62
DEWAN PERWAKILAN·RAKYAT . .: . LAPORAN SINGKAT : TIM SINKRONISASI (TIMSIN) PANITIA KHUSUS RANCANGAN TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS =============================================================== Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Wa kt u Hari, tanggal T e m p at t Ketua Rapat Sekretaris Rapat A car a Hadir I. PENDAHULUAN 2008-2009 IV Tim Sinkronisasi (Timsin) Puku114.00 sid 17.30 WIB Senin, 31 Agustus 2009 Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Lt. I Gedung Nusantara I. H. Irmadi Lubis Didampingi Wakil Ketua Pansus KEK (H. Marzuki Achmad, SH; Nasril Bahar, SE; Ir. Azam Azman Natawijana; Hj. Sundari Fitriyana, S.Ag) Drs. Hermizar (Sekretaris Pansus) Sinkronisasi Draft RUU tentang Kawasan Ekonomi Khusus, 27 orang dari 30 :prang Anggota. KESIMPULAN RAPAT Rapat Tim Sinkronisasi RUU tentang Kawasan Ekonomi Khusus dibuka pada pukul 14.00 WIS. setelah korum terpenuhi sesuai dengan Peraturan Tata tertib ·OPR RI Pasal 99 ayat (1) yang dihadiri terdiri atas lebih dari separuh unsur fraksi, dan rapat dinyatakan tertutup umum. ARSIP DAN DOKUMENTASI

REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

DEWAN PERWAKILAN·RAKYATREPUBLIK.JNDO~SIA..: .

LAPORAN SINGKAT :TIM SINKRONISASI (TIMSIN)

PANITIA KHUSUS RANCANGAN UND~NG-UNDANG

TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS===============================================================Tahun Sidang

Masa Persidangan

Rapat ke

Jenis Rapat

Wa kt u

Hari, tanggal

T e m p at t

Ketua Rapat

Sekretaris Rapat

A car a

Hadir

I. PENDAHULUAN

2008-2009

IV

Tim Sinkronisasi (Timsin)

Puku114.00 sid 17.30 WIB

Senin, 31 Agustus 2009

Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Lt. I GedungNusantara I.

H. Irmadi Lubis

Didampingi Wakil Ketua Pansus KEK(H. Marzuki Achmad, SH; Nasril Bahar, SE;Ir. Azam Azman Natawijana; Hj. SundariFitriyana, S.Ag)

Drs. Hermizar (Sekretaris Pansus)

Sinkronisasi Draft RUU tentang KawasanEkonomi Khusus,

27 orang dari 30 :prang Anggota.

KESIMPULAN RAPAT

Rapat Tim Sinkronisasi RUU tentang Kawasan Ekonomi Khusus dibuka padapukul 14.00 WIS. setelah korum terpenuhi sesuai dengan Peraturan Tata tertib·OPR RI Pasal 99 ayat (1) yang dihadiri terdiri atas lebih dari separuh unsurfraksi, dan rapat dinyatakan tertutup umum.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 2: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

II. KESIMPULAN

Tim Sinkronisasi RUU tentang Kawasanmenyetujui/menyepakati draft RUU sebagai berikut:

Ekonomi Khusus

RANCANGANUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ... TAHUN 2009TENTANG

KAWASAN EKONOMI KHUSUS

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang . a. bahwa masyarakat adu dan makmur berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945harus diwujudkan melalui penyelenggaraan pembangunanperekonomian nasional berdasar atas demokrasi ekonomi;

b. bahwa untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayahtertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonominasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatudaerah dalam kesatuan ekonomi naslonal, perlu dikembangkanKawasan Ekonomi Khusus;

c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal31 ayat (3) Undang-UndangNomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, ketentuanmengenai Kawasan Ekonomi Khusus diatur dengan Undang­Undang;

d. bahwa berdasarkan pertlmbanqan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang­Undang tentang Kawasan Ekonomi Khusus:

Mengingat . 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 33Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun; 2007 tentang PenanamanModal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4724);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIAdan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan . UNDANG-UNDANG TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS.

2

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 3: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

BASI

KETENTUAN UMUM

Pasal1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut kEK, adalah kawasandengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan RepublikIndonesia yang ditetapkan untuk menyelenqqarakan fungsi perekonomian danmemperoleh fasilitas tertentu. '

2. Zona adalah area di dalam KEK dengan batas tertentu yang pemanfaatannyasesuai dengan peruntukkannya.

3. Dewan Nasional adalah dewan yang dibentuk i di tingkat nasional untukmenyelenggarakan KEK.

4. Dewan Kawasan adalah dewan yang dibentuk di tingkat provinsi untuk membantuDewan Nasional dalam penyelenggaraan KEK.

5. Administrator adalah bagian dari Dewan Kawasan yang dibentuk untuk setiapKEK guna membantu Dewan Kawasan dalam penyelenqqaraan KEK.

6. Badan Usaha adalah perusahaan berbadan hukum yang berupa Badan UsahaMilik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, koperasi, swasta, dan usaha patunganuntuk menyelenggarakan kegiatan usaha KEK.

7. Pelaku usaha adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum, tidak berbadanhukum atau usaha orang perseorangan yang melakukan kegiatan usaha di KEK.

BASilFUNGSI, BENTUK, DAN KRITERIA

Bagian KesatuFungsi

Pasal2

KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulangeoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri,ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dandaya saing internasional.

Bagian KeduaBentuk

Pasal3

(1) KEK terdiri atas satu atau beberapa zona:

a. pengolahan ekspor;

b. logistik;

c. industri;

d. pengembangan teknologi;

8. pariwisata;

f. energi; dan/atau

g. ekonomi lain.

3

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 4: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

(2) Oi dalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagipekerja. "

(3) Oi dalam setiap KEK disediakan lokasi untuk usaha mikro, keeil, menengah(UMKM), dan koperasi, baik sebagai pelaku usaha maupun sebagaipendukung kegiatan perusahaan yang berada di dalam KEK.

Bagian KetigaKriteria

Pasal4

Lokasi yang dapat diusulkan untuk menjadi KEK harus memenuhi kriteria:I'

a. sesuai "dengan Rencana Tata Ruang Wilay:ah dan tidak berpotensimengganggu kawasan lindung;

b. pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan mendukung KEK;

c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional ataudekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak padawilayah potensi sumber daya unggulan; dan

d. mempunyai batas yang jelas.

BAS IIIPEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

Bagian KesatuPengusulan

Pasal5

(1) Pembentukan KEK diusulkan kepada Dewan Nasional oleh:

a. Badan Usaha;

b. pemerintah kabupaten/kota; atau

c. pemerintah provinsi.

(2) Dalam hal usulan diajukan oleh Badan Usaha sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a, usulan disampaikan melalui pemerintah provinsi setelahmemperoleh persetujuan pemerintah kabupaten/kota.

(3) Dalam hal usulan diajukan oleh pemerintah kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b, usulan disampaikan melalui pemerintahprovinsi.

(4) Dalam hal usulan diajukan oleh pernerintah provinsi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c, usulan disampaikan setelah mendapat persetujuanpemerintah kabupaten/kota.

Pasal6

(1) Usulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) harus memenuhikriteria sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 4.

(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi persyaratan palingsedikit:

a. peta lokasi pengembangan serta luas area yang diusulkan yang terpisahdari permukiman penduduk;

b. rencana tata ruang KEK yang diusulkan dilengkapi dengan peraturanzonasi;

c. rencana dan sumber pembiayaan;

4

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 5: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

d. analisis mengenai dampak lingkungan yang sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

e. hasil studi kelayakan ekonomi dan finansial; dan

f. jangka waktu suatu KEK dan rencana strategis.

Bagian KeduaProses Penetapan

Pasal?

(1) Dewan Nasional dapat menyetujui atau menolak usulan pembentukan KEKsetelah melakukan pengkajian atas usulan sebagaimana dimaksud dalamPasal 5 ayat (1).

(2) Dalam hal Dewan Nasional menyetuiul pembentukan KEK, Dewan Nasionalmengajukan rekomendasi pembentukan KEK kepada Presiden.

(3) Dalam hal Dewan Nasional menolak usulan pembentukan KEK, penolakandisampaikan kepada pengusul disertai dengan alasan.

(4) Pembentukan KEK ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal sDalam hal tertentu, Pemerintah dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEKtanpa melalui proses pengusulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

Pasal9

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan KEK diatur dengan PeraturanPemerintah.

Bagian KetigaPembangunan dan Pengoperasian

Pasal10

(1) Berdasarkan penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal r ayat (4),pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota menetapkan BadanUsaha untuk membangun KEK sesuai dengan ketentuan peraturanperu ndang-undangan.

(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dHaksanakan oleh:

a. pemerintah provinsi dalam hal lokasi KEK berada pada lintaskabupaten/kota; dan

b. pemerintah kabupaten/kota dalam hal lokasl KEK berada pada satukabupaten/kota.

Pasal11

Dalam hal usulan berasal dari Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 ayat (1) huruf a, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota menunjuklangsung Badan Usaha pengusul untuk membangun KEK.

Pasal12

(1) KEK harus siap beroperasi dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejakditetapkan.

(2) Dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Dewan Nasional melakukan evaluasi setiap tahun.

5

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 6: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

(2) Dewan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawabkepada Presiden.

Pasal16

(1) Dewan Nasional diketuai oleh menteri yang menanqanl urusan pemerintahanbidang perekonomian dan beranggotakan menteri dan Kepala LembagaPemerintah Non Kementerian.

(2) Dalam melaksanakan tugas, Dewan Nasional sebaqalrnana dimaksud padaayat (1) membentuk Sekretariat Dewan Nasional.

(3) Ketentuan mengenai keanggotaan, tata kerja, dan kesekretariatan DewanNasional diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal17

Dewan Nasional bertugas:

a. menyusun Rencana Induk Nasional KEK;

b. menetapkan kebijakan umum serta langkah .strateqls untuk mempercepatpembentukan dan pengembangan KEK;

c. menetapkan standar infrastruktur dan pelayanan minimal dalam KEK;

d. melakukan pengkajian atas usulan suatu wilayah untuk dijadikan KEK;

e. memberikan rekomendasi pembentukan KEK;

f. mengkaji dan merekomendasikan langkah pengembangan di wilayah yangpotensinya belum berkembang;

g. menyelesaikan permasalahan strategis dalam pelaksanaan, pengelolaan, danpengembangan KEK; dan

h. memantau dan mengevaluasi keberlangsungan KEK serta merekomendasikanlangkah tindak lanjut hasil evaluasi kepada Presiden, termasuk mengusulkanpencabutan status KEK.

Pasal18

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, DewanNasional dapat:

a. meminta penjelasan Dewan Kawasan dan: Administrator mengenaipelaksanaan kegiatan;

b. meminta masukan dan/atau bantuan instansi Pemerintah, pemerintah daerah,atau para ahli sesuai dengan kebutuhan; dan/atau

c. melakukan kerja sama dengan pihak lain sesuai dengan kebutuhan.

Bagian KetigaDewan Kawasan

Pasal 19

(1) Dewan Kawasan dibentuk pada setiap provinsi yang sebagian wilayahnyaditetapkan sebagai KEK.

(2) Dewan Kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh DewanNasional kepada Presiden untuk ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

(3) Dewan Kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawabkepada Dewan Nasional.

Pasal20

7

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 7: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

(1) Dewan Kawasan terdiri atas ketua, yaitu gubernur, wakil ketua, yaitubupati/walikota, dan anggota, yaitu unsur Pemerintah di provinsi, unsurpemerintah provinsi, dan unsur pemerintah kabupaten/kota.

(2) Dalam melaksanakan tugas, Dewan Kawasan sebagaimana dimaksud padaayat (1) membentuk Sekretariat Dewan Kawasan. :

(3) Ketentuan mengenai keanggotaan, tata kerja, dan kesekretariatan DewanKawasan diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal21

Dewan Kawasan bertugas:

a. melaksanakan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Dewan Nasionaluntuk mengelola dan mengembangkan KEK di wilayah kerjanya;

b. membentuk Administrator KEK di setiap KEK;

c. mengawasi, mengendalikan, mengevaluasi, dan mengoordinasikanpelaksanaan tugas Administrator KEK dalam penyelenggaraan sistempelayanan terpadu satu pintu dan operasiona.lisasi IKEK;

d. menetapkan langkah strategis penyelesaian permasalahan dalam pelaksanaankegiatan KEK di wilayah kerjanya;

e. menyampaikan laporan pengelolaan KEK kepada Dewan Nasional setiap akhirtahun; dan

f. menyampaikan laporan insidental dalam hal terdapat permasalahan strategiskepada Dewan Nasional.

Pasal22

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, DewanKawasan dapat:

a. meminta penjelasan Administrator KEK mengenai pelaksanaan sistempelayanan terpadu satu pintu serta pengawasan dan pengendalianoperasionalisasi KEK;

b. meminta masukan dan/atau bantuan kepada instansi Pemerintah atau paraahli sesuai dengan kebutuhan; dan/atau

c. melakukan kerja sama dengan pihak lain sesuai dengan kebutuhan.

Bagian KeempatAdministrator Kawasan Ekonomi Khusus

Pasal23(1) Administrator KEK bertugas:

a. melaksanakan pemberian izin usaha dan izin lain yang diperlukan bagipelaku usaha yang mendirikan, menjalankan, dan mengembangkan usahadi KEK;

b. melakukan pengawasan dan pengendalian operaslonaltsast KEK; dan

c. menyampaikan laporan operasionalisasi KEK secara berkala daninsidental kepada Dewan Kawasan.

(2) Pelaksanaan pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilakukan melalui pelayanan terpadu satu pintu.

8

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 8: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal24

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, AdministratorKEK: '

a. memperoleh pendelegasian atau pelirnpahan wewenang di bidang perizinandari Pemerintah dan pemerintah daerah;dan

b. dapat meminta penjelasan kepada Badan Usaha dan/atau Pelaku Usaha diKEK mengenai kegiatan usahanya. I.

Bagian KelimaPembiayaan

Pasal25

(1) Dewan Nasional, Dewan Kawasan, dan Administrator KEK memperolehpembiayaan yang berasal dari:

a. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah; dan

b. sumber lain yang tidak bertentangan denqan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembiayaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian KeenamBadan Usaha Pengelola

Pasal26

(1) Penyelenggaraan kegiatan usaha di KEK dilaksanakan oleh Badan Usaha yangditetapkan sebagai pengelola KEK. .

