26
TUGAS PROSES DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN STANDAR DOKUMENTASI DISUSUN OLEH: Kelompok: 1 1) Ni Kadek Ariyastuti P07120214007 2) Putu Epriliani P07120214010 3) I Gusti Ayu Cintya Adianti P07120214012 4) Ni Putu Novia Indah Lestari P07120214016 5) Kadek Poni Marjayanti P07120214026 DIV KEPERAWATAN TINGKAT 1 SEMESTER II

Silabus 4 dokep fix.docx

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS PROSES DAN DOKUMENTASI KEPERAWATANSTANDAR DOKUMENTASI

DISUSUN OLEH:Kelompok: 1

1) Ni Kadek AriyastutiP071202140072) Putu EprilianiP071202140103) I Gusti Ayu Cintya AdiantiP071202140124) Ni Putu Novia Indah LestariP071202140165) Kadek Poni MarjayantiP07120214026

DIV KEPERAWATAN TINGKAT 1 SEMESTER II

KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASARTAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan tuntunan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya tulis ini dibuat sebagai laporan tugas dokumentasi keperawatan dan merupakan salah satu bentuk usaha penulis untuk menambah wawasan mengenai standar dokumentasi keperawatan. Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih.Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Mengingat banyaknya kekurangan yang penulis miliki, baik dari segi isi, penyajian maupun penulisan itu sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan pendapat, saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat menjadi inspirasi dan memberikan manfaat bagi kita semua.

Denpasar, 28 April 2015Penulis

DAFTAR ISIHalamanHALAMAN JUDUL iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN.. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN2.1 Pentingnya Standar Dokumentasi Keperawatan2.2 Standar Tanggung Jawab Individu Profesional 2.2.1 Sepuluh Standar Asuhan Keperawatan2.2.2 Lingkup Tindakan Keperawatan Independen2.2.3 Lingkup Tindakan Keperawatan Interdependen2.3 Standar Tanggung Jawab Profesi Keperawatan2.4 Standar Disusun Oleh Pelayanan Kesehatan

BAB III PENUTUP3.1 Simpulan3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Standar Dokumentasi KeperawatanStandar diartikan sebagai ukuran atau model terhadap sesuatu yang hampir sama. Model tersebut mencakup kualitas, karakteristik, sarana, dan kinerja yang diharapkan dalam suatu intervensi, pelayanan, dan seluruh komponen yang terlibat. Nilai suatu standar ditentukan oleh adanya pemakaian konsistensi dan evaluasi. Standar keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan kualitas, karakteristik, sarana atau kinerja yang diharapkan terhadap beberapa aspek praktik keperawatan.Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk dan arah terhadap cara penyimpanan dan teknik pendokumentasian yang benar. Oleh karena itu, standar tersebut harus dipahami oleh rekan sejawat dan profesi kesehatan lainnya termasuk tim akreditasi. Siapa pun yang membutuhkan dokumentasi keperawatan yang akurat dan informasi yang bermanfaat mempunyai hak terhadap dokumentasi tersebut sesuai dengan standar yang berlaku. Jika standar dapat diobservasi, maka perawat,pekerja, dank lien akan dihargai dan dilindungi dari kesalahan (misconduct). Standart Dokumentasi KeperawatanPerawat

