56
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Negara Indonesia tengah dilanda cuaca yang tidak menentu, perubahan udara dan temperatur sedikit banyak berpengaruh pada tubuh kita, untuk menyesuaikan dengan perubahan cuaca, otomatis tubuh kita akan berusaha untuk menyesuaikan dengan suhu sekitar, saat itu pula imunitas (daya tahan tubuh terhadap penyebab penyakit) mulai menurun sehingga sering menyebablan anak–anak terserang penyakit disaat terjadi perubahan cuaca. Selain itu, temperatur dan cuaca yang relatif berubah–ubah adalah salah satu kondisi yang memacu virus atau bakteri untuk lebih cepat berkembang biak, jadi tidak heran bila banyak anak–anak terserang penyakit dimusim yang cuaca dan temperaturnya cenderung tidak stabil. Infeksi virus ( bakteri ) dapat terjadi akibat tubuh terpapar infeksi mikroorganisme lainnya, ketika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh berbagai jenis sel darah saling melepaskan, infeksi virus ini sering terjadi pada anak ditandai dengan pilek, batuk, maupun diare serta gangguan lainnya. Ciri khas infeksi virus demam tinggi terjadi dalam 1 – 2 hari pertama, saat hari ke 3 – 5 turun atau kadang untuk hari ke 4 – 5 naik lagi tetapi tidak setinggi hari ke 1 - 2 dan hal itu yang dapat menyebabkan demam.

Sirupkuuuu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

juujjuujjuujjiikknnhhg

Citation preview

Page 1: Sirupkuuuu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, Negara Indonesia tengah dilanda cuaca yang tidak menentu, perubahan

udara dan temperatur sedikit banyak berpengaruh pada tubuh kita, untuk menyesuaikan

dengan perubahan cuaca, otomatis tubuh kita akan berusaha untuk menyesuaikan dengan

suhu sekitar, saat itu pula imunitas (daya tahan tubuh terhadap penyebab penyakit) mulai

menurun sehingga sering menyebablan anak–anak terserang penyakit disaat terjadi perubahan

cuaca. Selain itu, temperatur dan cuaca yang relatif berubah–ubah adalah salah satu kondisi

yang memacu virus atau bakteri untuk lebih cepat berkembang biak, jadi tidak heran bila

banyak anak–anak terserang penyakit dimusim yang cuaca dan temperaturnya cenderung

tidak stabil.

Infeksi virus ( bakteri ) dapat terjadi akibat tubuh terpapar infeksi mikroorganisme

lainnya, ketika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh berbagai jenis sel darah saling

melepaskan, infeksi virus ini sering terjadi pada anak ditandai dengan pilek, batuk, maupun

diare serta gangguan lainnya. Ciri khas infeksi virus demam tinggi terjadi dalam 1 – 2 hari

pertama, saat hari ke 3 – 5 turun atau kadang untuk hari ke 4 – 5 naik lagi tetapi tidak setinggi

hari ke 1 - 2 dan hal itu yang dapat menyebabkan demam.

Demam pada anak merupakan hal yang sering terjadi dan dikeluhkan oleh semua

orang tua.karena peningkatan suhu tubuh diatas normal sehari – hari mengakibatkan daya

tubuh anak menjadi menurun yang menimbulkan efek panas, lemas, pucat, dan biasannya

disertai dengan menggigil.

Demam dapat terjadi karena disebabkan oleh faktor infeksi maupun faktor non

infeksi, demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh bakteri (kuman) sedangkan non infeksi

disebabkan oleh faktor lingkungan dan biasannya faktor lingkungan ini yang berpengaruh

besar terhadap tumbuhnya penyakit demam yang terjadi khususnya pada anak – anak yang

cenderung memiliki kekebalan tubuh yang relatif mudah terinfeksi.

Karena demam sering terjadi pada anak–anak maka kemungkinan besar dapat

dibuat sediaan obat dalam bentuk Sirup. Hal ini dilihat karena tingkat kesulitan menelan obat

pada anak–anak yang relatif besar selain itu untuk mempermudah anak–anak dalam

Page 2: Sirupkuuuu

meminum obat. Sirup adalah larutan pekat gula atau gula lain yang cocok yang di dalamnya

ditambahkan obat atau zat wewangi, merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat

ditambahkan gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit, dengan

maksud selain untuk menghalangi pembentukan hablur sakarosa, juga dapat meningkatkan

kelarutan obat (Anonim, 1978).

Pada kenyataannya hal yang terpenting dalam pembuataan sediaan sirup adalah

kejernihan serta kelarutan dan tidak meninggalkan rasa. Produk sirup pada saat ini sudah

banyak yang beredar di pasaran akan tetapi pangsa pasar yang besar tidak menutup

kemungkinan untuk membuat sediaan formula sirup dengan inovasi yang baru.

Dalam memproduksi sirup hal yang harus diperhatikan adalah rasa dan kejernihan

serta kelarutan, untuk itu dalam pembuatan sirup ini akan dibuat suatu sirup dengan Rasa

buah–buahan seperti misalnya Rasa Jeruk, dengan tekstur atau bentuk yang menarik dan

gambar desain yang menarik.

Dari hal tersebut dapat digunakan Paracetamol sebagai bahan aktif yang

digunakan dalam sediaan pembuatan sirup demam pada anak – anak. Parasetamol merupakan

obat tunggal atau zat aktif yang paling besar digunakan untuk penanganan demam, disamping

itu parasetamol mempunyai efek samping yang paling aman dan ringan untuk anak–anak. Hal

ini dibuktikan karena proses resorpsinya dari usus yang praktis tuntas dan cepat.

Parasetamol atau acetaminophenum adalan termasuk obat antipiretik (meredakan

demam) yang paling utama untuk menangani demam yang terjadi pada anak–anak selain

aman juga tidak mengiritasikan lambung hal ini disebabkan karena obat ini sifatnya dapat

meredakan gejala–gejala penyakit seperti flu, sakit kepala, rasa tak nyaman karena masuk

angin, karena imunisasi, dan yang paling penting adalah demam.

Parasetamol berbentuk tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120 mg/5ml.

Selain itu Parasetamol terdapat sebagai sediaan kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun

cairan. Dosis Parasetamol untuk dewasa 300mg-1g per kali, dengan maksimum 4g per hari,

untuk anak 6-12 tahun: 150-300 mg/kali, dengan maksimum 1,2g/hari. Untuk anak 1-6 tahun:

60mg/kali, pada keduanya diberikan maksimum 6 kali sehari.

Dengan cara menentukan formulasi yang benar dalam pembuatan sirup untuk

mengatasi batuk pada anak – anak sebagai ahli madya farmasis berharap agar masyarakat

mampu menerima dengan baik dan dapat memberika efek terapi yang sesuai dalam mengatasi

batuk pada anak – anak.

Page 3: Sirupkuuuu

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum:

Tujuan umum dari pembuatan portofolio adalah mampu membuat sediaan sirup

dengan baik dan benar sehingga mampu diaplikasikan dengan baik saat melakukan

praktikum.

1.2.2 Tujuan Khusus:

Tujuan khusus dari pembuatan portipolio ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui proses dan mampu membuat formulasi sediaan sirup Parasetamol

untuk mengatasi sakit demam.

b. Mengetahui proses dan mampu membuat praformulasi sediaan sirup Parasetamol

untuk mengatasi sakit demam.

c. Mengetahui proses dan mampu melakukan evaluasi sediaan sirup Parasetamol

untuk mengatasi sakit demam.

1.3 Manfaat

1.3.1. Manfaat bagi masyarakat

Agar masyarakat lebih mudah mengobati penyakit demam khususnya di kalangan

anak-anak.

1.3.2. Manfaat bagi mahasiswa

Mahasiswa lebih memahami proses pembuatan sediaan sirup Parasetamol untuk

mengatasi sakit demam.

1.3.3. Manfaat bagi institusi

Institusi menjadi lebih dikenal oleh masyarakat karena memiliki mahasiswa-

mahasiswa yang berkompeten di bidangnya

1.3.4. Manfaat Bagi Industri

Agar industri bisa mengembangkan dan memproduksi sediaan sirup untuk penyakit

demam di kalangan anak-anak

Page 4: Sirupkuuuu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penyakit

2.1.1 Definisi Penyakit

Demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas normal, bila diukur pada rektal >38°C

(100,4°F), diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui aksila >37,2°C (99°F).

(Schmitt, 1984). Sedangkan menurut NAPN (National Association of Pediatrics Nurse)

disebut demam bila bayi berumur kurang dari 3 bulan suhu rektal melebihi 38° C. Pada anak

umur lebih dari 3 bulan suhu aksila dan oral lebih dari 38,3° C.

Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang berhubungan langsung dengan

tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk mengatasi berbagai rangsang, misalnya

terhadap toksin bakteri, peradangan, dan ransangan pirogenik lain. Bila produksi sitokin

pirogen secara sistemik masih dalam batas yang dapat ditoleransi maka efeknya akan

menguntungkan tubuh secara keseluruhan, tetapi bila telah melampaui batas kritis tertentu

maka sitokin ini membahayakan tubuh. Batas kritis sitokin pirogen sistemik tersebut sejauh

ini belum diketahui. (Sherwood, 2001).

