70
SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Semester Delapan Universitas Negeri Semarang Tahun 2017) SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Dewi Rosalia Indah 1511413113 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

SOFT SKILL MAHASISWA DALAM

MENGHADAPI DUNIA KERJA

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Semester Delapan Universitas Negeri

Semarang Tahun 2017)

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Dewi Rosalia Indah

1511413113

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

ii

SOFT SKILL MAHASISWA DALAM

MENGHADAPI DUNIA KERJA

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Semester Delapan Universitas Negeri

Semarang Tahun 2017)

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Dewi Rosalia Indah

1511413113

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 3: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

iii

Page 4: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

iv

Page 5: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

v

MOTTO DAN PERUNTUKKAN

Motto

“Jadikan Salat dan Sabar Sebagai Penolong” (QS. Al-Baqarah :45)

Peruntukkan

Skripsi ini, penulis hadiahkan untuk

1. Ibu tercinta Sulastri, Alm. Bapak Sugino

yang kurindukan, dan Kakakku Eko

Hartanto

2. Keluarga serta sahabat semua yang sudah

menyemangati dan membersamai penulis.

3. Sahabat Kisah Klasik, Sahabatku (Nurul,

Pungki, Tria), Psikologi Rombel 3 2013,

KKN Sumberejo 2016, yang telah

memberi semangat dan senantiasa

bersama dalam menuntaskan studi ini.

Page 6: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim….

Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Soft Skill Mahasiswa dalam Menghadapi

Dunia Kerja”.

Soft skill yang dibahas dalam penelitian ini adalah komunikasi, integritas,

bekerjasama, interpersonal, etos kerja yang baik, inisitaif, mampu beradaptasi

dengan baik, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detail, kepemimpinan,

percaya diri, sopan/etika, bijaksana, kreatif, humoris serta kemampuan

berwirausaha. Peneitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kondisi

ke-16 atribut tersebut pada mahasiswa semester delapan UNNES. Hasil yang

didapatkan adalah atribut etos kerja memiliki persentase tertinggi, sedangkan yang

rendah ada atribut kemampuan berorganisasi dan kemampuan berwirausaha

sehingga masih diperlukan kegiatan untuk dapat meningkatkan kedua atribut

tersebut.

Penulis menyadari bahwa selama proses hingga terselesaikannya

penyusunan laporan ini banyak mendapat kontribusi dari berbagai pihak. Dengan

segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih atas segala

bantuan, dukungan serta saran yang telah diberikan. Oleh karena itu izinkan

penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fakhruddin M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang

2. Drs. Sugeng Hariyadi, S.Psi., M.S. Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

3. Bapak Drs. Sugiyarta Stanislaus, M.S. dan Ibu Binta Mu’tiya Rizki, S.Psi,

M.A., sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan,

dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Page 7: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

vii

4. Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

yang telah membantu kelancaran dalam ujian skripsi ini.

5. Ibu Sugiariyanti, S.Psi., M.A. sebagai Dosen Wali dan seluruh dosen Jurusan

Psikologi yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis.

6. Ibunda tercinta Sulastri, Alm. Bapak Sugino yang kurindukan, dan Kakakku

tersayang Eko Hartanto yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan

penuh kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di

Universitas Negeri Semarang ini.

7. Seluruh mahasiswa semester delapan Universitas Negeri Semarang yang telah

meluangkan waktu menjadi responden penelitian.

8. Sahabat - sahabat terbaik yang tidak bisa penulis sebutkan satu - persatu, yang

bersama - sama saling memotivasi dan menjadi tempat berbagi selama

menempuh studi.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu pelaksanaan penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca

dan dapat memberikan kontribusi dalam dunia keilmuwan khususnya ilmu

Psikologi.

Semarang, 18 Oktober 2017

Penulis

Page 8: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

viii

ABSTRAK

Indah, Dewi Rosalia. 2017. Soft Skill Mahasiswa dalam Menghadapi Dunia

Kerja. Skripsi. Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing I : Drs Sugiyarta Stanislaus, M.S. dan Pembimbing II :

Binta Mu’tiya Rizki, S.Psi., M.A.

Persaingan pencari kerja dengan adanya kebijakan MEA harus disikapi

dengan menguatkan hard skill dan soft skill pada mahasiswa karena tenaga kerja

membutuhkan keahlian kerja berupa 82% soft skill dan 18% hard skill supaya

lebih siap dalam menghadapi dunia kerja. Pada kenyataannya, saat ini sistem

pendidikan di Perguruan Tinggi baru memberikan 10% soft skill, dan 90% lebih

pada hard skill. Permasalahan soft skill ini pun juga terjadi pada mahasiswa

semester delapan Universitas Negeri Semarang yakni berdasarkan studi

pendahuluan terdapat 6 dari 10 mahasiswa yang memiliki soft skill dalam kategori

rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi/gambaran soft skill

mahasiswa semester delapan Universitas Negeri Semarang (UNNES) dalam

menghadapi dunia kerja.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan populasi

seluruh mahasiswa semester delapan UNNES tahun 2017. Sampel penelitian ini

berjumlah 379 mahasiswa semester delapan dengan teknik sampling yang

digunakan adalah simple random sampling. Pengambilan data menggunakan skala

psikologi yang didasarkan pada 16 atribut soft skill dengan hasil uji validitas yakni

koefisien validitas > 0,30 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,945. Analisis data

yang digunakan adalah analisis statitik deskriptif kuantitatif dengan persentase

yang dikerjakan menggunakan software statitis pengolah data.

Berdasarkan hasil pembahasan diketahui bahwa atribut soft skill yang

paling tinggi dimiliki oleh mahasiswa semester delapan adalah etos kerja,

sedangkan yang rendah adalah kemampuan berorganisasi dan kemampuan

berwirausaha, sehingga perlu adanya program yang mampu meningkatkan kedua

atribut tersebut seperti melalui kegiatan keorganisasian, seminar dan pelatihan,

menambahkan pendidikan berbasis karakter di perkuliahan serta diberikannya

program khusus untuk mahasiswa dapat berlatih berwirausaha.

Kata kunci : soft skill, mahasiswa, dunia kerja

Page 9: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

ix

DAFTAR PUSTAKA

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i.

PERNYATAAN ………………………………………………………… iii

PENGESAHAN ………………………………………………………… iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN ……………………………………….. v

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. vi

ABSTRAK ……………………………………………………………… viii

DAFTAR ISI …………………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL ……………………………………………………… xiv

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

1.1.Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1

1.2.Rumusan Masalah ..………………………………………………… 16

1.3.Tujuan Penelitian……………………………………………………. 16

1.4.Manfaat Penelitian ………………………………………………….. 17

1.4.1. Manfaat Praktis ………………………………………………. 17

1.4.2. Manfaat Teoritis ……………………………………………… 17

Page 10: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

x

BAB 2 LANDASAN TEORI ………………………………………. 19

2.1. Soft Skill........................................................................………. 19

2.1.1. Definisi Soft Skill…………………………….…………………. 19

2.1.2. Atribut Soft Skill ........................................................................ 21

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Soft Skill ........................... 33

2.1.4. Cara Penularan Soft Skill ........................................................... 35

2.1.5. Pengukuran Soft Skill ................................................................ 37

2.2. Mahasiswa dalam Menghadapi Dunia Kerja ............................ 39

2.2.1. Mahasiswa ……………………………………………………... 39

2.2.2. Dunia Kerja ................................................................................ 42

2.3. Soft skills Mahasiswa dalam Menghadapi Dunia Kerja……...... 44

BAB 3 METODE PENELITIAN…………………………...……….. 47

3.1. Jenis Penelitian………………………………………....………… 47

3.2. Desain Penelitian…………………………………………………. 47

3.3. Identifikasi Variabel Penlitian ………………………………….. 48

3.3.1 Variabel Penelitian ...................................................................... 48

3.3.1. Definisi Operasional Varibel……………………....…………….. 49

3.4. Subjek Penelitian………………………………………………… 50

3.4.1. Populasi…………………………………………...………………. 50

3.4.2. Sampel……………………………………………...…………….. 51

3.5. Metode dan Alat Pengumpulan Data……………..……………... 52

3.6. Validitas dan Reliabilitas………………………………………… 57

Page 11: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

xi

3.6.1. Uji Validitas Instrumen…………………………..………………. 57

3.6.2. Uji Reabilitas Instrumen………………………………………… 60

3.7. Metode Analisis Data……………………………………………. 62

3.7.1 Metode Pengolahan Data ............................................................. 62

3.7.2 Analisis Data ............................................................................... 64

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 67

4.1. Persiapan Penelitian .................................................................... 67

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian ......................................................... 67

4.1.2 Penentuan Subjek Penelitian ........................................................ 69

4.1.3 Penyusunan Alata Ukur ............................................................... 71

4.2. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 73

4.2.1 Pengumpulan Data Penelitian ...................................................... 73

4.2.2 Pelaksanaan Skoring .................................................................... 74

4.2.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Soft Skill Mahasiswa... 75

4.3. Hasil Penelitian ............................................................................ 76

4.3.1 Data Demografi ............................................................................ 76

4.3.1.1. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ...................................... 76

4.3.1.2. Gambaran Subjek Berdasarkan Fakultas ............................... 78

4.3.1.3. Gambaran Subjek Berdasarkan Program Studi ...................... 79

4.3.2. Deskripsi Soft Skill Mahasiswa Semester Delapan dalam

Menghadapi Dunia Kerja............................................................ 84

4.3.2.1. Deskripsi Komunikasi Mahasiswa Semester Delapan dalam

Menghadapi Dunia Kerja ............................................................ 86

Page 12: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

xii

4.3.2.2. Deskripsi Integritas Mahasiswa Semester Delapan dalam

Menghadapi Dunia Kerja ............................................................ 89

4.3.2.3. Deskripsi Bekerjasama Mahasiswa Semester Delapan dalam

Menghadapi Dunia Kerja ......................................................... 91

4.3.2.4. Deskripsi Kemampuan Interpersonal Mahasiswa Semester

Delapan dalam Menghadapi Dunia Kerja ................................ 94

4.3.2.5. Deskripsi Etos Kerja yang Baik Mahasiswa Semester Delapan

dalam Menghadapi Dunia Kerja .............................................. 98

4.3.2.6. Deskripsi Inisiatif Mahasiswa Semester Delapan dalam

Menghadapi Dunia Kerja ........................................................ 100

4.3.2.7. Deskripsi Mampu Beradaptasi Mahasiswa Semester Delapan

dalam Menghadapi Dunia Kerja ............................................. 103

4.3.2.8. Deskripsi Kemampuan Berorganisasi Mahasiswa Semester

Delapan dalam Menghadapi Dunia Kerja ............................. 105

4.3.2.9. Deskripsi Berorietasi pada Detail Mahasiswa Semester

Delapan dalam Menghadapi Dunia Kerja .............................. 107

4.3.2.10. Deskripsi Kepemimpinan Mahasiswa Semester Delapan

dalam Menghadapi Dunia Kerja ......................................... 110

4.3.2.11. Deskripsi Percaya Diri Mahasiswa Semester Delapan

dalam Menghadapi Dunia Kerja ......................................... 113

4.3.2.12. Deskripsi Sopan/Beretika Mahasiswa Semester Delapan

dalam Menghadapi Dunia Kerja ........................................... 115

4.3.2.13. Deskripsi Bijaksana Mahasiswa Semester Delapan

Page 13: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

xiii

dalam Menghadapi Dunia Kerja ............................................. 118

4.3.2.14. Deskripsi Kreatif Mahasiswa Semester Delapan dalam

Menghadapi Dunia Kerja ....................................................... 120

4.3.2.15. Deskripsi Humoris Mahasiswa Semester Delapan dalam

Menghadapi Dunia Kerja ................................................... ... 123

4.3.2.16. Deskripsi Kemampuan Berwirausaha Mahasiswa Semester

Delapan dalam Menghadapi Dunia Kerja ............................ 126

4.3.3. Tabulasi Silang ........................................................................ 128

4.3.3.1.Tabulasi Silang Antara Soft Skill Dengan Program Studi .......... 128

4.3.3.2. Tabulasi Silang Antara Atribut Soft Skill Dengan

Program Studi............................................................................ 129

4.3.3.3. Tabulasi Silang Antara Soft Skill dengan Usia Subjek ............... 132

4.3.3.4. Tabulasi Silang Antara Atribut Soft Skill dengan Usia Subjek .... 133

4.4. Pembahasan ........................................................................... 139

4.4.1. Soft Skill Mahasiswa Semester Delapan dalam Menghadapi

Dunia Kerja ........................................................................... 139

