106
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus mencari kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Berbicara tentang pendidikan berarti berbicara tentang manusia dengan segala aspeknya. Nilai suatu bangsa terletak dari kualitas sumber daya manusia yang menjadi warga negara. Semakin baik kualitas manusianya, bangsa tersebut semakin memiliki peluang besar menuju kemajuan dan kemakmuran. Dalam rangka mencapai tujuan nasional, khususnya dalam bidang pendidikan, yang berupaya mencapai masyarakat adil dan makmur baik jasmani maupun rohani, perlu adanya usaha untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas,

SKRIPSI KEGURUAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI KEGURUAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya

di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen

guna terus mencari kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran

yang efektif dan efisien. Berbicara tentang pendidikan berarti berbicara

tentang manusia dengan segala aspeknya. Nilai suatu bangsa terletak dari

kualitas sumber daya manusia yang menjadi warga negara. Semakin baik

kualitas manusianya, bangsa tersebut semakin memiliki peluang besar menuju

kemajuan dan kemakmuran.

Dalam rangka mencapai tujuan nasional, khususnya dalam bidang

pendidikan, yang berupaya mencapai masyarakat adil dan makmur baik

jasmani maupun rohani, perlu adanya usaha untuk menciptakan sumber

daya manusia yang berkualitas, guna memenuhi kebutuhan pembangunan

dewasa ini dan masa yang akan datang.

Untuk mencapai hal tersebut di atas, perlu ditumbuhkan motivasi

yang kuat untuk meraih sesuatu yang dicita-citakan. Motivasi yang tumbuh

baik secara internal maupun eksternal. Dengan motivasi yang kuat diharapkan

dapat memacu meningkatkan kualitas dan potensi sumber daya manusia,

khususnya prestasi dalam bidang pendidikan. Sebagaimana ditegaskan

dalam pasal 4 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

yang menyebutkan Pembangunan Nasional di bidang pendidikan adalah

Page 2: SKRIPSI KEGURUAN

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demoktratis

serta bertanggung jawab.

Sumber daya manusia yang memiliki kecerdasan tinggi, yang

ditunjang oleh adanya sikap dan prilaku yang bertaqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, serta budi pekerti yang luhur, sangat diharapkan dalam

rangka mencapai tujuan nasional.

Di sisi lain adanya, pengetahuan dan keterampilan, serta pola

kepribadian yang mantap dan dinamis, juga dapat membantu tercapainya tujuan

nasional yaitu membentuk manusia-manusia bertanggung jawab terhadap

pembangunan bangsa.

Adapun langkah yang harus ditempuh dalam upaya membantu

mewujudkan tujuan di atas adalah dengan menumbuhkan dan membina

motivasi kepada para pelaku pendidikan, terutama motivasi para siswa yang

merupakan harapan bangsa untuk memacu prestasi dalam segala bidang,

agar menjadi generasi-generasi yang siap dalam menghadapi tantangan

masa kini dan masa yang akan datang.

Masih banyak siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah

dan mengecewakan, hal tersebut diduga karena salah satu faktor penyebabnya

adalah motivasi belajar mereka yang lemah dan tidak adanya rasa

tanggung jawab terhadap pendidikan yang sedang mereka tempuh. Karena

tidak adanya visi ke depan sebagai motivasi belajar untuk mempersiapkan diri

2

Page 3: SKRIPSI KEGURUAN

menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.

Untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal, perlu adanya

motivasi yang kuat yang ditumbuhkan oleh peserta didik, terutama oleh guru

yang sebagai pengajar, agar para siswa selalu terdorong untuk

mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka.

Di dalam buku Metodik Khusus Pendidikan Agama, Dra. Hj. Zuhairini,

dkk ( 1991 ), mengemukakan bahwa faktor-faktor pendidik itu ada lima

macam, di mana faktor yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan

yang erat. Adapun kelima faktor tersebut yaitu:

1. Anak didik

2. Pendidik

3. Tujuan pendidikan

4. Alat-alat pendidikan

Dari kelima faktor-faktor tersebut antara yang satu dengan yang

lain sangat erat hubungannya. Kesemuanya menentukan berhasil atau tidaknya

tujuan pendidikan agama yang dilaksanakan. Dengan demikian, jika salah satu

faktor tersebut tidak saling melengkapi, maka proses belajar mengajar

tidak akan berjalan secara efektif. Oleh sebab itu, kelima faktor pendidikan

tersebut dalam proses belajar harus ada.

Di sisi lain dalam diri para peserta didik terdapat kepribadian-

kepribadian yang unik dan pasti berbeda satu sama lainnya yang semestinya

dapat lebih dikembangkan berubah menjadi robotnisasi ketika peserta

didik dijadikan obyek pendidikan dan hanya diharuskan tiga D (duduk, diam,

3

Page 4: SKRIPSI KEGURUAN

dengar) di dalam kelas. Padahal sesungguhnya mereka adalah makhluk unik

yang termulia yang Allah ciptakan dengan berbekalkan akal pikiran.

Seyogyanya proses belajar mengajar jadi lebih hidup sebab ketika manusia

berpikir maka merupakan cerminan jiwa dan gambaran kehidupan serta

eksistensi kehidupan itu sendiri.

Dengan berpikir seperti itu maka sesungguhnya mereka telah

memanusiakan manusia, ungkapan ini menggambarkan bahwa sesungguhnya

banyak orang yang belum memperlakukan manusia secara manusiawi,

maka manusia perlu dimanusiakan lagi agar pendidikan menjadi sebuah

kualitas ( Santoso, 2002).

Sedangkan kebanyakan pendidikan yang ada di Indonesia

belum menyentuh tatanan praktis yang dapat menciptakan suasana belajar yang

nyaman dan menyenangkan bagi sasarannya. Dan jika merujuk kepada

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada pasal

1ayat 1, dijelaskan bahwa; Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Bila tuntunan yang termaktub

dalam Undang-undang Sisdiknas tersebut dapat direalisasikan maka out

put yang dihasilkan lebih optimal bila didukung dengan diberikannya ruang

untuk berekspresi.

Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien

4

Page 5: SKRIPSI KEGURUAN

tidak akan lepas dari cara atau metode mengajar yang diterapkan oleh

seorang guru, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah

menguasai materi yang diajarkannya dan mampu mengajarkannya

( Russefenddi, 1980 ). Ini berarti selain menguasai materi guru juga harus

mampu menyampaikan materi tersebut secara baik sehingga siswa dapat

menyerap materi yang akan disampaikan dengan baik pula.

Ciri pengajaran yang berhasil salah satu diantaranya dilihat dari

kadar kegiatan siswa belajar. Makin tinggi kegiatan belajar siswa makin

tinggi pula peluang berhasilnya pengajaran. Keaktifan siswa belajar sangat

diperlukan baik di dalam maupun di luar kelas, menurut Alipandie,

ìtanpa aktivitas belajar, pengajaran tidak akan memberikan hasil yang baik (

Ahmadi, 1997 ).

Keberhasilan siswa belajar itu tidak hanya sekedar berhasil belajar,

tetapi keberhasilan yang ditempuhnya dengan belajar aktif. Belajar dengan

aktif dapat menyebabkan ingatan kita mengenai yang kita pelajari itu lebih

lama dan pengetahuan kita menjadi lebih luas dibandingkan dengan belajar

pasif. Guru yang profesional akan mampu memberikan motivasi bagi

anak didiknya dalam proses belajar mengajar. Peningkatan motivasi

belajar tersebut dapat dilakukan salah satunya melalui metode karya

wisata. Metode ini dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

untuk memberikan suasana baru bagi anak didik. Hal ini diterapkan karena

untuk mengaplikasikan pelajaran yang didapat oleh siswa dalam kelas ke alam

bebas terbuka.

5

Page 6: SKRIPSI KEGURUAN

Kegiatan belajar siswa melalui metode ini akan mendorong siswa

agar lebih mencintai alam semesta yang ia pijak serta menemukan

konsep-konsep pokok dari suatu materi pembelajaran dan mencoba

memikirkan hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan

lingkungan sekitarnya. Sesuai dengan firman Allah:

Artinya: “Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya” (Depag RI. Q.S Hijr:19-20).

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa alam atau lingkungan di sekitar

kita merupakan sumber-sumber untuk belajar yang dapat dirasakan secara

langsung. Keberhasilan metode karya wisata harus didukung adanya

kerjasama antara guru dan siswa. Maksudnya guru harus mampu

memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan metode karya wisata

ini, dan bagi siswa harus memiliki sikap yang positif terhadap pemberlakuan

kebijaksanaan tersebut.

Sikap adalah cenderung relatif menetap untuk bereaksi dengan cara

baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu ( Muhibbin, 2002 ).

Jadi dengan adanya sikap yang positif dari siswa terhadap pengajaran dengan

metode karyawisata diharapkan dapat menjadikan kegiatan belajar

6

Page 7: SKRIPSI KEGURUAN

mengajar lebih menyenangkan sehingga akan mendapatkan hasil belajar

yang lebih baik.

Dengan melihat uraian di atas, pentingnya metode karya wisata

yang diterapkan oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar

sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hal inilah yang mendorong

penulis untuk mengakaji lebih luas lagi dalam sebuah karya ilmiah dalam

bentuk skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Karya Wisata

Pendidikan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Pada Bidang Studi Agama Islam di MTs NW Anjani TP. 2010 /

2011"

B. Fokus Penelitian

Agar skripsi ini tidak menimbulkan banyak persepsi, maka pembahasan

yang menjadi pokok masalah adalah apakah pengajaran Pendidikan Agama

Islam melalui metode karya wisata dapat menimbulkan motivasi belajar

siswa? khususnya yang sesuai dengan materi, seperti Sejarah Kebudayaan

Islam, Akidah Akhlak, Fiqih. Perlu dipahami metode karyawisata ini tidak

hanya berada di tempat rekreasi saja, akan tetapi juga di tempat-tempat lain

yang bisa dikunjungi sesuai dengan materi pembelajaran, seperti museum,

tempat-tempat bersejarah Islam, panti asuhan, pabrik, sawah, kebun dan lain-

lain.

