14
TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR SIRUP CTM Disusun oleh : Raymond (2010210224) Reni Novitasari (2010210225) Ricky Kurniawan (2010210226) Rizki Anggin Luffani (2010210235) Samantha S.D. (2010210239) Sari Damaryanti (2010210241) Kelas/kelompok : A2/4 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2012 I.Tujuan: 1. Dapat membuat sirup menggunakan pengental dengan beberapa konsentrasi 2. Dapat mengetahui pengaruh konsentrasi pengental terhadap karakteristik fisiksediaan. II. Teori Dasar : Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pennganti gula dengan atau tanpa penambahan pewangi dan zat obat. Sirup yang mengandung bahan pemberi rasa tapi tidak mengandung zat-zat obat dinamakan pembawa bukan obat. Pembawa Sirup ini dimaksudkan

sirup ctm

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sirup ctm

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIRSIRUP CTM

Disusun oleh :Raymond                       (2010210224)Reni Novitasari             (2010210225)Ricky Kurniawan         (2010210226)Rizki Anggin Luffani   (2010210235)Samantha S.D.              (2010210239)Sari Damaryanti           (2010210241)

Kelas/kelompok : A2/4

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA2012

I.Tujuan:1.  Dapat membuat sirup menggunakan pengental dengan beberapa konsentrasi2.  Dapat mengetahui pengaruh konsentrasi pengental terhadap karakteristik fisiksediaan.

II.         Teori Dasar :Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pennganti gula dengan atau

tanpa  penambahan pewangi dan zat obat. Sirup yang mengandung bahan pemberi rasa tapi tidak mengandung zat-zat obat dinamakan pembawa bukan obat. Pembawa Sirup ini dimaksudkan sebagai pemberi rasa enak  pada zat obat yang ditambahkan kemudian, baik dalam peracikan resep secara mendadak dalam pembuatan formula standar untuk sirup obat, yaitu sirup yang mengandung bahan terapeutik atau bahan obat.      Sirup obat adalah sirup yang mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa zat tambahan lain yang dimaksudkan untuk pengobatan. Larutan gula encer merupakan medium yang baik bagi pertumbuhan mikroba, oleh karena itu alat-alat yang dipakai dalam pembuatan sirup haruslah bersih. Air yang digunakan adalah air suling segar dan selama pembuatan harus dihindari pencemaran mikroba ke dalam sediaan. Pertumbuhan mikroba

Page 2: sirup ctm

umumnya diperlambat jika kadar sakarosa lebih dari 65%, tetapi pada kepekatan ini mungkin terjadi penghabluran sakarosa.      Setiap obat yang dapat larut dalam air dan stabil dalam larutan berair dapat ditambahkan pada sirup yang telah siap digunakan namun harus diperhatikan ketercampuran dan stabilitasnya. Kebanyakan di masyarakat umum jenis obat yang diberikan dalam bentuk sirup adalah antitusif dan antihistamin.      Disamping air murni dan zat obat, sebagian besar sirup mengandung komponen-komponen tambahan seperti:1. Gula, biasanya sukrosa atau zat pengganti gula yang digunakan untuk memberi rasa manis dan kental2. Pengawet antimikroba3. Flavouring agent4. Coloring agent

Sirup merupakan alat yang menyenangkan untuk pemberian suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak. Sirup terutama efektif dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak biasanya menghilangkan keengganan pada sebagian anak-anak untuk meminum obat. Setiap obat yang dapat larut dalam air dan stabil dalam larutan berair dapat ditambahkan pada sirup yang telah siap untuk untuk digunakan.

III.       Data Preformulasi :1.         Zat aktif

          CTM (Farmakope Indonesia edisi IV halaman 210 ; Martindal edisi 36 hal 571).Struktur kimia:

Rumus molekul               = C16H19ClN2.C4H4O4

Berat Molekul                 = 390,87                       = serbuk Hablur  putih, tidak berbau. Larutan mempunyai ph antara 4 dan 5.                      = Mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan kloroform; sukar larut dalam eter dan dalam

benzena..Titik Lebur                      = Antara 1300 dan 1350 C.Stabilitas                         = Mengalami peruraian pada suasana asam.

