Upload
sevina-ramah-kiyut
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Siladenitis
1/14
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Latar belakang
Kelenjar saliva sesuai dengan fungsinya terdiri dari kelenjar saliva mayor dan minor.
Kelenjar ludah ini mengandung jaringan tabung kecil yang disebut saluran. Air liur
mengalir melalui saluran ini ke dalam mulut. Siladenitis sering terjadi pada kelenjar
parotis (depan telinga) dan kelenjar submandibularis (di bawah dagu). Sialadenitis terjadi
karena penurunan fungsi duktus oleh karena infeksi, penyumbatan atau trauma
menyebabkan aliran saliva akan berkurang bahkan terhenti (awes,!""#).
Kelenjar submandibularis ikut terserang pada $%& keadaan dengan serangan bilateral
pada '& keadaan. Serangan pada kelenjar submandibula, tanpa disertai serangan pada
kelenjar aprotid merupakan perkecualian serta terjadi pada $& keadaan. Serangan padakelenjar submandibula sering berhubungan dengan edema serta dapat meluas menjadi
edema presternal. embengkakan kelenjar ludah berlangsung selama satu minggu.
eriode akut dapat dikontrol dengan kombinasi antibiotik. ada keadaan yang lebih
parah, gejala yang ada dapat dikontrol dengan pengikatan duktus atau parotidektomi
permukaan. ika infeksi tidak membaik, kita mungkin memerlukan pembedahan untuk
membuka dan tiriskan kelenjar. *ntuk itu, sebagai seorang perawat hendaknya dapat
merencanakan assuhan keperawatan yang tepat beserta intervensi yang sesuai bagi
penderita sialadenitis.
2 Tujuan
$ +ujuan *mum
empelajari konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
sialadenitis.
! +ujuan Khusus
$ apat mengetahui konsep anatomi dari kelenjar saliva
! apat mengetahui konsep dari gangguan sialadenitis
% apat merumuskan asuhan keperawatan dari gangguan sialadenitis
3 Manfaat$ emberikan informasi ilmu pengetahuan tentang perjalanan penyakit infeksi
! emberikan informasi tentang sialadenitis agar perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan kepada klien secara tepat dan optimal.
8/18/2019 Siladenitis
2/14
8/18/2019 Siladenitis
3/14
b eradangan kronis pada parenkim kelenjar atau duktus yang seperti batu
(sialolithiasis) yang disebabkan infeksi (sialodochitis) dari bakteri staphylococus
sureus, Streptococus viridians atau pneumococus.
c 3bstruksi sekunder dari kalkulus sir liur dan trauma pada kelenjar.
d -eberapa faktor resiko yang dapat mengakibatkan sialadenitis seperti dehidrasi,
terapi radiasi, stress, malnutrisi dan hiegyne oral yang tidak tepat yang biasanya
pada orang tua, orang sakit, dan operasi.
3 Pat"f!"l"g
1landula saliva merupakan sasaran dari penyumbatan4keradangan, infeksi dan
neoplasia, baik jinak ataupun ganas. Sifat sekresi (pengeluaran cairan) dari glandula
menyebabkan glandula ini sangat rentan terhadap berbagai hal yang dapat menghambat
aliran saliva secara normal. ika suatu duktus mengalami penurunan fungsi oleh karena
infeksi (sialodochitis), penyumbatan (batu ludah, sialolitiasis), atau trauma, maka aliran
aliran saliva akan berkurang atau bahkan terhenti. -atu ludah paling sering didapatkan
dalam duktus glandula submandibularis, sementara glandula parotidea lebih sering
terkena penyumbatan oleh mucous plug yang tidak mengalami klasifikasi.
