27
SLUMDOG MILLIONAIRE: UTOPIA DALAM KRISIS GLOBAL? OLEH ADDE ORIZA RIO Abstrak Slumdog Millionarie : Utopia dalam Krisis Global? Slumdog Millionarie adalah film Inggris hasil adaptasi novel Q&A karya diplomat India Vikas Swarup. Film ini disutradarai oleh sutradara Inggris Danny Boyle dan skenarionya ditulis oleh Simon Beaufoy. Film ini memperoleh 8 Academy Award dan berbagai penghargaan lainnya. Berlatar di India, film ini bercerita tentang pemuda miskin Mumbai bernama Jamal Malik yang berhasil menjadi milyuner karena memenangkan kuis Who Wants to Be A Millionaire?. Kemenangan Jamal itu, diceritakan oleh film ini adalah takdir yang sudah ditetapkan bagi Jamal. Namun, pada saat film ini diedarkan, sedang terjadi krisis ekonomi global yang menyebabkan kemiskinan di dunia menjadi semakin parah. Akibatnya, terjadi pertentangan antara kisah film ini dengan realitas yang dialami masyarakat dunia. Kisah keberhasilan pemuda miskin menjadi milyuner yang dibawa film ini memberi harapan bahwa orang miskin pun bisa jadi milyuner dengan ikut kuis bahkan saat krisis asal sudah takdirnya. Pertanyaannya, apakah film ini sebenarnya mengambarkan utopia? Pertanyaan turunannya, seperti apa repertoire of elements film ini? Tergolong genre apa film ini ataukah genrenya hibrid?. Film ini menggambarkan utopia karena menceritakan pemuda miskin yang tidak bersekolah tapi bisa menjadi milyuner. Jika seorang slumdog saja bisa jadi milyuner, maka yang lain juga bisa. Richard Dyer (1977) berpendapat, hiburan adalah utopis karena memunculkan fantasi yang membebaskan diri dari realitas yang dianggap penuh kekurangan, jahat, sedih, kejam, melelahkan, terfragmentasi dan terasing menuju satu dunia fiksi yang penuh keberlimpahan, energik, transparan, dan tidak terfragmentasi melainkan

Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

SLUMDOG MILLIONAIRE: UTOPIA DALAM KRISIS GLOBAL?OLEH

ADDE ORIZA RIO

AbstrakSlumdog Millionarie : Utopia dalam Krisis Global?

Slumdog Millionarie adalah film Inggris hasil adaptasi novel Q&A karya diplomat India Vikas Swarup. Film ini disutradarai oleh sutradara Inggris Danny Boyle dan skenarionya ditulis oleh Simon Beaufoy. Film ini memperoleh 8 Academy Award dan berbagai penghargaan lainnya. Berlatar di India, film ini bercerita tentang pemuda miskin Mumbai bernama Jamal Malik yang berhasil menjadi milyuner karena memenangkan kuis Who Wants to Be A Millionaire?. Kemenangan Jamal itu, diceritakan oleh film ini adalah takdir yang sudah ditetapkan bagi Jamal. Namun, pada saat film ini diedarkan, sedang terjadi krisis ekonomi global yang menyebabkan kemiskinan di dunia menjadi semakin parah. Akibatnya, terjadi pertentangan antara kisah film ini dengan realitas yang dialami masyarakat dunia.

Kisah keberhasilan pemuda miskin menjadi milyuner yang dibawa film ini memberi harapan bahwa orang miskin pun bisa jadi milyuner dengan ikut kuis bahkan saat krisis asal sudah takdirnya. Pertanyaannya, apakah film ini sebenarnya mengambarkan utopia? Pertanyaan turunannya, seperti apa repertoire of elements film ini? Tergolong genre apa film ini ataukah genrenya hibrid?.

Film ini menggambarkan utopia karena menceritakan pemuda miskin yang tidak bersekolah tapi bisa menjadi milyuner. Jika seorang slumdog saja bisa jadi milyuner, maka yang lain juga bisa.

Richard Dyer (1977) berpendapat, hiburan adalah utopis karena memunculkan fantasi yang membebaskan diri dari realitas yang dianggap penuh kekurangan, jahat, sedih, kejam, melelahkan, terfragmentasi dan terasing menuju satu dunia fiksi yang penuh keberlimpahan, energik, transparan, dan tidak terfragmentasi melainkan tersatukan. Singkatnya, hiburan bersifat eskapis. Hiburan menjadi eskapis karena genre atau klasifikasinya menyebarkan fantasi manis yang bertentangan dengan realitas.

Film Slumdog Millionaire akan diteliti dengan melihat elemen-elemen yang ada dalam film ini dan bagaimana elemen-elemen itu direpetisi (repertoire of element). Dari situ, bisa dinilai film ini tergolong genre apa atau merupakan hibriditas dari berbagai genre. Dari elemen-elemen itu serta susunannya maka bisa diketahui apakah film ini membawa suatu utopia dan seperti apa utopia itu.

Film Slumdog Millionarie memiliki elemen-elemen dari genre film noir (gelap), romansa dan sedikit komedi sehingga merupakan hibriditas dari ketiganya. Noir adalah genre film tentang kejahatan dan penderitaan seperti kriminalitas. Romansa bercerita tentang cinta dan komedi mengundang tawa. Dari sesuatu yang ’gelap’ menjadi sesuatu yang indah dan berbahagia terlebih diluncurkan pada saat dunia sedang terhantam krisis ekonomi, film ini jelas mengambarkan utopia.

Slumdog Milllionarie adalah film dengan genre hibrid yang mengambarkan utopia, terlebih bagi masyarakat ekonomi lemah karena film ini diluncurkan pada masa krisis ekonomi dan menceritakan kisah keberhasilan pemuda miskin menjadi milyuner karena memenangkan kuis dan itu sudah takdirnya.

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Page 2: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

Dalam industri hiburan, adaptasi satu karya dalam satu media menjadi karya lain dalam media lainnya adalah suatu hal yang lumrah. Misalnya, dari komik menjadi film, dari novel menjadi film, dari film menjadi video game maupun sebaliknya. Film Slumdog Millionarie sendiri adalah film yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul Q&A karya penulis dan diplomat India Vikas Swarup.1

Semuanya bermula ketika penulis skenario Simon Beaufoy membaca novel Q&A dan sangat terkesan olehnya. Kesan yang mendalam itu membuat Beaufoy memutuskan untuk menulis sebuah skenario berdasarkan novel tersebut. Untuk mendapatkan hasil adaptasi yang baik, Beaufoy melakukan tiga perjalanan ke India untuk mewawancarai anak-anak jalanan2. Akhirnya, lahirlah sebuah skenario film berjudul Slumdog Millionarie.