Standart Dokumentasi

Petunjuk/Arah

Penyimpanan dan Teknik Dokumentasi yang Benar StandarDiartikan sebagai ukuran atau model terhadap suatu yang hampir sama. Model tersebut mencakup kualitas, karakteristik, sarana, dan kinerja yang diharapkan dalam suatu intervensi, pelayanan dan seluruh komponen yang terlibat. Standar KeperawatanAdalah suatu pernyataan yang menjelaskan kualitas, karakteristik, sarana atau kinerja yang diharapkan terhadap beberapa aspek praktik keperawatan. Karakteristik Standar (Fisbach, 1991)A. Karakteristik umum bagi semua standar Dibentuk oleh penguasa yang sudah diakui Mendefinisikan suatu tingkat kualitas atau pelaksanaan Menjelaskan keamanan minimum Dinyatakan dengan istilah yang rasional Dipublikasikan untuk pertimbangan terhadap hal-hal yang perlu diperhatikan B. Karakteristik standar keperawatan1. Didasarkan pada definisi keperawatan dan proses keperawatan yang sudah ditentukan 2. Diaplikasikan terhadap semua perawat yang praktek 3. Petunjuk asuhan keperawatan 4. Dapat dipertahankan dan promosi kesehatan yang oftimal 5. Bahasa bermakna dan dapat dimengerti oleh perawat yang melaksankan standar 6. Siapa saja yang memerlukan dapat memperolehnya. Perawat memerlukan suatu keterampilan untuk dapat memenuhi standar yang sesuai. Standar adalah suatu ukuran atau model yang harus dipenuhi oleh hal-hali yang serupa (Fisbach, 1991 dalam Nursalam 2009). Standar dokumentasi adalah suatu penyataan tentang kualitas dan kuantitas dokumentasi yang dipertimbangkan adanya suatu ukuran terhadap kualitas dokumentasi keperawatan. Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi untuk memperkuat pola pendokumentasi dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam memberikan asuhan keperawatan. Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan kuantitas dokumentasi yang dipertimbangkan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu. Dengan adanya standar dokumentasi memberikan informasi bahwa adanya suatu ukuran terhadap kualitas dokumentasi keperawatan (Handayaningsih, 2009). Kemampuan perawat dalam pendokumentasian ditujukan pada keterampilan menulis sesuai dengan standar dokumentasi yang konsisten, pola yang efektif, lengkap, dan akurat. Tabel. 2.1Karakteristik StandarKarakteristik umum bagi semua standar secara menyeluruhKarakteristik umum terhadap standar keperawatan

Dibentuk oleh penguasa yang sudah diakui Didasarkan pada definisi keperawatan dan proses keperawatan yang sudah ditentukan

Mendefiniskan suatu tingkat kualitas atau pelaksanaan yang sesuai terhadap tujuan yang spesifik Diaplikasikan terhadap semua perawat yang praktik dalam sistem pelayanan kesehatan

Menjelaskan keamanan minimum sikap praktik Petunjuk asuhan keperawatan

Dinyatakan dengan istilah yang rasional, jelas dan mencakup secara luas Dapat dipertahankan dan promosi kesehatan yang optimal

Dipublikasikan untuk pertimbangan terhadap hal-hal yang perlu diperhatikan Bahasanya bermakna dan dimengerti oleh perawat yang melaksanakan standar tersebut Siapa saja yang memerlukan dapat memperolehnya

Sumber: Proses dan Dokemntasi Keperawatan. Konsep dan Praktik (Fisbach, 1991 dalam Nursalam (2009)

2.2 Standar Tanggung Jawab Individu Perawat ProfesionalPelaksanaan standar dapat dicapai pada tingkat individu. Untuk individu perawat, berarti menunjukkan adanya tanggung jawab terhadap dokumentasi praktik keperawatan dalam konteks proses keperawatan dengan mengasumsikan tanggung jawab dan kualitas kerja yang baik dalam praktik keperawatan termasuk didalamnya dokumentasi terhadap intervensi keperawatan independen dan interdependen.Keikutsertaan dalam melaksanakan kode (seperti kode ANA) menunjukkan bahwa perawat mempunyai tanggung jawab. Kode ini memberikan pedoman bagi individu praktisi sehingga tanggung jawab terhadap klien (indivu dan masyarakat terpenuhi. Standar tanggung jawab individu perawat professional menggambarkan tanggung jawab perawat dalam pendokumentasian praktik keperawatan berdasarkan proses keperawatan. Tanggung jawab untuk bekerja dalam praktik keperawatan meliputi dokumentaasi yang independen dan interdependen.