(2) Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah;

b. Badan Usaha koperasi;

c. Badan Usaha swasta; atau

d. Badan Usaha patungan antara swasta dan/atau koperasi denganPemerintah, dan/atau pemerintah provinsi, dan/atau pemerintahkabupaten/kota.

BABVLALU LINTAS BARANG, KARANTINA, bAN DEVISA

Pasal27

(1) Ketentuan larangan atau pembatasan impor dan ekspor yang diaturberdasarkan peraturan perundang-undangan berlaku di KEK.

(2) Barang yang terkena ketentuan pembatasan impor dan ekspor dapat diberikanpengecualian dan/atau kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Lalu lintas barang ke dan dari KEK berlaku ketentuan peraturan perundang­undangan.

Pasal28

Ketentuan mengenai karantina manusia, hewan, ikan, dan tumbuh-tumbuhan yangdiatur dalam peraturan perundang-undangan tetap berlaku di KEK.

9

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 9: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal29

(1) Mata uang rupiah merupakan alat pembayaran yang sah di KEK.

(2) Pemasukan dan pengeluaran mata uang rupiah antara KEK dan luar negeritunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Mata uang asing hanya dapat dijualbelikan di KEK melalui bank ataupedagang valuta asing yang telah mendapat izin sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(4) Semua transaksi perdagangan internasional dalam valuta asing di KEK yangdilakukan melalui bank hanya dapat dilakukan aleh bank yang telah mendapatizin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BABVI

FASILITAS DAN KEMUDAHAN

Bagian KesatuPerpajakan, Kepabeanan, dan Cukai

Pasal30

(1) Setiap wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha di KEK diberikan fasilitaspajak penghasilan (PPh).

(2) Selain fasilitas PPh sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diberikantambahan fasilitas PPh sesuai dengan karakteristik zona.

(3) Fasilltas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diberikan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas PPh sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal31

Fasilitas perpajakan juga dapat diberikan dalam waktu tertentu kepada penanammodal berupa pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal32

(1) Impor barang ke KEK dapat diberikan fasilitas berupa:

a. penangguhan bea masuk;

b. pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan bakuatau bahan penolong produksi: ):

c. tidak dipungut Pajak Pertarnbahan Nilai (PPN) atau Pajak PertambahanNilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untukbarang kena pajak; dan

d. tidak dipungut PPh imparl

(2) Penyerahan barang kena pajak dari ternpat lain di dalam daerah pabean keKEK dapat diberikan fasilitas tidak dipungut PPN dan PPnBM berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Penyerahan barang kena pajak dari KEK ke tempat lain di dalam daerahpabean sepanjang tidak ditujukan kepada pihak yang mendapatkan fasilitasPPN dikenakan PPN atau PPN dan PPnBM sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

10

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 10: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal33

(1) Barang asal impor yang dikeluarkan dari KEK dengan tujuan diimpor untukdipakai, sepanjang pengeluaran tersebut tidak ditujukan kepada pihak yangmemperoleh fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk, cukai, ataupajak dalam rangka impor:

a. dipungut bea masuk;

b. dilunasi cukainya untuk barang kena cukai; dan

c. dikenakan PPN, atau PPN dan PPnBM, serta PPh impor berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan ketentuan imporberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal34

Barang yang dikeluarkan dari KEK dengan tujuan untuk diekspor diberlakukanketentuan ekspor berdasarkan ketentuan peraturan pe,rundang-undangan.

Bagian KeduaPajak Daerah dan Retribusi Daerah

Pasal35

(1) Setiap wajib:pajak yang melakukan usaha di KEK diberikan insentif berupapembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Selain insentif pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1), pemerintah daerah dapat memberikan kemudahan lain.

Bagian Ketiga ::Pertanahan, Perizinan, Keimigrasian, dan Investasi

Pasal36

Oi KEK diberikan kemudahan untuk memperoleh hak atas tanah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal3?

Badan Usaha yang telah memperoleh tanah di lokasi yang sudah ditetapkansebagai KEK berdasarkan Peraturan Pemerintah diberikan hak atas tanah.

Pasal38

(1) Oi KEK diberikan kemudahan dan keringanan di bidang perizinan usaha,kegiatan usaha, perindustrian, perdagangan, kepelabuhan, dan keimigrasianbagi orang asing pelaku bisnis, serta diberikan tasllitas keamanan.

(2) Kemudahan dan keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkansesuai dengan ketentuan peraturan perundanq-undanqan.

Pasal39

Oi KEK tidak diberlakukan ketentuan yang mengatur bidang usaha yang terbukadengan persyaratan di bidang penanaman modal, kecuali yang dicadangkan untukUMKM dan koperasi.

Bagian KeempatFasllltas dan Kemudahan Lain

Pasal40

(1) Selain pemberian fasilitas dan kemudahan sebagaimana diatur dalam Pasal 30sampai dengan Pasal 39, zona yang berada di dalarn KEK dapat diberikanfasilitas dan kemudahan lain. I

11

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 11: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

(2) Ketentuan mengenai fasilitas dan kemudahan lain sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur oleh instansi yang berwenamg sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian KelimaKetenagakerjaan

Pasal41

Izin mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) yang mempunyai jabatan sebagaidireksi atau komisaris diberikan sekali dan berlaku selama TKA yang bersangkutanmenjadi direksi atau komisaris.

Pasal42

Penggunaan tenaga kerja di KEK mengutamakan warqa negara Indonesia sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal43

(1) Di KEK dibentuk Lembaga Kerja Sama Tripartit Khusus oleh gubernur yangmempunyai tugas:

a. melakukan komunikasi dan konsultasi mengenai berbagai masalahketenagakerjaan;

b. melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan timbulnya permasalahanketenagake~aan;dan

c. memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah penyelesaianpermasalahan.

(2) Keanggotaan lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsurPemerintah, unsur pemerintah daerah, unsur serikat pekerja/serikat buruh, danunsur asosiasi pengusaha.

(3) Di dalam melakukan tugas dan fungsinya, lembaga sebagaimana dimaksudpada ayat (1) berkoordinasi dengan lembaga lain.

Pasal44

(1) Di KEK dibentuk Dewan Pengupahan oleh gubernur yang tugas dan fungsinyasebagai berikut:

a. memberikan masukan dan saran untuk penetapan pengupahan; dan

b. membahas permasalahan pengupahan.

(2) Keanggotaan Dewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsurPemerintah, unsur pemerintah daerah, unsur serikat pekerja/serikat buruh,unsur asosiasi pengusaha, ahli, dan perguruan tinggi.

(3) Di dalam melakukan tugas dan fungsinya, Dewan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) berkoordinasi dengan lembaga lain.

Pasal45

(1) Penetapan dan pemberlakuan upah minimum ditetapkan dan diatur olehgubernur.

(2) Penetapan upah minimum mempertimbangkan paling sedikit:

a. upah minimum sebagai jaring pengaman;

b. kemampuan UMKM dan koperasi; dan

c. kebutuhan hidup layak (KHL).

12

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 12: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal46

(1) Untuk perusahaan yang mempunyai lebih dari 1 (satu) serikat pekerja/serikatburuh, dapat dibentuk 1 (satu) forum serikat pekerja/serikat buruh pada setiapperusahaan.

(2) Ketentuan mengenai pembentukan forum serikat pekerja/serikat buruhsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri yangmenangani urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.

Pasal47

(1) Pada perusahaan yang telah terbentuk serikat pekerja/serikat buruh dibuatperjanjian kerja bersama (PKB) antara serikat. pekerja/serikat buruh danpengusaha.

(2) Dalam PKB disepakati:

a. jenis pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain; dan

b. bentuk hubungan kerja yang didasarkan perjanjian kerja untuk waktutertentu dan untuk waktu tidak tertentu.

(3) Dalam hal perusahaan melakukan pekerjaan yang berhubungan denganproduk baru, kegiatan baru, atau produk tarnbahan yang masih dalampercobaan atau penjajakan, dapat dilakukan derigan perjanjian kerja waktutertentu untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjanguntuk sekali paling lama 1 (satu) tahun.

(4) Perjanjian kerja waktu tertentu sebagaimana dirnaksud padaayat (3) tidakdapat dilakukan pembaruan.

(PENDING)

BABVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 45 (48)

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentangKawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-Undangsebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor1 Tahun 2000 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasMenjadi Undang-Undang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;

2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nornor 2 Tahun 2000 tentangKawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang MenjadiUndang-Undang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;

2. 1.Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang KawasanPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang Menjadi Undang-Undang,tidak dicabut dan dinyatakan berlaku sesuai UU No.11 Tentang PemerintahanAceh;

13

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 13: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

3. Kawasan Perdagangan Babas dan Pelabuhan Bebas yang telah ditetapkanberdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor '44 Tahuri 2007 dan Undang-UndangNomor 37 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas Sabang, tetap dinyatakan sebagai suatu kawasan yangberada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yangterpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk,pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan" cukai untukselanjutnya disebut sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan PelabuhanBebas, sampai batas waktu berakhirnya status Kawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas bersangkutan; .

3. 1. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang telah ditetapkanberdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tenun 2000 sebeqeimene te/ahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 dan Undang-UndangNomor 2 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan PelabuhanBebas Sabang, tetap dinyatakan sebagai suatu kawasan yang berada da/amwi/ayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah daerahpabean sehingga bebas dari pengenaan bea mesuk, pajak pertambahan nilai,pajak penjualan atas barang mewah dan cukel untuk selanjutnya disebutsebagai Kawasan PerdagangAn Bebas dan Pelabuhan Bebas, sampai bataswaktu berakhirnya status Kawasan Perdagangan Bebas dan Pe/abuhan Bebasbersangkutan;

4. Dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaimanadimaksud pada angka 3 (tiga), berlaku ketentuan-ketentuan Kawasan EkonomiKhusus sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, dan ketentuan­ketentuan sebagai berikut:

4. 1.Da/am Kawasan Perdagangan Bebas dan Pe/abuhan Bebas sebagaimanadimaksud pada angka 2 (dua), berlaku ketentuan-ketentuan Kawasan EkonomiKhusus sebagaimana diatur da/am Undang-Undang ini, dan ketentuan­ketentuan sebagai berikut:a. Dewan Kawasan dan Badan Pengusahaan yang telah dibentuk tetap

melaksanakan tugas dan wewenangnya sampai dengan berakhir masatugasnya dan setelah itu dibentuk Dewan Kawasan dan BadanPengusahaan sesuai dengan ketentuan Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19,Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 Undang-Undang ini.

8. 1.Dewan Kewesen yang te/ah dibentuk tetap melaksanakan tugas danwewenangnya sampai tienqen berakhir masa tugasnya dan setelah itudibentuk Dewan Kawasan dan Badan Pengusahaan sesuai denganketentuan Pasa/ 17, Peset 18, Pasa/ 19, Pasa/20 Undang-Undang tnt.

b. Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan PerdaganganBabas dan Pelabuhan Bebas melalui pelabuhan dan bandar udara yangditunjuk dan berada di bawah pengawasan pabean diberikan pembebasanbea masuk, pembebasan pajak pertarnbahan nllal, pembebasan pajakpenjualan atas barang mewah, dan pembebasan cukai.

b. 1.kedudukan, tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawab sertasumber pembiayaan Badan Pengusahaan pada Kawasan PerdaganganBebas dan Pe/abuhan Bebas diatur /ebih /anjut dengan PeraturanPemerintah.

c. Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Babas ke Daerah Pabean diberlakukan tata laksanakepabeanan di bidang impor dan ekspor dan ketentuan di bidang cukai.

14

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 14: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

c.1 · Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas melalui pelabuhan dan bandar udara yangditunjuk dan berada di bawah pengawasan pabean diberikan pembebasanbea masuk, pembebasan pajak pertambahan nilai, pembebasan pajakpenjualan atas barang mewah, dan pernbebasan cukai.

d. Pemasukan barang konsumsi dari luar Daerah Pabean untuk kebutuhanpenduduk di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebasdiberikan pembebasan bea masuk, pajak pertambahan nilal, pajakpenjualan atas barang mewah, dan cukai.

d.1 Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas ke Daerah Pabean diberlakukan tata laksanakepabeanan di bidang impor dan ekspor dan ketentuan di bidang cukai.

e. Pemasukan barang konsumsi dari luar Daerah Pabean untuk kebutuhanpenduduk di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebasdiberikan pembebasan bea masuk, pertambahan nllet, pajak penjualanatas barang mewah, dan cukei. '

5. Semua peraturan pelaksanaan yang telah dikeluarkan dalam rangkapenyelenggaraan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas tetapberlaku, sepanjang tidak diubah atau dicabut melalui peraturan perundangan.

Pasal46 (49)

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang­Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ANDI MATTALATTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN... NOMOR ...

15

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 15: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

PENJELASA'NATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR ... ·TAHUN 2009

TENTANGKAWASAN EKONOMI KHUSUS

;

I. UMUM

Untuk mewujudkan masyarakat adll dan makmur berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dilaksanakanpembangunan ekonomi nasional berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsipkebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Pefmusyawaratan Rakyat RepublikIndonesia Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi,diperlukan keberpihakan polltik ekonorni yang lebih mernberlkan kesempatan dan dukunqanpada usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), dan koperasi dan sekaligus memberikanmanfaat bagi industri dalam negeri. Berkaitan dengan hal itu, dalam Kawasan EkonomiKhusus (KEK) disediakan lokasi bagi UMKM dan Koperasi agar dapat mendorong terjadinyaketerkaitan dan sinergi hulu hilir dengan perusahaan besar, baik sebagai pelaku usahamaupun sebagai pendukung pelaku usaha lain.

Dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional, diperlukanpeningkatan penanaman modal melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulangeoekonomi dan geostrategis. Kawasan tersebut dipersiapkan untuk memaksimalkankegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonornilaln yang memiliki nilai ekonomitinggi. Pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepat perkembangan daerah dansebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi antara lainindustri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Pasal 31 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modalmengatur bahwa ketentuan mengenai Kawasan Ekonomi Khusus diatur dengan Undang­Undang. Ketentuan tersebut menjadi dasar hukum perlunya diatur kebijakan tersendirimengenai KEK dalam suatu Undang-Undang.

