Upload
jalaluddin
View
126
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya
di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen
guna terus mencari kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran
yang efektif dan efisien. Berbicara tentang pendidikan berarti berbicara
tentang manusia dengan segala aspeknya. Nilai suatu bangsa terletak dari
kualitas sumber daya manusia yang menjadi warga negara. Semakin baik
kualitas manusianya, bangsa tersebut semakin memiliki peluang besar menuju
kemajuan dan kemakmuran.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional, khususnya dalam bidang
pendidikan, yang berupaya mencapai masyarakat adil dan makmur baik
jasmani maupun rohani, perlu adanya usaha untuk menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas, guna memenuhi kebutuhan pembangunan
dewasa ini dan masa yang akan datang.
Untuk mencapai hal tersebut di atas, perlu ditumbuhkan motivasi
yang kuat untuk meraih sesuatu yang dicita-citakan. Motivasi yang tumbuh
baik secara internal maupun eksternal. Dengan motivasi yang kuat diharapkan
dapat memacu meningkatkan kualitas dan potensi sumber daya manusia,
khususnya prestasi dalam bidang pendidikan. Sebagaimana ditegaskan
dalam pasal 4 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menyebutkan Pembangunan Nasional di bidang pendidikan adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demoktratis
serta bertanggung jawab.
Sumber daya manusia yang memiliki kecerdasan tinggi, yang
ditunjang oleh adanya sikap dan prilaku yang bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, serta budi pekerti yang luhur, sangat diharapkan dalam
rangka mencapai tujuan nasional.
Di sisi lain adanya, pengetahuan dan keterampilan, serta pola
kepribadian yang mantap dan dinamis, juga dapat membantu tercapainya tujuan
nasional yaitu membentuk manusia-manusia bertanggung jawab terhadap
pembangunan bangsa.
Adapun langkah yang harus ditempuh dalam upaya membantu
mewujudkan tujuan di atas adalah dengan menumbuhkan dan membina
motivasi kepada para pelaku pendidikan, terutama motivasi para siswa yang
merupakan harapan bangsa untuk memacu prestasi dalam segala bidang,
agar menjadi generasi-generasi yang siap dalam menghadapi tantangan
masa kini dan masa yang akan datang.
Masih banyak siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah
dan mengecewakan, hal tersebut diduga karena salah satu faktor penyebabnya
adalah motivasi belajar mereka yang lemah dan tidak adanya rasa
tanggung jawab terhadap pendidikan yang sedang mereka tempuh. Karena
tidak adanya visi ke depan sebagai motivasi belajar untuk mempersiapkan diri
2
menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.
Untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal, perlu adanya
motivasi yang kuat yang ditumbuhkan oleh peserta didik, terutama oleh guru
yang sebagai pengajar, agar para siswa selalu terdorong untuk
mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka.
Di dalam buku Metodik Khusus Pendidikan Agama, Dra. Hj. Zuhairini,
dkk ( 1991 ), mengemukakan bahwa faktor-faktor pendidik itu ada lima
macam, di mana faktor yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan
yang erat. Adapun kelima faktor tersebut yaitu:
1. Anak didik
2. Pendidik
3. Tujuan pendidikan
4. Alat-alat pendidikan
Dari kelima faktor-faktor tersebut antara yang satu dengan yang
lain sangat erat hubungannya. Kesemuanya menentukan berhasil atau tidaknya
tujuan pendidikan agama yang dilaksanakan. Dengan demikian, jika salah satu
faktor tersebut tidak saling melengkapi, maka proses belajar mengajar
tidak akan berjalan secara efektif. Oleh sebab itu, kelima faktor pendidikan
tersebut dalam proses belajar harus ada.
Di sisi lain dalam diri para peserta didik terdapat kepribadian-
kepribadian yang unik dan pasti berbeda satu sama lainnya yang semestinya
dapat lebih dikembangkan berubah menjadi robotnisasi ketika peserta
didik dijadikan obyek pendidikan dan hanya diharuskan tiga D (duduk, diam,
3
dengar) di dalam kelas. Padahal sesungguhnya mereka adalah makhluk unik
yang termulia yang Allah ciptakan dengan berbekalkan akal pikiran.
Seyogyanya proses belajar mengajar jadi lebih hidup sebab ketika manusia
berpikir maka merupakan cerminan jiwa dan gambaran kehidupan serta
eksistensi kehidupan itu sendiri.
Dengan berpikir seperti itu maka sesungguhnya mereka telah
memanusiakan manusia, ungkapan ini menggambarkan bahwa sesungguhnya
banyak orang yang belum memperlakukan manusia secara manusiawi,
maka manusia perlu dimanusiakan lagi agar pendidikan menjadi sebuah
kualitas ( Santoso, 2002).
Sedangkan kebanyakan pendidikan yang ada di Indonesia
belum menyentuh tatanan praktis yang dapat menciptakan suasana belajar yang
nyaman dan menyenangkan bagi sasarannya. Dan jika merujuk kepada
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada pasal
1ayat 1, dijelaskan bahwa; Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Bila tuntunan yang termaktub
dalam Undang-undang Sisdiknas tersebut dapat direalisasikan maka out
put yang dihasilkan lebih optimal bila didukung dengan diberikannya ruang
untuk berekspresi.
Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien
4
tidak akan lepas dari cara atau metode mengajar yang diterapkan oleh
seorang guru, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah
menguasai materi yang diajarkannya dan mampu mengajarkannya
( Russefenddi, 1980 ). Ini berarti selain menguasai materi guru juga harus
mampu menyampaikan materi tersebut secara baik sehingga siswa dapat
menyerap materi yang akan disampaikan dengan baik pula.
Ciri pengajaran yang berhasil salah satu diantaranya dilihat dari
kadar kegiatan siswa belajar. Makin tinggi kegiatan belajar siswa makin
tinggi pula peluang berhasilnya pengajaran. Keaktifan siswa belajar sangat
diperlukan baik di dalam maupun di luar kelas, menurut Alipandie,
ìtanpa aktivitas belajar, pengajaran tidak akan memberikan hasil yang baik (
Ahmadi, 1997 ).
Keberhasilan siswa belajar itu tidak hanya sekedar berhasil belajar,
tetapi keberhasilan yang ditempuhnya dengan belajar aktif. Belajar dengan
aktif dapat menyebabkan ingatan kita mengenai yang kita pelajari itu lebih
lama dan pengetahuan kita menjadi lebih luas dibandingkan dengan belajar
pasif. Guru yang profesional akan mampu memberikan motivasi bagi
anak didiknya dalam proses belajar mengajar. Peningkatan motivasi
belajar tersebut dapat dilakukan salah satunya melalui metode karya
wisata. Metode ini dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
untuk memberikan suasana baru bagi anak didik. Hal ini diterapkan karena
untuk mengaplikasikan pelajaran yang didapat oleh siswa dalam kelas ke alam
bebas terbuka.
5
Kegiatan belajar siswa melalui metode ini akan mendorong siswa
agar lebih mencintai alam semesta yang ia pijak serta menemukan
konsep-konsep pokok dari suatu materi pembelajaran dan mencoba
memikirkan hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan
lingkungan sekitarnya. Sesuai dengan firman Allah:
Artinya: “Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya” (Depag RI. Q.S Hijr:19-20).
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa alam atau lingkungan di sekitar
kita merupakan sumber-sumber untuk belajar yang dapat dirasakan secara
langsung. Keberhasilan metode karya wisata harus didukung adanya
kerjasama antara guru dan siswa. Maksudnya guru harus mampu
memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan metode karya wisata
ini, dan bagi siswa harus memiliki sikap yang positif terhadap pemberlakuan
kebijaksanaan tersebut.
Sikap adalah cenderung relatif menetap untuk bereaksi dengan cara
baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu ( Muhibbin, 2002 ).
Jadi dengan adanya sikap yang positif dari siswa terhadap pengajaran dengan
metode karyawisata diharapkan dapat menjadikan kegiatan belajar
6
mengajar lebih menyenangkan sehingga akan mendapatkan hasil belajar
yang lebih baik.
Dengan melihat uraian di atas, pentingnya metode karya wisata
yang diterapkan oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar
sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hal inilah yang mendorong
penulis untuk mengakaji lebih luas lagi dalam sebuah karya ilmiah dalam
bentuk skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Karya Wisata
Pendidikan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Pada Bidang Studi Agama Islam di MTs NW Anjani TP. 2010 /
2011"
B. Fokus Penelitian
Agar skripsi ini tidak menimbulkan banyak persepsi, maka pembahasan
yang menjadi pokok masalah adalah apakah pengajaran Pendidikan Agama
Islam melalui metode karya wisata dapat menimbulkan motivasi belajar
siswa? khususnya yang sesuai dengan materi, seperti Sejarah Kebudayaan
Islam, Akidah Akhlak, Fiqih. Perlu dipahami metode karyawisata ini tidak
hanya berada di tempat rekreasi saja, akan tetapi juga di tempat-tempat lain
yang bisa dikunjungi sesuai dengan materi pembelajaran, seperti museum,
tempat-tempat bersejarah Islam, panti asuhan, pabrik, sawah, kebun dan lain-
lain.
1. Rumusan Masalah
Untuk menfokuskan pembahasan masalah dalam skripsi ini, maka
penulis merumuskan, bagaimanakah peranan metode karyawisata ini
7
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pada bidang studi agama Islam di
MTs NW Anjani?.
2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan
metode karyawisata dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, dan
diduga metode karya wisata dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada
bidang studi Agama Islam di MTs NW Anjani.
C. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa kegunaan, antara lain ialah :
1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat
memberi gambaran mengenai metode karya wisata dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada bidang studi Agama Islam.
