113
SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN SISWA TUNAGRAHITA DALAM PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QURAN DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI SLAWI Diajukan guna untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: ISMIYATUN MAWADDAH NIM : 11160510000063 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021 M/1441 H

SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

SKRIPSI

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA

DAN SISWA TUNAGRAHITA DALAM

PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QURAN DI

SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI SLAWI

Diajukan guna untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana

Sosial (S.Sos)

Oleh:

ISMIYATUN MAWADDAH

NIM : 11160510000063

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M/1441 H

Page 2: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ismiyatun Mawaddah

NIM : 11160510000063

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang

berjudul KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU

AGAMA DAN SISWA TUNAGRAHITA DALAM

PEMBELAJARAN BACA AL-QURAN DI SLB NEGERI

SLAWI merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semua sumber yang saya

gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya

orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 3: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN

SISWA TUNAGRAHITA DALAM PEMBELAJARAN BACA

TULIS AL-QURAN DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI

SLAWI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ismiyatun Mawaddah

NIM : 11160510000063

Pembimbing

Dr. H. M. Yakub, MA

NIP: 1962 1018 1993 0310 02

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021 M/1441 H

Page 4: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …
Page 5: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

i

ABSTRAK

Ismiyatun Mawaddah, 11160510000063, Komunikasi

Interpersonal Guru Agama Dan Siswa Tunagrahita

Dalam Pembelajaran Baca Al-Quran Di SLB Negeri Slawi

Bidang pendidikan sangat membutuhkan komunikasi

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk pada

pembelajaran Baca Tulis Al-Quran yang mempunyai banyak

simbol dan penggunaan kata bahasa Arab yang cukup asing

dimana tidak digunakan sebagai bahasa sehari-hari Namun

bagi siswa berkebutuhan khusus seperti tunagrahita,

dibutuhkan komunikasi yang lebih matang agar siswa

“istimewa” ini bisa menangkap pesan komunikasi dengan

baik.

Tujuan penelitian ini tidak lain untuk mengetahui

bagaimana komunikasi interpersonal yang terjadi antara

antara guru agama dengan siswa tunagrahita ringan dan

sedang, khususnya pada pembelajaran Baca Tulis Al-Quran.

Penelitian ini menggunakan teori Interaksi Simbolik

dimana seorang guru agama dituntut untuk menafsirkan

simbol-simbol penuh makna dari siswa Tunagrahita.

Sedangkan komunikasi interpersonal terjadi dalam bentuk

komunikasi verbal, dan komunikasi non verbal.

Metode yang digunakan menggunakan metode

penelitian deskriptif komparatif dimana penelitian

menggunakan dua subyek penelitian, yakni siswa tunagrahita

ringan dan sedang untuk mengetahui perbandingan

komunikasi interpersonal dari tiap-tiap subyek penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi

interpersonal pada kedua subyek terjadi dalam bentuk

komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Sedangkan

perbedaan komunikasi antara siswa tunagrahita ringan dan

sedang terletak pada intensitas komunikasi interpersonal yang

dilakukan.

Kata kunci: Komunikasi interpersonal, Interaksi Simbolik,

Herbert Mead, Tunagrahita, Baca Tulis Al-Quran,

Komunikasi Verbal, Komunikasi Non Verbal

Page 6: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

ii

KATA PENGANTAR

Puja dan Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas segala kehendak-Nya beserta nikmat-nikmatnya

terutama nikmat sehat wal afi‟at penulis berhasil

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis

haturkan kepada junjungan kita Baginda Nabi Muhammad

SAW, Nabi Penuntun ummat dan panutan ummat. Sehingga

penulis berhasil menyelesaikan penelitian dan penyusunan

skripsi ini dengan baik yang berjudul: “Komunikasi

Interpersonal Guru Agama dan Siswa Tunagrahita Dalam

Pembelajaran Baca Al-Quran Di SLB Negeri Slawi” Dalam

melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis

meyadari masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat

membangun, sangat saya harapkan untuk kesempurnaan

penyusunan berikutnya yang akan datang. Selesainya skripsi

ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dorongan banyak

pihak yang terkait. Tiada kata yang dapat penulis sampaikan

selain ucapan terima kasih banyak yang sedalam-dalamya

kepada:

1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, LC, M.A selaku

Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 7: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

iii

2. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultar Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag iii

sebagai Wakil Dekan I bidang Akademik. Dr. Sihabbudin

Noor, M. Ag, sebagai Wakil Dekan II bidang Administrasi

Umum. Dr. Cecep Castrawijaya, MA, sebagai Wakil

Dekan III bidang Kemahasiswaan.

3. Dr. Armawati Arbi M. Si, selaku Ketua Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. H. Edy Amin, MA, selaku Sekertaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Drs. Jumroni, M. Si, selaku Dosen Pembimbing

Akademik (PA) yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswi.

6. Dr. H. M. Yakub, MA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah memberikan arahan, saran, motivasi, serta ilmu

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

7. Segenap seluruh Staff dan Dosen Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu, wawasan, dan

pengalamannya serta membimbing selama penelitian

menjalani studi.

Page 8: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

iv

8. Pimpinan, Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

9. Ibu Eri Mulyani, M.M.Pd., selaku kepala sekolah yang

telah memberi kesempatan kepada penulis untuk

melaksanakan penelitian di SLBN Slawi.

10. Pak Ghufron, S.Pd.I., selaku guru agama yang telah

bersedia menjadi narasumber utama dalam penelitian ini

dan meluangkan waktunya agar penelitian dapat berjalan

dengan baik

11. Yang teristimewa kepada kedua orang tua, Mama, Abah

yang telah merawat dan memberikan dukungan penuh

terhadap semua yang penulis lakukan selama ini.

Terimakasih telah menjadi orang tua yang sangat baik

untuk penulis.

12. Kepada keluarga, semua kakak penulis, Mba Nunung,

Mba Epa, serta seluruh keponakan penulis Nay, Agni,

Hani, Aca, Nafa dan semua saudara yang telah membantu

menemani, mensupport dan melepas penat penulis selama

menulis skripsi ini.

13. Teruntuk teman baik penulis, Taufik Hidayat yang telah

menemani, dan berbagi keluh kesah serta kesal bersama

sejak tahun 2011. Thankyou to always understand me.

14. Teruntuk Tim Rahasia Illahi; Monika Yuniarti, Sri

Mulyati, Sanda Refia Debie, Dwi Ayu Amalia, Desi Indah

Sari dan Neng Fitria Fauziah yang telah memberikan

Page 9: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

v

warna dan berbagai pengalaman bersama selama masa

perkuliahan.

15. Teman seatap penulis, Mut, Afa, Mba Ami dan Mba Yuli

yang telah menemani, berbagi atap dan ruangan bersama

penulis.

16. Teruntuk semua pihak kafe yang telah penulis kunjungi

demi mengerjakan tiap kalimat dari skripsi ini.

Alhamdulillah skripsi ini selesai di kafe.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini

masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis berharap

adanya kritik dan saran demi perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

tidak hanya untuk penulis tetapi juga untuk pembaca serta

segenap keluarga besar akademika Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 30 Januari 2021

Ismiyatun Mawaddah

Page 10: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................... vi

BAB 1PENDAHULUAN ...................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................ 13

C. Tujuan Penelitian............................................................. 14

D. Manfaat Penelitian .......................................................... 14

E. Metodologi Penelitian...................................................... 15

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 18

G. Tinjauan Pustaka............................................................. 19

H. Sistematika Penulisan .................................................... 20

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................ 23

A. Komunikasi Interpersonal ............................................. 26

B. Komunikasi verbal ........................................................... 29

C. Komunikasi non verbal .................................................. 30

D. Tunagrahita ....................................................................... 32

BAB III .................................................................................. 37

Page 11: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

vii

GAMBARAN UMUM ......................................................... 37

A. Sejarah ............................................................................... 37

B. Profil Sekolah .................................................................... 38

C. Visi dan Misi Sekolah...................................................... 40

D. Tujuan Sekolah ................................................................ 41

E. Manfaat .............................................................................. 41

G. Sarana dan prasarana .................................................... 42

I. Kegiatan Ekstrakulikuler ............................................... 44

J. Jadwal dan Program Sekolah ........................................ 45

BAB IV .................................................................................. 47

TEMUAN PENELITIAN .................................................... 47

A. Komunikasi Interpersonal Guru Agama dan Siswa

Tunagrahita Ringan (C) dalam Pembelajaran Baca

Tulis Al-Quran di SLB Negeri Slawi .......................... 47

1. Bentuk Komunikasi Interpersonal Guru Agama dan

Siswa Tunagrahita Ringan (C) ..................................... 50

B. Komunikasi Interpersonal pada Proses Instruksional

Guru Agama dan Siswa Tunagrahita Sedang (C1) . 55

1. Bentuk Komunikasi Interpersonal Guru Agama dan

Siswa Tunagrahita dalam Pembelajaran Baca Tulis

Al-Quran ........................................................................... 60

BAB V ................................................................................... 63

Page 12: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

viii

PEMBAHASAN ................................................................... 63

A. Komunikasi interpersonal Guru Agama dan Siswa

Tunagrahita Ringan (C) dan Sedang (C1) dalam

Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran di SLB Negeri

Slawi ................................................................................... 63

1. Bentuk Komunikasi Interpersonal Guru Agama dan

Siswa Tunagrahita Ringan (C) dan Sedang (C1) ..... 68

C. Perbedaan Komunikasi Interpersonal Siswa

Tunagrahita ringan (C) dan Tunagrahita sedang

(C1) ..................................................................................... 75

BAB VI .................................................................................. 81

KESIMPULAN .................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................

................................................................................................ 84

Page 13: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, jumlah Anak Berkebutuhan Khusus

pada tahun 2014 mencapai 1,4 juta orang. Anak Berkebutuhan

Khusus merupakan jenis gangguan yang dapat dialami oleh

siapa saja. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan

anak yang memiliki ciri berbeda dengan anak pada umumnya,

mereka mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan

perkembangannya.1

Istilah anak berkebutuhan khusus

merupakan terjemahan dari child with special needs, yang

telah digunakan secara luar di dunia internasional, ada

beberapa istilah yang pernah digunakan, diantaranya anak

cacat, anak tuna, anak berkelainan, anak menyimpang dan

anak luar biasa.2

Anak berkebutuhan khusus juga sering

disebut dengan istilah difabel, yang sebenarnya adalah

kependekan dari difference ability.

Menurut World Health Organization (WHO), terdapat

berbagai macam jenis dari kebutuhan khusus. Pertama yakni

Disability, keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang

dihasilkan dari impairment) untuk menampilkan aktivitas

1 Jati Rinakri Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan

Khusus, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2018, hlm. 1 2 Ibid, hlm. 5

Page 14: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

2

sesuai dengan aturannya atau masih dalam batas normal,

biasanya digunakan dalam level individu.

Kedua, Impairment, kehilangan atau ketidaknormalan

dalam hal psikologis, atau untuk struktur anatomi atau

fungsinya, biasanya digunakan dalam level organ

Ketiga, Handicap, ketidakberuntungan individu yang

dihasilkan dari impairment atau disability yang membatasi

atau menghambat pemenuhan peran yang normal pada

individu.

Anak berkebutuhan khusus terdiri dari beberapa

kategori, diantaranya yakni kelainan dalam aspek fisik

penglihatan (tunanetra), kelainan indra pendengaran

(tunarungu), kelainan kemampuan berbicara (tunawicara),

kelainan fungsi anggota tubuh (tunadaksa), dan yang terakhir

adalah kelainan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yakni

tunagrahita. Banyak yang belum mengetahui tentang

tunagrahita.

Tunagrahita adalah suatu kondisi anak yang

kecerdasannya jauh di bawah rata-rata dan ditandai oleh

keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam

komunikasi sosial. 3 Anak tunagrahita sering disebut dengan

anak dengan mental terbelakang, karena kondisinya yang

3 Jati Rinakri Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan

Khusus, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2018, hlm. 97

Page 15: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

3

menyebabkan sulitnya ia menerima suatu pemahaman

dibandingkan dengan kondisi anak pada umumya. Menurut

Bratanata (1979), Anak tunagrahita memiliki tingkat

kecerdasan yang sedemikian rendahnya (dibawah normal)

sehingga untuk meniti tugas perkembangannya memerlukan

bantuan atau layanan secara spesifik, termasuk program

pendidikannya.4

Biasanya gangguan atau kelainan ini terjadi sejak lahir,

sehingga peran orang tua dan lingkungan sekitar sangat

penting guna mendukung tumbuh kembangnya. Banyak kasus

tercatat yang membuktikan bahwa anak berkebutuhan khusus

masih terabaikan baik dari orang tua maupun keluarga dan

lingkungan sekitar. Kebanyakan kasus anak berkebutuhan

khusus cenderung diabaikan dan terpaksa tidak menjalani

kegiatan khusus untuk menunjang perkembangannya,

termasuk dalam kegiatan belajar. Penyebabnya beragam,

mulai dari masalah finansial, kurangnya informasi yang

didapat oleh orang tua, bahkan keraguan orang tua yang

menganggap bahwa anak berkebutuhan khusus tidak mampu

berbaur dan mempelajari hal-hal yang diajarkan di sekolah

seperti anak normal pada umumnya. Padahal, anak

berkebutuhan khusus harus menghadapi hambatan berlipat,

yakni hambatan yang lahir dari dirinya sendiri dan juga

4 Jati Rinakri Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan

Khusus, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2018, hlm. 98

Page 16: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

4

hambatan yang ia terima baik dari orang tua, keluarga

maupun lingkungan sekitar yang tidak mendukungnya untuk

berkembang. Hal ini menjadi salah satu penyebab tidak

optimalnya perkembangan anak berkebutuhan khusus. Untuk

mengatasi hal tersebut, hal yang perlu dilakukan salah satunya

yaitu dengan ditempatkannya anak tunagrahita di tempat

pendidikan khusus, yakni di Sekolah Luar Biasa.

Pemerintah dan pihak swasta sendiri sudah menyediakan

fasilitas untuk anak istimewa ini.