2.2.1 Sepuluh Standar Asuhan Keperawatan (ANA, 1973)Perawat mempunyai tanggung jawab untuk:1. Memberikan pelayanan dengan menghargai klien sebagai makhluk hidup.2. Melindungi hak hak (privasi) klien.3. Mempertahankan kompetensi dalam asuhan keperawatan dan mengenal klien serta menerima tanggung jawab pribadi terhadap intervensinya.4. Melindungi klien jika intervensi dan keselamatannya terancam yang diakibatkan oleh orang lain yang tidak kompeten, tidak etis, illegal.5. Menggunakan kemampuan indvidu sebagai criteria untuk menerima tanggung jawab dan tugas delegasi dalam aasuhan keperawatan kepada profesi kesehatan lainnya.6. Partisipasi dalam kegiatan riset jika hak responden dilindungi.7. Partisipasi dalam kegiatan profesi keperawatan untuk meningkatkan standar praktek / pelayanan dan pendidikan keperawatan.8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas keperawatan (tenaga perawat) dengan partisipasi dalam kegiatan profesi.9. Mempromosikan kesehatan melalui kerja sama dengan masyarakat dan profesi kesehatan lainnya.10. Menolak memberikan persetujuan untuk promosi atau menjual produk komersial, pelayanan, atau hiburan lainnya.

2.2.2 Lingkup Tindakan Keperawatan IndependenTindakan keperawatan independenadalah suatu keiatan yangdilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan didefinisikan berdasarkan diagnosa keperawatan. Tindakan keperawatan merupakan suatu respon dimana perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan keperwatan secarapastibedasarkan pendidikandan pengalaman. Tanggung jawab perawat yang independen dalam kegiatan dokumentasi, meliputi :1) Menjaga akurasi dokumentasi asuhan keperawatan, bersama dengan data hasil monitor, observasi, dan evaluasi status kesehatan klien supaya dokumentasi tetap konsisten dengan program dokter dan asuhan keperawatan.2) Mendokumentasikan semua asuhan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah resiko mempertahankan keselamatan klien.3) Mendokumentasikan semua asuhan keperawatan klien. Perawat merespon terhadap situasi klinis dan menentukan rencana intervensi selanjutnya. Respon-respon tersebut termasuk penilaian mengenai pemberian pengobatan, intervensi keperawatan untuk memberikan istirahat yang nyaman, rencana untuk pendidikan klien, penentuan tingkat perawatan diri, dan penilaian tentang hasil konsultasi dengan tim kesehatan lainnya.4) Mendokumentasikan semua komponen proses keperawatan sesuai dengan waktu implementasinya. Komponen-komponen ini termasuk pengkajian ulang, diagnosis keperawatan, rencana intervensi dan modifikasi criteria hasil dan catatan pengajaran klien.Lingkuptindakanindependenkeperawatan dalam proses keperawatan secara umumadalah: 1) Mengkaji terhadapklienataukeluarga melalui riwayatkeperawatandan pemeriksaanfisikutnukmengetahuistatuskesehatanklien.2) Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai respon klien yang memerlukanintervensikeperawatan. 3) Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memulihkankesehatan. 4) Melaksanakan rencana pengukuran untuk memotivasi, menunjukan, mendukungdanmengajarkankepadakliendankeluarga. 5) Merujuk kepada tenaga yang lain jika ada indikasi dan diijinkan oleh tenagkeperawatan. 6) Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan dan medis. 7) Partisipasi dengan consumers atau tenaga kesehatan lain dalam meningkatkanpelayanankesehatan (Lyer,etal.,1996,p,6). Tipetindakan independenkeperawatandikategorikanmenjadi4: 1) Tindakan diagnostik Tindakan ini ditujukan pada pengkajian dalam merumuskansuatudiagnosakeperawatan.Tindakantersebutmeliputi: a) Wawancara dengan klien untuk mendapatkan data subyektif, keluhanklien,persepsitentangpenyakitnya,danriwayatpenyakit. b) Observasi danpemeriksaan fisik:tindakanuntukmendapatkan data obyektif,meliputi :observasikesadaran dan tandatanda vital(suhu, nadi, tekanan darah dan pernafasan). Pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkanpendekatansistematauheadtotoe melalui pemeriksaan IPPA.c) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (Hb) dan membaca hasil dari pemeriksaan laboratorium, rontgen dan pemeriksaan diagnostic lainnya.2) TindakanterapeutikTindakanditujukanuntukmengurangi,mencegah danmengatasimasalahklien. Misalnya pada klien dengan stroke yang tidak sadar dengan paralise maka tindakan terapeutik yang dilakukan perawat dalam mencegah terjadinya gangguan integritas kulit adalah dengan melakukan mobilisasi dan memberikan bantal air pada bagian tubuh yang tertekan dan atau yang paralise.3) Tindakan edukatif/mengajarkan Tindakaniniditujukanuntukmerubah perilakuklien melalui promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan kepadaklien. Misalnya perawat mengajarkan kepada klien diabetes mellitus tentang cara melakukan aktivitas yang sesuai, cara pemberian insulin dan mengenali tanda-tanda terjadinya hipoglikemi serta cara mengatasinya.4) Tindakan merujuk Tindakan ini lebih ditekankan pada kemampuan perawat dalam mengambil suatu keputusan klinik tentang keadaan klien dankemampuanuntukmelakukankerjasamadengantimkesehatan lain. Misalnya klien pasca trauma kepala ditemukan adanya tanda-tanda tekanan intracranial yang meningkat, maka perawat harus mengkonsultasikan atau merujuk klien pada dokter ahli saraf untuk mendapatkan penanganan yang tepat dalam mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah.

