36
A. JUDUL Penerapan Media Cerita Bergambar dan Pemberian Motivasi dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Cerita pada Siswa Kelas III SDN Bangkir Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang B. BIDANG KAJIAN Bidang kajian yang akan diteliti terkait dengan desain dan strategi pembelajaran yaitu “Penerapan Media Cerita Bergambar dan Pemberian Motivasi dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Cerita pada Siswa Kelas III SDN Bangkir Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang.” C. PENDAHULUAN Salah satu fungsi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah siswa terampil berbahasa dan mempunyai sikap positif terhadap bahasa Indonesia dengan pengembangan keterampilan berbahasa Indonesia yang terdiri dari empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis.

SKRIPSI BARU

  • Upload
    taki

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Skripsi

Citation preview

Page 1: SKRIPSI BARU

A. JUDUL

Penerapan Media Cerita Bergambar dan Pemberian Motivasi dalam Upaya Meningkatkan

Kemampuan Membaca Cerita pada Siswa Kelas III SDN Bangkir Kecamatan Cimanggung

Kabupaten Sumedang

B. BIDANG KAJIAN

Bidang kajian yang akan diteliti terkait dengan desain dan strategi pembelajaran yaitu

“Penerapan Media Cerita Bergambar dan Pemberian Motivasi dalam Upaya Meningkatkan

Kemampuan Membaca Cerita pada Siswa Kelas III SDN Bangkir Kecamatan Cimanggung

Kabupaten Sumedang.”

C. PENDAHULUAN

Salah satu fungsi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah siswa terampil berbahasa dan

mempunyai sikap positif terhadap bahasa Indonesia dengan pengembangan keterampilan

berbahasa Indonesia yang terdiri dari empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak,

keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya manusia yang gemar

belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Manusia yang gemar

membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan

kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa

mendatang. Membaca semakin penting dalam kehidupan manusia yang semakin kompleks.

Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. 2

Page 2: SKRIPSI BARU

Karena itu, keterampilan membaca harus dibina dan ditingkatkan karena sangat dibutuhkan oleh

manusia baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk kepentingan di lingkungan pendidikan.

Dalam hal ini, membaca memiliki makna suatu proses. Seseorang dikatakan membaca dengan

efektif apabila ia mampu memahami isi bacaan. Sedangkan pendidikan formal, membaca sudah

menjadi bagian dari pembelajaran bahasa. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Sekolah Dasar, pembelajaran bahasa Indonesia memiliki porsi yang cukup banyak. Hal ini

sangatlah memberikan peluang bagi guru SD untuk menyajikan pembelajaran bahasa Indonesia

yang optimal dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan berbahasa khususnya dalam

mengembangkan keterampilan membaca. Satu hal yang perlu disadari bahwa dalam

pembelajaran, guru lebih banyak menggunakan bahasa lisan. Oleh karena itu, dalam kegiatan

pembelajaran, siswa dituntut memiliki kemampuan membaca yang baik agar memperoleh hasil

belajar yang diharapkan.

Peningkatan kemampuan membaca siswa merupakan salah satu tugas guru. Di tangan gurulah

keberhasilan membaca akan tercapai. Cara guru memberikan bahan pembelajaran akan

mempengaruhi cara belajar siswa. Semakin menarik dan bervariasi guru menyampaikan materi,

semakin tinggi prestasi belajar siswa dan semakin banyak pula kreatifitas siswa. Begitu juga

dengan pembelajaran membaca. Akan tetapi, dalam praktek pembelajaran di kelas, membaca

sering tidak dianggap sebagai aspek yang perlu penanganan serius. Seringkali pembelajaran

membaca hanya sebagai bagian dari kegiatan membaca teks yang dibaca tanpa persiapan dan

penilaian yang terencana, sehingga pembelajaran 3

Page 3: SKRIPSI BARU

berlangsung kurang optimal, dan berdampak pada siswa yang kurang memberikan perhatian saat

pembelajran berlangsung. Hal tersebut terlihat dalam observasi yang dilakukan di kelas III SDN

Bangkir pada saat pembelajaran membaca cerita. Guru memulai pembelajaran membaca dengan

menyuruh siswa membuka buku paket halaman sekian. Selama kegiatan ini berlangsung siswa

tidak seluruhnya membaca cerita yang ditugaskan guru, diantara para siswa ada yang sibuk

dengan aktivitasnya sendiri, ada pura-pura sedang membaca, ada yang ngobrol dengan teman

sebangkunya, dan ada pula yang melamun. Walaupun ada beberapa siswa terlihat serius dan

kelihatan asyik membaca cerita tersebut. Pada saat siswa membaca cerita guru sempat menyuruh

siswa untuk menghentikan membaca dan mengingatkan siswa untuk tidak ngobrol dan melamun.