2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
memberikan informasi khususnya kepada para pendidik, kepala madrasah
dan orang tua dalam upaya memotivasi siswa untuk menggali dan
mengetahui mantaaf dari karya wisata.
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs NW anjani dan yang menjadi
subyek penelitian adalah siswa kelas VII dan guru yang memegang bidang
study pendidikan agama islam dengan siswa yang mengalami kesulitan
didalam menerima pelajaran.
E. Definisi Istilah
8
Pengertian metode tercantum di dalam kamus Besar Bahasa
Indonesia yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
suatu maksud. Sedangkan karya wisata adalah berpergian atau
mengunjungi suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan menurut bahasa berasal dari
kata didik dengan memberi awalan pe dan akhiran kan
mengandung arti perbuatan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan terdiri dari : Latar Belakang, Fokus Penelitian,
Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Kegunaan penelitian, Lokasi penelitian,
Definisi Istilah dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka terdiri dari: Pengertian dan fungsi metode
pembelajaran, metode karya wisata sebagai salah satu media
pembelajaran,Metode karya wisata dalam meningkatkan motivasi belajar di
madrasah.
BAB III Metodologi Penelitian terdiri dari: Pendekatan penelitian,
kehadiran peneliti, sumber data, metode pengumpulan data, metode analisa
data, dan keabsahan data.
BAB IV Pembahasan terdiri dari: gambaran umum tempat penelitian,
deskripsi data, analisa data dan interpretasi data.
BAB V Penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Funfsi Metode Pembelajaran
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan menurut bahasa
berasal dari kata didik dengan memberi awalan pe dan akhiran
kan mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya).
Pendidikan dalam bahasa Yunani disebut paedagogis yang berarti
bimbingan yang diberikan pada anak, istilah ini kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang
berarti pengembangan atau bimbingan.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 Bab I pasal I, dikatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Ketika kata Agama Islam dimasukkan dalam pendidikan (Pendidikan
Agama Islam), ia memiliki arti pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang
didasarkan kepada ajaran Islam yaitu al-Qurían dan al-Hadits. Kata Islam
berasal dari bahasa Arab; aslama, yuslimu, islaman, yang berarti
10
berserah diri, patuh dan tunduk (Zaid Husen, 1999 : 44 ). Beberapa para ahli
merumuskan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut:
Menurut Zuhairini, dalam bukunya dikatakan bahwa pendidikan
Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak
yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran
Islam, memikirkan, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai
Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Sedangkan dalam buku lainnya Zakiyah Daradjat menyebutkan:
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran
agama Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik, agar
nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diyakini
secara menyeluruh serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam itu
suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup dunia dan akhirat
kelak.
Alisuf Sabri memberikan pengertian bahwa Pendidikan Agama
Islam (PAI) yaitu: Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan
memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam mewujudkan persatuan nasional.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan
agama islam adalah usaha sadar yang diarahkan kepada pembentukan
11
kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam agar nantinya setelah
selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran-ajaran islam yang telah diyakini secara menyeluruh serta
menjadikan ajaran-ajaran agama islam itu suatu pandangan hidupnya
demi keselamatan hidup dunia dan akhirat kelak.
Tetapi di dalam mata pelajaran agama pada Sekolah Menengah
Pertama (SMP) semua bidang studi agama tersebut dirangkum menjadi
satu pada mata pelajaran Pendidikan Agama (Islam). Adapun tujuan
dalam mempelajari mata pelajaran tersebut antara lain mampu
membaca Al-Quran dengan fasih (al-Quran), beriman kepada Allah,
kitab Allah, Rasul Allah, dan hari akhir (Keimanan), bekerja keras,
terbiasa berfikir kritis, dan terbiasa berprilaku toleransi (Akhlak),
dapat melakukan thaharah/bersuci, mengetahui hukum Islam tentang
shalat wajib, mengerti tentang zakat, dan memahami tentang ibadah haji
(fiqih), dan memahami keadaan masyarakat Mekkah pra dan pasca
datangnya agama Islam, memahami tentang kehidupan agama dan
kabilah, dan mengerti tentang perkembangan Islam pada masa Khulafatur
Rasyidin/Tarikh (Depag, 2003 : 48).
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang
selalu berupaya meyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif
membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam
memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu
diharapkan tangguh dalam mengahadapi tantangan, hambatan dan
12
perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam
lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
2. Tujuan Pendidikan Agama (Islam)
Tujuan pendidikan agama (Islam) mempunyai tujuan yang luas dan
dalam, seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk
individu dan sebagai makhluk sosial. Tujuan itu meliputi seluruh aspek
yaitu meliputi aspek tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan.
Adapun tujuan pendidikan Islam di SMP/MTs yaitu:
a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman,
pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan
dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan
budaya agama dalam komunitas sekolah.
Oleh karena itu pendidik diharapkan dapat mengembangkan
metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Pencapain seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat
dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa
dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan
13
pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
Sedangkan tujuan pendidikan Islam menurut beberapa ahli
dikemukakan dibawah ini, antara lain: Menurut Alisuf Sabri
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Prof. Dr. Zakiyah Daradjat, dkk, menjelaskan bahwa tujuan
pendidikan agama Islam adalah terbentuknya insan kamil dengan pola
taqwa. Insan kamil dengan pola taqwa yang terbentuk dapat mengalami
perubahan bertambah dan berkurang. Oleh karena itu, orang yang sudah
bertaqwa dalam bentuk insan kamil masih perlu pendidikan sepanjang
hayatnya guna membangun serta meningkatkan, paling tidak untuk
pemeliharaan, sehingga insan kamil yang bertaqwa tersebut akhirnya
dapat menghadapi Tuhan-Nya (mati) dalam keadaan menjadi muslim
paripurna.
Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
tujuan pendidikan agama (Islam) adalah untuk menjadikan hidup
manusia seimbang antara jasmani dan rohani, pribadi, dan masyarakat
(sebagai makhluk individu dan makhluk sosial), serta aktivitas untuk dunia
dan akhirat yang akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat bagi
manusia itu sendiri.
14
Dengan demikian, tujuan pendidikan agama seirama dengan tujuan
hidup setiap manusia (muslim) yaitu mencari kebahagiaan dunia dan
akhirat. Hal ini juga sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-
Baqarah ayat 201:
Artinya: Dan diantara mereka ada yang berdoa, wahai
Tuhan jika kami anugerahilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari api neraka ( QS.Al-Baqarah, 201 ).
Fungsi utama pendidikan di sekolah adalah memberikan landasan
yang mampu menggugah kesadaran dan mendorong peserta didik
melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi muslim yang
kuat.
B. Metode Karya Wisata Sebagai Salah Satu Media Pembelajaran
1. Pengertian Metode Karya Wisata
Pengertian metode tercantum di dalam kamus Besar Bahasa
Indonesia yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
suatu maksud. Sedangkan karya wisata adalah berpergian atau
mengunjungi suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan.
Menurut Mahfudh Salahudin, metode adalah suatu cara yang paling
tepat digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran, sehingga tujuan
dapat dicapai. Sedangkan menurut Zuhairini metode dalam mengajar adalah
a. Merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan
b. Merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat bantu
mengajar,
15
c. Merupakan kebulatan dalam satu sistem pendidikan.
Metode mengajar sebagai upaya mencapai tujuan, dengan
demikian diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan
tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum
seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat,
karena kekaburan dalam tujuan yang hendak dicapai akan
menyebabkan kesulitan dalam menentukan dan memilih metode yang
tepat. Apa yang ingin dituju oleh suatu program bidang studi
melalui unit pengajaran, semua termasuk dalam ruang lingkup dari
metodologi.
Menurut Mahfudh Salahudin dalam pelajaran agama, kita harus
berusaha agar siswa dapat mengalami maksud dan makna agama oleh
karena itu seorang pendidik harus mampu memiliki dan melaksanakan
metode yang tepat dan bervariasi. Metode yang tepat dan bervariasi
dalam mengajarkan mata pelajaran dalam bidang studi agama (Islam) salah
satunya dengan cara mengajak para siswa ke suatu tempat, seperti daerah
pegunungan, perkebunan, pesawahan, ataupun museum, yang salah
satunya bertujuan untuk menjelaskan kepada para siswa bahwa ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa itu harus kita syukuri keberadaannya
karena di alam semesta ini terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan
oleh karenanya harus kita lestarikan agar tidak cepat rusak atau punah.
Dengan hal ini Allah berfirman dalam surat al-Ghaasyiah ayat 17,18,19:
16
Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan.
Dengan metode karya wisata tersebut di atas akan membuat para
siswa tertarik dalam mempelajari mata pelajaran tersebut, khususnya
mata pelajaran bidang studi agama (Islam).
Dari beberapa pengertian di atas, jelaslah bahwa metode adalah
suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada para siswa, agar
siswa dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna
oleh siswa dengan baik. Dalam memilih metode mengajar yang harus
diperhatikan oleh seoarang pendidik adalah filsafat pendidikan, tujuan
pelajaran yang hendak dicapai, anak didik yang kondusif, dan bahan
pelajaran yang akan disampaikan. Jadi metode menentukan prosedur yang
hendak ditempuh dalam mencapai tujuan.