4.5. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 172

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN .................................................... 174

5.1. Simpulan ................................................................................. 174

5.2. Saran ....................................................................................... 175

DAFTAR PUSTAKA…………………………………….………….... 176

LAMPIRAN ......................................................................................... 179

Page 14: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1.Daftar 19 Kemampuan yang diperlukan di Pasar Kerja .................. 30

3.1. Populasi Mahasiswa Semester Delapan UNNES 2017 ................... 57

3.2. Kriteria dan Nilai Alternatif Jawaban Skala Psikologi ………..…… 60

3.3. Blue-Print Skala Soft Skill Mahasiswa .......................................... 63

3.4. Sebaran Hasil Try-Out Uji Validitas Skala Soft Skill Mahasiswa ..... 68

3.5. Hasil Uji Reliabilitas Skala Soft Skill Mahasiswa .......................... 70

3.6.Interpretasi Reliabilitas ............................................................... 71

3.7.Kategori Kecenderungan ............................................................. 77

4.1. Sebaran Item Try Out Skala Soft Skill Mahasiswa ........................ 83

4.2. Sebaran Item Skala Penelitian Soft Skill Mahasiswa ...................... 86

4.3. Sebaran Subjek Berdasarkan Jenjang Usia ................................... 88

4.4. Sebaran Subjek di Setiap Fakultas .............................................. 89

4.5. Sebaran Subjek Berdasarkan Program Studi ................................ 80

4.6. Gambaran Soft Skill Mahasiswa Dalam Menghadapi Dunia Kerja .. 91

4.7. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill

Mahasiswa dalam Menghadapi Dunia Kerja ................................ 93

4.8. Gambaran Spesifik Soft Skill mahasiswa ..................................... 94

4.9. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Komunikasi ............................................... 96

4.10. Gambaran Spesifik Komunikasi .............................................. 97

Page 15: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

xv

4.11. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Integritas................................................. 98

4.12. Gambaran Spesifik Integritas............................................... 99

4.13. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Bekerjasama............................................ 100

4.14. Gambaran Spesifik Bekerjasama.......................................... 101

4.15. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Keterampilan Interpersonal..................... 103

4.16. Gambaran Spesifik Keterampilan Interpersonal..................... 104

4.17. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Etos Kerja ........................................... 106

4.18. Gambaran Spesifik Etos Kerja.............................................. 107

4.19. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Inisiatif ................................................ 108

4.20. Gambaran Spesifik Inisiatif.................................................... 109

4.21. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Mampu Beradaptasi................................ 111

4.22. Gambaran Spesifik Inisiatif.................................................. 112

4.23. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Keterampilan Berorganisasi.................... 113

4.24. Gambaran Spesifik Keterampilan Berorganisasi..................... 114

4.25. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Berorientasi pada Detail.......................... 116

Page 16: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

xvi

4.26. Gambaran Spesifik Berorientasi pada Detail.......................... 117

4.27. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Kepemimpinan....................................... 118

4.28. Gambaran Spesifik Kepemimpinan....................................... 119

4.29. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Percaya Diri........................................... 119

4.30. Gambaran Spesifik Percaya Diri........................................... 120

4.31. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Sopan/Beretika....................................... 120

4.32. Gambaran Spesifik Sopan/Beretika...................................... 121

4.33. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Bijaksana................................................ 121

4.34. Gambaran Spesifik Bijaksana .............................................. 122

4.35. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Kreatif................................................... 123

4.36. Gambaran Spesifik Kreatif................................................ 123

4.37. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Humoris............................................... 124

4.38. Gambaran Spesifik Humoris................................................ 125

4.39. Statistik Deskriptif Gambaran Spesifik Soft Skill Mahasiswa

Berdasarkan Atribut Kemampuan Berwirausaha.................... 126

4.40. Gambaran Spesifik Kemampuan Berwirausaha...................... 127

4.41. Tabulasi Silang Soft Skill dengan Program Studi ................. 128

Page 17: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

xvii

4.42. Tabulasi Silang Antara Atribut Soft Skill dengan

Program Studi ................................................................. 129

4.43. Tabulasi Silang Antara Soft Skill dengan Usia Subjek ........ 132

4.44. Tabulasi Silang Atribut Soft Skill dan Usia Subjek ............ 133

Page 18: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Soft Skill yang Harus Dimiliki Mahasiswa dalam Menghadapi

Dunia Kerja ............................................................................ 53

4.1. Diagram Jenjang Usia Subjek ............................................... 79

4.2. Sebaran Subjek per Fakultas ................................................ 80

4.3. Diagram Atribut Soft Skill Mahasiswa dalam Menghadapi

Dunia Kerja ........................................................................ 83

4.4. Diagram Soft Skill Mahasiswa Dalam Menghadapi Dunia

Kerja ................................................................................. 85

4.5. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Komunikasi......................................................................... 88

4.6. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Integritas............................................................................ 90

4.7. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Bekerjasama........................................................................ 93

4.8. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Keterampilan Interpersonal................................................... 96

4.9. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut Etos

Kerja yang Baik .................................................................. 98

4.10. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Inisiatif.............................................................................. 101

4.11. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Page 19: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

xix

Mampu Beradaptasi ........................................................... 103

4.12. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Keterampilan Berorganisasi................................................. 106

4.13. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Berorientasi pada Detail...................................................... 109

4.14. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Kepemimpinan ................................................................. 111

4.15. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Percaya Diri...................................................................... 114

4.16. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Sopan/Beretika.................................................................. 116

4.17. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Bijaksana ..................................................................... ........... 119

4.18. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Kreatif .............................................................................. 122

4.19. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

Humoris ........................................................................... 124

4.20. Diagram Soft Skill Mahasiswa Berdasarkan Atribut

4.21. Kemampuan Berwirausaha ............................................... 127

Page 20: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan ekonomi suatu bangsa.

Keberhasilan disini menuntut semua pihak dalam berbagai bidang untuk

meningkatkan mutu yang berada dalam suatu bangsa, tidak terkecuali bidang

pendidikan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Pendidikan yang baik

akan menghasilkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berdedikasi tinggi

dan berkualitas baik pula, yakni sumber daya manusia yang siap kerja serta

mampu mengemban amanah dalam dunia kerja.

Pelaksanaan pembangunan khususnya di bidang industri akan berjalan

lancar apabila tersedia sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang

terdidik, terampil, berkarakter serta memiliki keahlian yang mumpuni diberbagai

bidang kejuruan. Terlebih lagi dengan adanya kebijakan Masyarakat Ekonomi

Asean (MEA) pada awal tahun 2016 ini menuntut kualitas dan kuantitas yang

lebih pada lulusan-lulusan Indonesia terutama pada lulusan-lulusan dari Perguruan

Tinggi. MEA menuntut Perguruan Tinggi untuk dapat meluluskan sumber daya

manusia Indonesia yang tidak hanya dapat bersaing dengan sesama anak bangsa,

namun juga dengan bangsa lain baik dalam bersaing mencari pekerjaan maupun

menjadi wirausahawan sebagai upaya dalam mengurangi tingkat pengangguran

terdidik.

Page 21: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

2

Menurut data BPS per Februari 2015 menunjukkan bahwa jumlah

pengangguran mencapai 7,4 juta orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) sebesar 5,81 persen. TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan

menempati posisi tertinggi yakni sebesar 9,05 persen, disusul oleh TPT Sekolah

Menengah Atas sebesar 8,17 persen, sedangkan TPT untuk Universitas atau

Pendidikan Tinggi per Februari 2015 mencapai 5,34 persen atau menurun 0,32

persen dari bulan Agustus 2014. Data tersebut menunjukkan bahwa Tingkat

Pengangguran Terbuka dari Perguruan Tinggi di rasa masih cenderung tinggi

yakni sebesar 5,34 persen dari 7,4 juta TPT atau sebanyak 400 ribu orang.

Banyaknya angka pengangguran tersebut menunjukkan bahwa kompetensi yang

di miliki oleh mahasiswa harus lebih diperkuat sehingga mahasiswa bukan hanya

lulus mendapatkan gelar Sarjana namun juga siap dalam menghadapi dunia kerja

dan lingkungan bermasyarakat.

Banyaknya tingkat pengangguran terdidik dapat dikarenakan oleh adanya

kesenjangan antara soft skill yang dimiliki calon pekerja dengan yang dibutuhkan

oleh pasar kerja. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di Malaysia

oleh Seetha (2014) dengan judul “Are Soft skill Important in the Workplace? A

Preliminary Investigation in Malaysia” menyatakan bahwa faktor yang

menyebabkan banyaknya pengangguran adalah kesenjangan antara soft skill yang

dimiliki calon pekerja dengan yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Penelitian ini

juga menunjukkan bahwa 83% responden mengatakan bahwa memiliki

keterampilan soft skills sangat penting untuk menunjang keberhasilan dan promosi

Page 22: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

3

peluang di tempat kerja, 14% adalah netral dan 3% mengatakan hal itu tidak

penting.

Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan 89% menyatakan bahwa

kurikulum di pendidikan tinggi harus di perbaiki untuk menciptakan relevansi

antara soft skill yang dibutuhkan di dunia kerja dengan yang dimiliki lulusan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 28% responden memiliki kemampuan

komunikasi yang baik, 24% memiliki sikap postif, 17% untuk kerja tim dan

kemampuan interpersonal & sosial, 16% untuk kemampuan analisis dan

pemecahan masalah sebesar 9%, dan yang paling mengejutkan bahwa prosentase

terendah yakni 6% untuk kepemimpinan. Berdasarkan penelitian tersebut

menunjukkan bahwa masih tergolong rendah kemampuan soft skill yang dikuasai

oleh para calon pekerja.

Perguruan tinggi pastilah memiliki keinginan untuk menciptakan lulusan

terbaik serta dapat diterima di dunia kerja dan dalam masyarakat. Lulusan yang

baik dan dapat diterima di dunia kerja akan sangat sulit tercapai mengingat saat

ini banyak Perguruan Tinggi yang hanya mementingkan hard skill dan kurang

memerhatikan soft skill. Padahal soft skill menjadi syarat mutlak untuk masuk ke

dunia kerja dan sangat diperlukan mahasiswa dalam menghadapi kehidupan di

masyarakat. Hal ini sesuai dengan hasil survey yang dilakukan oleh National

Association of Colleges and Employes (NACE) USA pada tahun 2005

menunjukkan bahwa umumnya pengguna tenaga kerja membutuhkan keahlian

kerja berupa 82% soft skill dan 18% hard skill (Purwoastuti dan Walyani

(2015:2). Hal ini bukan berarti hard skill tidak dibutuhkan, tetapi keduanya harus

Page 23: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

4

berjalan bersamaan. Mahasiswa yang memiliki soft skill yang baik akan terampil

dalam berkomunikasi, jujur, bekerja sama dengan orang lain, memiliki etos kerja

yang baik, memimpin, mampu membina hubungan dengan orang lain dan

mengembangkan diri. Sedangkan dengan hard skill dibutuhkan ketika mahasiswa

memasuki dunia kerja seperti memiliki kemampuan mengoperasikan komputer,

analitikal serta Indeks Prestasi > 3,00.

Kecenderungan pelajaran yang diberikan di institusi pendidikan sebagian

besar merupakan keterampilan teoritik menyebabkan para mahasiswa lebih

mementingkan hard skill dalam belajar, keterampilan tersebut yang sering tidak

sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sailah

(2008:9), bahwa saat ini sistem pendidikan di Perguruan Tinggi baru memberikan

rata-rata 10% muatan soft skill di kurikulumnya, sedangkan sisanya lebih banyak

diberikan kemampuan hard skill sesuai dengan tujuan pengembangan

keilmuannya. Kurangnya soft skill pada peserta didik menyebabkan mereka

hanya pandai menghafal pelajaran serta kurang memahami kerampilan ketika

melakukan praktek. Padahal tuntutan di dunia kerja adalah apakah teori dan

keterampilan tersebut mampu di aplikasikan oleh lulusan tersebut dengan baik di

dunia kerja.

Tuntuan tersebut tampaknya belum sesuai dengan kenyataan di lapangan

para mahasiswa masih cenderung enggan mengikuti kegiatan yang dapat

meningkatkan kemampuan soft skill mereka, hal ini terlihat pada penelitian yang

dilakukan oleh Majid, dkk (2012) dengan judul “Importance of Soft Skills for

Education and Career Success” di empat Perguruan Tinggi di Singapura

Page 24: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

5

menunjukkan bahwa kegiatan peningkatan soft skill hanya di ikuti oleh 20% dari

total mahasiswa. Mahasiswa menyadari bahwa soft skills berguna untuk

berinteraksi social serta kemajuan karir namun mereka tidak berpikir bahwa

keterampilan ini cukup berkontribusi untuk menunjang kinerja akademis mereka.