Setelah itu guru menyuruh siswa untuk membaca kembali. Setelah semuanya selesai membaca

cerita tersebut, guru mengecek sejauh mana pemahaman siswa terhadap cerita yang dibacanya.

Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita tersebut, dalam kegiatan ini

tidak semua pertanyaan dapat dijawab oleh siswa dengan benar. Selanjutnya guru menugaskan

siswa untuk menjelaskan kembali cerita dengan kata-kata sendiri secara tertulis, namun sebagian

besar siswa tidak dapat menjelaskan kembali cerita tersebut dengan kata-kata sendiri. Dari

kondisi kelas itu, dapat dipastikan sebagian besar siswa kelas III tidak terlibat secara mental

dalam proses pembelajaran membaca, mereka tidak memahami apa yang mereka baca sehingga

respon yang diberikan siswa tidak sesuai dengan apa yang guru harapkan dalam pembelajaran.

Data awal hasil belajar siswa dalam materi membaca cerita dengan indikator menjawab

pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita, dan menjelaskan kembali 4

cerita yang

dibacanya

Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Tafsiran

Page 4: SKRIPSI BARU

secara tertulis

dengan kata-

kata sendiri,

telihat dalam

tabel di bawah

ini. No

Menjawab Pertanyaan Menceritakan kembali

secara tertulis

T TT

No. Soal 1 No. Soal 2 No. Soal 3 No. Soal 4 No. Soal 5 Kesesuaian

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. Silvia √ √ √ √ √ √ 17 √

2. Dini √ √ √ √ √ √ 10 √

3. Indah √ √ √ √ √ √ 15 √

4. Eva √ √ √ √ √ √ 8 √

5. Siti √ √ √ √ √ √ 8 √

6. Yuliani √ √ √ √ √ √ 8 √

7. Ai √ √ √ √ √ √ 6 √

8. Tasyha √ √ √ √ √ √ 15 √

9. Pratiwi √ √ √ √ √ √ 14 √

10. Mitha √ √ √ √ √ √ 14 √

11. Intan √ √ √ √ √ √ 10 √

12. Tiara √ √ √ √ √ √ 7 √

13. Nasyha √ √ √ √ √ √ 15 √

14. YulianiB √ √ √ √ √ √ 6 √

15. Ina √ √ √ √ √ √ 7 √

16. Nia √ √ √ √ √ √ 6 √

Page 5: SKRIPSI BARU

17. Andhi √ √ √ √ √ √ 6 √

18. Bunbun √ √ √ √ √ √ 6 √

19. Reza √ √ √ √ √ √ 10 √

20 Riyon √ √ √ √ √ √ 8 √

21. Fadhil √ √ √ √ √ √ 6 √

22. Yusuf √ √ √ √ √ √ 6 √

23. Doni √ √ √ √ √ √ 6 √

24. Wildan √ √ √ √ √ √ 10 √

25. Rian √ √ √ √ √ √ 15 √

26. Krisandi √ √ √ √ √ √ 13 √

27. Hasni √ √ √ √ √ √ 6 √

28. Sopian √ √ √ √ √ √ 15 √

29. Rivalbi √ √ √ √ √ √ 8 √

30. Syahrul √ √ √ √ √ √ 16 √

Ju

ml

ah

18 3 9 13 1 16 10 1 19 7 3 20 0 6 24 1 9 20 10 20

Pe

rs

en

ta

se(

%

)

60 10 30 43 3 54 33 3 64 23 10 67 0 20 80 3 30 67 33 67

Dengan kiteria penilaian sebagai berikut: 1. Menjawab pertanyaan dari No. soal 1 samapai No. soal 5

Skor 3 = Jika siswa menjawab soal dengan tepat. Skor 2 = Jika siswa menjawab soal kurang tepat. Skor 1 = Jika siswa menjawab soal tidak tepat.