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat menyatakan

setiap penyandang cacat berhak memperoleh:

a. Pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis, dan

jenjang pendidikan

b. Pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan

jenis dan derajat kecacatan, pendidikan dan

kemampuannya

c. Perlakuan yang sama untuk berperan dalam

pembangunan dan menikmati hasil hasilnya

d. Aksebilitas dalam rangka kemandiriannya

e. Rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharan taraf

kesejahteraan sosial, dan

f. Hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat,

kemampuan dan kehidupan sosialnya, terutama bagi

Page 17: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

5

penyandang cacat anak dalam lingkungan keluarga

dan masyarakat.5

Setiap manusia adalah sama di mata Allah, dan

keadaan anak berkebutuhan khusus tidak menjadikannya

halangan untuk kita memperlakukan mereka sama seperti

orang lain. Allah tidak membedakan derajat hambanya dari

fisik, jabatan, jenis kelamin, maupun hartanya. Melainkan

yang baik disisi Allah dilihat dari keimanannya terhadap

Allah SWT. Seperti hadist yang diriwayatkan oleh Abu

Hurairah dibawah ini:

ي و ع ة أ ب ز ب د هز ي ع و ح ز ب ي الز خ ص ض ر ه الل : ق ال ع ق ال

سول ر لى الل ص ه الل ل لن ع س ظز ل الل إى : و اهكن إل ى س ل أ ج و

ل كي ، ركن صو إل ى ظز و قلوبكن إل ى

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah Abdirrahman bin

Syahrin radhiyallahu „anhu, „Rasulullah Shallallahu Alaihi

wa Sallam bersabda, „Sesungguhnya Allah tidak melihat

kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi

Dia melihat kepada hati kalian.” (Diriwayatkan Muslim)

Dengan adanya undang-undang dan hadist di atas

menunjukkan bahwa penyandang disabilitas atau anak

berkebutuhan khusus berhak untuk mendapat perlakuan yang

5 Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

Berita Negara Republik Indonesia:Peraturan Menteri Negara

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Nomor 10 tahun

2011 Tentang Kebijakan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus, hlm. 6

Page 18: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

6

sama dengan anak pada umumnya, bahkan Allah pun tidak

memandang mereka berbeda hanya karena kelainan yang

mereka miliki.

Sekolah Luar Biasa merupakan sekolah yang

dikhususkan bagi anak berkebutuhan khusus. Sekolah ini

didirikan dengan tujuan dapat memberikan pendidikan dan

pembelajaran khusus yang tepat dan sesuai bagi anak

berkebutuhan khusus, agar potensi yang dimiliki dapat

berkembang secara optimal. Karena anak berkebutuhan

khusus dinilai tidak mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekolah pada umumya. Mengingat anak

berkebutuhan khusus termasuk tunagrahita yang memiliki

tingkat intelektual jauh dibawah rata-rata yang membuatnya

harus disekolahkan di tempat pendidikan khusus sesuai

dengan kebutuhannya.

Sayangnya, di Indonesia masih sedikit fasilitas yang

khusus diperuntukkan untuk anak dengan kondisi ini. Belum

lagi dengan masih kurangnya aksesibilitas sekolah yang

memadai, kesiapan dan kemahiran tim pendidik untuk

mengajar siswa anak berkebutuhan khusus. Di DKI Jakarta,

jumlah Sekolah Luar Biasa Negeri hanya ada delapan sekolah.

Padahal idealnya, setiap satu kecamatan mempunyai satu

Sekolah Luar Biasa, agar siswa penyandang disabilitas atau

anak berkebutuhan khusus bisa lebih dekat dengan sekolah.

Page 19: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

7

Belum lagi anak berkebutuhan khusus membutuhkan

pendampingan yang melekat.

Sekolah Luar Biasa sama seperti sekolah pada

umumnya. Materi yang disampaikan juga sama seperti

sekolah pada umumnya. Termasuk melaksanakan proses

belajar mengajar mengenai keagamaan. Pendidikan

keagamaan tentunya menjadi pendidikan utama dan pertama

yang sangat penting bagi setiap pemeluknya untuk dijadikan

pedoman hidup. Termasuk mempelajari kitab suci umat

islam, yakni Al-quranul karim. Karena didalam Al-Quranlah

semuanya telah dijelaskan darimana manusia berasal,

diciptakan, bagaimana alam semesta ada dan tentunya di

dalam agama semuanya telah diatur sedemikian rupa dari

bangun hingga tidur agar pemeluknya dapat menjadikannya

pedoman dalam menjalani setiap aspek kehidupan. Setiap

muslim wajib baginya untuk mempelajari Al-Quran. Seperti

yang sudah dijelaskan dalam ayat berikut :

Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu „anhu :

Saya mendengar Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam

bersabda :

ءوا آى اق ز م أ تى ف إه ال قز ت و فعا ال ق اه ابه ش ح لأ ص

“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan

datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa‟at

Page 20: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

8

bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim

804]

Dalam mempelajari al-quran, tentunya tidak hanya

membaca dengan fashih sesuai kaidah yang telah ditentukan,

namun juga mempelajari setiap ayat yang sarat akan makna

sehingga kita bisa menarik hikmah dan pelajaran yang dapat

diambil, baik berupa cerita mengenai kaum-kaum terdahulu,

maupun berupa peringatan yang harus dihindari oleh setiap

muslim. Dalam pembelajaran agama, khususnya membaca

al-quran, proses pembelajaran tidak serta merta memberikan

dalil dan buku agama lalu diberikan kepada siswa agar

dipelajari. Namun juga membutuhkan bimbingan dan

komunikasi yang baik agar pelajaran dapat diterima dengan

baik. Apalagi mengingat subjek penelitian ini merupakan

siswa tunagrahita yang memilki tingkat kecerdasan jauh

dibawah rata-rata, yang tentunya dibutuhkan usaha dan trik

komunikasi yang lebih dari pengajar. Pelajaran agama tidak

hanya mencakup apa yang dipelajari, tapi juga perlu adanya

praktik nyata dari siswa apakah dia benar-benar memahami

dan mengerti sekaligus menerapkan apa yang telah

dipelajari. Terlebih al-quran, yang harus dibaca dengan tartil

dan sesuai dengan kaidah tajwid.

Dalam proses belajar, atau lebih luasnya pendidikan,

terkandung unsur-unsur yang mendukungnya. Unsur-unsur

Page 21: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

9

tersebut antara lain adalah orang yang belajar, pihak yang

membantu menyebabkan belajar, dan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi kedua pihak tersebut dalam melaksanakan

fungsi masing-masing, termasuk pula didalamnya unsur

komunikasi.

Komunikasi merupakan suatu unsur yang sangat

penting bagi manusia dalam menjalani setiap segi kehidupan.

Sebagai makhluk sosial, pastinya manusia tidak dapat

melakukan aktifitas secara efektif tanpa adanya komunikasi.

Setiap individu sangat membutuhkan sentuhan, sapaan, dan

perhatian dari orang lain sebagai wujud dari komunikasi.

Manusia akan selalu berkeinginan untuk berbicara, bertukar

gagasan, mengirim dan menerima informasi, berbagi

pengalaman, cerita dan lain sebagainya. Berbagai keinginan

tersebut hanya dapat terpenuhi melalui kegiatan interaksi

dengan orang lain dalam suatu sistem sosial tertentu. Adanya

aktivitas-aktivitas dalam kehidupan sosial menunjukkan

bahwa manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul

dengan sesamanya.6

Seperti yang sudah diketahui, komunikasi mempunyai

empat fungsi umum, yakni informatif, edukatif, persuasif dan

rekreatif. Komunikasi berfungsi memberi keterangan,

memberi data atau fakta yang berguna bagi segala aspek

6 Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011,

hlm. 1

Page 22: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

10

kehidupan manusia. Disamping itu, komunikasi juga

berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang

menuju pencapaian kedewasaan bermandiri.7 Seseorang bisa

mengetahui banyak hal dari aktivitas mendengar, membaca,

melihat, dan banyak berkomunikasi dengan manusia lain.

Disamping faktor-faktor dari unsur yang pertama,

faktor komunikasi ini bahkan sanggup menyentuh semua

aspek yang terjadi dalam proses tadi. Orang yang ingin belajar

tanpa berkomunikasi, tidak mungkin dapat melaksanakan

keinginannya. Orang yang mempunyai prakarsa

membelajarkan, tanpa berkomunikasi tidak dapat

mewujudkan prakarsanya. Semuanya membutuhkan

komunikasi. Bahkan proses belajar itu sendiri, menurut Berlo

(1960), merupakan proses komunikasi. 8

Agar komunkasi dapat berjalan dengan semestinya,

komunikasi mempunyai lima komponen atau unsur penting

yang harus diperhatikan, yaitu pengirim pesan (sender), pesan

yang disampaikan (message), bagaimana pesan tersebut

dikirimkan (delivery channel atau media), penerima pesan

(receiver) dan umpan balik (feedback).9 Agar pesan dapat

7 Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik, Bumi

Aksara, Jakarta, 2010, hlm. 3 8 Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik, Bumi

Aksara, Jakarta, 2010, hlm. 48 9 Dasrun Hidayat, S.Sos., M.I.Kom, Komunikasi Antarpribadi dan

Medianya (Fakta Penelitian Fenomenologi Orang Tua Karir dan Anak

Remaja), Graha Ilmu,Yogyakarta, 2012, hlm. 2

Page 23: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

11

diterima dengan baik, tentunya komunikator atau penyampai

pesan hendaknya menyampaikan maksud atau pesan dengan

baik pula, supaya pesan dapat diterima, dimengerti dan

ditanggapi oleh komunikan. Tanggapan dari komunikan ini

merupakan unsur penting, karena tanggapan dapat

menunjukkan apakah pesan yang disampaikan diterima

dengan baik atau tidak.

Agar proses pembelajaran membaca al-quran berjalan

dengan lancar, dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh

siswa, tentunya dibutuhkan sebuah komunikasi yang baik dari

guru agama kepada siswa tunagrahita yang mana menjadi

subyek dari penelitian ini. Salah satunya yakni dengan

mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal terjadi

antara guru agama dengan siswa tunagrahita.

Di dalam komunikasi, suatu keberhasilan dalam

proses komunikasi ditentukan dari suksesnya pesan yang

diterima oleh komunikan dari komunikator. Dalam penelitian

ini, informasi yang terkandung dalam pelajaran membaca al-

quran itu lah yang dinamakan pesan. Pesan yang disampaikan

oleh guru agama dan siswa tunagrahita ini tentunya

merupakan pesan yang telah dirancang khusus untuk tujuan

belajar agar mempermudah proses belajar. Komunikasi dalam

sistem instruksional ini kedudukannya dikembalikan pada

fungsi asalnya, yakni sebagai alat untuk merubah perilaku

sasaran dalam hal edukatif. Proses komunikasi diciptakan

Page 24: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

12

secara wajar, akrab dan terbuka dengan ditunjang dengan

faktor lain, baik sarana maupun fasilitas lain dengan tujuan

supaya mempunyai efek perubahan perilaku pada pihak

sasaran.

Siswa tunagrahita merupakan siswa dengan keadaan

khusus, dimana pendekatan dalam proses belajar mengajar

salah satunya dapat dilakukan dengan pendekatan psikologis

dengan membangun hubungan akrab antara guru dengan

siswa tunagrahita, dengan harapan pesan atau pembelajaran

yang disampaikan dapat berdampak bagi pengetahuan, sikap

dan ketrampilan siswa tunagrahita.

Dalam proses belajar mengajar, guru tentunya menjadi

kemudi utama bagi murid-muridnya. Terlebih di Sekolah Luar

Biasa, dimana muridnya merupakan anak-anak istimewa yang

perlu dilakukan tindakan dan usaha yang lebih keras bagi guru

dalam memberikan pelajaran. Komunikasi merupakan suatu

hal inti dalam proses belajar mengajar. Selain kemampuan

daya tangkap yang dimiliki oleh murid, komunikasi yang

efektif juga mempengaruhi apakah pelajaran atau pesan yang

disampaikan oleh pengajar dapat diterima oleh murid dengan

baik.

Namun di dalam komunikasi tentu terdapat hambatan-

hambatan yang membuat komunikasi rentan terdistraksi atau

tidak berjalan sebagaimana mestinya, salah satunya yakni

Page 25: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

13

berkomunikasi dengan anak tunagrahita. Dalam kasus ini,

peneliti ingin mengetahui sebetulnya bagaimana komunikasi

interpersonal yang terjadi diantara guru agama dengan siswa

tunagrahita khususnya dalam pembelajaran Baca Tulis Al-

quran, mengingat anak tunagrahita memiliki tingkat

kecerdasan jauh dibawah rata-rata yang tentuya mempunyai

komunikasi yang berbeda bagi guru agar proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan efektif.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar peneltian ini tidak melebar kepada pembahasan

yang lebih luas, maka penulis memfokuskan penelitian ini

dengan membatasi masalah seputar komunikasi interpersonal

yang terjadi antara Guru Agama dan Siswa Tunagrahita

tingkat ringan dan sedang pada jenjang Sekolah Menengah

Pertama.

Untuk memperjelas permasalahan dan mempermudah

pencarian data penelitian, penulis merumuskan permasalahan

pada pembahasan penelitian ini, yakni:

1. Bagaimana Komunikasi interpersonal yang terjadi

antara guru agama dan siswa tunagrahita tingkat

ringan dalam pembelajaran Baca Tulis Al-quran di

SLB Negeri Slawi?

2. Bagaimana Komunikasi interpersonal yang terjadi

antara guru agama dan siswa tunagrahita tingkat

Page 26: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

14

sedang dalam pembelajaran Baca Tulis Al-quran di

SLB Negeri Slawi?

3. Apa perbedaan antara komunikasi interpersonal guru

agama dan siswa tunagrahita pada tingkat ringan dan

sedang dalam pembelajaran Baca Tulis Al-quran di

SLB Negeri Slawi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan memahami bagaimana komunikasi

interpersonal yang terjadi antara guru agama dan siswa

tunagrahita pada tingkat ringan dan sedang serta mengetahui

perbedaan komunikasi interpersonal yang terjadi pada siswa

tunagrahita tingkatan ringan dan sedang dalam proses

pembelajaran Baca Tulis AL-Quran di SLB Negeri Slawi

dengan membandingkan dua data yang diperoleh.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan

beberapa manfaat, diantaranya:

1. Manfaat Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi ilmiah bagi ilmu pengetahuan khususnya di

bidang ilmu komunikasi, dan dapat menambah referensi

bagi peneliti selanjutnya, khususnya yang berkaitan

dengan pola komunikasi maupun penyandang tunagrahita.

Page 27: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

15

2. Manfaat praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu

memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bergelut di

bidang pendidikan khususnya pengajar siswa tunagrahita.

Tidak hanya itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi masyarakat luas yang ingin

menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pola

komunikasi antara guru agama dan siswa tunagrahita, baik

tingkat ringan maupun sedang.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode berasal dari bahasa Yunani (methodos).

Secara sederhana, metode adalah suatu cara kerja untuk

dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan.10

Sedangkan Penelitian atau riset (research)

adalah kegiatan mempertanyakan. Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode kualitatif deskriptif dan komparatif. Pendekatan

kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki

suatu fenomena sosial dan masalah manusia.11

Sedangkan

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

10

Drs. H. Ardial, M.Si., Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi,

PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 244 11

Drs. H. Ardial, M.Si., Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi,

PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 249

Page 28: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

16

untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih variabel (variabel yang berdiri sendiri)

tanpa membuat perbandingan atau mencari hubungan satu

sama lain.12

Penelitian ini juga menggunakan metode

komparatif, yakni penelitian yang membandingkan

keadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih

sampel yang berbeda, atau dua waktu yang berbeda.13

Peneltian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan metode deskriptif dan komparatif dikarenakan

penulis ingin memahami, menyelidiki, mendeskripsikan,

mencari data secara rinci dan sedalam-dalamnya guna

menemukan informasi yang lengkap dengan hasil akhir

berupa perbandingan mengenai komunikasi interpersonal

antara guru agama dan siswa tunagrahita tingkat ringan dan

sedang pada jenjang Sekolah Menengah Pertama di

Sekolah Luar Biasa Negeri Slawi.