1. Rumusan Masalah

Untuk menfokuskan pembahasan masalah dalam skripsi ini, maka

penulis merumuskan, bagaimanakah peranan metode karyawisata ini

7

Page 8: SKRIPSI KEGURUAN

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pada bidang studi agama Islam di

MTs NW Anjani?.

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan

metode karyawisata dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, dan

diduga metode karya wisata dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada

bidang studi Agama Islam di MTs NW Anjani.

C. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa kegunaan, antara lain ialah :

1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat

memberi gambaran mengenai metode karya wisata dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa pada bidang studi Agama Islam.

2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu

memberikan informasi khususnya kepada para pendidik, kepala madrasah

dan orang tua dalam upaya memotivasi siswa untuk menggali dan

mengetahui mantaaf dari karya wisata.

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs NW anjani dan yang menjadi

subyek penelitian adalah siswa kelas VII dan guru yang memegang bidang

study pendidikan agama islam dengan siswa yang mengalami kesulitan

didalam menerima pelajaran.

E. Definisi Istilah

8

Page 9: SKRIPSI KEGURUAN

Pengertian metode tercantum di dalam kamus Besar Bahasa

Indonesia yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai

suatu maksud. Sedangkan karya wisata adalah berpergian atau

mengunjungi suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan menurut bahasa berasal dari

kata didik dengan memberi awalan pe dan akhiran kan

mengandung arti perbuatan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan terdiri dari : Latar Belakang, Fokus Penelitian,

Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Kegunaan penelitian, Lokasi penelitian,

Definisi Istilah dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka terdiri dari: Pengertian dan fungsi metode

pembelajaran, metode karya wisata sebagai salah satu media

pembelajaran,Metode karya wisata dalam meningkatkan motivasi belajar di

madrasah.

BAB III Metodologi Penelitian terdiri dari: Pendekatan penelitian,

kehadiran peneliti, sumber data, metode pengumpulan data, metode analisa

data, dan keabsahan data.

BAB IV Pembahasan terdiri dari: gambaran umum tempat penelitian,

deskripsi data, analisa data dan interpretasi data.

BAB V Penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran

9

Page 10: SKRIPSI KEGURUAN

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Funfsi Metode Pembelajaran

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan menurut bahasa

berasal dari kata didik dengan memberi awalan pe dan akhiran

kan mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya).

Pendidikan dalam bahasa Yunani disebut paedagogis yang berarti

bimbingan yang diberikan pada anak, istilah ini kemudian

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang

berarti pengembangan atau bimbingan.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003 Bab I pasal I, dikatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.

Ketika kata Agama Islam dimasukkan dalam pendidikan (Pendidikan

Agama Islam), ia memiliki arti pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang

didasarkan kepada ajaran Islam yaitu al-Qurían dan al-Hadits. Kata Islam

berasal dari bahasa Arab; aslama, yuslimu, islaman, yang berarti

10

Page 11: SKRIPSI KEGURUAN

berserah diri, patuh dan tunduk (Zaid Husen, 1999 : 44 ). Beberapa para ahli

merumuskan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut:

Menurut Zuhairini, dalam bukunya dikatakan bahwa pendidikan

Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak

yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran

Islam, memikirkan, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai

Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Sedangkan dalam buku lainnya Zakiyah Daradjat menyebutkan:

Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran

agama Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik, agar

nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diyakini

secara menyeluruh serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam itu

suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup dunia dan akhirat

kelak.

Alisuf Sabri memberikan pengertian bahwa Pendidikan Agama

Islam (PAI) yaitu: Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam

meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan

memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan

kerukunan antar umat beragama dalam mewujudkan persatuan nasional.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan

agama islam adalah usaha sadar yang diarahkan kepada pembentukan

11

Page 12: SKRIPSI KEGURUAN

kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam agar nantinya setelah

selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran-ajaran islam yang telah diyakini secara menyeluruh serta

menjadikan ajaran-ajaran agama islam itu suatu pandangan hidupnya

demi keselamatan hidup dunia dan akhirat kelak.

Tetapi di dalam mata pelajaran agama pada Sekolah Menengah

Pertama (SMP) semua bidang studi agama tersebut dirangkum menjadi

satu pada mata pelajaran Pendidikan Agama (Islam). Adapun tujuan

dalam mempelajari mata pelajaran tersebut antara lain mampu

membaca Al-Quran dengan fasih (al-Quran), beriman kepada Allah,

kitab Allah, Rasul Allah, dan hari akhir (Keimanan), bekerja keras,

terbiasa berfikir kritis, dan terbiasa berprilaku toleransi (Akhlak),

dapat melakukan thaharah/bersuci, mengetahui hukum Islam tentang

shalat wajib, mengerti tentang zakat, dan memahami tentang ibadah haji

(fiqih), dan memahami keadaan masyarakat Mekkah pra dan pasca

datangnya agama Islam, memahami tentang kehidupan agama dan

kabilah, dan mengerti tentang perkembangan Islam pada masa Khulafatur

Rasyidin/Tarikh (Depag, 2003 : 48).

Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang

selalu berupaya meyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif

membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam

memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu

diharapkan tangguh dalam mengahadapi tantangan, hambatan dan

12

Page 13: SKRIPSI KEGURUAN

perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam

lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

2. Tujuan Pendidikan Agama (Islam)

Tujuan pendidikan agama (Islam) mempunyai tujuan yang luas dan

dalam, seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk

individu dan sebagai makhluk sosial. Tujuan itu meliputi seluruh aspek

yaitu meliputi aspek tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan.

Adapun tujuan pendidikan Islam di SMP/MTs yaitu:

a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,

dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman,

pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan

dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak

mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,

produktif, jujur, adil, etis berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga

keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan

budaya agama dalam komunitas sekolah.

Oleh karena itu pendidik diharapkan dapat mengembangkan

metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Pencapain seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat

dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa

dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan

13

Page 14: SKRIPSI KEGURUAN

pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.

Sedangkan tujuan pendidikan Islam menurut beberapa ahli

dikemukakan dibawah ini, antara lain: Menurut Alisuf Sabri

Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama

Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Prof. Dr. Zakiyah Daradjat, dkk, menjelaskan bahwa tujuan

pendidikan agama Islam adalah terbentuknya insan kamil dengan pola

taqwa. Insan kamil dengan pola taqwa yang terbentuk dapat mengalami

perubahan bertambah dan berkurang. Oleh karena itu, orang yang sudah

bertaqwa dalam bentuk insan kamil masih perlu pendidikan sepanjang

hayatnya guna membangun serta meningkatkan, paling tidak untuk

pemeliharaan, sehingga insan kamil yang bertaqwa tersebut akhirnya

dapat menghadapi Tuhan-Nya (mati) dalam keadaan menjadi muslim

paripurna.

Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

tujuan pendidikan agama (Islam) adalah untuk menjadikan hidup

manusia seimbang antara jasmani dan rohani, pribadi, dan masyarakat

(sebagai makhluk individu dan makhluk sosial), serta aktivitas untuk dunia

dan akhirat yang akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat bagi

manusia itu sendiri.

14

Page 15: SKRIPSI KEGURUAN

Dengan demikian, tujuan pendidikan agama seirama dengan tujuan

hidup setiap manusia (muslim) yaitu mencari kebahagiaan dunia dan

akhirat. Hal ini juga sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-

Baqarah ayat 201:

Artinya: Dan diantara mereka ada yang berdoa, wahai

Tuhan jika kami anugerahilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari api neraka ( QS.Al-Baqarah, 201 ).

Fungsi utama pendidikan di sekolah adalah memberikan landasan

yang mampu menggugah kesadaran dan mendorong peserta didik

melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi muslim yang

kuat.

B. Metode Karya Wisata Sebagai Salah Satu Media Pembelajaran

1. Pengertian Metode Karya Wisata

Pengertian metode tercantum di dalam kamus Besar Bahasa

Indonesia yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai

suatu maksud. Sedangkan karya wisata adalah berpergian atau

mengunjungi suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan.

Menurut Mahfudh Salahudin, metode adalah suatu cara yang paling

tepat digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran, sehingga tujuan

dapat dicapai. Sedangkan menurut Zuhairini metode dalam mengajar adalah

a. Merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan

b. Merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat bantu

mengajar,

15

Page 16: SKRIPSI KEGURUAN

c. Merupakan kebulatan dalam satu sistem pendidikan.

Metode mengajar sebagai upaya mencapai tujuan, dengan

demikian diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan

tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum

seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat,

karena kekaburan dalam tujuan yang hendak dicapai akan

menyebabkan kesulitan dalam menentukan dan memilih metode yang

tepat. Apa yang ingin dituju oleh suatu program bidang studi

melalui unit pengajaran, semua termasuk dalam ruang lingkup dari

metodologi.

Menurut Mahfudh Salahudin dalam pelajaran agama, kita harus

berusaha agar siswa dapat mengalami maksud dan makna agama oleh

karena itu seorang pendidik harus mampu memiliki dan melaksanakan

metode yang tepat dan bervariasi. Metode yang tepat dan bervariasi

dalam mengajarkan mata pelajaran dalam bidang studi agama (Islam) salah

satunya dengan cara mengajak para siswa ke suatu tempat, seperti daerah

pegunungan, perkebunan, pesawahan, ataupun museum, yang salah

satunya bertujuan untuk menjelaskan kepada para siswa bahwa ciptaan

Tuhan Yang Maha Esa itu harus kita syukuri keberadaannya

karena di alam semesta ini terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan

oleh karenanya harus kita lestarikan agar tidak cepat rusak atau punah.

Dengan hal ini Allah berfirman dalam surat al-Ghaasyiah ayat 17,18,19:

16

Page 17: SKRIPSI KEGURUAN

Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan.

Dengan metode karya wisata tersebut di atas akan membuat para

siswa tertarik dalam mempelajari mata pelajaran tersebut, khususnya

mata pelajaran bidang studi agama (Islam).

Dari beberapa pengertian di atas, jelaslah bahwa metode adalah

suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada para siswa, agar

siswa dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna

oleh siswa dengan baik. Dalam memilih metode mengajar yang harus

diperhatikan oleh seoarang pendidik adalah filsafat pendidikan, tujuan

pelajaran yang hendak dicapai, anak didik yang kondusif, dan bahan

pelajaran yang akan disampaikan. Jadi metode menentukan prosedur yang

hendak ditempuh dalam mencapai tujuan.

