Upload
dohanh
View
235
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI
SMA NEGERI 1 DEMAK DAN SMA NEGERI 3 DEMAK
DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh:
AFWAH
NIM: 073811026
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Afwah
NIM : 073811026
Jurusan/ Program Studi : Tadris Biologi
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 31 Mei 2012
Deklarator
Afwah
NIM. 073811026
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka(Kampus II) Ngaliyan Telp/Fax. (024) 7601295, 7615387 Semarang 50185
PENGESAHAN
Naskah Skripsi dengan:
Judul : Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan
SMA Negeri 3 Demak dalam Mendukung Pelaksanaan
Pembelajaran Biologi”. Skripsi, Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Nama : Afwah
NIM : 073811026
Jurusan : Tadris
Program Studi : Biologi
telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi.
Semarang, 20 Juni 2012
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
ListyonoM.Pd. LianahM.Pd.
NIP: 19691016 200801 1008 NIP:19590313 198103 2007
Penguji I, Penguji II,
Nur Khasanah S.Pd, M,Kes. YunitaRahmawati,M.A
NIP: 19751113 200501 2001 NIP:19780627 200501 2004
Pembimbing I, Pembimbing II,
Lianah, M.Pd, Abdul Wakhid, M.Ag.
NIP:195903131981032007 NIP:196911141994031003
iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 31 Mei 2012
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan
SMA Negeri 3 Demak dalam Mendukung Pelaksanaan
Pembelajaran Biologi”. Skripsi, Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Nama : Afwah
NIM : 073811026
Jurusan : Tadris
Program Studi : Biologi
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
v
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 31 Mei 2012
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan
SMA Negeri 3 Demak dalam Mendukung Pelaksanaan
Pembelajaran Biologi”. Skripsi, Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Nama : Afwah
NIM : 073811026
Jurusan : Tadris
Program Studi : Biologi
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing II,
vi
ABSTRAK
Judul : Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan
SMA Negeri 3 Demak dalam Mendukung Pelaksanaan
Pembelajaran Biologi”. Skripsi, Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Penulis : Afwah
NIM : 073811026
Hasil observasi yang dilakukan pada bulan Mei 2012 menunjukkan bahwa
laboratorium Biologi di SMA Negeri 1 Demak dan di SMA Negeri 3 Demak telah
memiliki sarana prasarana yang cukup memadai namun belum dilengkapi dengan
administrasi, pengelolaan, penyimpanan alat dan bahan praktikum, serta pengadaan
kegiatan laboratorium yang memadai.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui pengelolaan laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA
Negeri 3 Demak dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi, kendala apa
saja yang dihadapi pengelola laboratorium Biologi dalam mendukung pelaksanaan
pembelajaran Biologi serta upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala
pengelolaan laboratorium Biologi dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran
Biologi di SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak.Fokus penelitian ini
adalah tingkat standar pengelolaan laboratorium Biologi yang meliputi desain ruang
laboratorium, administrasi laboratorium, pengelolaan laboratorium serta
penyimpanan alat dan bahan laboratorium. Obyek penelitian ini adalah laboratorium
Biologi SMA Negeri `1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak. Data dianalisis secara
deskriptif dan deskriptif persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengelolaan laboratorium
Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak yang meliputi desain
ruang laboratorium, administrasi laboratorium, pengelolaan laboratorium serta
penyimpanan alat dan bahan laboratorium berturut-turut sebesar 94% dan 72%.
SMA Negeri 1 Demak memiliki pengelolaan laboratorium yang paling tinggi,
hal ini berpengaruh terhadap tingginya tingkat pengelolaan desain, administrasi, dan
penyimpanan alat dan bahan laboratorium, sedangkan SMA Negeri 3 Demak tidak
memiliki pengadministrasian yang baik, maka upaya yang dilakukan untuk
memperbaiki pengadministrasian di laboratorium Biologi, sebaiknya SMA Negeri 3
Demak menunjuk seorang guru yang ahli sebagai laboran.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah laboratorium Biologi SMA Negeri 1
Demak dan SMA Negeri 3 Demak telah baik dalam mendukung pelaksanaan
pembelajaran Biologi.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan
beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-
orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih
secara khusus penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Suja’I, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik
selama masa penelitian.
2. Lianah M.Pd selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan waktu,
bimbingan dan pengarahan dalam proses pembuatan skripsi ini.
3. Drs. H. Abdul Wahid. M,Ag, selaku pembimbing yang telah berkenan
memberikan waktu, bimbingan dan pengarahan dalam proses pembuatan skripsi
ini.
4. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moril
maupun materil kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi ini.
5. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan
layanan dan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Kepada semua, penulis mengucapkan terima kasih, turut serta doa semoga
budi baik semuanya diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan berlipat
ganda dari-Nya.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii
PENGESAHAN ................................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ................................................................ 3
C. Rumusan Masalah .................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ....................................................................... 5
B. Kerangka Teoritik ................................................................. 6
1. Pengertian dan Fungsi Laboratorium............................... 6
2. Pengelolaan Laboratorium
a.Desain Laboratorium .................................................... 8
b.Administrasi Laboratorium .......................................... 12
c.Pengelolaan Penyelenggaraan Laboratorium ............... 12
d.Penyimpanan Alat dan Bahan Praktikum .................... 14
3. Aktivitas Laboratorium
a. Keterampilan Keamanan dan Keselamatan Kerja
Laboratorium………………………………………. 16
Keterampilan Melaksanakan Manipulasi Laboratorium
(laboratory manipulative skills)………………….... 18
b. Keterampilan Proses Laboratorium (laboratory proses
skills ………………………………………….......... 19
ix
c. Keterampilan Berpikir (thinking skills)……………... 20
4. Kendala-kendala dalam Laboratorium Biologi…………... 21
5. Pembelajaran Biologi......................................................... 23
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian............................................... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 26
C. Sumber Penelitian ................................................................... 27
D. Fokus Penelitian. ..................................................................... 27
E. Sumber Data…. ........................................................................ 27
F. Teknik pengumpulan Data …. ................................................. 28
1.Observasi ............................................................................... 28
2. Kuesioner/angket …………………………………………… 29
3. Wawancara … ...................................................................... 29
4. Dokumentasi…… ................................................................ 29
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 30
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian. ................................................................ 33
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 33
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 57
B. Saran ......................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh simbol-simbol untuk bahan-bahan kimia
Tabel 3.1 Kriteria deskriptif persentase tingkat penilaian pengelolaan laboratorium
Biologi
Tabel 4.1 Tingkat pengelolaan laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak
berdasarkan hasil angket guru dan hasil observasi laboratorium Biologi
Tabel 4.2 Tingkat pengelolaan laboratorium Biologi SMA Negeri 3 Demak
berdasarkan hasil angket guru dan hasil observasi laboratorium Biologi
Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil observasi laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak
dan SMA Negeri 3 Demak
Tabel 4.4 Tingkat pengelolaan desain laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak
dan SMA Negeri 3 Demak berdasarkan angket guru dan hasil observasi
Tabel 4.5 Tingkat pengelolaan administrasi laboratorium Biologi SMA Negeri 1
Demak dan SMA Negeri 3 Demak berdasarkan angket guru dan hasil
observasi
Tabel 4.6 Tingkat pengelolaan penyelenggaraan laboratorium Biologi SMA Negeri
1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak berdasarkan angket guru dan hasil
observasi
Tabel 4.7 Tingkat pengelolaan penyimpanan alat dan bahan laboratorium Biologi
SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak berdasarkan angket
guru dan hasil observasi
Tabel 4.8 Hasil wawancara terhadap guru Biologi SMA Negeri 1 dan SMA Negeri
3 Demak
Tabel 4.9 Rekapitulasi hasil angket guru Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA
Negeri 3 Demak
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum yang saat ini diberlakukan semaksimal mungkin
mengakomodasi segala bentuk perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), sehingga siswa dituntut untuk memiliki keterampilan dan
kemampuan yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan iptek. Kondisi
pembelajaran yang tertinggal merupakan suatu kemunduran dunia pendidikan
dalam melahirkan peserta didik yang cerdas dan berkecakapan guna menjawab
tuntutan kurikulum.
Biologi merupakan salah satu ilmu yang memiliki arti penting bagi
pendidikan di sekolah. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya penguasaan tentang kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.1 Oleh karena itu pembelajaran
Biologi harus ditekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar siswa mampu menjelajahi alam sekitar secara alamiah.
Mempelajari Biologi menjadi kurang optimal apabila tidak ditunjang dengan
pengalaman nyata kepada siswa, salah satunya dengan praktikum.
Laboratorium dalam pendidikan IPA adalah bagian integral dari suatu
belajar mengajar atau suatu tempat dimana guru dan siswa melakukan percobaan
dan penelitian secara nyata.2 Kabupaten Demak memiliki 11 sekolah menengah
atas (SMA) negeri dan 22 SMA swasta. Berdasarkan hasil observasi awal yang
dilakukan pada bulan juni 2011, laboratorium SMA di Kabupaten Demak telah
memiliki sarana prasarana yang cukup memadai, namun belum diimbangi dengan
administrasi, pengelolaan, penyimpanan alat dan bahan laboratorium, dan
1SigitSaptono. Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Semarang; Universitas Negeri
Semarang (UNNES), 2003), hlm. 2.
2Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Badung: Jurusan Pendidikan Biologi
FMIPA UPI, 2003), hlm. 160.
2
pengadaan kegiatan laboratorium yang memadai. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 24 tanggal 28 Juni tahun 2007 mengatur standar sarana prasarana
sekolah khususnya laboratorium. Standar laboratorium IPA menurut peraturan
tersebut meliputi desain ruang laboratorium, administrasi laboratorium,
pengelolaan penyelenggaraan laboratorium, dan penyimpanan alat dan bahan
laboratorium.Selanjutnya kegiatan laboratorium memberikan keterampilan
keamanan dan keselamatan (safety skills) keterampilan melaksanakan manipulasi
laboratorium (laboratory manipulative skills) keterampilan proses (laboratory
process skills), dan keterampilan berpikir (thinking skills).3
Laboratorium IPA dalam hal ini dapat mendudukkan cara mempelajari
IPA sebagaimana seharusnya. Ini berarti bahwa laboratorium IPA dituntut untuk
menyediakan peralatan yang dapat digunakan untuk memperoleh gejala benda
maupun gejala peristiwa, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Kegiatan pembelajaran dan laboratorium melatih keterampilan berpikir ilmiah dan
mengikutsertakan mental siswa sehingga siswa tidak sekedar menerima ilmu saja.
Laboratorium akan berfungsi sesuai dengan maksud pengadaannya jika
laboratorium di kelola dengan baik. sebaliknya, pengadaan laboratorium beserta
isinya hanyalah suatu pemborosan jika tidak dikelola dengan baik. Kegiatan
laboratorium mempunyai peranan yang sangat besar bagi keberhasilan proses
belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sebab ketiga ranah yang diukur
dalam proses pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotorik) sekaligus dapat
dicapai melalui kegiatan praktikum. Berbagai teori dan produk baru hasil
perkembangan iptek menjadi lebih mudah ditransfer kepada siswa melalui
kegiatan praktikum. Setiap sekolah membutuhkan laboratorium untuk
mengimbangi perkembangan iptek.
3Rumbinah, “Standardisasi dan Pengelolaan Laboratorium IPA”, http:// snapdrive.net.
diakses pada 19-07-2011.
3
Berdasarkan uraian tersebut, untuk memperoleh gambaran tentang
laboratorium Biologi di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Demak, maka akan
dilakukan penelitian dengan judul ”PENGELOLAAN LABORATORIUM
BIOLOGI SMA NEGERI 1 DEMAK DAN SMA NEGERI 3 DEMAK DALAM
MENDUKUNG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI”.
B. Pembatasan Masalah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang penelitian ini, peneliti
memandang perlu adanya pembatasan masalah. Untuk itu, perlu dijelaskan
beberapa istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, yaitu :
1. Pengelolaan Laboratorium Biologi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai
suatu kondisi yang mendeskripsikan pengelolaan laboratorium dan pengelolaan
aktivitas laboratorium (praktikum) Biologi dalam mendukung pelaksanaan
pembelajaran Biologi.
2. Subyek dalam penelitian ini adalah Laboratorium Biologi SMA Negeri 1
Demak dan SMA Negeri 3 Demak.
3. Pembelajaran Biologi dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah
pembelajaran di mana siswa mencari pengetahuan melalui berbuat dan
mengalami sendiri untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar, salah satunya melalui praktikum.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengelolaan laboratorium Biologi dalam mendukung pelaksanaan
pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Demak dan di SMA Negeri 3 Demak?
2. Apa kendala yang dihadapi pengelola laboratorium Biologi dalam
mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Demak
dan di SMA Negeri 3 Demak?
4
3. Apa upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala pengelolaan laboratorium
Biologi dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi di SMA Negeri
1 Demak dan di SMA Negeri 3 Demak?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan masalah diatas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengelolaan laboratorium Biologi dalam mendukung
pelaksanaan pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Demak dan di SMA
Negeri 3 Demak.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi pengelola laboratorium Biologi
dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1
Demak dan di SMA Negeri 3 Demak.
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala
pengelolaan laboratorium Biologi dalam mendukung pelaksanaan
pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Demak dan di SMA Negeri 3 Demak.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut.
1. Bagi guru, memotivasi guru agar lebih memperhatikan perannya sebagai
pengelola laboratorium di sekolah.
2. Bagi sekolah, memberikan gambaran tentang laboratorium yang dimilikinya
sehingga membantu sekolah dalam pengadaan perbaikan dan pengelolaan
laboratorium di waktu yang akan datang.
3. Kepala sekolah, digunakan sebagai masukan agar lebih memperhatikan
sarana dan prasarana atau fasilitas pendidikan yang mendukung kegiatan
belajar mengajar seperti laboratorium Biologi dalam mendukung pelaksanaan
pembelajaran Biologi.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi
keilmuan dalam penelitian ini, seberapa jauh dan seberapa banyak orang lain yang
telah melakukan penelitian dengan topik sama dengan penelitian ini. Sejauh ini,
peneliti telah melakukan kajian terhadap hasil penelitian yang mempunyai kajian
sama dengan penelitian ini. yaitu:
1. Skripsi dari Rina Widi Astuti jurusan pendidikan Biologi FMIPA Universitas
Negeri Semarang yang berjudul “Kesiapan Laboratorium Biologi SMA
Negeri di Kabupaten Blora Dalam Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran
Biologi”. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium biologi SMA Negeri di
Kabupaten Blora. Populasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri di
Kabupaten Blora. Sampel penelitian adalah SMA Negeri 1 Blora, SMA Negeri
2 Blora dan SMA Negeri 1 Tunjungan. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa laboratorium biologi SMA Negeri 1 Blora, SMA Negeri 2
Blora dan SMA Negeri 1 Tunjungan di Kabupaten Blora telah siap dalam
mendukung pelaksanaan pembelajaran biologi, yang sesuai dengan
standardisasi laboratorium IPA dengan persentase 79% dan kegiatan di
laboratorium dengan persentase 78%. Peneliti menyarankan laboratorium
biologi dan penyusunan petunjuk praktikum biologi SMA Negeri di Kabupaten
Blora lebih ditingkatkan sesuai dengan Standardisasi Laboratorium IPA agar
pembelajaran biologi terutama praktikum dapat berjalan dengan lancar dan
efektif.1
2. Skripsi dari Dewi Indrayani jurusan pendidikan Biologi FMIPA Universitas
Negeri Semarang yang berjudul “Profil Laboratorium Biologi SMA Negeri
Se-Kabupaten Blora Dalam Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran Biologi”.
Hasil observasi yang dilakukan pada bulan januari 2010 menunjukkan bahwa
1RinaWidi Astuti,” Kesiapan Laboratorium Biologi SMA Negeri di Kabupaten Blora dalam
Mendukung Pembelajaran Biologi”, Skripsi (Semarang: FMIPA UNNES, 2010), hlm v
6
laboratorium Biologi SMA di Kabupaten Blora telah memiliki sarana prasarana
cukup memadai, namun belum dilengkapi dengan administrasi, pengelolaan,
penyimpanan alat dan bahan praktikum, serta pengadaan kegiatan laboratorium
yang memadai. Kesimpulan dari penelitian ini adalah laboratorium Biologi
SMA se-Kabupaten Blora telah siap dalam mendukung pelaksanaan
pembelajaran Biologi. Berdasarkan hasil penelitian disarankan sebaiknya guru
Biologi menyusun petunjuk praktikum agar empat keterampilan laboratorium
yang meliputi safety. laboratory manipulative skills, laboratory process skills,
dan thinking skills dapat dikuasai siswa.2
Dari Kedua skripsi di atas memiliki persamaan dengan skripsi
“Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3
Demak dalam Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran Biologi”, yaitu meneliti
tentang Laboratorium Biologi di SMA. Pada skripsi “Pengelolaan Laboratorium
Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak dalam Mendukung
Pelaksanaan Pembelajaran Biologi” lebih mengutamakan untuk meneliti
bagaimana standar pengelolaan Laboratorium Biologi berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2007.