                       = Inkompatibel dengan kalsium klorida, kanamisin sulfat, noradrenalin acid tartrat, pentobarbital sodium, dan meglumine adipiodoneDosis                               = Larutan oral 2 mg/5ml (BNF 54 h.166)                                                      Anak 6-12 tahun: 2 mg setiap 4-6 jam, maks 12   mg/hr.                                           Dewasa: 4mg setiap 4-6 jam, maks.  24mg/hr

                       = Antihistamin, sedativepKa dan koefisien partisi = 9,2

Penyimpanan                   = Wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya.

Page 3: sirup ctm

2.          Eksipient            Sukrosa (Farmakope Indonesia IV hal 762, Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi

6 hal 704).Rumus Molekul               = C11H22O11

          Rumus struktur               =

Berat Molekul                 = 342,30.                       = Hablur putih atau tidak berwarna; masa hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih;

tidak berbau, rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus..                      = Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air medidih; sukar larut dalam etanol; tidak

larut dalam kloroform dan dalam eter.                      = 1600 C – 1680 C                       = Pemanis dan pengental.

Konsentrasi                     = 67 % w/w.                       = Serbuk sukrosa mungkin saja terkontaminasi dengan logam berat yang dapat menjadi

inkompatibel dengan bahan penolong seperti asam askorbat. Sukrosa juga mungkin saja terkontaminasi sulfit yang pada konsentrasi sulfit tinggi menyebabkan perubahan warna saat penyalutan tablet.

                      = Sukrosa mempunyai stabilitas yang bagus pada temperatur ruangan dan kelembaban sedang, dapat menyerap 1% bau yang dilepaskan ketika dipanaskan pada suhu 900 C. Membentuk karamel ketika dipanaskan diatas 1600 C . Bisa disterilkan dengan autoklaf atau penyaringan. Pada suhu 1100 C – 1450 C dapat mengalami inversi menjadi dekstrosa dan fruktosa. Inversi dipercepat pada suhu diatas 1300 C dan dengan adanya asam.

Penyimpanan                   = Wadah tertutup baik.                      = 12,62.                       = 1,2865 – 1,3471.

             Propilenglikol ( Farmakope Indonesia IV hal. 712, Excipient edisi 6 hal. 592 )Rumus Molekul               = CH3CH(OH)CH2OHBerat Molekul                 = 76, 09

                       = Cairan kental, jernih,tidak berwarna ,rasa khas, praktis tidak berbau,     menyerap air pada udara lembab.

                      = Dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan dengan kloroform, larut dalam eter dan beberapa minyak essensial tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.

                                     = 1,038 g/cm3

                       = Dengan zat pengoksidasi seperti Pottasium PermanganatKonsentrasi                     = 10-25%

Page 4: sirup ctm

                      = Higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, lindungi dari cahaya, ditempat dingin dan kering. Pada suhu yang tinggi akan teroksidasi menjadi propionaldehid asam laktat, asam piruvat& asam asetat. Stabil jika dicampur dengan etanol, gliserin, atau air.

                          = Bersifat antimikroba, desinfektan, pelembab, plastisazer, pelarut,                stabilitas   untuk vitamin.

Penyimpanan                   = Disimpan dalam wadah tertutup  rapat, terlindung dari cahaya , sejuk dan kering.

      CMC Na. (Carboxymethylcellulose sodium) (Handbook Of Pharmaceutical Exipent edisi VI halaman 120; Farmakope Indonesia Edisi IV halaman 175; Remington edisi 21 halaman 1073).

         Pemerian                       = Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopis.

         Kelarutan                      = Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloida, tidak larut                                                              dalam etanol, eter, dan pelarut organik lain.

         Stabilitas                       = Larutan stabil pada pH 2-10, pengendapan terjadi pada pH dibawah                                                           2. Viscositas larutan berkurang dengan cepat jika pH diatas 10.                                                                               Menunjukan viskositas dan stabilitas maksimum pada pH 7-9. Bisa                                                                        disterilisasi dalam kondisi kering pada suhu 160 selama 1 jam, tapi                                                                         terjadi pengurangan viskositas.

         Penyimpanan                 = Dalam wadah tertutup rapat.

OTT                                = Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan larutan garam   besi dan beberapa logam seperti aluminium, merkuri dan zink juga dengan gom xanthan; pengendapan terjadi pada pH dibawah 2 dan pada saat pencampuran dengan etanol 95%.; Membentuk kompleks dengan gelatin dan  pektin.