Metode bukan suatu tujuan, melainkan suatu cara untuk mencapai

tujuan dengan sebaik-baiknya. dapat dipahami bahwa tujuan yang hendak

dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah bagaimana perubahan

yang diharapkan itu terjadi, metode mana yang dianggap paling tepat untuk

menimbulkan perubahan itu. Penelitian-penelitian ilmiah belum berhasil

menemukan dan menunjukkan adanya metode mengajar yang lebih

lengkap dibandingkan dengan metode lainnya untuk mencapai tingkah

laku yang diharapkan. hal ini disebabkan karena para Sarjana dan

pendidik belum berhasil mengontrol variabel-variabel yang menentukan

17

Page 18: SKRIPSI KEGURUAN

efektifitas salah satu metode dibandingkan dengan metode lainnya untuk

mencapai tujuan pengajaran. Variasi-variasi yang terdapat dalam tujuan

pengajaran menimbulkan pula adanya variasi-variasi dalam metode

mengajar, tidaklah dapat dipisahkan dari tujuan yang hendak dicapai.

Apakah tujuan itu berhubungan dengan perubahan tingkah laku dalam

aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan

berdasarkan pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, memberi

kesempatan terjadinya feed back, menstimulur kegiatan-kegiatan dan

inisiatif siswa untuk menemukan dan memecahkan problem-problem

dan sebagainya. Suatu hal yang dapat disangkal lagi, bahwa

kebutuhan terhadap metode adalah mutlak dalam pendidikan dan

pengajaran, kerena metode merupakan sarana dari segala macam agar

tercapai hasil yang memuaskan. Tanpa metode, maka hasil kerja tidak

akan teratur dan berjalan dengan baik.

Jadi dalam memberikan pelajaran (Agama) dan perubahan-

perubahan yang diinginkan harus memperhatikan faktor usia,

lingkungan, sifat bahan pelajaran, minat, dan kemampuan anak didik.

Maka salah satu cara untuk mengefektifkan dan menghidupkan

proses belajar mengajar adalah dengan metode karya wisata.

Terkadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak untuk ke

luar kelas (sekolah), hal ini bertujuan untuk meninjau tempat-tempat

tertentu atau objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran. hal ini

18

Page 19: SKRIPSI KEGURUAN

diharapkan bukan hanya sekedar untuk rekreasi saja, akan tetapi

untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat

realitanya. Jadi penggunaan teknik atau metode karya wisata adalah

ìcara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat

atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau

menyelidiki sesuatu yang relevan dengan pelajaran.

Objek dari karya wisata ini dapat dilakukan di perkebunan,

museum, pabrik, bengkel, tempat-tempat ibadah, dan lain sebagainya.

Metode karya wisata mempunyai sinonim kata, antara lain widya wisata

dan study tour.17 Tujuan dari karya wisata antara lain adalah untuk

memperluas wawasan. Mufasir terkenal, Fakhrudin Al-Raziy (1149-

1209), menulis: ìperjalanan wisata mempunyai dampak yang sangat

besar dalam rangka menyempurnakan jiwa manusia.

Karena, dengan perjalanan itu ia mungkin memperoleh kesulitan dan

kesukaran dan ketika itu ia mendidik jiwanya untuk bersabar. Mungkin

juga ia menemui orang-orang terkemuka, sehingga ia dapat memperoleh

dari mereka hal-hal yang tidak dimilikinya. Selain itu, ia juga dapat

menyaksikan aneka ragam perbedaan ciptaan Allah SWT. Walhasil,

perjalanan wisata mempunyai dampak yang kuat dalam kehidupan

beragama seseorang yaitu dengan bertambah imannya, hal ini

sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-Anfaal ayat 2:

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu

19

Page 20: SKRIPSI KEGURUAN

adalah mereka yang apabila disebut nama Allah

gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan

kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman

mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka

bertawakkal.

Selain itu, dari wisata, al-Qurían juga mengharapkan agar

manusia memperoleh manfaat dari sejarah pribadi atau bangsa-bangsa (QS.

40:21), serta mengenal alam ini dengan segala keindahan dan

seninya sebagaimana diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Al-

Ankabut ayat 20 yang artinya: Katakanlah hai Muhammad! Berjalanlah

di muka Bumi, maka perlihatkanlah sebagaimana Allah SWT memulai

penciptaan.

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karya Wisata

a. Kelebihan Metode Karya Wisata

1) Karya Wisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang

memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar.

2) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan

dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.

3) Pengajaran dengan metode karya wisata dapat lebih

merangsang kreatifitas siswa.

4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan aktual.

b. Kekurangan Metode Karya Wisata

1) Fasilitas yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah.

20

Page 21: SKRIPSI KEGURUAN

2) Biaya yang digunakan untuk acara ini lebih banyak.

3) Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.

4) Memerlukan koordinasi dengan guru yang lain agar tidak

terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata.

5) Dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas

daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi

terabaikan.

6) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan ini

dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang

menjadi permasalahan.

3. Pelaksanaan Metode Karya Wisata Dalam Pendidikan Agama Islam

Karya wisata sebagai metode mengajar memerlukan langkah-

langkah yang baik, di antaranya; persiapan dan perencanaan,

pelaksanaan dan tindak lanjut.

a. Persiapan dan Perencanaan

Mempersiapkan dan merencanakan karya wisata hendaknya

bersama sama dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya.

Hal-hal yang perlu dibicarakan bersama, diantaranya:

1) Tujuan dan sasaran yang akan dituju.

2) Aspek-aspek atau permasalahan yang akan diselidiki. Ada

baiknya apabila dirumuskan pertanyaan-pertanyaan yang

berkenaan dengan materi pelajaran PAI dan aspek-aspek atau

masalah yang akan dicapai.

21

Page 22: SKRIPSI KEGURUAN

3) Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan

karya wisata.

4) Terbentuknya kelompok-kelompok yang akan membahas

atau menyelidiki aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap

kelompokpun hendaknya membagi-bagi tugas lagi sehingga setiap

orang mempunyai tugas yang jelas. Misalnya ada yang

harus mengamati, mengumpulkan, bahan-bahan, bertanya,

mencatat, dan lain-lain.

5) Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk

menghubungi pengurus yang akan dikunjungi, ketua rombongan

atau pemimpin kelompok baik untuk diskusi kelak.

6) Waktu karya wisata supaya ditetapkan.

b. Pelaksanaan Karya Wisata

Karya wisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap

orang supaya melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan

maupun mencatat yang kemudian akan di laporkan kepada kelompok

atau kelas. Mengerjakan tugas dapat dilakukan perorangan ataupun

kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek tugasnya yang

telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atau belum.

c. Tindakan Lanjut

Karya wisata tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian

membuat kesimpulan-kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti

dengan suatu tindak lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati

22

Page 23: SKRIPSI KEGURUAN

seseorang atau kelompok tertentu belum tentu diamati yang lain.

Sedangkan tujuan karya wisata supaya semua orang mengetahui

semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini

perlu ada presentasi atau laporan.kelompok yang diikuti dengan tanya

jawab dan diskusi.

Bahkan ada kalanya seseorang mendemonstrasikan hasil

penelitiannya. Juga di dalam tindak lanjut ini diadakan penilaian

tentang kegiatan mereka, apakah karya wisata itu berjalan lancar,

tertib dan bermanfaat? Kekurangankekurangan apa yang dirasakan

dan bagaimana kemungkinannya untuk memperbaikinya.

4. Indikator Metode Karya Wisata

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melampirkan

indikator metode karya wisata adalah sebagai berikut:

a. Metode pengajaran karya wisata

1) Menerapkan metode karya wisata

b. Alasan penggunaan metode karya wisata

1) Keuntungan metode karya wisata

2) Menumbuhkan minat belajar siswa

3) Mengembangkan kreatifitas siswa

4) Memudahkan siswa memahami materi PAI

c. Tujuan dan sasaran metode karya wisata

1) Memperdalam pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas

2) Mengkonkritkan materi ajar di kelas

23

Page 24: SKRIPSI KEGURUAN

C. Metode Karya Wisata dalam Meningkatkan Motivasi Belajar MTs

NW Anjani

1. Pengertian Motivasi Belajar

Belajar adalah tempat yang mengalir, dinamis, penuh resiko,

dan menggairahkan. Kesalahan, kreativitas, potensi, dan ketakjuban

mengisi tempat tersebut. Belajar adalah perkara yang terpuji dan

merupakan jalan menuju kemuliaan. Dari Syifa binti Abdillah berkata:

Telah masuk kepada Nabi Muhammad SAW, dan aku berada di sisi

Hafsah, maka Rasulullah bersabda padaku:

Artinya: Maukah kamu belajar bersama Hafsah?. Pelajarilah jalannya semut sebagaimana kamu belajar tulis menulis.

Tujuan belajar bukanlah mencari ijazah, martabat, kedudukan,

dan kekuasaan,tetapi tujuan belajar itu sendiri untuk mengetahui metode

pendidikan yang baik. Pengertian belajar merupakan suatu diantara

beberapa faktor psikologis yang turut berpengaruh dan berkaitan erat.

Motivasi itu sesungguhnya merupakan seluruh proses gerakan yang

mencakup berbagai rangsangan. dorongan, atau daya pembangkit bagi

terjadinya suatu prilaku. Dorongan dalam proses gerakan itu pada

dasarnya adalah rangsangan pembangkit bagi terjadinya prilaku, dalam

rangka mencapai suatu tujuan.

Motivasi-motivasi yang timbul pada diri individu mempunyai peranan

dan fungsi ganda yaitu sebagai pembangkit aktivitas individu dan sebagai

penyeleksi setiap aktivitas yang dilakukan. fungsi dan peranan

motivasi memiliki kecenderungan yang sangat dominan dalam

24

Page 25: SKRIPSI KEGURUAN

membentuk kepribadian individu secara optimal.

Motivasi terdiri dari beberapa pengertian antara lain dalam bahasa

Inggris yakni motive yang artinya penggerak. Dan dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu

karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat

kepuasan dengan perbuatannya.

