182
POLA ASUH ORANGTUA SINGLE PARENT DALAM MENGATASI GANGGUAN EMOSI ANAK DI KELURAHAN TENGAH JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Dina Malik NIM 1113052000018 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H /2019 M  

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

POLA ASUH ORANGTUA SINGLE PARENT DALAMMENGATASI GANGGUAN EMOSI ANAK

DI KELURAHAN TENGAHJAKARTA TIMUR

SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

OlehDina Malik

NIM 1113052000018

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1440 H /2019 M

 

Page 2: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

POLA ASUH ORANGTUA SINGLE PARENT DALAMMENGATASI GANGGUAN EMOSI ANAK

DI KELURAHAN TENGAHJAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Sosial (S.Sos)

OlehDina Malik

NIM 1113052000018

Pembimbing

Artiarini Puspita Arwan, M.PsiNIP. 19861109 201101 2 016

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1440 H/2019 M

 

Page 3: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

 

Page 4: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

 

Page 5: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

ABSTRAK

Dina Malik. Pola Asuh Orangtua Single Parent dalamMengatasi Gangguan Emosi Anak di Kelurahan TengahJakarta Timur, 2019

Keluarga merupakan kelompok sosial masyarakat terkecilyang ditandai dengan adanya hubungan darah antara satu denganyang lainnya. Keutuhan orangtua (ayah-ibu) dalam keluargasangat dibutuhkan agar terjadi keseimbangan pada perkembangandan pertumbuhan anak. Jika keluarga tidak utuh (single parent)maka dapat berdampak negatif pada kondisi psikologis anaksehingga memunculkan gangguan emosi pada anak.

Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan tentang, 1)gambaran gangguan emosi anak single parent, 2) gambaran polaasuh orangtua single parent dan, 3) pola asuh yang dilakukanorangtua single parent dalam mengatasi gangguan emosi anak diKelurahan Tengah Jakarta Timur.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptifkarena penulis berusaha memaparkan data sesuai dengan realitayang ada. Prosedur pengumpulan data menggunakan metodeobservasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis datadengan cara mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikandata dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) anak singleparent mengalami gangguan emosi seperti merasa tidak betah dirumah, sensitif terhadap masalah-masalah kecil, tertutup,membangkan, tempramental, menarik diri, dan suka melanggar 2)pola asuh yang diterapkan oleh orangtua single parent terhadapanak adalah authoritarian yang menekankan pentingnyaperaturan, dan norma kehidupan 3) pola asuh orangtua singleparent dalam mengatasi gangguan emosi anak dilakukan dengancara menekankan pendidikan, kemandirian, dan kedisiplinan.

Kata kunci: Gangguan Emosi Anak, Orangtua Single Parent,Pola Asuh

 

Page 6: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

i

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur nikmat, penulis panjatkan kepada

keagungan Allah SWT yang mana selalu memberikan

pertolongan lahir bathin, nikmat sehat wal ‘afiyat, nikmat panjang

umur, serta nikmat taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Asuh

Orangtua Single Parent dalam Mengatasi Gangguan Emosi

Anak di Kelurahan Tengah Jakarta Timur” . Shalawat beserta

salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW,

keluarganya, para sahabatnya, para pengemban risalahnya, dan

kita selaku umatnya hingga akhir zaman.

Peda tahap penyusunan skripsi ini, penulis menyadari

masih banyak segala kekurangan dan keterbatasan jauh dari segi

kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dan bermanfaat sehingga penulis dapat

mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki kesalahan-

kelasahan yang ada dikemudian hari.

Adapun dalam penyusunan penelitian skripsi ini tidak

semata-mata hasil kerja sendiri, melainkan juga berkat

bimbingan, dorongan serta dukungan dari orang-orang yang baik

bagi penulis baik berupa dukungan secara materi maupun secara

spiritual. Untuk itu dalam kesempatan kali ini dengan segala

kerendahan hati, penulis mengucapkan rasa hormat dan terima

kasih terutama kepada kedua orangtua penulis Ayahanda

Nandang dan Ibunda Astuti yang telah mengantarkan penulis

sampai pada titik ini. Selain itu tentu penulis juga sangat

 

Page 7: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

ii

berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis,

dan segenap orang-orang yang turut berpartisipasi dalam

membantu penulis menuntaskan skripsi ini:

1. Dr. Arief Subhan, MA. sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed. Ph.D.

sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Roudhonah,

M.A. sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr.

Suhaimi, M. Si. sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Artiarini Puspita Arwan, M. Psi. sebagai pembimbing yang

senantiasa meluangkan waktu, tenaga serta pikiran, dan

selalu mau untuk memaafkan keterlambatan penulis dalam

pengerjaannya.

3. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si. sebagai Ketua Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si. sebagai Sekretaris Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. M. Lutfi Jamal, MA. Sebagai Dosen Pembimbing Akademik

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam angkatan tahun

2013.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat

 

Page 8: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

iii

kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Kepada Kakak-Kakak penulis Aziz Nurhuda, Anisa

Apriyani, S.Pd, dan juga untuk Adik penulis Adji Nusantara

Muslim, karena berkat doa dan dukungan merekalah penulis

mampu melewati segala hambatan maupun kesulitan selama

proses penyusunan skripsi ini.

8. Teruntuk sahabat seperjuangan penulis Harika Putri, S.Pd,

yang telah meluangkan banyak waktunya untuk menemani

penulis, dan telah memberikan banyak dukungan motivasi,

waktu, dan tenaga serta semangat yang tiada pernah lelah

diucapkan demi membangkitkan emosional penulis dalam

mengerjakan skripsi ini. Semoga ikatan persahabatan kita

selalu diberkahi oleh Allah dalam setiap langkahnya.

9. Teruntuk Ryan Wicaksono Pamungkas S.T yang sudah sabar

dalam memberikan banyak waktunya, serta dorongan

motivasi dan semangat bagi penulis untuk sesegera mungkin

menyelesaikan penelitian skripsi ini.

10. Untuk sahabat saya Sahrul Iman, S.Sos yang sudah

meluangkan waktunya untuk membantu saya dan memotivasi

saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada seluruh kader dan pengurus dari pihak Keluarga

Besar Kelurahan Tengah, dan pihak RT maupun RW yang

sudah ikut berpartisipasi dalam terselenggaranya penelitian

skripsi ini.

12. Kepada kedua belah pihak keluarga informan penulis yaitu

keluarga IS dan keluarga ER, semoga Allah selalu

 

Page 9: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

iv

memberikan kelancaran rizkinya serta kesabaran yang lebih

dan melampangkan segala urusannya.

13. Kepada seluruh teman-teman BPI kelas A dan B angkatan

tahun 2013 yang selalu menjadi sandaran, tumpuan dan

keluh kesah selama 5 tahun menuntut ilmu di BPI ini.

Trimakasih dengan kehadiran kalian Indah Nurmalasari,

Nurmayasari, Lailatussa’diyah, Tati Nurjannah, Qois

Dzulfakkar, Annisah Nur Amaliyah dan yang lainnya yang

penulis tidak sebutkan namanya satu persatu. Semoga Allah

selalu melancarkan segala hajat kalian.

14. Kawan-kawan penulis Toni Aksari, Pipit, Nung, Rya, Erin,

Maryati, Mala, Dian, dan Santi, terimakasih sudah menemani

penulis ketika sedang jenuh dalam proses mengerjakan

skripsi, dan selalu kompak menemani penulis demi

kelancaran penelitian skripsi ini.

Jakarta, 31 Februari2019 Penulis

(Dina Malik)

 

Page 10: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

v

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDULLEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBINGLEMBAR PENGESAHAN UJIANPERNYATAANABSTRAKKATA PENGANTAR ............................................................iDAFTAR ISI ........................................................................... vDAFTAR TABEL ..................................................................viiiDAFTAR GAMBAR ..............................................................viii

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ..............................................................1B. Batasan Masalah ...........................................................7C. Rumusan Masalah ........................................................9D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................9

a. Tujuan Penelitian ...................................................9b. Manfaat dalam Penelitian .......................................10

E. Metode Penelitian .........................................................101. Pendekatan dan Metode Penelitian ........................102. Jenis Penelitian........................................................113. Sumber Data ...........................................................124. Teknik Pengumpulan Data .....................................135. Teknik Analisis Data ..............................................146. Teknik dan Pemeriksaan Keabsahan Data .............167. Teknik Penulisan ....................................................17

F. Subjek dan Objek Penelitian ........................................17G. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................19H. Tinjauan Kajian Terdahulu ..........................................19I. Sistematika Penulisan ..................................................22

BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Pengertian Pola Asuh ...................................................24B. Jenis-jenis Pola Asuh Orangtua ....................................26C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh .............33D. Orangtua Single Parent ................................................36E. Emosi dan Perilaku .......................................................38

1. Perkembangan Emosi .............................................412. Pengertian Gangguan Emosi dan Perilaku .............49

 

Page 11: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

vi

3. Karakteristik Gangguan Emosi Pada Anak ............504. Penyebab Gangguan Emosi dan Perilaku

Pada Anak ..............................................................525. Penanganan Gangguan Emosi Pada Anak .............54

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIANA. Sejarah ..........................................................................61B. Struktur Organisasi ......................................................62C. Visi dan Misi ................................................................63D. Strategi Kebijakan Daerah ...........................................64E. Demografi ....................................................................65F. Geografi ........................................................................67

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIANA. Deskripsi Identitas ........................................................70B. Deskripsi Analisis Antarsubjek ....................................72

BAB V PEMBAHASANA. Gambaran Gangguan Emosi Anak Dari Keluarga Single

Parent Di Kelurahan Tengah Jakarta Timur ................78B. Gambaran Pola Asuh Yang Diterapkan Oleh Orangtua

Single Parent Terhadap Anak Di Kelurahan TengahJakarta Timur ...............................................................91

C. Pola Asuh Yang Diberikan Orangtua Single Parent dalamMengatasi Gangguan Emosi Anak Di Kelurahan TengahJakarta Timur ...............................................................106

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARANA. Simpulan ......................................................................116B. Implikasi .......................................................................116C. Saran .............................................................................118

DAFTAR PUSTAKA .............................................................121LAMPIRAN

 

Page 12: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Wilayah Kelurahan Tengah Kramat Jati JakartaTimur ..........................................................................65

Tabel 2. Profil Umum Informan ..............................................70Tabel 3. Indikator Perilaku Anak Dengan Gangguan Emosi ...87 

Page 13: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terwujudnya keluarga sakinah dan sejahtera adalah

dambaan setiap keluarga. Agama Islam menginginkan

terwujudnya keluarga yang demikian sebagaimana disebutkan

dalam surat Ar Rum ayat 21:

ة و ود جا لتسكنوا إلیھا وجعل بینكم م ن أنفسكم أزو تھۦ أن خلق لكم م رحمة إن ومن ءایت لقوم یتفكرون لك ألی في ذ

Artinya:” Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nyaialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismusendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentramkepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasihsayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.(QS. Ar Rum/30:21)1

Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam

masyarakat, sehingga dalam keluargalah semua aktivitas dimulai.

Keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikuti oleh

hubungan darah yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut keluarga

dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti.2

Dalam keluarga sakinah dan sejahtera, ayah, ibu dan anak

mempunyai kedudukan, tugas dan tanggung jawab yang berbeda.

Ayah sebagai kepala keluarga mempunyai tugas dan tanggung

1 Huzaemah T. Yanggo, Hukum Keluarga Dalam Islam, (Jakarta:Yayasan Masyarakat Indonesia Baru, 2013), h. 119.

2 MIF Baihaqi, dkk, Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan,(Bandung: PT. Refika Aditama: 2005), h. 13.

 

Page 14: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

2

jawab atas kehidupan keluarga secara keseluruhannya, termasuk

terhadap istri dan anak-anaknya. Ayah, selain bertanggung jawab

dalam memenuhi nafkah keluarga, juga memberikan tuntunan

dan bimbingan terhadap istri dan anak-anaknya. Istri, sebagai ibu

rumah tangga, mendampingi suaminya dalam mendidik anak-

anaknya. Sementara anak mempunyai kewajiban untuk hormat,

taat dan patuh serta berbakti kepada orangtuanya. Antara ayah,

ibu dan anak terjalin dalam pergaulan yang harmonis, mesra

dengan penuh kasih sayang.3

Namun faktanya tidak semua bisa merasakan manisnya

hubungan berkeluarga. Jumlah angka perceraian maupun

kematian semakin meningkat, sehingga menjadi faktor yang

memaksa seseorang untuk menjadi single parent. Salah satunya

di Kelurahan Tengah Jakarta Timur yang secara geografis terletak

di tengah hiruk-pikuk perkotaan, dengan jumlah penduduk

sebanyak 48.994 jiwa dengan luas wilayah mencapai 202.52 ha.4

Salah satu penyebab permasalahan warga di Kelurahan Tengah

ini adalah faktor ekonomi, sehingga keharmonisan rumah tangga

sulit untuk diwujudkan. Selain itu penyebab ketidakharmonisan

antara suami dan istri, suami menjadi merasa tidak dihargai istri

tidak mampu melayani suami dengan hati. Pemicu utama

meningkatnya angka perceraian di Kelurahan Tengah. sebagian

besar masyarakat tinggal di pemukiman kumuh sehingga muncul

3 Huzaemah T. Yanggo, Hukum Keluarga Dalam Islam, (Jakarta:Yayasan Masyarakat Indonesia Baru, 2013), h. 125.

4 Arsip Data Kependudukan Kelurahan Tengah, diambil dari BagianSekretariat Kelurahan Tengah pada hari Kamis 19 Juli 2018 pukul 09:00WIB.

 

Page 15: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

3

bibit penyakit yang sangat memprihatinkan untuk kesehatan

warga.5

Menurut data Pengadilan Agama Jakarta Timur

bahwasannya jumlah perkara pada Pengadilan Agama Jakarta

Timur pada tahun 2017 berkisar 3.341 gugat cerai. Adapun

penyebab terjadinya lonjakan perceraian di tahun 2017 menurut

data Pengadilan Agama Jakarta Timur ini karena faktor ekonomi

yang mencapai angka 1.277, faktor perselisihan dan pertengkaran

yang terus-menerus mencapai 1.685, dan faktor meninggalkan

salah satu pihak mencapai 334 kasus. Jika dilihat dari tingkat

pekerjaan maraknya kasus gugat cerai mayoritas dari kalangan

karyawan swasta 2.156 dan dari kalangan ibu rumah tangga

1.588.6

Hasil survey di RW/004 yang berisikan 12 RT yang

lingkungan serta keadaannya bisa dikatakan padat dan kumuh

yang rata-rata penduduknya mayoritas pendatang. Masing-masing

RT mencapai kisaran 20 persen keluarga single parent cerai

ataupun mati.7 Warga yang berstatus single parent mencapai 28

keluarga, menurut pengakuan Bapak Tihallin selaku ketua RT

005 terdapat 25 keluarga single parent cerai ataupun mati.8

Adapun di RT 008 menurut pengakuan Bapak Muharram, jumlah

5 Wawancara Pribadi dengan Diyah Waryanti bagian Kasi Kesra diKelurahan Tengah, pada 14 Agustus 2018.

6Arsip Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur pada tanggal 30Juli 2018 pukul 13.00 WIB.

7 Wawancara Pribadi dengan Bapak Janna selaku ketua RT 004/004Kel: Tengah, 15 Agustus 2018.

8 Wawancara Pribadi dengan Bapak Tihallin selaku ketua RT 005/004Kel: Tengah, 15 Agustus 2018.

 

Page 16: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

4

keluarga yang tidak bersuami mencapai 31 keluarga.9 Sedangkan

menurut survey penelitian ke RT 007 Bapak Sayyidi menjelaskan

bahwa jumlah keluarga single parent di RT nya mencapai 21

keluarga yang mayoritas bercerai dan ditinggalkan, itupun tidak

semua terkontrol oleh RT karena dengan keadaan warga yang

mayoritas pendatang, yang tinggal ataupun pindahnya tidak

konfirmasi terlebih dahulu.10

Kelurahan Tengah memiliki beragam profesi seperti

Pegawai Negeri Sipil (PNS), Karyawan Swasta, Buruh, Pedagang

dan lainnya. Masyarakat di Kelurahan Tengah mayoritas

pendatang dari berbagai daerah seperti Melayu, Medan, Jawa,

Minang dan Sunda. Hampir sebagian besar masyarakat pendatang

bekerja serabutan dan buruh kuli di Pasar Induk Kramat Jati.

Pemukiman yang kumuh menjadi penyebab masyarakat tidak

hidup secara layak bersama keluarga. Terlebih dari latar belakang

yang berbeda akan menimbulkan kemajemukan di masyarakat.

Hal tersebut memunculkan masalah lain terkait pola asuh

orangtua single parent dalam mengatasi gangguan emosi

terhadap anak.

Single parent adalah orangtua tunggal yang mengurus

rumah tangga secara mandiri tanpa adanya pasangan. Single

parent bukan pilihan setiap orang karena harus menanggung

beban pendidikan dan beban emosional yang seharusnya dipikul

bersama pasangannya. Orangtua single parent adalah orang yang

9 Wawancara Pribadi dengan Bapak Muharram selaku ketua RT008/004 Kel: Tengah, 15 Agustus 2018.

10 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sayyidi selaku ketua RT007/004 Kel: Tengah, 15 Agustus 2018.

 

Page 17: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

5

harus memainkan dua peran yaitu sebagai ibu yang memberikan

kasih sayang kepada anak-anaknya juga sebagai ayah yang

mencari nafkah bagi anak-anaknya. Jika salah satu di antara

kedua peran itu terdapat kesenjangan, maka akan berdampak pada

masalah psikologis dan psokomotorik anak.11

Pada dasarnya seseorang menjadi single parent akibat

faktor kematian. Musibah tersebut sering menimbulkan

kekecewaan, rasa berdosa bercampur jengkel yang menyedihkan,

perceraian selanjutnya akibat konflik yang tidak dapat

diselesaikan melalui musyawarah. Perceraian keluarga menjadi

fenomena faktual yang menyebabkan kesenjangan perkembangan

terhadap anak karena tidak lengkapnya orangtua. Atlas

mengungkapkan bahwa makin tidak lengkapnya orangtua

membuat anak semakin mengalami kesenjangan dalam

menghadapi perkembangannya. Anak yang berasal dari keluarga

yang gagal lebih banyak memiliki konsep diri negatif, lebih

ekstrim mengekspresikan perasaan, lebih penakut dan lebih sulit

mengontrol jasmaninya daripada anak dari keluarga yang utuh.12

Ghazali berpendapat bahwa anak merupakan amanat bagi

kedua orangtuanya, hatinya akan suci dan bersih jika terus-

menerus diajarkan kebaikan, dan anak akan tumbuh dengan

kebiasaan yang baik.13 Kemudian Ibnu Hasan Najafi dan

11 Janet Levine, Orangtua macam Apa Anda?, (Bandung: Kaifa,2003), h. 38.

12 Isti’anah, Kepribadian Anak Pada Keluarga Single Parent,(Yogyakarta: Skripsi Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010), h. 7.

13 Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta:Pustaka Amani. 1995), h. 148.

 

Page 18: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

6

Muhamed A. Khalfan menjelaskan bahwa kewajiban orangtua

selain memiliki hak atas anak-anaknya, orangtua juga memiliki

kewajiban terhadap mereka yaitu untuk membina dan mendidik

anak-anaknya sesuai dengan tuntunan dan ajaran agama Islam.14

Kedua hal tersebut menjadi dilema yang harus dipecahkan

dan ditemukan solusinya bagi orangtua single parent agar dapat

menyeimbangkan antara kebutuhan dapur dan kebutuhan rohani

anak. Orangtua single parent Akibat perceraian atau

meninggalnya salah satu pasangan menyebabkan anak mengalami

gangguan emosi karena tidak bisa menerima kenyataan dan

keadaan sosial. Seringkali anak merasa cemburu terhadap teman-

temannya yang memiliki orangtua lengkap. Hal tersebut dapat

berakibat emosi anak terganggu sehingga akan mengubah

perilaku anak seperti anak yang rajin menjadi malas, yang sabar

menjadi mudah marah, yang rajin shalat menjadi tidak shalat dan

lain sebagainya.15

Zaman sekarang ini anak-anak yang memiliki orangtua

single parent ditelantarkan dan tidak terkontrol untuk waktu serta

kasih sayang yang utuh, khususnya Kelurahan Tengah Jakarta

Timur. Hal tersebut menyebabkan anak sulit untuk menerima

keadaan, sehingga emosi anak menjadi tidak stabil. Gangguan

emosi merupakan gangguan jiwa yang tergantung kepada

perubahan-perubahan jasmani secara jelas. Misalnya emosi marah

yang berulang-ulang akan menyebabkan keadaan tidak baik,

14 Ibnu Hasan Najafi dan Muhamed A. Khalfan, Pendidikan danPsikologi Anak, (Jakarta: Pustaka Nasional Cahaya, 2006), h. 33.

15 Ibid., hlm: 149.

 

Page 19: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

7

naiknya tekanan darah, kemudian terjadilah lingkaran setan yang

masing-masing menambah kesulitan satu sama lain (jasmani dan

kejiwaan).16

Status single parent memiliki dampak tersendiri terhadap

pembentukan kepribadian anak, padahal anak merupakan amanah

yang harus dijaga, dididik agar menjadi penerus bangsa yang

berprestasi. Namun demikian, anak yang memiliki orangtua

single parent akan cukup sulit meraih prestasi karena

ketidaklengkapan orangtua. Oleh karena itu penting dan menarik

dilakukan penelitian tentang Pola Asuh Orangtua Single Parent

dalam Mengatasi Gangguan Emosi Anak di Kelurahan

Tengah Jakarta Timur.

B. Batasan Masalah

Dalam sebuah penelitian diperlukan pembatasan

masalah agar lebih terfokus kepada apa yang diteliti. Adapun

yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini tentang

Pola Asuh Orangtua single parent dalam Mengatasi

Gangguan Emosi Anak di Kelurahan Tengah Jakarta Timur,

adalah sebagai berikut:

Pertama, pola asuh orangtua single parent dalam

penelitian ini yaitu orangtua yang berstatus (janda) dalam

memberikan pola asuh kepada anak-anaknya yang berbentuk

perlakuan fisik maupun psikis di dalam kesehariannya yang

tercermin dalam sikap, perilaku, maupun tindakan yang di

16 Abdul Aziz El Quussy, Pokok-pokok Kesehatan Jiwa/Mental 1,(Jakarta: PT Bulan Bintang, 1986), h. 69.

 

Page 20: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

8

ukur pada pola asuh orangtua single parent yang bersikap

demokratis, otoriter, progresifitas, dan penelantar.

Kedua, Mengatasi gangguan emosi pada anak dalam

penelitian ini yaitu tindakan yang terjadi kepada anak

memberikan cerminan intervensi orangtua terhadap anak-

anaknya dalam mengatasi gangguan emosinya di lingkungan

maupun sosialnya.

a. Subjek dalam penelitian ini adalah:

1. Orangtua single parent, yang memiliki beberapa

kriteria di antaranya:

1) Beragama Islam

2) Berstatus orangtua single parent (janda) 5-10

tahun terakhir

3) Memiliki anak-anak dari umur 5-12 Tahun

4) Memiliki anak yang mengalami ciri-ciri gangguan

emosi

2. Anak yang menjadi subjek penelitian adalah :

1) Beragama Islam

2) Usia 5-12 tahun

3) Memiliki ciri-ciri gangguan emosi

3. Tetangga yang dijadikan informan adalah :

1) Tetangga yang sangat dekat dengan keluarga

subjek, tempat curhat dan tempat mengadu subjek

2) Tetangga yang paling mengetahuai tentang

keadaan subjek meskipun bukan tempat

berbagi/curhat subjek.

 

Page 21: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

9

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka penulis dapat

merumuskan masalah yang menjadi acuan dalam penelitian

adalah:

a. Bagaimana gambaran gangguan emosi anak dari keluarga

single parent di Kelurahan Tengah Jakarta Timur?

b. Bagaimana gambaran pola asuh orangtua single parent

di Kelurahan Tengah Jakarta Timur?

c. Bagaimana pola asuh yang dilakukan orangtua single

parent dalam mengatasi gangguan emosi anak di

Kelurahan Tengah Jakarta Timur?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

1) Menjelaskan tentang gambaran gangguan emosi anak

dari keluarga single parent di Kelurahan Tengah Jakarta

Timur.

2) Menjelaskan gambaran pola asuh orangtua single parent

di kelurahan Tengah Jakarta Timur.

3) Menganalisis pola asuh yang dilakukan orangtua single

parent dalam mengatasi gangguan emosi anak di

Kelurahan Tengah Jakarta Timur.

b. Manfaat Penelitian

1) Manfaat Akademis

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan dalam upaya mengembangkan studi dakwah dan

 

Page 22: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

10

komunikasi. Selain itu, dengan adanya penelitian ini

diharapkan dapat berguna bagi Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi (FIDKOM) khususnya pada jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam ketika melakukan

penyuluhan dengan materi yang berkaitan dengan pola asuh

orangtua single parent dalam mengatasi gangguan emosi

pada anak di Kelurahan Tengah Jakarta Timur.

2) Manfaat Praktis

Penulis sangat mengharapkan penelitian ini dapat lebih

memberikan acuan pemikiran, dan memberikan kesan pesan

yang positif, serta motivasi dan wawasan yang luas bagi

kader-kader penyuluh. Terkait pola asuh single parent untuk

memberikan jalan ataupun titik pencerahan serta inspirasi

untuk terjun langsung kepada para penyuluh yang

memfokuskan kepada pola asuh orangtua single parent

dalam mengatasi gangguan emosi anak di Kelurahan Tengah

Jakarta Timur.

3) Manfaat Pemangku Kebijakan

Berdasarkan penelitian ini, penulis berharap dapat dijadikan

sebagai bahan acuan yang bermanfaat serta menghasilkan

kemasyarakat luas yang berkaitan dalam pola asuh orangtua

Single Parent dalam mengatasi gangguan emosi anak di

Kelurahan Tengah Jakarta Timur.

 

Page 23: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

11

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Dalam dasar penelitian ini, penulis mengambil metode

dengan jenis penelitian pendekatan kualitatif, Dalam buku

metode penelitian kualitatif, Bagdan dan Taylor mendefenisikan,

metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati.17

Penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang

menekankan kepada analisis non-numerik dan analisis

interpretatif terhadap fenomena sosial. Metode penelitian

kualitatif menggunakan epistimologi fenomenologi dan

hermeneutik dalam mencari pengetahuan baru. Epistimologi

fenomenologi mempelajari situasi-situasi dalam dunia sehari-hari

dari sudut pandang orang yang mengalaminya. Dalam memahami

dan menafsirkan fenomena sosial, fenomenologis berorientasi

kepada fenomena langsung seperti yang dialami orang, misalnya

apa yang dipikirkan atau dirasakan orang tersebut.18

2. Jenis Penelitian

a. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif

yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan gejala sosial, politik, ekonomi, dan

budaya. Dalam penelitian agama, penelitian deskriptif

17 Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kulalitatif,(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1993), h. 3.

18Sulistyaningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan Kualitatif –Kuantitatif,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h.107.

 

Page 24: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

12

b. berusaha menggambarkan suatu gejala keagamaan.19 Apa

yang akan dimasukkan melalui deskripsi tergantung pada

pertanyaan yang berusaha dijawab penulis. Seringkali

keseluruhan aktivitas dilaporkan secara detail dan

mendalam karena mewakili pengalaman khusus.

Deskripsi ini di tulis dalam bentuk narasi untuk

melengkapi gambaran menyeluruh tentang apa yang

terjadi dalam aktivitas peristiwa yang dilaporkan.20

3. Sumber Data

Sumber data ialah fokus utama yang dijadikan dalam

penelitian untuk memperoleh data faktual dan informasi yang

mendukung yang dapat memberikan data untuk kelangsungan

penelitian ini.

Ada dua data yang digunakan oleh penulis :

a. Data primer diperoleh secara langsung melalui proses

penelitian secara langsung dari partisipan atau sasaran

penelitian, yakni data dari keluarga yang berstatus single

parent yaitu ibu, anak yang memiliki gangguan emosi dan

tokoh masyarakat di lingkungan setempat.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-

catatan ataupun dokumen yang berkaitan dengan penelitian

19 Abdul Rasyid, Pembinaan Keagamaan dalam MengembangkanNilai-nilai Kecerdasan Spritual Anak jalanan di Sanggar Kreatif AnakBangsa (SKAB) Ciputat TangSel, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan IlmuKomunikasi, UIN Syarif Hidayatullah, 2014), h. 5.

20 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif &Kualitatif,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 175.

 

Page 25: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

13

dari dokumen yang diteliti ataupun referensi dan buku-buku

dari perpustakaan.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan sistematis

fenomena-fenomena yang diselidiki.21 Menurut Burhan

Bungin observasi adalah kemampuan seseorang untuk

menggunakan pengamatannya melalui hasil pengamatan

panca indera mata serta dibantu dengan panca indera

lainnya. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan

ke lapangan untuk melihat langsung bagaimana keadaan

keluarga single parent di Kelurahan Tengah Jakarta

Timur.

b. Wawancara

Wawancara, yaitu percakapan langsung dan tatap muka

dengan maksud tertentu yang dilakukan pewawancara

untuk memperoleh informasi.22

Teknik wawancara digunakan agar wawancara yang

dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian,

teknik ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan

penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti.

21 Sutrisna Hadi, Metodelogi Reaserh, (Yogyakarta: Andi Offset,1989), cet. ke-19, h. 139.

22 Imam Suprayogo dan Thabrani. Metodologi Sosial Agama (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 172.

 

Page 26: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

14

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan

data kualitatif dengan melihat atau menganalisis

dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau

oleh orang lain tentang subjek.23 Untuk mengamati data

yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara

penelitian, penulis mengumpulkan biografi atau

dokumen, dan data-data tertulis yang didapat untuk

memperkuat data dengan adanya bentuk nyata atau fisik.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada

saat pengumpulan data berlangsung. Pada saat menganalisa data

hasil observasi, penulis menginterpretasikan catatan lapangan

yang ada kemudian menyimpulkannya. Setelah itu penulis

menganalisa kategori-kategori yang nampak pada data tersebut.