B. Kerangka Teoritik
1. Pengertian dan Fungsi Laboratorium
Secara etimologi kata ”laboratorium” berasal dari kata latin yang berarti
”tempat bekerja” dan dalam perkembangannya kata ”laboratorium”
mempertahankan arti aslinya yaitu ”tempat bekerja”, akan tetapi khusus untuk
keperluan penelitian ilmiah. Ketika IPA/sains merasa perlu mengadakan ruang-
ruang siswa melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan saing. Sains
merupakan suatu ilmu empiris, yaitu ilmu yang didasari atas pengamatan dan
eksperimentasi merupakan bagian dari pendidikan sains. Laboratorium yang
2Dewi Indrayani, “profil laboratorium biologi SMA se-Kabupaten Blora dalam mendukung
Pelaksanaan pembelajaran Biologi”, Skripsi(Semarang: FMIPA UNNES,2010),hlm iv
7
digunakan untuk kegiatan ini disebut sebagai laboratorium sains sekolah (school
science laboratory).3
Laboratorium diartikan sebagai tempat yang dapat berbentuk ruangan
terbuka, ruang tertutup, kebun sekolah, rumah kaca atau lingkungan lain untuk
melakukan percobaan atau penelitian.4 Ruang atau kamar yang dimaksud adalah
gedung yang dibatasi dinding, atap, atau alam terbuka. Pengertian laboratorium
yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada laboratorium yang berupa ruang
tertutup. Laboratorium merupakan suatu wadah atau tempat untuk melakukan
eksperimen-eksperimen sebagai pembuktian kebenaran teori-teori yang diberikan
dalam kelas, merangsang percobaan tertentu secara terpimpin, atau menemukan
sendiri sekaligus meningkatkan daya nalar siswa.5
Adapun fungsi dari ruangan laboratorium IPA/sains antara lain sebagai
berikut.
a. Tempat pembelajaran IPA/sains dan memberikan keterampilan-keterampilan.
Dalam pembelajaran IPA terdapat keseimbangan antara produk
(konsep/pengetahuan) dan kemampuan yang berkembang selama proses belajar
melalui keterampilan proses. Beberapa keterampilan proses yang dapat
diperoleh peserta didik dalam kegiatan laboratorium antara lain mengamati dan
menafsirkan, memprediksi, menggunakan peralatan dan mengukur,
mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merencanakan
penyelidikan/percobaan, menginterpretasikan, dan berkomunikasi.6
b. Tempat dihasilkannya teman-teman baru, baik teori-teori maupun benda-
benda/ alat-alat/teknologi baru dan keterampilan-keterampilan.
3Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung: Pudak
Scientific, 2006), hlm.2
4Koesmadji, W., dkk., Teknik Laboratorium, (Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi
FMIPA UPI, 2004), hlm.40
5M. Lubis., Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,
1993),hlm 27
6Sigit Saptono . Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Semarang; Universitas Negeri
Semarang (UNNES), 2003), hlm. 33
8
c. Tempat display atau pameran.7
d. Tempat mempraktikkan dan membuktikan benar/tidaknya (verifikasi) faktor-
faktor gejala-gejala tertentu.
e. Tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran Biologi secara praktek yang
memerlukan peralatan khusus.8
Laboratorium sangat penting bagi pembelajaran IPA di sekolah karena
banyak materi IPA khususnya Biologi yang harus dilakukan dengan kegiatan
praktikum. Kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dari
kegiatan belajar mengajar Biologi.
Laboratorium merupakan tempat, gedung, ruang dengan segala macam
peralatan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah, selain itu laboratorium
merupakan sarana media dimana dilakukan kegiatan belajar mengajar Biologi
terutama praktikum.
2. Pengelolaan Laboratorium Biologi
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 mengatur
standar sarana prasarana sekolah khususnya laboratorium. Adapun standar
laboratorium Biologi yang ditetapkan meliputi: desain ruang laboratorium,
administrasi laboratorium, pengelolaan laboratorium, dan penyimpanan alat serta
bahan praktikum Biologi.9
a. Desain ruang laboratorium
Ketentuan ruang laboratorium Biologi menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 yaitu rasio minimum ruang
laboratorium Biologi 2,4m2/ peserta didik, untuk rombongan belajar kurang
dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2
termasuk luas ruang
7Koesmadji, W., dkk., Teknik Laboratorium, hlm.43
8http://nasuprawoto.files.wordpress.com/2010/10/permen_24_2007.pdf. diakses tgl 17-01-10
9Rumbinah, “Standardisasi dan Pengelolaan Laboratorium IPA”, http:// snapdrive.net.
diakses pada 19-07-2011.
9
penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium
Biologi 5 m2.10
Luas ruangan laboratorium harus sesuai dengan jumlah siswa dalam
satu kelas. Ruang praktek memiliki ruang panjang 11 m dan lebar 9 m,
sedangkan tinggi plavon 3 m. Rasio ruang gerak minimum siswa dalam ruang
laboratorium biologi 2,4 m2/peserta didik, sehingga diperkirakan ruang praktek
memiliki luas 124 m2, termasuk ruangan persiapan dan gudang penyimpanan.
Luas ini didasarkan atas perhitungan bahwa laboratorium tersebut dipakai oleh
40 siswa.11
Kedua dinding melebar merupakan dinding penuh, pada dinding
tersebut digantungi papan tulis atau rak simpan. Papan tulis digantung pada
dinding yang berdekatan dengan ruang persiapan, sedangkan kedua dinding
disamping yang memanjang digunakan untuk penerangan dan ventilasi pada
salah satu dinding tersebut dapat dipasang rak penyimpanan.12
Setiap
laboratorium perlu memiliki 6 ruang, 1 ruang laboratorium siswa dan 5 ruang
penunjang.13
Jenis-jenis ruang yang dimaksud adalah ruang laboratorium siswa
yaitu ruang tempat siswa melakukan kegiatan, ruang kerja dan persiapan guru,
ruang penyimpanan alat dan bahan (mungkin 2 ruang), ruang perpustakaan dan
komputer, ruang teknisi laboratorium, dan ruang tempat barang-barang pribadi
siswa.
Contoh tata letak laboratorium Biologi yang baik beserta ukurannya
dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.
10
http://nasuprawoto.files.wordpress.com/2010/10/permen_24_2007.pdf. diakses tgl 17-01-10
11Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Badung: Jurusan Pendidikan Biologi
FMIPA UPI, 2003), hlm. 164.
12 M. Lubis, Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA. hlm. 36.
13Nyoman Kartiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. hlm. 11.
10
Gambar 2.1 Tata letak ruang laboratorium berikut meja samping, meja demonstrasi, meja dan
kursi praktikum, panggung, papan tulis, bak cuci dan terminal listrik.14
Jika keadaan tidak mengijinkan sekolah membangun jenis-jenis ruang
yang tersebut diatas, guru dapat memutuskan sendiri ruang-ruang yang disebut
diatas dengan mempertimbangkan dana yang tersedia, lokasi lahan, lahan, dan
lain-lain. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip operasional KTSP yang mengacu
pada karakteristik satuan pendidikan. Selanjutnya sebagai tempat
melaksanakan pendidikan ilmu pengetahuan alam, laboratorium memerlukan
beberapa fasilitas, antara lain sebagai berikut.
1) Fasilitas umum
Fasilitas umum merupakan fasilitas yang digunakan oleh semua
pemakai laboratorium. Contohnya, penerangan, ventilasi, air, bak cuci,
aliran listrik, gas dan lain-lain.
2) Fasilitas khusus
Fasilitas khusus berupa peralatan meubelair dan meubelair.
Contohnya: papan tulis, meja siswa/guru, kursi, lemari alat dan bahan,
perlengkapan P3K, lemari asam, pemadam kebakaran, dan lain-lain.15
Pembangunan sebuah laboratorium membutuhkan perencanaan dan
pertimbangan yang matang terutama dalam kesesuaian tata letaknya
14
Koesmadji, W., dkk., Teknik Laboratorium, hlm.43
15Koesmadji, W., dkk., Teknik Laboratorium. hlm. 44.
11
terhadap ruangan lain. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menempatkan laboratorium sekolah antara lain.
a) Letak relatif terhadap ruang yang lain
Menurut Kertiasa, idealnya semua laboratorium berada di tengah
ruang-ruang kelas yang lain dan merupakan satu blok bangunan.
Pengaturan seperti ini menjadikan waktu untuk berpindah dari ruang
kelas menuju laboratorium menjadi lebih singkat, namun hal ini
beresiko cukup tinggi dalam membahayakan bangunan lain disekitar
laboratorium jika terjadi kecelakaan seperti kebakaran, ledakan, dan
lain-lain.16
Oleh sebab itu, sebaiknya laboratorium mempunyai jarak
cukup jauh terhadap sumber air dan bangunan lain. Untuk memberikan
ventilasi dan penerangan alami yang optimum, maka jarak antar
bangunan minimal sama dengan tinggi bangunan terdekat, kira-kira 3
meter.17
Letak laboratorium sebaiknya juga berdekatan dengan
laboratorium lain, sehingga memungkinkan untuk memudahkan
penggunaan fasilitas-fasilitas yang saling menunjang. Pengaturan seperti
ini membuat waktu yang diperlukan untuk bergerak dari satu
laboratorium ke laboratorium lain menjadi lebih singkat. Tata ruang
sebaiknya dibuat semenarik mungkin dengan tetap mempertimbangkan
penataan pada fungsi, daya, tepat, dan hasil guna sehingga siswa dapat
bekerja maksimal dan tidak merasa bosan.
b) Letak berkaitan dengan arah datangnya angin dan cahaya matahari
Semua laboratorium sebaiknya berada ditempat yang mendapat
cahaya matahari yang mencukupi, tidak ditempat yang teduh. Cahaya
matahari diperlukan untuk terangnya ruang, lebih terang dari ruang kelas
biasa. Laboratorium Biologi sangat membutuhkan cahaya matahari
untuk penerangan mikroskop yang ada dan tidak dilengkapi dengan
16
Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. hlm. 23.
17M. Lubis., Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA. hlm. 29 – 30.
12
lampu penerangan.18
Laboratorium sebaiknya juga tidak terletak di arah
angin untuk menghindarkan pencemaran udara.19
Gas-gas sisa reaksi
kimia yang kurang sedap menjadi tidak terbawa angin ke ruangan-
ruangan lain.
Dengan demikian pemakai laboratorium hendaknya memahami
tata letak atau bangunan laboratorium. Banyak faktor yang harus
dipertimbangkan dalam sebelum membangun laboratorium yaitu
bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
b. Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium diartikan sebagai suatu pencatatan atau
inventarisasi fasilitas laboratorium dengan demikian dapat diketahui jenis dan
jumlah dari tiap jenisnya dengan tepat. Aspek-aspek yang perlu
diadministrasikan meliputi ruang laboratorium, fasilitas laboratorium, alat dan
bahan praktikum serta kegiatan laboratorium. Pengadministrasian
laboratorium yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu proses
pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktifitas laboratorium. Administrasi
dilakukan agar semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat tertata dengan
sistematis.
Menurut Rumbinah, pengadministrasian yang benar akan sangat
membantu dalam perencanaan pengadaan alat atau bahan, mengendalikan
efisiensi penggunaan budget, memperlancar pelaksanaan kegiatan praktikum,
menyajikan laporan secara objektif, mempermudah pengawasan dan
perlindungan terhadap kekayaan laboratorium mengingat kekayaan
laboratorium merupakan investasi pemerintah pada bidang pendidikan.20
c. Pengelolaan Penyelenggaraan Laboratorium
Pengelolaan merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola
maupun pengguna. Berikut ini adalah struktur organisasi pihak-pihak yang
18
Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. hlm. 24.
19M. Lubis, Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA,hlm. 29.
20Rumbinah, “Standarisasi dan Pengelolaan Laboratorium IPA”, http:// snapdrive.net.
diakses pada 19-07-2011.
13
terlibat dalam pengelolaan laboratorium dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai
berikut:
Gambar 2.2: Bagan Struktur Organisasi Pengelola Laboratorium21
Pengelolaan laboratorium secara garis besar dibedakan sebagai
berikut:
1) Memelihara kelancaran penggunaan laboratorium
Selain diadakan penjadwalan dalam penggunaan laboratorium,
diperlukan adanya tata tertib untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Perlengkapan P3K dan pemadam kebakaran harus senantiasa ada dalam
laboratorium dan setiap pemakai harus mengetahui cara penggunaannya.
2) Menyediakan alat-alat dan zat-zat yang diperlukan dalam laboratorium
Penyediaan zat untuk siswa terdiri dari dua macam yaitu zat yang
dapat diambil langsung dan zat yang harus diminta kepada petugas
laboratorium.
3) Peningkatan daya guna laboratorium
Setiap akhir tahun ajaran seluruh pengelola laboratorium
hendaknya melakukan perencanaan kegiatan laboratorium untuk tahun
21
Koesmadji, W., dkk., Teknik Laboratorium, hlm.47
Kepala Sekolah
Penanggung Jawab
Laboratorium
Bagian Kurikulum
Teknisi Laboratorium
Koordinator Lab.
Kimia
Koordinator Lab.
Biologi
Koordinator Lab.
Fisika
Guru Biologi Guru Kimia Guru Fisika
14
ajaran berikutnya, sehingga kualitas kegiatan meningkat sesuai dengan
bahan dan peralatan yang direncanakan dan disediakan.22
Peran laboran Laboratorium IPA adalah membantu Kepala Sekolah
dan Penanggung jawab/Guru Pengelola Laboratorium Fisika, Biologi dan
Kimia dalam kegiatan sebagai berikut :
a. Merencanakan keadaan alat-alat/bahan kimia laboratorium IPA(Fisika,
Biologi, dan Kimia)
b. Membantu dan menyusun jadwal tata tertib pendayagunaan
laboratorium IPA (Fisika, Biologi, dan Kimia);
c. Menyusun program kegiatan Laboran;
d. Mengatur Pembersihan, Pemeliharaan, perbaikan, dan menyimpan
alat-alat/bahan-bahan Kimia Laporan IPA;
e. Menginventarisasi dan mengadministrasikan alat-alat/bahan Kimia
laboran IPA;
f. Menyusun laporan pendayagunaan/pemanfaatan laboratorium IPA.23
Tugas penanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir
berbagai aspek lain juga mengatur penjadwalan penggunaan laboratorium,
penjadwalan ini dikoordinasi dengan bagian kurikulum dan
mempertimbangkan usulan-usulan guru agar proses penggunaan
laboratorium berjalan secara optimal.
d. Penyimpanan Alat dan Bahan Laboratorium Biologi
Berbagai macam peralatan terdapat di dalam laboratorium. Alat yang
sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh peserta didik dan alat-
alat yang mahal harganya atau alat yang langka sebaiknya disimpan secara
terpisah. Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan sebaiknya
disimpan di tempat penyimpanan khusus. Misalnya mikroskop, agar kualitas
fungsi lensanya terjaga biasanya disimpan di tempat yang terang dan tidak
22
Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi,hlm. 166,167.
23 http://guru-ipa-pati.blogspot.com/2009/08/tugas-guru-dan-wali-kelas-dan-laboran.html
akses tgl 13 juni 2012
15
lembab. Alat percobaan Biologi umumnya disimpan menurut judul percobaan
atau dapat berdasarkan bahan dasar alat.24
Penyimpanan alat berbahan dasar plastik, kaca logam dan karet seperti
gelas ukur, tabung reaksi dan sebagainya masing-masing dikelompokkan
menjadi satu dan disimpan menurut kelompoknya masing-masing.25
akan
lebih baik jika disimpan terpisah berdasarkan jenisnya sehingga peserta didik
lebih mudah menemukan. Alat-alat berbahan dasar kaca sebaiknya juga
terpisah dengan alat-alat listrik maupun alat-alat plastik. Alat yang berat
diletakkan di tempat yang mudah dijangkau, alat yang mahal atau yang
berbahaya disimpan di tempat yang terkunci. Pada dasarnya penyimpanan alat
tidak boleh ditempatkan di tempat yang dapat menyebabkan alat itu rusak atau
di tempat yang pada proses pengambilan/pengembaliannya dapat
membahayakan pemakainya.26
Demikian halnya alat-alat laboratorium, bahan kimia yang ada di
laboratorium jumlahnya relatif banyak. Bahan Kimia dapat menimbulkan
resiko bahaya yang cukup tinggi, oleh karena itu dalam pengelolaan
laboratorium aspek penyimpanan, penataan dan pemeliharaan bahan Kimia
merupakan bagian penting yang harus diperhatikan.
Peralatan yang akan digunakan juga harus diperhatikan, karena potensi
bahaya juga dapat datang dari peralatan yang dipergunakan.27
Bahaya yang
dimaksud adalah terjadinya kebakaran, keracunan, mengganggu kesehatan,
merusak, menyebabkan luka, menyebabkan korosi dan sebagainya. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.
1) Penyimpanan bahan kimia dipisahkan antara senyawa organik dan
senyawa anorganik, senyawa anorganik disusun berurutan menurut abjad
nama radikal logamnya.28
Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat
24
Rumbinah, “Standarisasi dan Pengelolaan Laboratorium IPA”, diakses pada 19-07-2011.
25M.Lubis, Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA,hlm.194.
26Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, hlm. 36,37.
27Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.5.
28M. Lubis, Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA. hlm.202.
16
apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis dan sifat
kimianya terutama tingkat kebahayaannya. Penyimpanan bahan kimia
tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahaya yang paling tinggi.
2) Zat atau bahan kimia disimpan jauh dari sumber panas dan tidak terkena
sinar matahari langsung.
3) Pada label botol diberi catatan tentang tanggal zat dalam botol sehingga
dapat diketahui tanggal bahan kimia tersebut kadaluwarsa.
4) Setiap bahan kimia harus diberi label yang jelas. Gunakan MSDS (Mastery
Safety Data Sheet/ lembar data keamanan bahan) untuk informasi lebih
jelas mengenai bahan kimia tersebut.29
5) Tidak menyimpan botol bahan kimia di tempat yang lebih tinggi letaknya
daripada mata.
6) Penyimpanan dapat dilakukan dengan mengelompokkan berdasarkan atas
bahan pembuat alat dan berdasarkan atas kelompok pokok bahasan.30
Penyimpanan merupakan bagian dari pemeliharaan, alat disimpan
agar alat itu aman, artinya alat itu tidak boleh hilang atau rusak, disamping
agar ruang tempat penyimpanan alat itu terletak kelihatan rapi tergantung
pada fasilitas yang ada di laboratorium.
3. Aktivitas Laboratorium (Praktikum)
Aktivitas laboratorium memberikan empat keterampilan yaitu:
keterampilan keamanan dan keselamatan kerja (safety skills), keterampilan
melaksanakan manipulasi laboratorium (Laboratory manipulative skills),
keterampilan proses laboratorium (laboratory process skills), dan keterampilan
berpikir (thinking skills).
a. Keterampilan Keamanan dan Keselamatan Kerja Laboratorium
Faktor keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium benar-benar
harus diperhatikan agar tidak terjadi bahaya dan kecelakaan kerja yang tidak
diinginkan. Baik buruknya pengelolaan dan pemakaian laboratorium dapat
29
Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. hlm.39
30M.Lubis, Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA.hlm.202.
17
menentukan keamanan dan keselamatan kerja. Dibutuhkan kedisiplinan
terhadap tata tertib yang berlaku untuk menjamin keamanan dan keselamatan
kerja di laboratorium.31
Tata tertib diperlakukan untuk mencegah terjadinya
berbagai kecelakaan dan menjaga keselamatan pemakai, alat-alat, fasilitas,
serta gedung laboratorium itu sendiri. Jenis-jenis kecelakaan yang dapat
terjadi di laboratorium antara lain:
1) Terluka, disebabkan terkena pecahan kaca atau tusukan oleh benda- benda
tajam.
2) Terbakar, dapat terjadi karena panas dan zat kimia.32
3) Keracunan, dapat terjadi karena menggunakan zat beracun yang secara
sengaja/ tidak sengaja dan/ atau kecerobohan masuk kedalam tubuh.
4) Iritasi, disebabkan terkena zat korosif seperti berbagai jenis asam (jika di
sekolah tersedia zat seperti itu), terkena radiasi sinar dari zat radioaktif,
sinar X, dan sinar ultraviolet.
5) Terkena Kejutan Listrik.
6) Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan- bahan reaktif seperti
oksidator.33
Berikut ini adalah simbol-simbol untuk bahan-bahan kimia berbahaya
dapat di lihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.34
Tabel 1 Contoh Simbol- Simbol Bahan Kimia Berbahaya.
Gambar Keterangan
Bahan mudah meledak (explosive)
Huruf kode: E
Bahan sangat mudah terbakar (extremely flammable)
Huruf kode: F
31
Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia. hlm. 2.
32Koesmadji, W., dkk., Teknik Laboratorium. hlm. 64.
33Nyoman Kartiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. hlm. 55.
34Koesmadji, W., dkk., Teknik Laboratorium, hlm. 31.
18
Berbahaya (harmful)
Huruf kode: Xn
Bahan Korosif (corrosive)
Huruf Kode: C
Bahan Pengoksidasi (oxidizing)
Huruf kode: O
Beracun Bahan Beracun (toxic)
Huruf kode: T
Bahan Berbahaya bagi Lingkungan
Huruf kode: N
b. Keterampilan Melaksanakan Manipulasi Laboratorium (laboratory
manipulative skills)
Kegiatan di laboratorium memiliki tujuan salah satunya mendukung
upaya untuk mengembangkan keterampilan manipulasi dan pemecahan
masalah. Kegiatan laboratorium memiliki beberapa keterampilan dasar salah
satunya adalah keterampilan melakukan manipulasi peralatan biologi, baik
guru atau siswa dituntut untuk mempunyai keterampilan untuk menggunakan
alat-alat yang ada di laboratorium agar dalam mengoperasikan alat-alat yang
diperlukan pada waktu melakukan praktikum tidak bingung. Misalnya
keterampilan dalam menggunakan mikroskop, termometer, indikator pH,
respirometer dan sebagainya. Seorang guru harus mempunyai kemampuan dan
keterampilan yang lebih dalam menggunakan alat dan bahan laboratorium
sehingga pemanfaatan laboratorium dapat maksimal.
Keterampilan menggunakan alat diperlukan agar siswa dapat
menangani alat secara aman. Lebih lanjut tehnik yang diperlukan untuk
merancang, menginterpretasikan eksperimen perlu pula dikembangkan melalui
kegiatan praktikum.35
35
Nuryani Rustaman.,”Peranan Praktikum Dalam Pembelajaran Biologi”,
http//file.upi.edu/prodi pendidikan IPA.com. Diakses 12-03-2012
19
Kegiatan belajar melalui praktikum di laboratorium dikatakan
bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi peralatan dan
bahan dalam rangka untuk membangun pengetahuan siswa tentang fenomena
dan konsep-konsep ilmiah yang berkaitan dengan apa yang dipelajari
c. Keterampilan Proses Laboratorium (laboratory proses skills)
Keterampilan proses adalah keterampilan untuk mengelola apa yang
didapat atau kemampuan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan
mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-
kemampuan yang lebih tinggi.36
Biologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan
Alam merupakan ilmu yang lahir dan berkembang berdasarkan observasi dan
eksperimen. Melalui proses inilah dapat dikembangkan keterampilan proses
sains (keterampilan proses ilmiah), sehingga pengalaman yang benar tentang
sains dapat diperoleh.
Dalam pembelajaran IPA, keterampilan proses sains adalah
keterampilan- keterampilan yang dipelajari siswa saat mereka melakukan
inquiry ilmiah. Di bawah ini dijelaskan keterampilan proses sains yang harus
dikuasai siswa antara lain.
1) Observing/mengamati: menggunakan indera sebanyak mungkin dan
mengumpulkan fakta- fakta yang relevan.
2) Classifying / mengklasifikasikan: mencari persamaan, membedakan,
membandingkan, mengontraskan ciri- ciri, mencari dasar penggolongan
dan menghubungkan hasil- hasil pengamatan.
3) Communicating/berkomunikasi: membaca grafik, tabel atau diagram dari
hasil percobaan, berdiskusi, memeragakan, mengungkapkan, melaporkan
(dalam bentuk lisan, tulisan, gerak atau penampilan).
4) Measuring/ mengukur: mengukur suatu besaran dengan akurat.
5) Inferring/ menyimpulkan.
6) Predicting/ meramal: mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum
terjadi berdasarkan pola-pola pengalaman yang sudah ada.
36
Azhar, ”Pendekatan Keterampilan Proses”, http://www.sarjanaku.com. Diakses 12-03-
2012
20
7) Interpretation/ menginterpretasikan/ menafsirkan: membaca setiap hasil
pengamatan, menghubung-hubungkan hasil pengamatan, menaksir dan
menemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan.
8) Merumuskan hipotesis: mencari lebih banyak bukti untuk menguji
kebenaran dari suatu penjelasan.
9) Merencanakan penelitian: menentukan masalah/ objek yang akan diteliti,
menentukan tujuan penelitian, menentukan ruang lengkap penelitian,
menentukan sumber data, menentukan alat, bahan, dan sumber
kepustakaan, menentukan cara penelitian.
10) Menerapkan konsep atau prinsip: menerapkan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru.
11) Mengajukan pertanyaan: meminta penjelasan tentang apa, mengapa,
bagaimana atau menanyakan latar belakang hipotesis.37
d. Keterampilan Berpikir (thinking skills).
“Menurut Sutrisno (2008) keterampilan berpikir didefinisikan sebagai
proses kognitif yang dipecah-pecahkan ke dalam langkah-langkah nyata
kemudian digunakan sebagai pedoman berpikir”.38
Peserta didik dapat
dikatakan memiliki keterampilan berpikir jika peserta didik tersebut memiliki
tiga kemampuan dibawah ini:
1) Recall of fact yaitu mampu mengingat kembali suatu hal yang telah
dipelajari atau yang telah dipraktikkan.
2) Comprehension yaitu mampu menerima dan memahami suatu ide atau
informasi dan mengungkapkan ide atau informasi tersebut dalam
kalimatnya sendiri.
3) Critical thinking/berpikir kritis merupakan salah satu jenis berfikir yang
konvergen yaitu mampu berpikir rasional dalam mencari jalan keluar dari
suatu masalah dan mempertimbangkan segala sesuatu untuk mengambil
37
Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi. hlm.94,95,96
38Sutrisno,“Keterampilan Berpikir untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran”,
http://www.scribd.com/doc/54977805/artikel-erlangga.Diakses 10-6-2011.
21
suatu keputusan atau membuat suatu pernyataan.39
Berpikir merupakan
aktivitas mental manusia dalam meletakkan hubungan antara bagian-
bagian pengetahuannya. Bagian pengetahuan itu adalah segala sesuatu
yang telah dimiliki manusia berupa pengertian-pengertian dan dapat pula
berupa tanggapan-tanggapan.
Tujuan berpikir kritis adalah membantu peserta didik untuk menjadi
pemikir yang kritis dan kreatif secara efektif dan membantu anak didik untuk
berfikir netral dan objektif.
4. Kendala-kendala dalam Pengelolaan Laboratorium Biologi
Menurut Drs. Mamat Supriatna dalam jurnal penelitiannya yang berjudul
“Study Penelusuran pengelolaan laboratorium sains SMA sebagai analisis
kebutuhan untuk program diklat pengelola laboratorium” Kendala-kendala yang
sering dihadapi dalam pengelolaan laboratorium biologi di SMA Negeri adalah
sebagai berikut:
a. Fasilitas laboratorium sains yang masih dipandang kurang memadai adalah
keadaan bak cuci, lemari alat/zat, pemadam kebakaran, perlengkapan PPPK,
dan alat perbaikan dan sebagainya.
b. Perangkat administrasi laboratorium sains umumnya dipandang belum
memenuhi standar pengelolaan laboratorium.40
Standar pengelolaan
laboratorium yang baik mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 24 tahun 2007.41
Standar yang belum dipenuhi adalah perencanaan,
pengaturan pelaksanaan, pencatatan alat dan zat, dan pelaporan. Dari aspek
paling teknis yang dipandang masih belum memadai terutama dalam segi
penataan alat dan zat, pemanfaatan fasilitas laboratorium, pemeliharaan, dan
perbaikan alat- alat laboratorium yang rusak.
39
Susilo Herawati,”Keterampilan Berfikir Kritis”, http//herawatisusilobioum.com/news.
Diakses 12-03-2012
40Mamatsupriatna, “Study Penelusuran pengelolaan laboratorium sains SMA sebagai
analisis kebutuhan untuk program diklat pengelola laboratorium” http://jurnal.pdii.lipi.
go.id/admin/jurnal/13082330.pdf. diakses 3-03-12
41Rumbinah, “Standarisasi dan Pengelolaan Laboratorium IPA”, diakses pada 19-07-2011.
22
c. Komponen yang terkait dalam pengelolaan laboratorium (Kepala Sekolah,
Guru Sains, dan Laboran) dalam melaksanakan kegiatan pengelolaannya
kurang didasarkan pada standar atau pedoman pengelolaan yang jelas, dan
kebijakan pengelolaan laboratorium sains. Pada umumnya pengelolaannya
diserahkan pada guru bidang studi (kimia, fisika, biologi). Di beberapa SMA
Negeri binaan tidak pula tersedia tenaga laboran, sedangkan keberadaannya
sangat dibutuhkan.
d. Di beberapa SMA Negeri ditemukan banyak peralatan yang rusak dan tidak
diperbaiki.42
Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai tempat
penunjang dari kegiatan kelas.43
Jadi jika laboratorium di SMA mengalami
kendala seperti yang telah disebutkan maka sebaiknya segera melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan pengelolaan laboratorium.
Dalam upaya memenuhi dan meningkatkan pelaksanaan pengelolaan
laboratorium Biologi di SMA diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Upaya dalam pelaksanaan pengelolaan laboratorium sains di SMA
masih perlu ditingkatkan dan dioptimalkan. Kelengkapan sarana
administrasi pengelolaan masih perlu peningkatan yang terus-
menerus, patokan perencanaan penggunaan laboratorium sains
dan pembagian jadwal penggunaan laboratorium yang
laboratoriumnnya bergabung, masih perlu juga dibenahi.
2. Dalam penyediaan dan pembuatan laporan pertanggungjawaban
laboratorium, perlu lebih teratur waktu pelaksanaannya, bentuknya,
dan cakupannya. Berlandaskan dari pandangan guru-guru sains
bahwa kerusakan alat-alat, kurang tersedianya peralatan reparasi di
sekolah, dan ketidakmampuan guru dan teknisi laboratorium
memperbaikinya merupakan kendala utama atas keberlangsungan
praktikum. Maka adanya unit reparasi dipandang perlu
keberadaannya unit reparasi (bengkel kerja), karena merupakan satu
bagian yang penting di dalam upaya meningkatkan efisiensi
penggunaan dana bagi fasilitas laboratorium sains.
3. Keberadaan standar pedoman pengelolaan laboratorium sains SMA
berfungsi ganda. Pertama standar tersebut menjadi pedoman teknis
bagi pekerjaan setiap personil laboratorium. Kedua memberikan
kejelasan tentang apa yang harus dilakukan tiap personil
42
Mamatsupriatna, “Study Penelusuran pengelolaan laboratorium sains SMA sebagai
analisis kebutuhan untuk progam diklat pengelola laboratorium” diakses 3-03-12
43Koesmadji, W., dkk., Teknik Laboratorium. hlm.43
23
laboratorium untuk memudahkan. Kepala Sekolah dalam
mengevaluasi prestasi kerja anak buahnya serta mengadakan
supervisi tentang pengelolaan laboratorium, sebagaimana yang
menjadi tugas profesinya.44
Dari kendala-kendala yang sering dihadapi dalam pengelolaan
laboratorium adalah tidak adanya teknisi laboran, maka dari itu sebaiknya
setiap sekolah memiliki laboran agar proses belajar mengajar Biologi terutama
praktikum berjalan secara optimal.
2. Pembelajaran Biologi
Saptono (2003) mengemukakan bahwa Biologi adalah dari Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang mencakup pengetahuan, proses investigasi/
eksplorasi, dan nilai. Biologi adalah the fact bagian dari kehidupan sehari-hari.
Dalam perkembangannya Biologi bukan hanya ditunjukkan oleh kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Dalam KTSP pendidikan IPA/
sains khususnya Biologi menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan potensi agar peserta didik dapat menjelajahi alam sekitar
secara ilmiah. Diperlukan strategi pembelajaran yang tepat yang dapat melibatkan
siswa seoptimal mungkin baik secara intelektual maupun emosional sehingga
motivasi dan aktivitas peserta didik akan meningkat.45
Kegiatan laboratorium (praktikum) dalam pembelajaran Biologi
merupakan integral dari kegiatan belajar mengajar. Praktikum membangkitkan
motivasi belajar, mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen,
menjadi wahana pendekatan ilmiah, dan menunjang materi pelajaran.46
Pendekatan laboratorium dalam pembelajaran Biologi merupakan fokus utama
bagi pendidikan Biologi. Melalui percobaan-percobaan di bawah kondisi yang
diatur dalam kegiatan praktikum, peserta didik mengadakan kontak langsung
44
Drs. Mamatsupriatna, “Study Penelusuran pengelolaan laboratorium sains SMA sebagai
analisis kebutuhan untuk program diklat pengelola laboratorium”. diakses 3-03-12
45Sigit Saptono. Strategi Belajar Mengajar Biologi. hlm. 6
46Rustaman, dkk. . Strategi Belajar Mengajar Biologi, hlm. 160 – 161.
24
dengan objek permasalahannya. Peserta didik akan menghayati gejala yang timbul
dan memecahkan yang mereka temukan sampai memperoleh kesimpulan yang
signifikan. Dengan demikian peserta didik akan melaksanakan proses belajar yang
aktif. Peserta didik mengalami suatu proses belajar yang efisien, peserta didik
tidak hanya menerima ilmu pengetahuan secara statis dan otoriter, peserta didik
juga dapat mengembangkan keterampilan baik psikomotorik maupun intelektual,
sekaligus menyadari bahwa sebenarnya Biologi bersifat dinamik.
Tujuan mata pelajaran Biologi di Sekolah Menengah Atas (SMA) agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Membentuk sikap positif terhadap Biologi dengan menyadari keteraturan dan
keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerja sama dengan orang lain.
c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat menguji hipotesis melalui
percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif dengan
menggunakan konsep dan prinsip Biologi.
e. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip Biologi serta saling
keterkaitannya dengan IPA lainnya.
f. Mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.
g. Menerapkan konsep dan prinsip Biologi untuk menghasilkan karya teknologi
sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
h. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga lingkungan.47
Saptono (2003) menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran Biologi, antara lain.
a. Student Centered Learning (Pembelajaran yang berpusat pada siswa)
Guru hendaknya tidak memberikan konsep kepada siswa, tetapi juga
harus menciptakan suatu lingkungan atau kondisi proses belajar yang baik
bagi siswa untuk menemukan konsep.
47
Bowo,”Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah
(MA)”,http://bowo.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/09/bio-sma-ma.pdf. diakses pada 11-03-12
25
b. Learning by Doing (belajar melalui melakukan sesuatu)
Proses pembelajaran Biologi dilakukan untuk merancang kegiatan
sederhana yang dapat menggambarkan konsep yang dipelajari. Dengan
demikian siswa dapat mengalami sendiri, artinya siswa mengetahui tidak
hanya secara teoritis, tetapi juga secara praktis.
c. Joyful Learning
Kesempatan bereksplorasi dan berinteraksi dalam kelompok akan
membuat siswa senang dan tidak tertekan. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk melakukan
pengamatan, percobaan, dan diskusi merupakan beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan.
d. Meaning Learning
Pembelajaran menjadi bermakna jika siswa mengalami sendiri dan
dapat mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Lebih bermakna suatu
materi, maka lebih mudah pula untuk menyimpan dan mengingatnya
kembali.48
Pembelajaran Biologi berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga belajar Biologi bukan hanya menguasai
pengetahuan yang berupa fakta-fakta saja tetapi juga prinsip-prinsip dan
konsep-konsep tertentu.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara ilmiah agar dapat
mengembangkan kemampuan berfikir, oleh karena itu pembelajaran lebih
ditekankan pada pembelajaran langsung melalui pengembangan sikap ilmiah.
48
Sigit Saptono, Strategi Belajar Mengajar Biologi, hlm.30,31
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini menghasilkan data-data
deskriptif mengenai proses pengelolaan laboratorium Biologi yang dilaksanakan
di SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak. Data-data dari pendekatan
kualitatif ini akan dideskripsikan atau digambarkan sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.1
Kualifikasi tersebut didasarkan pada ketentuan yang berlaku sesuai dengan
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dalam lampiran angka romawi III, huruf D
poin 3 tentang standar kelengkapan sarana dan prasarana untuk ruang
laboratorium Biologi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laboratorium Biologi
SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak pada semester genap tahun
2012. Penelitian dilaksanakan pada 15 Mei sampai dengan 25 Mei 2012.
1Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2010), hlm. 19
27
C. Sumber Penelitian
Di Kabupaten Demak ada 33 buah SMA, yang terdiri dari 11 SMA Negeri
dan 22 SMA Swasta. SMA yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah
laboratorium Biologi SMA Negri 1 Demak dan SMA Negri 3 Demak,
Pertimbangan yang dijadikan dasar pemilihan obyek ini adalah sebagai berikut:
1. Dua SMA tersebut memiliki perlengkapan laboratorium yang lebih lengkap
dari pada SMA-SMA yang lain di wilayah Kabupaten Demak.
2. SMA Negeri 1 Demak merupakan Rintisan SekolahBertaraf Internasional
(RSBI).
3. Sedangkan SMA Negeri 3 Demak termasuk sekolah yang maju di kabupaten
Demak.
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah pengelolaan laboratorium Biologi di SMA
Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak di Kabupaten Demak dalam
mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi yang meliputi:
1. Desain Ruang Laboratorium Biologi;
2. Administrasi Laboratorium Biologi;
3. Pengelolaan Penyelenggaraan Laboratorium Biologi; dan
4. Penyimpanan Alat dan Bahan Praktikum Biologi.
E. Sumber Data
Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, peneliti menetapkan 2
jenis sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau pengambilan data
langsung pada sumber obyek sebagai sumber informasi yang dicari.2 Yang
menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah Laboran, Guru
Biologi dan Kepala Sekolah pada SMA yang menjadi obyek penelitian.
2SyaifudinAzwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 91.
28
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang tidak
langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitiannya.3 Yang menjadi sumber
data sekunder adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Demak dan SMA
Negeri 3 Demak yang menjadi pendukung dalam penelitian ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan diambil dalam penelitian ini berupa jawaban kuesioner
pengelola laboratorium Biologi dan guru biologi. Selain itu, ada pula data yang
dihasilkan dari wawancara dengan pengelola laboratorium Biologi dan observasi
pengelolaan laboratorium Biologi di SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3
Demak dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi. Untuk
mendapatkan data-data tersebut, metode pengumpulan data yang digunakan
adalah:
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
fenomena-fenomena yang diselidiki,4 dan dapat diartikan pula sebagai metode
pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menggunakan alat indera
terhadap kejadian atau gejala yang dihadapi atau diamati. Sebagai alat
pengumpul data, observasi banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku
individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik
situasi yang sebenarnya, maupun situasi buatan.5Observasi dalam penelitian ini
digunakan untuk mendapatkan data tentang desain, administrasi, pengelolaan
penyelenggaraan laboratorium Biologiserta penyimpanan alat dan bahan
laboratorium di SMA Negeri 1 Demak dan di SMA Negeri 3 Demak.
3SyaifudinAzwar, Metode Penelitian, hlm, 93.
4Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 153
5 Suharsimi Arikunto, ProsedurPenelitian,cet v, hlm. 204.
29
2. Kuesioner / angket
“Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui”.6 Penelitian ini menggunakan angket langsung
tertutup (Closed Quesioner) berupa pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mengungkap pengelolaan laboratorium Biologi di SMA Negeri 1 Demak dan
di SMA Negeri 3 Demak dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran
Biologi, dimana responden memilih jawaban yang sudah tersedia dan angket
tersebut diisi oleh pengelola laboratorium Biologi dan guru Biologi yang terdiri
atas 80 soal.
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab oleh dua orang atau lebih
berhadapan secara fisik yang satu dapat melihat muka yang lain dan
mendengarkan sendiri suaranya.7 Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban
dicatat atau direkam dengan perekam. Peneliti menggunakan metode ini untuk
mendapatkan informasi tentang pengelolaan laboratorium Biologi di SMA
Negeri 1 Demak dan di SMA Negeri 3 Demak.
4. Dokumentasi
Yang dimaksud dokumentasi di sini adalah mengumpulkan data-data
yang berhubungan dengan variabel penelitian, yang berasal dari catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, leger agenda dan sebagainya.8 Studi
dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berbagai
macam, baik yang resmi maupun tidak. Metode ini digunakan penulis untuk
mendapatkan data-data tentang alat dan bahan praktikum, penyelenggaraan
administrasi laboratorium Biologi serta foto-foto yang terkait dengan
6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Cet. IV (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 140
7Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm 157.
8Suharsimi Arikunto, ,Prosedur Penelitian, Cet. IV hlm. 149
30
penyelenggaraan laboratorium Biologi di SMA Negeri 1 Demak dan SMA
Negeri 3 Demak.
G. Teknik Analisis Data
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pengelolaan
laboratorium Biologi di SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak dalam
mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi yang meliputi desain ruang
laboratorium, administrasi laboratorium, penyelenggaraan praktikum, serta
penyimpanan alat dan bahan praktikum.
Untuk mengetahui tingkat pengelolaan laboratorium dari aspek alat dan
bahan praktikum, analisis yang dilakukan adalah statistic deskriptif, yaitu teknis
analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.9
Sedangkan untuk memaparkan desain ruang, administrasi dan pengelolaan
penyelenggaraan praktikum, analisis yang digunakan adalah metode kualitatif.
Data dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui pengelolaan
laboratorium Biologi di SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak dalam
mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi. Tahap-tahap analisis data
penelitian yaitu.
1. Melakukan skoring data angket dan hasil observasi laboratorium Biologi
kedalam bentuk numerik dengan menggunakan skala likert.10
a. Sikap tidak pernah/tidak paham, memiliki nilai bobot 0
b. Sikap kadang-kadang/kurang paham, memiliki bobot 1
c. Sikap sering/paham, memiliki bobot 2
d. Sikap selalu/sangat paham, memiliki bobot 3
2. Menganalisis hasil observasi tersebut dengan analisis deskriptif persentase,
dengan menggunakan rumus menurut Ali 1992 sebagai berikut:
9Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D, hlm. 164
10 S.Azwar.1997, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
hlm 93
31
100% xN
n
Keterangan:
n = nilai yang diperoleh responden
N = jumlah nilai maksimal responden
% = persentase.11
3. Menghitungpersentase tingkat pengelolaan laboratorium Biologi dengan
menghitung rata-rata persentase hasil pengisian angket guru dan hasil
observasi laboratorium Biologi.
4. Standar pengelolaan laboratorium yang baik mengacu pada Permendiknas
No.24 Tahun 2007.Hasil Analisis deskriptif persentase diinterpretasikan
dengan tabel kriteria deskriptif persentase, kemudian ditafsirkan dengan
kalimat yang bersifat kualitatif.
Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1.Kriteria Deskriptif Persentase Tingkat Penilaian Pengelolaan
Laboratorium Biologi dalam mendukung Pelaksanaan Pembelajaran
Biologi menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut:12
Interval Kriteria Tingkat Penilaian
80% - 100% Sangat Baik
66%- 79% Baik
56%- 65% Cukup Baik
40%- 55% Kurang Baik
≤ 40% Tidak Baik
5. Menganalisis hasil wawancara dengan pengelola laboratorium/guru Biologi
secara deskriptif.
6. Menganalisis hasil pengamatan/observasi laboratorium Biologi,
kuesioner/angket penelitian pengelolaan laboratorium Biologi dan kegiatan
11
Ali, HM., Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1992), hlm. 186.
12 Suharsimi Arikunto.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
hlm. 245.
32
siswa dalam melakukan praktikum biologi secara deskriptif untuk
menjelaskan tingkat pengelolaan laboratorium Biologi SMA Negeri 1
Demak dan SMA Negeri 3 Demak dalam mendukung pelaksanaan
pembelajaran Biologi.
7. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian secara deskriptif apakah
laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak
memiliki pengelolaan laboratorium yang baik dalam mendukung
pelaksanaan pembelajaran Biologi.
33
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, maka telah dilakukan beberapa
persiapan awal, diantaranya adalah
1. Melakukan observasi awal untuk melihat kondisi laboratorium Biologi
secara umum apakah terdapat suatu permasalahan.
2. Meminta ijin kepada kepala sekolah untuk melakukan riset mengenai
pengelolaan laboratorium.
3. Mengumpulkan data-data tentang pengelolaan laboratorium Biologi
diantaranya meliputi desain laboratorium, administrasi laboratorium,
pengelolaan penyelenggaraan laboratorium serta penyimpanan alat dan
bahan laboratorium.
4. Menentukan subyek penelitian berdasarkan hasil dari observasi tentang
pengelolaan laboratorium Biologi.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini akan memaparkan hasil tentang pengelolaan
laboratorium Biologi di SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak di
Kabupaten Demak dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi
yang meliputi:
a. Desain Ruang Laboratorium Biologi;
b. Administrasi Laboratorium Biologi;
c. Pengelolaan Penyelenggaraan Praktikum Biologi; dan
d. Penyimpanan Alat dan Bahan Praktikum Biologi
Hasil penelitan tentang Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA Negeri 1
Demak dan SMA Negeri 3 Demak dalam Mendukung Pelaksanaan
Pembelajaran Biologi diuraikan sebagai berikut di bawah ini.
34
1. Pengelolaan laboratorium Biologi
Untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar ilmu pengetahuan
di sekolah lanjutan, selain memberikan bahan atau materi pelajaran secara
klasikal, maka diperlukan juga pembuktian dengan realita (nyata) berupa
praktikum. Kegiatan praktikum memerlukan wadah atau tempat untuk
memerlukan eksperimen-eksperimen sekaligus meningkatkan daya nalar
siswa.
Adanya laboratorium ini menjadi tuntutan dari kurikulum yang berlaku
sekarang, dengan diberlakukannya kurikulum yang akan datang maka
keberadaan laboratorium Biologi sangat dibutuhkan di SMA.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 mengatur
standar sarana prasarana sekolah khususnya laboratorium. Adapun standar
laboratorium Biologi yang ditetapkan meliputi: desain ruang laboratorium,
administrasi laboratorium, pengelolaan penyelenggaraan laboratorium, dan
penyimpanan alat serta bahan praktikum Biologi.1
Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3
Demak memiliki kondisi yang berbeda- beda. Tingkat standar laboratorium
Biologi SMA Negeri 1 Demak adalah sebesar 94% dengan kategori sangat
baik dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi, sedangkan tingkat
standar laboratorium Biologi SMA Negeri 3 Demak memiliki kategori baik
dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi sebesar 76%. Hasil ini
diperoleh dari rata- rata persentase hasil pengisian angket yang diberikan
kepada guru dan hasil observasi laboratorium Biologi pada SMA Negeri 1
Demak dan SMA Negeri 3 Demak.
Tingkat pengelolaan laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan
SMA Negeri 3 Demak disajikan dalam Tabel 4.1 dan 4.2 di bawah ini.
1Rumbinah, “Standardisasi dan Pengelolaan Laboratorium IPA”, http:// snapdrive.net.
diakses pada 19-07-2011.
35
Tabel 4.1
Tingkat pengelolaan laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak berdasarkan
hasil pengisian angket guru dan hasil observasi laboratorium Biologi
SMA N 1 Demak Angket
Guru
Hasil
Observasi Rata-Rata
Total
Kategori
Desain Laboratorium 100% 89% 95% Sangat baik
Administrasi Laboratorium 93% 98% 96% Sangat baik
pengelolaan Laboratorium 83% 100% 92% Sangat baik
Penyimpanan Alat & Bahan 92% 93% 93% Sangat baik
Rata-Rata Total 92% 95% 94% Sangat baik
Tabel 4.2
Tingkat kesiapan laboratorium Biologi SMA Negeri 3 Demak berdasarkan hasil
pengisian angket guru dan hasil observasi laboratorium Biologi
SMA N 3 Demak Angket
Guru
Hasil
Observasi
Rata-Rata
Total
Kategori
Desain Laboratorium 72% 100% 86% Sangat baik
Administrasi Laboratorium 63% 59% 61% cukup Baik
pengelolaan Laboratorium 72% 100% 86% Sangat baik
Penyimpanan Alat & Bahan 86% 49% 68% Baik
Rata-Rata Total 74% 77% 76% Baik
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa
pengelolaan laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3
Demak yang meliputi desain, administrasi, pengelolaan, serta penyimpanan alat
dan bahan laboratorium adalah sebesar 94% dan 76%. Menurut hasil observasi,
tingkat pengelolaan laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri
3 Demak lebih tinggi dibandingkan dengan persentase tingkat pengelolaan
laboratorium berdasarkan angket guru yang berisi 13 soal. Selanjutnya dapat
diketahui pula tingkat pengelolaan untuk aspek pengelola laboratorium SMA
Negeri 1 Demak memiliki persentase paling tinggi dibandingkan dengan
persentase aspek-aspek yang lain. SMA Negeri 1 Demak sangat baik dalam
melakukan administrasi serta penyimpanan alat dan bahan laboratorium. Hal
tersebut dapat dilihat dari besarnya persentase pengelolaan administrasi dan
penyimpanan alat serta bahan laboratorium yang lebih rendah dibandingkan
36
dengan aspek yang lain. Hasil ini diperoleh dari rata- rata persentase hasil
pengisian angket yang diberikan kepada guru dan hasil observasi laboratorium
Biologi pada SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak.
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi hasil observasi laboratorium Biologi
SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak yang mengacu pada
Permendiknas No 24 tahun 2007.
Tabel 4.3
Rekapitulasi hasil observasi laboratorium Biologi SMAN 1 dan SMA N 3
No Uraian SMA
Negeri 1
SMA
Negeri 3
I Desain laboratorium
1 Panjang 0 1
2 Lebar 1 1
3 Tinggi 1 1
4 Kapasitas 1 1
5 Letak terhadap ruangan yang lain 1 1
6 Letak terhadap sumber air 1 1
7 Kondisi terhadap sumber cahaya 1 1
8 Jumlah pintu/letaknya 1 1
9 Jumlah jendela 1 1
Jumlah 8 9
% KL 89% 100%
Kriteria Sangat
baik
Sangat
baik
II Administrasi Laboratorium
A. Ruangan Laboratorium
1 Ruang praktik siswa 1 1
2 Ruang persiapan dan kerja guru 1 1
3 Ruang penyimpanan alat dan bahan 1 1
4 Ruang perpustakaan kecil dan komputer 1 0
5 Ruang teknisi laboratorium 1 0
6 Ruang tempat barang pribadi siswa 0 0
Jumlah 5 3
% KL 83% 50%
Kriteria Sangat
baik
Kurang
baik
B. Fasilitas Umum
1 Bak cuci 1 1
2 Gas 1 1
3 Penerangan (listrik) 1 1
4 Sumber air 1 0
37
5 Ventilasi 1 0
Jumlah 5 3
% KL 100% 80%
Criteria Sangat
baik
Sangat
baik
C. Fasilitas khusus
1 Jam dinding 1 1
2 Kursi siswa 1 1
3 Kursi guru 1 1
4
Lemari alat 1 1
5 Lemari asam 1 1
6 Lemari bahan 1 1
7 Meja guru 1 1
8 Meja demonstrasi 1 1
9 Meja siswa 1 1
10 Papan tulis 1 1
11 Pemadam kebakaran 1 1
12 Perlengkapan P3K 1 1
13 Stop kontak 1 1
14 Tempat sampah 1 1
Jumlah 14 14
% KL 100% 100%
Kriteria SB SB
D. Inventarisasi Daftar Alat Peraga
1 Alat bedah hewan 1 1
2 Aquarium 1 0
3 Buret 1 1
4 Bosshead (penjepit pada statif) 1 1
5 Cawan petri 1 1
6 Corong 1 1
7 Gelas arloji 1 1
8 Gelas benda 1 1
9 Gelas penutup 1 1
10 Gelas piala 1 1
11 Gelas ukur 1 1
12 Gunting 1 1
13 Hand counter 1 1
14 Hygrometer 1 1
15 Kaki tiga 1 1
16 Kasa 1 1
17 Klem 1 1
18 Kotak preparat 1 1
19 Kuadrat 1 1
20 Labu Erlenmeyer 1 1
38
21 Lampu spiritus 1 1
22 Lumping dan Alu 1 1
23 Lup 1 1
24 Mikroskop monokuler 1 1
25 Mikroskop strereo binokuler 1 0
26 Neraca 1 1
27 Pelat tetes 1 1
28 Penjepit tabung reaksi 1 1
29 Pengaduk 1 1
30 Perangkat pemeliharaan mikroskop (kertas
pembersih lensa, sikat halus, kunci alen, alat
semprot, obeng halus, lup tukang arloji, tang
untuk melipat)
1 0
31 Pipet ukur 1 1
32 Photometer 1 0
33 Rak tabung reaksi 1 1
34 Respirometer 1 1
35 Sikat tabung reaksi 1 1
36 Statif dan batang statif 1 1
37 Stop watch 1 1
38 Tabung reaksi 1 1
39 Thermometer 1 1
Alat peraga 2 atau 3 dimensi
40 Charta kromosom 1 1
41 Charta DNA 1 1
42 Charta RNA 1 1
43 Charta pewarisan sifat mendel 1 1
44 Charta contoh-contoh tumbuhan berbagai
divisi angiospermae dan dymnospermae
1 1
45 Charta contoh-contoh tumbuhan berbagai
divisi avertebrata dan invertebrate
1 1
46 Charta system pencernaan manusia 1 1
47 Charta system respirasi manusia 1 1
48 charta atau model system reproduksi manusia 1 1
49 Charta/model system syaraf manusia 1 1
50 Charta/model system peredaran darah manusia 1 1
51 Charta/model system ekskresi manusia 1 1
52 Charta/system pencernaan burung reptile,
amfhibi, ikan dan cacing tanah
1 1
53 Charta/system respirasi burung reptile,
amfhibi, ikan dan cacing tanah.
1 1
54 Chsrta/system peredaran burung reptile,
reptile, amfhibi, ikan dan cacing tanah
1 1
55 Charta/system ekskresi burung reptile, amfhibi,
ikan dan cacing tanah
1 1
39
56 Charta/system reproduksi burung reptile,
amfhibi, ikan dan cacing tanah
1 1
57 Charta/system saraf burung reptile, amfhibi,
ikan dan cacing tanah
1 1
58 Model rangka manusia 1 1
59 Model tubuh manusia 1 1
60 Preparat mitosis akar bawang 1 0
61 Preparat meiosis akar bawang 1 0
62 Preparat anatomi tumbuhan (batang, akar,
daun, dikotil, monokotil)
1 0
63 Preparat anatomi hewan ( otot polos, otot
jantung, otot rangka, tulang keras, tulang
rawan, ginjal, testis, ovarium, hepar dan saraf)
1 1
Jumlah 63 56
% KL 100% 89%
Kriteria SB SB
E. Inventarisasi Daftar Bahan Zat
Padat
1 Albumin 1 1
2 Amilum 1 0
3 Eosin 1 1
4 Fenol 1 0
5 Glukosa 1 0
6 Iodium 1 1
7 Kalium karbont 1 0
8 Kupri sulfat 1 0
9 Merkuri 1 0
10 Natrium hidroksida 1 0
11 Natrium karbonat 1 0
12 Natrium klorida 1 0
13 Natrium oksalat 1 0
14 Safranin 1 1
15 Sukrosa 1 1
Zat Cair
16 Alcohol 1 1
17 Aquades 1 1
18 Asam asetat 1 1
19 Asam karbonat 1 1
20 Asam klorida 1 1
21 Fehling A 1 1
22 Fehling B 1 1
23 Formalin 1 1
24 Tembaga sulfat 1 1
Jumlah 24 14
% KL 100% 58%
40
Criteria SB CB
F. Administrasi secara umum
1 Menyusun buku inventaris dan bahan
praktikum
1 0
2 Menyusun kartu alat dan bahan praktikum 1 0
3 Menyusun buku inventaris
penerimaan/pengeluaran alat dan bahan
praktikum Biologi
1 0
4 Menyusun kartu usulan/permintaan alat dan
bahan praktikum Biologi
1 0
5 Menyusun buku inventaris barang / fasilitas
khusus laboratorium Biologi
1 0
6 Menyusun kartu barang / fasilitas khusus
laboratorium
1 0
7 Menyusun buku inventaris penerimaan dan
pengeluaran barang/fasilitas khusus
laboratorium
1 0
8 Menyusun kartu usulan / permintaan barang /
fasilitas khusus laboratorium
1 0
9 Menyusun jadwal dan agenda kegiatan di
laboratorium
1 0
Jumlah 9 0
% KL 100% 0%
Kriteria SB TB
G. Sumber Dana
1 Subsidi pemerintahan 1 1
2 Swadaya sekolah 1 0
3 Persatuan orang tua murid 1 0
Jumlah 3 1
% KL 100% 33%
Kriteria SB TB
III Pengelolaan Penyelenggaraan Laboratorium
1 Memiliki struktur organisasi Ketenagaan
pengelola laboratorium
1 1
2 Menyusun dan memiliki tata tertib untuk
menjaga keamanan dan keselamatan
laboratorium
1 1
Jumlah 2 2
% KL 100% 100%
Kriteria SB SB
IV Penyimpanan alat dan bahan praktikum
Biologi
A. Penyimpanan Alat Praktikum
Biologi
1 Menyimpan alat percobaan menurut judul 0 0
41
percobaan Biologi
2 Membedakan alat yang boleh diambil siswa
dan yang tidak boleh diambil siswa
1 0
3 Menyimpan peralatan yang memerlukan
perawatan khusus di tempat peralatan khusus
1 1
4 Menyimpan peralatan secara terpisah
berdasarkan bahan dasar penyusun alat
1 1
5 Menyimpan peralatan secara terpisah
berdasarkan jenis alat
1 1
6 Menyimpan peralatan berdasarkan berat/bobot
alat
1 0
7 Menyimpan peralatan secara terpisah
berdasarkan
kecanggihan/kelangkaan/kuantitas alat
1 1
Jumlah 6 4
% KL 86% 57%
Criteria SB CB
B. Penyimpanan bahan praktikum
Biologi
1 Menyimpan bahan praktikum berdasarkan sifat
fisisnya
1 1
2 Menyimpan bahan kimia berdasarkan sifat
kimianya kemudian barulah berdasarkan
alfabetis
1 0
3 Menyimpan bahan kimia pada tempat yang
tidak terkena sinar matahari langsung
1 1
4 Melabeli botol penyimpanan bahan kimia
dengan informasi yang jelas/menyertakan
MSDS
1 0
5 Tidak menyimpan bahan kimia di tempat yang
sulit dijangkau/meletakkan bahan kimia lebih
tinggi daripada mata
1 0
Jumlah 5 2
% KL 100% 40%
Kriteria SB TB
Tingkat pengelolaan laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan
SMA Negeri 3 Demak yang meliputi desain, administrasi, pengelolaan
penyelenggaraan laboratorium serta penyimpanan alat dan bahan laboratorium
secara parsial disajikan sebagai berikut dibawah ini.
42
1) Desain laboratorium
Tingkat standar laboratorium Biologi yang meliputi desain
laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dengan kategori sangat baik
sebesar 100% dan 89% dengan kategori sangat baik sedangkan SMA Negeri
3 Demak adalah sebesar 72% dan 100%% dengan kategori baik dalam
mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi. Skor tersebut diperoleh dari
rata- tara respon angket yang diberikan kepada guru, dan hasil observasi
laboratorium Biologi.
Hasil observasi menunjukkan bahwa SMA Negeri 1 Demak dan SMA
Negeri 3 Demak memiliki luas ruang praktik siswa yang ideal. akan tetapi
pada aspek pengelolaan desain laboratorium SMA Negeri 1 Demak belum
memiliki panjang dan lebar yang ideal dengan jumlah siswanya yaitu memiliki
panjang 9 m, lebar 9 m dan tinggi 3 m. Sedangkan SMA Negeri 3 Demak
sudah memiliki panjang dan lebar ruang laboratorium yang memadahi untuk
menampung 40 siswa dalam kegiatan praktikum yaitu dengan panjang 11,
lebar 9 m dan tinggi 3 m.
Ruang praktik siswa yang baik memiliki luas minimal 100 m2,
penentuan luas ini didasarkan atas perhitungan bahwa laboratorium tersebut
dipakai oleh 40 siswa yang berarti tiap siswa menempati ruangan kira-kira
2,00 m2
- 2,5 m2.Laboratorium inilah yang sekarang dibangun pada SMA di
Indonesia.2Sedangkan Ketentuan ruang Laboratorium Biologi menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 yaitu rasio
minimum ruang laboratorium Biologi 2,4 m2/ peserta didik, untuk rombongan
belajar kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2
termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang
laboratorium Biologi 5 m2.3
2M.Lubis.,Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,
1993),hlm 36.
3PERMENDIKNAS,” Ketentuan Ruang Laboratorium Biologi untuk SMA/MA”,
http://Ketentuan Ruang Laboratorium Biologi.pdf. diakses tgl 17-01-10
43
Laboratorium yang baik memiliki ruang praktik siswa, ruang persiapan
dan ruang kerja guru, ruang penyimpanan alat dan bahan, ruang perpustakaan
kecil dan komputer, ruang teknisi laboratorium, dan ruang barang pribadi
siswa.4SMA Negeri 1 Demak memiliki pengelolaan ruang paling tinggi
dibandingkan dengan SMA Negeri 3 Demak. SMA Negeri 1 Demak memiliki
lima ruang yang harus dimiliki oleh suatu laboratorium yakni ruang praktik
siswa, ruang persiapan dan ruang kerja guru, ruang penyimpanan alat dan
bahan, ruang teknisi dan ruang perpustakaan kecil. Ruang persiapan dan ruang
kerja guru terletak dibalik tembok yang digantungi papan tulis, demikian pula
ruang penyimpanan alat dan bahan praktikum, ruang perpustakaan kecil, dan
ruang teknisi laboratorium. Sedangkan SMA Negeri 3 Demak umumnya
hanya memiliki ruang praktik siswa, ruang penyimpanan alat bahan, dan ruang
persiapan dan kerja guru. SMA Negeri 1 Demak merupakan salah satu SMA
di kabupaten Demak yang memiliki ruang barang pribadi siswa. Hasil
penelitian ini menemukan bahwa keberadaan ruang barang pribadi siswa
cukup penting. Barang- barang pribadi siswa yang berserakan di atas meja
praktikum dapat membahayakan keamanan dan keselamatan kerja di
laboratorium. Jika di laboratorium masih ada ruang yang dapat digunakan
tanpa menyebabkan ruang bebas di laboratorium menjadi terlalu sempit, rak
penyimpanan itu dapat diletakkan di dalam ruang laboratorium di dekat pintu
masuk.5Ruang barang pribadi siswa berupa loker- loker berkunci sebagai
tempat meninggalkan barang- barang pribadi siswa selama mereka melakukan
praktikum.
Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3
Demak memiliki dua pintu untuk keluar masuk dan penerangan yang baik. Hal
ini terbukti dengan terdapatnya sejumlah jendela dan ventilasi yang cukup
untuk pertukaran udara dari dalam dan luar ruang laboratorium. Laboratorium
4Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung: Pudak
Scientific, 2006), hlm.11.
5Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung: Pudak
Scientific, 2006), hlm.18.
44
Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak terletak dekat
dengan ruang laboratorium lainnya.
Adapun sumber air terletak cukup jauh dari ruang laboratorium. Letak
sumber air yang dekat dengan gedung laboratorium tidak terpengaruh banyak
terhadap kondisi air limbah akibat aktivitas laboratorium Biologi tidak
berbahaya dan tidak menimbulkan pencemaran yang serius. Hal ini berkaitan
dengan jenis praktikum yang dilakukan tidak menggunakan bahan- bahan
kimia yang berbahaya. Penanganan limbah laboratorium telah dilakukan
dengan baik sehingga pencemaran sumber air dapat dicegah. Pengaturan
sanitasi dan penanganan limbah baik limbah padat maupun limbah cair perlu
lebih diperhatikan oleh masing- masing sekolah jika sekolah memiliki sumber
air yang relatif dekat dengan gedung laboratorium. Misalnya laboratorium
kimia yang menggunakan bahan- bahan pekat dan lebih berbahaya bagi
lingkungan.
Adapun Tingkat pengelolaan desain laboratorium Biologi SMA Negeri
1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak disajikan dalam tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4
Tingkat Pengelolaan desain laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak
dan SMA Negeri 3 Demak Berdasarkan angket guru dan hasil observasi
laboratorium
Nama Sekolah Angket
Guru
Hasil
Observasi
Laboratorium
Rata-Rata Kategori
SMA Negeri 1 100% 89% 95% Sangat Baik
SMA Negeri 3 72% 100% 86% Sangat Baik
Rata-Rata 86% 95% 91% Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh gambaran bahwa tingkat
pengelolaan desain laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA
Negeri 3 Demak mencapai kategori yang berbeda-beda. Berdasarkan
pengukuran menggunakan semua instrument penelitian SMA Negeri 1 Demak
memiliki pengelolaan laboratorium yang paling tinggi, sedangkan SMA
Negeri 3 Demak memiliki pengelolaan laboratorium paling rendah. Rata-rata
45
tingkat pengelolaan desain laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan
SMA Negeri 3 Demak sebesar 100% dan 72% dengan tingkat kesiapan
tertinggi sampai terendah. Data tersebut diperoleh dari hasil angket dengan
jumlah soal 4 yang diberikan kepada semua guru Biologi, responden pertama
mampu memberikan skor 3 pada masing-masing soal kemudian skor yang
diperoleh dibagi skor maksimal yaitu 4 kemudian dikalikan 100%
menghasilkan rata-rata 100%, responden kedua juga menghasilkan rata-rata
100% kemudian responden ketiga juga menghasilkan rata-rata 100%
kemudian rata-rata tersebut dijumlah kemudian dibagi 3 menghasilkan rata-
rata 100%. Hasil observasi memiliki jumlah soal 9 dengan bobot masing-
masing 1 jika obyek yang diamati ada dan jika tidak ada dengan bobot nilai 0,
sedangkan SMA Negeri 1 Demak mendapatkan bobot 8 dari 9 soal, kemudian
bobot yang diperoleh dibagi skor maksimal yaitu 9 kemudian dikalikan 100%
menghasilkan rata-rata 95%.
2) Administrasi laboratorium Biologi
Pengelolaan administrasi laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak
adalah 93% dan 98% dengan kategori sangat baik dalam mendukung
pelaksanaan pembelajaran Biologi sedangkan SMA Negeri 3 Demak adalah
sebesar 63% dan 59% dengan kategori kurang baik dalam mendukung
pembelajaran Biologi. Skor tersebut diperoleh dari rata- rata respon angket
yang diberikan kepada guru dan hasil observasi laboratorium Biologi SMA
Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak.
Tingkat pengelolaan administrasi laboratorium Biologi SMA Negeri 1
Demak dan SMA Negeri 3 Demak disajikan dalam tabel4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5
Tingkat Pengelolaan administrasi laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan
SMA Negeri 3 Demak Berdasarkan angket guru dan hasil observasi laboratorium
Nama Sekolah Angket
Guru
Hasil Observasi
Laboratorium Rata-Rata Kategori
SMA Negeri 1 93% 98% 96% Sangat baik
SMA Negeri 3 63% 59% 61% cukup Baik
Rata-Rata 78% 79% 79% Baik
46
Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan semua instrument
penelitian pada table 4.5 diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengelolaan
administrasi laboratorium Biologi SMA N 1 Demak merupakan tingkat
pengelolaan tertinggi, sedangkan SMA N 3 Demak memiliki tingkat
pengelolaan lebih rendah. Data ini diperoleh dari hasil angket dengan jumlah
soal 3 dan 93% SMA N 1 Demak mampu menjawab angket dengan benar,
hasil observasi SMA N 1 Demak yang terdiri dari 9 soal mampu menjawab
soal 8 dengan bobot masing-masing 1 dan SMA N 3 Demak dari hasil angket
dan hasil observasi 37% dan 59% belum memiliki pengelolaan administrasi
laboratorium yang baik.
3) Pengelolaan penyelenggaraan laboratorium
SMA Negeri 1 Demak telah memiliki struktur organisasi pengelola
laboratorium yang aktif dan bertanggung jawab atas segala hal yang
berhubungan dengan laboratorium. Tata tertib berupa perintah, larangan dan
anjuran senantiasa diberlakukan untuk menjaga keselamatan kerja di
laboratorium.
SMA Negeri 3 Demak telah memiliki struktur organisasi laboratorium
secara tertulis, namun pada operasionalnya, guru Biologi yang bersangkutan
belum melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik karena SMA Negeri 3
Demak belum memiliki laboran, sehingga segala hal yang terkait dengan
laboratorium masih dibebankan kepada guru Biologi di SMA Negeri 3
Demak.
Tingkat Pengelolaan penyelenggaraan laboratorium Biologi SMA
Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak disajikan dalam table 4.6 dibawah
ini.
47
Tabel 4.6
Tingkat Pengelolaan penyelenggaraan laboratorium Biologi SMA Negeri 1
Demak dan SMA Negeri 3 Demak Berdasarkan angket guru dan hasil
observasi laboratorium
Nama Sekolah Angket
Guru
Hasil
Observasi
Laboratorium
Rata-Rata Kategori
SMA Negeri 1 83% 100% 92% Sangat baik
SMA Negeri 3 72% 100% 86% Sangat baik
Rata-Rata 78% 100% 89% Sangat baik
Tingkat Pengelolaan penyelenggaraan laboratorium Biologi SMA
Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Demak berdasarkan tabel 4.6 diatas
menunjukkan tingkat pengelolaan penyelenggaraan laboratorium SMA Negeri
1 Demak lebih baik dari pada SMA Negeri 3 Demak. Berdasarkan rata-rata
hasil pengukuran menggunakan instrument yang digunakan, SMA N 3 Demak
memiliki pengelolaan laboratorium dengan kategori baik yaitu sebesar 72%
dari angket dengan jumlah soal 2 dan 28% belum terjawab dengan benar dan
dari hasil observasi 100% terjawab dengan benar, sedangkan pengelolaan
tertinggi dimiliki oleh SMA N 1 Demak dan dari hasil angket 83% terjawab
dengan benar dengan kategori sangat baik dalam mendukung pelaksanaan
pembelajaran Biologi.
Dari data di atas diperoleh dari hasil angket dan hasil observasi lebih
dari 70% mampu menjawab dengan benar, dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa SMA N 1 dan SMA N 3 Demak memiliki pengelolaan
penyelenggaraan laboratorium yang baik.
Pengelolaan laboratorium merupakan aspek penting yang harus
dilakukan dalam suatu sekolah. Keberadaan seorang laboran sangat
dibutuhkan untuk membantu guru Biologi yang sudah kelelahan dalam
mengurus segala kegiatan belajar mengajar di kelas. pengelola laboratorium
atau laboran sebaiknya dibekali dengan pengetahuan yang cukup untuk
mengatur dan mengelola laboratorium sekolah. Pengetahuan yang memadai
48
dapat menjadikan laboran lebih dapat diandalkan dalam membantu kelancaran
kegiatan di laboratorium.
4) Penyimpanan Alat dan Bahan Laboratorium
SMA Negeri 1 Demak merupakan contoh sekolah yang menerapkan
profesionalisme kinerja laboran dalam melakukan penyimpanan alat dan
bahan laboratorium. SMA ini menyimpan alat dan bahan laboratorium
berdasarkan bahan dasar penyusun alat, jenis alat, bobot alat, kecanggihan/
kelangkaan alat dan karakter khusus masing-masing alat. Demikian pula
dalam penyimpanan bahan kimia, SMA Negeri 1 Demak melakukan
penyimpanan bahan kimia berdasarkan sifat fisis, tingkat resiko/tingkat
kebahayaan, dan barulah menyimpan bahan kimia secara alfabetis. Bahan
kimia disimpan di tempat yang tidak mudah terkena sinar matahari langsung
dan tidak disimpan di tempat yang lebih tinggi dari pada mata.Hal ini berbeda
dengan SMA Negeri 3 Demak yang hanya menyimpan alat dan bahan
laboratoriumnya berdasarkan alat dan bahan penyusunnya saja. Padahal
penyimpanan alat berdasarkan judul percobaan juga harus diterapkan sehingga
memudahkan guru untuk menemukan alat-alat tersebut.
Pengelola laboratorium SMA Negeri 3 Demak belum menerapkan
prinsip penyimpanan alat dan bahan kimia dengan sangat baik. Karena sangat
pentingnya laboran di sekolah, Guru Biologi harus memiliki pengetahuan
yang memadai dalam melakukan penataan dan penyimpanan alat dan bahan
laboratorium. Penyimpanan merupakan bagian dari pemeliharaan, di samping
agar alat itu dan bahan itu kelihatan rapi, alat disimpan agar alat itu aman,
tidak hilang atau rusak.6Hal ini menjadi suatu keharusan mengingat setiap alat
dan bahan laboratorium memiliki karakter berbeda satu dengan yang lainnya,
sehingga diperlukan cara khusus untuk menyimpan masing-masing alat dan
bahan praktikum Biologi. Guru sebaiknya mengikuti workshop pengelolaan
laboratorium untuk meningkatkan keterampilan dan mutu layanannya.
6M. Lubis., Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,
1993), hlm 193
49
Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3
Demak dalam melakukan penyimpanan alat dan bahan laboratorium disajikan
dalam tabel 4.7 dibawah ini.
Tabel 4.7
Tingkat Pengelolaan penyimpanan alat dan bahan laboratorium Biologi
SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak Berdasarkan angket
guru dan hasil observasi laboratorium
Nama Sekolah Angket
Guru
Hasil
Observasi
Laboratorium
Rata-Rata Kategori
SMA Negeri 1 92% 93% 93% Sangat baik
SMA Negeri 3 86% 49% 68% baik
Rata-Rata 89% 71% 81% Sangat baik
Berdasarkan table 4.7 diatas diperoleh gambaran bahwa tingkat
penyimpanan alat dan bahan laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan
SMA Negeri 3 Demak dari hasil angket dengan jumlah soal 4 mencapai
standar yang berbeda-beda. SMAN 3 demak memiliki tingkat standar
terendah, sedangkan SMA N 1 Demak memiliki tingkat standar tertinggi.
a. Tingkat standar laboratorium Biologi berdasarkan hasil wawancara terhadap
guru Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak.
No Variable Fokus Indikator No item
1 Tingkat standar laboratorium
Biologi
a. Desain ruang
laboratorium
b. administrasi laboratorium
c. pengelolaan
penyelenggaraan
laboratorium
d. penyimpanan alat dan
bahan laboratorium
2.
3.4.5.6
1.9.12
8
50
2 Tingkat aktivitas
laboratorium Biologi
a. safety skills
b. laboratory manipulative
skills
c. laboratory process skills
d. keterampilan berfikir
7
10
11
13,14
Hasil wawancara terhadap guru Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3
Demak disajikan dalam table 4.8 dibawah ini.
Table 4.8
Hasil wawancara terhadap guru Biologi SMA Negeri 1 Demak
dan SMA Negeri 3 Demak
Pernyataan respon
SMA Negeri 1 SMA Negeri 3
Mempunyai laboran Ya tidak
Seluruh anggota sekolah berkewajiban
menjaga kelancaran kegiatan di
laboratorium Biologi
Ya ya
Luas ruang praktek siswa telah sesuai
dengan jumlah siswa yang
menggunakan laboratorium
Sudah sudah
Guru melakukan penataan laboratorium
Biologi
Ya ya
Mempunyai kegiatan lain yang
dilakukan dalam laboratorium Biologi
selain kegiatan praktikum siswa
Tidak ada
Guru membuat jadwal penggunaan
laboratorium
Ya tidak
Guru menginventarisasi dan membuat
laporan ketersediaan alat dan bahan
laboratorium
Ya tidak
Guru membuat kartu katalog alat
laboratorium
Tidak tidak
Siswa mengajukan surat permohonan
peminjaman alat jika siswa ingin
meminjam alat-alat yang dibutuhkan
Sering Kadang-kadang
Alat yang mahal atau alat yang
berbahaya disimpan di lemari terkunci
Ya ya
Sering terjadi pinjam meminjam alat
atau bahan ke laboratorium Biologi ke
laboratorium IPA lainnya
Kadang-kadang sering
51
Mempunyai struktur organisasi
ketenagaan/pengelola laboratorium
Terjalin komunikasi yang baik antar
semua tenaga pengelola laboratorium
Ada
ya
Tidak
tidak
Menangani limbah cair dan limbah
padat dengan benar
Ya ya
Hasil wawancara terhadap guru Biologi SMA Negeri 1 Demak dan
SMA Negeri 3 Demak disajikan dalam lampiran 3.
b. Tingkat standar laboratorium Biologi berdasarkan hasil angket terhadap guru
Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak
No Variabel Indikator No. Item
Tingkat
pengelolaan
laboratorium
Biologi
a. Desain ruang laboratorium
b. Administrasi laboratorium
c. Pengelolaan laboratorium
d. Penyimpanan alat dan bahan
laboratorium biologi
1-4
5-7
8-9
10-13
jumlah 13
Rekapitulasi hasil angket guru/kuesioner guru Biologi SMA Negeri 1 Demak dan
SMA Negeri 3 Demak disajikan dalam tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9
Nama
sekola
h
Respon
den
Standardisasi Laboratorium IPA
Desain lab.
jmlh
% K
L
Rat
a-R
ata
kri
teri
a
Administras
i Lab
Jmlh
% K
L
Rat
a-R
ata
kri
teri
a
No.item/sko
r
No. Item /
skor
1 2 3 4 5 6 7
SMA
1
Guru 1 3 3 3 3 1
2
100
%
100
%
S
B
2 3 3 8 89% 9
3
%
S
B
Guru 2 3 3 3 3 1
2
100
%
3 3 3 9 100
%
Guru 3 3 3 3 3 1
2
100
%
3 3 2 8 89%
SMA
3
Guru 4 3 1 1 3 8 67% 72% B 1 0 3 4 44% 6
3
%
C
B Guru 5 3 2 1 3 9 75% 2 1 3 6 67%
Guru 6 3 2 1 3 9 75% 1 3 3 7 78%
Rata-Rata Total
52
Nama
sekola
h
Respon
den
Standardisasi Laboratorium IPA
Pengelol
aan lab.
jmlh
% K
L
Rat
a-R
ata
kri
teri
a
Penyimpanan
Alat & Bahan
Jmlh
% K
L
Rat
a-R
ata
kri
teri
a
No.item/
skor
No. Item / skor
8 9 1
0
1
1
12
1
3
SMA
1
Guru 1 2 3 5 83
%
83
%
S
B
3 3 1 3 1
0
83% 9
2
%
S
B
Guru 2 2 3 5 83
%
3 3 2 3 1
1
92%
Guru 3 2 3 5 83
%
3 3 3 3 1
2
100
%
SMA
3
Guru 4 0 3 3 50
%
72
%
B 3 3 3 3 1
2
100
%
6
8
%
B
Guru 5 2 3 5 83
%
3 3 3 2 1
1
92%
Guru 6 2 3 5 83
%
2 3 2 1 8 67%
Tingkat pengelolaan laboratorium yang meliputi desain, administrasi,
pengelolaan, dan penyimpanan alat dan bahan laboratorium merupakan satu
kesatuan manajemen yang tidak dapat dipisahkan. Desain ruang laboratorium
yang baik yaitu desain yang memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan
orang-orang yang bekerja di dalam laboratorium tersebut sehingga sangat perlu
diperhatikan.7Administrasi yang baik membantu memudahkan sekolah untuk
mengetahui kondisi laboratorium dan perbaikan pada waktu yang akan datang.
Penyimpanan alat dan bahan laboratorium yang benar sangat membantu seorang
guru dalam menyelenggarakan aktivitas laboratorium dengan aman dan efektif.
Demikian pula keberadaan pengelola laboratorium sangat dibutuhkan oleh setiap
sekolah agar fasilitas laboratorium dapat terawat dan bermanfaat secara optimal.
7Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung: Pudak
Scientific, 2006), hlm.12.
53
SMA Negeri 1 Demak memiliki tingkat pengelolaan laboratorium yang
paling tinggi. Hal ini berpengaruh terhadap tingginya tingkat pengelolaan desain,
administrasi, pengelolaan dan penyimpanan alat serta bahan laboratorium.
Kondisi tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan efektifitas aktivitas
laboratorium di sekolah. Sebaliknya, keterbatasan fasilitas laboratorium dan
pengelola laboran yang pasif di SMA Negeri 3 Demak membuat SMA ini menjadi
SMA yang tidak memiliki pengelolaan laboratorium yang baik dalam
pengadministrasian fasilitas dan penyimpanan alat serta bahan praktikum. Kondisi
ini dapat mengakibatkan seorang guru malas mengadakan aktivitas laboratorium
(praktikum) mengingat dibutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan segala
kebutuhan siswa untuk praktikum. Adapun tingkat standar laboratorium Biologi
SMA Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak disajikan dalam gambar 4.1
dibawah ini.
Gambar 4.1 Tingkat pengelolaan laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak
dan SMA Negeri 3 Demak.
Tingkat standar laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA
Negeri 3 Demak yang memiliki desain, administrasi, pengelolaan dan
penyimpanan alat serta bahan laboratorium pada gambar 4.1 diatas menunjukkan
hasil yang berbeda-beda. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan rata-
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
SMA N 1 94% SMA N 3 72%
Series1
54
rata hasil pengukuran menggunakan semua instrument penelitian pada SMA
Negeri 1 Demak dan SMA Negeri 3 Demak. Tingkat pengelolaan laboratorium
Biologi SMA Negeri 1 Demak memiliki tingkat standar paling tinggi dari pada
SMA Negeri 3 demak.
Kendala-kendala yang sering dihadapi dalam pengelolaan laboratorium
biologi di SMA Negeri adalah sebagai berikut:
a. Fasilitas laboratorium sains yang masih dipandang kurang memadai adalah
keadaan bak cuci, lemari alat/zat, pemadam kebakaran, perlengkapan PPPK,
dan alat perbaikan dan sebagainya.
b. Perangkat administrasi laboratorium sains umumnya dipandang belum
memenuhi standar pengelolaan laboratorium.8 Standar pengelolaan
laboratorium yang baik mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 24 tahun 2007.9 Standar yang belum dipenuhi adalah perencanaan,
pengaturan pelaksanaan, pencatatan alat dan zat, dan pelaporan. Dari aspek
paling teknis yang dipandang masih belum memadai terutama dalam segi
penataan alat dan zat, pemanfaatan fasilitas laboratorium, pemeliharaan, dan
perbaikan alat- alat laboratorium yang rusak.
c. Komponen yang terkait dalam pengelolaan laboratorium (Kepala Sekolah,
Guru Sains, dan Laboran) dalam melaksanakan kegiatan pengelolaannya
kurang didasarkan pada standar atau pedoman pengelolaan yang jelas, dan
kebijakan pengelolaan laboratorium sains. Pada umumnya pengelolaannya
diserahkan pada guru bidang studi (kimia, fisika, biologi). Di beberapa SMA
Negeri binaan tidak pula tersedia tenaga laboran, sedangkan keberadaannya
sangat dibutuhkan.
8Mamatsupriatna, “Study Penelusuran pengelolaan laboratorium sains SMA sebagai
analisis kebutuhan untuk program diklat pengelola laboratorium ”http://jurnal.pdii.lipi.go
.id/admin/jurnal/13082330.pdf.diakses 3-03-12
9Rumbinah, “Standardisasi dan Pengelolaan Laboratorium IPA”, diakses pada 19-07-
2011.
55
d. Di beberapa SMA Negeri ditemukan banyak peralatan yang rusak dan tidak
diperbaiki.10
Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai tempat
penunjang dari kegiatan kelas.11
Jadi jika laboratorium di SMA mengalami
kendala seperti yang telah disebutkan maka sebaiknya segera melakukan berbagai
upaya untuk meningkatkan pelaksanaan pengelolaan laboratorium.
Dalam upaya memenuhi dan meningkatkan pelaksanaan pengelolaan
laboratorium Biologi di SMA diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Upaya dalam pelaksanaan pengelolaan laboratorium sains di SMA masih perlu
ditingkatkan dan dioptimalkan. Kelengkapan sarana administrasi
pengelolaan masih perlu peningkatan yang terus-menerus, patokan
perencanaan penggunaan laboratorium sains dan pembagian jadwal
penggunaan laboratorium yang laboratoriumnnya bergabung, masih perlu
juga dibenahi.
2. Dalam penyediaan dan pembuatan laporan pertanggung jawaban
laboratorium, perlu lebih teratur waktu pelaksanaannya, bentuknya, dan
cakupannya. Berlandaskan dari pandangan guru-guru sains bahwa kerusakan
alat-alat, kurang tersedianya peralatan reparasi di sekolah, dan
ketidakmampuan guru dan teknisi laboratorium memperbaikinya merupakan
kendala utama atas keberlangsungan praktikum. Maka adanya unit reparasi
dipandang perlu keberadaannya unit reparasi (bengkel kerja), karena
merupakan satu bagian yang penting di dalam upaya meningkatkan efisiensi
penggunaan dana bagi fasilitas laboratorium sains.
3. Keberadaan standar pedoman pengelolaan laboratorium sains SMA berfungsi
ganda. Pertama standar tersebut menjadi pedoman teknis bagi pekerjaan setiap
personil laboratorium. Kedua memberikan kejelasan tentang apa yang harus
dilakukan tiap personil laboratorium untuk memudahkan. Kepala Sekolah
dalam mengevaluasi prestasi kerja anak buahnya serta mengadakan supervisi
10
Mamatsupriatna, “Study Penelusuran pengelolaan laboratorium sains SMA sebagai
analisis kebutuhan untuk program diklat pengelola laboratorium” diakses 3-03-12
11Koesmadji, W., dkk., Teknik Laboratorium. hlm.43
56
tentang pengelolaan laboratorium, sebagaimana yang menjadi tugas
profesinya.12
Dari kendala-kendala yang sering dihadapi dalam pengelolaan
laboratorium adalah tidak adanya teknisi laboran, maka dari itu sebaiknya setiap
sekolah memiliki laboran agar proses belajar mengajar Biologi terutama
praktikum berjalan secara optimal.
12
Mamatsupriatna, “Study Penelusuran Pengelolaan Laboratorium Sains SMA sebagai
Analisis Kebutuhan untuk Program Diklat Pengelola Laboratorium”. diakses 3-03-12
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
rata-rata tingkat pengelolaan laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan
SMA Negeri 3 Demak berdasarkan Tingkat pengelolaan laboratorium yang
meliputi desain laboratorium, administrasi laboratorium, pengelolaan
laboratorium serta penyimpanan alat dan bahan laboratorium berturut-turut
sebesar 94% dan 76%.Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan SMA
Negeri 3 Demak telah baik dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peneliti dapat menyarankan.
1. Guru Biologi sebaiknya menyusun petunjuk praktikum dan lebih intensif
dalam menyelenggarakan praktikum agar empat keterampilan laboratorium
yang meliputi safety skills, laboratory manipulative skills, laboratory process
skills, dan thinking skills dapat dikuasai siswa.
2. Upaya dalam pelaksanaan pengelolaan laboratorium sains di SMA Negeri 1
Demak masih perlu ditingkatkan dan dioptimalkan. Kelengkapan sarana
administrasi pengelolaan masih perlu peningkatan yang terus-menerus.
3. SMA Negeri 3 Demak sebaiknya memiliki laboran agar proses belajar
mengajar Biologi berjalan dengan baik, sedangkan Dalam penyediaan dan
pembuatan laporan pertanggungjawaban laboratorium, perlu lebih teratur
waktu pelaksanaannya, bentuknya, dan cakupannya. Berlandaskan dari
pandangan guru-guru sains bahwa kerusakan alat-alat, kurang tersedianya
peralatan reparasi di sekolah, dan ketidakmampuan guru dan teknisi
laboratorium memperbaikinya merupakan kendala utama atas
keberlangsungan praktikum. Maka adanya unit reparasi dipandang perlu
keberadaannya unit reparasi (bengkel kerja), karena merupakan satu bagian
yang penting di dalam upaya meningkatkan efisiensi penggunaan dana bagi
fasilitas laboratorium sains.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, HM., Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1992).
Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Arikunto S.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 20011).
Arikunto S. Prosedur Penelitian.cet iv (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997)
Azhar, ”Pendekatan Keterampilan Proses”, http://www.sarjanaku.com. Diakses
12-03-2012
Azwar, Syaifudin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997).
Bowo,”Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah
Aliyah (MA)”,http://bowo.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/09/bio-sma-
ma.pdf. diakses pada 11-03-12
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN. Balai Pustaka, 2005). Edisi
ke 3.
Indrayani,Dewi “profil laboratorium biologi SMA seKabupaten Blora dalam
mendukung Pelaksanaan pembelajaran Biologi”, Skripsi
(Semarang:FMIPA UNNES,2010),
Faisol, Snanfia, Dasar-Dasar dan Teknik Menyusun Angket, (Surabaya: PN.
Usaha Nasional, tt).
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2001).
___________, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Yogyakarta, 1989).
Herawati, Susilo,” Keterampilan Berfikir Kritis”, http//herawatisusilobioum. com/
news. Diakses 12-03-2012
Indrayani,Dewi “profil laboratorium biologi SMA seKabupaten Blora dalam
mendukung Pelaksanaan pembelajaran Biologi”, Skripsi
(Semarang:FMIPA UNNES,2010),
Holil A., Keterampilan Proses, http://www.roguecom.com/interview/
critical.html.
Kartiasa, Nyoman, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung: Pudak
Scientific, 2006).
Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009).
Koesmadji, W., dkk., Teknik Laboratorium, (Bandung: Jurusan Pendidikan
Biologi FMIPA UPI, 2004).
Lubis, M., Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1993).
PERMENDIKNAS,” Ketentuan Ruang Laboratorium Biologi untuk
SMA/MA”,http://Ketentuan Ruang Laboratorium Biologi.pdf. diakses tgl
17-01-10
Rina Widi Astuti,” Kesiapan Laboratorium Biologi SMA Negeri di Kabupaten
Blora dalam Mendukung Pembelajaran Biologi”, Skripsi(Semarang:
FMIPA UNNES,2010)
Rustaman.. N, ”Peranan Praktikum Dalam Pembelajaran
Biologi”,http//file.upi.edu/prodi pendidikan IPA.com. Diakses 12-03-2012
Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Badung: Jurusan Pendidikan
Biologi FMIPA UPI, 2003).
Rumbinah, Standardisasi dan Pengelolaan Laboratorium IPA, http://
snapdrive.net.
Saptono S. Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Semarang; Universitas Negeri
Semarang (UNNES), 2003).
Stolze dan William @blogspot.com terjemah Fasilitas Laboratorium IPA.
Stolze HJ & William DS. 1991. Annotated Teachers Edition Biology The Study of
life. 4 th Edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Penerbit Alfabeta, 2006)
Sujana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar
Baru, 1989).
Supriatna,M.“Study Penelusuran pengelolaan laboratorium sains SMA sebagai
analisis kebutuhan untuk progam diklat pengelola laboratorium”
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/13082330.pdf. diakses 3-03-12
Sutrisno, Keterampilan Berpikir untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran,
http://joko.tblog.com.
Winataputra, Udin, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2001).
Lampiran 7:
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Afwah
2. Tempat & Tgl. Lahir : Demak, 29 Juni 1989
3. NIM : 073811026
4. Alamat Rumah : Jatirogo RT 3 RW 1 Bonang Demak
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal :
a. MI Tsamrotul Huda 1
b. MTsN Bonamg
c. MAN Demak
Semarang, 31 Mei 2012
Arfwah
NIM: 073811026
Lampiran 1 : Lembar Observasi Lab Biologi SMAN 1 Demak
Nama Sekolah : SMAN 1 Demak
Alamat : Jl. Sultan Fattah
I. Desain Laboratorium
Panjang : 9 m
Lebar : 9 m
Tinggi : 3 m
Kapasitas : 40 siswa
Letak terhadap ruangan yang lain : dekat
Letak terhadap sumber air : jauh
Kondisi terhadap sumber cahaya : cukup cahaya
Jumlah pintu/ Letaknya : 2/ diagonal
Keterangan :
Skor 1, jika kondisi desain laboratorium sesuai kriteria di bawah ini.
Skor 0, jika kondisi desain laboratorium tidak sesuai kriteria di bawah ini.
Kriteria desain laboratorium yang diharapkan antara lain ( Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 )
Panjang : 11 m
Lebar : 9 m
Tinggi : 3 m
Kapasitas : 40 siswa
Letak terhadap ruangan yang lain : Jauh ( jika jarak ruangan lain > 3 m dari
laboratorium, dekat jika jarak ruangan ≤
3 m dari laboratorium )
Letak terhadap sumber air : Jauh ( jika jarak ruangan lain ≥ 10 m dari
laboratorium, dekat jika jarak ruangan <
10 m dari laboratorium )
Kondisi terhadap sumber cahaya : ruangan terkena terangnya cahaya
matahari dan bukan di tempat yang teduh
Jumlah pintu / Letaknya : 2 / bersilangan ( diagonal )
II Administrasi Laboratorium
A. Ruangan Laboratorium
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
No.
1
2
3
4
5
6
• Diadaptasi dari Kertiasa ( 2006 )
LEMBAR OBSERVASI
LABORATORIUM BIOLOGI
Jenis Ruangan Ada Tidak Ada
Ruang praktik siswa √ −
Ruang perpustakaan kecil dan komputer √ −
Ruang teknisi laboratorium √ −
Ruang persiapan dan kerja guru √ −
Ruang penyimpanan alat dan bahan √ −
Ruang tempat barang pribadi siswa − √
B. Fasilitas Umum
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
Baik Rusak
1 √ − − 8
2 √ − − 6
3 √ − − 6
4 √ − − 8
5 √ − − 16
• Diadaptasi dari Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
C. Fasilitas Khusus
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
Baik Rusak
1 √ − − 2
2 √ − − 45
3 √ − − 3
4 √ − − 5
5 √ − − 1
6 √ − − 1
7 √ − − 2
8 √ − − 1
9 √ − − 8
10 √ − − 2
11 √ − − 1
12 √ − − 1
13 √ − − 8
14 √ − − 8
• Diadaptasi dari Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
D. Daftar Alat Untuk Praktikum
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
Baik Rusak
1 √ − − 10
2 √ − − 3
3 √ − − 12
4 √ − − 12
5 √ − − 52
6 √ − − 22
7 √ − − 40
8 √ − − 4 pak
9 √ − − 5 pak
10 √ − − 50
11 √ − − 67
No Jenis
No. Jenis Ada Tidak
Ada
Jumlah
Ada Tidak
Ada
Jumlah
Jam dinding
Kursi Siswa
Kursi Guru
Bak Cuci
Gas
Penerangan ( listrik )
Sumber air
Ventilasi
Papan Tulis
Pemadam Kebakaran
Perlengkapan P3K
Stop Kontak
Tempat Sampah
No Jenis
Lemari Alat
Lemari Asam
Lemari Bahan
Meja Guru
Meja Demonstrasi
Meja Siswa
Bosshead ( Penjepit pada statif )
Cawan Petri
Corong
Gelas Arloji
Gelas Benda
Gelas Penutup
Ada Tidak
Ada
Jumlah
Alat bedah hewan
Aquarium
Buret
Gelas Piala
Gelas ukur
12 √ − − 18
13 √ − − 12
14 √ − − 8
15 √ − − 11
16 √ − − 12
17 √ − − 12
18 √ − − 5
19 √ − − 12
20 √ − − 40
21 √ − − 22
22 √ − − 15
23 √ − − 12
24 √ − − 4
25 √ − − 9
26 √ − − 5
27 √ − − 12
28 √ − − 30
29 √ − − 15
30 √ − − 1 Set
31 √ − − 150
32 √ − − 6
33 √ − − 20
34 √ − − 8
35 √ − − 20
36 √ − − 8
37 √ − − 12
38 √ − − 130
39 √ − − 12
40 √ − − 3
41 √ − − 3
42 √ − − 3
43 √ − − 3
44 √ − − 3
45 √ − − 3
46 √ − − 3
47 √ − − 4
48 √ − − 2
49 √ − 3
50 √ − − 3
51 √ − − 2
52 √ − − 4
53 √ − − 1
54 √ − − 1
55 √ − − 2
56 √ − − 1
57 √ − − 1
Kasa
Klem
Kotak Perparat
Kuadrat
Labu Erlenmeyer
Lampu spiritus
Gunting
Hand counter
Higrometer
Kaki tiga
Penjepit tabung reaksi
Pengaduk
Perangkat pemeliharaan mikroskop ( kertas
Pipet ukur
Potometer
Rak Tabung reaksi
Lumpang dan Alu
Lup
Mikroskop monokuler
Mikroskop stereo binokuler
Neraca
Pelat tetes
Alat Peraga 2 atau 3 dimensi
Charta kromosom
Charta DNA
Charta RNA
Charta pewarisan sifat Mendel
Charta contoh-contoh tumbuhan berbagai
Respirometer
Sikat tabung reaksi
Statif dan batang statif
Stop Watch
Tabung reaksi
Termometer
Charta / Model sistem ekskresi manusia
Charta sistem pencernaan burung reptil,
Charta sistem respirasi burung reptil,
Charta sistem peredaran darah burung reptil,
Charta sistem ekskresi burung reptil,
Charta sistem reproduksi burung reprtil,
Charta contoh-contoh hewan berbagai divisi
Charta sistem pencernaan manusia
Charta sistem respirasi manusia
Charta / Model sistem reproduksi manusia
Charta / Model sistem saraf manusia
Charta / Model sistem peredaran darah
Charta sistem saraf burung reptil, amphibi,
58 √ − − 2
59 √ − − 2
60 √ − − 6 Set
61 √ − − 6 Set
62 √ − − ©12
63 √ − − ©12
• Diadaptasi dari Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
E. Daftar Bahan/ Zat untuk Praktikum
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
T PA
1 √ − − 0,25 kg
2 − − √ 0,25 kg
3 √ − − 0,5 kg
4 − − √ 0,5 kg
5 − − √ 0,5 kg
6 √ − − 0,5 kg
7 − − √ 0,5 kg
8 − − √ 0,5 kg
9 − − √ 5 kg
10 − − √ 1 kg
11 − − √ 5 kg
12 − − √ 0,5 kg
13 − − √ 0,5 kg
14 √ − − 0,5 kg
15 √ − − 1 kg
16 √ − − 5 L
17 √ − − 30 L
18 √ − − 1 L
19 √ − − 1 L
20 √ − − 1 L
21 √ − − 1 L
22 √ − − 1 L
23 √ − − 5 L
24 √ − − 1 L
• Diadaptasi dari Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 T : Teknis dan PA : Pro Analys
F. Administrasi Secara Umum
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
No. Ya Tidak
1 √ −
2 √ −
3 √ −
4 √ −
5 √ −
Preparat anatomi hewan( PL,otot rangka, otot
No. Nama Zat/ Bahan Rumus Kimia Ada Tidak
Ada
Model rangka manusia
Model tubuh manusia
Preparat mitosis akar bawang
Preparat meiosis akar bawang
Preparat anatomi tumbuhan ( PL, akar,
Eosin
Fenol
Glukosa
Jumlah
Zat Padat
Albumin
Amilum
Merkuri
Natrium hidroksida
Natrium Karbonat
Iodium
Kalium Karbonat
Kupri Sulfat
Sukrosa
Zat Cair
Alkohol
Natrium Klorida
Natrium Oksalat
Safranin
Asam klorida
Fehling A
Fehling B
Aquades
Asam asetat
Asam karbonat
Menyusun kartu alat dan bahan praktikum
Menyusun buku inventaris penerimaan / pengeluaran alat dan bahan
Menyusun kartu usulan / permintaan alat dan bahan praktikum
Menyusun buku inventaris barang/ fasilitas khusus laboratorium
Formalin
Tembaga sulfat
Aspek yang diamati
Menyusun buku inventaris alat dan bahan praktikum
6 √ −
7 √ −
8 √ −
9 √ −
G. Sumber Dana
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
No. Ya Tidak
1 √ −
2 √ −
3 √ −
III Pengelolaan Laboratorium
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
No. Ya Tidak
1 √ −
2 √ −
IV Penyimpanan Alat dan Bahan Praktikum Biologi
A Penyimpanan Alat Praktikum Biologi
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
No. Ya Tidak
1 − √
2 √ −
3 √ −
4 √ −
5 √ −
6 √ −
7 √ −
B. Penyimpanan Bahan Praktikum Biologi
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
No. Ya Tidak
1 √ −
2 √
3 √ −
4 √ −
5 √ −
Keterangan :
Menyusun kartu barang/ fasilitas khusus laboratorium
Menyusun buku inventaris penerimaan dan pengeluaran barang/
Aspek yang diamati
Memiliki struktur organisasi ketenagaan pengelola laboratorium
Menyusun dan memiliki tata tertib untuk menjaga keamanan dan
keselamatan siswa
Aspek yang diamati
Menyimpan alat percobaan menurut judul percobaan Biologi
membedakan alat yang boleh diambil siswa dan yang tidak boleh
Menyusun kartu usulan/permintaan barang/fasilitas khusus
Menyusun jadwal dan agenda kegiatan di laboratorium
Sumber Dana
Subsidi Pemerintah
Swadaya Sekolah
Persatuan orang tua murid
Menyimpan bahan praktikum ( bahan kimia ) berdasarkan sifat
Menyimpan bahan kimia berdasarkan sifat kimianya, tingkat resiko
Menyimpan bahan kimia pada tempat yang tidak terkena sinar
Melabeli botol penyimpan bahan kimia dengan informasi yang
Tidak menyimpan bahan kimia di tempat yang sulit
menyimpan peralatan yang memerlukan perawatan khusus di tempat
menyimpan peralatan secara terpisah berdasarkan bahan dasar
menyimpan peralatan secara terpisah berdasarkan jenis alat
menyimpan peralatan berdasarkan berat/bobot alat
menyimpan peralatan secara terpisah berdasarkan
Aspek yang diamati
Skor 1 : Jika ada atau ya
Skor 0 : Jika tidak ada atau tidak
Rumus % KL = n / N x 100 %
% KL = Persentase kesiapan laboratorium yang diharapkan
N = Jumlah skor maksimal
n = Jumlah skor yang diperoleh
Adapun tingkat kesiapan sekolah untuk standarisasi laboratorium yaitu :
a. Rentang 80-100%, termasuk kategori sangat baik
b.Rentang 66-79%, termasuk kategori baik
c.Rentang 56-65%, termasuk kategori cukup baik,
d.Rentang 40-55%, termasuk kategori tidak baik
Lampiran 2 : Lembar Observasi Lab Biologi SMAN 1 Demak3 Demak
Nama Sekolah : SMAN 3 Demak
Alamat : Jl. Sultan Trenggono
I. Desain Laboratorium
Panjang : 11 m
Lebar : 9 m
Tinggi : 3 m
Kapasitas : 40 siswa
Letak terhadap ruangan yang lain : dekat
Letak terhadap sumber air : jauh
Kondisi terhadap sumber cahaya : cukup cahaya
Jumlah pintu/ Letaknya : 2/ diagonal
Keterangan :
Skor 1, jika kondisi desain laboratorium sesuai kriteria di bawah ini.
Skor 0, jika kondisi desain laboratorium tidak sesuai kriteria di bawah ini.
Kriteria desain laboratorium yang diharapkan antara lain ( Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 )
Panjang : 11 m
Lebar : 9 m
Tinggi : 3 m
Kapasitas : 40 siswa
Letak terhadap ruangan yang lain : Jauh ( jika jarak ruangan lain > 3 m dari
laboratorium, dekat jika jarak ruangan ≤
3 m dari laboratorium )
Letak terhadap sumber air : Jauh ( jika jarak ruangan lain ≥ 10 m dari
laboratorium, dekat jika jarak ruangan <
10 m dari laboratorium )
Kondisi terhadap sumber cahaya : ruangan terkena terangnya cahaya
matahari dan bukan di tempat yang teduh
Jumlah pintu / Letaknya : 2 / bersilangan ( diagonal )
II Administrasi Laboratorium
A. Ruangan Laboratorium
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
No.
1
2
3
4
5
LEMBAR OBSERVASI
LABORATORIUM BIOLOGI
√
√
−
−
−
Jenis Ruangan
Ruang praktik siswa
Ruang persiapan dan kerja guru
Ruang penyimpanan alat dan bahan
Ruang perpustakaan kecil dan komputer
Ada Tidak Ada
√
√
√
−
−Ruang teknisi laboratorium
6
• Diadaptasi dari Kertiasa ( 2006 )
B. Fasilitas Umum
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
Baik Rusak
1 √ − − 6
2 − − √ −
3 √ − − 8
4 √ − − 6
5 √ − − 18
• Diadaptasi dari Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
C. Fasilitas Khusus
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
Baik Rusak
1 √ − − 1
2 √ − − 40
3 √ − − 2
4 √ − − 4
5 √ − − 1
6 √ − − 1
7 √ − − 2
8 √ − − 1
9 √ − − 8
10 √ − − 1
11 √ − − 1
12 √ − − 1
13 √ − − 8
14 √ − − 2
• Diadaptasi dari Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
D. Daftar Alat Untuk Praktikum
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
Baik Rusak
1 √ − − 12
2 − − √ 0
3 √ − − 10
4 √ − − 8
5 √ − − 40
6 √ − − 52
7 √ − − 13
8 √ − − 4 pak
9 √ − − 4 pak
No. Jenis Jumlah
− √
Bak Cuci
Gas
Penerangan ( listrik )
Sumber air
Ventilasi
Tidak
Ada
Ruang tempat barang pribadi siswa
Ada
No
No Jenis Ada Tidak
Ada
Jumlah
Meja Siswa
Papan Tulis
Pemadam Kebakaran
Perlengkapan P3K
Stop Kontak
Tempat Sampah
Kursi Guru
Lemari Alat
Lemari Asam
Lemari Bahan
Meja Guru
Meja Demonstrasi
Jenis Ada Tidak
Ada
Jumlah
Jam dinding
Kursi Siswa
Gelas Arloji
Gelas Benda
Gelas Penutup
Alat bedah hewan
Aquarium
Buret
Bosshead ( Penjepit pada statif )
Cawan Petri
Corong
10 √ − − 18
11 √ − − 53
12 √ − − 12
13 √ − − 8
14 √ − − 3
15 √ − − 10
16 √ − − 12
17 √ − − 3
18 √ − − 4
19 √ − − 2
20 √ − − 20
21 √ − − 15
22 √ − − 12
23 √ − − 9
24 √ − − 12
25 − − √ 0
26 √ − − 3
27 √ − − 6
28 √ − − 18
29 √ − − 12
30 − − √ 0
31 √ − − 60
32 − − √ 0
33 √ − − 12
34 √ − − 6
35 √ − − 12
36 √ − − 3
37 √ − − 6
38 √ − − 110
39 √ − − 4
40 √ − − 1
41 √ − − 1
42 √ − − 1
43 √ − − 1
44 √ − − 1
45 √ − − 1
46 √ − − 1
47 √ − − 1
48 √ − − 1
49 √ − 1
Gelas Piala
Gelas ukur
Gunting
Kuadrat
Labu Erlenmeyer
Lampu spiritus
Lumpang dan Alu
Lup
Mikroskop monokuler
Hand counter
Higrometer
Kaki tiga
Kasa
Klem
Kotak Perparat
Pipet ukur
Potometer
Rak Tabung reaksi
Respirometer
Sikat tabung reaksi
Statif dan batang statif
Mikroskop stereo binokuler
Neraca
Pelat tetes
Penjepit tabung reaksi
Pengaduk
Perangkat pemeliharaan mikroskop ( kertas
pembersih lensa, sikat halus, kunci Alen,alat
semprot, obeng halus, lup, tukang arloji, tang
untuk melipat
Charta pewarisan sifat Mendel
Charta contoh-contoh tumbuhan berbagai divisi
Angiospermae dan Gymniospermae
Charta contoh-contoh hewan berbagai divisi
Avertebrata dan Vertebrata
Charta sistem pencernaan manusia
Charta sistem respirasi manusia
Charta / Model sistem reproduksi manusia
Stop Watch
Tabung reaksi
Termometer
Charta kromosom
Charta DNA
Charta RNA
Alat Peraga 2 atau 3 dimensi
Charta / Model sistem saraf manusia
50 √ − −
1
51 √ − − 1
52 √ − − 1
53 √ − − 1
54 √ − − 1
55 √ − − 1
56 √ − − 1
57 √ − − 1
58 √ − − 1
59 √ − − 1
60 − − √ 0
61 − − √ 0
62 − − √ 0
63 √ − − 1
• Diadaptasi dari Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
E. Daftar Bahan/ Zat untuk Praktikum
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
T PA
1√ − −
0,25 gr
2 − − √ 0
3 √ − − 0,25 kg
4 − − √ 0
5 − − √ 0
6 √ − − 0,5 kg
7 − − √ 0
8 − − √ 0
9 − − √ 0
10 − − √ 0
11 − − √ 0
12 − − √ 0
13 − − √ 0
14 √ − − 0,25 kg
15 √ − − 0,25 kg
No.
Natrium Karbonat
Natrium Klorida
Natrium Oksalat
Safranin
Sukrosa
Albumin
Kalium Karbonat
Kupri Sulfat
Merkuri
Natrium hidroksida
Zat Padat
Rumus Kimia Tidak
Ada
Jumlah
Amilum
Eosin
Fenol
Glukosa
Iodium
Model rangka manusia
Charta sistem saraf burung reptil, amphibi, ikan
dan cacing tanah
Charta sistem reproduksi burung reprtil, amphibi,
ikan dan cacing tanah
Charta sistem ekskresi burung reptil, amphibi,
ikan dan cacing tanah
Charta sistem peredaran darah burung reptil,
amphibi, ikan dan cacing tanah
Charta sistem respirasi burung reptil, amphibi,
ikan dan cacing tanah
Charta sistem pencernaan burung reptil, amphibi,
ikan dan cacing tanah
Charta / Model sistem ekskresi manusia
Charta / Model sistem peredaran darah manusia
Model tubuh manusia
Preparat mitosis akar bawang
Preparat meiosis akar bawang
Preparat anatomi tumbuhan ( PL, akar, batang,
daun dikotl dan monokotil )
Preparat anatomi hewan( PL,otot rangka, otot
jantung, otot polos, tulang keras, tulang rawan,
ginjal, testis, ovarium, hepar, dan saraf )
AdaNama Zat/ Bahan
16 √ − − 1 L
17 √ − − 20 L
18 √ − − 1 L
19 √ − − 1 L
20 √ − − 1 L
21 √ − − 1 L
22 √ − − 1 L
23 √ − − 1 L
24 √ − − 1 L
• Diadaptasi dari Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 T : Teknis dan PA : Pro Analys
F. Administrasi Secara Umum
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
No. Ya Tidak
1 − √
2 − √
3 − √
4 − √
5 − √
6 − √
7 − √
8 − √
9 − √
G. Sumber Dana
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
No. Ya Tidak
1 √ −
2 − √
3 − √
III Pengelolaan Laboratorium
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
No. Ya Tidak
1 √ −
2 √ −
Alkohol
Zat Cair
Menyusun buku inventaris penerimaan / pengeluaran alat dan bahan
praktikum Biologi
Menyusun kartu usulan / permintaan alat dan bahan praktikum Biologi
Menyusun buku inventaris barang/ fasilitas khusus laboratorium
Menyusun kartu barang/ fasilitas khusus laboratorium
Menyusun buku inventaris penerimaan dan pengeluaran barang/ fasilitas
khusus laboratorium
Menyusun kartu usulan/permintaan barang/fasilitas khusus laboratorium
Menyusun jadwal dan agenda kegiatan di laboratorium
Aquades
Asam asetat
Asam karbonat
Asam klorida
Fehling A
Fehling B
Formalin
Tembaga sulfat
Aspek yang diamati
Sumber Dana
Subsidi Pemerintah
Swadaya Sekolah
Persatuan orang tua murid
Aspek yang diamati
Memiliki struktur organisasi ketenagaan pengelola laboratorium
Menyusun dan memiliki tata tertib untuk menjaga keamanan dan
keselamatan siswa
Menyusun buku inventaris alat dan bahan praktikum
Menyusun kartu alat dan bahan praktikum
IV Penyimpanan Alat dan Bahan Praktikum Biologi
A Penyimpanan Alat Praktikum Biologi
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
No. Ya Tidak
1 − √
2
−
√
3 √−
4 √−
5 √−
6 − √
7 √
B. Penyimpanan Bahan Praktikum Biologi
Berilah tanda cek ( √ ) bila ada dan ( − ) bila tidak ada
No. Ya Tidak
1 √ −
2 − √
3 √ −
4 − √
5 − √
Keterangan :
Skor 1 : Jika ada atau ya
Skor 0 : Jika tidak ada atau tidak
Rumus % KL = n / N x 100 %
% KL = Persentase kesiapan laboratorium yang diharapkan
N = Jumlah skor maksimal
n = Jumlah skor yang diperoleh
Adapun tingkat kesiapan sekolah untuk standarisasi laboratorium yaitu :
a. Rentang 80-100%, termasuk kategori sangat baik
b.Rentang 66-79%, termasuk kategori baik
c.Rentang 56-65%, termasuk kategori cukup baik,
d.Rentang 40-55%, termasuk kategori tidak baik
Aspek yang diamati
Menyimpan bahan praktikum ( bahan kimia ) berdasarkan sifat fisiknya
Menyimpan bahan kimia berdasarkan sifat kimianya, tingkat resiko
bahayanya, kemudian barulah berdasarkan urutan alfabetis
Menyimpan bahan kimia pada tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung
Melabeli botol penyimpan bahan kimia dengan informasi yang
jelas/menyertakan MSDS
Tidak menyimpan bahan kimia di tempat yang sulit
dijangkau/meletakkan bahan kimia lebih tinggi dari pada mata
Aspek yang diamati
Menyimpan alat percobaan menurut judul percobaan Biologi
membedakan alat yang boleh diambil siswa dan yang tidak boleh
diambil sendiri oleh siswamenyimpan peralatan yang memerlukan perawatan khusus di tempat
penyimpanan khususmenyimpan peralatan secara terpisah berdasarkan bahan dasar penyusun
alat
menyimpan peralatan secara terpisah berdasarkan jenis alat
menyimpan peralatan berdasarkan berat/bobot alat
menyimpan peralatan secara terpisah berdasarkan
kecanggihan/kelangkaan/kualitas alat
Lampiran 3: contoh kuesioner guru SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3Demak
LEMBAR KUESIONER GURU
UNTUK MENGETAHUI PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI
SMA NEGERI 1 DEMAK DAN SMA NEGERI 3 DEMAK DALAM
MENDUKUNG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI *1
I. LATAR BELAKANG
Nomor Responden Guru : (diisi oleh peneliti)
Tanggal :
Nama sekolah :
Jenis Kelamin :
Masa Kerja :
II. PETUNJUK PENGISIAN
Mohon Bapak/Ibu memberi tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban
yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai pada lembar instrument ini. Apabila terjadi
kekeliruan dalam menjawab dan Bapak/Ibu ingin memperbaiki, maka berilah
tanda dua garis pada alternatif jawaban yang dianggap salah kemudian mohon
silanglah alternatif jawaban yang sesuai menurut Bapak/Ibu guru.
Contoh: Pemilihan semula : a b c d
Pembetulan : a b c d
III. PERTANYAAN
1. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang laboratorium?
a. Tempat memberikan latihan
b. Tempat untuk mengembangkan keterampilan
c. Tempat untuk praktek dan tempat untuk pameran
d. Tempat untuk praktek dan memecahkan masalah, mendalami suatu
fakta, melatih keterampilan berfikir ilmiah
*1 S.Azwar.1997.Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka pelajar .hlm 93
2. Dalam satu semester, bagaimana intensitas pelaksanaan praktikum di
laboratorium Biologi di sekolah ini?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
3. Selain ruang praktek siswa dan ruang penyimpanan alat & bahan, ruang apa
saja yang terdapat di laboratorium Biologi?
a. Ruang kerja/persiapan guru
b. Ruang kerja/persiapan guru dan ruang pribadi siswa
c. Ruang kerja/persiapan guru, ruang barang pribadi siswa dan ruang
teknisi laboratorium
d. Ruang kerja/persiapan guru, ruang barang pribadi siswa, ruang teknisi
laboratorium, ruang perpustakaan kecil dan computer
4. Fasilitas khusus apa saja yang dapat ditemui dalam laboratorium Biologi?
a. Papan tulis, meja kursi siswa & guru
b. Papan tulis, meja kursi siswa & guru, lemari alat & bahan
c. Papan tulis, meja kursi siswa & guru, lemari alat & bahan, peralatan
P3K
d. Papan tulis, meja kursi siswa & guru, lemari alat & bahan, peralatan
P3K, pemadam kebakaran
5. Apakah Bapak/Ibu guru menginventarisasi alat dan bahan setiap akhir
tahun/semester?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
6. Apakah Bapak/Ibu guru dibantu oleh siswa/laboran dalam menyiapkan alat
dan bahan praktikum?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
7. Apakah Bapak/Ibu guru menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk
praktikum/LKS?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
8. Apakah seluruh pengelola laboratorium mengadakan pertemuan di akhir
tahun ajaran dan merencanakan penyediaan alat dan bahan untuk tahun
ajaran baru berikutnya?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
9. Apakah bapak/ibu guru mempelajari petunjuk praktikum terlebih dahulu
sebelum melakukan praktikum?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. selalu
10. Apakah alat-alat yang berat diletakkan di tempat yang mudah dijangkau
(misalnya: alat berat diletakkan di lemari bawah)?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
11. Apakah bahan-bahan kimia diatur sesuai dengan sifat fisis, sifat kimia dan
tingkat resiko bahayanya?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
12. Apakah Bapak/Ibu melakukan pengecekan alat dan bahan yang dipakai
setelah praktikum?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
13. Apakah peralatan ditata dan disimpan berdasarkan bahan dasar alat, jenis
alat dan judul percobaan?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
Lampiran 4:contoh wawancara dengan guru SMA Negeri 1 Demak
P: Adakah tenaga laboratorium Biologi (laboran) di sekolah ini? Siapa yang
berkewajiban menjaga kelancaran segala kegiatan di laboratorium Biologi sekolah
ini?
G: iya ada. Guru, siswa dan semua pengguna laboratorium.
P: Menurut pengamatan bapak/ibu guru apakah luas laboratorium siswa sudah sesuai
dengan jumlah siswa yang menggunakannya?
G: belum, siswa disini tiap kelas 40 jadi jarak antar meja kelompok dan ruang gerak
siswa sangat kurang luas.
P: Apakah bapak/ibu melakukan sendiri penataan segala ruang dan fasilitas serta alat dan
bahan praktikum dalam laboratorium Biologi ini?
G: iya
P: Adakah kegiatan lain yang dilakukan dalam laboratorium ini selain kegiatan praktikum
siswa ? Bagaimana cara bapak/ibu mengatur atau mengelola kegiatan praktikum
Biologi?
G: untuk saat ini belum ada ya, kalau masalah jadwal ya sesuai yang telah disepakati
P: Apakah setiap semester/tahun Bapak/Ibu menginventarisasi dan membuat laporan
mengenai ketersediaan alat dan bahan praktikum?
G: iya selalu
P: Apakah Bapak/Ibu membuat kartu-kartu katalog untuk masing alat-alat laboratorium
dan perlukah siswa mengajukan surat permohonan peminjaman alat jika siswa ingin
meminjam alat-alat yang dibutuhkan?
G: iya. Siswa harus mengajukan surat permohonan
P: Apakah alat-alat yang mahal atau alat yang berbahaya disimpan dilemari terkunci?
Seringkah terjadi pinjam meminjam alat dari laboratorium Biologi ke laboratorium
IPA lainnya?
G: ya itu pasti karena takut terjadi kerusakan lemari selalu terkunci dan waku mau
praktikum baru dibuka untuk persiapan.
P: Apakah terdapat struktur organisasi ketenagaan/pengelola laboratorium di sekolah?
Apakah terjalin komunikasi yang baik antar semua tenaga pengelola laboratorium?
G: iya, alkhamdulillah tidak pernah ada perselisihan
P: Apakah peralatan pemadam kebakaran dan kotak P3K selalu tersedia di laboratorium?
G: iya, itu ada
P: Apakah Bapak/Ibu memberikan contoh pemakaian alat-alat praktikum sebelum siswa
melakukan praktikum?
G:iya itu selalu,
P: Bagaimanakah penanganan limbah sisa praktikum ataupun zat kimia yang telah
kadaluwarsa dan tidak terpakai lagi di laboratorium?
G: limbah padat dibuang ketempat sampah, kalau cair diencerkan kemudian baru dibuang
P: Adakah kendala yang dirasa sangat menghambat kegiatan pembelajaran di
laboratorium?
G: tidak ada
P: Apakah saran Bapak/Ibu untuk memajukan laboratorium Biologi di sekolah berkaitan
dengan kendala-kendala yang menghambat kegiatan praktikum di laboratorium
Biologi?
G: tingkatkan disiplin siswa dan guru
Lampiran 6: Dokumentasi
Foto-foto terkait penelitian di laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak
Gambar 3: Lemari bahan kimia
Gambar 4: penyimpanan alat-alat peraga
Gambar 5: penyimpanan mikroskop
Gambar 6: siswa melakukan pengamatan warna zat hasil percobaan
Foto-foto terkait penelitian di SMA Negeri 3 Demak
Gambar 7: penyimpanan mikroskop
Gambar 8: lemari alat-alat gelas
Gambar 9: penyimpanan alat model tubuh manusia