2. Paradigma Penelitian

Menurut Ritzer, paradigma adalah pandangan yang

mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi

pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah

satu cabang/disiplin ilmu pengetahuan.14

Paradigma

12

Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung, 2014, hlm. 53 13

Ibid, hlm. 54 14

Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung, 2014, hlm. 157

Page 29: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

17

merupakan alat bantu bagi peneliti untuk merumuskan

beberapa hal dalam penelitian, yakni mengenai apa yang

harus dipelajari, persoalan apa yang harus dijawab,

bagaimana menjawabnya serta aturan yang harus diikuti

dalam menginterpretasikan hasil penelitian yang

diperoleh.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

paradigma konstruktivis. Karena paradigma konstruktivis

merupakan komponen pertama dalam belajar. Landasan

konsep kegiatan belajar yang berlandaskan paradigma ini

yaitu penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk

mengolah informasi yang masuk, sehingga terbentuk

pengetahuan baru menuju pembentukan sesuatu

kompetensi yang dikehendaki pembelajar.15

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pihak yang

berakitan dengan topik penelitian ini, yakni guru agama

dan siswa tunagrahita tingkat ringan dan sedang pada

jenjang Sekolah Menengah Pertama di SLB Negeri Slawi.

4. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini berlokasi di Sekolah Luar Biasa

Negeri Slawi yang beralamatkan di Jalan H. Agus Salim

No. 5, Procot, Slawi, Kabupaten Tegal.

15

Haris Mudjiman, Belajar Mandiri, UNS Press, Surakarta, 2009, hlm. 23

Page 30: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

18

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data, diantaranya:

1. Observasi

Observasi adalah proses pencatatan pola

perilaku subjek (orang), objek (benda-benda), atau

kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau

komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.16

Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi

dengan mengamati, melihat, mendengar, dan berusaha

memahami secara langsung pola komunikasi guru

agama dan siswa tunagrahita di SLB Negeri Slawi.

2. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang

dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

diwawancarai (interviewee) yang memberi jawaban.

Pihak yang akan menjadi interviewee dalam penelitian

ini adalah kepala sekolah dan guru agama siswa

tunagrahita pada jenjang Sekolah Menengah Pertama

SLB Negeri Slawi.

3. Dokumentasi 16

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi,

Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 34

Page 31: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

19

Dokumentasi yakni sumber data yang

diperoleh dari dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan penelitian ini, baik berupa buku, jurnal, artikel,

foto atau lain-lain yang berasal dari dalam maupun

luar sekolah.

G. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis melakukan tinjauan kepustakaan

mengenai topik yang bersangkutan dengan penelitian ini,

penulis menemukan beberapa judul dengan topik terkait,

diantaranya:

1. Siti Sarah (2008), menggunakan metode kualitatif.

menemukan aktvitas komunikasi interpersonal yang

terjadi berupa komunikasi verbal.17

2. Jurnal karya Lisa Ariska menemukan temuan jurnal ini

diantaranya berisi metode-metode yang digunakan oleh

guru pada kelas khusus di SMK Labor, diantaranya

berupa diskusi, ceramah, problem solving, karyawisata,

eksperimen, dan demonstrasi.18

3. Jurnal karya Kikii Zakiah dan Muthiah Umar, 2006.

Jurnal ini menggunakan metode penelitian survey dengan

analisis deskriptif. Survey pada penelitian jurnal ini

dilakukan di beberapa fakultas UNISBA. Hasil

17

Siti Sarah, Komunikasi interpersonal dalam Membina Akhlak Siswa di

Taman Pendidikan Al-Quran Unit 373 At-Tahiriyah II, Skripsi. 2008. 18

Lisa Ariska, Komunikasi instruksional Guru pada Kelas Khusus di

SMK Labor Binaan FKIP Universitas Riau (Studi Pada Program Keahlian

Teknik Komputer dan Jaringan). Jurnal. 2018.

Page 32: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

20

penelitiannya, fakultas Tarbiyah menjadi fakultas dengan

mahasiswa terbaik dalam mendapatkan efek dari

spesifikasi isi dan tujuan dari komunikasi interpersonal.19

Adapun perbedaan penelitian ini daripada peneliti

sebelumnya yakni penelitian ini membahas mengenai

komunikasi interpersonal yang terjadi antara guru agama

dan siswa tunagrahita, dimana peneliti melihat masih

jarangnya penelitian yang membahas mengenai

komunikasi interaksional, khususnya terhadap

penyandang tunagrahita dengan menggunakan metode

deskriptif dan komparatif, yakni mendeskripsikan dan

membandingkan antara dua data yang diperoleh,

diantaranya pola komunikasi guru agama dan siswa

tunagrahita tingkat ringan dan sedang.

H. Sistematika Penulisan

Bagian ini memberikan penjelasan secara singkat

tentang skema dan sistematika penulisan skripsi sesuai

dengan aturan yang berlaku, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Bagian ini merupakan bagian pembukaan yang

terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan

19

Kikii Zakiah dan Muthiah Umar, Komunikasi instruksional dalam

Proses Pembelajaran Mahasiswa. Jurnal, 2006.

Page 33: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

21

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Berisi uraian teori secara komprehensif terutama

tentang teori komunikasi interpersonal dan

interaksionisme simbolik. Pada bagian ini juga dijelaskan

beberapa konsep seperti pengertian komunikasi

interpersonal, komunkasi verbal, komunikasi nonverbal,

dan tunagrahita.

BAB III : GAMBARAN UMUM

Bagian ini mencoba menguraikan beberapa hal

berkaitan dengan tempat penelitian mengenai profil,

sejarah, visi-misi, logo serta berbagai gambaran lainnya.

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS

Bagian ini menguraikan tentang berbagai macam

data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan

studi dokumen yang dilakukan pada siswa tunagrahita di

SLB Negeri Slawi serta analisis antara teori, konsep, latar

belakang dengan data-data yang ditemukan di lapangan

terutama perihal komunikasi interpersonal yang terjalin

antara guru agama dan siswa tunagrahita.

Page 34: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

22

BAB V : PENUTUP

Bagian terakhir ini berisi kesimpulan dari

penelitian yang dilakukan dan saran baik untuk pribadi

peneliti, pembaca, subjek dan civitas akademik kampus.

Page 35: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

23

BAB II

TINJAUAN TEORI

Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia.

Segala aktifitas kehidupan manusia sangat membutuhkan

komunikasi sebagai jembatan dalam mencapai sebuah tujuan.

Everet M. Rogers (1986) dalam bukunya Communication

Technology: The New Media in Society, antara lain

menyebutkan bahwa sejarah komunikasi sudah dikenal

diperkirkan dimulai sejak sekitar 4.000 tahun sebelum Masehi

(sM)20

. Tidak ada data autentik yang dapat menerangkan

tentang kapan manusia mulai mampu berkomunikasi.

Menurut Hovland, Janis dan Kelky, mendefinisikan

komunikasi sebagai “ The process by which an individual (the

communicator) transmits stimult (usually verbal symbols) to

modify, the behaviour of other individu”, yang berarti

komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang

(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam

bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk

perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Sedangkan menurut

Weaver, komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana

pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.

Dari dua pengertian tersebut, keduanya memiliki tujuan yang

sama, yakni mengubah seseorang baik dari perilaku maupun

Mahraeni Fajar, Ilmu komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2009), h. 15

Page 36: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

24

pikiran. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan

suatu proses penyampaian pesan yang bertujuan untuk

mengubah seseorang, baik dari pikiran maupun perilaku.

Seperti yang sudah dicantumkan pada latar belakang

penelitian ini, komunikasi mempunyai lima komponen atau

unsur penting yang harus diperhatikan, yaitu pengirim pesan

(sender), pesan yang disampaikan (message), bagaimana

pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media),

penerima pesan (receiver) dan umpan balik (feedback).21

Komunikasi mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya :

1. Komunikasi suatu proses

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa

komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau

peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu

sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.22

Pada proses

komunikasi terdapat unsur-unsur yang terdiri dari pelaku,

pesan yang meliputi bentuk pesan, isi, dan cara

penyampaian pesan, saluran yang digunakan dalam

menyampaikan pesan, waktu, tempat, dan hasil atau efek

komunikasi.

2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta

mempunyai tujuan 21

Dasrun Hidayat, S.Sos., M.I.Kom, Komunikasi Antarpribadi dan

Medianya (Fakta Penelitian Fenomenologi Orang Tua Karir dan Anak

Remaja), (Yogyakarta, Graha Ilmu 2012), h.2 22

Mahraeni Fajar, Ilmu komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), h. 33

Page 37: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

25

komunikasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan

secara disengaja berdasarkan kemauan dari pelaku

komunikasi, dan komunikasi juga mempunyai tujuan

sesuai dengan keinginan pelaku komunikasi.

3. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama

dari para pelaku yang terlibat

Dengan adanya partisipasi dan kerja sama dari orang

lainyang terlibat dalam komunikasi dan tujuan, maka

komunikasi akan berlangsung dengan baik.

4. Komunikasi bersifat simbolis

Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang

dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang,

misalnya: bahasa. 23

5. Komunikasi bersifat instruksional

Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan:

memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut rentunya

perlu dilakukan secara seimbang atau proporsional oleh

masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi

6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu

Maksud dari menembus ruang dan waktu adalah bahwa

orang yang terlibat dalam komunikasi (komunikator dan

komunikan) tidak harus berada pada waktu dan tempat

yang sama. Dikarenakan perkembangan teknologi yang

memunculkan alat-alat komunikasi seperti telepon, email,

23

Mahraeni Fajar, Ilmu komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), h. 34

Page 38: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

26

media sosial dan yang lainnya menjadi saluran

komunikasi yang dapat menembus ruang dan waktu.

A. Komunikasi Interpersonal

1. Pengertian Komunikasi interpersonal

Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu

pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai pikiran dan

perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan,

himbauan, dan sebagai panduan yang dilakukan oleh

seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka

maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan

mengubah sikap, pandangan atau perilaku.24

Agar pesan dapat diterima dengan baik, tentunya

komunikator atau penyampai pesan hendaknya

menyampaikan maksud atau pesan dengan baik pula, supaya

pesan dapat diterima, dimengerti dan ditanggapi oleh

komunikan. Tanggapan dari komunikan ini merupakan unsur

penting, karena tanggapan dapat menunjukkan apakah pesan

yang disampaikan diterima dengan baik atau tidak.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,

komunikasi mempunyai empat fungsi umum, yakni edukatif,

informatif, persuasif dan rekreatif. Di dalam penelitian ini,

fungsi edukatif menjadi fungsi yang paling disorot, karena

24

Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, Mandar Maju, , Jakarta,

1989, hlm. 60

Page 39: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

27

yang akan dikaji merupakan komunikasi yang bertujuan untuk

mengubah seseorang menjadi lebih baik. Pembahasan

komunikasi interpersonal disini lebih ditekankan pada pola

perencanaan dan pelaksanaan secara operasional yang

didukung oleh teori untuk kepentingan keberhasilan efek

perubahan perilaku pada pihak sasaran (komunikan).

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar

pribadi menurut Joseph A. Devito dalam bukunya “The

Insterpersonal Communication Book” mendefinisikan

komunikasi antar pribadi sebagai proses pengiriman dan

penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara

sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan

beberapa umpan balik seketika.25

Menurut Mulyana dalam Silfia Hanani, mengatakan

bahwa komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara

orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung.26

Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi

antara dua orang secara tatap muka dengan reaksi atau efek

yang terjadi secara langsung.

25

Mahraeni Fajar, Ilmu komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), h.78 26

Silfia Hanani, Komunikasi Antarpribadi Teori dan praktik, (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2017) h. 15.

Page 40: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

28

Agar komunikasi interpersonal berjalan dengan lancar,

terdapat beberapa efetifitas komunikasi antar pribadi.

Karakteristik efektivitas komunikasi interpersonal menurut

Yoseph DeVito dilihat dari dua perspektif, yaitu:

1. Humanistis, meliputi sifat-sifat:

- Keterbukaan. Dalam sifat keterbukaan terdapat dua

aspek tentang komunikasi antar pribadi. Aspek

pertama bahwa kita harus terbuka pada orang-orang

yang berinteraksi dengan kita. Aspek kedua merujuk

pada kemauan untuk memberikan tanggapan terhadap

orang lain dengan apa adanya.

- Perilaku suportif. Jack R. Gibb menyebutkan tiga

perilaku yang menimbulkan perilaku suportif, yaitu

deskriptif, spontanitas, dan provisionalisme.

- Perilaku positif. Komunikasi akan berjalan dengan

baik apa bila antara komunikator dan komunikan

mempunyai sudut pandang yang positif

- Empatis, yakni kemauan seseorang untuk

menempatkan diri di posisi orang lain

- Kesamaan. Kesaman mencakup dua hal, yakni bidang

pengalaman dan kesamaan dalam percakapan antara

pelaku komunikasi

2. Pragmatis, meliputi sifat-sifat:

- Bersikap yakin. Jika seseorang bersikap yakin, maka

komunikasi akan berjalan dengan luwes dan tenang

Page 41: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

29

- Kebersamaan. Adanya sifat kebersamaan akan

membuat seseorang lebih memperhatikan dan

merasakan kepentingan orang lain

- Manajemen interaksi. Komunikasi yang efektif akan

terjalin apa bila pelaku komuniksi dapat mengontrol

diri agar komunikasi dapat terus berjalan dengan baik

- Perilaku ekspresif. Dengan periaku ekspresif

seseorang dapat terlihat tertarik dengan komunikasi

yang berlangsung

- Orientasi pada orang lain. Komunikasi antar pribadi

tidak hanya berputar tentang diri kita sendiri. dengan

beradaptasi dengan orang lain, maka komunikasi akan

terus berkembang.27

B. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang

menggunakan kata-kata. Menurut Paulette J. Thomas,

komunikasi verbal adalah penyampaian dan penerimaan

pesan dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan.28

Dalam komunikasi verbal, bahasa menjadi unsur

terpenting. Bahasa merupakan lambang verbal yang kaya

akan simbol-simbol dan makna yang membantu

komunikan dalam menginterpretasikan suatu pesan dari

27

Mahraeni Fajar, Ilmu komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), h. 86 28

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Kerjasama Lembaga Penelitian

UIN Jakarta dan Jakarta Pers, 2007), Cet. Ke-1, h. 93

Page 42: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

30

tujuan komunikasi. Lambang verbal (bahasa) merupakan

lambang paling sering digunakan, hanya bahasa yang

mampu mengungkapkan pikiran komunikator mengenai

hal atau peristiwa baik yang konkret maupun abstrak yang

terjadi di masa kini, masa lalu dan masa yang akan

datang.29

Komunikasi verbal terdiri dari dua klasifikasi,

lisan dan tulisan. Keduanya dapat terjadi baik secara

langsung melalui pertemuan secara face to face antara

pelaku komunikasi maupun secara tidak langsung.