Penulis menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif, yaitu

penulis berupaya memaparkan data sebagaimana adanya,

sehingga dapat menggambarkan permasalahan secara

representatif dan sistematis yang berhubungan dengan fenomena

yang diteliti kemudian dilakukan analisis. Analisa data

melibatkan upaya mengidentifikasi ciri-ciri suatu objek dan

kejadian. Kategori dan analisa data diperoleh berdasarkan

fenomena yang nampak pada pola asuh orangtua Single Parent

23 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 143.

 

Page 27: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

15

dalam mengatasi gangguan emosi anak di Kelurahan Tengah

Jakarta Timur.

Bogdan & Biklen (2007) menyatakan bahwa analisis data

adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil

wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan

untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang

dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang

ditemukan.24

Proses analisis data dimulai dengan:

1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai

sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah

dituliskan dengan catatan lapangan, dokumen pribadi,

dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Setelah

dibaca, dipelajari, dan ditela’ah, langkah berikutnya

melakukan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha

membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-

pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada

didalamnya.

2. Menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu

kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya.

Kategori-kategori itu dibuat sambil melakukan koding.

3. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan

pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini,

mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil

24 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013 ), h. 210.

 

Page 28: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

16

4. sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan

beberapa metode tertentu. 25

6. Teknik Validitas Data

Teknik dan pemeriksaan keabsahan data yang digunakan

dalam penelitian ini ada tiga macam diantaranya:

a. Perpanjang Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam

pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan

dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan

keikutsertaan penulis pada latar penelitian.26 Dalam hal ini, untuk

menggali data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian

ini, penulis selalu ikut serta dalam segala kegiatan yang dilakukan

oleh informan utama, sehingga lebih fokus pada penelitain.

Informan utama dalam penelitian ini adalah orangtua single

parent dan anak yang mengalami ciri-ciri gangguan emosi.

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud

menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan

atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada

hal-hal tersebut secara rinci.27

25 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2007). Edisi Revisi, cet ke-23, h. 247.

26 Ibid., hlm: 175.27 Ibid., hlm: 177.

 

Page 29: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

17

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Denzin (dalam Lexy J. Moeleong, 1991) membedakan empat

macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.28

7. Teknik Penulisan

Dalam penelitian ini penulis berpedoman dan mengacu

kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis,

dan Disertasi) yang disusun oleh Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan Keputusan Rektor

Nomor 507 Tahun 2017.

F. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek dan karakteristik subjek penelitian

Subjek penelitian yang akan dibahas yaitu orangtua single

parent (janda) yang sudah berstatus Single Parent. Dengan ini

penulis melakukan komparasi antara dua orang ibu rumah tangga

berstatus single parent yang mengalami perpisahan kematian dan

perpisahan dengan jalur perceraian dan dari masing-masing

keluarga penulis mengambil salah satu anak yang berusia umur 5-

10 tahun yang dinilai mengalami gangguan emosi, beserta dua

orang tetangga terdekat single parent yang dijadikan sebagai

28Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kulitatif, (Bandung :RemajaRosdakarya,1991) h. 178.

 

Page 30: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

18

contoh untuk memperkuat penelitian dalam pola asuh orangtua

single parent dalam mengatasi gangguan emosi anak. Subjek

penelitian adalah semua orang yang menjadi sumber atau

informan yang dapat memberikan keterangan mengenai masalah

penelitian.29 Adapun teknik pemilihan subjek yang digunakan

penulis adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah

sampel yang diambil betul-betul sesuai dengan maksud dan

tujuan peneliti.30 Penentuan sampel dalam penelitian ini

berdasarkan pada karakteristik yang dianggap mempunyai

keterkaitan dengan karakteristik populasi yang telah diketahui

sebelumnya.

Melalui teknik pemilihan subjek penelitian di atas yang

akan dijadikan subjek penelitian adalah sekelompok orang yang

dapat memberi informasi yang relevan dengan objek yang diteliti

yaitu dua orangtua single parent, dua orang anak single parent,

dan dua orang tetangga terdekat single parent.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian yang penulis ambil adalah pola asuh

orangtua single parent dalam mengatasi gangguan emosi anak di

Kelurahan Tengah Jakarta Timur. Adapun elemen lain yang

memiliki hubungan dengan penelitian ini ;

a) Kelurahan Tengah Jakarta Timur

b) Pengadilan Agama Jakarta Timur

c) Rukun Warga di lingkungan Kelurahan Tengah

29 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, (Jakarta:Bina Aksara, 1989), h. 91.

30 Irawan Soehatono, MetodePenelitian Sosial, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1995), h. 63.

 

Page 31: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

19

d) Rukun Tetangga di lingkungan Kelurahan Tengah

G. Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Tengah Jakarta

Timur. Observasi awal dilakukan pada bulan Januari 2018 dan

penelitian mendalam pada bulan Mei 2018 sampai dengan bulan

Desember 2018.

H. Tinjauan Kajian Terdahulu

Untuk mempermudah penulis dalam mengerjakan Skripsi

ini penulis mengacu kepada beberapa judul penelitian skripsi

sebelumnya yang memiliki kemiripan dengan penelitian penulis.

Penulis menemukan beberapa literatur dan tema yang menunjang

dengan penelitian yang ditulis oleh Penulis sendiri, diantaranya

sebagai berikut:

1. Disusun oleh: Shovia Lintina, dengan judul skripsi:

“Pengaruh Konsep Diri dan Pola Asuh Orangtua Terhadap

Kemandirian Mahasiswa Fakultas Psikologi Uin Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015. Sedangkan penulis

meneliti tentang Pola Asuh Orangtua Single Parent dalam

Mengatasi Gangguan Emosi Anak di Kelurahan Tengah

Jakarta Timur. Judul dalam penelitian ini memiliki

persamaan dengan penelitian penulis tentang pola asuh

orangtua. Hasil penelitian ini diambil dari jurusan Psikologi,

Fakultas: Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Isi dari

skripsi ini meneliti tentang pengaruh konsep diri dan pola

 

Page 32: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

20

asuh orangtua terhadap kemandirian mahasiswa fakultas

psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan skripsi ini

guna untuk mengetahui seberapa jauhkah pengaruh konsep

diri dan bagaimanakah pola asuh yang diterapkan orangtua

kepada kemandirian.

2. Disusun oleh: Siti Nur Komariyah, dengan judul “Efektifitas

Penyuluhan Pola Asuh Orangtua Berbasis Hypnoparenting

Pada Wali Murid PAUD Pelangi di Bogor”. Fakultas: Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta). Sedangkan peneliti menulis tentang Pola Asuh

Orangtua Single Parent dalam Mengatasi Gangguan Emosi

Anak di Kelurahan Tengah Jakarta Timur. Penelitian penulis

memiliki persamaan dengan penelitian Siti Nur Komariyah

yang berkaitan dengan pola asuh orangtua. Penelitian ini

diambil dari Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014. Isi dari skripsi ini adalah

meneliti tentang efektifitas penyuluhan pola asuh orangtua

berbasis Hypnoparenting pada wali murid paud Pelangi di

Bogor.

3. Disusun oleh: Lili Alfiani, dengan judul “Bimbingan Agama

pada Penderita Gangguan Emosi di Bengkel Rohani

Ciputat”. Fakultas: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta). Sedangkan peneliti menulis

tentang Pola Asuh Orangtua Single Parent dalam Mengatasi

Gangguan Emosi Anak di Kelurahan Tengah Jakarta Timur.

 

Page 33: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

21

Penelitian penulis memiliki persamaan dengan penelitian Lili

Alfiani yang berkaitan dengan gangguan emosi. Hasil

penelitian ini diambil dari Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014. Isi

dari skripsi ini adalah meneliti tentang Bimbingan Agama

pada Penderita Gangguan Emosi di Bengkel Rohani Ciputat.

4. Disusun oleh: Netta Andhini, dengan judul skripsi: “Pola

Asuh Orangtua Dalam Menjalankan Disiplin Ibadah Shalat

Remaja di Perumahan Arinda Permai II Pondok Aren

Tangerang Selatan”. Sedangkan penulis meneliti tentang

“Pola Asuh Orangtua Single Parent dalam Mengatasi

Gangguan Emosi Anak di Kelurahan Tengah Jakarta Timur,

penelitian penulis dan Netta Andini memiliki persamaan

karena sama-sama ingin melihat pola asuh orangtua, bedanya

penelitian penulis orangtua single parent sementara beliau

orangtua lengkap. Hasil penelitian ini diambil dari Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2013. Isi dari skripsi ini adalah meneliti tentang bagaimana

Pola Asuh Orangtua dalam Menjalankan Disiplin Ibadah

Shalat Remaja di Perumahan Arinda Permai II Pondok Aren

Tangerang Selatan. Kesimpulan dari skripsi ini ialah peran

pengasuhan orangtua terhadap anak-anak remaja, bagaimana

pola asuh yang efektif yang harus diterapkan dalam mendidik

dan mendisiplinkan ibadah shalat untuk anak remaja di

 

Page 34: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

22

perumahan Arinda Permai II Pondok Aren Tangerang

Selatan.

I. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan pembahasan dalam skripsi ini,

penulis menyusun kedalam lima bab yang terdiri dari beberapa

sub-sub tersendiri. Bab-bab tersebut secara keseluruhan saling

berkaitan dengan satu sama lainnya, adapun susunannya adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Terdiri dari: Latar Belakang,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,

Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori terdiri dari: Pola

Asuh, Pengertian Pola Asuh, Jenis-jenis Pola

Asuh, Pengertian Single Parent, Pengertian

Gangguan, Pengertian Emosi dan Pengertian

Gangguan Emosi anak.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

terdiri dari: Profil Kelurahan Tengah Kramat Jati,

Geografis, Iklim, Ekonomi, Sosial, Budaya,

Agama, Politik, Demografi.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN terdiri

dari: Data Masing-masing Informan, Gambaran

Analisis Subjek.

 

Page 35: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

23

BAB V PEMBAHASAN terdiri dari: Gambaran Emosi

Anak Orangtua Single Parent, Gambaran Pola

Asuh Orangtua Single Parent dan Pola Asuh

Orangtua Single Parent Dalam Mengatasi

Gangguan Emosi Anak.

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN terdiri

dari Simpulan, Implikasi, dan Saran.

 

Page 36: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

24

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pola Asuh

Pola asuh adalah suatu pola sistem dalam menjaga,

merawat dan mendidik yang bersifat relatif konsisten dari waktu

kewaktu. Seorang anak akan beradaptasi dengan lingkungan dan

mengenal dunia sekitarnya serta berbagai pola pergaulan hidup

yang berlaku di lingkungannya melalui keluarga. Keluarga

merupakan kelompok sosial yang pertama dan utama di mana

akan dapat berinteraksi dengan dunia di luar dirinya melalui

pengasuhan orangtua. Sikap, perilaku dan kebiasaan orangtua

secara tidak langsung akan selalu dinilai dan ditiru oleh anak dan

kemudian akan diserap dan diterapkan menjadi suatu kebiasaan.

Pentingnya orangtua untuk berhati-hati dalam berperilaku adalah

karena anak akan meniru perilaku tersebut.

Pola asuh adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak

dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh

dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan

orangtua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti

makan, minum, dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti

rasa aman, kasih sayang, perlindungan, dan lain-lain), serta

sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak

dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Pola asuh juga

meliputi pola interaksi orangtua dengan anak dalam rangka

pendidikan karakter anak.

 

Page 37: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

25

Pola asuh juga diartikan sebagai kombinasi dari perilaku

orangtua saat mengasuh anak yang terdiri dari tingkat kontrol

yang diberikan, keterbukaan dan berkomunikasi, tuntutan

terhadap kedewasaan dan kehangatan dalam pengasuhan. Pola

asuh juga dapat diartikan adalah sikap orangtua terhadap anak

dengan mengembangkan aturan-aturan dan mencurahkan kasih

sayang terhadap anak. Menurut pendapat Baumrind yang dikutip

oleh Yusuf, mendefinisikan pola asuh sebagai pola sikap atau

perlakuan orangtua terhadap anak yang masing-masing

mempunyai pengaruh tersendiri terhadap perilaku anak antara

lain terhadap kompetensi emosional, sosial, dan intelektual.31

Baumrind menyatakan bahwa pola asuh terbentuk dari

adanya dua dimensi pola asuh, yaitu; (1)

Acceptance/Responsiveness; menggambarkan bagaimana

orangtua berespons kepada anaknya, berkaitan dengan

kehangatan dan dukungan orangtua. Mengacu pada beberapa

aspek, yakni; sejauh mana orangtua mendukung dan sensitif pada

kebutuhan anak-anaknya, sensitif terhadap emosi anak,

memperhatikan kesejahteraan anak, bersedia meluangkan waktu

dan melakukan kegiatan bersama, serta bersedia untuk

memberikan kasih sayang dan pujian saat anak-anak mereka

berprestasi atau memenuhi harapan mereka. (2)

Demandingness/Control; menggambarkan bagaimana standar

yang ditetapkan oleh orangtua bagi anak, berkaitan dengan

kontrol perilaku dari orangtua. Mengacu pada beberapa aspek

31 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 51.

 

Page 38: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

26

yakni pembatasan, tuntutan, sikap ketat, campur tangan, dan

kekuasaan sewenang-wenang.32

Menurut Prayitno, sumber-sumber permasalahan pada diri

anak banyak terletak di luar sekolah. Hal ini disebabkan anak

lebih lama berada di rumah dari pada di sekolah karena anak

lebih lama berada di rumah maka orangtualah yang bertugas

mendidik dan mengasuh anak.33 Anak tumbuh dan berkembang

di bawah asuhan orangtua. Melalui orangtua, anak beradaptasi

dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang

berlaku di lingkungannya. Orangtua merupakan dasar pertama

bagi pembentukan pribadi anak, dan membentuk baik buruknya

perilaku anak. Pola asuh yang diberikan oleh orangtua pada anak

bisa dalam bentuk perlakuan fisik maupun psikis yang tercermin

dalam tutur kata, sikap, perilaku dan tindakan yang diberikan.34

B. Jenis-jenis Pola Asuh Orangtua

Keluarga merupakan faktor penentu utama dalam

perkembangan pendidikan anak disamping faktor-faktor yang

lainnya. Menurut Freud yang dikutip oleh Lazarus dan

Helmawati, pengaruh lingkungan keluarga terhadap

perkembangan anak merupakan titik tolak perkembangan

kemampuan atau ketidakmampuan penyesuaian sosial anak,

32 Carol Sigelman K, Human Development (Wadsworth: EngageLearning, 2002), h. 10-11.

33 Kartini Kartono, Peran Orangtua dalam Memandu Anak, (Jakarta:Rajawali Press, 1992), h. 35.

34 Theo Riyanto, Pembelajaran Sebagai Proses Bimbingan Pribadi,(Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), h. 89.

 

Page 39: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

27

sehingga dalam periode ini sangat menentukan dan tidak dapat

diabaikan oleh keluarga.

Dalam perspektif Islam, anak adalah anugerah Allah yang

di amanahkan kepada orangtua dan wajib disyukuri. Sebagaimana

Nabi Muhammad Saw bersabda “jika amanah itu disia-siakan,

maka tunggulah saat kehancurannya,” dengan adanya potongan

hadits ini bisa dijadikan sebagai pengingat bagi orangtua untuk

tidak semena-mena ataupun mengabaikan anak-anak mereka dan

setiap hamba yang dipercaya untuk menerima amanah-Nya harus

memiliki tanggung jawab kepercayaan yang diberikan itu.

Berdasarkan Hadits Nabi Muhammad Saw “Ajarkanlah kebaikan

kepada anak-anakmu dan keluargamu, dan didiklah mereka”

(HR Abdul Razzaq dan Sa’id bin Mansur). Salah satu wujud rasa

syukur orangtua atas amanah dari Allah adalah dengan berusaha

mendidik mereka sebaik-baiknya melalui pola asuh yang tepat

sesuai dengan ajaran pola asuh Nabi Muhammad Saw.35

Oleh karenanya, tujuan pola asuh melalui pendidikan

keluarga dalam perspektif agama meliputi:

1. Pengenalan nilai-nilai aqidah pada anak usia dini.

Pengetahuan keagamaan tingkat dasar tersebut sangat

memungkinkan dapat menambah khazanah pengetahuan

yang mereka miliki sebelumnya disesuaikan dengan sasaran

atau obyek asuh yang diberikan oleh ibu kepada anak-

anaknya dalam keluarga, khususnya tentang bagaimana

menanamkan aqidah atau kepercayaan kepada Allah sebagai

35 Abdurrahman, Pendidikan Ala Kanjeng Nabi, (Yogyakarta: MitraPustaka, 2004), h. 20.

 

Page 40: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

28

sang Khaliq, dan bagaimana mencintai ciptaan Allah kepada

manusia dan alam sekitarnya. Menurut Siti Mudhalifah yang

dikutip oleh Arffiana Zelvi dalam hasil penelitiannya

menyatakan bahwa penanaman nilai-nilai aqidah merupakan

langkah awal dalam menanamkan tentang adanya Dzat yang

maha kuasa yang menciptakan dunia dan seisinya.36

Orangtua adalah model yang harus ditiru dan diteladani,

sebagai contoh yang terbaik bagi anak dalam bersikap dan

berperilaku yang mencerminkan akhlak yang mulia. Oleh

karena itu, Islam mengajarkan kepada para orangtua agar

selalu mengajarkan sesuatu yang baik-baik saja kepada anak.

Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-tahrim ayat 6.

ا ود وق ارا ن م يك ل وأ م ك س ف ن أ وا ق وا ن آم ين ذ ال ا أ اون ص ع ال اد د ش الظ غ ة ك الئ م ا ل ع ارة وا اس الن

رون ؤم ي ا م ون ل ع ف و م ر م أ ا م ھ الل

Artinya:” Hai orang-orang yang beriman, peliharalahdirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahanbakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allahterhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka danselalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim: 6).37

Dalam ayat tersebut, secara jelas Allah Swt mengharuskan

kepada orang yang beriman untuk menjaga diri sendiri dan

36 Ariffiana Zelvi, Proses Penanaman Nilai-Nilai Agama Pada AnakUsia Dini dalam Keluarga di Kampung Gambiran Pandeyan Umbul HarjoYogyakarta. Jurnal Pendidikan anak Usia Dini: Edisi 1 Tahun ke 6 (2017): 20-33.37

 

Page 41: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

29

juga keluarga untuk menjauhi hal-hal yang bisa

menyebabkan manusia masuk ke dalam neraka. Dengan

adanya keluarga maka akan memberikan rasa tanggung

jawab kepada seluruh anggotanya untuk tetap menjunjung

tinggi nilai-nilai aqidah dikehidupan sehari-harinya.

2. Pengenalan perilaku keseharian beragama pada anak usia

dini.

Anak merupakan mutiara hati bagi orangtua dan anggota

keluarga dalam sebuah rumah tangga, mutiara tersebut akan

semakin bersinar tatkala dihiasi dengan nilai-nilai aqidah

(Islam) dan pemahaman serta implementasi perilaku yang

positif. Perilaku keagamaan anak usia dini dimulai dari yang

paling dasar dan obyektif sesuai dengan yang dilihat anak

didik dalam keseharian di lingkungan sekitarnya. Oleh

karenanya seorang ibu single parent serta anggota keluarga

yang lain dtuntut untuk memberi pengaruh atau pembentukan

karakter sehari-hari berdasarkan nilai-nilai keagamaan.

Kejiwaan yang dilandasi nilai aqidah akan membentuk

struktur karakter individu dalam kepribadian dirinya, Shihab

memberikan penjelasan sebagaimana manusia terbentuk

dengan sangat rinci dan dalam maknanya Allah SWT

menghembuskan debu tanah untuk membentuk jasmani

manusia, dan ruh illahi untuk membentuk daya nalar, daya

kalbu, dan daya hidup. Perilaku yang dilandasi dengan jiwa

Taukhid dan karakter yang penuh dengan struktur kesucian

jiwa akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sosial dalam

 

Page 42: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

30

pergaulan hidup antara individu dengan individu lainnya,

atau individu dengan kelompok dan dengan lingkungan

sekitar. Memahami realitas sosial terjadi dalam kehidupan

individu dengan interaksi dirinya berdasarkan nilai-nilai

keagamaan yang dimiliki terhadap kenyataan-kenyataan yang

mungkin terdapat perbedaan atau tidak sesuai dengan yang

diinginkan nilai-nilai keagamaan.38

Jika berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Diana Baumrind & Black pada sejumlah keluarga yang memiliki

anak didapatkan empat macam pola asuh orangtua, yaitu:

1. Pengasuhan otoriter (authoritarian parenting),

Authoritarian yaitu suatu tipe yang membatasi dan

menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah-

perintah orangtua dan menghormati pekerjaan dan usaha

orangtua. Orangtua yang Authoritarian menerapkan batas

dan kendali yang tegas pada anak dan meminimalisir diskusi

atau musyawarah.

2. Pengasuhan demokratis (authoritative parenting)

Authoritative yaitu pola asuh yang mendorong anak untuk

mandiri namun masih menerapkan batas dan kendali pada

tindakan mereka. Masih melakukan diskusi, serta orangtua

bersikap hangat dan penyayang terhadap anak. Orangtua

yang authoritative menunjukkan kesenangan dan dukungan

sebagai respon terhadap perilaku konstruktif anak.

38 Ariffiana Zelvi, Proses Penanaman Nilai-Nilai Agama Pada AnakUsia Dini dalam Keluarga di Kampung Gambiran Pandeyan Umbul HarjoYogyakarta. Jurnal Pendidikan anak Usia Dini: Edisi 1 Tahun ke 6 (2017): 34.

 

Page 43: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

31

3. Pengasuhan yang diabaikan (permissive indifferent),

permissive indifferent yaitu gaya pengasuhan ini yaitu

orangtua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Anak

yang memiliki orangtua yang mengabaikan merasa bahwa

aspek lain kehidupan orangtua lebih penting dari pada

mereka

4. Pengasuhan yang menuruti atau memanjakan (permissive

indulgent),

permissive indulgent yaitu gaya pola asuh ini orangtua sangat

terlibat dengan anak, namun tidak terlalu menuntut atau

mengontrol mereka.39

Keempat klasifikasi pengasuhan ini melibatkan kombinasi

antara penerimaan dan sikap responsif disatu sisi serta tuntutan

dan kendali lainnya. Bagaimana dimensi-dimensi ini berpadu dan

menghasilkan pengasuhan otoritarian, otoriatif, mengabaikan, dan

menuruti. Pola asuh otoritatif cenderung lebih efektif, alasannya

sebagai berikut:

a. Orangtua yang otoritatif menerapkan keseimbangan yang

tepat antara kendali dan otonomi, sehingga memberi anak

kesempatan untuk membentuk kemandirian sembari

memberikan standar, batas, dan panduan yang dibutuhkan

anak.

b. Orangtua yang otoritatif lebih cenderung melibatkan anak

dalam kegiatan memberi dan menerima secara verbal dan

memperbolehkan anak mengutarakan pandangan mereka.

39 Papalia, Diane E, dkk., Human Development Ninth Edition, (NewYork: The Mc Graw Hill Companies, 2004), h. 288.

 

Page 44: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

32

Jenis diskusi keluarga ini membantu anak memahami

hubungan sosial dan apa yang dibutuhkan untuk menjadi

orang yang kompeten secara sosial.

c. Kehangatan dan keterlibatan orangtua yang diberikan oleh

orangtua yang otoritatif membuat anak lebih bisa menerima

pengaruh orangtua.40

Dalam pola pengasuhan anak terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi serta melatarbelakangi orangtua dalam

menerapkan pola pengasuhan pada anak-anaknya. Faktor yang

mempengaruhi pengasuhan anak yaitu sebagai berikut: kesamaan

dengan gaya kepemimpinan yang digunakan orangtua,

penyesuaian dengan cara yang disetujui kelompok, usia orangtua,

pendidikan untuk menjadi orangtua, jenis kelamain orangtua,

status sosial ekonomi, konsep mengenai peran orang dewasa,

jenis kelamin anak, situasi, usia anak.41

Dalam keluarga, pengasuhan merupakan faktor terpenting

yang ada di dalamnya bagaimana kepribadian anak pada nantinya

akan banyak dipengaruhi oleh pengasuhan yang digunakan oleh

orangtuanya. keluarga single parent dalam pengasuhan yang

diterapkan tentu tidak sama dengan pengasuhan yang diterapkan

pada keluarga utuh pada umumnya.42

Tanggung jawab orangtua terhadap anaknya tampil dalam

bentuk yang bermacam-macam. Secara garis besar tanggung

40 John W. Santrock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007),h. 168.

41 Ibid., hlm: 168.42 Hermia Anata Rahman, Pola Pengasuhan Anak Yang Dilakukan

Oleh Single Mother,(Skripsi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan UniversitasSebelas Maret, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2014), h. 6-7.

 

Page 45: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

33

jawab orangtua terhadap anaknya adalah memberikan kasih

sayang, menanamkan rasa cinta sesama anak, melatih anak

mengerjakan shalat, berlaku adil, memperhatikan anak

menghormati anak di lingkungannya, memberi hiburan,

mencegah perbuatan bebas, menjauhkan anak dari hal-hal negatif,

menepatkan dalam lingkungan yang baik.

Abdullah Nashih Ulman membagi tanggung jawab

orangtua dalam mendidik bersentuhan langsung dengan

pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan

akal, pendidikan kejiwaan, pendidikan sosial, dan pendidikan

seksual.43

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh

Faktor yang mempengaruhi pola asuh orangtua, yaitu :

1. Tingkat sosial ekonomi

Orangtua yang berasal dari tingkat sosial ekonomi

menengah lebih bersikap hangat dibandingkan orangtua yang

berasal dari sosial ekonomi yang rendah.

2. Tingkat pendidikan

Latar belakang pendidikan orangtua yang lebih tinggi

dalam praktek asuhannya terlihat lebih sering membaca artikel

ataupun mengikuti perkembangan pengetahuan mengenai

perkembangan anak. Dalam mengasuh anaknya mereka menjadi

lebih siap karena memiliki pemahaman yang lebih luas,

sedangkan orangtua yang memiliki latar belakang pendidikan

43 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orangtua dan Anak DalamKeluarga, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), h. 28.

 

Page 46: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

34

terbatas, memiliki pengetahuan dan pengertian yang terbatas

mengenai kebutuhan dan perkembangan anak sehingga kurang

menunjukkan pengertian dan cenderung akan memperlakukan

anaknya dengan ketat dan otoriter.

3. Kepribadian

Orangtua dapat mempengaruhi penggunaan pola asuh.

Orangtua yang konservatif cenderung akan memperlakukan

anaknya dengan ketat dan otoriter.

4. Jumlah anak

Orangtua yang memiliki anak hanya dua sampai tiga

orang atau keluarga kecil lebih cenderung lebih intensif

pengasuhannya, dimana interaksi antara orangtua dan anak lebih

menekankan pada perkembangan pribadi dan kerjasama antar

anggota keluarga lebih diperhatikan. Sedangkan orangtua yang

memiliki anak berjumlah lebih dari lima orang atau keluarga

besar sangat kurang memperoleh kesempatan untuk mengadakan

kontrol secara intensif antara orangtua dan anak, karena orangtua

secara otomatis berkurang perhatiannya pada setiap anak.44

Menurut Abu Ahmadi dan Munawarah Sholeh membagi

faktor-faktor yang mempengaruhi anak sebagai berikut:

a. Faktor hereditas, yakni keturunan atau warisan dari sejak

lahir dari kedua orangtuanya, neneknya, dan seterusnya,

yang biasanya diturunkan melalui kromosom.

b. Faktor lingkungan, yakni segala sesuatu yang ada pada

lingkungan ia berada (bertempat tinggal) atau (bergaul).

44 Hurlock Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu PendekatanSepanjang Masa, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 402.

 

Page 47: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

35

Jadi segala sesuatu yang berada di luar diri anak di alam

semesta ini baik yang berupa makhluk yang mati seperti

benda-benda padat, cair, gas, juga gambar-gambar, dan

lain-lain.

Demikian pula di samping yang telah disebutkan di atas,

sebagai benda-benda yang bersifat kongkret, ada juga

lingkungan yang bersifat abstrak antara lain: situasi

ekonomi, sosial, politik, budaya, adat istiadat serta

ideologi atau pandangan hidup. Kesemua bentuk

lingkungan tersebut dapat berdampak menguntungkan

(positif) atau merugikan (negatif) bagi proses emosional

anak.45

D. Orangtua Single Parent

Keluarga orangtua single parent, yaitu keluarga yang

orangtuanya hanya terdiri dari ibu atau ayah yang bertanggung

jawab mengurus anak setelah perceraian, mati atau kelahiran anak

di luar nikah. Keluarga memiliki peranan yang sangat penting

dalam kebutuhan emosional anak. perawatan orangtua yang

penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan,

baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan

faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi

dan anggota masyarakat yang sehat.46

Bohannan (1985) mengemukakan keluarga orangtua

single parent merupakan suatu keluarga yang didalamnya hanya

45 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 67.

46 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 37.

 

Page 48: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

36

terdapat satu orangtua dengan anaknya tanpa didampingi

pasangan yang tidak mendapat bantuan dalam mengasuh

anaknya. Dowd (1997) kemudian mendefinisikan keluarga

orangtua single parent adalah orangtua yang tidak hidup dengan

pasangan dan memiliki sebagian besar tanggung jawab dalam

membesarkan anak.

Orangtua single parent biasanya dianggap sebagai

pengasuh utama yang berarti orangtua tinggal bersama anak dan

memiliki waktu untuk anak. Menurut Bohannan (1985)

perubahan bentuk keluarga lengkap menjadi tidak lengkap dapat

terjadi melalui tiga cara yaitu ditinggal begitu saja oleh

pasangannya baik melalui perceraian, kematian pasangan, tidak

menikah secara legal dengan pasangannya dan memilih

mengasuh anaknya sendiri.

Meluasnya fenomena menjadi orangtua single parent,

maka semakin banyak pula deskripsi definisi dari single parent

itu sendiri. Menurut Gunawan (2006) single parent adalah orang

yang melakukan tugas sebagai orangtua (ayah dan ibu) seorang

diri, karena kehilangan/terpisah dengan pasangannya. Sementara

menurut Seger, single parent adalah orangtua yang memelihara

dan membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran dan dukungan

dari pasangannya.