Ketentuan KEK dalarn Undang-Undang ini mencakup pengaturan fungsi, bentuk dankriteria KEK, dan pembentukan KEK, pendanaan lnfrastruktur, kelembagaan, lalu lintasbarang, karantina dan devisa, serta tasllltas dan kemudahan.

KEK merupakan kawasan dengan batas tertentU dalam wilayah hukum NegaraKesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsiperekonomian dan memperoleh taslntas tertentu. Fungsi KEK adalah untuk melakukan danmengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi,transportasi, maritim dan perikanan, pas dan telekamunikasi, pariwisata, dan bidang lain.Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdlrl .atas satu atau beberapa zona, antara lain zonapengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yangkegiatannya dapat ditujukan untuk ekspor dan untuk dalam negeri.

Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK adalahsesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu kawasanlindung, adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam pengelolaanKEK, terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai potensi sumber daya unggulan dibidang kelautan dan perikanan, perkebunan, pertambangan, dan pariwisata, sertamempunyai batas yang jelas, baik batas alam maupun batas buatan.

16

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 16: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga penyelenggara KEK yang terdiriatas Dewan Nasional di tingkat pusat dan Dewan Kawasan di tingkat provinsi. DewanKawasan membentuk Administrator KEK di setiap KEK. untuk melaksanakan pelayanan,pengawasan, dan pengendalian operasionalisasi KEK. Kegiatan usaha di KEK dilakukanoleh Badan Usaha dan Pelaku Usaha. I '

Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya saing agarlebih diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri atas fasilitas fiskal, yang berupaperpajakan, kepabeanan dan cukai, pajak daerah dan restribusi daerah, dan fasilitasnonfiskal, yang berupa fasllttas pertanahan, perizinan, keimigrasian, investasi, danketenagakerjaan, serta fasilitas dan kemudahan lain yang dapat diberikan pada zona didalam KEK, yang akan diatur oleh instansi berwenang sesual dengan ketentuan peraturanperundang-undangan. Dalam hal pengawasan, ketentuan larangan tetap diberlakukan diKEK, seperti halnya daerah lain di Indonesia. Namun, untuk ketentuan pembatasan,diberikan kemudahan dalam sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah dengantetap mengutamakan pengawasan terhadap kemungkinan penyalahgunaan ataupemanfaatan KEK sebagai tempat melakukan tindak pldana ekonomi.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal1

Cukup jelas.

Pasal2

Yang dimaksud dengan "geoekonomi" adalah kombinasi faktor ekonomi dan geografidalam perdagangan internasional.

Yang dimaksud dengan "geostrategi" adalah kombinasi faktor geopolitik (pengaruhfaktor geografi, ekonomi, dan demografi dalam politik luar negeri suatu negara) danstrategi yang memberikan peran tertentu pada suatu kawasan geografis.

Yang dimaksud dengan "kegiatan industri" adalah kegiatan ekonomi yang mengolahbahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang [adl dengan nilaiyang lebih tinggi untuk penggunaannya, kegiatan rancang bangun, dan perekayasaanindustri.

Yang dimaksud dengan "penyiapan kawasan" adalah upaya pengembangan suatukawasan agar memenuhi standar infrastruktur dan standar pelayanan tertentu.

Pasal3

Ayat (1)Huruf a.

Yang dimaksud dengan "zona penqolahan ekspor" adalah area yangdiperuntukkan bagi kegiatan logistik dan ind;~stri yang produksinya ditujukanuntuk ekspor.

Huruf b. 'Yang di~aksud dengan "zona logistik" adalah area yang diperuntukkan bagikegiatan penyimpanan, perakitan, penyortiran, pengepakan, pendistribusian,perbaikan, dan perekondisian permesinan dari dalam negeri dan dari luarnegeri.

17

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 17: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Huruf c.Yang dimaksud dengan "zona industri" adalah area yang diperuntukkan bagikegiatan industri yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengahjadi, dan/atau barang jadi, agroindustri dengan nilai yang lebih tinggi untukpenggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industriyang produksinya untuk ekspor dan/atau dalam negeri.

Huruf d.

Yang dimaksud dengan "zona pengembangan teknologi" adalah area yangdiperuntukkan bagi kegiatan riset dan teknologi, rancang bangun dan rekayasa,teknologi terapan, pengembangan perangkat lunak, serta jasa di bidangteknologi informasi.

Huruf e.Yang dimaksud dengan "zona pariwisata" adalah area yang diperuntukkan bagikegiatan usaha pariwisata untuk mendukung penyelenggaraan hiburan danrekreasi, pertemuan, perjalanan insentif dan pameran, serta kegiatan yangterkait.

Huruf f.Yang dimaksud dengan "zona energi" adalah area yang diperuntukkan antaralain untuk kegiatan pengembangan energi alternatif, energi terbarukan,teknologi hemat energi, dan pengolahan energi primer.

Huruf g.Yang dimaksud dengan "zona ekonomi lain" antara lain dapat berupa zonaindustri kreatif dan zona olahraga.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "fasilitas pendukung" antara lain fasilitas ibadah, hotel,rumah sakit, pendidikan, dan pelatihan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal4Huruf a

Yang dimaksud dengan "kawasan lindung" adalah wilayah yang ditetapkandengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakupsumber daya alam dan sumber daya buatan.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "jalur pelayaran internasional" adalah:a. Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI);b. jaringan pelayaran yang menghubungkan antarpelabuhan internasional hub

di Indonesia dan pelabuhan internasional di ;Indonesia; danc. jaringan pelayaran yang menghubungkan antara pelabuhan internasional hub

dan pelabuhan internasional dengan pelabuhan internasional di negara lain.Huruf d

Yang dimaksud dengan "mempunyai batas yang jelas" adalah batas alam(sungai atau laut) atau batas buatan (pagar atau tembok).

Pasal5Cukup jelas.

Pasal6Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Huruf aLokasi pengembangan yang diusulkanperluasan KEK yang sudah ada.

dapat merupakan area baru atauI;

18

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 18: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal13Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Materi dan syarat kerja sama mellputt antara lain jangka waktu kerja sarna,pertanggungjawaban terhadap aset yang berasal dari Pemerintah, pemerintahdaerah, dan swasta, serta hak kepemilikan setelah masa kerja sama berakhir.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal14Cukup jelas.

Pasal15Cukup jelas.

Pasal16Cukup [elas,

Pasal17Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Cukup jelas.Huruf d

Cukup jelas.Huruf e

Cukup jelas.Huruf f

Cukup jelas.Huruf 9

Yang dimaksud dengan "permasalahan strategis" antara lain permasalahan yangtidak dapat diselesaikan oleh Dewan Kawasan atau menyangkut kebijakan nasionaldan/atau daerah yang memengaruhi pelaksanaan pengelolaan dan pengembanganKEK.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Pasal18Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Yang dimaksud dengan "pihak lain" antara lain Dewan Nasional/pengelola KEKnegara lain, Kadin, asosiasi pengusaha, dan perguruan tinggi yang bersifat nirlaba.

Pasal19Cukup jelas.

Pasal20Cukup jelas.

Pasal21Cukup jelas.

Pasal22Cukup jelas.

Pasal23Cukup jelas.

Pasal24Cukup jelas.

20

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 19: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal44Cukup jelas.

Pasal45Cukup jelas.

Pasal46Ayat (1)

Sesuai dengan prinsip kebebasan berserikat, forum tidak mengurangi independensiserikat pekerja/serikat buruh.

Ayat (?)Cukup jelas.

Pasal47Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "perjanjian kerja bersama (PKB)" adalah perjanpan kerjabersama yang dibuat oleh serikat pekeria/serikat buruh atau beberapa serikatpekerja/serikat buruh yang telah tercatat pada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan dengan pengusaha. 1

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "dalarn PKB disepakati" apabila perusahaan akanmenyerahkan sebagian pekerjaannya kepada perusahaan lain dan/ataumelaksanakan hubungan kerja dalam bentuk perjanjian kerja waktu tertentu atauperjanjian kerja waktu tidak tertentu, penqusaha dan serikat pekerja/serikat buruhnierundingkannya untuk menyepakatinya dalam PKB.

Ayat (3) .Cukup jelas.

Ayat (4)Cuk,up jelas.

Pasal 48 (PENDING)

III. PENUTUP

Rapat Tim Sinkronisasi RUU tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ditutup pukul17.45 WIB

Jakarta, 31 Aqustus 2009

KETUA RAPAT,

H. IRMADI LUSISNo. A-299

......

22

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 20: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Menimbang

Mengingat

Basil TimsinTgl. 31-8-2009

RANCANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ... TAHUN 2009

TENTANG

KAWASAN EKONOMI KHUSUS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

a. bahwa masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945harus diwujudkan melalui penyelenggaraan pembangunanperekonomian nasional berdasar atas demokrasi ekonorni:

b. bahwa untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayahtertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonominasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatudaerah dalam kesatuan ekonomi nasional, perlu dikembangkanKawasan Ekonomi Khusus:

c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 31 ayat (3) Undang-UndangNomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, ketentuanmengenai Kawasan Ekonomi Khusus diatur dengan Undang-

Undanq;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang­Undang tentang Kawasan Ekonomi Khusus;

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 33Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang PenanamanModal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4724);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIAdan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menetapkan

MEMUTUSKAN:

UNDANG-UNDANG TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS.

DR.~T HASIL TIMSIN T91 31·08·09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 21: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasandengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan RepublikIndonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian danmemperoleh fasilitas tertentu.

2. Zona adalah area di dalam KEK dengan batas tertentu yang pemanfaatannyasesuai dengan peruntukkannya. .

3. Dewan Nasional adalah dewan yang dibentuk di tingkat nasional untukmenyelenggarakan KEK.

4. Dewan Kawasan adalah dewan yang dibentuk di tingkat provinsi untuk membantuDewan Nasional dalam penyelenggaraan KEK.

5. Administrator adalah bagian dari Dewan Kawasan yang dibentuk untuk setiapKEK guna membantu Dewan Kawasan dalam penyelenggaraan KEK.

6. Badan Usaha adalah perusahaan berbadan hukum yang berupa Badan UsahaMilik Negara , Badan Usaha Milik Daerah , koperasi , swasta, dan usaha patunganuntuk menyelenggarakan kegiatan usaha KEK.

7. Pelaku usaha adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum, tidak berbadanhukum atau usaha orang perseorangan yang melakukan kegiatan usaha di KEK.

BAB IIFUNGSI , BENTUK, DAN KRITERIA

Bagian KesatuFungsi

Pasal2

KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulangeoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri,ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dandaya saing internasional.

Bagian KeduaBentuk

Pasal 3

(1) KEK terdiri atas satu atau beberapa zona:

a. pengolahan ekspor:

b. logistik;

c. industri;

d. pengembangan teknologi;

e. pariwisata;

f. energi; dan/atau

g. ekonomi lain.

2DR:~T HASIL TI/l.ISIN T91 31 ·08·09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 22: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

(2) Oi dalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagipekerja.

(3) Di dalam setiap KEK disediakan lokasi untuk usaha mikro, kecil, menengah(UMKM), dan koperasi, baik sebagai pelaku usaha maupun sebagaipendukung kegiatan perusahaan yang berada di dalam KEK.

Bagian KetigaKriteria

Pasal4

Lokasi yang dapat diusulkan untuk menjadi KEK harus memenuhi kriteria:

a. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensimengganggu kawasan lindunq:

b. pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan mendukung KEK;

c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional ataudekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak padawilayah potensi sumber daya unggulan; dan

d. mempunyai batas yang jelas.

BAB IIIPEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

Bagian KesatuPengusulan

Pasal 5

(1) Pembentukan KEK diusulkan kepada Dewan Nasional oleh:

a. Badan Usaha;

b. pemerintah kabupaten/kota; atau

c. pemerintah provinsi.

(2) Dalam hal usulan diajukan oleh Badan Usaha sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a, usulan disampaikan melalui pemerintah provinsi setelahmemperoleh persetujuan pemerintah kabupaten/kota.

(3) Dalam hal usulan diajukan oleh pemerintah kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b, usulan disampaikan melalui pemerintah

provinsi.(4) Dalam hal usulan diajukan oleh pemerintah provinsi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf c, usulan disampaikan setelah mendapat persetujuan

pemerintah kabupaten/kota.

Pasal6

(1) Usulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) harus memenuhikriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi persyaratan paling

sedikit:a. peta lokasi pengembangan serta luas area yang diusulkan yang terpisah

dari permukiman penduduk:b. rencana tata ruang KEK yang diusulkan dilengkapi dengan peraturan

zonas!c. rencana dan sumber pembiayaan:

3DRAT HASIL TIMSIN Tgi 31 -08-09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 23: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

d. analisis mengenai dampak lingkungan yang sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

e. hasil studi kelayakan ekonomi dan finansial; dan

f. jangka waktu suatu KEK dan rencana strategis.

Bagian KeduaProses Penetapan

Pasal?

(1) Dewan Nasional dapat menyetujui atau menolak usulan pembentukan KEKsetelah melakukan pengkajian atas usulan sebagaimana dimaksud dalamPasal 5 ayat (1).

(2) Dalam hal Dewan Nasional menyetujui pembentukan KEK, Dewan Nasionalmengajukan rekomendasi pembentukan KEK kepada Presiden.

(3) Dalam hal Dewan Nasional menolak usulan pembentukan KEK, penolakandisampaikan kepada pengusul disertai dengan alasan.

(4) Pembentukan KEK ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal8

Dalam hal tertentu, Pemerintah dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEKtanpa melalui proses pengusulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

Pasal9

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan KEK diatur dengan PeraturanPemerintah.

Bagian KetigaPembangunan dan Pengoperasian

Pasal10

(1) Berdasarkan penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4),pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota menetapkan BadanUsaha untuk membangun KEK sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh:

a. pemerintah provinsi dalam hal lokasi KEK berada pada lintaskabupaten/kota; dan

b. pemerintah kabupaten/kota dalam hal lokasi KEK berada pada satukabupaten/kota.

Pasal 11

Dalam hal usulan berasal dari Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 ayat (1) huruf a, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota menunjuklangsung Badan Usaha pengusul untuk membangun KEK.