Komunikasi verbal juga dapat terjadi pada saat pelaku

komunikasi melakukan aktivitas verbal seperti berbicara,

menulis, mendengarkan dan membaca.

C. Komunikasi non verbal

Komunikasi non verbal merupakan semua komunikasi

yang tidak menggunakan kata-kata. Komunikasi non verbal

juga sering disebut sebagai bahasa isyarat. Hadirnya

komunikasi non verbal sangat berpengaruh terhadap

komunikasi, karena komunikasi ini sering digunakan sebagai

pelengkap dari komunikasi verba. Seringkali komunikasi

verbal memiliki penafsiran yang sulit untuk disampaikan

kepada lawan bicara. Dengan adanya isyarat non verbal maka

29

Mahraeni Fajar, Ilmu komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), h. 35

Page 43: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

31

pesan dari komunikasi verbal akan tersampaikan sesuai

dengan tujuan.

Mark Knapp (1978) menyebut bahwa kode nonverbal

dalam berkomunikasi memiliki beberapa fungsi, diantaranya

:30

1. Repeating (Repetisi) , yaitu mengulang kembali pesan

yang disampaikan secara verbal.

2. Substituting (Substitusi) , yaitu mengantikan lambang-

lambang verbal. contohnya ketika seseorang mengangguk

untuk sebagai pengganti kata “ya”, atau ketika seseorang

melambaikan tangan ketika beranjak pergi sebagai

pengganti kata “bye”.

3. Contradicting (Kontradiksi) , yaitu menolak pesan verbal

atau memberikan makna lain terhadap pesan verbal.

contohnya ketika seorang anak berkata “ya” ketika

disuruh ibu mencuci piring sambil terus memainkan

gawainya.

4. Complementing (Komplemen) , yaitu melengkapi dan

memperkaya pesan maupun makna nonverbal. Contohnya

melambaikan tangan saat mengatakan selamat jalan.

5. Accenting (Aksentuasi) , yaitu menegaskan pesan verbal

atau mengaris bawahinya. Contohnya Mahasiswa

membereskan buku-bukunya atau melihat jam tangan

30

Widyo Nugroho, Modul Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal,

Modul Komunikasi Verbal Dan Non Verbal (Unud.Ac.Id), diakses pada

31 Januari 2021, pukul 21.20

Page 44: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

32

ketika jam kuliah berakhir atau akan berakhir, sehingga

dosen sadar diri dan akhirnya menutup kuliahnya.

D. Tunagrahita

Tunagrahita adalah suatu kondisi anak yang

kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh

keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam

komunikasi sosial.31

Anak tunagrahita juga mengalami

hambatan terhadap perilaku adaptif selama masa

perkembangan hidupnya dari 0 tahun hingga 18 tahun. IQ

anak tunagrahita hanya berada di angka 70 ke bawah. Kondisi

ini juga menyebabkan anak tunagrahita sering disebut juga

dengan anak keterbelakangan mental.

1. Karakteristik Tunagrahita

Karakteristik anak tunagrahita meliputi hal-hal sebagai

berikut:

a. Mempunyai dasar secara fisiologis, sosial dan emosional

sama seperti anak-anak yang tidak menyandang

tunagrahita

b. Selalu bersifat exsternal locus of control sehingga mudah

sekali melakukan kesalahan (expectancy for failure)

31

Jati Rinakri Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan

Khusus, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2018, hlm. 97

Page 45: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

33

c. Suka meniru perilaku yang benar dari orang lain dalam

upaya mengatasi kesalahan-keslahan yang mungkin ia

lakukan (outerdirectedness)

d. Mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur diri

sendiri

e. Mempunyai permasalahan berkaitan dengan perilaku

sosial (social behavioural)

f. Mempunyai masalah berkaitan dengan karakteristik

belajar

g. Mempunyai masalah dalam bahasa dan pengucapan

h. Mempunyai masalah dalam kesehatan fisik

i. Kurang mampu untuk berkomunikasi

j. Mempunyai kelainan pada sensor gerak

k. Mempunyai masalah berkaitan dengan psikiatrik, adanya

gejala depresif menurut hasil penelitian dari Meins tahun

1995 (Smitth, et al., 2002:278-289)32

2. Klasifikasi Tunagrahita

Seperti yang dituturkan Skala Binet dan Skala

Weschler, tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga golongan,

yakni tunagrahita ringan, sedang dan berat. Pengklasifikasian

tunagrahita ini dilihat dari jumlah IQ yang dimiliki,

diantaranya:

32

Prof. Dr. Bandi Delphie, M.A., S.E., Pembelajaran Anak Berkebutuhan

Khusus:Dalam Setting Pendidikan Inklusi, PT.Refika Aditama:Bandung,

2006, hlm. 17

Page 46: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

34

a. Tunagrahita ringan

Tunagrahita ringan fisebut juga moron atau debil.

Menurut skala Binet, kelompok ini memiliki IQ antara 68-

52, sedangkan menurut skala Weschler (WISC) memiliki

IQ antara 69-55. Anak tunagrahita masih bisa dapat

belajar membac, menulis, dan berhitung sederhana.

b. Tunagrahita sedang

Tunagrahita sedang disebut juga imbesil. Kelompok

ini memiliki IQ 51-36 pada skala Biner dan 54-40

menurut skala Weschler. Anak tunagrahita sedang sangat

sulit untuk belajar secara akademik, seperti belajar

menulis, membaca dan berhitung walaupun mereka bisa

belajar menulis secara sosial. Anak tunagrahita sedang

sangat membutuhkan pengawasan yang terus menerus

agar mampu melakukan kebiasaan secara terus menerus

dan mengingat suatu hal yang sering dilakukan.

c. Tunagrahita berat

Tunagrahta berat severe ini sering disebut idiot.

Karena IQ pada tunagrahita berat hanya berkisar antara

32-20 menurut skala Binet. Sedangkan tunagrahita sangat

berat profound memiliki IQ dibawah 19-24. Anak

tunagrahita berat memerlukan bantuan perawatan secara

total, baik dalam hal berkaitan, mandi ataupun makan.

Bahkan, tunagrahita berat memerlukan perlindungan dari

bahaya sepanjang hidupnya.

Page 47: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

35

C. Faktor Penyebab Tunagrahita

Adanya kondisi yang dialami anak penyandang

tunagrahita tentunya disebabkan oleh berbagai macam

faktor. Baik dari faktor biologis maupun psikologis.

Penyebab ketunagrahitaan dapat bermula dari masa

prakelahiran maupun pascakelahiran yakni pada masa

tumbuh kembang anak. Berikut ini merupakan penyebab

ketunagrahitaan:

7. Sebab-sebab yang bersumber dari luar

- Maternal malnutrition, atau malnutrisi pada ibu yang

tidak menjaga pola makan yang sehat

- Keracunan atau efek substansi waktu itu hail yang bisa

menimblkan kerusakan pada plasma inti, misalnya

penyakit sifilis, racun dari kokain, heroin, tembakau,

dan alkohol.

- Radiasi, misal sinal x-rays atau nuklir

- Kerusakan pada otak waktu kelahiran, misalnya

pernah sakit keras, lahir karena alat bantu/pertolongan,

lahir prematur atau LBW (Low Birth Weight)

- Panas yang terlalu tinggi, misalnya pernah sakit keras,

tifus, cacar dan sebagainya

- Infeksi pada ibu, misalnya rubela (campak Jerman)

yang merupakan penyebab potensian dari

keterbelakangan mental, selain juga kebutaan. Rubela

paling berbahaya pada tiga bulan pertama usia

kehamilan. Selain itu sifilis dan herpes simpleks yang

Page 48: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

36

ditularkan ibu pada bayi ketika melahirkan juga

berpotensi menyebabkan keterbelakangan mental pada

anak

- Gangguan pada otak, misalnya tumor otak, anoxia

(depresi oksigen), infeksi pada otak, hydrocephalus

atau microcephalus

- Gangguan fisiologis, seperti down syndrom, certinism

- Pengaruh lingkungan dan kebudayaan

8. Sebab-sebab yang bersumber dari dalam

- Infeksi atau intoksisasi

- Rudapaksa dan atau sebab fisik lain

- Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi atau

nutrisi

- Penyakit otak yang nyata

- Kondisi setelah lahir

- Akibat penyakit atau pengaruh sebelum lahir yang

tidak diketahui

- Akibat kelainan kromosom

- Gangguan waktu kelamilan (gestational disorders).

- Gangguan pascapsikiatrik gangguan jiwa berat

(pospsychiatry disorders)33

33

Jati Rinakri Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan

Khusus, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2018, hlm. 106 s.d 107

Page 49: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

37

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah

Sekolah Luar Biasa Negeri Slawi merupakan salah

satu sekolah pendidikan inklusif yang berada di Kabupaten

Tegal, Jawa Tengah. Sekolah yang beralamatkan di Jalan Haji

Agus Salim No.5 Procot Slawi ini didirikan oleh Pemerintah

Kabupaten Dati II Tegal. Pada awal mula berdiri, sekolah ini

hanya memiliki gedung SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa).

Namun seiring berjalanya waktu dan semakin bertambahnya

jumlah murid, akhirnya sekolah ini mulai membuka jenjang

pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA

(Sekolah Menengah Atas).

Berdirinya sekolah ini dilatar belakangi oleh ide dari

Cabang Dinas P dan K Kabupaten Dati II Tegal dengan

Departemen P dan K Kabupaten Dati II Tegal untuk

mendirikan sekolah guna menampung anak-anak berkelainan

yang belum mendapatkan pendidikan, terutama kalangan

masyarakat ekonomi lemah yang masih banyak di wilayah

Kabupaten Dati II Tegal.

Perjuangan sekolah untuk mendapatkan siswa tidaklah

mudah. Pada awal mula berdiri, pihak sekolah dengan

melakukan pertemuan-pertemuan PKK, Dharma Wanita di

Kecamatan Slawi untuk membantu mencarikan siswa secara

Page 50: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

38

door to door dengan perangkat desa, serta bekerja

sama dengan Dinas P dan K Kecamatan yang memiliki siswa

berkelainan.

Setelah setahun berdiri, Sekolah Luar Biasa Negeri

Slawi hanya memiliki 14 siswa dan bertambah menjadi 31

siswa dengan empat tenaga pengajar yaitu tiga orang guru

Pegawai Negeri Sipil dan satu orang guru Wiyata Bhakti serta

satu orang penjaga sekolah di tahun 1989. Hingga pada

akhirnya Sekolah Luar Biasa Negeri Slawi dinyatakan sah

berdiri pada bulan September 1989 oleh Bapak Sudono

Yusuf, BA., yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala

Dinas P dan K Provinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah

dengan SK Pendirian UPT Nomor : 421.8/05869 tanggal 20

September 1989 dan SK Operasional UPT Nomor

421.8/14874 tanggal 26 September 1998, berdiri di atas tanah

seluas ±1872 m².

B. Profil Sekolah

1. Nama Sekolah : Sekolah Luar Biasa

Negeri Slawi

2. Nomor Statistik Sekolah : 101032810080

3. N P S N : 20325655

4. Status Sekolah : Negeri

5. Ijin Operasional : 425.1/01883/2012

tanggal 24 April 2012

Page 51: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

39

6. Alamat Sekolah

Jalan dan Nomor : H. Agus Salim No. 5

Desa/Kelurahan : Procot

Kecamatan : Slawi

Kabupaten/Kota : Tegal

Provinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 52412

Telepon : (0283) 492254

7. Daerah : Perkotaan

8. Kelompok Sekolah :

- Bagian Tuna Rungu Wicara (B)

- Bagian Tuna Grahita Ringan (C)

- Bagian Tuna Grahita Sedang (C1)

- Bagian Tuna Daksa (D)

- Bagian Autis

9. Status Tanah : Milik Sendiri

10. Akreditasi : B

11. Luas Tanah : + 2219 m2

12. Jumlah Ketenagaan :

- PNS : 14 Orang

- WB Provinsi : 17 Orang

- Kepala Sekolah : 1 Orang

- Guru Kelas : 12 Orang

- Guru PJOK : 1 Orang

13. Wiyata Bhakti Provinsi : 17 Orang

Page 52: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

40

- Guru Kelas : 9 Orang

- Guru PAI : 2 Orang

- Guru PJOK : 1 Orang

- Tata Usaha : 2 Orang

- Perpustakaan : 1 Orang

- Penjaga Sekolah : 2 Orang

C. Visi dan Misi Sekolah

1. Visi

Terwujudnya kualitas pendidikan para tunanetra dan

tunarungu akan kreatif yang dimiliki.

2. Misi

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara

efektif sehingga setiap siswa mengenali potensi

dirinya dan dapat berkembang secara optimal.

b. Menumbuhkan rasa percaya diri untuk menjadikan

pengetahuan sebagai pintu menguak kegelapan

serta menjadikan ketrampilan sebagai sarana untuk

bekal kehidupan.

c. Mengadakan pelatihan untuk mengembangkan

bakat dan keterampilan.

Page 53: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

41

D. Tujuan Sekolah

a. Meningkatkan kualitas output melalui pelaksanaan

pembelajaran sistematis dan berkesinambungan serta

senantiasa beroientasi pada tujuan

b. Mendorong peningkatan mutu kreatif anak.

c. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas

E. Manfaat

1. Memberikan tempat belajar siswa dengan segala

perlengkapannya.

2. Menghindari mobilitas siswa pada saat jam efektif

sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan untuk

belajar secara optimal.

3. Agar pelaksanaan belajar mengajar berjalan efektif

tanpa adanya alasan keterbatasan sarana prasarana di

sekolah.