Pada tahun 2006, rumah produksi asal Inggris Celador Films dan Film4 Productions setuju untuk memproduksi skenario itu. Sutradara Danny Boyle kemudian diundang untuk membaca skenario karya Beaufoy itu. Setelah melakukan sedikit revisi atas skenario Beaufoy, Boyle setuju untuk menyutradarai film ini. Boyle memperkirakan, biaya produksi yang dibutuhkan mencapai 15 juta US $ dan karena itu bukan jumlah yang bisa mereka tanggung, Celador Films dan Film4 Production lantas mencari rumah produksi lain untuk membagi biaya produksi. Fox Searchlight Production menawarkan 2 juta US $ dan Warner Independent Pictures memberi tawaran yang lebih tinggi yaitu 5 juta US $. Hasilnya, Fox Searchlight mendapatkan hak mendistribusikan film ini sedangkan Warner mendapatkan hak milik film ini. Setelah proses produksi yang panjang, film ini kemudian dirilis pada 12 November 2008 di Canada, 9 Januari 2009 di Inggris, 29 Januari 2009 di Amerika Serikat (AS) dan diputar perdana di Mumbai pada 22 Januari 2009 (en.wikipedia.org/wiki/slumdog_millionarie.htm).

Persis seperi novelnya yang berprestasi gemilang,3 film ini juga berhasil memperoleh sederet penghargaan yang menunjukan bahwa kualitas film ini tinggi. Penghargaan itu adalah 8 Academy Award 2009 (Best Picture, Best Director, Best Adapted Screenplay, Best Cinematography, Best Original Score, Best Original Song, Best Film Editing dan Best Sound Mixing), 7 BAFTA Awards (Best Film, Best Director, Best Adapted Screenplay, Best Cinematography, Best Film Music, Best Editing dan Best Sound), 4 Golden Globe Awards (Best Picture-Drama, Best Director, Best Screenplay dan Best Original Score) dan 5 Critic’s Choice Award (en.wikipedia.org/wiki/slumdog_millionarie.htm).

Film ini berlatar India pada tahun 2006. Ceritanya dimulai dengan adegan penyiksaan seorang pemuda bernama Jamal Malik (tokoh utama film ini, diperankan oleh Dev Patel, aktor muda India) oleh seorang Polisi. Jamal adalah mantan anak jalan dari daerah kumuh Dharavi di Mumbai. Mengapa Jamal bisa sampai disiksa oleh Polisi? Itu karena, Jamal berhasil menjadi kontestan dari kuis Who Wants to Be Millionarie? (dalam bahasa India, Kaun Banega Crorepati) yang dibawakan oleh pembawa acara Prem Kumar (diperankan oleh aktor kawakan India Anil Kapoor) dan telah memenangkan 20 juta Rupee karena berhasil menjawab sembilan pertanyaan yang telah diberikan. Namun, pertanyaan terakhir ditunda sampai esok hari karena habis waktu. Namun, tanpa disangka, Jamal

1 Vikas Swarup adalah diplomat India yang pernah bertugas di Turki, Amerika Serikat, Ethiopia, dan Inggris. Saat ini Swarup sedang bertugas di Pretoria, Afrika Selatan. Swarup lahir di Allahabad tahun 1968 dari keluarga pengacara. Ia menyelesaikan studinya di Universitas Allahabad dengan subjek studi Psikologi, Sejarah dan Filsafat.2 Bahkan, dua anak jalanan kemudian mendapatkan peran dalam film ini yaitu Rubina Ali sebagai Latika anak-anak dan Azharuddin Mohammed Ismail sebagai Salim anak-anak.3 Q&A meraih Boeke Prize Afrika Selatan 2006, masuk daftar Novel Debut Terbaik (Best First Book) dari Commonwealth Writer’s Prize dan memangkan Prix Grand Public pada Paris Book Fair 2007. Saat ini, Q&A sudah diterjemahkan ke 40 bahasa termasuk bahasa Indonesia.

2

Page 3: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

bukannya diberi istirahat untuk mengikuti kembali kuis itu pada keesokan harinya melainkan malah dilaporkan ke polisi dengan tuduhan berbuat curang. Orang yang melaporkan Jamal ke polisi adalah pembawa acara kuis itu, Prem Kumar yang berpendapat bahwa Jamal yang miskin dan berpendidikan tidak mungkin memiliki pengetahuan yang cukup untuk bisa menjawab sembilan pertanyaan yang sudah diberikan. Tidak mungkin kalau sembilan pertanyaan semuanya bisa terjawab karena sekedar tebakan beruntung. Jamal, menurut Kumar, pasti berbuat curang.

Kepada Polisi, Jamal menjelaskan bahwa Ia bisa menjawab sembilan pertanyaan itu karena semuanya terkait dengan pengalaman hidup yang sudah dilaluinya. Setiap pertanyaan seolah-olah sebuah pintu yang membawanya kembali pada kenangan masa lalu tentang kehidupannya yang serba terombang-ambing dan terkadang sangat kejam. Pada masa kecilnya dan petualangan-petualangan yang dialaminya bersama kakak laki-lakinya Salim. Sebagai contoh, Pertanyaan pertama, “Who was the star in the 1973 hit film Zanjeer?” (Siapakah bintang dari film hit tahun 1973 Zanjeer?) bisa dijawab oleh Jamal karena ia memang mengidolakan pemain film itu yaitu Amitabh Bachchan. Ingatan tentang Amitabh Bachchan tidak bisa hilang dari otak Jamal karena pada suatu ketika, helikopter Amitabh Bachchan pernah mendarat di lapangan udara dekat pemukiman kumuh di mana Jamal tinggal. Pada saat itu, Jamal sedang buang air besar di jamban umum yang dikelola kakaknya Salim. Karena Jamal sedang memakai jamban umum itu, Salim kehilangan banyak calon konsumen. Karena kesal, Salim sengaja menganjal pintu jamban itu dengan kursi sehingga Jamal terkurung dan tidak bisa melihat Amitabh Bachchan. Jamal, yang sangat ingin bertemu Amitabh Bachchan kemudian terpaksa keluar dari jamban lewat bawah sehingga harus tercebur dalam kolam kotoran manusia. Karena bermandikan kotoran manusia, Jamal justru berhasil melewati kerumunan massa penggemar Amitabh Bachchan dan pengawal-pengawal Amitabh Bachchan sehingga berhasil meminta Amitabh Bachchan menandatangani selembar foto Amitabh Bachchan milik Jamal. Sayang sekali, saat Jamal dimandikan oleh Ibunya, foto bertandatangan Amitabh itu dijual oleh Salim sebagai ganti uang sewa jamban yang hilang gara-gara Jamal.