2.2.3 Lingkup Tindakan InterdependenTindakan keperawatan interdependen merupakan aktivitas keperawatan yang dilakukan dalam tim dengan profesi kesehatan lainnya misalnya padaahligizi,fisioterapi,tenagasosialdandokter. Misalnya dengan kehamilan dan DM, perawat dan tenaga gizi kolaborasi untuk menentukan kebutuhan nutrisi bagi ibu dan bayi. Ahli gizi menentukan rencana nutrisi dan pengajaran, sedangkan perawat mengajarkan manfaat gizi dan memonitor kemampuan klien untuk menghabiskan porsi makanan yang diberikan. Pengetahuan, ketrampilan, dan focus praktik keperawatan merupakan aktivitas yang interdepenen. Dokumentasi dari keseluruhan rencana medis yang diawali oleh department-department lain (seperti farmasi atau bank darah) tetapi dilakukan oleh perawat.Selama kegiatan interdependen, perawat membuat rencana intervensi dengan profesi kesehatan lainnya, seperti dokter, farmasi, ahli gizi, dan fisioterapis. Dokumentasi keperawatan perlu merefleksikan gambaran tentang pelaksanaan suatu proses. Pada tahap ini penting untuk melakukan pendokumentasian mengenai alasan penghapusan suatu kegiatan.Kegiatan-kegiatan dokumentasi interdependen: pada program medis atau rekomendasi profesi kesehatan lainnya, hal-hal yang harus dituliskan perawat pada dokumentasi meliputi tanda-tanda vital, penghisapan secret, perawatan tracheostomy, pengaturan posisi, informasi dari rekam jantung, pacemaker, dukungan, pemberian enema, pengobatan irigasi luka, dan aktivitas interdependen lainnya. Pembuatan rencana asuhan keperawatan menggabungkan suatu gambaran aktivitas atau prosedur yang melengkapi respons klien. Dokumentasi pada saat pertama kali klien masuk rumah sakit dan rencana pemulangan dilakukan sesuai dengan instruksi dokter.Tindakan keperawatan interdependen memerlukan suatu bukti yang terdokumentasi di mana tatanan atau petunjuk medis dihubungkan dengan aktivitas-aktivitas keperawatan yang memerlukan adanya program media khusus termasuk pengobatan yang diberikan, penanganan, prosedur, tes/pemeriksaan lain, masuk rumah sakit, rujukan, ataupun pemulangan klien. Kegiatan-kegiatan dokumentasi interdependen : pada program medis atau rekomendasi profesi kesehatan lainnya, hal-hal yang harus dituliskan perawat pada dokumentasi meliputi tanda-tanda vital, penghisap sekret, perawatan tracheostomy, pengaturan posisi, informasi dari rekam jantung, pacemaker, dukungan, pemberian enema, pengobatan irigasi luka, dan aktivitas interdependen lainnya. Pembuatan rencana asuhan keperawatan menggabungkan suatu gambaran aktivitas atau prosedur yang melengkapi respons klien. Dokumentasi pada saat pertama kali klien masuk rumah sakit dan rencana pemulangan dilakukan sesuai dengan intruksi dokter. Perawat yang bertugas di pelayanan (rumah sakit) baik pemerintah maupun swasta, harus melaksanakan standar asuhan keperawatan yang ada di rumah sakit. Hal ini disahkan berdasarkan SK Dirjen Yan Med No. YM.00.03.2.6.7637 (Nursalam 2011) yang disusun sebagai berikut:Standar 1: Falsafah KeperawatanStandar 2: Tujuan Asuhan KeperawatanStandar 3: Pengkajian KeperawatanStandar 4: Diagnosis KeperawatanStandar 5: Perencanaan KeperawatanStandar 6: Intevensi KeperawatanStandar 7: Evaluasi KeperawatanStandar 8: Catatan Asuhan Keperawatan