         Kegunaan                      = Suspending agent, bahan penolong tablet, peningkat viskositas.

         Konsentrasi                   = 3-6%

         Natrium Benzoat (FI IV hal 584 , Pharmaceutical Excipient hal 433)            Rumus struktur           = C6H5COONa            BM                              = 144,11            Pemerian                     = Granul atau serbuk hablur, tidak berbau atau praktis tidak berbau.            Kelarutan                    = Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih                                                     mudah larut dalam etanol 90 %.            OTT                             = Inkompatibel dan gelatin, garam besi, garam kalsium dan garam dari                                            logam berat, termasuk perak dan merkuri.            Kegunaan                    = Pengawet            Stabilitas                     = Stabil diudara            Penyimpanan               = Dalam wadah yang tertutup baik.            Konsentrasi                 = 0,02-0,5% pada sediaan oral.

         Essence Strawberry            Pemerian                     = Cairan jernih tidak berwarna.            Kegunaan                    = Flavoring agent            Penyimpanan               = Dalam wadah tertutup rapat.                                                                                                    

         Eritrosin (Martindle 28 hal 427)            Rumus Molekul           = C20H6C4Na2O5.H2O            Pemerian                     = Serbuk merah atau merah kecoklatan, tidak berbau, higroskopis            Kegunaan                    = Pewarna            Penyimpanan               = Dalam wadah tertutup baik.

Page 5: sirup ctm

         Air suling (aquadest) (Farmakope Indonesia III halaman 96)                       = 18,02.                   

Rumus molekul               = H2O.

                         = Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.

Penyimpanan                  = Dalam wadah tertutup baik.

                       = Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus terlindungi dari kontaminasi partikel - pertikel ion dan bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel - partikel lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air.

                      = Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient lainya yang mudah terhidrolisis.

     

IV.     Alat dan Bahan          Alat

1.      Beaker glass2.      Stirer3.      Batang pengaduk4.      Erlenmeyer5.      Cawan penguap6.      Gelas ukur7.      Alat piknometer8.      Timbangan analitik9.      Pipet Tetes

Bahan         Klorfeniramin maleat         Propilen glikol         Na Benzoat         Na CMC         Eritrosin         Essence Strawberry         Aquadest         Sukrosa

V.          Formula

Bahan I II IIIChlorpheniramin maleat

80mg/ 200ml 80mg/ 200ml 80mg/ 200ml

Propilenglikol 10% 10% 10%Na CMC 1,50% 2,00% 2,50%Na Benzoat 0,02% 0,02% 0,02 %Sukrosa 25% 25% 25%Essence Strawberry 0,25 % 0,25% 0,25%Eritrosin 0,025% 0,025% 0,025%Aquadest ad 200 ml 200 ml 200 ml

Page 6: sirup ctm

VI.      Perhitungan dan PenimbanganPerhitungan

Formula I         CTM = 2 mg / 5 ml x 200 ml = 80 mg = 0,08 g         Propilen glikol = 10 % x 200 = 20 g         Na. Benzoat = 0,02% x 200 = 0,04 g= 40 mg         Sukrosa = 25% x 200 = 50 g         Essence Strawberry = 0,125% x 200 = 0,25 g         Eritrosin = 0,025% x 200 = 0,05 g         Na CMC = 1,5 % x 200 = 3 g         Air untuk Na CMC = 20 x 3g = 60 ml         Aquadest = 200 ml – (0,08g + 20g + 0,04g + 50g + 0,25g + 0,05g + 3g + 60ml) = 66,58 ml

            Formula 2         CTM = 2 mg / 5 ml x 200 ml = 80 mg         Propilen glikol = 10 % x 200 = 20 g         Na. Benzoat = 0,02% x 200 = 0,04 g= 40 mg         Sukrosa = 25% x 200 = 50 g         Essence Strawberry = 0,125% x 200 = 0,25 g         Eritrosin = 0,025% x 200 = 0,05 g         Na CMC = 2 % x 200 = 4 g         Air untuk Na CMC = 20 x 4g = 80 ml         Aquadest = 200 ml – (0,08g + 20g + 0,04g + 50g + 0,25g + 0,05g + 4g + 80ml) = 46,58 ml