Film ini, namanya juga adaptasi, tentu tidak persis sama dengan sumbernya. Dalam Q&A, kita tidak akan menemukan nama Jamal Malik melainkan menemukan nama Ram Mohammad Thomas. Ram adalah seorang pelayan restoran miskin dan yatim piatu. Q&A, pada intinya hendak menceritakan bagaimana Ram berhasil mengikuti kuis Who Will Win a Billion? dan berhasil memenangkan 1 milyar Rupee. Hanya saja, karena penyelenggara kuis itu tidak punya uang sebanyak itu untuk membayar Ram, maka mereka justru bersepakat untuk menuduh Ram berbuat curang. Alasan mereka, tidak mungkin seorang yang tidak berpendidikan bisa menjawab dua belas pertanyaan (dalam film hanya 10 pertanyaan yang diberikan) kuis itu tanpa berbuat curang. Ram kemudian ditangkap polisi. Ram menjelaskan kepada pengacaranya yang simpatik, Smita Shah (karakter yang kemudian dihilangkan dalam film) bahwa dirinya bisa menjawab dua belas pertanyaan itu karena semuanya terkait dengan pengalaman hidup yang sudah dilaluinya termasuk pada petualangan-petualangan yang dialaminya bersama sahabat baiknya Salim (dalam film, Salim dan Jamal bukanlah sahabat melainkan saudara kandung) yang sama-sama yatim piatu miskin seperti Ram. Namun, peristiwa kunci dalam hidup Ram adalah ketika ia berkerja sebagai pemandu wisatawan di Taj Mahal. Saat itu, Ram bertemu seorang perempuan muda bernama Nita (dalam film, karakter Nita digantikan oleh Latika, seorang gadis yang berkawan dengan Jamal dan Salim sejak kecil saat sama-sama melarikan diri dari kerusuhan akibat konflik agama antara umat Hindu dan Islam di Mumbai) yang berkerja sebagai pekerja seks komersial. Ram mengatakan pada pengacaranya bahwa dia mengikuti kuis itu karena ingin mendapatkan uang untuk bisa membebaskan Nita dari mucikarinya dan juga untuk membalas pembawa acara kuis itu,

3

Page 4: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

Prem Kumar, yang telah mengeksploitasi Nita dan berlaku kasar padanya sehingga Nita harus diberi perawatan intensif di rumah sakit. Dalam filmnya, tokoh Latika sudah dibebaskan oleh Jamal dan Salim dari mucikari bernama Maman (yang juga preman yang memaksa mereka berkerja di jalanan sewaktu masih anak-anak) pada saat Jamal masih remaja dan belum mengikuti kuis Who Want to be Millionarie?.

Secara singkat, inti dari cerita film ini sesungguhnya adalah tentang kesuksesan seorang pemuda miskin menjadi milyuner dan itu semua sudah takdir. Ini bisa kita lacak dari pertanyaan yang muncul pada adegan pembuka film ini dalam bentuk caption (tulisan di layar) berbunyi, ”Jamal Malik is one question away from winning 20 million Rupees. How did he do it? A) He cheated, B) He's lucky, C) He's a genius, D) It is written.” (Jamal Malik hanya tinggal satu pertanyaan lagi dari memenangkan 20 juta Rupee. Bagaimana Ia melakukannya? A) Dia curang, B) Dia beruntung, C) Dia jenius, D) Ini sudah ditakdirkan). Pada akhir film, jawabannya diberikan yaitu, “D) It is written” atau sudah takdirnya.

Inti cerita film ini, pada saat yang bersamaan bertentangan dengan realitas yang dialami masyarakat dunia saat film ini diedarkan atau diputar di bioskop-bioskop yaitu terjadinya krisis ekonomi global dan banyak orang, bukannya menjadi kaya malah menjadi semakin miskin dan semakin susah dalam hidupnya.

Krisis ekonomi global ini berakar pada kolapsnya subprime mortgage4 di AS yang tidak mampu diatasi oleh pemerintahan Bush. Akibatnya, bisnis perumahan seperti Fannie Mae dan Freddie Mac, lembaga investasi seperti Lehman Brothers dan Merill Lynch serta bank simpan pinjam terbesar di AS yaitu Washington Mutual menjadi ambruk. Krisis ini menjalar ke seluruh dunia menjadi krisis ekonomi global karena kuatnya integrasi ekonomi AS ke dalam ekonomi global (Leo Agustino, Pikiran Rakyat Online, http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=39724)

Dampak dari krisis ekonomi global ini dirasakan oleh seluruh dunia. Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) dan naiknya biaya hidup menjadi masalah semua orang. Menurut taksiran Bank Dunia, krisis ekonomi global telah menyebabkan 100 juta orang lagi jatuh ke dalam lembah kemiskinan (http://www.voanews.com/indonesian/archive/2008-10/2008-10-13-voa7.cfm?moddate=2008-10-13 www.voanews.com ).

1.2 Pertanyaan PenelitianPertentangan antara inti cerita film Slumdog Millionarie dengan realitas saat film ini

dilepas ke khalayak membuat kita berpikir bahwa film ini memberi fantasi atau harapan bahwa masih ada cara yang untuk jadi kaya di masa krisis asalkan itu sudah takdirnya termasuk melalui kuis berhadiah uang bermilyar-milyar. Ini menimbulkan pertanyaan dalam benak kita.

Pertanyaan itu adalah pertanyaan sentral dari makalah ini yaitu apakah film ini sebenarnya mengambarkan suatu utopia?