Pasal 12

(1) KEK harus siap beroperasi dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak

ditetapkan.(2) Dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Dewan Nasional melakukan evaluasi setiap tahun.

(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepadapengusul untuk ditindaklanjuti.

4DRAT HASIL TIMSIN T91 3 t ·0809 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 24: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

(4) Dalam hal setelah 3 (tiga) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) KEKbelum siap beroperasi, Dewan Nasional:

a. melakukan perubahan atas usulan sebelumnya;

b. memberikan perpanjangan waktu paling lama 2 (dua) tahun; dan/atau

c. mengambil langkah penyelesaian masalah pembangunan KEK.

(5) Dalam hal perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf bKEK belum siap beroperasi karena bukan dari kelalaian atau karena forcemeieure, Dewan Nasional dapat memberikan perpanjangan waktu setelahmendapat pertimbangan dari Dewan Kawasan.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai perpanjangan waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (5) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal13

(1) Pembiayaan untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di dalamKEK dapat berasal dari:

a. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah;

b. swasta;

c. kerja sama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta; atau

d. sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­undangan.

(2) Dewan Nasional dapat menetapkan kebijakan tersendiri dalam kerja samaantara Pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta dalam pembangunan danpemeliharaan infrastruktur di dalam KEK.

(3) Pengelolaan aset hasil kerja sama Pemerintah, pemerintah daerah, danswasta dapat dilakukan sesuai dengan analisis kelayakan ekonomi dan

finansial.

BAB IVKELEMBAGAAN

Bagian kesatuUmum

Pasal 14

(1) Dalam menyelenggarakan pengembangan KEK, dibentuk Dewan Nasional dan

Dewan Kawasan.

(2) Dewan Nasional terdiri atas menteri dan Kepala Lembaga Pemerintah Non

Kementerian.

(3) Dewan Kawasan terdiri atas wakil Pemerintah dan wakil pemerintah daerah.

Bagian keduaDewan Nasional

Pasal15

(1) Dewan Nasional KEK dibentuk dengan Keputusan Presiden.

(2) Dewan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab

kepada Presiden.

5DRAT HASIL TIf\lSIN Tgi 31 08·09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 25: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal 16

(1) Dewan Nasional diketuai oleh menteri yang menangani urusan pemerintahanbidang perekonomian dan beranggotakan menteri dan Kepala LembagaPemerintah Non Kementerian.

(2) Dalam melaksanakan tugas, Dewan Nasional sebagaimana dimaksud padaayat (1) membentuk Sekretariat Dewan Nasional.

(3) Ketentuan mengenai keanggotaan, tata kerja, dan kesekretariatan DewanNasional diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal 17

Dewan Nasional bertugas:

a. menyusun Rencana Induk Nasional KEK;

b. menetapkan kebijakan umum serta langkah strategis untuk mempercepatpembentukan dan pengembangan KEK;

c. menetapkan standar infrastruktur dan pelayanan minimal dalam KEK;

d. melakukan pengkajian atas usulan suatu wilayah untuk dijadikan KEK;

e. memberikan rekomendasi pembentukan KEK;

f. mengkaji dan merekomendasikan langkah pengembangan di wilayah yangpotensinya belum berkembang;

g. menyelesaikan permasalahan strategis dalam pelaksanaan, pengelolaan, danpengembangan KEK; dan

h. memantau dan mengevaluasi keberlangsungan KEK serta merekomendasikanlangkah tindak lanjut hasil evaluasi kepada Presiden, termasuk mengusulkan

pencabutan status KEK.

Pasal 18

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Dewan

Nasional dapat:

a. meminta penjelasan Dewan Kawasan dan Administrator mengenai

pelaksanaan kegiatan;

b. meminta masukan dan/atau bantuan instansi Pemerintah, pemerintah daerah,atau para ahli sesuai dengan kebutuhan; dan/atau

c. melakukan kerja sarna dengan pihak lain sesuai dengan kebutuhan.

Bagian KetigaDewan Kawasan

Pasal19

(1) Dewan Kawasan dibentuk pada setiap provinsi yang sebagian wilayahnya

ditetapkan sebagai KEK.

(2) Dewan Kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh DewanNasional kepada Presiden untuk ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

(3) Dewan Kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab

kepada Dewan Nasional.

Pasal20

(1) Dewan Kawasan terdiri atas ketua, yaitu gubernur, wakil ketua, yaitubupati/walikota, dan anggota, yaitu unsur Pemerintah di provinsi, unsurpemerintah provinsi, dan unsur pemerintah kabupaten/kota.

6DRAT H.ASIL TIMSIN T91 31·08·09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 26: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

(2) Dalam melaksanakan tugas , Dewan Kawasan sebagaimana dimaksud padaayat (1) membentuk Sekretariat Dewan Kawasan.

(3) Ketentuan mengenai keanggotaan , tata kerja, dan kesekretariatan DewanKawasan diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal21

Dewan Kawasan bertugas:

a. melaksanakan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Dewan Nasionaluntuk mengelola dan mengembangkan KEK di wilayah kerjanya:

b. membentuk Administrator KEK di setiap KEK;

c. mengawasi , mengendalikan, mengevaluasi , dan mengoordinasikanpelaksanaan tugas Administrator KEK dalam penyelenggaraan sistempelayanan terpadu satu pintu dan operasionalisasi KEK~

d. menetapkan langkah strategis penyelesaian permasalahan dalam pelaksanaankegiatan KEK di wilayah kerjanya;

e. menyampaikan laporan pengelolaan KEK kepada Dewan Nasional setiap akhirtahun; dan

f. menyampaikan laporan insidental dalam hal terdapat permasalahan strategiskepada Dewan Nasional.

Pasal22

Dalam melaksanakan tug as sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 , DewanKawasan dapat:

a. meminta penjelasan Administrator KEK mengenai pelaksanaan sistempelayanan terpadu satu pintu serta pengawasan dan pengendalianoperasionalisasi KEK;

b. meminta masukan dan/atau bantuan kepada instansi Pemerintah atau paraahli sesuai dengan kebutuhan; dan/atau

c. melakukan kerja sama dengan pihak lain sesuai dengan kebutuhan.

Bagian KeempatAdministrator Kawasan Ekonomi Khusus

Pasal23(1) Administrator KEK bertugas:

a. melaksanakan pemberian izin usaha dan izin lain yang diperlukan bagipelaku usaha yang mendirikan, menjalankan, dan mengembangkan usaha

di KEK;

b. melakukan pengawasan dan pengendalian operasionalisasi KEK; dan

c. menyampaikan laporan operasionalisasi KEK secara berkala daninsidental kepada Dewan Kawasan.

(2) Pelaksanaan pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilakukan melalui pelayanan terpadu satu pintu.

Pasal24

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 , Administrator

KEK:

a. memperoleh pendelegasian atau pelimpahan wewenang di bidang perizinandari Pemerintah dan pemerintah daerah;dan

b. dapat meminta penjelasan kepada Badan Usaha dan/atau Pelaku Usaha diKEK mengenai kegiatan usahanya.

7DRAT HA51l TIMSIN T91 31 ·08·09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 27: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Bagian KelimaPembiayaan

Pasal25

(1) Dewan Nasional, Dewan Kawasan, dan Administrator KEK memperolehpembiayaan yang berasal dari:

a. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah; dan

b. sumber lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembiayaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian KeenamBadan Usaha Pengelola

Pasal26

(1) Penyelenggaraan kegiatan usaha di KEK dilaksanakan oleh Badan Usaha yangditetapkan sebagai pengelola KEK.

(2) Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah;

b. Badan Usaha koperasi;

c. Badan Usaha swasta: atau

d. Badan Usaha patungan antara swasta dan/atau koperasi denganPemerintah, dan/atau pemerintah provinsi, dan/atau pemerintahkabupaten/kota.

BABVLALU LINTAS BARANG, KARANTINA, DAN DEVISA

Pasal27

(1) Ketentuan larangan atau pembatasan impor dan ekspor yang diaturberdasarkan peraturan perundang-undangan berlaku di KEK.

(2) Barang yang terkena ketentuan pembatasan impor dan ekspor dapat diberikanpengecualian dan/atau kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Lalu lintas barang ke dan dari KEK berlaku ketentuan peraturan perundang­undangan.

Pasal28

Ketentuan mengenai karantina manusia, hewan, ikan, dan tumbuh-tumbuhan yangdiatur dalam peraturan perundang-undangan tetap berlaku di KEK.

Pasal29

(1) Mata uang rupiah merupakan alat pembayaran yang sah di KEK.

(2) Pemasukan dan pengeluaran mata uang rupiah antara KEK dan luar negeritunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Mata uang asing hanya dapat dijualbelikan di KEK melalui bank ataupedagang valuta asing yang telah mendapat izin sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(4) Semua transaksi perdagangan internasional dalam valuta asing di KEK yangdilakukan melalui bank hanya dapat dilakukan oleh bank yang telah mendapatizin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

8DR,~T HASIL TIMSIN Tgi 3108·09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 28: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

BABVI

FASILITAS DAN KEMUDAHAN

Bagian KesatuPerpajakan, Kepabeanan, dan Cukai

Pasal30

(1) Setiap wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha di KEK diberikan fasilitaspajak penghasilan (PPh).

(2) Selain fasilitas PPh sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diberikantambahan fasilitas PPh sesuai dengan karakteristik zona.

(3) Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diberikan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas PPh sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 31

Fasilitas perpajakan juga dapat diberikan dalam waktu tertentu kepada penanammodal berupa pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal32

(1) Impor barang ke KEK dapat diberikan fasilitas berupa:

a. penangguhan bea masuk;

b. pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan bakuatau bahan penolong produksi;

c. tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak PertambahanNilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untukbarang kena pajak; dan

d. tidak dipungut PPh impor.

(2) Penyerahan barang kena pajak dari tempat lain di dalam daerah pabean keKEK dapat diberikan fasilitas tidak dipungut PPN dan PPnBM berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Penyerahan barang kena pajak dari KEK ke tempat lain di dalam daerahpabean sepanjang tidak ditujukan kepada pihak yang mendapatkan fasilitasPPN dikenakan PPN atau PPN dan PPnBM sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 33

(1) Barang asal impor yang dikeluarkan dari KEK dengan tujuan diimpor untukdipakai, sepanjang pengeluaran tersebut tidak ditujukan kepada pihak yangmemperoleh fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk, cukai, ataupajak dalam rangka impor:

a. dipungut bea masuk;

b. dilunasi cukainya untuk barang kena cukai; dan

c. dikenakan PPN, atau PPN dan PPnBM, serta PPh impor berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan ketentuan imporberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

OR.; T HASIL TIMSIN Tgi 31 -08-09 rtf 9

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 29: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal 34

Barang yang dikeluarkan dari KEK dengan tujuan untuk diekspor diberlakukanketentuan ekspor berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KeduaPajak Daerah dan Retribusi Daerah

Pasal35

(1) Setiap wajib pajak yang melakukan usaha di KEK diberikan insentif berupapembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Selain insentif pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1), pemerintah daerah dapat memberikan kemudahan lain.

Bagian KetigaPertanahan, Perizinan, Keimigrasian, dan Investasi

Pasal 36

Oi KEK diberikan kemudahan untuk memperoleh hak atas tanah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 37

Badan Usaha yang telah memperoleh tanah di lokasi yang sudah ditetapkansebagai KEK berdasarkan Peraturan Pemerintah diberikan hak atas tanah.

Pasal38

(1) Oi KEK diberikan kemudahan dan keringanan di bidang perizinan usaha,kegiatan usaha, perindustrian, perdagangan, kepelabuhan, dan keimigrasianbagi orang asing pelaku bisnis, serta diberikan tasilitas keamanan.

(2) Kemudahan dan keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 39

Di KEK tidak diberlakukan ketentuan yang mengatur bidang usaha yang terbukadengan persyaratan di bidang penanaman modal, kecuali yang dicadangkan untukUMKM dan koperasi.

Bagian KeempatFasilitas dan Kemudahan Lain

Pasal40

(1) Selain pemberian fasilitas dan kemudahan sebagaimana diatur dalam Pasal 30sampai dengan Pasal 39, zona yang berada di dalam KEK dapat diberikanfasilitas dan kemudahan lain.

(2) Ketentuan mengenai fasilitas dan kemudahan lain sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian KelimaKetenagakerjaan

Pasal41

Izin mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) yang mempunyai jabatan sebagaidireksi atau komisaris diberikan sekali dan berlaku selama TKA yang bersangkutan

menjadi direksi atau komisaris.

10DR~ r H~SIL TIMSIN 191 31 -08-09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 30: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal42

Penggunaan tenaga kerja di KEK mengutamakan warga negara Indonesia sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal43

(1) Di KEK dibentuk Lembaga Kerja Sama Tripartit Khusus oleh gubernur yangmempunyai tugas:

a. melakukan komunikasi dan konsultasi mengenai berbagai masalahketenagakerjaan;

b. melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan timbulnya permasalahanketenagake~aan; dan

c. memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah penyelesaianpermasalahan.

(2) Keanggotaan lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsurPemerintah, unsur pemerintah daerah, unsur serikat pekerja/serikat buruh, danunsur asosiasi pengusaha.

(3) Di dalam melakukan tugas dan fungsinya, lembaga sebagaimana dimaksudpada ayat (1) berkoordinasi dengan lembaga lain.

Pasal44

(1) Di KEK dibentuk Dewan Pengupahan oleh gubernur yang tugas dan fungsinyasebagai berikut:

a. memberikan masukan dan saran untuk penetapan pengupahan; dan

b. membahas permasalahan pengupahan.

(2) Keanggotaan Dewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsurPemerintah, unsur pemerintah daerah, unsur serikat pekerja/serikat buruh,unsur asosiasi pengusaha, ahli, dan perguruan tinggi.

(3) Di dalam melakukan tugas dan fungsinya, Dewan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) berkoordinasi dengan lembaga lain.

Pasal45

(1) Penetapan dan pemberlakuan upah minimum ditetapkan dan diatur oleh

gubernur.

(2) Penetapan upah minimum mempertimbangkan paling sedikit:

a. upah minimum sebagai jaring pengaman;

b. kemampuan UMKM dan koperasi; dan

c. kebutuhan hidup layak (KHL).