Page 6: SKRIPSI BARU

2. Menjelaskan kembali secara tertulis denga kata-kata sendiri.

Kesesuaian Cerita

Skor 3 = jika isi cerita yang ditulis sesuai dengan cerita yang dibaca. Skor 2 = jika dalam isi cerita yang ditulis ada hal yang kurang sesuai dengan cerita yang dibaca. Skor 1 = jika dalam isi cerita yang ditulis banyak hal yang tidak sesuai dengan cerita yang dibaca. Keterangan: Skor = Jumlah skor yang diperoleh siswa dari setiap aspek yang muncul. T = Tuntas TT = Tidak Tuntas Si (Skor Ideal) = 18 Nilai = Jumlah Skor yang diperoleh x 100 Skor Ideal Rumus Persentase = X x 100 N X = Jumlah siswa yang mendapat skor tertentu. N =Jumlah siswa keseluruhan. Untuk indikator menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita diperoleh hasil belajar sebagai berikut: soal no. 1 dari 30 siswa 18 siswa atau 60% mendapat skor 3, 3 siswa atau 10% mendapat skor 2, dan 9 siswa atau 30% mendapat skor 1. Soal no 2 dari 30 siswa 13 siswa atau 43% mendapat skor 3, 1 siswa atau 3% mendapat skor 2, dan 16 siswa atau 54% mendapat skor 1. Soal no. 3 dari 30 siswa 10 atau 33% mendapat skor 3, 1 siswa atau 3% mendapat skor 2, dan 19 siswa atau 64% mendapat skor 1. Soal no. 4 dari 30 siswa 7 siswa atau 23% mendapat skor 3, 3 siswa atau 10% mendapat skor, 2 dan 20 siswa atau 67% mendapat skor 1. Soal no. 5 dari 30 siswa tidak ada satu pun siswa yang mendapat 6

Page 7: SKRIPSI BARU

skor 3, 6 siswa atau 20% mendapat skor 2, dan 24 siswa atau 80% mendapat skor 1. Untuk indikator menjelaskan kembali isi cerita secara tertulis dengan kata-kata sendiri diperoleh hasil belajar sebagai berikut: aspek yang dinilai kesesuaian cerita dari 30 siswa 1 siswa atau 3% mendapat skor 3, 9 siswa atau 30% mendapat skor 2, dan 20 siswa atau 67% mendapat skor 1. Berdasarkan data di atas, diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam membaca cerita dalam indikator-indikator tersebut masih rendah. Karena dari 30 siswa hanya 10 siswa atau 33% yang dinyatakan tuntas, selebihnya yaitu 20 siswa atau 67% tidak tuntas dalam indikator ini. Setelah melihat proses dan hasil pembelajaran yang terjadi serta hasil wawancara dengan siswa, muncul beberapa faktor yang diperkirakan menjadi penyebab masih belum optimalnya hasil belajar dan kemampuan membaca siswa kelas III SDN Bangkir, yaitu sebagai berikut: 1. Bahan ajar kegiatan membaca terpaku hanya kepada buku paket saja.

2. Proses pembelajaran membaca masih sebatas membaca teks saja.

3. Guru belum terampil menerapkan pembelajaran membaca.

4. Siswa sulit memusatkan perhatian dan tidak memahami apa yang dibacanya.

5. Kurangnya pemberian motivasi terhadap siswa.

Permasalahan-permasalahan tersebut memerlukan suatu upaya untuk pemecahannya agar dalam pembelajaran membaca lebih menarik dan lebih bermakna serta dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam pembelajaran, karena itu penulis mengambil judul “Penerapan Media Cerita Bergambar dan Pemberian Motivasi dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan 7 Membaca Membaca Cerita pada Siswa Kelas III SDN Bangkir Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang.” D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Perumusan Masalah

Siswa kelas III SDN Bangkir seharusnya sudah bisa memahami cerita yang dibacanya dengan baik, tetapi kenyataannya siswa kelas III SDN Bangkir belum bisa memahami cerita yang dibacanya dengan baik. Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan di lapangan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana perencanaan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca cerita siswa kelas III SDN Bangkir?

b. Bagaimana pelaksanaan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca cerita siswa kelas III SDN Bangkir?

c. Bagaimana peningkatan pembelajaran membaca cerita dengan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi siswa kelas III SDN Bangkir?