Dalam penelitian ini peneliti memusatkan perhatian pada

ibu single parent. Jadi ibu single parent adalah ibu sebagai

orangtua tunggal yang harus menggantikan peran ayah sebagai

kepala keluarga, pengambil keputusan, pencari nafkah disamping

perannya mengurus rumah tangga, membesarkan, membimbing

 

Page 49: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

37

dan memenuhi kebutuhan psikis anak. Salah satu faktor dan

penyebab terjadinya single mother antara lain, kehilangan

pasangan akibat meninggal, perceraian, ditelantarkan atau

ditinggal suami tanpa dicerai.47

Hozman & Froiland (1997) menjelaskan tentang kesulitan

dan kerumitan penyesuaian diri yang harus dihadapi oleh

orangtua single parent. Ada 5 fase penyesuaian yaitu, fase

penyangkalan, fase kemarahan, fase tawar menawar, fase depresi,

fase penerimaan. Dalam suatu keluarga, seorang ibu single parent

adalah satu-satunya orangtua yang paling dibutuhkan dan paling

berperan penting bagi anak-anaknya. Ibu single parent

menjalankan kehidupan berkeluarga tanpa bantuan suami, jadi

harus secara mandiri menjalankan fungsi serta perannya sebagai

ibu single parent. fungsi ibu single parent dapat dijabarkan dalam

beberapa fungsi: fungsi melanjutkan keturunan atau reproduksi,

fungsi afeksi, fungsi sosialisai, fungsi edukatif, fungsi ekonomi,

fungsi pengawasan, fungsi religius, fungsi proteksi, fungsi

rekreatif.48

Anak-anak yang hidup didalam satu keluarga orangtua,

cenderung kurang berhasil secara sosial dan pendidikan daripada

anak-anak dalam orangtua yang lengkap, sebagian karena satu

keluarga orangtua lebih cenderung menjadi miskin. Anak-anak

yang hidup dalam satu orangtua lebih mandiri daripada anak-anak

yang hidup dengan kedua orangtuanya. Mereka cenderung

47 Harahap, Peran Single Mother, (Surabaya: Obor, 2007), h. 7.48 Hozman & Froiland, single parents, (Jakarta: Edsa Mahkota, 1997),

h. 7.

 

Page 50: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

38

memiliki lebih banyak tanggung jawab rumah tangga, lebih

banyak konflik dengan saudara kandungnya, lebih sedikit kohesi

keluarga, dan kurang dukungan, kontrol, atau disiplin dari ayah,

jika ayah yang absen dari rumah tangga.49

E. Emosi dan Perilaku

Emosi adalah keadaan ketika seseorang mengalami suatu

kejadian di lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang

membentuk emosi dalam diri seseorang. Masa anak usia dini

disebut sebagai masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai

karakter atau ciri-ciri. Ciri-ciri ini tercermin dalam sebutan-

sebutan yang diberikan oleh para orangtua, pendidik dan ahli

psikologi untuk anak usia dini (Hurlock, 1993). Emosi itu seperti

kesedihan, kegembiraan, dan ketakutan, adalah reaksi subyektif

terhadap pengalaman yang berhubungan dengan perubahan

fisiologis dan perilaku (Sroufe, 1997). Ketakutan misalnya,

disertai dengan detak jantung yang lebih cepat dan seringkali

dengan tindakan perlindungan diri.

Semua manusia normal memiliki kapasitas untuk

merasakan emosi, tetapi orang berbeda dalam seberapa sering

mereka mengalami emosi tertentu dalam jenis peristiwa yang

dapat menghasilkannya dalam manifestasi yang mereka

tunjukkan (seperti detak jantung) dan bagaimana mereka

bertindak sebagai hasilnya (Cole, Bruschi, & Tamang, 2002).50

49 Papalia, Diane E, dkk., Human Development Ninth Edition, (NewYork: The Mc Graw Hill Companies, 2004), h. 363.

50Papalia, Diane E, dkk., Human Development Ninth Edition, (NewYork: The Mc Graw Hill Companies, 2004), h. 189.

 

Page 51: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

39

Bagi orangtua, masa awal kanak-kanak merupakan usia yang

sulit, karena anak-anak berada dalam proses pengembangan

kepribadian. Proses ini berlangsung dengan disertai perilaku-

perilaku yang menarik untuk orangtua, misalnya melawan

orangtua, marah tanpa alasan, takut yang tidak rasional, dan

sering juga merasa cemburu.51

Emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang

berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa

kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.

Emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran yang khas,

yaitu suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian

kecenderungan untuk bertindak.52

Teori Cannon-Bard berpendapat bahwa emosi itu

bergantung pada aktivitas dari otak bagian bawah. Teori ini

dikemukakan oleh Cannon atas dasar penelitian dari Bard. Teori

ini berbeda atau justru berlawanan dengan teori yang

dikemukakan oleh James-Lange, yaitu bahwa emosi tidak

bergantung pada gejala kejasmanian (bodily states), atau reaksi

jasmani bukan merupakan dasar dari emosi, tetapi emosi justru

bergantung pada aktivitas otak atau aktivitas sentral. Karena itu

teori ini juga sering disebut teori sentral dalam emosi, teori ini

disebut sebagai teori dengan pendekatan neurologis.53

51 Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan StrategiPengembangannya, (Jakarta: Prenadamedia Group,2011), h. 7.

52 Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan StrategiPengembangannya, (Jakarta: Prenadamedia Group,2011), h. 7.

53 Ibid., hlm: 8.

 

Page 52: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

40

Teori emosi James-Lange. Dalam teori ini disebutkan

bahwa emosi timbul setelah terjadinya reaksi psikologik. Jadi,

kita senang karena kita meloncat-loncat setelah melihat

pengumuman dan kita takut karena kita lari setelah melihat ular.

Menurut teori ini, emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons

terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar. Jadi, jika

seseorang, misalnya, melihat harimau, reaksinya adalah peredaran

darah makin cepat karena denyut jantung makin cepat, paru-paru

lebih cepat memompa udara, dan sebagainya. Respon-respon

tubuh ini kemudian dipersepsikan dan timbul lah rasa takut.

Mengapa rasa takut yang timbul? Ini disebabkan oleh hasil

pengalaman dan proses belajar. Orang bersangkutan dari hasil

pengalamannya mengetahui bahwa harimau adalah makhluk yang

berbahaya, karena debaran jantung dipersepsikan sebagai rasa

takut. Emosi menurut kedua ahli ini, terjadi karena adanya

perubahan pada otot-otot. Suatu peristiwa dipersepsikan

menimbulkan perubahan fisiologis dan perubahan psikologis

yang disebut emosi.54

1. Perkembangan Emosi

Para ahli psikologi sering menyebutkan bahwa dari semua

aspek perkembangan, yang paling sukar untuk diklasifikasi

adalah perkembangan emosional. Orang dewasa pun mendapat

kesukaran dalam menyatakan perasaannya. Reaksi terhadap

emosi pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan,

54 Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2003), h.403.

 

Page 53: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

41

pengalaman, kebudayaan, dan sebagainya, sehingga mengukur

emosi itu agaknya hampir tidak mungkin. Disaat anak baru lahir,

saraf yang menghubungkan otak baru dengan otak lama belum

berkembang secara penuh dan respons emosional anak tersebut

tidak terkendalikan. Ia memberikan reaksi secara keseluruhan,

tanpa menunjukkan perbedaan antara berbagai tingkat dan jenis

stimulus.55

Hubungan-hubungan penting pun belum berkembang

secara penuh, yakni berbagai hubungan didalam otak baru sendiri

tempat suatu pengalaman dihubungkan dengan pengalaman

lainnya. Akibatnya, anak merespons secara emosional terhadap

stimulus-stimulus yang jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan

dengan jumlah stimulus yang direspon orang dewasa. Selain itu,

perasannya pun lebih sedikit; demikian pula respon tingkah

lakunya. Dalam pertumbuhan yang normal, hubungan-hubungan

saraf itu berkembang di dalam otak baru dan diantara otak baru

dan otak lama. Saat kematangan ini tumbuh, respons-respons

emosional berkembang melalui empat jalan. Hal ini sesuai

dengan empat aspek emosi, yaitu: (1) stimulus, (2) perasaan, (3)

respons-respons internal, dan (4) pola-pola tingkah laku.56

Perkembangan emosi anak mengalir secara terus-

menerus, tiada henti-hentinya, arus pengalaman-pengalaman

emosional. Ketakutan dan kepedihan hati, keriangan dan

kemuraman hati, serta penghayatan-penghayatan yang dialami

55 Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2003), h. 404.

56 Ibid., hlm: 403.

 

Page 54: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

42

anak pada saat-saat ia merasa kesepian, bangga, malu, bosan,

senang atau dalam keadaan sedih hatinya, jengkel atau puas-

setiap penghayatan emosional semacam ini terjalin dengan

eratnya dengan segenap segi penghidupan anak sehari-hari.

Jadi, pada anak-anak yang relatif kecil, cara ia

menyatakan emosinya mula-mula agak bersifat tidak menentu

serta belum begitu jelas. Setelah bertambah umurnya, barulah ia

bisa memperlihatkan emosinya dengan cara-cara yang lebih jelas.

Namun, semenjak permulaan masa kanak-kanak, ia telah

mendapat tekanan untuk juga menutupi serta menyembunyikan

segala pernyataan emosinya dari orangtuanya, kakak-kakaknya,

dan juga dari orang lain, ia selalu mendapat peringatan untuk

bertindak secara tenang, tidak marah, dan tidak merasa takut.

Dalam kenyatannya, ia bahkan tidak saja diberi nasihat untuk

tidak beremosi. Misalnya: “tidak ada sesuatu yang harus

ditakutkan”, “lebih baik kamu tidak merasa dendam terhadap

saya”, “tidak ada sesuatu hal pun yang pantas ditangiskan atau

ditertawakan”.57

Sekarang ini banyak teori muncul untuk mencoba

menjelaskan sebab-musabab gangguan emosional. Teori-teori

tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga kategori lingkungan,

afektif, dan kognitif. (Hauck, 1967).

a) Teori lingkungan

Teori lingkungan ini menganggap bahwa penyakit

mental diakibatkan oleh berbagai kejadian yang menyebabkan

57 Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2003), h. 405.

 

Page 55: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

43

timbulnya stres. Pandangan tersebut beranggapan bahwa kejadian

ini sendiri adalah penyebab langsung dari ketegangan emosi.

Orang awam tidak ragu-ragu untuk menyatakan, misalnya

seorang anak menangis karena ia diperolok. Ia percaya secara

harfiyah bahwa olok-olok itu adalah penyebab langsung tangisan

tersebut. Menurut pandangan ini, tekanan emosional baru bisa

dihilangkan kalau masalah “penyebab” ketegangan tersebut

ditiadakan. Selama masalah tersebut masih ada, biasanya tidak

banyak yang bisa dilakukan untuk menghilangkan perasaan-

perasaan yang menyertainya. Karena yang disebut lebih dahulu

diduga sebagai penyebab dari yang belakangan, secara logis bisa

dikatakan bahwa penghilangan masalah selalu dapat

menghilangkan kesukaran. Memang, demikianlah yang sering

terjadi, tetapi ini belum tentu dapat menghilangkan reaksi

emosional yang kuat sekali jika reaksi itu terjadi (Hauck,

1967).58

Menurut Russell, lingkungan emosional yang tepat bagi

seorang anak merupakan suatu hal yang sulit, dan tentu saja

bervariasi menurut usia anak. Sepanjang masa kanak-kanak, ada

kebutuhan untuk merasa aman, meskipun kian berkurang. Untuk

maksud ini, kata Russell, kebaikan hati dan suatu rutinitas yang

menyenangkan merupakan hal pokok. Hubungan dengan orang-

orang dewasa hendaknya merupakan hubungan bermain dan

ketentraman fisik, bukan berupa belaian emosional. Menurut

Russell, hendaknya ada keintiman dengan anak-anak lain di atas

58 Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2003), h. 407.

 

Page 56: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

44

segalanya, hendaknya ada peluang bagi inisiatif dalam kontruksi,

dalam eksplorasi, dan kearah intelektual serta seni.59

b) Teori Afektif

Pandangan profesional yang paling luas dianut mengenai

gangguan mental adalah pandangan yang berusaha menemukan

pengalaman emosional bawah sadar yang dialami seorang anak

yang bermasalah dan kemudian membawa dari sudut yang lebih

realistik. Sebuah rasa takut dan rasa salah tersebut disadari, anak-

anak itu diperkirakan hidup dengan pikiran bawah sadar yang

dipenuhi dengan bahan-bahan yang menghancurkan yang tidak

bisa dilihat, tetapi masih sangat aktif dan hidup. Ia bisa cemburu

dan membenci ayahnya yang ditakutkan akan melukainya karena

pikiran-pikiran jahat tersebut. Anak itu mungkin merasa bersalah

karena rasa bencinya itu amat berharap mendapat hukuman atas

kejahatannya. Karena tidak menyadari kebenciannya itu, anak

tidak menyadari bahwa banyak kejadian tidak masuk akal terjadi

atas dirinya sebenarnya adalah alat untuk menghukum dirinya

sendiri.60

Menurut pandangan ini, bukan lingkungan, seperti ayah

yang menimbulkan gangguan, tetapi perasaan bawah sadar anak

(anak secara teknis dikatakan efeksi). Kelepasan bahwa bisa

dicapai bila perasaan tersebut dimaklumi dan dihidupkan kembali

dengan seseorang yang tidak akan menghukum anak tersebut atas

keinginan-keinginannya yang berbahaya.61

59 Ibid., hlm: 408.60 Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, (Bandung:

CV Pustaka Setia, 2003), h. 408.61 Ibid., hlm: 409.

 

Page 57: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

45

c) Teori Kognitif

Sekarang ini, hanya satu teori kognitif utama yang patut

dibicarakan, yakni “psikoterapi rasional emotif” yang ditemukan

oleh Albert Ellif (1962) menurut teori ini, penderitaan mental

disebabkan langsung oleh masalah kita atau perasaan bawah

sadar kita akan masalah tersebut, melainkan dari pendapat yang

salah dan irasional, yang disadari maupun tidak disadari masalah-

masalah yang kita hadapi bersama. Untuk mengembalikan

keseimbangan emosi, kita perlu mengindetifikasi ide-ide yang

ada pada anak; kemudian, melalui penggunaan logika yang ketat,

ia diperlihatkan dan diyakinkan betapa tidak rasionalnya ide-ide

tersebut; dan akhirnya dia didorong untuk berperilaku berlainan

melalui sudut pengetahuan yang baru. Hanya inilah yang

diperlukan untuk memenangkan gangguan emosional.

Menurut Hauck (1967), perbaikan emosional mencakup

tiga langkah. Pertama, kita harus memperlihatkan kepada anak

anggapan-anggapan yang salah, yaitu merupakan sesuatu rencana

bila ia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, dan jika ada

perlakuan tidak adil dari orangtuanya itu benar-benar akan

mengganggunya. Kedua, kita selanjutnya menunjukkan lewat

nalar bahwa bukan perilakunya, melainkan reaksinya terhadap

orangtuanya itulah yang menyebabkan gangguannya, karena ia

sebenarnya tidak disiksa secara fisik. Ketiga, ia akan dinasehati

agar bersifat lebih manis dan dapat bekerjasama.62

62 Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2003), h. 410.

 

Page 58: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

46

Atas dasar arah aktifitasnya, tingkah laku emosional dapat

dibagi menjadi empat macam, yaitu: (1) marah, orang bergerak

menentang sumber prustasi; (2) takut, orang meninggalkan

sumber prustasi; (3) cinta, orang bergerak menuju sumber

kesenangan; (4) depresi, orang menghentikan respon-respon

terbukanya dan mengalihkan emosi kedalam dirinya sendiri.63

Ahli psikologi memandang manusia adalah makhluk yang

secara alami memiliki emosi. Menurut James dalam Purwanto

dan Mulyono, (2006) emosi adalah keadaan jiwa yang

menampakkan diri dengan sesuatu perubahan yang jelas pada

tubuh. Emosi setiap orang adalah mencerminkan keadaan

jiwanya, yang akan tampak secara nyata pada perubahan

jasmaninya.64

Emosi dapat diartikan sebagai aktivitas badaniah secara

eksternal, atau reaksi menyenangkan atau tidak menyenangkan

terhadap peristiwa atau suatu kondisi mental tertentu (Lewis &

Haviland-Jones, 2000).65

Gejala jiwa perasaan (emosi); Bigot dan kawan kawan

membagi gejala jiwa perasaan ini menjadi dua bagian yaitu

perasaan-perasaan rendah/jasmaniah dan perasaan-perasaan

luhur/rohaniah. Perasaan-perasaan jasmaniah seperti: perasaan

penginderaan dan perasaan vital. Sedangkan yang termasuk

perasaan-perasaan rohaniah adalah: perasaan keindahan, perasaan

63 Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2003), h. 411.

64 Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 11.

65 Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan StrategiPengembangannya, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), h. 15-16.

 

Page 59: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

47

sosial, perasaan kesusilaan, perasaan ketuhanan, perasaan diri dan

perasaan intelektual.66

Holcomb & Kashani (1991) juga menjelaskan tentang apa

yang dirasakan oleh orang-orang yang mengalami gangguan

perilaku yaitu mereka tidak nyaman dengan situasi keluarga juga

dengan pola asuh yang mereka dapatkan. Mereka merasa bahwa

keluarga mereka mengalami terlalu banyak kekacauan. Mereka

kurang percaya diri di sekolah dan cenderung tidak perduli

terhadap orang lain dikarenakan mereka merasa ada masalah

antara apa yang mereka harapkan tentang diri meraka dan apa

yang nyata pada diri mereka.67

Menurut Lazarus (1991), emosi adalah suatu keadaan

yang kompleks pada diri organisme, yang meliputi perubahan

secara badaniah dalam bernapas, detak jantung, perubahan

kelenjar dan kondisi mental, seperti keadaan menggembirakan

yang ditandai dengan perasaan yang kuat dan biasanya disertai

dengan dorongan yang mengacu pada suatu bentuk perilaku. Jika

emosi terjadi sangat intens, biasanya akan mengganggu fungsi

intelektual. Variabel emosi terdiri dari dua bentuk, yaitu: (1)

action, berupa perilaku menyerang, menghindar, mendekat atau

menjauh dari tempat atau orang, menangis, ekspresi wajah, dan

postur tubuh; serta (2) physiological reaction, berupa aktivitas

sistem saraf otonomi, aktivitas otak, dan sekresi hormonal.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa emosi lebih sebagai

66 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Pengembangan,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001), h. 40.

67 Ani Siti Anisah, Jurnal Gangguan Perilaku Pada Anak danImplikasinya Terhadap Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar, h. 7.

 

Page 60: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

48

reaksi yang terpola ketimbang sekedar kejadian yang tidak

terorganisasi dan emosi juga terkait erat dengan proses coping

sebagai upaya pemecahan masalah dalam kehidupan individu.68

2. Pengertian Gangguan Emosi dan Perilaku

Istilah gangguan emosi mengacu pada adanya integrasi

kepribadian yang tidak kuat dan adanya tekanan pribadi (personal

distres), yang menimbulkan stress yang sifatnya negatif.69

Gangguan emosi anak dan perilaku adalah anak yang

mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku

tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan

kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga

merugikan dirinya maupun orang lain, dan karenanya

memerlukan pelayanan pendidikan khusus demi kesejahteraan

dirinya maupun lingkungannya. Menurut Heward & Orlansky

seseorang dikatakan mengalami gangguan perilaku apabila

memiliki satu atau lebih dari lima karakteristik berikut dalam

kurun waktu yang lama, yaitu:

a) Ketidakmampuan untuk belajar yang bukan disebabkan

oleh faktor intelektualisasi, alat indra maupun kesehatan.

b) Ketidakmampuan untuk membangun atau memelihara

kepuasan dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya

dan pendidik.

c) Tipe perilaku yang tidak sesuai atau perasaan yang di

bawah keadaan normal.

68 Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan StrategiPengembangannya, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), h. 7.

69 Sutardjo A. Wiramihardja, Pengantar Psikologi Abnormal(Bandung: Refika Aditama, 2005), cet. Ke-1, h. 3-4.

 

Page 61: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

49

d) Mudah terbawa suasana hati (emosi labil),

ketidakbahagiaan, atau depresi.

e) Kecenderungan untuk mengembangkan simtom-simtom

fisik atau ketakutan-ketakutan yang diasosiasikan dengan

permasalahan pribadi atau sekolah.70

Simptom gangguan emosi dan perilaku biasanya dibagi

menjadi dua macam, yaitu externalizing behavior dan

internalizing behavior. Externalizing behavior memiliki dampak

langsung atau tidak langsung terhadap orang lain, contohnya

perilaku agresif, membangkang, tidak patuh, berbohong, mencuri

dan kurangnya kendali diri. Internalizing behavior

mempengaruhi siswa dengan berbagai macam gangguan seperti

kecemasan, depresi, menarik diri dari interaksi sosial, gangguan

makan, dan kecenderungan untuk bunuh diri. Kedua tipe tersebut

memiliki pengaruh yang sama buruknya terhadap kegagalan

dalam belajar di sekolah.71

3. Karakteristik Gangguan Emosi Pada Anak

Hallahan & Kauffman (1988) menjelaskan tentang

karakteristik anak dengan gangguan perilaku dan emosi, sebagai

berikut:

a. Intelegensi dan Prestasi Belajar

Beberapa ahli, seperti dikutip oleh Hallahan dan

Kauffman, 1988. Menemukan bahwa anak-anak dengan

70 Aini Mahabbati, Universitas Negeri Yogyakarta: Jurnal PendidikanKhusus(JPK) Vol. 2No. 2 Nopember 2006, h. 4.

71 Ibid., hlm: 5.

 

Page 62: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

50

gangguan ini memiliki intelegensi di bawah normal

(sekitar 90) dan beberapa di atas bright normal.

b. Karakteristik Sosial dan Emosi. Agresif, acting-out

behavior (externalizing)

Conduct disorder (gangguan perilaku) merupakan

permasalahan yang paling sering ditunjukkan oleh anak

dengan gangguan emosi atau perilaku. Perilaku-perilaku

tersebut seperti: memukul, berkelahi, mengejek, berteriak,

menolak untuk menuruti permintaan orang lain, menangis,

merusak, vandalisme, memeras, yang apabila terjadi

dengan frekuensi tinggi maka anak dapat dikatakan

mengalami gangguan. Anak normal lain mungkin juga

melakukan perilaku-perilaku tersebut tetapi tidak secara

implusif dan sesering anak dengan conduct disorder.72

c. Immature, withdrawl behavior (internalizing)

Anak dengan gangguan ini, menunjukkan perilaku

immature (tidak matang atau kekanak-kanakan) dan

menarik diri. Mereka mengalami keterasingan sosial,

hanya mempunyai beberapa orang teman, jarang bermain

dengan anak seusianya, dan kurang memiliki keterampilan

sosial yang dibutuhkan untuk bersenag-senang. Beberapa

diantara mereka mengasingkan diri untuk berkhayal atau

melamun, merasakan ketakutan yang melampaui keadaan

sebenarnya, mengeluhkan rasa sakit yang sedikit dan

membiarkan “penyakit” mereka terlibat dalam aktivitas

72 Aini Mahabbati, Universitas Negeri Yogyakarta: Jurnal PendidikanKhusus(JPK) Vol. 2 No. 2 Nopember 2006, h. 6.

 

Page 63: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

51

normal. Ada diantara mereka mengalami regresi yaitu

kembali pada tahap-tahap awal perkembangan dan selalu

meminta bantuan dan perhatian, dan beberapa diantara

mereka menjadi tertekan (depresi) tanpa alasan yang

jelas.73

Dirjen Pusat Logistik Berikat (PLB) merumuskan

ciri-ciri perilaku anak dengan gangguan emosi dan

perilaku dengan tipe externalizing behavior setidak-

tidaknya memiliki empat ciri, yaitu:74

a. Bersikap membangkang.

b. Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah.

c. Sering melakukan tindakan agresif, merusak,

mengganggu.

d. Sering bertindak melanggar norma sosial/norma

susila/hukum.

4. Penyebab Gangguan Emosi dan Perilaku Pada Anak

a. Faktor biologis

Beberapa penyebab biologis telah ditemukan

berhubungan dengan gangguan emosi dan perilaku tertentu.

Contohnya termasuk anak-anak yang lahir dengan sindrom

alkohol janin, yang menunjukkan masalah dalam pengendalian

impuls dan hubungan interpersonal yang dihasilkan dari

kerusakan otak. Malnitrisi dapat juga menyalahkan perubahan

73 Aini Mahabbati, Universitas Negeri Yogyakarta: Jurnal PendidikanKhusus(JPK) Vol. 2 No. 2 Nopember 2006, h. 6.

74Diakses pada hari Selasa 27-Maret 2018 pada pukul: 17.00 darihttp://www.ditplb.or.id.2006.

 

Page 64: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

52

perilaku dalam penularan dan berfikir, selain itu kelainan

seperti skizofrenia mungkin memiliki dasar genetik.

b. Faktor lingkungan atau keluarga

Keluarga sangat penting dalam perkembangan anak-

anak. Interaksi negatif atau tidak sehat didalam keluarga

seperti pelecehan dan penelantaran, kurangnya pengawasan,

minat, dan perhatian, dapat mengakibatkan atau memperburuk

kesulitan emosional yang ada atau kesulitan perilaku, di sisi

lain interaksi yang sehat seperti kehangatan dan responsif,

disiplin, konsisten dengan penataan, dan perilaku yang

mengharapkan penghargaan dapat sangat meningkatkan

perilaku positif pada anak-anak.

c. Faktor sekolah

Guru memiliki pengaruh yang sangat besar dalam

interaksi dengan siswa. Interaksi positif dan produktif guru-

murid dapat meningkatkan pembelajaran siswa dan perilaku

sekolah yang sesuai serta memberikan dukungan ketika siswa

mengalami masa-masa sulit. Lingkungan akademik yang tidak

sehat dengan guru yang tidak terampil atau yang tidak sensitif

dapat menyebabkan atau memperburuk perilaku atau gagasan

emosi yang sudah ada.

d. Faktor masyarakat

Masalah masyarakat, seperti kemiskinan ekstrim

disertai dengan gizi buruk, keluarga yang tidak berfungsi,

berbahaya dan lingkungan yang penuh kekerasan, dan

 

Page 65: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

53

perasaan putus asa, dapat mengakibatkan atau memperburuk

gangguan emosi atau perilaku.75

5. Penanganan Gangguan Emosi Pada Anak

Kauffman (1996), dalam tulisannya Characteristics of

behavioral disorders of children and youth edisi tahun ke-4,

menjelaskan secara konseptual model-model penanganan anak-

anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku diuraikan sebagai

berikut:

a. Pendekatan Perilaku didasarkan pada karya BF Skinner

(1953) dan behavioris lain, difokuskan pada penyediaan

lingkungan belajar yang sangat terstruktur dan bahan-bahan

pengajaran untuk anak-anak; perilaku siswa diukur dengan

tepat; intervensi dirancang dan dilaksanakan untuk

meningkatkan atau mengurangi perilaku kemajuan tujuan

diukur dengan hati-hati dan sesering mungkin.

b. Pendekatan Ekologi, masalah anak dipandang sebagai hasil

dari interaksi dengan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Anak atau remaja bukan satu-satunya fokus perawatan.

Keluarga, sekolah, lingkungan, dan masyarakat juga akan

diubah dalam rangka untuk meningkatkan interaksi.

Pendekatan ini diaplikasikan dalam bentuk penanganan

intervensi keluarga. Dalam penanganan ini dilakukan

pelatihan manajemen pola asuh (PMP), dimana para orangtua

diajari untuk mengubah respon terhadap anak-anak mereka

75 Nuraeni, Gangguan Emosi dan Perilaku, (Skripsi Fakultas IlmuPendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia, 2010), h. 8-9

 

Page 66: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

54

sehingga perilaku prososial dan bukannya anti-sosial dihargai

secara konsisten.

Para orangtua diajari teknik-teknik seperti penguatan

positif bila anak menunjukkan perilaku positif dan pemberian

jeda serta hilangnya perlakuan istimewa bila dia berperilaku

agresif atau anti sosial. Dukungan terapeutik bagi anak-anak

diberikan melalui psikoterapi individu, terapi bermain, dan

program pendidikan khusus untuk anak-anak yang tidak

mampu berpartisipasi dalam sistem sekolah yang normal.

Metode pengobatan perilaku pada umumnya

digunakan untuk membantu anak dalam mengembangkan

metode koping. Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga

penting untuk membantu keluarga mendapatkan

keterampilan dan bantuan yang diperlukan guna membuat

perubahan yang dapat meningkatkan fungsi dari semua

anggota keluarga.

c. Pendekatan Sosial-Kognitif Anak diajarkan interaksi antara

pengaruh lingkungan dan perilakunya. Pendekatan sosial

kognitif ini di implementasikan dalam bentuk penanganan-

penanganan kognitif, yaitu terapi kognitif individual bagi

anak-anak yang mengalami gangguan tingkah laku dapat

memperbaiki perilaku mereka, meskipun tanpa melibatkan

keluarga. Contohnya, mengajarkan keterampilan kognitif

kepada anak-anak untuk mengendalikan kemarahan mereka

menunjukkan manfaat yang nyata dalam membantu mereka

mengurangi perilaku agresifnya. Dalam pelatihan

pengendalian kemarahan, anak-anak yang agresif diajari

 

Page 67: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

55

cara-cara pengendalian diri dalam berbagai situasi yang

memancing kemarahan.

Strategi lain memfokuskan pada kurangnya

perkembangan moral pada anak-anak dengan gangguan

tingkah laku. Mengajarkan keterampilan penalaran moral

kepada kelompok remaja yang mengalami gangguan perilaku

di sekolah cukup berhasil.

d. Pendekatan Psikoedukasional; Pandangan psikoanalitik

digabungkan dengan prinsip-prinsip mengajar, dengan

perlakuan diukur terutama dalam hal belajar; memenuhi

kebutuhan individu anak ditekankan seringkali melalui

proyek-proyek dan seni kreatif. Pendakatan ini

diimplementasikan dalam Penanganan Multi Sistemik

(PMS).

Penanganan Multi Sistemik ini mencakup pemberian

berbagai layanan terapi intensif dan komprehensif di dalam

komunitas dengan menargetkan para anak, keluarga, sekolah

dan dalam beberapa kasus juga kelompok sebaya. Stategi

yang digunakan PMS bervariasi, mencakup teknik-teknik

perilaku kognitif, sistem keluarga, dan manajemen kasus.