Pasal46

(1) Untuk perusahaan yang mempunyai lebih dari 1 (satu) serikat pekerja/serikatburuh, dapat dibentuk 1 (satu) forum serikat pekerja/serikat buruh pada setiap

perusahaan.

(2) Ketentuan mengenai pembentukan forum serikat pekerja/serikat buruhsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri yangmenangani urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.

Pasal47

(1) Pada perusahaan yang telah terbentuk serikat pekerja/serikat buruh dibuatperjanjian kerja bersama (PKB) antara serikat pekerja/serikat buruh dan

pengusaha.

11DRAT HASIL TIMSIN Tgi 31 -08 09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 31: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

(2) Dalam PKB disepakati:

a. jenis pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain; dan

b. bentuk hubungan kerja yang didasarkan perjanjian kerja untuk waktutertentu dan untuk waktu tidak tertentu.

(3) Dalam hal perusahaan melakukan pekerjaan yang berhubungan denganproduk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalampercobaan atau penjajakan, dapat dilakukan dengan perjanjian kerja waktutertentu untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjanguntuk sekali paling lama 1 (satu) tahun.

(4) Perjanjian kerja waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidakdapat dilakukan pembaruan.

(PENDING)

BABVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 45 (48)

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentangKawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-Undangsebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor1 Tahun 2000 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasMenjadi Undang-Undang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;

2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2000 tentangKawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang MenjadiUndang-Undang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;

2,1, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pe/abuhan BebasSabang Menjadi Undenq-Undena. tidak dicabut dan dinyatakan ber/aku sesuai UU No.11 Tentang

Pemerintahan Aceb:

3. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang telah ditetapkanberdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 dan Undang-UndangNomor 37 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas Sabang, tetap dinyatakan sebagai suatu kawasan yangberada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yangterpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk,pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan cukai untukselanjutnya disebut sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan PelabuhanBebas, sampai batas waktu berakhirnya status Kawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas bersanqkutan;

12ORAT HASIL TIt.1SIN T91 31 -08-09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 32: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

3.1. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang telah ditetapkanberdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pe/abuhan Bebas Sabang, tetapdinyatakan sebagai suatu kawasan yang berada da/am wi/ayah hukum NegaraKesatuan Republik Indonesia yang terpisah daerah pabean sehingga bebas daripengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilei, pajak penjua/an atas barang mewahdan cukai untuk selanjutnya disebut sebagai Kawasan PerdagangAn Bebas danPe/abuhan Bebas, sampai batas waktu berakhirnya status Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas bersenckuien;

4. Dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaimanadimaksud pada angka 3 (tiga), berlaku ketentuan-ketentuan Kawasan EkonomiKhusus sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

4.1. Da/am Kawasan Perdagangan Bebas dan Pe/abuhan Bebas sebagaimana dimaksudpada angka 2 (dua), berlaku ketentuan-ketentuan Kawasan Ekonomi Khusussebagaimana ciiatur da/am Undang-Undang ini, dan ketentuan-ketentuan sebagai

berikut:a. Dewan Kawasan dan Badan Pengusahaan yang telah dibentuk tetap

melaksanakan tugas dan wewenangnya sampai dengan berakhir masatugasnya dan setelah itu dibentuk Dewan Kawasan dan BadanPengusahaan sesuai dengan ketentuan Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19,Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 Undang-Undang ini.

a.1. Dewan Kawasan yang telah dibentuk tetap melaksanakan tugas danwewenangnya sampai dengan berakhir masa tugasnya dan setelah itu dibentukDewan Kawasan dan Badan Pengusahaan sesuai dengan ketentuan Pasal 17,Pasal 18, Pasa/ 19, Pasal 20 Undang-Undang ini.

b. Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas melalui pelabuhan dan bandar udara yangditunjuk dan berada di bawah pengawasan pabean diberikan pembebasanbea masuk, pembebasan pajak pertambahan nilai, pembebasan pajakpenjualan atas barang mewah, dan pembebasan cukai.

b. 1. kedudukan, tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawab serta sumberpembiayaan Badan Pengusahaan pada Kawasan Perdagangan Bebas danPelabuhan Bebas diatur /ebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

c. Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas ke Daerah Pabean diberlakukan tata laksanakepabeanan di bidang impor dan ekspor dan ketentuan di bidang cukai.

c.1. Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas melalui pelabuhan dan bandar udara yang ditunjuk danberada di bawah pengawasan pabean diberikan pembebasan bea masuk,pembebasan pajak pertambahan nilai, pembebasan pajak penjualan atas barang

mewah , dan pembebasan cukai.

d. Pemasukan barang konsumsi dari luar Daerah Pabean untuk kebutuhanpenduduk di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebasdiberikan pembebasan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajakpenjualan atas barang mewah, dan cukai.

d.1 Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas ke Daerah Pabean diberlakukan tata laksana kepabeanan

di bidang impor dan ekspor dan ketentuan di bidang cukai.e. Pemasukan barang konsumsi dari luar Daerah Pabean untuk kebutuhan

penduduk di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas diberikanpembebasan bea masuk, pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah,

dan cukai.

13DRAT HASIL TIr-vISINTgi 31 ·08·09nf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 33: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

5. Semua peraturan pelaksanaan yang telah dikeluarkan dalam rangkapenyelenggaraan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas tetapberlaku, sepanjang tidak diubah atau dicabut melalui peraturan perundangan.

Pasal 46 (49)

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang­Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ANDI MATTALATTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ... NOMOR ...

14DRAT HA$IL TIMSIN Tgi 31 ·08·09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 34: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ... TAHUN 2009

TENTANG

KAWASAN EKONOMI KHUSUS

I. UMUM

Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dilaksanakanpembangunan ekonomi nasional berdasarkan atas demokrasi ekonomi denganprinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonominasional.

Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RepublikIndonesia Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka demokrasiekonomi , diperlukan keberpihakan politik ekonomi yang lebih memberikankesempatan dan dukungan pada usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), dankoperasi dan sekaligus memberikan manfaat bagi industri dalam negeri. Berkaitandengan hal itu, dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) disediakan lokasi bagiUMKM dan Koperasi agar dapat mendorong terjadinya keterkaitan dan sinergi huluhilir dengan perusahaan besar, baik sebagai pelaku usaha maupun sebagaipendukung pelaku usaha lain.

Dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional,diperlukan peningkatan penanaman modal melalui penyiapan kawasan yang memilikikeunggulan geoekonomi dan geostrategis. Kawasan tersebut dipersiapkan untukmemaksimalkan kegiatan industri, ekspar, impar, dan kegiatan ekonami lain yangmemiliki nilai ekonomi tinggi. Pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepatperkembangan daerah dan sebagai model terobosan pengembangan kawasan untukpertumbuhan ekonomi antara lain industri, pariwisata, dan perdagangan sehinggadapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Pasal 31 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang PenanamanModal mengatur bahwa ketentuan mengenai Kawasan Ekonomi Khusus diaturdengan Undang-Undang. Ketentuan tersebut menjadi dasar hukum perlunya diaturkebijakan tersendiri mengenai KEK dalam suatu Undang-Undang.

Ketentuan KEK dalam Undang-Undang ini mencakup pengaturan fungsi,bentuk dan kriteria KEK, dan pembentukan KEK, pendanaan infrastruktur,kelembagaan, lalu lintas barang, karantina dan devisa, serta fasilitas dan

kemudahan.KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsiperekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Fungsi KEK adalah untukmelakukan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri,pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dantelekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdiriatas satu atau beberapa zona, antara lain zona pengolahan ekspor, logistik, industri,pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat ditujukan

untuk ekspar dan untuk dalam negeri.

Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEKadalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggukawasan lindung, adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam

DRAT HASIL TI~ISIN T91 31 ·08·09rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 35: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

pengelolaan KEK, terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai potensisumber daya unggulan di bidang kelautan dan perikanan, perkebunan,pertambangan, dan pariwisata, serta mempunyai batas yang jelas, baik batas alammaupun batas buatan.

Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga penyelenggara KEK yangterdiri atas Dewan Nasional di tingkat pusat dan Dewan Kawasan di tingkat provinsi.Dewan Kawasan membentuk Administrator KEK di setiap KEK untuk melaksanakanpelayanan, pengawasan, dan pengendalian operasionalisasi KEK. Kegiatan usaha diKEK dilakukan oleh Badan Usaha dan Pelaku Usaha.

Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya saingagar lebih diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri atas fasilitas fiskal,yang berupa perpajakan, kepabeanan dan cukai, pajak daerah dan restribusi daerah,dan fasilitas nonfiskal, yang berupa fasilitas pertanahan, perizinan, keimigrasian,investasi, dan ketenagakerjaan, serta fasilitas dan kemudahan lain yang dapatdiberikan pad a zona di dalam KEK, yang akan diatur oleh instansi berwenang sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal pengawasan,ketentuan larangan tetap diberlakukan di KEK, seperti halnya daerah lain diIndonesia. Namun, untuk ketentuan pembatasan, diberikan kemudahan dalam sistemdan prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan tetap mengutamakanpengawasan terhadap kemungkinan penyalahgunaan atau pemanfaatan KEKsebagai tempat melakukan tindak pidana ekonomi.

II. PASAL OEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal2

Yang dimaksud dengan "geoekonomi" adalah kombinasi faktor ekonomi dangeografi dalam perdagangan internasional.

Yang dimaksud dengan "geostrategi" adalah kombinasi faktor geopolitik (penga­ruh faktor geografi, ekonomi, dan demografi dalam politik luar negeri suatunegara) dan strategi yang memberikan peran tertentu pada suatu kawasangeografis.

Yang dimaksud dengan "kegiatan industri" adalah kegiatan ekonomi yangmengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barangjadi dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, kegiatan rancangbangun, dan perekayasaan industri.

Yang dimaksud dengan "penyiapan kawasan" adalah upaya pengembangansuatu kawasan agar memenuhi standar infrastruktur dan standar pelayanantertentu.

Pasal 3

Ayat (1)Huruf a.

Yang dimaksud dengan "zona pengolahan ekspor" adalah area yangdiperuntukkan bagi kegiatan logistik dan industri yang produksinyaditujukan untuk ekspor.

Huruf b.Yang dimaksud dengan "zona logistik" adalah area yang diperuntukkanbagi kegiatan penyimpanan, perakitan, penyortiran, pengepakan,pendistribusian, perbaikan, dan perekondisian permesinan dari dalamnegeri dan dari luar negeri.

DRAT HASIL TIMSIN Tgi 31-08-09 rtf2

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 36: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Huruf c.Yang dimaksud dengan "zona industri" adalah area yang diperuntukkanbagi kegiatan industri yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barangsetengah jadi, dan/atau barang jadi, agroindustri dengan nilai yang lebihtinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun danperekayasaan industri yang produksinya untuk ekspor dan/atau dalamnegeri.

Huruf d.Yang dimaksud dengan "zona pengembangan teknologi" adalah areayang diperuntukkan bagi kegiatan riset dan teknologi, rancang bangundan rekayasa, teknologi terapan, pengembangan perangkat lunak, sertajasa di bidang teknologi informasi.

Huruf e.Yang dimaksud dengan "zona pariwisata" adalah area yangdiperuntukkan bagi kegiatan usaha pariwisata untuk mendukungpenyelenggaraan hiburan dan rekreasi, pertemuan, perjalanan insentifdan pameran, serta kegiatan yang terkait.

HUfUf f.Yang dimaksud dengan "zona enerqi" adalah area yang diperuntukkanantara lain untuk kegiatan pengembangan energi alternatif, energiterbarukan, teknologi hemat energi, dan pengolahan energi primer.

Huruf g.Yang dimaksud dengan "zona ekonomi lain" antara lain dapat berupazona industri kreatif dan zona olahraga.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "fasilitas pendukung" antara lain fasilitas ibadah,hotel, rumah sakit, pendidikan, dan pelatihan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal4Huruf a

Yang dimaksud dengan "kawasan lindung" adalah wilayah yangditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidupyang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "jalur pelayaran internasional" adalah:a. Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI):b. jaringan pelayaran yang menghubungkan antarpelabuhan

internasional hub di Indonesia dan pelabuhan internasional di

Indonesia; danc. jaringan pelayaran yang menghubungkan antara pelabuhan

internasional hub dan pelabuhan internasional dengan pelabuhan

internasional di negara lain.Huruf d

Yang dimaksud dengan "mempunyai batas yang jelas" adalah batas alam(sungai atau laut) atau batas buatan (pagar atau tembok).

Pasal 5Cukup jelas.

Pasal6Ayat(1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Huruf aLokasi pengembangan yang diusulkan dapat merupakan area baru atau

perluasan KEK yang sudah ada.

3DRAT HASIL TIt'vlSINTgi 31 08·09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 37: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Huruf bYang dimaksudkan dengan "peraturan zonasi" adalah ketentuan yangmengatur persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuanpengendaliannya dan disusun untuk setiap zona peruntukkan yangpenetapan zonanya dilakukan dengan rencana rinci tata ruang.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Pasal7Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Peraturan Pemerintah antara lain mengatur penetapan batas luar kawasan,zona yang ada di dalam KEK, dan luas area KEK.

Pasal 8Yang dimaksud dengan "dalarn hal tertentu" adalah hal-hal yang terkait dengankepentingan nasional yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonominasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah tertentu.

Pasal 9Cukup jelas.

Pasal10Cukup jelas.

Pasal 11Cukup jelas.

Pasal 12Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "harus siap beroperasi" adalah telah dipenuhinyaseluruh kelengkapan lntrastruktur, sumber daya manusia, dan perangkatpengendalian administrasi.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Huruf a

Yang dimaksud dengan "perubahan" antara lain mencakup luas areayang diusulkan, zona, dan sumber pembiayaan.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "Iangkah penyelesaian" antara lain berupapenggantian Badan Usaha dan pengusulan pembatalan lokasi.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

4DRAT HASIL TIr-15IN Tgi 3108-09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 38: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

r--------------------------------------~-~ -

Pasal13Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Materi dan syarat kerja sarna meliputi antara lain jangka waktu kerjasarna, pertanggungjawaban terhadap aset yang berasal dari Pemerintah,pernerintah daerah, dan swasta, serta hak kepemilikan setelah masakerja sama berakhir.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal15Cukup jelas.