2.3 Standar Tanggung Jawab Profesi KeperawatanPenentuan suatu standar dan petunjuk pelaksanaan dari standar dokumentasi keperawatan merupakann fungsi utama suatu organisasi keperawatan. Suatu profesi yang telah menentukan suatu standar menandakan adanya suatu komitmen terhadap penerapan tindakan yang konsisten dalam pendekatan problem solving.Perawat mempunyai suatu kehilangan tertentu untuk mengidentifikasi, mengartikan, memberikan rekomendasi, dan memvalidasi suatu standar yang bermanfaat. Hal ini sangat sesuai dengan profesi keperawatan yang melakukan kolaboraasi dengan profesi kesehatan lainnya dan mempunyai peran yang penting dalam menentukan suatu standar keperawatan. Tanggung jawab profesi keperawatan dalam pendokumentasian keperawatan meliputi:1. Menggunakan standar untuk pendokumentasian dan penyimpanan2. Memberi masukan sebagai suatu code3. Menggunakan kebijaksanaan tenaga keperawatan untuk pendokumentasian4. Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan praktik keperawatan dan multidisiplin profesi keperawatan.5. Memprioritaskan masalah dan kebutuhan klien6. Memenuhi permintaan kelompok, tim akreditsi dan pemakai/masyarakat.Sedangkan standar dokumentasi asuhan keperawatan menurut DEPKES (1995) dalam Nursalam (2011) adalah sebagai berikut:Tabel 2.2Standar Dokumentasi Asuhan KeperawatanNoStandar Dokumentasi Asuhan Keperawatan

A.PENGKAJIAN

1.Mendokumentasikan data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian

2.Data dikelompokkan (bio-psiko-sosio-spriritual)

3.Data dikaji sejak klien masuk sampai pulang

4.Masalah dirumuskan berdasarkan masalah kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan

B.DIAGNOSIS

1.Diagnosis keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

2.Diagnosis keperawatan mencerminkan PE/PES

3.Merumuskan diagnosis keperawatan aktual/potensial

C.PERENCANAAN

1.Berdasarkan diagnosis keperawatan

2.Disusun menurut urutan prioritas

3.Rumusan tujuan mengandung komponen klien/subjek, perubahan, perilaku, kondisi klien, dan/atau kriteria

4.Rencana intervensi mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci, dan jelas, dan/atau melibatkan klien/keluarga

5.Rencana intervensi menggambarkan keterlibatan klien/keluarga

6.Rencana intervensi menggambarkan kerja sama dengan tim kesehatan lain

D.INTERVENSI

1.Intervensi dilaksanakan mengacu pada rencana asuhan keperawatan

2.Perawat mengobservasi respons klien terhadap intervensi keperawatan

3.Revisi intervensi berdasarkan hasil evaluasi

4.Semuja intervensi yang telah dilaksanakan didokumentasikan dengan ringkas dan jelas

E.EVALUASI

1.Evaluasi mengacu pada tujuan

2.Hasil evaluasi didokumentasikan

F.CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN

1.Menulis pada format yang baku

2.Pendokumentasian dilakukan sesuai dengan intervensi yang dilaksanakan

3.Pendokumentasian ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar

4.Setiap melakukan intervensi/kegiatan perawat mencantumkan paraf dan nama dengan jelas, serta tanggal dan waktu dilakukannya intervensi

5.Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Sumber: Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Konsep dan Praktik (Nursalam, 2011)