Keunikan terapi ini terletak pada kekuatan individu dan

keluarga, mengidentifikasi konteks bagi masalah-masalah

tingkah laku, menggunakan intervensi yang berfokus pada

masa kini dan berorientasi kepada tindakan, dan

menggunakan intervensi yang membutuhkan upaya harian

atau mingguan oleh para anggota keluarga.

 

Page 68: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

56

e. Pendekatan Psikoanalitik; didasarkan pada karya Sigmund

Freud dan psikoanalisis lain, menampilkan masalah-masalah

pada anak yang dinilai sebagai dasar dalam konflik bawah

sadar dan motivasi. Psikoterapi individu jangka panjang yang

dirancang untuk mengungkap dan menyelesaikan masalah-

masalah mendalam adalah perawatan umum. Hal tersebut

diimplementasikan dalam Program Head Start.

Pendidikan pra sekolah berbasis komunitas yang

memfokuskan kepada pengembangan keterampilan kognitif

sosial sejak dini. Metodenya meliputi konseling individu

dengan program bimbingan sekolah dan rujukan kesehatan

jiwa komunitas, layanan intervensi krisis bagi keluarga yang

mengalami situasi traumatik, konseling kelompok di sekolah,

dan konseling teman sebaya.

f. Pendekatan humanistik; menekankan pada cinta dan percaya

dalam proses belajar mengajar. Anak-anak didorong untuk

menjadi terbuka, menjadi individu bebas; mengembangkan

pengaturan pendidikan non otoriter dan non tradisional.

g. Pendekatan Biogenik; didasarkan pada teori biologis sebab

akibat pengobatannya; Intervensi fisiologis seperti diet,

pengobatan dan bio feedback juga digunakan. Pendekatan ini

diimplementasikan dalam bentuk penanganan pengobatan

berbasis rumah sakit dan rehabilitasi, yaitu suatu unit khusus

untuk mengobati anak-anak dan remaja, terdapat di Rumah

Sakit Jiwa. Pengobatan di unit-unit ini biasanya diberikan

untuk klien yang tidak sembuh dengan metode alternatif, atau

 

Page 69: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

57

bagi klien yang beresiko tinggi melakukan kekerasan

terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain.

Kesimpulan dari beberapa pendekatan penanganan

anak yang memiliki gangguan perilaku di atas

menitikberatkan pada proses pendidikan. Bagaimana

pendidik dalam hal ini orangtua, guru dan masyarakat

mampu mengantisipasi gangguan perilaku pada anak dengan

pendidikan.

Sesuai dengan tujuan pendidikan bahwa harus adanya

perubahan perilaku pada siswa, pendidikan yang

diselenggarakan harus bersifat holistik, mulai dari pendidikan

formal, informal maupun nonformal perlu ditekankan disini

menurut penulis adalah bagaimana pendidikan Islam mampu

berkontribusi dalam mengubah perilaku siswa, pendidikan

Islam juga harus mempunyai patokan yang memadai sesuai

dengan misi dan tujuan yang diemban, yaitu perubahan sikap

yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan norma-norma sosial

yang berlaku.

Hal yang demikian itu, tentulah bukan hal yang

mudah untuk dilakukan, karena pendidikan yang berpola

demikian adalah meningkatkan sumber daya manusia di

masa yang akan datang.76

Dalam upaya menjelaskan ihwal timbulnya gejala

emosi, para ahli mengemukakan beberapa teori. Beberapa

teori emosi yang terkenal diajukan oleh Schachter dan Singer

76 Ani Siti Anisah, Jurnal Gangguan Perilaku pada Anak danImplikasinya Terhadap Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar, h. 12-14.

 

Page 70: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

58

dengan “teori emosi James-Lange”, serta Cannon dengan

teori “Emergency”nya. Sedangkan ada pula “Teori Emosi

Dua Faktor” Schachter-Singer dikenal sebagai toeri yang

paling klasik yang berorientasi pada rangsangan. Reaksi

fisiologik dapat saja berupa (hati berdebar, tekanan darah

naik, nafas bertambah cepat, adrenalin alirkan dalam darah,

dan sebagainya), namun jika rangsangannya membahayakan

(misalnya, melihat ular berbisa), emosi yang timbul

dinamakan takut. Para ahli psikologi melihat teori ini lebih

sesuai dengan teori kognisi.77

Menurut Berkowitz (1993), banyak pemikiran yang

saat ini tentang peran kontribusi dalam emosi mulai dengan

sebuah teori kognitif yang sangat dikenal dan sering

dipublikasikan oleh Stanley Schachter dan Jerome Singer

pada tahun 1962. (Konsepsi Berkowitz tentang bagaimana

pikiran tingkat tinggi menentukan pembentukan suasana

emosional setelah munculnya reaksi awal primitif, dan

emosional, dipengaruhi oleh formulasi ini. Semua

pembahasan tentang peran kognisi dalam proses terjadinya

kemarahan, sangatlah tidak lengkap tanpa pembahasan

tentang teori ini.78

Teori Cannon selanjutnya diperkuat oleh Philip Bard,

sehingga kemudian lebih dikenal dengan teori Cannon-Bard

atau teori “emergency”. Teori ini mengatakan pula bahwa

77 Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2003), h. 402.

78 Ibid., hlm: 403.

 

Page 71: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

59

emosi adalah reaksi yang diberikan oleh organisme dalam

situasi emergency (darurat). Teori ini didasarkan pada

pendapat bahwa ada antagonisme (fungsi yang bertentangan)

antara saraf-saraf otonom. Jadi, kalau saraf-saraf simpatis

aktif, saraf otonom nonaktif, dan begitu sebaliknya.

 

Page 72: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

60

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Sejarah

Kelurahan Tengah berdiri sejak tahun 1950. Dengan nama

masih Desa Kampung Tengah sebagai bagian dari wilayah

Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur. Adapun wilayah

Kecamatan Pasar Rebo merupakan bagian dari Kewedanan

Kramat Jati yang setingkat dengan kabupaten. Posisi Desa

Kampung Tengah saat itu berada di Jl. Karya RT/07 RW/02 dan

sekarang berubah menjadi RT/07 RW/01. Pergantian dari Desa

Kampung Tengah menjadi Kelurahan Tengah sesuai keputusan

gubernur tahun 1985 undang-undang nomor 29 tahun 2007

tentang Pemerintahan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Selang

beberapa tahun kemudian sebagian dari Kelurahan Tengah

diambil dari lahan Kelurahan Gedong arah Selatan dan sebagian

Kelurahan Batu Ampar dari arah Utara. Maka dari itu data

pertanahan dari dulu sampai sekarang terdapat dua bagian, yaitu

sebagian masuk di Kelurahan Gedong dan sebagian masuk di

Kelurahan Batu Ampar, sehingga kalau masyarakat yang akan

mengurus proses sertifikat tanah maka masyarakat harus

mendapatkan data pertanahan arah selatan di Kelurahan Gedong

kalau utara di Kelurahan Batu Ampar. 79

79 Wawancara Pribadi dengan Endri Budiarta, Selaku SekretarisKelurahan Tengah, 25 September 2018.

 

Page 73: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

61

B. Struktur Organisasi

SEKRETARIS KELURAHANENDRI BUDIARTA

BENDAHARAPENGELUARAN

PEMBANTURIBUT ESNAWATI

PENGURUS BARANGPEMBANTU

SUDARMAN, SE

PENGADMINISTRASIUMUM

Nurhasni

PENGADMINISTRASIUMUM

EKO SUPRIONO

LURAHH. TARMIJI, S.Sos, M.Si

Kasi Ekonomi,Pembangunan Dan Lh

Sumirahnip

Penyusun Ekbang & LH

Umar Farouk Hair

Pengadministrasi Ekbang & Lh

Puthut Pranowo

KASI KESRADiyah Waryanti, S.AP

PENYUSUN KESRAAGUNG PURWOKO

Pengadministrasi Kesra

Purnomo

Kasi Pemerintahan,Tramtib

M. Chairudin

PENYUSUNPEMTRAMTIB

PENGADMINISTRASIPEMTRAMTIB

H. MOH SANI

 

Page 74: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

62

C. Visi dan Misi

Berdasarkan kondisi dan tantangan yang dihadapi, serta

memperhitungkan kemampuan yang dimiliki, maka visi

pembangunan Kelurahan Tengah pada Tahun 2013-2018 adalah:

Kelurahan Tengah Yang Nyaman dan Sejahtera Untuk Semua.

Visi tersebut merupakan tindak lanjut visi dan misi

Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta

sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Pemprov. DKI Jakarta Tahun 2013

sampai dengan 2018. Pemahaman terhadap visi tersebut

bahwasannya Kelurahan Tengah yang nyaman bermakna

terciptanya kondisi yang nyaman, aman, tertib dan damai.

Kelurahan yang sejahtera bermakna terwujudnya derajat

kehidupan warga Kelurahan Tengah yang sehat, layak dan

manusiawi.

Kelurahan Tengah merupakan salah satu wilayah di

provinsi DKI Jakarta yang majemuk karena multi etnis dan multi

agama. Oleh karena itu kebersamaan antara pemerintah dan

masyarakat merupakan jawaban terhadap berbagai tantangan,

menyelesaikan permasalahan dan memanfaatkan potensi serta

peluang yang ada.

Upaya mewujudkan visi tersebut maka dibutuhkan rumusan

misi pembangunan Kelurahan Tengah guna membangun tata

kelola pemerintahan yang baik dengan menerapkan prinsip-

prinsip “Good Governance”.

 

Page 75: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

63

a. Melayani masyarakat dengan pelayanan prima.

b. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dengan

memberikan otoritas kepada masyarakat untuk menggali

segala potensi yang ada dalam masyarakat.

c. Membangun sarana dan prasarana kota yang nyaman dan

tetap memegang prinsip pembangunan yang berkelanjutan.

d. Terwujudnya kehidupan kota yang dinamis dalam

mendorong pertumbuhan dan kesejaheraan.

D. Strategi Kebijakan Daerah

Upaya mewujudkan Visi dan Misi maka diperlukan strategi

pembangunan yang matang. Strategi merupakan terobosan-

terobosan yang diperlukan untuk mendobrak berbagai halangan-

halangan dalam mewujudkan visi dan misi kelurahan. Adapun

strategi yang dilakukan kelurahan adalah sebagai berikut:

a. Mengoptimalkan berbagai sumberdaya kelurahan, yaitu

dengan mengembangkan dan meningkatkan potensi

kewilayahan seperti perkembangan produk unggulan Bir

Pletok, pembuatan patung ondel-ondel, penggerakan

masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

b. Membangun, meningkatkan dan memelihara semua

insfrastruktur ekonomi/sosial yang ada di Kelurahan Tengah.

c. Meningkatkan efisiensi belanja daerah dan mengoptimalkan

pendapatan daerah melalui penyampaian Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang-Pajak Bumi dan Bangunan

(SPPT-PBB) dan memantau realisasi pembayaran.

 

Page 76: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

64

d. Konsistensi dalam implementasi penegakan peraturan

daerah.

e. Menerapkan sistem menejemen mutu dalam setiap pelayanan

publik.

f. Membangun model kerja sama anatara pemerintah,

masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam rangka

menyelesaikan berbagai masalah kelurahan dan menjawab

berbagai tentangan kelurahan.

g. Mengoptimalkan berbagai sumber daya kelurahan dalam

rangka memberikan kontribusi terhadap terwujudnya

kelurahan Tengah yang nyaman dan sejahtera untuk semua.80

E. Demografi

Dalam melaksanakan strategi pembangunan diperlukan

arah kebijakan sehingga strategi yang dilakukan sesuai dengan

visi dan misi pembangunan. Pelaksanaan kebijakan kelurahan

harus sesuai dengan potensi yang dimiliki dan strategi yang akan

dilakukan. Potensi Wilayah Kelurahan Tengah saat ini sebagai

berikut:

a. LUAS WILAYAH : 202,52 ha

b. JUMLAH PENDUDUK : 48,994 jiwa

c. JUMLAH KARTU KELUARGA (KK) : 14,626 KK

d. JUMLAH RUKUN TETANGGA (RT) : 89 RT

e. JUMLAH RUKUN WARGA (RW) : 10 RW

80 Arsip Data Kependudukan Kelurahan Tengah, diambil dari BagianSekretariat Kelurahan Tengah pada hari Senin 23 September 2018 pukul13:00WIB.

 

Page 77: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

65

Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Propinsi DKI Jakarta Nomor 561 tahun 1979 tentang Pemecahan

dan Pengembangan Wilayah dan Surat Keputusan Gubernur

Kepala Daerah Propinsi DKI Jakarta Nomor 1251 tahun 1985

tentang Perubahan Batas-Batas Wilayah Kelurahan dapat

dijelaskan bahwa wilayah Kelurahan Tengah terletak di sebelah

Selatan Wilayah Kecamatan Kramat Jati dengan luas seluruhnya

mencapai 202,52 ha, sebagaimana tercantum pada tabel I.

Tabel I luas wilayah Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat

Jati Jakarta Timur.

No RUKUN

WARGA (RW)

LUAS

WILAYAH

(Ha)

JUMLAH

RUKUN

TETANGGA (RT)

1. RW 01 24,45 ha 11

2. RW 02 15,50 ha 9

3. RW 003 29,50 ha 7

4. RW 004 25,50 ha 12

5. RW 005 7,75 ha 4

6. RW 006 29,50 ha 13

7. RW 007 18,70 ha 11

8. RW 008 10,50 ha 5

9. RW 009 24,50 ha 9

10. RW 010 14,62 ha 8

JUMLAH 202,52 ha 89

 

Page 78: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

66

F. Geografi

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Khusus Ibukota (KDKI) Jakarta Nomor D. 1-7805/a/30/75 yang

kemudian diperbaharui dengan keputusan Gubernur KDKI

Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989, menyebutkan bahwa batas-

batas wilayah Kelurahan Tengah adalah sebagai berikut:

1. Perbatasan

a. Sebelah Utara :Jl. Inpres, Jl. SMPN 126, Jl.

Inerbang Raya

b. Sebelah Timur : Kali Biru/Jalan Raya Bogor

c. Sebelah Selatan : Jl. Trikora, Jl. H. Taiman, Jl.

Mundu, Gg. Induk

d. Sebelah Barat : Jl. Raya Tengah.

2. Titik Rawan Kriminal Kelurahan Tengah

a. Jl. H. Ali RT.005/004, RT.008/004, RT.011/004

b. Jl. SMP 209 RT.008/004

3. Rawan Narkoba

a. Pinggiran Tembok PS. Induk

RT.007/01, RT.008/001, RT.006/007, RT. 010/007

b. Jl. H. Taiman Ujung RT. 003/004, RT. 011/004, RT.

008/007, RT. 009/007

4. Rawan Perkelahian Pelajar

a. Pertigaan Hek RT.002/001, SMA Respati

Rawan Kebakaran

b. RT. 009/004 & RT. 012/004

 

Page 79: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

67

5. Rawan Lintasan Banjir

a. RT. 012/004, RT.009/004, RT. 008/004, RT. 009/004,

(Lintasan Kali Induk)

b. Komplek Paspampres RT. 008/006, RT. 010/006,

(Lintasan Kali Induk)

c. RT. 002/001 (Lintasan Kali Biru) Rata-rata ketinggian 30

CM.

6. Objek Vital-Sentral Ekonomi Buah dan Sayuran

a. Pasar Induk Kramat Jati RT. 011/001

7. Sarana Pendidikan

a. SLTA : sebanyak 3 unit dan MA sebanyak 2 unit

b. SLTP : sebanyak 2 unit dan MTS sebanyak 2 unit

c. Pesantren Al-Bariyyah berada di RT. 003/003

d. SD : sebanyak 15 unit dan MI sebanyak 2 unit

e. TK : sebanyak 19 unit

8. Sarana Peribadatan

a. Masjid Baitussalam berada di RW.006

b. Masjid Fatahillah berada di RW. 005

c. Masjid Al-Bariyyah berada di RW. 010

d. Gereja Koionia berada di RW. 006

e. Gereja Pasundan berada di RW. 008

9. Sarana Kesehatan

a. Puskesmas berada di Kecamatan Kramat Jati RT.009/009

b. Puskesmas berada di Kelurahan Tengah RT.002/002

10. Sarana Perekonomian

a. Pasar Induk Kramat Jati

b. Pasar Kecil

 

Page 80: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

68

11. Perumahan TNI-AD

a. Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) berada di

Bulak Rantai RW.005

b. Komplek Paspampres berada di RW. 006

c. Komplek Zeni berada di RT. 002/007.81

81 Arsip Data Kependudukan Kelurahan Tengah, diambil dari BagianSekretariat Kelurahan Tengah pada hari Kamis 19 Juli 2018 pukul 09:00WIB.

 

Page 81: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

69

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian

tentang Pola Asuh Orangtua Single Parent dalam Mengatasi

Gangguan Emosi Anak di Kelurahan Tengah Jakarta Timur.

Format uraian yang digunakan secara deskriptif yaitu melaporkan

data dengan cara menerangkan, memberi gambaran dan

mengklasifikasikan data terkumpul apa adanya kemudian

disimpulkan.

A. Deskripsi Identitas

Informan dalam penelitian ini yaitu dua orang ibu yang berstatus

single parent, dua orang anak yang memiliki orangtua single

parent, dan dua orang tetangga dari masing-masing keluarga

single parent tersebut. Tabel 2. Menunjukkan terkait profil umum

informan.

Tabel 2. Profil umum informan

Inisial Informan Informan IS Informan ER

Status Orangtua single

parent akibat

pasangan meninggal

dunia

Orangtua single

parent akibat

perceraian dengan

pasangan

Tempat, Tanggal

Lahir

Demak, 27-Juni-1971 Solo, 20-September-

1977

 

Page 82: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

70

Inisial Informan Informan IS Informan ER

Usia 47 tahun 41 tahun

Pekerjaan Buruh Wirausaha

Jumlah anak 5 2

Tahun menjanda 2011 2013

Tempat tinggal Kelurahan Tengah

Kecamatan Kramat

Jati Jakarta Timur

Kelurahan Tengah

Kecamatan Kramat

Jati Jakarta Timur

Inisial Suami (Almarhum) MW MK

Anak FS DA

Tempat, Tanggal

Lahir

29-Januari-2008 12-November-2006

Pendidikan Madrasah As-sa’adah

Kelas 5 SD

SDIT Al-Kahfi

Kelas 6 SD

Karakteristik

Anak

Tempramental,

Introvert, menarik

diri.

Tempramental,

Susah bersosialisasi

dengan keluarga.

Orang Terdekat NH RA

Status Tetangga terdekat

keluarga IS (single

parent)

Tetangga terdekat

keluarga ER (single

parent)

Usia 43 tahun 40 tahun

 

Page 83: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

71

B. Deskripsi Analisis Antarsubjek

Berdasarkan data lapangan yang ditemukan bahwa

terdapat perbedaan antara informan 1 dan 2 dalam hal kegiatan

sehari-harinya maupun dalam hal mendidik anak-anaknya.

Adapun gambaran dari kedua informan tersebut, sebagai berikut:

Pertama, IS memiliki lima orang anak salah satunya anak

IS berkebutuhan khusus. Sehari-harinya IS bekerja sebagai

Buruh kupas bawang karungan yang dikirim-kirim ke rumah, dari

hasil bekerjanya IS hanya mendapat upah sebesar 50.000 rupiah

perkarungnya. IS adalah seorang ibu yang terkenal ramah di

lingkungannya, tak heran jika banyak dari sebagian masyarakat

ikut turut membantu dalam membiayai kebutuhan kelima

anaknya. Sejak dahulu IS merantau ke Jakarta dan tinggal di

kontrakan kecil dua kamar. Sejak itu IS bekerja sebagai buruh

dan suaminya bekerja sebagai Marbot Masjid Al-Mutaqin.

Keluarga IS adalah keluarga yang terbilang keluarga yang rendah

dari segi finansial apalagi mereka memiliki lima orang anak. IS

dan suami dahulu mencari nafkah selalu saling membantu satu

sama lain agar terpenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari di

rumah.

Setelah suami IS meninggal dunia, IS mengurus anak-

anaknya seorang diri dengan tetap bekerja sebagai buruh kupas

bawang di rumah agar IS bisa memantau anak-anaknya. Selama

ini IS banyak dibantu warga sekitar agar anak-anaknya tidak ada

yang putus sekolah dan dari ke lima anaknya itu tiga diantaranya

menjejaki tingkat pendidikan di Pesantren atas bantuan santunan

 

Page 84: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

72

Jama’ah Majelis Ta’lim yang berada di sekitaran rumahnya.

Permasalahan yang sering timbul di keluarga IS biasanya dari

segi perekonomian keluarganya. Pasalnya, setelah suami IS

meninggal suami tidak meninggalkan materi yang cukup untuk

kebutuhan IS dan ke lima anaknya sehari-hari. Dibalik kebutuhan

sehari-hari yang makin hari tidak stabil, kondisi ini memaksa IS

sering menerima pekerjaan seperti cuci baju, gosok dan kuli

panggul di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur.

Sehari-harinya IS dalam mengurus anaknya cenderung

lebih keras, menuntun dan lebih sering membatasi. Semenjak

ayah FS sudah tiada, IS membiasakan FS menjadi pribadi yang

mandiri. IS berusaha semaksimal mungkin selalu berada di rumah

agar FS tidak merasakan kesepian. Sekecil apapun kesalahan FS

di lingkungannya, IS selalu menasehatinya, memaafkannya

walaupun agak sedikit membentak, karena bagi IS seusia FS ini

adalah masa-masa dimana sedang senang-senangnya melakukan

kesalahan tanpa memikirkan yang baik dan yang benar dengan

tidak terlalu memanjakan FS di rumah. Biasanya IS mengatasi

gangguan emosi anaknya ketika emosinya sedang tidak stabil

dengan cara menasehatinya walaupun dengan sedikit menggertak.

FS adalah anak single parent yang dikatakan cukup aktif

di lingkungannya. Sehari-harinya FS bersekolah, mengaji dan

membantu ibunya bekerja di rumah. FS termasuk anak yang

dekat dengan ayahnya, dikarenakan FS adalah anak terakhir dari

lima bersaudara, perhatian ayahnya lebih tertuju kepada FS ketika

itu. Walau ayahnya FS ketika itu hanyalah seorang buruh harian,

namun kasih sayang yang dirasakan FS sudah cukup sekali.

 

Page 85: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

73

Ketika ayah FS meninggal, FS masih berumur empat

tahun. Ketika itu FS masih belum menyadari sepenuhnya tentang

kepergian ayahnya. Yang ia tahu, ayahnya pergi hanya sementara

waktu saja. namun lambat laun FS mulai mengerti tentang

kepergian ayahnya, dan semakin hari FS berusaha untuk

memahami keadaan yang dialaminya. Setelah ayahnya tidak ada,

FS terpaksa harus membantu meringankan pekerjaan ibunya di

rumah sebagai buruh. Waktu bermain FS pun agak sedikit

terbatas.

FS selama ini dididik keras dan disiplin oleh orangtuanya,

walaupun ibu FS hanya seorang buruh namun FS selalu dijaga

ketat oleh ibunya dalam bergaul dengan teman-temannya

dilingkungan sosialnya. FS diajarkan bagaimana cara

bertanggung jawab dan mandiri. Terlihat dari kegiatan FS yang

sehari-hari setelah usai sekolah FS selalu membantu ibunya

bekerja di rumah. Biasanya FS merasakan emosinya tidak stabil

itu ketika dia sedang berada di lingkungan sosialnya antara

lingkungan sekolah ataupun lingkungan rumahnya. FS cenderung

menarik diri ketika bermain bersama teman-temannya. Terkadang

ketika ibu FS mengandalkan tenaganya untuk membantu dalam

meringankan pekerjaannya, disitulah FS sering merasa sedih,

kesal, tertekan dan marah-marah sendiri.

Kedua, ER adalah informan yang memiliki dua orang

anak dari pernikahan dengan suaminya. Pekerjaan ER sehari-

harinya berjulan buah di Pasar Induk. ER adalah seorang ibu

yang pandai bergaul, namun dengan keterbatasan waktu ER di

 

Page 86: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

74

rumah sehingga membuat ER jarang bersosialisasi kepada

lingkungan di rumahnya.

ER adalah seorang perantau yang berasal dari kota Solo.

Sejak itu ER hanya menjadi Ibu Rumah Tangga di rumah,

sementara suaminya adalah seorang karyawan swasta. Keluarga

ER jika dilihat dari segi finansial terbilang cukup dan mampu

dalam menghidupi kedua anaknya. Saat itu pekerjaan ER hanya

fokus untuk mengurus kedua buah hatinya, dan suaminya lah

yang mencari nafkah.

Setelah ER dan suaminya berpisah, ER memilih untuk

bekerja dengan meneruskan usaha Toko Buah milik kakaknya di

Pasar Induk Kramat Jati. ER bekerja dari mulai jam 07.00 pagi

sampai dengan sore hari jam 14.00, dan setelah itu jam 17.00

sampai jam 22.00 baru selesai berdagang. ER sebagian besar

waktunya lebih banyak di luar rumah dibandingkan di rumah.

Permasalahan yang sering timbul di keluarga ER adalah

dalam mengatur waktunya yang sangat terbatas untuk mencari

nafkah dan mengurus anak di rumah, bahkan salah satu anak

bungsunya pun yang berinisial DA pernah dipindahkan sekolah

yang lebih dekat dengan tempat usahanya ER agar ER sesekali

bisa mengantarkan DA ke sekolah. ER di usaha Toko Buahnya

tersebut sudah memiliki lima karyawan, selebihnya ER hanya

memantau saja.

ER sehari-harinya dalam mengurus DA ini cenderung

tegas, keras, menuntut dan membatasi dari segi pergaulan di

sekolah maupun di lingkungan rumahnya. ER sangat membatasi

 

Page 87: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

75

DA dalam pergaulannya di lingkungan rumah, karena kondisi

pemukiman rumah yang lingkungannya sangat keras dan bebas.

Walaupun demikian, ER selalu memberikan motivasi kepada DA

agar selalu rajin dalam belajarnya. DA cenderung sangat di manja

oleh ER, apapun yang DA inginkan selalu diberikan oleh ibunya.

ER biasanya mengatasi gangguan emosi anaknya dengan cara

menuruti semua keinginan anaknya.

DA adalah seorang anak single parent yang ditinggal oleh

ayahnya karena perceraian. Sehari-harinya DA hanya bersekolah,

privat dan selebihnya bermain dengan teman-temannya. DA

adalah seorang anak yang ceria, pemalu, dan memiliki watak

keras dan DA adalah anak yang cukup dekat dengan ayahnya

sebelum bercerai. Ketika itu perhatian dan kasih sayang orangtua

DA cukup dirasakan sempurna, dengan kehadiran ibunya yang

selalu hadir di rumah setiap hari.

Ketika ayah dan ibu bercerai, DA selalu diberikan

pengertian yang penuh oleh ibunya setelah perceraian itu terjadi.

Keseharian DA setelah berpisah dengan ayahnya semakin tidak

terurus karena dengan keadaan ibu yang sibuk mencari nafkah

untuk kebutuhan hidup sehari-harinya. DA dari sejak kecil

memang sudah dimanja oleh orangtuanya. Namun setelah

ayahnya tidak ada, DA cenderung diberikan banyak pelajaran

oleh ibunya dari cara DA mandiri, disiplin, dan belajar dari

kesalahan, walaupun ibu DA sangat jarang sekali mengontrol

anak-anaknya di rumah.

 

Page 88: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

76

Emosi yang tidak terkontrol biasanya dirasakan DA ketika

berada di rumah. Karena dengan pergaulan yang serba dibatasi

oleh ibunya yang membuat keadaan DA merasa tidak bebas, tidak

betah di rumah dan selalu merasakan kesepian. DA sehari-

harinya dipadatkan dengan kegiatan sekolah dan ekstrakulikuler,

inilah cara ER memberikan arahan kepada DA agar menjadi anak

yang rajin dan pandai. Namun dengan kondisi yang seperti ini

yang terus menerus, membuat DA menjadi anak yang selalu

marasa kesepian dan membutuhkan kebebasan seperti anak-anak

yang lainnya.

 

Page 89: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

77

BAB V

PEMBAHASAN

Pola asuh menjadi hal yang penting bagi masa

perkembangan dan pertumbuhan anak baik dari segi fisik maupun

psikisnya dalam hal tanggung jawabnya terhadap cinta, kasih

sayang, pendidikan, serta tanggung jawabnya dalam menanamkan

nilai-nilai keagamaan pada anak. Berdasarkan hasil temuan

lapangan data dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Gambaran gangguan emosi anak dari keluarga single parent

di Kelurahan Tengah Jakarta Timur

Pada umumnya anak-anak yang dibesarkan dari keluarga

single parent cenderung rentan mengalami kondisi finansial dan

edukasi yang lebih buruk. Selain itu, terdapat pula pengaruh

psikologis lain yang turut membentuk perilaku anak dan

pencapaiannya dalam kehidupan. Anak yang dibesarkan oleh

orangtua tunggal juga akan mengalami perasaan seperti

ditinggalkan, merasa sedih, kesepian, kecewa, sulit bersosialisasi

dan membangun koneksi dengan orang lain. Meski demikian,

kecenderungan ini tidak pasti berlaku untuk semua anak dan tetap

bergantung pada gaya bimbingan dan didikan orangtua masing-

masing meski hanya dilakukan seorang diri (orangtua tunggal).