Metode bukan suatu tujuan, melainkan suatu cara untuk mencapai
tujuan dengan sebaik-baiknya. dapat dipahami bahwa tujuan yang hendak
dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah bagaimana perubahan
yang diharapkan itu terjadi, metode mana yang dianggap paling tepat untuk
menimbulkan perubahan itu. Penelitian-penelitian ilmiah belum berhasil
menemukan dan menunjukkan adanya metode mengajar yang lebih
lengkap dibandingkan dengan metode lainnya untuk mencapai tingkah
laku yang diharapkan. hal ini disebabkan karena para Sarjana dan
pendidik belum berhasil mengontrol variabel-variabel yang menentukan
17
efektifitas salah satu metode dibandingkan dengan metode lainnya untuk
mencapai tujuan pengajaran. Variasi-variasi yang terdapat dalam tujuan
pengajaran menimbulkan pula adanya variasi-variasi dalam metode
mengajar, tidaklah dapat dipisahkan dari tujuan yang hendak dicapai.
Apakah tujuan itu berhubungan dengan perubahan tingkah laku dalam
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan
berdasarkan pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, memberi
kesempatan terjadinya feed back, menstimulur kegiatan-kegiatan dan
inisiatif siswa untuk menemukan dan memecahkan problem-problem
dan sebagainya. Suatu hal yang dapat disangkal lagi, bahwa
kebutuhan terhadap metode adalah mutlak dalam pendidikan dan
pengajaran, kerena metode merupakan sarana dari segala macam agar
tercapai hasil yang memuaskan. Tanpa metode, maka hasil kerja tidak
akan teratur dan berjalan dengan baik.
Jadi dalam memberikan pelajaran (Agama) dan perubahan-
perubahan yang diinginkan harus memperhatikan faktor usia,
lingkungan, sifat bahan pelajaran, minat, dan kemampuan anak didik.
Maka salah satu cara untuk mengefektifkan dan menghidupkan
proses belajar mengajar adalah dengan metode karya wisata.
Terkadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak untuk ke
luar kelas (sekolah), hal ini bertujuan untuk meninjau tempat-tempat
tertentu atau objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran. hal ini
18
diharapkan bukan hanya sekedar untuk rekreasi saja, akan tetapi
untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
realitanya. Jadi penggunaan teknik atau metode karya wisata adalah
ìcara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat
atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu yang relevan dengan pelajaran.
Objek dari karya wisata ini dapat dilakukan di perkebunan,
museum, pabrik, bengkel, tempat-tempat ibadah, dan lain sebagainya.
Metode karya wisata mempunyai sinonim kata, antara lain widya wisata
dan study tour.17 Tujuan dari karya wisata antara lain adalah untuk
memperluas wawasan. Mufasir terkenal, Fakhrudin Al-Raziy (1149-
1209), menulis: ìperjalanan wisata mempunyai dampak yang sangat
besar dalam rangka menyempurnakan jiwa manusia.
Karena, dengan perjalanan itu ia mungkin memperoleh kesulitan dan
kesukaran dan ketika itu ia mendidik jiwanya untuk bersabar. Mungkin
juga ia menemui orang-orang terkemuka, sehingga ia dapat memperoleh
dari mereka hal-hal yang tidak dimilikinya. Selain itu, ia juga dapat
menyaksikan aneka ragam perbedaan ciptaan Allah SWT. Walhasil,
perjalanan wisata mempunyai dampak yang kuat dalam kehidupan
beragama seseorang yaitu dengan bertambah imannya, hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-Anfaal ayat 2:
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
19
adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman
mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka
bertawakkal.
Selain itu, dari wisata, al-Qurían juga mengharapkan agar
manusia memperoleh manfaat dari sejarah pribadi atau bangsa-bangsa (QS.
40:21), serta mengenal alam ini dengan segala keindahan dan
seninya sebagaimana diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Al-
Ankabut ayat 20 yang artinya: Katakanlah hai Muhammad! Berjalanlah
di muka Bumi, maka perlihatkanlah sebagaimana Allah SWT memulai
penciptaan.
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karya Wisata
a. Kelebihan Metode Karya Wisata
1) Karya Wisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang
memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar.
2) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan
dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.
3) Pengajaran dengan metode karya wisata dapat lebih
merangsang kreatifitas siswa.
4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan aktual.
b. Kekurangan Metode Karya Wisata
1) Fasilitas yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah.
20
2) Biaya yang digunakan untuk acara ini lebih banyak.
3) Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.
4) Memerlukan koordinasi dengan guru yang lain agar tidak
terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata.
5) Dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas
daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi
terabaikan.
6) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan ini
dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang
menjadi permasalahan.
3. Pelaksanaan Metode Karya Wisata Dalam Pendidikan Agama Islam
Karya wisata sebagai metode mengajar memerlukan langkah-
langkah yang baik, di antaranya; persiapan dan perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut.
a. Persiapan dan Perencanaan
Mempersiapkan dan merencanakan karya wisata hendaknya
bersama sama dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya.
Hal-hal yang perlu dibicarakan bersama, diantaranya:
1) Tujuan dan sasaran yang akan dituju.
2) Aspek-aspek atau permasalahan yang akan diselidiki. Ada
baiknya apabila dirumuskan pertanyaan-pertanyaan yang
berkenaan dengan materi pelajaran PAI dan aspek-aspek atau
masalah yang akan dicapai.
21
3) Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan
karya wisata.
4) Terbentuknya kelompok-kelompok yang akan membahas
atau menyelidiki aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap
kelompokpun hendaknya membagi-bagi tugas lagi sehingga setiap
orang mempunyai tugas yang jelas. Misalnya ada yang
harus mengamati, mengumpulkan, bahan-bahan, bertanya,
mencatat, dan lain-lain.
5) Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk
menghubungi pengurus yang akan dikunjungi, ketua rombongan
atau pemimpin kelompok baik untuk diskusi kelak.
6) Waktu karya wisata supaya ditetapkan.
b. Pelaksanaan Karya Wisata
Karya wisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap
orang supaya melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan
maupun mencatat yang kemudian akan di laporkan kepada kelompok
atau kelas. Mengerjakan tugas dapat dilakukan perorangan ataupun
kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek tugasnya yang
telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atau belum.
c. Tindakan Lanjut
Karya wisata tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian
membuat kesimpulan-kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti
dengan suatu tindak lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati
22
seseorang atau kelompok tertentu belum tentu diamati yang lain.
Sedangkan tujuan karya wisata supaya semua orang mengetahui
semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini
perlu ada presentasi atau laporan.kelompok yang diikuti dengan tanya
jawab dan diskusi.
Bahkan ada kalanya seseorang mendemonstrasikan hasil
penelitiannya. Juga di dalam tindak lanjut ini diadakan penilaian
tentang kegiatan mereka, apakah karya wisata itu berjalan lancar,
tertib dan bermanfaat? Kekurangankekurangan apa yang dirasakan
dan bagaimana kemungkinannya untuk memperbaikinya.
4. Indikator Metode Karya Wisata
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melampirkan
indikator metode karya wisata adalah sebagai berikut:
a. Metode pengajaran karya wisata
1) Menerapkan metode karya wisata
b. Alasan penggunaan metode karya wisata
1) Keuntungan metode karya wisata
2) Menumbuhkan minat belajar siswa
3) Mengembangkan kreatifitas siswa
4) Memudahkan siswa memahami materi PAI
c. Tujuan dan sasaran metode karya wisata
1) Memperdalam pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas
2) Mengkonkritkan materi ajar di kelas
23
C. Metode Karya Wisata dalam Meningkatkan Motivasi Belajar MTs
NW Anjani
1. Pengertian Motivasi Belajar
Belajar adalah tempat yang mengalir, dinamis, penuh resiko,
dan menggairahkan. Kesalahan, kreativitas, potensi, dan ketakjuban
mengisi tempat tersebut. Belajar adalah perkara yang terpuji dan
merupakan jalan menuju kemuliaan. Dari Syifa binti Abdillah berkata:
Telah masuk kepada Nabi Muhammad SAW, dan aku berada di sisi
Hafsah, maka Rasulullah bersabda padaku:
Artinya: Maukah kamu belajar bersama Hafsah?. Pelajarilah jalannya semut sebagaimana kamu belajar tulis menulis.
Tujuan belajar bukanlah mencari ijazah, martabat, kedudukan,
dan kekuasaan,tetapi tujuan belajar itu sendiri untuk mengetahui metode
pendidikan yang baik. Pengertian belajar merupakan suatu diantara
beberapa faktor psikologis yang turut berpengaruh dan berkaitan erat.
Motivasi itu sesungguhnya merupakan seluruh proses gerakan yang
mencakup berbagai rangsangan. dorongan, atau daya pembangkit bagi
terjadinya suatu prilaku. Dorongan dalam proses gerakan itu pada
dasarnya adalah rangsangan pembangkit bagi terjadinya prilaku, dalam
rangka mencapai suatu tujuan.
Motivasi-motivasi yang timbul pada diri individu mempunyai peranan
dan fungsi ganda yaitu sebagai pembangkit aktivitas individu dan sebagai
penyeleksi setiap aktivitas yang dilakukan. fungsi dan peranan
motivasi memiliki kecenderungan yang sangat dominan dalam
24
membentuk kepribadian individu secara optimal.
Motivasi terdiri dari beberapa pengertian antara lain dalam bahasa
Inggris yakni motive yang artinya penggerak. Dan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat
kepuasan dengan perbuatannya.
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisasi yang
meyebabkan kesiapannya untuk memenuhi serangkaian tingkah
laku atau perbuatan, sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk
menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan
dalam diri individu yang mendorong tingkah laku untuk berbuat sesuatu
dalam mencapai tujuan tertentu.
Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sertain dalan
bukunya Psychology Understanding of Human
Behaviour, motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di
dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau
perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
25
WS. Winkel membedakan motif dan motivasi sebagai berikut:
Motif merupakan daya penggerak dari dalam dan di dalam
subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan dan motivasi merupakan daya
penggerak yang telah menjadi aktif.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli
mengenai motif dan motivasi dapat diambil kesimpulan bahwa Motif
adalah ìSuatu tenaga yang mendorong atau menggerakkan individu untuk
bertindak melakukan sesuatu sedangkan motivasi adalah suatu kondisi
yang tercipta atau diciptakan untuk membangkitkan dalam diri individu
agar mencapai tujuan tertentu.
Adapun yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah
kekuatankekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan
kepada kegiatan belajar siswa (Reamound, 2004 : 17 ). Tingkah laku yang
ditimbulkan oleh situasi sangat dipengaruhi oleh seberapa besarnya
motivasi yang ditimbulkan pada diri individu berarti pula perubahan
energi yang dimanfaatkanpun akan semakin besar, serta didahului
adanya reaksi-reaksi yang ingin dicapai. Jadi motivasi belajar sebagai
sistem bimbingan internal yang berusaha untuk menetapkan fokus
anak dalam hal belajar, namun harus berdiri pada dirinya sendiri dan
berkompetisi melawan semua hal menarik lain pada eksistensi keseharian.
Sardiman mengemukakan bahwa Dalam kegiatan belajar
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
26
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar itu dapat tercapai.
Prayitno mengatakan bahwa: Motivasi belajar tidak saja merupakan
suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar tetapi juga sebagai
suatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar. Berdasarkan
pendapat-pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Motivasi
Belajar adalah Dorongan atau kekuatan dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki siswa.
2. Macam-Macam Motivasi Belajar
M. Alisuf Sabri dalam bukunya mengemukakan bahwa
motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu: Motivasi Intrinsik dan Motivasi
Ekstrinsik
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri
seorang anak atau siswa itu sendiri ( Amir, 1996 : 8 ). Dorongan-
dorongan dari dalam diri anak timbul secara sadar dan terarah untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan, oleh sebab itu
keberadaan motivasi dalam diri anak mempunyai andil dan peran yang
besar.
27
Motivasi yang berasal dari dalam diri anak sendiri, tumbuh dari
kebutuhan yang hendak dipenuhi yang menyebabkan seseorang itu
melakukan sesuatu. Jika motivasi itu tumbuh dan bangkit dari
orang yang belajar itu sendiri, maka kegiatan belajar itu baik (hasil
belajarnya efektif dan tahan lama).
Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
1) Adanya kebutuhan
Disebabkan oleh adanya suatu kebutuhan, maka hal ini
menjadi pendorong bagi anak untuk berbuat dan berusaha.
2) Adanya Pengetahuan
Pengetahuan atau pengenalan terhadap diri sendiri sangat penting.
seorang anak yang mengetahui hasil-hasil dan prestasinya sendiri
akan merasa senang dan bangga, karena dia mengetahui
kekurangan dan kelebihan atau kemajuan yang terjadi pada
dirinya. Hal ini pula yang mendorong anak untuk belajar lebih giat.
3) Adanya Aspirasi atau Cita-cita
Mungkin bagi anak kecil belum mempunyai cita-cita,
sekalipun mempunyai cita-cita, mungkin cita-cita itu hanya
sederhana saja tetapi semakin berkembang maka anak akan
semakin memahami tentang cita-cita itu, sehingga gambaran
mengenai cita-cita semakin jelas dan tegas. Anak ingin menjadi
sesuatu, seperti menjadi dokter atau insinyur, cita-cita itulah yang
mendorong anak untuk terus berusaha dan belajar demi
28
mencapai tujuannya. Di samping itu cita-cita dari seorang anak
sangat dipengaruhi oleh kemampuannya, anak yang mempunyai
kemampuan baik, umumnya mempunyai cita-cita yang realistik,
jika dibandingkan dengan anak yang tingkat kemampuannya rendah.
Dari ketiga macam motivasi di atas dapat diambil satu
kesimpulan sebagai bentuk, bahwa dasar kebutuhan anak adalah
memperoleh pendidikan dan bimbingan, hal ini diperlukan
untuk menentukan status manusia sebagaimana mestinya
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah tenaga-tenaga pendorong yang berasal
dari luar anak. Seorang guru atau pendidik dapat memberikan
motivasi terhadap anak didiknya dengan beberapa cara diantaranya
dalam proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan metode
yang tepat dan relevan. Sehingga anak didik terangsang untuk
lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah:
1) Ganjaran (disesuaikan dengan situasi dan kondisi)
Ganjaran merupakan alat pendidikan represif yang bersifat
positif. Di samping itu fungsinya sebagai alat pendidikan
represif positif, ganjaran juga merupakan alat motivasi, yaitu alat
yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik. Ganjaran dapat
menjadikan pendorong bagi anak untuk belajar lebih baik dan
lebih giat lagi. Seorang guru atau pendidik dapat memilih
29
macam-macam ganjaran sesuai dengan situasi dan kondisi masing-
masing.
Pada garis besarnya, ganjaran dibedakan kedalam empat
macam yaitu:
a. Pujian, pujian adalah ganjaran yang paling mudah dilaksanakan
b. Penghormatan, Penghormatan ada dua macam yang harus
diberikan yaitu: Pertama, berupa penobatan, dalam arti
anak yang mendapat prestasi diumumkan atau ditampilkan
di depan kelas, Kedua berupa penghormatan berbentuk
pemberian kekuasaan atau kesempatan untuk melakukan sesuatu.
c. Hadiah, hadiah adalah ganjaran yang berbentuk pemberian
yang berupa barang, atau disebut juga ganjaran materil
d. Tanda Penghargaaan adalah bentuk ganjaran yang bukan
dalam bentuk barang, tetapi dalam bentuk surat atau sertifikat
sebagai simbol atau tanda penghargaan yang diberikan atas
prestasi yang dicapai oleh anak.
2) Hukuman
Hukuman merupakan alat pendidikan yang tidak
menyenangkan, alat pendidikan yang bersifat negatif, namun
demikian dapat juga menjadi alat motivasi dan alat pendorong
untuk mempergiat belajar siswa.( Muhammad, 1970 : 155 ).
Hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak
secara sadar dan sengaja, sehingga menimbulkan nestapa. Dan
30
dengan adanya nestapa itu akan menjadi sadar akan perbuatannya
dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulanginya.
Maksud hukuman menurut pendidikan Islam adalah sebagai
tuntunan dan perbuatan, dan bukan sebagai hardikan atau balas
dendam. Sedangkan menurut Athijah Al-Abrasjy, ada tiga syarat
jika ingin menghukum anak dengan hukuman badan (jasmaniah),
yaitu:
(1) Sebelum berumur 10 tahun anak-anak tidak boleh dipukul.
(2) Pukulan tidak boleh lebih dari tiga kali. Yang dimaksud dengan
pukulan disini adalah lidi atau tongkat kecil dan bukanlah tongkat
besar.
(3) Diberikan kesempatan kepada anak-anak untuk bertaubat dari
apa yang ia lakukan dan memperbaiki kesalahannya tanpa
perlu menggunakan pukulan atau merusak nama baiknya
(menjadikan ia malu).
Dan apakah sebenarnya yang menjadikan hakikat dari
megadakan hukuman itu. Dalam hal ini ada dua macam prinsip
mengadakan hukuman yaitu:
a. Hukuman diadakan oleh karena adanya pelanggaran dan
adanya kesalahan yang diperbuat oleh anak didik.
b. Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran
lagi.
3) Persaingan/kompetisi
31
Persaingan sebenarnya adalah dorongan untuk memperoleh
kedudukan dan penghargaan. Kebutuhan anak akan penghargaan
adalah kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan
dan pertumbuhannya. Oleh karena itu kompetisi menjadi
pendorong bagi seorang anak , tetapi kompetisi dapat pula
diadakan secara sengaja oleh pendidik/guru. Kompetisi dapat
terjadi secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi ( Indra
Kusuma, 1978 : 45 ).
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi intrinsik, artinya
dapat dibentuk di dalam diri individu, dan motivasi ekstirnsik
artinya dapat dibentuk dari luar individu. Motivasi ini bisa kuat
dan lemah karena ada beberapa hal yang mempengaruhinya.
Adapun hal tersebut adalah: kematangan anak, usaha yang
bertujuan atau goal, pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi,
penghargaan dan hukuman, partisipasi dan perhatian ( Mustakim,
1991 : 57 ) .
1) Kematangan anak
Untuk dapat mempengaruhi motivasi anak harus
diperhatikan kematangan anak. Tidak bijaksana untuk
merangsang aktifitas-aktifitas sebelum individu matang
secara fisik, psikis dan sosial. Karena apabila tidak
memperhatikan kematangan ini akan mengakibatkan
32
frustasi dan ini dapat mengurangi kapasitas belajar.
2) Usaha yang bertujuan atau goal
Apabila mata pelajaran telah disesuaikan dengan
kebijaksanaan pada kapasitas anak dan sesuai dengan
perkembangan dan pertumbuhan anak, usaha yang bertujuan
dapat dicapai dengan motivasi yang tidak banyak. Semakin
jelas tujuannya maka makin kuat perbuatan itu didorong.
3) Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
Setiap usaha harus ada tujuan yang jelas dan usaha tersebut
harus segera diberitahukan hasilnya karena hal tersebut akan
membawa pengaruh yang besar bagi orang yang
mengerjakannya. Oleh karena itu hasil pekerjaan harus
diberitahukan supaya dapat memperkuat motivasi seseorang.
Pekerjaan yang tidak diketahui hasilnya merupakan
pekerjaan yang sia-sia dan akibatnya akan melemahkan
usaha selanjutnya.