2.1.2 Penyebab Demam

Demam merupakan gejala bukan suatu penyakit. Demam adalah respon normal tubuh

terhadap adanya infeksi. Infeksi adalah keadaan masuknya mikroorganisme kedalam tubuh.

Mikroorganisme tersebut dapat berupa virus, bakteri, parasit, maupun jamur. Kebanyakan

demam disebabkan oleh infeksi virus. Demam bisa juga disebabkan oleh paparan panas yang

berlebihan (overhating), dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan

gangguan sistem imun (Lubis, 2009).

Sebagian besar demam disebabkan oleh infeksi atau penyakit lainnya. Demam itu

sendiri sebenarnya berguna untuk membantu tubuh melawan infeksi dengan merangsang

sistem kekebalan tubuh ( pertahanan alami tubuh terhadap infeksi dan penyakit ). Dengan

meningkatnya suhu tubuh, maka akan membuat bakteri dan virus menjadi susah untuk

bertahan hidup dalam tubuh manusia.Secara garis besar penyakit infeksi penyebab demam

pada anak antara lain:

Page 5: Sirupkuuuu

a. Infeksi virus

Infeksi virus merupakan penyebab demam terbanyak, virus ini menyebabkan

banyak penyakit seperti pilek, batuk, flu, diare,dan lain- lain, namun terkadang

infeksi virus dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius.

b. Infeksi bakteri

Infeksi bakteri lebih jarang dibandingkan dengan infeksi virus tetapi juga

dapat menyebabkan demam dan biasannya lebih serius.

2.1.3 Gejala dan Akibat Demam

2.1.3.1 Gejala Demam

Berbagai penyebab demam atau panas pada anak biasannya ketika suhu tubuhnya 38

C atau lebih, demam in i terjadi sebagai hasil respon kekebalan tubuh terhadap penjajah.

Penjajah tersebut termasuk virus, bakteri, jamur, obat – obatan atau racun lainnya.

Reaksi tersebut menghasilkan zat yang disebut pirogen yang memicu respon

kekebalan tubuh. Pirogen memberitahu hipotalamus untuk meningkatkan set point suhu

dalam rangka untuk membantu tubuh melawan infeksi.

Demam merupakan gejala umum dari infeksi. Pada anak- anak, imunisasi atau

tumbuh gigi dapat menyebabkan demam ringan. Gangguan autoimun, reaksi obat, kejang,

atau kanker juga dapat menyebabkan demam atau panas.

Demam biasannya disertai dengan gejala–gejala sebagai berikut :

a. Menggigil, gemetar

Dikarenakan peningkatan aktivitas simpatis yang menimbulkan piloe sehingga

dapat menyebabkan panas.Peningkatan aktivitas simpatis juga akan menimbulkan

piloerection. Jika penyesuaian ini tidak cukup menyelamatkan panas dengan

mencocokkan titik suhu yang baru, maka akan timbul menggigil yang dipicu melalui

spinal dan supraspinal motor system, yang bertujuan agar tubuh mencapai titik suhu

yang baru.

b. Berkeringat

Demam yang tinggi karena adanya proses infeksi juga akan menyebabkan bayi

berkeringat lebih banyak. Logikanya, saat demam terjadi peningkatan suhu tubuh yang

berujung pada keluarnya peluh yang bercucuran. Obat pereda demam yang diberikan

umumnya memainkan fungsi sebagai pencegah pengeluaran panas yang berlebihan dari

dalam tubuh. Di anjuran yang paling tepat adalah banyak beristirahat dengan tetap

Page 6: Sirupkuuuu

mengupayakan pemberian banyak cairan guna mencegah dehidrasi akibat penguapan

yang berlebihan dari dalam akibat suhu tubuh yang tinggi.

c. Jantung berdetak kencang atau palpitas ( berdebar )

Palpitasi saat demam atau pada gangguan kelebihan hormon tiroid. Pada kedua

kondisi ini, palpitasi disertai denyut jantung yang cepat saat istirahat. Hal ini antara lain

dikarenakan peningkatan metabolisme tubuh. Pada demam umumnya akan mereda

seiring meredanya demam, pada gangguan tiroid biasanya disertai dengan

ketidakmampuan mentolerir udara panas, dan saat pemeriksaan sering dijumpai

pembesaran tiroid.

d. Kulit memerah

Kulit memerah biasa disebut dengan Roseola infantum dalah penyakit demam

tinggi sekitar 39-40' celsius yang biasanya menimpa pada anak usia 6 hingga 3 tahun.

Penyakit ini akibat virus herpes tipe 6 dan 7. Sang anak biasanya akan demam tinggi

selama kurang lebih 3 hingga 4 hari dan setelah panasnya turun  akan diikuti dengan

timbulnya bintik-bintik merah pada seluruh tubuhnya. Dan bintik-bintik merah ini akan

hilang dengan sendirinya selama kurang lebih dua hari.

e. Merasa pingsan, pusing

Pingsan diakibatkan kurang keseimbangan pada tubuh. Sedangka pusing,

disebabkan karena keadaan yang ditentukan atas dasar adanya kelainan, baik itu secara

etiologi/penyebab( bakteri, virus dan kuman lainnya), lokasi/organ yang terkena jelas,

dan diikuti gejala/keluhan/symptom lain yang mendukung penegakkan diagnosis

penyakit tersebut (gejala klinik).

f. Kejang

Kejang diakibatkan oleh semua jenis aktivitas listrik yang tiba-tiba atau tidak

teratur pada otak.

2.1.3.2 Akibat Demam

Akibat dari demam adalah sebagai berikut :

1. Dampak Positif Demam

Keberadaan demam berperan penting dalam proses penyembuhan penyakit. Fungsi

pertahanan tubuh manusia bekerja lebih baik pada temperatur tinggi/demam dibandingkan

suhu normal. Komponen-komponen sistem kekebalan tubuh, seperti sel darah putih

(leucocyt) dan lymphocyt (salah satu jenis sel darah) akan bekerja lebih baik melawan kuman

dalam keadaan suhu tubuh yang meningkat ketimbang suhu tubuh normal. Selain itu, jumlah

Page 7: Sirupkuuuu

interferon, yang merupakan salah satu substansi antivirus dan antikanker dalam darah, juga

akan meningkat dengan adanya demam. Jadi tidak berlebihan jika dikatakan bahwa

menurunkan suhu tubuh ketika anak demam terlalu cepat lewat pemberian obat penurun

panas justru akan melemahkan sistem kekebalan tubuhnya.

Terjadinya demam memiliki tujuan untuk membunuh virus, bakteri atau kuman yang

menyerang.Demam menjadi sebuah reaksi alamiah tubuh terhadap adanya infeksi.Sehingga

ketika seorang anak mengalami infeksi, keberadaan demam sangat bermanfaat demi

kesembuhannya. Selain itu, demam yang terjadi karena infeksi bakteri atau virus, pada

umumnya tidak akan menyebabkan kerusakan otak atau kerusakan fisik permanen seperti

anggapan yang telah dianut selama ini. Hanya demam di atas 42,2 derajat Celcius yang telah

diketahui dapat menyebabkan kerusakan otak.

Namun yang jadi masalah sekarang adalah paradigma atau pemahaman negatif orang

tua terhadap demam yang sudah terlanjur ada dan turun-temurun.Demam anak menimbulkan

fobia bagi banyak orang tua.Pemahaman bahwa demam harus segera diturunkan sudah

tertanam di benak orang tua, demam diartikan sebagai penyakit, penyebab kerusakan otak,

mempengaruhi kecerdasan anak, dan lain-lain.Kegelisahan orang tua inilah yang bisa menjadi

penyebab kesalahan dalam menangani demam pada anak.Anak yang panas badannya

langsung dicekoki obat penurun panas tanpa memastikannya terlebih dulu.Padahal,

berdasarkan uraian pada pembahasan sebelumnya jelas bahwa demam bukanlah musuh yang

harus diperangi.Karena itu penggunaan obat penurun panas sebaiknya betul-betul diberikan

secara rasional.Bahkan beberapa negara sudah membuat peraturan agar para dokter tidak

gampang meresepkan obat untuk anak-anak yang sedang demam. Penggunaan obat penurun

panas diberikan ketika demam mencapai 40,5 derajat Celcius atau lebih.

Merubah paradigma dan pemahaman tentang demam ini bukanlah hal yang mudah,

karena pemahaman tersebut sudah terlanjur mendarah daging dalam masyarakat.Akan tetapi,

penjelasan tentang manfaat dari demam itu sendiri tetap harus diberikan kepada para orang

tua, juga tentang dampak negatif pemberian obat penurun panas pada anak.Dengan begitu,

diharapkan demam tidak lagi menjadi momok yang menyebabkan fobia bagi orang tua.