4. Memenuhi Sarana dan Prasarana mendukung

pelaksanaan peraturan menteri pendidikan dan

kebudayaan No. 66 Tahun 2007 tentang perencanaan

pembangunan

Page 54: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

42

F. Struktur Organisasi

G. Sarana dan prasarana

Ruang Kepala Sekolah : 1

Ruang Guru : 1

Ruang Kelas Rombongan Belajar : 24 Rombongan Belajar

Ruang Tata Usaha : 1

Ruang Perpustakaan : 1

Aula : 1

Ruang Musik : 1

Unit Kesehatan Sekolah : 2

Toilet Guru : 1

Toilet Siswa : 8

Dapur : 1

H. Mata Pelajaran

Eri Mulyani, M.M.Pd

Kepala Sekolah

Rumantono, S.Pd

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Lungguh Tumoto, S.Pd

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas

Sulistiyanto, S.Pd

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana

Qoni'ah Mardliyah A, S.Pd

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Page 55: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

43

MATA PELAJARAN KELAS dan

ALOKASI WAKTU

Kelompok A : VII VIII IX

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

2 2 2

3 Bahasa Indonesia 5 5 5

4 Matematika 3 3 3

5 Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2

6 Ilmu Pengetahuan Sosial (SMPLB) /

Sejarah Indonesia (SMALB)

2 2 2

7 Bahasa Inggris 2 2 2

Kelompok B :

1 Seni Budaya 4 4 4

2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan

2 2 2

3 Prakarya (SMPLB) / Prakarya dan

Kewirausahaan (SMALB)

10 10 10

Kelompok C :

1 Program Kebutuhan Khusus (SMPLB) 3 3 3

2 Pilihan Perminatan (SMALB) :

IPA/IPS/Bahasa dan Budaya

- - -

Kelompok D :

1 Pilihan Kemandirian (SMALB) :

TIK (B) / Tata Boga (C)

- - -

JUMLAH ALOKASI WAKTU PER

MINGGU :

38 38 38

Page 56: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

44

Alokasi Waktu Per Minggu Kurikulum 2013 Tingkat

SMPLB dan SMALB

I. Kegiatan Ekstrakulikuler

Seperti sekolah pada umumnya, Seklah Luar Biasa

juga mempunyai kegiatan diluar jam sekolah atau kegiatan

ekstrakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di

Sekolah Luar Biasa Negeri Slawi terdapat beberapa

macam, diantaranya :

No. Nama Pembimbing Golongan

Kelas

Kegiatan

Ekstrakulkuler

1. Sri Lestari, S.Pd

19600915 198405 2 001

Pembina IV a

Pramuka

Seni Musik

2. Rumantono, S.Pd

19601219 198502 1 001

Pembina/IV a

Pramuka

Seni Lukis

3. Itit Khopmini, S.Pd

19611231 198702 2 012

Pembina/IV a

Pramuka

4. Lungguh Tumoto, S.Pd

19701223 199802 1 003

Pembina IV a

Pramuka

Page 57: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

45

5. Eri Mulyani, M.M.Pd

19620713 198403 2 012

Pembina/IV a

Olahraga (Tenis

Meja)

6. Ahus Priyanto, A.Ma

19770809 201101 1 002

Pengatur/II c

Olahraga

Pramuka

J. Jadwal dan Program Sekolah

Jadwal Pembiasaan

Pembacaan Surat-Surat Pendek (Juz Amma)

Slb N Slawi

No Selasa Rabu Kamis

1

2

3

4

5

Atiek Wismarini, S.Pd

Silvia Dinda

Ramadhita, S. Pd

M. Teguh Pratomo,

S.Pd

Essy Pravira, S.Psi

Rumatono, S.Pd

Itit Khopmini, S.Pd

Qoni'ati Mardliyah A,

S.Pd

Ihwan Salis Qoimudin,

S.Pd

Khomisah, S.Pd

Barorotus Sa'diyah,

S.Pd

Triyas Febriana P, S.St

Erni Dyah Yuniarti,

S.Pd

Page 58: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

46

Jadwal Pembiasaan

Ekstrakurikuler

SLBN Slawi

No Kamis

Minggu 1

Kamis

Kamis 2

Kamis

Minggu 3

Pramuka Marching band Pramuka

1

2

3

4

Khomisah, S.Pd

Barorotus

Sa'diyah, S.Pd

Triyas Febriana

P, S.St

Erni Dyah

Yuniarti, S.Pd

Rumatono, S.Pd

Itit Khopmini, S.Pd

Qoni'ati Mardliyah

Asa, S.Pd

Ihwan Salis

Qoimudin, S.Pd

Rumatono, S.Pd

Itit Khopmini, S.Pd

Qoni'ati Mardliyah

Asa, S.Pd

Ihwan Salis

Qoimudin, S.Pd

Page 59: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

47

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

A. Komunikasi Interpersonal Guru Agama dan Siswa

Tunagrahita Ringan (C) dalam Pembelajaran Baca Tulis

Al-Quran di SLB Negeri Slawi

Komunikasi merupakan suatu alat yang berperan

penting dalam kehidupan manusia. Baik dalam bidang sosial

maupun bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan,

komunikasi antar pribadi sangat diperlukan bagi guru untuk

lebih dekat mengenal siswa. Terlebih lagi bagi siswa

berkebutuhan khusus yang memang membutuhkan perhatian

lebih dalam penyampaian materi.

Setelah penulis melakukan penelitian langsung di

lapangan, komunikasi interpersonal guru agama dan siswa

tunagrahita ringan terjadi dalam kegiatan-kegiatan berikut:

Pendekatan Karakter

Pada komunikasi siswa kelas C, komunikasi

interpersonal yang berlangsung antara guru dan siswa

terjadi pada saat guru melakukan pendekatan kepada

siswa, baik pendekatan psikologis yang bertujuan untuk

mengenal lebih dekat karakteristik siswa maupun

pendekatan yang bertujuan untuk menyampaikan materi

Page 60: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

48

belajar. Siswa tunagrahita biasanya membutuhkan

pendampingan dan perhatian lebih dari guru agar pesan

atau materi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa.

Selain gangguan dalam berpikir, siswa tunagrahita juga

mempunyai kesulitan dalam berkonsentrasi. Fokus

mereka mudah terpecah sehingga pesan yang disampaikan

guru yang berperan sebagai komunikator tidak bisa

diterima oleh komunikan yang dalam kasus ini adalah

siswa kelas C. Pendekatan dapat ini didasarkan pada

pengetahuan awal guru mengenai karakteristik siswa

maupun dari seringnya pengalaman di ruang kelas antara

guru dan siswa.

"Biasanya guru tahu karakteristik siswa ya

dari guru yang pernah mengajar, atau dari

pengalaman mengajar anak tersebut. Jadi

semakin sering mengajar semakin guru tahu

karakter dari anak-anak”34

Selama melakukan penelitian terhadap siswa

tunagrahita ringan, peneliti melihat bahwa karakteristik

siswa tunagrahita ringan hampir mirip dengan anak-anak

normal pada umumnya. Selama berada di ruang kelas,

siswa tunagrahita ringan cenderung diam, mengikuti

34

Wawancara Penelitian dengan Bapak M. Ghufron, selaku Guru Agama

SLBN Slawi, Pada Selasa, 28 September 2020 yang bertempat di SLBN

Slawi

Page 61: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

49

pelajaran yang disampaikan guru walaupun sesekali

pandangan mereka kosong.

Interaksi Langsung

Dalam berinteaksi langsung antara guru dan murid,

komunikasi interpersonal bisa berbentuk apa saja, mulai

dari teguran kecil hingga percakapan face to face antara

guru dengan siswa C. pada saat kelas cenderung gaduh

misalnya, guru akan menegur satu persatu siswa dengan

memanggil namanya. Contohnya ketika kelas sedang

berlangsung, siswa bernama Hasan terlihat tidak fokus

selama proses kegiatan belajar mengajar. guru yang

menyadari hal tersebut lantas menegur dengan memanggil

namanya dengan berkata “Hasan, ngelamun terus.., fokus.

Coba ini bacanya apa?” sambil menunjuk potongan

bahasa arab dan meminta untuk membaca potongan

kalimat tersebut dengan tujuan agar Hasan kembali fokus

dan mengikuti pelajaran. Atau percakapan-percakapan

ringan lain yang biasanya dilakukan untuk memecah

suasana kelas apabila dirasa sudah terlalu tegang ataupun

sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Contohnya

ketika guru sekadar bertanya “tadi berangkat sama

siapa?”, atau “tadi sarapan apa?”, dan sebagainya. Hal

tersebut merupakan contoh kecil dari komunikasi antar

pribadi yang terjadi antara guru dengan siswa kelas C.

Page 62: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

50

1. Bentuk Komunikasi Interpersonal Guru Agama dan

Siswa Tunagrahita Ringan (C)

Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat

dielakkan dalam kehidupan manusia. Setiap orang perlu

komunikasi, dan setiap orang butuh komunikasi.

Di dalam dunia pendidikan khususnya bidang

keagamaan, ilmu Baca Tulis Al-Quran merupakan ilmu

dasar yang diajarkan kepada anak didiknya di suatu lembaga

atau sekolah. Ilmu yang berisi tentang bagaimana cara

mempelajari al-quran mulai dari bacaan dan tulisan. Seperti

yang terjadi dalam penelitian ini. di dalam proses

instruksional yang terjadi antara guru agama dan siswa, di

dalamnya pasti terdapat komunikasi yang terjadi selama

proses penyampaian pesan atau materi tentang ke-Al-

quranan, terutama dalam penyampaian bagaimana cara

membaca dan menulis al-quran.

Berdasarkan hasil penelitian penulis, terdapat

beberapa macam komunikasi yang terjadi pada saat proses

instruksional berlangsung di dalam kelas. Diantaranya

adalah komunikasi verbal dan npn verbal. Dalam skripsi

komparatif ini tidak semua subjek penelitian memiliki

muatan yang sama. Tentu terdapat perbedaan yang nantinya

akan dijadikan perbandingan dalam skripsi ini.

Page 63: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

51

Komunikasi verbal

Kata verbal /ver·bal/ /vérbal/ dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia memiliki arti secara lisan (bukan tertulis).

Verbal berarti kata atau ejaan. Komunikasi verbal berarti

komunikasi yang terjadi dengan menggunakan kata-kata, baik

lisan maupun tulisan.

Dalam proses instruksional terutama dalam

pembelajaran Baca Tulis Al-Quran, komunikasi verbal

merupakan komunikasi yang pasti terjadi. Karena dalam

proses penyampaian materi tentunya perlu adanya penjelasan

atau pemaparan dari guru kepada siswa yang tentunya

berbentuk kata-kata atau tulisan. Apalagi dalam konteks

pembelajaran Baca dan Tulis Al-Quran yang pastinya segala

halnya berkaitan dengan kata-kata dan tulisan. Baik dari

bahasa Indonesia maupun bahasa lainnya termasuk bahasa

arab yang menjadi bahasa Al-Quran.

“kalo agama kan pakainya ceramah. Kalo

anak-anak lagi semangat saya pakai ceramah.

Kalo ceramah kan anak-anak suka

mendengar.”35

35

Wawancara Penelitian dengan Bapak M. Ghufron, selaku Guru Agama

SLBN Slawi, Pada Selasa, 28 September 2020 yang bertempat di SLBN

Slawi

Page 64: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

52

Contoh komunikasi verbal yang terjadi antara guru

agama dengan siswa tunagrahita yakni ketika guru

menyampaikan materi mengenai ilmu tajwid kepada siswa

tunagrahita kelas ringan atau C. guru menerangkan apa yang

disebut dengan idgham, idgham bighunnah, idgham

billaghunnah, ikhfa, qalqalah dan sebagainya. Dibarengi

dengan guru memberikan contoh potongan kata dalam al-

quran sambil menjelaskan ada hukum bacaan apa saja yang

ada di dalam kata tersebut.

“Cara mengetahui anak-anak mengerti materi

ya dengan mereka menunjukkan bahwa mereka

semangat mengikuti pelajaran, mengikuti apa

yang disampaikan.”36

Hal tersebut adalah salah satu contoh komunikasi

verbal dalam bentuk lisan yang terjadi antara guru agama

dengan siswa tunagrahita.

Lalu bagaimana dengan komunikasi verbal dalam

bentuk tulisan? Komunikasi verbal yang terjadi dalam bentuk

tulisan terjadi pada saat guru menuliskan contoh potongan

kata atau ayat dalam al-quran yang ditulis di papan tulis. Lalu

bagaimana dengan respon siswa? Respon yang terjadi dari

36

Wawancara Penelitian dengan Bapak M. Ghufron, selaku Guru Agama

SLBN Slawi, Pada Selasa, 28 September 2020 yang bertempat di SLBN

Slawi

Page 65: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

53

siswa atas komunikasi verbal yang dilakukan guru juga salah

satunya berbentuk komunikasi verbal. Dengan siswa

mengatakan “Mengerti Pak!”, atau merespon hukum bacaan

yang ditanyakan guru dengan menjawab “idgham bighunnah,

Pak”, atau membaca contoh ayat yang dituliskan guru di

papan tulis merupakan bentuk komunikasi verbal secara lisan

dan tulisan.

Guru memberikan tugas kepada siswa kelas C dengan

menuliskan kata dalam bentuk tulisan arab untuk diikuti oleh

siswa dengan menuliskan kembali seperti kata yang

diatasnya. Jika pada anak-anak normal, biasanya metode

pengajaran ini diterapkan pada jenjang Taman Kanak-kanak

maupun anak-anak kelas satu pada jenjang Sekolah Dasar.

Namun untuk anak-anak berkebutuhan khusus seperti siswa

tunagrahita, model pengajaran materi seperti ini umum

Gambar 1 Contoh komunikasi verbal dalam bentuk tulisan

Page 66: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

54

dilakukan untuk melatih ketangkasan siswa terutama dalam

menulis huruf berbahasa arab.

Komunikasi non verbal

Komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang

tidak berbentuk kata-kata. Komunikasi ini sering disebut

dengan bahasa isyarat. Komunikasi non verbal biasanya

terjadi untuk memperkuat komunikasi verbal. selama proses

penelitian, penulis menemukan beberapa komunikasi verbal

yang terjadi pada saat proses pembelajaran al-quran

berlangsung. Komunikasi ini digunakan oleh guru dalam

berbagai hal, mulai dari gestur tubuh, isyarat tangan,

ekspresi wajah, volume suara sampai tatapan mata.

- Isyarat tangan. Biasanya guru akan memberi isyarat

diam pada saat kondisi kelas mulai tidak kondusif

dengan meletakkan jari telunjuk di bibir, atau menunjuk

siswa untuk menjawab pertanyaan, menggelengkan jari

telunjuk untuk menolak sesuatu

- Ekspresi wajah. Saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung, guru bisa menunjukkan berbagai macam

ekspresi wajah. Guru akan terlihat sumringah dan senang

ketika siswa terlihat bersemagat saat mengikuti pelajaran

dengan baik, atau sebaliknya ketika kelas tidak kondusif

dan sulit dikendalikan maka ekspresi wajahnya pun akan

terlihat redup

Page 67: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

55

- Diam. Diam juga merupakan salah satu bentuk

komunikasi non verbal yang cukup berpengaruh dan

banyak dilakukan banyak orang untuk menunjukkan

berbagai macam situasi. Guru akan diam ketika merasa

kesal jika siswa sulit diajak berkompromi dalam

mengikuti kelas

- Volume suara. Dari volume suarapun seseorang dapat

mengetahui maksud dari orang tersebut. Volume suara

yang tinggi seringkali dinilai sebagai ciri-ciri orang yang

sedang emosi, namun bisa juga mencirikan seseorang

dalam kondisi semangat. Sama hal nya dengan guru

kepada siswa tunagrahita.

B. Komunikasi Interpersonal pada Proses Instruksional

Guru Agama dan Siswa Tunagrahita Sedang (C1)

Berdasarkan klasifikasi tunagrahita yang dilihat dari

tingkat IQ, tunagrahita sedang memiliki skala IQ diantara

angka 51-36. Tunagrahita sedang atau yang disebut juga

dengan ambesil ini cenderung sulit menerima pelajaran. Tidak

mudah bagi siswa tunagrahita sedang untuk mengikuti

pelajaran sekolah seperti berhitung, menulis, membaca,

maupun menggambar. Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan

dari seorang guru untuk mengajar siswa tunagrahita sedang.

