungsi dari dua tegangan utama lainnya atau kriteria runtuh
hanya berfungsi pada dua tegangan utama tersebut (8 dan 8 ).
5oek dan ro/n ('9:0) mengusulkan sebuah metoda untuk menduga kekuatan
massa batuan terkekarkan. Metodanya kemudian dimodifikasi kembali (5oek,
'9: ; 5oek dan ro/n, '9::). 6plikasi kriteria runtuh ini untuk kualitas massa
batuan sangat perlu dilakukan perubahan (5oek, dkk, '992). $an pengembangan
klasifikasi baru tersebut disebut geological strength index < +3 (5oek, '994;
5oek, dkk., '99 ; 5oek dan ro/n, '99 ) kemudian dimodifikasi (5oek, dkk,
2002) dengan pengembagan rumus (2.4).
= + ( 3
+ ) (2.4)
$imana 8 ' = dan 8 = merupakan tegangan efektif maksimum dan minimum saat
batuan runtuh. 8 " adalah kuat tekan (*%+) batuan utuh. m b merupakan penurunan
konstanta material mi yang berasal dari pengujian triaksial batuan utuh dilaboratorium dengan besarnya
GSI '00 mb = mi e>p (2. ) 2: '4 D
*ntuk menentukan kuat tekan (8"), dan konstanta mi dapat dilakukan melalui uji
triaksial dengan menggunakan analisis regresi non linier .
7/25/2019 Shear.doc
5/8
= +
(2.?)
7/25/2019 Shear.doc
6/8
=
mt
a
= 3
(2. )
= ( 1 3 ) 2(2.:)
2
( )
[
2 (()2 ) ]
(2.9)
1 =
(
)[2 (()2
) ]
(2.'0)
ada penentuan kekuatan massa batuan dengan metode +3 adanya masukkan
parameter konstanta massa batuan berupa m dan s. 5oek dan ro/n telah
membuat konstanta m dan s seperti pada @abel 2.4. ada tabel tersebut
memberikan informasi semakin keras maka konstanta m dan s semakin besar.
Astimasi kekuatan massa batuan dari nilai uniaxial compressive strength
berdasarkan persamaan#persamaan
berikut ini dari 5oek, dkk., 2002.
c = ci .S (2.'')
Tensile strength = S .
ci
b
(2.'2)
s dan a adalah konstanta untuk massa batuan, dan di"ari dengan persamaan sebagai
berikut
GSI '00 s = e>p 9 D (2.' )
a = '
+ '
(eGSI 20
' e ) (2.'4)2 ?
7/25/2019 Shear.doc
7/8
4
@abel 2.4 -ilai konstanta mi batuan untuh dikelompokkan menjadi empat(5oek, 200?).
TipeBatua
Kelas !"up Te#stu!
Kasa! $e%an& 'alus $an&at
Klasti#
K"n&l" e!at
Batupasi!
$iltst"ne
Batule pun&
!a,-a#+++++ (1.)
B u
# a
n K l a s t i #
/!&ani#
0 al#+++++ ( )
Batu a!a+++++ (.+21)
Ka! "nat
B!e#si
$pa!iti#a pin& (14)
5i#!itia pin& (.)
Ki ia Batu&ip
s7n i%!i
t
5 8 T 7 5 / 9 : Ta# e!;"liasi
5a! e!
'"!n;els
7/25/2019 Shear.doc
8/8