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya

untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisasi yang

meyebabkan kesiapannya untuk memenuhi serangkaian tingkah

laku atau perbuatan, sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk

menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk

memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan

dalam diri individu yang mendorong tingkah laku untuk berbuat sesuatu

dalam mencapai tujuan tertentu.

Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sertain dalan

bukunya Psychology Understanding of Human

Behaviour, motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di

dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau

perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.

25

Page 26: SKRIPSI KEGURUAN

WS. Winkel membedakan motif dan motivasi sebagai berikut:

Motif merupakan daya penggerak dari dalam dan di dalam

subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan dan motivasi merupakan daya

penggerak yang telah menjadi aktif.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai motif dan motivasi dapat diambil kesimpulan bahwa Motif

adalah ìSuatu tenaga yang mendorong atau menggerakkan individu untuk

bertindak melakukan sesuatu sedangkan motivasi adalah suatu kondisi

yang tercipta atau diciptakan untuk membangkitkan dalam diri individu

agar mencapai tujuan tertentu.

Adapun yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah

kekuatankekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan

kepada kegiatan belajar siswa (Reamound, 2004 : 17 ). Tingkah laku yang

ditimbulkan oleh situasi sangat dipengaruhi oleh seberapa besarnya

motivasi yang ditimbulkan pada diri individu berarti pula perubahan

energi yang dimanfaatkanpun akan semakin besar, serta didahului

adanya reaksi-reaksi yang ingin dicapai. Jadi motivasi belajar sebagai

sistem bimbingan internal yang berusaha untuk menetapkan fokus

anak dalam hal belajar, namun harus berdiri pada dirinya sendiri dan

berkompetisi melawan semua hal menarik lain pada eksistensi keseharian.

Sardiman mengemukakan bahwa Dalam kegiatan belajar

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

26

Page 27: SKRIPSI KEGURUAN

penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek

belajar itu dapat tercapai.

Prayitno mengatakan bahwa: Motivasi belajar tidak saja merupakan

suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar tetapi juga sebagai

suatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar. Berdasarkan

pendapat-pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Motivasi

Belajar adalah Dorongan atau kekuatan dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan

yang dikehendaki siswa.

2. Macam-Macam Motivasi Belajar

M. Alisuf Sabri dalam bukunya mengemukakan bahwa

motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu: Motivasi Intrinsik dan Motivasi

Ekstrinsik

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri

seorang anak atau siswa itu sendiri ( Amir, 1996 : 8 ). Dorongan-

dorongan dari dalam diri anak timbul secara sadar dan terarah untuk

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan, oleh sebab itu

keberadaan motivasi dalam diri anak mempunyai andil dan peran yang

besar.

27

Page 28: SKRIPSI KEGURUAN

Motivasi yang berasal dari dalam diri anak sendiri, tumbuh dari

kebutuhan yang hendak dipenuhi yang menyebabkan seseorang itu

melakukan sesuatu. Jika motivasi itu tumbuh dan bangkit dari

orang yang belajar itu sendiri, maka kegiatan belajar itu baik (hasil

belajarnya efektif dan tahan lama).

Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:

1) Adanya kebutuhan

Disebabkan oleh adanya suatu kebutuhan, maka hal ini

menjadi pendorong bagi anak untuk berbuat dan berusaha.

2) Adanya Pengetahuan

Pengetahuan atau pengenalan terhadap diri sendiri sangat penting.

seorang anak yang mengetahui hasil-hasil dan prestasinya sendiri

akan merasa senang dan bangga, karena dia mengetahui

kekurangan dan kelebihan atau kemajuan yang terjadi pada

dirinya. Hal ini pula yang mendorong anak untuk belajar lebih giat.

3) Adanya Aspirasi atau Cita-cita

Mungkin bagi anak kecil belum mempunyai cita-cita,

sekalipun mempunyai cita-cita, mungkin cita-cita itu hanya

sederhana saja tetapi semakin berkembang maka anak akan

semakin memahami tentang cita-cita itu, sehingga gambaran

mengenai cita-cita semakin jelas dan tegas. Anak ingin menjadi

sesuatu, seperti menjadi dokter atau insinyur, cita-cita itulah yang

mendorong anak untuk terus berusaha dan belajar demi

28

Page 29: SKRIPSI KEGURUAN

mencapai tujuannya. Di samping itu cita-cita dari seorang anak

sangat dipengaruhi oleh kemampuannya, anak yang mempunyai

kemampuan baik, umumnya mempunyai cita-cita yang realistik,

jika dibandingkan dengan anak yang tingkat kemampuannya rendah.

Dari ketiga macam motivasi di atas dapat diambil satu

kesimpulan sebagai bentuk, bahwa dasar kebutuhan anak adalah

memperoleh pendidikan dan bimbingan, hal ini diperlukan

untuk menentukan status manusia sebagaimana mestinya

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah tenaga-tenaga pendorong yang berasal

dari luar anak. Seorang guru atau pendidik dapat memberikan

motivasi terhadap anak didiknya dengan beberapa cara diantaranya

dalam proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan metode

yang tepat dan relevan. Sehingga anak didik terangsang untuk

lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah:

1) Ganjaran (disesuaikan dengan situasi dan kondisi)

Ganjaran merupakan alat pendidikan represif yang bersifat

positif. Di samping itu fungsinya sebagai alat pendidikan

represif positif, ganjaran juga merupakan alat motivasi, yaitu alat

yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik. Ganjaran dapat

menjadikan pendorong bagi anak untuk belajar lebih baik dan

lebih giat lagi. Seorang guru atau pendidik dapat memilih

29

Page 30: SKRIPSI KEGURUAN

macam-macam ganjaran sesuai dengan situasi dan kondisi masing-

masing.

Pada garis besarnya, ganjaran dibedakan kedalam empat

macam yaitu:

a. Pujian, pujian adalah ganjaran yang paling mudah dilaksanakan

b. Penghormatan, Penghormatan ada dua macam yang harus

diberikan yaitu: Pertama, berupa penobatan, dalam arti

anak yang mendapat prestasi diumumkan atau ditampilkan

di depan kelas, Kedua berupa penghormatan berbentuk

pemberian kekuasaan atau kesempatan untuk melakukan sesuatu.

c. Hadiah, hadiah adalah ganjaran yang berbentuk pemberian

yang berupa barang, atau disebut juga ganjaran materil

d. Tanda Penghargaaan adalah bentuk ganjaran yang bukan

dalam bentuk barang, tetapi dalam bentuk surat atau sertifikat

sebagai simbol atau tanda penghargaan yang diberikan atas

prestasi yang dicapai oleh anak.

2) Hukuman

Hukuman merupakan alat pendidikan yang tidak

menyenangkan, alat pendidikan yang bersifat negatif, namun

demikian dapat juga menjadi alat motivasi dan alat pendorong

untuk mempergiat belajar siswa.( Muhammad, 1970 : 155 ).

Hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak

secara sadar dan sengaja, sehingga menimbulkan nestapa. Dan

30

Page 31: SKRIPSI KEGURUAN

dengan adanya nestapa itu akan menjadi sadar akan perbuatannya

dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulanginya.

Maksud hukuman menurut pendidikan Islam adalah sebagai

tuntunan dan perbuatan, dan bukan sebagai hardikan atau balas

dendam. Sedangkan menurut Athijah Al-Abrasjy, ada tiga syarat

jika ingin menghukum anak dengan hukuman badan (jasmaniah),

yaitu:

(1) Sebelum berumur 10 tahun anak-anak tidak boleh dipukul.

(2) Pukulan tidak boleh lebih dari tiga kali. Yang dimaksud dengan

pukulan disini adalah lidi atau tongkat kecil dan bukanlah tongkat

besar.

(3) Diberikan kesempatan kepada anak-anak untuk bertaubat dari

apa yang ia lakukan dan memperbaiki kesalahannya tanpa

perlu menggunakan pukulan atau merusak nama baiknya

(menjadikan ia malu).

Dan apakah sebenarnya yang menjadikan hakikat dari

megadakan hukuman itu. Dalam hal ini ada dua macam prinsip

mengadakan hukuman yaitu:

a. Hukuman diadakan oleh karena adanya pelanggaran dan

adanya kesalahan yang diperbuat oleh anak didik.

b. Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran

lagi.

3) Persaingan/kompetisi

31

Page 32: SKRIPSI KEGURUAN

Persaingan sebenarnya adalah dorongan untuk memperoleh

kedudukan dan penghargaan. Kebutuhan anak akan penghargaan

adalah kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

dan pertumbuhannya. Oleh karena itu kompetisi menjadi

pendorong bagi seorang anak , tetapi kompetisi dapat pula

diadakan secara sengaja oleh pendidik/guru. Kompetisi dapat

terjadi secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi ( Indra

Kusuma, 1978 : 45 ).

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi intrinsik, artinya

dapat dibentuk di dalam diri individu, dan motivasi ekstirnsik

artinya dapat dibentuk dari luar individu. Motivasi ini bisa kuat

dan lemah karena ada beberapa hal yang mempengaruhinya.

Adapun hal tersebut adalah: kematangan anak, usaha yang

bertujuan atau goal, pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi,

penghargaan dan hukuman, partisipasi dan perhatian ( Mustakim,

1991 : 57 ) .

1) Kematangan anak

Untuk dapat mempengaruhi motivasi anak harus

diperhatikan kematangan anak. Tidak bijaksana untuk

merangsang aktifitas-aktifitas sebelum individu matang

secara fisik, psikis dan sosial. Karena apabila tidak

memperhatikan kematangan ini akan mengakibatkan

32

Page 33: SKRIPSI KEGURUAN

frustasi dan ini dapat mengurangi kapasitas belajar.

2) Usaha yang bertujuan atau goal

Apabila mata pelajaran telah disesuaikan dengan

kebijaksanaan pada kapasitas anak dan sesuai dengan

perkembangan dan pertumbuhan anak, usaha yang bertujuan

dapat dicapai dengan motivasi yang tidak banyak. Semakin

jelas tujuannya maka makin kuat perbuatan itu didorong.

3) Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi

Setiap usaha harus ada tujuan yang jelas dan usaha tersebut

harus segera diberitahukan hasilnya karena hal tersebut akan

membawa pengaruh yang besar bagi orang yang

mengerjakannya. Oleh karena itu hasil pekerjaan harus

diberitahukan supaya dapat memperkuat motivasi seseorang.