Soft skills yang mereka anggap penting untuk dimiliki adalah kerjasama tim,

pengambilan keputusan, pemecahan masalah, menajemen waktu dan kemampuan

berpikir kritis.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Mitsubishi Research Institut

(2000) dalam Elfindri, dkk (2011:74) menyebutkan bahwa, kesuksesan lulusan,

ternyata tidak ditentukan oleh kemampuan teknis dan akademis lulusan tersebut,

namun 40% disumbang oleh kematangan emosi dan sosial, 30% oleh proses

networking yang dijalin, 20% oleh kemampuan akademis, dan 10% oleh

kemampuan finansial yang dimilikinya. Lebih lanjut, Purwoastuti dan Walyani

(2015:2), menyebutkan bahwa kurangnya penguasaan soft skill para lulusan

menjadi salah satu penyebab para lulusan tidak dapat diterima di dunia kerja atau

menimbulkan kekecewaan pada user sehingga banyak terjadinya pengangguran

terdidik di masa ini.

Mahasiswa pun masih mengalami pasang surut mengenai kemampuannya

mengenai soft skill, seperti yang dapat dilihat pada hasil penelitian yang dilakukan

oleh Hartiti dan Ernawati (2016) pada 264 Mahasiswa Sarjana Perawat di Fikkes

Universitas Muhammadiyah Semarang didapatkan bahwa soft skill mahasiswa

berada pada katagori sedang sebesar 55.7%, mahasiswa dengan soft skill yang

tinggi 32.3%, namun demikian masih ada 12% yang kemampuan soft skillnya

Page 25: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

6

masih rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata soft skill yang dimiliki

oleh mahasiswa masih berkisar antara rendah sampai sedang.

Soft skill mahasiswa keperawatan menunjukkan trend yang meningkat dari

semester 2, 4 dan 6, namun mengalami penurunan lagi setelah memasuki semester

8 hal tersebut dikarenakan pada semester 8 mahasiswa kembali melaksanakan

kegiatan yang bersifat individu dan interaksi dengan kelompok sudah sangat

sedikit. Jadi secara keseluruhan mahasiswa semester delapan di Universitas

terebut justru menunjukkan kemampuan soft skill yang lebih rendah jika

dibandingkan dengan semester sebelumnya.

Sejalan dengan penelitian tersebut, Agustin (2014) menemukan bahwa ada

14,71% dari 104 atau 15 mahasiswa PGSD Penjas UNY memiliki kemampuan

soft skill yang rendah. Kemudian terdapat 19 mahasiswa yang mempunyai soft

skill dengan kategori tinggi (18,63%), 68 mahasiswa yang mempunyai soft skill

dengan kategori sedang ( 66,67%). Soft skill yang di teliti adalah keterampilan

komunikasi, berpikir kritis dan memecahkan masalah, kerja tim, keterampilan belajar

seumur hidup dan manajemen informasi, keterampilan berwiraussaha, etika; moral

dan profesionalisme, dan keterampilan kepemimpinan.

Fakta lain di peroleh dari penelitian yang dilakukan oleh Marwanti (2006)

dengan judul “Studi tentang Soft skill dan Kesiapan Kerja sebagai Tenaga Kerja

Professional Bidang Boga Mahasiswa Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga” menunjukkan bahwa kesiapan kerja dilihat dari soft skill,

mahasiswa rata-rata berada pada kategori cukup. Apabila diperinci terdiri dari

kesadaran diri pada kategori baik, kecakapan berpikir pada kategori antara cukup

Page 26: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

7

dan baik, kecakapan berkomunikasi pada kategori cukup, kecakapan bekerjasama

pada kategori cukup serta kecakapan akademik pada kategori baik. Kesiapan kerja

mahasiswa ditinjau sebagai tenaga profesional di bidang Boga diperinci sesuai

dengan bidang pekerjaan yang mencakup: kompetensi produksi, kompetensi

pelayanan dan kompetensi manajerial, yang ketiganya berada pada kategori

sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi yang dimiliki mahasiswa

untuk dapat memasuki dunia kerja masih dalam kategori cukup dan perlu adanya

peningkatan agar mudah dalam bersaing dalam dunia kerja.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya soft skill

adalah praktik kerja industri, seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Stevani

(2015) pada siswa administrasi perkantoran SMK Negeri 3 Padang dengan judul

“Pengaruh praktik kerja industri (Prakerin) dan ketrampilan siswa terhadap

kesiapan memasuki dunia kerja siswa administrasi perkantoran SMK N 3 Padang”

menunjukkan bahwa praktek kerja industri dan keterampilan siswa memiliki

pengaruh signifikan terhadap kesiapan memasuki dunia kerja yang dalam hal ini

kesiapan siswa dalam mengasah kemampuan hard skill dan soft skill. Apabila

pelaksanaan praktek kerja industri sudah dilakukan dengan baik dan keterampilan

siswa meningkat, siswa dapat meningkatkan kesiapan kerja siswa administrasi

perkantoran SMK Negeri Bisnis dan Manajemen Kota Padang. Dengan adanya

praktik kerja industri, siswa dapat mengetahui kondisi kerja yang sebenarnya,

mereka dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki ketika di sekolah sehingga

mereka siap dalam menyongsong dunia kerja dan bersaing untuk mendapatkan

pekerjaan yang layak sesuai kompetensi yang dimilikinya. Namun sayangnya,

Page 27: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

8

kesiapan memasuki dunia kerja masuk kedalam kategori cukup. Artinya perlu

dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesiapan siswa administrasi

perkantoran SMK Negeri Bisnis dan Manajemen Kota Padang baik itu dengan

perbaikan praktik kerja industri ataupun meningkatkan ketrampilan serta soft skill

pada siswa untuk menghadapi dunia kerja.

Soft skill merupakan segala sifat yang menyebabkan berfungsinya hard

skill yang diperoleh. Mengingat ketergantungan akan soft skill sangat besar sekali

untuk keberhasilan seorang indvidu (Elfindri, dkk, 2011:173). Soft skill

merupakan kompetensi yang bersifat nonteknis yang merujuk pada karakteristik

kepribadian. Hal tersebut dapat terlihat dari perilaku seseorang, seperti yang

tampak dari cara berinteraksi dalam situasi sosial, kemampuan berkomunikasi,

kebiasaan diri, ataupun sifat-sifat penting untuk mendukung perilaku optimis.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan soft skill dalam

menghadapi dunia kerja bagi mahasiswa sangatlah penting. Hal ini dikarenakan

setelah lulus dari Perguruan Tinggi, sebagian atau semua mahasiswa akan

menghadapi satu jenjang hidup yang lebih tinggi yaitu bekerja, dimana peran dan

tanggung jawab baru bagi mahasiswa dimulai. Ketika seorang mahasiswa untuk

pertama kali memasuki dunia kerja, sebagian diantaranya akan merasa

kebingungan karena berada pada kondisi tertentu yang belum pernah mereka

rasakan sebelumnya. Bahkan beberapa diantaranya harus menghadapi berbagai

permasalahan-permasalahan dunia kerja yang tidak mereka prediksi sebelumnya

seperti stres kerja, berpindah-pindah tempat kerja hingga tingginya burn out.

Page 28: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

9

Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja

akhir dan dewasa awal, yaitu berkisar pada umur 18 hingga 25 tahun (Santrock

(2012:6). Mahasiswa yang nantinya menjadi seorang pekerja yang profesional

harus menempuh masa studi minimal 3,5 tahun serta melewati fase menyusun

skripsi untuk memperoleh gelar strata satunya di Perguruan Tinggi.

Santrock (2012:6) mengemukakan bahwa dalam teori perkembangan

mahasiswa termasuk dalam tahap perkembangan remaja akhir menuju dewasa

muda yang berkisar pada umur 18 hingga 25 tahun, sedangkan untuk mahasiswa

semester delapan (semester akhir S1 reguler) dalam penelitian ini berkisar antara

21-24 tahun. Pada masa ini mahasiswa sudah harus mulai mempersiapkan diri

dalam rangka menghadapi dunia kerja. Persiapan dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai karir dan dunia kerja,

sehingga ketika berada dalam lingkungan kerja yang sesungguhnya mereka tidak

mengalami kebingungan.

Perguruan Tinggi sebagai wadah untuk menghasilkan lulusan yang bisa

menjadi agent of change memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

kemajuan suatu bangsa. Salah satunya dengan memiliki kemampuan yang sesuai

dengan yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Kemampuan soft skill dan hard skill

yang telah di pelajari dalam pendidikan tinggi diharapkan mampu menjadi bekal

bagi para lulusan untuk siap kerja dan bersaing dalam dunia kerja.

Lingkungan kerja yang baru menuntut para lulusan untuk membekali

dirinya dengan berbagai kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Spencer &

Spencer (1993:9-10) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan karakteristik

Page 29: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

10

dasar seseorang atau individu yang berkaitan dengan efektivitas kinerja dan atau

kinerja superior dalam suatu pekerjaan dan keadaan tertentu. Kompetensi tersebut

dapat mencakup motive (motif), trait (karakter), selfconcept (konsep diri),

knowledge (pengetahuan), attitude (perilaku), skill (keterampilan) dan ability

(kemampuan) yang dapat dilihat maupun dilakukan di dunia. Kemampuan

tersebut tidak saja berupa kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan emosi dan

spiritual, yakni bukan hanya nilai kumulatif (IPK) yang tinggi namun juga

keterampilan yang lainnya harus ada. Kecerdasan intelektual berhubungan dengan

kemampuan (kompetensi keahlian) hard skill pada bidang tertentu yang

ditunjukkan melalui kesiapan kerja, sedangkan kecerdasan emosi dan spiritual

berhubungan dengan kemampuan soft skill yang dideskripsikan sebagai

kompetensi interpersonal dan berkaitan dengan karakteristik kepribadian. Kedua

kemampuan tersebut di dapatkan oleh mahasiswa melalui kegiatan pembelajaran

maupun kegiatan extra kampus yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi

seperti Universitas Negeri Semarang.

Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai salah satu Perguruan

Tinggi Negeri yang berada di Semarang, mempunyai misi untuk menyiapkan

tenaga kerja dibidang kependidikan dan non-pendidikan, oleh karena itu

diharapkan mampu menyiapkan generasi terdidik yang dapat terjun dalam dunia

pendidikan sebagai pengajar maupun lulusan sebagai ilmuan murni di berbagai

disiplin ilmu. Predikat Perguruan Tinggi Negeri yang disandang seharusnya

mampu mencetak lulusan yang lebih mampu bersaing dibandingkan Perguruan

Tinggi Swasta serta memiliki berbagai kompetensi yang di butuhkan pangsa pasar

Page 30: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

11

industri. Namun pada kenyataannya, masih banyak mahasiswa yang belum siap

untuk menghadapi dunia kerja seperti, masih seringnya melakukan prokrastinasi

akademik, kurangnya pengetahuan mengenai dunia kerja serta masih kurangnya

berbagai kempotensi personal yang ada pada mahasiswa.

Mahasiswa yang menjadi calon pekerja akan merasakan bahwa bekerja itu

tidaklah mudah. Semua jenis pekerjaan perlu dipersiapkan terlebih dahulu.

Pekerjaan serendah apapun perlu ada persiapan untuk dapat melakukannya

sehingga menyiapkan diri dengan membekali kemampuan soft skill yang baik

dalam memasuki dunia kerja sangat penting untuk diperdalam oleh mahasiswa

ketika menempuh pendidikan. Hal tersebut dikarenakan lulusan perguruan tinggi

yang menguasai kemampuan soft skill dengan baik akan lebih mudah

memenangkan persaingan dunia kerja, lebih cepat beradaptasi dan akhirnya

sukses dalam karir.

Kemampuan soft skill yang masih tergolong rendah-sedang ini nampaknya

sejalan dengan fakta di lapangan berdasarkan studi awal pada tanggal 27

November 2016 yang telah dilakukan dengan wawancara terbatas pada sepuluh

mahasiswa semester tujuh Universitas Negeri Semarang menyatakan bahwa

kemampuan soft skill merupakan kemampuan yang dapat diperoleh dengan cara

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya yang berwujudkan keterampilan dalam

mengatur diri sendiri, bersosialisasi, memanejemen waktu, emosional dan

material yang semua itu bertujuan untuk mengembangkan dan memaksimalkan

kinerja. Namun sayangnya, 6 dari 10 narasumber tersebut diketahui memiliki soft

skill dalam kategori rendah.