2.4 Standar Disusun Oleh Pelayanan KesehatanPenyusun Standar?

Standar Disusun Oleh Pelayanan Kesehatan

Standar meliputi kebijaksanaan prosedur, pelaksana standar, serta kualifikasi pernyataan tulisan.Standar dokumentasi seperti yang telah dibahas sebelumnya adalah penyimpanan dokumentasi berdasarkan instansi pelayanan kesehatan. Standar tersebut meliputi kebijaksanaan, prosedur pelaksanaan standar, serta criteria kualifikasi pernyataan tulisan. Standar disusun oleh pelayanan kesehatan adalah standar tersebut meliputi kebijaksanaan, prosedur, pelaksanaan standdar, serta kriteria kualifikasi pernyataan tulisan. Jika kebijaksanaan sudah tertulis dan diketahui oleh staf perawat, maka semua pendokumentasian harus mengacu pada standar tersebut. Isi kebijaksanaan dan prosedur meliputi pedoman umum dan khusus yang diharapkan terdapat dalam dokumentasi. Harapan tersebut mencakup:1) Isi data, meliputi tanggal, waktu, aspek legal, judul, dan identifikasi perawat2) Penggunaan singkatan dan simbol yang disepakati3) rosedur koreksi jika ada kesalahan4) Orang yang berwenang untuk memasukkan data pada dokumentasi klien5) Prosedur untuk pendokumentasian intruksi verbal6) Tanggal pendokumentasian7) Akses terhadap pendokumentasian klien8) Penggunaan formulir standar9) Prosedur untuk pendokumentasian tindakan pengobatanContoh perbedaan Standar Kebijaksanaan dangan Standar Praktik:1. Standar Kebijaksanaan : perawat akan menuliskan tindakan pengobatan dan aan menandatangani pada bagain tempat yang tersedia2. Standar Prosedur : jika ada kesalahan harus ditandai dengan dicoret pada kata yang salah, kemudian dituliskan kata yang benar.(Item penjabaran Standar Dokumentasi Keperawatan di Indonesia yang dikeluarkan oleh DEPKES RI sebagaimanna pada lampiran 1.

BAB IIIPENUTUP

3.1 SimpulanBerdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan kuantitas dokumentasi yang dipertimbangkan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu. Dengan adanya standar dokumentasi memberikan informasi bahwa adanya suatu ukuran terhadap kualitas dokumentasi keperawatan (Handayaningsih, 2009). Kemampuan perawat dalam pendokumentasian ditujukan pada keterampilan menulis sesuai dengan standar dokumentasi yang konsisten, pola yang efektif, lengkap, dan akurat. Tindakan keperawatan independenadalah suatu kegiatan yangdilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan didefinisikan berdasarkan diagnosa keperawatan.Sedangkan tindakan keperawatan interdependen merupakan aktivitas keperawatan yang dilakukan dalam tim dengan profesi kesehatan lainnya misalnya padaahligizi,fisioterapi,tenagasosialdandokter. Penentuan suatu standar dan petunjuk pelaksanaan dari standar dokumentasi keperawatan merupakan fungsi utama suatu organisasi keperawatan. Standar disusun oleh pelayanan kesehatan adalah standar tersebut meliputi kebijaksanaan, prosedur, pelaksanaan standdar, serta kriteria kualifikasi pernyataan tulisan.

3.2 SaranStandar dokumentasi merupakan suatu tetapan yang dapat dijadikan tolak ukur maupun indicator suatu pencapaian dokumentasi yang diharapkan. Sudah semestinya para tenaga kesehatan, selalu berpedoman dan bertindak sesuai dengan standar yang ada. Serta bagi mahasiswa, agar mampu memahami konsep standar dokumentasi dengan baik, karena hal ini dapat diaplikasikan kelak dikemudian hari pada pasien dalam suatu instansi rumah sakit maupun instansi kesehatan lainnya.DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Titik. 2014. Implementasi. (Online). Available : https://titikanggraeni.files.wordpress.com/2014/08/implementasi.pdf. (27 April 2015)Anonim, 2011. Standar Dokumentasi Keperawatan. Available: http://ners-blog.blogspot.com/2011/03/makalah-ngt.html (27 April 2015)Arianti, Dita. 2013. Standar Dokumentasi Keperawatan. (Online). Available : http://ditaarianti.blogspot.com/2013_12_01_archive.html. (27 April 2015)Hardiansyah, Muhammad. 2013. Petunjuk Dokumentasi Askep. (Online) Available:http://kimharisimnida.blogspot.com/2013/07/petunjuk-dokumentasi-askep.html (26 April 2015)

17