4) Penghargaan dan hukuman
Untuk meningkatkan motivasi belajar, guru dapat
memberikan penghargaan dan hukuman penghargaan adalah
motif yang bersifat positif. Penghargaan ini dapat berupa
material dan spiritual. Sedangkan hukuman merupakan
motivasi yang negatif yang didasari dengan rasa takut. Orang
yang patuh karena takut akan lekas tidak penuh apabila
33
takutnya hilang dan telah berani menghadapi konsekuensinya.
Sesuai dengan pendapat Zakiah Daradjat bahwa Seseorang
yang ditakut-takuti mungkin akan memperbaiki prestasinya,
tetapi akan gagal lagi apabila tekanan itu sudah hilang.
5) Partisipasi
Partisipasi dapat mempengaruhi motivasi belajar
karena salah satu dinamika anak ialah keinginan berstatus,
keinginan untuk ambil aktifitas-aktifitas untuk berpartisipasi.
Oleh karena itu seorang guru harus memberikan kesempatan
kepada anak untuk berpartisipasi pada setiap kegiatan.
6) Perhatian
Faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar
adalah perhatian. Karena perhatian merupakan intregitas antara
motif dan sikap, dan tergantung dari rangsangan yang
diberikan. Bila orang sedang dikuasai motif tertentu, maka
perhatiannya pun akan tertuju pada hal-hal yang sesuai
dengan motif yang menguasainya.
Berdasarkan uraian diatas, motivasi belajar yang terdapat
pada diri anak dapat berubah. Motivasi berkembang sesuai
dengan taraf kesadaran seseorang akan tujuan yang hendak
dicapainya. Semakin luas dan semakin sadar seorang akan
tujuan yang hendak dicapai akan semakin kuat pula
motivasi untuk mencapainya.
34
5. Indikator Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melampirkan
indikator motivasi siswa belajar Pendidikan Agama Islam adalah
sebagi berikut:
a. Ketekunan dalam belajar PAI, meliputi:
1) Mengikuti mata pelajaran PAI di kelas
2) Belajar mata pelajaran PAI dirumah
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan mata pelajaran PAI, meliputi:
1) Sikap terhadap kesulitan mata pelajaran PAI
2) Usaha mengatasi kesulitan mata pelajaran PAI
c. Mandiri dalam belajar PAI, meliputi:
1) Penyelesaian tugas-tugas atau PR
2) Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran
d. Prestasi dalam mata pelajaran PAI, meliputi:
1) Keinginan untuk berprestasi
2) Kualifikasi hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam pencapaian tujuan penelitian diperlukan adanya cara atau
metode yang tepat. Dengan metode yang tepat peneliti dapat bekerja atau berbuat
sehingga terarah dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
A. Pendekatan Penelitian.
35
Setiap penelitian akan memerlukan suatu pendekatan yang
menunjukkan cara mengumpulkan dan menganalisis data, agar penelitian
dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien, secara serasi dengan tujuan
penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif
jenis deskriptif.
Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan prilaku yang diamati.( Arikunto; 2006 ).
Dengan demikian dalam menggunakan metode penelitian kualitatif
peneliti hanya mengharapkan apa adanya dari ucapan atau tulisan dan prilaku
dari orang-orang atau subyek-subyek yang diteliti.
Dalam memaparkan data dari temuan serta dalam membahas skripsi
ini penulis mengemukakannya secara deskriptif yaitu menggambarkan dengan
kata-kata semua data yang diproleh serta diuraikan secara alamiah (apa
adanya).
Adapun ciri penelitian yang dilakukuan dengan melakukan
pendekatan kualitatif menurut Moleong (2001:65) adalah :
1. Melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada
konteks dari suatu keutuhan.
2. Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain alat
pengumpul data utama.
3. Menggunakan model kualitatif.
4. Menggunakan analisis data secara induktif.
36
5. Lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori
subtantif yang berasal dari data.
6. Deskriptif.
7. Lebih banyak mementingkan dari segi proses dari pada
hasil.
8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus.
9. Adanya keriteria khusus untuk keabsahan data.
10. Desain yang bersifat sementara.
11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Berdasarkan ciri-ciri pendekatan kualitatif diatas, maka dalam
penelitian ini peneliti mengkaji setiap pristiwa yaitu “Penggunaan metode
karya wisata dalam upaya meningkat kan motivasi belajar siswa pada bidang
studi Pendidikan Agama Islam di MTs NW Anjani TP. 2010 / 2011”.
B. Kehadiran Peneliti.
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai instrumen
kunci yang langsung melibatkan diri dalam kehidupan subyek dalam semua
hal-hal yang berkaitan dengan subyek penelitian yang telah ditetapkan atau
yang telah ditentukan oleh peneliti sendiri sesuai dengan jadwal penelitian.
Untuk mendapatkan data-data yang akurat dan sesuai dengan
tujuan penelitian,maka hal-hal yang perlu dilaksanakan oleh peneliti
dilapangan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi yang sedalam-dalamnya
tentang obyek penelitian.
37
2. Mengadakan wawancara secara langsung dengan
pihak-pihak terkait antara lain: Kepala sekolah, guru pendidikan agama,
dan guru bidang studi lainnya serta para siswa-siswi MTs NW Anjani.
3. Disamping melakukan observasi dan wawancara
peneliti melakukan pencatatan data-data terutama data-data yang
berkenaan dengan fasilitas serta data tentang keadaan guru, siswa-siswi
dan keadaan lingkungan sekitar MTs NW Anjani.
C. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006) yang dimaksud dengan
sumber data adalah subyek dimana data dapat diperoleh, oleh karena itu dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode-metode observasi, wawancara dan
dokumentasi dalam mengumpulkan data, maka yang menjadi sumber data
adalah :
1. Kepala sekolah MTs NW Anjani untuk mendapatkan data tentang
pelaksanaan proses belajar mengajar.
2. Guru yang memegang pelajaran PAI
3. Siswa-siswi MTs NW Anjani.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan data
Setiap penelitian baik yang bersifat rahasia ( tertutup ) untuk
kalangan yang sangat terbatas ataupun yang bersifat umum atau yang
dipublikasikan, selalu menggunakan metode dan alat pengumpulan data
yang tersusun dengan baik serta disesuaikan dengan tujuan penelitian.
38
Sehubungan dengan penelitian ini, maka alat pengumpul data yang
dipergunakan oleh peneliti adalah 3 macam metode yaitu:
1. Metode Observasi (Pengamatan)
Dalam buku metodologi penelitian dijelaskan bahwa observasi
adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengobservasi atau mengamati secara sistematik gejala–gejala yang
diselidiki(Achmadi, 2003 ;70 ). Pendapat lain menyebutkan bahwa
observasi adalah suatu alat sebagai aktiva yang sempit, yakni
memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam
pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
obyek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006 ;156 ).
Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan observasi adalah suatu metode atau cara untuk
mendapatkan data yang di inginkan melalui pengamatan secara
langsung terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat
indra.
Observasi dapat dibagi atas pengamatan terbuka dan
pengamatan tertutup. Pengamatan secara terbuka diketahui oleh
subyek, dan para subyek dengan suka rela memberikan kesempatan
kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi. Sebaliknya
ada pengamatan tertutup dimana pengamatannya beroprasi dan
39
mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh subyeknya (Moleong).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengamatan terbuka.
2. Interview (Wawancara).
Interview sering juga disebut dengan wawancara atau
kusioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto 2006 ; 155 )
Sedangkan menurut ahli lain menyatakan bahwa interview adalah
proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan
dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara
lansung informasi–informasi atau keterangan–keterangan (Achmadi
2003;83)
Pada umumnya wawancara dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu wawancara bersetruktur dan wawancara tak berstruktur
(Moleong, 2001). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan
wawancara berstruktur yaitu wawancara yang pewawancaranya
menetapkan sendiri masalah-masalah pertanyaan yang diajukan.
Wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja guru di MTs
NW Anjani, pelaksanaan proses belajar mengajar dan semua hal yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data
mengenai hal–hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
40
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya (Arikunto 2006; 231)
Ahli lain mengatakan bahwa dokumentasi artinya barang–
barang tertulis baik buku, majalah, dokumen, peraturan–peraturan,
notulen rapat, catatan harian dan sebagainya ( Achmadi 2003 ; 72 ).
Dari kedua pendapat ahli tersebut, maka yang dimaksud
dengan metode dokumentasi adalah cara yang dilakukan untuk
memperoleh data dengan mencatat keterangan–keterangan yang
terdapat dalam dokumen–dokumen seperti raport, daftar nilai ( leger )
dan catatan khusus dari guru yang terkait dengan masalah yang diteliti.
Kegunaan atau manfaat yang dapat diperoleh dengan
menggunakan metode ini adalah peneliti dapat mengetahui informasi-
informasi terdahulu melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang
tersimpan. Melalui dokumentasi ini diperoleh data-data sejarah
berdirinya MTs NW Anjani, daftar siswa, daftar guru, dan daftar
organisasi.
E. Metode Analisis Data
Menganalisis data dalam penelitian merupakan langkah yang
sangat kritis dalam melakukan penelitian yang bersifat ilmiah, karena dalam
analis data itulah akan diperoleh arti dan makna dalam memecahkan masalah-
masalah yang akan diteliti. Data yang terkumpul selama peneliti melakukan
penelitian di analisis dan di interprestasikan secara mendetail, teliti dan cermat
untuk memperoleh kesimpulan yang lebih obyektif dari suatu penelitian.