Untuk menjawab pertanyaan sentral itu, maka perlu dijawab terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan turunannya yang membantu kita memahami lebih dalam film Slumdog Millionarie. Pertanyaan turunan itu adalah:

1. Seperti apa repertoire of elements (pengulangan elemen-elemen) film Slumdog Millionarie?

4 Sub prime mortgage adalah kredit perumahan yang diberikan oleh perusahaan mortgage broker, dengan bunga yang rendah di awalnya (2-5 tahun), namun di tahun berikutnya, bisa naik sampai 1 1/2 kali lipat. Dan kalau macet, kredit ini dijual ke bank, dan bank yang akan membereskan kredit tersebut.

4

Page 5: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

2. Apa genre dari film Slumdog Millionaire atau jika memiliki lebih dari satu genre, seperti apa hibriditas genre film Slumdog Millionarie?

1.3 Thesis PenelitianFilm ini menggambarkan utopia (impian muluk yang bertentangan dengan realitas)

karena menceritakan pemuda miskin yang tidak bersekolah tetapi bisa menjadi seorang milyuner karena berhasil menjadi pemenang dari kuis berhadiah uang bermilyar-milyar dan itu sudah takdirnya. Jika seorang slumdog saja bisa jadi milyuner, maka yang lain juga bisa selama itu sudah takdirnya tanpa memperdulikan krisis ekonomi global yang sedang menimpa. Padahal, dalam krisis, untuk tetap bertahan dalam standar kehidupan layak saja sudah sulit, apalagi menjadi milyuner.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 TeoriTeori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang utopia dalam

industri hiburan yang telah dikembangkan oleh Richard Dyer dan teori tentang genre. 2.1.1 Teori Utopia Industri Hiburan Richard Dyer

Istilah utopia, sebenarnya berasal dari sebuah buku berjudul Utopia yang ditulis oleh Thomas Morus atau Sir Thomas More (1478-1535) pada tahun 1516. More adalah seorang tokoh kerajaan Inggris yang akan menjadi Ketua Parlemen Inggris dan Lord Chancellor. Namun, waktu raja Henry IV melepaskan gereja Inggris menjadi gereja sendiri yang otonom dari Gereja Katolik Roma, More menolak untuk mengucapkan sumpah setia kepada raja sebagai kepala Gereja dan karena itu mendapatkan hukuman penggal. Utopia dalam karangan More adalah nama sebuah pulau di mana kehidupan berjalan sangat ideal sesuai dengan apa yang dibayangkan oleh More. Di sana segala sesuatu dimiliki bersama, semua orang menikmati pendapatan yang sama dan semua harus berkerja

5

Page 6: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

(Franz Magnis Suseno, 2003:16-17). Dalam karangannya, More menulis utopia sebagai satu ”tempat”, namun More sendiri menambahkan secara harfiah dan figuratif bahwa utopia adalah tempat yang tidak ada di mana-mana alias tidak exist di dunia ini.5 Namun demikian, karena digambarkan sebagai sesuatu yang ideal, maka utopia adalah sesuatu yang, tanpa memperdulikan bisa dicapai atau mustahil bisa dicapai, harus dikejar atau diusahakan oleh masyarakat (Malone, 2006: 66-67)

Richard Dyer berpendapat bahwa hiburan adalah bersifat utopis karena membiarkan munculnya fantasi yang membebaskan diri dari realitas yang dianggap penuh kekurangan, jahat, sedih, kejam, melelahkan, terfragmentasi dan terasing menuju satu dunia fiksi yang dikodekan sebagai dunia yang penuh keberlimpahan, energik, transparan, dan dengan momen ’komunitas’ penuh (Branston dan Stafford, 2003: 72).

Dyer, mengikuti para teoritisi sastra Rusia yaitu Ernst Bloch (1885-1975) dan Mikhail Bakhtin (1895-1975) menyebut kenikmatan menyaksikan media sebagai kenikmatan yang utopis. Di sini, Dyer tidak bicara mengenai utopia dalam arti politis, melainkan dalam arti bahwa hiburan menanamkan pemikiran bahwa keadaan ”bisa menjadi lebih baik”. Sesungguhnya, Dyer bicara tentang musik, tetapi pemikirannya telah diaplikasikan pada genre-genre ’eskapis’. Jackie Stacy (1993) mengatakan bahwa kategori-kategori Dyer perlu dipikirkan dengan menghubungkannya secara spesifik kepada gender, kelas, etnisitas, dan periode sejarah yang berbeda, misalnya, ketika kaum perempuan dan kaum pekerja pada 1930’an dan 1940’an melarikan diri dari realitas menuju film-film tentang kemewahan (Branston dan Stafford, 2003: 72). Secara singkat, teori utopia hiburan Richard Dyer ini menjelaskan bahwa hiburan adalah sesuatu yang bersifat eskapis yaitu sesuatu yang membuat orang mampu melarikan diri dari realitas menuju dunia yang lain yang terbuat dari khayalan-khayalan indah.

Hiburan bisa menjadi utopis karena, dalam semua bentuk media, mulai dari televisi sampai musik heavy metal adalah dikonstruksikan dan berkerja dengan kode-kode dan konvensi-konvensi yang tidak membedakan antara ”kenyataan” dengan apa yang ”diimajinasikan”. Itu disebut dengan istilah verisimilitude6 atau koneksi dengan realitas. Setidaknya ada dua model verisimilitude yaitu verisimilitude generik (seperangkat ekspektasi-ekspektasi yang bersifat internal dalam genre, misalnya bagaimana drakula yang sesungguhnya. Ini memberi derajat kesenangan yang tinggi atas fantasi dan membuka peluang untuk bermain-main dengan identitas dan situasi-situasi) dan verisimilitude kultural (hubungan genre dengan ekspektasi tentang dunia di luar genre) (Branston dan Stafford, 2003: 73).

2.1.2 GenreIstilah genre, sesungguhnya adalah satu kata dari bahasa Prancis yang berarti

tipe atau jenis. Ia adalah satu bentuk klasifikasi. Dalam hal ini, adalah klasifikasi atas segala output media, baik dari para pekerja media, para pengamat media, maupun oleh khalayak media itu sendiri (Branston dan Stafford, 2003: 59). Dasar dari klasifikasi berbagai macam output media itu ada dua yaitu repetisi elemen-elemen (repertoire of elements) dan perbedaan (difference).