Pada siswa tunagrahita sedang (C1), komunikasi

interpersonal dapat berlangsung antara dua orang dalam satu

Page 68: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

56

tempat maupun dua orang dalam suatu pertemuan. Dalam

penelitian ini, komunikasi interpersonal berlangsung antara

dua orang dalam suatu pertemuan, dimana pertemuan yang

dimaksud adalah pertemuan rombongan belajar dalam satu

kelas, yakni siswa kelas C1. Untuk siswa kelas C1 yang lebih

banyak membutuhkan perhatian dalam proses belajar,

komunikasi interpersona; sangat diperlukan kehadirannya

untuk menyampaikan pesan agar dapat sampai ke komunikan.

Pendekatan Karakter

Tingkah laku siswa tunagrahita sedang tidak dapat

diprediksi. Jika dalam kondisi yang baik, siswa tunagrahita

sedang dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Walaupun

tetap pada proses belajarnya dibutuhkan pengulangan dari

guru dalam menyampaikan materi. Untuk itu sangat

penting bagi guru mengetahui karakteristik siswa

tunagrahita dalam tingkatan ini.

Pendekatan karakter selain bersumber dari

pengalaman mengajar juga bisa berasal dari dialog antara

guru dan siswa. Disinilah komunikasi antar pribadi terjadi.

Biasanya guru akan memulai dialog dengan hal-hal kecil

seperti aktivitas apa saja yang telah siswa lakukan di pagi

hari, atau mengenai hal hal seperti kesukaan dan hobi

siswa. Karena seringkali apa yang mereka lakukan

membuat proses kegiatan belajar mengajar terhambat jika

guru tidak mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan

Page 69: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

57

yang akan mereka lakukan pada saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung.

Setiap siswa C1 mempunyai karakter yang

berbeda-beda. contohnya pada beberapa kasus seperti

siswa bernama Naila, siswa tunagrahita sedang kelas 8. Ia

tidak akan mau mengikuti pelajaran jika tidak diberikan

jajan terlebih dahulu. Jika tidak dituruti maka naila tidak

akan mau mengikuti pelajaran, atau bahkan sambil

menangis merengek agar ia diberikan jajan. Mau tidak mau

guru harus menuruti kemauannya terlebih dahulu agar

proses belajar mengajar dapat berjalan.37

Hal tersebut

merupakan contoh kecil dari karakteristik siswa C1 yang

sangat penting bagi guru untuk mengetahuinya saat akan

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. untuk itu relasi

hubungan baik perlu terjalin antara guru dan siswa. Seperti

kata pepatah “tak kenal maka tak sayang” yang berlaku

dalam konteks ini. tidak bisa dipungkiri jika semakin dekat

hubungan seseorang dengan orang lain maka akan semakin

kecil pula hambatan yang akan terjadi.

37

Wawancara Penelitian dengan Bapak M. Ghufron, selaku Guru Agama

SLBN Slawi, Pada Selasa, 20 Oktober 2020 yang bertempat di SLBN

Slawi

Page 70: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

58

Penyampaian Materi

Pada kelas C1, komunikasi interpersonal lebh

banyak diterapkan dalam proses penyampaian materi.

Penerapan komunikasi ini pada siswa C1 cenderung sama

dengan siswa kelas C. Hampir semua proses penyampaian

materi pada kelas C1 menggunakan komunikasi antar

pribadi. yakni dengan penyampaian face to face antara

guru dan satu persatu siswa.

“Kalo C1 kan kita biasanya memberikan

tugas,seperti mewarnai, kalo siswa C kan bisa

menulis, mambaca. C kan nilainya 40% pikirannya

dari orang normal. C1 materinya hanya mewarnai.

Baca juga gamasuk. Menulis saja susah, kalo C

baru bisa. Mewarnainya ya seperti mewarnai

masjid, mushala, yang bau bau islam. Beda banget.

Seperti mewarnai orang sholat. Itu kan termasuk

praktik kandungan Al-Quran juga. Kalo C1 huruf

hijaiyyah tidak bisa, gatau. Biasanya hanya

mengikuti.”38

Setelah kegiatan pembiasaan dan melakukan

dialog-dialog kecil dengan siswa, guru akan langsung

38

Wawancara Penelitian dengan Bapak M. Ghufron, selaku Guru Agama

SLBN Slawi, Pada Selasa, 28 September 2020 yang bertempat di SLBN

Slawi

Page 71: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

59

memulai pelajaran dengan mendatangi satu persatu siswa

sambil menerangkan materi yang sudah disiapkan

sebelumnya. Contohnya pada saat penelitian perlangsung,

Pak Ghufron sebagai guru agama mendatangi Naila untuk

memulai materi Iqra. Penyampaian materi diawali dengan

pengenalan huruf hijaiyyah dari alif sampai ya‟ oleh guru.

lalu kemudian diikuti oleh Naila. Sebetulnya Naila sudah

pernah diajarkan iqra dan huruf hijaiyyah, namun kembali

lagi bahwa permasalahan siswa tunagrahita berada pada

daya otak yang terbatas, sehingga mempengaruhi kepada

daya ingat yang lemah. jadi perlu adanya pengulangan

materi supaya siswa bisa mengingat pelajaran yang telah

diberikan sebelumnya.

Setelah pengenalan huruf hijaiyyah, guru akan

membacakan surat pendek yang kemudian akan diikuti

oleh siswa. Jika penyampaian materi sudah selesai, maka

biasanya guru akan memberikan tugas. Tugasnya

bermacam-macam, bisa berupa menulis ulang surat pendek

yang baru diajarkan, mewarnai, maupun menulis ulang

kalimat berbahasa arab yang telah dicontohkan. Selagi

siswa pertama mengerjakan tugas, maka guru akan beralih

ke siswa selanjutnya. Dan begitu pula seterusnya.

Page 72: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

60

Interaksi Langsung

Komunikasi antar pribadi juga digunakan sebagai

pembujuk ketika siswa dirasa sulit diatur dan terkesan tidak

mau mengikuti pelajaran.

“Ngatasinnya individu, saya harus duduk

di depannya, yang lain dikasih tugas. Itu

tunagrahita yang hampir autis. Sering ada.”39

1. Bentuk Komunikasi Interpersonal Guru Agama dan Siswa

Tunagrahita dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran

Komunikasi verbal

Sama halnya dengan komunikasi yang terjadi

antara guru agama dengan siswa tunagrahita sedang atau

siswa kelas C, guru dan siswa kelas C1 juga sama-sama

menggunakan komunikasi verbal. Komunikasi verbal

digunakan guru baik dalam konteks percakapan atau

pada saat penyampaian materi. Biasanya, setelah rutinan

pembiasaan dan pembukaan kelas, guru akan terlebih

dahulu memulai kelas dengan percakapan-percakapan

kecil.

39

Wawancara Penelitian dengan Bapak M. Ghufron, selaku Guru Agama

SLBN Slawi, Pada Selasa, 28 September 2020 yang bertempat di SLBN

Slawi

Page 73: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

61

Percakapan yang dimulai dari pertanyaan-

pertanyaan ringan akan membuat siswa lebih rileks dan

lebih siap menerima pelajaran. Contohnya pada saat guru

memulai kelas dengan seorang siswa bernama Naila.

Naila merupakan siswa tunagrahita yang duduk di kelas

VIII Sekolah Menengah Pertama. Namun karena Naila

adalah siswa tunagrahita yang termasuk dalam klasifikasi

sedang, maka Naila harus memulai pelajaran BTQ dari

pengenalan huruf hijaiyyah atau iqra. Guru akan

memberikan buku pedoman berupa iqra yang dibawa

oleh masing-masing siswa. Kemudian guru akan

menunjuk huruf-huruf hijaiyyah untuk dibacakan oleh

siswa. Jika siswa lancar membaca huruf hijaiyyah

dengan benar, maka guru akan lanjut ke tahap yang lebih

sulit, yakni membaca potongan kata dengan huruf

hijaiyyah yang disambung. Praktik pengajaran tersebut

membuktikan bahwa betapa pentingnya komunikasi

verbal yang dibangun antara guru dan murid ketika

proses kegiatan belajar mengajar.

Pengajaran bagi siswa berkebutuhan khusus lebih

banyak menbutuhkan pendekatan psikologis antara guru

dan murid. Oleh karena itu keakraban antara guru dan

siswa harus terjalin baik agar proses belajar mengajar

berjalan dengan lancar. tidak hanya dalam proses

penyampaian materi, komunikasi verbal juga digunakan

Page 74: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

62

pada saat guru berbincang dengan siswa mengenai hal-

hal kecil. Percakapan tentang hal-hal kecil sebelum

proses penyampaian materi berlansung dapat membantu

merilekskan pikiran siswa agar lebih siap dalam

menerima materi. Komunikasi verbal dengan percakapan

kecil yang diselingi sedikit humor membuat siswa lebih

rileks, sehingga akan berdampak baik terhadap mood

siswa selama proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

Page 75: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

63

BAB V

PEMBAHASAN

A. Komunikasi interpersonal Guru Agama dan Siswa

Tunagrahita Ringan (C) dan Sedang (C1) dalam

Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran di SLB Negeri Slawi

Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat

terelakkan keberadaannya kehidupan manusia. Sebagai

makhluk sosial, manusia tidak dapat terlepas dari peran

individu lain dalam menjalani aktifitas sehari-hari.

Komunikasi bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dengan siapa

saja, dan dalam hal apa saja. Termasuk juga dalam hal

pendidikan. Dunia pendidikan sangat membutuhkan

komunikasi sebagai alat pembelajaran. Komunikasi dalam

dunia pendidikan merupakan suatu yang unik karena di

dalamnya terdapat fungsi edukatif yang berjalan.

Seperti yang diketahui bahwa terdapat empat fungsi

komunikasi, yakni to inform (menginformasi), to educate

(mendidik), to entertain (menghibur), dan to influence

(mempengaruhi). Dalam fungsi educate, komunikasi

berfungsi sebagai alat untuk mendidik, salah satunya adalah di

sekolah.

Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya “The

Interpersonal Communication Book” mendefinisikan

Page 76: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

64

komunikasi antar pribadi sebagai proses pengiriman dan

penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara

sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan

beberapa umpan balik seketika. Pada penelitian ini,

komunikasi antar pribadi antara guru dan siswa kelas C terjadi

baik pada saat proses pendekatan psikologis guna mengenal

karakteristik siswa maupun pada saat proses belajar mengajar

berlangsung.

Pendekatan Karakter

Salah satu terwujudnya komunikasi yang efektif

adalah dengan mengetahui karateristik dari audience yang

akan dihadapi oleh komunikator. Semakin terjalinnya

hubungan akrab maka akan semakin sedikit pula hambatan

dalam berkomunikasi. Dengan dilakukannya pendekatan,

guru dapat mengerti dan memahami karakteristik masing-

masing siswa agar komunikasi yang akan berjalan pada saat

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

Seperti menurut Yusup (1989:22) menjelaskan

bahwa komunikasi dalam sistem instruksional ini

kedudukannya dikembangkan kepada fungsi asalnya,

sebagai alat untuk mengubah perilaku sasaran yaitu peserta

didik. Proses komunikasi diciptakan secara wajar, akrab,

dan terbuka dengan ditunjang faktor-faktor pendukung

lainnya, baik secara sarana maupun fasilitas lain dengan

Page 77: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

65

tujuan supaya mempunyai efek perubahan perilaku pada

pihak sasaran.

Interaksi Langsung

Salah satu kelemahan anak tunagrahita adalah

sulitnya fokus dalam suatu hal atau kondisi. Tak jarang

jika pada saat jam pelajaran terdapat siswa yang terlihat

kurang fokus. Hal tersebut membuat guru bertindak

dengan menegur siswa tersebut. Disinilah terjadi

komunikasi interpersonal. Biasanya saat ditegur siswa

ditanya penyebab apa yang membuatnya tidak fokus.

Maka siswapun akan memberi reaksi terhadap pertanyaan

tersebut. Komunikasi yang terjadi antara guru dengan

siswa yang terkena teguran tersebut merupakan salah satu

bentuk komunikasi interpersonal yang terjadi. Guru dan

siswa tadi sama-sama berperan sebagai pembicara dan

pendengar. Hal ini tertuang pula dalam buku ilmu

komunikasi teori dan praktik karangan Mahraeni fajar

yang menyebutkan bahwa proses komunikasi antar pribadi

dapat digambarkan sebagai proses sirkuler, yang artinya

bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antar

pribadi bertindak sebagai pembicara sekaligus pendengar

dan sebagai actor sekaligus reactor. 40

40

Mahraeni Fajar, Ilmu komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), h. 81

Page 78: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

66

Komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelly

berarti sebuah proses dimana seorang individu sebagai

komunikator menyampaikan stimulan yang biasanya

verbal untuk mengubah perilaku orang lainnya.41

Komunikasi menjadi alat penyambung hubungan

manusia dengan manusia lain. Sifatnya yang makhluk

sosial menjadikan komunikasi sebagai suatu hal pokok

yang keberadaannya tidak dapat terelakkan dalam

kehidupan bersosial. Tidak hanya kehidupan bersosial,

komunikasi hadir pula pada berbagai ruang lingkup yang

lain, mulai dari lingkup keagamaan, teknologi, dan juga

lingkup pendidikan. Tanpa komunikasi maka semuanya

akan terasa semu. Bidang sosial misalnya. Manusia adalah

makhluk sosial yang membutuhkan peran manusia lain

dalam kehidupannya. Tanpa berkomunikasi dengan orang

lain, manusia tidak dapat menjalani aktifitas sehari-hari.

Kita butuh makan, maka kita perlu pergi ke pasar untuk

membeli bahan makanan, dan tentunya hal tersebut

membutuhkan peran orang lain.

Sama halnya dengan bidang pendidikan. Tujuan

didirikannya lembaga pendidikan adalah untuk

menjadikan anak didiknya menjadi orang yang berilmu,

baik dari pengetahuan akademik maupun dari segi sikap

41

Mahraeni Fajar, Ilmu komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), h. 109

Page 79: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

67

dan perilaku. Caranya tidak lain dengan memberikan

pengetahuan yang nantinya akan bermanfaat baik dalam

bidang akademik maupun kehidupan sehari-hari. Apalagi

bagi seorang muslim, menuntut ilmu merupakan hal yang

wajib.

Islam juga mengajarkan seorang muslim untuk

menuntut ilmu-ilmu dunia, baik itu sains, teknologi

maupun ilmu sosial. Dan yang paling utama adalah ilmu

mengenai keagamaan. Sebagai kitab suci yang dijadikan

pedoman dalam kehidupan, wajib bagi seorang muslim

untuk mempelajari kitab suci agamanya sendiri. seperti

yang tertuang dalam hadist berikut:

نهيتعلنالقزآىوعلوهخزك

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-

Qur`an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhori)

Hadist tersebut mengatakan bahwa betapa

pentingnya mempelajari al-quran. Baik dari segi tulisan,

bacaan maupun isi kandungan dalam setiap suratnya.