Page 31: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

12

Bagi mahasiswa semester tujuh Universitas Negeri Semarang yang telah

menempuh pendidikan kurang lebih empat tahun tentunya sudah memiliki

kemampuan yang telah melekat dalam diri mahasiswa seperti kemampuan hard

skill yang ditunjukkan dengan penguasaan materi dari bidang yang ditekuni

selama perkuliahan baik bidang pendidikan maupun non-pendidikan. Sedangkan

kemampuan soft skill ditunjukkan dengan mahasiswa mampu bekerja sama

dengan orang lain, mandiri, tepat waktu dalam jadwal perkuliahan, tidak

menyontek, yakin dengan kemampuan diri sendiri dan mau bekerja dalam

kelompok (bukan menitipkan nama di tugas kelompok).

Kemampuan soft skill dapat dikembangkan melalui kegiatan lain seperti

kegiatan di masyarakat, akan tetapi kegiatan yang terdapat di lingkungan kampus

sebenarnya sudah sangat tepat untuk menjadi media dalam meningkatkan

kemampuan soft skill mahasiswa seperti mengikuti kegiatan Seminar, mengikuti

organisasi kemahasiswaan serta mengikuti kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) yang tidak hanya mengasah kemampuan hard skill namun juga mengasah

kemampuan soft skill seperti bekerjasama, komunikasi serta belajar untuk

beradaptasi dengan baik.

Menurut hasil wawancara tersebut, mahasiswa menyebutkan bahwa

mereka sudah berani untuk menyampaikan materi ketika presentasi di depan

mahasiswa lain maupun penyampaian serta mempraktekkan cara pengajaran siswa

ketika pembelajaran micro (micro-teaching) namun mereka mengaku masih

sering gugup, tidak fokus dan juga tidak mengerti materi yang di sampaikan.

Integritas tampaknya masih perlu untuk ditingkatkan oleh mahasiswa, karena dari

Page 32: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

13

beberapa wawancara masih banyaknya mahasiswa yang sering terlambat kuliah,

banyak mahasiswa yang bermalas-malasan untuk belajar, sebagian mahasiswa

masih mengobrol ketika perkuliahan berlangsung, tidak mendengarkan penjelasan

dosen serta 5 dari 10 mahasiswa yang masih mencontek atau plagiat dalam

mengerjakan tugas. Kemampuan inisiatif mahasiswa juga dapat dikatakan

cenderung rendah, hal ini ditunjukkan dengan sedikit mahasiswa yang mengikuti

seminar, jika seminar itu dikatakan penting dan untuk syarat-syarat tertentu

mahasiswa baru akan datang, mengerjakan tugas dengan minim referensi, ataupun

tetap apatis dengan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswa semester

delapan mengenai soft skill terlihat belum nampak dan masih bingung antara hard

skill dan soft skill, mahasiswa juga masih menunjukkan kemampuan soft skill

yang kurang baik sehingga perlu kegiatan yang dapat memperkuat kemampuan

soft skill mahasiswa untuk dapat menghadapi dunia kerja dengan baik serta

mahasiswa diharapkan dapat bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Padahal

untuk dapat menguasai soft skill dengan baik, bukan dengan hanya mengetahui

pengertian soft skill namun juga memerlukan pemahaman yang mendalam yang

selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena ketika hanya

mengerti pengertian bentuk soft skillnya mereka akan kesulitan untuk mengasah

kemampuannya.

Mengasah kemampuan hard skill didapatkan dari pembelajaran aspek

akademik berupa ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajari ketika belajar di

Perguruan Tinggi, sedangkan untuk dapat mengasah kemampuan soft skill

Page 33: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

14

diperoleh dengan mengikuti kegiatan extrakampus baik yang diadakan pihak

kampus maupun lembaga lain seperti: mengikuti organisasi kemahasiswaan,

seminar, workshop, dan pelatihan. Akan tetapi, peningkatan soft skill melalui

kegiatan extra kampus dirasa masih kurang mendapatkan perhatian dari berbagai

pihak, tidak semua mahasiswa mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Perguruan

Tinggi pun dirasa masih perlu menambah kegiatan-kegiatan yang mendukung

untuk peningkatan soft skill para mahasiswa.

Kemampuan soft skill yang akan di pelajari lebih mendalam pada

penelitian ini adalah kemampuan soft skill yang memiliki urgensi tinggi di pasar

kerja menurut hasil survey dari National Association of Colleges and Employes

(NACE, 2002) dalam Elfindri, dkk (2011:158) yakni komunikasi, integritas,

bekerjasama, keterampilan interpersonal, etos kerja yang baik, inisiatif, mampu

beradaptasi, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detail, kepemimpinan,

percaya diri, sopan/beretika, bijaksana, kreatif, humoris dan kemampuan

berwirausaha. Soft skill tersebut di miliki oleh semua orang dengan kategori yang

berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan berpikir, berkata, bertindak dan bersikap.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui bahwa penguasaan soft skill

pada mahasiswa semester delapan sebagai calon pekerja sangatlah penting, namun

pada kenyataanya masih banyak kesenjangan antara soft skill yang dibutuhkan

oleh dunia kerja dengan yang telah dikuasai oleh mahasiswa dan saat ini

kemampuan soft skill mahasiswa semester delapan UNNES tahun 2017 belum

diketahui. Oleh sebab itu, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sejauhmana

Page 34: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

15

kemampuan soft skill yang dimiliki oleh mahasiswa semester delapan Universitas

Negeri Semarang tahun 2017 dalam menghadapi dunia kerja.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah beberapa

penelitian sebelumnya lebih mengungkap pada soft skill yang telah dimiliki oleh

siswa SMK, sedangkan untuk penelitian ini lebih menekankan pada soft skill yang

dimiliki oleh mahasiswa semester delapan UNNES yang diharapkan

kemampuannya lebih professional. Pemilihan semester delapan didasari pada

Permendikbud No. 49 tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Tinggi Pasal 17

poin 3 (d) yang menyebutkan bahwa masa studi untuk program S1 dan D-IV

adalah 4 sampai 5 tahun sehingga diproyeksikan bahwa pada tahun keempat atau

pada semester kedelapan mahasiswa sudah dinyatakan lulus. Alasan lain yakni

mahasiswa semester delapan juga telah menempuh PPL, KKN (Kuliah Kerja

Nyata) dan Program Magang atau PKL sehingga diharapkan mahasiswa semester

delapan telah memahami mengenai gambaran dunia kerja dengan segala

tuntutannya baik dari segi kemampuan soft skill maupun keterampilan hard skill.

Perbedaan juga dapat dilihat pada penelitian sebelumnya hanya meneliti

pada satu bidang studi namun pada penelitian ini peneliti akan membahas

mengenai soft skill yang dimiliki oleh mahasiswa semester delapan pada beberapa

bidang studi yang berada pada satu Perguruan Tinggi sehingga diharapkan dapat

menjadi evaluasi dan acuan bagi pihak Perguruan Tinggi untuk lebih

memperhatikan pembinaan terhadap mahasiswanya sejak awal pembelajaran

untuk dapat mengasah kemampuan soft skillnya.

Page 35: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

16

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang akan

menggambarkan soft skill yang telah dimiliki oleh mahasiswa semester delapan

dalam menghadapi dunia kerja, mahasiswa yang akan diteliti merupakan seluruh

mahasiswa semester delapan tahun angkatan 2013 baik yang mengambil program

studi ilmu kependidikan maupun non-kependidikan. Perbedaan lain juga terlihat

dari bentuk-bentuk soft skill yang diteliti, pada penelitian ini soft skill yang akan

digali lebih mendalam adalah kemampuan berkomunikasi, kejujuran/integritas,

kemampuan bekerjasama, kemampuan interpersonal, etos kerja yang baik,

memiliki motivasi dan inisiatif, kemampuan beradaptasi, kemampuan

berorganisasi, berorientasi detail, kepemimpinan, percaya diri, sopan/etika,

bijaksana, kreatif, humoris, kemampuan berwirausaha.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini sangat menarik untuk diteliti

mengingat dalam dunia kerja kemampuan soft skill sangatlah dibutuhkan

dibandingkan dengan hard skill, namun secara umum di lapangan masih

menunjukkan adanya kesenjangan soft skill yang dikuasai oleh mahasiswa

semester delapan UNNES sebagai calon pekerja dengan kualitas calon tenaga

kerja yang diinginkan oleh pasar kerja. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

mengungkap lebih mendalam mengenai “Deskripsi soft skill mahasiswa semester

delapan Universitas Negeri Semarang (UNNES) dalam menghadapi dunia kerja

tahun 2017”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut dapat diindikasikan bahwa ada kesenjangan

antara calon tenaga kerja yang diharapkan dengan kualitas calon tenaga kerja yang

Page 36: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

17

dihasilkan oleh lembaga pendidikan khususnya lulusan perguruan tinggi.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan peneliti yang

dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana deskripsi soft skill

mahasiswa semester delapan Universitas Negeri Semarang (UNNES) dalam

menghadapi dunia kerja tahun 2017?”

1.3. Tujuan Penelitian

Setelah dipaparkan masalah diatas dalam rumusan masalah, maka tujuan

yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi soft skill

mahasiswa semester delapan Universitas Negeri Semarang (UNNES) dalam

menghadapi dunia kerja tahun 2017.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis

maupun praktis:

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya kajian psikologi industri dan organisasi terkait dengan

soft skill yang di butuhkan oleh calon pekerja dalam mempersiapkan dunia kerja.

1.4.2. Manfaat Praktis

Berikut ini adalah manfaat praktis dari penelitian diantaranya sebagai

berikut:

Page 37: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

18

a. Bagi Universitas

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi Universitas

untuk dapat memberikan pelatihan-pelatihan bagi mahasiswa yang sesuai dengan

soft skill yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

b. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat lebih menyiapkan kemampuan soft skill yang

harus dimilikinya dengan pelatihan maupun pengembangan sehingga

kedepannnya ia siap untuk terjun dalam menghadapi dunia kerja dengan cara

meningkatkan kompetensi yang dimiliki serta menyesuaikan dengan kebutuhan

dunia kerja.

c. Bagi Peneliti

Sebagai bahan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan bahan

acuan perbandingan ataupun literatur bagi peneliti yang akan melakukan

penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.

Page 38: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

19

BAB 2

LANDASAN TEORI

1.1. Soft skill

1.1.1. Definisi Soft Skill

Ketatnya persaingan dalam memperoleh pekerjaan menuntut sumber daya

manusia memiliki kompetensi atau keahlian yang berkualitas, baik keahlian dalam

hard skill maupun soft skill karena prestasi akademik yang dimiliki mahasiswa

yang diperoleh di bangku perkuliahan sebagai calon pekerja tidak menjamin

kesuksesan mahasiswa dalam mencari pekerjaan yang sesuai bidang studi dan

berprestasi di pekerjaannya, sehingga memiliki kemampuan soft skill yang

mumpuni sangat penting untuk dapat bersaing dalam memasuki dunia kerja dan

diterima dalam kehidupan bermasyarakat.

Soft skill yang mumpuni sangat dibutuhkan oleh seseorang karena soft

skill merupakan segala sifat yang menyebabkan berfungsinya hard skill yang

diperoleh untuk dapat mencapai keberhasilan seorang individu (Elfindri, dkk,

2011:173). Lebih lanjut, Putra & Pratiwi (2005:5) menyatakan bahwa soft skill

merupakan kemampuan-kemampuan tak terlihat yang diperlukan untuk sukses,

misalnya kemampuan bekerja sama, integritas dan lain-lain. Sedikit atau banyak,

soft skills ini sangat diperlukan dalam pekerjaan apapun yang akan digeluti kelak.

Mudlofir (2012:150) menyebutkan bahwa soft skill merupakan kualitas

diri yang bersifat ke dalam dan keluar. Soft skill merupakan keterampilan pada

diri seseorang yang sifatnya kasat mata atau tidak dapat dilihat secara langsung.

Soft skill merujuk pada indikator kreativitas, sensitivitas, dan intuisi yang lebih

Page 39: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

20

mengarah pada kualitas personal yang berada di balik perilaku seseorang. Lebih

lanjut, Mudlofir (2012:151) menyebutkan beberapa contoh soft skill, yaitu

kejujuran, tanggung jawab, berlaku adil, kemampuan bekerja sama kemampuan

beradaptasi, kemampuan berkomunikasi, toleran, hormat terhadap sesama,

kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan memecahkan masalah.