2. Pemecahan Masalah 8

Page 8: SKRIPSI BARU

Mengacu kepada permasalahan yang muncul dalam penelitian ini, penulis mengambil suatu alternatif tindakan yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar serta kemampuan membaca cerita. Alternatif tindakan tersebut yaitu penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca cerita. Alasan penulis dengan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi. Karena dengan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dapat meningkatkan kemampuan membaca cerita. Dengan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi ini, penulis berasumsi bahwa ini akan cukup efektif untuk diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca cerita di kelas III SDN Bangkir dengan pertimbangan: a. Penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi ini dapat meningkatkan kemampuan membaca cerita pada siswa, seperti yang diketahui dalam pembelajaran media sangat penting.

b. Dengan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi, materi bacaan berupa cerita akan terasa lebih menarik.

Ada beberapa indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu terkait dengan proses dan hasil

belajar. Untuk proses pembelajaran, target yang ingin dicapai adalah dapat menarik perhatian siswa

dalam membaca cerita, terciptanya kegiatan belajar mengajar yang optimal, siswa dapat

memusatkan perhatian dan memperlihatkan pemahaman dalam pembelajaran. Untuk hasil

pembelajaran, target yang ingin dicapai yaitu peningkatan kemampuan siswa dalam membaca yang

ditunjukan dengan keberhasilan siswa membaca cerita,

menjawab pertanyaan berkaitan dengan cerita serta menjelaskan kembali secara tertulis cerita tersebut dengan kata-kata sendiri. Dari data awal didapatkan hasil yang kurang memuaskan, selanjutnya diharapkan 80% siswa berhasil dalam pembelajaran membaca cerita ini. E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran tentang: 1. Perencanaan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca cerita.

2. Pelaksanaan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca cerita.

3. Peningkatan pembelajaran dengan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca cerita.

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru

Page 9: SKRIPSI BARU

a. Dapat memperlancar proses pembelajaran bahasa khususnya keterampilan membaca.

b. Memberikan pengalaman bahwa penerapan media dan pemberian motivasi itu sangat bermanfaat ketika proses pembelajaran berlangsung.

c. Dapat menjadi alternatif model pembelajaran membaca. 2. Bagi Siswa 10

Page 10: SKRIPSI BARU

a. Dapat menumbuhkan minat membaca siswa.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar serta kemampuan membaca siswa.

c. Melatih keterampilan membaca. 3. Bagi Lembaga

Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini diharapkan adanya inovasi dalam pembelajaran sehingga memberikan kontribusi dalam meningkatkan kwalitas pembelajaran di tingkat lembaga. F. BATASAN ISTILAH

Agar ada keseragaman pandangan mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini, penulis

memberikan batasan istilah yang dianut dalam penulisan ini. Cerita adalah tuturan yang

membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya). Media

adalah sarana yang membantu proses komunikasi. Cerita bergambar adalah suatu bentuk seni yang

menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk

jalinan cerita. Motivasi adalah dorongan terhadap seseorang atau siswa agar mau melaksanakan

sesuatu. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan

atau hanya dihati).

H. 1. KAJIAN PUSTAKA 11

Page 11: SKRIPSI BARU

a. Membaca 1. Pengertian Membaca

2. Tujuan Membaca

3. Membaca sebagai Suatu keterampilan Berbahasa

4. Membaca Pemahaman

5. Aspek-Aspek Membaca b. Media 1. Pengertian Media

2. Fungsi dan Manfaat Media dalam Pembelajaran c. Media Cerita Bergambar 1. Pengertian Cerita Bergambar

2. Sejarah Cerita Bergambar

3. Cerita Bergambar dalam Pembelajaran d. Motivasi 1. Pengertian Motivasi 2. Fungsi dan Manfaat Motivasi dalam Pembelajaran 2. TEMUAN HASIL YANG RELEVAN Wahya (Makalah) dengan judul: PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA ANAK MELALUI PEMANFAATAN BUKU BACAAN DI PERPUSTAKAAN PADA SISWA KELAS V SDN PASIRIPIS KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG, menyimpulkan dari latar belakang penelitian ini bahwa keterampilan membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan sangat penting di dalam kehidupan manusia. 12

Page 12: SKRIPSI BARU

3. HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: jika penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi ini diterapkan dalam pembelajaran membaca cerita maka akan meningkatkan kemampuan membaca di kelas III SDN Bangkir. I. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Berhasil tidaknya suatu penelitian ditentukan oleh ketepatan pendekatan atau metode yang digunakan, pada kesempatan ini penulis melaksanakan penelitian menggunakan suatu pendekatan yang berusaha mengungkap data-data atau peristiwa yang terjadi secara nyata. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif, metode yang digunakanpun adalah metode kualitatif. Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu permasalahan yang dihadapi yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis. Sedangkan metode kualitatif menurut Sugiyono (2005: 1) adalah: Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Dari pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa metode penelitian itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap 13