Repetisi elemen-elemen (repertoire of elements) artinya bagaimana elemen-elemen yang ada dalam output media selalu diulang-ulang sehingga membentuk pakem tertentu. Akan tetapi, elemen-elemen yang diulang itu bukanlah elemen-elemen yang

5 Sir Thomas More, menciptakan kata utopia dengan mengkombinasikan dua kata bahasa Yunani yaitu outopia dan eutopia. Outopia berarti tempat yang tak bertempat sedangkan eutopia berarti tempat yang bagus.6 Kata verisimilitude berasal dari bahasa Latin veritas atau kebenaran dan similis atau kemiripan.

6

Page 7: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

sudah pasti (fixed) yang terus menerus diulang-ulang, karena dengan demikian, tentu saja setip karya akan jadi membosankan karena isinya itu-itu saja. Repetisi elemen-elemn bekerja sebagai satu sistem cair mengenai konvensi (kesepakatan) dan ekspektasi (pengharapan). Ini dimiliki bersama oleh produsen media maupun khalayak di mana keduanya sama-sama aktif dam proses pembuatan makna di masing-masing pihak. Konvensi dan ekspektasi yang bisa mereka bangkitkan termasuk naratif, kode-kode signifikasi audiovisual dan tema-tema ideologis tertentu. (Branston dan Stafford, 2003: 77-80)

Jika repetisi elemen-elemen adalah satu kerangka kerja yang kosong atas elemen-elemen maka perbedaan (difference) menunjukkan bagaimana elemen-elemen yang diulang itu dihubungkan menjadi satu kesatuan. Ini, membedakan satu karya dengan karya yang lain dalam genre yang sama (Branston dan Safford, 2003: 60).

Media belakangan ini secara konsekuen menunjukkan perkembangan genre ke bentuk yang semakin bersifat cross-generic atau hybrid yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan produk media yang merupakan campuran dari latar-latar nilai budaya yang berbeda, teknologi dan/atau properti-properti formal. Perkembangan menuju hibriditas ini kadangkala disebut posmodernisme. Tetapi, genre film pada kenyataannya selalu berupa hibriditas alias tak pernah murni hanya satu genre.7 Hollywood misalnya, selalu berupaya menarik sebanyak mungkin khayalak, oleh sebab itu selalu menggabungkan berbagai genre. Sebagai contoh, satu film bisa dikategorikan sebagai film dengan genre aksi petualangan (adventure action), tetapi dalam plotnya, bisa ada sesuatu yang merupakan elemen-elemen film genre romantis seperti hubungan asmara. Hal ini membuat film tersebut bisa ditonton oleh baik lelaki maupun perempuan (Branston dan Stafford, 2003: 64)

2.2 Kerangka MetodologiFilm Slumdog Millionaire akan diteliti dengan melihat elemen-elemen yang ada

dalam film ini. Caranya, peneliti akan menonton film Slumdog Millionarie dan mencatat elemen-elemen apa saja yang muncul. Elemen-elemen itu adalah:

1. Elemen naratif yaitu cerita dan karakter-karakter yang muncul dalam film.2. Elemen ikonografi yaitu setting atau latar (tempat dan waktu), kostu (pakaian yang

digunakan karakter-katakter), dan properti (benda khusus yang dipergunakan dalam film). Selanjutnya, akan dilihat seperti apa elemen-elemen itu direpetisi (repertoire of

element) dan dari genre film apa. Dari situ, bisa dinilai film ini tergolong genre apa atau merupakan hibriditas dari berbagai genre. Elemen-elemen itu juga akan dilihat susunannya sehingga diketahui perbedaan (difference) antara film ini dengan film lain yang bergenre atau hibriditas genre sama.

2.3 AnalisisSetelah menonton film Slumdog Millionarie, peneliti menemukan beberapa elemen

penting dari film ini sebagaimana tergambar oleh tabel berikut:Tabel 1 Elemen-elemen Film Slumdog Millionaire

NO Elemen Naratif Elemen IkonografiCerita Karakter Latar Kostum Properti

1 Jamal Malik diinterogasi Jamal Malik Kantor polisi. Pakaian Jamal Seember air untuk

7 Sebagai genre murni, genre film secara garus besar dibedakan menjadi fiksi dan dokumenter. Namun, secara lebih khusus, bisa dibedakan menjadi banyak genre diantaranya action, comedy, drama, romance, adventure, animation, biography, crime, fantasy, children’s, disaster, noir, horror, war, musical, western, science-fiction, poetic, dan lain-lain lagi.

7

Page 8: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

dan disiksa polisi pemuda, petugas polisi, inspektur polisi

Tahun 2006.(celana panjang dan kemeja), seragam polisi dan pakaian inspektur polisi (celana panjang dan kemeja)

membenamkan kepala Jamal, tali untuk menggantung Jamal, accu mobil untuk menyetrum jamal, televisi dan video player untuk memutar ulang adegan jamal mengikuti kuis Who Wants to be Millionaire?

2 Jamal kecil sedang buang air besar di jamban umum, tiba-tiba bintang film Amitabh Bachchan datang. Jamal dikurung di jamban oleh Salim. Karena ingin bertemu Amitabh, Jamal keluar dengan menceburkan diri ke kolam kotoran manusia. Dengan bermandikan kotoran manusia Jamal berhasil menembus pengawalan atas Amitabh dan mendapatkan tanda tangan Amitabh di foto Amitabh milik Jamal.

Jamal Malik kecil, Salim kecil, Amitabh bachchan.

Pemukiman kumuh Dharavi di Mumbai.

Pada masa kecil Jamal Malik.

Pakaian Jamal (celana pendek dan kaus kumal), pakaian Salim (celana pendek dan kaus kumal)

Jamban, kursi untuk menganjal pintu jamban, foto Amitabh Bachchan

3 Terjadi penyerangan umat Islam oleh umat Hindu di pemukiman kumuh Dharavi. Ibu Jamal terbunuh. Jamal dan Salim berhasil melarikan diri dan bertemu dengan Latika. Mereka bertiga lantas menjadi gelandangan dan pemulung

Jamal kecil, Salim kecil, Ibu Jamal dan Malik, Latika kecil

Pemukiman kumuh Dharavi dan tempat pembuangan sampah di Mumbai.

Pada masa kecil Jamal Malik

Pakaian Jamal, Salim dan Latika (celana pendek dan kaus kumal), pakaian Ibu jamal dan Malik yaitu pakaian tradicional perempuan India (kain sari)

Tongkat kayu, batang besi, pedang dan bom molotov.