2. Dampak Negatif Demam

Segala sesuatu pasti memiliki sisi positif dan negatif, begitupun dengan terjadinya

demam.Meskipun demam adalah mekanisme pertahanan yang dibutuhkan sebagai salah satu

bentuk perlawanan tubuh terhadap infeksi, tetapi terjadinya demam juga disertai dengan hal-

Page 8: Sirupkuuuu

hal yang negatif.Dampak negatif demam meliputi hal-hal yang signifikan, diperlukan

perhatian tinggi dari orang tua yang menanganinya. Di antaranya adalah:

a. Meningkatkan resiko dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Terjadinya dehidrasi

disebabkan oleh peningkatan penguapan cairan tubuh saat anak demam, sehingga anak

bisa kekurangan cairan. Untuk mengetahui anak mengalami dehidrasi yang paling mudah

adalah dengan melihat intensitas kencing anak. Berkurangnya kencing anak dan air

kencing berwarna lebih gelap daripada biasanya adalah tanda anak mengalami dehidrasi.

Penanganan utama pada anak demam adalah dengan memberikan asupan cairan dalam

jumlah yang memadai. Anak dengan demam dapat merasa tidak lapar dan sebaiknya tidak

memaksa anak untuk makan. Untuk bayi yang demam, pemberian ASI dilakukan lebih

banyak atau sering. Selain minum, orang tua juga bisa memberikan sup atau buah-buahan

yang banyak mengandung air kepada anak. 

b. Adanya kemungkinan kekurangan oksigen. Hal ini terjadi pada anak yang demam dengan

penyakit paru-paru atau penyakit jantung. 

c. Menyebabkan kerusakan neurologis (syaraf). Kerusakan otak karena demam bisa terjadi

ketika demam mencapai lebih dari 42 derajat Celsius. Akan tetapi hal ini sangat jarang

terjadi. Sampai saat ini belum ada bukti penelitian yang menunjukkan bahwa demam di

bawah 42 derajat Celsius bisa menyebabkan kerusakan otak. 

d. Kejang demam. Kejang demam umumnya terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun

(balita), terutama pada umur di antara 6 bulan dan 3 tahun, khususnya pada temperatur

rektal di atas 40 derajat selsius. Selanjutnya kejang demam biasanya hilang dengan

sendirinya, dan tidak menyebabkan gangguan neurologis (kerusakan saraf).

2.1.4 Penanganan Demam

Demam bisa membuat anak merasa tidak nyaman sehingga akan rewel. Oleh karena

itu untuk membantu menurunkan panas pada anak, maka dapat dilakukan hal – hal berikut

ini:

1. Beri Pakaian.

Jika ruangan hangat atau panas maka jagalah anak agar tetap sejuk dengan

memberikan pakaian tipis, jangan memberi selimut tebal atau pakaian tebal dan rapat.

Hala ini bertujuan untuk mencegah panas yang berlebihan ( overheating )

2. Kompres

Jangan menggunakan kompres dingin pada anak demam, karena dapat menyebabkan

pembuluh darah dibawah kulit menjadi sempit ( konstriksi ) sehingga akan mengurangi

Page 9: Sirupkuuuu

hilangnya panas dan bukannya mengatasi demam malah dapat menimbulkan panas akan

terperangkap dibagian – bagian yang lebih dalam dari tubuh.

3. Berikan Obat

Berikan obat penurun panas untuk mengatasi demam pada anak.

2.2 Tinjauan Zat Aktif

2.2.1 Definisi Parasetamol

Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja

menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP) . Parasetamol

digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai

analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu, melalui

resep dokter atau yang dijual bebas. (Lusiana Darsono 2002)

Parasetamol adalah paraaminofenol yang merupakan metabolit fenasetin dan telah

digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana, 1995). Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya

kerja analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan

iritasi serta peradangan lambung (Sartono,1993).

Hal ini disebabkan Parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid

sedangkan pada tempat inflamasi terdapat lekosit yang melepaskan peroksid sehingga efek

anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang,

seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2011)

Parasetamol, mempunyai daya kerja analgetik dan antipiretik sama dengan asetosal,

meskipun secara kimia tidak berkaitan. Tidak seperti Asetosal, Parasetamol tidak mempunyai

Page 10: Sirupkuuuu

daya kerja antiradang, dan tidak menimbulkan iritasi dan pendarahan lambung. Sebagai obat

antipiretika, dapat digunakan baik Asetosal, Salsilamid maupun Parasetamol.

Diantara ketiga obat tersebut, Parasetamol mempunyai efek samping yang paling

ringan dan aman untuk anak-anak. Untuk anak-anak di bawah umur dua tahun sebaiknya

digunakan Parasetamol, kecuali ada pertimbangan khusus lainnya dari dokter. Dari penelitian

pada anak-anak dapat diketahui bahawa kombinasi Asetosal dengan Parasetamol bekerja

lebih efektif terhadap demam daripada jika diberikan sendiri-sendiri. (Sartono 1996)

2.2.2 Mekanisme

Mekanisme kerja yang sebenarnya dari parasetamol masih menjadi bahan perdebatan.

Parasetamol menghambat produksi prostaglandin (senyawa penyebab inflamasi), namun

parasetamol hanya sedikit memiliki khasiat anti inflamasi. Telah dibuktikan bahwa

parasetamol mampu mengurangi bentuk teroksidasi enzim siklooksigenase (COX), sehingga

menghambatnya untuk membentuk senyawa penyebab inflamasi. Sebagaimana diketahui

bahwa enzim siklooksigenase ini berperan pada metabolisme asam arakidonat menjadi

prostaglandin H2, suatu molekul yang tidak stabil, yang dapat berubah menjadi berbagai

senyawa pro-inflamasi.

Kemungkinan lain mekanisme kerja parasetamol ialah bahwa parasetamol

menghambat enzim siklooksigenase seperti halnya aspirin, namun hal tersebut terjadi pada

kondisi inflamasi, dimana terdapat konsentrasi peroksida yang tinggi. Pada kondisi ini

oksidasi parasetamol juga tinggi, sehingga menghambat aksi anti inflamasi.

Hal ini menyebabkan parasetamol tidak memiliki khasiat langsung pada tempat

inflamasi, namun malah bekerja di sistem syaraf pusat untuk menurunkan temperatur tubuh,

dimana kondisinya tidak oksidatif .

Metabolisme parasetamol terjadi di hati.Metabolit utamanya meliputi senyawa sulfat

yang tidak aktif dan konjugat glukoronida yang dikeluarkan lewat ginjal.Hanya sedikit

jumlah parasetamol yang bertanggung jawab terhadap efek toksik (racun) yang diakibatkan

oleh metabolit NAPQI (N-asetil-p-benzo-kuinon imina).

Bila pasien mengkonsumsi parasetamol pada dosis normal, metabolit toksik NAPQI

ini segera didetoksifikasi menjadi konjugat yang tidak toksik dan segera dikeluarkan melalui

ginjal .Namun apabila pasien mengkonsumsi parasetamol pada dosis tinggi, konsentrasi

metabolit beracun ini menjadi jenuh sehingga menyebabkan kerusakan hati.

Page 11: Sirupkuuuu

2.2.3 Dosis Parasetamol

Parasetamol tersedi sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500mg atau sirup yang

mengandung 120mg/5ml. Selain itu Parasetamol terdapat sebagai sediaan kombinasi tetap,

dalam bentuk tablet maupun cairan. Dosis Parasetamol untuk dewasa 300mg-1g per kali,

dengan maksimum 4g per hari, untuk anak 6-12 tahun: 150-300 mg/kali, dengan maksimum

1,2g/hari. Untuk anak 1-6 tahun: 60mg/kali, pada keduanya diberikan maksimum 6 kali

sehari. .(Mahar Mardjono 1971).

2.2.4 Efek Samping

Efek samping parasetamol antara lain reaksi hipersensitifitas dan kelainan darah. Pada

penggunaan kronis dari 3-4 g sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis di atas 6 g

mengakibatkan nekrose hati yang reversible.Hepatotoksisitas ini disebabkan oleh metabolit-

metabolitnya, yang pada dosis normal dapat ditangkal oleh glutation (suatu tripeptida dengan

–SH).Pada dosis diatas 10 g, persediaan peptida tersebut habis dan metabolit-metabolit

mengikat pada protein dengan –SH di sel-sel hati, dan terjadilah kerusakan

irreversible.Parasetamol dengan dosis diatas 20 g sudah berefek fatal. Over dosis bisa

menimbulkan antara lain mual, muntah, dan anorexia.

Penanggulanganya dengan cuci lambung, juga perlu diberikan zat-zat penawar (asam

amino N-asetilsisten atau metionin) sedini mungkin, sebaiknya dalam 8-10 jam setelah

intoksikasi (Tjay dan Rahardja, 2002) Wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan

aman, juga selama laktasi walaupun mencapai air susu ibu.

2.2.5 Interaksi

Interaksi parasetamol dengan obat lain antara lain:

1. Kombinasi dengan obat penyakit AIDS zidovudin meningkatkan resiko neutropenia.

2. Parasetamol/asetaminofen dilarang dikonsumsi dengan alcohol (tape ketan dan beras)

karena akan mengakibatkan resiko pendarahan dilambung dan kerusakan hati.

3. Parasetamol diduga dapat menaikan aktivitas koagulan dari kumarin.

4. Paracetamol sering dikombinasikan dengan aspirin untuk mengatasi rasa nyeri pada

rematik sebab paracetamol tidak mempunyai efek anti inflamasi seperti aspirin sehingga

bila kedua obat ini digabung maka akan didapatkan sinergi pengobatan yang bagus pada

penyakit rematik.