Sejalan dengan pernyataan tersebut Widhiarso (2009:1) menyatakan

bahwa soft skill adalah kemampuan yang dapat mempengaruhi cara seseorang

berinteraksi dengan orang lain. Soft skill memuat komunikasi efektif, berpikir

kreatif dan kritis, membangun tim, serta kemampuan lainnya yang terkait

kapasitas kepribadian individu.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa soft skill dapat

menentukan seseorang dalam berinteraksi pada kegiatannya baik dengan orang

lain maupun cara menanggani permasalahan yang dihadapinya. Seseorang yang

cenderung memiliki kemampuan soft skill yang baik, mereka akan cenderung

lebih mudah dalam menghadapi lingkungan barunya, menyelesaikan

permasalahan maupun lebih mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Oleh

karenanya, seseorang yang mumpuni dalam kemampuan soft skill dapat lebih siap

untuk melaksanakan pekerjaannya.

Menurut Elfindri dkk (2011:67), menjelaskan bahwa soft skill

didefinisikan sebagai berikut:

Soft skill merupakan keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk

sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan Sang Pencipta.

Dengan mempunyai soft skill membuat keberadaan seseorang akan

semakin terasa di tengah masyarakat. Keterampilan akan berkomunikasi,

keterampilan emosional, keterampilan berbahasa, keterampilan

berkelompok, memiliki etika dan moral, santun dan keterampilan spiritual.

Page 40: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

21

Lebih lanjut lagi Elfindri dkk (2011:173) berpendapat soft skill sebagai

berikut:

Semua sifat yang menyebabkan berfungsinya hard skill yang dimiliki. Soft

skill dapat menentukan arah pemanfaatan hard skill. Jika seseorang

memilikinya dengan baik, maka ilmu dan keterampilan yang dikuasainya

dapat mendatangkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi pemiliknya dan

lingkungannya. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki soft skill yang

baik, maka hard skill dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Purwoastuti dan Walyani (2015:15) menyatakan bahwa soft skill

merupakan pembentukan karakter dasar yang meliputi motivasi, watak, sikap,

konsep diri dan nilai atau values. Soft skill sebenarnya 80% telah dibentuk sejak

anak masih berumur 5 tahun, 20% dibentuk dalam lingkungan sekolah dan

pergaulan. Keluarga berperan penting dalam pembentukan soft skill karena

penanaman moral berasal dari keluarga.

Kesimpulan dari berbagai pembahasan di atas, soft merupakan

keterampilan afektif yang dimiliki seseorang untuk dapat berinteraksi dengan

orang lain, keterampilan mengatur dirinya sendiri maupun kemampuan untuk

menanggani permasalahan dalam kehidupannya.

1.1.2. Atribut Soft Skill

Atribut soft skill yang dimiliki oleh setiap orang mempunyai kadar yang

berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan

bersikap (Sucipta, 2009 :1). Namun, atribut ini dapat berubah jika yang

bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan

hal-hal yang baru. Kebiasaan baru ini paling tidak dilakukan selama 90 hari

berturut-turut (Aribowo, 2005 dalam Sailah, 2008).

Page 41: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

22

Keseimbangan antara hard skill dan soft skill sangat diperlukan untuk

dapat bersaing dalam dunia kerja maupun berinteraksi dengan masyarakat untuk

dapat bekerja dengan kualitas yang tinggi. Menurut survei yang diterbitkan

National Association of Colleges and Employers (NACE) pada tahun 2002 di

Amerika Serikat, dari hasil jajak pendapat pada 457 pengusaha, diperoleh

kesimpulan bahwa IP hanyalah nomor 16 dari 19 kualitas yang dianggap penting

dari seorang lulusan universitas. Kualitas yang berada pada peringkat atas justru

hal-hal yang kadang dianggap sekadar basa-basi ketika tertulis di iklan lowongan

kerja. Misalnya, kemampuan berkomunikasi, integritas dan kemampuan bekerja

sama dengan orang lain. Kualitas-kualitas yang tidak terlihat wujudnya

(intangible) namun sangat diperlukan ini, disebut juga soft skill (Elfindri, dkk,

2011:156). Kemampuan yang diperlukan di pasar kerja dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 2.1. Daftar 19 Kemampuan yang Diperlukan di Pasar Kerja

Kemampuan Nilai Skor Klasifikasi Skills Rangking

Urgensi

Komunikasi 4,69 Soft skill 1

Integritas 4,59 Soft skill 2

Bekerjasama 4,54 Soft skill 3

Keterampilan Interpersonal 4,5 Soft skill 4

Etos kerja yang baik 4,46 Soft skill 5

Inisiatif 4,42 Soft skill 6

Mampu beradaptasi 4,41 Soft skill 7

Analitikal 4,36 Kognistif hard

skill

8

Komputer 4,21 Psikomotor hard

skill

9

Keterampilan berorganisasi 4,05 Soft skill 10

Berorientasi pada detail 4 Soft skill 11

Kepemimpinan 3,97 Soft skill 12

Percaya diri 3,95 Soft skill 13

Sopan/beretika kerja 3,82 Soft skill 14

Page 42: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

23

Bijaksana 3,75 Soft skill 15

Indeks prestasi >3,00 3,68 Kognitif hard skill 16

Kreatif 3,59 Soft skill 17

Humoris 3,25 Soft skill 18

Kemampuan berwirausaha 3,23 Soft skill 19

Sumber : Elfindri dkk, 2011 (skala 1-5, 5 = tertinggi)

Hal ini senada dengan yang disampaikan Sailah (2008:18) dalam bukunya

yang menyebutkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh negara-negara

Inggris, Amerika dan Kanada, ada 23 atribut soft skillyang dominan di lapangan

kerja. Ke-23 atribut tersebut diurut berdasarkan prioritas kepentingan di dunia

kerja, yaitu: (1) inisiatif, (2) manajemen diri, (3) etika/integritas, (4)

penyelesaikan persoalan, (5) berfikir kritis, (6) dapat meringkas, (7) kemauan

belajar, (8) berkoperasi, (9) komitmen, fleksibel, (10) motivasi, (11) kerja dalam

tim, (13) bersemangat , (14) mandir, (15) dapat diandalkan, (16) mendengarkan,

(17) komunikasi lisan, (18) tangguh, (19) kreatif, (20) berargumentasi logis, (21)

kemampuan analitis, (22) manajemen waktu, dan (23) dapat mengatasi stres.

Lebih lanjut, Purwoastuti dan Walyani (2015:14), mengemukakan bahwa

soft skill merupakan keterampilan nonteknis (non hard skill) yang dapat

melengkapi kemampuan akademik membentuk generic dan ransferable skills.

Soft skill memiliki beberapa bentuk seperti kejujuran, tanggung jawab, berlaku

adil, kemampuan bekerja sama, kemampuan beradaptasi, kemampuan

berkomunikasi, toleran, hormat terhadap sesama, kemampuan mengambil

keputusan, kemampuan memecahkan masalah.

Berdasarkan pendapat tersebut ada 10 bentuk soft skill yang cenderung

tinggi harus dimiliki oleh lulusan Perguruan Tinggi sehingga dapat mendukung

Page 43: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

24

dalam bekerja. Sedangkan contoh dari soft skill dalam lingkungan kampus yaitu

tepat waktu dalam jadwal perkuliahan, tidak menyontek, yakin dengan

kemampuan diri sendiri dan mau bekerja dalam kelompok bukan hanya menitip

nama (Purwoastuti dan Walyani, 2015:15). Penularan soft skll dalam

pembelajaran juga dapat dilakukan dengan cara role mode dari dosen melalui

kejujuran, ketepatan waktu dalam mengajar, memberi contoh, inisiatif

(mengajukan pertanyaan), tersenyum dan ramah, melalui ceramah, serta diskusi

kelompok atau presentasi. Cara-cara tersebut dapat dilakukan dosen untuk dapat

melatih dan mengembangkan kemampuan soft skill yang dimiliki oleh

mahasiswanya.

Baru-baru ini, Helena dan Thomas (2016) juga melakukan penelitian pada

lima perusahaan di bawah naungan Development Corporation of Zimbabwe

Limited Group (IDCZ) yakni Chemplex Corporation, Almin Metal Industries;

Olivine Industries; Allied Insurance and Sunway City bahwa ada 10 soft skill yang

harus dimiliki oleh para pencari kerja dan pekerja yang dibutuhkan oleh

perusahaan, yakni berpikir kritis, moralitas, kerjasama tim, etika, manajemen

kemarahan/ pengendalian diri, kemampuan komunikasi, integritas dan

profesionalisme, handal/ percaya, kepercayaan diri, memahami budaya kerja.

Kemampuan-kemampuan tersebut sangatlah direkomendasikan untuk

diajarkan di Perguruan Tinggi agar lulusan memenuhi keterampilan yang

diharapkan oleh industri ketika mereka bergabung dengan dunia kerja.

Diharapkan adanya kerjasama antara perusahaan dengan Perguruan Tinggi dapat

memberikan sumbangan bagi mahasiswa untuk dapat menyamakan keterampilan

Page 44: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

25

yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja baik keterampilan yang berupa soft skill

maupun hard skill. Sebagai contoh, setiap perusahaan pasti lebih menginginkan

karyawannya untuk dapat berpikir kritis dalam memecahkan masalah

dibandingkan cepat dalam mengambil keputusan tanpa menganalisisnya terlebih

dahulu.

Kemampuan yang dalam hal ini hard skill dan soft skill dalam

ketenagakerjaan biasa disebut dengan istilah kompetensi kerja yakni menurut UU

No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan pasal 1 ayat 10 menyatakan bahwa

kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan. Tentunya tenaga kerja yang berkualitas serta mempunyai kemampuan

yang lebih baik akan lebih dihargai jika dibandingkan dengan tenaga kerja yang

kurang mampu. Selain itu sikap dan perilaku yang baik juga harus dimiliki oleh

para tenaga kerja agar nantinya bisa berkompetensi pada pasar tenaga kerja yang

semakin kompetitif.

Berdasarkan atribut soft skill yang telah dijelaskan di atas, peneliti

mengambil 16 soft skill yang dibutuhkan oleh pasar kerja sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh National Association of Colleges and Employee

(NACE) pada tahun 2002 yakni soft skill yang memiliki urgensi tinggi dalam

kebutuhan pasar kerja. Soft skill tersebut adalah komunikasi, integritas,

bekerjasama/kerja tim, interpersonal, etos kerja yang baik, inisitaif, mampu

beradaptasi dengan baik, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detail,

Page 45: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

26

kepemimpinan, percaya diri, sopan/etika, bijaksana, kreatif, humoris serta

kemampuan berwirausaha. Berikut penjabaran mengenai 16 soft skill tersebut:

a. Komunikasi

Elfindri, dkk (2011:126) menyebutkan bahwa komunikasi adalah tindakan

untuk mengekspresikan ide dan perasaan serta memberikan informasi kepada

orang lain. Informasi dan komunikasi yang efektif ditandai dengan semakin

mudah menyampaikan ide dan gagasan kepada orang lain sehingga pesan sampai

kepada orang lain yang akan menjadikan kita smart dalam situasi apapun dan

disampaikan tanpa menyinggung perasaan orang lain.

Komunikasi yang efektif memiliki ciri-ciri yakni kata-kata yang digunakan

lugas dan tidak bermakna ganda; menyampaikan fakta; informasi yang

disampaikan penting dan sistematis; peka terhadap bahasa tubuh dan intonasi

lawan bicara; dapat menggunakan alat bantu; fokus; mengikuti hasil kesepakatan;

menghargai orang lain (Putra & Pratiwi, 2005:27).

b. Integritas

Purwoastuti dan Walyani (2015:71) mengungkapkan bahwa integritas

(integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan

organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk

melakukannya. Secara sederhana, integritas menunjukkan keteguhan sikap,

menyatunya perbuatan dan nilai-nilai moral yang dianut oleh seseorang. Orang

yang memiliki integritas tidak akan tergoyahkan oleh godaan untuk mengkhianati

nilai-nilai moral yang diyakini.