4 Seorang pemimpin preman bernama Maman datang ke tempat pembuangan sampah. Di sana ia membujuk Jamal, Salim dan Latika agar mau ikut dan tinggal bersamanya karena ia hendak mendirikan pant asuhan. Padahal, sebenarnya anak-anak itu akan dijadikan pengemis dan pengamen yang berkerja untuk Maman.

Jamal kecil, Salim kecil, Latika Kecil, Maman.

Tempat pembuangan sampah di Mumbai, tempat tinggal Maman di kota lain.

Pada masa kecil Jamal

Pakaian Maman (celana panjang dan kemeja), pakaian Jamal dan Salim (celana pendek dan kaus kumal), pakaian Latika (gaun kumal)

Karun dan besi pengait untuk memulung, dua botol minuman Coca Cola untuk membujuk Jamal dan Salim, tenda dari terpal kumal tempat tinggal jamal, Salim dan Latika, mobil Maman.

5 Maman meminta anak-anak jalanan yang

Jamal kecil, Salim kecil,

Tempat tinggal Maman, kereta

Pakaian Jamal, Salim dan Arvind

Kursi tempat duduk Maman, meja

8

Page 9: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

ditampungnya untuk bernyanyi. Mereka yang bersuara bagus akan dijadikan pengamen, tetapi agar menghasilkan lebih banyak uang, mata mereka akan dibutakan dengan air keras dan dicongkel dengan sendok terlebih dahulu. Teman Jamal, Arvind menjadi korban pertama, korban berikutnya adalah Jamal. Salim yang mengetahui hal ini menyelamatkan Jamal. Mereka melarikan diri ke atas kereta yang sedang lewat. Namun, Latika gagal melarikan diri.

Latika kecil, Arvind kecil, Maman, Anak buah Maman

barang.

Pada masa kecil Jamal

(celana pendek dan kaus kumal), pakaian Latika (gaun kumal), pakaian Maman (kemeja dan celana panjang)Pakaian anak buah Maman (pakaian tradisional India untuk laki-laki)

tempat membaringkan Arvind, air keras untuk merusak mata Arvind, sendok untuk mencongkel mata Arvind.

6 Salim dan Jamal menjadi gelandangan di atas kereta. Mereka berkerja sebagai pencuri maupun pedagang asongan di atas kereta.

Jamal kecil dan Salim kecil.

Di atas kereta penumpang di India.

Pada masa kecil Jamal dan Salim.

Pakaian Jamal dan Salim (celana pendek dan kaus kumal)

Dagangan Jamal dan Salim, tali untuk mengikat tubuh Jamal dan Salim agar tidak jatuh saat berada di atap kereta.

7 Suatu hari Jamal dan Salim hendak mencuri roti di kereta melalui jendela namun ketahuan, mereka jatuh dari kereta. Saat itu kereta sedang melaju di depan Taj Mahal. Jamal kecil dan Salim kecil setelah jatuh dari kereta, sudah dikisahkan menjadi Jamal dan Salim remaja. Jamal mencari uang dengan berpura-pura menjadi pemandu wisata Taj Mahal sedangkan Salim menjadi pencuri sepatu wisatawan dan menjual sepatu-sepatu itu di pinggir jalan.

Jamal kecil, Salim kecil, Jamal remaja, Salim remaja.

Di atas kereta penumpang India pada masa kecil Jamal dan di sekitar Taj Mahal pada masa remaja Jamal.

Pakaian Jamal kecil dan Salim kecil (celana pendek dan kaus kumal), pakian Jamal dan Salim remaja (kemeja dan celana panjang kumal)

Sepatu-sepatu curian Salim.

8 Jamal dan Salim remaja diterima berkerja sebagai waiter restoran. Jamal ingin mencari Latika sedangan Salim ingin melupakannya. Pada statu hari, Jamal bertemu secara kebetulan dengan Arvind yang sedang mengamen

Jamal remaja, Salim remaja, Arvind remaja, Latika remaja, Maman

Restoran tempat kerja Jamal dan Salim, terowongan tempat Arvind mengamen, lokalisasi tempat Latika tinggal.

Pakaian seragama kerja Jamal dan Salim, pakaian Jamal (kemeja dan celana panjang), pakaian Salim (kemeja dan lengan panjang), pakaian Arvind

Pistol Salim, dompet Maman.

9

Page 10: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

dan bertanya tentang Latika. Arvind bercerita Latika hendak dijadikan Maman pelacur di daerah lokalisasi di Mumbai. Jamal dan Salim pergi mencari Latika. Mereka bertemu Maman, namun Salim yang tiba-tiba memiliki pistol membunuh Maman dan mengambl uangnya. Setelah itu, Salim masuk jadi anggota gangster dan mengusir Jamal. Jamal terpisah dengan Salim dan Latika.

Pada masa remaja Jamal.

(celana pendek dan kaus kumal), pakaian Latika (baju tradisional India yaitu kain sari), pakaian Maman (kemeja lengan panjang dan celana panjang)

9 Jamal mendapatkan pekerjaan sebagai chi-wallah8 di call centre perusahaan telekomunikasi Excel 5. Ia berhasil menemukan nomor ponsel Salim dari data call centre dan bertemu dengan Salim. Salim menjadi tangan kanan pimpinan gangster sedangkan Latika menjadi kekasih simpanan ketua gangster bos Salim. Jamal dan Latika ternyata saling mencintai dan berusaha kabur tetapi Latika tertangkap dan ditahan oleh Salim.

Jamal pemuda, Salim pemuda, Latika pemuda, pimpinan gangster.

Call centre tempat kerja Jamal, gedung yang sedang dibangun oleh pimpinan gangster di Mumbai, rumah pimpinan gangster di Mumbai.

Pada tahun 2006.

Pakaian Salim (kemeja dan celana panjang bermerek serta kacamata hitam), pakaian Jamal (kemeja dan celana panjang), pakaian Latika (baju perempuan bermerek berwarna kuning dan bercelana panjang), baju pimpinan gangster (kaus berkerah dan celana panjang bermerek)

Gelas teh dan nampan, komputer-komputer, handphone dan pistol Salim.

10 Jamal berhasil menjadi konstentan kuis Who Want to Be a Millionarie? tetapi dituduh berbuat curang dan ditangkap polisi.