Page 13: SKRIPSI BARU

dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail. Dengan digunakannya metode kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih kredibel dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. 2. Rencana Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) atau PTK digunakan dengan alasan penelitian ini merupakan penelitian yang berbasis kelas dan bertujuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Berbasis kelas disini maksudnya permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan konkret yang dihadapi guru dan siswa di kelas menyangkut kinerja guru dan aktivitas siswa. Rencana penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart. Kemmis mengembangkan modelnya berdasarkan konsep asli Lewin yang kemudian disesuaikan dengan beberapa pertimbangan. Dalam perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan langkah dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Berikut adalah Bagan model Spiral Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005:66) : agan 1.1 Model Spiral Kemmis dan Taggart Lebih jelasnya tahapan tersebut sebagai berikut: a. Rencana berisi rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Rencana merupakan acuan dalam melaksanakan tindakan.

b. Tindakan merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat atau aktivitas yang dilakukan dalam rangka memecahkan masalah.

c. Pengamatan atau observasi adalah upaya untuk mengamati pelaksanaan tindakan, berdasarkan pengamatan ini peneliti akan dapat menentukan apakah ada hal-hal yang harus diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

d. Refleksi adalah mencoba melihat atau merenungkan kembali apa yang telah dilakukan dan dampaknya bagi proses belajar siswa. Dengan refleksi akan diketahui kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang dilakukan.

3. Lokasi dan Subjek 15

Page 14: SKRIPSI BARU

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SDN Bangkir yang terletak di Dusun Bangkir Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. Pemilihan SDN Bangkir sebagai lokasi penelitian ditetapkan dengan alasan karakteristik yang dimiliki oleh warga pendidik di sekolah tersebut yang selalu menerima berbagai pembaharuan yang bersifat positif, sehingga menggugah minat semua pihak terkait untuk bersama-sama mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran. b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian disini berarti orang yang dapat memberikan informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Penulis mengambil subjek penelitian yaitu para siswa kelas III SDN Bangkir tahun ajaran 2009/2010. siswa kelas III yang berada di sekolah tersebut berjumlah 30 orang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Alasan pemilihan kelas III sebagai subjek penelitian dikarenakan hasil belajar dalam materi membaca cerita masih rendah, sehingga dengan penelitian ini diharapkan kemampuan membaca cerita siswa kelas III SDN Bangkir akan meningkat. 4. Tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan penelitian yang harus dilalui dalam penelitian ini sesuai dengan rancangan penelitian tindakan kelas yang penulis gunakan yaitu sebagai berikut: a. Tahapan Perencanaan Tindakan 16

Page 15: SKRIPSI BARU

Langkah merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Untuk merencanakan tindakan terlebih dahulu perlu dilakukan identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah. Dalam tahap ini penulis meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas III untuk melakukan pengamatan di kelas III dalam materi membaca cerita. Dari proses pembelajaran dapat teridentifikasi masalah kemudian penulis bersama guru kelas melakukan analisis dan didapatlah masalah yang harus dipecahkan yaitu meningkatkan hasil belajar serta kemampuan siswa dalam membaca cerita yang masih rendah. Masalah kemudian dijabarkan secara operasional agar dapat memandu usaha perbaikan. Selanjutnya penulis mencari dan mengembangkan tindakan yang akan dilakukan disesuaikan dengan kesangguapan guru, kemampuan siswa, sarana dan fasilitas yang tersedia serta iklim belajar dan iklim kerja di sekolah (Sudarsono dalam Kasihani Kasbolah, 1998/1999). Berdasarkan pertimbangan tersebut dipilihlah tindakan berupa peranan hadiah dan penerapan media cerita bergambar dalam upaya meningkatkan hasil belajar serta kemampuan membaca cerita di kelas III. Setelah disepakti tindakan yang akan dilakukan dalam tahap perencanaan ini penulis merencanakan metode dan alat pengumpul data serta memilih teknik pengolahan data yang akan digunakan. b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan 17