Pasal 16Cukup jelas.

Pasal17Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Cukup jelas.Huruf d

Cukup jelas.Huruf e

Cukup jelas.Huruf f

Cukup jelas.Huruf g

Yang dimaksud dengan "permasalahan strategis" antara lain permasalahanyang tidak dapat diselesaikan oleh Dewan Kawasan atau menyangkutkebijakan nasional dan/atau daerah yang memengaruhi pelaksanaanpengelolaan dan pengembangan KEK.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Pasal18Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Yang dimaksud dengan "pihak lain" antara lain Dewan Nasional/pengelolaKEK negara lain, Kadin, asosiasi pengusaha, dan perguruan tinggi yangbersifat nirlaba.

Pasal19Cukup jelas.

Pasal20Cukup jelas.

Pasal21Cukup jelas.

Pasal22Cukup jelas.

Pasal23Cukup jelas.

5OR-AT HASIL TIf\lSIN Tgi 31·08·09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 39: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal24Cukup jelas.

Pasal25Cukup jelas.

Pasal26Cukup jelas.

Pasal27Ayat(1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "dari dan ke KEK" termasuk juga pemasukan danpengeluaran barang antar-KEK.

Pasal28Cukup jelas.

Pasal29Cukup jelas.

Pasal 30Cukup jelas.

Pasal 31Cukup jelas.

Pasal 32Cukup jelas.

Pasal 33Cukup jelas.

Pasal 34Cukup jelas.

Pasal 35Cukup jelas.

Pasal 36Kemudahan yang diberikan antara lain percepatan pelayanan pengukuran,pendaftaran nak, dan penerbitan sertifikat hak atas tanah.

Pasal 37Cukup jelas.

Pasal 38Cukup jelas.

Pasal 39Dengan ketentuan ini, ketentuan bidang usaha yang tertutup untuk penanamanmodal sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangantentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Terbuka dengan Persyaratan diBidang Penanaman Modal tetap berlaku di KEK.

Pasal40Cukup jelas.

Pasal41Yang dimaksud dengan "jabatan direksi atau komisaris" adalah jabatan direksiatau komisaris yang tercantum dalam akte pendirian perusahaan atau

perubahannya.Pasal42

Penggunaan tenaga kerja Indonesia menganut prinsip Indonesia sebagai satukesatuan pasar kerja nasional yang didasarkan pada kompetensi kerja.Pengusaha mengutamakan tenaga kerja setempat dalam hal syarat kompetensi

kerja telah dipenuhi.

Pasal43Ayat(1)

Yang dimaksud dengan "Lembaga Kerja Sama Tripartit Khusus" adalahLembaga Kerja Sama Tripartit yang berada di KEK.

6DRAT HASIL TIMSIN T91 31·08·09 rtf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 40: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal44Cukup jelas.

Pasal45Cukup jelas.

Pasal46Ayat (1)

Sesuai dengan pnnsip kebebasan berserikat , forum tidak mengurangiindependensi serikat pekerja/serikat buruh.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal47Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "perjanjian kerja bersama (PKB)" adalah perjanjian kerjabersama yang dibuat oleh serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikatpekerja/serikat buruh yang telah tercatat pada instansi yang bertanggung jawabdi bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "dalam PKB disepakati" apabila perusahaan akanmenyerahkan sebagian pekerjaannya kepada perusahaan lain dan/ataumelaksanakan hubungan kerja dalam bentuk perjanjian kerja waktu tertentuatau perjanjian kerja waktu tidak tertentu , pengusaha dan serikatpekerja/serikat buruh merundingkannya untuk menyepakatinya dalam PKB.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 48 (PENDING)

DRAT HASIL Tlrl,1SIN Tgi 3108·09 rtf7

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 41: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

RANCANGAN UNDANG-UNDANGTENTANG

KAWASAN EKONOMI KHUSUS

(HASIL TIMCIL DAN TIMUSjTgl. 26-27 Agustus 2009

I II II II II II II II II II II I

DEWAN PERWAKILAN RAKYATREPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 31 Agustus 2009

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 42: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Masih TerbatasKoreksi tgl. 28-8-2009

RANCANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR... TAHUN...

TENTANG

KAWASAN EKONOMI KHUSUS

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa masyarakat adll dan makmur berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945harus diwujudkan melalui penyelenggaraan pembangunanperekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi.

b. bahwa untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayahtertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonominasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerahdalam kesatuan ekonomi nasional, perlu dikembangkan KawasanEkonomi Khusus;

c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 31 ayat (3) Undang-UndangNomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, ketentuanmengenai Kawasan Ekonomi Khusus diatur dengan Undang­Undang;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undangtentang Kawasan Ekonomi Khusus.

Mengingat · 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal20, Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4724);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIAdan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menetapkan

MEMUTUSKAN:

UNDANG-UNDANG TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS.

DRAT HASIL TIMUS-TIMCIL pasal 27-08-091

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 43: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

BABISKETENTUAN UMUM '

Pasal1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1· Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan denganbatas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yangditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitastertentu.

2. Zona adalah area di dalarn KEK dengan batas tertentu yang pemanfaatannya sesuaidengan peruntukkannya.

3. Dewan Nasional adalah dewan yang dibentuk di tingkat nasional untukmenyelenggarakan KEK.

4. Dewan Kawasan adalah dewan yang dibentuk di tingkat provinsi untuk membantuDewan Nasional dalam penyelenggaraan KEK.

5. Administrator adalah bagian dari Dewan Kawasan yang dibentuk untuk setiap KEKguna membantu Dewan Kawasan dalam penyelenggaraan KEK.

6. Badan Usaha adalah perusahaan berbadan hukum yang berupa Badan Usaha MilikNeqara, Badan Usaha Milik Daerah, koperasi, swasta, dan usaha patungan untukmenyelenggarakan kegiatan usaha KEK.

7. Pelaku usaha adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum, tidak berbadanhukum atau usaha orang perseorangan yang melakukan kegiatan usaha di KEK.

BAB IIFUNGSI, BENTUK, DAN KRITERIA

Bagian KesatuFungsi

Pasal2

KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulangeoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri,ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dayasaing internasional.

Bagian KeduaBentuk

Pasal3

(1)KEK terdiri atas satu atau beberapa zona:

a. pengolahan ekspor;

b. logistik;

c. industri;

d. pengembangan teknologi;

e. pariwisata;

f. energi; dan/atau

g. ekonomi lain.

DRAT HASll TIMUS·TIMCll pasal 27·08·09 2

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 44: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

(2) Oi dalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja.

(3) Oi dalam setiap KEK disediakan lokasi untuk usaha mikro, kecil, menengah, dankoperasi, baik sebagai pelaku usaha maupun sebagai pendukung kegiatanperusahaan yang berada di dalam KEK.

Bagian KetigaKriteria

Pasal4

Lokasi yang dapat diusulkan untuk menjadi KEK harus memenuhi kriteria:

a. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggukawasan lindung;

b. pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan mendukung KEK;

c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional ataudekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak padawilayah potensi sumber daya unggulan; dan

d. mempunyai batas yang jelas.

BAS IIIPEMBENTUI(AN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

Bagian KesatuPengusulan

Pasal5

(1) Pembentukan KEK diusulkan kepada Dewan Nasional oleh:

a. Badan Usaha,

b. pemerintah kabupaten/kota, atau

c. pemerintah provinsi.

(2) Dalam hal usulan diajukan oleh Badan Usaha sebagaimana pada dimaksud padaayat (1) huruf a, usulan disampaikan melalui pemerintah provinsi setelahmemperoleh persetujuan pemerintah kabupaten/kota.

(3) Dalam hal usulan diajukan oleh pemerintah kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b, usulan disampaikan melalui pemerintah provinsi.

(4) Dalam hal usulan diajukan oleh pemerintah provinsi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c, usulan diusulkan setelah mendapat persetujuanpemerintah kabupaten/kota.

Pasal6

(1) Usulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) harus memenuhi kriteriasebagaimana dimaksud dalam Pasal4.

(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi persyaratan palingsedikit meliputi:

a. peta lokasi pengembangan serta luas area yang diusulkan yang terpisah daripermukiman penduduk;

b. rencana tata ruang KEK yang diusulkan dilengkapi dengan peraturan zonasi;

c. rencana dan sumber pembiayaan;

DRAT HASll TIMUS·TIMCIL pasal 27-08-093

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 45: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

d. analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan;

e. hasil studi kelayakan ekonomi dan finansial; dan

f. jangka waktu suatu KEK dan rencana strategis.

Bagian KeduaProses Penetapan

Pasal7

(1) Dewan Nasional dapat menyetujui atau menolak usulan pembentukan KEKsetelah melakukan pengkajian atas usulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 ayat (1).

(2) Dalam hal Dewan Nasional menyetujui pembentukan KEK, Dewan Nasionalmengajukan rekomendasi pembentukan KEK kepada Presiden.

(3) Dalam hal Dewan Nasional menolak usulan pembentukan KEK, penolakandisampaikan kepada pengusul disertai dengan alasan.

(4) Pembentukan KEK ditetapkan dengan Peraturan Pernerlntah

Pasal sDalam hal tertentu, Pemerintah dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK tanpamelalui proses pengusulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal5.

Pasal9

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan KEK diatur dengan PeraturanPemerintah.

Bagian KetigaPembangunan dan Pengoperasian

Pasal10

(1) Berdasarkan penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4),pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota menetapkan Badan Usahauntuk membangun KEK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­undangan.

(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh :

a. pemerintah provinsi dalam hal lokasi KEK berada pada lintas kabupaten/kota;dan

b. pemerintah kabupaten/kota dalam hal lokasi KEK berada pada satukabupaten/kota.

Pasal11

Dalam hal usulan berasal dari Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ayat (1) huruf a, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota menunjuklangsung Badan Usaha pengusul untuk membangun KEK.

Pasal12

(1) KEK harus siap beroperasi dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejakditetapkan.

(2) Dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DewanNasional melakukan evaluasi setiap tahun.

(3) Hasll evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepadapengusul untuk ditindaklanjuti.

DRAT HASll TIMUS·TIMCll pasal 27-08-09 4

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 46: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

(4) Dalam hal setelah 3 (tiga) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) KEKbelum siap beroperasi, Dewan Nasional:

a. melakukan perubahan atas usulan sebelumnya;

b. memberikan perpanjangan waktu paling lama 2 (dua) tahun; dan/atau

c. mengambil langkah penyelesaian masalah pembangunan KEK.

(5) Dalam hal perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf bKEK belum siap beroperasi karena bukan dari kelalaian atau karena forcemajeure, Dewan Nasional dapat memberikan perpanjangan waktu setelahmendapat pertimbangan dari Dewan Kawasan.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai perpanjangan waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (5) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal13

(1) Pembiayaan untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di dalam KEKdapat berasal dari:

a. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah;

b. swasta;

c. kerja sarna antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta; atau

d. sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­undangan.

(2) Dewan Nasional dapat menetapkan kebijakan tersendiri dalam kerja sama antaraPemerintah, pemerintah daerah, dan swasta dalam pembangunan danpemeliharaan infrastruktur di dalam KEK.

(3) Pengelolaan aset hasil kerja sarna Pemerintah, pemerintah daerah, dan swastadapat dilakukan sesuai dengan analisis kelayakan ekonomi dan finansial.

BABIVKELEMBAGAAN

Bagian kesatuUmum

Pasal14

(1) Dalam menyelenggarakan pengembangan KEK dibentuk Dewan Nasional danDewan Kawasan.

(2) Dewan Nasional terdiri atas menteri dan Kepala Lembaga Pemerintah NonKementerian.

(3) Dewan Kawasan terdiri atas wakil dari Pemerintah dan pemerintah daerah.

Bagian keduaDewan Nasional

Pasal15

(1) Dewan Nasional KEK dibentuk dengan Peraturan Presiden untuk menetapkankebijakan nasional pengembangan dan pembangunan KEK.

(2) Dewan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawabkepada Presiden. I

DRAT HASIL TIMUS-TIMCIL pasaI27-0S·09 5

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 47: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal16i

(1) Dewan Nasional diketuai oleh menteri yang menangani urusan pemerintahanbidang perekonomian dan beranggotakan menteri dan Kepala LembagaPemerintah Non Kementerian.

(2) Dalarn melaksanakan tugas, Dewan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat(1) membentuk Sekretariat Dewan Nasional. ,

(3) Ketentuan mengenai keanggotaan, tata kerja, dan kesekretariatan DewanNasional diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal17

Dewan Nasional bertugas:

a. menyusun Rencana Induk Nasional Kawasan Ekonomi Khusus;

b. menetapkan kebijakan umum serta langkah strategis untuk mempercepatpembentukan dan pengembangan KEK;

c. menetapkan standar infrastruktur dan pelayanan minimal dalam KEK;

d. melakukan pengkajian atas usulan suatu wilayah untuk dijadikan KEK;

e. memberikan rekomendasi pembentukan KEK;

f. mengkaji dan merekomendasikan langkah pengembangan di wilayah yangpotensinya belum berkembang;

g. menyelesaikan permasalahan strategis pelaksanaan pengelolaan danpengembangan KEK;

h. mengevaluasi keberlangsungan KEK dan merekomendasikan langkah tindaklanjut hasll evaluasi kepada Presiden, termasuk mengusulkan pencabutan statusKEK; dan

i. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penqelolaan KEK.

Pasal18

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, DewanNasional dapat:

a. meminta penjelasan Dewan Kawasan dan Administrator mengenai pelaksanaankegiatan;

b. meminta masukan dan/atau bantuan instansi Pemerintah, pemerintah daerah,atau para ahli sesuai dengan kebutuhan; dan/atau

c. melakukan kerja sarna dengan pihak lain sesuai dengan kebutuhan.

Bagian KetigaDewan Kawasan

Pasal 19

(1) Dewan Kawasan dibentuk pada setiap provinsi yang sebagian wilayahnyaditetapkan sebagai KEK.

(2) Dewan Kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh DewanNasional kepada Presiden untuk ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

(3) Dewan Kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawabkepada Dewan Nasional.