Sebagaimana yang dijelaskan oleh IS selaku orangtua tunggal

pertama:

“Sejauh ini saya selalu berusaha memberikan yang terbaikuntuk anak. namun dengan kondisi ekonomi kami yangterbatas, sehingga anak sering sekali mengeluhkan kondisi

 

Page 90: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

78

kami sekarang ini. Saya maklum, mungkin anak inginkebutuhan dari segi finansial dan sikologisnya terpenuhiseperti teman-temannya di luar sana. Karena setiap kalidia pulang sekolah, saya selalu memerintahkannya untukmeringankan pekerjaan saya dahulu lalu sayamengizinkannya untuk bermain dengan temannya, dengankondisi seperti ini yang membuat anak tertekan dan lebihasik di luar rumah bahkan sering lupa waktu untuk pulangkerumah”82

Dari penjelasan tersebut salah satu gangguan yang sering

terjadi kepada anak IS adalah anaknya cenderung lebih

melampiaskan emosinya di luar rumah menghabiskan waktu

bermain bersama teman-temannya. Pada dasarnya, anak usia dini

itu adalah masa ketika anak memilih dan menyesuaikan dirinya

terhadap lingkungan. Tugas orangtua mengawasi dan

memberikan batasan-batasan agar anak tidak salah dalam

memilih teman bergaul sehari-hari. Menurut penuturan NH

selaku tetangga IS, menjelaskan:

“Seperti layaknya anak-anak yang lain, si anak sukamelebih-lebihkan waktu bermain di luar, kadang ibunyamuter-muter mencari anaknya dimana. Anak si termasukanak yang cenderung penurut di rumah, sering membantupekerjaan ibunya setiap pulang sekolah, akan tetapi kalausudah disamper teman-temannya bermain, dia merasaterbebaskan dari beban di rumah dan pergi bermainhingga larut”.83

Kita bisa lihat bahwa anak yang hidup tanpa ayah

cenderung lebih memilih bebas, memiliki dunianya sendiri, dan

82 Wawancara Pribadi dengan IS, Orangtua Single Parent Kel:Tengah, 12 Agustus 2018.

83 Wawancara Pribadi dengan NH, Tetangga Terdekat OrangtuaSingle Parent Kel: Tengah, 12 Agustus 2018.

 

Page 91: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

79

ingin mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitarnya. FS

mengungkapkan bahwasannya:

“Kalau saya sedang istirahat di rumah, kadang saya sukakesal kalau ibu memerintahkan saya untuk membantupekerjaannya, jadi saya lebih memilih untuk bermain diluar. Tapi kadang-kadang saya seringkali tiba-tibakepikiran sendiri, suka tiba-tiba merasa sedih karenangebiarin ibu bekerja di rumah sendirian, sedangkankakak-kakak saya yang lainnya kan semuanya di pondokpesantren masing-masing.”84

Pada dasarnya, gejolak emosi anak pada umumnya sama,

yaitu tidak ingin melihat orangtuanya kesusahan. Konflik yang

sering terjadi pada emosi anak ketika anak melihat kehidupan

teman-temannya yang cenderung lebih sejahtera dari dirinya, lalu

anak akan berusaha menemukan kenyamanan di luar rumah

karena dengan kondisinya yang hidup tanpa ayah, rata-rata

menyebabkan anak lebih berani membantah perintah sang ibu,

karena sosok ibu yang lemah lembut dan selalu saja menuruti

keinginan anak. Beda dengan pribadi seorang ayah yang tegas,

keras, hingga ditakuti kalau anak ingin membantah perintahnya.

FS menjelaskan sebagai berikut:

“Terkadang saya suka sedih, kalau melihat teman-temansaya sekolah dijemput ayahnya masing-masing, ketikawaktu libur tiba orangtua mereka selalu memberikanwaktu luangnya untuk mengajak anaknya sekedar jalan-jalan. Sedangkan saya mau meminta sama siapa, ayahsudah tiada ibu pun sibuk ngupas bawang di rumah,kendaraan pun kami tidak punya.”85

84 Wawancara Pribadi dengan FS, Anak Single Parent Kel: Tengah,12 Agustus 2018.

85 Wawancara Pribadi dengan FS, Anak Single Parent Kel: Tengah,12 Agustus 2018.

 

Page 92: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

80

Bagaimanapun kondisinya, setiap orang tentunya

menginginkan keluarga yang harmonis dan lengkap, namun

ketika kematian harus terjadi, maka dengan kondisi seperti ini

keluarga yang ditinggalkan harus hadapi semuanya meskipun

berat, apalagi dengan keadaan keuangan yang semakin sulit

didapat. Terkadang anak akan menuntut ingin seperti teman-

teman yang lainnya, anak akan mengalami masa jenuh, masa

mereka tidak merasa bahagia, dan ada masanya mereka mengerti

akan kondisi keluarga yang saat ini sudah terjadi. Jadi dengan

kondisi emosi anak yang belum stabil, tugas orangtua semampu

mungkin agar lebih cerdas lagi dalam mengelola waktunya antara

pekerjaan dan anak.

Seperti yang terjadi dengan keluarga ER, yang

menjelaskan bahwa:

“Ya yang namanya seorang single parent kan semuanyaharus serba bisa sendiri, bisa membagi waktu antaramencari nafkah dan mengurus keperluan anak-anak dirumah. Sebisa mungkin saya harus menyempatkan diriuntuk memantau anak-anak di rumah. Tapi terkadangwaktu saya lebih banyak di luar rumah, jadi anak sudahterbiasa mengerjakan apa-apanya sendiri.86

Menurut ER, kesulitan yang dialaminya adalah dalam

membagi waktunya untuk anak. Dilihat dari segi materi ER

termasuk keluarga yang berkecukupan, namun dalam segi waktu,

ER sulit membagi waktunya untuk di rumah. Karena

kesibukannya berdagang di pasar Induk Kramat Jati, berdagang

memiliki waktu yang tidak menentu karena pasar buka 24 jam,

86 Wawancara Pribadi dengan ER, Orangtua Single Parent Kel:Tengah, 12 Agustus 2018.

 

Page 93: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

81

sehingga beban waktunya semakin sulit untuk dibagi kepada

anak-anaknya. Menurut penuturan RA, selaku orang terdekat ER,

mengungkapkan sebagai berikut:

“Sejauh ini saya mengenal ER ini adalah wanita yangpekerja keras, namun dia jarang sekali berada di rumah.Seringkali ER menitipkan anaknya sama saya. Biasanyasaya dititipkan uang untuk keperluan anak-anaknya makansiang dan malam, atau hanya sekedar memeriksa kondisidi rumahnya saja.”87

Bisa dilihat dari penurturan RA bahwa gangguan emosi

yang terjadi terhadap DA, dia terlihat memiliki dunianya sendiri

dan cenderung mencari kesenangan di luar rumah. ketika anak

merasa keluarganya tidak mampu membuatnya merasa lebih

nyaman, maka dia akan berusaha mencarinya di luar. Seperti

yang kita ketahui interaksi didalam keluarga, kurangnya

pengawasan, minat, dan perhatian, dapat mengakibatkan atau

memperburuk kesulitan emosional yang ada. ER mengungkapkan

kebenarannya, bahwa:

“Saya merasakan sianak ketika orangtuanya berpisah itucenderung lebih pendiam dan menutup diri, karena anakini dari kecilnya memang sangat dekat sekali denganayahnya. Terkadang sianak sering sekali mengungkit yanglalu-lalu ketika kami masih bersama-sama, sianak menjadicenderung lebih keras dan cuek dengan lingkungan disekitarnya. Kalau untuk urusan belajarnya sih, tidak adapenurunan dalam nilai-nilai ujiannya di sekolah, akantetapi untuk tingkat nilai menghafal anak saya di sekolahmulai menurun. Entah karena sianak terlalu berlebihan

87 Wawancara Pribadi dengan RA, Tetangga Terdekat Single ParentKel: Tengah, 12 Agustus 2018

 

Page 94: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

82

bermain game nya atau memang dari faktor kondisikeluarga yang kurang mendukung”.88

Sejalan dengan penuturan ER yang merasakan perbedaan

terhadap kondisi anak pada saat ini, penulis mencari

kebenarannya langsung kepada DA selaku anak yang berorangtua

tunggal mengakui bahwa:

“Sedihlah ditinggal sama ayah, soalnya biasanya sayasetiap waktu libur tiba, pasti kami selalu diajak jalan-jalankeluar rumah meskipun hanya sekedar mencari angin sajadidekat-dekat rumah. Biasanya dulu ayah bekerja, dan ibuyang mengurus kami sepenuhnya di rumah. Sekarang ibusibuk bekerja di luar, pulangnya keseringan dari pagisampai jam 10 malam baru sampai rumah. Di rumah sayaberusaha belajar mandiri, karena saya memiliki satuKakak perempuan saja yang terkadang pulangnya punsering telat karena kuliah. Jadi kalau saya sendirian dirumah ya palingan saya main game atau main Warnet diluar sama temen-temen atau ngumpul di Pos dekatrumah”89

Bisa dilihat kembali bagaimana suasana di tempat tinggal

keluarga yang tanpa ayah. Anak cenderung akan merasa kesepian

yang sangat mendalam apalagi dengan kondisi penghuni rumah

yang semuanya sibuk di luar, terlebih apabila anak harus dituntut

untuk bersikap mandiri sebelum usianya tepat pada waktunya.

Seharusnya anak mendapatkan perhatian yang lebih dari kedua

orangtuanya, namun sebaliknya anak lebih merasa jenuh pada

dirinya dan lingkungannya, karena kondisi lingkungan

perumahan yang sepi, dan kondisi rumah yang semuanya sibuk,

88 Wawancara Pribadi dengan Ibu ER, Orangtua Single Parent Kel:Tengah, 12 Agustus 2018.

89 Wawancara Pribadi dengan DA, Anak Single Parent Kel: Tengah,12 Agustus 2018.

 

Page 95: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

83

yang menyebabkan anak cenderung lebih tertutup dengan

lingkungan sekitarnya.

Menurut Goleman emosi merujuk kepada suatu perasaan

dan pikiran yang khas, yaitu suatu keadaan biologis dan

psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.90

Sekarang ini banyak teori muncul untuk mencoba

menjelaskan sebab-musabab gangguan emosional. Menurut

Hauck Teori-teori tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga

kategori yaitu teori lingkungan, teori afektif, dan teori kognitif.

1. Teori lingkungan

Teori lingkungan ini menganggap bahwa penyakit mental

diakibatkan oleh berbagai kejadian yang menyebabkan timbulnya

stres. Pandangan tersebut beranggapan bahwa kejadian ini sendiri

adalah penyebab langsung dari ketegangan emosi. Orang awam

tidak ragu-ragu untuk menyatakan, misalnya, bahwa seorang

anak menangis karena ia diperolok. Ia percaya secara harfiyah

bahwa olok-olok itu adalah penyebab langsung tangisan tersebut.

Menurut pandangan ini, tekanan emosional baru bisa

dihilangkan kalau masalah “penyebab” ketegangan tersebut

ditiadakan. Selama masalah tersebut masih ada, biasanya tidak

banyak yang bisa dilakukan untuk menghilangkan perasaan-

perasaan yang menyertainya. Karena yang disebut lebih dahulu

diduga sebagai penyebab dari yang belakangan, secara logis bisa

dikatakan bahwa penghilangan masalah selalu dapat

menghilangkan kesukaran. Memang, demikianlah yang sering

90Daniel Goleman,Emotional Intelligence , (Jakarta:PT Gramedia PustakaUtama, 2002), h. 411.

 

Page 96: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

84

terjadi, tetapi ini belum tentu dapat menghilangkan reaksi

emosional yang kuat sekali jika reaksi itu terjadi (Hauck,

1967).91

Menurut Russell, lingkungan emosional yang tepat bagi

seorang anak merupakan suatu hal yang sulit, dan tentu saja

bervariasi menurut usia anak. Sepanjang masa kanak-kanak, ada

kebutuhan untuk merasa aman, meskipun kian berkurang. Untuk

maksud ini kata Russell, kebaikan hati dan suatu rutinitas yang

menyenangkan merupakan hal pokok. Hubungan dengan orang-

orang dewasa hendaknya merukapan hubungan bermain dan

ketentraman fisik, bukan berupa belaian emosional. Menurut

Russell, hendaknya ada keintiman dengan anak-anak lain di atas

segalanya, hendaknya ada peluang bagi inisiatif dalam kontruksi,

dalam eksplorasi, dan kearah intelektual serta seni.

2. Teori Afektif

Pandangan profesional yang paling luas dianut mengenai

gangguan mental adalah pandangan yang berusaha menemukan

pengalaman emosional bawah sadar yang dialami seorang anak

yang bermasalah dan kemudian membawa dari sudut yang lebih

realistik. Sebuah rasa takut dan rasa salah tersebut disadari, anak-

anak itu diperkirakan hidup dengan pikiran bawah sadar yang

dipenuhi dengan bahan-bahan yang menghancurkan yang tidak

bisa dilihat, tetapi masih sangat aktif dan hidup. Ia bisa cemburu

dan membenci ayahnya yang ditakutkan akan melukainya karena

pikiran-pikiran jahat tersebut. Anak itu mungkin merasa bersalah

91 Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2003), h. 407.

 

Page 97: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

85

karena rasa bencinya itu amat berharap mendapat hukuman atas

kejahatannya. Karena tidak menyadari kebenciannya itu, anak

tidak menyadari bahwa banyak kejadian tidak masuk akal terjadi

atas dirinya sebenarnya adalah alat untuk menghukum dirinya

sendiri.

Menurut pandangan ini, bukan lingkungan, tetapi

kehilangan ayah yang menimbulkan gangguan, tetapi perasaan

bawah sadar anak (anak secara teknis dikatakan efeksi).

Kelepasan bahwa bisa dicapai bila perasaan tersebut dimaklumi

dan dihidupkan kembali dengan seseorang yang tidak akan

menghukum anak tersebut atas keinginan-keinginannya yang

berbahaya.92

3. Teori Kognitif

Sekarang ini, hanya satu teori kognitif utama yang patut

dibicarakan, yakni “psikoterapi rasional emotif” yang ditemukan

oleh Albert Ellif menurut teori ini, penderitaan mental disebabkan

langsung oleh masalah kita atau perasaan bawah sadar kita akan

masalah tersebut, melainkan dari pendapat yang salah dan

irasional, yang disadari maupun tidak disadari masalah-masalah

yang kita hadapi bersama. Untuk mengembalikan keseimbangan

emosi, kita perlu mengindetifikasi ide-ide yang ada pada sianak;

kemudian, melalui penggunaan logika yang ketat, ia diperlihatkan

dan diyakinkan betapa tidak rasionalnya ide-ide tersebut; dan

akhirnya dia didorong untuk berperilaku berlainan melalui sudut

92 Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2003), h. 408.

 

Page 98: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

86

pengetahuan yang baru. Hanya inilah yang diperlukan untuk

memenangkan gangguan emosional.

Penulis menemukan kasus gangguan emosi pada anak

yang terdapat pada dua keluarga IS dan ER dominan masuk

kedalam teori lingkungan, yang beranggapan bahwa penyebab

gangguan emosi anak yang tidak stabil diakibatkan oleh berbagai

kejadian yang tidak diinginkan oleh anak seusianya. Hal ini yang

akan menimbulkan stres yang berkepanjangan, karena anak akan

selalu merasa tidak diterima kondisinya pada saat ini. Anak akan

cenderung lebih menuntut haknya dan anak akan merasa tidak

nyaman bersama keluarganya tersebut.

Dampak hal tersebut anak akan merasa ingin bebas, anak

akan melakukan hal-hal aneh di luar kehendak orangtua, dan anak

akan berbuat semaunya tanpa persetujuan orangtuanya. Emosi

anak seusia mereka cenderung lebih membutuhkan kasih serta

perhatian yang lengkap dari kedua orangtuanya. Anak akan selalu

melihat kehidupan teman-temannya di sekolah bagaimana mereka

mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orangtuanya.

Namun, gangguan emosi anak bisa berbeda-beda jika dilihat dari

kondisi anak yang ditinggal cerai dan anak yang ditinggal mati.

Anak yang ditinggal mati cenderung dirinya lebih menarik diri,

tertutup, dan pemalu, namun anak yang ditinggal cerai oleh

orangtuanya cenderung lebih keras, berani, dan egois. Dari kedua

sebab ini yang akan menimbulkan perasaan anak ingin bebas,

tidak mau diatur, dan mereka meluapkan emosinya di luar

lingkungan keluarganya.

 

Page 99: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

87

Tabel 3. Indikator perilaku anak dengan gangguan emosi

yang dialami oleh “FS dan DA”. Pada tabel 3 dapat dilihat

perilaku anak dengan gangguan emosi yang dialami oleh kedua

anak single parent.

Tabel 3. Indikator Perilaku Anak Dengan Gangguan Emosi.

INDIKATOR PERILAKU FS DA

1. Intelegensi dan

Prestasi Belajar

Memiliki intelegensi

di bawah normal atau

mengalami kesulitan

belajar atau

menunjukkan

performa akademik

yang rendah.

X

FS pintar dalam

pelajaran agama

X

DA pintar

dalam pelajaran

umum dan

ekstrakulikuler

2. Karakteristik

Sosial dan

Emosi Agresif,

acting out

behavior

(externalizing)

Conduct disorder atau

gangguan perilaku

seperti perilaku

memukul, bertinju,

berkelahi ,mengejek,

berteriak, menolak

untuk menuruti

permintaan orang lain,

memeras, menangis,

merusak, dan

vandalisme.

FS sering berkelahi

dengan temannya.

DA sering

mengejek

teman-

temannya.

 

Page 100: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

88

INDIKATOR PERILAKU FS DA

3. Immature,

withdrawl

behavior

(internalizing)

Perilaku immature

(tidak matang atau

kekanak-kanakan) dan

menarik diri. Mereka

mengalami

keterasingan sosial

hanya mempunyai

beberapa orang teman,

jarang bermain

dengan anak

seusianya dan kurang

memiliki keterampilan

sosial yang

dibutuhkan untuk

bersenang-senang.

Mereka mengasingkan

diri untuk berkhayal,

merasakan ketakutan

yang melampaui

keadaan sebenarnya,

mengeluhkan rasa

sakit yang sedikit dan

membiarkan penyakit

mereka terlibat dalam

aktivitas normal.

FS sering melamun,

merasakan ketakutan

yang melampaui

keadaan yang

sebenarnya.

DA sering

merasakan

ketakutan dan

terlalu

menganggap

berlebihan

terhadap

penyakitnya jika

sedang sakit.

 

Page 101: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

89

INDIKATOR PERILAKU FS DA

4. Externalizing Bersikap

membangkang

Ya, FS sering

membangkang

apabila

diperintahkan ibunya

membantu pekerjaan

ibu rumah tangga

seperti menyapu,

mencuci piring, dan

mencuci pakaian.

Ya, DA sering

membangkang

ketika

dinasehati oleh

orangtuanya

agar tidak

bergaul dengan

teman-teman

yang tidak baik,

dan DA juga

nekat

berpacaran

diusianya yang

masih belia.

5. Externalizing Mudah terangsang

emosinya/ emosional/

mudah marah

FS sering marah-

marah tidak jelas,

karena masalah

kecil.

DA mudah

sekali marah

dan gampang

tersulut

emosinya.

 

Page 102: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

90

6. Externalizing Sering melakukan

tindakan agresif,

merusak, mengganggu

FS sering

mengganggu teman-

temannya ketika

bermain.

X

DA ketika

mengalami

gangguan emosi

tidak merusak

atau

mengganggu

orang lain.

7. Externalizing Sering bertindak

melanggar norma

sosial/ norma susila/

hukum

FS sering mencuri

uang temannya di

sekolah

DA sering

pacar-pacaran

padahal DA

masih kelas 6

SD

B. Gambaran pola asuh yang diterapkan oleh orangtua single

parent terhadap anak di Kelurahan Tengah Jakarta Timur

Pola asuh adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak

dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh

dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan

orangtua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti

makan, minum, dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti

rasa aman, kasih sayang, perlindungan, dan lain-lain), serta

sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak

dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Pola asuh juga

 

Page 103: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

91

meliputi pola interaksi orangtua dengan anak dalam rangka

pendidikan karakter anak

Bisa dijelaskan bahwa pola asuh adalah sebagai pola sikap

atau perlakuan orangtua terhadap anak yang masing-masing

mempunyai pengaruh tersendiri terhadap perilaku anak antara

lain terhadap kompetensi emosional, sosial, dan intelektual.93

Dari penjelasan tersebut, pola asuh orangtua pada

dasarnya merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama

mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti

orangtua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta

melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan

norma-norma yang ada dalam masyarakat.

Kondisi keadaan emosional seorang anak single parent

sangat rentan dan selalu dikaitkan dengan tata cara pola asuh

orangtua mereka masing-masing. Emosional mereka cenderung

naik turun dan terkadang sulit untuk mengontrolnya. Oleh karena

itu peran orangtua benar-benar menentukan apakah seorang anak

mampu mengendalikan emosionalnya ketika ada dan tidak

adanya masalah.

Seperti halnya yang penulis temukan di Kelurahan

Tengah, bahwa berbagai bentuk permasalahan yang dialami oleh

anak yang berorangtua single parent akan mengalami berbagai

bentuk perubahan emosionalnya. Anak yang diasuh oleh orangtua

single parent akan cenderung lebih keras, dan tidak peduli

dengan apa yang terjadi di lingkungannya, anak yang berorangtua

93 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 51.

 

Page 104: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

92

single parent juga akan cenderung lebih nakal dari anak-anak

yang lain. Selain itu pengasuhan orangtua tunggal juga akan

menjadikan seorang anak menjadi lebih berani.

Menurut Hurlock, terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi pola asuh orangtua, yaitu :

a. Tingkat sosial ekonomi

Orangtua yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah

lebih bersikap hangat dibandingkan orangtua yang berasal dari

sosial ekonomi yang rendah.

b. Tingkat pendidikan

Latar belakang pendidikan orangtua yang lebih tinggi dalam

praktek asuhannya terlihat lebih bijak dalam mengasuh anaknya

mereka menjadi lebih siap karena memiliki pemahaman yang

lebih luas, sedangkan orangtua yang memiliki latar belakang

pendidikan terbatas, memiliki pengetahuan dan pengertian yang

terbatas mengenai kebutuhan dan perkembangan anak sehingga

kurang menunjukkan pengertian dan cenderung akan

memperlakukan anaknya dengan ketat dan otoriter.

c. Kepribadian

Orangtua dapat mempengaruhi penggunaan pola asuh.

Orangtua yang konservatif cenderung akan memperlakukan

anaknya dengan ketat dan otoriter.

d. Jumlah anak

Orangtua yang memiliki banyak anak kurang memperoleh

kesempatan untuk mengadakan kontrol secara intensif antara

 

Page 105: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

93

orangtua dan anak, karena orangtua secara otomatis berkurang

perhatiannya pada setiap anak.94

Pada dasarnya banyak sekali pelajaran unik yang kita

dapat ketika mengulik persoalan tentang pola asuh orangtua

single parent dan anak-anaknya, antara didikan pola asuh

orangtua yang lengkap dan didikan pola asuh orangtua yang

single parent itu sangat berbeda.

Keluarga orangtua single parent biasanya memiliki cara-

cara tersendiri dalam pengasuhan anak. Mereka para single

parent sadar bahwa keluarga mereka memiliki kekurangan yang

tidak dimiliki seperti keluarga yang utuh. Pengasuhan dan

pendidikan anak merupakan bagian-bagian dari proses sosialisasi

yang paling penting dan mendasar, karena fungsi tersebut untuk

mempersiapkan anak menjadi warga masyarakat yang baik.

Dalam keluarga, anak mempunyai banyak arti dan fungsi, anak

dapat menjadi tumpuan harapan keluarga, anak dapat menjadi

tempat untuk mencurahkan segala perasaan orangtua, dan anak

dapat menjadi generasi penerus orangtua.

Meskipun pola pengasuhan anak terbagi menjadi empat

bagian, tetapi pembagian ini bukan merupakan hal yang baku,

karena tidak ada orangtua yang sempurna. Orangtua adalah

manusia yang bereaksi berbeda diberbagai jenis situasi,

tergantung pada mood dan lingkungan mereka. Dalam

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan

anak tersebut, seringkali orangtua sedikit memaksa atau menuntut

94 Hurlock Elizabeth B., Psikologi Perkembangan Suatu PendekatanSepanjang Masa, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 402.

 

Page 106: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

94

batasan-batasan anaknya baik itu dengan siapa anak bermain, dan

bergaul di lingkungan rumah ataupun sekolahnya, tujuannya agar

anak memiliki pendirian yang matang. Sehubungan dengan ini, IS

menjelaskan bahwa:

“Saya mendidik anak dengan keras itu karena sayasayang. Yang namanya pergaulan anak jaman sekarangkan ya, orangtua engga bisa meleng sedikit. Apalagi kalauanak saya berkelahi, berbuat ulah yang tidak wajar sayatidak segan-segan memukulnya, ya walaupun mukulnyatidak keras cuma sekedar gertakan saja, dan setelahnyabaru saya menasehatinya kalau perbuatannya itu tidakbaik dan biar dia kapok juga”95

Cara mengasuh anak dari setiap ibu memiliki ciri dan

khasnya masing-masing, apalagi di zaman sekarang orangtua

dituntut untuk pandai menerapkan didikan serta asuhan untuk

anak. dengan usia anak yang bisa dikatakan cukup rentan antara

8-12 tahun itu masa dimana anak-anak sedang berusaha untuk

diterima di lingkungan atau kelompok. Hal ini yang memaksa IS

untuk tidak selalu memanjakan anaknya dan berusaha

mendisiplinkan anak-anaknya. IS berpendapat bahwasannya:

“Kalau anak saya males-malesan di rumah, saya seringsekali menegurnya. Karena biar bagaimanapun, dia harusmemahami kondisi keluarga kita yang sekarang ini lho ya.Kadang saya setiap sorenya setelah dia pulang mengaji,saya pasti menyuruh dia bersih-bersih rumah. Karena kandi rumah saya ngupas bawang dari pagi sampai malam,jadi saya membagi-bagi tugas kepada anak saya untuk

95 Wawancara Pribadi dengan IS, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

 

Page 107: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

95

bersikap mandiri dengan hanya sekedar membersihkanrumah, atau meringankan saya mengupas bawang”96

IS menambahkan lagi percakapannya, bahwa:

“Kalau mendengar anak ngedumel atau mengeluh si sayasering ya, apalagi kalau dia lagi disuruh bersih-bersihrumah tuh pasti ada saja alasannya kadang dia mengeluhcapek, ngantuk, atau disamper teman-temannya main, tapisaya pura-pura tidak mendengar saja. Karena kanbagaimanapun keluhan anak bagi saya itu hal yang wajar,tugas anak sebisa mungkin harus dikerjakan dahulu agardia terbiasa belajar jadi orang yang bertanggung jawab”97

IS membiasakan anaknya agar belajar disiplin di usia dini,

walaupun IS menuntut dan bersikap keras terhadap anak. Wajar

saja jika setiap anak memiliki banyak sekali keluhan-keluhan

terhadap orangtuanya, karena anak belum mampu memahami

dengan sepenuhnya bagaimana kondisi orangtuanya pada saat itu.

Semakin bertambahnya usia anak, interaksi antara orangtua dan

anak berubah, orangtua akan memperluas teknik kedisiplinannya

terhadap anak termasuk penalaran, instruksi, isolasi, hukuman,

ganjaran, dan tanggung jawab terhadap tingkah lakunya.

IS menceritakan secara singkat perjuangan dan keluh

kesahnya menjadi orangtua tunggal selama ini, IS menyatakan

bahwasannya:

“Saya itu bukan seorang ibu yang memiliki pendidikantinggi. Saya banting tulang mencari nafkah untukmenghidupi lima orang anak, karena salah satu darikelima anak saya adalah anak yang berkebutuhan khusus.

96 Wawancara Pribadi dengan IS, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

97 Wawancara Pribadi dengan IS, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

 

Page 108: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

96

Ketiga anak saya di pesantrenkan di daerah Bogor dibantudengan biaya seikhlasnya dari masyarakat. Selebihnyasaya di rumah hanya tinggal bertiga dengan FS danabangnya yang berstatus ABK. Tapi sejauh ini saya lebihmemfokuskan perhatian saya kepada abangnya FS yangberstatus ABK tersebut karena dia lebih membutuhkanperhatian saya ketimbang FS. Makanya saya mendidik FSini dengan keras ya karena dia harapan saya satu-satunyayang meringankan pekerjaan saya di rumah. Kadang kalaukebutuhan rumah tangga sedang membutuhkan banyakbiaya, saya memerlukan tenaga FS untuk ikut membantukerjaan saya sebagai pengupas bawang karungan”98

Dari penuturan IS tersebut menjelaskan bahwa tuntutan

keluarga mempengaruhi pola asuh nya terhadap anak. Interaksi

yang terjadi antara IS dan anaknya FS berlangsung kurang

individual dan terbatas, karena dengan kehadiran abangnya FS

yang lebih membutuhkan perhatian khusus dari ibunya ketimbang

FS. Terutama dengan lingkungan rumah yang sempit dan

ekonomi yang terbatas, cenderung IS lebih Authoritarian dan

lebih sering menggunakan hukuman fisik atau ancaman. Karena

ketika orangtua merasa lelah cenderung merasa kehilangan

kontrol dirinya, jadi merasa sering tidak sabar, marah-marah yang

tidak jelas, dan hal ini dapat menimbulkan stres pada orangtua.

Akhirnya cara orangtua dalam mengasuh anaknya makin tidak

stabil dan tidak terkontrol, sehingga anak akan merasakan

imbasnya dari persoalan-persoalan tersebut.

Dengan memastikan keseharian IS sehari-hari, dengan ini

penulis mewawancarai tetangga terdekat IS. Menurut penuturan

NH selaku tetangga terdekat IS menjelaskan:

98Wawancara Pribadi dengan IS, Anak Single Parent Kel: Tengah, 14Agustus 2018.

 

Page 109: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

97

“Sejauh ini saya melihat perlakuan IS terhadap anaknya sicenderung lebih keras, tapi bukan dalam artian kasar ya.IS membiasakan anak-anaknya mandiri dan hidup dengankesederhanaan. Akan tetapi ya namanya anak kecil kankalo dikerasin kadang suka nambah tidak nurut ya,terkadang IS memperlakukan anaknya agak sedikitmembentak atau mencubitnya. Apalagi ketika si anak FSsering sekali iri-irian kepada abangnya yang berstatusABK.”99

Berdasarkan penjelaskan NH sesuai yang disaksikan

sehari-harinya di dalam keluarga IS. NH mengungkapkan

bahwasannya IS setelah menyandang status single parent

cenderung berperilaku sedikit lebih keras, tegas dan memaksa,

mungkin inilah salah satu cara pola asuh yang baik yang

diterapkan IS kepada anaknya FS. IS menyesuaikan pengasuhan

anak dengan situasi, kondisi, kemampuan dan kebutuhan anak.

Akan tetapi menurut penulis, usahakan anak mudah paham

dengan apa yang kita inginkan tanpa merasa ada paksaan, tekanan

namun atas dasar kesadaran diri sendiri. Usahakan komunikasi

antara IS dan FS juga dilakukan secara terbuka dan

menyenangkan dengan batasan-batasan tertentu, agar anak

terbiasa terbuka pada orangtua ketika ada yang mengganggu

pikirannya.