Page 16: SKRIPSI BARU

Dalam tahap ini dimulai dengan mempersiapkan skenario pembelajaran termasuk bahan pembelajaran dan tugas-tugas, menyiapkan alat pendukung atau sarana yang diperlukan, mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data. Selanjutnya memberikan informasi kepada guru kelas sebagai praktisi dalam hal ini guru kelas III mengenai cara melakukan tindakan yaitu bagaimana peranan hadiah dan membaca cerita bergambar dilakukan, karena bukan tidak mungkin peranan hadiah dan membaca cerita bergambar ini baru bagi guru. Kemudian dilaksanakanlah membaca cerita bergambar dengan langkah-langkah pembelajaran yang mengacu kepada rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat. Dalam melaksanakan tindakan, observasi dilakukan secara simultan. c. Tahapan Observasi

Tahapan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi ini bertujuan mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai agar diketahui kesesuaian pelaksanaan dengan rencana dan seberapa jauh pelaksanaan tindakan dapat membantu memecahkan masalah. Dalam hal ini melihat bagaimana proses pembelajaran membaca cerita bergambar dalam upaya meningkatkan pemahaman membaca cerita. d. Tahapan Analisis dan Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi dan eksplansi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan, sehingga dengan demikian data yang tercatat maupun tidak 18

Page 17: SKRIPSI BARU

tercatat tetapi sempat terekam oleh peneliti dapat dianalisis dan diketahui tujuan pelaksanaan yang telah dilakukan tersebut telah tercapai atau belum. Refleksi juga berarti renungan tentang apa yang telah terjadi, mengingat kembali mengapa hal tersebut terjadi dan berdasarkan hasil refleksi, dilakukan tindak lanjut yang dapat berupa revisi dari rencana lama. 5. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi tersebut sebagai berikut: guru mengatur posisi duduk siswa agar siswa merasa nyaman dan siap untuk membaca, guru memberikan motivasi, guru memulai membagikan buku cerita bergambar kepada setiap siswa, guru menugaskan siswa untuk membaca cerita bergambar tersebut di dalam hati, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok setiap kelompok 2 orang, guru menugaskan siswa untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan cerita yang dibacanya, siswa ditugaskan untuk saling bertanya dan menjawab secara bergantian, kemudian guru menugaskan siswa menjelaskan kembali cerita yang dibacanya secara tertulis dengan kata-kata sendiri. 6. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai data, dan membuat kesimpulan atas temuanya. 19

Page 18: SKRIPSI BARU

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah di lapangan yaitu pada saat pembelajaran membaca cerita dengan sumber data yaitu siswa siswi kelas III. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Lembar Observasi

Lembar observasi ini berupa format yang disusun dan berisi tentang kejadian-kejadian yang menggambarkan tingkah laku guru dan siswa di kelas III SDN Bangkir dalam pembelajaran membaca cerita. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung (Lembar Observasi terlampir). b. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data yang dapat diungkapkan secara lisan. Melalui kegiatan wawancara ini akan terungkap kesulitan-kesulitan yang dialami dan dirasakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran (Pedoman Wawancara terlampir). c. Lembar Catatan Lapangan

Lembar catatan lapangan ini berisi deskripsi mengenai proses pembelajaran membaca cerita dengan membaca cerita bergambar. Catatan lapangan ini untuk melukiskan kejadian-kejadian yang terjadi dalam pembelajaran serta koreksi dan saran-saran yang perlu diberikan kepada praktisi untuk dilakukan perbaikan (Lembar Catatan terlampir). d. Lembar Tes Hasil Belajar Lembar tes hasil belajar ini berisi soal-soal yang harus dikerjakan siswa terkait materi pembelajaran yang dilakukan. Hal ini untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran membaca cerita (Lembar Tes Hasil Belajar terlampir). 7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data A. Teknik Pengolahan

a. Teknik Pengolahan Data Proses Teknik pengolahan data dilakukan berdasarkan setiap data dari hasil observasi, catatan lapangan, wawancara dan tes. Data yang diperolah tersebut di olah menjadi data-data yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari permasalahan yang dihadapi. Pengolahan data dari setiap instrumen tersebut berbeda-beda. Data hasil observasi, baik observasi terhadap kinerja guru maupun aktivitas siswa diolah dengan cara menjumlahkan dan membuat persentase dari aspek yang muncul maupun tidak muncul selama pembelajaran. Kemudian dibuat kesimpulan apakah pembelajaran sudah berlangsung optimal apa belum. Data hasil wawancara dengan guru dan siswa, diolah dengan cara membuat kesimpulan dan jawaban-jawaban yang diperoleh. Untuk data yang diperolah dari catatan lapangan diolah dengan cara membuat deskripsi mengenai pembelajaran dengan fokus yang telah ditetapkan selanjutnya memberikan koreksi atau saran mengenai perbaikan yang harus dilakukan terkait fokus yang diamati dan membuat kesimpulan. 21