41
Mengingat penelitian ini hanya menampilkan data-data kualitatif
maka strategi pendekatannya menggunakan metode induktif, dimana metode
itu sendiri merupakan metode berfikir yang berangkat dari fakta-fakta umum,
peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-
peristiwa yang kongkrit itu ditarik kesimpulan untuk memperoleh makna yang
bersifat khusus.
F. Keabsahan Data.
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan,
dan pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah keriteria
tertentu. Ada empat keriteria yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan
data yaitu:
1. Kredibilitas Data
Kredibiltas pada dasarnya menggantikan konsep validitas
internal dari nonkualitatif. Kriteria ini berfungsi untuk melaksanakan
inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat
dicapai. selain itu kredibilitas juga mempertunjukkan derajat kepercayaan
hasil-hasil penemuan dengan jalan membuktikan oleh peneliti pada
kenyataan ganda yang sedang diteliti (Moleong, 2005).
Kreadibilitas diperlukan untuk mengukur tingkat kebenaran
suatu penelitian sehingga dapat dipercaya oleh pembaca dan dapat
diterima oleh orang-orang informan yang memberikan informasi yang
dikumpulkan.
42
Lincoln dan Guba ( Moleong, 2005) merekomendasikan 7
teknik yang perlu dilakukan dalam memenuhi kredibilitas, tetapi dalam
penelitian ini penulis merasa cukup dengan 3 teknik saja yaitu:
a) Triangulasi yaitu cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan
konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari
berbagai pandangan (Moleong, 2005). Dengan kata lain bahwa dengan
triangulasi, peneliti dapat mericek temuannya dengan jalan
membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori.
b) Referential Adequacy Cheeks yaitu melacak semua kesesuaian hasil
analisis data, dimana semakin sesuai maka semakin terpercaya hasil
peneliannya.
c) Pengecekan sejawat yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan
mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan
umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama
mereka peneliti dapat merview persepsi, pandangan dan analisis yang
sedang dilakukan.
2. Dependabilitas
Dependabilitas merupakan kriteria untuk penelian kualitatif apakah
proses penelitian bermutu atau tidak. Cara untuk menetapkan bahwa
penelitian dapat dipertanggung jawabkan proses penelitian yang benar
adalah dengan audit dependabilitas guna mengkaji kegiatan yang
dilakukan peneliti (Moleong, 2005).
43
Adapun cara yang dapat dilakukan dalam melakukan
dependabilitas ini adalah dengan memeriksa semua data dengan tingkat
ketelitian karena untuk memperoleh keyakinan terhadap apa yang
dilakukan selama dalam proses penelitian. Hal ini dapat dilakukan oleh
dosen pembimbing sebagai auditor independen untuk melakukan review
terhadap seluruh aktivitas penelitian.
3. Transferabiliy.
Transferability merupakan persoalan empiris bergantung pada
kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan
transferabiliy tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan
mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan
demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif
secukupnya jika ia ingin membuat keputusan tentang transferability
(Moleong,2005).
4. Komfirmabilitas.
Komfirmabilitas dilakukan untuk mengecek kebenaran data
yang diproleh melalui observasi dan wawancara serta data-data pendukung
yang lain. Hal ini dilakukan semata-mata ingin mencocokkan keseluruhan
data yang diperoleh. Untuk mengetahui tingkat komfirmabilitas data
peneliti melakukan triangulasi teori dengan cara minta dosen pembimbing
untuk melakukan pengecekan berulang-ulang yang kemudian dicocokkan
dengan teori-teori yang ada dalam penelitian ini diharapkan dapat
44
memenuhi standar penelitian kualitatif yakni truth volue, consistency and
naurally.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs. NW Anjani
1. Profil MTs. NW Anjani
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan dengan
kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. MTs NW Anjani
berlokasi di Desa Anjani Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sekolah ini merupakan sekolah swasta
yang didirikan pada tanggal 10 Oktober 1981 dengan SK pendirian No.
B/WX/MTs./009/99. (Sumber Data : Dokumen MTs. NW Anjani,
Observasi tgl. 26 Juni 2011)
2. Letak Geografis MTs. NW Anjani
MTs NW Anjani adalah sekolah yang berada pada lokasi yang
ideal sebagai tempat belajar mengajar karena berada pada lokasi yang
dekat dengan jalan raya dan mudah dijangkau oleh siswa yang bersekolah
disana. Adapun lokasi MTs NW Anjani ini terletak pada batas-batas
sebagai berikut :
45
a). Sebelah utara : berbatasan dengan sawah
b). Sebelah selatan : berbatasan dengan SDN 03 Anjani
c). Sebelah timur : berbatasan dengan kuburan
d. Sebelah barat : berbatasan dengan perumahan
(Observasi tanggal 26 Juni 2011)
3. Sarana dan Prasarana MTs. NW Anjani
Dalam melaksanakan program pendidikan dan pengajaran, sarana
dan prasarana yang lengkap menjadi faktor utama, seperti ruang belajar
yang cukup, perpustakaan, ruang laboratorium, ruang komputer, ruang
guru, ruang Kepala Sekolah, ruang TU, dan lain sebagainya. Secara rinci
keadaan fasilitas MTs NW Anjani dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 01 : Keadaan Sarana dan Prasarana MTs NW Anjani
NoSarana dan Prasaran
(Fasilitas Sekolah)
KondisiBai
k
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Jumlah
1 Ruang Kelas 4 - - 4
2 Ruang Kepala Sekolah 1 - - 1
3 Ruang Tata Usaha 1 - - 1
4 Ruang Guru 1 - - 1
5 Ruang perpustakaan - - - -
6 Ruang laboratorium - - - -
7 Ruang OSIM/Koperasi
sekolah
- - - -
8 Ruang BP/BK - - - -
9 Mushalla - - - -
10 Aula/Kantin - - - -
11 Ruang serba guna - - - -
46
12 Keadaan Meubeler
- Meja kursi
siswa
- Meja kursi
guru
- Papan tulis
- Almari
- Rak buku
- Papan
absent siswa
- Filling
cabinet
- Kursi tamu
- Rak TV
- Meja
komputer
90
2
4
2
2
2
3
1
1
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
90
2
2
2
2
2
3
1
1
2
13 Alat-Alat Peraga
- Globe
- Peta
Indonesia
- Peta Dunia
- Rangka
Manusia
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
-
14 Alat-Alat Olah Raga
- Bola voly
- Bola kaki
- Pimpong
- Lapangan
basket
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
47
- Lembing
- Cakram
- Tolak
peluru
- Lapangan
babminton
- Net
babminton
- Raket
babminton
- Bola
babminton
-
-
-
-
1
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2
-
15 Alat-Alat Media
Pembelajaran
- TV warna
19 in
- Digital
- Salon kecil
- Warles
- Computer
- DVD
- Telepon
Ceria
2
1
4
1
3
2
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
4
1
3
2
1
(Sumber Data : Laporan bulan Juni MTs NW Anjani Tahun Pelajaran
2010/2011)
Dari sumber data yang ada pada lampiran dapat dilihat bahwa MTs
NW Anjani memiliki sarana dan prasaran yang lumanyan cukup lengkap
48
dan masih layak pakai didalam menunjang Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM)
4. Struktur Organisasi MTs. NW Anjani
Dalam sebuah lembaga pendidikan, suatu hal yang tidak bisa
diabaikan adalah pengorganisasian dan pengkoordinasian. Begitu pula
dengan MTs NW Anjani, secara organisasi MTs NW Anjani telah disusun
struktur organisasi dengan baik, karena hal ini mutlak diperlukan untuk
efektivitas dan efesiensi kerja dalam melengkapi tujuan pendidikan.
Struktur tersebut akan menggambarkan garis koordinasi masing-masing
bidang yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di MTs NW
Anjani dapat dilihat pada struktur organisasi dibawah ini.
STRUKTUR ORGANISASI MTs. NW ANJANI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
49
P. PONPES NURUL ANWAR DEP. AGAMA UPTD DIKPORA
KEPALA MADRASAHH. M. JAELANI, S.Ag
KETUA KOMITEMAWARDI, A.Ma
WAKAMAD KURIKULUMMARZUKI GAFUR, S.Pd.I
WAKAMAD KESISWAANM. FATHUL YADI, S.Pd.I
WAKAMAD SARANA & PRASARANA
RUSLI, S.Ag
BENDAHARA SAFARWADI AFANDI, S.Pd.
KEPALA TUM. KHAIRUL HADI, A.Ma.
Dari struktur organisasi yang ada pada struktur diatas dapat
diketahui bahwa, susunan kepengurusan yang ada di MTs NW Anjani
sangat terorganisir. Sehingga tugas yang diberikan oleh kepala sekolah
sebagai komando dari kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut
terlaksana sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dengan demikian,
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
5. Keadaan Guru dan Pegawai MTs. NW Anjani
50
STAF TUJUNAEDI
WALI KELAS I BFARHAN, S.Si.
WALI KELAS I ALUKMANUL HAKIM, S.H
WALI KELAS II BDAHMURUDIN, SS
WALI KELAS II AENI YUSRINI
GURU BIDANG STUDI
SISWA DAN SISWI
PEMBINA OSIMAGUS ANWAR, A.Ma.