Pasal20

(1) Dewan Kawasan terdiri atas ketua, yaitu gubernur, wakil ketua, yaitubupati/walikota, dan anggota, yaitu unsur Pernerintah di provinsi serta unsurpemerintah provinsi dan unsur pemerintah kabupeten/kota.

DRAT HASIL TIMUS·TIMCIL pasal 27·08·09 6

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 48: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

(2) Dalam melaksanakan tugas, Dewan Kawasan sebaqairnana dimaksud pada ayat(1) membentuk Sekretariat Dewan Kawasan. '

(3) Ketentuan mengenai keanggotaan, tata kerja, dan kesekretariatan DewanKawasan diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal21

Dewan Kawasan bertugas:

a. melaksanakan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Dewan Nasionaluntuk mengelola dan mengembangkan KEK di wilayah kerjanya;

b. membentuk Administrator KEK di setiap KEK;

c. mengawasi, mengendalikan, mengevaluasi, dan mengoordinasikan pelaksanaantugas Administrator KEK dalam penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu satupintu dan operasionalisasi KEK; .

d. menetapkan lanqkah strategis penyelesaian permasalahan dalam pelaksanaankegiatan KEK di wilayah kerjanya;

e. menyampaikan laporan pengelolaan KEK kepada Dewan Nasional setiap akhirtahun; dan

f. menyampaikan laporan insidental dalam hal terdapat permasalahan strategiskepada Dewan Nasional.

Pasal22

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, DewanKawasan dapat:

a. meminta penjelasan Administrator KEK mengenai pelaksanaan sistem pelayananterpadu satu pintu serta pengawasan dan pengendalian operasionalisasi KEK;

b. meminta masukan dan/atau bantuan kepada instansi Pemerintah atau para ahlisesuai dengan kebutuhan; dan/atau

c. melakukan kerja sama dengan pihak lain sesuai dengan kebutuhan.

Bagian KeempatAdministrator Kawasan Ekonomi Khusus

Pasal23(1) Administrator KEK bertugas:

a. melaksanakan pemberian izin usaha dan rzm lain yang diperlukan bagipelaku usaha yang mendirikan, menjalankan, dan mengembangkan usaha diKEK;

b. melakukan pengawasan dan pengendalian opsraslonatlsasi KEK; dan

c. menyampaikan laporan operasionallsasl KEK secara berkala dan insidentalkepada Dewan Kawasan.

(2) Pelaksanaan pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilakukan melalui pelayanan terpadu satu pintu.

Pasal24

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Administrator

KEK:

a. memperoleh pendelegasian atau pelimpahan wewenang di bidang perizinan dariPemerintah dan pemerintah daerah; dan

b. dapat meminta penjelasan kepada Badan Usaha dan/atau pelaku usaha di KEKmengenai kegiatan usahanya.

DRAT HASll TIMUS·TIMCIL pasal 27·08·097

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 49: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Bagian KelimaPembiayaan

Pasal25

(1) Dewan Nasional, Dewan Kawasan, dan Administrator KEK memperolehpembiayaan yang berasal dari:

a. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah; dan

b. sumber lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang­undangan.

(2) Kete~tuan lebih lanjut mengenai pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dlatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian KeenamBadan Usaha Pengelola

Pasal26

(1) Penyelenggaraan kegiatan usaha di KEK dilaksanakan oleh Badan Usaha yangditetapkan sebagai pengelola KEK.

(2) Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat(1) berupa:

a. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah:

b. Badan Usaha koperasi;

c. Badan Usaha swasta; atau

d. Badan Usaha patungan antara swasta dan/atau koperasi dengan Pemerintah,dan/atau pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota.

I

BABVLALU LINTAS BARANG, KARANTINA, DAN DEVISA

Pasal27

(1) Ketentuan larangan atau pembatasan impor dan ekspor yang diatur berdasarkanperaturan perundang-undangan berlaku di KEK.

(2) Barang yang terkena ketentuan pembatasan impor dan ekspor dapat diberikanpengecualian dan/atau kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Lalu lintas barang yang masuk dan keluar dari KEK dan ke KEK berlakuketentuan peraturan perundang-undangan..

Pasal28

Ketentuan mengenai karantina manusia, hewan, ikan, dan tumbuh-tumbuhan yangdiatur dalam peraturan perundang-undangan tetap berlaku di KEK.

Pasal29

(1) Mata uang rupiah rnerupakan alat pembayaran yang sah di seluruh KEK.

(2) Pemasukan dan pengeluaran mata uang rupiah antara KEK dan luar negeritunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Mata uang asing hanya dapat dijualbelikan di KEK rnelalui bank atau pedagangvaluta asing yang telah mendapat izin sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Semua transaksi perdagangan internasional dalam valuta asing di KEK yangdilakukan melalui bank hanya dapat dilakukan oleh bank yang telah mendapatizin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

DRAT HASIL T1MUS-TIMCIL pasal 27·08·09 8

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 50: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

BABVI

FASILITAS DAN KEMUDAHAN

Bagian KesatuPerpajakan, Kepabeanan, dan Cukai

Pasal30

(1) Setiap wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha di KEK diberikan fasilitaspajak penghasilan (PPh).

(2) Selain fasilitas PPh sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diberikantambahan fasilitas PPh sesuai dengan karakteristik zona,

(3) Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diberikan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas PPh sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal31 .

Fasilitas perpajakan juga dapat diberikan kepada penanam modal dalam waktutertentu berupa pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal32

(1) Impor barang ke KEK dapat diberikan fasilitas berupa:

a. penangguhan bea masuk;

b. pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku ataubahan penolong produksi;

c. tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Pertambahan Nilai(PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk barang kenapajak; dan

d. tidak dipungut PPh impor.

(2) Penyerahan barang kena pajak dari tempat lain di dalam Daerah Pabean ke KEKdapat diberikan fasilitas tidak dipungut PPN dan PPnBM berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Penyerahan Barang Kena Pajak dari KEK ke tempat lain di dalam DaerahPabean sepanjang tidak ditujukan kepada pihak yang mendapatkan fasilitas PPNdikenakan PPN atau PPN dan PPnBM sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal33

(1) Barang asal impor yang dikeluarkan dari KEK dengan tujuan diimpor untukdipakai, sepanjang pengeluaran tersebut tidak ditujukan kepada pihak yangmemperoleh fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk, cukai, ataupajak dalam rangka impor:

a. dipungut bea masuk;

b. dilunasi cukainya untuk Barang Kana Cukai; dan

c. dikenakan PPN atau PPN dan PPnBM, dan PPh impor berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan ketentuan imporberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

DRAT HASIL TIMUS-TIMCIL pasal 27-08-09 9

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 51: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal34

Barang yang dikeluarkan dari KEK dengan tujuan untuk diekspor diberlakukanketentuan ekspor berdasarkan ketentuan peraturan perundanq-undanqan.

Bagian KeduaPajak Daerah dan Retribusi Daerah

Pasal35

(1) Setiap wajib pajak yang melakukan usaha di KEK diberikan insentif berupapembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai denganketentuan peraturan perundanq-undanqan,

(2) SeJain insentif pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1), pemerintah daerah dapat memberikan kemudahan lain.

Bagian Ketiga .Pertanahan, Perizinan, Keimigra~ian,~an Investasi

Pasal36

Oi KEK diberikan kemudahan untuk memperoleh hak atas tanah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal3?

Badan Usaha yang telah memperoleh tanah di lokasi yang sudah ditetapkan sebagaiKEK berdasarkan Peraturan Pemerintah diberikan hak atas tanah.

Pasal38

(1) Di KEK diberikan kemudahan dan keringanan di bidang penzman usaha,kegiatan usaha, perindustrian, perdagangan, kepelabuhan, dan keimigrasian bagiorang asing pelaku bisnis, serta diberikan fasilitas keamanan.

(2) Kemudahan dan keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal39

Di KEK tidak diberlakukan ketentuan yang mengaturbidang usaha yang terbukadengan persyaratan di bidang penanaman modal, kecuali yang dicadangkan untukUMKM.

Bagian KeempatFasilitas dan Kemudahan Lain

Pasal40

(1) Selain pemberian tasllitas dan kemudahan sebagaimana diatur dalam Pasal 30sampai dengan Pasal 39, zona yang berada di dalam KEK dapat diberikanfasilitas dan kemudahan lain.

(2) Ketentuan mengenai fasilitas dan kemudahan lain sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur oleh instansi yang berwenang sesuaidengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian KelimaKetenagakerjaan

Pasal41

Izin mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) yang mernpunyai jabatan sebagaidireksi atau komisaris diberikan sakali dan berlaku selama TKA yang bersangkutanmenjadi direksi atau komisaris.

DRAT HASIL TIMUS-T1MCIL pasal 27-08-09 10

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 52: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal42

Penggunaan tenaga kerja di KEK menqutamakan warga negara Indonesia sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal43

Kerja Sarna Tripartitkhusus oleh gubernur yang(1) Oi KEK dibentuk Lembagamempunyai tugas:

a. melakukan komunikasi dan konsultasi mengenai berbagai masalahketenagakerjaan;

b. melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan timbulnya permasalahanketenagake~aan;dan

c. memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah penyelesaianpermasalahan.

(2) Keanggotaan lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsurPemerintah, unsur pemerintah daerah, unsur serikat pekerja/serikat buruh, danunsur asosiasi pengusaha.

(3) Di dalam melakukan tugas dan fungsinya, lembaga sebagaimana dimaksud padaayat (1) berkoordinasi dengan lembaga lain.

Pasal44

(1) Oi KEK dibentuk Dewan Pengupahan oleh gubernur yang tugas dan fungsinyasebagai berikut:

a. memberikan masukan dan saran untuk penetapan pengupahan; dan

b. membahas permasalahan pengupahan.

(2) Keanggotaan dewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsurPemerintah, unsur pemerintah daerah, unsur serikat pekerja/serikat buruh, unsurasosiasi pengusaha, ahli, dan perguruan tinggi.

(3) Di dalam melakukan tugas dan fungsinya, Dewan sebagaimana dimaksud padaayat (1) berkoordinasi dengan lembaga lain.

Pasal45

(1) Penetapan dan pemberlakuan upah minimum ditetapkan dan diatur olehgubernur.

(2) Penetapan upah minimum mempertimbangkan paling sedikit :

a. upah minimum sebagai jaring pengaman;

b. kemampuan UMKM; dan

c. Kebutuhan Hidup Layak.

Pasal46

(1) Untuk perusahaan yang mempunyai lebih dari 1 (satu) serikat pekerja/serikatburuh, dapat dibentuk 1 (satu) forum serikat pekerja/serikat buruh pada setiapperusahaan.

(2) Ketentuan mengenai pembentukan forum serikat pekerja/serikat buruhsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri yangmenangani urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.

Pasal47

(1) Pada perusahaan yang telah terbentuk serikat pekerja/serikat buruh dibuatperjanjian kerja bersama (PKB) antara serikat 'i pekerja/serikat buruh danpengusaha.

DRAT HASIL TIMUS·T1MCIL pasaJ 27-08-0911

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 53: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

(2) Dalam PKB disepakati: .i

a. jenis pekerjaan yang dapat diserahkan pada perusahaan lain; dan

b. bentuk hubungan kerja yang didasarkan perlanilan kerja untuk waktu tertentudan untuk waktu tidak tertentu.

(3) Dalam hal perusahaan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan produkbaru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan ataupenjajakan, dapat dilakukan dengan perjanjian kerja waktu tertentu untuk jangkawaktu paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk sekali paling lama1 (satu) tahun.

(4) Perjanjian kerja waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapatdilakukan pembaruan.

(PENDING)

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal45 (48)

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang KawasanPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas . Menjadi Undang-Undangsebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1Tahun 2000 Tentang Kawasan Perdaqanqan Bebas dan Pelabuhan BebasMenjadi Undang-Undang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;

2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang KawasanPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang Menjadi Undang-Undang,dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;

2.1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan PemerintahPengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas Sabang Menjadi Undang-Undang, tidak dicabut dan dinyatakanberlaku sesuai UU No.11 Tentang Pemerintahan Aceh;

3. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang telah ditetapkanberdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 37Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang­Undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas danPelabuhan Bebas Sabang, tetap dinyatakan sebagai suatu kawasan yang beradadalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah daridaerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahannilai, pajak penjualan atas barang mewah dan cukai untuk selanjutnya disebutsebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, sampai bataswaktu berakhirnya status Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebasbersangkutan;

DRAT HASIL T1MUS-TIMCIL pasaI27-08-0912

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 54: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

3. 1. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan B,ebas yang telah ditetapkanberdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 20aO sebagaimana te/ah diubahdengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 aen Undang-Undang Nomor 2Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang,tetap dinyatakan sebagai suatu kawasan yang b~rada da/am wi/ayah hukumNegara Kesatuan Republik Indonesia yang terpi~;Jh daerah pabean sehinggabebas dari pengenaan bea mesuk, pajak pertambaHan nilai, pajak penjualan atasbarang mewah dan cuks! untuk selanjutnya;1 disebut sebagai KawasanPerdagangAn Bebas dan Pelabuhan Bebas, sampai batas waktu berakhirnyastatus Kawasan Perdagangan Bebas dan PeJabuhan\Bebas bersangkutan;

4. Dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaimanadimaksud pada angka 3 (tiga), berlaku ketentuan-ketentuan Kawasan EkonomiKhusus sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, dan ketentuan-ketentuansebagai berikut:

4.1. Da/am Kawasan Perdagangan Bebas dan" Pe/abuhan Bebas sebagaimanadimaksud pada angka 2 (dua), berlaku ketentuan-ketentuan Kawasan EkonomiKhusus sebagaimana diatur da/am Undang-Undang· tnt, dan ketentuan-ketentuansebagai berikut:a. Dewan Kawasan dan Badan Pengusahaan; yang telah dibentuk tetap

melaksanakan tugas dan wewenangnya sampai dengan berakhir masatugasnya dan setelah itu dibentuk Dewan Kawasan dan Badan Pengusahaansesuai dengan ketentuan Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21,Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 Undang-Undang ini.

a. 1. Dewan Kawasan yang telah dibentuk tetap melaksanakan tugas danwewenangnya sampai dengan berakhir mese tugasnya dan setelah itudibentuk Dewan Kawasan dan Badan Pengusahl/lan sesuai dengan ketentuanPasal17, PasaJ 18, Pasal19, Pasal20 Undang-Undang ini.

b. Pemasukan dan pengeluaran baranq ke dan I dari Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas melalui pelabuhan dan bandar udara yangditunjuk dan berada di bawah pengawasan pabean diberikan pembebasanbea masuk, pembebasan pajak pertambahan nilai, pembebasan pajakpenjualan atas barang mewah, dan pembebasan cukai.

b.1. kedudukan, tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawab sene sumberpembiayaan Badan Pengusahaan pada Kawasan Perdagangan Bebas danPelabuhan Bebas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

c. Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas ke Daerah Pabean diberlakukan tata laksanakepabeanan di bidang impor dan ekspor dan ketentuan di bidang cukai.

c.1. Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Perdagangan Bebas danPelabuhan Bebas melalui pelabuhan dan bandar udara yang ditunjuk dan berada dibawah pengawasan pabean diberikan pembebasan bea masuk, pembebasan pajakpertambahan nilai, pembebasan pajak penjualan atas barang mewah, danpembebasan cukai.

d. Pemasukan barang konsumsi dari luar Daerah Pabean untuk kebutuhanpenduduk di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas diberikanpembebasan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atasbarang mewah, dan cukai.

d.1 Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas ke Daerah Pabean diberlakukan tata laksanakepabeanan di bidang impor dan ekspor dan ketentuen di bidang cukai.

e. Pemasukan barang konsumsi dari luar Daerah Pabean untuk kebutuhanpenduduk di I(awasan Perdagangan Bebas dan .. Pe/abuhan Bebas diberikanpembebasan bea masuk, pertambahan ni/ai, pajak penjualan atas barangmewah, dan cukai.