Pada tahap inilah diperlukannya komunikasi sebagai alat

untuk menyampaikan ilmu-ilmu tentang al-quran.

Page 80: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

68

1. Bentuk Komunikasi Interpersonal Guru Agama dan Siswa

Tunagrahita Ringan (C) dan Sedang (C1)

Komunkasi yang terjadi dalam proses instruksional

yang dibahas dalam penelitian ini adalah komunikasi verbal

dan non verbal. Verbal adalah pernyataan lisan antar manusia

lewat kata-kata dan simbol umum yang sudah disepakati

antar individu, kelompok, bangsa dan negara. Komponen

pada komunikasi verbal terdiri dari empat komponen, yakni

suara, kata-kata, berbicara dan bahasa.

Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan komunikasi utama

yang digunakan oleh guru kepada siswa maupun

sebaliknya, baik pada saat proses pembelajaran di kelas,

maupun percakapan di dalam atau luar kelas. Semua

komponen yang menjadi syarat komunikasi verbal

terdapat pula dalam proses pembelajaran baca tulis al-

quran. Pembelajaran baca tulis al-quran menggunakan

suara sebagai media komunikasi, kata-kata juga menjadi

bagian penting dalam narasi yang digunakan guru baik

dalam penyampaian materi maupun dalam konteks

pendekatan psikologis dengan siswa. Dasar komunikasi

verbal adalah interaksi antara manusia. Dan menjadi salah

satu cara bagi manusa berkomunikasi secara lisan atau

Page 81: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

69

bertatapan dengan manusia lain, sebagai sarana utama

menyatukan pikiran, perasaan dan maksud kita.42

Berdasarkan macamnya, ada dua macam cara

penyampaian materi pembelajaran, yakni dengan cara

ekspositori dan inkuiri. Ekspositori lebih kepada guru

mengajar dengan menggunakan pemaparan, penjelasan,

atau penguraian dengan didukung oleh bermacam sumber

informasi pendukung seperti buku, majalah, film, dan

sumber-sumber informasi lainnya. Sedangkan strategi

inkuiri atau strategi penemuan (discovery) dilakukan

dengan bantuan alat-alat dan sarana tertentu sebagai

percobaan dengan tujuan menemukan kesimpulan

berdasarkan hasil percobaan atau penelitian tadi.43

Dalam konteks komunikasi verbal, siswa

tunagrahita ringan cenderung menggunakan cara

ekspositori yang berkaitan dengan ceramah atau

pemaparan, penjelasan dan penguraian materi dengan

lambang verbal oleh guru.

Dalam pembelajaran baca tulis al-quran,

penyampaian materi berupa pengenalan huruf-huruf

hijaiyyah dan hukum tajwid sangat membutuhkan

42

Mahraeni Fajar, Ilmu komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), h. 110 43

Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik, Bumi

Aksara, Jakarta, 2010, hlm. 72

Page 82: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

70

penggunaan komunikasi verbal. pelafalan huruf hijaiyyah

perlu dicontohkan oleh guru agar siswa dapat menirukan

bacaan dengan fasih dan benar sesuai dengan makhorijul

hurufnya. Begitu pula dengan penyampaian materi

mengenai hukum tajwid. Pengenalan mengenai hukum-

hukum tajwid harus pula disertakan dengan contoh berupa

potongan ayat agar dapat lebih mudah dimengerti oleh

siswa. Seperti yang dikatakan oleh Dedy mulyana, dasar

komunikasi verbal adalah dengan adanya interaksi

manusia. Contoh bentuk komunikasi verbal yang terjadi

antara guru dan siswa tadi menggambarkan adanya

interaksi yang terjadi pada saat proses pembelajaran

berlangsung yang membuktikan bahwa komunikasi verbal

tidak dapat dipungkiri kehadirannya.

Tidak hanya komunikasi verbal dalam bentuk

lisan, komunikasi verbal dalam bentuk tulisan juga

diterapkan dalam pembelajaran baca tulis al-quran.

Contohnya seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2 Contoh tugas siswa C1

Page 83: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

71

Jika dalam dunia komunikasi, model penyampaian

dapat dilihat dari dua aspek, yaitu menurut cara

pelaksanaannya dan menurut bentuk isinya. Menurut cara

pelaksanaannya, model penyampaian pesan dapat

dilakukan dengan redudancy (repetition) dan canalizing.

Metode redudancy atau repetition adalah cara

mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang

pesan kepada khalayak.44

Pada implementasinya, metode

ini juga sama digunakan oleh guru agama dengan siswa

tunagrahita dalam bentuk komunikasi verbal.

“Kita ada rutinan namanya

pembiasaan. Biasanya tiap pagi siswa

44

Mahraeni Fajar, Ilmu komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), h.198.

Gambar 3 Contoh tugas siswa C

Page 84: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

72

membaca surat-surat pendek maupun doa-doa.

Tujuannya melatih agar tidak lupa”45

Seperti yang sudah dikatakan guru agama dalam

kutipan wawancara diatas, siswa yang terlihat semangat

mengikuti pelajaran cenderung lebih menyukai ceramah

yang guru sampaikan guna menyampaikan materi

daripada mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

siswa yang bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan

fokus mendengarkan materi yang disampaikan cenderung

mempunyai respon yang baik mengenai pelajaran. Hal ini

juga yang nantinya akan berdampak pada umpan balik

yang diberikan siswa. Lalu bagaimana jika siswa tidak

terlihat bersemangat? Tentunya guru akan mencari cara

lain. Karena akan menjadi suatu hambatan dalam

komunikasi yang berimbas pada ketidakefektifan

komunikasi yang berlangsung apabila audience atau

komunikan yang menjadi sasaran komunikasi tidak dapat

menerima sinyal komunikasi dengan baik.

Komunikasi non verbal

Pada saat berkomunikasi, kita bukan hanya

menyampaikan pesan yang tersifat verbal melainkan juga

45

Wawancara Penelitian dengan Bapak M. Ghufron, selaku Guru Agama

SLBN Slawi, Pada Selasa, 28 September 2020 yang bertempat di SLBN

Slawi

Page 85: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

73

menyampaikan pesan non verbal. Komunikasi non verbal

biasanya digunakan sebagai pelengkap dari komunikasi

verbal. mulai dari gerakan tangan, postur tubuh, mimik

wajah, gerak tubuh, dan sebagainya. Sifatnya yang

spontan biasanya membuat komunikasi ini terjadi secara

tidak disengaja. Pembelajaran baca tulis al-quran juga

tidak terlepas dari komunikasi non verbal. berdasarkan

penelitian yang telah penulis lakukan, komunikasi non

verbal biasanya digunakan guru untuk mempertegas atau

memperjelas maksud dari pesan yang disampaikan.

Contohnya adalah gerakan ketukan yang digunakan untuk

menghitung jumlah harakat pada saat pembacaan ayat al-

quran atau surat-surat pendek. Gerakan ketukan ini

biasanya digunakan sebagai acuan kapan bacaan harus

dimulai dan kapan harus berhenti. Contohnya pada

potongan surat an-naas di bawah ini:

رالاس صدو وسف س و الذي

Pada bacaan yang digaris bawah terdapat hukum

mad thabi‟i, dimana mad tersebut harus dibaca sebanyak

dua harakat atau satu alif. Maka pada praktik komunikasi

non verbal guru akan memberikan ketukan sesuai dengan

jumlah harakat, yaitu dua ketukan.

Page 86: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

74

Komunikasi non verbal juga digunakan guru pada

saat memperjelas letak makhorijul huruf. Berdasarkan

hukum atau ilmu tajwid, setiap huruf mempunyai tempat

keluarnya masing-masing. Secara garis besar, makhorijul

huruf terbagi menjadi lima, yakni jauf (rongga mulut),

halqi (rongga tenggorokan), lisan (lidah), syafatan (dua

bibir) dan khoisyum (hidung). Disini, fungsi komunikasi

non verbal sebagai pelengkap dan penjelas komunikasi

verbal benar adanya.

Biasanya guru akan menujukkan letak makhorijul

huruf dengan batuan jari telunjuk. Misal untuk huruf kha‟

maka guru akan mengucapkan bunyi huruf kha’ sambil

menunjuk tenggorokan sebagai penjelas bahwa disitulah

tempat keluarnya huruf kha‟. Dengan tindakan tersebut, siswa

dapat terbantu dalam pembacaan ayat al-quran agar dapat

membaca secara benar dan tartil sesuai dengan ketentuan

syariat.

Page 87: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

75

C. Perbedaan Komunikasi Interpersonal Siswa

Tunagrahita ringan (C) dan Tunagrahita sedang

(C1)

Jika pada pembahasan sebelumnya telah diuraikan

perbedaan proses instruksional, maka sesuai dengan

rumusan masalah pada penelitian ini penulis akan

membahas perbedaan komunikasi yang terjadi selama

proses komunikasi interpersonal berlangsung. Pada

dasarnya komunikasi yang terjadi pada kedua subjek

penelitian ini hampir sama. Yang membedakannya hanya

pada bagaimana komunikasi tersebut terjadi. tunagrahita

ringan merupakan klasifikasi tunagrahita yang paling

mendekati dengan manusia normal, dimana menurut guru

agama, Pak Ghufron, S.Ag., selaku narasumber penelitian

ini mengatakan bahwa mereka mempunyai 40%

kemampuan daya pikir dari manusia pada umumnya.

sehingga proses berjalannya komunikasi interpersonalnya

pun lebih mudah daripada siswa tunagrahita sedang.

namun walaupun komunikasi yang digunakan sama, tetap

saja pada implementasinya terdapat beberapa perbedaan.

Setelah menganalisa berdasarkan proses dan hasil

penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa perbedaan

komunikasi interpersonal antara guru dan siswa

tunagrahita ringan dengan siswa tunagrahita sedang

terdapat pada hal berikut:

Page 88: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

76

1. Komunikasi Interpersonal

- Dari segi interaksi komunikasi, siswa C1 lebih banyak

menggunakan komunikasi antar pibadi daripada kelas

C. guru menggunakan komunikasi antar pribadi

hampir pada semua kegiatan pada saat proses

pembelajaran berlangsung untuk siswa kelas C1.

Sedangkan untuk siswa C hanya menggunakan

komunikasi antar pribadi pada saat-saat tertentu

seperti memberikan teguran, lalu ketika guru

mengobrol dengan siswa baik mengenai hal-hal

informal seperti percakapan santai guna mengetahui

karakteristik siswa maupun pada saat guru

memberikan pertanyaan mengenai materi.

2. Komunikasi verbal

- Dari segi materi, komunikasi verbal pada siswa C

digunakan untuk menyampaikan materi hukum-hukum

tajwid, mencontohkan pembacaan surat-surat pendek

dan hukum bacaan lewat lisan maupun tulisan, dan

pemberian tugas, sedangkan pada siswa kelas C1

komunikasi verbal digunakan untuk menyampaikan

materi berupa pengenalan huruf-huruf hijaiyyah, baik

lisan maupun tulisan, pemberian tugas secara lisan

berupa tugas menggambar atau mewarnai.

Page 89: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

77

- Dari segi interaksi, komunikasi verbal digunakan guru

baik pada saat pendekatan dengan siswa baik melalui

face to face atau interaksi bersama siswa dalam satu

kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung,

namun pada siswa C komunikasi ini lebih banyak

terjadi ketika guru berinteraksi dengan siswa secara

keseluruhan pada saat proses KBM berlangsung,

sedangkan pada siswa kelas C1 komunikasi verbal

lebih banyak terjadi pada saat proses penyampaian

materi dengan siswa yang terjadi secara face to face

1. Komunikasi non verbal

- Dari segi materi, komunikasi non verbal sama-sama

digunakan sebagai pelengkap komunikasi verbal

dalam penyampaian materi baik pada siswa kelas C

maupun C1, yakni dengan gerakan ketukan untuk

membantu menghitung jumlah harakat pada bacaan al-

quran, gerakan menunjuk bagian mulut dan

tenggorokan sebagai penjelas letak makhorijul huruf,

atau mimik wajah mengenai benar atau tidaknya

bacaan al-quran dari siswa

- Dari segi interaksi, komunikasi non verbal pada siswa

C lebih banyak digunakan dari guru kepada seluruh

siswa kelas, sedangkan siswa kelas C1 lebih sering

digunakan secara interpersonal.

Page 90: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

78

D. Tabel temuan Komunikasi Interpersonal Guru Agama

dan Siswa Tunagrahita Dalam Pembelajaran Baca Tulis

Al-Quran di Sekolah Luar Biasa Negeri Slawi

Page 91: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

79

Temuan Dakwah Melalui

Profesi Guru Ilmu Komunikasi

1. Komunikasi

Interpersonal

Siswa

Tunagrahita

Ringan berbentuk

:

- Verbal

- Non verbal

Dakwah yang

dilakukan guru

dalam komunikasi

Interpersonal

dengan siswa

tunagrahita ringan

adalah Dakwah

Fardiyah, dalam

bentuk verbal

atau disebut

dengan bil lisan,

dan bentuk non

verbal atau

disebut dengan bil

haal.

Faktor Pendukung :

Anak Tunagrahita

membutuhkan

komunikasi khusus

dalam penyampaian

materi

Faktor Penghambat :

Faktor kelemahan

daya pikir

tunagrahita membuat

efektifitas

komunikasi

berlangsung lambat

2. Komunikasi

Interpersonal

Siswa

Tunagrahita

Sedang

berbentuk:

- Verbal

- Non verbal

Dakwah yang

dilakukan guru

dalam komunikasi

Interpersonal

dengan siswa

tunagrahita ringan

adalah Dakwah

Fardiyah, dalam

bentuk verbal

atau disebut

dengan bil lisan,

dan bentuk non

verbal atau

disebut dengan bil

haal.

Faktor Pendukung :

Anak Tunagrahita

membutuhkan

komunikasi khusus

dalam penyampaian

materi

Faktor Penghambat :

Faktor kelemahan

daya pikir

tunagrahita membuat

efektifitas

komunikasi

berlangsung lambat

Page 92: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

80

3. Perbandingan

Komunikasi

Interpersonal

Siswa Tunagrahita

Ringan dan Siswa

Tunagrahita

sedang terletak

pada intensitas

komunikasi yang

dilakukan

Guru lebih

banyak

menggunakan

Dakwah Fardiyah

pada siswa

Tunagrahita

sedang.

Keduanya sama-sama

menggunakan

komunikasi dalam

bentuk verbal atau

disebut dengan bil

lisan dan komunikasi

dalam bentuk non

verbal yang disebut bil

haal. Perbedaaanya

terletak pada

intensitas komunikasi

yang dilakukan. Siswa

tunagrahita sedang

lebih banyak

menggunakan

komunikasi

interpersonal karena

kemampuan daya

pikirnya yang jauh

lebih lemah daripada

siswa tunagrahita

ringan.