5. Parasetamol diduga dapat menaikan aktivitas koagulan dari kumarin.

Page 12: Sirupkuuuu

2.3 Tinjauan Sediaan

2.3.1 Definisi

Dalam Farmakope Indonesia edisi III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang

mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain,kadar sakarosa,C12H22O11,tidak kurang dari

64,0% dan tidak lebih dari 66,0%. Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau

perngganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat (Ansel, 1989)

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar

tinggi (sirop simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam

sirop adalah 64-66% , kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007). Sirop adalah larutan pekat

gula atau gula lain yang cocok yang di dalamnya ditambahkan obat atau zat wewangi,

merupakan larutan jerni berasa manis. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol, atau polialkohol

yang lain dalam jumlah sedikit, dengan maksud selain untuk menghalangi pembentukan

hablur sakarosa, juga dapat meningkatkn kelarutan obat (Anonim, 1978).

2.3.2 Sejarah Sediaan Sirup

Perkembangan ilmu pengetahuan tentu juga sangat memengaruhi dalam

perkembangan di dunia farmasi. Ilmu farmasi sudah diterapkan sejak zaman dahulu kala,

namun pengembangan yang dilakukan tidak sepesat sekarang. Dulu penerapan ilmu farmasi

hanya terfokus pada bahan-bahan alam yang sudah tersedia dan juga pengolahan yang masih

sangat sederhana. Dimulai dari penggunaan bahan alam yang sangat sederhana, misalnya

menempelkan daun Dadap Serep pada dahi pasien yang menderita demam dapat membantu

menurunkan suhu tubuh, sampai dengan pembuatan tapel untuk pegal linu.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, sediaan farmasi semakin banyak, mulai dari

munculnya serbuk, kemudian, tablet, hingga sediaan liquid seperti sirup. Sirup dibuat untuk

memenuhi kebutuhan pasien yang sulit untuk menelan obat dalam bentuk tablet dan kapsul.

Sirup pun sangat diminati oleh masyarakat.

2.3.3 Keuntungan dan Kerugian

2.3.3.1 Keuntungan

a. Sesuai untuk pasien yang sulit menelan (pasien usia lanjut, parkinson, anak - anak).

Page 13: Sirupkuuuu

b. Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak - anak karena

rasanya lebih enak dan warna lebih menarik.

c. Sesuai untuk yang bersifat sangat higroskopis dan deliquescent.

2.3.3.2 Kerugian

a. Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup.

b. Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran/kombinasi

beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak dibutuhkan oleh pasien.

Sehingga dokter anak lebih menyukai membuat resep puyer racikan individu untuk

pasien.

c. Tidak sesuai untuk bahan obat yang rasanya tidak enak misalnya sangat pahit

(sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet effervescent).

d. Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspense atau

eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alcohol,

suspense stabilitasnya lebih rendah tergaantung ormulasi dan suspending egent yang

digunakan.

e. Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya dibentuk emulsi

yang mana stabilitas emulsi lebih rendah dan tergantung formulasi serta emulsifying

agent yang digunakan).

f. Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya dibuat

sirup kering yang memerlukan formulasi khusus, berbentuk granul, stabilitas setelah

dilarutkan haInya beberapa hari).

g. Harga relatif mahal karena memerlukan formula khusus dan kemasan yang khusus

pula.

2.2.4 Persyaratan Sediaan Sirup

a. Jernih

b. Tidak ada endapan.

c. Semua bahan aktif larut sempura.

2.3.5 Penggolongan Sediaan Sirup

Page 14: Sirupkuuuu

a. Sirup Simpleks, mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v

b. Sirup Obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat

tambahan dan digunakan untuk pengobatan

c. Sirup Pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau

zat penyedap lain.

2.4 Studi Formulasi

2.4.1 Zat Aktif

Zat aktif merupakan zat yang memang terbukti memberikan efek farmakologis pada

tubuh manusia atau hewan dalam dosis tertentu. Zat aktif juga dikenal sebagai drug, active

ingredient, dan active pharmaceutical ingredient (API). Suatu proses penemuan obat (drug

discovery) dilakukan untuk memperoleh suatu zat aktif yang dibutuhkan, baik dari bahan

alam, semisintesis maupun sintesis penuh. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam

menemukan suatu senyawa aktif farmakologis tersebut adalah terbuktinya keamanan dan

khasiatnya. Perlu dipertimbangkan benefit to risk ratio dari senyawa aktif yang baru tersebut.

2.4.2 Zat Tambahan

2.4.2.1 Pemanis

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk

keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Menurut

peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan

tambahan kimia, selain zat yang lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan

lain sebagainya. Pemanis alternatif umum digunakan sebagai pengganti gula jenis sukrosa,

glukosa atau fruktosa. Ketiga jenis gula tersebut merupakan pemanis utama yang sering

digunakan dalam berbagai industri. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan

aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, dan untuk memperbaiki sifat-sifat

kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh. Contohnya seperti Sakarin Na.

2.4.2.2 Pengawet

Yang dimaksud Zat Pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah

atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian dan perusakan lainnya terhadap

pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh

fungi, bakteria dan mikroba lainnya. Contohnya seperti Na Benzoat.

Page 15: Sirupkuuuu

2.4.2.3 Pelarut

Pelarut ialah zat yang melarutkan zat lain untuk membentuk suatu larutan. Larutan

adalah campuran homogen dalam tingkat molekul. Bila kedua zat itu dapat campur pada

semua perbandingan, maka zat yang lebih banyak disebut pelarut dan yang lain disebut zat

terlarut. Pelarut dapat berupa gas atau zat padat, tetapi paling lazim adalah cairan. Air

merupakan pelarut yang paling lazim. Selanjutnya juga alkohol dan aseton. Contohnya

seperti Sorbitol.

2.4.2.4 Pewarna

Pewarna adalah zat tambahan untuk sediaan sirup atau biasa disebut corigen coloris.

Pewarna ditambahkan jika diperlukan. Penambahan pewarna biasanya agar sediaan menjadi

lebih menarik dan tidak berwarna pucat. ewarna yang digunakan umumnya larut dalam air

dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam syrup dan warnanya stabil dalam kisaran pH

selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada

warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa.

2.4.2.5 Perasa

Perasa ialah penambahan perasa ini hanya jika diperlukan, ditambahkan jika sediaan

sirup yang akan di berikan pada pasien kurang enak atau terlalu pahit.

2.5 Praformulasi

2.5.1 Definisi Praformulasi

Adalah bagian dari kegiatan formulasi, dimana menitik beratkan pada kegiatan

investigasi karakteristik bahan yang menjadi keunggulan bahan untuk kemudian dijadikan

dasar dalam pemilihan bahan tersebut dalam suatu formula.

Studi praformulasi adalah tahap pertama dalam pengembangan bentuk sediaan obat

yang rasional, serta investigasi sifat-sifat fisik dan kimia zat aktif tunggal atau di gabung

dengan eksipien dengan sasaran pemilihan formulasi sediaan dalam komposisi yang optimal.

Tujuannya adalah untuk menghasilkan informasi bagi formulator dalam mengembangkan

bentuk sediaan yang stabil dan ketersediaan hayati yang dapat diproduksi dalam skala besar,

serta untuk menetapkan formula akhir yang sebenarnya dan arah kerja untuk pembuatan

produk.

Page 16: Sirupkuuuu

Praformulasi merupakan langkah awal dalam proses pembuatan sediaan farmasi

dengan mengumpulkan keterangan-keterangan dasar tentang sifat kimia fisika dari zat aktif

bila dikombinasikan dengan zat atau bahan tambahan menjadi suatu bentuk sediaan farmasi

yang stabil, efektif dan aman. Penelitian atau pemeriksaan sifat-sifat fisika dan kimia zat aktif

tersendiri dan jika dikombinasikan dengan zat lain merupakan data-data studi praformulasi.

Data-data tersebut meliputi:

1.      Sifat Fisika

a. Uraian Fisik

Uraian fisik dari suatu obat sebelum pengembangan bentuk sediaan penting

untuk dipahami, kebanyakan zat obat yang digunakan sekarang adalah bahan padat.

Kebanyakan obat tersebut merupakan senyawa kimia murni yang berbentuk amorf

atau kristal. Obat cairan digunakan dalam jumlah yang lebih kecil, gas bahkan lebih

jarang lagi.

b. Pengujian Mikroskopik.

Pengujian mikroskopik dari zat murni (bahan obat) merupakan suatu tahap

penting dalam kerja (penelitian) praformulasi. Pengujian ini memberikan indikasi atau

petunjuk tentang ukuran partikel dari zat murni seperti juga struktur kristal.

c. Ukuran Partikel.

Sifat-sifat fisika dan kimia tertentu dari zat obat dipengaruhi oleh distribusi

ukuran partikel, termasuk laju disolusi obat, bioavailabilitas, keseragaman isi, rasa,

tekstur, warna dan kestabilan.Sifat-sifat seperti karateristik aliran dan laju sedimentasi

juga merupakan faktor-faktor penting yang berhubungan dengan ukuran

partikel.Ukuran partikel dari zat murni dapat mempengaruhi formulasi

produk.Khususnya efek ukuran partikel terhadap absorpsi obat. Keseragaman isi

dalam bentuk sediaan padat sangat tergantung kepada ukuran partikel dan distribusi

bahan aktif pada seluruh formulasi yang sama.

d. Koefisien Partisi dan Konstanta Disosiasi.