+erjadi penurunan fungsi duktus oleh karena infeksi, penyumbatan atau trauma
menyebabkan aliran saliva akan berkurang atau bahkan terhenti. -atu ludah paling sering
didapatkan di kelenjar submandibula. ada glandula utama (mayor), gangguan sekresi
akan menyebabkan statis (penghentian atau penurunan aliran) dengan pengentalan atau
penumpukan yang seringkali dapat menimbulkan infeksi atau peradangan. 1landula
saliva utama yang mengalami gangguan aliran saliva akan mudah mengalami serangan
dari organism melalui duktus atau pengumpulan organism yang terbawa oleh aliran
darah. Sialadenitis yang ditimbulkannya dapat bersifat akut atau kronis (keradangan
glandula saliva). (1ordon, $2)
# Manfe!ta! Kln!
-eberapa keadaan umum yang ditemukan pada penderita sialadenitis adalah sebagai
berikut (anti, !""$5 $).
a embengkakan kelenjar air iur yang nyeri.
b enurunnya fungsi kelenjar air liur (hiposaliva).
c itemukannya sel radang 6 (polimononuklear) dan bakteri dalam saliva.
anifestasi klinis dari sialdenitis berdasarkan klasifikasi.
a Sialadenitis akut. ada tipe ini akan terlihat secara klinis sebagai pembengkakan
atau pembesaran glandula dan salurannya dengan disertai nyeri tekan dan rasa
tidak nyaman, dan sering juga diikuti dengan demam dan lesu (1ordon,
$25!#").
8/18/2019 Siladenitis
4/14
b Sialadenitis kronis. +ipe ini bisa disebut juga dengan sialodochitis yang dapat
menimbulkan rasa tegang yang tidak nyaman pada saat makan. 1landula saliva
yang mengalami infeksi akan membentuk sekresi purulen berwarna putih susu dan
kental. Sumbatan kronis atau infeksi akan menyebabkan berkurangnya
serusacini4mukus sehingga terjadi pembentukan fibrosis intertisial. -ila hal
tersebut terjadi, maka aliran saliva akan sangat berkurang (1ordon, $25!#").
$ Pe%erk!aan Dagn"!tk
$ Kultur darah7 untuk mengetahui sepsis atau bakterimia.
! emeriksaan elektrolit rutin dan jumlah sel darah lengkap.
% Analisis serum untuk antibodi antinuklear, SS8A, SS8-, dan laju endapan darah.
9 0valuasi *S1 atau computed tomography (:+) akan menunjukkan apakah
pembentukan abses telah terjadi.
Kontraindikasi7 Sialography
& Penatalak!anaan
erawatan awal7 hidrasi adekuat, kebersihan mulut, pijat berulang pada kelenjar,
antibotik ;<
-ila faktor penyebab tidak dapat dihilangkan, sebaiknya usahakan untuk memperbesar
aliran dengan cara mengunyah permen karet. eriode akut dapat dikontrol dengan
kombinasi antibiotik dan massage kelenjar. ada keadaan yang lebih parah, gejala yang
ada dapat dikontrol dengan pengikatan duktus atau parotidektomi permukaan.
Kadang8kadang terjadi infeksi akut pada kelenjar yang tersumbat, dan perawatan
dengan antibiotic (terutama penisilin) diperlukan sebelum perawatan yang lebih
menyeluruh dilakukan.
/angkah pertama adalah untuk memastikan memiliki cukup cairan dalam tubuh yaitu
dengan menerima cairan intravena (melalui pembuluh darah). -erikutnya, pemberian
antibiotik untuk menghancurkan bakteri. Setelah saldo cairan telah dipulihkan,
dianjurkan mengunyah permen asam tanpa gula. ereka dapat merangsang tubuh
memproduksi air liur lebih banyak. ika infeksi tidak membaik, Anda mungkinmemerlukan pembedahan untuk membuka dan tiriskan kelenjar. ika sialadenitis
disebabkan oleh batu di saluran, batu itu mungkin perlu dihilangkan dengan operasi
(=askel, $").
' K"%(lka!
aling serius 7 pembentukan abses
Kronis 7 perlindungan gigi dan karies menurun
) Pr"gn"!!
enurut Abrons Student =ealth :enter di *niversity of 6orth :arolina >ilmington,
Sebagian besar ;nfeksi kelenjar ludah dapat hilang dengan sendirinya atau
8/18/2019 Siladenitis
5/14
disembuhkan dengan pengobatan. Komplikasi tidak umum, tetapi mereka dapat
terjadi tanpa diketahui. -erikut ini beberapa prognosis Sialadenitis 7
$ ada pasien pascaoperasi, pasien sering mengakui bahwa pasien sudah
menggunakan antibiotik intravena yang tepat. asien8pasien ini memiliki
prognosis yang sama.