Jamal pemuda, pembawa acara Prem Kumar, petugas polisi.

Studio tempat syuting kuis Who Want to Be a Millionarie?

Pada tahun 2006

Pakaian Jamal (celana panjang dan kemeja), pakaian Prem Kumar (setelan jas lengkap warna hitam)

Panggung dan kursi untuk Jamal dan Prem, komputer untuk kuis, tempat duduk penonton, alat-alat syuting.

11 Jamal dibebaskan oleh polisi karena terbukti tidak bersalah. Ia kembali ke kuis Who Want to Be a Millionarie? untuk menjawab pertanyaan terakhir. Pada saat yang sama, Latika yang mengetahui hal ini dari televisi berusaha kabur.

Jamal pemuda, Salim pemuda, Latika pemuda, pimpinan gangster, pembawa acara Prem Kumar

Studio tempat syuting kuis Who Want to Be a Millionarie?, rumah pimpinan gangster

Pada tahun 2006

Pakaian Jamal (celana panjang dan kemeja), pakaian Prem Kumar (setelan jas lengkap warna hitam), pakaian Latika (baju berwarna kuning dan sya serta celana

Panggung dan kursi untuk Jamal dan Prem, komputer untuk kuis, tempat duduk penonton, alat-alat syuting, mobil Salim, ponsel Salim.

8 Chi-wallah berarti bocah lelaki atau pemuda yang berkerja sebagai pembuat dan pengantar the di kantor-kantor

10

Page 11: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

Mengetahui hal ini, Salim malah membebaskan Latika dan memberinya mobil serta ponselnya. Jamal tidak mengetahui jawaban pertanyaan terakhir menggunakan pilihan bantuan phone a friend. Jamal hendak menelpon Salim tetapi yang menjawab adalah Latika namun Latika juga tidak tahu jawabannya.

panjang).

12 Setelah membebaskan Latika, Salim mengambil uang bosnya kemudian mengurung diri di kamar mandi. Uang bosnya ia hamburkan ke dalam bath tub sampai penuh kemudian ia mandi uang dalam bath tub itu. Ketua gangster yang mengetahui Salim membebaskan Latika marah besar dan mendobrak pintu kamar mandi. Salim kemudian membunuhnya. Setelah itu, Salim dibunuh oleh anak buah gangster itu. Sebelum mati, Salim sempat berteriak, ”Allahu Akbar!!”

Pimpinan gangster, Salim pemuda.

Rumah pimpinan gangster

Pada tahun 2006

Pakaian ketua gangster (kemeja dn celana panjang mewah), pakaian Salim (kemeja dan celana panjang mewah)

Pistol Salim, uang yang dihamburkan Salim di bath tub, pistol ketua gangster, pistol anak buah ketua gangster.

13 Jamal akhirnya menebak jawaban dari pertanyaan terakhir itu dan untungnya tebakan Jamal betul. Jamal berhasil menjadi milyuner. Sesuai perjanjian, Jamal dan Latika bertemu di stasiun kereta untuk kemudian hidup bersama. Setelah bertemu di stasiun kereta, Jamal mencium pipi Latika. Mereka berhasil memadu kasih dan menari bersama

Jamal pemuda, Latika pemuda, pembawa acara Prem Kumar

Studio tempat syuting kuis Who Want to Be a Millionarie? dan stasiun kereta.

Pada tahun 2006

Pakaian Jamal (celana panjang dan kemeja), pakaian Prem Kumar (setelan jas lengkap warna hitam), pakaian Latika (baju berwarna kuning dan syal kuning serta celana panjang).

Panggung dan kursi untuk Jamal dan Prem, komputer untuk kuis, tempat duduk penonton, alat-alat syuting

Pada baris 1 dari tabel di atas, dapat kita temukan elemen film yang mengandung unsur kekerasan, gelap dan mengerikan. Tentang bagaiamana Jamal disiksa oleh polisi dengan cara ditampar, dipukul, dibenamkan dalam air sehingga tidak bisa bernapas dan akhirnya disetrum. Dalam kategorisasi genre film, elemen-elemen ini adalah elemen-

11

Page 12: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

elemen yang muncul dalam genre noir. Istilah noir, secara harfiah berarti sesuatu yang gelap atau muram. Sebagai genre, menurut Hirsch, noir adalah jenis film yang mengandung unsur kekerasan, pembunuhan, kriminalitas, sinisme yang gelap, kejahatan dan penderitaan (Hirch, 1981: 72, dalam Conard, 2006: 10).

Dalam baris 2, dapat kita temukan adegan yang lucu yang memancing tawa kita yaitu bagaimana seorang anak kecil yang terkurung dalam jamban umum rela melompat ke kolam kotoran manusia untuk bisa bertemu bintang film idolanya Amitabh Bachchan. Ia berlari secepat yang ia bisa menuju lapangan udara tempat idolanya singgah sebelum idolanya itu pergi lagi. Lucunya, justru karena ia bermandikan kotoran manusialah ia bisa menorobos barisan penggemar dan pengawal Amitabh Bachchan dan mendapatkan tanda tangan Amitabh. Seperti sudah diketahui umum, kesialan dan keganjilan yang memancing tawa penonton semacam itu adalah elemen yang selalu muncul dalam genre film komedi.

Dalam baris 3, dapat kita temukan lagi elemen film yang mengandung kekerasan dan kejahatan yaitu bagaiamana terjadi penyerangan umat muslim India oleh umat Hindu India. Berbagai senjata digunakan di sini mulai dari batang kayu, batang besi, pedang sampai bom molotov. Kita bisa melihat adegan orang dipukuli sampai mati dan dibakar hidup-hidup. Ini lagi-lagi adalah elemen film noir. Begitu juga baris ke 4 sampai baris ke 9 yang mengisahkan bagaimana kehidupan jalanan yang keras dan kejam, bagaimana preman-preman memaksa anak-anak untuk mengamen dan mengemis, bagaimana preman-preman membutakan mata seorang anak pengamen dengan air keras agar penghasilannya bertambah banyak, bagaimana seorang remaja bisa memiliki pistol dan membunuh pimpinan preman sampai bagaimana para anggota gangster dibawah pimpinan Salim menangkap Latika saat hendak melarikan diri bersama Salim sepenuhnya adalah elemen-elemen genre film Noir. Kecuali pada baris 9, kisah pertemuan kembali Latika dan Jamal setelah sekian lama terpisah menunjukkan elemen genre film romansa. Bagaimana mereka saling memandang dan akhirnya berpelukan sampai bagaimana Jamal mengajak Latika melarikan diri untuk hidup bersama adalah awal dari kisah cinta yang diangkat film ini.