Pekerjaan yang tidak diketahui hasilnya merupakan

pekerjaan yang sia-sia dan akibatnya akan melemahkan

usaha selanjutnya.

4) Penghargaan dan hukuman

Untuk meningkatkan motivasi belajar, guru dapat

memberikan penghargaan dan hukuman penghargaan adalah

motif yang bersifat positif. Penghargaan ini dapat berupa

material dan spiritual. Sedangkan hukuman merupakan

motivasi yang negatif yang didasari dengan rasa takut. Orang

yang patuh karena takut akan lekas tidak penuh apabila

33

Page 34: SKRIPSI KEGURUAN

takutnya hilang dan telah berani menghadapi konsekuensinya.

Sesuai dengan pendapat Zakiah Daradjat bahwa Seseorang

yang ditakut-takuti mungkin akan memperbaiki prestasinya,

tetapi akan gagal lagi apabila tekanan itu sudah hilang.

5) Partisipasi

Partisipasi dapat mempengaruhi motivasi belajar

karena salah satu dinamika anak ialah keinginan berstatus,

keinginan untuk ambil aktifitas-aktifitas untuk berpartisipasi.

Oleh karena itu seorang guru harus memberikan kesempatan

kepada anak untuk berpartisipasi pada setiap kegiatan.

6) Perhatian

Faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar

adalah perhatian. Karena perhatian merupakan intregitas antara

motif dan sikap, dan tergantung dari rangsangan yang

diberikan. Bila orang sedang dikuasai motif tertentu, maka

perhatiannya pun akan tertuju pada hal-hal yang sesuai

dengan motif yang menguasainya.

Berdasarkan uraian diatas, motivasi belajar yang terdapat

pada diri anak dapat berubah. Motivasi berkembang sesuai

dengan taraf kesadaran seseorang akan tujuan yang hendak

dicapainya. Semakin luas dan semakin sadar seorang akan

tujuan yang hendak dicapai akan semakin kuat pula

motivasi untuk mencapainya.

34

Page 35: SKRIPSI KEGURUAN

5. Indikator Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melampirkan

indikator motivasi siswa belajar Pendidikan Agama Islam adalah

sebagi berikut:

a. Ketekunan dalam belajar PAI, meliputi:

1) Mengikuti mata pelajaran PAI di kelas

2) Belajar mata pelajaran PAI dirumah

b. Ulet dalam menghadapi kesulitan mata pelajaran PAI, meliputi:

1) Sikap terhadap kesulitan mata pelajaran PAI

2) Usaha mengatasi kesulitan mata pelajaran PAI

c. Mandiri dalam belajar PAI, meliputi:

1) Penyelesaian tugas-tugas atau PR

2) Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran

d. Prestasi dalam mata pelajaran PAI, meliputi:

1) Keinginan untuk berprestasi

2) Kualifikasi hasil

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam pencapaian tujuan penelitian diperlukan adanya cara atau

metode yang tepat. Dengan metode yang tepat peneliti dapat bekerja atau berbuat

sehingga terarah dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

A. Pendekatan Penelitian.

35

Page 36: SKRIPSI KEGURUAN

Setiap penelitian akan memerlukan suatu pendekatan yang

menunjukkan cara mengumpulkan dan menganalisis data, agar penelitian

dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien, secara serasi dengan tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif

jenis deskriptif.

Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan prilaku yang diamati.( Arikunto; 2006 ).

Dengan demikian dalam menggunakan metode penelitian kualitatif

peneliti hanya mengharapkan apa adanya dari ucapan atau tulisan dan prilaku

dari orang-orang atau subyek-subyek yang diteliti.

Dalam memaparkan data dari temuan serta dalam membahas skripsi

ini penulis mengemukakannya secara deskriptif yaitu menggambarkan dengan

kata-kata semua data yang diproleh serta diuraikan secara alamiah (apa

adanya).

Adapun ciri penelitian yang dilakukuan dengan melakukan

pendekatan kualitatif menurut Moleong (2001:65) adalah :

1. Melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada

konteks dari suatu keutuhan.

2. Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain alat

pengumpul data utama.

3. Menggunakan model kualitatif.

4. Menggunakan analisis data secara induktif.

36

Page 37: SKRIPSI KEGURUAN

5. Lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori

subtantif yang berasal dari data.

6. Deskriptif.

7. Lebih banyak mementingkan dari segi proses dari pada

hasil.

8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus.

9. Adanya keriteria khusus untuk keabsahan data.

10. Desain yang bersifat sementara.

11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Berdasarkan ciri-ciri pendekatan kualitatif diatas, maka dalam

penelitian ini peneliti mengkaji setiap pristiwa yaitu “Penggunaan metode

karya wisata dalam upaya meningkat kan motivasi belajar siswa pada bidang

studi Pendidikan Agama Islam di MTs NW Anjani TP. 2010 / 2011”.

B. Kehadiran Peneliti.

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai instrumen

kunci yang langsung melibatkan diri dalam kehidupan subyek dalam semua

hal-hal yang berkaitan dengan subyek penelitian yang telah ditetapkan atau

yang telah ditentukan oleh peneliti sendiri sesuai dengan jadwal penelitian.

Untuk mendapatkan data-data yang akurat dan sesuai dengan

tujuan penelitian,maka hal-hal yang perlu dilaksanakan oleh peneliti

dilapangan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan observasi yang sedalam-dalamnya

tentang obyek penelitian.

37

Page 38: SKRIPSI KEGURUAN

2. Mengadakan wawancara secara langsung dengan

pihak-pihak terkait antara lain: Kepala sekolah, guru pendidikan agama,

dan guru bidang studi lainnya serta para siswa-siswi MTs NW Anjani.

3. Disamping melakukan observasi dan wawancara

peneliti melakukan pencatatan data-data terutama data-data yang

berkenaan dengan fasilitas serta data tentang keadaan guru, siswa-siswi

dan keadaan lingkungan sekitar MTs NW Anjani.

C. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2006) yang dimaksud dengan

sumber data adalah subyek dimana data dapat diperoleh, oleh karena itu dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode-metode observasi, wawancara dan

dokumentasi dalam mengumpulkan data, maka yang menjadi sumber data

adalah :

1. Kepala sekolah MTs NW Anjani untuk mendapatkan data tentang

pelaksanaan proses belajar mengajar.

2. Guru yang memegang pelajaran PAI

3. Siswa-siswi MTs NW Anjani.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan data

Setiap penelitian baik yang bersifat rahasia ( tertutup ) untuk

kalangan yang sangat terbatas ataupun yang bersifat umum atau yang

dipublikasikan, selalu menggunakan metode dan alat pengumpulan data

yang tersusun dengan baik serta disesuaikan dengan tujuan penelitian.

38

Page 39: SKRIPSI KEGURUAN

Sehubungan dengan penelitian ini, maka alat pengumpul data yang

dipergunakan oleh peneliti adalah 3 macam metode yaitu:

1. Metode Observasi (Pengamatan)

Dalam buku metodologi penelitian dijelaskan bahwa observasi

adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengobservasi atau mengamati secara sistematik gejala–gejala yang

diselidiki(Achmadi, 2003 ;70 ). Pendapat lain menyebutkan bahwa

observasi adalah suatu alat sebagai aktiva yang sempit, yakni

memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam

pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu

obyek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006 ;156 ).

Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

yang dimaksud dengan observasi adalah suatu metode atau cara untuk

mendapatkan data yang di inginkan melalui pengamatan secara

langsung terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat

indra.

Observasi dapat dibagi atas pengamatan terbuka dan

pengamatan tertutup. Pengamatan secara terbuka diketahui oleh

subyek, dan para subyek dengan suka rela memberikan kesempatan

kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi. Sebaliknya

ada pengamatan tertutup dimana pengamatannya beroprasi dan

39

Page 40: SKRIPSI KEGURUAN

mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh subyeknya (Moleong).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengamatan terbuka.

2. Interview (Wawancara).

Interview sering juga disebut dengan wawancara atau

kusioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto 2006 ; 155 )

Sedangkan menurut ahli lain menyatakan bahwa interview adalah

proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan

dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara

lansung informasi–informasi atau keterangan–keterangan (Achmadi

2003;83)

Pada umumnya wawancara dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu wawancara bersetruktur dan wawancara tak berstruktur

(Moleong, 2001). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan

wawancara berstruktur yaitu wawancara yang pewawancaranya

menetapkan sendiri masalah-masalah pertanyaan yang diajukan.

Wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja guru di MTs

NW Anjani, pelaksanaan proses belajar mengajar dan semua hal yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data

mengenai hal–hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

40

Page 41: SKRIPSI KEGURUAN

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan

sebagainya (Arikunto 2006; 231)

Ahli lain mengatakan bahwa dokumentasi artinya barang–

barang tertulis baik buku, majalah, dokumen, peraturan–peraturan,

notulen rapat, catatan harian dan sebagainya ( Achmadi 2003 ; 72 ).

Dari kedua pendapat ahli tersebut, maka yang dimaksud

dengan metode dokumentasi adalah cara yang dilakukan untuk

memperoleh data dengan mencatat keterangan–keterangan yang

terdapat dalam dokumen–dokumen seperti raport, daftar nilai ( leger )

dan catatan khusus dari guru yang terkait dengan masalah yang diteliti.

Kegunaan atau manfaat yang dapat diperoleh dengan

menggunakan metode ini adalah peneliti dapat mengetahui informasi-

informasi terdahulu melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang

tersimpan. Melalui dokumentasi ini diperoleh data-data sejarah

berdirinya MTs NW Anjani, daftar siswa, daftar guru, dan daftar

organisasi.

E. Metode Analisis Data

Menganalisis data dalam penelitian merupakan langkah yang

sangat kritis dalam melakukan penelitian yang bersifat ilmiah, karena dalam

analis data itulah akan diperoleh arti dan makna dalam memecahkan masalah-

masalah yang akan diteliti. Data yang terkumpul selama peneliti melakukan

penelitian di analisis dan di interprestasikan secara mendetail, teliti dan cermat

untuk memperoleh kesimpulan yang lebih obyektif dari suatu penelitian.