Untuk memproduksi suatu respon biologis molekul obat pertama-tama harus

melewati suatu membrane biologis yang bertindak sebagai pembatas lemak.

Kebanyakan obat yang larut lemak akan lewat dengan proses difusi pasif sedangakn

yang tidak larut lemak akan melewati pembatas lemak dengan transport aktif. Karena

hal ini maka perlu mengetahui koefisien partisi dari suatu obat.Khusus untuk obat

yang bersifat larut air maka perlu pula diketahui konstanta disosiasi agar diketahui

Page 17: Sirupkuuuu

bentuknya molekul atau ion.Bentuk molekul lebih muda terabsorpsi daripada bentuk

ion.

e. Polimerfisme.

Suatu formulasi yang penting adalah bentuk kristal atau bentuk amorf dari zat

obat tersebut. Bentuk-bentuk polimorfisme biasanya menunjukkan sifat fisika kimia

yang berbeda termasuk titik leleh dan kelarutan.Bentuk polimorfisme ditunjukkan

oleh paling sedikit sepertiga dari senua senyawa-senyawa organik.

f. Kelarutan.

Suatu sifat kimia fisika yang penting dari suatu zat obat adalah kelarutan,

terutama kelarutan sistem dalam air.Suatu obat harus memiliki kelarutan dalam air

agar manjur dalam terapi.Agar suatu obat masuk kedalam sistem sirkulasi dan

menghasilkan suatu efek terapeutik, obat pertama-tema harus berada dalam bentuk

larutan.Senyawa-senyawa yang relative tidak larut seringkali menunjukkan absorpsi

yang tidak sempurna atau tidak menentu.

g. Disolusi.

Perbedaan aktivitas biologis dari suatu zat obat mungkin diakibatkan oleh laju

disolusi.Laju disolusi adalah waktu yang diperlukan bagi obat untuk melarut dalam

cairan pada tempat absorpsi.Untuk obat yang diberikan secara oral dalam bentuk

padatan, laju disolusi adalah tahap yang menentukan laju absorpsi.Akibatnya laju

disolusi dapat mempengaruhi onset, intensitas dan lama respon serta bioavailabilitas.

h. Kestabilan.

Salah satu aktivitas yang paling penting dalam praformulasi adalah evaluasi

kestabilan fisika dari zat obat murni.Pengkajian awal dimulai dengan menggunakan

sampel obat dengan kemurnian yang diketahui. Adanya pengotoran akan

menyebabkan kesimpulan yang salah dalam evaluasi tersebut.

2.      Sifat Kimia

i. Kestabilan.

Pengkajian praformulasi yang dihubungkan dengan fase praformulasi

termasuk kestabilan obat itu sendiri dalam keadaan padat, kestabilan fase larutan dan

kestabilan dengan adanya bahan penambah.

Ketidak stabilan kimia dari zat obat dapat mengambil banyak bentuk, karena

obat-obat yang digunakan sekarang adalah dari konstituen kimia yang beraneka

ragam.Secara kimia, zat obat adalah alcohol, fenol, aldehid, keton, ester-ester, asam-

asam, garam-garam, alkaloid, glikosida, dan lain-lain.Masing-masingdengan gugus

Page 18: Sirupkuuuu

kimia relative yang mempunyai kecenderungan berbeda terhadap ketidak stabilan

kimia. Secara kimia proses kerusakan yang paling sering meliputi hidrolisis dan

oksidasi.

Studi praformulasi pada dasarnya berguna untuk menyiapkan dasar yang

rasional untuk pendekatan formulasi, Untuk memaksimalkan kesempatan

keberhasilan memformulasi produk yang dapat diterima oleh pasien dan akhirnya

menyiapkan dasar untuk mengoptimalkan produksi obat dari segi kualitas dan

penampilan.

2.5.2 Karakteristik Bahan

2.5.2.1 Paracetamol (Zat Aktif)

Karakteristik bahan :

a. Fungsi : Analgrtik, antipiretik

b. Densitas : 1,263 g/cm3

c. Titik lebur : 1690 C (3360 F)

d. Massa molar : 151,17 g/mol

e. Ksp : 1,4 g/100 ml or 14 mg/ml (200 C)

f. Higroskopisitas : tidak higroskopis

g. Inkompatibilitas : ikatan hidrogen pada mekanismenya pernah dilaporkan oleh

karena itu parasetamol dihubungkan dengan permukaan dari nilon dan rayon

h. Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95%, dalam 13

bagian aseton. Dalam 40 bagian gliserol dan dalam 9 bagian propilenglikol

i. Alasan : hanya ada 1 bentuk paracetamol

2.5.2.2 Sakarin Na (Pemanis)

Karakteristik bahan :

a. Fungsi : pemanis

b. ADI : 5 mg / kgBB

c. Rentang : 0,02-0,50%

d. Inkompatibilitas : sakarin dapat bereaksi dengan molekul yang besar sehingga

terjadi endapan.

e. Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 50 bagian etanol 95%

f. Berat molekul : 183,19 – 241,19

g. Titik leleh : 230°C

Page 19: Sirupkuuuu

h. Titik didih : 299°C

i. Alasan : memiliki rasa yang lebih manis dari sukrosa (300x), mudah larut

dalam air

2.5.2.3 Na Benzoat (Pengawet)

Karakteristik bahan :

a. Fungsi : pengawet

b. Rentang : 0,02-0,5%

c. ADI : 5 mg / kgBB

d. Inkompatibilitas : tidak kompatibel dengan senyawa kuartener, gelatin, garam

besi, garam kalsium, dan garam logam berat, termasuk perak, timah, merkuri.

Kegiatan pengawet dapat dikurangi dengan interaksi dengan kaolin atau

surfaktan nonionik

e. Kelarutan : larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol 95%

f. Alasan : mudah didapat, efisien, cocok digunakan sebagai pengawet untuk

sediaan oral

2.5.2.4 Oleum Citri

Karakteristik bahan :

a. Fungsi : coloris, odoris, saporis

b. Alasan : dengan sedikit penambahan sudah dapat memberikan warna kuning,

rasa yang manis, bau yang segar

2.5.2.5 Propilenglikol (Pelarut + Pengawet)

Karakteristik bahan :

a. Fungsi : pelarut, pengawet

b. Rentang : pelarut = 10-25%, pengawet = 15-30%

c. ADI : 25 mg / kgBB

d. Inkompatibilitas : pelarut oksidasi, seperti KmnO4

e. Kelarutan : larut dalam etanol 95%, kloroform P, 6 bagian eter P

f. Berat molekul : 90,14

g. Densitas : 0,962 g/cm3 @ 20°C

h. Titik didih : 118-118,5°C

i. Titik leleh : -96,7°C

Page 20: Sirupkuuuu

j. Tekanan uap : 11,8 torr @ 25°C

k. Alasan : propilenglikol bersifat multifungsi selain sebagai pelarut dapat pula

sebagai pengawet.

2.6 Tinjauan Produksi

2.6.1 Definisi ProduksiProduksi adalah proses dan metode yang digunakan dalam transformasi yang nyata

input ( bahan baku , setengah jadi barang , atau subassemblies ) dan tidak berwujud masukan

( ide ,informasi , tahu bagaimana ) menjadi barang atau jasa, merupakan suatu kegiatan yang

dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga

lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda

tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya

guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.

Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhanmanusia untuk mencapai kemakmuran.

Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.

2.6.2 Tujuan Produksi

Tujuan dilakukannya produksi adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan pasien

Adanya produksi sediaan farmasi tentu untuk menjawab kebutuhan masyarakat

mengenai obat-obatan. Tanpa adanya minat dan permintaan dari masyarakat, tentu

saja produksi sediaan farmasi tidak akan dilakukan.

b. Aplikasi gagasan baru

Dengan adanya produksi diharapkan bahwa akan muncul pengaplikasian dari

gagasan-gagasan yang ada. Dengan dilakukannya produksi maka akan terlihat

pengaplikasiaan dari suatu formula dan akan menambah beraneka ragam

alternative pilihan masyarakat terhadap sediaan farmasi.

c. Upgrade sediaan

Dengan adanya produksi, tentu akan ada pengembangan-pengembangan baru

terhadap sediaan farmasi. Setiap diadakan produksi pasti juga akan dibarengi

dengan praformulasi baru atau membuat pembaharuan terhadap sediaan yang

sudah ada.

Page 21: Sirupkuuuu

d. Upgrade teknologi farmasi

Saat melakukan produksi tentu saja kita membutuhkan alat untuk mempermudah

kita melakukan proses produksi. Dengan adanya produksi, maka kita akan lebih

tau tentang perkembangan teknologi farmasi.

e. Sarana evaluasi langsung

Sarana evaluasi langsung maksudnya, kita dapat langsung menguji atau

mengevaluasi sediaan kita. Dengan adanya produksi kita bisa langsung

mengetahui bentuk jadi sediaan kita, setelah proses produksi selesai kita bisa

langsung mengevaluasi sediaan yang kita buat secara real atau langsung, bukan

hanya secara teori ataupun perkiraan. Dengan demikian, jika kita melakukan

kesalahan atau ada kekurangan pada sediaan kita, bisa kita pahami letak

kesalahannya dan bisa melakukan perbaikan di lain waktu.