Bersamaan dengan ini, FS selaku anak yang berorangtua

tunggal juga ikut mengutarakan perasaannya. FS menjelaskan

bahwa:

“Sifat ibu di rumah baik layaknya ibu di luar sana, akantetapi ibu saya tuh perhatiannya cuma sama abang saya

99 Wawancara Pribadi dengan NH, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

 

Page 110: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

98

saja, abang saya mah bebas mau main kapan aja, dan mauminta apapun juga selalu diturutin. Kalau saya yang mintaselalu disuruh-suruh dulu, ngupas bawang dulu atau sayadisuruh bantuin ibu nimba air di sumur dulu. Kadangkalau abang saya belum pulang-pulang kerumah juga ibunyalahinnya saya, ngomelinnya saya, dan saya juga yangdisuruh mencari kemana abang saya bermain.”100

Kasus yang sering timbul di kalangan keluarga single

parent bisa dilihat konflik di dalam keluarga IS. Anak FS

mempunyai keluhan tersendiri, dia merasa dihiraukan oleh ibunya

dan berfikiran kalau ibunya pilih kasih dan tidak menyayanginya.

Pada hakikatnya anak perempuan yang tidak memiliki ayah

cenderung lebih membutuhkan kasih sayang dan penerimaan

terhadap keluarganya dibandingkan dengan anak laki-laki yang

tidak memiliki ayah. Hubungan orangtua yang tidak seimbang

dengan emosional dan perilaku menyimpang anak seperti depresi,

kegelisahan, agresif, dan perilaku suka menganggu membuat

anak merasa diabaikan karna merasa kurang mendapatkan kasih

sayang. Bagaimanapun kondisinya, rumah adalah tempat terbaik

bagi anak untuk tumbuh dan berkembang di bawah pengasuhan

orangtuanya. Selanjutnya IS menjelaskan sebagai berikut:

“Kalau FS melakukan kesalahan terkadang saya sukasedih sendiri gitu, saya merasa menjadi sosok ibu yanggagal. Disini saya mencoba menasehatinya menanyakankebenarannya dengan dia dan teman-temannya dan kalauanak saya yang salah, saya yang mengintropeksi diri sayadulu. Contohnya bukan sekali dua kali saya mendengaranak saya kata temannya mencuri uang temannya disekolah, awalnya saya tidak percaya FS melakukannya,

100Wawancara Pribadi dengan FS, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

 

Page 111: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

99

karena FS saya tanya juga cuma nangis dan enggan untukterbuka, cuma ya gimana seandainya memang dia yangbersalah, saya cuma bisa berdoa mengelus dada sajakarena ini mungkin juga salah saya, yang tidak bisamencukupi kebutuhan FS dengan sepenuhnya.”101

Menurut IS saat anak-anak melakukan kesalahan itu

adalah suatu hal yang wajar karena yang namanya anak-anak

belum mampu mengetahui sepenuhnya mana yang benar dan

salah. Tugas sebagai orangtua yaitu menasehati anak jangan

sampai mengulangi hal yang sama dan menanyakan dulu

penyebabnya anak melakukan itu karena butuh dan takut untuk

terbuka kepada ibunya.

ER mengungkapkan keterlibatan dalam mengurus

anaknya itu sedikit, karena kesehariannya ER mengisi waktunya

dengan mencari nafkah untuk kebutuhan biaya anak sekolah. ER

menceritakan permasalahan anaknya sehari-hari sebagai berikut:

“DA itu sebenarnya anak yang terbuka sekali ketika kamibelum bercerai, namun setelah ayah dan ibunya berpisahdia jadi lebih sering banyak menuntut saya. Kalau sayatidak mengabulkan permintaannya walaaah pasti dialangsung ngamuk sejadi-jadi nya. DA ini dulunya sangatterbuka dan dekat sekali dengan ayahnya, makanya diatumbuh menjadi anak yang manja karena ulah ayahnyayang sering menuruti apapun kemauannya. Ya contohnyaseperti gadget saja, dulu ketika masih ada ayahnya, anaktidak terlalu ketergantungan game di gadgetnya, dansetelah kami berpisah dengan ayahnya dia cenderunglebih ketergantungan gedget dan sama sekali sulit untuk

101 Wawancara Pribadi dengan IS, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

 

Page 112: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

100

dicegah, ataupun saya hanya menyita gadgetnyasementara saja, itu dia pasti ngambeknya luar biasa.”102

Anak perempuan cenderung lebih dekat dan perasaannya

lebih peka terhadap seorang ayah dibandingkan dengan

kedekatannya terhadap ibunya. Jika seorang anak sudah

merasakan kehilangan titik kenyamanannya, maka disini emosi

anak akan cenderung lebih bersifat agresif dan tidak menentu.

Pada dasarnya anak seusia DA ini sedang mengalami masa yang

sifatnya cenderung lebih aktif, mandiri, mencari-cari, dan mampu

mengekspresikan bermacam-macam jenis emosi.

Maka peran ibu single parent harus lebih memberikan

kepercayaan yang penuh untuk anak, agar anak menemukan titik

kenyamanan tidak hanya pada ayahnya, bagaimanapun seorang

anak membutuhkan tingkat kepercayaan diri yang besar untuk

bisa berinteraksi dengan dunia luar, dari sinilah ibu single parent

harus memberikan contoh dan arahan kepada anak agar anak

tidak menarik diri dari lingkungan keluarga ataupun sosialnya.

Adapun menurut penuturan orang terdekat ER, informan

RA menjelaskan lebih detail tentang keseharian keluarga ER

sebagai berikut:

“Keluarga ER kalau dilihat sekilas ya terlihat baik-baiksaja antara hubungannya terhadap anak ataupun terhadaptetangga sekitarnya. Namun sejauh ini pendapat sayamengenai keluarga ER itu kalau menghukum anaknyakasar, dan dari bahasanya juga seperti itu, mungkin karenafaktor lingkungan sehari-harinya ER di pasar. Maksud ERsih sebenarnya bagus ya memberikan penegasan terhadapanaknya, namun cara penempatannya yang kurang tepat,

102 Wawancara Pribadi dengan ER, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

 

Page 113: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

101

ER kurang mampu mengontrol emosi klo anaknya berbuatulah atau lagi ngambek gitu. Karena kan saya rumahnyasebelahan, jadi kalau lagi gimana-gimananya tuh pastikedengeran banget.”103

Persoalan yang diutarakan RA, bahwasanya lingkungan

dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Kualitas dan

intensitas pola asuh orangtua bervariasi dalam mempengaruhi

sikap dan mengarahkan perilaku anak. Variasi kualitas dan

intensitas pola asuh itu dipengaruhi oleh latar belakang

pendidikan orangtua, mata pencaharian hidup, keadaan sosial

ekonomi, adat istiadat, suku bangsa dan sebagainya. Dalam

mengasuh anak, ada orangtua yang bersikap keras, kejam, kasar,

dan tidak berperasaan meskipun sebenarnya akan sangat cocok

dan lebih memungkinkan untuk berhasil jika dilakukan dengan

sikap lemah lembut dan kasih sayang, tanpa intervensi sistem

militerisme. Tetapi, memang diakui pola asuh yang diterapkan

orangtua sangat kasuistik, tergantung pada fenomena perilaku

yang ditunjukkan oleh anak.104

Dalam memberikan pendidikan kepada anak, ER

menuturkan bahwa:

“Sebenarnya saya itu khawatir sekali dengan pergaulanDA itu di lingkungan luar sana. Karena tidak hanya sekalidua kali saja saya mendengar berita dari teman sebayanyakalau DA ini sudah berpacaran. Sedangkan saya kan sibukdari pagi sampai malam berdagang di pasar, kurang bisamengontrol kegiatan anak setelah pulang sekolah ituseperti apa, jadi seperti inilah saya harus bisa tegas sama

103 Wawancara Pribadi dengan RA, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

104 Syaiful bahri Djamarah, Pola Asuh Orangtua dan Komunikasidalam Keluarga, ( Jakarta:PT Rineka Cipta, 2014), h. 52-53.

 

Page 114: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

102

diri saya dan sama anak saya juga biar si anak takut danenggan untuk berbuat ulah yang macam-macam di luarsana.”105

Menjadi orangtua harus dekat dengan kehidupan anak-

anaknya, orangtua memegang peranan penting dalam membantu

penyelesaian masalah anak. Untuk itu, orangtua perlu memahami

dunia anak secara komprehensif dari berbagai karakteristik

anaknya. Menurut penulis jika orangtua melihat ada kontribusi

kelainan anak didalam pergaulannya, jangan terburu-buru untuk

mencoba menceramahi ataupun melontarkan kata-kata yang dapat

membuat kepercayaan diri anak menurun. Biarkan ia bebas untuk

apa yang anak rasakan dahulu. Berikan pengertian bahwa kita

mengerti perasaan mereka dan jelaskan secara hati-hati tentang

permasalahan tersebut. Usahakan orangtua memberikan

kepercayaan untuk bersama-sama mencari solusi atas

permasalahan yang anak hadapi di lingkungan bermainnya,

orangtua boleh membantu berperan sebagai fasilitator.

ER juga menambahkan lagi tentang persoalan DA sebagai

berikut:

“Dengan kesibukan saya mencari nafkah di pasar, sayamengambil alih solusi agar DA tidak terlalu banyakbergaul di lingkungan sosialnya di rumah. Karenapergaulan disini tuh sangat memprihatinkan sekali,jadinya saya mengambil cara dengan menyibukkan anaksaya itu dengan berbagai macam les sampai sore. Setelahmenjelang malam, saya menekankan dan membiasakanDA ini menjadikan waktu dia untuk mengerjakan PR dirumah. Jadi ini mungkin cara saya dengan memberikan

105 Wawancara Pribadi dengan ER, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

 

Page 115: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

103

fasilitas pendidikan untuk DA, agar DA tidak banyakberlarut-larut bermain di luar sana.”106

Salah satu keuntungan strategi ini lebih banyak diterima

oleh anak. Pilihan tersebut harus ditanggapi oleh anak sebagai

pilihan yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan perilaku

yang dianggap kurang baik itu. Terkadang orangtua harus

mencoba memandang suatu situasi melalui mata anak. bukan

berarti kita memahami sudut pandangan mereka dan

menyetujuinya, tetapi orangtua mencoba untuk memahami posisi

mereka agar cara kemungkinan berhasilnya cara pendekatan yang

akan kita tentukan semakin besar pula.

Seperti hal tersebut yang diungkapkan DA sebagai

berikut:

“Ibu saya memang jarang sekali ada waktu di rumah,kadang itu yang membuat saya bete sendiri. Tapi kalausaya minta sesuatu pasti ibu saya tuh langsung bergerakmenuruti keinginan saya, ya walaupun saya harusngambek dulu sebentar.”107

Memang sudah dari dasarnya kasih sayang seorang ibu itu

mampu melebihi kasih sayang pada dirinya sendiri. Biasannya

ibu single parent tingkat kepekaannya lebih tinggi dibandingkan

dengan ibu yang memiliki pasangan. Akan tetapi semua

problematika ini memiliki dampak yang positif maupun negatif.

DA melanjutkan cerita sebagai berikut:

“Yang namanya anak sering bohong itu kan wajar, sayabohong juga kan engga yang aneh-aneh banget. Kadang

106 Wawancara Pribadi dengan ER, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

107 Wawancara Pribadi dengan DA, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

 

Page 116: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

104

saya suka bohong cuma biar uang jajan saya ditambahingitu dengan pura-pura untuk kebutuhan di sekolah,soalnya setiap pulang sekolah temen-temen saya sukangajak main ke warnet atau saya juga sering diam-diampergi bermain setelah habis maghrib dengan beralasaningin mengaji bareng-bareng di Masjid.”108

Menurut informan ER menjelaskan bahwa:

“Anak saya DA itu kadang suka ada-ada saja yangdipintanya, contohnya seperti sepatu atau tas sekolahpadahal keperluan sekolah dia itu selalu saya penuhiwalaupun dengan harga yang cukup mahal selalu sayaturuti, tapi ya begitu itu anak suka bosenan dan lebihseneng memakai barang orang lain ketimbang punya nyasendiri. Awalnya mah saya tidak langsung turutipermintaannya saya mau tau dulu alasannya apa, tapi yaseperti itulah DA susah diajak kompromi kalau enggadituruti ya dia ngoceh aja terus, kadang ulahnya malesmakan atau enggan berangkat sekolah, makanya mauengga mau ya saya turuti saja kemauan dia.”109

Menurut ER, alasan pertama memberikan sesuatu yang

diminta oleh anaknya itu jika yang diminta itu benar-benar

sedang dibutuhkan. Kemudian dengan perilaku DA yang

menekan, dari itu ER sang ibu lebih memilih mencari aman

dengan menuruti apa keinginan anaknya.

Penulis menyimpulkan bahwa cara orangtua untuk

mengatasi gangguan emosi pada anak terdiri dari tiga macam

cara. Pertama, menekankan pendidikan agar anak memiliki

kesibukan sehingga pikirannya terisi dengan hal-hal baik yang

dapat menghindarkan anak untuk mengingat keadaannya yang

108 Wawancara Pribadi dengan DA, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

109 Wawancara Pribadi dengan ER, Anak Single Parent Kel: Tengah,14 Agustus 2018.

 

Page 117: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

105

memiliki orangtua single parent. Kedua, kemandirian, orangtua

mengajarkan kemandirian agar anak mengalami gangguan emosi

menjadi mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Ketiga,

kedisiplinan, orangtua mengajarkan kedisiplinan agar anak

memiliki tatanan hidup yang terorganisir dalam keluarga dan

lingkungan sekitar.

C. Pola asuh yang diberikan orangtua single parent dalam

mengatasi gangguan emosi anak di Kelurahan Tengah

Jakarta Timur

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Diana

Baumrind dan Baumrind & Black (dalam Papalia, et.al., 2007)

pada sejumlah keluarga yang memiliki anak prasekolah,

didapatkan tiga macam pola asuh, sedangkan dalam Santrock

(2007) Diana Baumrind menjelaskan empat pola asuh orangtua,

yaitu:

1. Authoritarian parenting

Authoritarian yaitu suatu tipe yang membatasi dan

menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti

perintah-perintah orangtua dan menghormati pekerjaan

dan usaha orangtua. Orangtua yang Authoritarian

menerapkan batas dan kendali yang tegas pada anak dan

meminimalisir diskusi atau musyawarah.

2. Authoritative Parenting

Authoritative yaitu pola asuh yang mendorong

anak untuk mandiri namun masih menerapkan batas dan

kendali pada tindakan mereka. Masih melakukan diskusi,

 

Page 118: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

106

serta orangtua bersikap hangat dan penyayang terhadap

anak. Orangtua yang authoritative menunjukkan

kesenangan dan dukungan sebagai respon terhadap

perilaku konstruktif anak.

3. Permissive Indifferent

Permissive Indifferent yaitu gaya pengasuhan

dimana orangtua sangat tidak terlibat dalam kehidupan

anak. Anak yang memiliki orangtua yang mengabaikan

merasa bahwa aspek lain kehidupan orangtua lebih

penting dari pada mereka.

4. Permissive Indulgent

Permissive Indulgent yaitu gaya pengasuhan

orangtua sangat terlibat dengan anak, namun tidak terlalu

menuntut atau mengontrol mereka.110

Wawancara yang penulis lakukan dengan berbagai

informan tentang pola asuh orangtua single parent dalam

mengatasi gangguan emosi anaknya, apakah pola asuh

orangtua tunggal tersebut baik untuk anak atau tidak.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh IS:

’’Di tengah kesibukan saya dalam mencari nafkah, sayajuga ikut mengawasi dan menerapkan kepada anak-anaksaya untuk menjaga kesopanan, menjaga akhlakulkarimah dengan menasehati, merangkul sianak pelan-pelan agar tidak salah bergaul. Tugas orangtua kan yamemberi contoh yang baik. Contoh yang baikdiperlihatkan ke anak dan contoh yang tidak baik sebisamungkin jangan sampai diketahui anak. memangterkadang yang namanya anak kecil pasti suka cuek dan

110 Papalia, Diane E, dkk., Human Development Ninth Edition, (NewYork: The Mc Graw Hill Companies, 2004), h. 288.

 

Page 119: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

107

tidak nurut, tugas orangtua hanya memberikan yangterbaik saja agar anak merasa dihargai”.111

Penjelasan tersebut, bahwasannya tanggung jawab ibu

single parent diantaranya selain mencari kebutuhan nafkah

sehari-hari, ibu single parent juga ikut serta mengawasi tumbuh

kembang anak memberikan pelajaran hidup, terutama ahlakul

karimah seorang anak dalam lingkungan sekitarnya. Ibu single

parent harus mampu membagi waktunya antara hak anak dan

pekerjaan. Anak yang terlantar dari pantauan orangtua, sangat

rentan mengalami gejala gangguan emosi yang dampaknya

sangat buruk bagi diri dan lingkungan anak, melakukan

pengawasan adalah salah satu cara yang dilakukan oleh ibu IS

untuk mengatasi permasalahan anaknya.

Sejalan dengan itu, menurut NH selaku tetangga IS,

menuturkan bahwa:

“Cara IS mengasuh anaknya si seperti ibu-ibu padaumumnya. Biasanya dia ngebilangin baik-baik, kadangkalau ucapan atau perintahnya dihiraukan sama anaknya,ya paling nada suaranya lebih tinggi lagi dan kalau untukmemukul ataupun semacam kasar sama anaknyasepertinya jarang. Sejauh ini IS itu pekerja keras, darikesibukannya mencari nafkah juga anak-anaknya masihterpantau olehnya, karena kan kerjaannya IS hanya buruhkupas bawang saja yang dikirim-kirim ke rumah”112

Pernyataan NH tersebut menjelaskan bahwa informan IS

adalah seorang ibu yang hangat dan penyayang, ketika anaknya

melakukan kesalahan dia berusaha memberikan nasehat agar

111 Wawancara Pribadi dengan IS, Orangtua Single Parent Kel:Tengah, 5 Agustus 2018.

112 Wawancara Pribadi dengan NH, Tetangga Terdekat Ibu IS Kel:Tengah, 5 Agustus 2018.

 

Page 120: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

108

anaknya tidak melakukan hal yang dilarang lagi, dia juga

lebih memilih untuk bekerja di rumah supaya dapat memantau

tumbuh kembangnya anak. Hal tersebut sejalan dengan penyataan

IS seabagai berikut:

“Kerja sambil mengurus anak itu tidak mudah. enaknyakerja ngupas bawang itu ya gini waktunya fleksibel.Untuk pekerjaan ya saya kerja, kadang pekerjaan sayajuga diringankan oleh anak. tapi anak juga kan harusdiurus, harus dikasih makan. Waktunya masak ya sayamasak, kerjaan saya tinggal dulu sebentar. Karena waktuuntuk anak-anak itu nomor satu buat saya, dan pekerjaannomor selanjutnya.”113

Menurut IS, antara pekerjaan dan mengasuh anak

bukanlah hal yang mudah. Kedua peran tersebut harus dijalani

dengan ketekunan dan tekad. Anak memiliki hak untuk

diperhatikan dari segi materi maupun psikologisnya, sebab itu ia

memberikan pengawasan yang lebih agar anak yang mengalami

gangguan emosi karena tidak mendapat kasih sayang dari sosok

ayah menjadi berperilaku yang sesuai dengan aturan akhlakul

karimah.

Informan FS mengungkapkan bahwa:

“Setelah tidak ada bapak, ibu itu di rumah menjadi sosokyang pekerja keras dan tegas sekali. Ibu jadi semakinbawel, semakin ketat mendidik saya, makin banyakperaturan di rumah, kadang kalau saya main pulangnyatelat, ibu pasti sudah marah-marah dan muter-muter untukmencari saya”.114

113 Wawancara Pribadi dengan IS, Orangtua Single Parent Kel:Tengah, 5 Agustus 2018.

114 Wawancara Pribadi dengan FS, Anak Single Parent Kel: Tengah,5 Agustus 2018.

 

Page 121: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

109

Dalam wawancara tersebut, IS dalam memberikan asuhan

untuk anaknya IS berusaha untuk bersikap tegas, disiplin atas

peraturan norma-norma yang berlaku di dalam keluarganya agar

anak mampu terbiasa dengan didikan yang baik menurut IS

tersebut. IS menjelaskan kembali bahwa anak yang :

“Saya memberikan perhatian khusus kepada sianakdengan memberikan lebih banyak waktu luang untukanak, agar anak tidak merasa kesepian dan selalu bersikapsejuk dihadapan anak dengan berupaya menghibur atauhanya sekedar bercerita tentang kegiatan anak sehari-haridi sekolah maupun di lingkungannya”.115

Orangtua single parent selalu dituntut menjadi sosok yang

penyejuk agar anak tidak merasakan kesepian dan merasa dirinya

dihargai. Orangtua single parent karena sangat penting

memberikan kasih sayang yang lebih kepada anak agar mereka

mendapatkan kasih sayang yang sama dengan anak yang

memiliki orangtua lengkap. Beberapa pernyataan informan dapat

disimpulkan bahwa orangtua single parent dalam mengatasi

gangguan emosi pada anaknya dengan cara melakukan

pengawasan yang intens dan kasih sayang yang setara seperti

anak yang memiliki orangtua lengkap.

Adapun dengan informan ER, selaku orangtua single

parent kedua, akibat perceraian dituntut untuk meyakinkan anak-

anaknya agar selalu optimis walaupun hidup tanpa seorang figur

ayah. ER memberikan pola pengasuhan untuk anaknya melalui

cara yang disiapkan sebagai berikut :

115 Wawancara Pribadi dengan IS, Orangtua Single Parent Kel:Tengah, 5 Agustus 2018.

 

Page 122: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

110

“Tugas ibu single parent seperti saya ini menegaskankepada anak agar disiplin dan memiliki kepribadian yangmandiri. Harus menjaga attitude nya ketika berada dirumah maupun di luar rumah dengan cara menasehatinya,memberi pengarahan ketika anak sulit diatur , kadangmemarahinya, sedikit menghukum sekedar memberinyapelajaran saja ketika si anak berbuat salah dan berbohong,Kadang saya suka kelimpungan kalau sianak sudah adayang dipinta suka ngambek duluan.”116

Menurut ER, anak merupakan aset terbesar bagi orangtua

single parent. Maka dari itu orangtua single parent dituntut

memiliki jiwa yang tegas sekaligus lemah lembut dan penyabar.

Walaupun ER lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah,

namun ER tetap menyempatkan waktu memberikan pengarahan

kepada anaknya serta batasan-batasan agar anak memiliki

kepribadian yang mandiri dan disiplin.

Hal ini dibenarkan dari pihak orang terdekat ER, bahwa

menjadi orangtua tunggal sangatlah tidak mudah dalam

mengasuh dan mencari nafkah untuk keberlangsungan hidupnya

sehari-hari. Menurut pengakuan informan RA selaku orang

terdekat keluarga ER, menjelaskan sebagai berikut:

“ER itu seorang ibu yang pekerja keras. Dia bantingtulang dari pagi sampai malam mencari nafkah. Memangdia itu jarang sekali berada di rumah. Hak anakmendapatkan perhatian lebih dari ibunya sepertinya sulit,karena kesibukannya berdagang di pasar. ER ini sangatkeras sekali dalam mendidik anaknya, denganmemfasilitasi pendidikan formal dan nonformal kepadaanaknya agar sebisa mungkin waktunya tidak dihabiskan

116 Wawancara Pribadi dengan ER, Orangtua Single Parent Kel:Tengah, 12 Agustus 2018.

 

Page 123: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

111

untuk bermain. Mungkin dia tidak ingin anaknya kelakmerasakan apa yang dia rasakan saat ini” 117

Sejalan dengan pernyataan informan RA yang

menyatakan bahwa ER adalah seorang ibu yang pekerja keras dan

tegas. Bisa dilihat saat ER menerapkan pengasuhan kepada anak

dengan tegas dan menuntut. Dilihat dari pengalaman ER yang

mengalami trauma batin karena perceraiannya dengan suami,

maka dia berusaha sekeras mungkin memberikan pendidikan

yang terbaik untuk anaknya agar tidak mengalami nasib yang

sama dengannya. Dapat disimpulkan bahwa ER dalam mengatasi

gangguan emosi pada anaknya dengan menerapkan sikap

kemandirian serta kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejalan dengan hal tersebut DA selaku anak ER

menjelaskan bahwa:

“ibu itu orangnya sibuk banget. Terkadang setiap sayapulang sekolah biasanya ibu belum pulang berdagang,sehingga untuk keperluan makan dan segala macamnyasaya membiasakan mengerjakannya sendiri di rumah. ibumemberikan saya gedget, biar kalau saya pulang telatataupun saya izin untuk pelajaran tambahan saya memberikabarnya melalui WhatsApp. Tapi jika saya ketahuanberbohong sama ibu, ibu sudah pasti menghukum sayadengan menyita gedget dan mengurangi uang jajansekolah saya”118

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang ibu

memberikan hak dan batasan-batasan kepada anak agar anak

menuruti perintah maupun larangan ibu. Meskipun anak jarang

117 Wawancara Pribadi dengan RA, TetanggaTerdekat ER Kel:Tengah, 9 Agustus 2018.

118 Wawancara Pribadi dengan DA, Anak Single Parent Kel: Tengah,12 Agustus 2018.

 

Page 124: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

112

mendapatkan waktu untuk bersama-sama, namun komunikasi

tetap berjalan baik meskipun hanya melalui telepon genggam

saja.

Selain itu keluarga single parent rata-rata menerapkan

pola asuh yang mengarah kepada pola asuh authoritarian yaitu

suatu tipe yang membatasi dan menghukum yang menuntut anak

untuk mengikuti perintah-perintah orangtua dan menghormati

pekerjaan dan usaha orangtua. Orangtua yang authoritarian

menerapkan batas dan kendali yang tegas pada anak dan

meminimalisir diskusi atau musyawarah.

Dengan demikian orangtua dengan pengasuhan

authoritarian mencerminkan sikap orangtua yang bertindak tegas

dan cenderung diskriminatif. Hal tersebut ditandai dengan

tekanan anak untuk patuh kepada semua perintah dan keinginan

orangtua, kontrol yang sangat ketat terhadap tingkah laku anak,

dan kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi.

Sejalan dengan pernyataan orangtua single parent

tersebut, Baumrind menyatakan bahwa pola asuh terbentuk dari

adanya dua dimensi pola asuh, yaitu;

a. Acceptance/Responsiveness; menggambarkan bagaimana

orangtua berespons kepada anaknya, berkaitan dengan

kehangatan dan dukungan orangtua. Mengacu pada beberapa

aspek, yakni; sejauh mana orangtua mendukung dan sensitif

pada kebutuhan anak-anaknya, sensitif terhadap emosi anak,

memperhatikan kesejahteraan anak, bersedia meluangkan

waktu dan melakukan kegiatan bersama, serta bersedia untuk

 

Page 125: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

113

memberikan kasih sayang dan pujian saat anak-anak mereka

berprestasi atau memenuhi harapan mereka.

b. Demandingness/Control; menggambarkan bagaimana

standar yang ditetapkan oleh orangtua bagi anak, berkaitan

dengan kontrol perilaku dari orangtua. Mengacu pada

beberapa aspek yakni pembatasan, tuntutan, sikap ketat,

campur tangan, dan kekuasaan sewenang-wenang.119

Penulis menemukan bahwa pola asuh orangtua cenderung

lebih memberikan pemahaman kepada anaknya dengan cara

menyampaikan nasihat secara terbuka terkait kondisi yang

dialami anak. Mayoritas orangtua single parent akan lebih

bersikap tegas dan menuntut agar anaknya kelak mampu

membentuk karakter yang tidak manja.

Secara tidak sadar, orangtua akan lebih bersikap protektif

terhadap anak, merasakan takut kehilangan seorang anak yang

lebih dalam lagi karena orangtua single parent tidak ingin

merasakan kesedihan yang kedua kalinya mengingat suaminya

yang sudah tidak ada lagi. Orangtua single parent melakukan dua

peran memang tidak mudah ketika harus membagi waktu antara

pekerjaan dan anak. orangtua single parent harus mampu

menopang tanggung jawab sebagai ibu sekaligus ayah sehingga

yang menjadi korban adalah anak. Hal tersebut dapat dilihat

bahwa orangtua single parent lebih banyak menghabiskan

waktunya untuk pekerjaan (mencari nafkah) dibandingkan

119 Carol Sigelman K, Human Development (Wadsworth: EngageLearning, 2002), h. 10-11.

 

Page 126: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

114

dengan mendampingi anak. Dampak negatif yang muncul adalah

gangguan emosi pada anak.

 

Page 127: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

115

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang

Pola Asuh Orangtua Single Parent dalam Mengatasi Gangguan

Emosi Anak di kelurahan Tengah Jakarta Timur, sebagai berikut:

1. Gambaran anak dalam keluarga tunggal mengalami

gangguan emosi seperti tidak merasa betah tinggal di rumah,

sensitif terhadap masalah-masalah kecil, tempramental,

menarik diri ketika bergaul dengan teman seusianya sebab

merasa tidak percaya diri karena teman-temannya memiliki

orangtua yang lengkap, penakut, pendiam, tertutup, tidak

berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar,

berkepribadian lemah, cemas, dan menarik diri. Berbagai

emosi dari yang ada, anak single parent akibat bercerai

sifatnya cenderung lebih keras, manja, berani menentang,

dan egois dibandingkan dengan anak single parent akibat

meninggal cenderung dirinya lebih menarik diri, tertutup dan

pemalu.

2. Tipe pola asuh orangtua single parent yang biasa diterapkan

kepada anak-anaknya adalah dengan memakai tipe

pengasuhan authoritarian. Pola asuh tersebut cenderung

lebih menetapkan standar yang mutlak yang harus dituruti

dengan sedikit memaksa, mengancam, dan menghukum,

faktor yang menjadi penyebab anak mengalami gangguan

emosi yang tidak stabil dikarenakan pola asuh orangtua yang

 

Page 128: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

116

terlalu menuntut dan banyak memberikan batasan-batasan

untuk anaknya. Para informan menerapkan pola asuh ini

disebabkan kesibukan sebagai orangtua tunggal (single

parent) yang harus menjalankan kedua peran yaitu sebagai

ayah dan juga sebagai ibu bagi anak-anaknya sehingga

membuat mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk

membimbing dan memperhatikan kegiatan anak sehari-hari.