41

Page 42: SKRIPSI KEGURUAN

Mengingat penelitian ini hanya menampilkan data-data kualitatif

maka strategi pendekatannya menggunakan metode induktif, dimana metode

itu sendiri merupakan metode berfikir yang berangkat dari fakta-fakta umum,

peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-

peristiwa yang kongkrit itu ditarik kesimpulan untuk memperoleh makna yang

bersifat khusus.

F. Keabsahan Data.

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan,

dan pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah keriteria

tertentu. Ada empat keriteria yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan

data yaitu:

1. Kredibilitas Data

Kredibiltas pada dasarnya menggantikan konsep validitas

internal dari nonkualitatif. Kriteria ini berfungsi untuk melaksanakan

inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat

dicapai. selain itu kredibilitas juga mempertunjukkan derajat kepercayaan

hasil-hasil penemuan dengan jalan membuktikan oleh peneliti pada

kenyataan ganda yang sedang diteliti (Moleong, 2005).

Kreadibilitas diperlukan untuk mengukur tingkat kebenaran

suatu penelitian sehingga dapat dipercaya oleh pembaca dan dapat

diterima oleh orang-orang informan yang memberikan informasi yang

dikumpulkan.

42

Page 43: SKRIPSI KEGURUAN

Lincoln dan Guba ( Moleong, 2005) merekomendasikan 7

teknik yang perlu dilakukan dalam memenuhi kredibilitas, tetapi dalam

penelitian ini penulis merasa cukup dengan 3 teknik saja yaitu:

a) Triangulasi yaitu cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan

konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu

mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari

berbagai pandangan (Moleong, 2005). Dengan kata lain bahwa dengan

triangulasi, peneliti dapat mericek temuannya dengan jalan

membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori.

b) Referential Adequacy Cheeks yaitu melacak semua kesesuaian hasil

analisis data, dimana semakin sesuai maka semakin terpercaya hasil

peneliannya.

c) Pengecekan sejawat yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan

mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan

umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama

mereka peneliti dapat merview persepsi, pandangan dan analisis yang

sedang dilakukan.

2. Dependabilitas

Dependabilitas merupakan kriteria untuk penelian kualitatif apakah

proses penelitian bermutu atau tidak. Cara untuk menetapkan bahwa

penelitian dapat dipertanggung jawabkan proses penelitian yang benar

adalah dengan audit dependabilitas guna mengkaji kegiatan yang

dilakukan peneliti (Moleong, 2005).

43

Page 44: SKRIPSI KEGURUAN

Adapun cara yang dapat dilakukan dalam melakukan

dependabilitas ini adalah dengan memeriksa semua data dengan tingkat

ketelitian karena untuk memperoleh keyakinan terhadap apa yang

dilakukan selama dalam proses penelitian. Hal ini dapat dilakukan oleh

dosen pembimbing sebagai auditor independen untuk melakukan review

terhadap seluruh aktivitas penelitian.

3. Transferabiliy.

Transferability merupakan persoalan empiris bergantung pada

kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan

transferabiliy tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan

mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan

demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif

secukupnya jika ia ingin membuat keputusan tentang transferability

(Moleong,2005).

4. Komfirmabilitas.

Komfirmabilitas dilakukan untuk mengecek kebenaran data

yang diproleh melalui observasi dan wawancara serta data-data pendukung

yang lain. Hal ini dilakukan semata-mata ingin mencocokkan keseluruhan

data yang diperoleh. Untuk mengetahui tingkat komfirmabilitas data

peneliti melakukan triangulasi teori dengan cara minta dosen pembimbing

untuk melakukan pengecekan berulang-ulang yang kemudian dicocokkan

dengan teori-teori yang ada dalam penelitian ini diharapkan dapat

44

Page 45: SKRIPSI KEGURUAN

memenuhi standar penelitian kualitatif yakni truth volue, consistency and

naurally.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum MTs. NW Anjani

1. Profil MTs. NW Anjani

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan dengan

kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. MTs NW Anjani

berlokasi di Desa Anjani Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sekolah ini merupakan sekolah swasta

yang didirikan pada tanggal 10 Oktober 1981 dengan SK pendirian No.

B/WX/MTs./009/99. (Sumber Data : Dokumen MTs. NW Anjani,

Observasi tgl. 26 Juni 2011)

2. Letak Geografis MTs. NW Anjani

MTs NW Anjani adalah sekolah yang berada pada lokasi yang

ideal sebagai tempat belajar mengajar karena berada pada lokasi yang

dekat dengan jalan raya dan mudah dijangkau oleh siswa yang bersekolah

disana. Adapun lokasi MTs NW Anjani ini terletak pada batas-batas

sebagai berikut :

45

Page 46: SKRIPSI KEGURUAN

a). Sebelah utara : berbatasan dengan sawah

b). Sebelah selatan : berbatasan dengan SDN 03 Anjani

c). Sebelah timur : berbatasan dengan kuburan

d. Sebelah barat : berbatasan dengan perumahan

(Observasi tanggal 26 Juni 2011)

3. Sarana dan Prasarana MTs. NW Anjani

Dalam melaksanakan program pendidikan dan pengajaran, sarana

dan prasarana yang lengkap menjadi faktor utama, seperti ruang belajar

yang cukup, perpustakaan, ruang laboratorium, ruang komputer, ruang

guru, ruang Kepala Sekolah, ruang TU, dan lain sebagainya. Secara rinci

keadaan fasilitas MTs NW Anjani dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 01 : Keadaan Sarana dan Prasarana MTs NW Anjani

NoSarana dan Prasaran

(Fasilitas Sekolah)

KondisiBai

k

Rusak

Ringan

Rusak

Berat

Jumlah

1 Ruang Kelas 4 - - 4

2 Ruang Kepala Sekolah 1 - - 1

3 Ruang Tata Usaha 1 - - 1

4 Ruang Guru 1 - - 1

5 Ruang perpustakaan - - - -

6 Ruang laboratorium - - - -

7 Ruang OSIM/Koperasi

sekolah

- - - -

8 Ruang BP/BK - - - -

9 Mushalla - - - -

10 Aula/Kantin - - - -

11 Ruang serba guna - - - -

46

Page 47: SKRIPSI KEGURUAN

12 Keadaan Meubeler

- Meja kursi

siswa

- Meja kursi

guru

- Papan tulis

- Almari

- Rak buku

- Papan

absent siswa

- Filling

cabinet

- Kursi tamu

- Rak TV

- Meja

komputer

90

2

4

2

2

2

3

1

1

2

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

90

2

2

2

2

2

3

1

1

2

13 Alat-Alat Peraga

- Globe

- Peta

Indonesia

- Peta Dunia

- Rangka

Manusia

-

1

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

-

14 Alat-Alat Olah Raga

- Bola voly

- Bola kaki

- Pimpong

- Lapangan

basket

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

47

Page 48: SKRIPSI KEGURUAN

- Lembing

- Cakram

- Tolak

peluru

- Lapangan

babminton

- Net

babminton

- Raket

babminton

- Bola

babminton

-

-

-

-

1

2

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

2

-

15 Alat-Alat Media

Pembelajaran

- TV warna

19 in

- Digital

- Salon kecil

- Warles

- Computer

- DVD

- Telepon

Ceria

2

1

4

1

3

2

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2

1

4

1

3

2

1

(Sumber Data : Laporan bulan Juni MTs NW Anjani Tahun Pelajaran

2010/2011)

Dari sumber data yang ada pada lampiran dapat dilihat bahwa MTs

NW Anjani memiliki sarana dan prasaran yang lumanyan cukup lengkap

48

Page 49: SKRIPSI KEGURUAN

dan masih layak pakai didalam menunjang Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM)

4. Struktur Organisasi MTs. NW Anjani

Dalam sebuah lembaga pendidikan, suatu hal yang tidak bisa

diabaikan adalah pengorganisasian dan pengkoordinasian. Begitu pula

dengan MTs NW Anjani, secara organisasi MTs NW Anjani telah disusun

struktur organisasi dengan baik, karena hal ini mutlak diperlukan untuk

efektivitas dan efesiensi kerja dalam melengkapi tujuan pendidikan.

Struktur tersebut akan menggambarkan garis koordinasi masing-masing

bidang yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di MTs NW

Anjani dapat dilihat pada struktur organisasi dibawah ini.

STRUKTUR ORGANISASI MTs. NW ANJANI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

49

P. PONPES NURUL ANWAR DEP. AGAMA UPTD DIKPORA

KEPALA MADRASAHH. M. JAELANI, S.Ag

KETUA KOMITEMAWARDI, A.Ma

WAKAMAD KURIKULUMMARZUKI GAFUR, S.Pd.I

WAKAMAD KESISWAANM. FATHUL YADI, S.Pd.I

WAKAMAD SARANA & PRASARANA

RUSLI, S.Ag

BENDAHARA SAFARWADI AFANDI, S.Pd.

KEPALA TUM. KHAIRUL HADI, A.Ma.

Page 50: SKRIPSI KEGURUAN

Dari struktur organisasi yang ada pada struktur diatas dapat

diketahui bahwa, susunan kepengurusan yang ada di MTs NW Anjani

sangat terorganisir. Sehingga tugas yang diberikan oleh kepala sekolah

sebagai komando dari kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut

terlaksana sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dengan demikian,

proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

5. Keadaan Guru dan Pegawai MTs. NW Anjani

50

STAF TUJUNAEDI

WALI KELAS I BFARHAN, S.Si.

WALI KELAS I ALUKMANUL HAKIM, S.H

WALI KELAS II BDAHMURUDIN, SS

WALI KELAS II AENI YUSRINI

GURU BIDANG STUDI

SISWA DAN SISWI

PEMBINA OSIMAGUS ANWAR, A.Ma.