DRAT HASIL T1MUS-TIMCIL pasal 27-08-09 13

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 55: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

5. Semua peraturan pelaksanaan yang telah dikeluarkan dalam rangkapenyelenggaraan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas tetapberlaku, sepanjang tidak diubah atau dicabut melalui peraturan perundangan.

Pasal 46 (49)

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undangini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ANDI MATTALATTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN... NOMOR ...

DRAT HASIL TlMU5-TIMCIL pasal 27·08·0914

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 56: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ... TAHUN ...

TENTANG

KAWASAN EKONOMI KHUSUS

I. UMUM

Untuk mewujudkan masyarakat adit dan makmur berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dilaksanakanpembangunan ekonomi nasional berdasarkan demokrasi ekonomi dengan prinsipkebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanlutan,' berwawasan lingkungan,kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonominasional.

Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RepublikIndonesia Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka demokrasiekonomi, diperlukan keberpihakan potltik ekonomi yang lebih memberikankesempatan dan dukungan pada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi dansekaligus memberikan manfaat bagi industri dalam negeri. Berkaitan dengan halitu,dalam KEK disediakan lokasi bagi UMKMK agar dapat mendorong terjadinyaketerkaitan dan sinergi hulu hilir dengan perusahaan besar, baik sebagai pelakuusaha maupun sebagai pendukung pelaku usaha lain.

Dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional,diperlukan peningkatan penanaman modal melalui penyiapan kawasan yang memilikikeunggulan geoekonomi dan geostrategis. Kawasan tersebut dipersiapkan untukmemaksimalkan kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yangmemiliki nilai ekonomi tinggi. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, yangselanjutnya disebut KEK, untuk mempercepat perkembangan daerah dan sebagaimodel terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, industri,pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Pasal 31 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang PenanamanModal mengatur bahwa ketentuan mengenai Kawasan Ekonomi Khusus diaturdengan Undang-Undang. Ketentuan tersebut menjadi dasar hukum perlunya diaturkebijakan tersendiri mengenai KEK dalam suatu Undang-Undang.

Ketentuan KEK dalam Undang-Undang ini mencakup pengaturan bentuk dankriteria KEK, pembentukan KEK, pendanaan lnfrastruktur, kelembagaan, lalu lintasbarang, karantina dan devisa, serta fasilitas dan kemudahan.

KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu dalarn wilayah hukum NegaraKesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsiperekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Fungsi KEK adalah untukmelakukan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri,pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dantelekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdiriatas satu atau beberapa zona, antara lain zona pengolahan ekspor, logistik, industri,pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat ditujukanuntuk ekspor dan dalam negeri.

Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEKadalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggukawasan lindung, adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalampengelolaan KEK, terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai potensisumber daya unggulan di bidang kelautan dan perikanan, perkebunan,

DRAT HASIL TIMU5-TIMCIL pasal 27-08-091

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 57: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

pertambangan, dan pariwisata, dan mempunyai batas yang jelas, baik batas alammaupun batas buatan.

Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga penyelenggara KEK yangterdiri atas Dewan Nasional di tingkat pusat dan Dewan Kawasan di tingkat provinsi.Dewan Kawasan membentuk Administrator KEK di setiap KEK untuk melaksanakanpelayanan, pengawasan, dan pengendalian operasionalisasi KEK. Kegiatan usaha diKEK dilakukan oleh Badan Usaha dan pelaku usaha.

Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya saingagar lebih diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri atas fasilitas fiskal,yang berupa perpajakan, kepabeanan dan cukai, pajak daerah dan restribusi daerah,dan fasilitas nonfiskal, yang berupa fasilitas pertanahan, perizinan, keimigrasian,investasi, dan ketenagakerjaan, serta fasilitas dan kemudahan lain yang dapatdiberikan pada zona di dalam KEK, yang akan diatur oleh instansi berwenang sesuaidengan ketentuan perundang-undangan. Dalam hal pengawasan, ketentuan larangantetap diberlakukan di KEK, seperti halnya daerah lain di Indonesia. Namun, untukketentuan pembatasan, diberikan kemudahan dalam sistem dan prosedur yangditetapkan oleh Pemerintah dengan tetap mengutamakan pengawasan terhadapkemungkinan penyalahgunaan atau pemanfaatan KEK sebagai tempat melakukantindak pidana ekonomi.

II. PASAL OEMI PASAL

Pasal1

Cukup jelas.

Pasal2

Yang dimaksud dengan "geoekonomi" adalah kombinasi faktor ekonomi dangeografi dalam perdagangan lnternasional.

Yang dimaksud dengan "geostrategi" adalah kombinasi faktor geopolitik (penga­ruh faktor geografi, ekonomi, dan demografi dalam politik luar negeri suatunegara) dan strategi yang memberikan peran tertentu pada suatu kawasangeografis.

Yang dimaksud dengan "kegiatan industri" adalah kegiatan ekonomi yangmengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barangjadi dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, kegiatan rancangbangun, dan p~rekayasaan industri.

Yang dimaksud "penyiapan kawasan" adalah upaya pengembangan suatukawasan agar memiliki standar infrastruktur dan pelayanan tertentu.

Pasal3

Ayat (1)Huruf a.

Yang dimaksud dengan "zona penqolahan ekspor" adalah area yangdiperuntukkan bagi kegiatan logistik dan industri yang produksinyaditujukan untuk ekspor.

Huruf b.Yang dimaksud dengan "zona logistik" adalah area yang diperuntukkanbagi kegiatan penyimpanan, perakitan, penyortiran, pengepakan,pendistribusian, perbaikan, dan perekondisian permesinan dari dalamnageri dan luar negeri.

DRAT HASIL TIMUS-TIMCIL pasaI27·08-09 2

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 58: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Huruf c.Yang dimaksud dengan "zona industri" adalah area yang diperuntukkanbagi kegiatan industri yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barangsetengah jadi, dan/atau barang jadi, agroindustri dengan nilai yang lebihtinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun danperekayasaan industri yang produksinya untuk ekspor dan/atau dalamnegeri.

Huruf d.Yang dimaksud dengan "zona pengembangan teknologi" adalah areayang diperuntukkan bagi kegiatan riset dan teknologi, rancang bangundan rekayasa, teknologi terapan, pengembangan perangkat lunak, sertajasa di bidang teknologi informasi.

Huruf e.Yang .dirnaksud dengan "zona pariwisata" adalah area yangdiperuntukkan bagi kegiatan usaha pariwisata untuk mendukungpenyelenggaraan hiburan dan rekreasi, pertemuan, perjalanan insentifdan pameran, serta kegiatan yang terkait.

Huruf f.Yang dimaksud dengan "zona energi" adalah area yang diperuntukanantara lain untuk kegiatan pengembangan energi alternatif, energiterbarukan, teknologi hemat energi, dan pengolahan energi primer.

Huruf g.Yang dimaksud dengan "zona ekonomi lain" antara lain dapat berupazona industri kreatif dan zona olahraga.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "fasilitas pendukung" antara lainfasilitas ibadah,hotel, rumah sakit, pendidikan, dan pelatihan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal4Huruf a

Yang dimaksud dengan "kawasan lindung" adalah wilayah yangditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidupyang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "jalur pelayaran internasional" adalah:a.Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI);b.jaringan pelayaran yang menghubungkan antarpelabuhan internasional

hub di Indonesia dan pelabuhan internasional di Indonesia; danc.jaringan pelayaran yang menghubungkan antara pelabuhan

internasional hub dan pelabuhan lntemaslonal dengan pelabuhaninternasional di negara lain.

Huruf dYang dimaksud dengan "mempunyai batas yang jelas" adalah batas alam(sungai atau laut) atau batas buatan (pagar atau tembok).

Pasal5

Cukup jelas.

Pasal6

Ayat (1)Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Lokasi pengembangan yang diusulkan dapat merupakan area baru atauperluasan KEK yang sudah ada.

DRAT HASIL TIMUS-TIMCIL pasal 27·08·093

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 59: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Huruf b i

Yang dimaksudkan dengan "peraturan zonasi" adalah ketentuan yangmengatur persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuanpengendaliannya dan disusun untuk setiap zona peruntukkan yangpenetapanzonanya dilakukan dengan rencana rinci tata ruang.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Pasal?Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Peraturan Pemerintah antara lain mengatur penetapan batas luar kawasan,zona yang ada di dalam KEK, dan luas area KEK.

Pasal8Yang dimaksud dengan "dalam hal tertentu" adalah hal-hal yang terkait dengankepentingan nasional yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonominasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah tertentu.

Pasal9Cukup jelas.

Pasal10Cukup jelas. ,

Pasal11Cukup jelas.

Pasal12Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "harus siap beroperasi" adalah telah dipenuhinyaseluruh kelengkapan infrastruktur, sumber daya manusia, dan perangkatpengendalian administrasi.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (4)Huruf a

Yang dimaksud dengan "perubahan" antara lain mencakup luas areayang diusulkan, zona, dan sumber pembiayaan.

Huruf bCukup jelas.

Ayat (4)Huruf c

Yang dimaksud dengan "Iangkah penyelesaian" antara lain berupapenggantian Badan Usaha dan pengusulan pembatalan lokasi.

Ayat (5) :Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

ORAT HASIL TIMUS·TIMCIL pasal 27-08-094

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 60: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal13Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Materi dan syarat kerja sarna rneliputi antara lain jangka waktu kerjasarna, pertanggungjawaban terhadap aset yang berasal dari Pemerintah,pemerintah daerah, dan swasta, serta hak kepemilikan setelah masakerja sarna berakhir.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal14Cukup jelas

Pasal15Cukup jelas

Pasal16Cukup jelas

Pasal17Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Cukup jelasHuruf d

Cukup jelasHuruf e

Cukup jelasHuruf f

Cukup jelasHuruf g

Yang dimaksud dengan "permasalahan strateqis" antara lain permasalahanyang tidak dapat diselesaikan oleh Dewan Kawasan atau menyangkutkebijakan nasional dan/atau daerah yang memengaruhi pelaksanaanpengelolaan dan pengembangan KEK.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Pasal18Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Yang dimaksud dengan "pihak lain" adalah antara lain DewanNasional/pengelola KEK negara lain, Kadin, asosiasi pengusaha, danperguruan tinggi yang bersifat nirlaba.

Pasel19Cukup jelas

Pasal20Cukup jelas.

Pasal21Cukup jelas.

Pasal22Cukup jelas.

DRAT HASIL TIMUS-TIMCIL pasal 27-08-09 5

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 61: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pasal23Cukup jelas.

Pasal24Cukup jelas

Pasal25Cukup jelas

Pasal26Cukup jelas

Pasal27Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup [etas.Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "dari KEK dan ke KEK" termasuk juga pemasukandan pengeluaran barang antar-KEK.

Pasal28Cukup jelas.

Pasal29Cukup jelas.

Pasal30Cukup jelas.

Pasal31Cukup jelas.

Pasal32Cukup jelas.

Pasal33Cukup jelas.

Pasal34Cukup jelas.

Pasal35Cukup jelas.

Pasal36Kemudahan yang diberlkan antara lain percepatan pelayanan pengukuran,pendaftaran hak, dan penerbitan sertifikat hak atas tanah.

Pasal3?Cukup jelas.

Pasal38Cukup jelas.

Pasal39Dengan ketentuan ini, ketentuan bidang usaha yang tertutup untuk penanamanmodal sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang DaftarBidang Usaha yang Tertutup dan Terbuka dengan Persyaratan di BidangPenanaman Modal tetap berlaku di KEK.

Pasal40Cukup jelas.

Pasal41Yang dimaksud dengan "jabatan direksi atau komisaris" adalah jabatan direksiatau komisaris yang tercantum dalam akte pendirian perusahaan atauperubahannya.

Pasal42

DRAT HASIL TIMUS-TIMCll pasal 27·08-09 6

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 62: REPUBLIK.JNDO~SIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-013144-3523.pdf · Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan

Pengusaha harus mengutamakan tenaga kerja setempat dalam hal syaratkompetensi kerja telah dipenuhi.

Pasal43Cukup jelas.

Pasal44Cukup jelas.

Pasal45Cukup jelas.

Pasal46Ayat (1)

Pembentukan forum tidak mengurangi independen serikat pekerja/serikatburuh sesuai dengan prinsip kebebasan berserikat.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal47Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "perjanjian kerja bersama (PKB)" adalah perjanjian kerjasarna yang dibuat oleh serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikatpekerja/serikat buruh yang telah tercatat pada instansi yang bertanggung jawabdi bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 48 (PENDING)

ORAT HASIL TIMUS-TIMCIL pasal 27-08-097

ARSIP D

AN DOKUMENTASI