WALI KELAS IIIAHMADI ZIADI, S.Pd.I
Untuk lebih jelasnya keadaan guru MTs NW Anjani tahun
pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 02 : Keadaan Guru dan Staf TU MTs NW Anjani
Tahun Ajaran 2010/2011
No Nama Guru/TUJenis
KelaminJabatan
Mata Pelajaran Yang diajarkan
1 2 3 4 51 H. M. Jaelani, S.Ag L Kamad Fiqih
2 Marzuki Gafur, S.Pd.I L Wakamad Kurikulum B. indonesia
3 M. Fathul Yadi, A.Ma L Wakamad kesiswaan Penjaskes
4Rusli, S.Ag
LGTY/URS Sarana &
PrasaranaAkidah Akhlak
5 H. Mukhlis, BA L G. Negeri Qur’an Hadist
6 Hurun In, S.Ag P G. Negeri IPS
7 Saparwadi Afandi L Bendahara SKI
8 M. Khairul Hadi, A.Ma L KA. TU/GTY TIK
9 Syiaruddin, S.Ag L GTY Qiro’at
10 Agus Anwar, A.Ma L GTY IPA
11 Jalaluddin, A.Ma L GTY Ke-NW-an
12 Julia Marhaeda, S.S P GTY B. Indonesia
13 Ahmad Ziadi, S.Pd.I L GTY B. Arab
14 Eni Yusrini, S.Pd.I P GTY SKI
15 Raudatul Faizah, S.H P GTY PPKn
16 Dahmurudin, S.S L GTY B. Inggris
17. Muh. Ikhsan, S.Pd.I L GTY Tik
18 Akmad Syuriadi, S.Pd L GTY B. Inggris
19Bq. Husni Qamariah,
S.PP GTY IPA
20 Lukmanul Hakim, S.H L GTY PPKn
21 L.M.Sabri L GTY IPS
22 Sahabudin, S.Pd.I L GTY Nahwu Sharef
23 Farhan L GTY Matematika
24 M. Arifin L GTY Matematika
25 Sofyatul Wardiayana, L GTY Seni Budaya
51
A.Ma
26 Junaedi L Staf TU -
(Sumber Data : Laporan bulan Juni MTs NW Anjani Tahun Pelajaran 2010/2011)
Berdasarkan sumber data guru yang tercantum dalam table diatas,
dapat diketahui jumlah guru yang mengajar di MTs NW Anjani sebayak
25 orang di tambah 1 Staf TU, dengan perincian laki-laki sebanyak 20
Orang, dan perempuan 5 orang dengan perincian guru negeri sebanyak 2
orang, dan guru tetap yayasan (GTY) sebanyak 23 orang.
Guru negeri maksudnya guru yang sudah di angkat oleh instansi
terkait dan mendapat gaji tetap sesuai dengan golongan dan jabatannya.
Sedangkan guru tetap yayasan (GTY) adalah guru yang tetap mengajar di
sekolah tersebut.
6. Keadaan Siswa MTs. NW Anjani
Siswa MTs NW Anjani tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 5 kelas
dengan 5 rombongan belajar, yang terdiri dari kelas VII sebanyak 2 kelas,
Kelas VIII sebanyak 2 kelas, Kelas IX sebanyak 1 kelas, dengan jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 109 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 03 : Keadaan Siswa MTs NW Anjani
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
VII A 5 13 18
VII B 6 12 18
52
VIII A 9 12 21
VIII B 10 11 21
IX 16 15 31
Jumlah 46 63 109
(Sumber data : Laporan bulan Juni MTs NW Anjani tahun Pelajaran 2010/2011).
Dari sumber data siswa yang ada pada tabel diatas bahwa jumlah
siswa MTs NW Anjani tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 109 orang,
dengan perincian 46 orang laki-laki dan 63 perempuan, dengan jumlah
masing-masing kelas, kelas VII sebanyak 36 orang, kelas VIII sebanyak
42 orang dan kelas IX sebanyak 31 orang.
B. Penggunaan Metode Karya Wisata di MTs. NW Anjani
MTs. NW Anjani merupakan suatu lembaga pendidikan formal
yang secara sistematik melaksankan program, pengajaran, dan latihan dalam
membantu peserta didik agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang
menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Disetiap sekolah baik negeri maupun swasta kedudukan karya
wisata sangat penting sekali dalam membantu proses pembelajaran peserta
didik. Begitu juga di MTs. NW Anjani ini kedudukan karya wisata sangat
penting sekali dalam mengatasi masalah kesulitan belajar siswa terutama
dalam pendidikan agama islam, dimana dengan melakukan karya wisata siswa
mampu mengaplikasikan apa yang mereka liat atau temukan di kehidupan
mendatang baik disekolah maupun dimasyarakat.
53
Di MTs. NW Anjani ini sejak berdirinya 10 Oktober 1981 sudah
sering melakukan karya wisata guna untuk menghilankan rasa jenuh siswa
disamping itu juga untuk menyegarkan otak atau pikiran dari siswa sehingga
mampu meningkatkan motivasi belajar siswa itu sendiri.
Mengingat pentingnya karya wisata dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa maka pada tahun ajaran 2010/2011 Kepala Madrasah berserta
semua dewan guru sepakat untuk melakuakn karya wisata walaupun sekdar
satu kali dalam setahun,. (Wawancara dengan Kapala Madrasah, tgl. 26 Juli
2011).
Metode mengajar sebagai upaya mencapai tujuan, dengan
demikian diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan
tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum
seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat,
karena kekaburan dalam tujuan yang hendak dicapai akan
menyebabkan kesulitan dalam menentukan dan memilih metode yang
tepat. Apa yang ingin dituju oleh suatu program bidang studi
melalui unit pengajaran, semua termasuk dalam ruang lingkup dari
metodologi.
C. Peranan Karya Wisata Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa di MTs. NW Anjani
Mendengar istilah “karya wisata” tercantum di dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk
mencapai suatu maksud. Sedangkan karya wisata adalah berpergian atau
54
mengunjungi suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan.
Menurut Mahfudh Salahudin, metode adalah suatu cara yang paling
tepat digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran, sehingga tujuan dapat
dicapai. Sedangkan menurut Zuhairini metode dalam mengajar adalah
a. Merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan
b. Merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat bantu mengajar,
c. Merupakan kebulatan dalam satu sistem pendidikan.
Bagi yang cerdas diarahkan sebagai upaya akselerasi. Untuk yang
berkemampuan rata-rata dimaksudkan sebagai upaya pengembangan.
Sedangkan bagi peserta didik yang kemampuan akademiknya tergolong
dibawah rata-rata bimbingan diberikan sebagai perbaikan (kuratif). Dalam
pelaksaannya, karya wisata menerapkan beberapa jenis layanan, yaitu:
bimbingan pribadi, bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan karir
yang dapat berlangsung baik dalam setting keluarga, sekolah, industri,
maupun dalam masyarakat.
Didalam dunia pendidikan pada umumnya dan di lingkungan MTs.
NW Anjani pada khususnya peranan karya wisata sangat besar dalam
mengatasi masalah meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kepala Madrasah,
Wakamad Kurikulum dan Kesiswaan, Guru BK dan guru agama, dan semua
dewan guru yang ada di lingkungan MTs. NW Anjani, beliau-beliau
mengatakan peranan dan fungsi karya wisata dalam meningkatkan motivasi
55
belajar siswa di MTs. NW Anjani ini sangatlah penting sekali, peranan dan
fungsinya anatar lain sebagai berikut.
a. Membantu peserta didik (siswa) agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Salah satu contoh nyata yang
penulis dapatkan di MTs. NW Anjani yaitu Guru Agama bekerjsama
dengan Wakamad Kesiswaan, Pembina Osim, Pembina Palang Merah
Remaja, Pembina Pramuka, Pembina Seni dan Mading, dan Pembina
Pendidikan Dakwah dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada
pada diri pribadi peserta didik.
b. Memberikan pengarahan kepada siswa
tentang penting dan manfaat dari karya wisata itu sendiri. Dalam hal ini
Guru.
c. Memberikan bantuan kepada siswa
bagaimana cara atau metode belajar yang baik. Dalam hal ini Guru agama
mengadakan Tanya jawab dengan peserta didik setiap sebulan sekali
seputar masalah kesulitan belajar siswa.
Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan
berdasarkan pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, memberi
kesempatan terjadinya feed back, menstimulur kegiatan-kegiatan dan
inisiatif siswa untuk menemukan dan memecahkan problem-problem dan
sebagainya. Suatu hal yang dapat disangkal lagi, bahwa kebutuhan
terhadap metode adalah mutlak dalam pendidikan dan pengajaran, kerena
56
metode merupakan sarana dari segala macam agar tercapai hasil yang
memuaskan. Tanpa metode, maka hasil kerja tidak akan teratur dan berjalan
dengan baik.
Terkadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak untuk ke
luar kelas (sekolah), hal ini bertujuan untuk meninjau tempat-tempat
tertentu atau objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran. hal ini
diharapkan bukan hanya sekedar untuk rekreasi saja, akan tetapi untuk
belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat realitanya. Jadi
penggunaan teknik atau metode karya wisata adalah ìcara mengajar yang
dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu
di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu yang relevan
dengan pelajaran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dalam Bab IV dapat ditarik beberapa
kesimpulan diantaranya bahwa :
a. Peranana Metode Karya Wisata yang dapat diambil dalam
meningkatkan mutu belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di MTs NW Anjani diantaranya :
1. Karya wisata berperan sebagai sumber inspirasi untuk
meningkatkan motivasi belajar bagi siswa
57
2. Sebagai Dasar yang nyata untuk berfikir.
3. Dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih
lanjut dan dipecahkan oleh siswa dalam proses belajar-mengajar.
4. Sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan
yang disampaikan guru.
b. Keriteria yang digunakan dalam menentukan karya wisata oleh
guru Pendidikan Agama Islam di MTs NW Anjani diantaranya adalah
kesesuaian dengan materi Pembelajaran, Ketersediaan, Keterampilan guru,
Biaya, Waktu, Karaktristik Siswa.
c. Kekurangan Metode Karya Wisata
1) Fasilitas yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah.