WALI KELAS IIIAHMADI ZIADI, S.Pd.I

Page 51: SKRIPSI KEGURUAN

Untuk lebih jelasnya keadaan guru MTs NW Anjani tahun

pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 02 : Keadaan Guru dan Staf TU MTs NW Anjani

Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Guru/TUJenis

KelaminJabatan

Mata Pelajaran Yang diajarkan

1 2 3 4 51 H. M. Jaelani, S.Ag L Kamad Fiqih

2 Marzuki Gafur, S.Pd.I L Wakamad Kurikulum B. indonesia

3 M. Fathul Yadi, A.Ma L Wakamad kesiswaan Penjaskes

4Rusli, S.Ag

LGTY/URS Sarana &

PrasaranaAkidah Akhlak

5 H. Mukhlis, BA L G. Negeri Qur’an Hadist

6 Hurun In, S.Ag P G. Negeri IPS

7 Saparwadi Afandi L Bendahara SKI

8 M. Khairul Hadi, A.Ma L KA. TU/GTY TIK

9 Syiaruddin, S.Ag L GTY Qiro’at

10 Agus Anwar, A.Ma L GTY IPA

11 Jalaluddin, A.Ma L GTY Ke-NW-an

12 Julia Marhaeda, S.S P GTY B. Indonesia

13 Ahmad Ziadi, S.Pd.I L GTY B. Arab

14 Eni Yusrini, S.Pd.I P GTY SKI

15 Raudatul Faizah, S.H P GTY PPKn

16 Dahmurudin, S.S L GTY B. Inggris

17. Muh. Ikhsan, S.Pd.I L GTY Tik

18 Akmad Syuriadi, S.Pd L GTY B. Inggris

19Bq. Husni Qamariah,

S.PP GTY IPA

20 Lukmanul Hakim, S.H L GTY PPKn

21 L.M.Sabri L GTY IPS

22 Sahabudin, S.Pd.I L GTY Nahwu Sharef

23 Farhan L GTY Matematika

24 M. Arifin L GTY Matematika

25 Sofyatul Wardiayana, L GTY Seni Budaya

51

Page 52: SKRIPSI KEGURUAN

A.Ma

26 Junaedi L Staf TU -

(Sumber Data : Laporan bulan Juni MTs NW Anjani Tahun Pelajaran 2010/2011)

Berdasarkan sumber data guru yang tercantum dalam table diatas,

dapat diketahui jumlah guru yang mengajar di MTs NW Anjani sebayak

25 orang di tambah 1 Staf TU, dengan perincian laki-laki sebanyak 20

Orang, dan perempuan 5 orang dengan perincian guru negeri sebanyak 2

orang, dan guru tetap yayasan (GTY) sebanyak 23 orang.

Guru negeri maksudnya guru yang sudah di angkat oleh instansi

terkait dan mendapat gaji tetap sesuai dengan golongan dan jabatannya.

Sedangkan guru tetap yayasan (GTY) adalah guru yang tetap mengajar di

sekolah tersebut.

6. Keadaan Siswa MTs. NW Anjani

Siswa MTs NW Anjani tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 5 kelas

dengan 5 rombongan belajar, yang terdiri dari kelas VII sebanyak 2 kelas,

Kelas VIII sebanyak 2 kelas, Kelas IX sebanyak 1 kelas, dengan jumlah

keseluruhan siswa sebanyak 109 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 03 : Keadaan Siswa MTs NW Anjani

Tahun Ajaran 2010/2011

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

VII A 5 13 18

VII B 6 12 18

52

Page 53: SKRIPSI KEGURUAN

VIII A 9 12 21

VIII B 10 11 21

IX 16 15 31

Jumlah 46 63 109

(Sumber data : Laporan bulan Juni MTs NW Anjani tahun Pelajaran 2010/2011).

Dari sumber data siswa yang ada pada tabel diatas bahwa jumlah

siswa MTs NW Anjani tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 109 orang,

dengan perincian 46 orang laki-laki dan 63 perempuan, dengan jumlah

masing-masing kelas, kelas VII sebanyak 36 orang, kelas VIII sebanyak

42 orang dan kelas IX sebanyak 31 orang.

B. Penggunaan Metode Karya Wisata di MTs. NW Anjani

MTs. NW Anjani merupakan suatu lembaga pendidikan formal

yang secara sistematik melaksankan program, pengajaran, dan latihan dalam

membantu peserta didik agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang

menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

Disetiap sekolah baik negeri maupun swasta kedudukan karya

wisata sangat penting sekali dalam membantu proses pembelajaran peserta

didik. Begitu juga di MTs. NW Anjani ini kedudukan karya wisata sangat

penting sekali dalam mengatasi masalah kesulitan belajar siswa terutama

dalam pendidikan agama islam, dimana dengan melakukan karya wisata siswa

mampu mengaplikasikan apa yang mereka liat atau temukan di kehidupan

mendatang baik disekolah maupun dimasyarakat.

53

Page 54: SKRIPSI KEGURUAN

Di MTs. NW Anjani ini sejak berdirinya 10 Oktober 1981 sudah

sering melakukan karya wisata guna untuk menghilankan rasa jenuh siswa

disamping itu juga untuk menyegarkan otak atau pikiran dari siswa sehingga

mampu meningkatkan motivasi belajar siswa itu sendiri.

Mengingat pentingnya karya wisata dalam mengatasi kesulitan

belajar siswa maka pada tahun ajaran 2010/2011 Kepala Madrasah berserta

semua dewan guru sepakat untuk melakuakn karya wisata walaupun sekdar

satu kali dalam setahun,. (Wawancara dengan Kapala Madrasah, tgl. 26 Juli

2011).

Metode mengajar sebagai upaya mencapai tujuan, dengan

demikian diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan

tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum

seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat,

karena kekaburan dalam tujuan yang hendak dicapai akan

menyebabkan kesulitan dalam menentukan dan memilih metode yang

tepat. Apa yang ingin dituju oleh suatu program bidang studi

melalui unit pengajaran, semua termasuk dalam ruang lingkup dari

metodologi.

C. Peranan Karya Wisata Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa di MTs. NW Anjani

Mendengar istilah “karya wisata” tercantum di dalam kamus Besar

Bahasa Indonesia yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk

mencapai suatu maksud. Sedangkan karya wisata adalah berpergian atau

54

Page 55: SKRIPSI KEGURUAN

mengunjungi suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan.

Menurut Mahfudh Salahudin, metode adalah suatu cara yang paling

tepat digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran, sehingga tujuan dapat

dicapai. Sedangkan menurut Zuhairini metode dalam mengajar adalah

a. Merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan

b. Merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat bantu mengajar,

c. Merupakan kebulatan dalam satu sistem pendidikan.

Bagi yang cerdas diarahkan sebagai upaya akselerasi. Untuk yang

berkemampuan rata-rata dimaksudkan sebagai upaya pengembangan.

Sedangkan bagi peserta didik yang kemampuan akademiknya tergolong

dibawah rata-rata bimbingan diberikan sebagai perbaikan (kuratif). Dalam

pelaksaannya, karya wisata menerapkan beberapa jenis layanan, yaitu:

bimbingan pribadi, bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan karir

yang dapat berlangsung baik dalam setting keluarga, sekolah, industri,

maupun dalam masyarakat.

Didalam dunia pendidikan pada umumnya dan di lingkungan MTs.

NW Anjani pada khususnya peranan karya wisata sangat besar dalam

mengatasi masalah meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kepala Madrasah,

Wakamad Kurikulum dan Kesiswaan, Guru BK dan guru agama, dan semua

dewan guru yang ada di lingkungan MTs. NW Anjani, beliau-beliau

mengatakan peranan dan fungsi karya wisata dalam meningkatkan motivasi

55

Page 56: SKRIPSI KEGURUAN

belajar siswa di MTs. NW Anjani ini sangatlah penting sekali, peranan dan

fungsinya anatar lain sebagai berikut.

a. Membantu peserta didik (siswa) agar

memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya

(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Salah satu contoh nyata yang

penulis dapatkan di MTs. NW Anjani yaitu Guru Agama bekerjsama

dengan Wakamad Kesiswaan, Pembina Osim, Pembina Palang Merah

Remaja, Pembina Pramuka, Pembina Seni dan Mading, dan Pembina

Pendidikan Dakwah dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada

pada diri pribadi peserta didik.

b. Memberikan pengarahan kepada siswa

tentang penting dan manfaat dari karya wisata itu sendiri. Dalam hal ini

Guru.

c. Memberikan bantuan kepada siswa

bagaimana cara atau metode belajar yang baik. Dalam hal ini Guru agama

mengadakan Tanya jawab dengan peserta didik setiap sebulan sekali

seputar masalah kesulitan belajar siswa.

Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan

berdasarkan pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, memberi

kesempatan terjadinya feed back, menstimulur kegiatan-kegiatan dan

inisiatif siswa untuk menemukan dan memecahkan problem-problem dan

sebagainya. Suatu hal yang dapat disangkal lagi, bahwa kebutuhan

terhadap metode adalah mutlak dalam pendidikan dan pengajaran, kerena

56

Page 57: SKRIPSI KEGURUAN

metode merupakan sarana dari segala macam agar tercapai hasil yang

memuaskan. Tanpa metode, maka hasil kerja tidak akan teratur dan berjalan

dengan baik.

Terkadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak untuk ke

luar kelas (sekolah), hal ini bertujuan untuk meninjau tempat-tempat

tertentu atau objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran. hal ini

diharapkan bukan hanya sekedar untuk rekreasi saja, akan tetapi untuk

belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat realitanya. Jadi

penggunaan teknik atau metode karya wisata adalah ìcara mengajar yang

dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu

di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu yang relevan

dengan pelajaran.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dalam Bab IV dapat ditarik beberapa

kesimpulan diantaranya bahwa :

a. Peranana Metode Karya Wisata yang dapat diambil dalam

meningkatkan mutu belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di MTs NW Anjani diantaranya :

1. Karya wisata berperan sebagai sumber inspirasi untuk

meningkatkan motivasi belajar bagi siswa

57

Page 58: SKRIPSI KEGURUAN

2. Sebagai Dasar yang nyata untuk berfikir.

3. Dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih

lanjut dan dipecahkan oleh siswa dalam proses belajar-mengajar.

4. Sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan

yang disampaikan guru.

b. Keriteria yang digunakan dalam menentukan karya wisata oleh

guru Pendidikan Agama Islam di MTs NW Anjani diantaranya adalah

kesesuaian dengan materi Pembelajaran, Ketersediaan, Keterampilan guru,

Biaya, Waktu, Karaktristik Siswa.

c. Kekurangan Metode Karya Wisata

1) Fasilitas yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah.