! asien dengan sialadenitis kronis sering memiliki program kambuh dan timbul.
rognosis tergantung pada etiologinya.
% rognosis sialadenitis akut sangat baik. Kebanyakan kasus mudah diobati
dengan manajemen medis konservatif, dan penerimaan adalah pengecualian,
bukan aturan. 1ejala akut menyelesaikan dalam waktu $ minggu, namun, edema
di daerah tersebut dapat berlangsung beberapa minggu. asien dengan
sialolithiasis memerlukan perawatan bedah definitif dalam banyak kasus, yang
menghasilkan prognosis yang sangat baik.
9 asien dengan Sj?gren atau penyakit autoimun lainnya cenderung memiliki
kursus yang berkepanjangan terkait dengan keterlibatan sistemik.
' asien dengan sialadenosis memiliki prognosis yang baik, jika masalah yang
mendasari pada penyakit tersebut cukup dikendalikan. -ahkan jika dicapainya
control penyakit yang tepat, pembengkakan bilateral mungkin dapat persisten
* +,- (+erlampir)
8/18/2019 Siladenitis
6/14
BAB 3
ASUHAN KEPE.A+ATAN
1 Pengkajan
$ ;dentitas
ada penyakit sialadenitis tidak dipengaruhi oleh ras, jenis kelamin, agama tapi
sialadenitis sering terjadi pada usia tertentu yakni antara '"an82"an.
! @iwayat enyakit Sekarang
asien mengalami keluhan gejala seperti gumpalan lembut yang nyeri di pipi atau di
bawah dagu, terdapat tonjolan pus dari glandula ke bawah mulut dan pada kasus
yang parah, pasien mengalami demam, menggigil, dan malaise (bentuk umum rasa
sakit).
% @iwayat enyakit ahulu
asien dengan gangguan sialadenitis biasanya pada penyakit terdahulu mengalami
obstruksi hiposecretion atau saluran kelenjar saliva yang menyebabkan saliva
sedikit.
9 @iwayat enyakit Keluarga
enyakit ini tidak berhubungan dengan genetik dari klien dan keluarganya. 6amun,
penyakit ini dapat merupakan bawaan (kongenital).
' 3bservasi dan emeriksaan isik
++
8/18/2019 Siladenitis
7/14
2 emeriksaan isik 7
a -$ (Sistem ernafasan)
+idak tmengalami gangguan.
b -! (Sistem Kardiovaskuler)
+idak mengalami gangguan.
c -% (Sistem ersyarafan)+erdapat gangguan rasa nyeri di pipi atau di bawah dagu
d -9 (Sistem erkemihan)
+idak tmengalami gangguan
e -' (Sistem encernaan)
a anoreksia
b Sulit menelan
c +imbulnya nyeri tekan
f -2 (Sistem uskuloskeletaldan ;ntegumen)
a). alaise
2 Anal!a Data
6o ata 0tiologi asalah
$. ata Subjektif 7
• 6yeri menelan pada rahang
bawah (kelenjar
submandibula)
• 6yeri muncul saat mengunyah
makanan
ata objektif 7
• -erkurangnya sekresi kelenjar
saliva
• idapatkan nyeri pada skala 2
1angguan sekresi saliva
enghentian4enurunan aliran
saliva
embesaran glandula
-engkak
6yeri
6yeri
!. ata subjektif7
• +idak nafsu makan
• +idak mengkonsumsi
makanan yang terlalu kasar
• -adan lemas karena kurang
energi
ata objektif7
• -- menurun ",' kg dari berat
awal menjadi '9,' kg dalam 9
hari
1angguan sekresi saliva
enurunan aliran saliva
;nfeksi glandula
Sekresi cairan purulen
Sekresi mucus berkurang
ibrosis intersial
Aliran saliva berkurang
1angguan pencernaan kimiawi
6utrisi tidak terserap
maksimal 6utrisi kurang dari kebutuhan
6utrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
8/18/2019 Siladenitis
8/14
-- awal D '' kg
-- normal sesuai tinggi seharusnya D
'',# kg
• +-7 $2! cm
• orsi makan berkurang
% ata subjektif7
• -adan menggigil
ata objektif7
• Suhu tubuh meningkat dari
keadaan normal7 %#C:
1angguan sekresi saliva
enurunan aliran saliva
engentalan saliva
;nflamasi
embengkakan
Demam
=ipertermi
3 Dagn"!a Ke(era/atan
$ 6yeri berhubungan dengan Sensitivitas serabut saraf lokal sekunder akibat respon
inflamasi lokal terhadap parotitis.