Page 19: SKRIPSI BARU

b. Teknik Pengolahan Data Hasil Sedangkan data hasil tes belajar diolah dengan memeriksa hasil tes dan memberikan skor yang disesuaikan dengan kriteria penilaian. Selanjutnya dari data ini akan diketahui seberapa besar peningkatan kemampuan siswa dengan membandingkan hasil sebelum dan setelah dilakukan tindakan dalam pembelajaran membaca cerita. B. Analisis Data

Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian tindakan kelas dengan metode kualitatif. Bogdan (dalam Sugiono, 2005: 88) menyatakan: Analisis data adalah proses mencari mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisi data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkanya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data yang reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Karena itu diperlukan analisis data melaui reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang 22

Page 20: SKRIPSI BARU

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Hal ini dilakukan agar data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik, hubungan antar kategori, namun yang paling sering digunakan adalah dengan teks yang bersifat naratif. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2005: 95) yang menyatakan “Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”. Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan, yang mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. 8. Validasi Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji keabsahan data (Sugiyono, 2005: 121) meliputi: “credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confirmability (objektivitas)”. Namun yang utama adalah uji kredibilitas data. Uji kredibilitas data atau kepercayaan hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check. 23

Page 21: SKRIPSI BARU

Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini penulis menggunakan cara sebagai berikut: a. Triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas data ini diartikan sebagai teknik pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Sebagai contoh untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan observasi lalu dicek dengan wawancara.

b. Member Check. Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakti oleh para pemberi data berarti datanya tersebut valid sehingga semakin kredibel atau dipercaya.

c. Diskusi dengan teman sejawat. Diskusi teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan data hasil penelitian yang masih bersifat sementara kepada teman sejawat. Melalui diskusi ini banyak pertanyaan dan saran. Pertanyaan yang berkenaan dengan data yang belum terjawab, maka peneliti kembali ke lapangan untuk mencari jawabannya. Dengan demikian data semakin lengkap.

d. Meningkatkan ketekunan. Meningkatkan ketekunan ini berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan ini, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak, dengan 24

Page 22: SKRIPSI BARU

demikian peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

e. J. JADWAL PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis mengacu kepada jadwal penelitian yang telah dibuat. No

Kegiatan Waktu Pelaksanaan (2010)

Januari Pebruari Maret April Mei Juni 1

2

3

4

5 1

2

3

4

5 1 2

3

4

5 1

2

3

4

5 1

2

3 4

5 1

2

3

4

5

1. Pembuatan Proposal 2. Seminar Proposal 3. Revisi dan Perencanaan 4. Pelaksanaan 5. Pengolahan dan Analisis Data 6. Penyusunan dan Revisi 7. Sidang Skripsi

K. DAFTAR PUSTAKA Djuanda, Dadan. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Latifah. Depdiknas.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Kasbolah, Kasihani. 1998/1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. Rahim, Farida.Dr.M.Ed. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Sunjaya, D.H. 2008. Domba dan Srigala. Semarang: PT. Mandiri Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Djago. 1990. Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, Henry Guntur. Prof.Dr. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 25

Page 23: SKRIPSI BARU

Tim Penyusun. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Wardhani, IGAK dan Wihardit, K. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Rosda Karya

Page 24: SKRIPSI BARU

L. LAMPIRAN

Rencana pelaksanaan pembelajaran penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca cerita pada siswa kelas III SDN Bangkir. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : III (Tiga) Semester : I Waktu : 3 x 35 manit Materi : Cerita I. Standar Kompetensi

Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca dongeng. II. Kompetensi Dasar

Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca intensif. III. Indikator Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.

Menjelaskan isi cerita dengan kata-kata sendiri. IV. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan cerita yang dibaca dengan benar

Siswa mampu menjelaskan kembali cerita yang dibaca secara tertulis dengan kata-kata sendiri dengan benar. V. Dampak Pengiring 27

Page 25: SKRIPSI BARU

Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan siswa terampil membaca dan memahami isi bahan bacaan. VI. Materi, Media, Metode, Sumber Belajar A. Materi

Cerita bergambar B. Media

Buku cerita bergambar C. Metode

Ceramah, penugasan, tanya jawab. D. Sumber Belajar - KTSP Bahasa Indonesia Kelas III

- Buku Cerita Domba dan Srigala. Penerbit PT MANDIRI VII. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit) Berdoa

Mengabsen

Mengkondisikan siswa agar siap menerima materi yaitu dengan mengatur posisi duduk siswa.