2) Biaya yang digunakan untuk acara ini lebih banyak.

3) Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.

4) Memerlukan koordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi

tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata.

5) Dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada

tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.

6) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan ini dan

mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi

permasalahan.

B. Saran

Sebagai sumbangsih moral sekaligus sebagai konstribusi yang

mudah–mudahan konstruktif yang peneliti dapat berikan kepada lembaga

58

Page 59: SKRIPSI KEGURUAN

pendidikan yang peneliti jadikan objek penelitian, dalam hal ini MTs NW

Anjani Kecamatan Suralaga cukup baik dalam penyelenggaraan proses belajar

mengajar dalam meningkatkan mutu belajar siswa. Namun ada beberapa hal

yang menurut peneliti perlu diperhatikan dan perlu ditingkatkan.

Adapun hal – hal yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Intensitas kebugaran siswa dalam menunjang proses belajar siswa harus

senantiasa ditingkatkan, hal ini dapat meningkatkan mutu belajar siswa di

MTs NW Anjani dan tidak cukup mengatur jadawal pelajaran saja, tetapi

harus memperhatikan perkembangan jasmani siswa., metode mengajar

lebih tingkatkan lagi.

2. Dalam rangka mewujudkan tujuan pengajaran yang sesuai dengan rencana

seperti dalam mempelajari dan membahas materi bidang study tertentu

yang membutuhkan media yang ada. Maka dalam hal ini MTs NW Anjani

Kecamatan suralaga disamping mengharuskan masing–masing guru untuk

menggunakan media tersebut, juga memberikan penjelasan kepada guru

mengenai betapa pentingnya menggunakan media, bagaimana dalam

memilih media yang berdasarkan pertimbangan yang hati–hati sehingga

proses belajar dapat tercapai secara efektif dan efesien.

3. Untuk terciptanya suasana yang kondusif rupa, maka MTs NW Anjani

tidak hanya menata ruangan sedemikian rupa tetapi juga perlu

mengadakan pelajaran dialam bebas guna untuk menyegarkan kembali

ingatan siswa, dan harus menggalang lingkungan yang ASRI yaitu Aman,

Sejuk, dan Lestari.

59

Page 60: SKRIPSI KEGURUAN

DAFTAR PUSTAKA

Abrasy, Muhammad Athijah Al, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1970

Ahmadi, Abu dan Triprastya, Djoko, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 1997

Al-Musnad Lil Imam Ahmad bin Hambal, Hadits ke 27163

Daradjat, Zakiyah, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995

_____________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996

Departemen Agama RI, Al-Qurían dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qurían, 1971

______________, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002

De Porter, Bobbi, Mark Reoardon dan Seinger-Nourie, Srah, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2003

Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002

Enkoswara, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara, 1988

Hamid, Zaid Huein Al, Kamus Al-Muyassar, Pekalongan: PT Raja Murah, tth

Kusuma, Amier Daien Indra, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1973

M. Echol, Jhon dan Sadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989

Mustaqim, dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta,1991

Miqbal, Abdul Aziz Al, 50 Bunga Nasihat buat Ukhti Muslimah, Solo: Hijr, 1993

60

Page 61: SKRIPSI KEGURUAN

Prayitno, Elida, Motivasi dalam Belajar, Jakarta: PPLPTK DepDikBud, 1989 Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1996 Rasyad, Aminuddin, Metode Riset Pendidikan, Jakarta: Fakultas Tarbiyah, 2002

Russeffendi, Pengajran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan SPG, seri 5, Bandung: Tarsito, 1980

Sabri, Alisuf, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999

_________, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997

Salahudin, Mahfudh, Metodologi Pendidikan Agama, Surabaya: Bina Ilmu 1981

Santoso, Am. Rukky, Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan Anak-Anak Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002

Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1994

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP, MTs, dan SMPLB, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung : PT. Raja garafindo Persada, 2006

Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo persada,1977

Sunjaya, Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2002

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Kloang Klede, 2003

Universitas Islam Indonesia, Al-Quran dan Tafsirnya, PT. Verisia Yogya Grafika,1995

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000

61

Page 62: SKRIPSI KEGURUAN

Warsito, Herawan, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993

Winkel, WS, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT. Gramedia, 1996 Wlodkowski, Raymond J dan.Jaynes, Judith H, Motivasi Belajar, Jakarta:

Cerdas Pustaka, 2004

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1991

_______, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992

62

Page 63: SKRIPSI KEGURUAN

PENGGUNAAN METODE KARYA WISATADALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA BIDANG STUDI AGAMA ISLAMDI MTs. NW ANJANI TP. 2010 / 2011

SKRIPSI

O l e h :

DIANI YUSMININIMKO : 2008.4.029.0101.1.02632

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR

FAKULTAS TARBIYAHJURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2011PENGGUNAAN METODE KARYA WISATA

DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWAPADA BIDANG STUDI AGAMA ISLAM

DI MTs. NW ANJANI TP. 2010 / 2011

63

Page 64: SKRIPSI KEGURUAN

SKRIPSIDiajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Dan Memenuhi Syarat-SyaratUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

O l e h :

DIANI YUSMININIMKO : 2008.4.029.0101.1.02632

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR

FAKULTAS TARBIYAHJURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2011

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi oleh Diani Yusmini Nimko 2008.4.029.0101.1.02632 dengan judul : PENGGUNAAN METODE KARYA WISATA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AGAMA ISLAM DI MTs NW ANJANI TP. 2010 / 2011, telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diujikan.

Disetujui pada tanggal, …………………… 2011

Dosen Pembimbing,

Drs. JALALUDDIN M.Pd.I

64

Page 65: SKRIPSI KEGURUAN

NOTA DINASAnjani, Juli 2011Hal : Munaqasah Skripsi

KepadaYth. Bapak Rektor IAIH NW Lombok Timur

di -Anjani

Bismillahi WabihamdihiAssalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai dengan pedoman maka kami berpendapat bahwa saudara :

Nama : DIANI YUSMININim : 2008290101574Nimko : 2008.4.029.0101.1.02632Prog/Jur : Strata Satu (SI) PENDIDIKAN AGAMA ISLAMJudul : PENGGUNAAN METODE KARYA WISATA

PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AGAMA ISLAM DI MTs NW ANJANI TP. 2010 / 2011

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasah skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam IAIH NW Lombok Timur. Untuk itu kami berharap agar skripsi ini dapat segera di munaqasahkan.

Demikian dan atas perhatiannya diucapkan banyak terima kasih.

Wallahulmuwafiqu Walhadi Ila SabilirrasyadWassalamu’alaikum Wr. Wb.

Dosen Pembimbing,

Drs. JALALUDDIN, M.Pd.IHALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh : Diani Yusmini ini telah dipertahankan didepan dewan penguji.

65

Page 66: SKRIPSI KEGURUAN

Pada Hari / Tanggal :

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMURFAKULTAS TARBIYAH

Dekan,

Drs. JALALUDDIN, M.Pd.I

Dewan Penguji :

_______________________ ( Ketua ) ( _______________________ )

________________________ ( Sekretaris ) ( ________________________)

________________________ ( Anggota ) ( ________________________ )

MOTTO : Hidup adalah perjuangan untuk meraih kesuksesan, baik didunia dan diakherat dan kesuksesan itu bisa diraih dengan ilmu pengetahuan.

66

Page 67: SKRIPSI KEGURUAN

PERSEMBAHAN : Skripsi ini kupersembahkan buat ayahanda dan ibundaku terkasih yang dengan penuh keiklasan memberikan kepadaku kasih sayang, pendidikan dan do’a yang selalu mengalir sepanjang hayat. Buat suamiku tercinta yang selama ini telah banyak membantu baik materil maupun moril, Buat semua teman-temanku, aku ucapkan terima kasih kepada kalian atas bantuan moril yang kalian berikan kepadaku selama menyelesaikan studi ini.

67

Page 68: SKRIPSI KEGURUAN

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karna dengan

Taufik, Hidayah, serta Inayah-Nya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan tepat

pada waktunya. Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak-pihak yang telah

membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, oleh karna itu

kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Bapak Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur

yang sampai saat ini masih setia memimpin Perguruan Tinggi ini.

2. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW

Lombok Timur.

3. Bapak Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing kami dalam

penulisan skripsi ini.

4. Bapak H. M. Jaelani S.Ag. Selaku Kepala Madrasah NW Anjani.

5. Bapak dan Ibu Guru Madrasah Tsanawiyah NW Anjani yang telah banyak

membantu kami dalam penulisan skripsi ini.

6. Kedua orang tuaku tercinta, Suamiku, dan semua keluarga terima kasih

atas dukungan dan do’a restunya.

7. Pihak-pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu dalam penulisan skripsi ini.

68

Page 69: SKRIPSI KEGURUAN

Penulis menyadari kekurangan yang ada pada skripsi ini. Oleh karna itu,

kami harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Anjani, Juli 2011

Penulis,

69

Page 70: SKRIPSI KEGURUAN

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL iHALAMAN JUDUL iiHALAMAN PERSETUJUAN iiiHALAMAN NOTA DINAS ivHALAMAN PENGESAHAN vHALAMAN MOTTO viHALAMAN PERSEMBAHAN viiKATA PENGANTAR viiiDAFTAR ISI xBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1B. Fokus Penelitian 7

1. Rumusan Masalah 72. Tujuan Penelitian 8

C. Kegunaan Penelitian 8D. Lokasi penelitian 8E. Definisi Istilah 8F. Sistematika Penulisan 9

BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Pengertian dan Fungsi Metode Pembelajaran 10B. Metode karya wisata sebagai salah satu media pembelajaran

15C. Metode karya wisata dalam meningkatkan motivasi belajar

di Madrasah 24BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian 36B. Kehadiran Peneliti 37C. Sumber Data 38D. Metode Pengumpulan Data 38E. Metode Analisa Data 41F. Keabsahan Data 42

BAB IV PEMBAHASANA. Gambaran Umum MTs NW Anjani 46B. Penggunaan Metode Karya Wisata di MTs NW Anjani 53C. Peranan Karya Wisata dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

Di MTs NW Anjani 55BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 58B. Saran 59

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN - LAMPIRAN

70