2) Biaya yang digunakan untuk acara ini lebih banyak.
3) Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.
4) Memerlukan koordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi
tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata.
5) Dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada
tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.
6) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan ini dan
mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi
permasalahan.
B. Saran
Sebagai sumbangsih moral sekaligus sebagai konstribusi yang
mudah–mudahan konstruktif yang peneliti dapat berikan kepada lembaga
58
pendidikan yang peneliti jadikan objek penelitian, dalam hal ini MTs NW
Anjani Kecamatan Suralaga cukup baik dalam penyelenggaraan proses belajar
mengajar dalam meningkatkan mutu belajar siswa. Namun ada beberapa hal
yang menurut peneliti perlu diperhatikan dan perlu ditingkatkan.
Adapun hal – hal yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Intensitas kebugaran siswa dalam menunjang proses belajar siswa harus
senantiasa ditingkatkan, hal ini dapat meningkatkan mutu belajar siswa di
MTs NW Anjani dan tidak cukup mengatur jadawal pelajaran saja, tetapi
harus memperhatikan perkembangan jasmani siswa., metode mengajar
lebih tingkatkan lagi.
2. Dalam rangka mewujudkan tujuan pengajaran yang sesuai dengan rencana
seperti dalam mempelajari dan membahas materi bidang study tertentu
yang membutuhkan media yang ada. Maka dalam hal ini MTs NW Anjani
Kecamatan suralaga disamping mengharuskan masing–masing guru untuk
menggunakan media tersebut, juga memberikan penjelasan kepada guru
mengenai betapa pentingnya menggunakan media, bagaimana dalam
memilih media yang berdasarkan pertimbangan yang hati–hati sehingga
proses belajar dapat tercapai secara efektif dan efesien.
3. Untuk terciptanya suasana yang kondusif rupa, maka MTs NW Anjani
tidak hanya menata ruangan sedemikian rupa tetapi juga perlu
mengadakan pelajaran dialam bebas guna untuk menyegarkan kembali
ingatan siswa, dan harus menggalang lingkungan yang ASRI yaitu Aman,
Sejuk, dan Lestari.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abrasy, Muhammad Athijah Al, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1970
Ahmadi, Abu dan Triprastya, Djoko, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 1997
Al-Musnad Lil Imam Ahmad bin Hambal, Hadits ke 27163
Daradjat, Zakiyah, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
_____________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996
Departemen Agama RI, Al-Qurían dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qurían, 1971
______________, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002
De Porter, Bobbi, Mark Reoardon dan Seinger-Nourie, Srah, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2003
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002
Enkoswara, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara, 1988
Hamid, Zaid Huein Al, Kamus Al-Muyassar, Pekalongan: PT Raja Murah, tth
Kusuma, Amier Daien Indra, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1973
M. Echol, Jhon dan Sadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989
Mustaqim, dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta,1991
Miqbal, Abdul Aziz Al, 50 Bunga Nasihat buat Ukhti Muslimah, Solo: Hijr, 1993
60
Prayitno, Elida, Motivasi dalam Belajar, Jakarta: PPLPTK DepDikBud, 1989 Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1996 Rasyad, Aminuddin, Metode Riset Pendidikan, Jakarta: Fakultas Tarbiyah, 2002
Russeffendi, Pengajran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan SPG, seri 5, Bandung: Tarsito, 1980
Sabri, Alisuf, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999
_________, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997
Salahudin, Mahfudh, Metodologi Pendidikan Agama, Surabaya: Bina Ilmu 1981
Santoso, Am. Rukky, Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan Anak-Anak Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1994
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP, MTs, dan SMPLB, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung : PT. Raja garafindo Persada, 2006
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo persada,1977
Sunjaya, Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2002
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Kloang Klede, 2003
Universitas Islam Indonesia, Al-Quran dan Tafsirnya, PT. Verisia Yogya Grafika,1995
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000
61
Warsito, Herawan, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
Winkel, WS, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT. Gramedia, 1996 Wlodkowski, Raymond J dan.Jaynes, Judith H, Motivasi Belajar, Jakarta:
Cerdas Pustaka, 2004
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1991
_______, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992
62
PENGGUNAAN METODE KARYA WISATADALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
PADA BIDANG STUDI AGAMA ISLAMDI MTs. NW ANJANI TP. 2010 / 2011
SKRIPSI
O l e h :
DIANI YUSMININIMKO : 2008.4.029.0101.1.02632
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR
FAKULTAS TARBIYAHJURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2011PENGGUNAAN METODE KARYA WISATA
DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWAPADA BIDANG STUDI AGAMA ISLAM
DI MTs. NW ANJANI TP. 2010 / 2011
63
SKRIPSIDiajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas
Dan Memenuhi Syarat-SyaratUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
O l e h :
DIANI YUSMININIMKO : 2008.4.029.0101.1.02632
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR
FAKULTAS TARBIYAHJURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2011
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi oleh Diani Yusmini Nimko 2008.4.029.0101.1.02632 dengan judul : PENGGUNAAN METODE KARYA WISATA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AGAMA ISLAM DI MTs NW ANJANI TP. 2010 / 2011, telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diujikan.
Disetujui pada tanggal, …………………… 2011
Dosen Pembimbing,
Drs. JALALUDDIN M.Pd.I
64
NOTA DINASAnjani, Juli 2011Hal : Munaqasah Skripsi
KepadaYth. Bapak Rektor IAIH NW Lombok Timur
di -Anjani
Bismillahi WabihamdihiAssalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai dengan pedoman maka kami berpendapat bahwa saudara :
Nama : DIANI YUSMININim : 2008290101574Nimko : 2008.4.029.0101.1.02632Prog/Jur : Strata Satu (SI) PENDIDIKAN AGAMA ISLAMJudul : PENGGUNAAN METODE KARYA WISATA
PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AGAMA ISLAM DI MTs NW ANJANI TP. 2010 / 2011
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasah skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam IAIH NW Lombok Timur. Untuk itu kami berharap agar skripsi ini dapat segera di munaqasahkan.
Demikian dan atas perhatiannya diucapkan banyak terima kasih.
Wallahulmuwafiqu Walhadi Ila SabilirrasyadWassalamu’alaikum Wr. Wb.
Dosen Pembimbing,
Drs. JALALUDDIN, M.Pd.IHALAMAN PENGESAHAN
Skripsi oleh : Diani Yusmini ini telah dipertahankan didepan dewan penguji.
65
Pada Hari / Tanggal :
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMURFAKULTAS TARBIYAH
Dekan,
Drs. JALALUDDIN, M.Pd.I
Dewan Penguji :
_______________________ ( Ketua ) ( _______________________ )
________________________ ( Sekretaris ) ( ________________________)
________________________ ( Anggota ) ( ________________________ )
MOTTO : Hidup adalah perjuangan untuk meraih kesuksesan, baik didunia dan diakherat dan kesuksesan itu bisa diraih dengan ilmu pengetahuan.
66
PERSEMBAHAN : Skripsi ini kupersembahkan buat ayahanda dan ibundaku terkasih yang dengan penuh keiklasan memberikan kepadaku kasih sayang, pendidikan dan do’a yang selalu mengalir sepanjang hayat. Buat suamiku tercinta yang selama ini telah banyak membantu baik materil maupun moril, Buat semua teman-temanku, aku ucapkan terima kasih kepada kalian atas bantuan moril yang kalian berikan kepadaku selama menyelesaikan studi ini.
67
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karna dengan
Taufik, Hidayah, serta Inayah-Nya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan tepat
pada waktunya. Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak-pihak yang telah
membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, oleh karna itu
kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Bapak Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur
yang sampai saat ini masih setia memimpin Perguruan Tinggi ini.
2. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW
Lombok Timur.
3. Bapak Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing kami dalam
penulisan skripsi ini.
4. Bapak H. M. Jaelani S.Ag. Selaku Kepala Madrasah NW Anjani.
5. Bapak dan Ibu Guru Madrasah Tsanawiyah NW Anjani yang telah banyak
membantu kami dalam penulisan skripsi ini.
6. Kedua orang tuaku tercinta, Suamiku, dan semua keluarga terima kasih
atas dukungan dan do’a restunya.
7. Pihak-pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penulisan skripsi ini.
68
Penulis menyadari kekurangan yang ada pada skripsi ini. Oleh karna itu,
kami harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Anjani, Juli 2011
Penulis,
69
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL iHALAMAN JUDUL iiHALAMAN PERSETUJUAN iiiHALAMAN NOTA DINAS ivHALAMAN PENGESAHAN vHALAMAN MOTTO viHALAMAN PERSEMBAHAN viiKATA PENGANTAR viiiDAFTAR ISI xBAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1B. Fokus Penelitian 7
1. Rumusan Masalah 72. Tujuan Penelitian 8
C. Kegunaan Penelitian 8D. Lokasi penelitian 8E. Definisi Istilah 8F. Sistematika Penulisan 9
BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Pengertian dan Fungsi Metode Pembelajaran 10B. Metode karya wisata sebagai salah satu media pembelajaran
15C. Metode karya wisata dalam meningkatkan motivasi belajar
di Madrasah 24BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian 36B. Kehadiran Peneliti 37C. Sumber Data 38D. Metode Pengumpulan Data 38E. Metode Analisa Data 41F. Keabsahan Data 42
BAB IV PEMBAHASANA. Gambaran Umum MTs NW Anjani 46B. Penggunaan Metode Karya Wisata di MTs NW Anjani 53C. Peranan Karya Wisata dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
Di MTs NW Anjani 55BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 58B. Saran 59
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN - LAMPIRAN
70