Page 46: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

27

Lebih lanjut, Purwoastuti dan Walyani (2015:72) menambahkan bahwa

karakteristik pribadi yang berintegritas adalah pribadi yang mempertahankan

tingkat kejujuran dan etika yang tinggi dalam perkataan dan tindakannya sehari-

hari. Pribadi ini adalah orang-orang yang kompeten, teliti dan handal dalam

berperilaku, dapat dipercaya oleh rekan kerjanya, bawahan dan atasannya serta

pihak luar. Mereka juga memperlakukan orang lain dengan adil serta mampu

menepati janji-janji.

c. Bekerja sama/kerja tim

Spencer dan Spencer (1993:21) mendefinisikan bahwa kerjasama tim

adalah dorongan atau kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain;

dorongan atau kemampuan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok dalam

melaksanakan suatu tugas. Karakteristik dari orang yang mampu bekerja sama

adalah meminta ide dan pendapat kepada teman sekelompok dalam mengambil

keputusan atau merencanakan sesuatu; menjaga orang lain tetap memiliki

informasi dan hal-hal baru tentang proses dalam kelompok serta membagi

informasi secara relevan; memperlihatkan harapan positif kepada orang lain;

mampu menghargai keberhasilan orang lain; mendorong orang lain dan membuat

mereka merasa penting.

d. Keterampilan Interpersonal

Putra & Pratiwi (2005:232) menjelaskan bahwa kemampuan interpersonal

adalah keterampilan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Membina hubungan

baik bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan waktu, rasa saling percaya

dan saling menghargai. Hubungan yang baik membuat bekerja lebih efisien dan

Page 47: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

28

juga menyenangkan. Orang yang memiliki hubungan baik dengan Anda dapat

membuka peluang-peluang baru yang tidak diduga sebelumnya. Keterampilan

interpersonal sangat dipengaruhi seberapa halus kita mampu menangkap maksud,

motivasi, suasana hati, perasaan dan gagasan orang lain dengan cara mampu peka

membaca situasi, mampu menjadi pendengar yang baik, asertif, mampu

menyelesaikan konflik serta mampu bekerjasama untuk menyelesaikan masalah.

e. Etos kerja yang baik

Elfindri, dkk (2011:164) menjelaskan bahwa etos kerja merupakan sebuah

performa individu dalam memberikan jasanya baik untuk orang lain, maupun

untuk kepentingan pengembangan karirnya sendiri secara lebih dibandingkan

dengan rekannya pada pekerjaan yang sama pula. Seseorang yang memiliki etos

kerja yang tinggi lebih cenderung menilai pekerjaan sebagai ibadah, dan pekerjaan

yang dilakukan adalah karena cocok dengan talenta dan keterampilannya.

f. Inisiatif

Inisiatif dalam pekerjaan adalah kemauan serta kemampuan diri atau

organisasi dalam menemukan ide dan menyelesaikan masalah. Selain menemukan

ide juga diperlukan langkah nyata dalam melaksanakan ide tersebut. Ide tersebut

juga harus di imbangi dengan energi positif atau rasa ikhlas dalam melaksanakan

sehingga individu 100% siap jika gagal atau berhasil (Purwoastuti & Walyani,

2015:76). Inisiatif memerlukan proes yang panjang, teladen dan harus muncul dari

dalam diri dahulu untuk dapat memetik hasil yang baik. Orang dengan inisiatif

yang tinggi juga mampu menularkan energi positif kepada orang lain untuk ikut

maju menjadi yang lebih baik.

Page 48: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

29

g. Mampu beradaptasi/penyesuaian diri dengan baik

Lingkungan kerja pada masa yang akan datang adalah lebih mengglobal,

dalam sebuah kantor akan ada mereka yang berlainan etnis, berlainan agama, atau

bahakan berlainan ideologi sehingga kita harus bisa menerima perbedaan tersebut

dengan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Adaptasi sangat penting

dipelajari karena menunjang kesuksesan dalam bersosialisasi terutama dalam

belajar dan bekerja.

Adaptasi yang baik terhadap lingkungan sekitar, maupun penyesuaian diri

yang mempengaruhi relasi dengan orang lain dan kelancaran pekerjaan. Apabila

seseorang gagal dalam beradaptasi maka dapat mempengaruhi hubungan dengan

sekitarnya, bahkan tersingkir dari pergaulan. Pendapat lain menyatakan

penyesuaian diri/adaptasi merupakan kemampuan individu dalam menghadapi

tuntutan-tuntutan, baik dari dalam diri maupun dari lingkungannya (Ghufron &

Risnawita, 2010: 49)

h. Keterampilan berorganisasi

Kemampuan berorganisasi adalah kemampuan, kesanggupan, dan

kecakapan yang dijalankan oleh seseorang dalam menjalankan sebuah organisasi

untuk mencapai suatu tujuan meliputi ikut berpartisipasi setiap kegiatan yang

dilaksanakan organisasi dan patuh menjalankan peraturan organisasi tersebut.

Orang yang sering mengikuti kegiatan organisasi cenderung memiliki pola pikir

yang dewasa dan sedikit lebih bijak dalam menghadapi suatu permasalahan (Putra

& Pratiwi, 2005).

i. Berorientasi pada detail

Page 49: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

30

Elfindri, dkk (2011:169) menjelaskan bahwa orang yang berorientasi pada

detail adalah individu yang memiliki sikap atau kebiasaan untuk memerhatikan

hal-hal yang kecil (mikro) secara teliti, hati-hati dan mampu melihat suatu

masalah secara keseluruhan dalam detail yang jelas.

j. Kepemimpinan

Putra & Pratiwi (2005:114), kepemimpinan adalah proses dimana

seseorang mempengaruhi orang lain untuk meraih suatu tujuan dan mengarahkan

sejumlah sumber daya untuk mencapai visi dan misi tertentu. Orang yang memiiki

jiwa kepemimpinan akan aktif terlibat dalam timnya, memiliki ide-ide inovatif,

serta memiliki inisiatif untuk membuat perubahan positif. Karakteristik dari

seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang efektif adalah memiliki visi

kedepan; memiliki kecakapan teknis yang berkaitan untuk mencapai tujuan;

membuat keputusan yang tepat; berkomunikasi yang baik: memberikan

keteladanan dan contoh; mampu mempercayai orang; mampu menahan emosi,

bertanggung jawab; mengenali anggota; cekatan dan penuh inovasi. (Putra &

Pratiwi, 2005:118-120)

k. Percaya diri

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1053) menjelaskan bahwa percaya

diri diartikan mengakui atau yakin akan kemampuan atau kelebihan dari diri

sendiri/seseorang/sesuatu (bahwa akan memenuhi harapannya). Lebih lanjut,

Ghufron dan Risnawita (2010:35) menyatakan bahwa percaya diri merupakan

sikap mental seseorang dalam menilai dirinya sendiri maupun objek di sekitarnya

Page 50: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

31

sehingga dapat memiliki keyakinan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

Berdasarkan pengertian tersebut menyatakan bahwa percaya diri

merupakan sikap mental yang membuat seseorang mampu untuk melakukan

sesuatu dengan penuh keyakinan. Percaya diri akan membuat seseorang menjadi

lebih optimis dalam menjalankan visi dan misi hidupnya. Lain halnya dengan

orang yang tidak percaya diri akan berpikir tentang kegagalan dan berpikiran

negatif sehingga muncul ketakutan yang dapat membawanya pada kegagalan yang

nyata.

l. Sopan /beretika kerja

Menurut studi yang dilakukan Beach (1982 dalam Putra & Pratiwi,

2005:248), ditemukan fakta bahwa 87% orang yang kehilangan pekerjaan atau

macet karirnya karena mereka tidak memiliki etika kerja yang baik. Putra &

pratiwi (2005:248) menjelaskan bahwa etika adalah belajar membedakan yang

benar dan salah, lalu melakukan apa yang benar. Etika kerja akan membimbing

bagaimana berperilaku terutama ketika menghadapi dilema. Karakteristik orang

yang memiliki etika yang baik adalah mampu bertanggung jawab dengan tidak

mengkambing hitamkan orang lain, menghormati semua orang yakni dengan

menghargai privasi serta menerima perbedaan dan penuh toleransi, bertanggung

jawab, perhatian terhadap orang lain dan lingkungan, adil serta menaati aturan.

m. Bijaksana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), bijaksana diartikan

sebagai seseorang yang mampu menggunakan akal budinya (pengalaman dan

Page 51: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

32

pengetahuannya) arif; tajam pikiran serta pandai dan mampu berhati-hati dalam

menghadapi kesulitan dan sebagainya. Seseorang yang bijaksana mampu

memperlakukan seseorang secara objektif, harus konsisten dalam menggunakan

tata nilai dan menghindari prasangka buruk pada orang lain (Putra & Pratiwi,

2005:251).

n. Kreatif

Putra & Pratiwi (2005:158), mengungkapkan bahwa kreatif adalah berani

mencoba gagasan-gagasan baru dan mencari alternatif jawaban atas suatu

permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya karakteristik orang kreatif adalah

memiliki rasa ingin tahu yang besar; menyukai tantagan, optimis; berpikiran

terbuka, senang berimajinasi, tidak terpaku pada asumsi yang ada, melihat

masalah sebagai peluang, serta tidak mudah menyerah.

Individu dengan daya kreatif yang tinggi memiliki daya cipta atau

memiliki kemampuan untuk menciptakan, ia memiliki rasa ingin tau yang besar,

menyukai tantangan, optimis, dan berpikiran terbuka. Berpikir kreatif adalah

proses penciptaan jalan keluar dari suatu masalah. Untuk mengembangkan

kreativitas dan daya inovasi dapat dilakukan dengan mengembangkan hobi,

mengasah otak kiri dan kanan, serta berkecimpung dalam organisasi

o. Humoris

Humoris menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah orang

yang mempunyai rasa humor. Sedangkan humor yang berasal dari kata umor yaitu

You-moors yang berarti cairan mengalir, humor merupakan sifat dari sesuatu atau

suatu situasi yang kompleks yang menimbulkan keinginan untuk tertawa

Page 52: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

33

(Hartanti, 2002:110). Humor dapat berupa rasa, atau kesadaran di dalam diri kita

atau sense of humor yang berupa suatu gejala atau hasil cipta dari dalam maupun

luar diri kita.

Hartanti (2002:110) menjelaskan bahwa sense of humor merupakan

kemampuan seseorang untuk menggunakan humor sebagai cara menyelesaikan

masalah, keterampilan menciptakan humor, kemampuan menghargai atau

menanggapi humor. Jadi orang yang dikatakan humoris adalah orang yang

mampu menciptakan dan menggunakan humor sebagai cara untuk memecahkan

suatu masalah. Orang humoris juga mengerti kapan saat yang tepat untuk

menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu, perlu ditertawakan atau tidak

ditertawakan.

p. Kemampuan berwirausaha

Menurut Kasmir (2007: 16), kewirausahaan merupakan orang yang berani

mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Seorang

yang memiliki jiwa wirausaha merupakan individu yang memiliki inisiatif

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan cara-cara yang inovatif, dan

bersedia menghadapi/menanggung resiko/ketidakpastian dalam pelaksanaannya.

1.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Soft Skill

Peran pembekalan pendidikan yang semakin baik di perguruan tinggi akan

dapat mendorong peningkatan kemampuan yang terkait hard skill maupun soft

skill. Hidayati, dkk (2015:614), menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang

Page 53: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

34

dapat mempengaruhi dalam tumbuhnya pembentukan soft skill, diantaranya

adalah sebagai berikut ini:

1. Strategi pembelajaran adalah rencana, metode dan tindakan menggunakan

semua sumber daya dalam proses pembelajaran secara formal. Indikator dari

strategi pembelajaran adalah materi pembelajaran, rencana pembelajaran,

metode pembelajaran dan tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran.

Semakin baik strategi pembelajaran yang diberikan oleh dosen atau guru maka

akan memunculkan kemampuan soft skill yang tinggi.

2. Keikutsertaan atau keterlibatan seseorang dalam organisasi baik secara formal

maupun informal yang berorientasi pada profit maupun non profit. Indikator

pengalaman organisasi adalah keikutsertaan, kedudukan dalam organisasi,

lama berorganisasi, kontribusi dalam berorganisasi dan jenis organisasi.dengan

berorganisasi berarti membiasakan diri untuk bekerjasama dengan orang lain,

berkomunikasi, saling mengontrol dan saling menghormati. Oleh karena itu

pengalaman berorganisasi berpengaruh terhadap soft skill. Semakin banyak

pengalaman berorganisasi semakin tinggi penguasaan soft skill.

3. Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga

setiap orang memperoleh nilai, sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang

bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari dan pengaruh lingkungan.

Indikator pendidikan informal adalah kehidupan keluarga, status sosial

keluarga, kehidupan keluarga dan hubungan dengan tetangga.

