3
Shock didefinisikan sebagai hipoperfusi jaringan. Akan tetapi ditinjau dari sirkulasi, shock merupakan kehilangan kemampuan kompensasi jantung dan pembuluh darah terhadap faktor pencetus shock. Menurut Harrison (1999), shock didefinisikan sebagai keadaan terdapatnya pengurangan yang sangat besar dan tersebar luas pada kemampuan pengangkutan oksigen serta unsur-unsur gizi lainnya secara efektif ke berbagai jaringan sehingga timbul cedera seluler yang mula-mula reversibel dan kemudian bila keadaan shock berlangsung lama menjadi irreversibel. Shock masa kini dapat dibagi atas : 1. Shock distributif 2. Shock hipovolemik 3. Shock kardiogenik 4. Shock obstruktif Sedangkan shock distributif dapat dibagi atas : 1. Shock septik 2. Shock anafilaktik Dan shock hipovolemik dapat dibagi atas : 1. Shock hemoragik 2. Shock hipovolemik akibat kekurangan cairan. Pada saat ini pembagian shock yang umum dianut adalah shock distributif, shock hipovolemik, shock kardiogenik dan shock obstruktif. Shock distributif meliputi shock septik dan shock anafilaktik, yang disebut juga dengan problem tangki (Tank problem),

Shock Didefinisikan Sebagai Hipoperfusi Jaringan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Page 1: Shock Didefinisikan Sebagai Hipoperfusi Jaringan

Shock didefinisikan sebagai hipoperfusi jaringan. Akan tetapi ditinjau dari sirkulasi, shock merupakan kehilangan kemampuan kompensasi jantung dan pembuluh darah terhadap faktor pencetus shock. Menurut Harrison (1999), shock didefinisikan sebagai keadaan terdapatnya pengurangan yang sangat besar dan tersebar luas pada kemampuan pengangkutan oksigen serta unsur-unsur gizi lainnya secara efektif ke berbagai jaringan sehingga timbul cedera seluler yang mula-mula reversibel dan kemudian bila keadaan shock berlangsung lama menjadi irreversibel.

Shock masa kini dapat dibagi atas :

1. Shock distributif

2. Shock hipovolemik

3. Shock kardiogenik

4. Shock obstruktif

Sedangkan shock distributif dapat dibagi atas :

1. Shock septik

2. Shock anafilaktik

Dan shock hipovolemik dapat dibagi atas :

1. Shock hemoragik

2. Shock hipovolemik akibat kekurangan cairan.

Pada saat ini pembagian shock yang umum dianut adalah shock distributif, shock hipovolemik, shock kardiogenik dan shock obstruktif. Shock distributif meliputi shock septik dan shock anafilaktik, yang disebut juga dengan problem tangki (Tank problem), makin banyak mendapat perhatian dalam penelitian karena peranan mediator yang makin kompleks. Menurut Harrison (1999), shock dapat dibagi atas :

1. Shock reversibel

Page 2: Shock Didefinisikan Sebagai Hipoperfusi Jaringan

Karena terjadi penurunan tekanan darah, terjadi kompensasi neural baik berupa barorefleks maupun kompensasi hormonal dimana terjadi pembebasan ADH. Disamping itu terjadi pula mekanisme angiotensin I menjadi angiotensin II oleh angiotensin converting enzyme (ACE) yang terdapat pada vaskuler epitelium pada paru, ginjal dan otak sehingga terjadi vasokontriksi. Begitu pula terjadi produksi aldosteron yang dapat mempertahankan air dan garam oleh ginjal. Shock menyebabkan pembebasan ACTH oleh kelenjar hipofisis, pembebasan kortikol, epinefrin serta norepinefrin.

2. Shock dekompensasi

Pada fase selanjutnya berbagai organ tidak lagi mengandung darah yang cukup dan terjadilah dekompensasi shock.

3. Shock irreversibel

Suatu keadaan yang kompleks yang terjadi pada sel dimana tidak dapat lagi dikoreksi.

Yang dimaksud shock anafilaktik adalah shock yang terjadi secara akut yang disebabkan oleh reaksi alergik atau reaksi hipersensitif. Sedangkan yang dimaksud dengan reaksi alergik adalah peninggian reaksi fisiologik tubuh terhadap bahan antigen yang memperkuat terjadinya reaksi antigen-antibodi.

Shock anafilaksis biasanya merupakan manifestasi alergi obat atau makanan, ini bisa juga terjadi setelah gigitan serangga. Gambaran pertama adalah gatal seluruh tubuh, terutama telapak kaki dan telapak tangan yang disusul kemerahan dan pembengkakan wajah dan leher yang disebabkan terbentuknya edema yang cepat, yang meluas ke dalam faring sehingga menyebabkan obstruksi saluran nafas atas. Kehilangan cairan intravaskuler secara mendadak menyebabkan hipovolemia dan berkurangnya perfusi ke berbagai organ (Bayley dan Leinter, 1995).

Anafilaksis adalah suatu kondisi alergi yang sering dapat mengakibatkan turunnya tekanan arteri dan denyut jantung secara drastis. Terutama menghasilkan reaksi antigen antibodi yang berlangsung dengan tiba-tiba setelah antigen yang diberikan kepada pasien yang sensitif telah berada dalam sirkulasi darah. Salah satu efek yang terutama adalah menyebabkan basophil dalam darah dan sel mast pada perikapiler mengeluarkan histamin atau sejenis histamin. Histamin dapat menyebabkan peningkatan kapasitas vaskuler karena adanya dilatasi vena, meningkatkan permeabilitas kapiler dengan banyaknya cairan dan protein yang terlepas dengan cepat ke jaringan. Dampak pada jaringan adalah pengurangan venous return dan sering menyebabkan kematian mendadak pada pasien.