2.5.3 Komponen Produksi

2.5.3.1 Ruang Produksi

Ruang produksi adalah suatu ruang yang dirancang dengan khusus sebagai tempat

dilaksanakan kegiatan produksi dimana di dalamnya mengakomodasi berbagai macam

kebutuhan produksi ( alat, bahan, personal, manajemen ) dengan spesifikasi khusus.

Ruang produksi untuk pembuatan sediaan farmasi memiliki beberapa karakteristik

yaitu sebagai berikut:

a. Kontruksi bangunan tahan terencana

Maksudnya adalah sejak awal sudah ditentukan konsep awal untuk pembuatan

bangunan yang akan digunakan untuk pembuatan sediaan farmasi. Kontruksi untuk

bangunan ini harus bisa tahan gempa dan ditempatkan ditempat yang aman, sehingga

tidak akan mengganggu produksi. Jadi kontruksi bangunan harus di rencanakan sejak

awal secara matang dan juga terencana sehingga tidak akan mengganggu proses

produksi kelak.

b. Mendukung alur produksi one way

Maksud dari alur one way adalah ruang produksi harus memiliki alur produksi secara

berurutan tanpa ada pemutaran kembali sediaan ke tahap awal. Misalnya dalam ruang

produksi pencampuran bahan dilakukan dari sebelah barat ke sebelah timur ruangan,

ruangan harus memiliki tempat yang cukup mulai dari pencampuran bahan disebelah

Page 22: Sirupkuuuu

barat kemudian berurutan hingga proses akhir produksi berada di paling timur

ruangan.

c. Terdapat pengaturan suhu, cahaya, tekanan dan higienitas

Pengaturan suhu, cahaya, tekanan dan higienitas sangat penting untuk ruangan

produksi. Hal ini dikarenakan untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme dalam

ruangan tersebut. Selain itu juga ada sediaan yang dalam proses produksinya harus

dalam suhu dan tekanan tertentu. Jadi memang penting jika ruang produksi memiliki

pengatur suhu, cahaya, tekanan dan higienitas.

d. Ruang tidak bersudut

Ruang yang tidak bersudut akan lebih mudah dibersihkan sehingga tidak akan ada

debu, kotoran atau mikroorganisme yang akan bersarang disana. Dengan tidak adanya

debu, kotoran dan mikroorganisme maka proses produksi akan lebih higienis.

e. Berlapiskan epoksi

Pori-pori dinding adalah tempat yang biasanya terdapat banyak bakteri atu

mikroorganisme. Epoksi adalah sejenis cat yang digunakan untuk menutupi pori-pori

permukaan dinding. Dengan memberikan epoksi pada dinding, berarti tidak akan ada

pori-pori di lubang tembok dan tidak ada tempat lagi untuk bakteri atau

mikroorganisme.

f. Terdapat interlock door

Maksud dari interlock door adalah jika pintu masuk dibuka, maka pintu keluar akan

terkunci secara otomatis sehingga tidak bisa dibuka. Hal ini dilakukan agar sirkulasi

udara dalam ruangan dapat terjaga sehingga tidak mudah terkontaminasi oleh bakteri

yang terbawa dari luar.

2.5.3.1.1 Penggolongan Ruang Produksi

Macam-macam ruang produksi yang biasa digunakan untuk membuat sediaan

farmasi adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan Kelas

Page 23: Sirupkuuuu

1. Ruang kelas I

Biasanya ruangan digunakan untuk pembuatan sediaan steril yang memiliki

tingkatan kelas tertinggi. Terdapat empat ruang filter yaitu prefilter, medium

filter, hipofilter dan LAF.

2. Ruang kelas II

Biasanya ruangan digunakan untuk penyiapan peralatan yang akan digunakan

di ruang kelas I.

3. Ruang kelas III

Biasanya ruangan digunakan untuk pembuatan sediaan semi solid yang mudah

terkontaminasi dengan bakteri atau mikroorganisme.

4. Ruang kelas IV

Biasanya ruangan yang digunakan untuk pembuatan sediaan serbuk dan

kapsul.

b. Berdasarkan Label Warna

1. Ruang kelas White

Ruangan kelas White biasanya diberikan untuk ruang kelas I.

2. Ruang Kelas Grey

Ruangan kelas Grey biasanya diberikan untuk ruang kelas II dan III.

3. Ruangan kelas Black

Ruangan kelas Black biasanya diberikan untuk ruang kelas IV.

c. Berdasarkan Nomor Area

1. Ruang kelas 100

Ruang kelas 100 diartikan bahwa hanya boleh ada 100 mikroorganisme non

patogen dan 10 mikroorganisme patogen dalam ruangan itu. Biasanya ruang

kelas 100 diberikan untuk ruang kelas I.

2. Ruang kelas 1.000

Ruang kelas 1.000 diartikan bahwa hanya boleh ada 1.000 mikroorganisme

non patogen dan 100 mikroorganisme patogen dalam ruangan itu. Biasanya

ruang kelas 1.000 diberikan untuk ruang kelas II.

3. Ruang kelas 10.000

Page 24: Sirupkuuuu

Ruang kelas 10.000 diartikan bahwa hanya boleh ada 10.000 mikroorganisme

non patogen dan 1.000 mikroorganisme patogen dalam ruangan itu. Biasanya

ruangan kelas 10.000 diberikan untuk kelas III.

4. Ruang kelas 100.000

Ruang kelas 100.000 diartikan bahwa hanya ada boleh 10.000 mikroorganisme

non patogen dan lebih dari 100.000 mikroorganisme patogen dalam ruangan

itu. Biasanya ruangan kelas 100.000 diberikan untuk kelas IV.

2.5.3.2 Alat Produksi

Alat prosuksi adalah seperangkat instrument yang digunakan untuk membuat,

mengolah ataupun memodifikasi suatu bahan awal menjadi sediaan ruahan maupun sediaan

jadi dengan fungsi dan standar tertentu.

Alat produksi memiliki beberapa spesifikasi yaitu sebagai berikut:

a. Inert atau netral

Maksuda dari inert dan netral adalah alat produksi yang digunakan tidak

memengaruhi sediaan. Misalnya alat produksi yang berasal dari plastik yang

dapat melepaskan zat-zat berbahaya penyusun plastik yang dapat bereaksi

dengan sediaan yang kita buat. Hal-hal seperti iniharus dihindari agar kualitas

sediaan yang diproduksi tetap terjaga dengan baik.

b. Fungsi tetap (stabil)

Alat denga fungsi tetap (stabil) adalah alat produksi yang walaupun digunakan

sampai 3 tahun tidak akan berubah atau berkurang dalam segi fungsi. Misalnya

alat pencetak tablet yang mampu mencetak 2000 tablet perhari, akan tetap

mampu mencetak 2000 tablet perhari dalam kurun waktu 3 tahun yang akan

datang.

c. Mudah dalam pengoperasian

Tujuan utama dari penggunaan alat-alat produksi adalah memudahkan kita

dalam pembuatan suatu sediaan. Alat yang digunakan pun harus mudah dalam

pengoperasiaan karena bukan hanya satu atau dua orang yang akan

menggunakannya melainkan beberapa orang dengan kemampuan yang berbeda-

Page 25: Sirupkuuuu

beda. Sehingga untuk pengoperasiaanya alat produksi diusahan semudah

mungkin.

d. Terstandar dan terkalibrasi (menyertakan fungsi sesuai dengan bahan baku)

Alat produksi yang digunakan untuk memproduksi sediaan farmasi haruslah

sesuai dengan standar yang sudah ditentukan karena obat nantinya akan bereaksi

dalam tubuh. Jika dalam proses pembuatannya tidak menggunakan alat yang

terstandar maka akan menurunkan kualitas dari obat yang akan dihasilkan pula.

e. Maintenence (perawatan)

Alat produksi harus memiliki panduan perawatan karena perawatan adalah hal

yang sangat penting. Ketahanan suatu alat juga bergantung dari cara perawatan

alat itu sendiri, sehingga alat produksi pun harus dirawat dengan baik agar

fungsinya tetap terjaga.

2.5.3.2.1 Penggolongan Alat Produksi

Alat produksi juga memiliki macam-macam pengelompokan. Macam-macam

alat produksi yaitu sebagai berikut:

a. Berdasarkan Kinerja Alat

1. Alat manual

Alat manual yang digunakan untuk memroduksi sediaan farmasi dalam skala

kecil misalnya adalah mortir. Namun alat manual jarang digunakan dalam

produksi sediaan farmasi dalam skala industri. Mungkin alat manual hanya

digunakan untuk melakukan uji-uji pada sediaan.