Page 54: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

35

1.1.4. Cara Penularan Soft skill

Disadari atau tidak, selama ini soft skill diberikan dalam pembelajaran

dengan terintegrasi kurikulum melalui mata pelajaran. Dalam mengintegrasikan

soft skills dalam kurikulum tentunya bukanlah hal yang mudah dilakukan. Namun

dengan usaha sedikit demi sedikit untuk menyusunnya dan tentunya dengan lebih

mempraktikan atau menjadi contoh bagi mahasiswa daripada hanya memberikan

teori saja, soft skills lambat laun akan menjadi sesuatu yang wajib diberikan dan

dikembangkan dalam setiap proses pembelajaran.

Pembelajaran atau penularan secara tidak langsung ini dirasa sangat efektif

karena dosen dijadikan role model bagi mahasiswanya. Sebagai contoh apabila

dosen menginginkan mahasiswa datang tepat waktu, maka dosen harus duluan

datang ke kelas kemudian keika mahasiswa diminta untuk selalu menjaga

kebersihan kelas, maka dosen harus mampu menghapus papan tulis setelah selesai

kuliah. Hal ini bertujuan agar mahasiswa juga dapat meniru kedispilanan yang

dilakukan oleh dosen. Karena seperti tutur dalam bahasa jawa bahwa “guru iku

digugu lan ditiru”, jadi seorang guru atau pendidik harus dapat memberikan

contoh yang baik agar dapat di dengar kemudian perilakunya di aplikasikan dalam

kehidupan peserta didik.

Elfindri dkk (2011: 137), menyebutkan “sudah saatnya proses pendidikan

dari nilai-nilai universal di sekolah melalui integrasi aspek soft skills ke dalam

sebagian besar mata ajar yang diberikan”. Adapun langkah-langkah persiapan

yang mesti dilalui oleh pengasuh mata ajar adalah sebagai berikut:

Page 55: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

36

1. Susun tujuan instruksional umum, dan tujuan instruksional khusus. Dalam

kaitan ini yang menjadi kebutuhan adalah kemampuan untuk merumuskan

kompetensi, yang lazim dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK). Guru dan dosen mesti mampu merumuskan apa saja yang akan

dicapai, sesuai dengan ranah pendidikan yang disampaikan sebelumnya.

2. Masukan pada masing-masing sesi pelajaran soft skills apa yang akan

dihasilkan. Setelah kompetensi masing-masing sesi dirumuskan, kemudian

dapat pula memasukkan bagaimana cara pembelajaran yang menumbuhkan

masingmasing soft skills yang diharapkan.

3. Rencanakan bagaimana metoda operasional melaksanakannya, baik pada

masing-masing sesi ajar, maupun pada beberapa pertemuan.

4. Lakukan uji coba pada suatu kelas atau sekelompok anak. Lakukan

pengamatan-pengamatan terhadap anak-anak agar kemudian kita bisa melihat

antara sebelum dan sesudah dilakukan uji coba daapt menghasilkan perbedaan

yang nyata. Jika para guru ingin mempraktekan suatu kaedah penelitian

tindakan kelas, maka secara objektif mesti pula diukur seberapa berubah soft

skills anak-anak dengan adanya salah satu perlakuan treatment yang diberikan.

5. Review hasil uji coba untuk perbaikan. Sebuah proses penerapan metode

menerapkan soft skills tidaklah semudah membalik telapak tangan. Kita perlu

sabar, dan selalu memperbaiki bagaimana sebaiknya antara satu tahap ke tahap

perbaikan pembelajaran.

6. Finalisasi metode pembelajaran. Setelah dilakukan cara berulang, maka

kemudian dapat dituliskan dalam bentuk teaching manual sebuah pelajaran.

Page 56: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

37

Berisikan secara lengkap isi bahan ajar, metode mengajarkan, aspek soft skills

dan metode mengajarkannya.

1.1.5. Pengukuran Soft skill

Widhiarso (2009:3), menjelaskan bahwa soft skill lebih didominasi oleh

komponen kepribadian individu sehingga prosedur pengukurannya sedikit

berbeda dengan pengukuran komponen abilitas individu. Pengukuran soft skill

dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni sebagai berikut:

1. Self report

Tes adalah sekumpulan sampel respon yang menunjukkan atribut ukur

pada diri individu, pengukuran soft skill juga menghasilkan sejumlah respon dari

individu yang menunjukkan tingkat soft skill yang dimiliki. Self report merupakan

sekumpulan stimulus berupa pernyataan, pertanyaan atau daftar deskripsi diri

yang direspon oleh individu. Pernyataan merupakan turunan dari domain ukur

yang sifanya teoritik konseptual setelah melalui proses operasionalisasi menjadi

indikator-indikator.

Setelah domain ukur dan indikator telah ditetapkan, Proses penyusunan

instrumen pengukuran selanjutnya adalah penulisan item (wording). Item ini

kemudian direspon dengan kontinum dari sangat setuju sampai sangat tidak

setuju. Proses penulisan item ini merupakan seni tersendiri yang membutuhkan

kepekaan dalam membahasakan indikator empirik perilaku individu.

Page 57: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

38

Desain instrumen pengukuran soft skill dapat di aplikasikan dalam

beberapa pengukuran, seperti model skala likert, guttman atau semantik

diferensial dengan beberapa modifikasi jenis respon maupun jumlah alternatif

respon. Jenis respon pada umumnya mengarah pada persetujuan (setuju-tidak

setuju) subjek terhadap pernyataan yang diberikan, namun bisa dimodifikasi

menjadi evaluasi (baik-buruk), potensi (kuat-lemah) atau frekuensi perilaku

(sering-tidak pernah). Jumlah respon biasanya bergerak pada skala lima pilihan

dapat dimodifikasi menjadi tiga atau empat pilihan.

Jawaban dari hasil penelitian subjek dapat memberikan jawaban yang

menipu (faking) pada pengukuran self report dengan tujuan untuk memberikan

impresi yang positif (faking good) atau negatif (faking bad) mengenai dirinya.

Namun dengan menggunakan penulisan item (favorable-unfavorable) dan desain

pengukuran yang tepat serta kondisi pengukuran yang tidak menekan akan

membuat subjek memberikan respon yang sesuai dengan kondisinya.

Jenis pengukuran yang digunakan pada penelitian adalah dengan

menggunakan self report dengan model skala likert yang didasarkan pada aspek-

aspek dari 16 atribut soft skill yang diteliti.

2. Checklist

Checklist adalah jenis alat ukur afektif atau perilaku yang memuat

sejumlah indikator, biasanya kata sifat atau perilaku yang diisi oleh seorang

penilai (rater). Checklist lebih banyak dipakai untuk mengukur aspek psikologis

yang tampak (overt), misalnya perilaku.

Page 58: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

39

3. Pengukuran performasi

Pengukuran performansi merupakan pengukuran terhadap proses atau

hasil kinerja individu terhadap tugas yang diberikan. Penyekoran dilakukan

peneliti berdasarkan rubrik yang telah dibuat sebelumnya. Rubrik merupakan

panduan penyekoran yang memuat kriteria performansi.Penyekoran dapat

dilakukan ketika subjek sedang bekerja atau hasil pekerjan yang diberikan.

1.2. Mahasiswa dalam Menghadapi Dunia Kerja

1.2.1. Mahasiswa

Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah

peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Partisipan

dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang tergolong sebagai mahasiswa S1-

reguler di Universitas Negeri Semarang yang sedang menempuh pendidikan pada

semester delapan. Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan

sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik

negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam

berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan

cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap

mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.

Mahasiswa dianggap sebagai bagian dari remaja awal menuju dewasa

muda yang telah mencapai semester kedewasaan karena telah memaasuki dunia

perguruan tinggi. Santrock (2012:6) mengemukakan bahwa dalam teori

Page 59: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

40

perkembangan mahasiswa termasuk dalam tahap perkembangan remaja akhir

menuju dewasa muda yang berkisar pada umur 18 hingga 25 tahun, sedangkan

untuk mahasiswa semester delapan (semester akhir S1 reguler) dalam penelitian

ini berkisar antara 21-24 tahun. Pada masa ini mahasiswa sudah harus mulai

mempersiapkan diri dalam rangka menghadapi dunia kerja. Persiapan dilakukan

dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai

karir dan dunia kerja, sehingga ketika berada dalam lingkungan kerja yang

sesungguhnya mereka tidak mengalami kebingungan.

Santrock (2006: 8) mengemukakan tugas-tugas perkembangan individu

pada usia dewasa muda salah satunya adalah menyelesaikan pendidikan sampai

jenjang perguruan tinggi. Saat berada di tahap dewasa muda, seseorang dengan

jenjang pendidikan perguruan tinggi atau sejenisnya. Menyelesaikan pendidikan

di perguruan tingi merupakan kewajiban bagi dewasa muda agar memiliki bekal

untuk berkarir.

Setelah menyelesaikan pendidikan formal, pada umumnya dewasa awal

memasuki dunia kerja untuk menerapkan ilmu dan keahlian mereka. Mereka

berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta

memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Jika mereka merasa cocok

dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat

kerja. Sebaliknya, bila tidak atau belum cocok antara minat/ bakat dengan jenis

pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan

selera. Masa dewasa awal adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan

semangat yang membara dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing

Page 60: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

41

dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi

kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu

memberi kehidupan yang makmur sejahtera bagi keluarganya.

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahawa seorang mahasiswa harus

menyiapkan dirinya untuk dapat bekerja sehingga dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya serta dapat melanjutkan tugas perkembangan selanjutnya. Salah satu

caranya adalah dengan menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

diharapkan dapat merealisasikan dan mewujudkan suatu tujuan pendidikan

nasional. Perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan bakat dan minat

mahasiswa melalui pengembangan kegiatan kemahasiswaan. Melalui berbagai

kegiatan kemahasiswaan diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas

kemampuan intelektual dan kemampuan sikap. Hal ini tercantum dalam salah satu

tujuan dari UNNES tahun 2016 ini adalah menghasilkan tenaga akademik,

profesi, dan vokasi yang memiliki kompetensi unngul.

Universitas Negeri Semarang merupakan salah satu perguruan tinggi eks-

IKIP yang statusnya meningkat menjadi Universitas. Kampus utamanya terletak

di wilayah Sekaran, Gunung Pati, Kota Semarang. Kampus lainnya terletak di

Ngaliyan, Bendan Ngisor dan Tegal. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan No. 278/O/1999 tentang organisasi dan tata kerja Unnes dan No.

255/O/2000 tentang statute Unnes, nama-nama fakultas dilingkunganUnnes yang

terdiri atas delapan fakultas adalah Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Bahasa

dan Seni, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Page 61: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

42

Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Keolahragaan, dan Program Pasca Sarjana.

Kemudian pada tanggal 29 Juni 2006 berdirilah Fakultas Ekonomi dan Fakultas

Hukum pada tanggal 14 Desember 2007.

Berdasarkan penjelasan di atas kesimpulan dari mahasiswa semester

delapan di Universitas Negeri Semarang adalah peserta didik yang terdaftar dan

belajar di Universitas Negeri Semarang yang sedang berada dalam masa

pekermbangan dewasa awal yakni pada rentang usia 20-24 tahun yang memiliki

tugas untuk menyelesaikan pendidikan dan menyiapkan diri untuk dapat bekerja

sesuai dengan bidang dan keahliannya.

1.2.2. Dunia Kerja

Kerja adalah proses penciptaan atau pembentukan nilai baru pada suatu

unit sumber daya, pengubahan atau penambahan nilai pada unit alat pemenuhan

kebutuhan yang ada (Taliziduhu, 1997: 4), sehingga dunia kerja adalah

lingkungan tau lapangan kegiatan seseorang untuk menyelesaikan atau

mengerjakan sesuatu yang menghasilan alat pemenuhan kebutuhan yang ada

seperti barang atau jasa dan memperoleh bayaran atau upah. Cara untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya dilakukan seseorang dengan cara bekerja yang

baik dan sesuai dengan bidang kompetensiya agar dapat menikmati pekerjaannya.

Karena sering kali, seorang pekerja yang memiliki keahlian pada bidang tugasnya

belum akan efisien tugasnya jika tidak diimbangi dengan karakter diri yang

memadai. Sebagai contoh seorang Psikolog yang terampil dalam melakukan terapi

pada kliennya tetapi tidak diimbagi dengan sikap ramah pada kliennya maka hal

Page 62: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

43

tersebut akan menghambat hubungannya dengan klien yang berdampak pada

efisiensi kerjanya. Oleh sebab itu perlu adanya kesadaran bagi para lulusan yang

akan bekerja untuk dapat meningkatkan kompetensi karakter diri/soft skill

disamping telah memiliki kompetensi keterampilan diri/hard skill. Dengan

demikian akan tecapai efisiensi dan prestasi kerja yang maksimal sebagaimana

yang diharapkan dalam dunia kerja.