Page 93: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

81

BAB VI

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

mengenai “Komunikasi Interpersonal Guru Agama dan

Siswa Tunagrahita dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-

Quran di SLB Negeri Slawi” ini, penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Komunikasi interpersonal antara guru dan siswa

tunagrahita ringan ( C ) dan (C1) tidak jauh berbeda. Pada

kedua subjek sama-sama menggunakan dua jenis

komunikasi, yakni komunikasi verbal, komunikasi non

verbal

2. Perbedaan komunikasi interpersonal antara siswa C dan

C1 terletak pada intensitas komunikasi yang terjadi di

lapangan. Komunikasi interpersonal guru agama dan

siswa C1 lebih banyak menggunakan komunikasi antar

pribadi daripada siswa tunagraita ringan ( C ).

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat

dikemukakan implikasi secara teoritis dan praktis, sebagai

berikut:

Page 94: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

82

1. Implikasi teoritis

Penulis membenarkan Komunikasi interpersonal

yang digunakan guru agama dan siswa tunagrahita ringan

dan sedang agar dapat mengetahui bagaimana komunikasi

interpersonal yang terjadi antara guru agama dengan siswa

tunagrahita ringan dan sedang, khususnya pada studi

pembelajaran baca tulis al-quran. Adapun hasil penelitian

dalam skripsi ini terdiri dari komunikasi interpersonal

yang terjadi antara guru dengan membandingkan dua

subjek penelitian, yaitu siswa tunagrahita ringan dan

sedang.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan

pustaka khususnya bagi penulis lain yang sedang meneliti

topik yang sama maupun pembaca yang tertarik dengan

topik ini. hasil penelitian ini juga dapat digunakan pihak

sekolah sebagai bahan evaluasi.

C. Saran

Setelah proses penelitian berlangsung dan mengkaji

hasil penelitian, penulis mengemukakan beberapa saran

yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal,

diantaranya :

Page 95: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

83

1. Guru lebih aktif dan kreatif dalam memberikan materi

khususnya dalam pembelajaran baca tulis al-quran

agar siswa dapat lebih antusias sehingga pesan

komunikasi yang disampaikan dapat secara efektif

diterima siswa.

2. Pihak lembaga maupun sekolah dapat lebih

memperhatikan kebutuhan siswa dan meningkatkan

fasilitas sekolah khususnya yang berkaitan dengan

fasilitas belajar mengajar agar proses prmbelajaran

dapat secara maksimal dilaksanakan.

Page 96: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

84

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Jati Rinakri. (2018). Pendidikan dan Bimbingan Anak

Berkebutuhan Khusus. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Aw, Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal.. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Berger, Artur Asa. . (2004). Tanda-tanda Dalam Kebudayaan

Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana

Djamarah, Bahri, Syaiful. (2004). Pola Komunikasi Orang

Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: PT. Reneka

Cipta

Effendy, Onong Uchjana. (1989). Kamus Komunikasi.

Jakarta: Mandar Maju.

Fajar, Mahraeni. (2009). Ilmu komunikasi: Teori dan Praktik.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak. Berita Negara Republik

Indonesia:Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak RI Nomor 10

tahun 2011 Tentang Kebijakan Penanganan Anak

Berkebutuhan Khusus

Page 97: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

M. Yusuf, Pawit. (2010). Komunikasi Instruksional Teori dan

Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

M.I.Kom., Dasrun Hidayat, S.Sos.. (2012). Komunikasi

Antarpribadi dan Medianya (Fakta Penelitian

Fenomenologi Orang Tua Karir dan Anak Remaja).

Yogyakarta: Graha Ilmu

M.Si., Drs. H. Ardial. (2014). Paradigma dan Model

Penelitian Komunikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Mudjiman, Haris. (2009). Belajar Mandiri. Surakarta:UNS

Press.

Mulyana, Deddy. . (2000). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.

Bandung: PT. Rosdakarya

Roudhonah. (2007). Ilmu Komunikasi. Cet. Ke-1. Jakarta:

Kerjasama Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan

Jakarta Pers

Ruslan, rosady. (2003). Metode Penelitian Public Relation

dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

S.E., Prof. Dr. Bandi Delphie, M.A., (2006). Pembelajaran

Anak Berkebutuhan Khusus:Dalam Setting Pendidikan

Inklusi. Bandung: PT.Refika Aditama.

Page 98: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

Sendjaja, Sasa Djuarsa. (1998) Pengantar Komunikasi.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Karya Ilmiah

Isnaini, Rahmi. “Komunikasi Instruksional Guru dan Murid

Autis di Sekolah Dasar Insania Jatiasih Bekasi”. KPI.

UIN Syarif Hidayatullah. 2008.

Sarah, Siti. “Komunikasi Interpersonal dalam Membina

Akhlak Siswa di Taman Pendidikan Al-Quran Unit

373 At-Tahiriyah II‟”. 2008.

Jurnal dan Website

Maghfira, Tasya Aulia, Adi Bayu Mahadian. (2018). Interaksi

Simbolik Pengajar dan Siswa di Komunitas Matahari

Kecil. Jurnal Komunikasi Global, Volume 7, Nomor 1.

SP., Nuryani, Purwanti Hadiswi, Kismiyati El Karimah.

(2016). Pola Komunikasi Guru pada Siswa Anak

Berkebutuhan Khusus di Sekolah Menengah Kejuruan

Inklusi. Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 4, No. 2

Zakiah , Kikii, Muthiah Umar. (2006). Komunikasi

instruksional dalam Proses Pembelajaran Mahasiswa.

Mediator Volume 7, No. 1.

Ariska, Lisa. (2018). Komunikasi instruksional Guru pada

Kelas Khusus di SMK Labor Binaan FKIP Universitas

Riau (Studi Pada Program Keahlian Teknik Komputer

dan Jaringan). JOM FISIP Volume 5, No. 1

Page 99: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

Widyo Nugroho, Modul Teori Komunikasi Verbal dan

Nonverbal, Modul Komunikasi Verbal Dan Non Verbal

(Unud.Ac.Id), (diakses pada 31 Januari 2021, pukul 21.20

WIB)

Bab 2.pdf (uinsby.ac.id). (Diakses pada 31 Januari 2021,

20.15 WIB)

Page 100: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

LAMPIRAN

Page 101: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

Lampiran 1

TRANSKRIP WAWANCARA

Pewawancara : Ismiyatun Mawaddah

Narasumber : Eri Mulyani, M.M.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah SLBN Slawi

Hari dan Tanggal : 3 November 2020

Tempat : SLBN Negeri Slawi

1. Tanya: Bagaimana menurut Ibu keadaan siswa tunagrahita

yang ada di SLB Negeri Slawi?

Jawab : Di SLBN Slawi dari jenjang SD sampai dengan

SMA ada jenis ketunaan/tunagrahita sedang dan

ringan (C/C1)

2. Tanya : Baca Tulis Al-Quran merupakan salah satu materi

pembelajaran Keagamaan yang diajarkan kepada siswa

tunagrahita. Menurut pandangan Ibu sebagai Kepala Sekolah,

apakah proses pembelajaran keagamaan khsusunya Baca

Tulis Al-Quran yang diberikan guru terhadap siswa di SBL

Negeri Slawis sudah cukup baik? Mohon Dijelaskan.

Jawab : Sudah cukup baik pada pembelajaran PAI akan tetapi

kurikulum yang kami pakai tidak sama dengan

kurikulum yang ada di sekolah umum, karna tingkat

Page 102: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

kemampuan siswa yang berbeda-beda maka kamu

sesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.

4. Tanya : Fasilitas, program atau kegiatan apa saj ayang sudah

sekolah sediakan untuk mendukung proses pembelajaran Baca

Tulis Al-Quran?

Jawab : Fasilitas : alat-alat peraga, kartu pembelajaran, e-

book, video pembelajaran, dll. Untuk program ada

Baca Tulis Al-Quran, Hadroh, hafalan kegiatan

surah-surah pendek dan doa sehari-hari

5. Tanya : Setiap sekolah pasti mempunyai rencana

pembelajaran yang digunakan guru sebagai pedoman

mengajar. apakah mungkin jika pada implementasinya guru

mengubah rencana belajar jika kondisi di lapangan yang

dirasa tidak sesua dengan rencaca pembelajaran yang sudah

sekolah berikan?

Jawab : Karena siswa-siswi kami adalah anak berkebutuhan

khusus maka untuk program pembelajaran siswa

kami sesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa-

siswa. Jadi tidak harus sesuai dengan silabus untuk

ketuntasan belajar siswa

6. Tanya : adakah rencana program dan/atau fasilitas yang akan

atau belum disediakan/terpenuhi guna mendukung proses

pembelajaran Baca Tulis Al-Quran?

Page 103: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

7. Jawab : Ada kendala kurangnya alat peraga yang kami

gunakan untuk pembelajaran Baca Tulis Aquran karena

jumlah siswa yang banyak.

8. Tanya : Apa harapan atau keinginan Ibu sebagai Kepala

Sekolah untuk siswa tungrahita dalam konteks pembelajaran

Baca Al-Quran?

Jawab : Harapan kami semoga dengan pembelajaran Baca

Tulis Al-Quran siswa siswi di SLBN Slawi bisa

mengenal, membaca dan memahami huruf-huruf

Al-Quran dan bisa menghafalkannya.

Pewawancara

Ismiyatun Mawaddah

Page 104: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

Lampiran II

TRANSKRIP WAWANCARA

Pewawancara : Ismiyatun Mawaddah

Narasumber : M. Ghufron, S.Pd.I

Jabatan : Guru Agama SLBN Slawi

Hari dan Tanggal : 28 September 2020

Tempat : SLBN Negeri Slawi

1. Tanya : Bapak sudah berapa lama mengajar pelajaran agama?

Jawab : Saya ngajar disni sudah 3 tahun. Mengajar SD, SMP

dan SMA.

2. Tanya : Kenapa tertarik mengajar di slb?

Jawab : Kalo tertarik, saya dulunya sebenernya belum

mampu. Saya masuk SLB sebetulnya karena merasa

kasian anak anaknya, semua anak kan harus belajar.

Kalo anak anak seperti SLB tidak diajari kan kasian.

Saya juga basic nya sebenarnya bukan di SLB

3. Tanya : Disini apakah ada belajar baca AL-Quran?

Jawab : Ada. Sesuai kurikulumnya ada. Jadi setiap itu kan

ada pembiasaan. Setiap hari bergantian, kelas sedang

dan sedang itu hari apa, kalo pembiasaanya untuk

juz ama itu setiap hari.

Page 105: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

4. Tanya : Pembelajarannya bagaimana, Pak?

Jawab : Kalo pembiasaan anak anak dikasih teks, terus nanti

anak anak ngikutin. Bahasannya klasikal. Kalo

klasikal kan bareng bareng. Kelas BTQ juga ada.

Awal kesini juga saya targetkan sebelum mulai

belajar kita pembiasaan lagi sebelum kelas dimulai.

5. Tanya : Faktor yang mendukung dalam belajar?

Jawab : Kalo anak anak slb pakainy gambar. Berarti kalao

membaca pakainya kaligrafi. Nanti ada gambar. Juz

ama anak anak bawa sendiri.

6. Tanya : Mengajar anak-anak berkebutuhan khusus pasti

punya kendala tersendiri. Kendalanya seperti apa, Pak?

Jawab : Kalo kendalanya kalo klasikal itu anak anak bisa, tpi

kalo sendiri sendiri susah. Ada yang bisa baca ada

yang engga.

7. Tanya : sebetulnya mereka mengerti atau tidak, Pak dengan

materi BTQ ini?

Jawab : Tau huruf nya. Tapi kalo digandengkan gabisa. Kalo

yang kelas tinggi.

9. Tanya : Kalau Metode yang dipakai apa?

Jawab : Pakainya ceramah. Kita kalau tanya jawab itu ada

sih, sebagian. Terus memberikan soal, tugas.

Page 106: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

Kebanyakan ceramah. Saya sampaikan ini cara

membaca Alhamdulillah mereka mengikuti.

10. Tanya : Apakah ada tugas yang diberikan? Jika ada, tugas

seperti apa?

Jawab :Biasanya menulis huruf, diurmah dikasih tugas

menulis surat al fatihah, menulis surat al ikhlas.

11. Tanya : Adakah standar atau target untuk siswa di SLB ini,

Pak?

Jawab : Sebetulnya kalo target itu gabisa. Yang penting jalan.

Tapi biasanya kalo kahir smesteran, ada ujian

praktek membaca surat pendek, .tapi paling hanya

berapa ayat.

12. Tanya : Untuk pembagian dalam satu kelas bagaimana, Pak?

Jawab: Paling banyak 15 anak. Disini standarnya sesuai

kemampuan. Ada yang kelas 1 gabung dengan kelas

3. Yang penting pelajarannya sama.

13. Tanya : Apa patokan bapak untuk tahu apakah siswa

mengerti atau tidak dalam menyerap pelajaran?

Jawab : Tau ngerti ya saat mereka semangat. Kalo klasikal

biasanya anak anak ngikutin, kalo tingkat slb

gurunya harus selalu aktif.

Page 107: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

14. Tanya : Bagaimana mengatasi siswa yang tidak mau belajar?

Jawab : Ngatasinnya individu, saya harus duduk di depannya,

yang lain dikasih tugas. Itu tunagrahita yang hampir

autis. Sering ada.

15. Tanya : Kegiatan apa yang mendukung pembelajaran Baca

Tulis Al-Quran ini?

Jawab : Pembiasaan, disini biasanya satu minggu itu kalo

saya waktunya ada itu ada hadrohan, sholawatan,

mereka juga bisa.

16. Tanya : Apa perbedaan antara siswa C dan C1?

Jawab : Kalo C1 kan kita biasanya memberikan tugas,seperti

mewarnai, kalo siswa C kan bisa menulis, mambaca.

C kan nilainya 40% pikirannya dari orang normal.

C1 materinya hanya mewarnai. Baca juga gamasuk.

Menulis saja susah, kalo C baru bisa. Mewarnainya

ya seperti mewarnai masjid, mushala, yang bau bau

islam. Beda banget. Seperti mewarnai orang sholat.

Itu kan termasuk praktik kandungan Al-Quran juga.

Kalo C1 huruf hijaiyyah tidak bisa, gatau. Biasanya

hanya mengikuti.

17. Tanya : Bagaimana cara bapak agar murid-murid mudah

diatur dan bisa mengikuti kelas dengan baik?

Page 108: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

Jawab : Ya saya tanya jawab, intinya kalo agama pakai

metode ceramah. Kalo ceramah kan biasanya anak

suka mendengar, soalnya kalo kita nulis anaknya

suka jelalatan.

Pewawancara

Ismiyatun Mawaddah

Page 109: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

Dokumentasi Pemberkasan

Page 110: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …
Page 111: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …

Dokumentasi aktivitas penelitian

Page 112: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …
Page 113: SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU AGAMA DAN …