Dalam baris ke 10, ketika Prem Kumar melaporkan Jamal ke polisi dengan tuduhan curang dan menipu Jamal agar bisa tertangkap polisi lagi-lagi menunjukkan elemen film noir. Dalam baris ke 11, elemen romansa kembali muncul, bagaimana Latika berusaha kabur sepenuh hati agar bisa bersama dengan Jamal menunjukan hal itu. Bahkan, Salim sampai tersentuh hatinya dan tidak hanya membiarkan Latika pergi melainkan juga membantunya dengan memberikan mobil dan ponselnya. Pada baris ke 12, saat Salim mengurung diri dan mandi uang serta membunuh bos gangsternya dan kemudian dibunuh oleh anak buah lainnya dari bos gangster itu jelas-jelas menunjukkan genre film noir. Terlebih, sebelum mati, Salim sengaja bermandikan uang namun sempat meneriakkan kata suci umat Islam, ”Allahhu Akbar!!!”. Ini artinya, ada sebentuk nihilisme dalam film ini yang merupakan salah satu karakter filosofis film noir (Conrad, 2006: 18).

Dalam baris terakhir, tampak bagaimana Jamal yang tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan terakhir kuis Who Want to Be a Millionaire menggunakan pilihan bantuan terakhir yaitu phone a friend untuk menelpon Salim, akan tetapi karena ponsel Salim berada di tangan Latika, maka Latika yang mengangkat. Di sini tampak lagi hubungan asmara mereka berdua di mana latika mengatakan “aku baik-baik saja” dan Jamal menjadi lega. Ini menunjukkan adanya elemen film romansa. Sayang sekali, Latika juga tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan terakhir itu. Jamal akhirnya menjawab dengan menebak, namun tebakannya ternyata tepat. Pada akhirnya, dengan seolah tidak perduli dengan kematian Salim, Jamal dan Latika bertemu di stasiun kereta tempat mereka berjanji untuk bertemu pertama kali kemudian berpelukan. Jamal bahkan mencium pipi Latika. Film Slumdog Millionarie pun ditutup dengan tarian Jamal dan Latika, baik yang

12

Page 13: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

masih kecil, remaja maupun pemuda. Singkatnya, film ini ditutup dengan elemen genre film romansa.

Setelah mempelajari elemen-elemen film ini, tampak bagi kita bahwa Slumdog Millionarie memiliki elemen-elemen dari genre film noir (gelap), romansa dan komedi sehingga merupakan hibriditas dari ketiganya. Dimulai dari sesuatu yang gelap dan kejam menjadi semakin gelap dan semakin kejam namun ditutup oleh sesuatu yang indah dan berbahagia. Ini jelas adalah utopia karena kita saat menyaksikan film ini pada awalnya dikagetkan dengan gambaran yang menunjukkan bahwa dunia ini kejam, dunia ini jahat, dunia ini tidak adil. Namun, pada akhir cerita kita disuguhkan kemenangan besar karakter Jamal yang selama ini lemah dan terzalimi. Dari kemiskinan ekstrim menjadi kekayaan dan kebahagiaan ekstrim karena hubungan cinta Jamal dengan Latika yang akhirnya menjadi kenyataan. Terlebih diluncurkan pada saat dunia sedang terhantam krisis ekonomi di mana banyak orang sesungguhnya sedang mengalami kesulitan hidup dan kecemasan yang luar biasa akibar naiknya harga pangan dan energi, pemutusan hubungan kerja dan ancaman pemutusan hubungan kerja, film ini menawarkan fantasi yang luar biasa manis. Dari sini, jelas film ini adalah film dengan hibriditas genre antara genre film noir, genre film romansa, dan sedikit bumbu komedi yang mengambarkan utopia bagi khalayak yang menontonnya, terlebih khalayak yang berekonomi lemah.

13

Page 14: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

BAB IIIKESIMPULAN

Slumdog Milllionarie adalah film dengan genre yang hibrid. Genre-genre yang berkawin dalam film ini adalah genre film noir, genre film romansa dan sedikit genre film komedi. Elemen-elemen film dari ketiga genre ini muncul daan saling terhubung sehingga membawa pesan tertentu yang menjadi inti dari film ini yaitu, bahwa seorang slumdog yang miskin dan tidak berpendidikan, setelah mengalami hidup yang begitu pahit akhirnya bisa menjadi seorang milyuner karena berhasil menjadi pemenang dari kuis berhadiah milyaran uang. Ia menang, bukan karena ia berpengetahuan melainkan karena itu sudah takdirnya.

Inti film itulah yang mengambarkan utopia bagi penontonnya. Kisah tentang keberhasilan seorang miskin menjadi milyuner karena menang kuis memberikan harapan dan fantasi bagi penontonnya, terlebih yang berekonomi lemah bahwa menjadi kaya itu mungkin saja, termasuk dengan cara yang instan seperti ikut kuis asalkan itu sudah takdirnya. Karena film ini diluncurkan pada masa krisis ekonomi global di mana angka kemiskinan meningkat pesat, kesulitan hidup dialami oleh banyak orang, maka utopia yang dibawa oleh film ini menjadi semakin kuat.

DAFTAR PUSTAKABUKU :

14

Page 15: Slumdog Millionaire: Utopia dalam Krisis Global?

Conard, Mark T (ed.). 2006. The Philosophy of Film Noir. Kentucky: The University Press of Kentucky.

Franz Magnis Suseno. 2003. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia.

Branston, Gill dan Roy Stafford. 2003. The Media Student Book. 3rd edition. London: Routledge

DISERTASI :Malone, Travis B. 2006. Crafting Utopia and Dystopia: Film Musicals From 1970-2002.

Dissertation. Graduate College of Bowling Green State University SITUS INTERNET: en.wikipedia.org/wiki/slumdog_millionarie, diakses pada tanggal 22 Maret 2009http://www.voanews.com/indonesian/archive/2008-10/2008-10-13-voa7.cfm?

moddate=2008-10-13, diakses pada tanggal 22 Maret 2009http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=39724, diakses pada

tanggal 22 Maret 2009

15