2. Alat otomatis

Page 26: Sirupkuuuu

Alat otomatis yang digunakan untuk memproduksi sediaan farmasi dalam skala

industri.

b. Berdasarkan Ukuran alat

1. Alat ringan

Alat ringan yang digunakan untuk memroduksi sediaan farmasi dalam skala

kecil, misalnya labu ukur. Namun alat ringan jarang digunakan dalam produksi

sediaan farmasi dalam skala industri. Mungkin alat ringan hanya digunakan

untuk melakukan uji-uji pada sediaan.

2. Alat berat

Alat berat yang digunakan untuk memroduksi sediaan farmasi dalam skala

industri seperti mixer untuk mencampurkan bahan.

c. Berdasarkan Bahan

1. Alat kaca

Alat yang terbuat dari kaca seperti labu ukur, tabung reaaksi dan pipet tetes.

Page 27: Sirupkuuuu

2. Alat logam

Alat yang terbuat dari logam seperti timbangan dan anak timbang.

3. Alat porselin

Alat yang terbuat dari poeselin misalnya adalah cawan porselin.

2.5.3.3 Personal Produksi

Personal produksi adalah praktisi produksi yang mengerjakan segala sesuatu yang

berhubungan dengan proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan

Page 28: Sirupkuuuu

tujuan akhir membuat suatu sediaan farmasi yang terstandar. Karena tanggung jawab seorang

praktisi, maka seorang praktisi harus memiliki persyaratan sebagai berikut:

a. Sehat jasmani dan rohani

Seorang praktisi haruslah sehat secara jasmani dan rohani, hal ini karena

kebersihan dan kehigienisan ruangan saja sangat dijaga, apalagi untuk personal

yang akan terjun langsung dalm pembuatan sediaan. Jika personal tidak memiliki

kesehatan jasmani maupun rohani itu justru akan membahayakan orang lain baik

dalam lingkup industri maupun masyarakat.

b. Lebih diutamakan pria

Untuk praktisi dibidang farmasi, lebih diutamakan pria karena mayoritas wanita

memakai berbagai macam kosmetik. Pemakaian kosmetik seperti bedak di

wajah, tentu saja akan memengaruhi kualitas obat karena bedak juga

mengandung zat-zat kimia yang mampu bereaksi dengan bahan yang digunakan

untuk pembuatan obat. Sehingga lebih di utamakan pria sebagai seorang praktisi

personal produksi.

c. Kompeten (menguasai ilmu)

Karena proses produksi sangat menentukan hasil ari sediaan yang akan

dihasilkan, maka praktisi atau personal produksi pun harus berkompeten. Jika

personal produksi tidak memiliki kompetensi yang baik, tentu saja akan

membahayakan masyarakat dan juga akan menyebabkan banyak kerugian.

d. Menggunakan alat pelindung diri

Dalam proses produksi, tentu kita akan berhadapan dengan berbagai bahan-

bahan berbahaya dan terkena resiko kecelakaan kerja. Untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja, tentu kita harus menggunakan alat pelindung diri

sehingga resiko untuk terkena bahan kimia atau kecelakaan kerja bisa

dinetralisir.

e. Menguasai Grade Laboratori Practice (GLP), Grade Manufactoring Practice

(GMP) dan Grade Selling Practice (GSP)

Page 29: Sirupkuuuu

Seorang personal produksi bukan hanya harus menguasai satu bidang, namun

juga semua bidang produksi. Untuk standar industri, minimal personal produksi

memiliki 2 keterampilan yaitu GLP dan GMP. Hal ini difungsikan agar personal

produksi mampu mengkondisionalkan diri saat mereka berada di laboratorium

maupun mengawasi secara langsung proses produksi.

f. Memiliki sikap yang baik

Sikap merupakan hal yang tidak boleh disepelekan oleh setiap personal produksi.

Rasa tanggung jawab dan disiplin tinggi harus dimiliki oleh personal produksi.

Hal ini dikarenakan mereka memiliki tanggung jawab yang besar atas hasil dari

produksi.

2.5.3.4 Metode Produksi

Metode produksi adalah serangkaian tahap dan alur kerja pembuatan sediaan mulai

dari bahan awal untuk diolah menjadi sediaan ruahan maupun sediaan jadi dengan

mengacu pada proses evaluasi setiap tahap produksi.

Metode produksi yang biasa digunakna dalam pembuatan sediaan sirup adalah

sebagai berikut:

2.6 Evaluasi

2.6.1 Definisi

Suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dan yang

akan digunakan untuk memperhitungkan dan mngendalikan pelaksanaan kegiatan

kedepannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat kedepan dari pada melihat

kesalahan-kesalahan dan ditujukan untuk peningkatan kesempatan demi keberhasilan

kegiatan. Dengan demikian evaluasi adalah perbaikan atau penyempurnaan di masa

mendatang atas suatu kegiatan.

2.6.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya evaluasi pada sediaan adalah sebagai berikut:

a. Pemastian mutu sediaan

Evaluasi bertujuan untuk memastikan mutu dari sediaan yang diproduksi, baik itu

dimulai dari pemilihan bahan sampai dengan hasil jadi sediaan tersebut. Dengan

melakukan evaluasi kita dapat mengetahui kualitas mutu dari sediaan yang kita buat. Jika

Page 30: Sirupkuuuu

kita memiliki sediaan yang memiliki kualitas baik, maka kita kemungkinan besar sediaan

kita akan diterima dengan baik dipasaran.

b. Estimasi efek terapi bisa diketahui

Dengan melakukan evaluasi, biasanya ddengan melakukan evaluasi sediaan yang sudah

diprosuksi, kita akan mengetahui seberapa besar efek terapi yang akan dihasilkan oleh

sediaan kita terhadap tubuh pasien. Kita akan mengetahui bahwa sediaan kita sudah

memenuhi dosis yang tepat atau belum. Jika kita tidak melakukan evaluasi terhadap

sediaan, dikhawatirkan obat akan memberikan efek samping yang berbahaya akibat

ketidaktahuan akan efek terapi yang diberikan.

c. Dasar tindakan reformulasi

Dengan dilakukan evaluasi, kita akn mengetahui kekurangan-kekurangan sediaan yang

kita buat. Sehingga kita akan bisa melakuka reformulasi untuk memperbaiki sediaan kita.

Jika kita tidak melakukan evaluasi, kita tidak akan tahu letak kesalahan kita dan kita tidak

tahu solusi untuk memperbaiki sediaan kita.

d. Dasar pengembangan produk

Bukan hanya kekrangan yang akan kita ketahui saat melakukan evaluasi, kelebihan dari

suatu sediaan pun akan kita ketahui. Dengan mengetahui kelebihan dari sediaan kita,

misalnya saat pemilihan bahan, kita bisa mengaplikasikan kelebihan itu kepada sediaan

lainnya, sehingga kita dapat melakukan pengembangan produk farmasi menjadi lebih baik

lagi.

2.6.3 Penggolongan Evaluasi

Secara umum, penggolongan evaluasi dibagi menjadi 3 yaitu:

2.6.3.1 Berdasarkan tahapan produksi

Evaluasi yang dilakukan berdasarkan tahapan produksi adalah evaluasi yang

menekankan pada tahapan atau proses yang dilakukan sebelum produksi, saat produksi dan

setelah produksi.

a. Pre produksi

Evaluasi pada tahap pre produksi adalah evaluasi yang dilakukan pada bahan yang

akan dibuat. Biasanya meliputi identifikasi bahan, interaksi bahan terhadapa bahan lain

dan stabilitas fisik dari bahan. Misalnya pada tahap praformulasi terdapat kendala-

kendala untuk pemilihan bahan sehingga kita harus mengevaluasi karakteristik bahan.

b. In Process Control

Page 31: Sirupkuuuu

Evaluasi pada saat proses produksi adalah evaluasi yang lebih menekankan pada saat

pembuatan sediaan. Jadi kita mengevaluasi dari cara-cara atau prosedur saat melakukan

produksi. Misalnya keakuratan penimbangan bahan dan kinerja alat produksi.

c. Post produksi

Evaluasi ini adalah evaluasi yang menekankan evaluasi pada sediaan yang sudah jadi.

Misalnya pada uji organolepttis, keseragaman bobot dan kekentalan.

2.6.3.2 Berdasarkan objek sediaan

Berdasarkan pada objek sediaan, maka evaluasi dibagi menjadi tiga yaitu sebagai

berikut:

a. Bahan awal

Evaluasi yang dilakukan pada bahan awal adalah evaluasi yang menekankan pada objek

bahan yang digunakan, mulai dari karakteristik bahan sampai dengan tingkat kelarutan dan

titik didih bahan yang akan digunakan. Hal ini untuk mencegah adanya bahan yang rusak

karena memiliki karakteristik yang tidak sesuai dengan sediaan yang akan dibuat.

b. Ruahan

Evaluasi pada objek sediaan ruahan adalah evaluasi bahan saat sedang dibuat menjadi

bentuk sediaan setengah jadi. Untuk sediaan suspensi, evaluasi pada tahap ruahan atau

sediaan setengah jadi adalah saat bahan-bahan obat bercampur membentuk mucilago. Saat

dalam fase mucilago inilah dilakukan evaluasi terhadap kesesuaian terhadap syarat-syarat

mucilago yang baik.

c. Sediaan jadi

Evaluasi pada tahap ini adalah evaluasi yang ditekankan pada bentuk sediaan jadinya,

seperti pada suspensi evaluasi sediaan jadi yang dilakukan adalah homogenitas, viskositas

dan juga kecepatan terdispersi kembali.