Apersepsi : guru bertanya apakah siswa pernah mendengar atau membaca cerita. Dan guru memberikan motivasi agar siswa tertarik untuk membaca.

B. Kegiatan Inti (65 menit) 28

Page 26: SKRIPSI BARU

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang apa yang disebut dengan cerita.

Guru membagikan kepada setiap siswa buku cerita bergambar.

Siswa ditugaskan untuk membaca cerita bergambar di dalam hati.

Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil, setiap kelompok 2 orang.

Guru memberikan daftar pertanyaan sesuai dengan isi cerita.

Siswa ditugaskan untuk menjawab pertanyaan serta harus saling bertanya dan menjawab secara bergantian,

Siswa ditugaskan untuk menjelaskan kembali isi cerita secara tertulis. C. Kegiatan Akhir (30 menit) Guru mengadakan evaluasi

Meminta siswa mengumpulakan hasil kerja dan memberikan penilaian.

Memberikan hadiah kepada siswa yang nilainya baik.

Menyimpulkan materi dan menutup pembelajaran. VIII. Evaluasi A. Prosedur : Pos Tes

B. Jenis : Tes

C. Bentuk : Tertulis

D. Alat : Soal dan Format Penilaian

Soal 29

Page 27: SKRIPSI BARU

Setelah membaca cerita bergambar yang berjudul “Domba dan Srigala”, kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan tepat! 1. Siapa saja tokoh dalam cerita tersebut?

2. Bagaimana watak domba dan srigala?

3. Siapa yang sedang asyik minum di tepi telaga?

4. Mengapa srigala senang dan amat girang pada saat berjalan-jalan di tepi telaga?

5. Mengapa srigala tidak jadi memangsa domba?

6. Jelaskan kembali isi cerita tersebut dengan kata-katamu sendiri!

Kunci Jawaban 1. Domba dan Srigala

2. Domba : Cerdik

Srigala : Jahat 3. Domba

4. Karena dia melihat mangsanya.

5. Karena srigala tertarik dengan apa yang dikatakan domba mengenai sabuk pusaka.

6. Diserahkan kepada guru.

Format Penilaian 30 No Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Tafsiran

Menjawab Pertanyaan Menceritakan kembali secara tertulis

T TT No. Soal 1 No. Soal 2 No. Soal 3 No. Soal 4 No. Soal 5 Kesesuaian 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

Jumlah Persentase

Nilai = Jumlah Skor yang diperoleh x 100 Skor Ideal Rumus Persentase = X x 100 N X = Jumlah siswa yang mendapat skor tertentu. N = Jumlah siswa keseluruhan. Mengetahui

……………………………., 2010 Kepala Sekolah Pratikan …………………… ………………………. 2. Instrumen

Page 28: SKRIPSI BARU

2. Instrumen Penelitian 32 a. Lembar observasi untuk merekam kinerja guru Nama Guru : Tanggal Observasi : Kegiatan : Topik : Membaca Cerita Berilah tanda (√) pada kolom kualifikasi yang sesuai dengan pengamatan! No

Aspek yang Dinilai

Skor Jumlah Skor

Ket

3 2 1 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. 3. 1. 1. 2. Tahap Perencanaan

Mempersiapkan perencanaan Mempersiapkan materi pelajaran Menyediakan lembar penilaian Tahap Pelaksanaan Kegiatan Awal Mengaitkan materi yang akan dibahas dengan konsep-konsep yang telah dimiliki siswa. Menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan siswa Kegiatan Inti Menginformasikan materi pelajaran sesuai tujuan Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa memahami konsep yang sedang dipelajari Membimbing siswa selama proses pembelajaran Kegiatan Akhir Melakukan penilaian Evaluasi Menggunakan lembar observasi untuk siswa Melaksanakan penilaian selama proses belajar

Page 29: SKRIPSI BARU

c. Pedoman waawancara untuk guru setelah pembelajran 37 No

Pertanyaan Jawaban Guru

1. 2. 3. 4. Apakah ibu mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi membaca cerita? Seperti apakah pembelajaran membaca cerita yang dilakukan selama ini? Jika ada cara yang dapat diterapakan dalam pembelajaran membaca cerita, apakah ibu akan menerapkannya? Bgaimana pendapat ibu mengenai cerita bergambar?