            Formula 3         CTM = 2 mg / 5 ml x 200 ml = 80 mg         Propilen glikol = 10 % x 200 = 20 g         Na. Benzoat = 0,02% x 200 = 0,04 g= 40 mg         Sukrosa = 25% x 200 = 50 g         Essence Strawberry = 0,125% x 200 = 0,25 g         Eritrosin = 0,025% x 200 = 0,05 g         Na CMC = 2,5 % x 200 = 5 g         Air untuk Na CMC = 20 x 5g = 100 ml         Aquadest = 200 ml – (0,08g + 20g + 0,04g + 50g + 0,25g + 0,05g + 3g + 100ml) = 26,58

Penimbangan

Bahan I II III

Chlorpheniramin maleat 80mg 80mg 80mg

Propilenglikol 20g 20g 20 g

Sukrosa 50g 50g 50g

Na CMC 3 g 4 g 5 g

Air untuk Na CMC 60ml 80ml 100ml

Na. Benzoat 40 mg 40 mg 40 mg

Essence Strawberry 0,25 ml 0,25 ml 0,25 ml

Eritrosin 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml

Page 7: sirup ctm

Aquadest 200 ml 200 ml 200 ml

VIII. Cara Kerja            Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.            Ditimbang masing-masing bahan.            Dilakukan kalibrasi botol 60 ml.            Dikembangkan Na CMC dengan menggunakan air hangat di beaker glass sejumlah      20 X berat Na CMC, diamkan kurang lebih 24 jam untuk mengembangkan Na CMC (M1).                           Dilarutkan klorfeniramin maleat dalam air.            Dilarutkan 85 gram sukrosa dalam 100 ml air, diletakkan di waterbath sambil diaduk ad larut, kemudian disaring dengan kertas saring.            Ditambahkan Na CMC yang sudah mengembang sedikit demi sedikit, digerus ad homogen.            Ditambahkan sedikit demi sedikit propilen glikol ke dalam larutan obat, homogenkan.            Dilarutkan Na benzoat dalam air, kemudian tambahkan ke dalam larutan campuran digerus ad homogen.            Ditambahkan larutan sukrosa ke dalam lumpang, digerus ad homogen.            Ditambahkan Erythrosin 1 tetes ad warna merah, digerus ad homogen.            Ditambahkan essence strawberry, digerus ad homogen.            Ditambahkan aquadest ad 200ml.            Dimasukkan sediaan ke dalam botol sesuai tanda kalibrasi, kemas kemudian  serahkan.            Sisa sediaan digunakan untuk evaluasi.

Page 8: sirup ctm

IX. Evaluasi            1.         Organoleptik (bau, rasa, warna)            Prosedur :diamati dan dicatat bau, rasa, dan warna sediaan.

Formula Warna Bau Rasa1 Merah muda Strawberry Manis2 Merah muda Strawberry Manis3 Merah muda Strawberry Manis

            2.         Penetapan Bobot Jenis ( FI IV hal 1030)                        Digunakan piknometer bersih, kering dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot jenis piknometer dan bobot air yang baru didihkan pada suhu 25o C, atur hingga suhu zat uji kurang 20o masukkan dalam piknometer. Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 25o , buang kelebihan zat uji dan timbang kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot piknometer kosong dari bobot piknometer yang telah diisi.Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot zat denganbobot air dalam piknometer. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi, keduanya ditetapkan pada suhu 25oC.

Rumus Bobot Jenis: (berat piknometer + sirup) – ( berat piknometer kosong)                                                          (berat piknometer + air)    –  (berat piknometer kosong)

Formula Piknometer kosong (g) (A)

Piknometer + air (g) (B)

Piknometer + sirup (g) (C)

Bobot Jenis

1(piknometer 1)

29,45 79,42 82,00 1,0500

2(piknometer 1)

29,45 79,42 81,80 1,0470

3(piknometer 1)

29,45 79,42 81,70 1,04565

3.         pH (Derajat Keasaman)Menggunakan pH universal atau pH meter.

Formula pH

1 62 63 6

4.         Stabilitas (Tingkat Kejernihan)Sediaan disimpan selama 1 minggu pada suhu kamar, amati kejernihan pada sediaan.