! @isiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakadekuatan intake makanan sekunder akibat kesulitan menelan.
% =ipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik.
# Inter0en! Ke(era/atan
$.iagnosa 7 6yeri berhubungan dengan Sensitivitas serabut saraf lokal
sekunder akibat respon inflamasi lokal terhadap parotitis.
+ujuan 7 alam waktu $B!9 jam menunjukkan nyeri berkurang
sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil 7 6yeri berkurang sampai dengan hilang
;ntervensi @asional
Kaji karakteristik nyeri, lokasi,
frekfensi
engetahui tingkat nyeri sebagai
evaluasi untuk intervensi
selanjutnya
Kaji faktor penyebab timbul nyeri
(takut , marah, cemas)
engan mengetahui faktor
penyebab nyeri menentukan
tindakan untuk mengurangi nyeri
Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas
dalam
+ehnik relaksasi dapat mengatasi
rasa nyeri
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik
Analgetik efektif untuk mengatasi
nyeri
8/18/2019 Siladenitis
9/14
!.@esiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakadekuatan intake makanan sekunder akibat kesulitan menelan.
+ujuan 7
alam waktu $B !9 jam pemenuhan intake nutrisi dapat dimengerti pasien
Kriteria 0valuasi7
pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang
diberikan.pasien mampu termotifasi untuk melaksanakan anjuran yang
diberikan.
;ntervensi @asional
Kaji pengetahuan keluarga pasien
tentang intake nutrisi.
+ingkat pengetahuan dipengaruhi oleh
kondisi social ekonomi pasien.
erawat menggunakan pendekatan
yang sesuai dengan kondisi individu
pasien. dengan mengetahui tingkat
pengetahuan tersebut perawat dapat
lebih terara dalam memberikan
pendidikan yang sesuai dengan
pengetahuan pasien secara efisien dan
efektif.
0valuasi adanya alergi makanan,
dan kontraindikasi makanan.
-eberapa pasien mungkin mengalami
alergi terhadap beberapa komponen
makanan tertentu dan beberapa
penyakit lain, seperti diabetes mellitus,
hipertensi, goute, dan lainnya
memberiukan manifestasi terhadap
persiapan komposisi yang akan
diberikanulai dengan makanan kecil dan
tingkatkan sesuai dengan
toleransi.
Kandungan makanan dapat
mengakibatkan ketidak toleransian 1;,
memerlukan perubahan pada
kecepatan atau tipe formula.
-erikan diet secara rutin emberian diet sedikit tapi sering
merupakan intervensi yang tidak
efektif dan tidak efisien apabila pasien
mendapat reseptor =!, dimana
8/18/2019 Siladenitis
10/14
pemberian sedikit tapi sering akan
merangsang pengeluaran kembali asam
lambung yang berakibat meningkatkan
perasaan tidak nyaman pada
gastrointestinal. emberian sedikit tapi
sering di rumah sakit merupakan
intervensi yang jarang dilakukan
karena tidak efisien dalam mengatur
pola pemberian dan persiapan
makanan, makanan pun juga sudah
dingin membuat selera makan klien
menjadi kurang.
emberian rutin tiga kali sehari dengan
ditunjang pemberian reseptor
penghambat =!, memiliki arti
peningkatan efisiensi dan efektivitas
dalam persiapan material makanan dan
makanan masih dalam keadaan hangat,
serta memudahkan perawat dan ahli
giEi dalam memantau kemampuan
makan dari pasien. =al lain dengan
pemberian diet makanan secara rutin
akan memberikan kondisi normal
terhadap fungsi gastrointestinal dalam
melakukan aktifvitas rutin selama
dirawat dan setelah pasien pulang ke
rumah.
-erikan makan dengan perlahan
pada lingkungan yang tenang.
asien dapat berkonsentrasi pada
mekanisme makan tanpa adanya
distraksi4gangguan dari luar.
Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian7
$ emakaian penghambat
=! (seperti :imetidin4@anit
:imetidin penghambat histamine =!,
menurunkan produksi asam gaster,
8/18/2019 Siladenitis
11/14
idin)
! Sukralfat atau antacid
meningkatkan p= gaster, dan
menurunkan iritasi pada mukosa
gaster, penting untuk penyembuhan
dan pencegahan lesi.
Antasida untuk mempertahankan p=
gaster pada tingkat 9,'
% =ipertermi b.d. respons inflamasi sistemik
+ujuan 7
alam waktu $ B !9 jam terjadi penurunan suhu tubuh.
Kriteria evaluasi7
a. asien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang
diberikan.
b. asien mampu termotivasi untuk melaksanakan penjelasan yang telah
diberikan.
;ntervensi @asional
Kaji pengetahuan pasien dan keluarga
tentang cara menurunkan suhu tubuh.
Sebagai data dasar ubtuk
memberikan intervensi
selanjutnya.Anjurkan keluarga untuk membatasi
aktivitas pasien.
enurunan aktivitas akan
menurunkan laju metabolisme
yang tringgi pada fase akut
parotitis, dengan demikian
membantu menurunkan suhu
tubuh.
Atur lingkungan yang kondusif. Kondisi ruang yang sejuk, tenang,
sedikit pengunjung memberikan
effektivitas terhadap preoses
penyembuhan. ada suhu ruangan
kamar yang tidak panas akan
terjadi perpindahan suhu pasien
ke lingkungan (radiasi dan
konveksi). erawat melakukan
intervensi penting agar suhu
8/18/2019 Siladenitis
12/14
kamar tidak berubah secara tiba8
tiba karena memberikan resiko
penurunan suhu tubuh yang
begitu cepat dan berpengaruh
terhadap tingkat toleransi anak.
-eri kompres dengan air dingin pada
aBial, lipatan paha bila terjadi panas.
Secara konduksi panas akan
berpindah dari tubuh ke material
yang dingin. Area yang
digunakan adalah area yang
mempunyai pembuluh darah
arteri besar sehingga
meningkatkan efektivitas
penurunan dari proses konduksi.
Anjurkan keluarga untuk untuk
memakaikan pakaian yang dapat
menyerap keringat seperti katun.
akaian yang mudah menyerap
keringat sangat efektif
meningkatkan efek dari
evaporasi.
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antipiretik.
Antipiretik bertujuan untuk
memblok respons panas sehingga
suhu pasien dapat lebih cepat
menurun
8/18/2019 Siladenitis
13/14
BAB #
PENUTUP
1 Ke!%(ulan
Sialadenitis adalah peradangan kelenjar air liur yang dapat disebabkan oleh virus,
bakteri penyakit autoimun, dan bisa juga disebabkan oleh trauma. Awalnya disebabkan
oleh obstruksi kemudian berkmbang tanpa diketahui sebab yang jelas. -eberapa faktor
resikonyaseperti dehidrasi, terapi radiasi, stress, malnutrisi dan hiegyne oral yang tidak
tepat, orang sakit, dan operasi. 1landula saliva memiliki ductus untuk mengeluarkan
enEim, jika suatu duktus mengalami penurunan fungsi oleh karena infeksi
(sialodochitis), penyumbatan (batu ludah, sialolitiasis), atau trauma, maka aliran aliran
saliva akan berkurang atau bahkan terhenti. anifestasi klinik secara umum yang
ditunjukan adalah terjadi embengkakan kelenjar air iur yang nyeri, menurunnya
fungsi kelenjar air liur (hiposaliva), ditemukannya sel radang 6 (polimononuklear)
dan bakteri dalam saliva. emeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk
menegakkan diasnosis diantara kultur darah, pemeriksaan elektrolit rutin dan jumlah sel
darah lengkap, analisis serum untuk antibodi antinuklear, SS8A, SS8-, dan laju endapan
darah, 0valuasi *S1 atau computed tomography (:+). erawatan awaldapat dilakukan
hidrasi yang adekuat, menjaga kebersihan mulut, pijat berulang pada kelenjar, antibotik
;
8/18/2019 Siladenitis
14/14