3. Pola asuh yang diberikan oleh orangtua dalam mengatasi

emosional anak dilihat dari cara orangtua untuk mengatasi

gangguan emosi pada anak dengan cara: (1) menekankan

pendidikan agar anak memiliki kesibukan sehingga

pikirannya terisi dengan hal-hal baik yang dapat

menghindarkannya untuk mengingat keadaannya yang

memiliki orangtua single parent (2) kemandirian, orangtua

mengajarkan kemandirian agar anak mengalami gangguan

emosi menjadi mandiri dan tidak bergantung dengan orang

lain (3) kedisiplinan, orangtua mengajarkan kedisiplinan agar

anak memiliki tatanan hidup yang terorganisir dalam

keluarga dan lingkungan sekitar.

 

Page 129: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

117

B. Implikasi

a. Penelitian ini sangat erat kaitannya dengan penyuluhan sebab

orangtua tunggal (single parent) merupakan salah satu

sasaran penyuluhan di masyarakat sehingga diperlukan untuk

pemberdayaan single parent (janda).

b. Penelitian ini sekaligus memberi informasi kepada penyuluh

dan pemerintah agar tidak hanya membantu menyelesaikan

pada masalah sosial seperti Pekerja Seks Komersial (PSK),

Gelandangan, Pengemis dan sebagainya, tetapi orangtua

tunggal juga perlu diperhatikan dan diberikan jalan keluar

dalam membagi waktu antara mengurus anak dan mencari

nafkah, agar tidak terjadi kesenjangan diantara mengurus

anak dan mencari nafkah, sebab sangat berpengaruh kepada

generasi penerus yang berasal dari orangtua tunggal.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian,

kesimpulan penelitian yang telah diuraikan, kiranya penulis perlu

memberikan kritik dan saran yang mungkin bermanfaat bagi

keberlangsungan pola asuh orangtua single parent dalam

mengatasi gangguan emosi anak di Kelurahan Tengah Jakarta

Timur. Penulis memberikan saran sebagai berikut:maka dapat

dikemukakan saran sebagai berikut:

 

Page 130: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

118

1. Orangtua Single Parent

a. Saat ingin membuat peraturan usahakan melibatkan

kebijakan dan persetujuan anak supaya anak tidak

merasa terbebani dan terkekang dengan semua

peraturan yang dibuat.

b. Untuk menanggulangi gangguan emosi anak, orangtua

perlu berkonsultasi dengan orang yang lebih

berpengalaman seperti psikolog anak

2. Anak single parent

a. Berusahalah untuk mengontrol diri ketika gangguan

emosi itu muncul, alihkanlah gangguan emosi itu

untuk hal positif seperti membangun kemandirian.

b. Ketika ada masalah atau suatu hal yang menjanggal

ceritakan kepada orangtua, agar orangtua dapat

memperlihatkan perhatian, kasih sayang dan mencari

jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut.

Usahakan terbuka kepada orangtua.

3. Untuk Masyarakat/Pemerintah

a. Masyarakat juga memiliki andil untuk membantu

orangtua yang berstatus single parent, untuk

menanggulangi gangguan emosi anak yang

berorangtua tunggal salah satunya dengan

mengadakan pemberdayaan bagi janda, dengan begitu

masyarakat sudah membantu seorang single parent

dalam bidang kebutuhan rumah tangga. Hal ini agar

orangtua fokusnya tidak terbelah antara mencari

nafkah dan menyalurkan kasih sayang untuk anak.

 

Page 131: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

119

b. Masyarakat perlu membuat ruang ramah anak seperti

taman bermain dan lapangan bermain, agar anak yang

mengalami gangguan emosi dapat menyalurkan

perasaan yang sedang dia alami dengan bermain. 

Page 132: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

120

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2004. Pendidikan Ala Kanjeng Nabi. Yogyakarta:Mitra Pustaka.

Ahmadi, Abu dan Sholeh, Munawar. 2005. PsikologiPerkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Alfiani, Lili. “Bimbingan Agama pada Penderita GangguanEmosi di Bengkel Rohani Ciputat”. Skripsi FakultasBimbingan dan Penyuluhan Islam, UIN SyarifHidayatullah, Ciputat. 2014.

Andhini, Netta. “Pola Asuh Orangtua dalam MenjalankanDisiplin Ibadah Shalat Remaja di Perumahan ArindaPermai II Pondok Aren Tangerang Selatan”. SkripsiFakultas Bimbingan dan Penyuluhan Islam, UIN SyarifHidayatullah, Ciputat. 2013.

Anisah, Siti Ani. “Jurnal Gangguan Perilaku Pada Anak danImplikasinya Terhadap Perkembangan Anak Usia SekolahDasar”. Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 5, no.1 (2011): 7-14.

Arikunto, Suharsini. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pengantar.Jakarta: Bina Aksara.

Aziz El Quussy, Abdul. 1986. Pokok-pokok KesehatanJiwa/Mental 1. Jakarta: PT Bulan Bintang.

Baihaqi, M.I.F., Sunardi, Akhlan, R.N.R., Heryati, E. 2005.Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan, Bandung: PT.Refika Aditama.

[DEPDIKNAS] Departemen Pendidikan Nasional. 2005. KamusBesar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

[DITPLB]. Pengertian Anak Yang Berkebutuhan Khusus. 2010-Januari-20. Diakses pada 2017-Januari-05. Pukul: 17.00tersedia pada http ://www.ditplb.or.id.2006.

 

Page 133: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

121

Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola Asuh Orangtua danKomunikasi dalam Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Elizabeth, Hurlock. 1997. Psikologi Perkembangan SuatuPendekatan Sepanjang Masa. Jakarta: Erlangga.

Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif&Kuantitatif.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori danPraktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hadi, Sutrisna. 1989. Metodologi Reaserch. Yogyakarta: AndiOffset.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untukIlmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

K, Sigelman Carol. 2002. Human Development. Wadsworth:Engage Leaming.

Kartono, Kartini. 1992 Peran Orangtua dalam Memandu Anak.Jakarta: Rajawali Press.

Komariyah, Siti. N. “Efektifitas Penyuluhan Pola Asuh OrangtuaBerbasis Hypnoparenting Pada Wali Murid Paud Pelangidi Bogor”. Skripsi Fakultas Bimbingan dan PenyuluhanIslam, UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat. 2014.

Kristi, Poerwandari, E. 2001. Pendekatan Kualitatif dalamPenelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3.

Lintina, Shovia. “Pengaruh Konsep Diri dan Pola AsuhOrangtua Terhadap Kemandirian”. Skripsi FakultasPsikologi, UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat. 2015.

Mashar, Riana. 2011. Emosi Anak Usia Dini dan StrategiPengembangannya. Jakarta: Prenadamedia Group.

Moleong, J. Lexi. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya.

 

Page 134: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

122

Nuraeni. “Gangguan Emosi dan Perilaku”. Skripsi Fakultas IlmuPendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.2010.

Nurhafid, Anindya Saras. “Hubungan Pola Asuh OrangtuaTerhadap Kenakalan Remaja di Kelurahan KalibaruJakarta Utara”. Skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan,Universitas Indonesia, Depok. 2013.

Papalia, Diane E., Olds, Sally W., Feldman, Ruth D. 2004.Human Development Ninth Edition. New York: The McGraw Hill Companies.

Quussy, Abdul Aziz El. 1986. Pokok-pokok Kesehatan Jiwa danMental 1. Jakarta: PT Bulan Bintang.

Rahman, Anata Hermia. “Pola Pengasuhan Anak YangDilakukan Oleh Single Mother”. Skripsi FakultasKeguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas MaretSurakarta. 2014.

Rasyid, Abdul. “Pembinaan Keagamaan dalam MengembangkanNilai-nilai Kecerdasan Spiritual Anak Jalanan di SanggarKreatif Anak Bangsa (SKAB) Ciputat TangerangSelatan”. Skripsi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat. 2014.

Riyanto, Theo. 2002. Pembelajaran Sebagai Proses BimbinganPribadi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sabri, Alisuf. 2001. Pengantar Psikologi Umum &Pengembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Safaria, Triantoro dan Eka Saputra, Nofrans. 2009. ManajemenEmosi, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah.Bandung: CV Pustaka Setia.

Soehatono, Irawan. 1995. Metode Penelitian Sosial. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

 

Page 135: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

123

Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. 2003. Dasar-dasar PenelitianKualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian KebidananKualitatif-Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suprayogo, Imam dan Thabrani. 2001. Metodologi Sosial Agama.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

T. Yanggo, Huzaemah. 2013. Hukum Keluarga Dalam Islam.Jakarta: Yayasan Masyarakat Indonesia Baru.

Ulwan, Nasih Abdullah. 1995. Pendidikan Anak dalam Islam.Jakarta: Pustaka Amani.

W. Santrock, Jhon. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta:Erlangga.

Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak danRemaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 

Page 136: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

LAMPIRAN

 

Page 137: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

 

Page 138: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

 

Page 139: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

 

Page 140: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

 

Page 141: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

 

Page 142: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

 

Page 143: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

 

Page 144: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

 

Page 145: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

 

Page 146: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

 

Page 147: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

A. Wawancara Seputar Kondisi Orangtua Tunggal (Janda)

1. Sudah berapa lama ibu dan anak-anak ditinggal suami, dan ceritakan

secara singkat apa penyebabnya ?

a. (IS) Sumiyatun. Sudah 8 tahun silam semenjak 2011, ketika itu sedang

dalam keadaan sehat setelah minum kopi langsung jatuh pingsan lalu

bapak langsung dibawa ke Rumah Sakit Pasarbo, akan tetapi Rumah

Sakit Pasarbo memberikan rujukan ke Rumah Sakit Hermina Ciputat

setelah di rujuk ke sana ternyata tidak ada dokternya dikarenakan

ketika itu sedang cuti. Lalu setelah tidak adanya penanganan, dari sana

bapak langsung dioper ke Rumah Sakit Fatmawati dan di rumah Sakit

Fatmawati inilah Almarhum bapak Muhammad Wahyudin

menghembuskan nafas terakhirnya. Tidak sempat dirawat inap di

Rumah Sakit, malam minggu masuk UGD malam seninnya sudah

meninggal diusia 37 tahun.

b. (ER) Evi Rosmaya. Saya bercerai dengan bapak semenjak tahun 2014

silam. Dulu kami sering sekali mengalami percekcokan, mungkin

karena umur kami yang tidak jauh, ego kita masing-masing selalu saja

tinggi, dan kami seringkali berdebat hal-hal kecil. Jadi saya

memutuskan untuk berpisah saja. karena kepribadian bapak yang

memiliki watak yang keras dan terlalu memprioritaskan pekerjaannya

ketimbang memikirkan keadaan anak-anaknya dirumah.

 

Page 148: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

2. Bisa dijelaskan sedikit, bagaimanakah perasaan kondisi ibu ketika

ditinggalkan suami ?

a. (IS) Perasaan ketika itu pastinya sedih dan campur aduk. Saya itu

bukan dari keluarga mampu. Sedih sekali rasanya karena belum siap

hidup sendiri tanpa suami dan ketika itu pula kami tidak memiliki uang

banyak untuk biaya urus-urus rumah sakit dan pemakaman.

Bersyukurnya ketika itu banyak sekali warga yang membantu kami

dari awal hingga akhir biaya untuk pemakaman bapak. Dari para

ustadz-ustadzah disini, bapak-bapak PKS dan ibu-ibu majlis ta’lim di

sini semua kompak membantu kami dari segi materi dan lainnya.

b. (ER) Perasaan ketika itu tentulah hati saya sangat hancur sebenarnya,

dikarenakan perpisahan kami meninggalkan dua orang anak yang

seharusnya memiliki kasih sayang yang utuh dari kedua orangtuanya.

Saya merasa mendzolimi kedua anak saya ketika itu. Rasa sedih saya

ketika itu selalu tertuju kedua buah hati saya, terlebih kepada DA anak

bungsu saya yang ketika itu masih menginjak sekolah dasar.

3. Sesudah suami meninggal/berpisah, bagaimanakah cara ibu untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari?

a. (IS) Kebetulan saya setiap harinya bekerja dirumah sebagai buruh,

mengupas bawang karungan dengan upah 70.000 rupiah

perminggunya. Uang segini memang tidak cukup memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari dengan menghidupkan 5 anak dan biaya

sekolah dan lainnya. Namun diluar sana ada segelintir orang-orang

 

Page 149: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

baik dari majlis ta’lim yang membantu dan peduli terhadap kondisi

keluarga kami.

b. (ER) Awalnya saya hanya berstatus ibu rumah tangga ketika belum

bercerai. Namun ketika saya memutuskan untuk bercerai. Ketika itu

saya dibantu oleh abang ipar saya untuk menjanlankan usaha buah-

buahan di toko UD.MARDIKO di Pasar Induk Kramat Jati miliknya.

Sampai saat ini kesibukan saya mencari nafkah bersumber dari toko

tersebut.

4. Apa motivasi ibu agar tetap tegar menjalani kehidupan sebagai single

parent ?

a. (IS) Saya disini kan sebagai orangtua tunggal, seorang yang dijadikan

sandaran tiap-tiap anak. Otomatis disini saya memotivasi diri saya agar

selalu sehat, menjaga kesehatan dengan baik. karna kalau saya sakit,

anak-anak akan terbengkalai.

b. (ER) Motivasi saya ada pada kedua anak saya adalah, saya tidak ingin

anak ikut merasakan kesepian dengan tidak adanya ayah, anak

merasakan sakit, anak merasakan kekurangan. Saya hanya ingin

melihat kebahagian anak-anak saya agar tidak merasakan apa yang

ibunya alami saat ini. Ketika saya melihat anak tersenyum, tertawa,

disitu saya merasa semangat dan bangkit kembali untuk tidak selalu

terpuruk dalam kesedihan, karena anak bagi ibu yang janda seperti

saya itu harta dari segalanya.

5. Apa saja kegiatan yang dilakukan ibu sebelum/sesudah pulang kerja?

 

Page 150: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

a. (IS) Saya memilih kerja dirumah setiap harinya dengan mengupas

bawang, agar seimbang antara pekerjaan rumah dan mengurusi anak.

Kegiatan saya tiap paginya hanya memasak, menyediakan anak-anak

sarapan selebihnya saya ngupas bawang hingga sore hari, dan pada

malam harinya saya lebih banyak mengisi waktu untuk mengajari

anak-anak.

b. (ER) Pekerjaan saya di toko UD.MARDIKO sebenarnya hanya

memantau saja, kebetulan saya disana sudah memiliki tujuh karyawan.

Saya berangkat ke toko itu sejak pukul 07.00-12.00, jadi sebelum jam

07.00 pagi itu kegiatan saya normal layaknya ibu rumah tangga

kebanyakan. Saya menyiapkan sarapan untuk anak-anak, merapihkan

keperluan sekolah anak dan mengantarkan anak kesekolah karena jarak

tempuh sekolah Aaliyah Martha lumayan jauh dari rumah kami.

Setelah pekerjaan di rumah selesai, barulah saya bergegas ketoko

sampai pukul 12.00 siang. Memasuki jam waktu istirahat dan makan,

saya langsung bergegas meninggalkan toko untuk mengurus-urus

keuangan toko tiap harinya ke Bank. Setelah prosesnya selesai barulah

saya pulang kerumah untuk sekedar beristirahat dan mengerjakan

pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Dan sore harinya sekitar

pukul 17.00 WIB saya sudah harus bergegas ketoko lagi memulai

aktivitas dagang hingga pukul 22.00 malam. Begitulah kegiatan saya

sehari-harinya.

 

Page 151: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

A. Seputar Pola Asuh Orangtua Tunggal Terhadap Anak.

1. Sejauh pandangan ibu, bagaimanakah pola asuh yang baik untuk

diterapkan kepada sianak?

a. (IS) ditengah kesibukan saya dalam mencari nafkah, saya juga ikut

mengawasi dan menerapkan kepada anak-anak saya untuk menjaga

kesopanan, menjaga akhlakul karimah dengan menasehati, merangkul

si anak pelan-pelan agar tidak salah bergaul. Tugas orangtua ya

memberi contoh yang baik. Contoh yang baik diperlihatkan ke anak

dan contoh yang tidak baik sebisa mungkin jangan sampai diketahui

anak. memang terkadang yang namanya anak kecil pasti suka cuek dan

tidak nurut, tugas orangtua hanya memberikan yang terbaik saja agar

anak merasa dihargai.

b. (ER) Tugas seorang ibu single parent seperti saya ini menegaskan

kepada anak agar disiplin dan memiliki kepribadian yang mandiri.

Harus menjaga attitude nya ketika berada dirumah maupun diluar

rumah dengan cara menasehatinya, memberi pengarahan ketika anak

sulit diatur, kadang memarahinya, sedikit menghukum sekedar

memberinya pelajaran saja ketika si anak berbuat salah dan berbohong,

Kadang saya suka kelimpungan kalau sianak sudah ada yang dipinta

suka ngambek duluan.

2. Apa saja problematika yang sering timbul didalam keluarga ibu ketika

bapak sudah tiada/berpisah?

a. (IS) Masalah yang sering timbul si biasanya perihal ekonomi, Karna

kami kan dari keluarga menengah kebawah, dan selebihnya masalah

 

Page 152: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

yang sering timbul itu dari anak ke empat kami yang berinisial AM,

kebetulan dia Anak yang Berkebutuhan Khusus. Disinilah ujian saya

menghadapi AM yang harus selalu saya pantau setiap harinya dengan

penjagaan yang ekstra, tidak boleh lalai. Karna emosi AM ini tidak

stabil, kadang dia marah-marah, tertawa terbahak-bahak dan kadang

dia bertingkah laku tidak jelas.

b. (ER) Masalah yang sering timbul dikeluarga saya biasanya masalah

waktu saja. saya sering mengalami kesulitan membagi waktu antara

dagang dan anak-anak. terkadang saya suka merasa risau ketika waktu

saya lebih padat di toko dan sedikit waktu dirumah, saya sering merasa

anak-anak saya lebih mementingkan dan menyibukkan waktunya

bermain gadget nya masing-masing.

3. Apa keluhan-keluhan anak yang sering diungkapkan sianak ketika ayahnya

sudah tiada?

a. (IS) Sejauh ini keluhan anak ya karena capek. Saya kan ngupas

bawang, kadang ketika anak pulang sekolah waktunya dia untuk

istirahat, saya malah sering memerintah anak saya untuk meringankan

pekerjaan saya, kadang dia menggerutu lelah, ngantuk dan

semacamnya, apalagi FS saya sering perintahkan untuk jaga dan

mencari AM kakaknya yang sering keluar rumah ngamuk-ngamuk di

jalan.

b. (ER) Keluhan anak saya biasanya tidak betah di rumah dan sering

merasakan jenuh. Karena kondisi keluarga yang seperti ini, seringkali

si anak merasakan kesepian dirumah, dan keadaan lingkungan kami

 

Page 153: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

yang berada di kawasan Perumahan sehingga tidak terlalu bertetangga

satu sama lain.

4. Sejauh ini, Bagaimanakah sikap anak terhadap ibu ketika sianak sedang

ada masalah. Lebih terbuka atau tertutup?

a. (IS) Sianak ini cenderung lebih tertutup, takut untuk menceritakan

permasalahan pribadinya dan lebih memilih menyelesaikan

permasalahannya sendiri.

b. (ER) Sianak ini sepertinya lebih tertutup. Jika sedang ada masalah

disekolah atau dengan teman bermainnya, sianak cenderung lebih

pendiam, dan melampiaskan semuanya ke gadget yang dimilikinya dan

lebih terbuka kepada teman-teman bermainnya dirumah.

5. Bagaimakah cara ibu menyeimbangkan antara pekerjaan dan meluangkan

waktu dan perhatian terhadap anak-anak?

a. (IS) Kerja sambil mengurus anak itu tidak mudah. enaknya kerja

ngupas bawang itu ya gini waktunya fleksibel. Untuk pekerjaan ya

saya kerja, kadang pekerjaan saya diringankan anak-anak. tapi anak

juga kan harus diurus, harus dikasih makan. Waktunya masak ya saya

masak, kerjaan saya tinggal dulu sebentar. Waktu untuk anak-anak itu

nomor satu buat saya, dan pekerjaan nomor selanjutnya.

b. (ER) Antara pekerjaan dan mengurus anak itu keduanya termasuk

prioritas saya. Disini saya mengambil jalan tengahnya antara dagang

dan mengurus anak. Saya bekerja dari jam 07.00-12.00 siang, jadi

dibawah jam 07.00 pagi saya masih bisa untuk mengurus keperluan

anak-anak sekolah. Dan dari jam 13.00-15.00 saya pulang kerumah

 

Page 154: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

mengurus keuangan dibank lalu selebihnya saya mengerjakan

pekerjaan rumah layaknya ibu rumah tangga pada umumnya. Setelah

memasuki jam 15.00-22.00 saya sudah terjun lagi ketoko untuk

melanjutkan pekerjaan kembali.

6. Adakah perbedaan karakter pada anak setelah dan sebelum bapaknya tidak

ada?

a. (IS) anak saya ini dulunya memiliki karakter yang luas dan sangat

periang dibandingkan dengan kakaknya. Namun setelah bapak sudah

meninggal FS karakternya cenderung pendiam dan lebih dewasa

walaupun usianya masih dikatakan cukup dini. dengan kondisi

keluarga tanpa ayah yang seperti ini menjadikan karakter FS

cenderung lebih keras dan tegas.

b. (ER) Sianak ini sebelum berpisah dengan ayahnya cenderung lebih

aktif dan periang. Namun setelah kami berpisah, anak mulai sering

ngedumelin hal-hal sepele, merasakan kesepian, komunikasi dirumah

dengan saya pun sudah tak seperti ketika ayahnya masih bersama.

7. Bagaimana cara ibu memberikan pemahaman kepada si anak bahwasannya

dia sudah tidak memiliki ayah?

a. (IS) Cara memberikan pemahamannya seperti menasehati anak dalam

menjaga sopan santun, merangkul anak agar tidak merasa kesepian,

membangkitkan semangat anak agar tidak menarik diri dari lingkungan

sekitarnya, memberikan pengertian kepada sianak bahwasannya dialam

kubur sana bapak mengharapkan doa anak-anak sholehah, dan

menegaskan kembali bahwasannya kita dari orang yang tidak mampu,

 

Page 155: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

untuk biaya sekolah pun kita masih mengharapkan belas kasihan orang

lain.

b. (ER) Saya memberikan pemahaman kepada sianak dengan

menasehatinya, memberikan keyakinan untuk sianak bahwasannya

ada atau tidak adanya bapak disini kita bisa hidup. Merangkul dan

memberikan pengarahan untuk memiliki sifat mandiri.

8. Bagaimana cara ibu mengatasi anak ketika sulit diatur/lebih asik diluar

rumah ketimbang dirumah?

a. (IS) Untuk asik diluar rumah bagi anak itu sah-sah saja namun semua

ada batasannya dan cara mengatasinya dengan cara memberikan

penegasan kepada FS. Dengan memberikan batasan-batasan waktu

untuk bermain, untuk belajar, untuk mengaji dan lainnya. Tugas seperti

inilah yang tidak boleh lalai sedikitpun dari jangkauan pengamatan

single mother. Karena masa kanak-kanak adalah masa mereka untuk

mencari-cari sesuatu hal yang baru dikenal atau yang baru dilihatnya.

Disini menjadi moment penting bagi saya agar mengarahkan anak pada

tempatnya.

b. (ER) Cara mengatasi anak ketika sulit diatur bagi saya lebih efektif

dengan menasehatinya. Sekali dengan cara halus, dua kali masih halus

sampai yang ketiga kalinya ketika anak tidak mendengarkan nasihat

saya, saya lebih memilih untuk diam dan mereda dahulu. Ketika anak

sudah mulai cukup tenang barulah saya memberikan arahan dan

batasan-batasan kepada sianak.

 

Page 156: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

9. Perhatian khusus apakah yang ibu berikan kepada si anak agar anak tidak

merasa kesepian?

a. (IS) Perhatian khusus yang ibu berikan kepada FS adalah dengan

memberikan lebih banyak waktu luang untuk anak, memberikan waktu

luang untuk sekedar mengajari anak tentang pekerjaan rumah, dan

bersikap sejuk dihadapan anak dengan berupaya menghibur dan

sekedar bercerita tentang kegiatan anak seharian di sekolah maupun di

lingkungannya.

b. (ER) Saya memberikan perhatian khusus kepada DA dengan

menyempatkan waktu saya untuk sekedar menemaninya dirumah,

mengajak anak untuk makan di luar bersama walaupun moment ini

sangat jarang, dan memberikan hadiah yang sianak inginnkan.

10. Bagaimana cara ibu merangkul dan memberikan pemahaman kepada si

anak. Apa dengan kasih sayang, cinta/kekerasan?

a. (IS) Memberikan pemahamannya dengan cara kasih sayang. Karena

anak tidak bisa dipakai dengan cara kekerasan, semakin orangtua keras

terhadap anak maka semakin keras pula karakter anak yang terbentuk.

Maka disitulah peran penting kasih sayang orangtua untuk anak,

karena anak merasa diperdulikan, diperhatikan dengan baik oleh

orangtuanya. Anakpun akan bertingkah sama seperti sikap orangtua

kepada sang anak tersebut. Sebagai orangtua yang bijak dibutuhkan

selalu untuk beristighfar, agar orangtua mampu menahan amarah

ketika emosi sang anak sedang tidak stabil.

 

Page 157: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

b. (ER) Tentulah setiap ibu merangkul anaknya dengan cinta dan kasih

sayang. Karena anak seusia ini masih sulit untuk diatur, masih butuh

banyak perhatian. Namun terkadang saya memberikan penegasan

kepada sianak agar sianak paham dengan batasan-batasan yang baik

atau yang tidak baik untuk dilakukan.

11. Bagaimana cara ibu menegur anak ketika sedang sulit di atur?

a. (IS) Saya mendidik anak dengan keras itu karena saya sayang. Yang

namanya pergaulan anak jaman sekarang kan ya, orangtua ngga bisa

meleng sedikit. Apalagi kalau anak saya berkelahi, berbuat ulah yang

ngga wajar saya tidak segan-segan memukulnya, ya walaupun

mukulnya tidak keras cuma sekedar peringatan saja, dan setelahnya

baru saya menasehatinya kalau perbuatannya itu tidak baik dan biar dia

kapok juga.

b. (ER) Biasanya saya menegur anak itu ya awal-awal mah dengan baik-

baik, Cuma kadang kan anak engga sepenuhnya dapat langsung

mendengar dan saya juga sebagai orangtua suka khilaf apalagi saya

sulit untuk mengontrol emosi saya sendiri, biasanya si kalau saya lagi

dalam keadaan lelah banget saya menegur anak ya dengan ancaman

saja, anak kalau sudah diancam pasti nurut. Kadang saya mengancam

akan mengurangi uang jajan nya, menyita gedget nya dan

menyuruhnya tinggal di rumah neneknya di kampung, kalau sudah

seperti itu anak sedikit-dikit pasti nurut dan kapok untuk melakukan

kesalahan yang sama lagi.

 

Page 158: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

12. Seperti apakah karakter anak ketika berada di lingkungan sekolah/pun

dirumah?

a. (IS) Karakter FS dirumah ataupun dilingkungan sekolah lebih periang

dan ceria. Ketika sedang dilingkungan bermainnya pun dia aktif dan

tidak sombong. Akan tetapi ketika sedang dirumah, sering sekali

ketika ibunya menyuruh Fitri Sari membantu pekerjaannya mengupas

bawang dia seringkali mengeluh dan menolak permintaan tolong

ibunya, dengan alasan dia capek atau mengantuk.

b. (ER) Karakter sianak ketika disekolah itu dia aktif dan cenderung

periang, di sekolah dia dijadikan sebagai ketua kelas. Kalau disekolah

mah dia orangnya sangat terbuka banget, teman-temannya juga pada

deket sama dia apalagi dia orangnya senang sekali dengan pelajaran

umum dan pramuka. Tapi kalau sudah dirumah, sianak cenderung

pendiam, manja dan lebih menyibukkan kegiatannya untuk bermain

game di warnet bersama teman-temannya atau di gadgetnya.

13. Untuk mengatasi gangguan emosi pada anak, cara apa yang ibu gunakan

ketika sianak sedang mengalami gangguan emosi?

a. (IS) Dengan cara menegurnya baik-baik, memberikan pengertian,

merangkulnya agar FS tidak merasa sendiri dan kesepian gitu.

b. (ER) Pastinya ketika emosinya sedang tidak stabil saya meredam

dahulu tingkah sianak, ketika sianak sudah tenang barulah saya

menegurnya dengan cara baik-baik, lalu memberikan sedikit

pengarahan dan memberikan contoh-contoh yang baik kepada sianak.

 

Page 159: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

14. Bagaimanakah cara ibu menerapkan agar anak memiliki sikap tanggung

jawab disekitarnya?

a. (IS) Kalau anak saya males-malesan dirumah, saya sering sekali

menegurnya. Karena biar bagaimanapun, dia harus memahami kondisi

keluarga kita yang sekarang ini lho ya. Kadang saya setiap sorenya

setelah dia pulang mengaji, saya pasti menyuruh dia bersih-bersih

rumah. Karena kan dirumah saya ngupas bawang dari pagi sampai

malam, jadi saya memberikan tugas kepada anak saya untuk bersikap

mandiri dengan membiasakan dia membersihkan rumah, tapi kalau

mendengar anak ngedumel itu atau mengeluh si saya sering dan suka

ngga tega gitu, apalagi kalau dia lagi disuruh bantuin ngupas tuh pasti

ada saja alasannya kadang dia mengeluh capek, ngantuk, marah-marah

sendiri atau disamper teman-temannya main, tapi saya pura-pura tidak

mendengar saja. Karena kan bagaimanapun keluhan anak bagi saya itu

hal yang wajar, tugas anak sebisa mungkin harus dikerjakan dahulu

agar dia terbiasa belajar jadi orang yang bertanggung jawab

b. (ER) Saya kan seorang single parent yang setiap harinya berada diluar

rumah seharian, jadi saya membiasakan anak saya agar mengerjakan

sesuatu dirumah itu sendiri. Dari soal makanan, menjaga rumah,

mengerjakan tugas dari sekolahnya dan harus selalu pulang tepat

waktu disaat dia sedang bermain diluar rumah. Saya biarpun jarang

dirumah selalu mengontrol anak saya dengan seintens mungkin. Anak

sekarang kan di didik harus agak sedikit dikerasin si ya, kalau engga

begitu ya palingan cuma masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

 

Page 160: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

15. Bagaimana ibu menyediakan lingkungan tentang pengajaran anak-anak?

a. (IS) Mendorong anak untuk mau berbaur dengan lingkungan

pengajaran. Pengajian ataupun sekolah Bergaul boleh asal jangan lupa

ngaji lupa waktu.

b. (ER) Di sela dengan kesibukan saya yang padat untuk mencari nafkah,

mencari biaya untuk sekolah anak. Disini saya mengutamakan dengan

menyediakan lingkungan pengajaran yang lebih ketat. Agar anak

setiap harinya tidak lepas dari pantauan guru-gurunya, saya

menyibukkan sianak dengan memberikan kegiatan diluar sekolah.