Hari Formula I Formula II Formula III0 jernih jernih jernih

1 jernih jernih jernih

2 jernih jernih keruh

3 jernih jernih keruh

4

Page 9: sirup ctm

5

          5.       Viskositas dan RheologiMetode Viskometer BrookfieldAlat : Viskometer Brookfield tipe LVCara :

1           Pasang ristal pada gantungan ristal.2           Turunkan ristal sampai batas ristal tercelup kedalam cairan yang akan diuji viskositasnya.3           Nyalakan motornya dan biarkan spindelnya berputar. Lihatlah jarum merah pada skala setelah

3x putaran. Pembacaan skala rentang 10 -100.4           Dengan mengubah RPM, didapat viskositas pada berbagai RPM

Perhitungan :Viskositas = faktor X skalaGaya (F)   = skala X konstanta alat ( Kv)Kv             = 673,3 dyne/cm

Tabel Data Viscometer Brookfield

            Formula 1

Spindel RPM Faktor Skala  Viskositas    (cps) Gaya (skala x Kv) (dyne/cm2 )

1 0,6 100 10,5 1050 7069,651 1,5 40 19 760 12792,701 3 20 35 700 23565,501 1,5 40 21 840 14139,301 0,6 100 14,5 1450 9762,85

            Formula 2

Spindel RPM Faktor Skala Viskositas(cps)

Gaya (skala x Kv) (dyne/cm2)

1 0,6 100 12 1200 8079,60

1 1,5 40 21,5 860 14475,95

1 3 20 38,5 770 25922,05

1 1,5 40 22,25 890 14980,925

1 0,6 100 15,75 1575 10604,475

            Formula 3

Spindel RPM Faktor Skala Viskositas(cps)

Gaya (skala x Kv) (dyne/cm2 )

1 0,3 200 14 2800 9426,20

1 0,6 100 28,5 2850 19189,05

1 1,5 40 40,25 1610 27100,33

1 0,6 100 29 2900 19525,70

1 0,3 200 15,5 3100 10436,15

Page 10: sirup ctm

        Pembahasan      Evaluasi BJ dilakukan dengan alat piknometer. Evaluasi ini dilakukan terhadap semua formula

pada suhu 250C, sesuai dengan ketentuan FI edisi IV. BJ sediaan yang diharapkan adalah mendekati BJ air, yaitu 1, karena jika BJ sediaan lebih besar dari BJ air maka sediaan akan mudah terpisah. Dari percobaan yang kami lakukan,  formula 1 yang paling mendekati yaitu sekitar 1,0602 g/ml.

     Evaluasi pH dilakukan untuk mengetahui pH sediaan yang berhubungan dengan kelarutan zat aktif. Pada sediaan, pH ketiga formula sama,

     Uji Organoleptik bertujuan untuk mengetahui tampilan, rasa, bentuk serta warna sediaan yang dibuat. Formula I,II dan III memiliki bentuk, rasa, warna dan bau yang sama.

     Uji stabilitas juga sangat diperlukan dalam evaluasi suatu sediaan, karena dengan uji tersebut kita dapat mengetahui keadaan sediaan yang kita buat layak atau tidak dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Pada hari ke-4, pada formula I dan II terdapat gumpalan putih yang mengambang. Hal ini dapat terjadi karena CMC yang digunakan tidak homogen pada saat pembuatan. Sedangkan pada formula III tetap stabil.

     Uji viskositas atau kekentalan perlu dilakukan, karena kekentalan adalah suati sifat cairan yang berhubunagn erat dengan hambatan untuk mengalir. Dalam sediaan menggunakan CMC sebagai zat pengental yang berfungsi juga sebagai stabilitas pada sediaan.

     Pada sediaan menggunakan anticaplocking yaitu propilen glikol. Anticaplocking berguna untuk menhindari terbentuknya benang – benang atau endapan ristal yang terdapat pada leher dan tutup botol karena sering membuka dan menutup botol sediaan.

Page 11: sirup ctm

  Kesimpulan    Berdasarkan hasil evaluasi formula yang baik menurut kelompok kami adalah formula III, dengan formulasi :\

  Daftar Pustaka  Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta  Departemen Kesehatan RI, 1999, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta  Howard, ansel C 1982, Pengantar bentuk sediaan farmasi, Jakarta  Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1995, Farmakologi dan terapi,

Edisi IV Jakarta  American hospital formulary services Drug Information, 1998  Kibbe, orthur H, 2000. Hand book of pharmaceutical excipient, edisi III. Penerbit: Pharmaceutical

Press. USA

Blog ricky kurniawan