2.6.3.3 Berdasarkan tujuan evaluasi

Berdasarkan tujuan evaluasinya, evaluasi dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:

a. Efektivitas

Evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas adalah evaluasi yang dilakukan

dengan berfokus pada efektivitas atau kemampuan obat untuk memberikan efek terapi

terhadap tubuh.

Page 32: Sirupkuuuu

b. Mutu fisik

Mutu fisik menjadi penggolongan evaluasi karena dalam evaluasi mutu fisik kita bisa

mengetahui kualitas sediaan kita secara langsung, mulai dari homogenitas sampai

kekentalan sediaan.

c. Sterilitas

Evaluasi terhadap sterilitas berguna untuk mengetahui tingkat sterilitas sediaan yang

sudah dibuat. Hal ini untuk mengetahui sampai berapa lama obat mampu bertahan tanpa

ditumbuhi oleh mikroorganisme.

d. Kimia

Evaluasi kimia meliputi interaksi antara satu bahan dengan bahan. Dengan melakukan

evaluasi kimia, kita dapat mengertahui rencana kerja obat dalam tubuhh manusia

nantinya. Dengan mengetahui evaluasi ini juga kita bisa menghindari reaksi-reaksi kimia

antara obat satu dengan obat yang lain.

2.6.4 Uji Kualitas Mutu

2.6.4.1 Uji Organoleptis

Program studi praformulasi harus di awali dengan pemerian zat aktif, meliputi warna,

aroma, rasa dan bentuk.Hal ini bertujuan untuk menghindari kebingungan dari karakteristik

bahan.

2.6.4.2 Viskositas

Viskositas adalah gaya yang diperlukan untuk menggerakan secara berkesinambungan

suatu permukaan datar melewati permukaan datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila

ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalanya.

Prinsip evalusi :Sebuah spindle dicelupkan kedalam sediaan yang akan diukur

viskositasnya. Gaya gesek antar permukaan spindle dengan cairan akan menentukan tingkat

viskositas sediaan.

2.6.4.3 Homogenitas

Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi

dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah

Uji Homogenitas Variansi dan Uji Bartlett. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui

apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak.

Page 33: Sirupkuuuu

2.6.4.4 Uji penetapan pH

Uji penetapan ini bertujuan untuk menetapakan pH sesuai sedian agar sesuai dengan

monografi. Prinsip Evaluasi uji penetapan pH Berdasarkan perubahan warna pada kertas pH

indikator yang kemudian dibandingkan dengan warna standar pada berbagai pH

2.6.4.5 Uji volume terpindahkan

Volume terpindahkan, uji berikut dimaksudkan sebagai jaminan bahwa larutan oral dan suspensi yang dikemas dalam wadah dosis ganda, dengan volume yang tertera pada etiket tidak lebih dari 250 mL, yang tersedia dalam bentuk sediaan cair atau cair yang dikonstitusi dari bentuk padat dengan penambahan bahan pembawa tertentu, dengan volume yang ditentukan. Jika dipindahkan dari wadah asli maka akan memberikan volume seperti yang tertera pada etiket.

2.6.4.6 Uji Bobot Jenis

Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara terhadap air dengan volume yang

sama dan pada suhu yang sama.

2.6.4.7 Uji Kejernihan

Kejernihan adalah suatu batasan yang relatif, yang artinya sangat dipengaruhi oleh

penilaian subjektif dari pengamat. Tujuan dilakukan uji kejernihan ini adalah untuk

mengetahui kejernihan dari sediaan yang dibuat. Syarat kejernihan yaitu sediaan larutan

(kecuali suspense dan emulsi) adalah tidak ada zat yang terdispersi dalam larutan jernih.

Page 34: Sirupkuuuu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Formula

Paracetamol 200 mg

Sakarin Na 1%

Na Benzoat 75 mg

Oleum Citri 3 tetes

Propilenglikol 8 ml

Aquadest ad 60 ml

3.2 Perhitungan Dosis Efektif

Diketahui : t ½ = 1 jam

Do = 200 mg

Ditanya : Def ?

Jawab :

Dosis efektif = (DO x12 )1/2

t 1/2

100

x 100%

= (200 x12 )1/2

1

100

x 100%

= (100) 1

2100

x 100%

= 50

100 x 100%

= 50%

Rentang 50% < x < 100%

Karena dosis efektif yang dimiliki adalah 50 % maka dosis obat memenuhi dosis

efektif. Sehingga obat diperkirakan mampu memberikn efek terapi yang baik tanpa

menimbulkan efek samping.

Page 35: Sirupkuuuu

3.3 Perhitungan Bahan

Perhitungan untuk bahan yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

a. Paracetamol

Paracetamol = 200 mg

b. Sakarin Na

1100

= x60

60 = 100x

X = 0,6 gram

c. Na Benzoat

Na Benzoat = 75 mg

d. Propilenglikol

Propilenglikol = 8 ml

3.4 Perincian alat dan bahan

3.4.1 Alat yang digunakan

a. Beaker glass

b. Mortir dan stamper  

c. Gelas arloji

d. Pipet tetes

e. Gelas ukur

f. Sudip

g. Timbangan

h. Batang pengaduk

i. Botol

3.4.2 Bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

a. Paracetamol

b. Sorbitol

c. Sakarin Na

d. Na Benzoat

Page 36: Sirupkuuuu

e. Oleum citri

f. Propilenglikol

3.5 Prosedur Pembuatan

a. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

b. Disetarakan timbangan.

c. Dikalibrasi botol.

d. Ambil Paracetamol , masukkan ke dalam mortir gerus sampai halus

e. Timbang Sakarin Na , masukkan ke dalam mortir, aduk sampai homogen

f. Timbang Na Benzoat , masukkan ke dalam mortir, aduk sampai homogen

g. Ukur Sorbitol di gelas ukur , masukkan ke dalam mortir, aduk sampai

homogen

h. Ukur Aquadest di gelas ukur 60 ml, masukkan ke dalam mortir sedikit, aduk

sampai homogen

i. Ukur Propilenglikol di gelas ukur , masukkan ke dalam mortir, aduk sampai

homogen

j. Masukkan sedikit Aquadest ke dalam mortir, aduk sampai homogen

k. Masukkan sirup yang telah jadi ke dalam botol 60 ml

l. Bilas mortir dengan sisa Aquadest, masukkan ke dalam botol dan tambahkan 3

tetes Oleum citri

3.6 Prosedur Kerja Evaluasi

3.6.1 Uji Viskositas

a. Diisi tabung ostwald dengan sampel

b. Dengan bantuan atau penghisapan, atur miniskus cairan dalam tabung kapiler

hingga garis graduasi teratas

c. Buka kedua tabung pengisi dan tabung kapiler agar cairan dapat mengalir bebas ke

dalam wadah melawan tekanan atmosfir

d. Catat waktu, dalam detik yang diperlukan cairan uantuk mengalir dari batas atas

hingga batas bawah dalam tabung kapiler.

3.6.2 Uji Organoleptis

a. Masukkan sediaan sirup yang sudah jadi kedalam baker glass.

b. Amati warna, kekentalan dan endapan zat.

Page 37: Sirupkuuuu

c. Ambil satu sendok sediaan sirup kemudian cium aroma dan juga cicipi sedikit

untuk mengetahui rasa dari sediaan tersebut.

d. Catat hasil sebagai data evaluasi.

3.6.3 Uji pH

a. Masukkan sediaan sirup yang sudah jadi kedalam baker glass.

b. Celupkan indikator pH kedalam sirup.

c. Bandingkan warna yang terjadi dengan tabel perubahan warna.

d. Catat hasil sebagai data evaluasi.

3.6.4 Uji Homogenitas

a. Masukkan sediaan sirup yang sudah jadi kedalam botol kaca.

b. Kocok botol kaca sampai semua zat terdispersi sempurna.

c. Amati jika ada zat yang tetap mengendap atau tidak terdispersi maupun zat yang

menempel di dinding-dinding botol.

d. Semakin sedikit zat yang menempel pada dinding-dinding botol, maka

homogenitas semakin rendah.

3.6.5 Uji Bobot Jenis

a. Menggunakan piknometer yang kering dan bersih.

b. Menimbang piknometer kosong di timbangan analitik.

c. Aquadest dimasukkan kedalam pikometer dan ditimbang.

d. Zat cair (sirup) dimasukkan ke dalam piknometer.

e. Kelebihan zat uji ditimbang dan dibuang.

f. Bobot piknometer kosong dikurangkan dari bobot piknometer yang telah diisi.

3.6.6 Uji Volume Terpindahkan

a. Tuang sediaan dalam gelas ukur

b. Dilihat apakah sesuai volume yang diminta atau tidak

c. Catat hasil

Page 38: Sirupkuuuu

3.6.7 Uji Kejernihan

a. Wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya yang baik

b. Terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya

c. Berlatar belakang hitam dan putih

d. Dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar

e. Harus benar-benar bebas dari partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata