73
SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI PADA KASUS PENGEMBANGAN USAHA PT. X SYAMSUL IRFAN S NRP 2511101027 Pembimbing Dr. Ir I Ketut Gunarta, M.T. Muhammad Saiful Hakim, S.E., M.M. JURUSAN MANAJEMEN BISNIS Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015

SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

i

SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI PADA KASUS PENGEMBANGAN USAHA PT. X SYAMSUL IRFAN S NRP 2511101027 Pembimbing Dr. Ir I Ketut Gunarta, M.T. Muhammad Saiful Hakim, S.E., M.M. JURUSAN MANAJEMEN BISNIS Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015

Page 2: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

iii

SKRIPSI - TB141328 BUSINESS VALUATION IN PROPERTY SECTOR CASE STUDY OF PT. X’S DEVELOPMENT PLAN SYAMSUL IRFAN S NRP 2511101027 Supervisors Dr. Ir I Ketut Gunarta, M.T. Muhammad Saiful Hakim, S.E., M.M. DEPARTMENT OF BUSINESS MANAGEMENT Faculty of Industrial Technology Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya 2015

Page 3: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

LEMBAR PENGESAHAN

PE~ILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI

PADA KASUS PENGEWBA~GA~ USAHA PT. X

Oleh:

SYAMSUL IRFAN S NRP 2511101027

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Manajemen

Program Studi S-1 Jurusan Manajemen Bisnis

Fakultas Teknologi Industri

Jnstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,

pada tanggal 21 Januari 2014

Disetujui oleh: Doscn Pembimbing Skripsi

Pembimbiog Pendamping

~z~ Muhammad Saiful Hakim, S.E., M.M.

NIP 198305052014041 00 l

Page 4: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

vii

PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI PADA KASUS PENGEMBANGAN USAHA PT. X

Nama : Syamsul Irfan S NRP : 2511101027 Jurusan : Manajemen Bisnis Dosen Pembimbing : Dr. Ir. I Ketut Gunarta, M.T. Dosen Co-Pembimbing : Muhammad Saiful Hakim, S.E., M.M.

ABSTRAK

Penilaian usaha merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menentukan nilai suatu usaha. Hampir semua kegiatan usaha dilakukan kegiatan penilaian, tak terkecuali pada bisnis properti. Pada bisnis properti dapat digunakan 2 (dua) jenis premis yaitu going concern value untuk properti (retained asset) dan liquidating value untuk properti (non retained asset), sehingga akan berpengaruh pada proses penilaian yang akan dilakukan. PT. X merupakan salah satu perusahaan properti yang memiliki rencana transaksi korporasi yaitu akuisisi. PT. X memiliki aset dan rencana pengembangan terhadap aset tersebut yang di dalamnya terdapat 2 (dua) karakteristik produk properti yang dikembangkan yaitu retained asset dan non retained asset. Aset tersebut rencananya akan diakuisisi oleh perusahaan lain, sehingga perlu dilakukan penilaian terhadap rencana pengembangan usaha PT. X pada aset tersebut. Dalam penelitian ini, penilaian usaha pengembangan PT. X dinilai dengan menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu pendekatan pendapatan (income based approach) dan pendekatan pasar (market based approach). Pada pendekatan pendapatan digunakan metode discounted cash flow (DCF), yaitu dengan mendiskontokan arus kas bebas yang diperoleh dari model proyeksi keuangan dengan diskon faktor yaitu weighted average cost of capital (WACC). Sedangkan pada pendekatan pasar digunakan metode guideline publicly traded company, yaitu dengan mencari rata-rata PBV perusahaan sejenis yang dikalikan dengan ekuitas usaha. Dengan kedua pendekatan tersebut, maka diperoleh nilai dari pendekatan pendapatan yaitu Rp.430.583.134.810 dan nilai dari pendekatan pasar yaitu Rp.239.617.578.333. Sehingga nilai rekonsiliasi PT. X yang diperoleh dari kedua nilai tersebut dengan bobot 50% : 50% adalah Rp.335.100.356.572.

Kata kunci : Penilaian Usaha, Properti, Pendekatan Pendapatan, Pendekatan

Pasar

Page 5: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

ix

BUSINESS VALUATION IN PROPERTY SECTOR CASE STUDY OF PT. X’S DEVELOPMENT PLAN

Name : Syamsul Irfan S NRP : 2511101027 Department : Business Management Supervisor : Dr. Ir. I Ketut Gunarta, M.T. Co-Supervisor : Muhammad Saiful Hakim, S.E., M.M.

ABSTRACT

Business valuation is a series of activities undertaken to determine the value of

a business. Almost all business activities are being assessed, including in the property business. In the real estate business, it may utilize 2 types of premises, that is the going concern value of the property (retained assets) and the liquidating value of the property (non-retained assets), so it will affect the assessment process that will be conducted. PT. X is one of the property companies which has a corporate transaction planning that is the acquisition plan. PT. X has the assets and development plans for the assets in which there are 2 characteristics of the products developed, that is retained and non-retained assets. Assets are planned to be acquired by another company, so that it is needed a proper assessment of the development plan of PT. X on the asset. In this study, assessment of development efforts of PT. X was assessed using 2 approaches, that is the income based approach and market based approach. In the income approach, it is used the discounted cash flow method (DCF), which is the free cash flows derived from the financial projection model with a discount factor is the weighted average cost of capital (WACC). While the market approach used methods of guideline publicly traded company, by finding the average PBV of similar companies multiplied by equity effort. With both approaches, the obtained value of the income approach is Rp.430.583.134.810 and value of the market approach is Rp.239.617.578.333. Therefore, the reconciliation value of PT. X obtained from these values with weights of 50%: 50% is Rp.335.100.356.572.

Keyword : Business Valuation, Property, Income Approach, Market Approach

Page 6: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan berkat, limpahan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada penulis

sehingga penulis dapat berhasil menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan pada Jurusan Manajemen

Bisnis, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya. Selama proses pengerjaannya, banyak hambatan yang penulis alami.

Tetapi dengan bantuan, saran, dan dukungan dari semua pihak, hal tersebut dapat

teratasi. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan nikmatnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

2. Orang tua penulis, Ibunda Suharti Suyuti dan Ayahanda Samsuddin Palulu,

serta keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan dan doanya

kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. I Ketut Gunarta, M.T. selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan dukungan selama proses

pengerjaan Skripsi ini.

4. Bapak Muhammad Saiful Hakim, S.E., M.M. selaku dosen co-pembimbing

yang juga selalu memberikan bimbingan dan arahan selama proses pengerjaan

Skripsi ini.

5. Bapak Imam Baihaqi, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Manajemen

Bisnis.

6. Bapak Nugroho Priyo Negoro, S.T., S.E., M.T. selaku Sekretaris Jurusan

Manajemen Bisnis dan dosen wali penulis yang selama ini telah membantu dan

membimbing penulis dalam kegiatan akademis maupun non-akademis.

7. Segenap stakeholder Jurusan Manajemen Bisnis ITS yang telah memberikan

bantuan dari awal hingga akhir pelaksanaan Skripsi.

8. Keluarga Besar Suprim Studio, Pak Felix Andrian, Pak I Made Ronyastra, Mas

Ade Indriawan, Mas Ari Kurnia, Mas Aulia Rizal Waluyo, dan rekan-rekan

seperjuangan lainnya (Galih Mahendra Irawan, Gede Ardi Adzandi, Ezra

Page 7: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xii

Akwila, Muhammad Reza Suerman, Farid Kurniawan, Bramantyo, dan Edwin

Ardiansyah) yang telah memberikan bantuan dan sebagai teman berdiskusi.

9. Keluarga seperantauan Rudall dan Radar (Kak Andi Ichsan Mahardika, Kak

Haerul Ahmadi, Kak Andi Rosman Nuryadin, Kak Yassir Arafat, Kak,

Muhammad Muflih, Muhammad Ramadhan, Kak Andi Srirahayu, Kak Andi

Asrafiani Arafah, Kak Andi Indra Wulansari, dan Winda Dwi Putri) yang

selalu memberi bimbingan, bantuan, dukungan kepada penulis, dan terima

kasih telah menjadi keluarga dalam menjalani perjuangan di Surabaya ini.

10. Sahabat seperjuangan, Hanif Pradipta Nur Shalih, Anggoro Ary Nugroho, dan

Dony Indra Gupala.

11. Keluarga Besar Mahasiswa Manajemen Bisnis 2011.

12. Keluarga Besar Mahasiswa Teknik Industri 2011 (Veresis).

13. Teman-teman Manajemen Bisnis 2012, 2013, dan 2014.

14. Rekan-rekan PSMI yang selalu memberikan fasilitas dan bantuan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

15. Keluarga Besar Atlantis Smudama, khususnya Atlantis Surabaya

(Syamsualam Syamsuddin, Hery Nugroho, Bagus Agwin Palandang, dan

Jimmy Sa’pang Paembonan), serta teman seperjuangan TMM Atlantis (Dian

Suciati Annisa dan Andi Heynom Dala Rifat).

16. Keluarga Besar IKA Smudama Surabaya.

17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam melaksanakan maupun

menyelesaikan Skripsi ini, yang namanya tidak dapat penulis tuliskan satu per

satu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu penulis meminta maaf sebelumnya terhadap kekurangan tersebut

dan penulis sangat terbuka terhadap kritik maupun saran untuk dapat memperbaiki

laporan ini agar laporan ini dapat lebih baik lagi kedepannya.

Surabaya, 17 Januari 2015

Penulis

Page 8: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xiii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 3

1.6 Sistimatika Penulisan ............................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 7 2.1 Bisnis Properti ....................................................................................... 7

2.1.1 Definisi Bisnis Properti ................................................................... 7

2.1.2 Proses Bisnis Properti ..................................................................... 9

2.2 Konsep Nilai dan Penilaian Usaha ....................................................... 10

2.2.1 Pendekatan Aset (Asset Based Approach) ..................................... 11

2.2.2 Pendekatan Pasar (Market Based Approach) ................................. 12

2.2.3 Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach) ....................... 13

2.3 Premis Nilai ......................................................................................... 18

2.3.1 Going Concern Value ................................................................... 18 2.3.2 Liquidating Value ......................................................................... 18

2.4 Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 21

3.1 Tahapan Pendahuluan .......................................................................... 22

2.2 Tahapan Pengumpulan Data ................................................................. 22

3.3 Tahapan Pengolahan Data .................................................................... 22

3.1.1 Pendekatan Pendapatan ................................................................. 23

3.1.2 Pendekatan Pasar .......................................................................... 23 3.4 Tahapan Analisis dan Pembahasan ....................................................... 24

3.5 Tahapan Kesimpulan dan Saran ........................................................... 24

Page 9: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xiv

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............................ 25

4.1 Kondisi Perekonomian Indonesia ......................................................... 25

4.1.1 Pertumbuhan Ekonomi .................................................................. 25

4.1.2 Tingkat Inflasi dan Suku Bunga BI ............................................... 26

4.1.3 Investasi Bebas Risiko .................................................................. 27

4.1.3 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ........................................ 28

4.1.5 Proyeksi Perkembangan Sektor Properti........................................ 29

4.2 Gambaran Umum Perusahaan .............................................................. 30 4.2.1 Profil Perusahaan .......................................................................... 30

4.2.2 Proyek Pengembangan Usaha PT. X ............................................. 30

4.3 Penilaian Usaha ................................................................................... 33

4.3.1 Pendekatan Pendapatan ................................................................. 34

4.3.2 Pendekatan Pasar .......................................................................... 43

4.3.3 Nilai Rekonsiliasi ......................................................................... 45

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 46

5.1 Analisis Nilai Usaha ............................................................................ 47

5.2 Analisis Sensitivitas ............................................................................. 48 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 51

6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 51

6.2 Saran ................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... xix

Page 10: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kredit Bank Umum untuk Pemilikan Properti....................................... 2

Tabel 2.1 Klasifikasi Properti dan Contohnya ...................................................... 8

Tabel 2.2 Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya ..................................... 20

Tabel 4.1 Obligasi Negara .................................................................................. 28

Tabel 4.2 Klasifikasi Produk Properti yang Dikembangkan PT. X ...................... 30

Tabel 4.3 Tipe dan Jumlah Produk Residensial .................................................. 32

Tabel 4.4 Tipe Tenant pada Mall ........................................................................ 33

Tabel 4.5 Jadwal Pengembangan Properti .......................................................... 36

Tabel 4.6 Asumsi Pengembangan Residensial .................................................... 37

Tabel 4.7 Asumsi Pengembangan Rumah Toko (Ruko)...................................... 37

Tabel 4.8 Asumsi Pengembangan Apartemen .................................................... 38

Tabel 4.9 Asumsi Pengembangan Mall .............................................................. 38

Tabel 4.10 Asumsi Pengelolaan Sangon ............................................................. 39

Tabel 4.11 Model Free Cash Flow ..................................................................... 40

Tabel 4.12 Contoh Lembar Kerja pada Model Keuangan ................................... 41

Tabel 4.13 Proyeksi Laba Rugi Konsolidasi ....................................................... 42

Tabel 4.14 Proyeksi Arus Kas Konsolidasi ......................................................... 42

Tabel 4.15 Proyeksi Neraca Konsolidasi ............................................................ 43

Tabel 4.16 Data Keuangan Perusahaan Pembanding .......................................... 44

Tabel 4.17 Nilai Usaha Rekonsiliasi ................................................................... 45

Page 11: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ruang Lingkup Penilaian Usaha ..................................................... 10

Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian .................................................. 21

Gambar 4.1 Grafik PDB dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia .......................... 26

Gambar 4.2 Grafik Inflasi dan BI Rate ............................................................... 27

Gambar 4.3 Grafik Pergerakan IHSG ................................................................. 29

Gambar 5.1 Grafik Analisis Sensitivitas terhadap Nilai Usaha ........................... 49

Page 12: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xix

DAFTAR PUSTAKA

BI. (2011). Berita Properti Tahun 2011. Jakarta: Bank Indonesia.

Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2014). Manajemen Portofolio dan Investasi (9 ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Boston. (2014). Classification, What are the classes of property? Retrieved 14 November, 2014, from http://www.cityofboston.gov/assessing/Propclass.asp

Dukes, W. P. (2006). Business Valuation Basics for Attorneys. Journal of Business Valuation and Economic Loss Analysis, Vol. 1.

Gitman, L. J., & Zutter, C. J. (2012). Principles of Managerial Finance (3 ed.). Essex: Pearson Education Limited.

Gunarta, I. K. (2014). Konsep Dasar dan Aplikasi Penilaian Bisnis. Jurusan Manajemen Bisnis. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

Hening, E. A. (2012). Analisia Nilai Agunan Rumah Tinggal Jl. Rangkah VI Tambaksari Surabaya. (Tugas Akhir), Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Hidayati, W., & Harjanto, B. (2003). Konsep Dasar Penilaian Properti. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

IAI. (2013). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia.

IDX. (2011). Penilaian Saham Perseroan. http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/201112/C863164E-C023-403E-83F6-ADB5D60B10CB.PDF

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 (revisi 2011) tentang Aset Tetap (2011).

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 125/PMK.01/2008 tentang Jasa Penilai Publik (2008).

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 101/PMK.01/2014 tentang Penilai Publik (2014).

Kay, A. I., Noland, R. B., & DiPetrillo, S. (2014). Residential property valuations near transit stations with transit-oriented development. Journal of Transport Geography, 39(0), 131-140.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-394/BL/2008 tentang Independensi Penilai yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal (2008).

Page 13: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xx

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-478/BL/2009 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Properti di Pasar Modal (2009).

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-196/BL/2012 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal (2012a).

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-372/BL/2012 tentang Pendaftaran Penilai yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal (2012b).

Nelling, E. (2011). Business Valuation Demiystified. United States of America: McGraw-Hill Companies.

OJK. (2014). Statistik Perbankan Indonesia Vol. 12, No. 9, Agustus 2014. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.

Pinkasovitch, A. (2011). How to Value a Real Estate Investment Property. Retrieved 10 November, 2014, from http://www.investopedia.com/articles/mortgages-real-estate/11/valuing-real-estate.asp

Prawoto, A. (2004). Penilaian Usaha. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Prawoto, A. (2014). Penilaian Properti dan Usaha Indonesia. Retrieved 10 November, 2014, from http://penilaiindonesia.com/

Surat Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 5/KPTS/BK4PN/1995 tanggal 23 Juni 1995 (1995).

Reeve, J. M., Warren, C. S., Duchac, J. E., Wahyuni, E. T., Soepriyanto, G., Jusuf, A. A., & Djakman, C. D. (2009). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia (Vol. 1). Jakarta: Salemba Empat.

Massachusetts Department of Revenue Division of Local Services, Property Type Classification Codes Revised March 2014 (2014).

Suliyanto. (2010). Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Supriyanto, H. (2011). Penilaian Properti Tujuan PBB. Jakarta: Indeks.

TribunJabar. (2014). Pertumbuhan Properti Indonesia Nomor 1 di Asia Tenggara. Retrieved 11 November, 2014, from http://jabar.tribunnews.com/2014/03/17/pertumbuhan-properti-indonesia-nomor-1-di-asia-tenggara

Valčić, S. B., Crnković-Stumpf, B., & Katunar, J. (2013). Business Valuation in Oil & Gas Industry: New Challenges. Paper presented at the Information & Communication Technology Electronics & Microelectronics (MIPRO), 2013 36th International Convention, Opatija.

Page 14: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xxi

Waluyo, A. R. (2014). Optimasi Capital Structure untuk Peningkatan Nilai Perusahaan pada PT. X dengan Pendekatan Fuzzy Goal Programing. (Tugas Akhir), Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Wirtz, H. (2012). Valuation of Intellectual Property: A Review of Approaches and Methods International Journal of Business and Management, Vol. 7, 8.

Page 15: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Syamsul Irfan S merupakan

mahasiswa Manajemen Bisnis ITS yang berasal dari

Sulawesi Selatan, tepatnya Kabupaten Gowa. Penulis

adalah anak pertama dari pasangan Samsuddin Palulu

dan Suharti Suyuti. Penulis telah menempuh pendidikan

formal di SDN Bontokasmase, SMPN 1 Sungguminasa,

dan SMAN 2 Tinggimoncong.

Penulis memiliki ketertarikan di bidang manajemen

keuangan, manajemen pemasaran, dan entrepreneurship.

Selain itu penulis juga memiliki hobi futsal, travelling, fotografi, dan desain grafis.

Selama menempuh pendidikan S1, penulis aktif dalam organisasi internal maupun

eksternal kampus seperti Board of Commisioner Business Management Student,

IKAMI Sulsel Cabang Surabaya, dan GenBI. Penulis dapat dihubungi melalui

email di [email protected].

Page 16: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, masalah

yang akan dibahas dalam penelitian yang dilakukan, tujuan dan manfaat yang

diperoleh dari penelitian ini, ruang lingkup penelitian yang terdiri dari batasan dan

asumsi yang digunakan, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

1.1 Latar Belakang

Penilaian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan

nilai suatu obyek. Obyek dari penilaian adalah perusahaan dengan tujuan

penilaian yang telah diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-372/BL/2012, seperti penilaian

perusahaan dan/atau badan usaha, penilaian penyertaan dalam perusahaan,

pemberian pendapat kewajaran atas transaksi, ataupun penyusunan studi

kelayakan proyek dan usaha. Terdapat 3 (tiga) pendekatan dasar yang biasa

digunakan dalam melakukan kegiatan penilaian menurut (Dukes, 2006) yaitu

pendekatan aset (asset based approach), pendekatan pasar (market based

approach), dan pendekatan pendapatan (income based approach). Segala

regulasi terkait penilaian telah diatur dan diawasi oleh Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) atau yang saat ini diambil

alih oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hampir setiap sektor bisnis memerlukan suatu kegiatan penilaian.

termasuk bisnis properti. Bisnis properti tidak terlepas dari regulasi yang

berlaku di Indonesia. Sehingga setiap aktivitas perusahaan pengembang

properti yang memerlukan kegiatan penilaian sesuai regulasi yang berlaku,

maka dibutuhkan kegiatan penilaian untuk menilai aktivitas perusahaan

tersebut, seperti penyusunan studi kelayakan proyek dan usaha, penilaian

instrumen keuangan, ataupun pemberian pendapat kewajaran atas transaksi.

Di Indonesia pengembangan properti sangat pesat, terbukti Indonesia

memimpin Asia Tenggara (ASEAN) dalam daftar negara dengan

pertumbuhan properti hunian tertinggi sepanjang 2013. Menurut daftar

Global House Price Index keluaran Knight Frank dalam TribunJabar (2014),

Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan harga rumah tahunan dua digit,

Page 17: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

2

yakni sebesar 11,5 persen pada kuartal keempat 2013 dari periode yang sama

tahun sebelumnya. Posisi Indonesia jauh di atas Malaysia (10,1%), dan

Singapura (1,9%).

Selain itu, peningkatan pengembangan properti di Indonesia dapat dilihat

dari jumlah penyaluran kredit perbankan pada sektor properti. Menurut Data

Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan

(OJK), data perkreditan untuk kredit pemilikan properti mengalami

peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Seperti pada kredit untuk

pemilikan rumah tinggal yang terus mengalami peningkatan. Jumlah kredit

pemilikan rumah tinggal terus mengalami peningkatan hingga bulan Agustus

2014 tahun berjalan, pada tahun 2011 ke 2012 terjadi peningkatan 19,71%

dan 27,09% dari tahun 2012 ke tahun 2013. Berikut adalah data angka kredit

bank umum untuk beberapa jenis pemilikan properti: Tabel 1.1 Kredit Bank Umum untuk Pemilikan Properti

Penilaian usaha pada sektor properti sedikit berbeda dengan penilaian

usaha pada sektor lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan

asumsi nilai (premis) yang digunakan dalam penentuan nilai pada sektor

properti. Pada bisnis properti memungkinkan 2 (dua) jenis premis nilai yang

digunakan yaitu going concern value untuk properti yang memiliki

kemampuan entitas operasional dalam jangka waktu yang sangat lama

(retained asset) dan liquidating value untuk properti yang ditujukan untuk

dijual (non retained asset). Akan tetapi tidak semua usaha properti terdapat 2

(dua) jenis premis tersebut.

PT. X merupakan salah satu perusahaan properti yang memiliki rencana

transaksi korporasi yaitu akuisisi. PT. X memiliki aset dan rencana

pengembangan terhadap aset tersebut yang di dalamnya terdapat 2 (dua)

karakteristik produk properti yang dikembangkan yaitu retained asset dan

non retained asset. Aset tersebut rencananya akan diakuisisi oleh perusahaan

2011 2012 2013 2014*

Pemilikan rumah tinggal 176,659 211,476 268,764 292,586 Pemilikan flat atau apartemen 5,573 10,275 12,024 13,032 Pemilikan ruko atau rukan 15,207 19,988 24,979 25,679 Sumber: OJK *data hingga Agustus 2014

angka dalam Miliar RupiahJenis Penerima Kredit

Page 18: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

3

lain, sehingga perlu dilakukan penilaian terhadap rencana pengembangan

usaha PT. X pada aset tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang ingin diselesaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana

menentukan nilai dari pengembangan usaha PT. X yang memiliki

karakteristik kombinasi retained asset dan non retained asset?.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

pada penelitian skripsi ini adalah menilai rencana pengembangan usaha PT.

X dengan kombinasi retained asset dan non retained asset.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini terbagi atas manfaat bagi

perusahaan, manfaat bagi penulis, dan manfaat bagi penelitian selanjutnya:

Manfaat Bagi Perusahaan

Perusahaan akan memperoleh gambaran nilai usaha untuk pengembangan

usaha yang dilakukan.

Manfaat Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis dalam pengaplikasian

keilmuan yang menjadi ketertarikan penulis.

Manfaat Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini akan memberikan pengetahuan dan wawasan untuk

pembaca. Selain itu penelitian ini akan bermanfaat bagi penelitian-penelitian

selanjutnya, khususnya dalam bidang penilaian usaha properti.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang digunakan dalam penelitian terdiri dari

batasan dan asumsi.

Page 19: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

4

Batasan

1. Obyek yang digunakan adalah proyek pengembangan usaha milik PT. X

yang berlokasi di Jawa Barat.

2. Properti yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah real property (real

estate).

Asumsi

1. Asumsi makro yang ditetapkan di antaranya yaitu asumsi pajak, asumsi

tingkat suku bunga kredit, pertumbuhan biaya, dan pertumbuhan harga

setiap tahun yang merupakan justifikasi berdasarkan data eksternal yang

diperoleh.

2. Asumsi mikro yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti asumsi

yang terdapat dalam business plan proyek pengembangan perusahaan.

1.6 Sistimatika Penulisan

Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai susunan penulisan yang

digunakan dalam laporan penelitian ini. Berikut adalah susunan penulisan

tersebut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang diadakannya penelitian, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat yang akan diperoleh, ruang lingkup penelitian yang

terdiri dari batasan dan asumsi, serta sistematika penulisan dari penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi landasan awal dari penelitian dengan menggunakan

berbagai studi literatur yang membantu penulis untuk menentukan metode

yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yang terdiri dari tahapan-tahapan

yang akan dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian, agar dapat

berjalan secara sistematis, terstruktur, dan terarah.

Page 20: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

5

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi pengumpulan data, baik data yang diperoleh dari pihak

internal perusahaan maupun data eksternal. Kemudian data tersebut diolah

dengan menggunakan asumsi yang ditetapkan untuk melakukan penilaian

usaha dengan masing-masing pendekatan yang telah ditentukan.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas analisis dan pembahasan hasil dari pengolahan data

yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang

telah dilakukan, untuk menjawab tujuan penelitian dan akan diberikan saran,

serta dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

Page 21: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

6

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 22: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

7

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep-konsep serta teori yang

digunakan sebagai acuan dan tinjauan penulis dalam melaksanakan dan

menyelesaikan penelitian ini.

2.1 Bisnis Properti

Untuk mengetahui karakteristik dari bisnis properti, yang perlu diketahui

dari bisnis properti itu sendiri adalah definisi dari bisnis properti dan proses

bisnis properti.

2.1.1 Definisi Bisnis Properti

Menurut Menurut Surat Keputusan Menteri Negara Perumahan

Rakyat No. 5/KPTS/BK4PN/1995 tanggal 23 Juni 1995 dalam

(Waluyo, 2014), properti (real properti) didefinisikan sebagai tanah

hak dan atau bangunan permanen yang menjadi objek pemilik dan

pembangunan (pasal 1 angka 4). Sedangkan menurut Supriyanto

(2011), properti merupakan konsep hukum/nonfisik seperti bukti

kepemilikan hak berupa sertifikat tanah atau sejenisnya.

Secara umum, properti dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat)

jenis berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu residential, open

space, commercial, dan industrial (Boston, 2014). Klasifikasi

tersebut biasa digunakan dalam melakukan penilaian terhadap obyek

properti seperti penentuan nilai properti ataupun penilaian pajak

terhadap properti. Setiap klasifikasi memiliki turunan produk

properti seperti tabel 2.1 berikut:

Page 23: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

8

Tabel 2.1 Klasifikasi Properti dan Contohnya

Sumber: Massachusetts Department of Revenue Division of Local Services (2014)

Classification Class Sub Class ExamplesResidences Single Family, Condominium, Mobile

Home, etc.ApartmentNon-Transient Group Rooming and Boarding House,

Dormitories, etc.Vacant Land in Residential ZoneOther Child Care FacilitiesOpen Land in Residential Area Residential Open Land, Underwater

Land in Residential AreaOpen Land in Rular Area Non-ProductivityAgricultural Land,

Non-Productivity Vacant LandOpen Land in Commercial Area Commercial Vacant Land,

Underwater Land in Commercially Zone Area

Open Land in Industrial Area Industrial Vacant Land, Underwater Land in Industrial Area

Forest LandProductivity Land Pasture, Productivity Woodland, etc.Non-Productivity Land

Wet Land, Scrub Land, Rock Land

Recreation Land Hiking, Golfing, Swimming Area, etc.Transient Group Quarters Hotels, Motels, Inns, etc.Storage Warehouses and Distribution Facilities

Trucking Terminals, Warehouse, etc.

Retail Trade Shopping Centers/Malls, Supermarkets, Eating and Drinking

Office Building General Office Buildings, Bank Buildings, Medical Office Buildings

Public Service Properties Educational Properties, Bus Transportation Facilities and Related Properties, etc.

Cultural and Entertainment Properties Museums, Art Galleries, etc.Indoor Recreational Facilities Swimming Pools, Gymnasiums, etc.Outdoor Recreational Properties Golf Courses, Tennis Courts, etc.Vacant Land Developable Land, Potentially

developable Land, Undevelopable Manufacturing and Processing Buildings for manufacturing

operations, Warehouses for storage of manufactured products etc.

Mining and Quarrying Sand and Gravel, Gypsum, etc.Utility Properties Tanks, Liquid Natural Gas Tanks, etc.Utility Properties - Communication Telephone Exchange Stations,

Telephone Relay Towers, etc.Vacant Land - Accessory to Industrial Property

Developable Land, Potentially developable Land, Undevelopable

Electric Generation Plants Electric Generation Plants,

Residential

Open Space

Commercial

Industrial

Agricultural/Holticultural

Page 24: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

9

Bisnis properti merupakan bisnis yang sangat unik, nilai dari

properti dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi nilai dari properti adalah lokasi. Selain itu beberapa

faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap properti yaitu faktor

sosial masyarakat, ekonomi, permintaan dan penawaran, kompetitor,

dan substitusi (Supriyanto, 2011).

2.1.2 Proses Bisnis Properti

Bisnis properti merupakan bisnis yang unik dan kompleks

dikarenakan ragam pengembangannya yang sangat banyak. Ada

yang berupa pengalihan aset berupa penjualan bangunan residensial,

komersial, ataupun industrial, ada juga yang berupa penjualan

landed area, dan ada aset yang menghasilkan pendapatan dari proses

operasional berupa sewa properti dan lainnya (Waluyo, 2014).

Keunikan properti tersebut terletak pada premis nilai yang

digunakan pada suatu produk properti dalam sebuah proyek

pengembangan berbeda-beda. Pada sektor properti kedua premis

nilai digunakan, yaitu going concern value untuk properti yang

memiliki kemampuan entitas operasional dalam jangka waktu yang

lama (retained asset) dan liquidating value untuk properti yang

ditujukan untuk dijual kepada konsumen (non retained asset).

Sehingga dengan adanya perbedaan dasar pemikiran (premise)

penentuan nilai ini, maka akan berpengaruh pada proses penilaian/

valuasi perusahaan.

Dalam proses pengembangan properti, terdapat 3 (tiga) tahapan

pengembangan dalam perspektif keuangan yaitu pra-konstruksi,

konstruksi, dan komersialisasi. Akan tetapi, pada kasus di lapangan

sering kali terjadi adanya lebih dari satu tahapan terjadi pada waktu

yang sama, sehingga setiap tahapan tidak memiliki urutan yang

pasti. Misal pada tahapan pra-konstruksi perumahan, pada tahapan

ini juga biasanya telah berlangsung tahap komersialisasi.

Dikarenakan pada tahapan tersebut, pengembang (developer)

membutuhkan dana tambahan untuk melakukan pengembangan.

Page 25: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

10

Dana tersebut didapatkan dari pembayaran uang muka konsumen

(tahap komersialisasi).

2.2 Konsep Nilai dan Penilaian Usaha

Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan Nomor: Kep-196/BL/2012, nilai adalah perkiraan harga yang

diinginkan oleh penjual dan pembeli atas suatu barang atau jasa dan

merupakan jumlah manfaat ekonomi berdasarkan nilai pasar wajar yang akan

diperoleh dari obyek penilaian pada tanggal penilaian (cut off date). Nilai

bukanlah fakta, melainkan opini (pendapat) seseorang atau kelompok

terhadap suatu obyek (Supriyanto, 2011). Nilai tidak dapat berdiri sendiri,

sehingga harus diikuti dengan kata lain agar menjadi frasa seperti nilai pasar,

nilai likuidasi, dan lainnya.

Menteri Keuangan Republik Indonesia (2008) mendefinisikan penilaian

adalah proses pekerjaan untuk memberikan estimasi dan pendapat atas nilai

ekonomis suatu obyek penilaian pada saat tertentu sesuai dengan Standar

Penilaian Indonesia. Sedangkan penilaian usaha menurut Keputusan Ketua

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-

196/BL/2012 adalah adalah kegiatan atau proses untuk menghasilkan suatu

opini atau perkiraan atas nilai pasar wajar obyek penilaian. Penilaian ini

digunakan oleh para pelaku bisnis atau investor untuk menentukan nilai

berupa harga yang akan mereka bayarkan, atau mereka terima dari transaksi

obyek penilaian tersebut.

Gambar 2.1 Ruang Lingkup Penilaian Usaha

Page 26: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

11

Menurut Dukes (2006), terdapat 3 (tiga) pendekatan utama yang

digunakan dalam melakukan penilaian usaha yaitu pendekatan aset (asset

based approach), pendekatan pasar (market based approach), dan

pendekatan pendapatan (income based approach).

2.2.1 Pendekatan Aset (Asset Based Approach)

Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan Nomor: Kep-196/BL/2012, pendekatan aset

(asset based approach) adalah adalah pendekatan penilaian

berdasarkan laporan keuangan historis obyek penilaian yang telah

diaudit, dengan cara menyesuaikan seluruh aset dan kewajiban

menjadi nilai pasar wajar sesuai dengan Premis Nilai yang

digunakan dalam penilaian usaha. Dalam pendekatan ini terdapat 2

(dua) metode yang dapat dipakai untuk menetapkan nilai dari suatu

bisnis, yaitu:

a. Metode Kapitalisasi Kelebihan Pendapatan (Excess Earning

Method)

Pendapatan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan atau badan

usaha adalah kontribusi produktif dari aset yang dimiliki

perusahaan baik berwujud maupun tak berwujud. Setiap

kelebihan imbal balik (excess return atau earning) di atas imbal

balik wajar (normal return) untuk aset berwujud, merupakan

hasil atau kontribusi dari aset tak berwujud secara kolektif dan

dianggap sebagai imbal balik untuk aset tak berwujud kolektif

tersebut. Penilaian secara kolektif aset tak berwujud diperoleh

dengan mengkonversi (mengkapitalisasi) kelebihan pendapatan

atau imbal balik tersebut, dengan tingkat kapitalisasi yang

relevan dan yang diperhitungkan untuk aset tak berwujud.

b. Metode Penyesuaian Aset Bersih (PAB) (Adjusted Net Asset

Method), Adjusted Book Value Method (ABVM), Net Asset

Valuation Method (NAVM), dan Assets Accumulation Method

(AAM)

Page 27: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

12

Metode ini didasarkan atas pendekatan neraca, berdasarkan

metode ini nilai seluruh komponen aset dan hutang disesuaikan

menurut nilai pasarnya, kecuali untuk kas dan setara kas karena

dianggap telah menggambarkan nilai pasarnya. Aset lancar juga

harus dinilai dengan menghitung nilai buku piutang usaha

disesuaikan dengan mengurangkan bagian yang diperkirakan

tidak dapat tertagih oleh perusahaan. Aset tetap seperti tanah,

bangunan, kendaraan dan mesin-mesin dinilai dengan

mengaplikasikan metode penilaian properti. Demikian juga

dengan aset tidak berwujud (intangible assets) juga harus

dihitung dengan cara menganalisa nilai pasar aset tidak

berwujud tersebut satu per satu.

2.2.2 Pendekatan Pasar (Market Based Approach)

Dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan Nomor: Kep-196/BL/2012, dijelaskan bahwa

pendekatan pasar (market based approach) merupakan pendekatan

penilaian dengan cara membandingkan obyek penilaian dengan

obyek lain yang sebanding dan sejenis serta telah memiliki harga

jual.

Melalui pendekatan pasar, terlebih dahulu harus dilakukan

perbandingan terhadap perusahaan yang sepadan dan sebanding baik

yang ada di pasar modal maupun di luar pasar modal, lalu dilakukan

perhitungan banding antara nilai pasar saham perusahaan yang

dinilai dengan variabel perusahaan pembanding. Variabel yang jadi

pembanding biasanya seperti perputaran penjualan dan ekuitas. Aset

tidak berwujud tidak perlu dinilai secara khusus karena nilai pasar

yang terbentuk dianggap sudah merefleksikan kontribusi dari aset

tidak berwujud tersebut.

Dalam pendekatan ini terdapat 2 metode yang dapat dipakai

untuk menetapkan nilai dari suatu bisnis, yaitu:

a. Metode Perusahaan Terbuka sebagai Pembanding (Guideline

Publicly Traded Company Method)

Page 28: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

13

Metode ini dilakukan dengan cara mengaplikasikan market

multiple perusahaan publik yang sejenis (misal: P/BV Rasio)

dan kemudian menerapkan rasio tersebut kepada perusahaan

yang dinilai. Nilai yang dihasilkan dari metode ini adalah

indikasi nilai minoritas.

b. Metode Pembanding Perusahaan Merger dan Akuisisi

(Guideline Merged and Acquired Company Method)

Merupakan variasi dari metode pembanding perusahaan

terbuka, di mana pembanding yang digunakan adalah transaksi

saham mayoritas, umumnya merupakan kepemilikan mutlak,

perusahaan pembanding dapat bersifat terbuka maupun tertutup.

Metode ini mengaplikasikan berbagai transaksi saham

pengendali dengan variabel keuangan fundamental perusahaan

yang dinilai. Indikasi nilai yang dihasilkan dari metode ini

adalah indikasi nilai mayoritas.

2.2.3 Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach)

Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan Nomor: Kep-196/BL/2012, pendekatan

pendapatan (income based approach) adalah pendekatan penilaian

dengan cara mengonversi manfaat ekonomis atau pendapatan yang

diperkirakan akan dihasilkan oleh Obyek Penilaian dengan tingkat

diskonto tertentu.

Dalam penelitian ini, pendekatan yang dilakukan adalah

pendekatan pendapatan (income based approach). Pendekatan ini

bertujuan untuk menentukan nilai pasar wajar dengan cara

mengalikan aliran keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan yang

bersangkutan dengan tingkat kapitalisasinya (capitalization rate).

Tingkat kapitalisasi (capitalization rate) digunakan untuk

menentukan present value dari nilai pengembalian yang diharapkan

(expected return) dari sebuah bisnis. Pada umumnya, tingkat

kapitalisasi didefinisikan sebagai hasil yang diperlukan untuk

Page 29: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

14

menarik minat investor dalam sebuah investasi tertentu dengan

mengetahui risiko-risiko yang berkaitan dengan investasi tersebut.

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa suatu bisnis akan

berjalan terus (on gong concern bussines). Dalam pendekatan ini

terdapat 2 metode yang dapat dipakai untuk menetapkan indikasi

nilai dari suatu bisnis, yaitu:

a. Metode Kapitalisasi Pendapatan (Capitalization of Income

Method)

Metode yang mendasarkan pada satu angka pendapatan

yang dianggap mewakili kemampuan di masa mendatang dari

suatu perusahaan atau business intertest yang dinilai dibagi

dengan suatu tingkat kapitalisasi atau dikalikan dengan faktor

kapitalisasi menjadi suatu indikasi nilai dari perusahaan atau

business interest.

b. Metode Diskonto Arus Kas (Discounted Cash Flow)

Suatu teknik pembuatan model keuangan yang didasarkan

pada asumsi prospek arus kas suatu properti atau usaha. Sebagai

metode yang dapat diterima dalam pendekatan pendapatan,

analisis DCF melibatkan proyeksi arus kas untuk satu periode,

baik untuk menilai properti operasional, properti pengembangan

atau bisnis. Proyeksi arus kas tersebut memerlukan diskonto

pasar yang berlaku saat ini untuk mendapatkan indikasi nilai

kini dari arus kas dalam kaitannya dengan properti atau bisnis.

Metode ini didasarkan pada perhitungan pendapatan

mendatang (future return) dari perusahaan yang sedang

berjalan. Pendapatan mendatang yang dimaksud adalah dari

arus kas bebas perusahaan (free cash flow) setelah ditambah

atau dikurangi dengan peningkatan atau pengurangan

kewajiban. Free cash flow didasarkan pada laba bersih ditambah

dengan pengeluaran non cash (non cash charge), kemudian

dikurangi investasi pada modal kerja dan aset tetap (capital

expenditure). Hasil dari free cash flow kemudian didiskonto

Page 30: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

15

dengan tingkat diskonto sehingga diperoleh nilai kini dari free

cash flow.

Analisis menggunakan discounted cash flow merupakan

cara yang paling teliti untuk melakukan penilaian usaha. Untuk

mencari discounted cash flow, membutuhkan perhitungan dari

free cash flow obyek penilaian. Setelah mengetahui free cash

flow untuk setiap periode, kemudian dilakukan perhitungan net

present value untuk masing-masing periode. Untuk mengetahui

nilai discount rate yang sesuai bagi obyek penilaian, maka perlu

dilakukan perhitungan weighted average cost of capital

(WACC) yang akan digunakan sebagai discount rate atau

tingkat diskonto dari nilai yang diperoleh.

2.2.3.1 Weighted Average Cost of Capital (WACC)

Rata-rata modal tertimbang atau yang biasa dikenal dengan

Weighted average cost of capital (WACC) merupakan tingkat

imbal hasil untuk setiap komponen kapital dinamakan biaya

komponen (component cost), dan biaya kapital untuk

menganalisa keputusan-keputusan investasi atau capital

budgeting (Suwanto, 2013). Rumus umum WACC dapat

dituliskan sebagai berikut:

푊퐴퐶퐶 = (푘 푥 푊 ) + (푘 [1− 푡] 푥 푊 ) (1)

푘 = Biaya ekuitas kapital biasa

푘 = Biaya utang kapital

푊 = Persentase ekuitas kapital dalam susunan kapital

푊 = Persentase utang kapital di dalam susunan kapital

푡 = Pajak pendapatan efektif

Dalam menentukan imbal balik hasil/ biaya dari ekuitas,

digunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM).

CAPM menjelaskan hubungan timbal-balik pasar yang akan

terjadi apabila mengikuti teori portofolio (Prawoto, 2004).

CAPM relevan dengan penilaian usaha karena bisnis dan

Page 31: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

16

kepentingan bisnis merupakan bagian dari kesempatan investasi

yang tersedia di dalam pasar modal. Berikut merupakan

persamaan yang dapat digunakan:

퐸 (푅 ) = 푅 + 훽 (푅푃 ) (2)

푅 = Risk free, tingkat suku bunga bebas risiko. Nilai dari

risk free ini didapatkan dari tingkat pengembalian

dari investasi bebas risiko seperti obligasi.

훽 = Beta¸ diartikan sebagai ukuran risiko sistematis dari

sekuritas. Kecenderungan imbal hasil sekuritas

untuk menanggapi ayunan di pasar besar (Bodie,

Kane, & Marcus, 2014).

푅푃 = Risk Premium, hasil pengembalian terhadap modal

yang diperlukan untuk memberi kompensasi risiko

kehilangan modal.

2.2.3.2 Free Cash Flow

Arus kas bebas (free cash flow) dari sebuah perusahaan

merepresentasikan jumlah uang kas yang tersedia untuk para

investor, baik itu yang menyediakan hutang (kreditur) maupun

modal (pemilik) setelah perusahaan melunasi semua kebutuhan

operasionalnya dan membayarkan semua net investments untuk

aset-aset tetap dan aset-aset berjalan (Gitman & Zutter, 2012).

Sedangkan menurut Arieska and Gunawan (2011), arus kas

bebas merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan

kepada pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal

kerja atau investasi pada aset tetap. Arus kas bebas

mencerminkan keleluasaan perusahaan dalam melakukan

investasi tambahan, melunasi hutang, membeli saham treasury

atau menambah likuiditas. Sehingga aliran kas bebas yang

tinggi mengindikasikan kinerja perusahaan yang tinggi. Kinerja

dari perusahaan yang tinggi akan meningkatkan nilai pemegang

saham yang diwujudkan dalam bentuk return yang tinggi

Page 32: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

17

melalui dividen, harga saham, atau laba ditahan untuk

diinvestasikan di masa depan.

퐹퐶퐹 = (퐿푎푏푎 퐵푒푟푠푖ℎ + 퐵푒푏푎푛 퐵푢푛푔푎) + 퐷푒푝푟푒푠푖푎푠푖/

퐴푚표푟푡푖푠푎푠푖 − 푃푒푛푔푒푙푢푎푟푎푛 푀표푑푎푙 − 푃푒푟푢푏푎ℎ푎푛 푀표푑푎푙 퐾푒푟푗푎

(3)

2.2.3.2 Net Present Value

Suliyanto (2010) menjelaskan bahwa Net Present Value

(NPV) merupakan metode yang digunakan dengan cara

membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih

dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi.

Ketika perusahaan memutuskan untuk membuat suatu investasi,

mereka mengeluarkan uang yang mereka peroleh dari investor.

Para investor tentu menginginkan return dari uang yang mereka

berikan untuk perusahaan sebagai investasi, maka dari itu

perusahaan hanya menjalankan investasi yang bisa

menghasilkan aliran kas lebih besar (dalam present value) dari

jumlah investasi yang dikeluarkan di awal. Dengan kata lain,

NPV merupakan Present Value (PV) semua arus kas dari

proyek/ investasi dikurangi investasi awal. Berikut adalah

rumus yang digunakan untuk menghitung NPV:

푁푃푉 = ∑( )

− 퐼 (4)

퐹퐶퐹 = Arus kas bebas (free cash flow)

푖 = Discount rate

푛 = Jumlah periode

퐼 = Investasi awal

Karena metode NPV memperhitungkan nilai waktu (time

value) dari uang yang diberikan investor, maka metode

merupakan teknik untuk capital budgetting yang lebih rumit

dibandingkan dengan payback rule.

Page 33: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

18

2.3 Premis Nilai

Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan Nomor: Kep-196/BL/2012 tentang Pedoman Penilaian

dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal, pengertian premis

nilai adalah asumsi nilai yang berhubungan dengan suatu kondisi transaksi

yang dapat digunakan pada obyek penilaian. Dalam melakukan sebuah

kegiatan penilaian, terdapat 2 (dua) premis nilai atau asumsi penilaian

terhadap obyek penilaian tersebut, yaitu going concern value dan liquidating

value (Gunarta, 2014). Sama halnya yang diungkapkan oleh Dukes (2006),

terdapat 2 (dua) basis dasar dalam menentukan nilai yaitu obyek penilaian

sebagai obyek going concern atau obyek tersebut sebagai obyek yang

dilikuidasi (liquidating).

2.3.1 Going Concern Value

Going concern value merupakan premis yang diterapkan pada

penilaian yang dilakukan terhadap obyek yang diasumsikan kondisi

transaksi berasal dari aktivitas operasional obyek penilaian dan obyek

penilaian tersebut memiliki periode waktu operasional sangat lama

(kekal) atau dengan kata lain premis going concern value diterapkan

pada obyek penilaian yang bersifat retained asset (aset ditahan/ aset

tetap). Aset tetap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No. 16 (revisi 2011) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk

digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan

diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

2.3.2 Liquidating Value

Liquidating value merupakan suatu premis yang digunakan untuk

melakukan suatu penilaian terhadap obyek penilaian yang

diasumsikan kondisi transaksi berasal dari hasil penjualan obyek

penilaian tersebut. Obyek penilaian yang menghasilkan nilai

berdasarkan hasil penjulannya merupakan obyek penilaian yang

bersifat non-retain asset (aset tidak tetap). Aset tidak tetap merupakan

Page 34: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

19

aset yang dimiliki yang diharapkan akan menghasilkan nilai dari hasil

penjualan aset tersebut.

2.4 Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dijadikan komparasi dalam penelitian ini terdapat pada

Tabel 2.2 berikut:

Page 35: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

20

Tabel 2.2 Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya

Penilaian Usaha

Penilaian Aset

Sektor Properti

Retained Asset

Non-Retained

Asset1 William P. Dukes Business Valuation Basics for

AttorneysJurnal 2007 Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Dasar-dasar penilaian

usaha2 John L. Goldberg The Valuation of Toll Roads and

the Implication for Future Solvency with SpecialReference to the Transurban Group

Jurnal 2009 Ya Tidak Tidak Ya Tidak Penilaian usaha jalan tol terhadap dampak solvabilitas di masa depan

3 Harald Wirtz Valuation of Intellectual Property:A Review of Approaches and Methods

Jurnal 2012 Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Review pendekatan dan metodologi dalam penilaian

4 Syamsul Irfan S* Penilaian Usaha pada Sektor Properti dengan Kombinasi Ratained Asset dan Non Retained Asset pada Kasus Pengembangan Usaha PT. X

Skripsi 2014 Ya Tidak Ya Ya Ya Penilaian usaha sektor properti dengan kombinasi retained asset dan non retained asset*Penelitian yang dilakukan

Output

Konsep/ metode yang Digunakan

No Nama Peneliti Judul Jenis Tahun

Page 36: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai mengenai tahap-tahap yang dilakukan

dalam melakukan penelitian. Tahapan yang terdapat didalam metodologi akan

dijadikan peneliti sebagai pedoman agar dapat melakukan penelitian secara

sistematis dan terarah, sehingga dapat mencapai tujuan penelitian. Mengacu pada

langkah-langkah penilaian bisnis yang dijelaskan oleh Gunarta (2014), maka

disusunlah metodologi penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian

Page 37: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

22

3.1 Tahapan Pendahuluan

Tahap ini merupakan tahap yang bertujuan untuk mendapatkan

gambaran besar masalah yang sedang dibahas, tahap ini terdiri dari:

3.1.1 Mempelajari Karakteristik Bisnis Properti

Pada tahapan ini dilakukan pendalaman terhadap karakteristik

bisnis properti, terutama pada proses bisnisnya. Langkah yang

dilakukan pada tahapan ini adalah dengan melakukan melakukan studi

pustaka dan melakukan diskusi dengan ahli yang terkait.

3.1.2 Memahami Perencanaan Proyek Obyek Penilaian

Setelah mengetahui karakteristik dan gambaran proses bisnis

properti, tahap selanjutnya adalah memahami perencanaan

pengembangan usaha obyek penilaian. Langkah yang dilakukan pada

tahap ini dengan mempelajari business plan dari proyek

pengembangan usaha properti PT. X yang berlokasi di Jawa Barat.

2.2 Tahapan Pengumpulan Data

Pada tahap ini, data yang dikumpulkan adalah data data sekunder yang

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Data tersebut

bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan. Data yang berasal dari

internal perusahaan adalah data rencana pengembangan usaha (business plan)

perusahaan dan laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari pihak

ketiga dalam penelitian ini. Sedangkan data eksternal yaitu data yang berasal

dari luar perusahaan yang diperlukan dalam melakukan justifikasi dan

penentuan asumsi pada saat melakukan penilaian seperti kondisi

perekonomian Indonesia, regulasi yang berlaku, dan data pasar untuk

perusahaan yang sejenis.

3.3 Tahapan Pengolahan Data

Setelah memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

tahapan selanjutnya yang akan dilakukan adalah pengolahan data. Sebelum

melakukan penilaian, perlu ditentukan aplikasi metode pendekatan penilaian

yang relevan sesuai obyek penilaian. Metode pendekatan penilaian yang

Page 38: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

23

digunakan adalah pendekatan pasar (market based approach) dan metode

pendekatan pendapatan (income based approach).

3.1.1 Pendekatan Pendapatan

Penilaian dengan pendekatan pendapatan akan digunakan metode

discounted cash flow (DCF). Metode ini berdasar pada perhitungan

pendapatan mendatang (future return) dari perusahaan. Hal pertama

yang dilakukan sebelum melakukan penilaian adalah menghitung

biaya modal yang digunakan dengan weighted average cost of capital

(WACC) yang berfungsi sebagai diskon faktor. Perhitungan WACC

menggunakan formula (1).

Setelah itu dibuatlah model keuangan sebagai gambaran proyeksi

nilai dari usaha yang akan diperoleh di masa mendatang. Dari model

tersebut akan diperoleh free cash flow yang merupakan gambaran arus

kas bebas yang akan diperoleh dari pengembangan usaha tersebut.

Nilai dari pengembangan usaha tersebut digambarkan dari net present

value (NPV) yang merupakan hasil diskonto arus kas bebas dengan

diskon faktor yang diperoleh. Persamaan untuk menghitung Net

present value (NPV) menggunakan formula (4).

3.1.2 Pendekatan Pasar

Nilai dengan pendekatan pasar ditentukan dengan

membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan sejenis. Penentuan

dengan cara tersebut adalah metode dengan perusahaan terbuka

sebagai pembanding (guideline publicly traded company method).

Sehingga diperlukan data perusahaan pembanding sebelum

melakukan perbandingan dan penilaian dengan pendekatan pasar.

Setelah menemukan data perusahaan sejenis, PBV dari perusahaan

sejenis dirata-ratakan dan kemudian akan dijadikan faktor pengali

untuk mengetahui nilai dari usaha pengembangan PT. X. Rata-rata

PBV tersebut dikalikan dengan nilai ekuitas dari PT. X, hasil dari

perkalian tersebut akan menggambarkan nilai dari pengembangan PT.

X dengan pendekatan pasar.

Page 39: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

24

3.4 Tahapan Analisis dan Pembahasan

Pada tahap ini akan dilakukan analisis data terhadap nilai usaha dan juga

dilakukan analisis sensitivitas terhadap parameter-parameter yang dapat

mempengaruhi nilai usaha.

3.5 Tahapan Kesimpulan dan Saran

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang berisi kesimpulan

dan saran dari penelitian ini. Kesimpulan diperoleh dari penelitian yang telah

dilakukan dan saran diberikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

Page 40: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

25

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data pendukung yang akan digunakan

dalam melakukan penilaian usaha, informasi tentang perusahaan yang menjadi

obyek penilaian, penyusunan model keuangan, dan penilaian usaha pada obyek

amatan.

4.1 Kondisi Perekonomian Indonesia

Dalam menentukan asumsi-asumsi yang akan digunakan dalam

melakukan penilaian, data-data ekonomi makro mengenai kondisi

perekonomian Indonesia sangatlah penting. Hal tersebut diperlukan dalam

menentukan asumsi-asumsi pada saat melakukan penilaian. Data tersebut

meliputi pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan suku bunga BI, investasi

bebas risiko, IHSG, dan proyeksi perkembangan sektor properti di Indonesia.

4.1.1 Pertumbuhan Ekonomi

Sepanjang tahun 2005-2013 angka pertumbuhan ekonomi

(Produk Domestik Bruto atau PDB) Indonesia terus meningkat (BPS,

2014). Pada tahun 2005 ekonomi tumbuh sebesar 5,69%. Akibat

kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada kuartal IV 2005,

angka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2006 mengalami penurunan

menjadi 5,5%, namun meningkat kembali menjadi 6,35% pada tahun

2007. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 sedikit menurun

menjadi 6,01% dan puncak dampaknya terasa pada tahun 2009 di

mana pertumbuhan ekonomi turun ke level 4,6%. Namun tahun 2010

pertumbuhan ekonomi tanah air menjadi 6,2%. Dan meningkat lagi di

tahun 2011 ke level 6,5%.

Pada tahun 2012 PDB mengalami pertumbuhan sebesar 6,23%

atau turun sebesar 0,298% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini

didukung oleh semua sektor, di mana pertumbuhan tertinggi

dihasilkan oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang tumbuh

sebesar 9,98% dan terendah di sektor Pertambangan dan Penggalian

yang tumbuh sebesar 1,49%. Sementara itu, PDB tanpa Migas tahun

Page 41: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

26

2012 tumbuh sebesar 6,81%. Pada tahun 2013, PDB Indonesia tercatat

bertumbuh sebesar 5,78%, terjadi penurunan sebesar 0,422% dari

pertumbuhan PDB tahun 2012.

Pertumbuhan tahun 2013 terjadi pada semua sektor ekonomi

dengan pertumbuhan tertinggi di sektor Pengangkutan dan

Komunikasi sebesar 10,19% dan terendah di sektor Pertambangan dan

Penggalian sebesar 1,34%. Apabila tanpa Migas, maka PDB tahun

2013 tumbuh sebesar 6,25%. Berdasarkan harga berlaku, PDB

Indonesia tahun 2013 mencapai Rp 9.084 triliun, sedangkan atas dasar

harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp 2.770,3 triliun. Atas dasar

harga berlaku, PDB per kapita tahun 2013 sebesar Rp 36,5 juta

meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebesar Rp 33,5 juta. Pada

Gambar 4.1 terangkum nilai PDB dan pertumbuhan ekonomi

Indonesia dari tahun 2015 hingga tahun 2013.

Gambar 4.1 Grafik PDB dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

4.1.2 Tingkat Inflasi dan Suku Bunga BI

Berdasarkan data BI (2014b), inflasi di dalam negeri sepanjang

tahun 2005-2013 relatif terkendali pada level 1 digit, kecuali pada

tahun 2005 di mana inflasi sempat mencapai 18,38% akibat kenaikan

harga BBM oleh pemerintah. Namun 1/4 terakhir tahun 2006 tingkat

inflasi kembali di bawah 1 digit. Sejak pertengahan tahun 2008 tingkat

inflasi kembali menyentuh level dua digit akibat pengaruh kenaikan

harga minyak dan bahan pangan. Pada tahun 2009-2013 tingkat inflasi

kembali terkendali di level 1 digit. Memasuki tahun 2012 tingkat

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

0.0 1 000 000.0 2 000 000.0 3 000 000.0 4 000 000.0 5 000 000.0 6 000 000.0 7 000 000.0 8 000 000.0 9 000 000.0

10 000 000.0

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

PDB dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

PDB Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Page 42: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

27

inflasi cenderung menurun dan stabil di bawah 5%. Namun sejak

Februari 2013 angka inflasi tembus 5% dan sejak kenaikan harga

BBM inflasi terus meningkat hingga mencapai 8,79% pada akhir

Agustus 2013 dan pada akhir Desember 2013 inflasi tercatat sebesar

8,38%.

Kenaikan inflasi dalam negeri disikapi Bank Indonesia dengan

menaikkan BI rate. Tercatat BI rate sempat naik dari 7,7% di April

2005 sampai sebesar 12,75% selama 5 bulan berturut-turut pada

November 2005 sampai April 2006, dan kemudian perlahan turun

seiring turunnya tingkat inflasi (BI, 2014a). BI rate kembali melebihi

2 digit pada Oktober - Desember 2008. Selanjutnya sejalan dengan

tingkat inflasi yang terkendali, BI rate stabil pada kisaran 6,5%-6,75%

sampai tahun 2011, dan mulai November 2011 BI rate berada di angka

6%. Pada bulan Februari 2012 BI rate kembali turun ke angka 5,75%

menyambut tingkat inflasi yang stabil pada kisaran 3,6%-4,5%.

Besaran BI rate ini bertahan pada Januari 2013. Gambar 4.2 berikut

menggambarkan grafik inflasi dan BI rate.

Gambar 4.2 Grafik Inflasi dan BI Rate

4.1.3 Investasi Bebas Risiko

Investasi bebas risiko merupakan investasi yang dapat dikatakan

hampir tidak memiliki risiko. Hal tersebut dikarenakan instrumen

investasi bebas risiko ini dikeluarkan oleh negara (pemerintah). Di

Indonesia, yang termasuk investasi bebas risiko (risk free) yaitu

0.00%2.00%4.00%6.00%8.00%

10.00%12.00%14.00%16.00%18.00%20.00%

Jan-05 Jan-06 Jan-07 Jan-08 Jan-09 Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13

Inflasi dan BI Rate

Inflasi BI Rate

Page 43: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

28

obligasi negara. Tingkat risk free pada proses penilaian digunakan

dalam menentukan required return. Tabel 4.1 berikut merupakan data

beberapa obligasi negara yang diperdagangkan di pasar sekunder

berdasarkan data BI (2014c) per 31 Desember 2014: Tabel 4.1 Obligasi Negara

4.1.3 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu

indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia.

Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham

preferen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG dalam

proses penilaian berfungsi dalam menentukan market return untuk

menghitung required return. Gambar 4.3 berikut merupakan grafik

pergerakan IHSG pada periode Desember 2003 hingga November

2013.

Seri Jatuh Tempo Pokok

Tingkat Kupon

VR0019 25-Dec-14 5.54VR0029 25-Aug-19 5.88

VR0028 25-Aug-18 5.88VR0020 25-Apr-15 5.16FR0037 15-Sep-26 12.00

FR0056 15-Sep-26 8.38FR0040 15-Sep-25 11.00

FR0044 15-Sep-24 10.00ORI010 15-Oct-16 8.50

ORI009 15-Oct-15 6.25ORI008 15-Oct-14 7.30

FR0026 15-Oct-14 11.00FR0031 15-Nov-20 11.00

FR0045 15-May-37 9.75FR0058 15-Jun-32 8.25

Page 44: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

29

Gambar 4.3 Grafik Pergerakan IHSG

Sumber: Yahoo Finance

4.1.5 Proyeksi Perkembangan Sektor Properti

Pertengahan kedua tahun 2013 menjadi ujian yang berat untuk

bisnis properti di Indonesia. Diawali dengan kenaikan harga BBM

bersubsidi yang berimbas kepada naiknya biaya konstruksi dan

tingkat inflasi yang tinggi yang berakibat kepada menurunnya daya

beli. Kemudian di tambah lagi dengan pengaruh ekonomi global yang

mengakibatkan jatuhnya nilai mata uang Rupiah terhadap USD,

memaksa Bank Indonesia untuk menaikkan tingkat suku bunga

selama beberapa bulan berturut-turut dari sebelumnya 5,75% menjadi

7,50%. Naiknya suku bunga ini akan ikut mendongkrak bunga kredit

dan bunga KPR dalam jangka pendek dan diperkirakan akan

menurunkan tingkat serapan masyarakat atas berbagai produk properti

yang sedang di kembangkan. Semua parameter tersebut akan

terakumulasi pada semakin tingginya risiko yang dihadapi para

pengembang properti di Indonesia.

Sektor properti diperkirakan akan mengalami perlambatan

pertumbuhan pada tahun 2013 menjadi hanya 10%-15%, turun cukup

jauh dari rata-rata tiga tahun terakhir yang mencapai 20%-30% per

tahun. Walaupun dalam jangka pendek pengaruhnya belum banyak

terasa, namun untuk tahun 2014 perlu waspada dan melakukan

evaluasi ulang untuk berbagai produk properti yang akan

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

IHSG

Page 45: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

30

dikembangkan. Setelah lolos tahun 2013, pada tahun 2014, sektor

properti diperkirakan masih mengalami perlambatan pertumbuhan

akibat adanya pasokan yang cukup besar beberapa tahun terakhir ini.

Meski prediksi membaiknya ekonomi dunia dan Indonesia

berdasarkan proyeksi ekonomi tahun 2014, yang di harapkan dapat

menopang kestabilan mata uang nasional dan menurunnya tingkat

inflasi dan Bank Indonesia dapat menurunkan tingkat suku bunga

acuan ke level yang lebih rendah.

4.2 Gambaran Umum Perusahaan

Gambaran umum perusahaan yang akan dibahas dalam laporan ini terdiri

dari profil perusahaan dan rencana pengembangan usaha.

4.2.1 Profil Perusahaan

PT. X merupakan salah perusahaan properti di Indonesia. PT. X

bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa,

termasuk usaha jasa manajemen dan penyertaan pada entitas yang

berhubungan dengan usaha real estate dan properti, serta dalam

bidang infrastruktur. PT. X memiliki beberapa aset yang tersebar di

Indonesia, baik yang telah dikembangkan ataupun baru akan

dikembangkan.

4.2.2 Proyek Pengembangan Usaha PT. X

Dalam mengembangkan bisnisnya, PT. X berencana untuk

mengembangkan lahan yang berlokasi di Jawa Barat. Luas area

kawasan yang akan dikembangkan adalah 170.436 m2 dengan

kombinasi retained asset dan non retained asset yaitu residensial,

rumah toko (ruko), apartemen, mall, dan sengon (tanaman produktif). Tabel 4.2 Klasifikasi Produk Properti yang Dikembangkan PT. X

Retained Asset Non Retained AssetMall Residensial

ApartemenRuko

Page 46: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

31

4.2.2.1 Lokasi dan Aksesibilitas

Lokasi tapak aset yang dikembangkan oleh PT. X berada di

Jawa Barat. Luas tapak eksisting seluas ± 149.724 meter persegi.

Dari rencana pengembangan terdapat lahan seluas 20.712 m2

lahan yang dibutuhkan pembebasan, dikarenakan lahan tersebut

masih milik pihak lain yang lokasinya terbagi menjadi beberapa

ruas yang lokasinya terpisah. Pembebasan yang menjadi

prioritas utama adalah pembebasan lahan yang direncanakan

akan menjadi akses masuk ke lokasi eksisting. Sehingga

sebelum pengembangan lahan sesuai rencana, perlu adanya

pembebasan lahan akses masuk tersebut.

4.2.2.1 Produk Properti

Berdasarkan rencana pengembangan sesuai penentuan

HBU (highest and best use) oleh PT. X, maka properti yang

akan dikembangkan pada lokasi ini adalah residensial, rumah

toko (ruko), apartemen, mall, dan sengon (tanaman produktif).

Residensial

Produk residensial yang direncanakan akan menempati lahan

seluas 41.090 m2, dengan lahan efektif sebesar 20.040 m2 dan

sisanya merupakan infrastruktur/ fasilitas umum dan lahan

terbuka. Produk residensial meliputi 2 tahap dengan 6 tipe

dengan total 189 unit. Tahap 1 terbagi menjadi 2 tipe, dan Tahap

2 menjadi 4 tipe. Konsep residensial mengarah pada konsep

town house. Pada Tabel 4.3 berikut dijelaskan jenis tipe dan

jumlah yang akan dibangun.

Page 47: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

32

Tabel 4.3 Tipe dan Jumlah Produk Residensial

Rumah Toko (Ruko)

Produk ruko yang direncanakan akan menempati lahan seluas

8.363 m2, dengan lahan efektif sebesar 3.420 m2 dan sisanya

merupakan infrastruktur/ fasilitas umum dan lahan terbuka.

Produk ruko yang direncanakan adalah satu tipe (3 lantai) yaitu

dengan luas tanah 90 m2 dan luas bangunan 180 m2. Jumlah unit

yang direncanakan adalah 38 unit. Produk ruko ditujukan untuk

memenuhi permintaan ruang ritel karena permintaan yang terus

bertumbuh dan sebagai salah satu pendukung produk

residensial.

Apartemen

Apartemen menjadi salah satu proyek terbesar dalam investasi

yang dibutuhkan. Produk apartemen yang direncanakan akan

menempati lahan seluas 32.098 m2, dengan luas infrastruktur

sebesar 8.309 m2. Jumlah apartemen yang akan dibangun

sejumlah 8 tower dengan masing-masing dilengkapi oleh 295

unit kamar yang berada dalam 8 lantai. Luas lantai per tower

adalah 9.629 m2 dan luas area yang dapat dijual (saleable area)

per tower seluas 8.220 m2.

Produk ini dikembangkan dalam jangka menengah (> 5 tahun)

sebagai alternatif produk residensial. Pengembangan jangka

menengah dipilih dikarenakan menunggu momentum

pembukaan akses tol baru yang berada tidak jauh dari lokasi.

Apartemen menjadi pilihan pengembangan karena kondisi

Tipe Produk (LT/LB) Jumlah (unit)1st Stage Development:

Res-Type 1: 90/54 25Res-Type 2: 120/110 15

2nd Stage Development:Res-Type 1: 90/54 49Res-Type 2: 120/110 32Res-Type 3: 135/120 20Res-Loft: 105/140 48

Page 48: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

33

tapak yang sesuai dan potensi pasar yang baik di masa

mendatang. Ada 3 jenis unit yang akan ditawarkan, yaitu 1-BR

(one bedroom), 2-BR (two bedrooms), dan studio.

Mall

Produk mall yang direncanakan akan menempati lahan seluas

15.885 m2, dengan lahan efektif sebesar 8.657 m2 dan sisanya

merupakan infrastruktur/fasilitas umum dan lahan terbuka. Mall

ini akan memiliki luas 43.287 m2, yang terdiri dari 5 lantai. Mall

ini akan dioperasikan, tidak dijual seperti jenis produk yang lain,

sehingga tergolong sebagai retained asset. Berikut adalah tipe

tenant yang ditawarkan: Tabel 4.4 Tipe Tenant pada Mall

Sengon

Sengon merupakan jenis tanaman produktif yang dimanfaatkan

kayunya. Alokasi untuk menanam sengon dilakukan untuk

mengoptimalkan lahan yang tidak dapat dimanfaatkan.

Perkebunan sengon akan menempati lahan seluas 73.000 m2 dan

dapat dipanen pada tahun ke-6 setelah penanaman.

4.3 Penilaian Usaha

Dalam menentukan nilai usaha pada sektor properti, pendekatan yang

paling baik dan banyak digunakan adalah pendekatan pendapatan. Akan

tetapi, pendekatan pendapatan sangat dipengaruhi oleh asumsi yang

digunakan dan kebanyakan asumsi tersebut berasal dari perusahaan. Sehingga

nilai yang diperoleh berpotensi bersifat tidak obyektif. Oleh karena itu,

digunakan juga pendekatan lain dalam penilaian ini yaitu pendekatan pasar,

dikarenakan penilaian dengan pendekatan pasar lebih obyektif dan dapat

Luas Harga Sewa (per m2/bulan)(m2) (Rupiah)

Anchor Tenant 10,388 50,000 Big Tenant 7,791 125,000 General Tenant 7,791 175,000

Tipe Produk

Page 49: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

34

diterima oleh pasar. Sehingga nilai usaha dalam penilaian ini merupakan nilai

rekonsiliasi antara pendekatan pendapatan dan pendekatan pasar.

4.3.1 Pendekatan Pendapatan

Penentuan nilai dengan pendekatan pendapatan bertujuan untuk

memberikan gambaran nilai atas jumlah manfaat ekonomi yang akan

diperoleh di masa mendatang dengan melakukan proyeksi keuangan.

Proyeksi laporan keuangan dilakukan dengan penyusunan suatu

model keuangan yang berdasarkan asumsi-asumsi yang digunakan.

Sehingga nilai dengan pendekatan pendapatan akan tergantung pada

asumsi-asumsi yang digunakan.

Pada penilaian usaha dengan pendekatan pendapatan ini, metode

yang digunakan adalah metode diskonto arus kas (discounted cash

flow). Metode discounted cash flow (DCF) dapat memberikan

gambaran pendapatan yang diperoleh suatu obyek penilaian sekarang

maupun yang akan datang, dengan memperhatikan data-data masa

lampau. Metode DCF ini sangat cocok untuk obyek properti yang

nilainya berasal dari hasil proyeksi dari pendapatan yang diperoleh

dengan kondisi perekonomian yang tidak stabil.

4.3.1.1 Asumsi

Asumsi umum yang digunakan dalam penilaian dengan

pendekatan pendapatan sama dengan asumsi yang digunakan

pada pendekatan pasar yaitu cut off date yang ditetapkan adalah

tahun 2013 dan proyeksi dilakukan hingga tahun 2032

dikarenakan pada tahun 2032, properti non retained asset telah

selesai masa konstruksi dan komersialisasinya. Selain itu

produk retained asset telah berjalan 10 tahun, sehingga aktivitas

usahanya sudah dapat memberikan gambaran nilai yang akan

diperoleh.

Struktur permodalan dalam pengembangan usaha berasal

dari 2 (dua) sumber dengan proporsi 30% ekuitas dan 70%

pinjaman dengan total investasi adalah Rp.400.000.000.000.

Page 50: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

35

Selain itu, terdapat asumsi-asumsi lainnya yang digunakan

dalam penilaian dengan pendekatan pendapatan terbagi atas

asumsi makro dan asumsi mikro yang dijelaskan sebagai

berikut:

Asumsi Makro

Asumsi makro yang ditetapkan di antaranya adalah asumsi

pajak, pertumbuhan biaya, dan pertumbuhan harga setiap tahun

yang akan digunakan dalam permodelan keuangan.

• Pajak

Asumsi pajak yang digunakan ada 2 jenis, yaitu yang

dikenakan terhadap nun retained asset dan retained asset.

Untuk non retained asset, pajak yang dikenakan merupakan

BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan)

sebesar 5% dari penjualan. Sedangkan untuk pajak retained

asset sebesar 25% per tahun yang merupakan pajak

penghasilan usaha sesuai ketentuan yang berlaku.

• Pertumbuhan Biaya (Expenses Growth)

Pertumbuhan biaya ditetapkan sebesar 7% untuk setiap

tahun, dilebihkan dari rata-rata inflasi yang terjadi.

• Pertumbuhan Harga Jual

Untuk menyesuaikan pertumbuhan biaya sebesar 7% setiap

tahunnya, maka perlu pengaturan harga jual juga agar

revenue yang didapatkan tetap stabil. Untuk itu, dapat

diasumsikan bahwa pertumbuhan harga jual sebesar 10%

untuk setiap tahunnya.

Asumsi Mikro

Asumsi mikro yang digunakan adalah jadwal

pengembangan dan asumsi-asumsi yang terkait pada setiap

proyek yang terdapat dalam rencana pengembangan

perusahaan.

Page 51: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

36

• Jadwal Pengembangan

Jadwal pengembangan berdasarkan rencana

pengembangan usaha perusahaan ditunjukkan pada

Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Jadwal Pengembangan Properti

• Asumsi Proyek Pengembangan

Asumsi proyek pengembangan untuk masing-masing

produk properti dirangkum pada Tabel 4.6 hingga Tabel

4.10 berikut ini:

Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029Jenis PropertiPembebasan LahanResidensial

Rumah Toko (Ruko)

Apartemen

Mall

Sengon

Keterangan:

Konstruksi/Penanaman*

Komersialisasi

Perawatan

*Khusus untuk Sengon

Page 52: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

37

Tabel 4.6 Asumsi Pengembangan Residensial

Tabel 4.7 Asumsi Pengembangan Rumah Toko (Ruko)

Deskripsi Jumlah SatuanPenggunaan Lahan

Lahan Dikembangkan 41,090 m2Kavling Efektif 20,625 m2Jalan Lingkungan dan Taman 20,465 m2

Biaya-biayaBeban Lahan Kawasan per m2 1,613,807 RupiahBiaya Konstruksi Residensial (Rp/m2) 2,975,000 Rupiah

Deskripsi ProdukJenis Produk

Tahap 1 - Tipe 1 25 UnitTahap 1 - Tipe 2 15 UnitTahap 2 - Tipe 1 49 UnitTahap 2 - Tipe 2 32 UnitTahap 2 - Tipe 3 20 UnitRes Loft - Tipe 1 48 Unit

Jumlah 189 UnitHarga Jual

Harga Jual per UnitTahap 1 - Tipe 1 648,000,000 Rp/m2Tahap 1 - Tipe 2 965,000,000 Rp/m2Tahap 2 - Tipe 1 648,000,000 Rp/m2Tahap 2 - Tipe 2 965,000,000 Rp/m2Tahap 2 - Tipe 3 1,125,000,000 Rp/m2Res Loft - Tipe 1 1,085,000,000 Rp/m2

RESIDENSIAL

Deskripsi Jumlah SatuanPenggunaan Lahan

Lahan Dikembangkan 8,363 m2Kavling Efektif 3,420 m2Jalan Lingkungan dan Taman 4,943 m2

Biaya-biayaBeban Lahan Kawasan per m2 1,630,397 RupiahBiaya Konstruksi Ruko (Rp/m2) 3,825,000 Rupiah

Deskripsi ProdukJenis Produk

LT 25 UnitLB 15 Unit

Jumlah 40 UnitHarga Jual

Harga Jual per Unit 1,350,000,000 Rupiah

RUMAH TOKO (RUKO)

Page 53: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

38

Tabel 4.8 Asumsi Pengembangan Apartemen

Tabel 4.9 Asumsi Pengembangan Mall

Deskripsi Jumlah SatuanPenggunaan Lahan

Lahan Dikembangkan 32,098 m2Building Coverage 9,629 m2Parkir Outdoor 14,160 m2Infrastruktur Taman 8,309 m2

Biaya-biayaBeban Lahan Kawasan per m2 1,929,363 RupiahBiaya Konstruksi Apartemen (Rp/m2) 4,080,000 Rupiah

Deskripsi ProdukJumlah Tower 2 TowerUnit per Tower 295 UnitJumlah Unit

Studio 180 Unit1-BR 85 Unit2-BR 30 Unit

Jumlah 295 UnitHarga Jual

Harga Jual per Meter 15,000,000 Rupiah

APARTEMEN

Deskripsi Jumlah SatuanPenggunaan Lahan

Lahan Dikembangkan 15,885 m2Kavling Efektif 8,657 m2Infrastruktur/Parkir/Taman 7,228 m2Luas Lantai Dasar 8,657 m2Jumlah Lantai 5 Lt

Biaya-biayaBeban Lahan Kawasan per m2 1,114,464 RupiahBiaya Konstruksi Mall (Rp/m2) 3,400,000 Rupiah

Deskripsi ProdukJenis Produk

Anchor Tenant 10,389 m2Big Tenant 7,792 m2General Tenant 7,792 m2

Jumlah 25,972 m2Harga Sewa

Anchor Tenant 50,000 Rp/m2Big Tenant 125,000 Rp/m2General Tenant 175,000 Rp/m2

MALL

Page 54: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

39

Tabel 4.10 Asumsi Pengelolaan Sangon

4.3.1.2 Perhitungan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

Weighted average cost of capital (WACC) digunakan

sebagai tingkat diskonto dalam menentukan nilai usah dengan

pendekatan pendapatan. Dalam kasus pengembangan usaha PT.

X yang permodalannya diasumsikan 30% berasal dari modal

sendiri dan 70% berasal dari pinjaman. Sehingga perlu

menentukan required return untuk sumber dana yang berasal

dari modal sendiri. Berikut persamaan yang digunakan dalam

menentukan required return:

(ܴ) ܧ = ܴ + ܴ) ܤ ܲ)

E (Ri) merupakan tingkat imbal hasil yang diharapkan.

Dalam perhitungan tersebut, risk free (Rf) yang digunakan

adalah nilai obligasi FR0058 sebesar 8,25% yang memiliki

jangka waktu jatuh tempo sesuai dengan tahun akhir proyeksi

yang dilakukan yaitu pada tahun 2032. Sedangkan market

return yang digunakan adalah 19,92% yang diperoleh dari

perhitungan berdasarkan data IHSG. Untuk nilai beta yang

digunakan adalah beta levered perusahaan yang diperoleh dari

pengolahan data yaitu 1,06. Risk premium merupakan selisih

antara market return dan risk free yaitu sebesar 11,67%.

Sehingga dengan komposisi 30% : 70% dan tingkat suku bunga

kredit bank yang digunakan yaitu 12%, sedangkan tax rate

perusahaan adalah 25%, maka WACC yang diperoleh adalah

12,48%.

Deskripsi Jumlah SatuanPenggunaan Lahan

Luas Lahan Penanaman 73,000 m2Kepadatan Bibit 1,100 btg/ha

Biaya-biayaHarga Bibit 2,300 per bijiBiaya Tanam 3,000 per bijiBiaya Perawatan 10,000,000 per ha

Harga JualHarga Jual per Satuan 850,000 Rupiah

SENGON

Page 55: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

40

4.3.1.3 Model Keuangan

Permodelan keuangan terdiri dari serangkaian proses yaitu

pembuatan lembar kerja berdasarkan asumsi yang digunakan

dan pembuatan proyeksi laporan keuangan berdasarkan hasil

yang diperoleh dari lembar kerja. Pada pendekatan pendapatan,

proses penilaian dilakukan dengan membuat lembar kerja berisi

proforma obyek penilaian yang menggambarkan pendapatan

dan pengeluaran yang mungkin diakui pada masa mendatang.

Nilai usaha ditentukan dengan metode discounted cash flow

(DCF) dengan mengalikan diskon faktor dengan net present

value (NPV) yang diperoleh dari arus kas bebas (free cash flow).

Tabel 4.11 berikut menjelaskan model free cash flow yang

digunakan pada penilaian ini. Tabel 4.11 Model Free Cash Flow

Lembar Kerja

Pembuatan lembar kerja merupakan proses penyusunan suatu

asumsi pada suatu model keuangan yang bertujuan mengetahui

laporan proforma obyek penilaian. Laporan proforma

merupakan ikhtisar laporan keuangan yang menunjukkan.

Lembar kerja ini disusun berdasarkan asumsi per masing-

Elemen Sumber DataArus Kas Masuk

Laba Bersih Proyeksi Laba RugiBeban Bunga Proyeksi Laba RugiDepresiasi/ Amortisasi Proyeksi Laba Rugi

Arus Kas KeluarPerubahan Model Kerja Proyeksi NeracaPengeluaran Modal Proyeksi Arus Kas

Elemen Sumber DataArus Kas Masuk

Kas Operasional Proyeksi Arus KasBeban Bunga Proyeksi Laba RugiDepresiasi/ Amortisasi Proyeksi Laba Rugi

Arus Kas KeluarPerubahan Model Kerja -Pengeluaran Modal Proyeksi Arus Kas

Non Retained Asset

Retained Asset

Page 56: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

41

masing produk pengembangan properti yang dilakukan. Contoh

lembar kerja ditunjukkan pada Tabel 4.12: Tabel 4.12 Contoh Lembar Kerja pada Model Keuangan

Proyeksi Laporan Keuangan

Setelah penyusunan lembar kerja untuk setiap produk properti

yang dikembangkan. Proses selanjutnya adalah menyusun

proyeksi laporan keuangan. Terdapat 3 (tiga) laporan keuangan

yang akan disusun yaitu proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas,

dan proyeksi neraca. Pada kedua model yang telah dibuat,

proyeksi laporan keuangan konsolidasi menghasilkan nilai yang

sama. Berikut adalah gambaran dari proyeksi laporan keuangan:

• Proyeksi Laba Rugi

Proyeksi laba rugi konsolidasi dari semua produk

pengembangan properti disajikan pada Tabel 4.13 yang

selengkapnya terdapat pada Lampiran 2.

SENGONASUMSIKETERANGAN 2013 2014 2015Luas Lahan 73000 sqmKepadatan Bibit 1100 btg/haJadwal

Penanaman 2015 2015 1 - - 1 Perawatan 2015 2019 5 - - 1 Komersialisasi 2020 2020 1 - - -

Harga Bibit 2500 per bijiBiaya Tanam 3000 per bijiBiaya Perawatan 10,000,000 per haPenyulaman 5500 20%Kenaikan Harga dan Biaya

Kenaikan Harga 10% 0 0 0 Kenaikan Biaya 7% 0 0 0

PENJUALAN SENGONKETERANGAN 2013 2014 2015Jumlah Penjualan Sengon

Estimasi Volume Panen 5162 - - - Harga per satuan 850,000 850,000 850,000 850,000

Pendapatan Penjualan Sengon 4,387,700,000 - - -

COGSKETERANGAN 2013 2014 2015Sengon 499,098,600 - - -

BIAYA-BIAYAKETERANGAN 2013 2014 2015Biaya Bibit 8066 2500 - - 20,165,000 Biaya Tanam 8066 3000 - - 24,198,000 Biaya Perawatan 7.3 10,000,000 - - 73,000,000 Penyulaman 20% 1613.2 5500 - - 8,872,600 Lain-lain 10% - - 12,623,560 Jumlah Biaya-biaya 499,098,600 - - 138,859,160

Page 57: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

42

Tabel 4.13 Proyeksi Laba Rugi Konsolidasi

• Proyeksi Arus Kas

Proyeksi arus kas konsolidasi disajikan pada Tabel 4.14,

untuk data lengkapnya terdapat pada Lampiran 3. Tabel 4.14 Proyeksi Arus Kas Konsolidasi

• Proyeksi Neraca

Proyeksi neraca konsolidasi dari semua proyek

pengembangan properti terdapat pada Tabel 4.15 dan untuk

data lengkap proyeksi neraca konsolidasi terdapat pada

Lampiran 4.

PROYEKSI LABA RUGIKETERANGAN 2013 2014 … 2031 2032Pendapatan Penjualan dan Jasa - - … 190,610,684,178 209,671,752,596 Beban Pokok Penjualan dan Jasa - - - - - Laba Kotor - - … 190,610,684,178 209,671,752,596 Beban Usaha

Pemasaran - - … - - Umum dan Administrasi - - … (20,152,206,599) (22,058,313,441) Depresiasi dan Amortisasi - - … (14,981,429,936) (14,981,429,936)

Total Beban Usaha - - … (35,133,636,536) (37,039,743,378) Laba Operasi (EBIT) - - … 155,477,047,642 172,632,009,218 Pendapatan dan Beban Lainnya

Bunga - - … - - Jumlah Pendapatan dan Beban Lainnya - - … - - Laba Sebelum Pajak (EBT) - - … 155,477,047,642 172,632,009,218 Pajak - - … (38,869,261,911) (43,158,002,305) Laba (Rugi) Bersih (EAT) - - … 116,607,785,732 129,474,006,914

PROYEKSI ARUS KASKETERANGAN 2013 2014 … 2031 2032Arus Kas Operasional

Pendapatan Penjualan - 13,686,750,000 … 190,610,684,178 209,671,752,596 Pembayaran kepada Pemasok (162,536,400,310) - … - - Pembayaran Operasional - - … (20,152,206,599) (22,058,313,441) Pembayaran Bunga - - … - - Pembayaran Pajak - - … (38,869,261,911) (43,158,002,305)

Jumlah Arus Kas Operasional (162,536,400,310) 13,686,750,000 … 131,589,215,668 144,455,436,850 Arus Kas InvestasiPerolehan Aset Tetap (237,463,599,690) - … - - Jumlah Arus Kas Investasi (237,463,599,690) - … - - Arus Kas PendanaanPenarikan Pinjaman Bank 280,000,000,000 - … - - Penambahan Modal Kerja - 250,000,000,000 … - - Penyertaan Modal Saham 120,000,000,000 - … - - Pembayaran Cicilan - - … - - Jumlah Arus Kas Pendanaan 400,000,000,000 250,000,000,000 - - -

Kenaikan/Penurunan Kas - 263,686,750,000 … 131,589,215,668 144,455,436,850 Saldo Awal Kas - - … 1,697,551,657,245 1,829,140,872,913 Saldo Akhir Kas - 263,686,750,000 … 1,829,140,872,913 1,973,596,309,763

Page 58: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

43

Tabel 4.15 Proyeksi Neraca Konsolidasi

4.3.1.4 Nilai Usaha

Nilai usaha dengan pendekatan pendapatan merupakan net

present value (NPV) dari free cash flow proyeksi keuangan yang

dilakukan. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, dengan

menggunakan WACC 12.48% sebagai diskon faktor dan

investasi awal Rp.400.000.000.000. Maka nilai usaha yang

diperoleh adalah Rp.430.583.134.810.

4.3.2 Pendekatan Pasar

Penentuan nilai menggunakan pendekatan pasar bertujuan untuk

memberi gambaran nilai usaha dengan menjadikan perusahaan lain

yang sejenis sebagai pembanding dalam penentuan nilai usaha.

Dengan menggunakan pendekatan pasar, indikasi nilai hanya

diperoleh dari nilai pasar perusahaan lain yang sejenis dengan adanya

penyesuaian. Sehingga proses penilaian yang dilakukan tidak serumit

pendekatan pasar.

4.3.2.1 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam pendekatan pasar ini antara

lain yaitu proporsi permodalan yang dilakukan dalam investasi

PROYEKSI NERACAKETERANGAN 2013 2014 … 2031 2032ASET

Asset LancarKas - 263,686,750,000 … 1,829,140,872,913 1,973,596,309,763 Surat-surat Berharga yang Bisa DipasarkanPiutang Dagang - - … - - Persediaan 162,536,400,310 162,536,400,310 … - - Sewa Dibayar di Muka

Jumlah Aset Lancar 162,536,400,310 426,223,150,310 … 1,829,140,872,913 1,973,596,309,763 Aset Tetap

Properti dan Peralatan 237,463,599,690 237,463,599,690 … 549,814,299,363 534,832,869,427 Jumlah Aset Tetap 237,463,599,690 237,463,599,690 … 549,814,299,363 534,832,869,427

JUMLAH ASET 400,000,000,000 663,686,750,000 … 2,378,955,172,276 2,508,429,179,189

LIABILITASKewajiban Lancar

HutangPembayaran Diterima di Muka - 13,686,750,000 … - -

Jumlah Kewajiban Lancar - 13,686,750,000 … - - Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban Jangka Panjang 280,000,000,000 280,000,000,000 … - - Hipotek

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 280,000,000,000 280,000,000,000 … - - JUMLAH LIABILITAS 280,000,000,000 293,686,750,000 … - -

EKUITASSaham PreferenBiasa Biasa (PAR Value)Modal Kerja 120,000,000,000 370,000,000,000 … 370,000,000,000 370,000,000,000 Laba (Rugi) Ditahan - - … 2,008,955,172,276 2,138,429,179,189 Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan - - … 116,607,785,732 129,474,006,914

JUMLAH EKUITAS 120,000,000,000 370,000,000,000 … 2,378,955,172,276 2,508,429,179,189

JUMLAH EKUITAS DAN LIABILITAS 400,000,000,000 663,686,750,000 … 2,378,955,172,276 2,508,429,179,189

Page 59: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

44

adalah 30% berasal dari ekuitas dan 70% berasal dari pinjaman

dari total investasi pengembangan usaha perusahaan adalah

Rp.400.000.000.000. Selain itu, data pasar pembanding yang

digunakan berasal dari data keuangan perusahaan pembanding

tahun 2013 yang ditetapkan sebagai cut off date penilaian.

4.3.2.2 Nilai Usaha

Nilai dengan pendekatan pasar ditentukan dengan

membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan sejenis.

Penentuan dengan cara tersebut adalah metode dengan

perusahaan terbuka sebagai pembanding (guideline publicly

traded company method). Dalam menentukan perusahaan yang

sejenis dan sebanding, perlu adanya kesamaan kriteria-kriteria

dari perusahaan tersebut antara lain kesamaan kegiatan usaha,

ukuran ekuitas dan kewajiban yang dimiliki, dan rasio-rasio

keuangan. Dalam hal ini, perusahaan yang sejenis dan yang

sebanding dimaksud adalah perusahaan pengembang dan

operasi properti (real estate development and operations). Pada

Tabel 4.16 terdapat data beberapa perusahaan yang digunakan

sebagai pembanding dalam pendekatan pasar dan data

lengkapnya terdapat pada Lampiran 1. Tabel 4.16 Data Keuangan Perusahaan Pembanding

Nilai dari pengembangan usaha PT. X dapat ditentukan

dengan menggunakan price to book value (PBV) rata-rata dari

CODE CTRA.JK PWON.JK GPRA.JK MDLN.JK LPCK.JK

Currency IDR IDR IDR IDR IDRNet Sales 5,077,060,000,000 3,029,800,000,000 518,771,000,000 1,843,940,000,000 1,327,910,000,000 EBITDA 2,546,470,000,000 1,764,920,000,000 302,059,000,000 1,332,780,000,000 742,718,000,000 Operating Income 1,651,530,000,000 1,331,190,000,000 164,316,000,000 2,664,490,000,000 638,348,000,000 Net Income Before Tax 1,709,490,000,000 1,331,190,000,000 130,517,000,000 2,548,600,000,000 665,683,000,000 Net Income After Tax 1,413,390,000,000 1,136,550,000,000 106,511,000,000 2,451,690,000,000 590,617,000,000 Net Income 1,413,390,000,000 1,132,820,000,000 98,710,800,000 2,451,760,000,000 590,617,000,000 Total Asset 20,114,900,000,000 9,298,240,000,000 1,332,650,000,000 9,647,810,000,000 3,854,170,000,000 Long Term Debt 2,098,600,000,000 2,098,600,000,000 210,635,000,000 2,409,260,000,000 - Total Debt 2,730,050,000,000 2,125,970,000,000 269,205,000,000 3,468,160,000,000 27,775,800,000 Total Equity 6,377,380,000,000 3,876,350,000,000 766,089,000,000 4,675,680,000,000 1,819,090,000,000 DER 42.81% 54.84% 35.14% 74.17% 1.53%EBITDA per Net Sales 0.50 0.58 0.58 0.72 0.56 Debt per EBITDA 1.07 1.20 0.89 2.60 0.04 Beta Lavered 1.85 1.25 1.61 1.83 2.78 PBV 3.39 6.52 1.65 1.38 4.02 P/E 15.29 22.32 12.82 2.63 12.37 P/R 4.26 8.35 2.44 3.50 5.50 Market Cap. 21,611,290,000,000 25,283,790,000,000 1,265,890,000,000 6,454,530,000,000 7,308,000,000,000

Page 60: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

45

perusahaan sejenis. Nilai dari PBV rata-rata tersebut akan

dikalikan dengan nilai ekuitas investasi yang dilakukan untuk

pengembangan usaha PT. X. Nilai rata-rata dari PBV adalah

1,99, sedangkan nilai ekuitas dari investasi yang dilakukan yaitu

Rp.120.000.000.000 (30% x Rp.400.000.000.000). Sehingga

nilai usaha yang diperoleh dengan pendekatan pasar adalah

Rp.239.617.578.333.

4.3.3 Nilai Rekonsiliasi

Setelah mendapatkan nilai dari masing-masing pendekatan, maka

akan ditentukan nilai rekonsiliasi. Penentuan nilai rekonsiliasi

berdasarkan pembobotan masing-masing nilai dari pendekatan pasar

dan pendekatan pendapatan. Penetapan bobot yang digunakan adalah

50% : 50%. Hal tersebut dikarenakan penggunaan 2 (dua) pendekatan

dalam penilaian dan diasumsikan masing-masing pendekatan

memiliki pengaruh yang sama dalam penentuan nilai rekonsiliasi.

Dari perhitungan yang dilakukan dengan pembobotan masing-

masing nilai sesuai pendekatan yang digunakan, maka nilai usaha

rekonsiliasi adalah Rp.335.100.356.572. Pada Tabel 4.17 terangkum

nilai rekonsiliasi dari pendekatan pendapatan. Tabel 4.17 Nilai Usaha Rekonsiliasi

Pendekatan Pendapatan Pendekatan PasarNilai Usaha 430,583,134,810 239,617,578,333 Bobot 50% 50%Nilai Rekonsiliasi

Nilai Usaha Rekonsiliasi

335,100,356,572

Page 61: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

46

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 62: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

47

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan dipaparkan mengenai analisis yang dilakukan terhadap nilai

usaha dan analisis sensitivitas harga terhadap nilai usaha.

5.1 Analisis Nilai Usaha

Penilaian usaha pengembangan PT. X dengan pendekatan pendapatan

menggunakan metode discounted cash flow (DCF). Di mana nilai usaha

tersebut adalah hasil net present value (NPV) dari free cash flow (arus kas

bersih) proyeksi keuangan usaha yang didiskontokan dengan WACC yang

diperoleh. Nilai dari pendekatan pendapatan ini memungkinkan untuk

bersifat tidak obyektif, dikarenakan nilai yang diperoleh sangat dipengaruhi

oleh asumsi-asumsi dan kebanyakan asumsi berasal dari perusahaan.

Pendekatan pasar sangat mampu menggambarkan proyeksi pendapatan yang

akan diperoleh di masa mendatang secara detail. Sehingga untuk penilaian

dengan obyek penilaian seperti usaha properti yang memiliki lebih dari 1

(satu) jenis sumber pendapatan seperti dengan adanya produk retained asset

dan non retained asset, pendekatan pendapatan ini sangat membantu untuk

memberikan gambaran indikasi nilai usaha tersebut. Berdasarkan penilaian

yang telah dilakukan terhadap PT. X, indikasi nilai yang diperoleh dengan

pendekatan pendapatan yaitu Rp.430.583.134.810.

Nilai yang diperoleh dengan pendekatan pasar merupakan hasil indikasi

berdasarkan perbandingan nilai dengan usaha sejenis yang berada pada jenis

bisnis yang sama. Dengan menggunakan perbandingan ini, maka nilai

perusahaan yang dianggap wajar akan sesuai dengan nilai perusahaan lain

yang sejenis dengan membandingkan rasio-rasio keuangannya seperti price

earning ratio dan price book value. Sehingga jika digunakan dengan

pendekatan pasar, maka nilai dari pendekatan pasar akan menyeimbangkan

nilai yang berasal dari pendekatan pasar yang kemungkinan bersifat subyektif

dengan menghitung nilai rekonsiliasi dari kedua nilai tersebut. Nilai usaha

PT. X yang diperoleh dengan pendekatan pasar adalah Rp.239.617.578.333.

Untuk menentukan indikasi nilai usaha yang berasal dari kedua

pendekatan yang digunakan adalah dengan merekonsiliasi kedua nilai

Page 63: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

48

tersebut. Nilai rekonsiliasi merupakan nilai yang diasumsikan sebagai

indikasi nilai usaha. Nilai rekonsiliasi berasal dari gabungan 2 (dua)

pendekatan penilaian yang dilakukan terhadap obyek penilaian yaitu

pendekatan pendapatan (income based approach) dan pendekatan pasar

(market based approach) dengan pembobotan yang seimbang yaitu 50% :

50%. Dari perhitungan yang dilakukan dengan pembobotan masing-masing

nilai sesuai model yang digunakan, maka nilai usaha rekonsiliasi adalah

Rp.335.100.356.572.

5.2 Analisis Sensitivitas

Dalam penilaian menggunakan pendekatan pendapatan, nilai usaha

sangat dipengaruhi oleh asumsi yang digunakan. Sehingga asumsi yang

digunakan sebisa mungkin sesuai dengan keadaan rill. Dari asumsi-asumsi

yang digunakan dalam pendekatan pendapatan, asumsi makro merupakan

asumsi yang memungkinkan dapat berpengaruh besar terhadap nilai usaha

apabila kondisi rill makro ekonomi tidak sesuai dengan asumsi yang

digunakan. Sehingga dalam hal ini dilakukan analisis sensitivitas terhadap

parameter-parameter atau asumsi makro yang digunakan pada penilaian

pendapatan yaitu pertumbuhan biaya dan pertumbuhan harga jual/ sewa

dengan asumsi nilai (baseline) masing-masing parameter yaitu 7% untuk

pertumbuhan biaya dan 10% untuk pertumbuhan harga jual/sewa.

Masing-masing asumsi tersebut dilakukan simulasi perubahan harga

dengan rentang nilai perubahan yaitu -5%, -4%, -3%, -2%, -1%, +1%, +2%,

+3%, +4%, dan +5%. Setelah itu, nilai perubahan dari pendekatan pendapatan

masing-masing asumsi/ parameter dibandingkan dan dimasukkan ke dalam

grafik untuk mempermudah analisis. Hasil dari analisis sensitivitas yang

dilakukan terangkum pada Gambar 5.3 berikut:

Page 64: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

49

Gambar 5.1 Grafik Analisis Sensitivitas terhadap Nilai Usaha

Dari hasil analisis yang dilakukan, asumsi pertumbuhan harga jual/ sewa

memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap nilai usaha. Pada nilai usaha

dengan pendekatan pendapatan, kenaikan harga jual/ sewa yang menjadi

asumsi standar adalah 10%. Sehingga apabila kenaikan kenaikan harga jual/

sewa menjadi 11% - 15%, maka akan berdampak positif terhadap nilai usaha

yaitu dengan nilai usaha antara Rp.551.494.904.471 hingga

Rp.1.202.005.175.290. Dengan kenaikan harga jual/ sewa antara 6% - 9%,

nilai usaha masih positif yaitu pada angka Rp.62.678.308.762 hingga

Rp.322.646.021.220. Dengan kenaikan harga jual/ sewa yang hanya

mencapai 5%, nilai usaha yang diperoleh akan menghasilkan nilai yang

negatif yaitu –Rp6.557.137.787. Sedangkan untuk kenaikan biaya, tidak

terlalu berpengaruh besar terhadap nilai usaha. Dengan batas kenaikan biaya

2% - 12%, nilai usaha yang diperoleh masih tetap positif yaitu pada angka

Rp.294.859.190.838 hingga Rp.517.199.917.515.

Page 65: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

50

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 66: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan juga

saran sebagai masukan untuk obyek penelitian dan penelitian selanjutnya.

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh adalah

penilaian usaha dengan menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu pendekatan

pendapatan (income based approach) dan pendekatan pasar (market based

approach). Maka nilai yang diperoleh dari masing-masing pendekatan yaitu

pada pendekatan pendapatan, nilai usaha yang diperoleh adalah

Rp.430.583.134.810. Sedangkan dengan pendekatan pasar, nilai usaha yang

diperoleh adalah Rp.239.617.578.333. Sehingga nilai rekonsiliasi yang

diperoleh dari usaha pengembangan PT. X adalah Rp.335.100.356.572.

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian skripsi ini adalah dalam

penilaian usaha yang memiliki karakteristik seperti usaha properti, dapat

digunakan pendekatan pendapatan dan pendekatan pasar. Kedua nilai dari

masing-masing pendekatan direkonsiliasikan untuk mendapatkan nilai dari

obyek penilaian. Tetapi tidak menutup kemungkinan dapat digunakan

pendekatan lainnya yang sesuai dengan karakteristik obyek penilaian.

Page 67: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xxiii

LAMPIRAN 1 DATA PASAR PERUSAHAAN REAL ESTATE DEVELOPMENT AND OPERATIONS

CODE CTRA.JK PWON.JK GPRA.JK MDLN.JK LPCK.JK LAMI.JK ASRI.JK BKSL.JK RBMS.JK PUDP.JK

Currency IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR

Net Sales 5,077,060,000,000 3,029,800,000,000 518,771,000,000 1,843,940,000,000 1,327,910,000,000 123,723,000,000 3,684,240,000,000 961,988,000,000 20,544,900,000 95,024,000,000 EBITDA 2,546,470,000,000 1,764,920,000,000 302,059,000,000 1,332,780,000,000 742,718,000,000 78,920,200,000 1,837,430,000,000 597,064,000,000 12,061,400,000 51,876,700,000 Operating Income 1,651,530,000,000 1,331,190,000,000 164,316,000,000 2,664,490,000,000 638,348,000,000 35,279,100,000 1,533,220,000,000 418,215,000,000 934,700,000 17,462,100,000 Net Income Before Tax 1,709,490,000,000 1,331,190,000,000 130,517,000,000 2,548,600,000,000 665,683,000,000 62,255,400,000 1,081,780,000,000 640,130,000,000 29,360,000,000 29,360,000,000 Net Income After Tax 1,413,390,000,000 1,136,550,000,000 106,511,000,000 2,451,690,000,000 590,617,000,000 54,340,000,000 889,577,000,000 605,096,000,000 26,378,900,000 Net Income 1,413,390,000,000 1,132,820,000,000 98,710,800,000 2,451,760,000,000 590,617,000,000 39,747,200,000 876,785,000,000 630,229,000,000 (13,983,800,000) 26,383,900,000 Total Asset 20,114,900,000,000 9,298,240,000,000 1,332,650,000,000 9,647,810,000,000 3,854,170,000,000 612,075,000,000 14,428,100,000,000 10,665,700,000,000 158,998,000,000 366,626,000,000 Long Term Debt 2,098,600,000,000 2,098,600,000,000 210,635,000,000 2,409,260,000,000 - 6,833,300,000 4,586,540,000,000 1,288,820,000,000 20,000,000,000 Total Debt 2,730,050,000,000 2,125,970,000,000 269,205,000,000 3,468,160,000,000 27,775,800,000 11,746,200,000 4,586,540,000,000 1,970,950,000,000 - 25,000,000,000 Total Equity 6,377,380,000,000 3,876,350,000,000 766,089,000,000 4,675,680,000,000 1,819,090,000,000 295,481,000,000 5,158,200,000,000 5,427,730,000,000 127,827,000,000 277,068,000,000 DER 42.81% 54.84% 35.14% 74.17% 1.53% 3.98% 88.92% 36.31% 0.00% 9.02%EBITDA per Net Sales 0.50 0.58 0.58 0.72 0.56 0.64 0.50 0.62 0.59 0.55 Debt per EBITDA 1.07 1.20 0.89 2.60 0.04 0.15 2.50 3.30 - 0.48 Beta Lavered 1.85 1.25 1.61 1.83 2.78 1.24 1.24 1.75 0.85 1.36 PBV 3.39 6.52 1.65 1.38 4.02 1.01 2.25 0.68 0.21 0.55 P/E 15.29 22.32 12.82 2.63 12.37 7.51 13.22 5.83 (1.96) 5.75 P/R 4.26 8.35 2.44 3.50 5.50 2.41 3.15 3.82 1.34 1.60 Market Cap. 21,611,290,000,000 25,283,790,000,000 1,265,890,000,000 6,454,530,000,000 7,308,000,000,000 298,588,690,000 11,593,150,000,000 3,673,438,000,000 27,444,690,000 151,597,590,000

Page 68: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xxiv

LAMPIRAN 2 PROYEKSI LABA RUGI

PROYEKSI LABA RUGIKETERANGAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022Pendapatan Penjualan dan Jasa - - 31,841,590,000 85,667,518,640 75,621,635,760 62,095,393,067 25,493,796,533 66,998,675,910 214,964,350,624 317,298,322,883 Beban Pokok Penjualan dan Jasa - - (17,794,460,561) (48,013,438,838) (42,540,735,047) (33,827,757,810) (13,888,276,283) (18,807,644,600) (62,859,341,266) (69,145,275,393) Laba Kotor - - 14,047,129,439 37,654,079,802 33,080,900,713 28,267,635,256 11,605,520,251 48,191,031,310 152,105,009,358 248,153,047,490 Beban Usaha

Pemasaran - - (1,592,079,500) (4,283,375,932) (3,781,081,788) (3,104,769,653) (1,274,689,827) (3,130,548,795) (10,748,217,531) (15,864,916,144) Umum dan Administrasi - - (1,273,663,600) (3,426,700,746) (3,024,865,430) (2,483,815,723) (1,019,751,861) (2,504,439,036) (8,598,574,025) (18,633,323,329) Depresiasi dan Amortisasi - - - - - - - - - (14,981,429,936)

Total Beban Usaha - - (2,865,743,100) (7,710,076,678) (6,805,947,218) (5,588,585,376) (2,294,441,688) (5,634,987,832) (19,346,791,556) (49,479,669,409) Laba Operasi (EBIT) - - 11,181,386,339 29,944,003,124 26,274,953,495 22,679,049,880 9,311,078,563 42,556,043,478 132,758,217,802 198,673,378,081 Pendapatan dan Beban Lainnya

Bunga - - (33,600,000,000) (33,600,000,000) (33,600,000,000) (30,240,000,000) (26,880,000,000) (23,520,000,000) (20,160,000,000) (16,800,000,000) Jumlah Pendapatan dan Beban Lainnya - - (33,600,000,000) (33,600,000,000) (33,600,000,000) (30,240,000,000) (26,880,000,000) (23,520,000,000) (20,160,000,000) (16,800,000,000) Laba Sebelum Pajak (EBT) - - (22,418,613,661) (3,655,996,876) (7,325,046,505) (7,560,950,120) (17,568,921,437) 19,036,043,478 112,598,217,802 181,873,378,081 Pajak - - (1,592,079,500) (4,283,375,932) (3,781,081,788) (3,104,769,653) (1,274,689,827) (3,349,933,795) (10,748,217,531) (24,982,873,909) Laba (Rugi) Bersih (EAT) - - (24,010,693,161) (7,939,372,808) (11,106,128,293) (10,665,719,773) (18,843,611,264) 15,686,109,683 101,850,000,271 156,890,504,172

PROYEKSI LABA RUGIKETERANGAN 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032Pendapatan Penjualan dan Jasa 349,028,155,171 392,042,475,801 450,173,568,646 495,190,925,511 544,710,018,062 453,092,777,888 157,529,491,056 173,282,440,162 190,610,684,178 209,671,752,596 Beban Pokok Penjualan dan Jasa (76,059,802,932) (86,037,729,395) (100,176,043,397) (110,193,647,737) (121,213,012,511) (90,615,553,042) - - - - Laba Kotor 272,968,352,239 306,004,746,406 349,997,525,249 384,997,277,774 423,497,005,551 362,477,224,846 157,529,491,056 173,282,440,162 190,610,684,178 209,671,752,596 Beban Usaha

Pemasaran (13,005,343,213) (14,711,452,790) (17,128,940,332) (18,841,834,365) (20,726,017,802) (15,494,207,483) - - - - Umum dan Administrasi (20,387,541,843) (22,641,642,414) (25,553,766,648) (28,000,029,495) (30,690,918,626) (27,807,366,991) (16,844,087,287) (18,419,382,198) (20,152,206,599) (22,058,313,441) Depresiasi dan Amortisasi (14,981,429,936) (14,981,429,936) (14,981,429,936) (14,981,429,936) (14,981,429,936) (14,981,429,936) (14,981,429,936) (14,981,429,936) (14,981,429,936) (14,981,429,936)

Total Beban Usaha (48,374,314,992) (52,334,525,140) (57,664,136,916) (61,823,293,796) (66,398,366,364) (58,283,004,410) (31,825,517,224) (33,400,812,134) (35,133,636,536) (37,039,743,378) Laba Operasi (EBIT) 224,594,037,246 253,670,221,266 292,333,388,333 323,173,983,978 357,098,639,187 304,194,220,435 125,703,973,833 139,881,628,028 155,477,047,642 172,632,009,218 Pendapatan dan Beban Lainnya

Bunga (13,440,000,000) (10,080,000,000) (6,720,000,000) (3,360,000,000) - - - - - - Jumlah Pendapatan dan Beban Lainnya (13,440,000,000) (10,080,000,000) (6,720,000,000) (3,360,000,000) - - - - - - Laba Sebelum Pajak (EBT) 211,154,037,246 243,590,221,266 285,613,388,333 319,813,983,978 357,098,639,187 304,194,220,435 125,703,973,833 139,881,628,028 155,477,047,642 172,632,009,218 Pajak (28,994,491,639) (32,701,330,262) (37,319,619,754) (41,453,395,933) (46,000,549,729) (43,698,006,806) (31,425,993,458) (34,970,407,007) (38,869,261,911) (43,158,002,305) Laba (Rugi) Bersih (EAT) 182,159,545,607 210,888,891,004 248,293,768,578 278,360,588,045 311,098,089,458 260,496,213,630 94,277,980,374 104,911,221,021 116,607,785,732 129,474,006,914

Page 69: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xxv

LAMPIRAN 3 PROYEKSI ARUS KAS

PROYEKSI ARUS KASKETERANGAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022Arus Kas Operasional

Pendapatan Penjualan - 13,686,750,000 62,048,632,800 89,923,487,720 58,242,270,680 72,991,534,220 120,248,890,201 186,978,224,419 232,194,779,992 292,329,192,778 Pembayaran kepada Pemasok (162,536,400,310) - (37,399,819,339) (59,491,695,460) (31,194,369,261) (23,510,850,013) (10,090,926,925) (37,050,518,342) (86,976,290,831) (74,155,177,292) Pembayaran Operasional - - (2,865,743,100) (7,710,076,678) (6,805,947,218) (5,588,585,376) (2,294,441,688) (5,634,987,832) (19,346,791,556) (34,498,239,473) Pembayaran Bunga - - (33,600,000,000) (33,600,000,000) (33,600,000,000) (30,240,000,000) (26,880,000,000) (23,520,000,000) (20,160,000,000) (16,800,000,000) Pembayaran Pajak - - (1,592,079,500) (4,283,375,932) (3,781,081,788) (3,104,769,653) (1,274,689,827) (3,349,933,795) (10,748,217,531) (24,982,873,909)

Jumlah Arus Kas Operasional (162,536,400,310) 13,686,750,000 (13,409,009,139) (15,161,660,350) (17,139,127,587) 10,547,329,178 79,708,831,762 117,422,784,449 94,963,480,073 141,892,902,105 Arus Kas InvestasiPerolehan Aset Tetap (237,463,599,690) - - - - - - (196,615,604,792) (103,012,993,935) - Jumlah Arus Kas Investasi (237,463,599,690) - - - - - - (196,615,604,792) (103,012,993,935) - Arus Kas PendanaanPenarikan Pinjaman Bank 280,000,000,000 - - - - - - - - - Penambahan Modal Kerja - 250,000,000,000 - - - - - - - - Penyertaan Modal Saham 120,000,000,000 - - - - - - - - - Pembayaran Cicilan - - (28,000,000,000) (28,000,000,000) (28,000,000,000) (28,000,000,000) (28,000,000,000) (28,000,000,000) (28,000,000,000) (28,000,000,000) Jumlah Arus Kas Pendanaan 400,000,000,000 250,000,000,000 (28,000,000,000) (28,000,000,000) (28,000,000,000) (28,000,000,000) (28,000,000,000) (28,000,000,000) (28,000,000,000) (28,000,000,000)

Kenaikan/Penurunan Kas - 263,686,750,000 (41,409,009,139) (43,161,660,350) (45,139,127,587) (17,452,670,822) 51,708,831,762 (107,192,820,343) (36,049,513,862) 113,892,902,105 Saldo Awal Kas - - 263,686,750,000 222,277,740,861 179,116,080,511 133,976,952,924 116,524,282,101 168,233,113,863 61,040,293,520 24,990,779,658 Saldo Akhir Kas - 263,686,750,000 222,277,740,861 179,116,080,511 133,976,952,924 116,524,282,101 168,233,113,863 61,040,293,520 24,990,779,658 138,883,681,763

PROYEKSI ARUS KASKETERANGAN 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032Arus Kas Operasional

Pendapatan Penjualan 289,290,532,573 244,053,100,008 302,038,296,769 447,533,070,987 444,942,575,456 427,630,269,087 372,064,671,586 238,834,856,435 190,610,684,178 209,671,752,596 Pembayaran kepada Pemasok (79,211,228,102) (84,621,202,469) (90,409,875,042) (96,603,754,695) (103,231,205,923) (77,225,805,117) - - - - Pembayaran Operasional (33,392,885,056) (37,353,095,204) (42,682,706,980) (46,841,863,860) (51,416,936,427) (43,301,574,474) (16,844,087,287) (18,419,382,198) (20,152,206,599) (22,058,313,441) Pembayaran Bunga (13,440,000,000) (10,080,000,000) (6,720,000,000) (3,360,000,000) - - - - - - Pembayaran Pajak (28,994,491,639) (32,701,330,262) (37,319,619,754) (41,453,395,933) (46,000,549,729) (43,698,006,806) (31,425,993,458) (34,970,407,007) (38,869,261,911) (43,158,002,305)

Jumlah Arus Kas Operasional 134,251,927,775 79,297,472,074 124,906,094,993 259,274,056,500 244,293,883,377 263,404,882,691 323,794,590,841 185,445,067,230 131,589,215,668 144,455,436,850 Arus Kas InvestasiPerolehan Aset Tetap - - - - - - - - - - Jumlah Arus Kas Investasi - - - - - - - - - - Arus Kas PendanaanPenarikan Pinjaman Bank - - - - - - - - - - Penambahan Modal Kerja - - - - - - - - - - Penyertaan Modal Saham - - - - - - - - - - Pembayaran Cicilan (28,000,000,000) (28,000,000,000) - - - - - - - - Jumlah Arus Kas Pendanaan (28,000,000,000) (28,000,000,000) - - - - - - - -

Kenaikan/Penurunan Kas 106,251,927,775 51,297,472,074 124,906,094,993 259,274,056,500 244,293,883,377 263,404,882,691 323,794,590,841 185,445,067,230 131,589,215,668 144,455,436,850 Saldo Awal Kas 138,883,681,763 245,135,609,539 296,433,081,612 421,339,176,605 680,613,233,106 924,907,116,482 1,188,311,999,174 1,512,106,590,015 1,697,551,657,245 1,829,140,872,913 Saldo Akhir Kas 245,135,609,539 296,433,081,612 421,339,176,605 680,613,233,106 924,907,116,482 1,188,311,999,174 1,512,106,590,015 1,697,551,657,245 1,829,140,872,913 1,973,596,309,763

Page 70: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xxvi

LAMPIRAN 4 PROYEKSI NERACA

PROYEKSI NERACAKETERANGAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022ASET

Asset LancarKas - 263,686,750,000 222,277,740,861 179,116,080,511 133,976,952,924 116,524,282,101 168,233,113,863 61,040,293,520 24,990,779,658 138,883,681,763 Surat-surat Berharga yang Bisa Dipasarkan

Piutang Dagang - - - 1,608,255,000 11,068,596,000 - - - - - Persediaan 162,536,400,310 162,536,400,310 19,605,358,778 31,083,615,401 19,737,249,615 9,420,341,818 5,622,992,460 23,865,866,202 47,982,815,767 52,992,717,666 Sewa Dibayar di Muka

Jumlah Aset Lancar 162,536,400,310 426,223,150,310 241,883,099,639 211,807,950,912 164,782,798,538 125,944,623,919 173,856,106,323 84,906,159,722 72,973,595,426 191,876,399,430 Aset Tetap

Properti dan Peralatan 237,463,599,690 237,463,599,690 400,000,000,000 400,000,000,000 400,000,000,000 400,000,000,000 400,000,000,000 596,615,604,792 699,628,598,726 684,647,168,790 Jumlah Aset Tetap 237,463,599,690 237,463,599,690 400,000,000,000 400,000,000,000 400,000,000,000 400,000,000,000 400,000,000,000 596,615,604,792 699,628,598,726 684,647,168,790

JUMLAH ASET 400,000,000,000 663,686,750,000 641,883,099,639 611,807,950,912 564,782,798,538 525,944,623,919 573,856,106,323 681,521,764,514 772,602,194,152 876,523,568,220

LIABILITASKewajiban Lancar

HutangPembayaran Diterima di Muka - 13,686,750,000 43,893,792,800 49,758,016,880 41,838,992,800 41,666,537,953 136,421,631,621 256,401,180,130 273,631,609,498 248,662,479,393

Jumlah Kewajiban Lancar - 13,686,750,000 43,893,792,800 49,758,016,880 41,838,992,800 41,666,537,953 136,421,631,621 256,401,180,130 273,631,609,498 248,662,479,393 Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban Jangka Panjang 280,000,000,000 280,000,000,000 252,000,000,000 224,000,000,000 196,000,000,000 168,000,000,000 140,000,000,000 112,000,000,000 84,000,000,000 56,000,000,000 Hipotek

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 280,000,000,000 280,000,000,000 252,000,000,000 224,000,000,000 196,000,000,000 168,000,000,000 140,000,000,000 112,000,000,000 84,000,000,000 56,000,000,000 JUMLAH LIABILITAS 280,000,000,000 293,686,750,000 295,893,792,800 273,758,016,880 237,838,992,800 209,666,537,953 276,421,631,621 368,401,180,130 357,631,609,498 304,662,479,393

EKUITASSaham PreferenBiasa Biasa (PAR Value)Modal Kerja 120,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 Laba (Rugi) Ditahan - - (24,010,693,161) (31,950,065,968) (43,056,194,262) (53,721,914,034) (72,565,525,298) (56,879,415,616) 44,970,584,655 201,861,088,826

JUMLAH EKUITAS 120,000,000,000 370,000,000,000 345,989,306,839 338,049,934,032 326,943,805,738 316,278,085,966 297,434,474,702 313,120,584,384 414,970,584,655 571,861,088,826

JUMLAH EKUITAS DAN LIABILITAS 400,000,000,000 663,686,750,000 641,883,099,639 611,807,950,912 564,782,798,538 525,944,623,919 573,856,106,323 681,521,764,514 772,602,194,152 876,523,568,220

Page 71: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xxvii

PROYEKSI NERACA (LANJUTAN)

PROYEKSI NERACAKETERANGAN 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032ASET

Asset LancarKas 245,135,609,539 296,433,081,612 421,339,176,605 680,613,233,106 924,907,116,482 1,188,311,999,174 1,512,106,590,015 1,697,551,657,245 1,829,140,872,913 1,973,596,309,763 Surat-surat Berharga yang Bisa Dipasarkan

Piutang Dagang - - 107,199,790,875 154,857,645,398 254,625,088,003 280,087,596,803 65,552,416,273 - - - Persediaan 56,144,142,836 54,727,615,910 44,961,447,555 31,371,554,513 13,389,747,925 0 0 0 0 0 Sewa Dibayar di Muka

Jumlah Aset Lancar 301,279,752,375 351,160,697,523 573,500,415,035 866,842,433,016 1,192,921,952,411 1,468,399,595,977 1,577,659,006,288 1,697,551,657,245 1,829,140,872,913 1,973,596,309,763 Aset Tetap

Properti dan Peralatan 669,665,738,854 654,684,308,917 639,702,878,981 624,721,449,045 609,740,019,108 594,758,589,172 579,777,159,236 564,795,729,300 549,814,299,363 534,832,869,427 Jumlah Aset Tetap 669,665,738,854 654,684,308,917 639,702,878,981 624,721,449,045 609,740,019,108 594,758,589,172 579,777,159,236 564,795,729,300 549,814,299,363 534,832,869,427

JUMLAH ASET 970,945,491,229 1,005,845,006,440 1,213,203,294,016 1,491,563,882,061 1,802,661,971,519 2,063,158,185,149 2,157,436,165,524 2,262,347,386,544 2,378,955,172,276 2,508,429,179,189

LIABILITASKewajiban Lancar

HutangPembayaran Diterima di Muka 188,924,856,795 40,935,481,002 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah Kewajiban Lancar 188,924,856,795 40,935,481,002 0 0 0 0 0 0 0 0 Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban Jangka Panjang 28,000,000,000 - - - - - - - - - Hipotek

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 28,000,000,000 - - - - - - - - - JUMLAH LIABILITAS 216,924,856,795 40,935,481,002 0 0 0 0 0 0 0 0

EKUITASSaham PreferenBiasa Biasa (PAR Value)Modal Kerja 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 370,000,000,000 Laba (Rugi) Ditahan 384,020,634,433 594,909,525,438 843,203,294,016 1,121,563,882,061 1,432,661,971,519 1,693,158,185,149 1,787,436,165,524 1,892,347,386,544 2,008,955,172,276 2,138,429,179,189

JUMLAH EKUITAS 754,020,634,433 964,909,525,438 1,213,203,294,016 1,491,563,882,061 1,802,661,971,519 2,063,158,185,149 2,157,436,165,524 2,262,347,386,544 2,378,955,172,276 2,508,429,179,189

JUMLAH EKUITAS DAN LIABILITAS 970,945,491,229 1,005,845,006,440 1,213,203,294,016 1,491,563,882,061 1,802,661,971,519 2,063,158,185,149 2,157,436,165,524 2,262,347,386,544 2,378,955,172,276 2,508,429,179,189

Page 72: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

xxviii

LAMPIRAN 5 FREE CASH FLOW KONSOLIDASI

FREE CASH FLOWKETERANGAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022Laba Bersih (162,536,400,310) 13,686,750,000 20,190,990,861 18,438,339,650 16,460,872,413 40,787,329,178 106,588,831,762 140,942,784,449 115,123,480,073 143,711,472,169 Depresiasi - - - - - - - - - 14,981,429,936 Beban Bunga - - 25,200,000,000 25,200,000,000 25,200,000,000 22,680,000,000 20,160,000,000 17,640,000,000 15,120,000,000 12,600,000,000 Nilai Sisa - - - - - - - - - - Total Arus Kas Masuk (162,536,400,310) 13,686,750,000 45,390,990,861 43,638,339,650 41,660,872,413 63,467,329,178 126,748,831,762 158,582,784,449 130,243,480,073 171,292,902,105

Investasi 237,463,599,690 - - - - - - 196,615,604,792 103,012,993,935 - Perubahan Modal Kerja - - - - - - - - - - Total Arus Kas Keluar 237,463,599,690 - - - - - - 196,615,604,792 103,012,993,935 -

Arus Kas Bebas (400,000,000,000) 13,686,750,000 45,390,990,861 43,638,339,650 41,660,872,413 63,467,329,178 126,748,831,762 (38,032,820,343) 27,230,486,138 171,292,902,105

FREE CASH FLOWKETERANGAN 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032Laba Bersih 132,710,497,839 152,749,111,243 239,770,916,509 304,738,434,055 255,168,966,245 178,536,992,431 159,830,396,648 104,911,221,021 116,607,785,732 129,474,006,914 Depresiasi 14,981,429,936 14,981,429,936 14,981,429,936 14,981,429,936 14,981,429,936 14,981,429,936 14,981,429,936 14,981,429,936 14,981,429,936 14,981,429,936 Beban Bunga 10,080,000,000 7,560,000,000 5,040,000,000 2,520,000,000 - - - - - - Nilai Sisa - - - - - - - - - 1,730,935,921,305 Total Arus Kas Masuk 157,771,927,775 175,290,541,180 259,792,346,445 322,239,863,992 270,150,396,182 193,518,422,367 174,811,826,584 119,892,650,957 131,589,215,668 1,875,391,358,155

Investasi - - - - - - - - - - Perubahan Modal Kerja - - - - - - - - - - Total Arus Kas Keluar - - - - - - - - - -

Arus Kas Bebas 157,771,927,775 175,290,541,180 259,792,346,445 322,239,863,992 270,150,396,182 193,518,422,367 174,811,826,584 119,892,650,957 131,589,215,668 1,875,391,358,155

Page 73: SKRIPSI - TB141328 PENILAIAN USAHA SEKTOR PROPERTI …

i

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 DATA PASAR PERUSAHAAN REAL ESTATE DEVELOPMENT AND OPERATIONS ........................................................... xxiii

LAMPIRAN 2 PROYEKSI LABA RUGI ....................................................... xxiv

LAMPIRAN 3 PROYEKSI ARUS KAS .......................................................... xxv

LAMPIRAN 4 PROYEKSI NERACA ............................................................ xxvi

LAMPIRAN 5 FREE CASH FLOW KONSOLIDASI .................................. xxviii