16. Untuk menangani gangguan emosi pada anak, ibu pernah tidak

menggunakan pendekatan keluarga, sekolah dan masyarakat?

a. (IS) Cara menanganinya dengan bertanya terlebih dahulu kepada

sianak tentang kondisi yang dia rasa, dari situ orangtua baru dapat

mengimbangi perasaan apa yang sedang dirasakan sang anak dengan

cara menasehatinya dengan tidak menyinggungnya secara pelan-pelan.

b. (ER) Menangani sianak dengan menggunakan pendekatan keluarga.

Saya Menanyakan terlebih dahulu apa yang sedang dialaminya

sebelumhya sehingga kondisinya sampai seperti itu, lalu saya

memberikan masukan dan solusi yang baiknya seperti apa, atau kadang

saya juga memberikan sesuatu barang yang dia suka.

17. Bagaimana kah solusi ibu agar anak mampu mempunyai nilai-nilai yang

positif di lingkungan keluarga maupun disekolah?

a. (IS) Kalau saya si sebenarnya hak anak mau main ya terserah, saya

membebaskan dia untuk bermain tapi setelah selesai pekerjaannya di

 

Page 161: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

rumah, karena kan dia juga butuh bermain dengan tetangga sekitar,

cuma saya sedikit menekankan kepada FS ini agar dia jangan sampai

lupa waktu untuk pulang kerumah. Jadi saya mengambil solusi ya

dengan menyuruhnya mengaji saja di pengajian Asyifaurrohmah

miliknya ustadz Subhi itu. Dari situ kan saya juga tenang disana dia

bermain, bersosial juga kan sekaligus mengaji. Kalau dia dirumah

terus juga kan kasian cuma ngupas bawang doang sampe malem,

bantu-bantu urusan rumah, terus juga kan dia harus jagain abangnya

yang mengidap ABK agar selalu terpantau.

b. (ER) Dengan kesibukan saya mencari nafkah dipasar, saya mengambil

alih-alih solusi agar DA ini tidak terlalu banyak bergaul dilingkungan

sosialnya dirumah. Karena pergaulan disini tuh sangat

memprihatinkan sekali, jadinya saya mengambil cara dengan

menyibukkan anak saya itu dengan berbagai macam les sampai sore.

Setelah menjelang malam, saya menekankan dan membiasakan DA

ini menjadikan waktu dia untuk mengerjakan PR dirumah. Jadi ini

mungkin cara saya dengan memberikan fasilitas pendidikan untuk

DA, agar DA tidak banyak berlarut-larut bermain diluar sana.

18. Seperti apakah keluh kesah ibu selama ini, bisa diceritakan sedikit

bagaimana perjuangan ibu menjadi single parent?

a. (IS) Saya itu bukan seorang ibu yang memiliki pendidikan tinggi.

Saya banting tulang mencari nafkah untuk menghidupkan kelima

orang anak saya, karena salah satu dari kelima anak saya adalah anak

yang berkebutuhan khusus. Ketiga anak saya dipesantrenkan didaerah

 

Page 162: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

bogor dibantu dengan biaya seikhlasnya dari masyarakat. Selebihnya

saya dirumah hanya tinggal bertiga dengan FS dan abangnya yang

berstatus ABK. Tapi sejauh ini saya lebih memfokuskan perhatian

saya kepada abangnya FS yang berstatus ABK tersebut karena dia

lebih membutuhkan perhatian saya ketimbang FS. Makanya saya

mendidik FS ini dengan keras ya karena dia harapan saya satu-satunya

yang meringankan pekerjaan saya dirumah. Kadang kalau kebutuhan

rumah tangga sedang membutuhkan banyak biaya, saya memerlukan

tenaga FS untuk ikut membantu kerjaan saya sebagai pengupas

bawang karungan.

b. (ER) DA itu sebenarnya anak yang terbuka sekali ketika kami belum

bercerai, namun setelah ayah dan ibunya berpisah dia jadi lebih sering

banyak menuntut saya. Kalau saya tidak mengabulkan permintaannya

walaaah pasti dia langsung ngamuk sejadi-jadi nya. DA ini dulunya

sangat terbuka dan dekat sekali dengan ayahnya, makanya dia tumbuh

menjadi anak yang manja karena ulah ayahnya yang sering menuruti

apapun kemauannya. Ya contohnya seperti gadget saja, dulu ketika

masih ada ayahnya, anak tidak terlalu ketergantungan game di

gadgetnya, dan setelah kami berpisah dengan ayahnya dia cenderung

lebih ketergantungan gedget dan sama sekali sulit untuk dicegah,

ataupun saya hanya menyita gadgetnya sementara saja, itu dia pasti

ngambeknya luar biasa.

 

Page 163: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

B. Seputar Hubungan Anak Dengan Teman Bermain di Sekolah

1. Bagaimana cara ibu memberikan pemahaman kepada si anak bahwasannya

perbuatannya itu salah?

a. (IS) Kalau FS melakukan kesalahan terkadang saya suka sedih sendiri

gitu, saya merasa menjadi sosok ibu yang gagal. Disini saya mencoba

menasehatinya menanyakan kebenarannya dengan dia dan teman-

temannya dan kalau anak saya yang salah, saya yang mengintropeksi

diri saya dulu. Contohnya bukan sekali dua kali saya mendengar anak

saya kata temannya mencuri uang temannya disekolah, awalnya saya

tidak percaya FS melakukannya, karena FS saya tanya juga cuma

nangis dan enggan untuk terbuka, cuma ya gimana seandainya

memang dia yang bersalah, saya cuma bisa berdoa mengelus dada saja

karena ini mungkin juga salah saya, yang tidak bisa mencukupi

kebutuhan FS dengan sepenuhnya.”

b. (ER) Masa kecil itu masa dimana mereka sedang mencari-cari sesuatu,

masa dimana mereka menghabiskan waktunya untuk bermain. Namun

seringkali FS ini seperti hobby banget mencari-cari kesalahan, entah

dengan teman sebayanya ataupun dengan lingkungan yang lainnya.

Berikan pemahaman secara baik-baik kepada sianak, merangkul serta

memberikan penegasan dan batasan-batasan yang baik dilakukan dan

yang tidak baik untuk dilakukan. Setelah itu beri hukuman kecil ketika

sianak sudah tidak bisa dibilangin lagi.

 

Page 164: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

2. Apakah sianak susah menangkap pelajaran disekolah?

a. (IS) disekolahnya FS termasuk anak yang tidak sulit untuk menangkap

pelajaran. Untuk pelajaran agama anak ini terbilang cukup mudah

menangkap pelajaran daripada pelajaran yang umumnya.

b. (ER) DA termasuk cerdas didalam kelas. Namun DA ini kalau di suruh

belajar lumayan susah dan malas, si DA ini bisa dikatakan lebih

banyak bermain, jail dan kadang sering iseng kepada teman-temannya.

Namun untuk soal pelajaran sianak lebih gesit dan mudah menangkap

pelajaran umum yang diajarkan.

3. Bagaimana perlakuan si anak terhadap teman bermainnya. Apakah sering

berkelahi, mengejek,merusak?

a. (IS) FS itu sering sekali berkelahi kalau dia merasa sudah tidak merasa

nyaman lagi dia akan bertindak, dan FS ini kalau berkelahi tidak

sampai merusak.

b. (ER) Sianak disekolah lebih sering mengejek, sering meremehkan

teman-temannya, dan usil sekali tapi untuk merusak sepertinya tidak.

4. Apakah si anak sering merasa tidak nyaman dalam berteman?

a. (IS) Sianak kadang merasakan tidak nyaman dilingkungan

pertemanannya, karena seringkali dia kesal, disebabkan teman-

temannya yang sering mengejek dan jarang mendengarkan dia ketika

sedang bermain.

b. (ER) Sianak menemukan kenyamanannya dilingkungan bertemannya

ketimbang dilingkungan keluarganya. Karena anak lebih terbuka dan

lebih aktif ketika sudah berada diluar sana.

 

Page 165: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

5. Apakah si anak sering membangkang/sering membantu ibu dalam

pekerjaan rumah?

a. (IS) Sering membangkan si ada saja, kadang tiba-tiba marah sewot

gitu, dan sering mengeluh, DA ini kalau mau ngebantuin ibunya tapi

sambil cemberut gitu, dengan alesan capek atau mau main di luar.

b. (ER) DA itu anaknya subhanallah banget ya, dia mandiri banget

anaknya, tapi kadang kalau ada yang dipintanya suka aneh-aneh saja

dan engga bisa sabaran banget, contohnya seperti sepatu atau tas

sekolah padahal keperluan sekolah dia itu selalu saya penuhi walaupun

dengan harga yang cukup mahal selalu saya turuti, tapi ya begitu itu

anak suka bosenan dan lebih seneng memakai barang orang lain

ketimbang punya nya sendiri. Awalnya mah saya tidak langsung turuti

permintaannya saya mau tau dulu alasannya apa, tapi ya seperti itulah

DA susah diajak kompromi kalau engga dituruti ya dia ngoceh aja

terus, kadang ulahnya males makan atau enggan berangkat sekolah,

makanya mau engga mau ya saya turuti saja kemauan dia.

C. Seputar Keadaan Anak Berorangtua Tunggal

1. Apa yang adik rasakan sesudah tidak punya bapak?

a. (FS) Perasaan ketika itu dan sampai sekarang saya masih sering

merasakan kesedihan, tertekan dan saya merasa sedikit menyesal

kenapa bapak bisa secepat itu ninggalin saya. Sebenarnya saya

kesepian dan sedih ketika melihat ibu banting tulang bekerja sendirian

pagi, siang, sore dan malam demi menghidupkan ke-Lima anaknya.

 

Page 166: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

b. (DA) Saya merasakan tertekan sekali dan saya sedikit belum percaya

dengan keadaan. Sampai saat ini saya sebenarnya belum bisa dilepas

ayah. Saya itu bisa dikatakan sangat dekat dengan ayah. Saya

seringkali menyesal kenapa ayah dan ibu memilih untuk berpisah.

Seperti biasanya saya mengerjakan PR sama-sama, diajak keliling

untuk sekedar mencari makan diluar, tapi keadaan seperti itu sudah

tidak akan saya rasakan kembali. Namun terkadang saya merasa kasian

dengan ibu yang setiap harinya berjuang sendiri, berdagang, dengan

susah payah untuk membiayai makan dan sekolah saya.

2. Pada saat usia berapakah adik ketika bapak meninggal/berpisah?

a. (IS) Ketika bapak pergi meninggal dunia saya masih berumur empat

setengah tahun. Disitu saya belum mengenal situasi dan keadaan

sepenuhnya, saya belum mengerti dan paham dengan ketiadaannya

bapak. Saya fikir saat itu bapak hanya sakit dan sedang tidur

beristirahat, tapi lama-lama saya sadar bapak tidak akan kembali untuk

selamanya. Saya baru menyadari dan mengerti semua keadaan tentang

bapak itu diusia 6 Tahun.

b. (DA) Ketika ayah dan ibu berpisah, ketika itu usia saya menginjak

umur 8 tahun. Diumur itu saya belum mengerti sekali arti perpisahan

antara kedua orangtua saya. Awalnya saya mengira ayah hanya pergi

untuk sementara waktu dan tinggal di kampung, dan mereka hanya

berpisah sementara dan akan kembali lagi. Namun ternyata lambat laun

saya seringkali diberikan pemahaman oleh ibu dan saya semakin

 

Page 167: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

mengerti tentang persoalan perpisahan kedua orangtua saya yang

sebenarnya.

3. apa yang menyebabkan adik mengalami gangguan emosi?

a. (FS) Penyebab saya mengalami gangguan emosi itu pada saat melihat

teman-teman di lingkungan sekitar saya sedang bersama dengan

bapaknya masing-masing, mereka nampak bahagia dan aku nampak

sendiri tanpa kasih sayang bapak. Saya sedih ketika teman-teman saya

bermain dengan sepuasnya, jalan-jalan dengan keluarga lengkapnya,

saya hanya diberikan waktu main yang sedikit dan ibu saya sering

meminta bantuan saya untuk meringankan pekerjaannya dirumah.

Sering sekali saya mengeluh, merasa tertekan, marah-marah dan disaat

saya sedang lelah pulang sekolah ibu memaksa saya untuk membantu

pekerjaannya.

b. (DA) Yang sering menimbulkan gangguan emosi pada saya ketika

sedang kesepian dirumah. Ibu sedang sibuk bekerja diluar rumah,

sedangkan kakak saya kalau pulang pasti malem terus. Saya cuma

sendirian di rumah kadang saya suka main tanpa izin dulu ke ibu, saya

sering diam-diam mencari hiburan di luar rumah dengan teman-teman

saya, habisnya kalau izin dulu pasti engga bakalan dibolehin apalagi

kalau ibu tau saya dikasih tugas dari sekolahan, pasti saya engga

bakalan boleh keluar rumah. Di rumah kegiatan saya cuma main

gadget, nonton televisi, belajar dan nungguin ibu pulang kerja.

 

Page 168: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

4. Apakah lingkungan dapat berpengaruh terhadap emosi adik?

a. (FS) Sangat berpengaruh sekali. Karena sehari-harinya saya tidak bisa

lepas dari lingkungan. Di lingkungan kadang saya merasa bahagia, tapi

sering juga saya merasa terpojok, punya banyak teman tapi seperti

tidak punya teman karena mungkin dengan keadaan saya yang seperti

ini.

b. (DA) Sangat berpengaruh sekali, karena di rumah saya selalu

merasakan kesepian, seperti tidak memiliki siapa-siapa dan suka

bingung sendiri di rumah mau ngapain lagi, terkadang saya sering

mencari-cari suasana baru di luar rumah dengan teman-teman saya.

5. apakah adik sering merasa jengkel ketika teman-teman adik cuek/tidak

peduli terhadap adik?

a. (FS )Jengkel sekali sekaligus sedih. Karena saya orang tak punya, uang

jajanpun pas-pasan, jadi saya merasa dibeda-bedakan saja. kadang saya

main bareng-bareng dengan teman teman, tapi ya itu dia saya kaya

cuma ikut-ikutan mereka saja seperti menghiraukan omongan saya

apalagi saya sering sekali di ejek oleh teman-teman karena mereka

melihat kondisi abang saya yang abnormal.

b. (DA) Saya sering merasa kesal ketika ada teman yang cuek,

berkelompok-kelompok gitu kalau main dan tidak perduli dengan

adanya saya disitu. Terkadang saya marah-marah tidak jelas ketika

teman-teman saya tidak merespon mau saya, karena mereka hanya lagi

ada maunya saja baik sama saya, karena itu yang membuat saya

kadang-kadang menangis diam-diam saking jengkelnya.

 

Page 169: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

6. Apakah dengan kondisi keluarga tanpa bapak seperti ini menyebabkan

adik mengalami gangguan emosi?

a. (FS) Iya. Karena saya masih seringkali teringat bapak ketika sedang

merasa sendiri, saya sering tiba-tiba menangis dan tidak enak untuk

banyak berkomunikasi dengan orang lain, perasaan terpuruk itu dan

rasa ingin marah-marah selalu tiba-tiba muncul. Sebenarnya saya

merasa tertekan sekali karena dengan kondisi keluarga saya yang serba

pas-pas an begini terkadang saya ingin sekali curhat dengan bapak.

b. (DA) Perpisahan kedua orangtua saya sangat mengganggu emosional

saya. Karena saya merasakan sangat kesepian sekali setelah mereka

berpisah, mau main sama teman-teman saja banyak banget aturannya

saya jadi merasa ibu tidak adil, saya merasa seperti hidup sendiri tanpa

kasih sayang ayah dan ibu.

7. Apakah keadaan masyarakat yang tidak mendukung menyebabkan adik

menarik diri?

a. (FS) Iya. Saya seringkali malu dan tidak percaya diri, karena saya

bukanlah orang punya. Ibu saya hanya seorang buruh dan kehidupan

kami sangat pas-pas an. Saya sering merasa tidak enak kalau melihat

teman-teman saya bareng-bareng jajan karena dikasih uang jajan yang

lebih oleh kedua orangtuanya, dan ketika saya sedang tidak memiliki

uang jajan, ya saya lebih memilih untuk diam saja sambil menunggu

teman-teman saya.

b. (DA) Iya terkadang saya merasakan kalau sedang melihat teman-teman

dirumah saya pada bebas bermain kapanpun, mereka dipantau oleh

 

Page 170: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

orangtuanya setiap saat, sedangkan saya di rumah hanya sendirian dan

ibu juga sering sekali melarang saya atau mengancam saya untuk tidak

bermain dan berkumpul dengan teman-teman saya.

8. Apakah keadaan sekolah menyebabkan adik mengalami gangguan emosi?

a. (FS) Saya lebih senang disekolah, karena disana saya sangat enjoy

sekali, dengan adanya kegiatan yang banyak disekolah saya merasa

terhibur, tapi gitu si teman-teman saya kadang suka menghiraukan

bahkan mengejek saya terus.

b. (DA) Disekolah saya merasa lebih bebas. Karena yang biasanya

dirumah sepi, ketika datang kesekolah banyak teman, banyak guru-

guru yang peduli dengan saya.

9. Adakah perubahan pada perilaku adik setelah bapak adik tiada/berpisah?

a. (FS) Dulu saya dekatnya sama ayah ketika ayah masih ada saya sering

sekali main dengannya. Berbeda dengan sekarang, saya merasa lebih

tertutup dan takut untuk terbuka ke orang lain meskipun ke ibu saya

sendiri.

b. (DA) Saya cenderung lebih pendiam ketika ayah sudah tidak satu

rumah lagi dengan kami. Saya menjadi tertutup, lebih sering marah-

marah di rumah, sulit untuk bergaul dan menjadi lebih manja dirumah.

10. Bagaimanakah cara adik mengatasi gangguan emosi?

a. (FS) Dengan cara bermain keluar rumah mencari-cari kegiatan

bersama teman-teman.

 

Page 171: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

b. (DA) Cara mengatasi nya dengan melampiaskan semuanya dengan

gadget, nonton televisi, atau saya diam-diam tanpa sepengetahuan ibu

main keluar rumah ngumpul dengan teman-teman saya.

11. Ketika adik sedang emosi, apa yang adik lakukan pada saat itu, kemudian

apa tanggapan orangtua?

a. (FS) Saya biasanya marah-marah, kadang saya nangis kejer uring-

uringan ketika orangtua saya tidak memberikan izin untuk main atau

tidak memberikan saya uang jajan. Tanggapan orangtua saya

menasehati kadang kalau saya emosinya tidak karuan, ibu saya diam

saja sampai saya selesai marah-marah baru dia menasehati saya.

b. (DA) Saya kalau minta apa saja selalu ingin diturutin saat itu juga.

Kadang saya nangis sambil marah-marah, ngelempar-lempar barang

yang seadanya didepan saya tapi tidak untuk barang yang pecah karena

saya engga berani juga. Ibu saya cuma ngeliatin saja sambil ngoceh-

ngoceh meskipun saya hiraukan. Setelah dia rasa ocehannya sudah

tidak berguna lagi, barulah dia mengabulkan keinginan saya dan

setelah membaik barulah saya dinasehatinya.

12. menurut adik, berhasil tidak si ibu dalam mengatasi gangguan emosi adik?

a. (FS) Gimana ya tergantung si, soalnya ibu kalau saya lagi kesel sama

orang atau lagi capek pulang sekolah gitu kadang suka dicuekin,

kadang dinasehatin juga sama ibu ya walaupun nasihatin saya nya

dengan sedikit di sindir dulu, kadang juga ibu marah-marah

nasehatinnya atau kadang suka ngajak bercanda-canda.

 

Page 172: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

b. (DA) Ibu saya memang jarang sekali ada waktu dirumah, kadang itu

yang membuat saya bete sendiri. Tapi kalau saya minta sesuatu pasti

ibu saya tuh langsung bergerak menuruti keinginan saya, ya walaupun

saya harus ngambek dulu sebentar.

13. Apakah adik sering berbohong, berikan salah satu contoh?

a. (FS )Kalau bohong mah pernah, biasanya saya kalau lagi males ngupas

bawang, pulang sekolah saya suka pura-pura izin kerja kelompok.

Soalnya ibu kalau saya alasannya yang berhubungan dengan tugas

pasti diizinin. Apalagi dulu mah saya suka ngga ngaku ngambil duit

ibu dirumah buat saya jajan di pengajian, tapi sekarang udah engga

soalnya ibu udah mulai tahu, dan sekarang kalau saya sekolah,

bermain, dan waktunya ngaji ibu selalu memberikan saya uang

secukupnya walaupun tidak banyak.

b. (DA) Yang namanya bohong si saya pernah. kadang saya suka bohong

biar uang jajan saya ditambahin gitu dengan pura-pura untuk

kebutuhan di sekolah, soalnya setiap pulang sekolah temen-temen saya

suka ngajak main ke warnet atau saya juga sering diam-diam pergi

bermain setelah habis maghrib dengan beralasan ingin mengaji bareng-

bareng di masjid dekat rumah.

14. Adakah perhatian khusus yang diberikan ibu untuk adik setelah bapak

sudah tiada/berpisah?

a. (FS) Sama saja sepertinya, Cuma kayanya ibu saya sekarang lebih

tegas saja, lebih sering menasehati saya, pokoknya ibu itu makin lebih

ketat menjaga saya dengan mengingatkan saya terus rajin belajar.

 

Page 173: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

b. (DA) Tidak ada, tapi palingan ibu sekarang-sekarang lebih sering

menuruti apa keinginan saya, bahkan barang-barang yang saya tidak

pinta juga ibu membelikannya untuk saya.

D. Seputar Orang Terdekat Keluarga Single Parent

1. Sudah berapa lama kah anda dan keluarga tunggal tersebut

bertetangga, dan seberapa dekatkah hubungan kalian dalam

bertetangga?

a. (NH) Saya sudah bertetangga dengan IS lumayan lama. Kebetulan

saya asli betawi dan dari kecil saya sudah tinggal disini. Dari tahun

90 an IS tinggal dan menetap di Jakarta. Sehari-harinya dia hanya

sebagai buruh pengupas bawang di Pasar Induk Kramat Jati,

Mayoritas warga di sini memang sebagai buruh Pasar Induk. Saya

dengan IS sudah lama dekat, terlebih ketika suaminya meninggal,

komunikasi kami makin dekat karena saya paham betul bagaimana

kondisi ekonomi keluarga IS. Kita saling membantu saja, saling

peduli satu sama lain, kebetulan saya dan IS berada pada satu

kelompok Majlis Ta’lim.

b. (RA) Kebetulan saya bertetangga dengan ER sudah cukup lama.

Saya asli dari kota Tasikmala, dan mulai menetap di Jakarta pada

tahun 2005, disini saya hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Saya

dan ibu ER cukup akrab, kami saling membantu satu sama lain.

Terkadang saya sering sekali dipintakan tolong oleh ibu ER untuk

hanya sekedar memantau keadaan anaknya dirumah. Karena

 

Page 174: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

keseharian ibu ER ini sangat dikatakan sibuk sekali, dengan

mengemban beban sebagai single mother ibu ER memiliki

pertokoan sederhana di pasar Induk Kramat Jati, jadi kesehariannya

dia lebih banyak diluar ketimbang dirumah mengurus pekerjaan ibu

rumah tangga yang selayaknya.

2. Sejauh ini apa tanggapan saudari tentang kasus keluarga single parent

yang dialami tetangga anda, bagaimanakah cara ibu single parent

tersebut dalam mengasuh anaknya sehari-hari, dan bagaimanakah

respon anaknya tersebut?

a. (NH) Sejauh ini saya melihat kondisi keluarga IS itu sangat sedih

sekali. Karena dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan ini,

IS berjuang menghidupi ke-lima anaknya yang masih berstatus

pelajar. Tapi mau diapakan lagi kematian salah satu dari kehendak

Allah yang nyata ya. Mungkin dari sini Allah lebih menguji

keluarga IS agar derajatnya diangkat sebaik-baiknya.

Yang namanya orangtua pastinya sesibuk apapun tetap memantau

anaknya, dan IS pun cukup sabar menghadapi anaknya. Cara dia

merawat anaknya ya sama seperti kebanyakan ibu-ibu lainnya,

kadang anaknya diomelin, di nasehatin, tergantung perilaku anak

yang diperbuat. Mungkin karena IS memikul beban banyak ya jadi

terkadang dia sulit mengontrol emosinya ketika marah kepada

anaknya.

Respon anaknya si saya tidak tahu pasti ya, karena bisa dilihat

anaknya lebih senang main keluar ketimbang dirumah, sang anak

 

Page 175: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

cenderung cuek kalau dirumah disuruh ngupas juga jarang ngobrol

banyak dan lebih tertutup dirumah.

b. (RA) Sebenarnya si saya agak tidak setuju kalau melihat keluarga

yang memilih bercerai, karena imbasnya ke anak-anak kelak. Yang

seharusnya beban keluarga dipikul oleh ayah dan ibu, ini hanya

diberikan sepenuhnya kepada ibunya tanpa memikirkan kondisi

fisik dan psikis sang ibu. Terlebih anak juga kan butuh kasih

sayang yang utuh dari kedua orangtuanya. Sejauh ini saya melihat

keluarga ER ini cenderung lebih tidak memiliki waktu luang untuk

anaknya dan ketika anaknya pulang sekolah ER tidak berada

dirumah, sepertinya anak hanya diturutkan dari segi materinya saja.

yang saya lihat hubungan antara DA dan ER ini ya cukup terbilang

renggang dan jarang komunikasi. ER tipikal seorang ibu yang

tegas, kadang dia suka marah-marah kalau anaknya melakukan

kesalahan, contoh kecilnya kalau anaknya berbohong dan telat

pulang kerumah. Karena disini saya sering dipintakan tolong untuk

sekedar memantau kondisi dirumah.

3. Apa pandangan anda ketika melihat kejanggalan yang sering terjadi di

keluarga single parent?

a. (NH) Kejanggalan si tidak ada. Cuma ya itu saya suka kasian aja

melihat keluarga IS, karena sejauh ini saya melihat perlakuan IS

terhadap anaknya si cenderung lebih keras, tapi bukan dalam artian

kasar ya. IS membiasakan anak-anaknya mandiri dan hidup dengan

kesederhanaan. Akan tetapi ya namanya anak kecil kan kalo

 

Page 176: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

dikerasin kadang suka nambah tidak nurut ya, terkadang IS

memperlakukan anaknya agak sedikit membentak atau

mencubitnya. Apalagi ketika si anak FS sering sekali iri-irian

kepada abangnya yang berstatus ABK.”

b. (RA) Keluarga ER kalau dilihat sekilas ya terlihat baik-baik saja

antara hubungannya terhadap anak ataupun terhadap tetangga

sekitarnya. Namun sejauh ini pendapat saya mengenai keluarga ER

itu kalau menghukum anaknya kasar, dan dari bahasanya juga

seperti itu, mungkin karena faktor lingkungan sehari-harinya ER

dipasar. Maksud ER sih sebenarnya bagus ya memberikan

penegasan terhadap anaknya, namun cara penempatannya yang

kurang tepat, ER kurang mampu mengontrol emosi klo anaknya

berbuat ulah atau lagi ngambek gitu. Karena kan saya rumahnya

sebelahan, jadi kalau lagi gimana-gimananya tuh pasti kedengeran

banget.”

4. Adakah persoalan dan keluhan-keluhan single parent yang

diungkapkan kepada anda?

a. (NH) Keluhan yang sering diungkapkan IS biasanya si soal

keuangan ekonomi keluarganya, dan kadang demi kecukupan

ekonominya IS sering menjadi kuli sayuran di Pasar Induk Kramat

Jati demi mencari penghasilan tambahan diluar, apalagi IS

memiliki salah satu anak yang berkebutuhan khusus sejak lahirnya.

b. (RA) Keluhan si ada saja ya. Terkadang ER mengeluh sakit-sakit

an, terkadang dia mengeluh soal keadaan anak yang makin gede

 

Page 177: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

makin sulit diaturnya. Ya macam-macam keluhannya, ini hanya

sebagian contoh kecilnya saja.

5. Pernah atau tidak keluarga tunggal tersebut meminta bantuan kepada

anda, dalam bentuk apakah bantuan tersebut?

a. (NH) Sering sekali IS meminta bantuan, biasanya dia meminta

bantuan ke saya meminjam uang untuk kebutuhan keluarganya

makan.

b. (RA) Yang namanya tetangga ya pasti ada saja membantu

tetangganya satu sama lain. Saya sering sekali dipintakan tolong

oleh ER ini untuk memantau kondisi dirumahnya apakah anaknya

sudah datang atau belum. Atau biasanya saya diberikan pesan ER

untuk memberikan uang untuk makan anaknya dirumah.

 

Page 178: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

Gambar 1. Saat Wawancara dengan IS

Gambar 2. Pekerjaan Sehari-hari IS

 

Page 179: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

Gambar 3. Saat Wawancara dengan Bapak Tihalin Ketua RT/005

Gambar 4. Sesudah Wawancara dengan Bapak Janna Ketua RT/004

 

Page 180: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

Gambar 5. Foto Sesudah Wawancara dengan Bapak Muharram dan Ibu RT/008

Gambar 6. Sesudah wawancara dengan ibu ER dan DA

 

Page 181: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

Gambar 7. Sesudah Wawancara dengan FS

Gambar 8. Sesudah Wawancara dengan ibu NH

 

Page 182: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45536/1/DINA MALIK-FDK.pdf · kata sempurna. Oleh karena itu dengan mengharapkan

Gambar 9. Sesudah Wawancara dengan RA