Seorang mahasiswa dikatakan siap dalam menghadapi dunia kerja apabila

dalam lapangan pekerjaan yang ia tekuni sesuai dengan keterampilan yang

dimiliki, baik itu hard skill maupun soft skill yang dimilikinya. Sebab dengan

keterampilan tersebut seorang mahasiswa yang nantinya menjadi seorang tenaga

kerja dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga

akan meningkatkan produktifitas kerja pada pekerjaan yang akan di geluti. Tenaga

kerja yang tidak sesuai akan merugikan organisasi atau perusahaan karena

produktifitasnya rendah. Hal tersebut dapat di antisipasi dengan cara seorang

mahasiswa sebelum kerja harus mempersiapkan diri sebab pekerjaan yang ada

dalam lapangan kerja memiliki persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi.

Ketika seorang calon pekerja yang tidak memiliki atau tidak memenuhi syarat

dalam kualifikasi suatu jabatan maka mereka akan tersingkir dari persaingan

dalam mendapatkan suatu pekerjaan sehingga perlu sekali jika mahasiswa harus

menyiapkan dirinya baik dengan hard skill maupun dengan soft skillnya.

Page 63: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

44

1.3. Soft skill Mahasiswa dalam Menghadapi Dunia Kerja

Soft skill merupakan keterampilan afektif yang dimiliki seseorang untuk

dapat berinteraksi dengan orang lain, keterampilan mengatur dirinya sendiri

maupun kemampuan untuk menanggani permasalahan dalam kehidupannya.

Sedangkan pengertian mahasiswa semester delapan dalam menghadapi dunia

kerja adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Universitas Negeri

Semarang yang sedang berada dalam masa pekermbangan dewasa awal yakni

pada rentang usia 20-24 tahun yang memiliki tugas untuk menyelesaikan

pendidikan serta menyiapkan diri untuk bekerja sesuai dengan bidang dan

keahliannya.

Soft skill pada dunia kerja sangatlah dibutuhkan yani sebanyak 82% dan

hardskill sebanyak 18% (NACE, 2005). Namun kenyataan di lapangan

menunjukkan adanya kesenjagaan yakni menurut Sailah (2008:9) menunjukkan

bahwa Pendidikan tinggi di Indonesia masih memberikan porsi lebih rendah

pembelajaran yang berorientasi soft skill yakni sebesar 10 % dan hard skill

sebesar 90%, selain itu fakta yang di dapatkan pada studi awal yang telah

dilakukan dengan wawancara terbatas pada 10 mahasiswa semester tujuh juga

menunjukkan bahwa soft skill yang dimiliki mahasiswa cenderung rendah dan

masih bingung antara soft skill dan hard skill, serta masih kurangnya kegiatan

extrakampus untuk peningkatan soft skill sehingga menimbulkan kesenjangan

antara soft skill yang dibutuhkan dunia kerja dengan yang dimiliki oleh

mahasiswa.

Page 64: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

45

Atribut soft skill yang dibutuhkan oleh pasar kerja adalah komunikasi,

integritas, bekerjasama/kerja tim, interpersonal, etos kerja yang baik, inisitaif,

mampu beradaptasi dengan baik, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada

detail, kepemimpinan, percaya diri, sopan/etika, bijaksana, kreatif, humoris serta

kemampuan berwirausaha. Atribut-atribut inilah yang harus dimiliki oleh

mahasiswa semester delapan yakni mahasiswa yang dalam masa studinya

seharusnya sedang menyelesaikan tugas akhirnya dan bersiap untuk menghadapi

dunia kerja.

Kesimpulannya soft skill mahasiswa semester delapan di Universitas

Negeri Semarang adalah keterampilan afektif yang dimiliki mahasiswa yang dapat

membantu mahasiswa dalam berinteraksi dengan orang lain, keterampilan

mengatur dirinya sendiri maupun kemampuan untuk menanggani permasalahan

seperti komunikasi, integritas, bekerjasama/kerja tim, interpersonal, etos kerja

yang baik, inisitaif, mampu beradaptasi dengan baik, kemampuan berorganisasi,

berorientasi pada detail, kepemimpinan, percaya diri, sopan/etika, bijaksana,

kreatif, humoris serta kemampuan berwirausaha sehingga dapat mendatangkan

kesejahteraan dan kenyamanan bagi dirinya sendiri dan lingkungan baik di dalam

pembelajaran maupun dalam kegiatan menyiapkan diri dalam bekerja untuk

memenuhi kehidupannya. Soft skill tersebut mencakup dapat di gambarkan dalam

diagram 2.1.

Page 65: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

46

Diagram 2.1.

Soft skill yang harus dimiliki mahasiswa

dalam mengadapi dunia kerja

Persaingan di Dunia Kerja

Dunia kerja membutuhkan kemampuan soft skill sebesar 82% dan hard skill sebesar

18% (NACE, 2005)

Permasalahan:

Pend.tinggi di Indonesia masih memberikan porsi lebih rendah pembelajaran yang

berorientasi soft skill yakni sebesar 10 % dan hard skill sebesar 90% (Sailah, 2008:9).

Mhs semester delapan masih belum memahami mengenai pentingnya

mengembangkan soft skill (Studi Pendahuluan)

Belum diketahui gambaran kemampuan soft skill mahasiswa semester delapan

UNNES dalam menghadapi dunia kerja

Masih perlunya ditambahkan kegiatan extrakampus untuk peningkatan soft skill bagi

Mahasiswa

Soft skill : komunikasi, integritas, bekerja

sama, keterampilan interpersonal, etos

kerja yang baik, inisiatif, mampu

beradaptasi, kemampuan berorganisasi,

berorientasi pada detail, kepemimpinan,

percaya diri, sopan/etika, bijaksana,

kreatif, humoris, kemampuan

berwirausaha.

Mahasiswa siap menghadapi dunia kerja

Hard skill :

Kognitif : Analitikal, Indeks

Prestasi >0,30

Psikomotor : Komputer

Page 66: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

174

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat

diperoleh simpulan sebagai berikut:

Soft skill yang dimiliki oleh mahasiswa semester delapan Universitas Negeri

Semarang memiliki gambaran secara umum pada kategori tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa mahasiswa telah mampu mengatur dirinya sendiri untuk

dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga dapat bermanfaat dalam pemecahan

masalah dalam kehidupannya. Hal tersebut juga menandakan bahwa mahasiswa

semester delapan telah siap untuk menghadapi dunia kerja serta mampu

menerapkan ilmu dan keterampilannya di masyarakat.

Soft skill yang tinggi ini didasarkan pada 16 atribut yang dimiliki oleh setiap

mahasiswa yaitu komunikasi, integritas, bekerjasama, keterampilan interpersonal,

etos kerja, inisiatif, mampu beradaptasi, keterampilan berorganisasi, berorientasi

pada detail, kepemimpinan, percaya diri, sopan/beretika, bijaksana, kreatif,

humoris dan kemampuan berwirausaha. Atribut yang paling tinggi dimiliki oleh

mahasiswa semester delapan adalah atribut etos kerja, sedangkan atribut yang

memiliki persentase terendah adalah kemampuan berorganisasi dan kemampuan

berwirausaha.

Page 67: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

175

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian di atas, saran yang dapat peneliti diberikan

kepada univeristas adalah diharapkan untuk dapat memberikan kegiatan berupa

seminar atau pelatihan yang lebih menekankan pada peningkatan kemampuan

berorganisasi dan kemampuan berwirausaha dengan cara menambah kegiatan

pada lembaga kemahasiswaan serta diharapkan memberikan pendidikan

kewirausahaan pada mata kuliah wajib sehingga diharapkan ketika mahasiswa

telah lulus sudah memiliki bekal yang mumpumi selain penguasaan ilmu yang

sesuai program studi. Saran yang diperuntukkan pada mahasiswa diharapkan

untuk lebih menyiapkan kemampuan soft skill yang harus dimilikinya dengan

pelatihan, pengembangan ataupun dengan aktif dalam organisasi supaya

kemampuan-kemampuan dalam berorganisasi juga meningkat, selain itu mencoba

berwirausaha juga akan mendatangkan banyak manfaat sehingga kedepannnya

lebih siap untuk terjun ke dunia kerja dengan cara meningkatkan kompetensi yang

dimiliki serta menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Untuk peneliti

selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan variabel yang

lebih beragam hingga penelitian ini akan lebih maksimal, atau lebih khusus pada

atribut kemampuan berorganisasi dan kemapuan berwirausaha agar bisa

mengetahui lebih detail sebab kedua atribut memiliki persentase yang rendah.

Page 68: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

176

DAFTAR PUSTAKA

Agustin. (2014). Kemampuan Softskills mahasiswa program studi Pendidikan

guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani angkatan tahun 2011 FIK UNY.

Skripsi.

Anoraga, P. (2009). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2002). Metode Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Elfindri, dkk. (2011). Softskills Untuk Pendidik. Jakarta: Badouse Media.

Endang Purwoastuti, E. S. (2015). Perilaku dan Softskills Kesehatan : Panduan

Untuk Tenaga Kesehatan (Perawat dan Bidan). Yogyakarta: Pustaka Baru

Press.

Fatrika Fahmi, H. Y. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Minat

Berwirausaha Mahasiswa dengan Teknik SEM. Jurnal Matematika, 5-12.

Hadi, S. (2004). Statistik jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Hartanti. (2002). Peran Sense of Humor dan Dukungan Sosial pada tingkat

Depresi Penderita Dewasa Pascastrroke. Anima, Indonesian Psycholgical

Journal, 107-119.

Hartanti. (2008). Apakah Selera Humor Menurunkan Stres? Sebuah Meta-analisis.

Anima, Indonesian Psychological Journal, 38-55.

Hartiti, E. (2016). Gambaran SoftSkill Mahasiswa Sarjana Perawat Di FIKKES

Universitas Muhammadiyah Semarang. 366-374.

Indonesia, D. P. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka.

Johani Helena, B. T. (2016). An Investigation Into The Softskills That Emlpoyers

In Zimbabwe Expert Graduate Jobseekers To Prosess : A Study Og Five

Companies Under The Industrial Development Corporation Of Zimbabwe

(Limited) Group. 1-20.

Page 69: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

177

Kartodrijo, S. (1994). Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Press.

Marwanti. (2006). Studi tentang Soft skill dan Kesiapan Kerja sebagai Tenaga

Kerja Professional Bidang Boga Mahasiswa Pendidikan Tata Boga Jurusan

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. 1-16.

Mudlofir, A. (2012). Pendidik Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi

Putra, P. (2005). Sukses dengan Softskills : bagaimana meningkatkan kemampuan

interaksi sosial sejak kuliah. Bandung: Direktorat Pendidikan ITB.

Risnawita, M. N. (2010). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sailah, I. (2008). Pengembangan SoftSkills di Perguruan Tinggi. Jakarta:

Direktorat Jendral Perguruan Tinggi.

Santrock, J. W. (2012). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup).

Jakarta: Erlangga.

Seetha, N. (2014). Are SoftSkills Important in the Workplace? A Preliminary

Investigation in Malaysia. 44-56.

Shaheen Majid, d. (2012). Importance of Softskills for Education and Craeer

Succes. 1036-1042.

Siswoyo, Dwi dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Sitedi Unnes, 2017. Rekapitulasi data skripsi.

http://skripsi.unnes.ac.id/v2/primer/admin.aspx#rekapitulasi. Diakses 27

Desember 2016.

Spencer, L. S. (1993). Competence at Work For Superior Performance. Canada:

John Wiley & Sons, Inc.

Stevani. (2015). Pengaruh praktik kerja industri (Prakerin) dan ketrampilan siswa

terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa administrasi perkantoran

SMK N 3 Padang. 184-193.

Sucipta, I. N. (2009). Holistik Softskills. Denpasar: Udayana University Press.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Page 70: SOFT SKILL MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

178

Sugiyono. (2012).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Taliziduhu. (1999). Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia .

Jakarta: Rineka Cipta.

Tirtawinata, C. M. (2014). Karakter yang diperlukan dunia kerja dalam

menghadapi pasa bebas ASEAN 2015. 483-493.

Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Widhiarso. (2009). SoftSkills Mahasiswa. Retrieved November 12, 2016, from

http://widhiarso.staff.ugm.ac.id